• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA BLAZER WANITA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 1 LAGUBOTI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA BLAZER WANITA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 1 LAGUBOTI."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

TATA BUSANA SMK NEGERI 1

LAGUBOTI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh:

LETA SIMANJUNTAK

5101143008

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Leta Simanjuntak (5101143008). Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Laguboti. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui hasil belajar membuat pola blazer wanita dengan tanpa menggunakan metode problem solving di kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Laguboti. 2) Untuk mengetahui hasil belajar membuat pola blazer wanita setelah menggunakan metode problem solving di kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Laguboti. 3) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh hasil belajar membuat pola blazer wanita dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving siswa kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Laguboti.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Laguboti sebanyak tiga kelas dengan jumlah 65 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan beberapa pertimbangan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol pada kelas XI TB-1 dan Kelas XI TB-2, dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Experiment).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar membuat pola blazer wanita dengan menggunakan metode problem solving diperoleh nilai rata-rata sebesar 91,86 dan standar deviasi 4,6 dengan memiliki kecenderungan nilai yang tinggi yaitu 43,48%. Sedangkan hasil belajar membuat pola blazer wanita tanpa

menggunakan metode problem solving diperoleh nilai rata-rata sebesar 70 dan standar deviasi 6,25 dengan memiliki kecenderungan nilai yang rendah yaitu 41,66 %. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh

nilai U1= 546,5 dan U2 pada taraf signifikan 0,005 sebesar 5,5. Dengan demikian

U1 > U2 atau 546,5 > 5,5. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat

Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Laguboti. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa Pengaruh Metode Problem Solving baik digunakan di SMK Negeri 1 Laguboti terutama dalam mata pelajaran membuat pola blazer.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkapkan Pengaruh Metode Problem Solving

Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Laguboti.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata

bahasa, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Armaini Rambe, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu memberikan bimbingan, arahan, dukungan, semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, ayahanda terkasih Bapak Usman Simanjuntak dan

Ibunda terkasih Berliana Parhusip yang selalu memberikan kasih sayangnya yang melimpah, moral, material, motivasi, kesabaran, dan dukungan positif serta doa

yang tiada hentinya diberikan kepada penulis.

Pada kesempatan ini juga tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

(7)

2. Ibu Dr. Rosnelli, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.

4. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si, selaku sekretaris Jurusan PKK Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Nurmaya Napitu, M.Si, selaku Ketua Prodi PKK Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.

6. Ibu Dra. Ermidawati, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik

sekaligus Dosen Penguji yang telah banyak memberi masukan dan arahan kepada penulis.

7. Ibu Dra. Halida Hanim, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Juliarti, M.Si, selaku dosen penguji yang telah banyak memberi

masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

(8)

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju keberhasilan dalam dunia pendidikan. Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas

segala bentuk dan perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2017

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK………...……i

KATA PENGANTAR ... .ii

DAFTAR ISI………...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah……….…. 10

E. Tujuan Penelitian………...10

F. Manfaaat Penelitian……….. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis……….. 12

1. Metode Problem Solving……… 12

2. Metode Konvensional ... 24

3. Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita………... 27

3.1Hasil Belajar... 27

a. Ciri-ciri Belajar... 29

b. Ciri-ciri Perilaku Belajar... 30

(10)

a. Pengertian Blazer... 32

b. Alat dan Bahan Menggambar Pola... 38

c. Tanda-tanda Garis Dalam Membuat Pola... 40

d. Cara Mengambil Ukuran... 41

e. Ukuran Badan... 46

f. Membuat Pola Blazer... 46

1. Desain Blazer... 48

B. Penelitian Yang Relevan... 59

C. Kerangka Berfikir... 61

D. Hipotesis Penelitian... 63

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 64

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian... 65

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 65

1. Populasi Penelitian... 65

2. Sampel Penelitian... 66

D. Metode Penelitian... 67

(11)

1. Variabel Penelitian... 68

2. Definisi Operasional... 68

F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data... 69

1. Uji Validitas Lembar Pengamatan... 76

2. Uji Kesepakatan Pengamat... 76

3. Teknik Analisis Data... 78

1. Deskripsi Data... 78

2. Pengujian Hipotesis... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian... 80

1. Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Dengan Menggunakan Metode Problem Solving... 80

2. Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Tanpa Menggunakan Metode Problem Solving... 82

B. Tingkat Kecenderungan Penelitian... 83

1. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Dengan Menggunakan Metode Problem Solving... 83

2. Tingkat Kecendeungan Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Tanpa Dengan Menggunakan Metode Problem Solving... 84

C. Pengujian Hipotesis... 85

(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 90

B. Saran... 90

(13)

DAFTAR TABEL

1. Data Hasil Belajar Membuat Pola Blazer... 4

2. Alat dan Bahan Menggambar Pola... 38

3. Cara Mengambil Ukuran... 42

4. Desain Penelitian... 64

5. Populasi Penelitian... 66

6. Jumlah Sampel Penelitian... 67

7. Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Hasil Belajar Membuat Pola Blazer... 70

8. Lembar Kriteria Penilaian Pengamatan... 71

9. Distribusi Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Dengan Menggunakan Metode Problem Solving... 81

10.Distribusi Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Tanpa Menggunakan Metode Problem Solving... 82

11.Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Dengan Menggunakan Metode Problem Solving... 84

12. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Tanpa Menggunakan Metode Problem Solving... 85

13.Pengujian Hipotesis... 85

(14)

DAFTAR GAMBAR

1. Desain Blazer... 48

2. Pola Dasar Wanita... 50

3. Pola Dasar Lengan... 52

4. Merubah Model Blazer... 54

5. Merubah Pola Lengan Blazer... 55

6. Uraian Pola Blazer... 56

7. Uraian Pola Lengan Blazer, Kerah dan Saku Vest... 57

8. Rancangan Bahan... 58

9. Histogram Data Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Dengan Menggunakan Metode Problem Solving... 81

(15)

xi DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus... 94

2. RPP Kelas Kontrol... 96

3. RPP Kelas Eksperimen... 100

4. Data Hasil Membuat Pola Blazer Wanita Menggunakan Metode Problem Solving... 105

5. Data Hasil Membuat Pola Blazer Wanita Tanpa Menggunakan Metode Problem Solving... 110

6. Rekapitulasi Data Hasil Membuat Pola Blazer Wanita Menggunakan Metode Problem Solving... 115

7.Rekapitulasi Data Hasil Membuat Pola Blazer Wanita Tanpa Menggunakan Metode Problem Solving... 117

8. Uji Coba Kesepakatan Lembar Pengamatan... 118

9. Deskripsi Data Penelitian... 120

10. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 124

11. Pengujian Hipotesis... 128

12. Tabel Distribusi Mann-Whitney... 132

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang-undang dasar 1945

salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan sarana paling tepat untuk mewujudkan tujuan tersebut, sebab kemajuan dan masa depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti

kemajuan pengetahuan dan teknologi.

Pada dunia pendidikan pada saat ini ditemukan berbagai permasalahan

yang cukup komplek. Masalah tersebut biasa dialami oleh peserta didik maupun bagi pendidik sendiri. Dalam situasi tertentu kadang-kadang individu dihadapkan pada kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya. Masalah-masalah ini timbul

karena individu merasa kurang berhasil menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang ada dalam dirinya. Misalnya konflik yang berlarut-larut,

gejala-gejala frustasi atau neorusa yang merupakan salah satu sumber timbulnya masalah pribadi. Masalah ini banyak dialami oleh para remaja pada waktu menjelang masaadolensi(perkembangan/pertumbuhan)yang ditandai dengan

adanya perubahan-perubahan yang cepat baik fisik maupun mental.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga

(17)

melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi. SMK sebagai lembaga memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan lapangan

kerja yang ada, dan SMK para peserta didik dididik dan dilatih keterampilan agar profesional dalam bidang keahliannya masing-masing.

Dengan tujuan SMK dalam mewujudkan tujuan nasional, masih banyak masalah yang dihadapi,salah satunya adalah masalah efektifitas pendidikan. Masalah efektifitas pendidikan adalah masalah yang berkenaan

dengan hubungan antara hasil pendidikan dengan tujuan atau sasaran pendidikan yang diharapkan. Meskipun demikian, telah diusahakan berbagai upaya dalam

mengatasi masalah tersebut yang mencakup semua komponen pendidikan meliputi pembaharuan kurikulum, proses belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku pengajaran, sarana belajar, penyempurnaan sistem

penilaian, dan usaha-usaha yang berkenaan dengan peningkatan kualitas pendidikan.

Bidang keahlian Tata Busana adalah salah satu program keahlian yang ada di SMK yang membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompoten dalam hal : 1) megukur, membuat pola, menjahit, dan

menyelesaikan busana; 2) memilih bahan tekstil dan bahan pembantu secara tepat; 3) menggambar macam-macam busana sesuai kesempatan; 4) menghias busana

sesuai desain; 5) mengelola usaha di bidang busana.

(18)

ini memiliki 4 kompetensi keahlian yaitu : 1). Tata Busana, 2). Kriya Tekstil, 3). Kriya Kayu, dan 4). Kriya Logam. Salah satu materi dari mata pelajaran membuat

pola busana yang harus dicapai oleh setiap siswa Jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 Laguboti adalah membuat pola blazer.

Lulusan SMK yang berkualitas dapat diketahui melalui penguasaan kemampuan kerja (kompetensi), yang meliputi penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Salah satu kompetensi dasar yang diberikan oleh SMK

Negeri 1 Laguboti kepada siswa, khususnya siswa Jurusan Tata Busana adalah kompetensi dasar membuat pola blazer. Kompetensi pelajaran ini membahas

materi membuat pola blazer. Pelajaran ini diterima oleh siswa di kelas XI jurusan tata busana.Mata pelajaran membuat pola blazer merupakan salah satu mata

pelajaran produktif pada jurusan tata busana yang terdiri dari pengajaran tentang teori dan praktek.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMK Negeri 1 Laguboti

dengan salah satu guru bidang studi membuat pola Erni Trivolani (2015) kelas XI Jurusan Tata Busana bahwasannya guru cenderung menggunakan metode

pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas). Kegiatan mengajar terfokus pada guru dan sebagian besar waktu pelajaran digunakan siswa untuk mendengar dan mencatat penjelasan guru, sehingga proses

belajar mengajar tidak efektif yangmengakibatkan proses pembelajaran menjadi satu arah, jenuh dan membosankansehingga siswa kurang aktif dalam proses

(19)

terutama dibagian merubah model blazer, hal ini dibuktikan dengan adanya data yang diperoleh, menunjukkan bahwa nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

siswa belum mencapai dengan baik. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan di SMK Negeri 1 Laguboti yaitu 70. Dalam hal ini menurut

pengamatan penulis di sekolah metode pembelajaran guru masih bersifat konvensional sehingga menyebabkan hasil belajar pada pokok bahasan membuat

pola blazer masih rendah.

Dari dokumentasi nilai mata pelajaran membuat pola khususnya membuatpola blazer yang diperoleh, terdapat nilai-nilai siswa berdasarkan

ketentuan penilaian yang berlaku di SMK Negeri 1 Laguboti pada 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel. 1 Data Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK N 1 Laguboti

No Tahun Jumlah

(20)

Dari daftar nilai diatas dapat disimpulkan hasil belajar siswa masih rendah yaitu: pada tahun ajaran 2012/2013 siswa mememperoleh 90-100 sebanyak 4

orang (6,4%) dari 62 orang, yang memperoleh nilai 80-89 yaitu sebanyak 22 orang (35,4%) dan yang memperoleh nilai 70-79 yaitu sebanyak 16 orang (25,8%)

serta yang memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 20 orang (32,2%). Pada tahun ajaran 2013/2014 siswa yang memperoleh nilai 90-100 sebanyak 9 orang (13,2%) dari 68 orang, yang memperoleh nilai 80-89 yaitu sebanyak 23 orang (33,8%),

dan yang memperoleh nilai 70-79 yaitu sebanyak 11 orang (16,1%)serta yang memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 25 orang (36,7%). Pada tahun ajaran

2014/2015 yang memperoleh nilai 90-100 sebanyak 7 orang (10,7%) dari 65 orang, yang memperoleh nilai 80-89 sebanyak 25 orang (38,4%) dan yang

memperoleh nilai 70-79 yaitu sebanyak 15 orang (23,0%) serta yang memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 18 orang (27,6%) nilai ketuntasan di SMK N 1 Laguboti adalah 70 sehingga siswa yang memperoleh nilai dibawah 70 dinyatakan

tidak lulus mata pelajaran (tidak tuntas). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Untuk itu salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan

di atas diusahakan perbaikan pembelajaran siswa dengan lebih memfokuskan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa yaitu dengan menerapkan metode

pembelajaran Problem Solving. Metode pembelajaran problem solving ini memiliki karakteristik sebagai satu model pembelajaran yang berpusat ke pada

(21)

memberi informasi karena tugas guru mengelola kelas sebagai tim yang saling

bekerjasama.

Slameto (2010) mengatakan rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor

yangberasal dari dalam diri siswa sendiri seperti kesehatan, keterbatasan anggota tubuh, minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan dan kemampuan kognitif. Faktor ekstern adalah suatu faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi

kurikulum,guru, bahan pembelajaran, model pembelajaran, sarana danprasarana, sumber belajar, pendekatan, teknik, taktik yang digunakan selamaproses belajar

mengajar dan strategi belajar. Maka untuk mengantisipasi masalah ini perlu ditemukan solusi pemecahan masalahnya yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggaretta (2014)

yang menyatakan bahwa menerapkan pembelajaran menggunakan metode problem solving sebagai salah satu variasi dalam metode pembelajaran

diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada saat praktik.

Setiawan (2008) mengemukakan problem solvingadalah suatu cara

menyajikan pelajaran dengan mendorong pesrta didik untuk mencari atau

memecahkan suatu masalah/persoalandalam rangka pencapaian tujuan

pengajaran. Menurut Abdurrahman (2003), “Pemecahan masalah menekankan

pada pengajaran untuk berfikir tentang cara memecahkan masalah dan

(22)

Penyelesaian masalah menurut Gulo (2012) dapat dilakukan melalui enam

tahap yaitu ; 1) Merumuskan masalah, 2) Menelaah masalah, 3) Merumuskan

hipotesis, 4) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai

bahan pembuktian hipotesis,5) Pembuktian hipotesis, 6) Menentukan pilihan

penyelesaian. Pendekatan problem solving memiliki karakteristik tersendiri,

dalam pembelajaran matematika problem solving memiliki peran penting, namun

dalam problem solving terdapat kelebihan dan kelemahannya.

Adapun keunggulan metode pembelajaran problem solving diantaranya yaitu:1) melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, 2) berpikir dan

bertindak kreatif, 3) memecahkan masalah yang di hadapi secara realistis, 4) mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, 5) menafsirkan dan mengevaluasi

hasil pengamatan, 6) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, 7) serta dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia kerja.

Djamara (2006 ) mengatakan bahwa metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat

menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Menurut N.Sudirman (2010) metode problem solving adalah cara

penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari

(23)

dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2011) menyatakan pada metode

pemecahan masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa – peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang

berlaku.

Metode problem solving sebagai satu caraatau teknik untuk penyajian bahan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari, berfikir dan

memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam menerima materi

pelajaran dan dalam pelaksanaan tugas praktek. Metode Problem solving merupakan metode pembelajaran yang dapat membantu dalam pembelajaran membuat pola blazer karena mempunyai kelebihan antara lain: 1) Mendidik siswa

untuk berpikir secara sistematis, 2) Mendidik berpikir untuk mencari sebab akibat, 3) Menjadi terbuka untuk berbagai pendapat dan mampu membuat pertimbangan

untuk memilih suatu ketetapan, 4) Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan atau masalah, 5) Tidak lekas putus asa jika menghadapi suatu masalah, 6) Belajar bertindak atas dasar suatu rencana yang matang, 7) Belajar

bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkan dalam menyelesaikan suatu masalah, 8) Tidak merasa hanya bergangtung pada pendapat guru saja, 9)

Belajar menganalisa suatu persoalan dari berbagai segi, dan 10) Mendidik suatu sikap hidup, bahwa setiap kesulitan ada jalan pemecahannya jika dihadapi dengan

(24)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yangberjudul:“Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Wanita Siswa Kelas XI Jurusan Tata BusanaSMK Negeri 1 Laguboti”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah antara lain: dari hasil observasi di sekolah SMK Negeri 1 Laguboti di dapatkan bahwa nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) siswa yaitu 70 belum mencapai dengan baik pada mata pelajaran membuat pola blazer,

sebagian dari siswamengalami kesulitan dalam teknikmembuat pola blazer terutama dibagian merubah model blazer, penggunaan metode mengajar yang masih kurang variatif sehingga siswa kurang aktif dalam poses belajar mengajar.

Kegiatan mengajar terfokus pada guru dan sebagian besar waktu pelajaran digunakan siswa untuk mendengar dan mencatat penjelasan guru, sehingga proses

belajar mengajar tidak efektif yangmengakibatkan proses pembelajaran menjadi satu arah, jenuh dan membosankan.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi dan latar belakang masalah, maka penelitian ini dibatasi pada :

(25)

2. Metode yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran membuat pola blazer adalah metode problem solving yang dilaksanakan siswa kelas XI

Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Laguboti

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar membuat pola blazer wanitatanpa menggunakan

metode problem solving siswa kelas XI Jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 Laguboti?

2. Bagaimanakah hasil belajar membuat pola blazer wanita dengan menggunakan metode problem solving siswa kelas XI Jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 Laguboti?

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap hasil belajar membuat pola blazer siswa kelas XIJurusan Tata Busana di SMK

Negeri 1 Laguboti?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui hasil belajar membuat pola blazerwanita siswa kelas XI Jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 Laguboti.

2. Untuk mengetahui hasil belajar membuat pola blazer wanita dengan menggunakan metode problem solving siswa kelas XIJurusan Tata Busana di

(26)

3. Untuk mengetahuipengaruh penggunaan metode problem solving terhadap hasil belajar membuat pola blazerwanita siswa kelas XIJurusan Tata Busana di

SMK Negeri 1 Laguboti.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat membantu pembelajaran peserta didik untuk

meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode problem solving.

2. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Sekolah

Sebagai sumber informasi dalam mengadakan perubahan cara mengajar menuju arah yang lebih baik lagi.

4. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang prosedur penyusunan dan pelaksanaan penelitian dan sebagai masukan dan perbandingan bagi penelitian

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dibab IV, maka dapat

diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar membuat pola blazer wanitamenggunakan metode problem solving siswa kelas XI Jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 Laguboti

cenderung Tinggi (69,56%).

2. Hasilbelajar membuat pola blazer wanitatanpa menggunakan metode

problem solving siswa kelas XI Jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1

Laguboti cenderung rendah (54,16%).

3. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode problem solving terhadap hasil belajar membuat pola blazerwanita siswa kelas XIJurusan

Tata Busana di SMK Negeri 1 Laguboti dimana nilai u1>u2atau 546,5>5,5.

B.Saran

1. Diharapkan guru menggunakan metode pembelajaran problem solving

serta melakukan pengembangan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan bervariasi dengan menggunakan beberapa media khusus dalam mempelajari materi membuat pola blazer wanita sehingga siswa lebih

(28)

2. Diharapkan kepada siswa agar mempelajari dengan baik teori pembuatan pola blazer wanita dengan baik, sehingga mampu membuat pola blazer

wanita dengan lebih baik.

3. Dari hasil penelitian terdapat pengaruh hasil belajar membuat pola blazer

wanita dengan metode pembelajaran problem solving sehingga diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode pembelajaran problem solving khususnya dalampembelajaran membuat pola blazer

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Ciputat: PT. Ciputat Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Aris Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Baharuddin dan Wahyuni, E. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:

ARR-RUZ Media

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Ernawati, dkk. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan

Goet Poespo. (2001). Model dan Pola Pakaian Santai. Yogyakarta: KANISIUS

Gulo,W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grassindo

Hamalik (2010) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Kurnia & Aminah. (2012). Menjahit Pakaian Wanita dan Anak. Jakarta: Karya

Utama

Mia Himawan & Syifa Siti Patimah. (2014). Teknik Desain Busana Dari Pola

Hingga Jadi. Jakarta: Prima.

Muhammad Rohman dan Sofan Amri. (2013). Strategi dan Desain Pengembangan

(30)

Pratiwi, Djati.(2001). PolaDasardanPecahPolaBusana. Jakarta:Kanisius

Puspo, S. (2003). Reka Busana Kerja. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Pers

Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:

Nuha Medika

Soekarno Rasmini. (2005). Sistem Costum Made dan Tailoring Tingkat Terampil.

Jakarta: PT Grasindo.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineke Cipta

Sudjana, nana. (2011). DasarDasar Proses Belajar Megajar. Bandung :

Algensindo

Gambar

Tabel. 1 Data Hasil Belajar Membuat Pola Blazer Siswa Kelas XI Jurusan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membuat pola blus mata pelajaran membuat pola busana wanita pada siswa kelas XI yang

Dasar Wanita Dengan Kemampuan Merubah Pola Rompi Pada Siswa Kelas X Jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 Pematang Siantar.. Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui

Peran Industri Dalam Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Siswa Jurusan Tata Busana SMK Negeri 6 Semarang. Prodi PKK Konsentrasi Tata Busana. Jurusan Teknologi Jasa

Peran Industri Dalam Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Siswa Jurusan Tata Busana SMK Negeri 6 Semarang. Prodi PKK Konsentrasi Tata Busana. Jurusan Teknologi Jasa

Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui hasil belajar membuat pola busana pesta remaja dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas XI SMK Negeri 3

Shalikhatus Shofiyah NIM. Pencapaian kompetensi membuat tusuk hias sebelum menggunakan video pada siswa Tata Busana kelas XI di SMK Karya Rini Yogyakarta,

Judul Proyek Akhir : Hubungan Kemandirian Belajar Praktik Industri Dengan Hasil Belajar Busana Wanita Siswa Kelas XII Tata Busana SMK Negeri 1 Pandak. Dengan ini saya

Kelayakan media video pembuatan pola rok dengan aplikasi RP-DGS untuk siswa tata busana kelas XI SMK Negeri 1 Sooko, media pembelajaran yang di validasi pakar materi memperoleh nilai