PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EXPLICIT
INTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR
PEMBUATAN POLA KEMEJA PRIA
SISWA KELAS XI TATA BUSANA
SMK NEGERI 1 STABAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Tata Busana
Oleh
NUR’ASYAH
5121141002
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
iii
ABSTRAK
Nur’Asyah, NIM: 5121141002. Pengaruh Metode Pembelajaran Explicit Intruction Terhadap Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja Pria Siswa Kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat. Program Studi Tata Busana. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Untuk mengetahui hasil belajar pembuatan pola kemeja pria dengan menggunakan metode pembelajaran
explicit instruction pada siswa kelas XI tata Busana SMK Negeri 1 Stabat.2)
Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar pembuatan pola kemeja pria dengan metode pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat, Tahun Ajaran 2016/2017 sebanyak dua kelas yaitu Kelas XI BB1 yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas eksperimen dan XI BB2 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol dengan jumlah keseluruhan 63 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dan di dasari atas informasi yang mendahului tentang keadaan populasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar pembuatan pola kemeja pria tanpa menggunakan metode pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas XI BB2 SMK Negeri 1 Stabat cenderung kurang yaitu 27 siswa ( 84,4 % ), dengan nilai rata-rata 69,59 dan simpangan baku 4,91 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 57. Sedangkan Hasil belajar pembuatan pola kemeja pria menggunakan metode pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas XI BB1 SMK Negeri 1 Stabat cenderung tinggi yaitu 28 siswa ( 90,4 % ) , dengan nilai rata-rata 85,16 dan standar deviasi 3,67 dengan nilai tertinggi 91 dan nilai terendah 74. Dan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar pembuatan pola kemeja pria dengan metode pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas XI BB1 SMK Negeri 1 Stabat dimana nilai thitung > ttabel atau 14,215 > 1,67. Nilai rata-rata hasil belajar pembuatan pola kemeja pria dengan menggunakan metode pembelajaran
explicit instruction lebih tinggi daripada hasil belajar pembuatan pola kemeja pria
tanpa menggunakan metode pembelajaran explicit instruction.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Explicit Intruction terhadap Hasil Belajar
Pembuatan Pola Kemeja Pria Siswa Kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat “. Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak khususnya yang teristimewa ucapan
terima kasih kepada orang tua penulis ayahanda Alm. Darwis dan ibunda terkasih
Nur Lela serta suami tercinta Hendi Syahputra Siregar selalu memberikan kasih
sayangnya, bantuan moril dan materil serta doa yang tak pernah henti diberikan
untuk penulis.
Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Dr Harun Sitompul, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan, dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan sampai
skripsi ini terwujud
5. Ibu Dra. Rasita Purba, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan sehingga skripsi ini
dapat mengarah sempurna.
6. Ibu Dra. Halida Hanim M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah banyak
v
7. Ibu Nining Tristantie S,Pd, M.Des selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat mengarah sempurna.
8. Seluruh dosen – dosen Fakultas Teknik UNIMED , terkhusus kepada dosen
PKK yang telah mengajarkan banyak ilmunya kepada penulis diperkuliahan
9. Kepada pihak sekolah SMK N 1 Stabat , khususnya kepada bapak Ilyas S.Pd
selaku kepala sekolah,ibu Juliana S.Pd selaku ketua prodi beserta guru – guru
yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan skripsi
10. Kepada anak terkasih penulis Al- Ghazali Naufal Siregar, abangda penulis
Hamdani , Darma Sosila dan adik penulis Nurmala , terimakasih untuk semua
dukungan dan doa kalian.
11. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan jurusan PKK stambuk 2012 dan 2011
terimakasih untuk dukungan dan motivasi serta bantuan yang di berikan
kepada penulis selama perinting kuliahan.
Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala keterbatasan
yang ada. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengentahuan dan teknologi menuju keberhasilan dalam dunia pendidikan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya
kepada kita semua. Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas segala bentuk
dan perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 23 Januari 2017
Penulis
Nur ‘Asyah
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perolehan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pembuatan Pola Kemeja Kelas XI Tata Busana SMK
Negeri 1 Stabat ... 5
2. Sintaks Metode Pembelajaran Explicit Intruction... 15
3. Sintaks Metode Pembelajaran Explicit Intruction Pada Pembuatan Pola Kemeja Pria ... 16
4. Keunggulan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Explicit Intruction ... 17
5. Alat dan Bahan Menggambar Pola ... 26
6. Daftar Ukuran Untuk Kemeja Pria ... 30
7. Rancangan Harga ... 40
8. Desain Eksperimen Control Group Post Test-Only Design ... 44
9. Biodata Siswa Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat ... 46
10.Kisi – Kisi Penelitian Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja Pria ... 50
11.Lembar Kriteria Pengamatan ... 51
12.Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 70
13.Distribusi Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja Pria Tanpa Menggunakan Metode Explicit Intruction Siswa Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat ( X1 ) ... 74
x
15.Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Pembuatan pola
kemeja pria Tanpa Menggunakan Metode
Pembelajaran Explicit instruction (X1) ... 77
16.Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Pembuatan pola kemeja pria Dengan Menggunakan Metode Explicit Instruction (X2) ... 78
17.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel penelitian ... 79
18.Uji Homogenitas Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja Pria Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 80
19.Uji kesepakatan pengamat pada kelas kontrol ... 80
20.Uji kesepakatan pengamat pada kelas eksperimen ... 81
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Desain Kemeja Pria ... 23
2. Pita Ukur ... 26
3. Pensil ... 26
4. Skala ... 26
5. Pensil Merah Biru ... 27
6. Penggaris Lurus dan Siku ... 27
7. Gunting ... 27
8. Tanda – Tanda Garis ... 27
9. Cara Mengambil Ukuran ... 29
10.Pola Badan Kemeja ... 31
11.Pola Lengan ... 33
12.Pola Manset ... 34
13.Pola Belahan Bagian Bawah ... 34
14.Pola Belahan Atas ... 35
15.Pola Kerah ... 35
16.Pola kaki kerah (boord) ... 36
17.Uraian Pola Kemeja Lengan Panjang ... 37
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Histogram Data Hasil Belajar Pembuatan pola kemeja
pria Tanpa Menggunakan Metode Pembelajaran Explicit
Instruction ... 75
2. Histogram Data Hasil Belajar Pembuatan pola kemeja
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ... 89
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kovensional ... 97
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Explicit Intruction ... 105
4. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja Pria Pada Kelas Kontrol ... 112
5. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja Pria Pada Kelas Eksperimen ... 114
6. Deskripsi Data Penelitian ... 116
7. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian .... 119
8. Uji Normalitas ... 123
9. Perhitungan Uji Homogenitas ... 125
10.Uji Kesepakatan Pengamat ... 126
11.Pengujian Hipotesis ... 130
12.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi Z ... 132
13.Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 133
14.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F ... 134
15.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi T ... 136
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diperoleh seseorang dari keluarga , sekolah ataupun
masyarakat. Pendidikan adalah upaya atau kegiatan yang bertujuan
meningkatkan kemampuan seseorang dalam segala bidang, meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Suatu hasil pendidikan dianggap
bermutu apabila kemampuan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh siswa
berguna bagi perkembangan selanjutnya, baik pada lembaga pendidikan yang
lebih tinggi, dunia industri, ataupun masyarakat. Mutu pendidikan itu dapat
dicapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan disekolah benar
- benar efektif dan efisien bagi pencapaian pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Salah satu bentuk kebutuhan dalam perkembangan pendidikan untuk
mensukseskan dan melancarkan pembangunan adalah sekolah kejuruan,
dimana sekolah tersebut menuntut siswa untuk memiliki kemampuan ataupun
keahlian yang dimulai dari dasar sampai mereka mahir menurut bidang
kemampuan yang diberikan selama pendidikan berlangsung yang telah
dijalani. Era globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang kreatif,
tangguh dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesuai
dengan Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
2
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilanan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, dan bangsa.
Sama halnya dengan tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
dalam menyempurnakan kurikulum juga dilakukan untuk pencapaian tujuan
pendidikan yang diharapkan. Pada kurikulum yaitu melalui seperangkat
rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan
sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU Sisdiknas Nomor 20
Tahun 2003 yaitu SMK merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Selain itu ,dalam kurikulum SMK ditegaskan mengenai tujuan umum
pendidikan menengah kejuruan antara lain : (1) peserta didik agar dapat
menjalani kehidupan secara umum dan layak , (2) meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan peserta didik , (3) menyiapkan peserta didik agar menjadi
warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (4) menyiapakan peserta
didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat , memiliki wawasan
lingkungan , pengetahuan dan seni.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Stabat tahun ajaran 2016/2017,
dibekali dengan kurikulum 2013. Kurikulum berbasis karakter merupakan
3
berkarakter, siswa dituntut paham atas materi , aktif dalam berdiskusi dan
persentasi serta memiliki sopan santun dan disiplin yang tinggi.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Stabat merupakan sekolah
kejuruan yang memiliki 6 jurusan yaitu Tata Busana, Teknik Otomotif, Teknik
Bangunan, Administrasi, Teknik Komputer, dan Teknik Mesin , yang
memiliki visi, yaitu cerdas, unggul, berprestasi, dan berwawasan lingkungan
berdasarkan iman dan taqwa dan misinya adalah meningkatkan komitmen
dan keunggulan tamatan yang terampil dalam kompetensi standar Nasional /
Internasiol dan mempersiapkan infrastruktur yang memadai dan mendukung
Kompetensi dan menerapkan sistem manajemen mutu adapun salah satu mata
pelajaran di dalam program produktif adalah Pembuatan Pola Kemeja Pria.
Pembuatan Pola Kemeja merupakan pengetahuan dasar bagi seorang
untuk membuat suatu busana. Dalam hal ini sangat penting memperhatikan
teknik pembuatan pola kemeja pria tersebut karena pola adalah dasar untuk
menghasilkan suatu busana yang baik
Pada mata pelajaran pembuatan pola kemeja pria untuk kelas XI di
SMK Negeri 1 Stabat terdapat beberapa kompetensi dasar yang merupakan
bagian dari standar kopetensi SMK Negeri 1 Stabat yang merupakan
pencapaian yang harus dilalui oleh siswa kelas XI agar nantinya dalam
melanjutkan mata pelajaran lainnya, khususnya yang berhubungan dengan tata
busana siswa tidak mengalami kesulitan.
Berdasarkan hasil survei di SMK Negeri 1 Stabat siswa masih kurang
4
dari hasil yang telah ada , hitungannya tidak tepat, tanda- tanda pola tidak
benar, arah serat kain yang tidak sesuai dengan desain, serta cara penentuan
tinggi puncak lengan dan bawah lengan tidak sesuai dengan ukuran yang telah
ada, manset, kerah tidak sesuai dengan ukuran yang ada, sehingga pola
tersebut akan berpengaruh pada tahap yang selanjutnya dan siswa mengakui
bahwa proses pembelajaran dalam membuat pola selama ini sangat monoton
sehingga mengakibatkan hasil belajar yang kurang optimal, siswa merasa
kurang mengerti langkah-langkah pengerjaan pembuat pola sampai dengan
rancangan bahan, minat belajar siswa yang kurang dalam pembuatan pola,
kurangnya partisipasi saat proses pembelajaran masih rendah terlihat dari
siswa masih merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran pembuatan pola,
cenderung pasif, belum termotivasi untuk mengerjakan tugas – tugas, malas –
malasan dalam mengerjakan tugas sehingga mengumpulkan tugas tidak tepat
waktu.dan akibatnya siswa megikuti pembelajaran hanya sebagai suatu
rutinitas dengan hasil belajar berupa pola yang belum sesuai ukuran dan bukan
pemahaman konsep secara nyata bisa diterapkan ketika mereka harus
menghadapi dunia kerja.
Hal ini terbukti berdasarkan hasil praktek pembuatan pola kemeja
yang berjumlah ± 142 siswa kurun waktu tiga tahun terakhir menunjukkan
bahwa nilai rata – rata siswa kelas XI tata busana hanya mencapai tingkat
ketuntasan ± 31 % dengan standar ketuntasan SMK Negeri 1 Stabat yaitu 75.
Dibawah ini dapat dilihat hasil belajar siswa kelas XI tata busana dalam waktu
5
Tabel 1. Perolehan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pembuatan Pola Kemeja Kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat
Tahun
Ajaran Nilai Jumlah Siswa Persentase
2013/2014 <75 ( kurang )
Sumber data : SMK Negeri 1 Stabat
Dari dokumentasi nilai mata pelajaran pembuatan pola kemeja pria
yang memperoleh pada tahun ajaran 2013/2014 dari 40 siswa hanya 30,9 %
yang memperoleh nilai baik. Pada tahun ajaran 2014/2015 dari 42 siswa hanya
26 % yang memperoleh nilai baik. Sedangkan pada tahun ajaran 2015/2016
dari 60 siswa hanya 27,2 % yang memperoleh nilai baik.
Berdasarkan tabel diatas dan wawancara yang telah dilakukan, Salah
satu usaha untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran
pembuatan pola kemeja pria diperlukan pembaharuan metode pembelajaran
yang diterapkan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha memberikan
6
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu, dengan metode pembelajaran Explicit
Intruction.
Metode explicit instruction merupakan suatu pendekatan mengajar
yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar tentang
pembuatan pola dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah
demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut metode pengajaran
langsung. Apabila guru menggunakan metode pengajaran langsung ini, guru
mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan
tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau
keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemons-trasikan
yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa
untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari
serta memberikan umpan balik.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Explicit Intruction
Terhadap Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja Pria Siswa Kelas XI Tata
Busana SMK Negeri 1 Stabat”. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang terjadi sebagai berikut :
1. Siswa kurang mampu dalam menganalisa bagian – bagian desain
2. Siswa kurang mampu dalam membuat pola badan kemeja pria dengan baik
7
3. Siswa kurang mampu dalam membuat tinggi puncak lengan dan bentuk
kerung lengan kemeja sesuai desain
4. Kurangnya kesesuaian bentuk dalam pembuatan pola kerah kemeja
5. Kurangnya ketelitian, kecermatan, dan kerapian siswa dalam pemberian
tanda- tanda pola dan penyusunan pada rancangan bahan
6. Kurangnya kesesuaian ukuran pola manset dan belahan manset
7. Kurangnya kesesuaian uraian pola dan rancangan bahan
8. Metode pembelajaran kovensional yang dipilih masih belum optimal.
9. Aktivitas proses pembuatan pola kemeja pria yang belum efektif dan
maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan permasaahan yang dikemukakan pada latar belakang
masalah dan identifikasi masalah serta untuk memperjelas permasalahan yang
diteliti perlu diadakan pembatasan masalah. Berkaitan dengan itu penulis
membatasi permasalahan ini pada masalah yaitu:
1. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas XI BB1 dan BB2
Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat.
2. Pembuatan pola dibatasi pada pembuatan pola kemeja pria sampai
rancangan bahan dan harga pada kain motif bergaris.
3. Metode pembelajaran yang akan digunakan pada mata pelajaran
pembuatan pola kemeja pria untuk penelitian ini dibatasi hanya
menggunakan metode pembelajaran kovensional dan explicit
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka disusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar pembuatan pola kemeja pria tanpa
menggunakan metode pembelajaran explicit instruction pada siswa
kelas XI BB2 Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat?
2. Bagaimana hasil belajar pembuatan pola kemeja pria menggunakan
metode pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas XI BB1
Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat?
3. Apakah ada pengaruh hasil belajar pembuatan pola kemeja pria
dengan metode pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas XI
BB1 Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat?
E. Tujuan Penelitian
Setiap usaha yang dilakukan berhasil dan berguna apabila terlebih dahulu
ada tujuan, demikian juga penelitian ini harus mempunyai tujuan tertentu agar
dapat memberi gambaran secepatnya sesuai dengan data-data peneliti yang
dilaksanakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kecenderungan hasil belajar pembuatan pola
kemeja pria tanpa mengunakan metoda explicit intruction pada siswa
kelas XI BB2 tata Busana SMK Negeri 1 Stabat.
2. Untuk mengetahui hasil belajar pembuatan pola kemeja pria dengan
menggunakan metode pembelajaran explicit instruction pada siswa
9
3. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar pembuatan pola kemeja pria
dengan metode pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas XI
BB2 Tata Busana SMK Negeri 1 Stabat.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, diharapkan hasil penelitian
ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Guru Bidang Studi
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi suatu alternatif dalam
melaksanakan metode pembelajaran pembuatan pola, sehingga guru dapat
meningkatkan kualitas mengajar terhadap siswa khususnya dalam
pembelajaran pembuatan pola.
2. Siswa
Sebagai masukan bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya
khususnya dalam pembuatan pola.
3. Sekolah
Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam upaya
87
Daftar Pustaka
Anitah, Sri. (2008) . Strategi Pembelajaran di SD , Jakarta : Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi . (2010).Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi . (2007).Dasar – Dasar Evaluasi Pendiidikan . Jakarta :
Rineka Cipta.
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasio nal Balai Pustaka.
Arends, dalam Trianto (2009) , Mendesain Model Pembelajaran Invatif-Progresif.
Jakarta : Kencana Prenada Group.
Bloom B. S (1956). Taxonomy of Educational Objectives Handbook I : The
Cognitive Domain. New york : David McKay Co Inc..
Darmadi, Hamid . (2013) . Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial . Bandung :
Alfabeta.
Gagne, dalam Dimyati dan Mujiono (2008) , Belajar dan Pembelajaran , Jakarta :
Rineka Cipta.
Huda, Miftahul. (2013). Model – Model Pengajaran Dan Pembelajaran.
Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Irianto , Agus. (2009). Statistik. Jakarta : Kencana.
Muliawan. (2005). Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat . Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Muliawan , P. (2000). Kontruksi Pola Busana Wanita. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Ngalimun.(2014). Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin : Scripta Cendekia
Navita (2013). Menganalisa dan menyimak model. Diakses pada tanggal 27 Januari 2017dari http://kursusmenjahityogya.blogspot.com.
Poeradisastra, Ratih. (2003). Padu Padan Busana Pria, Pedoman Tampil
Profesional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
88
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik
. Majalengka : Referens.
Riyanto . (2009). Teori Busana.Bandung : Yapemdo
Slameto. (2008). Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi . Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Sudjana. (2005). Metode Statistika . Bandung : PT. Tarsito Bandung.
Sudjana, Nana. (2005) . Dasar-dasar Proses belajar Mengajar Bandung : Sinar
Baru Algesindo.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif ,
Kualitatif , dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Suprijono, Agus. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Gramedia Pustaka
Jaya.
Sipahelut, Atisah dan Petrussumadi. (1991). Dasar – Dasar Desain . Depdikbud
Uno, H. B., & Mohamad, N. (2011). Belajar dengan Pendekatan Paikem. Jakarta:
Bumi Aksara
Wening, Sri. (2013). Modul Busana Pria. Yogyakarta : Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh pada tanggal 19 agustus 2016.
Himawa , syifa (2014). Analisa Pola Busana. Diakses pada tanggal 27 Januari 2017dari pola-busana-wanita.html
http://Puspa-Alat-Menggambar-Pola-Busana/blogspot.com.html . diakses tanggal
18 september 2016
http://Iradayusni-Tanda-Tanda-Pola-Busana/blogspot.com.html . diakses tanggal
15 oktober 2016
http://digilib.unimed.ac.id/19517/SKRIPSI.pdf (dikses 29 November 2016)