• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi Perikanan Budidaya Perairan Darat Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Sistem Informasi Perikanan Budidaya Perairan Darat Kabupaten Bogor, Jawa Barat."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

JAWA BARAT

FAHMI RAHMANSYAH

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERIKANAN

BUDIDAYA PERAIRAN DARAT KABUPATEN BOGOR ,

JAWA BARAT

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, April 2013

(3)

FAHMI RAHMANSYAH. Pengembangan Sistem Informasi Perikanan

Budidaya Perairan Darat Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Setyo B. Susilo dan Jonson L Gaol.

Kebutuhan informasi tentang sumber daya perikanan semakin meningkat, tetapi seringkali terbatasi oleh ruang dan waktu. Para konsumen pun sering mengalami keterbatasan untuk mencari sumber informasi yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, perlu suatu sistem informasi yang dapat membantu para pelaku distribusi perikanan budidaya.

Sistem informasi sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan

khususnya untuk pemasaran perikanan budidaya di Kabupaten Bogor secara online. Pengembangan sistem informasi dilakukan pada bulan April sampai Desember 2012. Data yang digunakan yakni data produksi perikanan budidaya perairan darat dan data curah hujan Kabupaten Bogor tahun 2011 sebagai informasi pendukung dari

WebGIS. Sistem informasi ini dibuat dengan tujuan memetakan, serta menampilkan informasi mengenai perikanan darat dalam sebuah WebGIS. Sistem ini bekerja secara online dan portable. Tampilan website dibangun dengan menggunakan HTML dan bahasa pemrograman menggunakan PHP, sedangkan untuk aplikasi WebGIS menggunakan Engine ArcGis.com.

Data ikan yang terekap oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor meliputi data ikan bawal, mujair, gurame, mas, nila, lele, tawes dan patin. Setiap jenis ikan tersebut, data yang mewakili yakni mengenai rekapitulasi penjualan, daerah pemasaran, harga rata-rata untuk setiap komoditas serta data pelaku tata niaga perikanan Kabupaten Bogor.

Dari hasil yang diperoleh untuk setiap jenis ikan budidaya daerah distribusi di sekitar Kabupaten Bogor, berbeda dengan hal nya pemasaran, wilayah pemasaran dari setiap jenis ikan budidaya mencakup wilayah kota Jakarta, Bekasi, Tangerang, maupun kota Bogor sendiri.

Adapun informasi lain dalam WebGIS ini merupakan informasi hubungan antara curah hujan dengan produksi perikanan budidaya perairan darat. Peningkatan curah hujan akan diikuti peningkatan produksi perikanan budidaya. Namun pada penelitian ini menyebutkan jika nilai curah hujan melebihi nilai 311 mm akan

(4)

© Hak Cipta milik Fahmi Rahmansyah, tahun 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumbernya

2. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah

(5)

BOGOR, JAWA BARAT

FAHMI RAHMANSYAH

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PERAIRAN DARAT

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Nama Mahasiswa : Fahmi Rahmansyah

Nomor Pokok : C54080084

Departemen : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc Dr. Ir. Jonson L. Gaol, M.Si NIP. 19580909 198303 1 0003 NIP. 19660712 199103 2 003

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc NIP. 19640801 198903 1 0001

(8)

karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang dituangkan dalam skripsi berjudul “PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PERAIRAN

DARAT KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT”. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan yaitu Sarjana Ilmu Kelautan.

Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih dengan tulus dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Setyo B. Susilo, M.Sc dan Dr. Ir Jonson L. Gaol, M.Si selaku pembimbing I dan II, serta Dr. Syamsul Bahri Agus,S.Pi, M.Si selaku dosen penguji atas bimbingan, pengetahuan, dan nasehat yang telah diberikan.

2. Dr. Ir. Henry M. Manik, MT selaku pembimbing akademik, atas bimbingannya kepada penulis.

3. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor yang telah memberikan bantuan berupa data perikanan Kabupaten Bogor.

4. Staff pengajar dan para pegawai di lingkungan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan.

5. Seluruh warga ITK, khususnya ITK 45 atas dukungan, kerjasama dan perjuangannya.

6 Kedua orang tua saya, Saefurahman dan Lenny Aurini atas doa restu yang diberikan dan kakak saya, M. Syamsul Arif, Anne Siti H, Fahrul Rahmansyah, Resti Aprissa, serta Melania atas motivasi dan semangatnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis sendiri sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bogor, April 2013

(9)

ix

Halaman

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

1. PENDAHULUAN ... 1

2.8. Kondisi Geografis dan Administratif ... 10

2.8.1. Letak dan Batas Wilayah ... 10

2.8.2. Keadaan Alam Kabupaten Bogor ... 11

2.8.3. Kondisi Perikanan di Kabupaten Bogor ... 11

3. METODE PENELITIAN ... 13

(10)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1. Halaman Website ... 19

4.2. MapServer for Windows ... 22

4.3. Distribusi Perikanan Budidaya Perairan Darat ... 23

4.4.1. Produksi Ikan Bawal ... 23

4.4.2. Produksi Ikan Gurame ... 25

4.4.3. Produksi Ikan Mujair ... 27

4.4.4. Produksi Ikan Mas ... 28

4.4.5. Produksi Ikan Nila ... 30

4.4.6. Produksi Ikan Lele ... 33

4.4.7. Produksi Ikan Patin ... 35

4.4.8. Produksi IkanTawes ... 36

4.4. Informasi Curah Hujan ... 38

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

5.1. Kesimpulan ... 42

5.2. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 45

(11)

xi

Halaman 1. Informasi Produksi Perikanan Darat Menurut Provinsi dalam satuan ton .... 9 2. Jumlah RTP Pembudidaya Luas Area dan Total Produksi Ikan Budidaya di

(12)

xii

Halaman

1. Peta Batas Wilayah Kabupaten Bogor ... 10

2. Peta Lokasi Penelitian ... 13

3. Diagram Alir Pembuatan WebGIS ... 15

4. Perancangan Desain ... 16

5. Perancangan Menu ... 17

6. Implementasi Sistem Informasi Distribusi Perikanan Budidaya ... 18

7. Tampilan Utama Website ... 19

8. Tampilan Peta Produksi Perikanan Budidaya ... 20

9. Tampilan Menu Informasi Lain ... 20

10. Tampilan Menu Guestbook ... 21

11. Tampilan Menu Voting ... 21

12. Tampilan Data Tabel Perikanan Pada Web Browser ... 23

13. Peta Lokasi Distribusi Ikan Bawal ... 23

14. Peta Lokasi Pemasaran Ikan Bawal ... 24

15. Diagram Rekapitulasi Ikan Bawal ... 25

16. Diagram Rekapituasi Ikan Gurame ... 25

17. Peta Lokasi Distribusi Ikan Gurame ... 26

18. Peta Lokasi Pemasaran Ikan Gurame ... 26

19. Diagram Rekapitulasi Ikan Mujair ... 27

20. Peta Lokasi Distribusi dan Pemasaran Ikan Mujair ... 28

21. Diagram Rekapitulasi Ikan Mas ... 29

22. Peta Lokasi Distribusi Ikan Mas ... 30

23. Peta Lokasi Pemasaran Ikan Mas ... 30

24. Diagram Rekapitulasi Ikan Nila ... 31

25. Peta Lokasi Distribusi Ikan Nila ... 32

26. Peta Lokasi Pemasaran Ikan Nila ... 32

27. Diagram Rekapitulasi Ikan Lele... 33

28. Peta Lokasi Distribusi Ikan Lele ... 34

29. Peta Lokasi Pemasaran Ikan Lele ... 34

(13)

xii

(14)

xiii

Halaman

1. Script *.php Menampilkan Peta ... 45

2. Script *.php Menampilkan Data Tabel Persebaran Ikan ... 46

3. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor Tahun 2011 ... 48

4. Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Perikanan ... 48

4.1.Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Ikan Gurame ... 48

4.2.Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Ikan Nila ... 49

4.3.Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Ikan Mas ... 49

4.4.Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Ikan Lele ... 49

4.5.Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Ikan Mujaer ... 50

4.6.Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Ikan Tawes ... 50

4.7.Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Ikan Patin ... 50

4.8.Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Produksi Ikan Bawal ... 51

(15)

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya perikanan Indonesia merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada sektor perikanan, ikan air tawar merupakan komoditas perikanan yang saat ini banyak menghasilkan devisa. Perhitungan Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) menunjukkan bahwa

permintaan ikan tawar di Indonesia meningkat mencapai 247.369 ton pada tahun 2010 sehingga memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan.

Kementrian Kelautan dan Perikanan melakukan kontrak produksi dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Agar tercapainya produksi yang ditetapkan sebesar 6,85 juta ton. Nilai yang disepakati berdasarkan potensi kemampuan daerah dalam meningkatkan produksi perikanan budidaya, untuk Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 749.176 ton.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu kawasan dalam lingkup Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi untuk pengembangan usaha perikanan

budidaya. Tersedianya kualitas air yang baik, tenaga kerja yang berlimpah dan lokasi pasar perikanan yang dekat dan terbuka lebar. Hal tersebut yang

menjadikan Kabupaten Bogor menjadi salah satu sentra produksi dan pemasaran budidaya ikan di Indonesia.

(16)

itu, perlu suatu sistem informasi yang dapat membantu para pelaku distribusi perikanan budidaya.

Sistem informasi ini diharapkan dapat menyeimbangkan distribusi hasil produksi perikanan, sehingga memberikan kemudahan bagi petani budidaya perikanan air tawar maupun konsumen (pemerintah, perusahaan dan masyarakat) untuk mendapatkan informasi secara realtime.

Saat ini telah tersedia sistem informasi berbasis teknologi internet melalui media website. Kelebihan dari media website, yaitu memiliki kemampuan

pelayanan 24 jam sehari dan dapat diakses oleh siapapun yang membutuhkan tanpa dibatasi tempat maupun waktu. Selain itu, media ini dapat menampung informasi dalam jumlah yang besar serta pengelolaannya dapat diefisiensikan dengan bantuan teknologi web database serta web programming.

Sistem informasi sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan khususnya untuk pemasaran perikanan budidaya perairan darat di Kabupaten Bogor secara online yang dikembangkan oleh penulis. Sistem informasi ini memiliki peranan dalam membuat, menyimpan, memanipulasi, dan menampilkan geografik yang berbasis web. Adapun informasi lain dalam melengkapi dari data perikanan budidaya perairan darat ini yakni informasi mengenai curah hujan di daerah Kabupaten Bogor pada Tahun 2011. Sehingga penelitian ini diperlukan sebagai penyaji informasi yang interakif, efektif dan efisien.

1.2Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

(17)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi

Sistem informasi mengandung unsur-unsur pengertian yang satu dengan lainnya saling berkaitan, yaitu sistem dan informasi. Sistem adalah kumpulan dari berbagai unsur yang tersusun teratur, dapat dikenal dan saling melengkapi untuk suatu tujuan. Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Sistem informasi merupakan sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi pengambilan keputusan (Barus, 1997).

Data secara umum mempunyai dua kegunaan atau fungsi yaitu untuk

mengetahui atau memperoleh suatu gambaran mengenai suatu keadaan atau persoalan dan untuk membuat keputusan atau memecahkan persoalan (Prahasta, 2008).

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah alat untuk mengumpulkan,

menyimpan, menayangkan kembali data spasial dari dunia nyata (real world) untuk kepentingan-kepentingan tertentu (Prahasta, 2001). Sistem informasi geografis sering juga diartikan sebagai suatu integrasi dari perangkat keras dan lunak beserta

(18)

Secara umum terdapat 2 jenis data yang dapat digunakan untuk

mempresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang ada di dunia nyata. Pertama yaitu data spasial, jenis data ini mempresentasikan aspek-aspek keruangan dan fenomena yang bersangkutan. Kedua merupakan jenis data yang

mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktu, data ini sering disebut juga data non spasial.

2.2 Basis Data

Basis data adalah kumpulan terorganisir dari data yang secara nalar saling berkaitan (Hoffer et al. 2005). Menurut Prahasta (2009) database atau basis data adalah kumpulan data yang saling terkait satu sama lainnya, dalam usaha membentuk bangunan informasi yang penting dan dapat digunakan bersama oleh sistem aplikasi yang berbeda. Penerapan database dalam suatu sistem informasi dinamakan database sistem, yaitu sebuah sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan, dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi (Kadir 2008). Komponen-komponen utama dalam sebuah sistem database adalah perangkat keras (hardware), sistem operasi, database, sistem pengelola Database Management System (DBMS), pemakai (user), dan aplikasi lainnya (Fathansyah 2002)

(19)

adalah dalam pengolahan data SIG dan data non-spasial. Hampir semua SIG yang bersifat komersil turut menyertakan beberapa bentuk dari DBMS (Aronof 1991). 2.3 Teknologi Internet

Teknologi internet merupakan pengembangan dari teknologi sebelumnya, yaitu teknologi client/server, dimana file program dan database disimpan di server dan input/output dilakukan oleh pengguna dikomputer client yang dihubungkan melalui internet.

Didalam internet pemrograman dibagi menjadi dua menurut jenisnya, server side script (programming) dan client side script (programming). Server side artinya bahasa pemrograman dieksekusi di server dan hasilnya akan dikirim kepada pihak pengguna sudah berbentuk file Hyper Text Markup Languange (HTML), sedangkan pada client side program disimpan di file HTML dan diolah di komputer client.

Salah satu hal terbaik dari World Wide Web (WWW) adalah bahwa dalam menampilkan halaman disebuah web sama mudahnya dengan melihat-lihat atau membacanya. WWW itu sendiri adalah sebuah koleksi informasi yang sangat luas yang tersebar di ratusan ribu komputer diseluruh dunia. Ketika pengguna mengakses sebuah dokumen di web, ada banyak hal yang terjadi dibalik tampilan tersebut (Kusumadewi, 2003).

(20)

dapat digunakan secara bebas dan yang paling umum digunakan, Personal Home Page (PHP) khusus digunakan untuk server berbasis Linux, Active Server Pages (ASP) digunakan untuk server berbasis Windows, dan untuk server berbasis

ColdFusion yang digunakan adalah bahasa dengan ekstensi .ccf . File HTML atau file template ini berisikan teks yang menyusun konfigurasi tampilan (layout) secara keseluruhan dalam sebuah halaman web. Penyusunan konfigurasi halaman web tersebut menggunakan bahasa pemrograman HTML. File HTML dapat disisipkan bahasa pemrograman seperti JavaScript atau PHP. Sebuah dokumen HTML merupakan satu halaman web.

2.4MapServer

MapServer merupakan aplikasi freeware dan open source yang

memungkinkan pemakai menampilkan data spasial (peta) di web. Bentuk paling dasar dari MapServer berupa sebuah program Common Gateway Interface (CGI).

(21)

melakukan penyesuaian, 5) Pengetahuan tentang basis data, karena data spasial hamper tidak pernah lepas dari informasi lain dalam basis data.

Perkembangan MapServer sebagai sebuah aplikasi open source, banyak memanfaatkan aplikasi lain yang juga bersifat open source. Sedemikian mungkin menggunakan aplikasi yang sudah tersedia jikan memang memenuhi kebutuhan, untuk menghemat sumber daya dan waktu pengambangan.

2.5Pemrograman HTML dan PHP

Bahasa pemrograman merupakan suatu himpunan dari aturan sintak dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer. Pembuatan website dapat dilakukan dengan menggunakan Java, HTML, PHP, ASP, dan lainnya.

HyperText Markup Language (HTML)merupakan salah satu bahasa yang

digunakan untuk membuat sebuah halaman web. Dokumen dan aplikasi yang dapat berjalan di atas web browser umumnya memiliki format HTML. HTML merupakan dasar dalam mempelajari tentang web programming. Hal ini menunjukan bahwa sangat pentingnya mempelajari dasar-dasar HTML. Karena itu untuk dapat melakukan pemrograman web, harus terlebih dahulu menguasai HTML.

Sejarah Hypertext Preprocessor (PHP) adalah bahasa pemrogaman web atau scripting language yang didesain untuk web. PHP dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdford untuk menghitung jumlah pengunjung pada homepagenya pada akhir tahun 1994. PHP terus berkembang dari PHP 1 yang ditulis ulang Rasmus dalam bahasa C pada tahun 1995 sampai PHP 4 yang diluncurkan tanggal 22 Mei 2000. PHP

(22)

Source Product, sehingga dapat digunakan secara gratis. Sebagian besar sintak mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik.

PHP merupakan bahasa pemrograman web yang bersifat server-side HTML embedded scripting, dimana script-nya menyatu dengan HTML dan berada di server. Artinya adalah sintak dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya

dijalankan di server tetapi disertakan HTML biasa. PHP dikenal sebagai bahasa scripting yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server dan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis seperti Active Server Pages (ASP) dan Java Server Pages (JSP).

2.6 Sistem Website

Sistem website menggunakan dua tingkatan pengguna, yaitu pengelola sistem (administrator) dan user. Kedua tingkatan pengguna memiliki perbedaan aktivitas terhadap sistem. Pengelola sistem sebagai pengguna yang memiliki akses penuh terhadap sistem. User sebagai pengguna yang memiliki hak terbatas. User dapat mengunjungi website, memperoleh informasi, mengirim pesan pada buku tamu, dan menghubungi pengelola sistem. Namun user tidak dapat merubah ataupun

menambah/mengurangi informasi yang telah disediakan. 2.7Perikanan Darat

Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat berguna bagi manusia dan dikonsumsi oleh hamper seluruh penduduk di dunia. Oleh karena itu seiring dengan pertumbuhan populasi dunia, konsumsi ikan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini lebih kurang seperempat bagian dari ikan yang dikonsumsi oleh

(23)

meningkat, sementara produk hasil tangkapan dari laut dan danau akan terus menurun disebabkan overfishing dan kerusakan lingkungan (Effendi 2004).

Menurut Badan Statistik Nasional (BSN), produksi perikanan hasil budidaya saat ini menyumbang sekitar 45% dari total produksi ikan dunia dan negara-negara Asia Pasifik mendominasi sekitar 90%. Produksi perikanan budidaya secara nasional diperkirakan 15,59 juta hektar (ha) yang terdiri potensi air tawar 2,23 juta ha, air payau 1,22 juta ha dan budidaya laut 12,14 juta ha, sedangkan pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru 10,1% untuk budidaya air tawar, 40% pada budidaya air payau dan 0,01% untuk budidaya air laut. Contoh informasi data yang diberikan oleh BSN perikanan Indonesia disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Informasi produksi perikanan darat menurut provinsi dalam satuan ton

Daerah 2005 2006 2007 2008 2009 2010

DKI Jakarta 6.830 3.365 2.683 2.905 915 14.055 Jawa Barat 110.247 127.578 118.162 147.941 158.871 247.369 Jawa Tengah 25.360 28.350 34.619 44.191 55.031 66.964 D.I Yogyakarta 8.225 9.059 11.427 14.100 17.009 38.772 Jawa Timur 31.026 33.379 35.711 37.704 42.690 65.869 Banten 5.254 4.972 8.319 7.423 9.409 12.217

Sumber : Badan Statistik Nasional Indonesia 2005-2011

(24)

2.8Kondisi Geografis dan Administratif

2.8.1 Letak dan Batas Wilayah

Kabupaten Bogor Merupakan Salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasana langsung dengan DKI Jakarta yang secara geografis terletak antara 6˚19’ - 6˚47’ lintang selatan dan 106˚1’ – 107˚ 103’ bujur timur, dengan luas Sekitar 2.301,95 Km2 (BPS 2011).

Gambar 1. Peta batas wilayah kabupaten Bogor

Secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Bogor adalah seperti berikut: a) Sebelah utara : Kota Depok

(25)

f) Sebelah selatan : Kabupaten Sukabumi g) Sebelah tenggara : Kabupaten Cianjur

Kabupaten Bogor memiliki 40 Kecamatan dan 42 Desa/Kelurahan. Hampir sebagian besar desa di Kabupaten Bogor sudah terklasifikasi sebagai desa swakarya yakni 237 desa dan 191 desa merupakan desa swasembada, Kabupaten Bogor tidak memiliki desa swadaya.

2.8.2 Keadaan Alam Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor merupakan daerah yang identik dengan sektor pertanian. Topografi wilayah Kabupaten Bogor sangat bervariasi, yaitu berupa daerah

pegunungan di bagian selatan hingga daerah dataran rendah di sebelah utara, daerah dataran rendah industri di sebelah timur dan daerah pegunungan, perkebunan dan pertanian di sebelah barat. Fungsi lahan di Kabupaten Bogor tidak hanya di jadikan sebagai pemukiman dan industri, tetapi juga masih banyak potensi lahan yang digunakan untuk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Umumnya struktur tanah di wilayah Kabupaten Bogor terdiri dari regosol dan latosol dengan curah hujan yang cukup tinggi per tahunnya. Wilayah Kabupaten Bogor terdapat enam Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang memiliki cabang-cabang yang sangat banyak hingga 339 cabang, yaitu meliputi DAS Cisadane, DAS Ciliwung, DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Angke dan DAS Citarum.

2.8.3 Kondisi Perikanan di Kabupaten Bogor

(26)

jenis ikan antara lain mas, gurame, nila, lele, tawes, tembakan, mujair, nilem, patin dan bawal. Jenis lain yang jumlahnya cukup banyak adalah ikan hias dan lobster air tawar. Ditinjau dari penyerapan tenaga, produk perikanan menyerap tenaga kerja cukup besar mencapai 6.605 Rumah Tangga Perikanan (RTP). Berikut tampilan data jumlah RTP, luas areal, dan produksi perikanan budidaya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah RTP Pembudidaya, luas area dan total produksi ikan budidaya di Kabupaten Bogor tahun 2009.

Zona

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan 2009

Dalam program Revitalisasi Pembangunan pertanian dan Perdesaan (RP3), wilayah di Kabupaten Bogor telah diklasifikasi menjadi 8 zona pembangunan.

Satu dari 10 jenis komoditi perikanan yang dibudidayakan produksi terbanyak adalah ikan lele. Ikan lele merupakan jenis yang produksinya paling tinggi (18312,86 ton/tahun), diikuti dengan ikan mas (1966,17 ton/tahun), ikan nila (1946,43

(27)

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Oktober 2012 bertempat di laboratorium Penginderaan Jauh Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Wilayah penelitian adalah Kabupaten Bogor yang terdiri dari beberapa Kecamatan (Gambar 2).

Gambar 2. Peta lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

(28)

Random Access Memory (RAM) 1 Gb, processor Celeron ® Dual Core, harddisk 232 Gb, Liquid Crystal Display (LCD) 16:9 Ratio dan Video Graphics Adaptor (VGA) perangkat lunak (software) yang digunakan adalah MapServer for Windows (MS4W) sebagai web server, notepad ++ untuk menulis script PHP, HTML dan perancangan sistem, Adobe photoshop CS 4 sebagai desain fitur dalam website, ArcGIS sebagai pengolahan data serta Web Page Maker sebagai ekstensi pengubah format tampilan file .Shp menjadi file .Map.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi dan pemasaran perikanan yang bersumber dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor tahun 2011.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan, yaitu: a. Tahapan pengumpulan data

Pengumpulan data perikanan dilakukan dengan membuat basis data dari hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Data yang diperoleh dalam bentuk angka yang selanjutnya akan diolah dengan menggunakan Ms. Excell untuk mengubah bentuk

simpanannya menjadi .Csv .pengolahan database dengan menggunakan software MS4W.

b. Tahapan pengembangan sistem informasi

(29)

penyimpanan peta untuk ditampilkan pada website. Pembuatan website terdiri dari perancangan arsitektur sistem desain basis data, menu dan implementasi. Metode penelitian secara lebih jelas ditunjukan oleh Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir pembuatan WebGIS

3.3.1 Perancangan Desain

Pembuatan desain website menggunakan perangkat lunak yang telah tersedia di internet. Perangkat lunak yang dimaksud adalah MapServer for Windows dan web page maker 3.0.1. kedua software tersebut digunakan untuk merancang desain web. Mapserver for Windows digunakan untuk membuat halaman web berbasis php, sedangkan web page maker 3.0.1 digunakan untuk membuat halaman web berbasis

Mulai

Sistem Informasi Perikanan Budidaya bebasis web

Tidak

(30)

HTML. Perancangan desain web terdiri dari beberapa bagian, yaitu header, isi website, banner, dan footer. Pada umumnya tampilan desain website ditunjukan pada Gambar 4.

Header Banner

Halaman Menu isi Website

Footer

Gambar 4. Perancangan desain

3.3.2 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data meliputi parancangan struktur data yang akan

ditampilkan pada sistem. Perancangan ini sebagai penunjang ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh user. Penekanannya pada hubungan antar file dan struktur data. Data ditampilkan dalam bentuk file *.xls (Microsoft excel) dan *.pdf sehingga data tersebut dapat digunakan untuk keperluan lainnya.

3.3.3 Perancangan Menu

(31)

Persebaran, pemasaran, forum, informasi, guestbook, download. Perancangan menu ditunjukkan secara lengkap oleh Gambar 5.

Gambar 5. Perancangan Menu 3.3.4 Implementasi

Implementasi merupakan proses untuk memastikan terlaksananya suatu program dan tercapainya program tersebut. Pada perancangan website ini

(32)

Gambar 6. Implementasi sistem informasi distribusi perikanan budidaya

3.4 Analisis Hubungan Data Curah Hujan dan Produksi Perikanan

Metode dasar yang digunakan dalam analisis curah hujan terhadap produksi perikanan adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan dan produktivitas perikanan budidaya.

Hubungan antara curah hujan (faktor independent ) dengan produktivitas perikanan budidaya (faktor dependent) dianalisis secara korelasi jenjang Spearman dengan fungsi matematis sebagai berikut :

Dimana:

= Selisih antara peringkat bagi ke dan n = Banyaknya pasangan data

Koefisien korelasi jenjang Spearman dapat digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua contoh berpasangan dari data berperingkat (skala ordinal). Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis korelasi jenjang Spearman

Persebaran perikanan darat Pemasaran, data lokasi pebudidaya, informasi perikanan darat

Website

(33)

dengan membandingkan nilai dan nilai kritik koefisien korelasi jenjang Spearman ( ).

Analisis korelasi jenjang Spearman termasuk kedalam statistik non

(34)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Halaman Website

Pada pembuatan halaman website terdapat 7 (tujuh) menu utama, yaitu: home, Informasi Sumberdaya Ikan (SDI), pemasaran, forum, informasi lain, Guestbook dan download peta. Hal ini dikarenakan bahwa seluruh informasi yang ingin ditampilkan sudah cukup memadai dengan ketujuh menu tersebut. Pada menu home merupakan tampilan depan website. Menu home dilengkapi dengan banner yang langsung terkoneksi ke website setiap banner tersebut. Tampilan utama website ditunjukkan oleh Gambar 7.

Gambar 7. Tampilan utama website

Pada menu Informasi SDI berisi mengenai informasi jumlah produksi perikanan darat, lokasi distribusi, peta pemasaran, serta diagram perikanan

(35)

Gambar 8. Tampilan peta produksi perikanan budidaya

Pada menu informasi lain menampilkan data curah hujan dan daftar harga rata-rata komoditas perikanan budidaya Kabupaten Bogor Tahun 2011. Tampilan menu informasi lain ditunjukkan oleh Gambar 9.

Gambar 9. Tampilan menu Informasi lain

(36)

mengenai perikanan antara admin dengan pengguna. Menu guestbook di fasilitasi oleh nama pengguna serta pesan yang akan disampaikan oleh pengguna tersebut. Menu download, sajian artikel mengenai distribusi perikanan darat dapat di unduh oleh pengguna dengan keluaran format *.Pdf , sedangkan untuk voting sebagai halaman yang disediakan kepada user untuk dapat memberikan penilaian terhadap web ini apakah berguna atau tidak. Tampilan guestbook dan menu voting

ditunjukkan oleh Gambar 10 dan 11.

Gambar 10. Tampilan menu guestbook

(37)

4.3. Mapserver for Windows

Sistem informasi geografis yang berjalan pada media jaringan LAN dan atau internet; khususnya dengan layanan web-nya. Aplikasi webGIS membantu para penggunanya dalam proses “meng-internet-kan” peta-peta digital (baik format raster maupun vektor) sedemikian rupa hingga dapat diakses oleh berbagai komunitas yang memakai program aplikasi browser internet (Prahasta, 2009).

Website ini menggunakan MS4W sebagai aplikasi WebGIS. Hal ini dikarenakan MS4W merupakan perangkat lunak open source yang mudah digunakan dan dimengerti, serta memiliki fasilitas yang memadai. Aplikasi ini memfasilitasi basis data yang akan ditampilkan pada web dibantu dengan notepad + + untuk melakukan proses edit coding pada tampilan web.

Pada web browser tampilan data tabel perikanan yang sudah diproses ditunjukkan pada Gambar 12.

(38)

4.4 Distribusi Perikanan Budidaya Perairan Darat

Data ikan yang terekap oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor meliputi data ikan bawal, mujair, gurame, mas, nila, lele, tawes dan patin. Setiap jenis ikan tersebut, data yang mewakili yakni mengenai rekapitulasi penjualan, daerah pemasaran, harga rata-rata untuk setiap komoditas serta data pelaku tata niaga perikanan Kabupaten Bogor.

4.4.1 Produksi Ikan Bawal

Dari hasil yang diperoleh untuk jenis ikan bawal dalam satu tahun penjualan mencapai angka 2230 kg dengan total nilai Rp.33.450.000,00. Daerah distribusi untuk jenis ikan bawal meliputi Kecamatan Ciseeng, Pamijahan serta Kalapanunggal, sementara untuk daerah pemasaran meliputi Kecamatan

Kalapanunggal, Kota Jakarta, Bekasi, serta Tangerang. Pada tampilan web dapat dilihat peta lokasi distribusi (Gambar 13), hingga peta lokasi pemasaran (Gambar 14).

(39)

Gambar 14. Peta lokasi pemasaran ikan bawal

Rekapitulasi penjualan ikan bawal Kabupaten Bogor terlihat paling mendominasi pada bulan Januari tahun 2011 mencapai 870 kg dengan harga mencapai Rp.13.050.000,00 sedangkan paling rendah ikan bawal dipasarkan pada bulan Februari sebanyak 630 kg dengan harga mencapai Rp.9.450.000,00

(40)

Gambar 15. Diagram rekapitulasi ikan bawal

4.4.2 Produksi Ikan Gurame

Berbeda dari ikan bawal, ikan gurame di Kabupaten Bogor berhasil menempati nilai jual yang tinggi dengan harga Rp.30.033,00 untuk setiap kg. Dalam satu tahun, pemasaran ikan gurame mencapai jumlah 678.048 kg dengan pemasaran tertinggi pada bulan Maret sebesar 90.144 kg yang berbanding terbalik pada bulan April yang hanya mencapai nilai 21.667 kg. Grafik pemasaran ikan gurame ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16. Diagram rekapitulasi ikan gurame

(41)

Cibinong, Kecamatan Ranca Bungur dan Kota Bogor. Sedangkan untuk daerah pemasaran ikan gurame meliputi Kota Bekasi, Kota Jakarta, Kodya Tangerang, Kecamatan Ciampea, Kecamatan Kalapanunggal, Kecamatan Ranca Bungur, Kecamatan Leuwiliang. Pada tampilan web peta lokasi distribusi ditunjukkan pada Gambar 17 dan peta lokasi pemasaran ditunjukkan pada Gambar 18.

Gambar 17. Peta lokasi distribusi ikan gurame

(42)

4.4.3 Produksi Ikan Mujair

Data untuk ikan mujair yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor menyebutkan bahwa harga rata-rata sebesar Rp.12.625,00 untuk setiap kg. Selain itu, data rekapitulasi menyebutkan bahwa sebanyak 18.514 kg ikan mujair yang keluar dari Kabupaten Bogor dalam tahun 2011. Setiap bulan dari Januari hingga Desember jumlah ikan mujair yang keluar bervariasi dimulai dengan sebanyak 130 kg pada bulan Februari hingga sebanyak 6.602 kg pada bulan Oktober. Sehingga dapat diketahui untuk ikan mujair di Kabupaten Bogor paling banyak produksi dan terjual di tahun 2011 pada bulan Oktober. Pada tampilan web dapat dilihat diagram rekapitulasi ikan mujair ditunjukkan pada Gambar 19.

Gambar 19. Diagram rekapitulasi ikan mujair

(43)

Gambar 20. Peta lokasi distribusi dan pemasaran ikan mujair 4.4.4 Produksi Ikan Mas

Pada data ikan mas menyebutkan untuk informasi harga rata-rata dalam satu tahun dalam setiap kilogramnya sebesar Rp.18.792,00. Dari hasil

(44)

Gambar 21. Diagram rekapitulasi ikan mas

Pada tampilan distribusi ikan mas menunjukkan data lokasi, data lokasi tersebut yakni menyebutkan titik-titik lokasi persebaran ikan mas di Kabupaten Bogor. Selain itu, ada kolom yang menampilkan informasi peta distribusi dan peta lokasi pemasaran. Titik-titik lokasi distribusi ikan mas di kabupaten bogor

(45)

Gambar 22. Peta lokasi distribusi ikan mas

Gambar 23. Peta lokasi pemasaran ikan mas

4.4.5 Produksi Ikan Nila

(46)

Rp.14.583,00 untuk setiap kg. Selain itu, data rekapitulasi menyebutkan bahwa sebanyak 226.693 kg ikan nila yang keluar dari Kabupaten Bogor dalam tahun 2011. Setiap bulan dari Januari hingga Desember jumlah ikan nila yang keluar bervariasi dimulai dengan sebanyak 5.078 kg pada bulan Februari hingga

sebanyak 72.982 kg pada bulan Oktober. Sehingga dapat diketahui untuk ikan nila di Kabupaten Bogor paling banyak produksi dan terjual di tahun 2011 pada bulan Oktober. Pada tampilan web dapat dilihat diagram rekapitulasi ikan nila

ditunjukkan pada Gambar 24.

Gambar 24. Diagram rekapitulasi ikan nila

(47)

Gambar 25. Peta lokasi distribusi ikan nila

(48)

4.4.6 Produksi Ikan Lele

Pada data ikan lele menyebutkan untuk informasi harga rata-rata dalam satu tahun dalam setiap kilogramnya sebesar Rp.13.708,00. Dari hasil

rekapitulasi, jumlah ikan lele keluar terbanyak pada bulan Maret dengan jumlah 2.304.901 kg berbanding terbalik pada bulan Juli dengan jumlah 600.100 kg. Sehingga dalam satu tahun jumlah ikan lele yang keluar sebanyak 16.417.564 kg di Kabupaten Bogor. Tampilan fluktuasi ikan keluar dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 27. Diagram rekapitulasi ikan lele

Pada tampilan distribusi ikan lele menunjukkan data lokasi, data lokasi tersebut yakni menyebutkan titik-titik lokasi persebaran ikan lele di Kabupaten Bogor. Selain itu, ada kolom yang menampilkan informasi peta distribusi dan peta lokasi pemasaran. Titik-titik lokasi distribusi ikan lele di Kabupaten Bogor

(49)

lokasi distribusi disediakan pada Gambar 28 sedangkan tampilan peta lokasi pemasaran ditunjukkan pada Gambar 29.

Gambar 28. Peta lokasi distribusi ikan lele

(50)

4.4.7 Produksi Ikan Patin

Data untuk ikan patin di Kabupaten Bogor menyebutkan bahwa harga rata-rata dalam tahun 2011 sebesar Rp.13.708,00 untuk setiap kg. Selain itu, data rekapitulasi menyebutkan bahwa sebanyak 132.368 kg ikan patin yang keluar dari Kabupaten Bogor dalam tahun 2011. Setiap bulan dari Januari hingga Desember jumlah ikan nila yang keluar bervariasi dimulai dengan sebanyak 4.311 kg pada bulan Juni hingga sebanyak 29.080 kg pada bulan September. Sehingga dapat diketahui untuk ikan patin di Kabupaten Bogor paling banyak produksi dan terjual di tahun 2011 pada bulan September. Pada tampilan web dapat dilihat diagram rekapitulasi ikan patin ditunjukkan pada Gambar 30.

Gambar 30. Diagram rekapitulasi ikan patin

(51)

Gambar 31. Peta lokasi distribusi dan pemasaran ikan patin

4.4.8 Produksi Ikan Tawes

Pada data ikan tawes menyebutkan untuk informasi harga rata-rata dalam satu tahun dalam setiap kilogramnya sebesar Rp.15.167,00. Dari hasil

(52)

Gambar 32. Diagram rekapitulasi ikan tawes

Pada tampilan distribusi ikan tawes menunjukkan data lokasi, data lokasi tersebut yakni menyebutkan titik-titik lokasi distribusi ikan tawes di Kabupaten Bogor. Selain itu, ada kolom yang menampilkan informasi peta distribusi dan peta lokasi pemasaran. Titik lokasi distribusi dan pemasaran ikan tawes hanya di daerah Kecamatan Rancabungur. Tampilan untuk menunjukkan lokasi distribusi dan pemasaran disediakan pada Gambar 33.

(53)

4.5 Informasi Curah Hujan

Menurut Effendie (2002), bila satu spesies ikan dimasukkan ke dalam satu lingkungan yang baru, kecepatan pertambahan dalam jumlah dan juga dalam berat akan seperti bentuk pertumbuhan sigmoid dari individu. Pada awalnya individu yang dimasukkan akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru dan akan melengkapi daur reproduksinya. Bila tidak ada penghambat dari lingkungan, natalitas (kelahiran ikan) berhasil dimana survival (keberlangsungan hidup) dari ikan akan melampaui kecepatan mortalitasnya. Hal ini akan menyebabkan jumlah ikan dalam populasi akan bertambah secara eksponensial untuk waktu tertentu.

Berdasarkan informasi pendukung yakni curah hujan tahun 2011, apabila dikaitkan dengan jumlah produksi perikanan budidaya maka akan terlihat

hubungan positif. Namun dengan demikian, curha hujan yang tinggi akan

(54)

y = 10277x + 55235

Gambar 34. Grafik hubungan curah hujan dengan produksi ikan gurame (a), ikan mas (b), ikan nila (c), ikan tawes (d), ikan mujaer (e) ikan patin (f), ikan lele (g)

103 157 187 310 311

(55)

Hasil dari grafik menunjukkan curah hujan tinggi, produksi perikanan akan meningkat. Berbeda jika curah hujan yang melebihi angka 311 mm, akan membuat produksi yang tidak stabil karena menurut Ondara (1992) jika pH perairan semakin tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan dari ikan budidaya sehingga nilai produksi pun akan mengalami penurunan. derajat keasaman (pH) 6,5 - 7,0 adalah pH yang ideal. Unsur- unsur hara akan relatif banyak tersedia. Sedangkan pada pH diluar nilai normal, unsur – unsur Al, Mn, dan Fe akan bersifat racun. Curah hujan yang sangat tinggi pada dasarnya akan mempengaruhi pH dari perairan (Tim IPB, 1976).

Selain itu, diperkuat oleh uji korelasi koefisien Spearman. Uji korelasi untuk ikan gurame menghasilkan nilai 0,224 yang berarti tidak adanya hubungan yang erat, karena semakin jauh nilai korelasi jenjang Spearman dari angka satu. Uji korelasi untuk ikan mas menghasilkan nilai -0,293. Berbeda dengan ikan gurame, uji korelasi untuk ikan lele menghasilkan nilai 0,615 yang berarti terdapat hubungan yang erat antara curah hujan dengan produksi ikan lele. Uji korelasi untuk ikan nila menghasilkan nilai -0,202, Uji korelasi untuk ikan patin menghasilkan nilai 0,202. Uji korelasi untuk ikan tawes mencapai nilai -0,104 sedangkan ikan mujair mencapai nilai -0,573. Nilai-nilai tersebut terjadi karena data yang diolah tidak dilakukan pemilihan data sehingga nilai korelasi yang dihasilkan jauh dari angka satu. Grafik hubungan curah hujan dengan produksi perikanan tersedia pada Lampiran 4 dan contoh perhitungan uji analisis korelasi jenjang Spearman tersedia pada Lampiran 5.

(56)
(57)

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sistem informasi produksi perikanan darat Kabupaten Bogor telah berhasil dikembangkan dalam bentuk web untuk memberikan informasi sebaran produksi dan pemasaran perikanan secara cepat.

Informasi-informasi yang tersedia, meliputi informasi produksi perikanan budidaya perairan darat, pemasaran dan harga dari setiap spesies ikan yang di produksi. Selain itu, sebagai pendukung, terdapat informasi lainnya sehingga melengkapi dari WebGIS ini seperti informasi mengenai curah hujan, kualitas tanah, kualitas perairan, transportasi, tingkat pendapatan, tenaga kerja, dan pasar. Pada penelitian ini, informasi curah hujan dilakukan uji analisis. Metode dasar yang digunakan merupakan metode deskriptif lalu dianalisis secara korelasi jenjang Spearman.

5.1. Saran

Sistem yang dibangun masih memiliki kelemahan yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya, yaitu

a. Data yang digunakan masih terbatas, sehingga diharapkan bisa melanjutkan dengan memperluas wilayah produksi perikanan hingga ke seluruh kota maupun Negara Indonesia.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Aronoff S. 1991. Geographic Information System: a management perspective. Ottawa: WDL Publications.

Barus, B dan U.S Wiradisastra. 1997. Sistem Informasi Geografis : Sarana Manajemen Sumberdaya. Lab. Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Effendie, I. 2002. Biologi perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur . Jakarta: Penerbit Swadaya

Fathansyah. 2002. Basis Data (Cetakan Keempat). Bandung: Penerbit Informatika. Hoffer J, A Prescott, MB McFadden, Fred R. 2005. Modern Database Management.

New Jersey: PearsonEducation, Inc.

Kadir A. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Andi Offset.

Kusumadewi, S. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu

Mulyanto A. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: penerbit Pustaka Pelajar.

Nasyiruddin M. 2005. Perkembangan Kegiatan Budidaya Ikan Di Perairan Umum Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya (3) 1 :63-76 Ondar. 1992. Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum. Temu Karya

Ilmiah Perikanan Perairan Umum, Palembang 12-13 Februari 1992. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Prahasta, E. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Penerbit Informatika Bandung.

_________. 2008. Remote Sensing. Bandung: Penerbit Informatika Bandung _________. 2009. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Perspektif

Geodesi dan Geomatika). Bandung: Penerbit Informatika. Rahardi, f. 1993. Agribisnis perikanan. Jakarta: Swadaya.

(59)
(60)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Script *.php Menampilkan Peta

<html> <head>

<title>Peta Ikan Bawal</title>

<meta name="generator" content="Web Page Maker (unregistered version)">

.wpmd {font-size: 13px;font-family: 'Arial';font-style: normal;font-weight: normal;} overflow:hidden; left:75px; top:98px; width:1056px;

height:816px; z-index:0"><img src="peta_bawal.jpg" alt="" title="" border=0 width=1056 height=816></div>

(61)

Lampiran 2 Script *.php Menampilkan data tabel persebaran ikan

<table width="45%" border="0" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" bordercolor="#99CC99">

<tr>

<td width="3%" align="right"><img src="./img/kiri.jpg"></td>

<td width="88%" bgcolor="#5686c6" ><div

align="center"><strong><font face="verdana" size="2"

<td width="402" align="center" >

<select title="Ganti jenis Ikan" onChange="pilikan(this.value)">

<option value="Pilih Ikan" method="get" selected="selected">Pilih Ikan</option>

(62)

} ?>

</select> </td>

<!--<td width="1">&nbsp;</td> <td width="189" align="left">

<select title="Ganti bulan"

?><option value="<? echo $row[1]; ?>"><? echo $row[1]; ?></option><?

(63)

Lampiran 3 Data Curah Hujan Kabupaten Bogor Tahun 2011

Nomor

Curah Hujan

(mm) Tmin(˚C) Tmax(˚C)

Trata-rata(˚C)

1 318 19.7 29.05 24.38

2 321 19.46 29.35 24.4

3 311 19.51 29.16 24.33

4 273 19.71 28.7 24.21

5 157 19.32 28.85 24.09

6 91 19.41 28.71 24.06

7 49 19.62 28.68 24.15

8 103 19.38 29.2 24.29

9 148 19.54 29.21 24.38

10 163 19.51 29.28 24.4

11 187 19.39 29.36 24.38

12 310 19.56 29.16 24.36

(64)

Lampiran 4.2 Grafik hubungan curah hujan dengan produksi ikan nila

Lampiran 4.3 Grafik hubungan curah hujan dengan produksi ikan mas

(65)

Lampiran 4.5 Grafik hubungan curah hujan dengan produksi ikan mujaer

Lampiran 4.6 Grafik hubungan curah hujan dengan produksi ikan tawes

(66)

Lampiran 4.8 Grafik hubungan curah hujan denga produksi ikan bawal

Lampiran 5 Contoh perhitungan uji analisis korelasi jenjang Spearman

(67)

rs = 1 -

rs = 0.223776 Keterangan

Xi = peringkat dari curah hujan Yi = peringkat dari produksi ikan

Di = hasil pengurangan peringkat curah hujan dengan peringkat produksi ikan = hasil kuadrat dari Di

(68)

54

Penulis dilahirkan di Cirebon, 06 Oktober1990 dari Bapak

Saefurahman dan Ibu Lenny Aurini. Penulis merupakan anak ketiga

dari tiga bersaudara. Pendidikan formal ditempuh di TK Putera

Beringin (1996), SDN Kalijaga Permai Cirebon (2002), SMPN 1

Cirebon (2005), SMAN 1 Cirebon (2008).

Pada tahun 2008, penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur

SNMPTN dan diterima di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mendapatkan kesempatan sebagai asisten

mata kuliah Dasar-dasar Instrumentasi Kelautan (2011), asisten mata kuliah Pemetaan

sumberdaya Hayati Laut (2012-2013), dan sebagai ketua fieldtrip mata kuliah Biologi

Laut (2009). Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi, seperti anggota Ikatan

Kekeluargaan Cirebon (IKC) 2009-2010,anggota divisi Sosial dan Lingkungan Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM-C) 2009-2010,

anggota Dewan Formatur - Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan

(HIMITEKA) 2010-2011.

Penulis menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan

skripsi yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi Perikanan Budidaya Perairan

Gambar

Gambar 1. Peta batas wilayah kabupaten Bogor
Gambar 2. Peta lokasi Penelitian  3.2 Alat dan Bahan
Gambar 3. Diagram alir pembuatan WebGIS
Gambar 5. Perancangan Menu  3.3.4 Implementasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

BOGOR 2005.. Dengan ini saya menya takan bahwa disertasi Keefektivan Pengelolaan Konflik Pada Perikanan Tangkap di Perairan Selatan Jawa Timur adalah karya saya sendiri dan

Kecamatan Ciainpea merupakan salah satu keca~natan yang berada di Kabupaten Bogor yang menjadi daerah produksi perikanan budidaya ikan hias dengan hasil produksi yang

Struktur Kornunitas Makrozoobenthos sebagai lndikator Biologi Kualitas Lingkungan Perairan Sungai Cihideung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.. ( Dibawah Birnbingan Sugiarti

Kontribusi Hasil belajar Mata Pelajaran Produktif Agribisnis Perikanan terhadap Kesiapan Praktek Kerja Industri Budidaya Perairan ditunjukan dari hasil

dalam analisis ini didapatkan dari frekuensi data curah hujan yang tersedia dengan menggunakan metode partial duration seriesi atau pemilihan data curah hujan dengan nilai

Dari uji coba e-Repoting Dinas Perikanan dan Kelautan Modul Perikanan Budidaya yang diterapkan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan berhasil memberikan

Karena itu perlu dilakukan identifikasi sumberdaya wilayah pesisir Kabupaten Bangka Barat untuk penggunaan budidaya perikanan laut dan pantai dilihat dari karakter biofisik

Informasi tersebut bermanfaat untuk menjelaskan komoditas unggulan perikanan budidaya yang menjadi spesialiasi dan despesialiasi kepada pemerintah sebagai dasar