• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan Gigi Sulung Dengan 3 MIX-MP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perawatan Gigi Sulung Dengan 3 MIX-MP"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERAWATAN GIGI SULUNG DENGAN 3 MIX-MP

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

EMMA LIBERTY BASUKI NIM : 050600029

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan tim penguji skripsi

Pembimbing : Medan, 20 November 2008

Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA Tanda Tangan

NIP. 130 702 232

(3)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 21 November 2008

TIM PENGUJI Ketua : Yati Roesnawi,drg

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Bapa Surgawi dan Yesus Kristus yang Maha Pengasih dan Pengampun atas segala kasih dan karunia-Nya, serta segala kemudahan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua tercinta Ibunda Liem Djing Nio dan Ayahanda (alm) Koo Keng Siang (Erwan Basuki) serta keluarga tercinta Deddy, Liana, Jimmy, Heny, Dessy, Tonny, Ronny, Hariyanti, Robby, Camilla Ika Putri, (alm) Joseph Dwi Putra, Aldrino, Benjamin, Catherine Koo, dan Edbert Koo atas segala kasih sayang, pengertian, dukungan, doa, hiburan, dan kesabaran yang telah diberikan kepada saya.

Dalam penulisan skripsi ini saya telah mendapat banyak bantuan, saran-saran, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan kasih sayang, waktu, kesabaran, kebajikan, tenaga, dan pikiran kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Seluruh staf pengajar Departemen Pedodonsia.

(5)

4. Rico Setiawan Wijaya, untuk segala kasih sayang, bantuan dan kebersamaan yang telah dilewati selama ini.

5. Bapak Dayat (dosen Farmakologi FK USU), dr. Yudi Herlambang, Kiki Nurjahya dan istri (dosen Biologi Fakultas MIPA USU), untuk kebaikan, waktu, pikiran, dan tenaga yang disediakan kepada saya..

6. Sahabat-sahabat tersayang saya Rieska Arletha, Putri Kartika Sari, Ibu Ida Irawati, Aldila, Imelda, Sist Kiki, Januardy Wijaya, Ivana 70, Edward Gozali, Wydiavei, Lindawaty, Julita Tanir, Yoselinda, Ivana 60, Trio Novalina, Mardi, Poetry Testya, David Fatola, dan teman-teman stambuk 05, seluruh mahasiswa FKG USU yang telah mengisi hari-hari saya selama masa kuliah yang telah mendukung saya dengan semangat dan saran-saran yang selalu membantu.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati saya berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi ilmu pengetahuan dan kita semua. Semoga Allah Bapa dan Yesus Kristus selalu memberkati kita semua.

Medan, November 2008

Penulis

Emma Liberty Basuki

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI……….. iii

KATA PENGANTAR………... iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR GAMBAR……… viii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

BAB 2 INDIKASI PULPOTOMI 3 MIX-MP... 4

BAB 3 MEKANISME 3 MIX-MP... 3.1 Mikroorganisme Penyebab Infeksi Gigi... 7

3.2 Tri Mix-MP...

(7)

BAB 5 KESIMPULAN... 24 DAFTAR PUSTAKA... 26

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pembukaan atap pulpa... 5

2. Pengambilan pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator... 5

3. Skema gigi sulung yang dirawat dengan LSTR... 6

14. Pandangan intra oral setelah peletakan 3 Mix-MP... 19

15. Restorasi GIC... 20

16. Restorasi Resin Komposit... 20

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

Prevalensi karies usia 0-16 tahun di Indonesia sangat tinggi yaitu 90%.1 Vargas, Crall, dan Schneider dari Amerika Serikat melaporkan 61% sampel anak usia 6-12 tahun memiliki paling tidak satu gigi sulung yang mengalami karies atau tambalan, penelitiannya yang lain pada gigi permanen dari 4116 anak usia 6-14 tahun, 40% memiliki paling sedikit satu gigi permanen yang karies atau ditambal.2 Karies pada gigi sulung sering terjadi pada gigi molar mandibula, gigi molar dan anterior maksila, jarang pada gigi anterior mandibula karena efek selfcleansing dari lidah dan saliva.

Karies gigi sulung harus segera dirawat dengan serius sebab gigi sulung diperlukan untuk memelihara kesatuan dan fungsi dari lengkung gigi, bila tidak dirawat mengakibatkan radang pulpa (pulpitis), resorbsi akar lebih cepat dan tanggalnya gigi sulung sebelum waktunya yang menyebabkan migrasi gigi tetangganya sehingga terjadi perubahan lengkung dan kehilangan ruang gigi permanen pengganti, keadaan ini mengakibatkan susunan gigi berjejal dan mengganggu estetis.3 Karies gigi sulung posterior bila tidak dirawat mengakibatkan gangguan pengunyahan dan pencernaan.

(10)

gigi sulung antara lain formokresol, kalsium hidroksida, ferrie sulphate, Mineral Trioxide Agegrate (MTA), dan 3 Mix-MP.

Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang sering digunakan telah menunjukan

keberhasilan, tetapi obat ini memiliki beberapa kekurangan yaitu diperlukan waktu yang lama untuk membentuk jembatan dentin (lebih kurang enam bulan) sedangkan khasiat obat dapat berkurang dalam waktu tiga bulan sehingga diperlukan dressing

berulang.4 Kekurangan formokresol yaitu mengeluarkan uap toksik, mengandung formalin yang dapat menjadi pre cancer, dan tidak dapat meningkatkan regenerasi sel. Kelemahan ferrie sulphate tidak dapat berreaksi apabila terkontaminasi cairan sementara saliva pada anak jumlahnya banyak dan sulit untuk mengontrolnya, sehingga tidak dapat meningkatkan pembentukan sel baru, serta kekurangan MTA yaitu harganya cukup mahal.

Penulisan skripsi ini membahas mengenai pengertian dan gambaran umum penggunaan 3 Mix-MP pada gigi sulung. Tri Mix-MP memiliki kelebihan yaitu dapat mengeliminasi bakteri saluran akar secara tuntas, tidak memerlukan instrumen endodontik, tidak memerlukan pembuangan seluruh pulpa, dapat digunakan pada gigi sulung dengan fistula, lesi periapikal dengan atau tanpa resorbsi akar fisiologis, dan abses gingiva terutama untuk anak tidak kooperatif karena dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan.5

(11)

3

(12)

BAB 2

INDIKASI 3 Mix-MP

Enamel gigi sulung sangat tipis sehingga karies dapat menyerang sampai ke dentin lebih mudah dibandingkan gigi permanen. Karies gigi sulung bersifat kronis dan asimptomatis artinya berlangsung lama dan tidak menunjukan gejala akibatnya saat terdeteksi bakteri telah memasuki permukaan terluar saraf di kamar pulpa sehingga terjadi infeksi yang menyebabkan rasa sakit. Bakteri-bakteri ini terus berpenetrasi ke seluruh pulpa sehingga terbentuk abses. Melihat dampak karies maka gigi sulung maupun permanen yang terinfeksi harus segera dilakukan perawatan untuk mencegah abses dan kehilangan gigi.3,6-7

Prosedur perawatan pulpa terinfeksi dengan 3 Mix-MP dimulai dengan mempreparasi kavitas sejauh perluasan karies, membuang dentin yang terlibat dengan ekskavator dan round bur besar, pembuangan tepi dentin yang menggantung serta pembuangan jaringan pulpa terinfeksi. Tujuannya menghentikan infeksi, menetralisir semua sisa infeksi sehingga proses penyembuhan dapat berlangsung.3,8

Keuntungan dilakukannya perawatan dengan 3 Mix-MP adalah tidak diperlukan pembuangan seluruh pulpa, dihindarkannya iritasi instrumen terhadap jaringan periapikal karena prosedur 3 Mix-MP tidak membutuhkan instrumen endodontik, dikenal dengan istilah Non-Instrumentation Endodontic Treatment

(13)

MP dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan, serta tidak memerlukan biaya yang mahal. 5

Gambar 1. Pembukaan atap pulpa 10 Gambar 2. Pengambilan pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator 10

(14)

6

pulpa yang steril sehingga memudahkan dan memepercepat proses penyembuhan. Gigi yang non vital dilakukan pengambilan pulpa nekrotik pada kamar pulpa dan pulpa radikular yang dapat dijangkau. Daya penetrasi yang diperoleh dari propilen glikol dan makrogol mampu membawa 3 Mix dengan cepat dan efektif masuk ke tubuli dentin sampai jaringan periapikal.2,3,5,6,11-14 Penetrasi yang sempurna juga didukung oleh pelebaran orofisi kanal dengan bur lurus sebagai tempat penerimaan 3 Mix-MP yang biasa disebut dengan medication cavity.14 Sterilisasi dengan menggunakan 3 Mix-MP merupakan medikamen saluran akar yang mendekati ideal karena telah terbukti efektif membunuh seluruh bakteri di jaringan karies dan saluran akar yang terinfeksi.5

(15)

BAB 3

Mekanisme 3 MIX-MP

Faktor yang paling penting untuk keberhasilan perawatan endodontik adalah pengurangan atau eliminasi infeksi bakteri, agar hal tersebut tercapai secara maksimal harus diketahui bakteri apa saja yang terdapat di dalam rongga mulut.13,15 Banyak penelitian membuktikan penyebab ketidakberhasilan perawatan endodontik adalah bakteri tertinggal di saluran akar dan menyebabkan infeksi pada pulpa atau jaringan periradikular.16

3.1 Mikroorganisme Penyebab Infeksi Gigi

Bakteri merupakan organisme uniseluler yang sangat beraneka ragam baik dalam ukuran maupun bentuk yang dapat terlihat di bawah mikroskop.17 Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk hidup, bakteri dapat dibagi menjadi dua, yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidup, sebaliknya bakteri anaerob tidak membutuhkan oksigen untuk hidup. Berdasarkan toleransi terhadap oksigen, bakteri anaerob dibagi menjadi tiga macam yaitu.18

- Anaerob obligate, bakteri ini akan mati bila terpapar oksigen

(16)

- Organisme aerotoleran, bakteri ini dapat hidup walaupun terdapat oksigen disekitarnya, tetapi mereka tetap anaerobik karena tidak menggunakan oksigen sebagai terminal elektron akseptor untuk tumbuh.

Pada tahun 1980 an, setelah ditemukan cara untuk mengisolasi bakteri anaerob, diketahui bahwa pada saluran akar gigi yang mengalami nekrotik pulpa dan lesi periapikal kronis terdapat infeksi polimikrobial yang didominasi oleh spesies anaerob. Berdasarkan hasil penelitian Luciana Cunha Pazelli, et al. pada tahun 2003, bakteri yang paling banyak dijumpai pada saluran akar gigi sulung dengan nekrotik pulpa dan lesi periapikal kronis adalah bakteri anaerob sebanyak 96,8%, Black-pigmented bacilli 35,5%, bakteri aerob 93,5%, streptococcus sp. 96,7%,

Streptococcus mutans 48,4%. Pada penelitian ini presentase bakteri anaerob hampir sama dengan bakteri aerob. Literatur lain menunjukan jumlah streptococcus pada saluran akar yang terinfeksi dari gigi sulung dengan nekrosis pulpa bervariasi antara 70%-85%.13

Toyoshima et al. tahun 1988, Sato et al. tahun 1993, Hoshino et al. dan Faria tahun 2001 menjumpai prevalensi bakteri anaerob lebih tinggi dari bakteri aerob yaitu sebanyak 96,8%.19 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa infeksi saluran akar pada gigi sulung, sama halnya dengan gigi permanen, merupakan infeksi polimikrobial yang melibatkan berbagai macam jenis bakteri.13 Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa bakteri anaerob, Streptococcus sp, Streptococcus mutans,

(17)

Gambar 4.Streptoccocus mutans pada media

agar20 Gambar 5. pewarnaan gramStreptococcus mutans 20 pada

3.2 3 Mix-MP

3 Mix-MP dibuat berdasarkan konsep LSTR (Lesion Sterilization and Tissue Repair) juga disebut dengan NIET (Non-Instrumentation Endodontic Treatment) yang diakui sebagai pendekatan biologis baru dalam perawatan lesi karies dengan atau tanpa keterlibatan pulpa dan jaringan periapikal menggunakan campuran tiga antibiotik. Konsep ini dikembangkan oleh unit penelusuran kariologi Universitas Niigata pada tahun 1988.9

Konsep dari LSTR adalah mensterilisasi lesi melalui eliminasi bakteri, setelah lesi steril jaringan memulai proses memperbaiki dirinya. LSTR tidak membutuhkan instrumen-instrumen endodontik (NIET) karena tidak memerlukan preparasi saluran akar dan pengambilan seluruh pulpa. LSTR bukanlah pencegahan primer, tetapi tindakan kuratif.

(18)

berspektrum luas, namun tidak semua bakteri dapat dieliminasi oleh metronidasol sendiri, diperlukan antibiotik lain untuk mensterilisasi lesi, maka ditambahkan

ciproflokasin dan minosiklin.9 Konsentrasi tiap antibiotik tersebut sebesar 100 g/mL

karena dosis yang digunakan rendah maka reaksi sensitisasi dan alergi sangat jarang ditemukan.5,16 Ketiga antibiotik ini digabungkan dengan propilen glikol atau makrogol. Ada beberapa pendapat mengenai rasio pencampuran ketiga antibiotik ini, sebagian mencampurnya dengan ratio 3:1:1, Gracia, et.al dengan ratio 3:1:3, belakangan ini Professor Hoshino dengan ratio 1:1:1.9

3.2.1 Metronidasol

Metronidasol adalah medikasi anti infeksi nitroimidasol digunakan untuk sebagian besar infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob, protozoa dan parasit tertentu. Mikroorganisme tersebut mengubah metronidasol kebentuknya yang aktif secara intraseluler kemudian kelompok nitro dari metronidasol direduksi oleh ferredoxin, hasil reduksinya bertugas mengganggu struktur helikal DNA bakteri, menyebabkan sintesa asam nukleat bakteri terhambat sehingga tidak dapat tumbuh dan berkembang biak.

Indikasi penggunaan metronidasol dalam kedokteran gigi antara lain:21

- Untuk infeksi bakteri anaerob seperti Bacterioides fragilis, spp, Fusobacterium spp, Peptostreptococcus spp, Prevotella spp yang menyebabkan periodontitis.

(19)

Penggunaan metronidasol secara sistemik memiliki efek samping seperti nausea, diare, kemerahan pada kulit, denyut jantung yang cepat, pusing, kehilangan nafsu makan, dan metal taste di mulut.21-24 Metronidasol dilaporkan aman secara klinis.9

Resistensi metronidasol bila dikombinasikan dengan antibiotik lain lebih lambat muncul dibandingkan jika digunakan sendiri.9 Hal ini disebabkan ketika helikal DNA bakteri diganggu, ada sepersekian permill bakteri bermutasi mengubah susunannya sehingga resisten terhadap metronidasol, namun tidak bermutasi terhadap antibiotik lain yang digabungkan dengannya, sehingga bakteri yang resisten terhadap metronidasol dibunuh oleh antibiotik gabungannya.

3.2.2 Ciprofloksasin

Ciprofloksasin adalah antibiotik berspektrum luas golongan fluoroquinolones yang lebih efektif melawan bakteri gram negatif daripada gram positif, hal ini disebabkan ciprofloksasin menyerang bakteri pada dinding sel yang lebih tipis, bakteri gram negatif dinding selnya lebih tipis daripada dinding sel bakteri gram positif sehingga lebih mudah dihancurkan. 25-27

Ciprofloksasin bekerja dengan menghambat enzim DNA gyrase tipe II topoisomerase, yang merupakan enzim penting untuk replikasi DNA sehingga menghambat pembelahan sel mengakibatkan bakteri tidak dapat berkembang biak. Ciprofloksasin efektif dalam melawan bakteri yang dijumpai dalam rongga mulut seperti: Campylobacter, Pseudomonas aeruginosa, dan , Staphylococcus aureus

(20)

ciprofloksasin yang digunakan secara sistemik adalah iritasi gastrointestinal, nausea, sakit perut, demam ringan, kehilangan nafsu makan.25-26 Meskipun mempunyai efek samping ciprofloksasin terbukti aman digunakan pada anak usia 3-16 tahun jika mengikuti dosis yang disarankan.9

3.2.3 Minosiklin

Minosiklin adalah antibiotik broad spektrum turunan tetrasiklin mempunyai spektrum paling luas dari semua golongan tetrasiklin dan bersifat bakteriostatik terhadap bakteri gram positif, gram negatif, bakteri aerob, dan bakteri anaerob.24,28-30 Walaupun tidak bersifat bakteriosid, minosiklin berfungsi mengganggu proses RNA bakteri dalam membentuk protein sehingga bakteri tidak dapat tumbuh. Streptococcus aureus yang banyak dijumpai pada infeksi saluran akar gigi sulung biasanya resisten terhadap golongan tetrasiklin namun Streptococcus aureus tidak resisten terhadap minosiklin.24

Efek samping penggunaan minosiklin secara sistemik antara lain: muntah, sakit perut, diare, black hairy tongue, warna abu-abu pada gingiva dan gigi pada dewasa.24,28-29 Pada 3 Mix-MP minosiklin tidak akan merubah seluruh warna gigi karena hanya jumlah kecil yang digunakan.9

3.2.4 Makrogol

(21)

13

Makrogol memiliki tingkat toksisitas yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan salep, supositoria, bahan pelapis tablet maupun bentuk sediaan obat lainnya.31

Makrogol pada 3 Mix digunakan sebagai ’kendaraan’ dalam mengantarkan 3Mix memasuki saluran akar. Pencampuran 3 Mix dengan makrogol sampai mencapai konsistensi krim atau jelly memudahkan 3 Mix mencapai saluran akar yang secara anatomisnya banyak ramifikasi.9 Makrogol juga dapat mengikat 3 Mix pada saluran akar sehingga tidak mudah larut atau diabsorpsi ke jaringan sekitar.

3.2.5 Propilen Glikol

Propilen Glikol merupakan dihydric alcohol, cairan tidak berwarna dan memiliki rasa manis yang dapat digunakan sebagai ”kendaraan” yang mempunyai potensi digunakan pada perawatan saluran akar karena sifat alirnya.14 Olitzky (1965) melaporkan propilen glikol memiliki efisiensi germisidal dan kegunaannya sebagai kendaraan yang dapat mencegah dan mengatasi infeksi mikrobial.32 Propilen Glikol memiliki tingkat toksisitas yang rendah dan tidak memiliki efek kumulatif yang berbahaya pada percobaan binatang.

(22)

BAB 4

PENATALAKSANAAN

Prosedur perawatan gigi sulung dengan 3 Mix-MP yang harus dilakukan demi berhasilnya perawatan yaitu persiapan, teknik pembuangan pulpa, penatalaksanaan, dan evaluasi hasil perawatan.

4.1 Persiapan

Sebelum melakukan perawatan saluran akar dengan 3 Mix-MP harus dilakukan persiapan-persiapan guna mencapai efisiensi dan efektifitas kerja. Hal-hal yang harus dipersiapkan meliputi rontgen foto gigi, alat dan bahan dan manipulasi 3 Mix.

4.1.1 Rontgen Foto Gigi

Gigi yang akan dirawat harus difoto rontgen terlebih dahulu untuk mempermudah estimasi kerja dokter gigi dan juga sebagai bahan pembanding sebelum dan sesudah perawatan sehingga dapat diketahui apakah perawatan berhasil atau tidak.

(23)

4.1.2 Alat dan Bahan

Alat yang diperlukan dalam mempersiapkan 3 Mix-MP antara lain:,5,20,33-34

1. Mortar dan pestle, penghancur dan penghalus tablet metronidasol, ciprofloksasin, dan minosiklin.

2. Pisau, pembuka lapisan gula atau lapisan film apabila menggunakan sediaan kapsul

3. Toples kedap udara, wadah menyimpan ketiga antibiotik yang telah dihaluskan.

4. Glass Slab dan spatula, tempat mencampur ketiga antibiotik dengan makrogol serta propilen glikol

5. Round bur, untuk membersihkan sisa-sisa jaringan karies 6. Bur fisur , sebagai pembuka atap pulpa

7. Ekskavator, untuk mengambil pulpa dan jaringan karies

8. Instrumen Plastis, untuk meletakan 3 Mix-MP ke dalam kamar pulpa 9. Rubber Dam, untuk mengisolasi gigi dari air ludah

Gambar 6. Mortar dan pestle20

(24)

Gambar 9. Round bur20 Gambar 8. Glass slab20

Gambar 10. Fisur bur20 Gambar 11. Rubber dam20

Bahan yang diperlukan antara lain:4,32,34-35 1. Metronidasol 500 mg

2. Ciprofloksasin 500 mg 3. Minosiklin 500 mg 4. Propilen Glikol 5. Makrogol

6. NaOCl 2,5 % sebagai bahan irigasi

7. Resin modifikasi GIC sebagai bahan restorasi akhir

(25)

3 Mix harus dipersiapkan sebelum perawatan endodonti dilakukan. Apabila sediaan antibiotik yang digunakan berupa tablet bersalut gula maka lapisan gula/lapisan filmnya dilepaskan dengan menggunakan pisau. Bila berupa tablet maka hancurkan tablet tersebut dengan mortar dan pestle sampai menjadi bubuk yang halus.

Kontaminasi antar antibiotik harus dicegah dengan cara bubuk antibiotik disimpan dalam toples terpisah dan setelah mortar dan pestle digunakan bersihkan dengan etanol.1,5,34

4.2 Teknik

Penatalaksanaan perawatan gigi sulung dengan 3 Mix-MP meliputi teknik manipulasi 3 Mix-MP dan pembuangan pulpa.

4.2.1 Teknik manipulasi 3 Mix-MP

Hal-hal yang harus dilakukan untuk memanipulasi 3 Mix-MP adalah sebagai berikut:1,5,19,34

- Masing-masing bubuk antibiotik diambil dengan spatula dengan perbandingan 1:1:1 dan diletakkan pada glass slab.

- Ketiga antibiotik diaduk dengan spatel

- Pada bagian glass slab yang lain, diambil makrogol (M) dan propilen glikol (P) dengan jumlah yang sama, diaduk sempurna sehingga terbentuklah makrogol dan propilen glikol (MP) yang kental

(26)

- 3 Mix dengan MP dicampurkan dengan spatel sampai dapat dibulatkan dengan diameter 1 mm, jika konsistensi tidak dapat dibulatkan artinya campuran terlalu lunak, ditambahkan 3 Mix. Jika campuran terlalu keras maka ditambahkan MP

4.2.2 Teknik pembuangan pulpa

Teknik perawatan dengan menggunakan 3 Mix-MP adalah sebagai berikut: 2,5,33,36

- Gigi yang bersangkutan dianastesi lokal kemudian diisolasi dengan rubber dam

- Sisa-sisa jaringan karies dibersihkan dengan ekskavator untuk mencegah kontaminasi

- Jaringan karies,enamel yang menggantung, dan dentin yang menggantung di kamar pulpa dibersihkan dengan round bur untuk mendapatkan akses yang baik ke pulpa koronal.

- Buka atap pulpa dengan bur fisur

- Buang pulpa pada kamar pulpa dan pulpa radikular yang terjangkau dengan menggunakan eskavator

- Bila terjadi perdarahan pada gigi vital tekan sisa jaringan pulpa dengan kapas pelet selama beberapa menit sampai perdarahan berhenti

- Irigasi dengan NaOCl 2,5 % - Keringkan dengan kapas steril

(27)

- Lakukan restorasi akhir dengan menggunakan Resin modifikasi GIC

Gambar 12. Preparasi selesai 14

Gambar 13. Tri Mix dibawa ke kavitas14

(28)

Gambar 15. Restorasi GIC14

Gambar 16. Restorasi resin komposit14

4.3 Evaluasi Hasil Perawatan

(29)

Laporan kasus pada gambar 17 menunjukan keberhasilan perawatan gigi molar pertama sulung disertai pembengkakan gusi dan fistula menggunakan 3 Mix-MP. Evaluasi yang dilakukan setelah setelah 351 hari menunjukan gigi sulung diganti dengan gigi permanen tanpa terjadi gangguan terhadap benih maupun ruangan.

Gambar 17. A. Kasus klinik gigi sulung karies dengan pembengkakan gingiva dan fistula. (a, b) sebelum perawatan. (a) terlihat pembengkakan gingiva dan fistula. (b) pada radiografi terlihat molar pertama sulung kiri mandibula mengalami resopsi akar fisiologis. (c) 3 Mix-MP diletakkan pada orifisi dasar kamar pulpa. (d) seminggu setelah perawatan dapat dilihat pembengkakan dan fistula hilang. (e,f) setelah 351 hari, gigi sulung akan diganti dengan gigi permanen secara normal.33

(30)

abses gingiva hilang. Hasil klinis yang meyakinkan dianggap berasal dari efek bakteriosid dari 3 Mix.9

Gambar 18. B. Kasus klinik gigi sulung karies dengan abses gingiva. (a,b) sebelum perawatan. (a) terlihat abses gingiva. (b) pada radiografi terlihat molar dua sulung kiri mandibula mengalami resopsi akar fisiologis, memerlukan perawatan endodontik. (c) abses gingiva hilang setelah hari ke 11 perawatan dengan 3 Mix-MP. (d) setelah 225 hari, premolar 2 erupsi secara normal.33

(31)

23

kunjungan. Ini menunjukan bahwa 3 Mix-MP dapat mensterilkan dengan baik saluran akar yang terinfeksi.5

(32)

BAB 5

KESIMPULAN

Gigi sulung yang mengalami karies apabila tidak dirawat dapat menyebabkan prematur loss yang mengakibatkan kehilangan ruang untuk gigi permanen akibat migrasi gigi tetangganya, berubahnya susunan lengkung gigi yang mengganggu estetis, dan gangguan pencernaan pada prematur loss gigi posterior akibat makanan tidak terkunyah secara maksimal. Prosedur perawatan 3 Mix-MP hanya memerlukan pengambilan pulpa sampai sedikit di bawah orifisi, prinsipnya meninggalkan bagian pulpa yang steril sehingga memudahkan dan memepercepat proses penyembuhan. Gigi yang non vital dilakukan pengambilan pulpa nekrotik pada kamar pulpa dan pulpa radikular yang dapat dijangkau.Tri Mix-MP merupakan gabungan dari tiga antibiotik berspektrum luas, yaitu metronidasol, ciprofloksasin, dan minosiklin. Ketiga antibiotik ini digabungkan dengan propilen glikol dan makrogol. Hasil evaluasi yang didapat menyatakan bahwa 3 Mix-MP menunjukan hasil yang lebih baik dibanding dengan obat perawatan gigi sulung lainnya.

(33)

25

(34)

DAFTAR RUJUKAN

1. Antara news. Sembilan puluh persen anak Indonesia menderita karies gigi. 30 Juli 2007. <http://www.antaranews.com> (01 Oktober 2008).

2. McDonald RE, Avery DR. Dentistry for the child and adolescent. 7 th ed. Missouri : Mosby, 2000 : 209-10.

3. Ravel. Pulpotomy and pulpectomy in children. 19 September 2005. <

http://dentalresource.org/topic58pulpotomypulpectomy.html> (21 Agustus 2008).

4. Waterhouse PJ, Nunn JH, Whitworth JM. An investigation of the relative efficacy of Buckley’s formocresol and calcium hydroxide in primary molar vital pulp therapy.

Br Dent J 2000 ; 188 (1) : 32

5. Reni A, Tri L, Harry BS, et.al. Evaluasi klinis terapi lesi sterilisasi dan perbaikan jaringan (LSTR) 3 Mix-MP. J Kedokteran Gigi UI 2003 ; 10 : 527-30.

6. Columbia University College of Dental Medicine. Vital pulpotomi. 25 Juni 2008. <http://www.simplestepsdental.com/SS/ihtSS/r.WSIHW000/st.32226/t.35022/pr.3. html> (21 Agustus 2008).

7. The Center of Pediatric Dental Care. Nerve treatments. 2005.

<http://www.pediatricdentalcare.com/parent/nerve.html> (21 Agustus 2008). 8. Hale FA. Vital pulpotomi vs total pulpectomy. Maret 2000.

<http://www.toothvet.ca/PDFfiles/Pulpotomy.pdf> (21 Agustus 2008).

9. Ramos AB, et.al. What is the LSTR. <www.docudesk.com>. (21 Agustus 2008). 10. Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak (A manual of paedodontics). Ed. 2.

(35)

11. Takushige. Endodontic treatment of primary teeth using a combination of antibacterial drugs. Intl Endo J 2004 ; 37 (2) : 132-3.

<http://pt.wkhealth.com/pt/re/iend/abstract.00004310-200402000-00006.htm;jsessionid=L47T3jL2PJ7hH2ySh5Yh1Rhb7rR9TwpRpCHTb7TjLPHf5

8ykm5pr!1270838445!181195628!8091!-1> (21 Agustus 2008).

12. Takushige T, Hoshino E. Lesion sterilization and tissue repair (LSTR) therapy –non instrumentation directed endodontic treatment (NIET). 1998.

<http://www.dent.niigata-u.ac.jp/microbio/LSTR/NIET.html> (05 September 2008).

13. Pazelli LC, Freitas ACD, Ito IY, Gugelmin MCMDS, Medeiros AS, Filho PN.

Prevalence of microorganisms in root canals of human desiduous teeth with

necrotic pulp and chronic periapical lesions. Pesqui Odontol Bras 2003 ; 17 (4) : 367-71.

14. Prabhakar AR, Sridevi E, Raju OS, Satish V. Endodontic treatment of primary teeth using combination of antibacterial drugs:an in vivo study. J Indian Soc Pedod Prevent Dent 2008 ; Supplement : 5-10

15. Amorim LFG, Toledo OAD, Estrela CRDA, Decurcio DDA, Estrela C.

Antimicrobial Analysis of different root canal filling pastes used in pediatric

dentistry by two experimental methods. Braz Dent J 2006 ; 17 (4) : 317-22. 16. Alam T, Nakazawa F, Nakajo K, Uematsu H, Hoshino E. Susceptibility of

(36)

17. Collins WJN, Walsh TF. A handbook for dental hygienists. 3rd ed. Cambridge : The University Press, 1992 : 121-23.

18. Wikipedia. Organisme anaerobik.<http://en.wikipedia.org/wiki/Organisme Anaerobic> (05 September 2008).

19. Philippine Pediatric Dental Society. Lession Sterilization and tissue repair. <http://pediatricdentistry.comph/PPDSI/LSTR.html> (05 Agustus 2008). 20. www.google.com/searchgambar.

21. Wikipedia. Metronidazole. 29 July 2008. <

http://en.wikipedia.org/wiki/Metronidazole> (07 Agustus 2008).

22. Ogbru O. Generic name : Metronidazole, brand name : Flagyl. 07 November 2007. < http://www.medicinenet.com/metronidazole/article.htm> (14 Agustus 2008). 23. Cemer Multum. Metronidazole. 24 Maret 2008. <

http://www.drugs.com/metronidazole.html> ( 14 Agustus 2008).

24. Cemer Multum. Ciprofloksasin. 30 November 2007. <

http://www.drugs.com/ciprofloxacin.html> (14 Agustus 2008).

25. Wikipedia. Ciprofloksasin. 07 Agustus 2008. < http://en.wikipedia.org/wiki/Ciprofloxacin> (14 Agustus 2008).

26. Hadisahputra S, Harahap U. Biokimia dan farmakologi antibiotika. Medan : USU Press, 1994 : 8-9.

27. Aetna Dental Plans. Minocycline. 11 January 2001.

(37)

28. Wikipedia. Minocycline. 25 July 2008. <http://en.wikipedia.org/wiki/Minocycline> (14 Agustus 2008).

29. American Osteopathic College of Dermatology. Minocycline.

<http://www.aocd.org/skin/dermatologic_diseases/minocycline.html> (11 Agustus 2008).

30. Sanyo. Macrogol.

<http://www.sanyo-chemical.co.jp/product/macrogol/eng/index.htm> (11 Agustus 2008).

31. Cruz EV, Kota K, Huque J, Iwaku M, Hoshino E. Penetration of propylene glycol into dentine. International Endodontic J 2002; 35 : 330-6.

32. Ganiswara SG, Setiabudy RS, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafriaidi. Farmakologi dan terapi. Ed 4. Jakarta : Gaya Baru, 1995 : 345-58

33. Takushige T, Cruz EV, Moral AA, Hoshino E. Endodontic treatment of primary teeth using a combination of antibacterial drugs. International Endodontic J 2004 ; 37 : 132-38.

34. Anonimus. How to prepare 3 Mix-MP.< www.yahoo.com/how to prepare 3 Mix-MP>. 4 Agustus 2008

35. Ratnasan. LSTR-3 Mix-MP. 20 September 2006.

<http://ratnasan.wordpress.com/2006/09/20/lstr-3mix-mp/> (05 September 2008). 36. Takushige T, Hataoaka H, Ando M, Hoshino E. 1125 clinical evaaluation of

endodontic retreatment using LSTR 3 Mix-MP. 22 Maret

(38)

30

37. Hoshino E, et.al. 2044 LSTR 3 Mix-MP NIET in area oral health program. 11 Maret 2005. <

http://iadr.confex.com/iadr/2005Balt/techprogram/abstract_63412.htm> (05

September 2008).

Gambar

Gambar
Gambar 1. Pembukaan atap pulpa  10
Gambar 3. Skema gigi sulung yang dirawat dengan terapi Lession Strerilization and Tissue Repair
Gambar 5. Streptococcus mutans pada                    pewarnaan gram20
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penjumlahan dengan aturan jajargenjang yaitu dengan memperte mukan kedua awal vektor, kemudian membuat vektor kembarannya pada masing- masing ujung kedua

Kaitannya dengan bahasa, Henry Guntur Tarigan mengatakan, Bahasa Karo merupakan alat komunikasi utama para anggota masyarakat di Tanah Karo; bukan saja antar sesama orang

Titik kritis pada tahapan ini yang tidak dilakukan/tidak sesuai dan kemudian menyebabkan permasalahan Kontrak, yaitu tidak dilaksanakannya rapat persiapan pelaksanaan Kontrak

Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Dukungan fungsi produksi terhadap tujuan organisasi dapat dijelaskan sebagai

1) Mengembangkan rancangan konsep metode dan media baru yang akan dikembangkan berupa diari makanan untuk memantau dan menilai konsumsi makanan serta memberikan pendidikan gizi

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975 Tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah;.. Peraturan Menteri Negara Perencanaan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Free

Seluruh Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia atas semua ilmu, bimbingan, dan pengalaman yang telah