• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Muslim Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Muslim Jaya"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS

DI

APOTEK MUSLIM JAYA

DISUSUN OLEH :

TRI AGUSTI H., S. Farm.

073202103

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK SWASTA

di

Apotek Muslim Jaya Medan

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan

Disusun oleh:

Tri Agusti Hasibuan, S. Farm. 073202103

Apotek Muslim Jaya Medan

Pembimbing,

Drs. Agustama, M.Kes., Apt. SIK. 5002/B

(Apoteker Pengelola Apotek)

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Muslim Jaya Medan.

Penulisan Laporan Praktek Kerja Profesi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Agustama, M.Kes., Apt., sebagai pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek Muslim Jaya yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan kepada penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi hingga penyusunan laporan ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Bapak Drs. Wiryanto, MS, Apt. Sebagai Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

4. Seluruh pegawai apotek Muslim Jaya atas bantuan dan kerjasama yang diberikan selama Praktek Kerja Profesi di apotek Muslim Jaya.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan laporan ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kefarmasian.

Medan, Maret 2008

(4)

DAFTAR ISI

JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

RINGKASAN... viii

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK...4

2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek ...4

2.1.1 Peran Apotek...4

2.1.2 Peran Apoteker...4

2.2 Pengelolaan ...5

2.2.1 Pengadaan/Pembelian ...6

2.2.2 Penyimpanan dan Penataan...6

2.2.3 Pelayanan ...7

2.3 Pendirian Apotek ...8

2.3.1 Studi Kelayakan ...8

2.3.2 Izin Mendirikan Apotek ...12

2.4 Perpajakan...12

(5)

2.4.2 Pajak yang Dipungut Oleh Negara ...13

2.4.2.1 Pajak Penghasilan (PPh 21) ...13

2.4.2.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh 25) ...13

2.4.2.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)...13

BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK MUSLIM JAYA...14

3.1 Bangunan dan Letak ...14

3.2 Struktur Organisasi dan Personalia ...14

3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Muslim Jaya ...15

3.3.1 Pembelian-Pengadaan Perbekalan Farmasi ...15

3.3.2 Penyimpanan...17

3.3.3 Penjualan...17

3.3.4 Administrasi ...19

3.3.5 Pengawasa Keuangan...19

3.3.6 Evaluasi Akhir dan Perhitungan Laba Rugi...20

BAB IV PEMBAHASAN...21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...23

DAFTAR PUSTAKA...24

LAMPIRAN...25

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pesanan ...25

Lampiran 2. Surat Pesanan Narkotika ...26

Lampiran 3. Surat Pesanan Psikotropika ...27

Lampiran 4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ...28

Lampiran 5. Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika...29

Lampiran 6. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika...30

(8)

RINGKASAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah melalui pekerjaan yang berhubungan dengan kefarmasian. Yang dimaksud pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu persediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan onformasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Anief, 2000).

(10)

pengabdian profesinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Apotek dipimpin oleh seorang apoteker, dibantu asisten apoteker dan karyawan lainnya. Profesi apoteker dibekali dengan keilmuan dibidang obat, memiliki wewenang melaksanakan pekerjaan kefarmasian dan wajib mematuhi standar profesinya serta menghormati hak-hak pasien.

Berdasarkan Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, satu-satunya profesi yang diberi wewenang untuk mengatur, mengawasi dan melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan kefarmasian adalah apoteker. Salah satu bentuk pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh seorang apoteker adalah pelayanan obat dengan segala informasi yang menyertainya di apotek.

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmceutical care) yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi hidup dari pasien (Depkes, 2004).

(11)

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana tugas dan peran Apoteker Pengelola Apotek di apotek

(12)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1 Peran Apotek dan Apoteker

2.1.1 Peran Apotek

Berdasarkan Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Perbekalan kesehatan yang dimaksud adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Tugas dan fungsi apotek adalah:

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah profesi.

2. Sarana farmasi yang melaksanakan pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat. 3. Sarana penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dan

harus menyebarkannya secara meluas dan merata kepada masyarakat. 2.1.1 Peran Apoteker

Berdasarkan Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Seorang Apoteker Pengelola harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan yaitu:

(13)

2. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker 3. Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dari Menteri Kesehatan. 4. Tidak bekerja di Perusahaan Farmasi atau Apotek lain.

Apoteker mempunyai fungsi utama dalam pelayanan obat atas dasar resep dan harus mampu memberi penjelasan tentang obat kepada pasien, serta pelayanan obat tanpa resep kepada masyarakat yang meminta obat atas dasar diagnosa sendiri. Apoteker juga berrtanggung jawab untuk memberikan informasi kepada masyarakat dalam menggunakan obat bebas dan bebas terbatas dalam pelayanan obat ini Apoteker harus berorientasi kepada pasien (Anief, 1995).

2.2 Pengelolaan

Menurut Kepmenkes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002, pengelolaan apotek meliputi:

1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.

3. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya meliputi:

1) Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi yang diberikan baik kepada dokter, tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat

(14)

Pengelolaan apotek dalam hal ini mempunyai tujuan yang mengarah pada terjaminnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan lainnya dengan kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber daya manusianya (Anief,1995).

2.2.1 Pengadaan/Pembelian

Pembelian sediaan farmasi dan perbekalan keehatan didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan obat bebas. Apoteker harus merencanakan pembelian dengan baik untuk mencegah tejadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan.

Pemesanan barang dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui penjulannya atau melalui telepon dengan menggunakan surat pesanan. Khusus narkotika, pemesanan dilakukan kepada PBF Kimia Farma dengan menggunakan surat Pesanan Narkotika rangkap 4 yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Untuk psikotropika digunakan Surat Pesanan Psikotropika.

2.2.2 Penyimpanan dan Penataan

Prosedur dan administrasi penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya diatur dengan memperhatikan sistem First In First Out (FIFO), First Expire First Out ( FEFO), waktu kedaluwarsa, bentuk dan jenis obat.

(15)

2.2.3 Pelayanan

Berdasarkan Kepmenkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004, pelayanan yang dilakukan di apotek berupa:

1. Pelayanan Resep 1.1.Skrining resep

Apoteker melakukan skrining resep meliputi: 1.1.1. Pelayanan administrasi Nama, SIP, dan alamat dokter

Tanggal penulisan resep

Tanda tangan/paraf dokter penulis resep

Nama, alamat, jenis kelamin, dan berat badan pasien Nama obat, potensi, dosis, jumlah

Informasi lainnya

1.1.2. Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, cara dan lama pemberian.

1.1.3. Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, dan interaksi. 1.2.Penyiapan Obat

1.2.1. Peracikan

Kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket pada wadah.

1.2.2. Etiket

1.2.3. Kemasan obat yang diserahkan 1.2.4. Penyerahan obat

(16)

Apoteker harus memberi informasi yang benar, jelas, dan udah dimengerti, akurat, bijaksana, dan terkini. Informasi pada obat pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.

1.2.6. Konseling

Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dan pasien tersebut terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan yang salah terhadap sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya.

2.3 Pendirian Apotek

2.3.1 Studi Kelayakan

Yang dimaksud dengan studi kelayakan adalah suatu kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung resiko belum jelas. Melalui studi kelayakan berbagai hal yang diperkirakan akan mengakibatkan kegagalan diharapkan dapat diantisipasi terlebih dahulu.

Studi kelayakan dalam pendirian apotek meliputi: a. Survey dan pemilihan lokasi

(17)

1. Ada tidaknya apotek lain

2. Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir kendaraan.

3. Jumlah penduduk 4. Jumlah dokter

5. Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat

Selain itu, perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan lain seperti rumah sakit, puskesmas dan poliklinik

b. Analisa Pembelanjaan

Analisa pembelanjaan diperlukan untuk mengetahui untung rugi suatu usaha dan mengukur efektivitas pengunaan dana. Beberaa hal penting yang harus diperhaikan dalam membuat analisa keuangan yaitu:

1. Modal minimal

Modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat diperolehnya izin apotek dan selanjutnya apotek mampu melaksanakan tugasnya melayani masyaraklat dengan sebaik-baiknya. Modal minimal digunakan untuk pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan pada awal pendirian dan kas yang berupa uang kontan maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.

2. Sumber modal

(18)

Sumber-sumber modal yang dibutuhkan antara lain: 1) Modal sendiri

Modal sendiri merupakan modal yang dapat dikatakan tidak mempunyai jangka/waktu pengambilan. Termasuk di dalamnya adalah modal Apoteker Pengelola Apotek sendiri ataupun modal keluarganya.

2) Modal kredit

Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pemberi kredit, adanya kepercayaan dari pemberi kredit bahwa di masa mendatang pemberi kredit akan sanggup memenuhi sesuatu yang telah dijanjikan. Sumber-sumber pemberi kredit yang dapat dimanfaatkan oleh calon APA adalah bank, teman yang telah sukses terlebih dahulu mengelola apotek atau Pedagang Besar Farmasi (PBF).

Berdasarkan pada penggunaannya modal dapatdibagi atas:

a. Modal tetap (aktiva tetap) yaitu modal yang keadaannya relatif tetap, misalnya: gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.

b. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang muka.

3. Analisa impas

(19)

Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah:

Titik impas = atau

penjualan

Biaya Tetap (BT) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang terjual.

Biaya Variabel adalah biaya yang bergantung pada jumlah barang yang terjual. Untuk apotek, BV adalah nilai pembelian dari barang yang terjual. Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah harga pokok/nilai pembelian dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga pokok dari persediaan barang awal ditambah pembelian barang pada waktu tertentu dikurangi persediaan barang akhir.

Omzet adalah nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu.

c. Target yang akan dicapai

(20)

2.3.2 Izin Mendirikan Apotek

Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 bahwa permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan mengeluarkan Surat Izin Apotek (SIA). Surat Izin Apotek adalah surat izin yang diberikan oleh menteri kesehatan kepada apoteker atau apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana untuk penyelenggaraan apotek di suatu tempat tertentu (Depkes, 2002).

2.4 Perpajakan

Sebagaimana usaha-usaha lainnya, apotek mempunyai kewajiban kepada negara untuk membayar pajak. Pajak adalah kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya dan penghasilannya kepada negara, menurut perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.

2.4.1 Pajak yang dipungut oleh daerah

Pajak yang dipungut oleh daerah antara lain: Surat keterangan izin tempat usaha

Izin medirikan apotek yang merupakan pendapatan asli daerah. Pajak reklame

(21)

2.4.2 Pajak yang dipungut oleh negara

2.4.2.1 Pajak penghasilan (PPh 21)

Pajak penghasilan adalah pajak atas gaji, upah, honor, imbalan jasa yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang kepada pemberi izin (majikan, bendaharawan pemerintah dan perusahaan) sehubungan dengan pekerjaan, jabatan dan hubungan kerja yang dilakukan di Indonesia.

2.4.2.2 Pajak penghasilan badan (PPh25)

Pajak penghasilan badan pasal 25 dalah pajak yang dipungut dari perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan pada penghasilan bersih.

2.4.2.3 Pajak pertambahan nilai (PPN)

(22)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK MUSLIM JAYA

3.1 Bangunan dan Letak

Apotik Muslim Jaya terletak di jalan Pelajar No. 61 Medan terdiri dari ruang tunggu, bagian penjualan obat bebas/kasir, ruang peracikan, ruang sholat dan kamar mandi/toilet. Apotek ini dijalankan dengan SIA: 442/2363/IV/2004 dimana sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Drs. Agustama, M.Kes.

Lokasi Apotek Muslim Jaya tergolong kurang strategis karena jauh dari pusat perbelanjaan, praktek dokter dan tidak terletak di tepi jalan yang mudah dijangkau dan sedikit sekali dilalui oleh kendaraan umum.

3.2 Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur organisasi Apotek Muslim Jaya cukup sederhana. Apoteker Pengelola Apotek membawahi 3 orang karyawan, yaitu 1 orang untuk shift pagi dan 2 orang lainnya untuk shift malam. Asisten apoteker merangkap bagian kasir, pemesanan, pelayanan resep, penjualan bebas, kebersihan dan petugas administrasi. Shift pagi dimuali dari 09.00 WIB sampai 15.00 WIB dan shift malam dimulai pukul 15.00 WIB sampai 21.00WIB.

(23)

Pemilik Saran Apotek

Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Muslim Jaya

3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Muslim Jaya

3.3.1 Pembelian-Pengadaan Perbekalan Farmasi

Proses pembelian-pengadaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pengadaan dan pemantauan hasil pembelian.

a. Perencanaan Pembelian Perbekalan Farmasi

Perencanaan pembelian di Apotek Muslim Jaya dilakukan sesuai dengan kebutuhan bagian peracikan dan penjualan bebas. Barang yang sudah habis atau stok yang sedikit dapat dilihat langsung pada tempat penyimpanan obat yang disesuaikan dengan sifat barang, apakah fast moving atau slow moving.

b. Pengadaan Barang

(24)

Kemudian petugas apotek membacakan jenis barang yang akan dipesan dan menentukan langsung dari salesman mana barang tersebut diambil berdasarkan potongan harga dan bonus yang ditawarkan. Selesman yang ditunjuk mencatat ke buku ordernya, selanjutnya pada sore hari salesman datang kembali membawa obat yang dipesan. Bila barang yang ada di buku pesanan tidak diambil oleh salesman maka asisten apoteker menghibungi melalui telepon.

c. Pemantauan Hasil Pembelian

Barang yang telah dipesan akan dihantarkan pada siang atau sore harinya. Asisten apoteker melakukan pemantauan hasil pembelian sebagai berikut:

• Memeriksa faktur-faktur yang diterima terhadap kelengkapan barang yang sudah dipesan

• Memeriksa barang yang diterima secara fisik seperti jumlah, ukuran, jenis, nomor registrasi, label, dan tanggal kedaluwarsa. Bila ada yang tidak sesuai dengan pesanan dapat ditukarkan lagi melalui sales dari PBF yang bersangkutan.

• Memberi label pada barang yang masuk sesuai dengan tanggal terima dan nama pemasok.

• Apabila barang yang dipesan tidak dikirim maka diminta penjelasan dari pemasok tersebut, bila perlu membatalkan agar bisa dipesan dari pemasok lain.

(25)

3.3.2 Penyimpanan

Penyusunan barang di Apotek Muslim Jaya dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, secara alfabetis, dan menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Dalam penyusunannya, harus dibedakan antara obat bebas dengan obat di ruang peracikan. Obat-obat diruang peracikan ditempatkan pada kotak-kotak dengan mencantumkan nama obat dan harga persatuan. Obat-obat yang dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan alat-alat kesehatan di simpan pada etalase depan dengan mencantumkan harganya.

Obat-obatan golongan narkotika disimpan dalam lemari khusus narkotika yang terpisah dari obat-obatan lain dan terkunci, obat-obatan psikotropika disimpan dalam lemari tersendiri. Sedangkan obat-obatan seperti supositoria, vaksin dan serum disimpan di lemari pendingin.

3.3.3 Penjualan

Pelayanan penjualan di apotek Muslim Jaya meliputi pelayanan resep, pelayanan obat bebas, kosmetika, alat-alat kesehatan, obat tradisional, susu dan perbekalan kesehatan. Kegiatan penjualan perbekalan farmasi di apotek ini berupa pelayanan tunai dan resep kredit.

3.3.3.1 Pelayanan Resep

Pelayanan terhadap resep dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Petugas di ruang penjualan menerima resep dari pasien dan diteruskan ke ruang peracikan.

(26)

c) Setelah selesai, petugas memeriksa kembali obat dan etiket untuk mengetahui kebenarannya. Kemudian obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama pasien tersebut dan diberikan informsai seperlunya mengenai penggunaan obat. Kopi resep dan kuitansi dapat diberikan kepada pasien jika diperlukan.

d) Setelah menerima obat, pasien dapat langsung membayar di kasir.

e) Resep asli disimpan dan diarsipkan. Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika harus diperhatikan kelengkapan resepnya seperti nama dan alamat dokter, nomor izin praktek dokter dan tanda tangan atau paraf dokter yang bersangkutan, nama pasien, serta umur dan alamat pasien. Resep tersebut diarsipkan secara terpisah untuk memudahkan pelaporan tentang obat narkotika dan psikotropika setiap bulannya.

3.3.3.2 Pelayanan Penjualan Bebas

Pelayanan penjualan bebas dilakukan sebagai berikut:

a) Asisten apoteker diruang penjualan menerima permintaan barang dari pasien dan menginformasikan harga.

b) Jika ada pasien yang datang dengan keluhan menderita penyakit, maka asisten apoteker membantu memilihkan obat yang sesuai dengan penyakit yang dikeluhkan dengan disertai informasi tentang obat yang digunakan dan informasi lainnya.

(27)

3.3.4 Administrasi

Administrasi apotek harus dikelola dengan baik dan benar sehingga apabila suatu saat diperlukan, dokumen tersebut dapat ditunjukkan sebagai bahan pengawasan, pertanggungjawaban, dan sebagai bahan pembantu bagi APA dalam pengambilan keputusan. Kegiatan administrasi di apotek Muslim Jaya meliputi: 1) Administrasi Pembukuan, yaitu pencatatan pembelian dan penjualan bebas

yang terdiri dari:

a) Buku stok obat, mencatat pemasukan dan pengeluaran obat sehingga dapat diketahui beberapa banyak obat yang harus dipesan kembali.

b) Buku pesanan barang, mencatat barang yang diperlukan untuk dipesan kepada pemasok.

c) Buku pemasukan dan pengeluaran narkotika-psikotropika.

d) Buku kas harian, mencatat pemasukan dan pengeluaran uang. Pemasukan diperoleh dari penjualan resep dan penjualan obat bebas, sedangkan pengeluaran mencakup pembelian obat per hari.

2) Administrasi pelaporan, yaitu narkotika dan psikotropika.

Untuk obat-obatan golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali sebulan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk obat psikotropika dilakukan setiap 6 bulan sekali. Laporan-laporan ini ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA).

3.3.5 Pengawasa Keuangan

(28)

angka penjualan berbeda terlalu jauh dapat mengindikasikan terjadinya suatu hal yang kurang baik, misalnya pembelian barang yang terlalu banyak tetapi penjualan sedikit sehingga terjadinya penumpukan barang.

3.3.6 Evaluasi Akhir dan Perhitungan Laba Rugi

(29)

BAB IV

PEMBAHASAN

Apotek merupakan tempat pengabdian profesi apoteker dan melaksanakan pekrjaan kefrmasian. Profesi farmasi mempunyai dua fungsi yaitu memberi pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat (bidang sosial) dan juga berperan sebagai pengusaha yang mengharapkan keuntungan (bidang ekonomi). Dalam perjalanannya apotek banyak menghadapi permasalahan. Jumlah dagang obat yang terus bertambah merupakan masalah yang besar dalam pengelolaan apotek.

Ditinjau dari lokasinya, Apotek Muslim Jaya tergolong kurang strategis karena berada di kawasan sekolah-sekolah, jauh dari pusat perbelanjaan dan sedikit sekali dicapai oleh kendaraan umum. Disekitar apotek tidak dijumpai praktek dokter, klinik ataupun rumah sakit. Karena itu pelayanan apotek lebih dominan pada pelayanan Askes komersil, obat bebas dan swamedikasi. Resep-resep dokter juga ada dilayani tapi dalam jumlah yang kecil.

(30)

Pelayanan informasi obat di apotek Muslim Jaya dilakukan oleh Asisten Apoteker berjalan dengan baik. Pada saat penyerahan obat kepada pasien dan pemilihan obat untuk self medication, Asisten Apoteker memberikan informasi tentang obat kepada pasien dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dimengerti oleh pasien.

Pengoperasian keuangan di apotek Muslim Jaya dilakukan dengan menggunakan mesin cash register. Semua data penjualan barang yang terdata di cash register dipindahkan ke dalam buku kas harian yang mencatat seluruh hasil penjualan barang setiap hari baik dari resep dokter maupun obat bebas sehingga dapat diketahui jumlah pendapatannya setiap hari.

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

1. Pelayanan informasi obat baik resep maupun swamedikasi di apotek muslim jaya sudah dilakukan dengan cukup baik.

2. Pelayanan resep kurang karena tidak terdapat praktek dokter yang berlokasi disekitar apotek Muslim Jaya.

3. Mahasiswa yang melakukan Latihan Kerja Profesi umumnya mengalami kesulitan dalam pembacaan resep dan pengenalan item obat yang sangat banyak.

4. Sistem penyimpanan barang di etalase penjualan obat bebas dan ruang peracikan disusun berdasarkan bentuk sediaan dan abjad serta penyerahannya berdasarkan prinsip FIFO (First In First Out)

5. Apotek mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan obat oleh pasien disebabkan banyaknya jumlah item obat yang beredar.

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sebaiknya di apotek Muslim Jaya dilakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan konseling.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (1995). Manajemen Farmasi. Cetakan I. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta

Anief, M. (2000). Prinsip dan Dasar Manajemen: Pemasaran Umum dan Farmasi. Cetakan Pertama. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Depkes RI Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 tanggal 17 September 1992

tentang Kesehatan.

Depkes RI Peraturan Pemerintah No 25. Tahun 1980 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1965.

Depkes RI Peraturan Mebkes I No. 922/Menkes/Perakitan/X/1993/tentang Ketentuandan tata Cara Pemberian Izin Apotek.

Permenkes RI No. 1332/Menkes/Per/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menkes Ri No. 922/Menkes/Perakitan/X/1993/ tentang Ketentuan dan Tata Cara pemberian Izin Apotek.

Widodo, R. (2004). Memilih dan Menggunakan Obat. Cetakan Pertama. Yogyakarta.

(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

Lampiran 5. Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika

APOTEK MUSLIM JAYA JL. PELAJAR NO. 61 MEDAN

TELP. 7352990

Apoteker Pengelola Apotek : Drs. Agustama, M.Kes., Apt

Nomor : Medan,

Bersama ini kami kirimkan laporan pemakaian narkotika untuk: bulan: 20...

Apotek : Muslim Jaya Alamat : Jl. Pelajar No. 61 Medan APA : Drs. Agustama, M.Kes., Apt

Demikianlah disampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terimakasih.

Hormat kami,

Apoteker Pengelola Apotek

Drs. Agustama, M.Kes., Apt

SIK : 5002/B

Tembusan:

• Ka. Kanwil Dep Kes RI Prop. Sumatera Utara-Medan

• Ka. Balai POM Dep Kes RI Prop. Sumatera Utara

(38)
(39)

TUGAS KHUSUS

KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI, KONSELING DAN

SWAMEDIKASI

O L E H

TRI AGUSTI HASIBUAN 073202103

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(40)
(41)

RESEP I

Dr. Tamsil Syafluddin R/ HCT tab No. XXX

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita hipertensi dan asma.

2. Spesialite Obat pada Resep

No Nama Obat Produk Lain Generik Gol. Khasiat 1 Hidriklortiazid®

(Kimia Farma)

(42)

2 KSR® (Merck) - Kalium klorida G Pencegahan

3. Rasionlisasi Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan hipertensi yaitu menggunakan norvask dan hidroklortiazid dan untuk mencegah hipokalemia diberi KSR dan untuk pengobatan asma diberikan nairet.

4. Pelayanan Informasi Resep

a. HCT® (Kimia Farma)

1. Kegunaan : diuretika, edema, terapi tambahan untuk hipertensi 2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : sehari 1 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

(43)

Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya

Obat dimakan bersama makanan lain atau susu dan dimakan pada pagi hari

Kunyahlah permen karet (non gula) untuk menghilangkan rasa kekeringan di mulut

Hubungi dokter bila timbul rasa kelelahan pada otot atau rasa nyeri mendadak pada persendian dan bila timbul diare.

Keterangan:

Hidroklortiazid merupakan diuretik yang bekerja dibagian tubulus distal, efek diuresisnya dapat bertahan hingga 6-12 jam. Daya hipotensifnya lebih kuat lebih kuat (pada jangka panjang), sehingga banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan hingga sedang.

b. KSR (Merck)

1. Kegunaan : pencegahan hipokalemia 2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : sehari 1 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Makanlah dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya c. Norvask® (Pfizer)

(44)

3. Cara Pemakaian : sehari 1 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Makanlah dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya

Jika terjadi sakit kepala atau merah pada wajah segera beritahu dokter. Periksakan tekanan darah secara teratur minimal sekali seminggu. Lakukan diet garam atau natrium.

Keterangan:

Norvask berisi amlodipin yang merupakan penghalang canal kalsium dan menghambat masuknya ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan otot polos pembuluh darah. Mekanisme antihipertensinya yaitu efek yang secara langsung merelaksasikan otot polos pembuluh darah.

d. Nairet® (Otto)

1. Kegunaan : asma bronkial, bronkitis, dan penyakit paru yang dipengaruhi oleh bronkokontriksi

2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : sehari 3 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Makanlah dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter, jangan melampaui dosis yang dianjurkan

Jauhkan dari jangkauan anak-anak

(45)

Jika efek terapi nairet berkurang dalam mengatasi gejala penyakit atau gejalanya menjadi lebih berat, segera hubungi dokter.

Keterangan:

(46)
(47)

RESEP II

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita ulkus peptik.

2. Spesialite Obat pada Resep

No Nama Obat Produk Lain Generik Gol. Khasiat

(48)

3. Rasionlisasi Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan ulkus peptik.

4. Pelayanan Informasi Resep

a. Omeprazole® ( Sanbe Farma)

1. Kegunaan : mengobati ulkus peptik dan duodenal, refluk esofagitis dan ulcerasi.

2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : sehari 1 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya

Jangan dikunyah karena selaput pelindungnya akan rusak dan obat diminum 30-60 menit sebelum makan.

Jika lupa untuk minum obat, minumlah segera. Jika sudah mendekati waktu minum obat selanjutnya, hilangkan saja dan kembali pada jadual semula. Jangan minum obat 2 dosis sekaligus.

Keterangan:

(49)

b. Dexanta® (Dexa Medica)

1. Kegunaan :hipersekresi asam lambung, tukak lambung, kembung, dispepsia.

2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : sehari 3 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Tablet dikunyah pada waktu makan dan sebelum tidur malam Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya

Selama menggunakan obat harus banyak minum air putih minimal 8 gelas perhari.

Keterangan:

Aluminium hidroksida dan Mg-hidroksida merupakan antasid non sistemik mempunyai kemampuan baik dalam mengikat dan menetralkan asam lambung, maka nyeri ulkus peptikum berkurang. Dimetilpolisiloksan berfungsi sebagai antiflatulen yaitu untuk mengurangi gas yang berlebihan dari saluran pencernaan sehingga lambung tidak lagi merasa sesak atau kembung.

(50)
(51)

RESEP III

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita batu kemih.

2. Spesialite Obat pada Resep

No Nama Obat Produk Lain Generik Gol. Khasiat 1 Batugin

(Kimia Farma)

- Extr. Sonchus

folium dan Extr. Keji Beling

3 Ciprofloxacin® (Hexparm)

Ciproxin® (Bayer)

(52)

Interflox® (Interbat) Lapiflox® (Lapi) 3. Rasionlisasi Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan batu kemih. Dimana batugin untuk meluruhkan batu kemih dan ciprofloxacin untuk mengobati infeksi saluran kemih yang ditimbulkan oleh batu kemih tersebut dan neurodex untuk mengurangi rasa sakitnya.

4. Pelayanan Informasi

a Batugin (Kimia Farma)

1. Kegunaan : peluruh batu kemih 2. Bentuk Obat : elixir

3. Cara Pemakaian : sehari 3 kali 1 sendok makan 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya Banyak minum air putih

Pengobatan tetap dilanjutkan secara teratur untuk menghindari pembentukan kembali batu kemih.

Keterangan:

(53)

mempermudah pengeluarannya dari dalam tubuh. Ekstrak ini juga dapat menghilangkan rasa sakit pada saluran kemih. Keji beling dapat meningkatkan arus kemih sehingga batu yang menyumbat saluran kemih dapat segera keluar. b Neuralgin® (Kalbe Farma)

1. Kegunaan : menghilangkan rasa sakit 2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : sehari 3 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Tablet dimakan sehabis makan

Jika rasa sakit hilang, obat ini tidak perlu dimakan lagi. c Ciprofloxacin® (Hexparm)

1. Kegunaan : infeksi saluran kemih dan ginjal, infeksi saluran napas, teling tengah, infeksi organ kelamin, perut, kulit dan jaringan lunak.

2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : sehari 2 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Gunakan sesuai dengan petunjuk dan aturan pakai serta jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

Ciprofloxacin diminum 1 jam sebelum makan dan banyak minum air putih.

Gunakan obat sampai habis.

(54)

Keterangan:

(55)
(56)

RESEP IV

R/ Caps Intermoxil mg 500 No XV S 3 dd Caps I

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien infeksi pada kulit .

2. Spesialite Obat pada Resep

No Nama Obat Produk Lain Generik Gol. Khasiat

Paracetamol B Analgetik

antipiuretik

(57)

3. Rasionlisasi Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk infeksi pada kulit. Adanya kenaikan suhu tubuh yang kemungkinan disebabkan infeksi mikroorganisme.

4. Pelayanan Informasi

a Intermoxil® (Interbat)

1. Kegunaan :mengobati infeksi saluran napas, saluran urogenital, kulit dan jaringan lunak.

2. Bentuk Obat : kapsul

3. Cara Pemakaian : sehari 3 kali 1 kapsul 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya

Obat harus diminum hingga habis secara teratur walaupun sudah merasa sembuh.

Bila sehabis minum obat ini timbul rasa mual dan gatal-gatal, segera konsultasi ke dokter.

Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Keterangan:

(58)

b Sanmol® (Sanbe Farma)

1. Kegunaan : analgetik antipiuretik 2. Bentuk Obat : tablet

3. Cara Pemakaian : sehari 3 kali 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Jika rasa sakit tidak ada lagi pemakaian obat ini dihentikan Simpan ditempat sejuk.

Makanlah bersama makanan atau susu

Selama mengkonsumsi obat ini hindari minum alkohol dan minumlah banyak air.

Keterangan:

Paracetamol menurunkan suhu badan melalui efek langsung terhadap susunan saraf pusat, memperbanyak pengeluaran panas badan dengan meningkatkan peredaran darah tepi/perifer dan berkeringat. Paracetamol juga bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG2 terhambat sehingga mengurangi rasa nyeri.

c Fucidin® (Darya Varia)

1. Kegunaan :mengobati infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme Stapilococcus dan Streptococcus. 2. Bentuk Obat : krim

3. Cara Pemakaian : dioleskan pada kulit 4. Hal-hal yang harus diinformasikan

(59)

Hindari kontak dengan mata.

(60)
(61)

RESEP V

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita infeksi tenggorokan.

2. Spesialite Obat pada Resep

No Nama Obat Produk Lain Generik Gol. Khasiat

3. Rasionlisasi Komposisi Resep

Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan infeksi tenggorokan.

4. Pelayanan Informasi

a F. G Troches® (Meiji)

1. Kegunaan : pengobatan infeksi di dalam mulut dan tenggorokan, gingivitis, stomatitis, bronkitis dan faringitis.

2. Bentuk Obat : tablet

(62)

4. Hal-hal yang harus diinformasikan

Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya Obat diminum hingga habis

Perbanyak minum air putih.

(63)

SWAMEDIKASI

Pelayanan swamedikasi I

1. Keluhan

Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan batuk yang disertai dengan dahak. Maka diberikan Wood`s® ekspektoran.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Wood`ekspektoran (kalbe Farma)

Tiap 5 ml sirup: Bromheksin HCl 4 mg, guaiafenesin

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: meringankan batuk, mengencerkan sekresi dahak yang kental sehingga mudah dikeluarkan.

2) Bentuk sediaan: sirup

3) Cara pemakaian: sehari 3 kali 1 sendok makan

(64)

Pelayanan swamedikasi II

1. Keluhan

Seorang wanita dewasa datang ke apotek dan mengeluh bahwa dia sudah 2 hari mengalami susah buang air besar. Wanita tersebut disimpulkan menderita sembelit dan diberikan Dulcolax®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Dulcolax®

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada saat buang air besar. 2) Bentuk sediaan: tablet

3) Cara pemakaian: sehari 1 kali 2 tablet. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan: Obat diminum pada saat akan tidur

Tidak dipakai setiap hari dalam jangka waktu yang lama

Tidak boleh diminum bersama susu atau antasida karena enteric cotednya akan rusak

(65)

Banyak minum air putih

(66)

Pelayanan swamedikasi III

1. Keluhan

Seorang wanita dewasa datang ke apotek meminta obat yang dapat mengobati bibirnya yang kering dan pecah-pecah. Wanita tersebut disimpulkan menderita penyakit karena kekurangan vitamin C dan obat yang diberikan adalah Vicee® 500.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Vicee 500 (Prafa)

Asam askorbat 250 mg, Na askorbat 281,25 mg

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: mencegah dan mengobati defisiensi vitamin C, terutama dalam masa pemulihan dari sakit.

2) Bentuk sediaan: tablet.

3) Cara pemakaian: sehari 3 kali 1 tablet. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan

Banyak minum air putih Banyak makan buah-buahan Istirahat yang cukup

(67)

Pelayanan swamedikasi IV

1 Keluhan

Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan nyeri pada bagian perut terutama jika terlambat makan. Dari keluhan tersebut dapat disimpulkan wanita tersebut menderita penyakit maag, maka obat yang diberikan adalah Mylanta®.

2 Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Mylanta® (Pfizer)

Al-hidroksida 200 mg, Mg-hidroksida 200 mg, simetikon 20 mg

3 Pelayanan Informasi

1) Indikasi: mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus 12 jari.

2) Bentuk obat: tablet, suspensi.

3) Cara pemakaian: dewasa: sehari 3-4 kasli, 1-2 sdt atau 1-2 tablet; anak-anak 6-12 tahun: sehari 3-4 kali ½-1 sdt atau ½-1 tablet.

(68)

Obat diminum 1 jam setelah makan dan menjelang tidur. Makan teratur dan jangan sampai menunda jadual makan. Banyak minum air putih

(69)

Pelayanan swamedikasi V

1. Keluhan

Seorang pria dewasa dating ke apotek dengan keluhan batuk kering, maka diberikan obat Viks® formula 44 untuk meredakan batuknya.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Viks® 3,5 mg, guaiafenesin 50 mg

- B Meredakan

batuk kering (antitusif)

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: meredakan batuk kering, gangguan tenggorokan dan flu. 2) Bentuk obat: sirup.

3) Cara pemakaian: dewasa dan anak > 12 tahun: sehari 4-6 kali, 2 sdt.; anak 6-12 tahun: sehari 4-6 kali 1 sdt, anak 4-6 tahun: sehari 4-6 kali ½ sdt. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Jangan mengemudikan kendaraan atau mesin lain sehabis meminum obat ini.

Jika batuk tidak sembuh dalam 3 hari hubungi dokter.

Jangan mengkonsumsi obat ini dalam jangka waktu yang lama.

(70)

Pelayanan swamedikasi VI

1. Keluhan

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan mata merah, perih dan berair, maka diberikan Visine®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Visine® (Pfizer )

Tetrahidrazolin-HCl Braito® (Konimex)

B Meredaka mata

merah karena iritasi ringan

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: meredaka mata merah karena iritasi ringan. 2) Bentuk sediaan: tetes mata.

3) Cara pemakaian: sehari 2-3 kali 1-2 tetes.

4) Hal-hal yang perlu diinformasikan: Cuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat Jangan sampai ujung penetes obat menyentuh permukaan mata.

Saat akan meneteskan obat, posisi kepala mengenadah lalu kelopak mata bawah ditarik hingga membentuk cekungan lalu diteteskan obat 1 tetes lalu mata ditutup, tunggu hingga 1 menit, lalu teteskan lagi hingga jumlah tetesan yang diminta.

Disimpan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

(71)

Jangan menggunakan kontak lensa ketika menggunakan obat tetes mata.

Jangan menyentuh ujung penetes dengan apapun.

(72)

Pelayanan swamedikasi VII

1. Keluhan

Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan gatal-gatal disela jari kaki, sering kaluar air disela jari, semakin digaruk semakin gatal. Dapat disimpulkan bahwa wanita tersebut menderita penyakit kutu air, maka diberikan Canesten® krim.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Canesten® (Bayer)

Clotrimazole 1 % Daktarin® W Fungisida

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: pengobatan infeksi oleh jamur. 2) Bentuk sediaan: krim

3) Cara pemakaian: oleskan secukupnya sehari 2 kali, pagi dan malam hari. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan: Bersihkan dahulu kaki dengan air hangat.

Hanya untuk pemakaian luar

Hindari kontak dengan mata dan mukus Jaga kebersihan badan.

(73)

Pelayanan swamedikasi VIII

1. Keluhan

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan pilek, demam, dan sakit kepala, maka obat yang diberikan adalah Procold®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Procold® 15 mg, Klorfeniramin maleat 2 mg.

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek dan bersin-bersin.

2) Bentuk obat: kaplet

3) Cara pemberian: sehari 3 kali 1 kaplet 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Apabila demam sudah sembuh segera hentikan penggunaan obat. Jangan menggunakan obat terus menerus.

(74)

Jangan mengendarai kendaraan atau menghidupkan mesin karena obat ini dapat menyebabkan kantuk.

(75)

Pelayanan swamedikasi IX

1. Keluhan

Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sering pusing, badan terasa lemah dan cepat lelah dan minta vitamin tambah darah, maka diberi Sangobion®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Sangobion® (Merck)

Ferro glukonat 250 mg, Mn-sulfat 0,2 mg, Cu-sulfat 0,2 mg, vit. C 50 mg, asam folat 1 mg, vit. B12

dengan faktor intrinsik 7,5 mcg dan

sorbitol.

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: mencegah dan mengobati anemia 2) Bentuk obat: kapsul

3) Cara pemakaian: sehari 1 kali 1 kapsul. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Jangan melebihi dosis yang dianjurkan

(76)

Pelayanan swamedikasi X

1. Keluhan

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan anaknya yang berumur 2 tahun selalu rewel, tidak mau makan, sering menangis di malam hari dan sering menggaruk-garuk dubur. Disimpulkan bahwa anak tersebut menderita cacingan, maka diberikan Combantrin®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Combantrin® (Pfizer)

Pirantel pamoat setara pirantel 50 mg/ml.

Compyrantel® (Marga Esa Farma)

T Antelmintika

3. Pelayanan Informasi

1) Indikasi: antelmentika 2) Bentuk sediaan: sirup

3) Cara pemakaian: dosis tunggal 10 mg/kg BB

4) Hal-hal yang perlu diinformasikan: Untuk yang berbentuk sirup, kocok dahulu sebelum digunakan agar zat berkhasiat terbagi rata dalam pelarutnya.

Digunakan setiap 6 bulan sekali.

Diminum malam hari pada saat akan tidur bersama dengan susu atau sari jeruk.

(77)

Gambar

Gambar I. Struktur Organisasi Apotek Muslim Jaya........................................15
Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Muslim Jaya

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan yang diberikan Apotek Kimia Farma 85 Pematang siantar sama halnya seperti pelayanan apotek secara umum yaitu menyediakan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan

Perbekalan farmasi yang dimaksud antara lain adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia (obat tradisional), bahan obat asli Indonesia (bahan obat tradisional) dan kosmetika.

Peran apoteker kini juga semakin berkembang dengan adanya kewajiban menjalankan apotek sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada peningkatan kualitas

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker di

Hubungan antara APA/PSA, karyawan dan dokter praktek di apotek Mitha Farma sudah cukup baik, hal ini menunjang kegiatan apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang

Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma 292 Jalan Tgk..

Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas/ Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr.. Hal-hal yang

Bila sebuah apotek tidak memiliki kelebihan khusus dibanding apotek sekitarnya, misalnya lokasi yang lebih nyaman, perbekalan farmasi yang lebih lengkap, lebih banyak jumlah