• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbedaan Suhu Dan Botol Penyimpanan Terhadap Kadar Nitrat (NO3- -N) Pada Sampel Air Sungai Deli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perbedaan Suhu Dan Botol Penyimpanan Terhadap Kadar Nitrat (NO3- -N) Pada Sampel Air Sungai Deli"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN BOTOL PENYIMPANAN

TERHADAP KADAR NITRAT (NO3

-

-N) PADA SAMPEL AIR SUNGAI DELI

KARYA ILMIAH

YUDHA SETIAWAN

072401036

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN BOTOL PENYIMPANAN

TERHADAP KADAR NITRAT (NO3

-

-N) PADA SAMPEL AIR SUNGAI DELI

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli MadyaPendidikan Program D 3 Kimia Analis

YUDHA SETIAWAN

072401036

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN BOTOL

PENYIMPANAN TERHADAP KADAR NITRAT (NO3- - N) PADA SAMPEL AIR SUNGAI DELI

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : YUDHA SETIAWAN

Nomor Induk Mahasiswa : 072401036

Program Studi : DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juli 2010

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing,

Ketua,

(Dr.Rumondang Bulan,MS)

NIP : 195408301985032001 NIP : 197404051999032001

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN BOTOL PENYIMPANAN

TERHADAP KADAR NITRAT (NO3- -N)

PADA SAMPEL AIR SUNGAI DELI

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2010

(5)

PENGHARGAAN

Puji Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang diberi judul

“PENGARUH SUHU DAN BOTOL PENYIMPANAN TERHADAP KADAR NITRAT (NO3- -

N) PADA SAMPEL AIR SUNGAI DELI”. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi salah

satu persyaratan agar dapat menyelesaikan pendidikan Diploma 3 Kimia Analis.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada Ibunda Sumarni tercinta yang memberikan kasih sayang dan doa restunya kepada penulis

serta dukungan baik secara materi maupun moril sehingga dapat menghantarkan penulis dalam

menyelesaikan pendidikan ini.

Selama penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. oleh itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibunda tercinta Sumarni yang dengan segala usaha telah berjuang dalam memenuhi

seluruh kebutuhan penulis selama dalam perkuliahan dan memberi motovasi dan kasih

sayang hingga sampai penilisan karya Ilmiah ini selesai.

2. Ibu Cut Fatimah Zuhra,S.Si,M.Si, selaku dosen pembimbing dan penasehat akademik

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan karya ilmiah ini

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan,MS, selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU

4. Bapak Dr. Eddy Marlianto,M.Sc, selaku dekan FMIPA USU

5. Kakanda dan bangda pipit khairani dan aidil syahputra, tante saya sulastri, om saya suheri

dan adinda adetya paramadina yang telah banyak membatu memberikan motivasi.

6. Sahabat-sahabatku Dian Ashari, Nena Fitri Yani, Zurriatin Tayibah, Firmansyah ginting,

Putra Ramadani, Andry Adhe Putra,Ardianyah Hasibuan,Rosidi Tarigan.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Kimia Analis khususnya angkatan 2007 yang namanya

(6)

Atas segala bantuan, penulis hanya dapat berdoa dan memohon semoga Allah SWT

memberikan balasan segala kebaikan dari berbagai pihakyang telah banyak membantu dalam

penulisan karya ilmiah ini. Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu dengan segla kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak.

Akhir kata, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2010

Penulis

(7)

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar nitrat pada sampel air sungai deli. Kadar nitrat ditentukan setiap

hari selama 3 hari pada beberapa penyimpanan yaitu suhu 4 dan suhu kamar, masing-masing

penyimpanan sampel pada botol gelap dan botol biasa. Analisa dilakukan menggunakan

spektrofotometer DR 2010 dengan metode program hach. Dari hasil analisis diperoleh kadar

nitrat pada suhu 4 yang menggunakan botol gelap masing-masing setiap harinya adalah 0,5 ;

0,5 ; 0,5 mg/L. dan yang menggunakan botol biasa adalah 0,3 : 0,3 ; 0,3 mg/L, pada suhu kamar

yang menggunakan botol gelap masing-masing setiap harinya adalah 0,5 ; 0,6 ; 0,6 mg/L dan

menggunakan botol biasa adalah 0,4 ; 0,3 ; 0.2. Kadar nitrat yang diperoleh sesuai dengan

(8)

EFFECT OF TEMPERATURE DIFFERENCE AND BOTTLE STORAGE ON NITRATE

CONTENT (NO3--N) IN RIVER WATER DELI

ABSTRACT

Have been analyzed for nitrate content in river water sample deli. Nitrate content is determined

each day for three days on some of the storage temperature of 4 ℃ and room temperature, each

sample storage in dark bottles and the usual bottle. The analysis was made using the DR 2010

spectrophotometer hach program method. From the analysis di peroleh nitrate content at the

temperature 4 ℃ using dark bottles each per day is 0.5, 0.5, 0.5 mg / L. and that use regular

bottle is 0.3: 0.3, 0.3 mg / L, at room temperature using dark bottles each per day is 0.5, 0.6, 0.6

mg / L and menggunkan ordinary bottle of each per day is 0.4, 0.3, 0.2. Diproleh nitrate levels in

(9)

DAFTAR ISI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air ...5

BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data analisis pengaruh suhu dan botol penyimpanan ... 26

4.1.1 Kadar Nitrat pada suhu 4oC ... 26

4.1.2 Kadar Nitrat pada suhu kamar ... 26

4.2 Pembahasan ... 27

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.1 Kadar nitrat pada suhu 4oC ... 26

Tabel 4.1.2 kadar nitrat pada suhu kamar ... 26

Tabel 5.1 Daftar kriteria kua litas air golongan B ... 32

(11)

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar nitrat pada sampel air sungai deli. Kadar nitrat ditentukan setiap

hari selama 3 hari pada beberapa penyimpanan yaitu suhu 4 dan suhu kamar, masing-masing

penyimpanan sampel pada botol gelap dan botol biasa. Analisa dilakukan menggunakan

spektrofotometer DR 2010 dengan metode program hach. Dari hasil analisis diperoleh kadar

nitrat pada suhu 4 yang menggunakan botol gelap masing-masing setiap harinya adalah 0,5 ;

0,5 ; 0,5 mg/L. dan yang menggunakan botol biasa adalah 0,3 : 0,3 ; 0,3 mg/L, pada suhu kamar

yang menggunakan botol gelap masing-masing setiap harinya adalah 0,5 ; 0,6 ; 0,6 mg/L dan

menggunakan botol biasa adalah 0,4 ; 0,3 ; 0.2. Kadar nitrat yang diperoleh sesuai dengan

(12)

EFFECT OF TEMPERATURE DIFFERENCE AND BOTTLE STORAGE ON NITRATE

CONTENT (NO3--N) IN RIVER WATER DELI

ABSTRACT

Have been analyzed for nitrate content in river water sample deli. Nitrate content is determined

each day for three days on some of the storage temperature of 4 ℃ and room temperature, each

sample storage in dark bottles and the usual bottle. The analysis was made using the DR 2010

spectrophotometer hach program method. From the analysis di peroleh nitrate content at the

temperature 4 ℃ using dark bottles each per day is 0.5, 0.5, 0.5 mg / L. and that use regular

bottle is 0.3: 0.3, 0.3 mg / L, at room temperature using dark bottles each per day is 0.5, 0.6, 0.6

mg / L and menggunkan ordinary bottle of each per day is 0.4, 0.3, 0.2. Diproleh nitrate levels in

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi

pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil.

Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi

yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting

dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit

dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas,sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh

bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri

yang yang mendapatkan energi dari proses kimiawi. Oksidasi nitrit menjadi ammonia ditunjukan

dalam persamaan berikut (a). Sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat ditujukan dalam

persamaan (b).

2NH3 + 3O2 nitromonas 2NO2 – + 2H+ + 2H2O (a)

2NO2- + O2 nitrobakter 2NO3- (b)

(14)

Masuknya nitrat kedalam badan sungai disebabkan manusia yang menbuang kotoran

dalam air sungai,kotoran banyak mengandung amoniak. Kemungkinan lain penyebab konsentrasi

nitrat tinggi ialah pembusukan sisa tanaman dan hewan, pembuangan industri, dan kotoran

hewan. Pengotoran 1000 ternak sama dengan kotoran kota berpenduduk 5000 jiwa.

Nitrat menyebabkan kualitas air menurun, menurunkan oksigen terlarut, penurunan

populasi ikan, bau busuk, rasa tidak enak. Nitrat adalah ancaman bagi kesehatan manusia

terutama untuk bayi, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai methemoglobinemia, yang juga

disebut "sindrom bayi biru". Air tanah yang digunakan untuk membuat susu bayi yang

mengandung nitrat, saat nitrat masuk kedalam tubuh bayi nitrat dikonversikan dalam usus

menjadi nitrit, yang kemudian berikatan dengan hemoglobin dan membentuk methemoglobin,

sehingga mengurangi daya angkut oksigen oleh darah (Tresna, 2000).

Pengambilan sampel untuk analisis kadar nitrat biasanya dilakukan dengan cara

memasukannya ke dalam botol plastik atau botol kaca gelap untuk mencegah masukknya sinar

matahari kedalam botol karena dapat mengurangi kadar nitrat. Sampel yang di dalam botol

letakan pada suhu 4oC atau lebih rendah dan di analisa dalam jangka waktu 24-28 jam, hal ini

dilakukan untuk menghidari terjadinya nitrifikasi yang terjadi pada suhu optimum 20oC – 25oC.

Nilai pH obtimum bagi nitrifikasi adalah 8-9. Pada pH< 6 proses nitrifikasi akan terhenti,bakteri

yang melakukan nitrifikasi cenderung menempel pada sedimen dan bahan padatan lain

(Effendi.2003).

Oleh karena itu kami tertarik untuk mengetahi pengaruh perbedaan suhu dan botol

penyimpanan terhadap kadar nitrat (NO3- -N) pada air sungai deli. Pengukuran kaddar nitrat

(15)

1.2Permasalahan

1. Berapakah kadar nitrat yang diperoleh dari sampel air sungai deli yang terdapat pada

suhu yang menggunakan botol gelap dan botol biasa.

2. Berapakah kadar nitrat yang diperoleh dari sampel air sungai deli yang terdapat pada

suhu kamar yang menggunakan botol gelap dan botol biasa.

3. Apakah kadar nitrat yang diproleh sesuai dengan standart yang ditetapkan SNI yaitu 10

mg/L.

1.3Tujuan

1. Untuk menentukan kadar nitrat pada suhu 4oC yang menggunakan botol gelap dan botol

biasa.

2. Untuk menentukan kadar nitrat pada suhu 4oC yang menggunakan botol gelap dan botol

biasa.

3. Untuk mengetahui apakah kadar nitrat yang diperoleh sesuai dengan standart yang

ditetapkan oleh SNI yaitu 10 mg/L

(16)

1.4Manfaat

Memberikan informasi mengenai kondisi dan waktu penyimpanan yang tepat pada analisa nitrat

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh

semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat

dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk

berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan

generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber

daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.

Saat ini masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang

sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan

domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain yang

berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air.

Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup

yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan

(18)

Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990

tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51

tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi kegiatan Industri (Efendi, 2003).

2.1.1 Perairan Mengalir

Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai. Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan

relative kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1-1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhui

oleh waktu,iklim, dan pola drainase. Pada perairan sungai, biasanya terjadi pencampuran massa

air secara menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi vertical kolom air seperti pada perairan

lentik. Kecepatan arus dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai

sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variable tersebut.

Klasifikasi perairan lentik sangat dipengaruhui oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu

air, sedangkan klasifikasi perairan mengalir justru dipengaruhi oleh kecepatan arus atau

pergerakan air, jenis sedimen dasar, erosi, dan sidimentasi. Kecepatan arus dan pergerakan air

sangat dipengaruhui oleh jenis bentang lam, jenis batuan besa, dan curah ujan. Semakin rumit

bentangan alam, semakin besar ukuran batuan dasar, dan semakin banyak curah hujan,

pergerakan air semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat.

Sedimen penyusun dasar sungai memiliki ukuran yang bervariasi. Perbedaan jenis

sedimen besar ini mempengaruhui karakteristik kimia sungai, pengerakan ait, dan porositas dasar

(19)

(bedrock),bulder (boulder),kobel (cobble), pabel ( pebble), krikil (gravel), pasir (sand), lumpur

(silt), dan tanah liat (clay). (Effendi, 2003)

2.1.2 Pencemaran air

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen

lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,

sehingga kualitas air turun sampai ketinggkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang

atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh aktivitas tersebut perlu

dilakukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu

lingkungan, termasuk baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair.

Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperkenalkan bagi zat atau

bahan pencemar terdapat di dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat digunakan sesuai dengan

kreterianya.

Air pada sumber air dapat dikategorikan menjadi empat golongan yaitu :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air

minum dan keperluan rumah tangga.

3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan

(20)

4. Golongan D, yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat

dimanfaatkan untuk usaha perkotaan,industri, dan listrik Negara

Menurut definisi pencemaran air tersebut diatas bila suatu sumber air yang termasuk dalam

kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencermaran

dalam bentuk rembesan limbah sudah turun menjadi golongan B karena sudah tidak dapat

digunakan langsung sebagai air minum tanpa melalui pengolahan dahulu. Dengan demikian air

sumur tersebut menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat dari keadaan normal, baik dari

kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah tidak pernah terdapat dalam

bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya , walaupun di

daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari

pencemaran, air hujan yang turun diatasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti

CO2; O2; dan N2 serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel lainya yang

terbawa air hujan dari atmosfir.

Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut,

seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah

tinggi disebut air sadah.

Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai

dengan peruntukannya secara normal disebut dengan pencemaran air. Karena kebutuhan

makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga

(21)

langsung sebagai air minum karena belum memenuhi syarat untuk dikategorikan sebagai air

minum (Kristanto ,2002).

2.1.3 Aspek Kimia-Fisika Pencemaran Air

Sifat-sifat kimia-fisika air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat

pencemaran air adalah:

- Nilai pH, keasaman dan alkalinitas

- Suhu

Nitrogen dan senyawa terbesar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer bumi mengandung

sekitar 78% gas nitrogen. Batuan juga mengantung nitrogen.pada tumbuhan dan hewan, senyawa

(22)

Meskipun ditemukan dalam jumlah yang melimpah di lapisan atmosfer, akan tetapi

nitrogen tidak dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup secara langsung. Nitrogen harus

mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi NH3, NH4, dan NO3. Meskipun demikian bakteri

Azetobacter dan Colostrom serta beberapa jenis algae hijau-biru misalnaya Anabaena, dapat

memanfaatkan gas N2 secara langsung dari udara sebagai sumber nitrogen (Effendi,2003).

2.2.1 Nitrogen Oganik dan Anorganik

Nitrogen anorganik terdiri dari gas ammonia (NH3), ammonium (NH4), nitrit (NO2), nitrat (NO3),

dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik berupa protein, asam amino, dan

urea. Bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi sebagai dari siklus nitrogen.

Transformasi nitrogen dapat melibatkan ataupun tidak melibatkan makrobiologi dan

mikrobiologi. Adapun transformasi nitrogen mikrobiologis mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Asinilasi nitrogen anorganik (ammonium dan nitrat) oleh tumbuhan dan oleh

mikroorganisme untuk membentuk nitrogen organik, misalnya asam amino dan protein.

Di perairan, proses ini terutama dilakukan oleh bakteri autotrof dan tumbuhan.

2. Fiksasi nitrogen menjadi amoniak dan nitrogen organik oleh mikroorganisme. Fiksasi

nitrogen secara langsung dapat dilakukan oleh beberapa jenis algae Cynophyta

(blue-green algae) dan bakteri.

3. Nitrifikasi, yaitu oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi dilakukan

oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimal pada pH 8 dan pada pH <7

(23)

4. Amonifikasi nitrogen organic untuk menghasilkan ammonia selama proses dekomposisi

bahan organik. Proses ini banyak dilakukan oleh mikroba dan jamur. Autolisis sel dan

eksresi amonia oleh zooplankton dan ikan juga berperan sebagai pemasok amonia

5. Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit, denitrogen oksida (N2O), dan molekul

nitrogen (N2). Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada kondisi anoksik(tidak ada

oksigen). Proses ini juga melibatkan bakteri dan jamur. Dinitrogen oksida adalah produk

utama yang dihasilkan dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen yang sangat

rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama dari proses denitrifikasi pada

perairan dengan kondisi anaerob.

Transformasi nitrogen yang tidak melibatkan faktor biologi adalah volatilisasi,

penyerapan, pengendapan (sedimentasi). Sumber utama nitrogen antropogenik di perairan

berasal dari wilayah pertanian yang menggunakan pupuk secara intensif maupun dari kegiatan

domestik (Effendi,2003).

2.2.2 Senyawa Nitrogen Dalam Air

Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai bahan suspensi. Dalam

air senyawa-senyawa ini memengang peranan sangat penting dalam perairan reaksi-reaksi

biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama dalam air adalah ion nitrat (NO3-), dan

amonium (NH4+). Dalam kondisi tertentu terdapat dalam bentuk nitrit (NO2-). Sebagian besar

dari nitrogen total dalam air terkait sebagai nitrogen organik, yaitu dalam bahan-bahan

(24)

Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat dari

ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik dalam perairan

aerobik terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai NO3-, dan dengan bilangan

oksidasi +3, dalam keadaan anaerob, sebagai NH4+ yang stabil.

Ion ammonium dan amino nitrogen (R-NH2 dalam bahan berprotein ) mengalami oksidasi

dengan adanya katalis biologi yang cocok:

NH4+ + 2O2 NO3- + H2O + 2H+

Reaksi ini dapat terjadi, misalnya dalam pengolahan air buangan dengan aerasi yang

cukup dari limbah yang mengandung ion ammonium.

Dalam keadaan tanpa oksigen, ion nitrat dapat sebagai penerima electron dalam

reaksi-reaksi dengan mikro organism sebagai perantara.

O2 + 4H+ + 4e 2H2O

NO3- + 6H+ + 5e N + 3H2O

Kemampuan ion nitrat sebagai penerima electron digunakan dalam proses pengolahan

limbah untuk menghilangkan elektron dengan membiarkan ion nitrat mengoksidasi methanol

melalui reaksi bermedia bakteri dalam kondisi anaerob (Rukaesih, 2004)

2.3 Nitrat

Nitrogen sebagai sumber nitrat terbanyak terdapat di udara, yaitu sebesar 78% volume udara.

Ada tiga tadon (gudang) nitrogen di alam. Yang pertama adalah udara ; kedua, senyawa

(25)

urea). Hanya sedikit organisme yang dapat langsung memanfaatkan nitrogen di udara.

Tumbuhan dapat mengisap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3).

Pengubahan dari nitrogen bebas di udara menjadi nitrat dapat dilakaukan secara biologis

maupun kimia. Transformasi ini disebut fiksasi (pengikatan) nitrogen.

Halilintar mengakibatkan fiksasi kimia nitrogen. Ledakan petir yang melalui udara

memberikan cukup energi untuk menyatukan nitrogen dan oksigen membentuk nitrogen

dioksida, NO2. Gas ini bereaksi dengan air membentuk asam nitrat, NO3.

Tumbuhan dan hewan yang telah mati akan diuraikan proteinnya oleh organisme

pembusuk menjadi ammonia dan senyawa ammonium. Nitrogen dalam kotoran dan air seni akan

berakhir menjadi ammonia juga. Amoniak merupakan hasil tambahan penguraian (pembusukan)

protein tumbuhan atau hewan, atau dalam kotorannya, jadi, jika terdapat amoniak dalam air, ada

kemungkinan kotoran hewan masuk. Amoniak dalam air tidak terlalu berbahaya jika air tersebut

diberi klor.

Jika ammonium diubah menjadi nitrat, maka akan terdapat nitrit dalam air. Hal ini terjadi

jika air tidak mengalir ,khususnya dibagian dasar. Nitrit amat beracun didalam air, tetapi tidak

bertahan lama. Kandungan nitrogen di dalam air sebaiknya di bawah 0,3 ppm. Kandungan

nitrogen diatas jumlah tersebut mengakibatkan ganggang tumbuh dengan subur. Jika kandungan

nitrat didalam air mencapai 45 ppm maka berbahaya untuk diminum. Nitrat tersebut akan

berubah menjadi nitrit di perut. Keracunan nitrit akan mengakibatkan wajah membiru dan

(26)

Nitrogen sebagai salah satu nutrien terdapat dalam protein. Protein merupakan komposisi

utama plankton, dasar semua jaringan makanan yang bertalian dengan air. Dalam planton

terdapat 50% protein atau 7 – 10% nitrogen

Nitrat dalam tanah dan air terbanyak dibuat oleh mikroorganisme deangan cara

biologis. Bakteri pengikat nitrogen terdapat dalam akar tanaman polongan. Dalam bintil di akar

tanamana ini terdapat bakteri yang mampu mengikat sekitar 600 kg nitrogen. Dalam air nitrogen

diikat juga oleh bakteri dan ganggang.

Sekali nitrat diabsorsi tanaman, nitrogen akan terus disentesis menjadi protein tanaman.

Herbivore akan mengubah protein ini menjadi protein hewan. Tanaman dan hewan yang mati

kan diuraikan proteinya oleh organism pembusuk menjadi ammonia dan senyawa ammonium.

Nitrogen dalam kotoran dan air seni akan berakhir menjadi amoniak juga.

Dalam bentuk amoniak masih sukar digunakan oleh organisme. Bakteri tertentu

mengubah amoniak menjadi nitrit. Bakteri lain melanjutkan mengubah nitrit menjadi nitrat. Ada

juga bakteri dan jamur yang mengubah nitrit kembali menjadi nitrogen bebas.

Ada kemungkinan bahwa air tertentu mengandung ketiga macam tendon nitrogen, yakni

nitrogen bebas,senyawa nitrogen anorganik (nitrat,nitrit,amoniak, dan senyawa amanium), dan

nitrogen organic (protein). Kecuali jika jumlahnya banyak, hal ini tidak perlu dirisaukan dari

ketiga tendon nitrogen itu yang menjadi indikator pencemar ialah nitrit, nitrat, dan amoniak.

Amoniak diubah menjadi nitrat oleh bakteri, maka akan terdapat nitrit dalam air. Hal ini

(27)

dipermukaanya. Karena itu populasi industri akan ditujukan jika nitrit cukup banyak jumlahnya.

Karena nitrit digunakan dalam ketel untuk mencegah korosi, maka buangan air ketel dap

menimbulkan populasi nitrit.

Nitrat dapat terbentuk kerena tiga proses, yakni badai listrik, organism pengikat nitrogen,

dan bakteri yang menggunakan amoniak. Ketiganya tidak dibantu manusia (Tresna, 2000).

2.4 Pengaruh nitrat pada kesehatan

Risiko nitrat pada Kesehatan Manusia adalah ancaman kesehatan manusia terutama untuk bayi,

menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai methemoglobinemia, yang juga disebut "sindrom

bayi biru". air yang digunakan untuk membuat susu bayi, pada bayi. Ketika Nitrat diambil oleh

makan makanan dan air minum, Nitrat dikonversi di dalam usus menjadi nitrit, yang kemudian

menggabungkan dengan hemoglobin untuk membentuk methemoglobin, sehingga mengurangi

kemampuan darah untuk membawa oksigen. Bayi lebih rentan terhadap nitrat toksisitas dari

anak-anak yang lebih tua atau orang dewasa. Kematian jarang terjadi, tapi methemoglobinemia

sub-akut dapat asimtotik sementara mempengaruhi pembangunan, sehingga kondisi tersebut

terutama membahayakan. konsumsi nitrat tingkat tinggi yang kronis juga dapat menyebabkan

masalah kesehatan lainnya, misalnya beberapa jenis kanker dan efek teratogenik.

Tingkat tinggi nitrat dalam pakan ternak dan air minum dapat menyebabkan penurunan vitalitas

dan meningkatkan bayi lahir mati, berat badan lahir rendah, dan berat badan lambat dan bahkan

kematian hewan yang terkena dampak (6). keracunan nitrat kronis berkorelasi dengan aborsi,

(28)

menghasilkan anoxia janin (terutama pada trimester terakhir kehamilan). Toksikosis kronis nitrat

menyebabkan hilangnya kondisi, kehilangan berat badan, penurunan produksi susu dan

kelemahan

2.5 Pengaruh bakteri dalam sedimen

Aktivitas bakteri dan kualitas air yang dihasilkan dari kebanyakan sistem perairan dipengaruhi

sebagian oleh sedimen yang mendasari sistem itu. Meskipun bakteri yang ditemukan dalam

sistem tanah serta sistem aquesous, distribusi mereka di sedimen agak berbeda. Seringkali

proses-proses yang terjadi pada sedimen yang dimediasi oleh bakteri yang berbeda dari proses

yang sesuai yang terjadi dalam air di atasnya. Hal ini disebabkan oleh jenis yang sedikit berbeda

dari lingkungan yang ditemukan di sedimen, misalnya, luas permukaan yang lebih besar untuk

reaksi serta rezim oksigen yang berbeda. Dalam kebanyakan kasus kita dapat menganggap

sistem air menjadi homogen dan dicampur dengan sepenuhnya terhadap aktivitas bakteri.

Sedimen, bagaimanapun, menunjukkan gradasi ditandai dari air - antarmuka sedimen dengan

kedalaman lebih rendah. Hal ini karena sebagian untuk gradien oksigen yang kuat. Dale (1974)

menunjukkan hubungan yang kuat antara populasi bakteri dan sifat sedimen di sedimen

intertidal. Belajar-Nya menunjukkan bahwa penduduk berkisar dari 108 untuk hampir 1010

pergram sel sedimen dan sangat berkorelasi dengan ukuran butir serta nitrogen dan kadar karbon.

Dia menemukan biomassa bakteri substansial, yaitu, saat ini jumlah material selular, berada di

kelas yang sama dengan makrofauna lebih besar sering ditemukan dalam sedimen.

Jenis bakteri yang ditemukan di sedimen depens untuk sebagian besar pada jenis substrat.

(29)

oksigen dari sistem serta kerugian material organik. Selain itu, transformasi anorganik dapat

dilakukan oleh aktivitas bakteri dalam sedimen, misalnya, nitrifikasi. Ingat nitrifikasi yang

mengacu pada oksidasi amonia menjadi nitrit dan selanjutnya ke nitrat. Proses ini dimediasi oleh

dua kelompok bakteri: nitrosomonas dan Nitrobacter. Nitrosomonas dimediasi oksidasi amonia

menjadi nitrit, dan Nitrobacter menengahi oksidasi nitrit ke nitrat. Kedua kelompok bakteri

diklasifikasikan sebagai autotrophs, dan mereka memerlukan sistem yang rendah karbon organik

untuk beroperasi karena sumber karbon untuk bakteri ini adalah CO2 anorganik. Untuk sistem

sedimen yang kandungan bahan organik rendah dan ada pasokan oksigen yang cukup, oksidasi

amonia menjadi nitrat hasil cepat.

Ardakani, rehboch, dan Mc Laren (1973) menyelidiki terjadinya nitrit dan nitrat di kolom tanah.

Gambar 6.1 menunjukkan hilangnya nitrit dan meningkatkan yang sesuai pada nitrat dengan

kedalaman di sedimen, yang mencerminkan proses nitrifikasi dalam inti sedimen tanah.

Meskipun nitrifikasi didominasi dimediasi oleh dua bakteri groupsnof pilih, proses sebaliknya

bisa ditengahi oleh sekelompok umum bakteri. Untuk sistem tanah yang kandungan oksigen

terlarut adalah nitrat rendah dapat dikurangi ke gas amonia baik atau nitrogen oleh proses ini.

Kami telah menunjukkan bahwa proses mikroba dalam sedimen sering sama pentingnya dengan

mereka yang berada di atasnya air terhadap kualitas air. Kedua sistem harus dipahami ketika

berhadapan dengan masalah kualitas air. Kimia transformasi yang tidak terjadi di atasnya

perairan melanjutkan cepat dalam sedimen karena kendala lingkungan yang berbeda. Dalam

banyak kasus, bukan hanya aktivitas mikroba yang berbeda antara air dan sedimen di atasnya

tetapi jenis flora ini juga berbeda. Ini dibahas dalam Bab 3 berkaitan dengan transformasi

(30)

akan ditunjukkan memiliki nomor yang berbeda dan kegiatan dalam rezim sedimen sebagai

lawan dari rezim air di atasnya (waite, 1984).

2.6 Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrofometer

menghasilkan sinar dari spectrum dengan panang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat

unutu mengukur intensitas cahaya yang ditrasmisikan atau diabsorpsi. Jika spektrofotometer

digunakan untuk mengukur energi secara reatif jika energi tersebut ditrasmisikan, direfleksikan,

dan diemisikan sebagai fungsi dari penjang gelombang.

Metode spektrofometri didasaarkan pada pengubah cahaya polikrometis dari sumber

cahaya monokromatis oleh monokromator, kemudian diteruskan melallui filter dan akan

melewati sampel, dimana sebagian cahaya akan diserap dan sebagian lagi akan ditrasmisikan dan

cahaya ini akan dideteksi oleh detector dan diperkuat oleh adanya penguat dan hasilnya akan

dicatat oleh pencatat (Khopkar, 1984).

2.6.1 Hukum lambert beer

Hukum lambert menyatakan bahwa cahaya monokromatik melewati menium tembus cahaya,

laju berkurangnya intensitas cahaya oleh bertambahanya ketebalan, berbanding lurus dengan

intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan

berkurang secara eksponensial dengan bertambahanya ketebalan medium yang menyerap. Atau

dengan menyatakan bahwa lapisan mana pun dari medium itu yang tebalnya sama akan

(31)

(2)

Dengan l ialah intensitas cahaya masuk dengan panjang gelombang, l ialah tebalnya medium,

dan k factor kesebandingan. Intgrassi (2) dan mengambil I =Io untuk I = molo akan memperoleh:

kl (3)

Tt= Ioe-kl (4)

Io ialah intensitas cahaya masuk yang jatuh pada suatu medium penyerap yang tebalnya I. It ialah

intensitas cahaya yang diteruskan, dengan k suatu tepatan untuk panjang gelombang dan medium

yang digunakan. Dengan mengubah dasar logaritma diproleh

It = Io . 10-0,4343kl = Io . 10-kl

Dengan K = k/2,3026, dan biasa disebut koefisien absobsi. Koefesien absorpsi umumnya

didefenisikan sebagai kebalikan dari ketebalan (1 cm) yang diperlukan untuk mengurangi cahaya

menjadi 1/10 intensitasnya. Ini diturunkan dari (4) karena :

It/Io=0,1-kl atau Kl = 1 dan K=1/l

Angka banding It/Io adalah bagian dari cahaya yang diteruskan oleh medium setebal l dan disebut

transmitansi T. kebalikan Io/It adalah keburaman (opasitas), dan absorbans A medium diberikan

oleh:

A = log Io/It

Jadi suatu edium dengan absorbansi 1 untuk panjang gelombang tertentu,meneruskan 10%

persen cahaya masuk pada panjang gelombang tersebut.

Hukum beer adalah absorpsi cahaya dan trasmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai

fungsi ketebalan lapisan saja. Tetapi dalam analisis kuantitatif orang terutama berurusan dengan

(32)

trasmisi maupun absorpsi cahaya. Dijumpainya hubungan yang sama antara tersmisi dan

konsentrasi seperti yang ditemukan lambert antara trasmisi dan ketebalan lapisan, yakni,

intereraksi berkas cahaya monokromatis berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya

konsentrasi zat penyerap secara linear.

It= Io .e-k’c

= Io .10-0,4343k’c= Io.10-k’c

Dengan c konstanta, dan k’ dan K’ tetapan.

It= Io .e-acl

Atau log Io/It = acl

Inilah persamaan fundamental dari spektrofometri,dan sering disebut sebagai hokum

lambert-beer. Nilai a akan jelas bergantung pada cara menyatakan konsentrasi. Jika c dinyatakan mol dm

-3

dan l dalam cm, akan diberi lambang € dan disebut koefesien absorpsi molar atau absorptivitas

molar.

Koefisien absorpsi spesifik Es dapat didefenisikan sebagai absorpsi per satuan ketebalan

dan satuan konsentrasi. Dalam hal bobot molekul zat itu tidak diketahui dengan pasti,jelas tak

mungkin menjelaskan koefesien absorpsi molekuler.

Hubungan antara absorbans A, trasmitans T, dan koefisien absorpsi molar, yaitu :

A = cl = log

= log = -logT

Skala spektrofotometer sering kalidikalibrasi untuk menujukan absorbans, yang sering juga

(33)

2.6.2 Peralatan (instrumentasi)

Komponen paling penting dalam spektrofotometer terdiri dari :

1.Sumber radiasi

Sumber radiasi yang dipakai dalam spektrofotometer bervariasi sesuai dengan daerah spectrum

yang digunakan. Pada daerah UV sumber rinar yang digunakan adalah lampu hidrogen, pada

derah daerah visible digunakan lampu tungsten (wolfram) dan pada daerah infared digunkan

sebuah globor atau nerst. Intensitas yang dipancarkan oleh masing-masingh lampu merupakan

masing-masing lampu merupakan fungsi dari pada pontensial yang diaplikasikan terhadap lampu

tersebut.

2.Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi

polikromahtis.monokromator pada spektrofometer biasanya terdiri susunan : celah (slit)

masuk-filter-prisma-kisi (grating)-celah keluar.

3.Kuvet

Kuvet atau sel merupakan wadah dapa sampel yang akan dianalisi. Ditinjau dari pemakaiannya

kuvet ada dua macam yaitu kuvet yang permanen yang yerbuat dari bahan glass atau leburan

(34)

4.Detektor

Detektor merupakan salah satu bagian spektrofotometer yang penring. Oleh sebab itu kualitas

detector akan menentukan kualitas spektrofotometer. Fungsi detector didalam spektrofometer

adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik. Detector harus memiliki

kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima tetapi harus memberikan darau (noise) yang

sangat minim, harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respon radiasi pada derah

daerah panjang gelombang yang lebar, dan harus memberikan respons yang terhadap radiasi dan

waktu yang serentak, dan harus memberikan jaminan terhadap respons kuantitatif dan sinyal

elektronik yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan radiasi yang diterima. Sinyal

elektronik yang diteruskan oleh detector harus dapat diaplikasikan oleh penguat (amplifer) ke

rekorder (pencatat).

5.Penguat (pencatat)

Berbagai alat yang dapat digunakan untuk membaca sinyal yang dihasilakan oleh detector,

diantaranya adalah meter kalibrasi untuk trasmintasi ataupun absorbansi, sistem pembacaan

(35)

BAB 3

METODOLOGI

3.1Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

- Pipet tetes

- Kuvet 25 ml

- Spektrofotometer portable

- Botol aquadest

- Tissu gulung

3.1.2 Bahan-bahan

- Air sungai deli

- Nitrate ver-5 nitrate powder (Cadmium (7440-43-9), Gentesic Acid (490-79-9),

Magnesium sulfate 910034-99-8), potassium phosphate, Monobasic (7778-77-0)

(36)

3.2 Prosedur

a.Kalibrasi alat

- Dihubungkan alat spektrofotometer DR 2010 dengan arus listrik, dihidupkan dengan

menekan tombol power.

- Kemudian dipilih nomor program untuk Nitrat MR ( 0 to 4,5 mg/L NO3- - N) dengan

menekan nomor 353.

- Kemudian diputar panjang gelombang 400 nm telah ditentukan.

b. Larutan blanko

- Dibilas kuvet dengan air suling, kemudian diisi dengan air suling sebanyak 25 ml

- Ditambahkan 1 bungkus Nitrat Ver 5 Nitrat bubuk kedalam kuvet yang berisisi air

suling

- Kemudian ditekan tombol pengatur waktu (shift 5) dan ditunggu 1 menit

- Ketika pengatur waktu berbunyi diteken tombol pengatur waktu untu ke dua kali (shift

5) dihomogenkan selama 5 menit.

- Ketika pengatur waktu berbunyi dimasukan kuvet berisi blanko kedalam spektrofometer

(37)

c. Penentuan kadar Nitrat (NO3- -N)

- Dibilas kuvet dengan air suling, kemudian diisi dengan air sungai deli sebanyak 25 ml

- Ditambahkan 1 bungkus Nitrat Ver 5 Nitrat bubuk kedalam kuvet yang berisisi air

suling

- Kemudian ditekan tombol pengatur waktu (shift 5) dan ditunggu 1 menit

- Ketika pengatur waktu berbunyi ditekan tombol pengatur waktu untuk ke dua kali (shift

5) dihomogenkan selama 5 menit.

- Ketika pengatur waktu berbunyi dimasukan kuvet berisi blanko kedalam spektrofometer

dan ditekan tobol zero (zeroning) setelah nilai yang tertera pada layar alat menujukan

angka 0 keluarkan kuvet dari alat.

- Kemudian dimasukan kuvet yang berisi sampel dan ditekan tombol read untuk

menujukan kadar Nitrat-Nitrogen (NO3- N) dalam mg/L dan dicatat nilai yang tertera

pada layar alat.

- Kemudian ditekan read kembali sampai 3 kali untuk mendapatkan rata-rata nilai yang

(38)

BAB 4

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data analisis pengaruh suhu dan botol penyimpanan pada analisa Nitrat (NO3 - -N)

Tabel 4.1.1 Kadar Nitrat pada suhu 4oC

Tabel 4.1.2 Kadar Nitrat pada suhu kamar

No. Hari Botol Gelap Botol Biasa

1. Ke-1 0,5 0,3

2. Ke-2 0,5 0,3

3. Ke-3 0,5 0,3

No. Hari Botol Gelap Botol Biasa

1. Ke-1 0,5 0,4

2. Ke-2 0,6 0,3

(39)

4.2 Pembahasan

Dari hasil analisis air sungai deli yang dilakukan di BLHDA SU diperoleh kadar nitrat

pada masing-masing sampel yang berbeda botol penyimpanan dan suhu penyimpanan yaitu :

pada penyimpanan botol gelap pada suhu 4oC yaitu : 0,5 mg/L, 0,5 mg/L, 0,5mg/L. Pada suhu

4oC mengguakan botol gelap kecepatan nitrifikasi berkurang karena suhu optimum nitrifikasi

adalah 20 - 25 . Pada kondisi suhu kurang atau lebih dari kisaran suhu tersebut kecepatan

nitrikasi berkurang yang menyebabkan kadar nitrat sama sampai hari ketiga yaitu 0,5 mg/ L ;

0,5 mg/ L ; 0,5 mg/L.

Pada penyimpanan botol biasa pada suhu 4oC yaitu : 0,3 mg/L, 0,3 mg/L, 0,3 mg/L.

sedangkan kadar nitrat pada botol gelap suhu 4oC yaitu 0,5 mg/ L ; 0,5 mg/ L 0,5 mg/L,

berkurangnya kadar nitrat di sebabkan oleh cahaya matahari dan stabilnya kadar nitrat

disebabkan oleh suhu yang dibawah 20oC yang menyebabkan proses nitrifikasi terhenti.

Pada penyimpanan botol gelap pada suhu kamar yaitu : 0,5 mg/L, 0,6 mg/L, 0,6 mg/L.

Dari hasil yang didapat kadar nitrat pada suhu kamar menggunakan botol gelap mengalami

peningkatan dari hari pertama sampai hari ke dua yaitu 0,5 ; 0,6 ; 0,6 mg/L. ini disebabkan

karena suhu optimum proses nitrifikasi adalah 20 - 25 . Dibandingkan dengan suhu 4oC

mengguakan botol gelap kecepatan nitrifikasi berkurang karena suhu optimum nitrifikasi

adalah 20 - 25 .

Proses nitrifikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter sebagai berikut:

a. Pada kadar oksigen terlarut < 2 mg/liter, reaksi akan berjalan lambat

b. Nilai pH yang optimum bagi proses nitrifikasi adalah 8 – 9. Pada pH < 6, reaksi akn

(40)

c. Bakteri yang melakukan nitrifikasi cenderung menempel dapa sidimen dan bahan padat

lain.

d. Kecepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi lebih lambat dari pada bakteri heterotrof.

Apabila pada perairan banyak terdapat bahan organik maka pertumbukan bakteri

heterotrof akan melebihi pertumbuhan bakteri nitrifikasi.

e. Suhu optimum proses nitrifikasi adalah 20o C – 25o C. pada kondisi kurang atau lebih

dari kisaran suhu tersebut, kecepatan nitrifikasi berkurang.

Nitrat ini merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonversikan menjadi

protein. Proses konversi ini ditujukan dalam persamaan berikut.

(41)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Kadar nitrat pada suhu 4oC yang menggunakan botol gelap yaitu : 0,5 mg/L, 0,5 mg/L,

0,5mg/L, dan yang menggunakan botol biasa yaitu : 0,3 mg/L, 0,3 mg/L, 0,3 mg/L.

2. Kadar nitrat pada suhu kamar yang menggunakan botol gelap yaitu : 0,5 mg/L, 0,6 mg/L,

0,6 mg/L, dan yang menggunakan botol biasa yaitu 0,4 mg/L, 0,3 mg/L, 0,2 mg/L.

3. Kadar nitrat yang diproleh sesuai dengan SNI atau masih dibawah ambang batas yang

diterapkan SNI yaitu 10 mg/L

5.2Saran

- Sebaiknya agar analisa nitrat dilakukan pada hari pertama pengambilan sampel

- Sebaiknya agar pengambilan sampel sesuai dengan syarat pengambilan sampel untuk

analisa nitrat.

- Sebaiknya agar pengambilan sampel dapat diawetkan dengan menambahkan HNO3

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Bassett,J. 1994. Buku Ajaran Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Keempat

Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta

Effendi. H. 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Khopkar. S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.

Kristanto.P.2002. Ekologi Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Mulja.M.1995.Analisis Instrumental. Penerbit Air Langga University Press. Surabaya.

Rukaesih.A.2004. Kimia Lingkungan.Penerbit andi. Yogyakarta.

Tresna.A.S.1991. Pencemaran Lingkungan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Waite,T.D.1984. Principle Of Water Quality. Academic Press, Inc. New York.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Bassett,J. 1994. Buku Ajaran Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Keempat

Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta

Effendi. H. 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Khopkar. S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.

Kristanto.P.2002. Ekologi Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Mulja.M.1995.Analisis Instrumental. Penerbit Air Langga University Press. Surabaya.

Rukaesih.A.2004. Kimia Lingkungan.Penerbit andi. Yogyakarta.

Tresna.A.S.1991. Pencemaran Lingkungan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Waite,T.D.1984. Principle Of Water Quality. Academic Press, Inc. New York.

(44)
(45)

Tabel 5.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 1990, Tanggal 5 Juli 1990 Tentang Pengendalian

Pencemaran air

Daftar Kriteria Kualitas Air Golongan B (Air yang dapat digunakan sebagai air baku air

(46)

19 Sulfida sebagai H2S mg/liter 0,1

Tabel 5.2. Wadah yang dibutuhkan, Teknik Pengmanan (persiapan) dan holding time

(lama penyimpanan) yang diharuskan pada sampel

Parameter Wadah2 Pengamanan

(Persiapan)3

Hydrogen Ion (pH) P,G None required Analyze

(47)

Residue,

Nonfilterable (TSS)

P,G Cool, 4oC 7 Hari

Temperature P,G None Requred Analyze

Gambar

Tabel 4.1.2 Kadar Nitrat pada suhu kamar
Tabel 5.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990, Tanggal 5 Juli 1990 Tentang Pengendalian
Tabel 5.2. Wadah yang dibutuhkan, Teknik Pengmanan (persiapan) dan holding time

Referensi

Dokumen terkait

Mencatat informasi penting yang terdapat dalam teks naskah pidato/sambutan (perpisahan, ulang tahun, perayaan sekolah, dll) dengan bahasa yang baik dan benar, serta

Orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran terhadap harga eceran tertinggi dan spesifikasi buku teks pelajaran

Berkaitan dengan hal tersebut, bersama ini kami mohon kebijaksanaan Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk dapat diberikan bantuan hukum kepada

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 09/PPBJ/BRG-1/IV.30/I/2013 tanggal 21 Januari 2013 perihal Penetapan Pemenang Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Lampu PJU

Persentase jumlah ikan dengan ukuran panjang yang lebih kecil dari panjang saat pertama kali memijah ( length at first maturity ) untuk jenis ikan yang tertangkap

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MENYUSUI PADA IBU KETURUNAN TIONGHOA PASCA SEKSIO SESARIA DI SILOAM HOSPITALS KEBON JERUK.. (xiii + 75 halaman; 1 bagan;

Ada dua peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini minat baca yakni: (1) berperan sebagai petugas knowledge transfer dari dunia kampus