• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Tentang Rawat Gabung Di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Tentang Rawat Gabung Di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP

BIDAN PRAKTEK SWASTA TENTANG RAWAT GABUNG

DI BANDAR KHALIPAH KECAMATAN

PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2009

FITRI SARI NIM 085102064

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Bidan Praktek Swasta

tentang Rawat Gabung di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

Nama : FITRI SARI

Nim : 085102064

Program Studi : D- IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

--- ---Penguji I (dr. Cut Adeya Adella, SpOG) (Setiawan, S.Kp, MNS)

---Penguji II (Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns, M.Kep)

---Penguji III (dr. Cut Adeya Adella, SpOG)

Program D-IV Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari

persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan Untuk D-IV Bidan Pendidik.

--- --- (Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns, M.Kep) (dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK)

NIP. 132 299 794 NIP. 130 810 201

(3)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, 18 Juni 2009

FITRI SARI

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Rawat Gabung di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

viii+ 32 hal + 4 tabel + 3 Lampiran

Abstrak

Banyak rumah sakit yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi dan terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis tidak ada alasan untuk memisahkan bayi dari ibunya walaupun hanya sesaat (Yamauchi dan Yamanauchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo dan Kaminski 2000). Karena itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dan bayinya diruangan yang sama atau dengan rawat gabung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah kecamatan Percut Sei Tuan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan waktu cross sectional besar sampel 76 orang responden dan tekhnik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kueisioner yang terdiri dari data demografi, kuisioner pengetahuan dan kuisioner sikap yang disusun sendiri oleh peneliti.

Hasil penelitian diperoleh rata-rata pengetahuan bidan praktek swasta= 80,51, median= 83,00 dengan standar deviasi=17,78. Nilai terendah yaitu 42 dan nilai tertinggi 100. Sedangkan rata-rata sikap bidan praktek swasta adalah= 71,32, median= 75,00 dengan standar deviasi= 22,29. Nilai terendah yaitu 40 dan nilai tertinggi 100. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,018 dan nilai r= 0,271 Hal ini berarti adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah kecamatan percut Sei Tuan.

Rekomendasi utama pada penelitian ini adalah kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta terhadap pelaksanaan rawat gabung dalam pelayanan kebidanan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan

rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“ Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Rawat

Gabung di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Prof. dr. Chairudin Lubis DTM dan Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku dekan FK USU.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK. selaku ketua program studi D-IV Bidan

Pendidik FK USU.

4. dr. Cut Adeya Adella, SpOG selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan petunjuk dan saran-saran dalam penelitian.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai admnistrasi program studi D-IV Bidan Pendidik

FK USU.

6. Bidan-bidan di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan yang bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Kedua orang tua tersayang dan tercinta H. Baharuddin dan Hj. Ratna Suriaty yang

telah memberikan kasih sayang, doa, serta dorongan moril maupun materil kepada

(5)

8. Kedua saudaraku abangda dr. Dian Syahputra, M.Kes. dan Ir. Deni Juharsyah,

MT yang selalu memberi motivasi kepada penulis.

9. teman-teman seangkatan yang telah membantu dan mendukung menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini.

10.Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam

menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Semoga segala yang telah diberikan mendapat balasan dari ALLAH SWT, Amin.

Medan, 18 Juni 2009

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... . ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... . viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar belakang Masalah... 3

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... . 3

D. Manfaat Penelitian... . 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... . 5

A. Pengetahuan... 5

1. Defenisi Pengetahuan... . 5

2. Fungsi Pengetahuan... 5

3. Sumber-sumber Pengetahuan... 6

B. Sikap... 6

1. Defenisi Sikap... 6

2. Fungsi Sikap... 7

3. Tingkatan Sikap... 8

(7)

C. Rawat Gabung... 10

1. Defenisi Rawat Gabung... 10

2. Tujuan Rawat Gabung... 11

3. Syarat Bayi dan Ibu yang Dapat di Rawat Gabung... 11

4. Kontra Indikasi Rawat Gabung... . 12

5. Manfaat Rawat Gabung... 13

BAB III KERANGKA KONSEP... 15

A. Kerangka Konsep... 15

B. Defenisi Operasional... 16

C. Hipotesa Penelitian... 17

BAB IV METODE PENELITIAN... . 18

A. Desain Penelitian... 18

B. Populasi dan sampel Penelitian... 18

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... . 19

D. Pertimbangan Etik... 19

E. Instrumen Penelitian... 20

F. Pengumpulan Data... 22

G. Analisa Data... 23

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 25

A. Hasil Penelitian... 25

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 31

A. Kesimpulan... 31

B. Saran... 32

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Bidan Praktek Swasta

di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan... 26

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Bidan Praktek

Swasta tentang Rawat Gabung di Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan... 28

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Bidan Praktek Swasta tentang

Rawat Gabung di Bandar Khalipah Kecamatan Percut

Sei Tuan... 29

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan

dengan Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Rawat Gabung

di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan... 30

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Lembar Pernyataan Bersedia Menjadi Responden

LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian

(11)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, 18 Juni 2009

FITRI SARI

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Rawat Gabung di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

viii+ 32 hal + 4 tabel + 3 Lampiran

Abstrak

Banyak rumah sakit yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi dan terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis tidak ada alasan untuk memisahkan bayi dari ibunya walaupun hanya sesaat (Yamauchi dan Yamanauchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo dan Kaminski 2000). Karena itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dan bayinya diruangan yang sama atau dengan rawat gabung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah kecamatan Percut Sei Tuan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan waktu cross sectional besar sampel 76 orang responden dan tekhnik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kueisioner yang terdiri dari data demografi, kuisioner pengetahuan dan kuisioner sikap yang disusun sendiri oleh peneliti.

Hasil penelitian diperoleh rata-rata pengetahuan bidan praktek swasta= 80,51, median= 83,00 dengan standar deviasi=17,78. Nilai terendah yaitu 42 dan nilai tertinggi 100. Sedangkan rata-rata sikap bidan praktek swasta adalah= 71,32, median= 75,00 dengan standar deviasi= 22,29. Nilai terendah yaitu 40 dan nilai tertinggi 100. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,018 dan nilai r= 0,271 Hal ini berarti adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah kecamatan percut Sei Tuan.

Rekomendasi utama pada penelitian ini adalah kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta terhadap pelaksanaan rawat gabung dalam pelayanan kebidanan.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rawat gabung merupakan satu sistem perawatan dimana ibu dan bayi yang baru

dilahirkan dirawat dalam satu unit atau ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau

tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Tujuan rawat gabung

adalah agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan kapan saja dibutuhkan, ibu

dapat melihat serta memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan

oleh petugas, selain itu ibu akan mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat

selalu kontak dengan buah hati yang dicintainya demikian pula sebaliknya bayi dengan

ibunya dan dengan rawat gabung lebih mudah mencegah infeksi silang karena bayi yang

melekat pada kulit si ibu dan bayi menyusui pada ibunya akan terbentuk kekebalan tubuh

pada bayi tersebut (Prawirohardjo,1999. hlm. 266).

Banyak rumah sakit yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi dan

terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah

medis tidak ada alasan untuk memisahkan bayi dari ibunya meski hanya sesaat

(Yamauchi dan Yamanouchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo dan Kaminski 2000). Karena

itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan

agar ibu dan bayinya diruangan yang sama.

Manfaat lain dari perawatan rawat gabung bagi bayi yaitu jika bayi menangis

akan langsung didekap ibu sehingga bayi akan tenang mendengarkan detak jantung ibu.

(13)

merasakan daya tarik tersendiri terhadap bayinya dan membuat rasa sayang pada bayinya

(Asrul, 2008.

Melalui survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10

Desember 2009 terhadap bidan praktek swasta di Bandar Khalipah kecamatan Percut Sei

Tuan maka diperoleh 37 orang bidan tidak melakukan rawat gabung dengan alasan

karena kasihan melihat ibu pasca persalinan masih lelah dan tidak memiliki ruangan yang

cukup untuk ibu dan bayi yang di rawat gabung.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan

(14)

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana hubungan tingkat

pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar

Khalipah kecamatan Percut Sei Tuan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek

swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan bidan praktek swasta terhadap rawat gabung di

Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

b. Untuk mengidentifikasi sikap bidan praktek swasta terhadap rawat gabung di Bandar

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta

tentang rawat gabung di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi bidan praktek swasta

Sebagai informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanan kebidanan

(15)

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi yang akan melakukan penelitian berikutnya.

3. Bagi bidang penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi Gazalba

mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.

Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai

(Salam, 2003. hlm. 28).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003. hlm. 127).

2. Fungsi Pengetahuan.

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk

mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur

pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan

disusun, ditata, atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar,

(17)

3. Sumber-sumber pengetahuan

a. Empirisme

Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan jalan observasi atau dengan

penginderaan.

b. Rasionalisme

Pengetahuan diperoleh dari pikiran (akal budi) manusia, sehingga mampu

mengetahui kebenaran.

c. Intusionisme

Secara etiomologi istilah intuisi berarti lagsung melihat. Intuisi dapat dipergunakan

sehingga kita mengetahui diri kita, karakter, perasaan, dan motif orang lain serta kita

mengetahui, mengalami hakikat sebenarnya tentang waktu, gerak, dan aspek yang

mendasar dalam jagat raya.

d. Wahyu Allah

Pengetahuan disampaikan oleh Allah S.W.T kepada manusia lewat para nabi yang

diutusnya (Salam, 2003. hlm. 99-104).

B. Sikap 1. Defenisi Sikap

Sikap adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap stimulus atau objek

(Notoatmodjo, 2003. hlm. 130). Sikap yang terdapat pada individu akan memberikan

warna atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan.

Sikap juga dikatakan sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, perasaan

(18)

memihak (unfavorable) pada suatu objek. Dan merupakan kesiapan untuk bereaksi

dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya respons (Azwar, 2005. hlm. 5).

2. Fungsi Sikap

Sikap mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari, yakni fungsi

instrumental, fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat, pertahanan ego, pernyataan nilai,

pengetahuan, dan fungsi penyesuaian. Fungsi instrumental, fungsi penyesuaian atau

fungsi manfaat yakni fungsi yang menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha

untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak

diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal

yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif

terhadap hal-hal yang dirasanya akan merugikan dirinya. Fungsi pertahanan ego yakni

sewaktu individu mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa mengancam

egonya maka sikapnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan

melindunginya. Fungsi pernyataan nilai , yakni sikap akan mengekspresikan nilai yang

ada dalam diri individu. Fungsi pengetahuan, yakni sikap berfungsi sebagai suatu skema,

yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap

digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada (Azwar, 2007.

(19)

3. Tingkatan Sikap

Sikap memiliki empat tingkatan yaitu :

a. Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperlihatkan stimulasi yang

diberikan (objek).

b. Merespon merupakan suatu usaha menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima ide

tersebut.

c. Menghargai yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah.

d. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang lebih dipilih dengan segala resiko adalah

merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003. hlm. 132).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Sebagaimana diketahui bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan

dibentuk berdasarkan penglaman sepanjang perkembangan hidupnya. Adapun faktor

mempengaruhi pembentukan sikap :

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukkan sikap, pengalaman pribadi haruslah

meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih

mendalam dan lebih lama berbekas.

(20)

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau

searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain

dimotivasi oleh keinginan untuk berapiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting.

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat

mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai

sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentingan

perorangan.

d. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh besar dalam pembentukkan

opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,

media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan

opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai

pengaruh dalam pembentukkan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian

dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah

antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari

(21)

f. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman

pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2005. hlm. 30).

C. Rawat gabung 1. Defenisi Rawat Gabung

Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam

satu unit, dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada disamping ibu sejak segera

setelah dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu yang baru. Di Indonesia persalinan

80 % terjadi dirumah dan bayinya langsung dirawat gabung untuk persalinan di rumah

sakit terdapat modifikasi dalam praktek bahwa pada saat kunjungan bayi ditempatkan

dalam suatu asuhan bayi agar tidak ada kontaminasi dengan pengunjung (Prawirohardjo,

2002. hlm. 266).

Rawat gabung dapat bersifat :

1. Kontinu : Bayi berada disamping ibunya terus-menerus.

2. Intermiten: Dimana bayi sewaktu-waktu ingin menyusui, atau atas permintaan ibunya

(22)

2. Tujuan Rawat Gabung

Adapun tujuan rawat gabung adalah (Prawirohardjo, 2002. hlm. 266) :

a. Bantuan emosional, setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah dalam

proses persalinan si ibu akan sangat senang dan bahagia bila dekat dengan bayi.

b. Penggunaan air susu ibu. ASI merupakan makanan bayi yang terbaik, produksi ASI

akan lebih cepat dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara

menetekkan sejak bayi baru lahir.

c. Pendidikan kesehatan. Kesempatan melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan

untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu terutama primipara, bagaimana

teknik menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat, perawatan payudara, dan

nasihat makan yang baik.

d. Pencegahan infeksi. Pada tempat perawatan bayi dimana banyak bayi disatukan,

infeksi silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi

silang karena bayi yang melekat pada kulit si ibu akan memperoleh transfer antibodi

dari si ibu dan kolostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, akan

melapisi seluruh permukaan kulit serta saluran cerna bayi sehingga dapat mencegah

infeksi terutama diare.

3. Syarat Bayi dan Ibu yang Dapat di Rawat Gabung

Bayi dan ibunya yang dapat dirawat gabung harus memenuhi syarat atau kriteria

sebagai berikut (Soetjiningsih, 1997. hlm. 98) :

a. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

(23)

c. Tidak ada kelainan bawaan yang berat.

d. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal 7).

e. Umur kehamilan > 36 minggu.

f. Berat lahir ≥ 2500 gram dan < 4000 gram.

g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.

h. Bayi dan ibu sehat.

4. Kontra Indikasi Rawat Gabung

Kontraindikasi rawat gabung adalah (Prawirohardjo, 2002. hlm. 268) :

Pihak ibu :

a. Fungsi kardiorespiratorik yang tidak baik.

b. Eklampsia dan preeklampsia berat.

c. Penyakit infeksi akut dan aktif.

d. Psikosis.

Pihak bayi :

a. Bayi kejang.

b. Bayi yang sakit berat, misalnya penyakit jantung.

c. Bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus.

d. Berat badan lahir sangat rendah.

e. Cacat bawaan, misalnya labioschizis atau palatoschizis.

(24)

5. Manfaat Rawat Gabung

Manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan

tujuannya, adalah sebagai berikut : ( Asrul, 2008. http:/www.asramamedika fk

unhas.com)

a. Aspek fisik

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau

bayinya untuk melakukan perawatan sendiri.

b. Aspek Fisiologis

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya

lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang dialami, dimana bayi mendapat

nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul

refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim.

c. Aspek psikologis

Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat

akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar

terhadap perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu

merupakan stimulasi yang dibutuhkan oleh bayi..

d. Aspek edukatif

Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan

mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu merawat bayinya bila pulang

dari rumah sakit. Selama di rumah sakit ibu akan melihat, belajar, dan mendapat

bimbingan bagaimana cara merawat tali pusat, memandikan bayi, dan sebagainya.

(25)

setelah pulang dari rumah sakit. Disamping pendidikan bagi ibu, dapat juga dipakai

sebagai sarana pendidikan bagi keluarga, terutama suami, dengan cara mengajarkan

suami dalam membantu istri untuk proses diatas.

e. Aspek ekonomi

Dengan rawat gabung maka pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi

rumah bersalin terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu

penghematan anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot, serta

perawatan lain yang dibutuhkan. Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan

besar dalam merawat bayinya sendiri, sehingga waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk

kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena involusi rahim terjadi

lebih cepat dan memungkinkan tempat tidur digunakan untuk penderita lain. Demikian

pula infeksi nosokomial dapat dicegah atau dikurangi, berarti penghematan biaya bagi

rumah sakit maupun keluarga ibu. Bagi ibu juga penghematan oleh karena lama

perawatan menjadi singkat.

f. Aspek medis

Dengan pelaksanaan rawat gabung akan lebih mudah mencegah infeksi silang

(26)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Skema 1. Kerangka konsep penelitian hubunngan tingkat pengetahuan dengan

sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung.

Tingkat pengetahuan bidan praktek swasta

tentang rawat gabung

Sikap bidan praktek swasta tentang rawat

(27)

B. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

(28)

C. Hipotesa Penelitian

Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu

terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang

(29)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan

pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan

ada atau tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek

swasta tentang rawat gabung.

B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah bidan praktek swasta yang berada di wilayah

Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan dengan jumlah populasi 91 orang.

Sampel

Sampel yang digunakan adalah dengan teknik simple random sampling karena

pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi tersebut (Santoso, 2005. hlm. 49). Yaitu dengan memberi nomor

pada setiap populasi. Lalu membuat nomor pada kertas kecil sebanyak populasi yang ada,

kemudian mengambil kertas tersebut secara acak hingga 76 kali.

Jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus penelitian (Nursalam, 2003. hlm.

(30)

Keterangan :

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah wilayah Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan. Alasannya karena peneliti pernah praktek klinik di wilayah

tersebut dan masih terdapat bidan praktek swasta yang belum melakukan rawat gabung.

Sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian hubungan tingkat pengetahuan

dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di wilayah ini.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini mulai dari bulan

Desember 2008 sampai dengan Maret 2009.

D. Pertimbangan Etik

Sebelumnya peneliti mendapat izin dari ketua program D-IV Bidan pendidik

(31)

melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik. Setelah itu responden

diminta menandatangani surat persetujuan terlebih dahulu sebagai bukti kesediaan

menjadi responden. Responden terlibat dalam penelitian bersifat sukarela dan tidak ada

paksaan dari pihak lain. Responden dilindungi dari semua kemungkinan dan berbagai

resiko yang timbul akibat penelitian ini. Penelitian ini merahasiakan identitas pribadi

responden, serta tidak mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yang terdiri

dari tiga bagian. Dimana pada bagian pertama instrumen berupa data demografi

responden, bagian kedua kuesioner pengetahuan dan bagian ketiga kuesioner sikap

Data demografi

Data demografi bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang

meliputi : pendidikan, lama bekerja, tempat bekerja, dan latihan profesi yang pernah

diikuti.

Kuesioner pengetahuan

Kuesioner pengetahuan dibuat sendiri oleh peneliti sesuai dengan tinjauan

pustaka, yang berisikan pertanyaan pengetahuan bidan praktek swasta tentang rawat

gabung. Kuesioner ini terdiri dari 12 pertanyaan yang meliputi pertanyaan pilihan

berganda. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.

Untuk menentukan nilai menggunakan rumus: skor yang diperoleh x 100

(32)

Kuesioner sikap

Kuesioner sikap berisikan pernyataan bagaimana sikap bidan praktek swasta

terhadap rawat gabung. Kuesiner ini terdiri dari 5 pernyataan yang benar dan

pernyataan yang salah dengan menggunakan skala Guttman (Hidayat, 2007. hlm. 83)

dalam bentuk pilihan jawaban ya dan tidak. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan

jawaban salah diberi skor 0.

Untuk menentukan nilai menggunakan rumus: skor yang diperoleh

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Arikunto,2002. hlm. 154). Menurut Imam

Ghozali (2002, hlm. 133) pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item angket yang

valid. Item yang tidak valid tidak dilibatkan dalam pengujian reliabilitas. Instrumen

memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,60. Oleh

karena itu dari seluruh item pertanyaan pada penelitian ini dinyatakan reliabel dengan

jumlah sampel 30 orang dengan karakteristik yang sama, pada tanggal 10 februari 2009

x 100

skor tertinggi

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi atau content validity dengan

memberikan instrumen pada pakar yang menguasai (dempsey, 2002. hlm. 80). Mengukur

sampai sejauh mana instrumen tersebut dapat mewakili faktor yang ingin diteliti, yang

dilakukan oleh dokter obgyn yaitu dr. Ichwanul Adenin, SpOG untuk menguji setiap butir

instrumen pengumpulan data apakah valid atau tidak. Dari 15 pertanyaan pengetahuan

dan 15 pertanyaan sikap, ada 2 pertanyaan pengetahuan dan 3 pertanyaan sikap yang

(33)

di Binjai, sehingga diperoleh hasil Cronbach’s Alpha pengetahuan 0,845 dan sikap 0,785

(hasil terlampir).

F. Pengumpulan Data

Pada tahap penelitian ini mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian

kepada Institusi Pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

Kemudian surat permohonan izin yang telah diperoleh diajukan kepada kepala

Kecamatan Percut Sei Tuan. Setelah mendapat izin dari Kecamatan peneliti

melaksanakan pengumpulan data penelitian tersebut.

Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan data primer yang datanya

diambil langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Sebelumnya penulis

memberikan penjelasan bagaimana cara pengisian kuesioner. Selanjutnya setiap

responden diberikan informed consent dan diikuti dengan pembagian kuesioner kepada

responden dengan tiga bagian pertanyaan, bagian pertama ialah data demografi berupa

pendidikan, tempat bekerja, lama bekerja dan latihan profesi. Bagian kedua yaitu

pengetahuan bidan tentang rawat gabung dan yang ketiga ialah sikap bidan terhadap

rawat gabung. Selesai pengisian kuesioner dikumpulkan hari itu juga. Data yang sudah

(34)

G. Analisa Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, peneliti melakukan

pengolahan data atau analisis, yang secara garis besar meliputi 4 langkah yaitu:

1. Persiapan yaitu mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data

2. Tabulasi data dengan memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi

skor, memberi kode terhadap item-item yang tidak diberi skor

3. Analisa data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing

responden, lalu ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Statistik Univariat

Pada statistik univariat analisa data dilakukan untuk mengetahui nilai mean,

median, standar deviasi, maksimal dan minimal variabel yang diteliti yaitu pengetahuan

bidan praktek swasta tentang rawat gabung dan sikap bidan praktek swasta tentang rawat

gabung.

2. Statistik Bivariat

Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan

keeratan hubungan antara dua variabel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pearson product moment dengan tujuan untuk melihat adanya hubungan antara

variabel dependen dan variabel independen serta untuk mengetahui keeratan hubungan

(35)

Nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh dari hasil perhitungan dapat

diinterpretasikan sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005), dengan klasifikasi sebagai

berikut:

• Nilai r antara 0,00 sampai dengan 0,199 maka interpretasi sangat rendah

• Nilai r antara 0,20 sampai dengan 0,399 maka interpretasi rendah

• Nilai r antara 0,40 sampai dengan 0,599 maka interpretasi sedang

• Nilai r antara 0,60 sampai dengan 0,799 maka interpretasi kuat

(36)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di uraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat

gabung di Bandar Khalipah kecamatan Percut Sei Tuan.

A. Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini akan menguraikan

gambaran data demografi responden, pengetahuan bidan praktek swasta tentang rawat

gabung, sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung, dan hubungan pengetahuan

dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah Kecamatan

Percut Sei Tuan.

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Bidan Praktek Swasta di Bandar Khalipah kecamatan Percut Sei Tuan

(37)

2 Lama bekerja

3 Latihan profesi

• ya

Dari tabel diatas menunjukkan 76 orang bidan praktek swasta yang menjadi

responden penelitian ditemukan mayoritas berpendidikan DIII kebidanan sebanyak

46 orang (60,5%), minoritas berpendidikan DIV kebidanan sebanyak 5 orang (6.6%) dan

sebanyak 25 orang (32,9%) berpendidikan DI kebidanan. Lama bekerja mayoritas

5-10 tahun sebanyak 35 orang (46,1%), minoritas lama bekerja kurang dari 5 tahun

sebanyak 13 orang (17,1%), dan sebanyak 28 orang (36,8%) lama bekerja lebih dari

10 tahun. Mayoritas responden megikuti latihan profesi sebanyak 49 orang (64,5%) dan

yang tidak mengikuti latihan profesi sebanyak 27 orang (35,5%). Responden mayoritas

(38)

bekerja di dinas kesehatan/pendidikan sebanyak 5 orang (6,5%) dan rata-rata hanya

bekerja sebagai bidan praktek swasta (BPS) saja yaitu sebanyak 23 orang (30,3%).

2. Tingkat Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Rawat Gabung

Tingkat pengetahuan bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar

Khalipah kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Rawat Gabung di Bandar Khalipah

kecamatan Percut Sei Tuan

No Variabel Mean Median SD Min - maks

1 Pengetahuan bidan 80,51 83,00 17,78 42-100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa tingkat pengetahuan bidan praktek

swasta tentang rawat gabung yaitu rata-rata= 80,51, median= 83,00 dengan standar

deviasi= 17,78. Nilai terendah yaitu 42 dan tertinggi yaitu 100.

3. Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Rawat Gabung

Sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah kecamatan

Percut Sei Tuan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Rawat Gabung di Bandar Khalipah

kecamatan Percut Sei Tuan

No Variabel Mean Median SD Min - maks

(39)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa sikap bidan praktek swasta tentang

rawat gabung yaitu rata-rata= 71,32, median= 75,00 dengan standar deviasi= 22,29. Nilai

terendah yaitu 40 dan tertinggi 100.

4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Rawat

Gabung

Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat

gabung di Bandar Khalipah kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009 dapat dilihat pada

tabel 5.4

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Rawat Gabung di Bandar Khalipah

kecamatan Percut Sei Tuan

No Variabel yang dikorelasikan r P

3 Pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung

0,271 0,018

Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0,018 yaitu adanya hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat

gabung dan nilai r = 0,271 hal ini berarti hubungan yang ada berkekuatan rendah dengan

arah positif yang artinya semakin baik pengetahuan bidan maka semakin baik pula

(40)

B. Pembahasan

Pada pembahasan peneliti akan menguraikan tujuan dari penelitian ini yaitu

bagaimana pengetahuan bidan praktek swasta tentang rawat gabung, sikap bidan praktek

swasta tentang rawat gabung, serta hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan

praktek swasta tentang rawat gabung.

1. Tingkat pengetahuan bidan praktek swasta tentang rawat gabung

Pengetahuan bidan praktek swasta tentang rawat gabung yaitu rata-rata= 80,51,

median= 83,00 dengan standar deviasi= 17,78. Nilai terendah yaitu 42 dan nilai tertinggi

100.

Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bidan praktek swasta mempunyai

pengetahuan yang baik tentang rawat gabung.

Menurut Notoatmodjo (2003) Pengetahuan ini merupakan hasil dari usaha

manusia untuk tahu dan hasil tahu ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Dan menurut Istiarti (2000) pengetahuan seseorang dapat

diperoleh dari berbagai sumber seperti media massa ataupun elektronik maka dalam hal

ini responden mendapatkan informasi tentang rawat gabung sehingga mempengaruhi

pengetahuannya. Sedangkan bidan praktek swasta yang pengetahuannya rendah

disebabkan kurangnya mendapat informasi tentang rawat gabung.

2. Sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung

Sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung yaitu rata-rata= 71,32,

(41)

Hal ini menunjukkan masih ada bidan praktek swasta yang bersikap negatif

tentang rawat gabung. Menurut Notoatmodjo (2003) sikap dapat dibentuk berdasarkan

pengalaman individu, media massa, lembaga pendidikan dan sikap bukan dibawa sejak

lahir tetapi dipelajari. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk sikap

bidan untuk bersikap positif atau negatif terhadap rawat gabung.

3. Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,018 hal ini berarti adanya

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta

tentang rawat gabung. Dan diperoleh nilai r= 0,271 hal ini berarti hubungan yang ada

berkekuatan rendah dengan arah positif karena nilai r positif. Hal ini berarti semakin baik

pengetahuan ibu maka semakin baik pula sikap ibu tentang rawat gabung.

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini

diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah kecamatan Percut

(42)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek

swasta tentang rawat gabung di Bandar Khalipah kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009.

Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan bidan praktek swasta tentang rawat gabung yaitu rata-rata= 80,51,

median= 83,00 dengan standar deviasi= 17,78. Nilai terendah adalah 42 dan tertinggi

100.

2. Sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung yaitu rata-rata= 71,32, median=

75,00 dengan standar deviasi= 22,29. Nilai terendah adalah 40 dan tertinggi 100.

3. Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai

p= 0,018 yaitu adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

sikap bidan praktek swasta tentang rawat gabung dan nilai r= 0,271 hal ini berarti

hubungan yang ada berkekuatan rendah dan dengan arah positif. Yang berarti

semakin baik pengetahuan bidan praktek swasta tentang rawat gabung maka semakin

baik pula sikap bidan tentang rawat gabung.

(43)

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu :

1. Diharapkan kepada seluruh bidan praktek swasta di Bandar Khalipah kecamatan

Percut Sei Tuan agar aktif mencari informasi tentang pelayanan kesehatan khususnya

rawat gabung dan bagi yang sudah mengetahui hendaknya bersikap yang benar

tentang rawat gabung sehingga dapat diaplikasikan dalam praktek kebidanan.

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan khususnya pelaksanaan rawat gabung pada ibu pasca persalinan.

3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian ini lebih luas

terutama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dengan sikap

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Yogyakarta : Rineka Cipta

Asrul, 2008. Rawat Gabung, http//;www.asramamedica FK Unhas.com, diperoleh 28 Desember 2008

Azwar, 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya ( Edisi Pertama ), Yogyakarta : Pustaka Pelajar

..., 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya ( Edisi Kedua ), Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Dempsey, 2002. Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan, Jakarta: EGC

Ghozali. I, 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro

Hastono, 2001. Modul Analisis Data, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisa (Edisi Pertama), Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

..., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Surabaya : Salemba Medika

Salam. B, 2003. Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta

Santoso, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta : Prestasi, Pustaka

Sugiyono, 2005. Statistik untuk Penelitian, Bandung : Cv Alfabeta

Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, Denpasar : EGC

(45)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BIDAN PRAKTEK SWASTA TENTANG RAWAT GABUNG DI BANDAR KHALIPAH KECAMATAN

PERCUT SEI TUANTAHUN 2009

I. Data Demografi

1. No. Responden :

2. Nama :

3. Pendidikan :

□ D I Kebidanan

□ D III Kebidanan

□ D IV Kebidanan

4. Tempat bekerja :

□ BPS

□ BPS+ RS/Puskesmas

□ BPS+ DINKES/Pendidikan

5. Lama bekerja : ... Tahun

(46)

II. Kuesioner Pengetahuan

1. Yang dimaksud dengan rawat gabung adalah :

a. Satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan

melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan kamar atau tempat bersama-sama

selama 24 jam penuh dalam seharinya.

b. Suatu sistem perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan ditempatkan

dalam ruangan yang berbeda.

c. Suatu sistem perawatan dimana ibu ditempatkan dalam ruangan yang sama dengan

ibu-ibu yang lain.

2. Bagaimanakah cara pelaksanaan rawat gabung :

a. Ibu dan bayi diletakkan dalam sebuah ruangan yang berbeda selama yang

dikehendaki ibu.

b. Ibu dan bayi diletakkan secara bersama sejak segera setelah dilahirkan sampai

pulang.

c. Ibu dan bayi diletakkan dalam sebuah ruangan yang sama hanya untuk beberapa

jam saja setelah itu dipisahkan.

3. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan rawat gabung adalah :

a. Secara emosional ibu akan bahagia dan senang bila dekat dengan bayinya

b. Penularan infeksi nosokomial

(47)

4. Sejak kapan kegiatan rawat gabung dapat dimulai :

a. Sejak bayi baru lahir sampai klien kembali ke rumahmya.

b. Beberapa hari setelah ibu melahirkan.

c. Sejak ibu pulang dari klinik bersalin atau rumah sakit.

5. Berikut ini adalah syarat/kriteria rawat gabung, kecuali :

a. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

b. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.

c. Bayi dengan sepsis.

6. Dimana bayi sewaktu-waktu ingin menyusu, atau atas permintaan ibunya disebut dengan rawat gabung yang bersifat :

a. Partial (sepanjang hari)

b. Intermitten (sewaktu-waktu).

c. Kontinu (berkelanjutan).

7. Dibawah ini yang tidak termasuk kontraindikasi rawat gabung dari pihak ibu adalah :

a. Eklampsia dan preeklampsia berat.

b. Fungsi kardiorespiratorik yang tidak baik.

c. Ibu penderita diabetes

8. Ibu dan bayi dapat dirawat gabung apabila :

a. Tidak ada komplikasi persalinan baik pada ibu maupun bayinya

b. Bayi dan ibu sehat

(48)

9. Yang tidak termasuk kontraindikasi rawat gabung dari pihak bayi adalah :

a. Bayi yang memerlukan observasi atau therapy khusus.

b. Bayi kejang.

c. Bayi yang lahir dengan umur kehamilan ibu > 36 minggu.

10.Banyak manfaat rawat gabung yang dapat diraih baik dari pihak ibu maupun bayi,

karena :

a. Dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya.

b. Ibu akan merasa terganggu oleh tangisan bayinya.

c. Memudahkan terjadinya infeksi nosokomial.

11. Ibu dan keluarga memperoleh pendidikan cara merawat bayinya, hal ini dapat dilihat

dan ditinjau dari segi aspek :

a. Aspek ekonomi.

b. Aspek edukatif.

c. Aspek medis.

12. Rawat gabung mempunyai manfaat bagi ibu, ditinjau dari aspek fisiologis yaitu :

a. Dapat mempercepat involusi rahim

b. Ibu dapat menyusui bayinya kapan saja

(49)

III. Kuesioner Sikap

Isilah kuesioner ini dengan memberikan tanda checklist ( √ ) pada salah satu kolom

yang menurut anda paling tepat, dengan pilihan jawaban Ya atau Tidak.

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Ya Tidak

1. Kegiatan rawat gabung lebih baik dilakukan

sejak segera setelah bayi lahir di kamar bersalin

atau di bangsal perawatan pasca persalinan.

2. Bila bayi lahir dengan tindakan maka rawat

gabung lebih baik dilakukan jika bayi tidak

asfiksia setelah 5 menit pertama.

3. Semua ibu yang baru melahirkan lebih baik

segera dirawat gabung degan bayinya jika

memenuhi syarat.

4. Bila ibu dirawat gabung dengan bayinya, maka

akan mengganggu istirahat ibu.

5. Bila rawat gabung diterapkan, maka akan

menambah pekerjaan petugas kesehatan karena

harus melakukan observasi ke tiap-tiap kamar.

6. Bila ibu dekat dengan bayinya maka ibu dapat

dengan mudah menjangkau dan menyusui

(50)

7. Rawat gabung sebaiknya tidak harus dilakukan

karena tidak bermanfaat.

8. Bila dijumpai ibu bersalin dengan psikosis

maka rawat gabung akan saya lakukan.

9. Bila bayi lahir dengan berat badan kurang dari

2500 gram maka rawat gabung tidak akan saya

lakukan.

10. Rawat gabung akan saya lakukan pada bayi

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Bidan Praktek Swasta
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Bidan Praktek Swasta
Tabel 5.4  Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap

Referensi

Dokumen terkait

masing-masing tanggung jawab, namun masih ada masalah umum terkait dengan kinerja kelembagaan ini seperti Kuantitas dan Kualitas Sumber daya manusia yang ada masih jauh

Dalam tahapan prosesi adat hippun tersebut, seperti hippun penyelesaian perselisihan warga, lazim juga disertai dengan perjanjian formal adat lokal. Perjanjian ini memiliki daya

Jumlah fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang berbeda disetiap kecamatan akan menyebabkan terjadinya ranking atau tingkatan jumlah dari fasilitas sosial ekonomi yang ada di

Kadar trigliserida dalam darah dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab, diantaranya: Diet tinggi karbohidat (60% dari intake energi) dapat meningkatkan kadar

namun kewenangannya tetap mengacu pada Permenkes No 1464 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, salah satunya boleh memberikan pelayanan keluarga

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar. haemoglobin dibawah 11 gr/dl pada trimester I dan III atau

yustisialnya. Sedangkan tugas pokok dan fungsi Dirjen Badilag yang diatur dalam Perpres Nomor 13 Tahun 2005 diimplementasikan dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI

merumuskan karakteristik bahan ajar mata kuliah Penulisan Kreatif bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter religius bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra