• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga Militer (Studi Kasus: Di Asrama Kav. Batalyon 6 Serbu Asam kumbang: Medan Sunggal Kodya Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga Militer (Studi Kasus: Di Asrama Kav. Batalyon 6 Serbu Asam kumbang: Medan Sunggal Kodya Medan)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

POLA PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA MILITER

(Studi Kasus: Di Asrama Kav. Batalyon 6 Serbu Asam kumbang: Medan Sunggal Kodya Medan)

SKRIPSI Diajukan Oleh

SRI SULASTRI S

030901022

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Seorang individu sejak awal keadaannya sudah memiliki relasi mutlak dengan satuan sosialnya yaitu keluarga. Keluarga merupakan jembatan antara individu dengan kebudayaan, melalui keluarga anak belajar mengenai nilai, peran sosial, norma, adat istiadat yang ditanamkan orang tuanya. Dengan kata lain, orang tua merupakan pengatur norma-norma masyarakat kepada anak-anaknya.

Pengasuhan anak adalah bagian dari proses sosialisasi yang penting dan paling mendasar. Dimana pengasuhan anak merupakan bagian dari sosialisasi yang penting dalam pembentukan kepribadian individu. Pengasuhan anak berlangsung dalam lingkungan keluarga sebagai suatu unit sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga memberikan pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan kepribadian kepada individu.

(3)

Keluarga adalah kelompok terkecil dan primer yang berkepentingan dalam masyarakat dan keluarga juga dapat dikatakan sebagai unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan sifat dan karakter orang tua dalam mendidik dan memelihara anak. Keluarga juga memiliki ciri-ciri, ada ciri umum dan ciri khusus, yang menjadi ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver dan Page (Dalam Khairuddin 1997 ; 4), antara lain:

• Keluarga merupakan hubungan perkawinan

• Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara. • Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan. • Ketentuan-ketentuan ekonomi yang terbentuk oleh anggota-anggota

kelompok yang mempunyai ketentuan-ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan atau membesarkan anak.

(4)

Dan yang menjadi ciri-ciri khusus keluarga adalah sebagai berikut; • Kebersamaan

Keluarga merupakan bentuk yang paling universal antara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya, karena keluarga mengambarkan kebersamaan dan kesatuan.

• Dasar-dasar emosional

Dorongan –dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis manusia, seperti perkawinan.

• Pengaruh perkembagan

Pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran hidup yang mana merupakan sumbernya.

• Ukuran yang terbatas

Keluarga merupakan ukuran yang terbatas, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangkan identitasnya. • posisi inti dalam strukt ur sosial

(5)

• Tanggung jawab para anggota

Keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu yang biasa dilakukan oleh asosiasi-asosiasi lainnya.

• Aturan kemasyarakatan

Hal ini khususnya terjaga dengan adanya hal-hal yang tabu di dalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang kaku menentukan kondisi-kondisinya.

• Sifat kekekalan dan kesementaraannya

Keluarga sebagai suatu yang permanen dan universal, dan sebagai asosiasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah dan berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat.

(6)

Dalam perkembangan si anak, pola pengasuhan orang tua sangat menentukan kearah mana nanti si anak setelah dewasa dan mencerminkan pola pengasuhan yang pernah ia terima sejak ia ada. Komunikasi dengan orang tua, perhatian, serta sikap orang tua dalam mendidik dan segala perlakuan lainnya akan membentuk seperti apa kepribadian anak. Orang tua sebagai penanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak serta pembentukan kepribadian anak.

Hal pertama didalam mendidik seorang individu terletak pada keluarga. Dimana individu ibarat sebuah kertas yang bentuk dan coraknya tergantung kepada orang tua atau keluarga bagaimana mengisi kertas kosong tersebut sejak bayi, melalui pengasuhan, perawatan dan pengawasan yang terus menerus, diri serta kepribadian anak dibentuk. Orang tua, yaitu ayah dan ibu, pada umumnya merupakan teladan bagi anak-anak mereka.

(7)

pekerjaan ayah dan tingkat IQ putra mereka yang beranjak dewasa memperlihatkan bahwa semakin rendah pekerjaan (status sosial) ayah semakin rendah pula IQ anak mereka, karena untuk menduduki pekerjaan-pekerjaan tertentu dituntut adanya kemampuan akademis, IQ dan keterampilan tertentu dari individu tersebut.

Pola dan bentuk pengasuhan tidak sama pada tiap keluarga, karena setiap keluarga memiliki latar belakang yang berbeda, baik latar belakang pendidikan, kebudayaan, mata pencaharian. Pola pengasuhan dan perubahan sosialisasi anak tertanam dalam pola hubungan sosial ekonomi. Perubahan lingkungan ekonomi dan sosial telah membawa pengaruh pada pola pengasuhan anak. Pengasuhan anak dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi keluarga. Penggunaan pihak ke tiga untuk membantu mengasuh anak seperti baby sister sangat tergantung pada kemampuan keluarga (Gunarsa, 2003 : 2-3).

Displin sebagai suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan tertentu atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama meningkatkan kualitas mental dan moral. Jadi bagi orang tua penerapan displin pada anak adalah hal yang teramat penting dan dapat dikatakan bahwa letak moral anak tergantung pada pola asuh yang digunakan orang tuanya.

(8)

masyarakat sangat penting bagi perkembangan displin seseorang, jika orang tua mendisplinkan anak, maka anak akan mengembangkan peraturan sendiri bagi dirinya sendiri.

Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak. Anak sebagai manusia yang belum sempurna perkembangannya dipengararuhi dan diarahkan orang tua untuk capai kedewasaan. Kedewasaan dalam arti keseluruhan, yakni dewasa biologis, bila fungsi badannya sudah berkembang dan siap untuk menyelami hidup sendiri dalam keluarga. Sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerusan keturunan saja. Bidang pendidikan, keluarga merupakan sumber pendidikan utama, karena segalah pengetahuan dan kemampuan intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota keluarga sendiri.

Keluarga juga merupakan produsen dan konsumen, dan harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan pangan. Setiap anggota keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka dapat hidup lebih senang dan tenang agar tercipta kedamaian (Gunarsa, 1995 :27).

(9)

yang dihuni oleh keluarga militer mulai dari Tamtama, Bintara dan Perwira, yang sudah berkeluarga ada sekitar kurang lebih 300 kepala keluarga dan di asrama ini terdapat fasilitas seperti fasilitas olah raga yaitu lapangan bola kaki, lapangan badminton, lapangan volli, dan lapangan basket, di asrama ini juga terdapat sebuah sekolah taman kanak-kanak, rumah ibadah yaitu mesjid dan gereja yang diberinama gereja Oikoumene, dan asrama ini dibagi atas kepangkatannya, dan asrama ini sangat bersih dan juga memiliki displin dan sesuai dengan aturan atau prosedur yang ada, di asrama ini juga ada kebun dan tempat pemeliharan ternak seperti ternak ikan yang diberi nama Pos Yandu Plamboyan dan lingkugan asrama ini sangat bersih dan asri.

Militer diartikan sebagai angkatan bersenjata dari suatu negara. Padanan kata lainnya adalah tentera atau pada jaman dahulu juga disebut sebagai serdadu. Kata lain yang sangat erat dengan militer adalah militerisme yang artinya perilaku tegas, kaku, agresif dan otoriter . Karena lingkungan tugasnya terutama di medan perang, militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin. Dalam kehidupan militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah pasukan bersenjata.

(10)

berdasarkan pendidikan, prestasi dan perjuangan ketika berperang (http;//id.wikipedi.org/wiki_militer.com, tanggal 8 mei 2007).

Subkategori pangkat militer atau angkatan bersenjata Republik Indonesia adalah:

PERWIRA BINTARA TAMTAMA

Perwira Tinggi :

1.Jenderal/laksama/Marsekal

2.Letnan Jenderal/laksamana madya/ Marsekal Madya.

(11)

Berdasarkan uraian diatas alasan ketertarikan peneliti dalam penelitian ini adalah;

1. Karena keluarga adalah lemabaga yang terdekat dalam hidup dan kita akan tetap menjadi anggotanya, dan keluarga adalah awal dari pembentukan kepribadian kita.

2. Peneliti ingin melihat seperti apa pola pengasuhan anak pada keluarga militer dan ciri khas apa dan bentuk pengasuhan yang seperti apa yang digunakan dan mendidi k anak.

3. Peneliti ingin melihat apakah unsur kemiliteran digunakan dalam mengasuh anak pada keluarga militer tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi masalah adalah; ” Bagaimana pola pengasuhan anak pada keluarga militer?”

1.3. Tujuan Penelitian

Ada pun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah;

• Untuk mengetahui bagaimana pola pengasuhan anak pada keluarga militer di Asrama Abdul Hamid, di Jalan Binjai Km 10, Sunggal, Deli Serdang.

(12)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

• Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan serta wawasan peneliti mengenai pola pengasuhan anak pada keluarga militer yang berhubungan dengan kerangka pemikiran dan teori sosiologi.

• Hasil yang diperoleh diharapkan akan dimanfaatkan sebagai referensi bagi perkembangan ilmu sosiologi, khususnya sosiologi keluarga. 1.4.2. Manfaat Praktis

• Mengidentifikasi kondisi pengasuhan anak pada keluarga militer untuk turut dapat memberikan sumbangan pemikiran menuju tercapainya kondisi harmonis.

• Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

1. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antar kelompok dengan kelompok manusia maupun antara orang per-orang dengan kelompok manusia.

1.5. Defenisi Konsep

(13)

pengasuhannya bersifat militer atau demokrasi, otoriter, dan permissif (Soekanto,1985;36).

3. Keluarga, yang dimaksud keluarga dalam penelitian ini adalah ayah, ibu dan anak-anak dari keluarga militer yang ada di asrama Kav Asam Kumbang.

4. Orang tua, terdiri dari ayah, ibu dari keluarga militer yang ada di Asrama Kav Asam Kumbang

5. Anak adalah hasil dari perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan atau hasil hubungan intim antara suami-istri, yang akan mengalami pertumbuhandan perkembangan secara fisik dan non fisik. 6. Militer adalah pasukan bersenjata suatu negara.

7. Perwira adalah pangkat yang tertingi dalam organisasi militer, dan perwira yang digunakan dalam penelitian ini adalah perwira pertama yang artinya golongan pangkat perwira yang paling rendah yaitu kapten, letnan satu dan letnan dua.

8. Bintara adalah golongan pangkat ketentaraan yang lebih rendah dibanding dari letnan dua, dan lebih tinggi dibandingkan kopral kepala. 9. Tamtama adalah golongan pangkat ketentaraan yang paling rendah

(14)

11. Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang menekankan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditujukan kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan.

(15)

BAB II

KERANGKA TEORI

Pengasuhan anak mengandung suatu pengertian yang menunjuk pada suatu gejala sebagai suatu proses yaitu tentang apa yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Pengasuhan anak adalah bagian penting dan mendasar karena fungsi utama pengasuhan anak adalah mempersiapkan seseorang anak menjadi masyarakat. Pengasuhan ini terdapat dalam keluarga. Keluarga merupakan kelompok primer yang pertama dari seseorang anak dan dari situlah perkembangan kepribadian bermula. Ketika anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok primer lainnya, pondasi dasar kepribadiannya sudah ditanamkan secara kuat, jenis kepribadiannya sudah diarahkan dan terbentuk.

Dalam pengasuhan anak orang tua memegang peranan penting serta tanggung jawab yang besar karena menyangkut masa depan si anak. Asuhan orang tua adalah sumber aksi dan memancarkan kasih sayang, perhatian, kemesraan, keramahtamaan dan penerimaan terhadap keberadaan anak sebagaimana adanya.

(16)

Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Hal itu tergantung dari pandangan pada diri tiap orang tua. Peranan orang tua dianggap yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan moral seorang anak. Dalam hal ini dapat dilihat perbedaan perkembangan moral seorang anak ditinjau dari persepsi pola pengasuhan yang digunakan, ada tiga pola pengasuhan yang dikemukakan oleh Baumrind yaitu :

• Pola asuh Demokratis

Pola asuh ini mengembangkan anak yang mampu bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang di lingkungan sosialnya. Mencerminkan adanya hak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sama, orang tua dan anak saling melengkapi , anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat displin.

• Pola asuh Otoriter

(17)

• Pola asuh permisif

Pola asuh ini merupakan bentuk pengasuhan dimana orang tua memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orang tua. Pola asuh ini memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk tidak berdisplin dan diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri dan menentukan sikap sendiri (www. Republika. Com, minggu 18 maret 2007, nip/Poy). Interaksi adalah suatu proses dimana tindakan pihak yang satu menjadi rangsangan untuk respon dari pihak lain. Dalam proses yang timbal balik ini maka sifat, tabiat dan tingkah laku pelakunya saling pengaruh mempengaruhi, dan ini terjadi akibat adanya kontak dan hubungan yang bisa langsung seperti berbicara, mendengar, melihat dan ada kontak secara tindak langsung yaitu seperti menelepon, surat menyurat atau berupa tulisan dan bentuk perhubungan jarak jauh. Ada pun faktor-faktor yang mempengarahui interaksi sosial adalah;

• faktor Imitasi atau Peniruan

(18)

• Simpati

Simpati adalah kecakapan untuk merasai diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami atau diderita oleh orang lain, oleh sebab itu dalam simpati perasaan seseorang seakan memegang perananan penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain. • Sugesti

Sugesti adalah suatu anjuran tertentu yang menerbitkan suatu reaksi langsung dan tanpa pikiran panjang pada individu yang menerima sugesti tersebut. Faktor sugesti berlangusung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya sendiri yang kemudian diterima oleh pihak lain dan kebanyakan faktor sugesti terjadi apabila orang mempunyai pandangan tersebut dan mempunyai kewibawaan yang tinggi atau sangat disegani oleh orang lain.

• Identifikasi

Identifikasi merupakan gabungan faktor-faktor imitasi, sugesti, dan simpati. Identifikasidapat membentuk kepribadian dan proses ini dapat terbentuk secara tidak disadari (Soekanto, 2004 : 67).

(19)

bekal bagi kemungkinan menjadi masyarakat yang baik, dimana pengalaman-pengalaman dalam interaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan cara bertindak dan bereaksidalam pergaulan sosial yang lebih besar seperti dalam masyarakat.

Syarat yang penting dalam berlangsungnya sosialisasi adalah interaksi sosial karena tanpa interaksi sosial sosialisasi tidak mungkin berlangsung. Menurut Comte proses sosialisasi yang pertama adalah keluarga. Keluarga dianggap kesatuan organis yang dapat menyusun pemikiran-pemikiran dari awal bagi manusia-manusia baru (pasangan suami-istri).

Didalam masyarakat interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu lainnya, individu dengan kelompok dan sebaliknya. Interaksi sosial memungkinkan masyarakat berproses sedemikian rupa sehingga membangun suatu pola hubungan interaksi sosial dapat pula diandaikan dengan apa yang disebut Weber sebagai tindakan sosial individu yang secara subjektif di arahkan terhadap orang lain (Jhonson, 1988 ; 214).

(20)

• Fungsi Biologik

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anaknya, fungsi biologik orang tua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi ini pun juga mengalami perubahan, karena keluarga sekarang cenderung kepada jumlah anak sedikit.

• Fungsi Afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Hubungan ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persahabatan, persaudaraan, kebiasaan, identifikasi, persamaan, pandangan mengenai nilai-nilai.

• Fungsi Sosialisasi

(21)

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.

• Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckman mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

(22)

• Sosialisasi sekunder

(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapati dari apa yang diamati (Nawawi, 1994 : 2004).

Pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh), misalnya tentang perilaku, motivasi, tindakan, dan sebagainya (Moleong, 2005 : 4).

(24)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Asrama Kavaleri Asam Kumbang Batalyon 6/ Serbu Kecamatan Medan Sunggal. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah:

• Karena asrama ini diperuntukan dan dihuni oleh keluarga militer • Terdapatnya fasilitas dan sarana yang dibutuhkan demi kelangsungan

penelitian ini.

3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis

Adapun yang menjadi unit analisis penelitian ini adalah keluarga, yang memiliki kepala keluarga yang berprofesi sebagai militer, kepala lingkungan dan masyarakat yang berada di asrama tersebut.

3.3.2. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah :

• keluarga yang ada di Asrama Kavaleri Asam Kumbang, dengan kriteria sebagai berikut;

(25)

2. Telah tinggal di Asrama itu paling sedikit 4 tahun, hal ini dilakukan peneliti, agar informan yang diperoleh sudah memahami dan mengetahui keadaan asrama tersebut secara jelas.

• Aparat dan masyarakat setempat.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data (informasi) yang dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan penelitian yang bersangkutan secara objektif (Mallo,1990 : 109).

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut; a. Data primer diperoleh melalui ;

• Observasi

Adalah suatu bentuk pengamatan, dimana peneliti melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data dari lapangan

Wawancara Mendalam

Yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung pada informan. Agar wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan yang telah disusun sebelumnya, yakni menggunakan interview guide atau panduan wawancara untuk menggali informasi sebanyak mungkin.

(26)

Data sekunder di peroleh melalui, penelitian kepustakaan yaitu cara memperoleh data yang dilakukan melalui studi kepustakaan. Dalam hal ini kajian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis, asas-asas, konsepsi, pandangan, tema melalui buku, dokumen, artikel, jurnal, tulisan, dan catatan lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian ini.

3.5. Interpretasi Data

(27)
(28)

3.7. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup keterbatasan pengetahuan peneliti, keterbatasan data melalui buku atau dokumen yang mendukung penelitian, dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para informan. Keterbatasan pengetahuan peneliti mengenai metode penelitian menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan dan data-data yang diperoleh dilapangan menjadi tidak terlalu dalam, dan akibat prosedur atau aturan Asrama Kavaleri Asam Kumbang yang banyak mengakibatkan peneliti memiliki keterbatasan untuk meneliti. Namun teknik pengumpulan data yang ditentukan baik observasi maupun wawancara mendalam telah mampu menjawab permasalahan yang dimaksud peneliti.

Keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti tidak dapat melakukan wawancara dengan pimpinan Asrama Kavaleri Asam Kumbang yaitu Letkol Kav Yotanabey yang kini menjabat sebagai Danyon Atau komandan Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang, hal ini dikarenakan beliau sedang melanjutkan pendidikan di Bandung.

(29)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1.1. Sejarah Asrama Kavaleri Batalyon 6-Serbu Asam Kumbang

Asrama Kavaleri Asam Kumbang ini berdiri dan diresmikan pada tanggal 16 september 1993, dan yang meresmikan asrama kavaleri asam kumbang ini adalah Panglima KODAM 1/BB yaitu Mayor Jenderal A. Pranowo. Asrama Kavaleri Asam Kumbang ini dibangun dan diperuntukan bagi anggota militer yang mana mereka adalah militer yang diperuntukan untuk perang dan siap tempur.

Asrama Kavaleri Asam Kumbang ini terbagi atas lima barak yaitu:

1. Barak Perwira : Barak ini diperuntukan bagi mereka yang berpangkat Perwira.

2. Barak Bintara: Barak ini diperuntukan bagi mereka yang masuk melalui jalur bintara dan sudah berkeluarga.

3. Barak Tamtama: Barak ini diperuntukan bagi mereka yang masuk dari jalur tamtama dan sudah berkeluarga.

4. Barak Lajang: Barak ini diperuntukan bagi anggota militer yang masih berstatus belum kawin atau lajang.

(30)

Asrama Kavaleri Batalyon 6-Serbu Asam Kumbang memiliki lambang seekor ular naga yang diberi nama “Naga Karimata”lambang naga ini merupakan gambaran bahwa militer yang berada di asrama itu adalah orang kuat dan pemberani dan siap untuk bertempur kapan saja diperlukan. Lingkungan asrama ini sangat bersih dan asri di dalam asrama ini sulit dijumpai sampah karena setiap warga yang ada di asrama harus menjaga kebersihan. Asrama ini memiliki tiga posko utama yang berada tepat didepan pintu masuk asrama yang mana tiga posko itu adalah:

1. Posko Komandan: Posko ini dari jam 6 pagi – 10 malam hanya boleh dilalui oleh komandan Batalyon, tetapi lewat dari jam 10 malam jalur posko ini dapat dilewati oleh setiap warga asrama. 2. Posko Kesatria: posko tempat melaporkan segala hal yang terjadi

dalam asrama.

3. Posko Provos : Posko ini menjadi tempat wajib lapor dan jalur masuk Asrama tapi hanya dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam, karena setelah jam 10 malam hanya satu posko yang dibuka dan digunakan yaitu posko Komandan.

(31)

• Rumah Ibadah yaitu satu buah gereja yang diberi nama “ GerejaOikumene”, dan sebuah mesjid yang diberi nama “Ahmad Yani”.

• Fasilitas Olah Raga yaitu antara lain lapangan bola kaki, lapangan tenis, lapangan bola volli, lapangan basket, alat-alat angkat besi.

• Sebuah klinik kecil dan sebuah sekolah Taman Kanak-kanak. • Taman Bunga yang mana di kerjakan dan diurus oleh ibu-ibu Persit.

• Sebuah Kolam ikan : yang mana kolam ikan ini biasa digunakan untuk memancing apabila ada anggota militer yang pindah tugas yang mana militer yang pindah harus memasukan lima kilogram ikan kedalam kolam dan selanjutnya anggota militer yang lain memancing.

• Sebuah Aula yang diguna sebagai tempat kegiatan Asrama.

(32)

Ada pun yang menjadi Misi dan Visi Asrama ini Adalah: MISI

Yang menjadi misi Asrama Kavaleri Batlyon 6-Serbu Asam Kumbang adalah;

1. Membantu kepolisian RI dalam rangka tugas keamanan atas permintaan yang diatur dalam undang-undang.

2. Ikut aktif dalam tugas pemeliharaan dunia. VISI

1. TNI angkatan darat yang solid, merupakan ikatan jiwa antara prajurit TNI angkatan darat.

2. TNI angkatan darat yang profesional yaitu menguasai taktik dan teknik bertempur serta mahir dalam menggunakan senjata dan peralatan militer yang modren.

3. TNI angkatan darat yang tangguh, prajurit kesatria yang tidak mudah dipengaruhi atau dibelokkan haluannya, yang berbudi luhur, menghargai sesama manusia dan membela yang lemah serta pantang menyerah.

4. TNI angkatan bersenjata yang berwawasan kebangsaan, prajurit yang tidak berorientasi pada kesukuan, agama dan golongan.

(33)

Sebagai seorang militer mereka harus kuat, berani dan displin, begitulah semua anggota militer yang bertugas di Asrama Kav Asam Kumbang medan. Mereka memiliki jiwa dan keberanian seperti naga yang mana naga merupakan lambang asrama Kav Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang Medan.

Sejauh ini visi dan misi asrama dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di dalam asrama adalah:

• Hari ulang tahun asrama

• Hari kemerdekaan Republik Indonesia • Hari ulang tahun Persit

• Hari raya Idul Fitri

• Hari Natal dan Tahun Baru • Buka puasa bersama

• Hari Paskah atau Jumat Agung • Hari raya Idul Adha

(34)

4.1.2. Letak Geografis Asrama Kav 6 Serbu Asam Kumbang

Asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang merupakan salah satu kelurahan dari kecamatan Medan Sunggal, yang mana jarak dari kecamatan Medan Sunggal ke asrama Kavaleri Asam Kumbang ada sekitar satu kilometer.

Berdasarkan peraturan pemerintah No 22 tanggal 9 Mei 1973 kecamatan Medan Sunggal adalah merupakan salah satu wilayah kecamatan di kotamadya Medan yang dimekarkan atau diambil dari kabupaten daerah tingkat II Deli Serdang.

Kecamatan Medan Sunggal terletak antara 03°-32′ LU - 98°-38′BT, dan berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Helvetia Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Selayang Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

(35)

4.1.3. Struktur Kepemimpinan

Struktur kepemimipan Asrama Kav Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang periode 2007 adalah;

KOMANDAN BATALYON LETKOL KAV. YOTANABEY

WAKIL KOMANDAN BATALYON

MAYOR KAV. SUDRAJAT .D. S.SOS

KOMPI-2 KOMPI-3 KOMPI-4 MARKAS

(36)

Tugas setiap Pasi adalah;

• Pasi-1 tugasnya mengatur masalah keamanan dan ketertiban di dalam dan di luar Asrama.

• Pasi-2 tugasnya masalah kegiatan dan mengoperasikan prajurit. • Pasi-3 tugasnya mengurusi masalah kesejahteraan .

• Pasi-4 tugasnya mengurusi masalah logistik prajurit.

4.2. Profil Informan

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah anggota militer yang sudah berkeluarga dan sudah tinggal di asrama kurang lebih 4 tahun dan sudah memiliki keturunan dan ada satu informan kunci yang merupakan pimpinan pasi 3 asrama Kavaleri Asam Kumbang Medan.

SERDA MUJIANTO

(37)

Lingkungan rumah bapak Mujianto sangat bersih dan teratur apa lagi perabotan yang berada di dalam rumahnya semua tampak teratur dan bersih. Warna hijau adalah warna kesukaan pak Mujianto oleh sebab itu perabot rumahnya identik dengan warna hijau karena menurut bapak Mujianto warna hijau adalah warna yang sejuk dan memberi nuasa yang tenang. Bapak Mujianto sangat menyukai lukisan atau tulisan yang bercirikan agama islam, makanya di dalam rumah bapak Mujianto banyak dijumpai lukisan dan tulisan yang berupa tulisan ayat – ayat islam. Bapak Mujianto memiliki hobi memancing, makanya setiap ada waktu libur bapak Mujianto dan sekeluarga sering menghabiskan waktu untuk memancing, dan yang menjadi tempat favorit keluarga bapak Mujianto adalah tempat wisata Tamora yang berada di daerah Tanjung Morawa Medan.

SERDA SUMARNO

(38)

Bapak Sumarno cukup mahir dalam berbahasa Sunda karena bapak Sumarno tidak sepenuh berdarah jawa karena ibunya orang Sunda.

Bapak Sumarno memiliki seorang istri yang bekerja sebagai seorang perawat di rumah sakit Adam Malik Medan. Bapak Sumarno dulunya memiliki cita-cita menjadi seorang polisi tetapi cita-citanya putus ditengah jalan karena dia tidak lulus pada tes masuk polisi pada tahun 1993 di Jawa Timur.

Lingkungan rumah pak Sumarno cukup bersih tetapi kurang teratur. Pak Sumarno memiliki hobi bermain sepak bola maka pak Sumarno termasuk salah satu anggota klub sepak bola Naga Karimata, yang mana merupakan club bola Asrama Kavaleri Asam Kumbang. Hampir setiap sore pak Sumarno bermain bola di lapangan bola kaki yang berada di dalam asrama Kavaleri Asam Kumbang.

LETTU KAV RAMLI PASARIBU

(39)

Bapak Ramli sangat suka mengkoleksi lukisan-lukisan yang berupa kisah perjalan Tuhan Yesus. Lingkungan rumah bapak Ramli sangat bersih dan teratur dan didalam rumah bapak Ramli banyak terdapat lukisan-lukisan dan patung berupa sosok Tuhan Yesus. Bapak Ramli memiliki suara yang keras dan tegas. Bapak berdarah batak ini memiliki hobi bernyanyi, maka setiap ada waktu kosong pak Ramli sering berkaroke di dalam rumah. Di dalam rumah bapak Ramli ada sebuah skema silsilah raja batak yang mana skema silsilah itu sudah jarang dijumpai. Bapak Ramli sangat suka menata bunga-bunga yang ada di halaman rumahnya. Bapak Ramli sangat suka mengikuti kegiatan pesta adapt batak karena menurut melalui pesta adapt dia dapat mengetahui seluk beluk adat batak. Bapak Ramli sangat aktif dalam kegiatan gereja apalagi dalam hal paduan suara di gereja, dan pak Ramli suka mengikuti kegiatan festival paduan suara.

LETDA KAV BASRI LUBIS

(40)
(41)

KOPKA SAKIMIN

(42)

KOPKA SUHERMAWAN

(43)

WIWIK

Wiwik (19 thn), kelahiran Pematang Siantar 18 November 1988. Wiwik adalah salah seorang mahasiswi di Universitas Panca Budi dengan jurusan teknik informatika komputer. Wiwik adalah anak perempuan dari bapak Suhermawan, Wiwik dulunya sangat bercita-cita dapat menjadi seorang POLWAN, tapi akhirnya cita-cita wiwik kandas ditengah jalan dan akhirnya memilih untuk berkuliah di universitas Panca Budi. Wiwik memiliki keinginan untuk dapat menjadi seorang pengusaha wanita yang sukses. Wiwik juga punya keinginan untuk dapat membuat kedua orang tuanya dapat naik haji. Wiwik memiliki hobi membaca, terutama membaca majalah remaja.

ARI LUBIS

(44)

Febriana Pasaribu

Febriana (19 thn), putri dengan kelahiran Pematang Siantar, 28 Februari 1988, Febri adalah salah satu mahasiswi unversitas Nomensen fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dengan jurusan administrasi negara, tutur bahasa febri lembut. Febri memiliki hobi membaca buku terutama buku yang berhubungan dengan agama. Febri suka mengikuti kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan gereja. Febri senang tinggal di dalam asrama tapi dia lebih suka bila dia dan keluarga dapat tinggal di luar Asrama. Febri sangat suka mendengar lagu-lagu rohani karena menurutnya mendengar lagu-lagu rohani dapat menyejukkan hati.

Wahyu

(45)

Sandi Putra

Sandi (12 thn), kelahiran Tebing Tinggi, 12 desember 1995. Sandi adalah salah satu murid kelas 6 sekolah dasar di salah satu sekolah swasta di medan, sandi memiliki hobi bermain bola kaki, dan dia sangat menyukai Zidane dan dia berharap dapat seperti Zinade. Sandi senang tinggal di dalam asrama tetapi dia lebih senang lagi bila tinggal di luar asrama. Sandi sering menontot pertandingan sepak bola di televisi, bahkan karena kesukaannya terhadap bola semua permain yang berhubungan dengan bola ingin dia miliki.

Lettu Kav Syamsul Arifin

(46)

4.3. Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga

Anak adalah harapan keluarga karena anak mempunyai banyak arti dan fungsi bagi keluarga. Memiliki seorang anak sangat didambakan oleh setiap keluarga, itulah sebabnya limpahan perhatian orang tua terhadap anak dimulai sejak dia lahir. Begitu lahir, seorang anak mengadakan interaksi dengan lingkungannya, dan orang pertama yang dikenal adalah orang tuanya, oleh karena itu orang tua menjadi teladan pertama bagi anak.

Pola tingkah laku anak ditentukan oleh bagaimana orang tua mengasuhnya. Keluarga merupakan jembatan antara individu dengan budayanya. Pengalaman masa kanak-kanak yang dibentuk selama pengasuhan akan memberikan pengertian terhadap dirinya untuk dapat melakukan interaksi dan sosialisasi dalam masyarakatnya, dan dapat menjadi contoh yang baik dalam keluarga dan terlebih masyarakat.

(47)

Pola Pengasuhan yang digunakan oleh keluarga militer di Asrama Kavaleri Asam Kumbang adalah:

Keluarga Serda Mujianto

Bapak Serda Mujianto memiliki tiga orang anak, dan menurutnya pola asuh yang baik digunakan dalam membesarkan ketiga putra putrinya adalah pola asuh demokrasi, dimana menurutnya pola asuh inilah yang baik digunakan karena pola asuh ini mengambarkan adanya hak dan kewajiban yang sama antara anak dan orang tua, dimana anak punya kewajiban belajar dan patuh terharap orang tua dan orang tua punya kewajiban membimbing dan membesarkan serta menbiayai dan melindungi anak dengan wajah tersenyum bapak Mujianto menyebutkan:

“Walaupun saya seorang militer, saya tidak ingin sikap otoriter yang ada pada kepemimpinan militer diterapkan dalam mendidik dan membesarkan ketiga anak saya, karena ketiga anak saya bukan didik untuk dapat bertempur di medan perang”.

(48)

Keluarga Serda Sumarno

(49)

Keluarga Lettu Kav Ramli Pasaribu SH

Bapak yang jelas memiliki darah batak asli ini merasa bahwa selama dia membesarkan ketiga anaknya bersama sang istri yang berprofesi sebagai PNS, merasa bahwa pola yang mereka gunakan adalah pola asuh demokratis, karena menurutnya pola ini adalah yang paling tepat untuk mendidik anak-anaknya, karena sikap yang otoriter itu menandakan keegoisan dan pak Ramli tidak ingin bersifat egois kepada istri dan terlebih kepada ketiga anaknya, walaupun pak Ramli seorang militer, dia ingin sikap otoriter yang ada pada kepemimpinan militer tidak pernah dia gunakan dalam memimpin keluarganya dan sambil tersenyum lebar pak Ramli menuturkan :

“Saya orang batak, yang mana orang batak itu terkenal sikapnya kasar dan keras tapi hatinya baik dan lembut, begitu juga lah saya membesarkan anak saya, suara keras tapi hati saya sangat lembut seperti salju”.

(50)

Keluarga Letda Basri Lubis

Pak Basri lubis sudah menjalani rumah tangga selama delapan tahun dan baru dikaruniakan seorang anak laki-laki, dan menurut pak Basri pola asuh demokratislah yang paling tepat digunakannya dalam membesarkan anak laki-lakinya itu, karena menurutnya walaupun anaknya masih duduk disekolah dasar dia tetap menganggap anaknya itu adalah segalanya bagi dia dan istrinya, dia takut bila sampai salah mendidik dan mengasuh anak tunggalnya tersebut. Pola asuh yang demokratis adalah pola asuh yang mengambarkan sikap saling mengerti dan memahami satu sama lain, seperti itu pak Basri dan sang istri mereka selalu berusaha mengerti apa yang diinginkan anak, dan berusaha memberi pengertian untuk anaknya.

Keluarga Kopka Sakimin

(51)

Bapak sakimin berharap anaknya juga dapat bersikap demokratis dan berbangsa dan bertanah air, dengan suara yang tegas pak Sakimin menuturkan bahwa anak buka kelinci percobaan makanya dia tidak pernah coba-coba asal membesarkan kedua anaknya tersebut, dan dia merasa bahwa dengan pola asuh yang demokratis dia dapat membuat anaknya menjadi orang yang adil dan bijaksana.

Keluarga Kopka Suhermawan

Bapak Kopka Suhermawan adalah sosok ayah yang lembut dan lucu, bapak Suhermawan dan istrinya menganggap bahwa pola asuh yang demokratislah yang paling tepat digunakan dalam membesarkan ketiga anaknya yang sudah dewasa. Bapak Suhermawan menganggap bahwa anak-anaknya adalah bagian terpenting dalam hidupnya.

(52)

Pak Suhermawan adalah orang yang sangat tidak suka menghukum anaknya dia selalu hanya menasehati anaknya karena sejauh ini anaknya masih baik dan belum pernah melakukan hal yan fatal. Pak Suhermawan menuturkan bahwa dia adalah:

“Saya orang yang susah dalam materi, makanya saya tidak mau membuat ketiga anak saya susah dalam materi kurang pula dalam kasih sayang, saya selalu berharap ketiga anak saya dapat selalu menjadi teman dan mitra saya sampai saya tua dana mati”.

Karena itu menurut pak Suhermawan pola asuh demokratislah yang paling tepat buat mendidik dan membesarkan putra putrinya, untuk menjadi anak yang baik.

4.4. Pola Asuh Yang Dirasakan Anak Dalam Keluarga Militer

(53)

Jadi pola asuh yang diterapkan orang tua juga merupakan salah satu gambaran hubungan antara orang tua dan anaknya, jadi tanggapan anak-anak militer yang ada di Asrama Asam Kumbang tentang pola asuh yang orang tua mereka terapkan dan rasakan adalah:

Wiwik

Wiwik adalah gadis remaja yang berstatus mahasiswa, wiwik menganggap bahwa selama ini dia tidak pernah merasakan sikap yang otoriter dari orang tuanya, dia merasa bahwa selama ini dia cukup mendapat kebebasan dan perhatian serta dukungan yang baik, dia tidak pernah merasa bahwa semua yang dia lakukan harus sesuai dengan kemauan orang tuanya. Wiwik dengan lembut dan dengan suara yang pelat menuturkan:

“Walaupun ayah dan ibu terkadang pelit masalah duit, tapi mereka selalu baik dalam memberi perhatian dan dukungan bagi saya dan adik serta kakak saya. Ayah adalah sahabat dan teman curhat saya, bukan ibu mbak, karena ibu sedikit cerewet tapi dia tetap ibu yang terbaik bagiku”.

(54)

Ari Lubis

Ari merasa selama ini kedua orang tuanya tidak pernah memukulnya dan bersikap keras padanya, dia selalu menerima perlakuan yang lembut dan sabar dari orang tuanya. Ari sangat mengemari sosok ayahnya yang lucu dan baik dia merasa bahwa ayahnya tidak pernah memaksa, jadi jelas bahwa pola asuh demokratis lah yang Ari rasakan dari kedua orang tuanya. Ari tidak pernah merasakan adanya sikap memaksa pada kedua orang tuanya, bahkan sampai melakukan kekerasan fisik, dia merasa bangga kepada kedua orang tua yang selalu berusaha untuk mengerti akan dirinya.

Febriana

(55)

Wahyu

Wahyu merasa bahwa kedua orang tuanya adalah yang terbaik karena orang tuanya tidak pernah memaksa kehendak mereka kepadanya, wahyu menganggap orang tua yang dia miliki tidak ada duanya, meskipun ayahnya seorang militer, dia tidak pernah merasakan sikap kepemimpinan yang otoriter pada militer. Wahyu merasa selama ini kedua orang tuanya tidak pernah kasar bahkan sampai melakukan kekerasan fisik, Wahyu selalu diberi kebebasan untuk memilihi apa yang dia inginkan. Wahyu tidak pernah melihat sosok militer yang keras dan otoriter pada diri ayahnya.

Sandi Putra

(56)

Pola asuh sangatlah menentukan watak dan karakter anak, dari hasil penelitian yang dilakukan pola asuh yang digunakan oleh keluarga militer yang ada di asrama Kavaleri Asam Kumbang adalah pola asuh yang bersifat demokratis, dimana sikap otoriter yang ada pada kepimpinan militer tidak dijumpai pada pola asuh yang digunakan keluarga militer yang ada di asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang Medan.

4.5. Interaksi dalam Keluarga

(57)

Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Komunikasi terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu, dan anak. Membina hubungan antara ayah, ibu dan anak membutuhkan waktu yang cukup, diwarnai suasana santai sebagai kesempatan saling mengungkapkan isi hati, atau kekesalan yang berkaitan dengan kegiatan masing-masing dan keakraban yang menyejukan.

Sosialisasi yang dilakukan oleh orang tua, umumnya berdasarkan sosialisasi yang pernah dilalui yang pernah dilalui ditambah pengalaman, dengan harapan menghasilkan sosialisasi yang lebih baik. Keluarga sebagai agen sosialisasi tetap karena keluarga dapat mengontrol akibat dari pengaruh buruk terhadap anak.Bagaimana interaksi yang terjadi pada keluarga militer yang berada di Asrama Kav Asam Kumbang:

Pada keluarga Serda Mujianto

(58)

Sesibuk apapun pak Mujianto dia tetap menyediakan waktunya sepulang bekerja untuk dapat berkomunikasi dengan keluarganya terlebih kepada ketiga anaknya, dan dengan komunikasi yang baik antara pak Mujianto dan ketiga anaknya dia dapat mengetahui dan mengerti apa yang sebenarnya diinginkan ketiga putra putrinya. Komunikasi yang baik antara anak dan orang tua akan menjadikan hubungan yang serasi dan harmonis, dan anak tidak akan merasa asing dengan kedua orang tuanya.

keluarga Serda Sumarno

(59)

Keluarga Lettu Kav Ramli Pasaribu

Interaksi yang berlangsung pada keluarga pak Ramli sangat baik, karena walaupun dia seorang militer dia tidak pernah bersikap otoriter dalam memimpin keluargnya. Pak Ramli mengganggap bahwa komunikasi yang baik akan menciptakan rumah tangga yang baik.

Pak Ramli selalu menekankan pada ketiga anaknya bahwa dalam melalukan interaksi atau sedang berkomunikasi dengan siapa pun selalu menggunakan sopan santun. Pak Ramli selalu berusaha agar tidak bertindak keras pada ketiga anaknya, pak Ramli memiliki seorang istri yang berprofesi sebagai seorang PNS yang bekerja dalam bidang kesehatan walaupun pak Ramli dan istrinya sibuk mereka tetap memberikan waktu untuk dapat berkomunikasi dengan ketiga anaknya, sambil tersenyum pak Ramli menuturkan:

“kalau saya dan keluarga berkumpul , saya selalu bilang sama anak-anak saya biar menggunakan bahasa batak, biar komunikasi yang terjadi lebih enak dan supaya ketiga anak saya dapat menggunakan bahasa batak”.

(60)

Keluarga Letda Kav Basri Lubis

Keluarga bapak Basri Lubis merupakan keluarga kecil, pak Basri hanya memiliki satu orang putra yang masih duduk di sekolah dasar. Walaupun pak Basri memiliki satu orang putra dia tetap bersyukur, dan dia selalu menghabiskan waktu senggang yang dia punya untuk dapat bermain bersama buah hatinya, dan berbagi cerita kepada sang istri.

Keluarga pak Basri memiliki hubungan komunikasi yang baik dan sejauh pak Basri membina rumah tangga dia dan sang istri tidak pernah bertengkar dan pak basri berharap semua dapat berlangsung terus. Walaupun pak Basri seorang militer dia tidak pernah melakukan sikap yang diktorat kepada keluarganya terlebih untuk buah hatinya. Pak Basri sering bermain sepak bola bersama buah hatinya dan pak Basri merasa hal ini salah satu cara untuk melakukan interaksi kepada anaknya. Pak Basri berharap anaknya dapat menjadi anak yang baik dan pemberani.

(61)

Jadi interaksi yang terjadi dikeluarga pak Basri lubis baik dan sambil memeluk buah hatinya pak basri menuturkan:

“Setelah nanti saya tua saya berharap anak saya dapat menjadi seperti saya, karena cucu saya nanti dapat merasakan hal yang sama seperti yang anak saya rasakan”.

Keluarga Kopka Sakimin

Kopka Sakimin adalah seorang ayah dengan karakter sedikit keras tapi hati lembut. Komunikasi menurut Kopka Sakimin sangat perlu karena melalui komunikasilah kita dapat saling mengerti satu sama lainnya, jadi Kopka Sakimin selalu memberi waktu untuk dapat berinteraksi dengan anggota keluarganya terlebih kepada anak-anaknya.

(62)

nyaman dengan apa yang dia lakukan dalam membimbing dan mendidik serta membesarkan anak-anaknya.

Kopka Sakimin ingin dia dan anaknya dapat menjadi mitra dan istrinya dapat menjadi assiten dan orang kepercayaannya, karena menurutnya sebuah interaksi tidak dapat berjalan baik kalau tidak ada rasa saling percaya dan menghargai serta menghormati satu sama lain. Kopka Sakimin juga berharap agar tidak pernah terjadi kekerasan dalam rumah tangganya terlebih kepada anak - anaknya.

Keluarga Kopka Suherman

Interaksi yang berlangsung di keluarga bapak Suhermawan sangat baik, dimana Kopka Suhermawan dapat menjadi sahabat dan teman curhat buat ketiga putra putrinya.

Kopka Suhermawan dan ketiga anaknya sering menghabiskan waktu untuk bercanda tawa karena kebetulan Kopka Suhermawan sedikit memiliki karakter seorang pelawak. Ketika melakukan wawancara dengan keluarga pak Suhermawan dengan suara keras istri Kopka Suhermawan menuturkan:

(63)

lembut, pokoknya jauh dari sikap militer dan suara bapak jarang kuat , kalau marah aja wajah senyum”.

Keluarga pak Suhermawan sering berkumpul dan melakukan interaksi di warung kecil yang berada dibelakang rumahnya, sambil duduk bersantai mereka saling bertukar cerita dan sambil tertawa mereka sering menyelesaikan pembicaran mereka.

Jika adalah salah satu anaknya yang tersinggung dengan percakapan yang berlangsung, maka pak suhermawan langsung membujuk dan membuat cerita lucu untuk menghibur ananknya. Pak Suhermawan dan istri tidak pernah bertindak keras dalam memdidik dan membesarkan ketiga buah hati mereka. Kopka Suhermawan dan istri berharap biarlah sikap otoriter yang ada pada militer hanya mereka yang merasakan jangan sampai ketiga anak mereka juga merasakan hal yang sama.

Wiwik

(64)

menjadi seorang militer yang pemberani dan tegas tapi ketika sampai di rumah ayahnya dapat bersikap lembut dan bersahabat, walaupun wiwik dekat dengan orang tuanya terlebih ayahnya dia tetap berlaku sopan dan segan serta hormat kepada kedua orang tuanya itu.

Wiwik dan keluarga sering berkumpul di sore hari ketika semua rutinitas keluarga sudah selesai, disaat seperti itulah wiwik sekeluarga saling bertukar cerita tentang apa yang dilakukan satu hari penuh, menurut Wiwik tidak semua keluarga militer itu penuh dengan ketegangan hal itu dapat terbukti pada keluarga Wiwik, dimana biar ayah militer keluargkan tidak jadi militer juga karena menurutnya jika seorang ayah yang berprofesi militer terlalu menerapkan unsur militer ditengah-tengah suatu keluarga otomatis semua kegiatan yang ada pada keluarga terasa menengangkan dan kaku karena yang ada hanya sikap otoriter dan mau menang sendiri.

Ari Lubis

(65)

sepak bola ayahnya, Ari tidak pernah merasakan apa yang dibilang unsur militer karena ayah tidak pernah kasar dan bersikap mau menang sendiri, ayahnya selalu bercerita dan tertawa bersamanya.

Diselah wawancara ibu Ari menuturkan:

“Ari, tidak pernah merasakan unsure militer yang berlebihan, kalau unsure militer itu tetap ada tapi tidak terlalu berlebihan, hanya pada hal tertentu, terkhusus kekerasan yang bersifat militer tidak pernah dirasakan oleh Ari anak kami”.

Sejauh ini interaksi yang berlangsung di keluarga Ari cukup baik dan harmonis, dan mereka sekeluarga selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan keluarga anda.

Febriana Pasaribu

(66)

biasa saja, tetapi tetap saja ada jarak (tidak sebebas seperti berbicara pada ibu). Menurut Febriana walaupun ayahnya berprofesi sebagai seorang militer dia tidak terlalu melihat adanya unsur militer yang berlebihan karena kondisi kehidupan dirumah mereka tidak pernah kaku kecuali kalau ayahnya sedang marah.

Baik dalam berbicara ayahnya tidak pernah otoriter atau merasa bahwa ayahnya yang paling benar, karena menurut Febriana walaupun ayahnya militer, ayahnya tetap dapat bersikap sebagai ayah yang baik ketika dia mendidik anak-anaknya.

Wahyu

(67)

kuat dan pemberani, dan Wahyu ingin setelah dewasa nanti dia dapat menjadi seperti ayahnya yang baik dan bijaksana serta sabar.

Wahyu sering berbagi cerita dengan ayahnya dan wahyu senang karena ayahnya dapat menjadi seorang militer yang tangguh disaat perang dan dapat menjadi ayah yang bijaksana dan sabar saat berada didalam kehidupan keluarga.

Sandi Putra

(68)

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada keluarga yang tinggal di Asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang, ternyata interaksi yang berlangsung pada keluarga militer yang ada di asrama Kavaleri Asam Kumbang cukup baik dan harmonis.

Hal itu dapat terjadi karena setiap anggota keluarga berusaha memberi waktunya untuk dapat berbagi cerita dan memberi tahu apa yang dialami mereka dalam melakukan aktivitas satu hari penuh. Interaksi sering berlangsung pada waktu makan pagi dan makan malam berlangsung dan ketika menontot televis bersama.

4.6. Displin Dalam Keluarga

Penanaman displin dalam keluarga mempunyai dampak terhadap sikap dan perilaku seseorang. Konsepsi displin berfungsi sebagai pengarah seseorang di dalam menentukan tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat. Jelas bahwa konsepsi displin itu pada umumnya pertama-tama diperkenalkan dan ditanamkan di lingkungan keluarga.

(69)

yang optimal. Displin biasanya berwujud pada pengertian mengenai batas-batas kebebasan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Sikap dan tindakan yang otoriter dari orang tua dalam menjalankan displin memang akan tampak, namun itu untuk mengajarkan kepada anak agar dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam kehidupan, mampu mengurus diri pada proses kehidupan yang tertib.

Suatu kesalahan besar membiarkan anak memilih jalannya sendiri dan mencari kesenangan sendiri menuruti kecenderungan hatinya. Anak-anak akan berperilaku baik kalau mereka mendapat dukungan sosial dan moril langsung dari orang tua, dan dapat berperilaku buruk jika tidak mendapatkannya.

Dalam penanaman displin tersebut orang tua memberi asahan berupa patokan-patokan, norma-norma, atau aturan-aturan kepada anaknya, dengan tujuan supaya mereka dapat bertingkah laku yang sesuai dengan lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, displin perlu dipatuhi oleh anak agar dapat hidup sesuai dengan lingkungannya.

Aturna-aturan yang diberikan orang tua merupakan pengendalian bagi anak untuk bertingkah laku benar atau salah. Untuk mendisiplinkan anak, banyak cara dilakukan orang tua, diantaranya dengan cara lunak, dengan memberikan hukuman bila melanggar aturan dan lain sebagainya. Pendidikan disiplin terhadap anak tidak sama pada tiap keluarga termasuk juga dalam pelaksanaannya.

(70)

memberi hukuman. Begitu juga dengan keluarga militer, yang mana militer sangat identik dengan yang namanya disiplin, yang mana militer diartikan sebagai pasukan angkatan bersenjata dari suatu negara.

Kata lain yang sangat erat dengan militer adalah militerisme yang artinya kurang lebih perilaku tegas, kaku, agresif dan otoriter "seperti militer" hal itu disebabkan Karena lingkungan tugas militer yang terutama di medan perang, militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin, dan mereka dipaksa harus mampu bersikap tegar dan kuat, karena jika mereka lemah maka mereka dianggap buka seorang militer.

Dimana sebagai seorang militer didalam kehidupan sebagai seorang militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah pasukan bersenjata seperti itulah yang terjadi di asrama Kav Asam Kumbang. Berbicara militer tentu tidak lepas dari masalah senjata dan persenjataan. Militer tanpa senjata layaknya sebuah organisasi berseragam biasa tanpa fungsi apa-apa yang mana tentara Indonesia di organisasikan dalam wadah Tentara Nasional Indonesia disingkat TNI.

(71)

jaga sampai bersikap lemah dan penakut, karena semua anggota militer yang ada di Asrama Asam Kumbang disiapkan untuk terjun pertama kali bila terjadi perang.

Seperti apakah penanaman displin yang dilakukan oleh keluarga militer yang ada di Asrama Asam Kumbang, dan seperti apa penanaman disiplin yang dirasakan oleh put ra-putri mereka. Apakah sikap kaku, tegas dan otoriter yang melakukan untuk menanamkan disiplin kepada anak-anak mereka, dalam hal apa disiplin itu paling diterapkan atau ditegas untuk dapat dijalankan. Anggota militer yang berada di Asam Kumbang di lambangkan dengan ular Naga, yang kuat. Ganas dan pemberani, apakah cara ini yang digunakan.

Penanaman disiplin pada keluarga militer di Asrama Kav Asam Kumbang , yang dilakukan orang tua terhadap anak, dan penanaman disiplin yang dirasakan oleh putra-putri mereka:

Keluarga Serda Mujianto

(72)

pendidikan. Cara bapak Mujianto menanamkan disiplin itu sangat jauh dari unsur militer karena bapak Mujianto tidak pernah bersikap otoriter.

Bapak Mujianto selalu bersikap lembut dan penuh kasih sayang dalam menyampaikan apapun kepada tiga anaknya termasuk dalam hak disiplin, menurut bapak Mujianto cara yang paling optimal untuk menanamkan disiplin pada anak adalah sebelum kita menanamkan disiplin kita harus terlebih dahulu disiplin, adapun bentuk disiplin yang ditanamkan bapak Mujianto kepada ketiga anaknya adalah:

 Disiplin Makan dan Minum

Ketika makan tidak boleh bicara, dan begitu juga ketika minum, dan tidak boleh makan di depan Pintu dan tidak boleh ketika makan berpindah-pindah tempat.

 Disiplin Tidur

Dimulai dari bangun pagi, bapak Mujianto menekankan agar semua anggota keluarga harus bangun pagi jam 5:00 WIB, dan ketika malam hari waktu tidur itu jam 24:00 WIB.

(73)

Jam 20:00 Wib ketiga anaknya harus belajar dan dibolehkan belajar sekalian nonton televisi.

Ketiga hal inilah yang sangat ditanamkan pak Mujianto kepada ketiga putra putrinya, dan jika ketiga hal itu dilanggar, bapak Mujianto tidak memberi hukuman, bapak ini hanya memberi nasehat buat ketiga anaknya.

Keluarga Serda Sumarno

Cara yang digunakan pak Sumarno untuk menanamkan disiplin kepada kedua anaknya tidak seperti cara militer penekankan disiplin kepada pasukannya. Pak Sumarno selalu memberi contoh disiplin pada kedua anak dengan perbuat yang dia lakukan karena menurutnya sebelum dia menanamkan disiplin pada kedua anaknya, dia harus bias menanamkan disiplin pada dirinya sendiri, karena menurut bapak ini jika kita menginginkan anak kita disiplin ternyata kita belum biasa disiplin maka hasilnya tidak akan baik.

Bentuk disiplin yang diterapkan pak Sumarno kepada kedua anaknya:  Disiplin Tidur

Tidur siang jam 13:00 Wib, tidur malam jam 22:00 Wib, dan bangun pagi jam 6:00 Wib.

(74)

Makan pagi jam 7:00 Wib, makan siang jam 12:30, dan makan malam jam 19:30 Wib.

√ Disiplin Belajar

Kalau pergi ke sekolah tidak boleh telat, pulang sekolah tidak boleh telat, dan setiap jam 20:00 Wib harus belajar.

Inilah yang paling ditekankan pak Sumarno untuk kedua anaknya, dan tidak ada sangsi khusus untuk setiap pelanggaran karena dengan nasehat kedua anaknya juga sudah mengerti. Ketika wawancara bapak Sumarno menuturkan:

“tanpa kekerasan anak saya juga sudah mengerti, makanya sampai sekarang saya tidak pernah melakukan kekerasan secara fisik maupun mental buat kedua anak saya, karena saya yakin dengan kasih sayang dan kesabaran saya dan sang istri kedua anak saya dapat disiplin dan menjadi anak yang baik”

(75)

Sebagai seorang militer bapak Ramli Pasaribu memang menggunakan unsur militer dalam menanamkan disiplin kepada ketiga anaknya tapi cara penerapannya tidak seperti militer.

Keluarga bapak Ramli Pasaribu tidak memiliki aturan-aturan khusus dalam keluarga, bentuk disiplin yang diterapkan pak Ramli pada keluarga terlebih buat ketiga anaknya:

 Disiplin Makan

Makan pagi jam 7:00 wib dan harus sama-sama, makan malam jam 8:00 Wib, tidak boleh makan didepan pintu, karena menurut bapak berdarah batak ini, jika makan di depan pintu rejeki bias hilang.

 Disiplin Tidur

Bangun pagi harus jam 5:00Wib dan harus melakukan renungan pagi bersama, jam 24:00 Wib waktu terakhir untuk tidur malam.  Disiplin dalam hal kebersihan

Setiap anggota keluarga harus meluangkan waktu untuk membersihkan lingkungan rumah baik luar dan dalam rumah, setiap anggota keluarga harus menjaga kebersihan.

 Disiplin beribadah

(76)

 Disiplin dalam pendidikan

Setiap pulang kuliah harus langsung pulang kerumah, dan jika ingin pulang telat harus minta ijin terlebih dahulu, jika tidak maka ada sangsi yang diberikan.

Kelima hal inilah yang sangat ditekankan pak Ramli kepada ketiga anaknya dan jika tidak menjalankan maka ada sangsi tersendiri yang diberikan tapi tidak dalam bentuk kekerasan.

Letda Kav. Basri Lubis

Bapak satu orang anak ini sangat menginginkan anaknya dapat menjadi orang yang disiplin dan untuk dapat menjadikan anaknya disiplin bapak satu orang anak ini terlebih dahulu menanamkan disiplin pada dirinya dan sang istri, karena menurutnya jika dia dan sang istri sudah disiplin jelas anaknya akan dapat mencontoh dirinya dan sang istri.

Bentuk disiplin yang terapkan keluarga bapak Letda Kav Basri Lubis adalah:

 Disiplin Makan

Setiap makan pagi dan malam harus bersama  Disiplin Tidur

(77)

Waktu bermain hanya waktu pulang sekolah itu sekitar setengah jam, dan setelah itu harus tidur siang, bermain sampai jam 4:30 Wib dan jam 5:00 sore harus sudah mandi.

 Disiplin Belajar dan Nonton Televisi

Jam 20:00 Wib harus mengerjakan PR dan setelah selesai baru boleh menonton televisi.

Keempat disiplin itu sampai sekarang masih berjalan walaupun sering tidak berjalan dengan baik, dan bukan berarti pak Basri memberi sangsi yang berlebihan sejauh ini mereka hanya saling menegur satu sama lain atau saling mengingatkan satu sama lain.

Kopka Kav Suhermawan

Kopka Suherman memang ingin anaknya disiplin tapi menurutnya tidak perlu sampai menggunakan cara militer untuk menanamkan disiplin buat ketiga anaknya. Dengan cara bersahabat dia dapat menanamkan disiplin buat ketiga buah hatinya itu.

Kopka Suhermawan dan istri memiliki cara tersendiri untuk menanamkan disiplin kepada ketiga anaknya. Bentuk-bentuk disiplin yang ditanamkan pak Suhermawan kepada keluarga dan terlebih anaknya:

 Disiplin dalam berbicara

(78)

tutur yang sopan dan jika lawan bicara sedang bicara maka kita harus mendengar dan tidak boleh memotong pembicaraan.  Disiplin dalam Makan

Tidak boleh makan sambil bicara, kalau makan tidak boleh mengangkat kaki, dan bila makan pagi harus sama dan begitu juga dengan makan malam.

 Disiplin Beribadah

Sholat harus dijalankan dengan baik setiap harinya, setiap melakukan segala sesuatu harus dibarengi dengan doa.

 Displin Tidur

Bangun pagi harus jam 6:00 Wib, kalau masalah tidur malam tidak ada aturan jam.

 Disiplin dalam berteman

Karena ketiga anak pak suhermawan sudah remaja, dia memberikan ijin untuk berpacaran pada ketiga anaknya, dengan aturan jika bertamu, jam 11 malam waktu yang paling lama untuk bertamu.

(79)

Kopka Sakimin

Selaku seorang militer pak Kopka Sakimin sangat menanamkan disiplin bagi anak-anaknya, tapi tidak seperti seorang militer menerapkan disiplin, tapi pak Suhermawan menanamkan disiplin dengan cara memberi contoh sikap disiplin yang dia miliki.

Dimana disiplin dapat berarti keadaan atau sifat kepatuhan pada peraturan yang dianggap baik. Disiplin yang ditanamkan kepada seseorang semenjak kecil akan membekas dalam kepribadiannya bila sudah dewasa, dan begitu yang dilakukan oleh pak Sakimin, dimana dia dan sang istri sudah menanamkan disiplin semenjak anak mereka kecil dan akhirnya setelah dewasa hal itu sudah tidak menjadi beban lagi. Bentuk disiplin yang diterapkan pak Sakimin adalah:

 Disiplin Makan

Didalam keluarga pak sakimin, makan malam dan makan pagi harus dilakukan secara bersamaan karena, saat seperti inilah semua anggota keluarga dan berbagi dan bercerita.

(80)

 Displin Tidur

Waktu tidur malam itu harus jam 23:00 wib yang paling lama. Tidur siang tidak ada jam tertentu, dan bangun pagi harus jam 5:00 Wib

 Disiplin dalam hal kebersihan

Dalam keluarga pak Sakimin dalam mengajarakan kebersihan diri itu dimulai sejak anak pandai berjalan dan pandai berbicara, oleh karena sampai sekarang keluarga pak sakimin sangat menjaga kebersihan.

(81)

Wiwik.

Mahasiswi Panca Budi ini merasa sejauh ini disiplin yang ditanamakan kedua orang tuanya tidak terlalu menjadi beban dan disiplin yang dirasakannya sejauh ini tidak terlalu menggunakan unsur militer, Wiwik merasa memang ada unsur militer tapi tidak terlalu, bentuk unsurmiliter yang dirasakan Wiwik adalah:

 Masalah bangun harus tepat waktu, yang mana ini harus dilakukan jika tidak maka ada sangsi yang diberikan.

 Masalah pulang dari kuliah dan masalah bergaul, ada kiat atau aturan tersendiri dari orang tua wiwik.

Menurut Wiwik sejauh disiplin itu tidak dibareng kekerasan baginya itu tidak jadi satu masalah dan tidak menjadi beban baginya dan saudara-saudaranya.

Ari Lubis

(82)

Hal-hal yang perlu dilakukan Ari dengan disiplin yang ditentukan oleh orang tuannya:

 Bangun pagi jam 6:00 Wib, tidur siang jam 13:30 Wib, tidur malam jam 22:00 Wib.

 Tidak boleh nonton televisi lebih dari 4 jam satu hari.  Pergi dan pulang sekolah tidak boleh telat.

 Makan pagi jam 7:30, makan siang jam 13:00 Wib dan makan malam jam 20:00.

Sejauh ini hari tidak pernah merasa terbeban dan orang tua Ari tidak pernah melakukan kekerasaan fisik dan mental bila ari melakukan kesalahan.

Febriana

Sejauh ini displin yang diterapkan orang tua febri tidak pernah seperti penerapan disiplin pada militer. Febri sangat bangga dengan sikap orang tuanya, meskipun ayahnya seorang militer tapi sejauh ini Febri tidak terlalu merasakan unsur militer itu ada dalam didikan orang tuanya. Adapun hal-hal yang harus dilakukan dengan disiplin adalah:

 Bangun pagi harus tepat waktu  Harus menjaga kebersihan

(83)

 Makan harus selalu bersama dan tepat waktu, walaupu terkadang tak mutlak dilakukan.

 Tidak boleh teman bertamu lewat dari jam 10 malam

Sejauh ini febri masih mampu dan tidak terbeban dan menjalankan aturan dari orang tuanya karena menurutnya apa yang dilakukan orang tuanya itu untuk kebaikan dirinya.

Wahyu

Wahyu merasa bahwa penanaman disiplin yang dilakukan orang tuanya terhadap dirinya jelas menggunakan unsur militer tapi tidak seperti disiplin yang ada pada pendidikan militer. sewaktu melakukan wawancara Wahyu menuturkan:

“unsur militer itu sangat terasa bila ayah bertanya kalau Wahyu pulang telat, dengan wajah merah dan suara yang tegas dan kuat ayah bertanya, wah…..jelas mbak… itu baru militer bukan ayah lagi”.

Adapun hal-hal yang harus dilakukan Wahyu dengan disiplin adalah:  Bangun pagi tepat waktu

 Pulang sekolah tepat waktu

 Makan pagi dan makan malam harus sama-sama  Tidak boleh nonton sampai lewat dari jam 11 malam  Tidak boleh nginap di rumah teman

(84)

Sandi Putra

Sandi merasa disiplin yang ditanamkan orang tuanya kepada dirinya sudah terlalu berlebih karena menurutnya usia masih terlalu kecil untuk menjalankan semua yang orang tuanya tanamkan. Kalau masalah karakter militer sejauh ini tidak terlalu digunakan orang tuanya, yang jelas ada, apalagi jika ayahnya marah maka jiwa dan sikap militer pasti dia rasakan, dan kekerasaan secara fisik belum pernah dia rasakan tapi kalau teguran sudah jadi rutinitas bagi dirinya.

Hal-hal yang harus dilakukan sandi dengan disiplin adalah:  Bangun dan tidur harus tepat waktu

 Pergi dan pulang sekolah harus tepat waktu  Tidak boleh tidur dirumah teman

 Tidak boleh bermain lewat dari jam 5 sore  Sarapan dan makan malam harus selalu bersama  Menonton televisi lewat dari 4 jam

(85)
(86)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Praktek pengasuhan anak merupakan warisan dari budaya, setiap keluarga pasti memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Adanya pola pengasuhan yang berbeda itu disebabkan oleh berbagai faktro antara lain factor latar belakang mata pencaharian, akibat mata pencaharian yang berbeda-beda jelas pola asuh yang terapkan juga pasti berbeda-beda. Praktek pengasuhan anak yang merupakan warisan budaya tersebut, pada setiap masyarakat mempunyai bentuk sendiri sesuai dengan unsur-unsur kebudayaan yang mendukung masyarakat tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang, dimana asrama ini diperuntukan untuk anggota militer yang termasuk kelompok kavaleri, dan hasil dari penelitian tersebut adalah :

(87)

 Pola asuh yang digunakan oleh keluarga militer yang ada di Asrama Militer Asam Kumbang ini adalah pola asuh yang bersifat demokratis, dimana adanya hak dan kewajiban yang sama antara orang tua dan anak, dimana keluarga militer yang ada di Asrama militer Asam Kumbang ini merasa bahwa pola asuh demokratislah pola asuh yang tepat mereka gunakan untuk membesarkan anak-anak mereka.

 Lingkungan Asrama Kavaleri ini sangat baik untuk anak-anak karena adanya peraturan asrama dan penuh disiplin yang dapat membangun dan mendidik anak-anak yang ada di Asrama Kavaleri Asam Kumbang.

 Pola interaksi yang terjadi pada keluarga militer yang ada di Asrama Kavaleri Asam Kumbang baik, hubungan antara orang tua(ayah dan ibu) dan anak cukup harmonis, dan komunikasi antara orang tua dan cukup berjalan lancar dan antara orang tua dan anak ada hubungan yang baik dan cukup bersahabat.

 Terdapat unsur militer dalam menanamkan disiplin dalam keluarga tetapi tidak seperti sistem penanaman disiplin pada pendidikan militer.

(88)

 Aturan-aturan yang ada di dalam asrama membuat setiap anak yang tinggal di dalam asrama dapat terkontrol dan hidup lebih teratur.  Kegiatan-kegiatan yang ada didalam asrama membuat masyarakat

yang tinggal di dalam asrama lebih dekat dan bersahabat.

Setiap orang tua mengharapkan dan mendambakan agar anak-anaknya dapat menjadi anak yang berguna dan disiplin, seperti itulah harapan para orang tua yang ada di asrama kavaleri Asam Kumbang.

Faktor mata pencaharian sangat mempengaruhi pola pengasuhan pada tiap keluarga, seperti halnya keluarga militer yang ada di asrama Kavaleri Batalyon 6-Serbu Asam Kumbang, dimana karena profesi mereka sebagai seorang militer dengan otomatis unsur militer mereka gunakan dalam mengasuh dan mendidik anak mereka walaupun bentuk atau sistem militer yang mereka gunakan tidak seperti apa yang dilakukan dalam pendidikan militer.

(89)

2. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:  Peraturan yang ada di dalam asrama jangan sampai membuat

masyarakat yang ada di dalam Asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang menjadi terbeban dengan peraturan yang ada.

 Asrama Kavaleri Asam Kumbang maunya membangun kolam berenang di dalam Asrama.

(90)

DAFTAR PUSTAKA

---, 1990, Pola Pengasuhan Anak Secara Tradisional Lampung, Depdikbud, Lampung.

Gunarsa, Singgih. 1995.Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga. Gunung Mulia. Jakarta.

Gunarsa, Singgih. 2003. Psikologi untuk Keluarga. Gunung Mulia. Jakarta. ---2007. Pola asuh anak. http:/www.Republika.co.id. diakses 18

maret 2007

---2007. Asah, asih, dan Asuh. http:/www. Koran sindo.co.id. diakses 9 april 2007.

---2007. Pola asuh Anak. http:/www. Library Guna darma.co.id. diakses 7 april 2007.

---2007, Militer, http: ///www. Wikipedi. Org/wiki, co.id, diakses 9 mei 2007.

---2007, Sosialisasi, http;///www. Wikipedi. Org/wiki. co.id, diakses 9 mei 2007.

---2007, Stratifikasi, http;///www.wikipedi.org/wiki.co.id, diakses 11 mei 2007.

Gambar

Gambar lokasi perumahan militer yang bergolongan Perwira, yang tidak dapat

Referensi

Dokumen terkait

adalah untuk lebih mendalami pribadi anak, merangsang kecerdasan, dan mengasah bakat anak. Pola interaksi pembelajaran yang baik di TK dimaksudkan untuk lebih

Penelitian etnomatematika pada tari tradisional sebelumnya telah dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Chandra Florentina, dkk dalam penelitian Matematika

Pada percobaan 1 dengan memasukkan berbagai jenis benda ke dalam air dengan setiap jenisnya mempunyai ukuran yang berbeda, mempunyai tujuan untuk mengiring siswa pada

Ada sebagian orang yang senang sekali membatasi hidup orang lain berdasarkan warna yang dia gunakan, misalnya mengatakan “kamu sih suka baju warna hitam,

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah Desa

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016, dengan ini kami

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016, dengan ini kami

peningkatan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2013/2014, dapat disimpulkan bahwa (1) Langkah-langkah penggunaan Model