• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Concurrent Engineering Tools pada Proses Perancangan Produk dengan Metode Quality Function Deployment dan Design Structure Matrix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pendekatan Concurrent Engineering Tools pada Proses Perancangan Produk dengan Metode Quality Function Deployment dan Design Structure Matrix"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS PADA PROSES PERANCANGAN PRODUK DENGAN METODE QUALITY

FUNCTION DEPLOYMENT DAN DESIGN STRUCTURE MATRIX

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh HADY WIDJAYA

0 9 0 4 0 3 0 4 9

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler

Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas

sarjana ini adalah “Pendekatan Concurrent Engineering Tools pada Proses Perancangan Produk dengan Metode Quality Function Deployment dan Design

Structure Matrix”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas

sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang

bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas

sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera

Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Januari 2014 Penulis,

(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan

dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah

membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun

administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin

pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing I atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam

penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Aulia Ishak, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam

penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Ir. Mangara M Tambunan, M. Sc dan Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.

Eng selaku tim pembanding waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan

(4)

5. Bapak Martin dan Bapak John selaku Pembimbing Lapangan di PT Ocean

Centra Furnindo yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan,

serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.

6. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang

menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini.

7. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang

Nurmansyah, Kak Rahma, Bang Kumis, dan Ibu Ani, terimakasih atas

bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

8. Kedua orangtua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril,

doa, maupun materil sehingga tugas sarjana ini dapat diselesaikan.

9. Teman-teman seperjuangan penelitian tugas sarjana: Sadikin Halim, Johan

Liman, Bang Rifki, Febi, dan Nadya yang saling membantu dan bekerja sama

selama penelitian.

10.Rekan-rekan angkatan 2009 Teknik Industri FT USU seperti: Alfin, Niko,

Arsyad, Lia, Aya, Ridho, Laulia, Lady, Nickxon, William, Wildan, Musthofa,

Andry, Oi, Hafiz, Ozi, Harris, Robin, Silvia, Angel,

11.Seluruh pihak yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis dalam

penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Medan, Januari 2014

(5)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

ABSTRAK ... xxii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Rumusan Masalah ... I-4

1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-4

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... II-1

(6)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... II-2

2.3.1. Struktur Organisasi ... II-4

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5

2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-10

2.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-13

2.6. Proses Produksi ... II-15

2.6.1. Bahan-bahan yang Digunakan ... II-16

2.6.1.1. Bahan Baku ... II-16

2.6.1.2. Bahan Tambahan ... II-16

2.6.1.3. Bahan Penolong ... II-17

2.6.2. Uraian Proses Produksi ... II-18

III LANDASAN TEORI

3.1. Concurrent Engineering ... III-1

3.1.1. Definisi dan Karakteristik Concurrent Engineering ... III-1

3.1.2. Empat Dimensi Implementasi Concurrent Engineering III-3

3.1.2.1. Dimensi Organisasi... III-3

3.1.2.2. Dimensi Infrastruktur Komunikasi ... III-4

3.1.2.3. Dimensi Kebutuhan ... III-4

(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.1.3. Fase Pengembangan Produk pada

Concurrent Engineering... III-5

3.2. Desain Industri ... III-6

3.3. QFD (Quality Function Deployment) ... III-8

3.4. TRIZ (Teoriya Resheniya Izobretateskikh Zadatch) ... III-17

3.4.1. Pendahuluan ... III-10

3.4.2. Konsep TRIZ ... III-12

3.5. Design Structure Matrix (DSM) ... III-16

3.6. Pembuatan Kuisioner ... III-21

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ... III-23

3.7.1. Uji Validitas ... III-23

3.7.2. Uji Reliabilitas ... III-24

3.8. Teknik Sampling ... III-25

3.8.1. Probability Sampling ... III-26

3.8.2. Nonprobability Sampling ... III-28

3.9. Metode Penentuan Jumlah Sampel ... III-29

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Jenis Penelitian... IV-1

(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.4. Variabel Penelitian ... IV-2

4.5. Definisi Variabel Operasional... IV-3

4.6. Kerangka Berpikir Penelitian ... IV-2

4.7. Rancangan Penelitian ... IV-3

4.8. Pengumpulan Data ... IV-6

4.8.1. Sumber Data ... IV-6

4.8.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-7

4.8.3. Instrumen Penelitian ... IV-8

4.8.4. Populasi dan Sampel ... IV-9

4.9. Pengolahan Data ... IV-10

4.9.1. Tahap Project Planning ... IV-11

4.9.1.1. Identify Needs (Pengolahan Kuisioner) ... IV-11

4.9.1.2. .... Define Product Spesification (Membangun

QFD Fase I) ... IV-13

4.9.1.3. Plan Development Task (Pereduksian

Kontradiksi Matriks dengan Metode TRIZ) ... IV-14

4.9.2. Tahap Conceptual Design ... IV-15

4.9.2.1. Define Architecture/ Function Assaign Sub

Teams (Membuat Matriks Design

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.9.2.2. Generate Concepts (Penentuan Multi

Component Relationship dengan

Product Architecture Design Structure

Matrix) ... IV-16

4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-16

4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-16

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1

5.1.2. Kuesioner Derajat Kepentingan Atribut Pertanyaan ... V-6

5.2. Pengolahan Data... V-8

5.2.1. Tahap Project Planning ... V-8

5.2.1.1. Identify Needs (Pengolahan Kuisioner) ... V-8

5.2.1.1.1. Uji Validitas Data ... V-8

5.2.1.1.1. Uji Reliabilitas Data ... V-15

5.2.1.2. Define Product Spesification ... V-18

5.2.1.2.1. Membangun Matriks House of

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1.2.2. Teoriya Resheniya Izobretatelskik

Zadatch (TRIZ) ... V-33

5.2.1.3. Plan Development Task (Membangun

Quality Function Deployment dengan

Pendekatan Teoriya Resheniya Izobretatelskik

Zadatch (TRIZ)... V-39

5.2.2. Tahap Conceptual Design ... V-42

5.2.2.1. Define Architecture/ Functions Assaign

Sub-Teams (Membangun Matriks Design

Deployment)... V-42

5.2.2.2. Generate Concepts (Product Architecture –

Design Structure Matrix) ... V-49

5.2.2.3. Physical Modelling dan Evaluate Concepts ... V-55

5.2.2.4. Integrate Concepts ... V-56

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1. Analisis Hasil Kuesioner ... VI-1

6.2. Analisis Perancangan Desain Produk dengan Pendekatan

Concurrent Engineering ... VI-2

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.2.1.1. Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed

6 feet terhadap Importance Weight dan Relative

Weight ... VI-4

6.2.1.2. Analisis Matriks Ukuran Kinerja QFD ... VI-5

6.2.2. Analisis Pendekatan TRIZ terhadap QFD FaseI... VI-6

6.2.3. Analisis Ukuran Kinerja QFD Fase I Revisi ... VI-9

6.2.4. Analisis Matriks Design Deployment QFD Fase II ... VI-10

6.2.5. Analisis Product Architecture – Design Structure

Matrix (Product Architecture DSM) ... VI-12

6.2.6. Analisis dan Pembahasan Physical Modelling dan

Evaluate Concepts ... VI-13

6.2.7. Analisis dan Pembahasan Integrate Concepts ... VI-14

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... VII-1

7.2 Saran ... VII-2

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL

HALAMAN

2.1. Jenis dan Merek Produk PT Ocean Centra Furnindo ... II-2

2.2. Jumlah Tenaga Kerja di PT Ocean Centra Furnindo ... II-11

3.1. Perbedaan Sequential Engineering dengan Concurrent

Engineering ... III-3

3.2. Standar Karakteristik ... III-14

3.3. Prinsip Kreatif... III-15

4.1. Definisi Variabel Operasional Penelitian ... IV-3

5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2

5.2. Atribut-atribut Pertanyaan Kuesioner Tertutup ... V-6

5.3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V-7

5.4. Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden ... V-8

5.5. Perhitungan Skala Baru... V-10

5.6. Skala Interval dari Data Ordinal ... V-11

5.7. Perhitungan Nilai Korelasi Atribut 1 ... V-13

5.8. Hasil Perhitungan Validitas Variabel ... V-15

5.9. Perhitungan Varians Tiap Butir ... V-16

5.10. Hasil Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-18

5.11. Tingkat Kepentingan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-19

5.12. Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-21

(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL

HALAMAN

5.14. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-24

5.15. Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-25

5.16. Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-26

5.17. Pengembangan Spesific Problem 1 ke General Problem ... V-36

5.18. Pengembangan Spesific Problem 2 ke General Problem ... V-36

5.19. Pengembangan General Problem 1 Ke General Solution ... V-37

5.20. Pengembangan General Problem 2 Ke General Solution ... V-37

5.21. Karakteristk Teknik Baru Hasil Revisi ... V-39

5.22. Prioritas Karakteristik Teknis ... V-42

5.23. Karakteristik Part ... V-43

6.1. Nilai Importance dan Relative Weight... VI-4

6.2. Karakteristik Teknik Baru Hasil Revisi... VI-8

6.3. Karakteristik Part Perencanaan Desain Produk Spring Bed

(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Skema Permasalahan dalam Proses Perancangan ... I-2

2.1. Struktur Organisasi PT Ocean Centra Furnindo ... II-5

3.1. Skema Proses Concurrent Engineering ... III-2

3.2. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering ... III-5

3.3. House of Quality ... III-9

3.4. Tahapan Metode TRIZ ... III-13

3.5. Product Architecture DSM ... III-17

3.6. Binary DSM dan Grafik Interaksi Elemen ... III-18

3.7. Numerical DSM dengan Nilai dan Warna ... III-19

3.8. Empat Tipe Model DSM ... III-20

3.9. Dekomposisi Model DSM dengan Tree Diagram, High

Level DSM, dan Lower Level DSM... III-15

4.1. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-7

4.2. Pengolahan Data Concurrent Engineering ... IV-13

4.3. Langkah-langkah Penyebaran Kuesioner ... IV-15

4.4. Diagram Alir Pengolahan Data QFD Fase I ... IV-16

4.5. Blok Diagram Pengolahan Data TRIZ ... IV-17

4.6. Diagram Alir Pengolahan Data QFD Fase II... IV-17

4.7. Diagram Alir Pengolahan Data Metode DSM ... IV-18

(15)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.2. Matriks Antara CR dengan Karakteristik Teknis Produk Spring

Bed ... V-30

5.3. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan

Perkiraan Biaya... V-33

5.4. QFD FaseI Spring Bed 6 feet ... V-34

5.5. Korelasi Negatif QFD FaseI Spring Bed 6 feet ... V-35

5.6. Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk Spring Bed

yang Setelah Direvisi ... V-40

5.7. Penentuan Ulang Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan

dan Perkiraan Biaya ... V-40

5.8. QFD FaseI Revisi dari Produk Spring Bed 6 feet ... V-41

5.9. Hubungan Antar Karakteristik Part Produk Spring Bed ... V-44

5.10. Matriks Antara Karakteristik Part Produk Dengan Karakteristik

Teknis ... V-45

5.11. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan

Perkiraan Biaya... V-47

5.12. QFD FaseII Spring Bed 6 feet... V-48

5.13. Boundary System Karakteristik Part ... V-49

5.14. Interaction Strength dan Simetri Komponen pada Karakteristik

Part ... V-50

(16)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.16. Tampilan matrix DSM Spring Bed 6 Feet pada software

DSM Matrix v1.3SM... V-52

5.17. Clustering matrix DSM Spring Bed 6 Feet pada software

DSM Matrix v1.3 ... V-53

5.18. Clustering Analysis for Product Architecture DSM... V-54

5.19. Product Platform Spring Bed 6 Feet ... V-55

5.20. Physical Modelling Produk Spring Bed 6 feet ... V-56

6.1. Batasan Penggunaan Fase Pengembangan Produk pada

Concurrent Engineering ... VI-2

6.2. Ukuran Kinerja QFD ... VI-6

6.3. Korelasi Negatif Karakteristik Teknik QFD FaseI ... VI-7

6.4. Ukuran Kinerja QFD FaseI Revisi ... VI-9

6.5. Ukuran Kinerja Karakteristik Part Produk Spring Bed 6 feet

QFD Fase II ... VI-11

6.6. Clustering Analysis for Product Architecture DSM... VI-12

6.7. Tiga Module Spring Bed 6 feet ... VI-13

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Terbuka ... L.1

2. Kuesioner Tertutup ... L.2

3. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik ... L.3

4. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Teknik ... L.4

5. Kuesioner Wawancara Karakteristik Part ... L.5

6. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Part ... L.6

7. Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment ... L.7

8. Form Tugas Akhir ... L.8

9. Surat Penjajakan ... L.9

10. Surat Balasan Perusahaan ... L.10

11. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L.11

12. Lembar Asistensi Dosen ... L.12

[image:17.595.137.503.168.532.2]
(18)

ABSTRAK

Desain memegang peranan penting dalam memproduksi produk spring bed pada implementasi concurrent engineering. Permasalahan pada penelitian ini yaitu terjadinya proses redesign dalam proses pengembangan produk spring bed 6 feet di PT Ocean Centra Furnindo karena terjadi penyesuaian kembali rancangan akibat dari tahapan dalam proses perancangan dilaksanakan setelah penyelesaian tahapan sebelumnya dan tidak terintegrasinya departemen dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menyederhanakan proses perancangan produk spring bed 6 feet dengan mengelompokkan aktivitas desain komponen dengan menggunakan pendekatan Concurrent Engineering Tools. Pendekatan concurrent engineering dibuat dalam dua tahapan yaitu Project Planning dan Conceptual Design. Tahap Project Planning menggunakan QFD fase I untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan memperoleh tingkat kepentingan dari karakteristik teknis untuk mencapai kebutuhan konsumen dan TRIZ untuk merevisi kontradiksi negatif karakteristik teknik pada QFD fase I. Tahap Conceptual Design menggunakan QFD fase II untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik part dan bobot kepentingan desain dan metode Product Architecture Design Structure Matrix menghasilkan product modules yang mengelompokkan proses perancangan produk spring bed 6 feet berdasarkan part atau komponen sesuai tingkat keterkaitannya dengan tujuan untuk memperbaiki aktivitas desain produk spring bed 6 feet dan memberikan informasi bagi perusahaan mengenai integrasi proses antar departemen dalam proses perencanaan desain produk spring bed 6 feet.

(19)

ABSTRAK

Desain memegang peranan penting dalam memproduksi produk spring bed pada implementasi concurrent engineering. Permasalahan pada penelitian ini yaitu terjadinya proses redesign dalam proses pengembangan produk spring bed 6 feet di PT Ocean Centra Furnindo karena terjadi penyesuaian kembali rancangan akibat dari tahapan dalam proses perancangan dilaksanakan setelah penyelesaian tahapan sebelumnya dan tidak terintegrasinya departemen dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menyederhanakan proses perancangan produk spring bed 6 feet dengan mengelompokkan aktivitas desain komponen dengan menggunakan pendekatan Concurrent Engineering Tools. Pendekatan concurrent engineering dibuat dalam dua tahapan yaitu Project Planning dan Conceptual Design. Tahap Project Planning menggunakan QFD fase I untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan memperoleh tingkat kepentingan dari karakteristik teknis untuk mencapai kebutuhan konsumen dan TRIZ untuk merevisi kontradiksi negatif karakteristik teknik pada QFD fase I. Tahap Conceptual Design menggunakan QFD fase II untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik part dan bobot kepentingan desain dan metode Product Architecture Design Structure Matrix menghasilkan product modules yang mengelompokkan proses perancangan produk spring bed 6 feet berdasarkan part atau komponen sesuai tingkat keterkaitannya dengan tujuan untuk memperbaiki aktivitas desain produk spring bed 6 feet dan memberikan informasi bagi perusahaan mengenai integrasi proses antar departemen dalam proses perencanaan desain produk spring bed 6 feet.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan

dalam dunia bisnis tidak hanya bergantung pada harga dan kualitas, tetapi juga

pada bervariasinya jenis produk dan kecepatan menghantarkan produk ke pasar.

Proses perancangan produk suatu perusahaan berpengaruh terhadap kemampuan

perusahaan tersebut bersaing di pasar. Faktor-faktor persaingan seperti harga,

kualitas, estetika produk, dan kecepatan menghantarkan produk ke pasar

ditentukan oleh tahap desain yang terjadi sebelum dilakukan proses manufaktur.

Perubahaan yang sangat cepat dalam lingkungan pengembangan produk, seperti

kebutuhan dan permintaan konsumen, menuntut perusahaan untuk meningkatkan

efisiensi dari proses pengembangan yang dilakukan.

PT Ocean Centra Furnindo merupakan perusahan yang bergerak di bidang

manufacturing spring bed. Salah satu masalah yang terjadi pada perusahaan

adalan proses redesign. Proses redesign adalah proses perancangan ulang untuk

menyesuaikan kembali rancangan spring bed yang disebabkan karena tidak

terintegrasinya departemen. Salah satu contoh yang terjadi misalnya pada

departemen perancangan dan departemen produksi. Departemen perancangan dan

departemen produksi berdiri sendiri dan tidak berkoordinasi dalam proses

perancangan produk. Masalah tidak terintegrasinya departemen pada perusahaan

(21)

Permasalahan ditunjukkan dari jumlah hasil rancangan produk spring bed

6 feet yang dihasilkan perusahaan dari Januari 2012 hingga Juli 2013 sebanyak 33

jenis rancangan, akan tetapi rancangan yang kemudian diproduksi dan dipasarkan

hanya berjumlah 19 jenis rancangan, artinya terdapat 14 jenis rancangan yang

terjadi redesign. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk permasalahan ini

adalah dengan pendekatan concurrent engineering tools.

Concurrent engineering adalah sebuah pendekatan sistematis pada

integrasi, desain serempak (bersamaan) pada produk dan proses yang

berhubungan, termasuk manufaktur dan pendukung lainnya. Pendekatan ini

bertujuan agar perusahaan sejak awal mempertimbangkan semua elemen dari

siklus hidup produk dimulai dari desain konsep hingga pembuatan, termasuk

kualitas, biaya, jadwal, dan kebutuhan konsumen. (Chanan S. Syan, 1994).

Quality Function Deployment (QFD) merupakan metode yang penting

dalam mendukung perencanaan multifungsional dalam concurrent engineering.

Permasalahan dan keinginan konsumen diidentifikasi dengan menggunakan

metode QFD. QFD bertujuan untuk mendapatkan suatu matriks yang

menghubungkan karakteristik teknis produk dan keinginan responden akan

produk dan masalah yang dihadapi selama proses pengerjaan produk. QFD dapat

digunakan untuk mengurangi waktu siklus pengembangan produk, meningkatkan

kepuasan pelanggan, dan meningkatkan persaingan.

Siti Mahfuzah Mohammad (2013) meneliti mengenai desain gelas

minuman untuk restoran fast food menggunakan pendekatan concurrent

(22)

rancangan produk gelas minuman sesuai keinginan konsumen. Hasil perbaikannya

antara lain membuat lubang untuk pengaduk, menambah ketebalan gelas, dan

memberi tanda batasan maksimum volume air minuman.1

C. C. Tseng (2006) meneliti penggunaan kombinasi dari QFD, Teoriya

Resheniya Izobretateskikh Zadatch (TRIZ), dan Design Structure Matrix (DSM).

C. C. Tseng memprioritaskan karakteristik teknis yang diperoleh dari QFD

dengan menggunakan DSM. Penelitian diaplikasikan pada perancangan produk di

industri teknologi informasi. Masalah kontradiksi pada QFD diselesaikan dengan

menggunakan TRIZ, kemudian karakteristik teknis yang diperoleh diurutkan

dengan partitioning and tearing analysis dalam metode DSM.2

1.2.Rumusan Masalah

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah terjadinya proses redesign

dalam proses pengembangan produk spring bed 6 feet di PT Ocean Centra

Furnindo karena terjadi penyesuaian kembali rancangan akibat dari tidak

terintegrasinya departemen dalam perusahaan.

1.3.Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum dari penelitian tugas akhir ini adalah pendekatan

Concurrent Engineering dengan menggunakan metode QFD fase I, TRIZ, QFD

fase II, dan Product Architecture Design Structure Matrix (Product Architecture

1

Mahfuzah, Siti. 2012. Improvement of Take Away Water Cup Design by Using Concurrent Engineering Approach. Malaysia: UMP.

2

(23)

DSM) untuk mendapatkan perencanaan desain produk dan aktivitas desain sring

bed yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:

1. Mengidentifikasi atribut rancangan produk spring bed

2. Mengidentifikasi perencanaan proyek desain produk spring bed

3. Menentukan rancangan konseptual produk spring bed

Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Penelitian dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan

teori yang diperoleh selama kuliah di lapangan kerja dan menambah

keterampilan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum

memasuki dunia kerja khususnya dalam hal perancangan dan pengembangan

produk perusahaan sebagai acuan pelaksanaan pendekatan konsep concurrent

engineering dengan metode Quality Function Deployment.

2. Manfaat bagi perusahaan

Penelitian dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam perancangan dan

pengembangan produk seperti mengetahui atribut rancangan produk yang

diinginkan konsumen yaitu operator sebagai responden, mengetahui prioritas

perbaikan dari rancangan produk dengan bobot prioritas, mengetahui model

arsitektur produk spring bed, dan memperoleh alternatif perancangan desain

(24)

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Penelitian dapat mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan

Departemen Teknik Industri USU.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian dan perbaikan hanya dilakukan untuk proses pembuatan dan desain

produk spring bed 6 feet di PT. Ocean Centra Furnindo.

2. Tahapan dalam implementasi Concurrent Engineering dengan menggunakan

model pengembangan produk fase project planning sampai fase conceptual

design.

3. Pendekatan concurrent engineering sampai perencanaan desain produk yaitu

tahapan project planning dan conceptual design.

Asumsi dalam penelitian yang digunakan adalah :

1. Kondisi internal perusahaan tidak mengalami perubahan selama penelitian

berlangsung.

2. Lingkup pekerjaan pada proses pengembangan produk di perusahaan tidak

berubah.

3. Responden tidak dipengaruhi pihak lain dalam pengisian kuisioner.

4. Fasilitas yang digunakan pada proses produksi berada dalam kondisi tidak

rusak dan bekerja normal.

5. Dimensi produk yang dibutuhkan pada pendekatan concurrent engineering

(25)

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah :

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan

sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah PT

Ocean Centra Furnindo, ruang lingkup bidang usaha, stuktur organisasi

perusahaan, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, proses produksi.

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai perancangan produk, konsep

dasar concurrent engineering, quality function deployment (QFD), pemecahan

masalah dengan menggunakan TRIZ, design structure matrix (DSM), teknik

sampling, penentuan ukuran sample, pembuatan dan penyebaran kuesioner,

validitas data, reliabilitas data.

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan

dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian,

jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional,

identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan, populasi, teknik

sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur

penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan

saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data-data

(26)

concurrent engineering terdiri dari tahap project planning dengan membangun

quality function deployment FaseI (QFD Fase I) dan mengidentifikasi kontradiksi

teknik dengan TRIZ serta tahap conceptual design dengan penentuan bobot

prioritas menggunakan quality function deployment Fase II (QFD Fase II) dan

penentuan multi component relationship dengan product architecture design

structure matrix (Product Architecture-DSM).

Bab VI Analisis dan Pembahasan Hasil, meliputi analisis pengolahan

kuesioner, analisis tahapan dalam concurrent engineering yaitu tahap project

planning dan tahap conceptual design melalui analisis pembuatan QFD Fase I

(quality function deployment FaseI), analisis TRIZ, analisis pembuatan QFD Fase

II (quality function deployment Fase II), analisis product architecture design

structure matrix (Product Architecture-DSM), dan pembahasan masing-masing

metode.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari

model arsitektur produk spring bed, atribut rancangan produk dari QFD Fase I,

kontradiksi teknik dari TRIZ, part kritis dari QFD Fase II, hasil pemecahan

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Ocean Centra Furnindo merupakan perusahan yang bergerak dibidang

manufacturing furnitur rumah tangga seperti matras, spring bed, dan sofa.

Perusahaan ini dinilai memiliki produk spring bed yang berkualitas tinggi yang

digunakan di rumah-rumah. PT Ocean Centra Furnindo berlokasi di Jalan

Soekarno Hatta No. 549 Medan-Binjai km.17,5 Kabupaten Deli Serdang, Propinsi

Sumatera Utara.

PT Ocean Centra Furnindo didirikan pada tahun 1971 oleh bapak Ahmad

Jamin. Pabrik pertama kali dibangun dengan luas 4000 m2 dan memproduksi foam latex (busa lateks) menggunakan proses konvensional yang sederhana. PT Ocean

Centra Furnindo mengidentifikasi permintaan dan peluang pasar dan kemudian

mulai melakukan investasi mesin yang lebih canggih. Pada tahun 1994, PT Ocean

Centra Furnindo mulai bersaing dalam pasar spring bed dengan implementasi

sistem semi otomatis. PT Ocean Centra Furnindo terus berkembang dan pada

tahun 2005 mengganti sistem semi otomatis dengan sistem otomatis. Mesin ini

merupakan mesin pertama di Indonesia di luar Pulau Jawa yang mampu

memproduksi busa dengan kualitas tinggi, lebih efisien, dan lebih akurat.

PT Ocean Centra Furnindo tidak hanya bertujuan untuk memenuhi pasar

lokal, sehingga pada tahun 2001 perusahaan dikembangkan di Pekan Baru,

(28)

Sejahtera SRC adalah mempromosikan produk dengan merek Ocean Spring Bed,

Helux Collection, Angel, dan Titov Sofa di Pekan Baru. Pada Oktober 2008,

perusahaan dikembangkan di Palembang dan memulai operasinya dengan nama

PT Sinar Musi Cemerlang. Pengembangan ini membuat produk Ocean menjadi

terkenal di daerah Sumatera sebagai produk yang berkualitas.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Ocean Centra Furnindo merupakan perusahan yang bergerak dibidang

manufacturing furnitur rumah tangga seperti matras, spring bed, dan sofa.. Tipe

produksinya adalah make to order dimana kegiatan produksi dilakukan

berdasarkan pesanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar

pada periode selanjutnya.

Secara umum perusahaan ini memproduksi 5 jenis produk dengan

berbagaimacam tipe dan variasi ukuran yang dapat disesuaikan dengan keinginan

konsumen. Perusahaan juga setiap periode tertentu merancang dan memproduksi

jenis atau tipe-tipe baru yang bervariasi dan berbeda dengan produk sebelumnya.

[image:28.595.119.507.639.722.2]

Produk dan merek utama yang diproduksi sampai tahun 2013 dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jenis dan Merek Produk PT Ocean Centra Furnindo

No Merek Jenis Produk

(29)
[image:29.595.121.502.164.433.2]

Tabel 2.1. Jenis dan Merek Produk PT Ocean Centra Furnindo (Lanjutan)

No Merek Jenis Produk

2 Spring bed

3 Spring bed

4 Sofa

5 Busa/ matras

Sumber: PT Ocean Centra Furnindo

Perusahaan memiliki departemen khusus R&D (Research &

Development), namun yang mencari inovasi-inovasi baru sehingga dapat

memproduksi produk dengan berbagai variasi dan kelebihan. Tujuannya adalah

sebagai salah satu cara untuk mempertahankan pasar dan menarik pasar baru.

Perusahaaan selalu mencari ide-ide baru yang sebagian juga distimulus dengan

adanya jenis-jenis baru dari perusahaan luar negeri yang sejenis.

2.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Perusahaan memiliki berbagai aktivitas yang berbeda-beda dan saling

(30)

agar dapat tercapai sasaran dan tujuan perusahaan dengan efisien.

Pengorganisasian perlu dilakukan sebagai salah satu fungsi dari manajemen, agar

keharmonisan kerja dapat tercipta dengan baik dalam sebuah perusahaan.

Organisasai merupakan wadah kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai

tujuan tertentu. Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis dari

hubungan kerjasama diantara sekelompok orang yang berbeda dalam organisasi

untuk mencapai tujuan bersama.

2.3.1. Struktur Organisasi

PT. Ocean Centra Furnindo menggunakan struktur organisasi garis dan

fungsional, struktur organisasinya dapat dilihat adanya pelimpahan wewenang

dari pimpinan kepada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam bidang

pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap bidang kerja berwenang memerintah semua

pelaksana yang ada menyangkut bidang kerjanya dan dibawah petunjuk pimpinan.

Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab dari unit-unit organisasi PT.

(31)
[image:31.595.73.575.108.299.2]

Sumber: PT. Ocean Centra Furnindo

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Ocean Centra Furnindo

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab elemen-elemen dalam struktur

organisasi PT. Ocean Centra Furnindo dijabarkan sebagai berikut.

1. Direktur

Direktur adalah merupakan pimpinan puncak dari PT. Ocean Centra Furnindo

yang bertugas untuk :

a. Bertanggung jawab kepada presiden direktur (pimpinan perusahaan

induk) atas jalannya perusahaan.

b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para manager bagian.

(32)

d. Menyebarkan dan menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan

kegiatan produksi serta mengawasi pelaksanaannya.

e. Merencanakan dan mengatur anggaran modal kerja dan modal investasi

perusahaan.

f. Melaksanakan kontrak-kontrak perusahaan dengan pihak luar.

Direktur dalam melaksanakan tugasnya membawahi lima manager yang

terdiri dari manager produksi, manager keuangan, manager pemasaran,

manager pemasaran, manager personalia, dan manager pembelian.

2. Manager Produksi

Manager produksi bertanggungjawab langsung kepada bagian direktur.

Manager produksi dalam melaksanakan tugasnya manager produksi

membawahi kepala bagian produksi. Tugas-tugas dari manager produksi

adalah sebagai berikut :

a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dalam bagian produksi.

b. Merencanakan dan mengatur produksi perusahaan agar sesuai dengan

spesifkasi dan standart mutu yang telah ditentukan.

c. Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian bahan

dan jumlah produksi.

d. Merencanakan dan meneliti metoda kerja dalam usaha meningkatkan

produktifitas kerja.

e. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui

(33)

3. Manager Keuangan

Manager Keuangan bertanggung jawab langsung kepada direktur, dalam

melaksanakan tugasnya manager keuangan membawahi kasir/accounting.

Manager keuangan mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari

keuangan perusahaan.

b. Membantu direktur dalam melaksanakan anggaran perusahaan.

c. Memastikan bahwa transaksi keuangan dilakukan dengan benar.

d. Memeriksa dan menganalisa data dan laporan aliran dana dan biaya

perusahaan.

e. Bertanggungjawab atas dana dokumen-dokumen penting yang disimpan

dalam perusahaan.

4. Manager Pemasaran

Manager Pemasaran bertanggungjawab kepada direktur. Tugas dan tanggung

jawab dari manager pemasaran adalah:

a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan dibidang

pemasaran.

b. Merencanakan kegiatan penelitian pasar guna mendapatkan data tentang

tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan, sehingga dapat

ditentukan rencana volume penjualan kepada target market.

c. Menentukan kebijaksanaan serta strategi pemasaran perusahaan yang

mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian dan

(34)

d. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran.

e. Mengkoordinir tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis kepada

masyarakat.

5. Manager Personalia

Manager Personalia bertanggung jawab langsung kepada direktur. Bagian ini

mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan dan menerapkan sistem penerimaan pegawai yang

dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan training pegawai.

c. Mengadakan penelitian kepegawaian seperti masalah pengembangan

organisasi perusahaan, evaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.

d. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai

persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan

transportasi perusahaan.

6. Manager Pembelian

Staf ini bertanggung jawab penuh direktur. Tugas dari bagian ini adalah:

a. Melakukan pemilihan dan evaluasi atas supplier.

b. Melaporkan setiap kegiatan pembelian kepada direktur.

c. Mengeluarkan Purchasing Order (PO).

(35)

7. Kepala bagian Produksi

Kepala bagian produksi bertanggung jawab kepada manager produksi. Kepala

bagian produksi membawahi supervisor. Tugas-tugas supervisor adalah

sebagai berikut:

a. Mengkoordinir dan mengawasi bagian produksi dan pengolahannya agar

pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan rencana.

b. Bekerjasama dengan bagian engineering unutk memeriksa bagian yang

mengalami kerusakan sehingga dapat diatur perbaikannya.

c. Memberikan laporan kegiatan produksi secara rutin kepada manager

produksi.

8. Kasir/Accounting

Kasir bertanggung jawab kepada manager keuangan. Kasir ini bertugas

sebagai berikut :

a. Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perusahaan

dengan mencatat di bon tiap pembelian/pengeluaran.

b. Menyusun laporan pengeluaran harian, bulanan maupun tahunan untuk

dipertanggung jawabkan kepada manager keuangan.

c. Memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan benar.

d. Bertanggung jawab atas dokumen-dokumen pengeluaran dana yang

disimpan dalam perusahaan.

9. Salesman/Counter Sales

Bagian ini bertanggung jawab kepada manager pemasaran. Tugas dari bagian

(36)

a. Mengatur penjualan produk ke konsumen, jumlah dan harga produk.

b. Menentukan jumlah produk yang dapat diterima di pasaran.

10. Unit R&D

Bagian ini bertanggung jawab kepada manager pemasaran. Tugas dari bagian

ini adalah:

a. Melaksanakan survey pasar kebutuhan konsumen dan perkembangan

produk pesaing, serta memberikan ide dan inovasi produk baru

b. Merancang produk.

11. Staf Personalia

Staf Personalia bertanggung jawab penuh kepada manager personalia. Tugas

dari staf personalia adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan system penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh

perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan training pegawai.

c. Mengawasi kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi

perusahaan, mengevaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.

d. Menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai

persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan

transportasi perusahaan.

12. Kepala Gudang Bahan

Kepala Gudang Bahan bertanggung jawab penuh kepada manager pembelian.

Tugas dari kepala gudang bahan adalah :

(37)

b. Dapat mengetahui jumlah bahan produksi yang dipergunakan perhari,

perbulan, dan pertahun untuk semua bahan produksi.

2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

Tenaga Kerja merupakan salah satu faktor produksi yang diperlukan untuk

menjalankan dan mengendalikan kegiatan guna mencapai tujuan perusahaan.

Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PT. Ocean Centra Furnindo adalah

[image:37.595.167.453.363.669.2]

sebanyak 139 orang seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Ocean Centra Furnindo

No. Jabatan Jumlah

1 Direktur 1

2 Manager produksi 1

3 Manager keuangan 1

4 Manager pemasaran 1

5 Manager personalia 1

6 Manager pembelian 1

7 Ka. Bagian produksi 1

8 Kasir/Accounting 4

9 Counter sales 5

10 Salesman 15

11 Staf personalia 4

12 Ka. Gudang bahan 1

13 Tenaga kerja bagian produksi 57

14 Tenaga kerja bagian keuangan 2

15 Tenaga kerja bagian pemasaran 8

16 Tenaga kerja bagian personalia 5

17 Tenaga kerja bagian pembelian 5

18 Engineering 1

19 Supir 20

20 Security 5

Jumlah 139

(38)

Ketentuan jam kerja di PT. Ocean Centra Furnindo dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu jam kerja pegawai perkantoran dan jam kerja karyawan yang

langsung berhubungan dengan proses produksi. Pengaturan jam kerja di P.T.

Ocean Centra Furnindo sebagai berikut :

a. Karyawan bagian Kantor

- Untuk hari Senin – Kamis

Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif - Untuk hari Jum’at

Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 14.00 Wib Istirahat Pukul 14.00 – 16.30 Wib Kerja aktif - Untuk hari Sabtu

Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif

b. Karyawan bagian Produksi (khusus untuk divisi spring coil)

- Shift I Pukul 07.00 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat

Pukul 13.00 – 15.00 Wib Kerja aktif

(39)

Pukul 19.30 – 23.00 Wib Kerja aktif

- Shift III Pukul 23.00 – 04.00 Wib Kerja aktif Pukul 04.00 – 05.00 Wib Istirahat

Pukul 05.00 – 07.00 Wib Kerja aktif

c. Karyawan bagian produksi (untuk divisi yang lainnya)

- Shift I Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat

Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif

- Shift II Pukul 16.30 – 20.00 Wib Kerja aktif Pukul 20.00 – 21.00 Wib Istirahat

Pukul 21.00 – 23.30 Wib Kerja aktif

Hari Minggu dan hari besar lainnya merupakan hari libur. Namun pada hari

libur terkadang pabrik juga beroperasi untuk tujuan tertentu. Pelaksanaan kerja

pada hari libur dan di luar ketentuan diatas dikategorikan ke dalam jam kerja

lembur. Kerja lembur dilakukan bila order dari konsumen cukup besar dan harus

dikirim dalam jangka waktu yang relatif singkat.

2.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Kesejahteraan merupakan salah satu faktor dalam usaha untuk

meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pemenuhan kebutuhan hidup

merupakan sarana yang penting untuk mencapai hal tersebut. Pemberian upah

yang memadai adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Setiap

(40)

sampai dengan hari sabtu pada minggu yang sama karena setiap pekerja pada PT.

Ocean Centra Furnindo merupakan karyawan tetap. Gaji pekerja pada PT. Ocean

Centra Furnindo berdasarkan pada ketentuan UMR (Upah Minimum Regional),

pada karyawan buruh produksi. Perusahaan juga memberikan upah lain selain

upah resmi yang dapat berupa :

a. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi

jam kerja yang telah ditetapkan yang pembayarannya bersamaan dengan

pembayaran gaji pada tiap minggunya.

b. Tunjangan jabatan, yaitu sebagai pelengkap gaji pokok, mengingat adanya

pekerjaan-pekerjaan yang memegang peranan dan tanggung jawab serta

tuntunan khusus. Tunjangan jabatan ini bisa diberikan untuk tingkat jabatan

manajerial.

c. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu tunjangan yang diberikan kepada

karyawan yang telah bekerja lebih dari 3 bulan, dengan besar tunjangan

sebagai berikut :

1. Karyawan dengan masa kerja 3-6 bulan memperoleh tunjangan sebesar ¼

kali gaji pokok sebulan.

2. Karyawan dengan masa kerja 6-9 bulan memperoleh tunjangan sebesar ½

kali gaji pokok sebulan.

3. Karyawan dengan masa kerja 9-12 bulan memperoleh tunjangan sebesar

¾ kali gaji pokok sebulan.

4. Karyawan dengan masa kerja 1-3 tahun memperoleh tunjangan sebesar 1

(41)

5. Karyawan dengan masa kerja 3-5 tahun memperoleh tunjangan sebesar

1,5 kali gaji pokok sebulan.

6. Karyawan dengan masa kerja diatas 5 tahun memperoleh tunjangan

sebesar 2 kali gaji pokok sebulan.

d. Cuti

Cuti bertujuan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja,

perusahaan memberikan cuti bagi karyawan. Cuti yang diberikan perusahaan

adalah 12 hari kerja setiap tahunnya dengan rincian 6 hari cuti massal dan 6

hari cuti individual. Cuti massal adalah dimana pabrik dan kantor ditutup dan

seluruh karyawan diliburkan, kecuali satuan pengamanan tidak diliburkan dan

diberi imbalan sebagai pengganti cuti, sedangkan cuti individual adalah cuti

yang diberlakukan kepada masing-masing karyawan. Cuti individual ini

pemanfaatannya tergantung kepada masing-masing karyawan boleh dimbil

atau tidak diambil dan tidak dapat diuangkan.

2.6. Proses Produksi

Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang

merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah

produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi

merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Proses dimulai

dari keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses

(42)

maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk

yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

2.6.1. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi spring bed pada PT

Ocean Centra Furnindo yaitu:

2.6.1.1.Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam kegiatan

produksi. bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Busa

Busa merupakan bahan baku utama dalam proses produksi perakitan spring

bed, karena busa digunakan sebagai alas spring coil. Adapun bahan dasar

dalam pembentukan busa ini merupakan dari bahan-bahan kimia

2. Per

Per merupakan salah satu dasar dari bahan baku. Sebelum per ini dibentuk,

per ini awalnya merupakan berupa gulungan kawat. Bahan baku ini didapat

dari dalam negeri berupa gulungan kawat, dimana gulungan kawat ini diolah

kembali menjadi spring coil (kawat per).

3. Kayu

(43)

2.6.1.2.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah semua bahan yang digunakan pada proses

produksi untuk memberikan nilai tambah suatu produk. bahan tambahan yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kain

Kain yang terdiri dari kain dasar yang merupakan bahan yang akan dijahit

dengan busa yang menjadi kain busa dan kain bermotif yang dijahit untuk

melapisi kain busa.

2. Cotton Sheet

Cotton Sheet ini dipasang pada tiap-tiap sudut rangka kawat per, agar kain

busa tidak mudah robek karena tertimpa langsung dengan rangka per.

3. Benang

Benang yang digunakan untuk menjahit kain.

4. Kawat

Selain sebagai bahan baku dalam pembentukan per, kawat juga digunakan

sebagai pengikat per yang satu dengan per yang lainnya.

5. Label Produksi

Label ini dapat dilihat pada produk itu sendiri yang ditempel pada matras

spring bed.

6. Plastik

Berfungsi untuk membungkus produk jadi agar tidak terkena noda.

(44)

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam

memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini

tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan

penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan

dalam kegiatan memproduksi spring bed yaitu :

a. Solar yang berfungsi untuk sumber energi mesin

b. Air untuk mencuci besi pada proses penyepuhan

2.6.2. Uraian Proses

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang

atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,

bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses adalah cara, metode dan

teknik bagaimana mengubah sumber daya(material, tenaga kerja, mesin, dana dan

metode) yang ada dirubah untuk memperoleh hasil, sedangkan produksi adalah

kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

Proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya

material, tenaga kerja, mesin, dana dan metode yang ada. Jenis-jenis produksi

sangat banyak, tergantung dari metode, cara dan untuk menghasilkan produk.

Namun secara garis besar dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :

1. Proses produksi yang terus menerus (kontiniu)

(45)

PT. Ocean Centra Furnindo dalam aktivitas produksinya sehari-hari menggunakan

jenis-jenis proses produksi yang terputus-putus (intermittent) dikarenakan

kegiatan produksi dari perusahaan tersebut berlangsung didasarkan atas

banyaknya pesanan yang datang setiap harinya dan persediaan untuk permintaan

yang datang setiap harinya serta persediaan untuk permintaan yang datang

sewaktu-waktu. Tahapan-tahapan proses produksi pembuatan matras spring bed

dapat dijelaskan secara garis besar yaitu :

1. Rangka matras spring bed

a. Kawat yang berdiameter 10 mm dibentuk dengan menggunakan mesin

b. pembentuk per (spring coil). Per diatur dan disusun rapi membentuk

c. persegi panjang dengan ukuran panjang 200 cm dan lebar 180 cm (6

kaki).

d. Kawat diikat pada satu persatu spring coil dengan menggunakan Gun Ar

Cl 22.

e. Sisi pinggir spring coil dilakukan perakitan besi pinggir.

f. Sisi spring coil diikat dengan kawat pada besi pinggir dengan

menggunakan peralatan Gun Ar 22.

g. Tiap-tiap sudut spring coil dipasang cotton sheet, agar kain busa tidak

mudah robek karena tertimpa langsung dengan spring coil.

2. Pemasangan busa

a. Busa, kain dasar (kain busa) dan kain bermotif dipotong sesuai dengan

ukuran panjang 200 cm dan lebar 180 cm dengan menggunakan alat

(46)

b. Busa yang telah dipotong sesuai ukuran ditimpa ke atas spring coil

(perakitan busa pada rangka).

c. Busa yang telah dirakit pada rangka selanjutnya dijahit dengan kain dasar

(kain busa)

d. Proses selanjutnya kain bermotif.

3. Perakitan matras spring bed.

Perakitan matras spring bed dikerjakan setelah proses penjahitan kain selesai

dengan dilanjutkan menjahit lis pinggiran matras dengan menggunakan

corner machine. Pada proses ini, produk yang dirakit telah menjadi matras

spring bed.

4. Finishing

(47)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Concurrent Engineering

3.1.1. Definisi dan Karakteristik Concurrent Engineering3

Concurrent engineering adalah sebuah pendekatan sistematis pada

integrasi, desain serempak (bersamaan) pada produk dan proses yang

berhubungan, termasuk manufaktur dan pendukung lainnya. Pendekatan

dimaksudkan agar perusahaan sejak awal mempertimbangkan semua elemen dari

siklus hidup produk dimulai dari desain konsep hingga pembuatan, termasuk

kualitas, biaya, jadwal, dan kebutuhan konsumen. Concurrent engineering

memberi arti bahwa perancangan dan pengembangan produk, kesatuan peralatan

dan proses manufaktur, serta proses perbaikan ditangani secara bersama-sama.

Subset dari concurrent engineering meliputi rancangan untuk manufaktur,

rancangan untuk assembly, rancangan untuk perawatan, rancangan untuk kualitas,

dan sebagainya. Tujuan utama dari Concurrent Engineering adalah:

1. Menurunkan lead time pengembangan produk.

2. Meningkatkan profitabilitas.

3. Meningkatkan daya saing.

4. Meningkatkan pengendalian biaya perancangan dan manufaktur.

5. Integrasi yang baik antar departemen dalam perusahaan.

6. Meningkatkan citra produk dan perusahaan.

3

(48)

7. Meningkatkan kualitas produk.

8. Menurunkan biaya produksi.

9. Memacu semangat tim.

Concurrent engineering terdapat semua area fungsional terintegrasi ke

dalam fase proses design. Concurrent engineering yang terjadi selama proses

perancangan dapat langsung menggambarkan berbagai parameter seperti proses

manufaktur, pengujian dan daya guna. Gambar 3.1 mengilustrasikan pendekatan

concurrent engineering melalui skema. Fungsi perancangan dan rekayasa

diintegrasikan secara berkelanjutan dan didukung dengan pertukaran informasi

antar departemen.

Design Verify Review Produce Test

Performance Testability Manufacturability

Service Cost Quality

[image:48.595.122.537.389.558.2]

Sumber : Chanan Syan (1994)

Gambar 3.1. Skema Proses Concurrent Engineering

Proses pengambilan keputusan diambil mengingat adanya batasan dalam

siklus hidup produk (Life Cycle Product). Integrasi dari semua yang ada pada

proses design akan dapat membantu dalam menemukan dan menyelesaikan

(49)

maka rancangan itu akan siap diproduksi, handal, dan tentunya dengan kualitas

yang baik.

Perbedaan antara konsep sequential engineering dengan concurrent

engineering atau sering juga disebut juga dengan serial engineering dapat dilihat

[image:49.595.111.515.282.371.2]

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Perbedaan Sequential Engineering dengan Concurrent Engineering Sequential Engineering Concurrent Engineering

Fungsi-fungsi organisasi Terpisah-pisah menurut

aliran fungsinya

Terintegrasi pada tahap perancangan

Aliran informasi Bertahap-tahap Saling berkaitan

Pengambilan keputusan Setelah pengujian produk Seluruh tahapan pengembangan produk Sumber : Chanan Syan (1994)

3.1.2. Empat Dimensi Implementasi Concurrent Engineering

3.1.2.1.Dimensi Organisasi4

Budaya dan kebijakan organisasi yang telah ada di perusahaan sering

bertentangan dengan concurrent engineering dimana otoritas kesesuaian

berpengaruh terhadap tanggung jawab internal perusahaan. Kesuksesan

lingkungan concurrent engineering hanya dapat terjadi dengan pengaturan

organisasi dan kebijakan perusahaan yang mendukung penerapan lingkungan

tersebut. Manager memiliki peranan penting dalam lingkungan perusahaan untuk

mempersiapkan perubahan budaya perusahaan, termasuk menciptakan lingkungan

concurrent engineering di perusahaan.

4

(50)

3.1.2.2.Dimensi Infrastruktur Komunikasi

Kunci kedua dalam lingkungan concurrent engineering adalah

infrastruktur komunikasi berupa sistem, peralatan, dan software sebagai fasilitas

transfer informasi terkait dengan produk. Concurrent engineering membutuhkan

satu atau beberapa tim gabungan guna membagi informasi dalam pengintegrasian

lingkungan pengembangan produk.

3.1.2.3.Dimensi Kebutuhan

Kunci ketiga dalam lingkungan concurrent engineering adalah kebutuhan.

Concurrent engineering memperluas interpretasi terhadap kebutuhan yang

termasuk seluruh atribut produk yang mempengaruhi kepuasan konsumen,

termasuk kebutuhan rancangan dan seluruh internal kebutuhan.

3.1.2.4.Dimensi Pengembangan Produk

Perusahaan dan produk yang dihasilkan, dimensi ini memberikan

kestabilan karena mengintegrasikan proses pengembangan total produk dari mulai

konsep rancangan hingga bagian manufaktur dan bagian pendukung lainnya.

Metode manajemen pada konsep rancangan produk yang menyesuaikan

dengan kebutuhan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD).

Tujuan yang hendak dicapai oleh concurrent engineering adalah

memberikan pengaruh yang signifikan dalam siklus perancangan dan

(51)

memberikan effect jangka panjang dalam sebuah bisnis pada semua level strategis.

Perusahaan yang memimpin dalam penerapan inovasi produk selalu menempatkan

pengembangan produk sebagai sebuah strategi proses yang menjadi kunci rahasia

dalam strategi bersaing.

3.1.3. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering5

Fase pengembangan produk pada Concurrent Engineering terdiri dari

beberapa langkah yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Identify Needs

Define Product Specifications Plan Development Task

Project Approval

Evaluate Concepts Define Architecture/Functions

Assaign Sub-Teams Generate Concepts

Concepts Approval

Virtual/Physical Modelling Integrate Concepts Project Planning

Conceptual Design

Design Verification Detail Design Embodiment Design

Design Approval

Prototyping Design Define Engineering Specifications

Virtual Modelling Design Review

Production Validation Procurement

Field Trials

Costumer/ Production

Approval

Pilot Production Production Preparation

Time The Product Development Model

[image:51.595.121.490.336.586.2]

Sumber :Susan Skalak (2002)

Gambar 3.2. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering

Project planning phase terdiri dari tiga langkah pengembangan yaitu

identifikasi kebutuhan, penjelasan spesifikasi produk, dan rencana pengembangan.

5

(52)

Input dalam tahapan ini yaitu responden. Tujuan dari tahapan ini adalah

mengembangkan dokumen perencanaan proyek pada fase kedua yakni the

conceptual design phase terdiri dari lima langkah dimana fase ini dimulai dengan

pendefinisian produk dan fungsi produk. Perbedaan konsep rancangan

dikembangkan, model ditampilkan, konsep dievaluasi, dan rancangan terbaik

dipilih untuk pengembangan selanjutnya. Fase ini berakhir dengan penyetujuan

konsep akhir dari produk.

3.3. QFD (Quality Function Deployment)6

QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa

dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan

karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap

pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu

bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika

menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.

Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah

suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan (What)

dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi

kebutuhan pelanggan (How).

Contoh dari house of quality ditunjukkan Gambar 3.3.

6

(53)

Customer Requirement

Relationship Matrix

Technical importance rangking

Competitive Benchmarking

Assessment Product Engineering/ Design

requirement Correlation

matrix

1

2

3

5

4 6

Sumber : Fiorenzo Franceschini (2002)

Gambar 3.3. House of Quality

Menurut Cohen dalam Widodo (2004), metode QFD memiliki beberapa

tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu:

a. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality): HOQ lebih dikenal dengan

rumah (R1) yang menjelaskan tentang customer needs, technical

requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation,

competitive technical assesment, dan target.

b. Matriks Perencanaan Desain (Design Deployment): lebih dikenal dengan

sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk mengidentifikasi desain yang

kritis terhadap pengembangan produk.

c. Matriks Perencanaan Proses (Process Planning): lebih dikenal dengan rumah

ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk mengidentifikasi pengembangan

[image:53.595.158.464.107.361.2]
(54)

d. Matriks Perencanaan Produksi (Production Planning): lebih dikenal dengan

rumah keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang perlu diambil di dalam

perbaikan produksi suatu produk.

3.4. TRIZ (Teoriya Resheniya Izobretateskikh Zadatch)7 3.4.1. Pendahuluan

T.R.I.Z. adalah singkatan dari bahasa Rusia Teoriya Resheniya

Izobretateskikh Zadatch, yang artinya adalah Teori Pemecahan Masalah Secara

Kreatif (Theory Inventive Problem Solving). T.R.I.Z. pertama kali diprakarsai oleh

seorang pengamat paten untuk Angkatan Laut ex Uni Soviet pada tahun 1946

yaitu Genrich Altshuller.

T.R.I.Z. adalah metode pemecahan masalah berdasarkan logika dan data,

bukan intuisi, yang mempercepat kemampuan tim proyek untuk memecahkan

masalah-masalah Kreatif. T.R.I.Z. adalah ilmu tentang kreativitas untuk

pemecahan masalah dalam menemukan konsep-konsep baru dan jalan untuk

mengembangkan produk baru. T.R.I.Z. adalah alat pemecahan masalah yang kuat

berdasarkan pola-pola penemuan yang ditemukan dari dekade penelitian dunia

yang paling kreatif dari paten tersebut.

T.R.I.Z. pertama kali muncul pada tahun 1946 di Rusia yang diprakarsai

oleh Altshuller seorang pengamat paten untuk Angkatan Laut ex Uni Soviet yang

lahir pada tahun 1926 dan meninggal dunia pada tahun 1998. Namun pada tahun 1956 barulah T.R.I.Z. resmi diperkenalkan melalui diterbitkannya artikel “About

7

(55)

Technical Creativity” pada jurnal Questions of Psycology, yang disusun oleh Altshuller dan Shapiro. Konsep T.R.I.Z. yang diperkenalkan adalah konsep seperti

technical contradiction, ideality, inventive system thinking, hukum dari Technical

System Completeness, dan 5 Inventive Principles. Technicalcontradiction adalah

berupa Standar Karakteristik sejumlah 39 standar yangditemukan Altshuller pada

saat ia mempelajari ribuan hak paten selama ia bekerja di Angkatan laut Rusia.

Pada tahun 1956-1963 Altshuller terus mengembangkan Prinsip Kreatif

yang kemudian menjadi Prinsip Kreatif sejumlah 40 prinsip, dan dikenal pada saat

ini sebagai konsep utama T.R.I.Z.. Pada tahun 1964 Altshuller mulai

mengembangkan versi pertama dari Matrik Kontradiksi dengan parameter teknis

16x16 parameter, kemudian pada tahun 1964-1968 menjadi 32x32 parameter, dan

terus berkembang hingga menjadi 39x39 parameter pada tahun 1971, di mana

parameter 39x39 masih dipergunakan hingga saat ini.

Kegunaan T.R.I.Z. selain dapat membantu dalam memberikan solusi untuk

memecahkan masalah, membantu menjadi kreatif dalam menciptakan sistem baru

dengan menemukan ide-ide baru, dan membantu menjadi inovatif dengan

menemukan cara baru dalam menggunakan atau memperbaiki sistem atau

teknologi yang sudah ada. T.R.I.Z. telah digunakan oleh perusahaan-perusahaan

besar, sebagai contoh adalah perusahaan di Amerika antara lain Procter &

(56)

3.4.2. Konsep T.R.I.Z.8

Dua kontradiksi yang seringkali menjadi permasalahan utama adalah

adanya faktor yang mendukung dan menentang. T.R.I.Z. memiliki 3 tahapan dan

Gambar

Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment .................................
Tabel 2.1. Jenis dan Merek Produk PT Ocean Centra Furnindo
Tabel 2.1. Jenis dan Merek Produk PT Ocean Centra Furnindo (Lanjutan)
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Ocean Centra Furnindo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan metode sequential engineering dapat dilihat dari tahapan proses pengembangan produk yang dijalankan PT Industri Karet Deli seperti pada3.

Kesimpulan metode QFD yang diperoleh dari hasil karakteristik teknis merupakan input di metode Value Engineering dan DFMA dimana akan dicari alternatif terbaik sebagai

Hasil dari QFD fase II yaitu part kritis kualitas bahan baku, jenis lampu senter, dan jenis baterai lampu senter yang menjadi prioritas dan menjadi input value engineering..

Fokus masalah yang diteliti adalah bagaimana penerapan metode quality function deployment (QFD) pada proses perancangan desain produk Laksmi Kebaya Muslimah dan

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah waktu produksi yang tinggi untuk produk spring bed 3 feet di PT Ivana Mery Lestari Matras dikarenakan terjadinya penyesuaian

Proses perancangan produk dilakukan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) pada fase perencanaan produk (Product Planning) dan

Hasil tersebut kemudian menjadi masukkan QFD Fase I sehingga didapatkan karakteristik teknis mana yang penting untuk diperbaiki.. Dalam matriks hubungan karakteristik teknis dan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini. Tugas sarjana