PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS PADA PROSES PERANCANGAN PRODUK DENGAN METODE QUALITY
FUNCTION DEPLOYMENT DAN DESIGN STRUCTURE MATRIX
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh HADY WIDJAYA
0 9 0 4 0 3 0 4 9
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler
Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas
sarjana ini adalah “Pendekatan Concurrent Engineering Tools pada Proses Perancangan Produk dengan Metode Quality Function Deployment dan Design
Structure Matrix”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas
sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas
sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera
Utara, dan pembaca lainnya.
Medan, Januari 2014 Penulis,
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur dan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada
Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan
dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah
membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.
Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin
pelaksanaan Tugas Sarjana ini.
2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing I atas waktu,
bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam
penyelesaian Tugas Sarjana ini.
3. Bapak Aulia Ishak, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,
bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam
penyelesaian Tugas Sarjana ini.
4. Bapak Ir. Mangara M Tambunan, M. Sc dan Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.
Eng selaku tim pembanding waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan
5. Bapak Martin dan Bapak John selaku Pembimbing Lapangan di PT Ocean
Centra Furnindo yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan,
serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.
6. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang
menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini.
7. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang
Nurmansyah, Kak Rahma, Bang Kumis, dan Ibu Ani, terimakasih atas
bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.
8. Kedua orangtua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril,
doa, maupun materil sehingga tugas sarjana ini dapat diselesaikan.
9. Teman-teman seperjuangan penelitian tugas sarjana: Sadikin Halim, Johan
Liman, Bang Rifki, Febi, dan Nadya yang saling membantu dan bekerja sama
selama penelitian.
10.Rekan-rekan angkatan 2009 Teknik Industri FT USU seperti: Alfin, Niko,
Arsyad, Lia, Aya, Ridho, Laulia, Lady, Nickxon, William, Wildan, Musthofa,
Andry, Oi, Hafiz, Ozi, Harris, Robin, Silvia, Angel,
11.Seluruh pihak yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis dalam
penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Medan, Januari 2014
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
ABSTRAK ... xxii
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Rumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-4
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-7
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... II-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... II-2
2.3.1. Struktur Organisasi ... II-4
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5
2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-10
2.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-13
2.6. Proses Produksi ... II-15
2.6.1. Bahan-bahan yang Digunakan ... II-16
2.6.1.1. Bahan Baku ... II-16
2.6.1.2. Bahan Tambahan ... II-16
2.6.1.3. Bahan Penolong ... II-17
2.6.2. Uraian Proses Produksi ... II-18
III LANDASAN TEORI
3.1. Concurrent Engineering ... III-1
3.1.1. Definisi dan Karakteristik Concurrent Engineering ... III-1
3.1.2. Empat Dimensi Implementasi Concurrent Engineering III-3
3.1.2.1. Dimensi Organisasi... III-3
3.1.2.2. Dimensi Infrastruktur Komunikasi ... III-4
3.1.2.3. Dimensi Kebutuhan ... III-4
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.1.3. Fase Pengembangan Produk pada
Concurrent Engineering... III-5
3.2. Desain Industri ... III-6
3.3. QFD (Quality Function Deployment) ... III-8
3.4. TRIZ (Teoriya Resheniya Izobretateskikh Zadatch) ... III-17
3.4.1. Pendahuluan ... III-10
3.4.2. Konsep TRIZ ... III-12
3.5. Design Structure Matrix (DSM) ... III-16
3.6. Pembuatan Kuisioner ... III-21
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ... III-23
3.7.1. Uji Validitas ... III-23
3.7.2. Uji Reliabilitas ... III-24
3.8. Teknik Sampling ... III-25
3.8.1. Probability Sampling ... III-26
3.8.2. Nonprobability Sampling ... III-28
3.9. Metode Penentuan Jumlah Sampel ... III-29
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Jenis Penelitian... IV-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.4. Variabel Penelitian ... IV-2
4.5. Definisi Variabel Operasional... IV-3
4.6. Kerangka Berpikir Penelitian ... IV-2
4.7. Rancangan Penelitian ... IV-3
4.8. Pengumpulan Data ... IV-6
4.8.1. Sumber Data ... IV-6
4.8.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-7
4.8.3. Instrumen Penelitian ... IV-8
4.8.4. Populasi dan Sampel ... IV-9
4.9. Pengolahan Data ... IV-10
4.9.1. Tahap Project Planning ... IV-11
4.9.1.1. Identify Needs (Pengolahan Kuisioner) ... IV-11
4.9.1.2. .... Define Product Spesification (Membangun
QFD Fase I) ... IV-13
4.9.1.3. Plan Development Task (Pereduksian
Kontradiksi Matriks dengan Metode TRIZ) ... IV-14
4.9.2. Tahap Conceptual Design ... IV-15
4.9.2.1. Define Architecture/ Function Assaign Sub
Teams (Membuat Matriks Design
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.9.2.2. Generate Concepts (Penentuan Multi
Component Relationship dengan
Product Architecture Design Structure
Matrix) ... IV-16
4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-16
4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-16
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1
5.1.2. Kuesioner Derajat Kepentingan Atribut Pertanyaan ... V-6
5.2. Pengolahan Data... V-8
5.2.1. Tahap Project Planning ... V-8
5.2.1.1. Identify Needs (Pengolahan Kuisioner) ... V-8
5.2.1.1.1. Uji Validitas Data ... V-8
5.2.1.1.1. Uji Reliabilitas Data ... V-15
5.2.1.2. Define Product Spesification ... V-18
5.2.1.2.1. Membangun Matriks House of
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.1.2.2. Teoriya Resheniya Izobretatelskik
Zadatch (TRIZ) ... V-33
5.2.1.3. Plan Development Task (Membangun
Quality Function Deployment dengan
Pendekatan Teoriya Resheniya Izobretatelskik
Zadatch (TRIZ)... V-39
5.2.2. Tahap Conceptual Design ... V-42
5.2.2.1. Define Architecture/ Functions Assaign
Sub-Teams (Membangun Matriks Design
Deployment)... V-42
5.2.2.2. Generate Concepts (Product Architecture –
Design Structure Matrix) ... V-49
5.2.2.3. Physical Modelling dan Evaluate Concepts ... V-55
5.2.2.4. Integrate Concepts ... V-56
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Hasil Kuesioner ... VI-1
6.2. Analisis Perancangan Desain Produk dengan Pendekatan
Concurrent Engineering ... VI-2
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
6.2.1.1. Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed
6 feet terhadap Importance Weight dan Relative
Weight ... VI-4
6.2.1.2. Analisis Matriks Ukuran Kinerja QFD ... VI-5
6.2.2. Analisis Pendekatan TRIZ terhadap QFD FaseI... VI-6
6.2.3. Analisis Ukuran Kinerja QFD Fase I Revisi ... VI-9
6.2.4. Analisis Matriks Design Deployment QFD Fase II ... VI-10
6.2.5. Analisis Product Architecture – Design Structure
Matrix (Product Architecture DSM) ... VI-12
6.2.6. Analisis dan Pembahasan Physical Modelling dan
Evaluate Concepts ... VI-13
6.2.7. Analisis dan Pembahasan Integrate Concepts ... VI-14
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ... VII-1
7.2 Saran ... VII-2
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN2.1. Jenis dan Merek Produk PT Ocean Centra Furnindo ... II-2
2.2. Jumlah Tenaga Kerja di PT Ocean Centra Furnindo ... II-11
3.1. Perbedaan Sequential Engineering dengan Concurrent
Engineering ... III-3
3.2. Standar Karakteristik ... III-14
3.3. Prinsip Kreatif... III-15
4.1. Definisi Variabel Operasional Penelitian ... IV-3
5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2
5.2. Atribut-atribut Pertanyaan Kuesioner Tertutup ... V-6
5.3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V-7
5.4. Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden ... V-8
5.5. Perhitungan Skala Baru... V-10
5.6. Skala Interval dari Data Ordinal ... V-11
5.7. Perhitungan Nilai Korelasi Atribut 1 ... V-13
5.8. Hasil Perhitungan Validitas Variabel ... V-15
5.9. Perhitungan Varians Tiap Butir ... V-16
5.10. Hasil Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-18
5.11. Tingkat Kepentingan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-19
5.12. Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-21
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL
HALAMAN5.14. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-24
5.15. Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-25
5.16. Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-26
5.17. Pengembangan Spesific Problem 1 ke General Problem ... V-36
5.18. Pengembangan Spesific Problem 2 ke General Problem ... V-36
5.19. Pengembangan General Problem 1 Ke General Solution ... V-37
5.20. Pengembangan General Problem 2 Ke General Solution ... V-37
5.21. Karakteristk Teknik Baru Hasil Revisi ... V-39
5.22. Prioritas Karakteristik Teknis ... V-42
5.23. Karakteristik Part ... V-43
6.1. Nilai Importance dan Relative Weight... VI-4
6.2. Karakteristik Teknik Baru Hasil Revisi... VI-8
6.3. Karakteristik Part Perencanaan Desain Produk Spring Bed
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1. Skema Permasalahan dalam Proses Perancangan ... I-2
2.1. Struktur Organisasi PT Ocean Centra Furnindo ... II-5
3.1. Skema Proses Concurrent Engineering ... III-2
3.2. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering ... III-5
3.3. House of Quality ... III-9
3.4. Tahapan Metode TRIZ ... III-13
3.5. Product Architecture DSM ... III-17
3.6. Binary DSM dan Grafik Interaksi Elemen ... III-18
3.7. Numerical DSM dengan Nilai dan Warna ... III-19
3.8. Empat Tipe Model DSM ... III-20
3.9. Dekomposisi Model DSM dengan Tree Diagram, High
Level DSM, dan Lower Level DSM... III-15
4.1. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-7
4.2. Pengolahan Data Concurrent Engineering ... IV-13
4.3. Langkah-langkah Penyebaran Kuesioner ... IV-15
4.4. Diagram Alir Pengolahan Data QFD Fase I ... IV-16
4.5. Blok Diagram Pengolahan Data TRIZ ... IV-17
4.6. Diagram Alir Pengolahan Data QFD Fase II... IV-17
4.7. Diagram Alir Pengolahan Data Metode DSM ... IV-18
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.2. Matriks Antara CR dengan Karakteristik Teknis Produk Spring
Bed ... V-30
5.3. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan
Perkiraan Biaya... V-33
5.4. QFD FaseI Spring Bed 6 feet ... V-34
5.5. Korelasi Negatif QFD FaseI Spring Bed 6 feet ... V-35
5.6. Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk Spring Bed
yang Setelah Direvisi ... V-40
5.7. Penentuan Ulang Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan
dan Perkiraan Biaya ... V-40
5.8. QFD FaseI Revisi dari Produk Spring Bed 6 feet ... V-41
5.9. Hubungan Antar Karakteristik Part Produk Spring Bed ... V-44
5.10. Matriks Antara Karakteristik Part Produk Dengan Karakteristik
Teknis ... V-45
5.11. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan
Perkiraan Biaya... V-47
5.12. QFD FaseII Spring Bed 6 feet... V-48
5.13. Boundary System Karakteristik Part ... V-49
5.14. Interaction Strength dan Simetri Komponen pada Karakteristik
Part ... V-50
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.16. Tampilan matrix DSM Spring Bed 6 Feet pada software
DSM Matrix v1.3SM... V-52
5.17. Clustering matrix DSM Spring Bed 6 Feet pada software
DSM Matrix v1.3 ... V-53
5.18. Clustering Analysis for Product Architecture DSM... V-54
5.19. Product Platform Spring Bed 6 Feet ... V-55
5.20. Physical Modelling Produk Spring Bed 6 feet ... V-56
6.1. Batasan Penggunaan Fase Pengembangan Produk pada
Concurrent Engineering ... VI-2
6.2. Ukuran Kinerja QFD ... VI-6
6.3. Korelasi Negatif Karakteristik Teknik QFD FaseI ... VI-7
6.4. Ukuran Kinerja QFD FaseI Revisi ... VI-9
6.5. Ukuran Kinerja Karakteristik Part Produk Spring Bed 6 feet
QFD Fase II ... VI-11
6.6. Clustering Analysis for Product Architecture DSM... VI-12
6.7. Tiga Module Spring Bed 6 feet ... VI-13
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Kuesioner Terbuka ... L.1
2. Kuesioner Tertutup ... L.2
3. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik ... L.3
4. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Teknik ... L.4
5. Kuesioner Wawancara Karakteristik Part ... L.5
6. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Part ... L.6
7. Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment ... L.7
8. Form Tugas Akhir ... L.8
9. Surat Penjajakan ... L.9
10. Surat Balasan Perusahaan ... L.10
11. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L.11
12. Lembar Asistensi Dosen ... L.12
[image:17.595.137.503.168.532.2]ABSTRAK
Desain memegang peranan penting dalam memproduksi produk spring bed pada implementasi concurrent engineering. Permasalahan pada penelitian ini yaitu terjadinya proses redesign dalam proses pengembangan produk spring bed 6 feet di PT Ocean Centra Furnindo karena terjadi penyesuaian kembali rancangan akibat dari tahapan dalam proses perancangan dilaksanakan setelah penyelesaian tahapan sebelumnya dan tidak terintegrasinya departemen dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menyederhanakan proses perancangan produk spring bed 6 feet dengan mengelompokkan aktivitas desain komponen dengan menggunakan pendekatan Concurrent Engineering Tools. Pendekatan concurrent engineering dibuat dalam dua tahapan yaitu Project Planning dan Conceptual Design. Tahap Project Planning menggunakan QFD fase I untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan memperoleh tingkat kepentingan dari karakteristik teknis untuk mencapai kebutuhan konsumen dan TRIZ untuk merevisi kontradiksi negatif karakteristik teknik pada QFD fase I. Tahap Conceptual Design menggunakan QFD fase II untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik part dan bobot kepentingan desain dan metode Product Architecture Design Structure Matrix menghasilkan product modules yang mengelompokkan proses perancangan produk spring bed 6 feet berdasarkan part atau komponen sesuai tingkat keterkaitannya dengan tujuan untuk memperbaiki aktivitas desain produk spring bed 6 feet dan memberikan informasi bagi perusahaan mengenai integrasi proses antar departemen dalam proses perencanaan desain produk spring bed 6 feet.
ABSTRAK
Desain memegang peranan penting dalam memproduksi produk spring bed pada implementasi concurrent engineering. Permasalahan pada penelitian ini yaitu terjadinya proses redesign dalam proses pengembangan produk spring bed 6 feet di PT Ocean Centra Furnindo karena terjadi penyesuaian kembali rancangan akibat dari tahapan dalam proses perancangan dilaksanakan setelah penyelesaian tahapan sebelumnya dan tidak terintegrasinya departemen dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menyederhanakan proses perancangan produk spring bed 6 feet dengan mengelompokkan aktivitas desain komponen dengan menggunakan pendekatan Concurrent Engineering Tools. Pendekatan concurrent engineering dibuat dalam dua tahapan yaitu Project Planning dan Conceptual Design. Tahap Project Planning menggunakan QFD fase I untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan memperoleh tingkat kepentingan dari karakteristik teknis untuk mencapai kebutuhan konsumen dan TRIZ untuk merevisi kontradiksi negatif karakteristik teknik pada QFD fase I. Tahap Conceptual Design menggunakan QFD fase II untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik part dan bobot kepentingan desain dan metode Product Architecture Design Structure Matrix menghasilkan product modules yang mengelompokkan proses perancangan produk spring bed 6 feet berdasarkan part atau komponen sesuai tingkat keterkaitannya dengan tujuan untuk memperbaiki aktivitas desain produk spring bed 6 feet dan memberikan informasi bagi perusahaan mengenai integrasi proses antar departemen dalam proses perencanaan desain produk spring bed 6 feet.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan
dalam dunia bisnis tidak hanya bergantung pada harga dan kualitas, tetapi juga
pada bervariasinya jenis produk dan kecepatan menghantarkan produk ke pasar.
Proses perancangan produk suatu perusahaan berpengaruh terhadap kemampuan
perusahaan tersebut bersaing di pasar. Faktor-faktor persaingan seperti harga,
kualitas, estetika produk, dan kecepatan menghantarkan produk ke pasar
ditentukan oleh tahap desain yang terjadi sebelum dilakukan proses manufaktur.
Perubahaan yang sangat cepat dalam lingkungan pengembangan produk, seperti
kebutuhan dan permintaan konsumen, menuntut perusahaan untuk meningkatkan
efisiensi dari proses pengembangan yang dilakukan.
PT Ocean Centra Furnindo merupakan perusahan yang bergerak di bidang
manufacturing spring bed. Salah satu masalah yang terjadi pada perusahaan
adalan proses redesign. Proses redesign adalah proses perancangan ulang untuk
menyesuaikan kembali rancangan spring bed yang disebabkan karena tidak
terintegrasinya departemen. Salah satu contoh yang terjadi misalnya pada
departemen perancangan dan departemen produksi. Departemen perancangan dan
departemen produksi berdiri sendiri dan tidak berkoordinasi dalam proses
perancangan produk. Masalah tidak terintegrasinya departemen pada perusahaan
Permasalahan ditunjukkan dari jumlah hasil rancangan produk spring bed
6 feet yang dihasilkan perusahaan dari Januari 2012 hingga Juli 2013 sebanyak 33
jenis rancangan, akan tetapi rancangan yang kemudian diproduksi dan dipasarkan
hanya berjumlah 19 jenis rancangan, artinya terdapat 14 jenis rancangan yang
terjadi redesign. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk permasalahan ini
adalah dengan pendekatan concurrent engineering tools.
Concurrent engineering adalah sebuah pendekatan sistematis pada
integrasi, desain serempak (bersamaan) pada produk dan proses yang
berhubungan, termasuk manufaktur dan pendukung lainnya. Pendekatan ini
bertujuan agar perusahaan sejak awal mempertimbangkan semua elemen dari
siklus hidup produk dimulai dari desain konsep hingga pembuatan, termasuk
kualitas, biaya, jadwal, dan kebutuhan konsumen. (Chanan S. Syan, 1994).
Quality Function Deployment (QFD) merupakan metode yang penting
dalam mendukung perencanaan multifungsional dalam concurrent engineering.
Permasalahan dan keinginan konsumen diidentifikasi dengan menggunakan
metode QFD. QFD bertujuan untuk mendapatkan suatu matriks yang
menghubungkan karakteristik teknis produk dan keinginan responden akan
produk dan masalah yang dihadapi selama proses pengerjaan produk. QFD dapat
digunakan untuk mengurangi waktu siklus pengembangan produk, meningkatkan
kepuasan pelanggan, dan meningkatkan persaingan.
Siti Mahfuzah Mohammad (2013) meneliti mengenai desain gelas
minuman untuk restoran fast food menggunakan pendekatan concurrent
rancangan produk gelas minuman sesuai keinginan konsumen. Hasil perbaikannya
antara lain membuat lubang untuk pengaduk, menambah ketebalan gelas, dan
memberi tanda batasan maksimum volume air minuman.1
C. C. Tseng (2006) meneliti penggunaan kombinasi dari QFD, Teoriya
Resheniya Izobretateskikh Zadatch (TRIZ), dan Design Structure Matrix (DSM).
C. C. Tseng memprioritaskan karakteristik teknis yang diperoleh dari QFD
dengan menggunakan DSM. Penelitian diaplikasikan pada perancangan produk di
industri teknologi informasi. Masalah kontradiksi pada QFD diselesaikan dengan
menggunakan TRIZ, kemudian karakteristik teknis yang diperoleh diurutkan
dengan partitioning and tearing analysis dalam metode DSM.2
1.2.Rumusan Masalah
Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah terjadinya proses redesign
dalam proses pengembangan produk spring bed 6 feet di PT Ocean Centra
Furnindo karena terjadi penyesuaian kembali rancangan akibat dari tidak
terintegrasinya departemen dalam perusahaan.
1.3.Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum dari penelitian tugas akhir ini adalah pendekatan
Concurrent Engineering dengan menggunakan metode QFD fase I, TRIZ, QFD
fase II, dan Product Architecture Design Structure Matrix (Product Architecture
1
Mahfuzah, Siti. 2012. Improvement of Take Away Water Cup Design by Using Concurrent Engineering Approach. Malaysia: UMP.
2
DSM) untuk mendapatkan perencanaan desain produk dan aktivitas desain sring
bed yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Mengidentifikasi atribut rancangan produk spring bed
2. Mengidentifikasi perencanaan proyek desain produk spring bed
3. Menentukan rancangan konseptual produk spring bed
Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Penelitian dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan
teori yang diperoleh selama kuliah di lapangan kerja dan menambah
keterampilan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum
memasuki dunia kerja khususnya dalam hal perancangan dan pengembangan
produk perusahaan sebagai acuan pelaksanaan pendekatan konsep concurrent
engineering dengan metode Quality Function Deployment.
2. Manfaat bagi perusahaan
Penelitian dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam perancangan dan
pengembangan produk seperti mengetahui atribut rancangan produk yang
diinginkan konsumen yaitu operator sebagai responden, mengetahui prioritas
perbaikan dari rancangan produk dengan bobot prioritas, mengetahui model
arsitektur produk spring bed, dan memperoleh alternatif perancangan desain
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Penelitian dapat mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan
Departemen Teknik Industri USU.
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian dan perbaikan hanya dilakukan untuk proses pembuatan dan desain
produk spring bed 6 feet di PT. Ocean Centra Furnindo.
2. Tahapan dalam implementasi Concurrent Engineering dengan menggunakan
model pengembangan produk fase project planning sampai fase conceptual
design.
3. Pendekatan concurrent engineering sampai perencanaan desain produk yaitu
tahapan project planning dan conceptual design.
Asumsi dalam penelitian yang digunakan adalah :
1. Kondisi internal perusahaan tidak mengalami perubahan selama penelitian
berlangsung.
2. Lingkup pekerjaan pada proses pengembangan produk di perusahaan tidak
berubah.
3. Responden tidak dipengaruhi pihak lain dalam pengisian kuisioner.
4. Fasilitas yang digunakan pada proses produksi berada dalam kondisi tidak
rusak dan bekerja normal.
5. Dimensi produk yang dibutuhkan pada pendekatan concurrent engineering
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan
sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah PT
Ocean Centra Furnindo, ruang lingkup bidang usaha, stuktur organisasi
perusahaan, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, proses produksi.
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai perancangan produk, konsep
dasar concurrent engineering, quality function deployment (QFD), pemecahan
masalah dengan menggunakan TRIZ, design structure matrix (DSM), teknik
sampling, penentuan ukuran sample, pembuatan dan penyebaran kuesioner,
validitas data, reliabilitas data.
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian,
jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional,
identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan, populasi, teknik
sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur
penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan
saran.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data-data
concurrent engineering terdiri dari tahap project planning dengan membangun
quality function deployment FaseI (QFD Fase I) dan mengidentifikasi kontradiksi
teknik dengan TRIZ serta tahap conceptual design dengan penentuan bobot
prioritas menggunakan quality function deployment Fase II (QFD Fase II) dan
penentuan multi component relationship dengan product architecture design
structure matrix (Product Architecture-DSM).
Bab VI Analisis dan Pembahasan Hasil, meliputi analisis pengolahan
kuesioner, analisis tahapan dalam concurrent engineering yaitu tahap project
planning dan tahap conceptual design melalui analisis pembuatan QFD Fase I
(quality function deployment FaseI), analisis TRIZ, analisis pembuatan QFD Fase
II (quality function deployment Fase II), analisis product architecture design
structure matrix (Product Architecture-DSM), dan pembahasan masing-masing
metode.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari
model arsitektur produk spring bed, atribut rancangan produk dari QFD Fase I,
kontradiksi teknik dari TRIZ, part kritis dari QFD Fase II, hasil pemecahan
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Ocean Centra Furnindo merupakan perusahan yang bergerak dibidang
manufacturing furnitur rumah tangga seperti matras, spring bed, dan sofa.
Perusahaan ini dinilai memiliki produk spring bed yang berkualitas tinggi yang
digunakan di rumah-rumah. PT Ocean Centra Furnindo berlokasi di Jalan
Soekarno Hatta No. 549 Medan-Binjai km.17,5 Kabupaten Deli Serdang, Propinsi
Sumatera Utara.
PT Ocean Centra Furnindo didirikan pada tahun 1971 oleh bapak Ahmad
Jamin. Pabrik pertama kali dibangun dengan luas 4000 m2 dan memproduksi foam latex (busa lateks) menggunakan proses konvensional yang sederhana. PT Ocean
Centra Furnindo mengidentifikasi permintaan dan peluang pasar dan kemudian
mulai melakukan investasi mesin yang lebih canggih. Pada tahun 1994, PT Ocean
Centra Furnindo mulai bersaing dalam pasar spring bed dengan implementasi
sistem semi otomatis. PT Ocean Centra Furnindo terus berkembang dan pada
tahun 2005 mengganti sistem semi otomatis dengan sistem otomatis. Mesin ini
merupakan mesin pertama di Indonesia di luar Pulau Jawa yang mampu
memproduksi busa dengan kualitas tinggi, lebih efisien, dan lebih akurat.
PT Ocean Centra Furnindo tidak hanya bertujuan untuk memenuhi pasar
lokal, sehingga pada tahun 2001 perusahaan dikembangkan di Pekan Baru,
Sejahtera SRC adalah mempromosikan produk dengan merek Ocean Spring Bed,
Helux Collection, Angel, dan Titov Sofa di Pekan Baru. Pada Oktober 2008,
perusahaan dikembangkan di Palembang dan memulai operasinya dengan nama
PT Sinar Musi Cemerlang. Pengembangan ini membuat produk Ocean menjadi
terkenal di daerah Sumatera sebagai produk yang berkualitas.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT Ocean Centra Furnindo merupakan perusahan yang bergerak dibidang
manufacturing furnitur rumah tangga seperti matras, spring bed, dan sofa.. Tipe
produksinya adalah make to order dimana kegiatan produksi dilakukan
berdasarkan pesanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar
pada periode selanjutnya.
Secara umum perusahaan ini memproduksi 5 jenis produk dengan
berbagaimacam tipe dan variasi ukuran yang dapat disesuaikan dengan keinginan
konsumen. Perusahaan juga setiap periode tertentu merancang dan memproduksi
jenis atau tipe-tipe baru yang bervariasi dan berbeda dengan produk sebelumnya.
[image:28.595.119.507.639.722.2]Produk dan merek utama yang diproduksi sampai tahun 2013 dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jenis dan Merek Produk PT Ocean Centra Furnindo
No Merek Jenis Produk
Tabel 2.1. Jenis dan Merek Produk PT Ocean Centra Furnindo (Lanjutan)
No Merek Jenis Produk
2 Spring bed
3 Spring bed
4 Sofa
5 Busa/ matras
Sumber: PT Ocean Centra Furnindo
Perusahaan memiliki departemen khusus R&D (Research &
Development), namun yang mencari inovasi-inovasi baru sehingga dapat
memproduksi produk dengan berbagai variasi dan kelebihan. Tujuannya adalah
sebagai salah satu cara untuk mempertahankan pasar dan menarik pasar baru.
Perusahaaan selalu mencari ide-ide baru yang sebagian juga distimulus dengan
adanya jenis-jenis baru dari perusahaan luar negeri yang sejenis.
2.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Perusahaan memiliki berbagai aktivitas yang berbeda-beda dan saling
agar dapat tercapai sasaran dan tujuan perusahaan dengan efisien.
Pengorganisasian perlu dilakukan sebagai salah satu fungsi dari manajemen, agar
keharmonisan kerja dapat tercipta dengan baik dalam sebuah perusahaan.
Organisasai merupakan wadah kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu. Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis dari
hubungan kerjasama diantara sekelompok orang yang berbeda dalam organisasi
untuk mencapai tujuan bersama.
2.3.1. Struktur Organisasi
PT. Ocean Centra Furnindo menggunakan struktur organisasi garis dan
fungsional, struktur organisasinya dapat dilihat adanya pelimpahan wewenang
dari pimpinan kepada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam bidang
pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap bidang kerja berwenang memerintah semua
pelaksana yang ada menyangkut bidang kerjanya dan dibawah petunjuk pimpinan.
Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab dari unit-unit organisasi PT.
Sumber: PT. Ocean Centra Furnindo
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Ocean Centra Furnindo
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas dan tanggung jawab elemen-elemen dalam struktur
organisasi PT. Ocean Centra Furnindo dijabarkan sebagai berikut.
1. Direktur
Direktur adalah merupakan pimpinan puncak dari PT. Ocean Centra Furnindo
yang bertugas untuk :
a. Bertanggung jawab kepada presiden direktur (pimpinan perusahaan
induk) atas jalannya perusahaan.
b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para manager bagian.
d. Menyebarkan dan menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan
kegiatan produksi serta mengawasi pelaksanaannya.
e. Merencanakan dan mengatur anggaran modal kerja dan modal investasi
perusahaan.
f. Melaksanakan kontrak-kontrak perusahaan dengan pihak luar.
Direktur dalam melaksanakan tugasnya membawahi lima manager yang
terdiri dari manager produksi, manager keuangan, manager pemasaran,
manager pemasaran, manager personalia, dan manager pembelian.
2. Manager Produksi
Manager produksi bertanggungjawab langsung kepada bagian direktur.
Manager produksi dalam melaksanakan tugasnya manager produksi
membawahi kepala bagian produksi. Tugas-tugas dari manager produksi
adalah sebagai berikut :
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dalam bagian produksi.
b. Merencanakan dan mengatur produksi perusahaan agar sesuai dengan
spesifkasi dan standart mutu yang telah ditentukan.
c. Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian bahan
dan jumlah produksi.
d. Merencanakan dan meneliti metoda kerja dalam usaha meningkatkan
produktifitas kerja.
e. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui
3. Manager Keuangan
Manager Keuangan bertanggung jawab langsung kepada direktur, dalam
melaksanakan tugasnya manager keuangan membawahi kasir/accounting.
Manager keuangan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari
keuangan perusahaan.
b. Membantu direktur dalam melaksanakan anggaran perusahaan.
c. Memastikan bahwa transaksi keuangan dilakukan dengan benar.
d. Memeriksa dan menganalisa data dan laporan aliran dana dan biaya
perusahaan.
e. Bertanggungjawab atas dana dokumen-dokumen penting yang disimpan
dalam perusahaan.
4. Manager Pemasaran
Manager Pemasaran bertanggungjawab kepada direktur. Tugas dan tanggung
jawab dari manager pemasaran adalah:
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan dibidang
pemasaran.
b. Merencanakan kegiatan penelitian pasar guna mendapatkan data tentang
tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan, sehingga dapat
ditentukan rencana volume penjualan kepada target market.
c. Menentukan kebijaksanaan serta strategi pemasaran perusahaan yang
mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian dan
d. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran.
e. Mengkoordinir tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis kepada
masyarakat.
5. Manager Personalia
Manager Personalia bertanggung jawab langsung kepada direktur. Bagian ini
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan dan menerapkan sistem penerimaan pegawai yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan training pegawai.
c. Mengadakan penelitian kepegawaian seperti masalah pengembangan
organisasi perusahaan, evaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.
d. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai
persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan
transportasi perusahaan.
6. Manager Pembelian
Staf ini bertanggung jawab penuh direktur. Tugas dari bagian ini adalah:
a. Melakukan pemilihan dan evaluasi atas supplier.
b. Melaporkan setiap kegiatan pembelian kepada direktur.
c. Mengeluarkan Purchasing Order (PO).
7. Kepala bagian Produksi
Kepala bagian produksi bertanggung jawab kepada manager produksi. Kepala
bagian produksi membawahi supervisor. Tugas-tugas supervisor adalah
sebagai berikut:
a. Mengkoordinir dan mengawasi bagian produksi dan pengolahannya agar
pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan rencana.
b. Bekerjasama dengan bagian engineering unutk memeriksa bagian yang
mengalami kerusakan sehingga dapat diatur perbaikannya.
c. Memberikan laporan kegiatan produksi secara rutin kepada manager
produksi.
8. Kasir/Accounting
Kasir bertanggung jawab kepada manager keuangan. Kasir ini bertugas
sebagai berikut :
a. Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perusahaan
dengan mencatat di bon tiap pembelian/pengeluaran.
b. Menyusun laporan pengeluaran harian, bulanan maupun tahunan untuk
dipertanggung jawabkan kepada manager keuangan.
c. Memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan benar.
d. Bertanggung jawab atas dokumen-dokumen pengeluaran dana yang
disimpan dalam perusahaan.
9. Salesman/Counter Sales
Bagian ini bertanggung jawab kepada manager pemasaran. Tugas dari bagian
a. Mengatur penjualan produk ke konsumen, jumlah dan harga produk.
b. Menentukan jumlah produk yang dapat diterima di pasaran.
10. Unit R&D
Bagian ini bertanggung jawab kepada manager pemasaran. Tugas dari bagian
ini adalah:
a. Melaksanakan survey pasar kebutuhan konsumen dan perkembangan
produk pesaing, serta memberikan ide dan inovasi produk baru
b. Merancang produk.
11. Staf Personalia
Staf Personalia bertanggung jawab penuh kepada manager personalia. Tugas
dari staf personalia adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan system penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan training pegawai.
c. Mengawasi kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi
perusahaan, mengevaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.
d. Menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai
persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan
transportasi perusahaan.
12. Kepala Gudang Bahan
Kepala Gudang Bahan bertanggung jawab penuh kepada manager pembelian.
Tugas dari kepala gudang bahan adalah :
b. Dapat mengetahui jumlah bahan produksi yang dipergunakan perhari,
perbulan, dan pertahun untuk semua bahan produksi.
2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
Tenaga Kerja merupakan salah satu faktor produksi yang diperlukan untuk
menjalankan dan mengendalikan kegiatan guna mencapai tujuan perusahaan.
Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PT. Ocean Centra Furnindo adalah
[image:37.595.167.453.363.669.2]sebanyak 139 orang seperti pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Ocean Centra Furnindo
No. Jabatan Jumlah
1 Direktur 1
2 Manager produksi 1
3 Manager keuangan 1
4 Manager pemasaran 1
5 Manager personalia 1
6 Manager pembelian 1
7 Ka. Bagian produksi 1
8 Kasir/Accounting 4
9 Counter sales 5
10 Salesman 15
11 Staf personalia 4
12 Ka. Gudang bahan 1
13 Tenaga kerja bagian produksi 57
14 Tenaga kerja bagian keuangan 2
15 Tenaga kerja bagian pemasaran 8
16 Tenaga kerja bagian personalia 5
17 Tenaga kerja bagian pembelian 5
18 Engineering 1
19 Supir 20
20 Security 5
Jumlah 139
Ketentuan jam kerja di PT. Ocean Centra Furnindo dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu jam kerja pegawai perkantoran dan jam kerja karyawan yang
langsung berhubungan dengan proses produksi. Pengaturan jam kerja di P.T.
Ocean Centra Furnindo sebagai berikut :
a. Karyawan bagian Kantor
- Untuk hari Senin – Kamis
Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif - Untuk hari Jum’at
Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 14.00 Wib Istirahat Pukul 14.00 – 16.30 Wib Kerja aktif - Untuk hari Sabtu
Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif
b. Karyawan bagian Produksi (khusus untuk divisi spring coil)
- Shift I Pukul 07.00 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat
Pukul 13.00 – 15.00 Wib Kerja aktif
Pukul 19.30 – 23.00 Wib Kerja aktif
- Shift III Pukul 23.00 – 04.00 Wib Kerja aktif Pukul 04.00 – 05.00 Wib Istirahat
Pukul 05.00 – 07.00 Wib Kerja aktif
c. Karyawan bagian produksi (untuk divisi yang lainnya)
- Shift I Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat
Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif
- Shift II Pukul 16.30 – 20.00 Wib Kerja aktif Pukul 20.00 – 21.00 Wib Istirahat
Pukul 21.00 – 23.30 Wib Kerja aktif
Hari Minggu dan hari besar lainnya merupakan hari libur. Namun pada hari
libur terkadang pabrik juga beroperasi untuk tujuan tertentu. Pelaksanaan kerja
pada hari libur dan di luar ketentuan diatas dikategorikan ke dalam jam kerja
lembur. Kerja lembur dilakukan bila order dari konsumen cukup besar dan harus
dikirim dalam jangka waktu yang relatif singkat.
2.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
Kesejahteraan merupakan salah satu faktor dalam usaha untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pemenuhan kebutuhan hidup
merupakan sarana yang penting untuk mencapai hal tersebut. Pemberian upah
yang memadai adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Setiap
sampai dengan hari sabtu pada minggu yang sama karena setiap pekerja pada PT.
Ocean Centra Furnindo merupakan karyawan tetap. Gaji pekerja pada PT. Ocean
Centra Furnindo berdasarkan pada ketentuan UMR (Upah Minimum Regional),
pada karyawan buruh produksi. Perusahaan juga memberikan upah lain selain
upah resmi yang dapat berupa :
a. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi
jam kerja yang telah ditetapkan yang pembayarannya bersamaan dengan
pembayaran gaji pada tiap minggunya.
b. Tunjangan jabatan, yaitu sebagai pelengkap gaji pokok, mengingat adanya
pekerjaan-pekerjaan yang memegang peranan dan tanggung jawab serta
tuntunan khusus. Tunjangan jabatan ini bisa diberikan untuk tingkat jabatan
manajerial.
c. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu tunjangan yang diberikan kepada
karyawan yang telah bekerja lebih dari 3 bulan, dengan besar tunjangan
sebagai berikut :
1. Karyawan dengan masa kerja 3-6 bulan memperoleh tunjangan sebesar ¼
kali gaji pokok sebulan.
2. Karyawan dengan masa kerja 6-9 bulan memperoleh tunjangan sebesar ½
kali gaji pokok sebulan.
3. Karyawan dengan masa kerja 9-12 bulan memperoleh tunjangan sebesar
¾ kali gaji pokok sebulan.
4. Karyawan dengan masa kerja 1-3 tahun memperoleh tunjangan sebesar 1
5. Karyawan dengan masa kerja 3-5 tahun memperoleh tunjangan sebesar
1,5 kali gaji pokok sebulan.
6. Karyawan dengan masa kerja diatas 5 tahun memperoleh tunjangan
sebesar 2 kali gaji pokok sebulan.
d. Cuti
Cuti bertujuan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja,
perusahaan memberikan cuti bagi karyawan. Cuti yang diberikan perusahaan
adalah 12 hari kerja setiap tahunnya dengan rincian 6 hari cuti massal dan 6
hari cuti individual. Cuti massal adalah dimana pabrik dan kantor ditutup dan
seluruh karyawan diliburkan, kecuali satuan pengamanan tidak diliburkan dan
diberi imbalan sebagai pengganti cuti, sedangkan cuti individual adalah cuti
yang diberlakukan kepada masing-masing karyawan. Cuti individual ini
pemanfaatannya tergantung kepada masing-masing karyawan boleh dimbil
atau tidak diambil dan tidak dapat diuangkan.
2.6. Proses Produksi
Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang
merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah
produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi
merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Proses dimulai
dari keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses
maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk
yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
2.6.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi spring bed pada PT
Ocean Centra Furnindo yaitu:
2.6.1.1.Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam kegiatan
produksi. bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Busa
Busa merupakan bahan baku utama dalam proses produksi perakitan spring
bed, karena busa digunakan sebagai alas spring coil. Adapun bahan dasar
dalam pembentukan busa ini merupakan dari bahan-bahan kimia
2. Per
Per merupakan salah satu dasar dari bahan baku. Sebelum per ini dibentuk,
per ini awalnya merupakan berupa gulungan kawat. Bahan baku ini didapat
dari dalam negeri berupa gulungan kawat, dimana gulungan kawat ini diolah
kembali menjadi spring coil (kawat per).
3. Kayu
2.6.1.2.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah semua bahan yang digunakan pada proses
produksi untuk memberikan nilai tambah suatu produk. bahan tambahan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kain
Kain yang terdiri dari kain dasar yang merupakan bahan yang akan dijahit
dengan busa yang menjadi kain busa dan kain bermotif yang dijahit untuk
melapisi kain busa.
2. Cotton Sheet
Cotton Sheet ini dipasang pada tiap-tiap sudut rangka kawat per, agar kain
busa tidak mudah robek karena tertimpa langsung dengan rangka per.
3. Benang
Benang yang digunakan untuk menjahit kain.
4. Kawat
Selain sebagai bahan baku dalam pembentukan per, kawat juga digunakan
sebagai pengikat per yang satu dengan per yang lainnya.
5. Label Produksi
Label ini dapat dilihat pada produk itu sendiri yang ditempel pada matras
spring bed.
6. Plastik
Berfungsi untuk membungkus produk jadi agar tidak terkena noda.
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam
memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini
tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan
penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan
dalam kegiatan memproduksi spring bed yaitu :
a. Solar yang berfungsi untuk sumber energi mesin
b. Air untuk mencuci besi pada proses penyepuhan
2.6.2. Uraian Proses
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang
atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses adalah cara, metode dan
teknik bagaimana mengubah sumber daya(material, tenaga kerja, mesin, dana dan
metode) yang ada dirubah untuk memperoleh hasil, sedangkan produksi adalah
kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
Proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya
material, tenaga kerja, mesin, dana dan metode yang ada. Jenis-jenis produksi
sangat banyak, tergantung dari metode, cara dan untuk menghasilkan produk.
Namun secara garis besar dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
1. Proses produksi yang terus menerus (kontiniu)
PT. Ocean Centra Furnindo dalam aktivitas produksinya sehari-hari menggunakan
jenis-jenis proses produksi yang terputus-putus (intermittent) dikarenakan
kegiatan produksi dari perusahaan tersebut berlangsung didasarkan atas
banyaknya pesanan yang datang setiap harinya dan persediaan untuk permintaan
yang datang setiap harinya serta persediaan untuk permintaan yang datang
sewaktu-waktu. Tahapan-tahapan proses produksi pembuatan matras spring bed
dapat dijelaskan secara garis besar yaitu :
1. Rangka matras spring bed
a. Kawat yang berdiameter 10 mm dibentuk dengan menggunakan mesin
b. pembentuk per (spring coil). Per diatur dan disusun rapi membentuk
c. persegi panjang dengan ukuran panjang 200 cm dan lebar 180 cm (6
kaki).
d. Kawat diikat pada satu persatu spring coil dengan menggunakan Gun Ar
Cl 22.
e. Sisi pinggir spring coil dilakukan perakitan besi pinggir.
f. Sisi spring coil diikat dengan kawat pada besi pinggir dengan
menggunakan peralatan Gun Ar 22.
g. Tiap-tiap sudut spring coil dipasang cotton sheet, agar kain busa tidak
mudah robek karena tertimpa langsung dengan spring coil.
2. Pemasangan busa
a. Busa, kain dasar (kain busa) dan kain bermotif dipotong sesuai dengan
ukuran panjang 200 cm dan lebar 180 cm dengan menggunakan alat
b. Busa yang telah dipotong sesuai ukuran ditimpa ke atas spring coil
(perakitan busa pada rangka).
c. Busa yang telah dirakit pada rangka selanjutnya dijahit dengan kain dasar
(kain busa)
d. Proses selanjutnya kain bermotif.
3. Perakitan matras spring bed.
Perakitan matras spring bed dikerjakan setelah proses penjahitan kain selesai
dengan dilanjutkan menjahit lis pinggiran matras dengan menggunakan
corner machine. Pada proses ini, produk yang dirakit telah menjadi matras
spring bed.
4. Finishing
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Concurrent Engineering
3.1.1. Definisi dan Karakteristik Concurrent Engineering3
Concurrent engineering adalah sebuah pendekatan sistematis pada
integrasi, desain serempak (bersamaan) pada produk dan proses yang
berhubungan, termasuk manufaktur dan pendukung lainnya. Pendekatan
dimaksudkan agar perusahaan sejak awal mempertimbangkan semua elemen dari
siklus hidup produk dimulai dari desain konsep hingga pembuatan, termasuk
kualitas, biaya, jadwal, dan kebutuhan konsumen. Concurrent engineering
memberi arti bahwa perancangan dan pengembangan produk, kesatuan peralatan
dan proses manufaktur, serta proses perbaikan ditangani secara bersama-sama.
Subset dari concurrent engineering meliputi rancangan untuk manufaktur,
rancangan untuk assembly, rancangan untuk perawatan, rancangan untuk kualitas,
dan sebagainya. Tujuan utama dari Concurrent Engineering adalah:
1. Menurunkan lead time pengembangan produk.
2. Meningkatkan profitabilitas.
3. Meningkatkan daya saing.
4. Meningkatkan pengendalian biaya perancangan dan manufaktur.
5. Integrasi yang baik antar departemen dalam perusahaan.
6. Meningkatkan citra produk dan perusahaan.
3
7. Meningkatkan kualitas produk.
8. Menurunkan biaya produksi.
9. Memacu semangat tim.
Concurrent engineering terdapat semua area fungsional terintegrasi ke
dalam fase proses design. Concurrent engineering yang terjadi selama proses
perancangan dapat langsung menggambarkan berbagai parameter seperti proses
manufaktur, pengujian dan daya guna. Gambar 3.1 mengilustrasikan pendekatan
concurrent engineering melalui skema. Fungsi perancangan dan rekayasa
diintegrasikan secara berkelanjutan dan didukung dengan pertukaran informasi
antar departemen.
Design Verify Review Produce Test
Performance Testability Manufacturability
Service Cost Quality
[image:48.595.122.537.389.558.2]Sumber : Chanan Syan (1994)
Gambar 3.1. Skema Proses Concurrent Engineering
Proses pengambilan keputusan diambil mengingat adanya batasan dalam
siklus hidup produk (Life Cycle Product). Integrasi dari semua yang ada pada
proses design akan dapat membantu dalam menemukan dan menyelesaikan
maka rancangan itu akan siap diproduksi, handal, dan tentunya dengan kualitas
yang baik.
Perbedaan antara konsep sequential engineering dengan concurrent
engineering atau sering juga disebut juga dengan serial engineering dapat dilihat
[image:49.595.111.515.282.371.2]pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Perbedaan Sequential Engineering dengan Concurrent Engineering Sequential Engineering Concurrent Engineering
Fungsi-fungsi organisasi Terpisah-pisah menurut
aliran fungsinya
Terintegrasi pada tahap perancangan
Aliran informasi Bertahap-tahap Saling berkaitan
Pengambilan keputusan Setelah pengujian produk Seluruh tahapan pengembangan produk Sumber : Chanan Syan (1994)
3.1.2. Empat Dimensi Implementasi Concurrent Engineering
3.1.2.1.Dimensi Organisasi4
Budaya dan kebijakan organisasi yang telah ada di perusahaan sering
bertentangan dengan concurrent engineering dimana otoritas kesesuaian
berpengaruh terhadap tanggung jawab internal perusahaan. Kesuksesan
lingkungan concurrent engineering hanya dapat terjadi dengan pengaturan
organisasi dan kebijakan perusahaan yang mendukung penerapan lingkungan
tersebut. Manager memiliki peranan penting dalam lingkungan perusahaan untuk
mempersiapkan perubahan budaya perusahaan, termasuk menciptakan lingkungan
concurrent engineering di perusahaan.
4
3.1.2.2.Dimensi Infrastruktur Komunikasi
Kunci kedua dalam lingkungan concurrent engineering adalah
infrastruktur komunikasi berupa sistem, peralatan, dan software sebagai fasilitas
transfer informasi terkait dengan produk. Concurrent engineering membutuhkan
satu atau beberapa tim gabungan guna membagi informasi dalam pengintegrasian
lingkungan pengembangan produk.
3.1.2.3.Dimensi Kebutuhan
Kunci ketiga dalam lingkungan concurrent engineering adalah kebutuhan.
Concurrent engineering memperluas interpretasi terhadap kebutuhan yang
termasuk seluruh atribut produk yang mempengaruhi kepuasan konsumen,
termasuk kebutuhan rancangan dan seluruh internal kebutuhan.
3.1.2.4.Dimensi Pengembangan Produk
Perusahaan dan produk yang dihasilkan, dimensi ini memberikan
kestabilan karena mengintegrasikan proses pengembangan total produk dari mulai
konsep rancangan hingga bagian manufaktur dan bagian pendukung lainnya.
Metode manajemen pada konsep rancangan produk yang menyesuaikan
dengan kebutuhan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD).
Tujuan yang hendak dicapai oleh concurrent engineering adalah
memberikan pengaruh yang signifikan dalam siklus perancangan dan
memberikan effect jangka panjang dalam sebuah bisnis pada semua level strategis.
Perusahaan yang memimpin dalam penerapan inovasi produk selalu menempatkan
pengembangan produk sebagai sebuah strategi proses yang menjadi kunci rahasia
dalam strategi bersaing.
3.1.3. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering5
Fase pengembangan produk pada Concurrent Engineering terdiri dari
beberapa langkah yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Identify Needs
Define Product Specifications Plan Development Task
Project Approval
Evaluate Concepts Define Architecture/Functions
Assaign Sub-Teams Generate Concepts
Concepts Approval
Virtual/Physical Modelling Integrate Concepts Project Planning
Conceptual Design
Design Verification Detail Design Embodiment Design
Design Approval
Prototyping Design Define Engineering Specifications
Virtual Modelling Design Review
Production Validation Procurement
Field Trials
Costumer/ Production
Approval
Pilot Production Production Preparation
Time The Product Development Model
[image:51.595.121.490.336.586.2]Sumber :Susan Skalak (2002)
Gambar 3.2. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering
Project planning phase terdiri dari tiga langkah pengembangan yaitu
identifikasi kebutuhan, penjelasan spesifikasi produk, dan rencana pengembangan.
5
Input dalam tahapan ini yaitu responden. Tujuan dari tahapan ini adalah
mengembangkan dokumen perencanaan proyek pada fase kedua yakni the
conceptual design phase terdiri dari lima langkah dimana fase ini dimulai dengan
pendefinisian produk dan fungsi produk. Perbedaan konsep rancangan
dikembangkan, model ditampilkan, konsep dievaluasi, dan rancangan terbaik
dipilih untuk pengembangan selanjutnya. Fase ini berakhir dengan penyetujuan
konsep akhir dari produk.
3.3. QFD (Quality Function Deployment)6
QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa
dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan
karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap
pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu
bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika
menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.
Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah
suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan (What)
dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi
kebutuhan pelanggan (How).
Contoh dari house of quality ditunjukkan Gambar 3.3.
6
Customer Requirement
Relationship Matrix
Technical importance rangking
Competitive Benchmarking
Assessment Product Engineering/ Design
requirement Correlation
matrix
1
2
3
5
4 6
Sumber : Fiorenzo Franceschini (2002)
Gambar 3.3. House of Quality
Menurut Cohen dalam Widodo (2004), metode QFD memiliki beberapa
tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu:
a. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality): HOQ lebih dikenal dengan
rumah (R1) yang menjelaskan tentang customer needs, technical
requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation,
competitive technical assesment, dan target.
b. Matriks Perencanaan Desain (Design Deployment): lebih dikenal dengan
sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk mengidentifikasi desain yang
kritis terhadap pengembangan produk.
c. Matriks Perencanaan Proses (Process Planning): lebih dikenal dengan rumah
ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk mengidentifikasi pengembangan
[image:53.595.158.464.107.361.2]d. Matriks Perencanaan Produksi (Production Planning): lebih dikenal dengan
rumah keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang perlu diambil di dalam
perbaikan produksi suatu produk.
3.4. TRIZ (Teoriya Resheniya Izobretateskikh Zadatch)7 3.4.1. Pendahuluan
T.R.I.Z. adalah singkatan dari bahasa Rusia Teoriya Resheniya
Izobretateskikh Zadatch, yang artinya adalah Teori Pemecahan Masalah Secara
Kreatif (Theory Inventive Problem Solving). T.R.I.Z. pertama kali diprakarsai oleh
seorang pengamat paten untuk Angkatan Laut ex Uni Soviet pada tahun 1946
yaitu Genrich Altshuller.
T.R.I.Z. adalah metode pemecahan masalah berdasarkan logika dan data,
bukan intuisi, yang mempercepat kemampuan tim proyek untuk memecahkan
masalah-masalah Kreatif. T.R.I.Z. adalah ilmu tentang kreativitas untuk
pemecahan masalah dalam menemukan konsep-konsep baru dan jalan untuk
mengembangkan produk baru. T.R.I.Z. adalah alat pemecahan masalah yang kuat
berdasarkan pola-pola penemuan yang ditemukan dari dekade penelitian dunia
yang paling kreatif dari paten tersebut.
T.R.I.Z. pertama kali muncul pada tahun 1946 di Rusia yang diprakarsai
oleh Altshuller seorang pengamat paten untuk Angkatan Laut ex Uni Soviet yang
lahir pada tahun 1926 dan meninggal dunia pada tahun 1998. Namun pada tahun 1956 barulah T.R.I.Z. resmi diperkenalkan melalui diterbitkannya artikel “About
7
Technical Creativity” pada jurnal Questions of Psycology, yang disusun oleh Altshuller dan Shapiro. Konsep T.R.I.Z. yang diperkenalkan adalah konsep seperti
technical contradiction, ideality, inventive system thinking, hukum dari Technical
System Completeness, dan 5 Inventive Principles. Technicalcontradiction adalah
berupa Standar Karakteristik sejumlah 39 standar yangditemukan Altshuller pada
saat ia mempelajari ribuan hak paten selama ia bekerja di Angkatan laut Rusia.
Pada tahun 1956-1963 Altshuller terus mengembangkan Prinsip Kreatif
yang kemudian menjadi Prinsip Kreatif sejumlah 40 prinsip, dan dikenal pada saat
ini sebagai konsep utama T.R.I.Z.. Pada tahun 1964 Altshuller mulai
mengembangkan versi pertama dari Matrik Kontradiksi dengan parameter teknis
16x16 parameter, kemudian pada tahun 1964-1968 menjadi 32x32 parameter, dan
terus berkembang hingga menjadi 39x39 parameter pada tahun 1971, di mana
parameter 39x39 masih dipergunakan hingga saat ini.
Kegunaan T.R.I.Z. selain dapat membantu dalam memberikan solusi untuk
memecahkan masalah, membantu menjadi kreatif dalam menciptakan sistem baru
dengan menemukan ide-ide baru, dan membantu menjadi inovatif dengan
menemukan cara baru dalam menggunakan atau memperbaiki sistem atau
teknologi yang sudah ada. T.R.I.Z. telah digunakan oleh perusahaan-perusahaan
besar, sebagai contoh adalah perusahaan di Amerika antara lain Procter &
3.4.2. Konsep T.R.I.Z.8
Dua kontradiksi yang seringkali menjadi permasalahan utama adalah
adanya faktor yang mendukung dan menentang. T.R.I.Z. memiliki 3 tahapan dan