• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Keluarga tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Keluarga tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Imelda Lestari dengan NIM : 091101054 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengetahuan Keluarga tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecematan Medan Baru”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk dapat menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi lembar kuisioner dengan jujur tanpa ada pengaruh dari orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian ini.

Partisispasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, saudara bebas menerima dan bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Jika saudara bersedia menjadi responden, silahkan tandatangani lembar persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti kesukarelaan saudara.

Terima kasih banyak atas partisipasi saudara dalam penelitian ini.

Medan, Mei 2013

Peneliti Responden

(2)

Pengetahuan Keluarga Tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan baru

Tanggal/Waktu :

Bagian I. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk : Isilah titik di bawah ini dan beri tanda checklist ( √ ) pada salah satu kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban yang menurut Anda benar.

Nomor Responden : Umur :

1. Jenis Kelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 2. Pendidikan Terakhir

( ) Tidak Sekolah ( ) SD

( ) SMP ( ) SMA

( ) Perguruan Tinggi 3. Pekerjaan

( ) PNS

(3)

4. Penghasilan

( ) <Rp.1.000.000,-

( ) Rp.1.000.000,- s.d. Rp. 2.000.000,- ( ) >Rp. 2.000.000,-

5. Suku ( ) Jawa ( ) Batak ( ) Melayu ( ) Minang ( ) lainnya 6. Agama

( ) Islam ( ) Kristen ( ) Katolik ( ) Hindu ( ) Buddha

7. Hubungan keluarga dengan lansia ( ) Anak

( ) Cucu ( ) Menantu

(4)

Bagian II. Kuesioner Pengetahuan

Berikanlah tanda checklist ( √ ) pada pilihan yang Anda anggap benar

No Pernyataan Benar Salah

Pengurangan bahaya fisik

1. Tindakan modifikasi (penyesuaian) rumah diperlukan bagi keluarga yang tinggal bersama lansia dirumahnya 2. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang

menyilaukan mata

3. Di sekitar tangga, lorong dalam rumah dan ruangan tempat lansia biasa beraktivitas harus diberikan pencahayaaan yang baik

4. Tumpahan cairan atau noda basah di lantai tidak dapat menyebabkan lansia jatuh

5. Benda-benda yang dibutuhkan lansia (seperti kacamata, tisu, obat-obatan) diletakkan jauh dari jangkauan lansia 6. Ujung meja harus dalam keadaan aman (tidak runcing

dan tajam)

7. Jatuh merupakan hal yang normal dari proses penuaan 8. Penggunaan WC duduk dapat mencegah kecelakan di

kamar mandi

9. Keset kaki yang licin dan mudah berpindah pada lantai depan kamar mandi sangat berguna untuk mengurangi bahaya yang ada di kamar mandi

10. Kunci pintu dan jendela harus selalu dipastikan dapat berfungsi dengan baik

(5)

No Pernyataan Benar Salah Pencegahan jatuh dan kebakaran, luka bakar

12. Perlengkapan rumah tangga yang sudah tua dan tidak stabil dapat memperbesar resiko jatuh pada lansia

13. WC yang rendah atau jongkok dapat menyebabkan kecelakaan pada lansia

14. Permukaan lantai yang tidak datar dapat memperbesar resiko jatuh pada lansia

15. Penggunaan sandal yang tidak sesuai ukurannya dengan lansia dengan sol yang tinggi dan licin dapat membantu lansia menghindari kejadian jatuh

16. Lantai kamar mandi yang basah dan licin tidak dapat menyebabkan kejadian jatuh

17. Keluarga harus memfasilitasi lansia jika ada kondisi darurat seperti kebakaran

18. Penggunaan air hangat ketika mandi untuk lansia memerlukan pengawasan dari keluarga

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal

a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp. 100.000,- b. Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp. 100.000,- c. Perbanyak proposal : Rp. 50.000,-

d. Biaya internet : Rp. 200.000,-

e. Sidang proposal : Rp. 100.000,-

2. Pengumpulan Data

a. Izin penelitian : Rp. 100.000,-

b. Transportasi : Rp. 100.000,-

c. Penggandaan Kuisioner : Rp. 100.000,-

d. Cendera Mata : Rp. 500.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Penelitian

a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp. 150.000,-

b. Penjilidan : Rp. 100.000,-

c. Penggandaan laporan penelitian : Rp. 150.000,-

4. Biaya Tak Terduga : Rp. 100.000,-

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama lengkap : Imelda Lestari 2. NIM : 091101054 3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Tempat/tgl. Lahir : Sibolga, 24 November 1991

5. Alamat lengkap : Jl.Dangol Lumban Tobing, Tapanuli Tengah Telp/Fax : -

Hp. : 081396668390

E-mail : lestariimelda@yahoo.co.id 6. Status pendidikan :

Semester : 7

Program Studi : S1 Keperawatan Jurusan : Ilmu Keperawatan Fakultas : Keperawatan

Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara 7. Riwayat pendidikan :

(12)

Daftar Pustaka

Ali, Zaidin. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga . Jakarta : EGC

BPS . (2010). Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus

Penduduk 2010. Indonesia : Badan Pusat Statistik. Diunduh pada tanggal

16 Oktober 2012 dari

Bastable, Susan B. . (2002). Perawat Sebagai Pendidik : Prinsip-Prinsip

Pengajaran & Pembelajaran. Jakarta : EGC

Darmojo, R.Boedhi. (1999). Buku Ajar geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) . Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Dempsey, Patricia Ann & Dempsey, Arthur D.. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar & Latihan. Jakarta : EGC.

Friedman, Marilyn M..(1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010). Profil Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta : Komisi Nasional Lanjut Usia.

Kozier, Barbara, Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. . (2010). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik, (Vol.1, Ed. 7).

Jakarta : EGC.

Kozier, Barbara, Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. . (2010). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik (Vol.2,Ed. 7).

Jakarta : EGC.

Lueckenotte, Annette G. (2000). Gerontologic Nursing. USA : Mosby, Inc.

Matondang, Zulkifli. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen

Penelitian. Medan : Jurnal Tabularasa PPS Unimed.

Maryam, R.Siti, Ekasari, Mia Fatwa, Rosidawati, Jubaedi, Ahmad, & Batubara, Irwan. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.

Mu’afiro, Adin. (2010). Upaya Pencegahan Risiko Jatuh Pada Lansia di

(13)

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik (Ed. 3). Jakarta : EGC.

Octaviana, Sry. (2012). Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Pencegahan

Kejadian Jatuh di Kelurahan Pahlawan Binjai. Medan: Skripsi.

Potter, A.Patricia, & Perry, Anne Griffin. (2005). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik (Vol.1, Ed. 4). Jakarta : EGC.

Potter, A.Patricia, & Perry, Anne Griffin. (2005). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik (Vol2, Ed. 4). Jakarta : EGC.

S, Tamher, & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Sastroasmoro, Sudigdo, & Ismael, Sofyan. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis (Ed. 3). Jakarta : Sagung Seto.

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

(14)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai para lansia (Noorkasiani&Tamher, 2009). Keluarga mempunyai peran yang penting dalam kehidupan kebanyakan penduduk lansia. Pemenuhan keamanan di rumah sangat perlu diperhatikan oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga yang berusia lanjut karena lingkungan dapat mengganggu atau mendukung fungsi fisik dan sosial, mempertinggi atau membuang energi, dan melengkapi atau memperberat perubahan fisik yang ada pada lansia. Pengetahuan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah tingkat pendidikan, pengalaman, sosial budaya, ekonomi, agama, dan kesempatan mendapatkan informasi (Notoatmodjo, 2003). Fokus dalam penelitian ini adalah pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah, yang akan digambarkan dalam kategori baik, cukup, dan kurang.

Skema 3.1 Kerangka konseptual gambaran pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah

Pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan pada lansia : - Pengurangan bahaya fisik - Pencegahan jatuh dan

kebakaran, luka bakar

Baik

Cukup

(15)

3.2 Defenisi Konseptual Variabel

Pengetahuan : Hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007)

Keluarga :Beberapa individu, pria maupun wanita, muda atau tua, terkait secara hukum maupun tidak, yang dianggap satu sama lain sebagai orang terdekat (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010).

Keamanan : Keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis dimana suatu lingkungan yang aman dinyatakan kebutuhan dasar terpenuhi, bahaya fisik berkurang, penyebaran kuman patogen berkurang, polusi terkontrol, dan sanitasi dapat dipertahankan (Potter & Perry, 2005). Tindakan keselamatan di rumah guna memenuhi keamanan lansia yaitu mencegah bahaya jatuh, terbakar, luka bakar, dan tersengat listrik (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010)

3.3 Defenisi Operasional

(16)
(17)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu wahana untuk mencapai tujuan penelitian, yang juga berperan sebagai rambu-rambu yang akan menuntun peneliti dalam seluruh proses penelitian (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga dalam memenuhi keamanan lansia di rumah di kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang tinggal bersama lansia di rumahnya di wilayah Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Dari survey awal yang dilakukan pada bulan November 2012 didapat jumlah keluarga yang tinggal bersama lansia di rumahnya sebanyak 105 keluarga.

4.2.2 Sampel

(18)

n = N 1 + N (d2) Keterangan :

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = tingkat ketepatan/kepercayaan yang diinginkan (0,1)

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah: n = 105

1 + 105 (0,12) n = 51,21

n = 51

Besarnya perhitungan menggunakan rumus diatas, maka besar sampel yang diperlukan adalah sebanyak 51 keluarga yang tinggal bersama lansia di rumahnya.

Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan accidental sampling dimana sampel dipilih berdasarkan ketersediannya yaitu keluarga yang tinggal bersama lansia di rumah di Kelurahan Padang Bulan.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

(19)

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari Fakultas Keperawatan USU dan meminta izin dari koordinator Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Kemudian kuesioner dibagikan kepada responden dengan mempertimbangkan masalah etik yang meliputi lembar persetujuan penelitian yang diberikan kepada responden. Setelah diberikan penjelasan yaitu supaya responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti. Responden yang bersedia diteliti harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Responden yang menolak untuk diteliti tidak akan dipaksakan oleh peniliti untuk menghormati haknya. Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada kuesioner untuk menjaga kerahasian identitas responden.

4.5 Instrumen Penelitian

(20)

Penilaian pengetahuan keluarga dalam penelitian ini akan dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Nursalam (2003) membagi penilaian pengetahuan dalam jenjang 76%-100% untuk pengetahuan baik, 56%-75% untuk pengetahuan cukup, dan >56% untuk pengetahuan kurang. Berdasarkan persentase tersebut, pengetahuan keluarga dalam pemenuhan keamanan lansia di rumah untuk tingkat pengetahuan yang dikatakan baik jika mampu menjawab soal dengan skor 15-19, dan cukup dengan jumlah skor 11-14 dan pengetahuan kurang dengan skor kurang dari 11.

4.6 Validatas

Validitas mengacu pada kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang di ukur (Dempsey & Dempsey, 2002). Uji validasi terhadap kuesioner pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dilakukan oleh ibu Siti Zahara Nasution S.Kp., MNS. Hasil dari uji validasi ini berupa revisi pada beberapa pernyataan agar responden tidak salah memahami maksud dari pernyataan instrumen.

4.7 Reliabilitas

(21)

Sidirejo Kecamatan Medan Kota. Adapun hasil yang didapat dari hasil uji reliabilitas menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) yaitu 0,6. Menurut Setiadi (2007) indeks reliabilitas 0,60-0,89 merupakan reliabilitas sedang.

4.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Metode pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti memperoleh surat izin pelaksanaan penelitian dari Fakultas Keperawatan USU kemudian memperoleh surat rekomendasi penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan kota Medan untuk diteruskan ke Kecamatan Medan Baru. Dari Kecamatan Medan Baru dikeluarkan surat izin penelitian di Kelurahan Padang Bulan. Setelah mendapatkan izin melakukan penelitian di Kelurahan Padang Bulan, peneliti langsung mengumpulkan data ke rumah masing-masing responden. Pada saat pengumpulan data peneliti pertama sekali memperkenalkan diri kemudian menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani lembar persetujuan.

Responden yang bersedia diberi lembar kuesioner. Peneliti memberi waktu lebih kurang 15 menit pada responden dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pernyataan yang tidak atau kurang dipahami.

4.9Analisa Data

(22)
(23)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru melalui pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terhadap 51 responden yaitu keluarga yang tinggal dengan lanisa di Kelurahan Padang Bulan.

5.1 Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian mencakup distribusi frekuensi karakteristik responden dan deskripsi pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden yang dipaparkan terdiri dari usia responden, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan, suku, agama, hubungan keluarga dengan lansia dan usia lansia.

Responden pada penelitian ini berusia dari 19-60 tahun, dimana usia terbanyak berada dalam rentang usia 25-40 tahun dengan jumlah 25 responden (49%). Jenis kelamin responden mayoritas adalah perempuan dengan jumlah 43 responden (84,32%) dan laki-laki sebanyak 8 responden (15,68%).

(24)

responden (3,9%). Penghasilan responden per bulan <Rp.1.000.000,- sebanyak 26 responden (50,98%), penghasilan Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 sebanyak 10 responden (19,6%) dan >Rp.2.000.000 sebanyak 15 responden (29,41%).

(25)

Tabel 5.1 Distribusi frekkuensi dan persentase karakteristik keluarga yang tinggal dengan lansia di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru bulan Juni 2013 (n=51)

Karakteristik Keluarga Frekuensi Persentase (%)

Usia Responden

Perguruan Tinggi

Pekerjaan

Hubungan keluarga dengan Lansia

(26)

5.2 Deskripsi Pengetahuan Keluarga Tentang Pemenuhan Keamanan

Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 51 responden dengan menggunakan 3 kategori didapat hasil bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 50 responden (98%) dan hanya 1 responden yang memiliki pengetahuan cukup (2%) tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah.

Tabel 5.2 Pengetahuan Keluarga Tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulang Kecamatan Medan Baru (n = 51) Pengetahuan Keluarga Frekuensi Persentase (%) Baik

Cukup Kurang

50 1 0

98 2 0

(27)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan presentase pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru (n=51)

No. Pernyataan Benar Salah

Tindakan modifikasi (penyesuaian) rumah diperlukan bagi keluarga yang tinggal bersama lansia dirumahnya

Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang menyilaukan mata

Di sekitar tangga, lorong dalam rumah dan ruangan tempat lansia biasa beraktivitas harus diberikan pencahayaaan yang baik

Tumpahan cairan atau noda basah di lantai tidak dapat menyebabkan lansia jatuh

Benda-benda yang dibutuhkan lansia (seperti kacamata, tisu, obat-obatan) diletakkan jauh dari jangkauan lansia

Ujung meja harus dalam keadaan aman (tidak runcing dan tajam)

Jatuh merupakan hal yang normal dari proses penuaan

Penggunaan WC duduk dapat mencegah kecelakan di kamar mandi

Keset kaki yang licin dan mudah berpindah pada lantai depan kamar mandi sangat berguna untuk mengurangi bahaya yang ada di kamar mandi Kunci pintu dan jendela harus selalu dipastikan dapat berfungsi dengan baik

Keluarga perlu bekerjasama dengan kerabat dan tetangga di sekitar rumah untuk menjamin keamanan di rumah

Perlengkapan rumah tangga yang sudah tua dan tidak stabil dapat memperbesar resiko jatuh pada lansia

WC yang rendah atau jongkok dapat menyebabkan kecelakaan pada lansia

Permukaan lantai yang tidak datar dapat memperbesar resiko jatuh pada lansia

Penggunaan sandal yang tidak sesuai ukurannya dengan lansia dengan sol yang tinggi dan licin dapat membantu lansia menghindari kejadian jatuh

Lantai kamar mandi yang basah dan licin tidak dapat menyebabkan kejadian jatuh

Keluarga harus memfasilitasi lansia jika ada kondisi darurat seperti kebakaran

Penggunaan air hangat ketika mandi untuk lansia memerlukan pengawasan dari keluarga

Kabel listrik harus selalu dipastikan dalam kondisi yang baik dan aman

(28)

5.3 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 51 responden yaitu keluarga yang tinggal bersama lansia di rumahnya didapatkan bahwa responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 50 responden (98%) dan hanya 1 responden yang memiliki pengetahuan cukup (2%) tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua responden sudah mengerti dan memahami tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah.

Penelitian yang dilakukan peneliti tentang pengetahuan keluarga mengenai pemenuhan keamanan lansia di rumah di Kelurahan Padang Bulan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Octaviana (2012) mengenai pengetahuan dan sikap keluarga tentang pencegahan jatuh pada lansia di Kelurahan Pahlawan Binjai didapatkan bahwa pengetahuan keluarga tentang pencegahan jatuh didalam kategori baik yaitu sebanyak 60,6%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mu’afiro (2010) didapatkan bahwa upaya pencegahan risiko jatuh pada lansia di Kelurahan Kemayoran sebagian besar adalah cukup (83%).

(29)

tidak menutup kemungkinan bahwa seluruh keluarga yang tinggal bersama lansia di Kelurahan Padang Bulan memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemenuhan keamanan pada lansia di rumah.

Friedman (1998) menyatakan bahwa wanita secara konsisten telah terbukti lebih berupaya mencari informasi tentang kesehatan karena memiliki tanggung jawab peran kesehatan dalam keluarga. Mayoritas responden yaitu sebanyak 43 responden (84,32%) merupakan wanita. Pengetahuan keluarga yang baik mengenai pemenuhan keamanan pada lansia di rumah di Kelurahan Padang Bulan sejalan dengan pernyataan Friedman dimana wanita lebih berupaya mencari informasi tentang kesehatan.

(30)

Salah satu tugas keluarga menurut Friedman (1998) dalam hal pemeliharaan kesehatan yaitu mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga (Ali, 2009). Bagi keluarga yang tinggal bersama lansia di rumah, tindakan modifikasi rumah diperlukan sebagai upaya pencegahan terhadap pencurian dan kejadian jatuh. Untuk pernyataan nomor 1 mengenai perlunya tindakan modifikasi rumah bagi keluarga yang tinggal bersama lansia dirumahnya didapati bahwa 48 responden (94,11%) menjawab pernyataan dengan benar sementara hanya 3 responden (5,89%) menjawab pernyataan salah. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang perlunya tindakan modifikasi rumah bagi keluarga yang tinggal dengan lansia dalam kategori baik karena hampir seluruh keluarga mengetahui tentang perlunya upaya modifikasi rumah.

(31)

menyebabkan cahaya yang menyilaukan dan dapat mengakibatkan gangguan penglihatan sementara (Lueckenotte, 2000). Penggunaan lampu yang redup dan menyilaukan harus dihindari, sebaiknya keluarga menggunakan lampu 70-100 watt (Nugroho, 2008). Pencahayaan yang adekuat akan mengurangi bahaya fisik dengan cara menerangi tempat lansia bergerak dan bekerja khususnya di dalam rumah, lorong dalam rumah, tangga dan ruangan tempat lansia biasa beraktivitas sehingga lansia dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari dengan aman (Potter & Perry 2005).

(32)

lansia tetapi tidak dapat dijangkau oleh anak-anak di rumah (Potter & Perry 2005). Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara (2008) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia salah satunya yaitu mencegah terjadinya kecelakaan pada lansia baik di dalam maupun di luar rumah.

Terdapat 26 responden (50,98%) yang menjawab pernyataan nomor 7 dengan benar dan 25 responden (49,02%) menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden mengetahui bahwa jatuh merupakan peristiwa yang tidak normal terjadi pada lansia. Jatuh sering kali terjadi di dalam rumah dan merupakan ancaman terbesar terhadap kemandirian lansia (Stanley, 2006). Hampir setengah dari responden tidak mengetahui bahwa jatuh bukan merupakan hal yang normal dari proses penuaan, dimana hal ini dapat mempengaruhi perilaku responden untuk menyediakan keamanan pada lansia khususnya untuk pencegahan jatuh. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, dalam hal ini tindakan keluarga dalam memenuhi keamanan lansia kedepannya.

(33)

Pada pernyataan nomor 9 mengenai penggunaan keset kaki yang tidak licin dan tidak mudah berpindah pada lantai didepan kamar mandi untuk mengurangi bahaya yang ada di kamar mandi didapati 44 responden (86,27%) menjawab pernyataan dengan benar dan 7 responden (13,73%) menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui salah satu cara mengontrol bahaya yang ada di kamar mandi yang dapat menyebabkan kecelakaan pada lansia. Penggunaan keset kaki yang tidak licin pada lantai depan kamar mandi sangat berguna untuk mengurangi bahaya yang ada di kamar mandi (Potter & Perry, 2005).

Pada pernyataan nomor 10 dan pernyataan nomor 11 yang merupakan salah satu cara memenuhi keamanan lansia di rumah yaitu dengan mengamankan rumah. Pernyatann nomor 10 mengenai fungsi kunci pintu dan jendela yang harus selalu dipastikan dapat berfungsi dengan baik didapatkan semua responden yang berjumlah 51 responden (100%) menjawab pernyataan dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui mengenai mengamankan rumah dari penyeludup. Menurut data SUSENAS 2009, persentase lansia yang menjadi korban kejahatan sebanyak 1,80 persen. Tindak kejahatan yang paling banyak dialami oleh para lansia yaitu pencurian (57,54%), kemudian perampokan (23,93%) dan penipuan (13,41%). Para lansia dibesarkan pada zaman dimana perampokan jarang dilakukan pada lansia sehingga banyak yang meremehkan bahaya dan membiarkan pintu tidak terkunci dan jendela terbuka.

(34)

pernyataan dengan benar dan terdapat 3 responden (5,89%) menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui mengenai mengamankan rumah. Para lansia mudah menjadi sasaran kejahatan. Data SUSENAS 2009 dalam Komisi Nasional Lanjut Usia (2010) menyatakan bahwa persentase lansia yang menjadi korban tindak kejahatan di perkotaan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan, dimana salah satu penyebabnya yaitu tingkat kepedulian dan rasa kekeluargaan yang kurang. Kerjasama dengan petugas keamanan dan kerabat ataupun tetangga untuk mengurangi kejahatan di lingkungan sekitar rumah sangat diperlukan (Potter & Perry, 2005).

Pada pernyataan nomor 12 mengenai perlengkapan rumah tangga yang sudah tua dan tidak stabil dapat memperbesar resiko jatuh pada lansia didapatkan bahwa 48 responden (94,11%) menjawab pernyataan dengan benar dan 3 responden (5,89%) menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui pencegahan jatuh. Menurut Darmojo (1999), faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada lansia khusunya kejadia jatuh yaitu penggunaan alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, dan tergeletak di bawah.

(35)

rendah/jongkok merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kecelakaan pada lansia (Darmojo, 1999). Penelitian yang dilakukan oleh Octaviana (2012) terhadap 71 responden di Kelurahan Pahlawan Binjai mengenai pengetahuan dan sikap keluarga mengenai pencegahan jatuh salah satunya yaitu mengenai penggunaan WC jongkok didapatkan bahwa 52,1% responden juga tidak mengetahui tentang penggunaan WC yang cocok dan aman digunakan oleh lansia.

Pada pernyataan nomor 14 mengenai permukaan lantai yang tidak datar dapat memperbesar resiko jatuh pada lansia didapatkan bahwa hampir semua responden yaitu 50 responden (98,03%) menjawab pernyataan dengan benar dan hanya 1 responden (1,97%) menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui cara pencegahan jatuh. Darmojo (1999) menyatakan bahwa lantai yang tidak datar atau menurun merupakan faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada lansia.

Pernyataan nomor 15 mengenai penggunaan sandal yang sesuai dengan ukuran lansia dengan sol yang rendah dan tidak licin didapatkan bahwa 44 responden (86,27%) menjawab pernyataan dengan benar dan 7 responden (13,73%) menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengetahui upaya pencegahan jatuh. Penggunaan sepatu atau sendal yang pas dan berhak rendah, dengan sol sepatu yang tidak licin merupakan salah satu upaya pencegahan jatuh pada lansia yang dapat dilakukan oleh keluarga (Mu’afiro, 2010).

(36)

menjawab pernyataan dengan benar dan 4 responden (7,85%) menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengetahui salah satu upaya pencegahan jatuh. Daerah kamar mandi merupakan tempat jatuh yang paling sering dialami oleh para lansia (Stanley, 2006). Lantai yang licin dan basah merupakan faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kejadian kecelakaan pada lansia (Darmojo, 1999).

Pernyataan nomor 17 mengenai upaya yang dilakukan keluarga jika ada kondisi darurat seperti kebakaran didapatkan 50 responden (98,03%) menjawab pernyataan dengan benar dan 1 responden (1,97%) menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengetahui tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah khususnya mengenai kejadian kebakaran. Kebakaran terus menjadi risiko yang menetap di tatanan layanan kesehatan dan di rumah. Kabakaran yang terjadi di rumah biasanya terjadi akibat pembuangan rokok atau korek api yang masih menyala, atau akibat minyak dan kebocoran kabel listrik. Kebakaran merupakan bahaya bagi lansia yang mengalami gangguan memori, dimana lansia dapat lupa kalau mereka meninggalkan setrika atau kompor gas dalam keadaan menyala atau tidak mematikan puntung rokok dengan tuntas. Tindakan pencegahan kebakaran di rumah antara lain meletakkan nomor telepon gawat darurat di dekat pesawat telepon, dan setiap anggota keluarga perlu mengetahui peta jalan keluar yang terdekat deri ruang tertentu dalam rumah (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010).

(37)

menjawab pernyataan dengan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui upaya pencegahan kejadian luka bakar pada lansia. Sensitivitas kulit terhadap nyeri dan panas yang mengalami penurunan pada lansia dapat menyebabkan terjadinya luka bakar atau lepuh ketika lansia menggunakan air yang bersuhu tinggi tanpa pengawasan dari keluarga (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010).

Pernyataan nomor 19 mengenai perlengkapan listrik harus selalu dipastikan dalam kondisi yang baik dan aman didapatkan bahwa semua responden (100%) menjawab pernyataan dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden mengetahui upaya pencegahan syok listrik. Perlengkapan listrik yang “cacat” (misalnya, perlengkapan dengan kabel yang terurai) menimbulkan bahaya syok listrik atau mungkin memicu kebakaran (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010).

Pemenuhan keamanan di rumah sangat perlu diperhatikan oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga yang berusia lanjut karena lingkungan dapat mengganggu atau mendukung fungsi fisik dan sosial, mempertinggi atau membuang energi, dan melengkapi atau memperberat perubahan fisik yang ada pada lansia. Penyediaan tempat tinggal dan fasilitas perumahan yang khusus untuk memenuhi kondisi lingkungan yang aman bagi penduduk lansia menjadi perhatian penting bagi keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan

support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya (Maryam,

Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara, 2008).

(38)

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan . Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan tentang perawatan dan penyakit memengaruhi keputusan seseorang.

(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh oleh peneliti. Pada bagian pertama berisi rangkuman hasil penelitian yang berdasarkan analisa. Pada bagian kedua akan dikemukakan saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang.

6.1 Kesimpulan

(40)

6.2 Saran

6.2.1 Penelitian

Pada uji reliabilitas kuesioner yang dilakukan peneliti kepada 20 responden di Kelurahan Sidirejo didapatkan hasil uji reliabilitas dengan koefisien 0,6 dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20). Hasil uji reliabilitas ini termasuk kedalam indeks reliabilitas sedang. Instrumen pengukuran yang memiliki reliabilitas sempurna koefisiennya 1,00 atau mendekati 1,00. Peneliti menyarankan agar dilakukan penyempurnaan terhadap kuesioner sehingga diperoleh koefisien yang tinggi pula. Untuk penelitian selanjutnya diharapakan agar peneliti meneliti tentang sikap dan tindakan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah dan menggunakan responden penelitian yang lebih banyak lagi sehingga hasil yang diperoleh lebih representatif.

6.2.2 Praktek keperawatan

(41)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Defenisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera yang dimiliki oleh manusia, yakni indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan raba. Mata dan telinga merupakan alat indera yang dipergunakan manusia untuk memperoleh sebagian besar pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, antara lain:

1. Tahu (know)

(42)

2. Memahami (comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2007).

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo, 2007).

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

5. Sintesis (synthesis)

(43)

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain :

1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

2. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

3. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

(44)

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain. 5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

6. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Lansia

2.2.1 Defenisi

Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi “ lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas”.

2.2.2 Karakteristik Lansia

Budi Anna Keliat (1999) dalam Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara (2008) menyatakan bahwa lansia memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13

tentang kesehatan)

2. Kebutuhan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososoal sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif

(45)

2.3 Konsep Keamanan

2.3.1 Defenisi

Keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Keamanan didefenisikan sebagai keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2005).

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Keamanan

Kozier, Erb, Berman & Synder (2010) menyatakan bahwa kemampuan individu untuk melindungi dirinya sendiri dari cedera dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia dan perkembangan, gaya hidup, mobilitas dan status kesehatan, perubahan sensori-persepsi, kesadaran kognitif, status psikososial, kemampuan komunikasi, kesadaran terhadap keamanan, dan faktor lingkungan.

1. Usia dan Perkembangan

Penduduk lanjut usia mengalami hambatan pergerakan dan mengalami penurunan ketajaman sensori sehingga beresiko terhadap cedera. Penduduk usia lanjut sering mengalami jatuh, kejadian luka bakar, kecelakaan pejalan kaki dan kecelakaan kendaraan bermotor.

2. Gaya hidup

(46)

3. Mobilitas dan Status Kesehatan

Individu yang mengalami hambatan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, dan keseimbangan atau koordinasi yang buruk sangat rentan terhadap cedera.

4. Perubahan sensori-persepsi

Individu yang mengalami gangguan persepsi peraba, pendengar, pencium, perasa, dan penglihatan sangat rentan terhadap cedera. Individu yang mengalami gangguan pendengaran mungkin tidak mendengar klakson di jalan, individu yang mengalami gangguan penciuman mungkin tidak mencium bau masakan yang gosong atau aroma belerang dari kebocoran gas. Individu yang mengalami gangguan penglihatan akan terpeleset mainan atau tidak melihat kabel listrik.

5. Status Emosi

Tingkat konsentrasi individu menurun ketika menghadi situasi yang penuh tekanan sehingga dapat menyebabkan kesalahan penilaian, dan penuruan kesadaran terhadap stimulus eksternal.

6. Kemampuan Komunikasi

Individu yang memiliki hambatan kemapuan untuk menerima dan menyampaikan informasi termasuk klien afasia, individu dengan hambatan bahasa, dan mereka yang tidak dapat membaca beresiko terhadap cedera. 7. Kesadaran terhadap keamanan

(47)

pencegahan kebakaran, dan beberapa tindakan pencegahan yang berhubungan dengan bahaya pada usia tertentu.

8. Faktor Lingkungan

Rumah yang aman adalah rumah yang memiliki lantai dan karpet yang terpasang dengan baik, permukaan bathtub atau shower yang tidak licin, alarm asap yangberfungsi dan terletak strategis, serta pengetahuan mengenai rute penyelamatan diri apabila terjadi kebakaran. Pencahayaan yang adekuat, baik di dalam maupun di luar rumah, dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

2.3.3 Keamanan Lingkungan

Di dalam komunitas, lingkungan yang aman adalah suatu lingkungan dimana kebutuhan dasar terpenuhi, bahaya fisik berkurang, penyebaran kuman patogen berkurang, polusi terkontrol, dan sanitasi dapat dipertahankan.

1. Kebutuhan dasar

Kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum merupakan kebutuhan fisiologis yang akan mempengaruhi keamanan sesorang (Potter & Perry 2005).

2. Pengurangan bahaya fisik

(48)

pengontrolan bahaya yang mungkin ada di kamar mandi, dan tindakan pengamanan.

a. Pencahayaan yang adekuat

Pencahayaan yang adekuat akan mengurangi bahaya fisik dengan cara menerangi tempat klien bekerja dan bergerak. Pencahayaan yang adekuat di sepanjang trotoar harus ada. Di dalam rumah, tangga, gang, dan ruangan individu harus diberikan pencahayaan yang adekuat sehingga penghuninya dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari dengan aman. Pencahayaan buatan harus berupa cahaya yang lembut dan tidak menyilaukan mata, karena cahaya yang menyilaukan adalah salah satu masalah utama yang dihadapi oleh lansia ( Ebersole dan Hess, 1994 dalam Potter & Perry 2005).

b. Mengurangi penghalang fisik

(49)

dijangkau anak-anak. Keset harus dilindungi dengan alas yang tidak licin atau bahan perekat yang tahan licin. Keset dan alasnya tidak boleh digunakan di tangga. Karpet pada tangga harus dilindungi dengan paku karpet. Perawatan juga harus dilakukan untuk memastikan bahwa ujung meja telah aman dan meja mempunyai kaki meja yang stabil dan lurus (Potter & Perry 2005).

c. Mengontrol bahaya yang ada di kamar mandi

Pegangan yang mudah terlihat dan aman serta perekat yang bewarna dan tidak licin yang ada di dasar bak mandi berguna untu mengurangi risiko jatuh dalam bak mandi. Tempat duduk toilet yang ditinggikan dengan pegangan tangan dan alas yang tidak licin pada lantai depan toilet juga sangat berguna untuk mengurangi bahaya yang ada di kamar mandi (Potter & Perry 2005).

d. Mengamankan rumah

Tindakan pencegahan untuk mengamankan rumah dari penyeludup perlu dilakukan dengan cara mengevaluasi keberadaan dan kualitas kunci pintu dan jendela. Kerjasama dengan petugas keamanan di sekitar rumah sangat diperlukan (Potter & Perry 2005).

3. Pengurangan transmisi patogen

(50)

penyakit juga dikontrol melalui pembuangan sampah manusia yang adekuat ke dalam tempat yang tepat, serta perbaikan pembuangan air dan drainase (Potter & Perry 2005).

4. Pengontrolan polusi

Lingkungan yang bebas polusi merupakan lingkungan yang sehat. Polusi terdiri dari polusi udara, air, suara dan tanah. Polusi udara adalah kontaminasi terhadap atmosfir dimana pemaparan yang lama terhadap polusi udara akan meningkatkan terjadinya penyakit paru-paru. Polusi air adalah kontaminasi terhadap danau, sungai, dan aliran air. Polusi udara terjadi bila tingkat bunyi pada lingkungan menyebabkan ketidaknyamanan bagi penghuni di lingkungan tersebut. Pembuangan radiokatif dan sampah bioaktif yang tidak tepat dapat menyebabkan polusi tanah (Potter & Perry, 2005).

2.3.4 Keamanan Lansia di Rumah

(51)

1. Pencegahan jatuh

Lansia paling rentan mengalami jatuh. Jatuh sering kali terjadi di dalam rumah dan merupakan ancaman terbesar terhadap kemandirian lansia. Jatuh biasanya dianggap sabagai konsekuensi alami menjadi tua. Tetapi jatuh bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan. Jatuh merupakan kejadian yang memalukan dan menyakitkan serta dapat menyebabkan keterbatasan aktivitas dan kemandirian atau kehilangan rasa percaya diri pada lansia yang mengalaminya (Stanley, 2006). Ketakutan jatuh sering muncul pada lansia yang tidak pernah jatuh (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010). Reuben (1996) dalam Boedhi (1999) mendefenisikan jatuh sebagai suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Sekitar 30-50% dari populasi lanjut usia (yang berusia 65 tahun) ke atas mengalami jatuh setiap tahunnya. Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang (Nugroho, 2008).

Ada beberapa faktor- faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada lansia antara lain:

a. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil atau tergeletak di bawah

b. Tempat tidur atau WC yang rendah/jongkok

(52)

menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser; lantai yang licin atau basah; penerangan yang tidak adekuat; alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya (Boedhi,1999).

2. Kebakaran, luka bakar dan tersengat listrik

Kebakaran merupakan bahaya bagi lansia yang mengalami gangguan memori. Lansia dapat lupa kalau mereka tidak mematikan puntung rokok dengan tuntas, lupa kalau mereka meninggalkan setrika atau kompor gas dalam keadaan menyala. Lansia harus berhati-hati pada saat mandi atau menggunakan alat pemanas untuk mencegah terbakar karena sensitivitas kulit terhadap nyeri dan panas berkurang (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010). Perlengkapan listrik yang “cacat” (misalnya, perlengkapan dengan kabel yang terurai) menimbulkan bahaya syok listrik atau mungkin memicu kebakaran. Nomor telepon gawat darurat perlu diletakkan di dekat pesawat telepon atau disimpan dalam memori telepon pada daftar panggilan cepat.

2.4 Keluarga

2.4.1 Defenisi

(53)

Terdapat beberapa pengertian keluarga menurut beberapa ahli dalam Ali (2009) yaitu:

1. Duval (1972) menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan kebudayaan yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.

2. Departemen Kesehatan RI (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga, dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di satu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.

3. Bailon dan Maglaya (1989) menyatakan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

(54)

(4) keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa cara unik tersendiri.

2.4.2 Fungsi Keluarga

Friedman membagi fungsi keluarga menjadi 5 antara lain:

1. Fungsi Afektif

Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang posiitf, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang. Hal ini merupakan dasar kekuatan keluarga.

2. Fungsi sosialisasi

Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat.

3. Fungsi reproduksi

Fungsi untuk melangsungkan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain merupakan fungsi ekonomi keluarga.

5. Fungsi perawatan keluarga

(55)

keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

Tugas keluarga menurut Friedman dalam pemeliharaan kesehatan adalah (1) mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga, (2) mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, (3) memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, (4) mempertahankan suasana rumah yang mengutungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga , (5) mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.

2.4.3 Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia

Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara (2008) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu:

1. Melakukan pembicaraan terarah 2. Mempertahankan kehangatan keluarga

3. Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia 4. Membantu dalam hal transportasi

5. Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan 6. Memberikan kasih sayang

(56)

8. Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia

9. Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu, serta perhatian 10.Jangan menganggapnya sebagai beban

11.Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama 12.Mintalah nasihatnya dalam peristiwa-peristiwa penting 13.Mengajaknya dalam acara-acara keluarga

14.Membantu mencukupi kebutuhannya

15.Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah termasuk pengembangan hobi

16.Membantu mengatur keuangan

17.Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi

18.Memeriksakan kesehatan secara teratur

19.Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat

20.Mencegah terjadinya kecelakaan. Baik di dalam maupun di luar rumah

(57)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fakta menunjukkan bahwa sekarang ini jumlah penduduk lansia semakin lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas diperkirakan menjadi dua kali lipat dari 11% di tahun 2006 menjadi 22% pada tahun 2050. Populasi lansia di dunia yang pada tahun 2006 sekitar 650 juta, akan mencapai 2 miliar pada tahun 2050. Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, pada saat itu akan ada lebih banyak orang tua dari pada anak-anak usia 0-14 tahun di populasi. Jumlah penduduk lansia di Indonesia sendiri berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 sebanyak 18,04 juta orang atau 7,95 persen dari keseluruhan penduduk.

(58)

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proposional (Nugroho, 2008). Individu lanjut usia mungkin mengalami hambatan pergerakan dan mengalami penurunan ketajaman sensori sehingga beresiko terhadap cedera.

Rumah tinggal dan lingkungan merupakan hal yang penting karena mempunyai dampak utama pada kesehatan lansia. Lingkungan dapat mendukung atau mengganggu fungsi fisik dan sosial, mempertinggi atau membuang energi, dan melengkapi atau memperberat perubahan fisik yang ada seperti penglihatan dan pendengaran. Furnitur harus nyaman dan menyesuaikan perubahan muskuloskeletal lansia. Furnitur harus mudah dipakai dan mudah dilepaskan serta harus memiliki penopang punggung. Kursi ruang makan harus diuji kenyamanannya selama makan dan sesuai tingginya dengan meja (Potter&Perry, 2005).

(59)

pendidikan bagi klien dan pengambilan keputusan diperlukan (Lueckenotte, 2000).

Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi. Sekitar 30-50% dari populasi lanjut usia (yang berusia 65 tahun) ke atas mengalami jatuh setiap tahunnya. Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang (Nugroho, 2008). Jatuh sering kali terjadi dalam rumah dan merupakan ancaman besar bagi kemandirian lansia. Sekitar 70% jatuh pada lansia terjadi di rumah (Darmojo, 1999). Otot tungkai yang lemah, lutut yang lemah, keseimbangan yang buruk, dan kurang fleksibilitas menjadi faktor penyebab jatuh pada lansia. Adapun faktor resiko terjadinya insiden jatuh pada lansia antara lain penglihatan yang buruk, disfungsi kognitif (bingung, disorientasi, gangguan daya ingat, atau hambatan pembuatan keputusan), gangguan gaya berjalan atau keseimbangan dan kesulitan berjalan karena disfungsi ekstremitas bawah, kesulitan untuk berdiri dan duduk di kursi atau bangkit dari dan ke tempat tidur, hipotensi ortostatik, sering berkemih atau menggunakan diuretik, kelemahan akibat proses penyakit atau terapi, regimen pengobatan saat ini yang meliputi penggunaan sedatif, hipnotik, obat penenang, narkotik, analgesik, diuretik.

(60)

susur tangan pada dinding kamar mandi; dasar perabot yang kurang kokoh, penyangga lengan pada kursi yang kurang kuat, lemari yang terlalu tinggi atau terlalu rendah (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010).

Keluarga mempunyai peran yang penting dalam kehidupan kebanyakan penduduk lansia. Keluarga menyediakan 60% sampai 80% perawatan jangka panjang bagi penduduk lanjut usia yang mengalami ketergantungan (Bengston, Rosenthal, Burton, 1996 dalam Lueckenotte, 2000).Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai para lansia. Menempatkan lansia di panti werdha merupakan alternatif terakhir. Martabat lansia dalam keluarga dan keakraban hidup kekeluargaan di dunia timur seperti yang kita rasakan perlu untuk dipertahankan. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu dalam menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat (Noorkasiani &Tamher, 2009).

Di kelurahan Padang Bulan sendiri terdapat 105 keluarga yang tinggal bersama lansia di rumahnya. Penyediaan tempat tinggal dan fasilitas perumahan yang khusus untuk memenuhi kondisi lingkungan yang aman bagi penduduk lansia menjadi perhatian penting bagi keluarga. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah”.

1.2Tujuan Penelitian

(61)

1.3Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran pengetahuan keluarga dalam pemenuhan keamanan

lansia di rumah.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.4.1 Praktek Keperawatan

Sebagai masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam pemberian penyuluhan dan asuhan keperawatan terhadap upaya pemenuhan keamanan lansia di rumah.

1.4.2 Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan gerontik dalam memberikan asuhan keperawatan yang terkait dengan pemenuhan keamanan lansia di rumah.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

(62)

Title : Family’s Knowledge in Fulfilling the Safety of Elder People at Home at Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict

Name : Imelda Lestari Std. ID Number : 091101054 Study Program : Nursing Academic Year : 2013

Abstract

Old age is a natural process which occurs in human life, and when someone who becomes old, he will experience various kinds of deterioration. An old man faces the problems of movement and the decrease in sensory acuteness so that he will take the risk of injury. Security is one of human basic needs which must be fulfilled. It is defined as a condition free from physical and psychological injury. Residence and environment are important because they will influence old people’s health. Besides that, family constitutes a support system for old people in maintaining their health. The objective of the study was to know the condition of family’s knowledge in fulfilling old people’s safety at home. The study used descriptive design. It was conducted from June to July, 2013. The samples consisted of 51 family who stay with old-aged people at Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict. The instruments used in the study were questionnaires about demographic data and questionnaires about knowledge. The majority of respondents that were studied were women (84.32%), 49% of them were 25-40 years old and 52.94% of them were High School graduates. The result of the study showed that family’s knowledge in the fulfillment the old-aged people’s security at home was good (98%) and moderate (2%). Good knowledge of the results may effected by the majority of respondents were at the early adulthood age group which in this age the cognitive capacity is fully developed and the motivation to keep learning. Sex majority of female respondents may also affect the results of studies in which women have consistently been shown to be trying to find information about health. It is suggested that the next studies should deal with family’s behavior in fulfilling old-aged people’s security at home.

Keywords: Knowledge, Security, Old Age

(63)

Judul : Pengetahuan Keluarga tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan baru Nama : Imelda Lestari

NIM : 091101054

Jurusan : Sarjana Keperawatan Tahun : 2013

Abstrak

Menua adalah proses alamiah yang terjadi di dalam kehidupan manusia dan memasuki usia tua akan mengalami berbagai kemunduran. Individu lanjut usia mengalami hambatan pergerakan dan penurunan ketajaman sensori sehingga beresiko terhadap cedera. Keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Keamanan didefenisikan sebagai keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Rumah tinggal dan lingkungan merupakan hal yang penting karena mempunyai dampak utama pada kesehatan lansia dan keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah dengan desain deskriptif yang dilakukan kepada 51 responden di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru pada bulan Juni hingga Juli 2013. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner data demografi dan kuesioner pengetahuan. Responden yang diteliti mayoritas adalah perempuan (84,32%), berada dalam rentang usia dewasa awal (25-40 tahun) sebanyak 49% dan 52,94% responden menyelesaikan pendidikan terakhir pada jenjang SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah yaitu baik 98% dan cukup 2%. Hasil pengetahuan yang baik ini mungkin dipengearuhi oleh usia responden yang mayoritas berada pada kelompok usia dewasa awal dimana pada usia ini kapasitas kognitif sepenuhnya berkembang dan adanya motivasi untuk tetap belajar. Jenis kelamin responden yang mayoritas perempuan juga dapat mempengaruhi hasil penelitian dimana perempuan secara konsisten telah terbukti lebih berupaya mencari informasi tentang kesehatan. Saran untuk penelitian selanjutnya agar meneliti tentang perilaku keluarga dalam memenuhi keamanan lansia di rumah.

(64)

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PEMENUHAN

KEAMANAN LANSIA DI RUMAH DI KELURAHAN PADANG

BULAN KECAMATAN MEDAN BARU

SKRIPSI

Oleh

IMELDA LESTARI

091101054

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(65)

Title : Family’s Knowledge in Fulfilling the Safety of Elder People at Home at Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict

Name : Imelda Lestari Std. ID Number : 091101054 Study Program : Nursing Academic Year : 2013

Abstract

Old age is a natural process which occurs in human life, and when someone who becomes old, he will experience various kinds of deterioration. An old man faces the problems of movement and the decrease in sensory acuteness so that he will take the risk of injury. Security is one of human basic needs which must be fulfilled. It is defined as a condition free from physical and psychological injury. Residence and environment are important because they will influence old people’s health. Besides that, family constitutes a support system for old people in maintaining their health. The objective of the study was to know the condition of family’s knowledge in fulfilling old people’s safety at home. The study used descriptive design. It was conducted from June to July, 2013. The samples consisted of 51 family who stay with old-aged people at Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict. The instruments used in the study were questionnaires about demographic data and questionnaires about knowledge. The majority of respondents that were studied were women (84.32%), 49% of them were 25-40 years old and 52.94% of them were High School graduates. The result of the study showed that family’s knowledge in the fulfillment the old-aged people’s security at home was good (98%) and moderate (2%). Good knowledge of the results may effected by the majority of respondents were at the early adulthood age group which in this age the cognitive capacity is fully developed and the motivation to keep learning. Sex majority of female respondents may also affect the results of studies in which women have consistently been shown to be trying to find information about health. It is suggested that the next studies should deal with family’s behavior in fulfilling old-aged people’s security at home.

Keywords: Knowledge, Security, Old Age

(66)

Judul : Pengetahuan Keluarga tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan baru Nama : Imelda Lestari

NIM : 091101054

Jurusan : Sarjana Keperawatan Tahun : 2013

Abstrak

Menua adalah proses alamiah yang terjadi di dalam kehidupan manusia dan memasuki usia tua akan mengalami berbagai kemunduran. Individu lanjut usia mengalami hambatan pergerakan dan penurunan ketajaman sensori sehingga beresiko terhadap cedera. Keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Keamanan didefenisikan sebagai keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Rumah tinggal dan lingkungan merupakan hal yang penting karena mempunyai dampak utama pada kesehatan lansia dan keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah dengan desain deskriptif yang dilakukan kepada 51 responden di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru pada bulan Juni hingga Juli 2013. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner data demografi dan kuesioner pengetahuan. Responden yang diteliti mayoritas adalah perempuan (84,32%), berada dalam rentang usia dewasa awal (25-40 tahun) sebanyak 49% dan 52,94% responden menyelesaikan pendidikan terakhir pada jenjang SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah yaitu baik 98% dan cukup 2%. Hasil pengetahuan yang baik ini mungkin dipengearuhi oleh usia responden yang mayoritas berada pada kelompok usia dewasa awal dimana pada usia ini kapasitas kognitif sepenuhnya berkembang dan adanya motivasi untuk tetap belajar. Jenis kelamin responden yang mayoritas perempuan juga dapat mempengaruhi hasil penelitian dimana perempuan secara konsisten telah terbukti lebih berupaya mencari informasi tentang kesehatan. Saran untuk penelitian selanjutnya agar meneliti tentang perilaku keluarga dalam memenuhi keamanan lansia di rumah.

(67)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya yang luar biasa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengetahuan Keluarga tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru ”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU dan Ibu Erniyati, S.Kp., MNS sebagai pembantu dekan I Fakultas Keperawatan USU.

2. Bapak Iwan Rusdi S.Kp., MNS selaku dosen pembimbing skripsi penulis atas arahan dan bimbingannya kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ismayadi, S.Kep., Ns, M.Kes selaku dosen penguji I dan Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns, M.Kep selaku dosen penguji II yang telah memberikan banyak saran kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp., M.Pd selaku dosem pembimbing akademik penulis yang telah benyak mendidik penulis selama proses perkuliahan.

(68)

6. Bapak Camat Medan Baru dan Bapak Lurah Padang Bulan yang telah memberikan izin untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

7. Kepada seluruh keluarga yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Khususnya kepada kedua orangtuaku, Ayah J.Hutagalung dan Ibu T.Siahaan serta Abangku Ein dan adik-adikku Indi dan Edwin, terima kasih atas curahan kasih sayang dan motivasinya.

9. Teman-teman seperjuanganku stambuk 2009 yang senantiasa memberikan masukan dan motivasi kepada peneliti khususnya sahabatku Dian, Erica, Melva, Aggrey, Riska, Friska, Junita, Novia, Mariana, Siska dan Maruli.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari penelitian serta penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari semua pihak untuk kebaikan di masa yang akan datang.

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita terutama bagi pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan, dan penelitian keperawatan. Terimakasih

Medan, 15 Juli 2013

(69)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan Penelitian ... 4

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1Pengetahuan ... 6

2.1.1 Defenisi ... 6

2.1.2 Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif ... 6

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8

2.2.Lansia... 9

2.2.1 Defenisi ... 9

2.2.2 Karakterisitik Lansia ... 9

2.3 Konsep Keamanan ... 10

2.3.1 Defenisi ... 10

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Keamanan ... 10

2.3.3 Keamanan Lingkungan ... 12

2.3.4 Keamanan Lansia di rumah ... 15

2.4 Keluarga ... 17

2.4.1 Defenisi ... 17

2.4.2 Fungsi Keluarga ... 19

2.4.3 Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia ... 20

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 22

3.1.Kerangka Konseptual ... 22

3.2 Defenisi Operasional ... 23

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 25

4.2. Populasi dan Sampel ... 25

4.2.1 Populasi ... 25

4.2.2 Sampel ... 25

4.3. Lokasi dan waktu penelitian ... 25

4.4. Pertimbangan Etik ... 26

(70)

4.6. Validitas ... 28

4.7. Reliabilitas ... 28

4.8. Teknik Pengumpulan Data ... 29

4.9. Analisa Data ... 29

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

5.1. Hasil Penelitian ... 31

5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 31

5.2. Deskripsi Pengetahuan Keluarga ... 34

5.3. Pembahasan Penelitian ... 36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

6.1. Kesimpulan ... 47

6.2. Saran ... 47

(71)

DAFTAR TABEL

(72)

DAFTAR SKEMA

(73)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform Consent

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Lampiran 4 Jadwal penelitian Lampiran 5 Taksasi Dana

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi frekkuensi dan persentase karakteristik keluarga yang tinggal
Tabel 5.2 Pengetahuan Keluarga Tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan presentase pengetahuan keluarga tentang

Referensi

Dokumen terkait

Iman kepada kitab-kitab Allah adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab Allah itu benar-benar firman Allah yang diturunkan kepada para Rasul yang dipilihNya.

4) Ketentuan-ketentuan selanjutnya yang berhubungan dengan ID Card dan akreditasi, termasuk spesifikasi, kategori, jumlah, hak yang tercantum, prosedur, tanggal dan

[r]

Nabi saw menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya: Rasulullah saw selama hidupnya selalu mengisi kegiatan sehari-hari dengan tugas ini, untuk menyelamatkan semua

[r]

President of ICSB Indonesia Co-Founder of World Marketing Community Founder &amp; Patron of Asia Marketing

Pembelajaran yang terjadi masih monoton, penyampaian materi dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dengan bantuan media cetak, berupa buku pegangan guru dan

3 Pasal 49 ayat (3) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menyebutkan Dana Pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan