• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Protokol Akses Acak Pada LAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kinerja Protokol Akses Acak Pada LAN"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA PROTOKOL AKSES ACAK PADA LAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Oleh : LAMHOT ABDI

070402091

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul "Analisis Kinerja Protokol Akses Acak pada LAN".Adapun Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, penulis tidak bekerja sendirian dan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis berkenan menyampaikan terimaksih kepada :

1. Bapak Ir. Zulfin, MT selaku Dosen pembimbing Tugas Akhir, atas segala bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU.

3. Bapak Rahmad Fauzi, ST.,MT selaku Dosen Wali penulis, atas bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan perkuliahan.

4. Orangtua saya tercinta, P. Simanjuntak dan T. Silaban (Damang & Dainang) yang telah memberikan kasih sayang penuh serta memberikan dukungan moril, doa dan materil yang tiada terkira dan tiada mungkin terbalaskan.

(3)

6. Teman-teman satu angkatan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

7. Khusus kepada Andriany F. Damanik yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Seluruh staff pengajar dan Civitas Akademika Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU dan semua pihak yang banyak membantu. Berbagai usaha telah penulis lakukan demi terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan baik, namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.

Medan, Mei 2014

Penulis,

NIM : 070402091

(4)

ABSTRAK

Dalam jaringan LAN yang menggunakan kanal bersama diperlukan sebuah protokol akses yang mengatur transmisi data yang dikenal dengan protokol akses acak (Random Access Protocol). Adapun protokol akses acak pada LAN diantaranya adalah Aloha, Slotted Aloha dan 1-Persistent CSMA/CD. Protokol akses acak adalah yang paling penting dan paling umum diimplementasikan pada jaringan LAN. Pada protokol akses acak tidak ada jaminan bahwa pengiriman data berhasil sepenuhnya. Ini adalah hal yang terpenting diketahui dalam operasi akses acak, dimana suatu transmisi diinisiasikan tanpa ada prioritas negoisasi dengan transmisi lain yang mungkin juga terjadi. Ketika dua transmisi terjadi dalam waktu yang sama, maka akan menyebabkan terjadinya tabrakan data dan tak akan ada informasi yang bisa diterima dengan baik oleh penerima. Pada kondisi saat tabrakan, diwajibkan untuk melakukan pengiriman ulang data yang tidak sukses terkirim hingga terkirim dengan sempurna. Untuk mengantisipasi tabrakan berulang, maka pengiriman ulang data yang mengalami tabrakan harus direncanakan berikutnya dengan pilihan waktu acak dengan harapan transmisi ulang dari stasiun lain tidak bersamaan dengan yang lainnya.

(5)

DAFTAR ISI

1.5 MetodologiPenulisan ... 3

1.6 SistematikaPenulisan ... 3

BAB II LOCAL AREA NETWORK (LAN) ... 5

2.1 Umum ... 5

2.2 Standar Jaringan Local Area Network (LAN) ... 7

2.3 Layer Pada Jaringan Local Area Network (LAN)... 8

(6)

2.6 Media Transmisi Kabel ... 19

2.6.1 Kabel Twisted Pair ... 19

2.6.2 Kabel Coaxial ... 20

2.6.3 Kabel Fiber Optic ... 21

2.7 Perangkat Local Area Network (LAN) ... 22

2.7.1 Server ... 22

2.7.2 Station ... 22

2.7.3 Kabel dan Konektor... 23

2.7.4 Adapter ... 23

2.7.5 Repeater ... 24

2.7.6 Hub ... 24

2.7.7 Bridge ... 25

2.7.8 Switch ... 26

2.7.9 Router ... 27

BAB III PROTOKOL AKSES ACAK ... 28

3.1 Protokol Akses Acak ... 28

3.2 Aloha ... 29

3.2.1 Model Aloha... 30

3.3 Slotted Aloha ... 31

3.3.1 Model SlottedAloha ... 31

3.4 CSMA/CD ( Carrier Sense Multiple Access with Collisison Detection ) ... 32

3.4.1 Konsep Dasar CSMA/CD... 33

(7)

3.4.3 Algoritma Mundur Eksponensial Biner

( Backoff Algorithm) ... 35

3.4.4 Prinsip Kerja CSMA/CD ... 37

3.5 Kinerja Protokol Akses Acak ... 39

3.5.1 Model Analisis Kinerja Aloha... . 40

3.5.2 Analisis Throughput Aloha ... 40

3.5.3 Model Analisis Kinerja Slotted Aloha ... 43

3.5.4 Analisis Throughput Slotted Aloha ... 44

3.5.5 Model Analisis Kinerja 1-Persistent CSMA/CD ... 46

3.5.6 Analisis Throughput 1-PersistentCSMA/CD ... 47

BAB IV ANALISIS KINERJA PROTOKOL AKSES ACAK ... 52

4.1 Deskripsi Parameter ... 52

4.2 Analisis Throughput AlohaUntuk Nilai�yang Variatif ... 53

4.3 Analisis Throughput Slotted AlohaUntuk Nilai�yang Variatif ... 54

4.4 Analisis Throughput CSMA/CDUntuk Nilai� dan �yang Variatif 56 4.5 Perbandingan protokolAloha, Slotted Aloha dan CSMA/CD ... 59

4.6 Pencapaian nilai Maksimum Throughput (S) oleh Attempt rate (G)... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Model Referensi OSI dan IEEE 802 ... 8

Gambar 2.2 Protokol LAN Menurut Konteks ... 14

Gambar 2.3 Topologi Bus ... 15

Gambar 2.4 Topologi Ring ... 16

Gambar 2.5 Topologi Star ... 17

Gambar 2.6 Adapter/ Network Interface Card (NIC) ... 23

Gambar 2.7 Repeater ... 24

Gambar 2.8 Hub ... 25

Gambar 2.9 Bridge... 26

Gambar 2.10 Switch ... 26

Gambar 2.11 Router... 27

Gambar 3.1 Model pengiriman frame Aloha ... 30

Gambar 3.2 Model transmisi frame Slotted Aloha ... 32

Gambar 3.3 Skematik CSMA/ CD ... 34

Gambar 3.4 Kerja Transmitter 1-Persistent CSMA/CD ... 35

Gambar 3.5 Diagram alir 1-Persistent CSMA/ CD... 39

Gambar 3.6 Model kinerja Aloha... 40

Gambar 3.7 Periode transmisi pada Aloha... 41

Gambar 3.8 Model transmisi pada Slotted Aloha... 44

Gambar 3.9 Periode transmisi pada Slotted Aloha... 44

Gambar 3.10 Markov Chain untuk 1-Persistent CSMA/CD... . 47

(9)

Gambar 4.1 Throughput (S) vs Attempt rate (G) protokol Aloha ... 55 Gambar 4.2 Throughput (S) vs Attempt rate (G) protokol Slotted Aloha 57 Gambar 4.3 Throughput (S) vs Attempt rate (G) protokol 1-Persistent

CSMA/CD... 58 Gambar 4.4 Grafik perbandingan Aloha, Slotted Aloha dan

(10)

DAFTAR TABEL

(11)

ABSTRAK

Dalam jaringan LAN yang menggunakan kanal bersama diperlukan sebuah protokol akses yang mengatur transmisi data yang dikenal dengan protokol akses acak (Random Access Protocol). Adapun protokol akses acak pada LAN diantaranya adalah Aloha, Slotted Aloha dan 1-Persistent CSMA/CD. Protokol akses acak adalah yang paling penting dan paling umum diimplementasikan pada jaringan LAN. Pada protokol akses acak tidak ada jaminan bahwa pengiriman data berhasil sepenuhnya. Ini adalah hal yang terpenting diketahui dalam operasi akses acak, dimana suatu transmisi diinisiasikan tanpa ada prioritas negoisasi dengan transmisi lain yang mungkin juga terjadi. Ketika dua transmisi terjadi dalam waktu yang sama, maka akan menyebabkan terjadinya tabrakan data dan tak akan ada informasi yang bisa diterima dengan baik oleh penerima. Pada kondisi saat tabrakan, diwajibkan untuk melakukan pengiriman ulang data yang tidak sukses terkirim hingga terkirim dengan sempurna. Untuk mengantisipasi tabrakan berulang, maka pengiriman ulang data yang mengalami tabrakan harus direncanakan berikutnya dengan pilihan waktu acak dengan harapan transmisi ulang dari stasiun lain tidak bersamaan dengan yang lainnya.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan dibidang teknologi komputer telah memungkinkan dua komputer atau lebih dihubungkan kedalam sebuah jaringan komputer. Pengertian jaringan komputer (computer network) adalah kumpulan sejumlah komputer yang terpisah-pisah letaknya, tetapi saling berhubungan dalam melakukan tugas-tugas komputasinya. Dua buah komputer dikatakan saling berhubungan bila keduanya dapat saling bertukar data.

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan protokol akses acak. 2. Sejauh mana cakupan protokol akses acak. 3. Bagaimana prinsip kerja protokol akses acak. 4. Bagaimana analisis kinerja protokol akses acak.

1.3 TujuanPenulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis kinerjaprotokol akses acak pada jaringan LAN dengan parameter kinerja Throughput.

1.4 Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam Tugas Akhir ini, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Hanya membahas jaringan LAN secara umum.

2. Hanya membahas kinerja protokol Aloha, Slotted Aloha dan CSMA/CD. 3. Hanya menganalisis kinerja Throughput protokol akses acak.

(14)

1.5 Metodologi Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Studi literatur, yaitu berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku dan jurnal-jurnal pendukung, baik dalam bentuk hardcopy dan softcopy. 2. Diskusi, berupa konsultasi dan bimbingan dari dosen pembimbing serta

rekan-rekan mahasiswa mengenai masalah yang muncul dalam penulisan.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latarbelakangmasalah, rumusan masalah,

tujuanpenulisan,batasanmasalah,metodepenulisan,d an sistematika penulisan.

BAB II : LOCAL AREA NETWORK(LAN)

Bab ini membahas jaringan LAN, meliputi topologi-topologi didalamnya serta perangkat-perangkat yang digunakan.

(15)

Bab ini membahas pengertian, model dan cara kerja protokol akses acak pada jaringan LAN. Diantaranya Aloha, Slotted Aloha dan 1-Persistent CSMA/ CD.

BAB IV : ANALISIS KINERJA PROTOKOLAKSES

ACAK

Bab ini memuat analisis kinerja protokol Aloha, Slotted Aloha dan 1-Persistent CSMA/ CD dengan parameter kinerja adalah Throughput.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB II

LOCAL AREA NETWORK (LAN)

2.1 Umum

Local Area Network sering kali disebut LAN, merupakan jaringan milik pribadi didalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama (misalnya; printer) dan saling bertukar informasi.LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik : yaitu (1) ukuran, (2) teknologi transmisi dan (3) topologinya[1].

LAN mempunyai ukuran yang terbatas, yang berarti bahwa waktu transmisi pada keadaan terburuknya terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui keterbatasannya menyebabkan adanya kemungkinan untuk menggunakan jenis desain tertentu. Hal ini juga memudahkan manajemen jaringan.

Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan LAN, yaitu jaringan peer to peer dan jaringan client-server.

1. Jaringan peer to peer

(17)

jika salah satu komputer mati atau down, maka tidak akan mengganggu kinerja komputer yang lain dan juga tidak memerlukan biaya implementasi jaringan yang cukup mahal. Kelemahan sistem ini adalah pemakaian bersama yang dapat mempengaruhi kestabilan kinerja komputer yang sedang diakses secara bersama-sama tersebut serta keamanan data yang kurang terjamin karena pada model ini tidak dapat dibuat hak akses yang bertingkat terhadap satu jenis stasiun. Jaringan peer to peer lebih banyak digunakan untuk pemakaian ringan dan dibatasi pada LAN skala kecil yang jumlah simpulnya terbatas.

2. Jaringan client-server

(18)

2.2 Standar Local Area Network (LAN)

Teknologi LAN dikembangkan pertama kalinya pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Sejumlah tipe jaringan yang berbeda diusulkan dan diimplementasikan. Namun, karena adanya perbedaan itu maka teknologinya hanya dapat diaplikasikan pada peralatan milik vendor yang merancang teknologi tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka disusunlah suatu standar untuk LAN, sehingga ada kompatibilitas antara produk-produk dari vendor berbeda. Kontributor terbesar adalah Institute of Electrical Enginering (IEEE) yang merumuskan Model Reference IEEE802 (MR-IEEE802) dan diadopsi oleh International Standards Organization (ISO)sebagai standar internasional.

(19)

Lapisan aplikasi

Lapisan presentasi

Lapisan sesi

Lapisan transport

Lapisan jaringan

Lapisan data link

Lapisan fisik

Lapisan jaringan

sublapisan logical link control

sublapisan medium acces control

Lapisan fisik

sublapisan

MR. OSI MR. IEEE 802

Model OSI

Gambar 2.1 Hubungan Model Referensi OSI dan IEEE 802.

2.3 Lapisan Pada Local Area Network (LAN)

(20)

2.3.1 Lapisan Fisik

Lapisan fisik (physical layer) merupakan lapisan paling bawah dari konsep model referensi pertukaran data jaringan. Tanggungjawab utama dari lapisan ini hanya berkisar pada fungsi pengaturan interface, seperti bagaimana teknik transmisi dan bagaimana bentuk-bentuk interkoneksi secara fisik. Lapisan fisik dalam setiap definisi jaringan selalu berhubungan dengan karakteristik modulasi dan pensinyalan data serta proses transmisi dari bit-bit dasar melalui kanal komunikasi.

Lapisan fisik berfungsi dalam pengiriman rawbit ke channel komunikasi.Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula bukan 0 bit.

2.3.2 Lapisan Data Link

Lapisan kedua yaitu lapisan data link (data link layer) berisi ketentuan yang mendukung sambungan fisikseperti penentuan biner 0 dan 1, penentuan kecepatan, penentuan biner tersebut dan lainnya agar sambungan jaringan komputer bisa berjalan baik. Dengan kata lain, lapisan data linkmenerjemahkan sambungan fisik menjadi sambungan data.

(21)

data link layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitekturframe, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame. Bila secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan perhatian khusus untuk meyakinkan bahwa pola tersebut tidak secara salah dianggap sebagai batas-batas frame.

Terjadinya noise pada saluran dapat merusak frame. Dalam hal ini, perangkat lunak data link layerpada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame sama secara berulang-ulang bisa menimbulkan duplikasi frame. Frame duplikat perlu dikirim apabila acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah hilang. Tergantung pada layer inilah untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan rusaknya, hilangnya dan duplikasi frame. data link layermenyediakan beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan dalam hal kualitas dan harganya.

(22)

masalah tambahan pada data link layer.Masalah tersebut adalah dalam hal mengontrol akses ke saluran yang dipakai bersama. Untuk mengatasinya dapat digunakan sublayer khusus data link layer, yang disebut Medium Access Sublayer.

2.4 Arsitekur Local Area Network (LAN)

Arsitektur LAN merupakan penggambaran yang sangat baik dalam hal pelapisan protokol yang mengatur fungsi-fungsi dasar LAN. Bagian ini dimulai dengan deskripsi arsitektur protokol standar untuk LAN, yang mencakup lapisan fisik, lapisan Medium Access Controldan lapisan Logical Link Control. Masing-masing lapisan ini akan dijelaskan sebagai berikut[1,2].

2.4.1 Arsitektur Protokol

(23)

Lapisan terendah dari model referensi IEEE 802 bekerja dari yang paling bawah, dan berhubungan dengan lapisan fisik model OSI serta mencakup beberapa fungsi sebagai berikut :

a. Encoding/ decoding sinyal.

b. Permulaan/ pelepasan pembangkitan (untuk sinkronisasi). c. Transmisi bit/ penerimaan.

Selain itu, lapisan fisik dari model 802 juga mencakup spesifikasi media transmisi serta topologinya. Umumnya, ini menunjuk pada "bagian bawah" lapisan terendah dari model OSI. Bagaimanapun juga, pemilihan media transmisi dan topologinya sangat penting dalam perancangan LAN dan mencakup pula spesifikasi medianya.Diatas lapisan fisik, adalah fungsi yang berhubungan dengan penyediaan layanan untuk pemakai LAN yang meliputi hal-hal sebagai berikut [1]:

a. Pada transmisi, mengasembling data menjadi sebuah frame dengan bidang-bidang alamat dan pendeteksian kesalahan.

b. Pada penerimaan, tidak mengasembling frame dan menampilkan kemampuan mengenali alamat dan pendeteksian kesalahan.

c. Mengatur akses untuk media transmisi LAN.

d. Menyediakan interface untuk lapisan-lapisan yang lebih tinggi serta menampilkan kontrol aliran dan kontrol kesalahan.

(24)

pertama diperlakukan sebagai lapisan terpisah, yang disebut Medium Access Control (MAC).Pemisahan ini dilakukan dengan alasan sebagai berikut :

a. Logika yang diperlukan untuk mengatur akses untuk media akses-bersama tidak ditemukan dalam lapisan ke-2 data link control tradisional.

b. Untul LLC yang sama, tersedia beberapa pilihan MAC.

(25)

Gambar 2.2 Protokol LAN Menurut Konteks.

2.5 Topologi Local Area Network (LAN)

Topologi adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan cara bagaimana komputer terhubung dalam suatu jaringan. Ada tiga jenis topologi yang biasa digunakan pada LAN yaitu bus, ring dan star.

2.5.1 Topologi Bus

Topologi bus termasuk konfigurasi multipoint. Seluruh station terhubung melalui suatu interface perangkat keras yang disebut tap yang langsung terhubung ke suatu jalur tansmisi linier, seperti terlihat pada Gambar 2.3. Informasi yang

Lapisan Unit Data Protokol LLC

(26)

dikirim akan melewati setiap terminal yang ada pada jalur tersebut. Jika alamat yang tercantum dalam data atau informasi yang dikirim sesuai dengan alamat terminal yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diabaikan oleh terminal yang dilewatinya tersebut. Sampai diujung bus, data atau informasi tersebut akan diserap oleh terminator. Topologi ini sangat cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil. Jumlah terminal dapat dikurang dan ditambah secara fleksibel. Keuntungan topologi bus adalah mudah pada "set-up" awal, sedangkan kerugiannya adalah jika kabel terputus maka akan mempengaruhi keseluruhan sistem jaringan.

Gambar 2.3 Topologi Bus

2.5.2 Topologi Ring

(27)

maka informasi akan terus dilewatkan sampai menemukan alamat yang benar. Setiap station dalam jaringan lokal yang terhubung dengan topologi ring, saling tergantung satu sama lain. Sehingga jika terjadi kerusakan pada suatu sistem, maka seluruh jaringan akan terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan cincin ganda dengan salah satu cincin back-up seperti yang dipakai pada jaringan cincin berteknologi FDDI.

Gambar 2.4 Topologi Ring

2.5.3 Topologi Star

(28)

penambahan maupun pengurangan sistem. Keuntungan topologi bintang adalah jika kabel terputus, maka hanya satu terminal yang terputus hubungannya. Terminal dapat ditambahkan dengan mudah, tanpa mempengaruhi keseluruhan jaringan. Sedangkan kerugiannya hanya pada penggunaan kabel yang terlalu banyak karena jarak fisik.

Gambar 2.5 Topologi Star

(29)

Tabel 2.1 Perbandingan topologi Bus, Ring dan Star.

Topologi Keuntungan Kerugian

BUS 1. Hematkabel

2. Layout kabelsederhana 3. Mudahdikembangkan 4. Tidakbutuhkendalipusat

5. Penambahan atau pengurangan terminal dapatdilakukantanpa menggangguoperasi yang berjalan

RING 1. Hematkabel

2. Penataankabelsederhana 3. Dapatmelayanilalulintas

yang padat

1. Pekaterhadapkesalahan

2. Pengembanganjaringanlebihkaku 3. Kerusakan pada mediapengirimatau

mediaterminaldapatmelumpuhkankerjaseluru n

4. Lambat, karenapengiriman menunggugilirantoken

STAR 1. Paling fleksibel karena pemasangan kabel mudah 2. Penambahan atau

pengurangan stasiun tidak mengganggu bagian yang lain 3. Hub juga berfungsi sebagai

Multiplexer

4. Memudahkan pengelolaan jaringan

1. Membutuhkan banyak kabel 2. Perlu penanganan khusus

(30)

2.6 Media Transmisi Kabel

Kabel merupakan salah satu jenis media transmisi guided yang mentransmisikan sekaligus memandu arah pengiriman data. Komunikasi data berbasis kabel memungkinkan untuk dilakukan jika jarak antara pengirim dan penerima tidak terlalu jauh dan berada dalam area lokal. Yang sering dijumpai adalah jaringan telepon kemudian juga jaringan komputer area lokal (Local Area Network).Terdapat 3 (tiga) jenis kabel yang digunakan sebagai media transmisi data, yaitu Twisted Pair, Coaxial Cable dan Fibre Optic.

2.6.1 Kabel Twisted Pair

Kabel Twisted Pair (kabel dua kawat) merupakan media transmisi yang paling murah dan paling banyak dijumpai. Sebuah kabel dua kawat dapat berupa dua kawat terbuka seperti kabel distribusi dari rumah ke tiang telepon atau sepasang penghantar dalam kabel penghantar yang jamak. Beberapa pasang kawat dibungkus dalam satu bundel dengan sebuah sarung pelindung yang cukup kuat. Untuk jarak yang cukup jauh, satu bundel kabel berisi sampai ratusan pasang kawat.Kabel dua kawat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis sebagai berikut: a. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

(31)

b. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)

Kabel STP (Shielded Twisted Pair) merupakan kabel yang dibuat untuk meningkatkan kinerja dua kawat dengan memberi lapisan pelindung mekanik untuk mengurangi interferensi. Kabel ini akan bekerja lebih baik pada rate data yang tinggi, tetapi memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan kabel UTP.Kabel dua kawat dapat digunakan untuk mentransmisikan data analog dan digital. Untuk sinyal analog, diperlukan penguat yang berupa maplifier setiap 5-6 km. Sedangkan untuk sinyal digital diperlukan penguat berupa repeater setiap 2-3 km. Penerapan transmisi data analog dengan menggunakan kabel dua kawat ini diantaranya banyak digunakan untuk jaringan telepon, jaringan Local Area dan untuk sistem pensinyalan digital.

2.6.2 Kabel Coaxial

(32)

Linear.Sedangkan kabel Coaxial Thick disebut juga dengan 10Base5 (thicknet) dimana angka 5 menunjuk pada panjang maksimum untuk segment kabel tersebut adalah 500 meter.

2.6.3 Kabel Fibre Optic

Maraknya transfer data dalam jumlah besar, seperti aplikasi multimedia, turut mendorong penggunaan teknologi serat optik sampai ke pengguna(end user). Aplikasi ini tentunya sangat membutuhkan media transmisi yang dapat diandalkan dari segi kualitas sinyal, waktu akses (no delay), keamanan data, daerah cakupan penerima yang luas maupun harga jual yang kompetitif.

(33)

2.7 Perangkat Local Area Network (LAN)

Untuk membangun suatu LAN, ada dua jenis perangkat yang dibutuhkan, yaitu perangkat lunak (sistem operasi jaringan) dan perangkat keras. Perangkat keras standar untuk membangun LAN sederhana adalah server, station, kabel dan konektor, adapter, repeater serta hub. Sedangkan untuk LAN yang skalanya lebih luas, biasanya dibutuhkan perangkat tambahan untuk menghubungkan segmen-segmen jaringannya yaitu bridge, switch dan router.

2.7.1 Server

Server merupakan komputer yang berfungsi sebagai penyedia layanan untuk seluruh pemakai (user). Komputer ini memiliki spesifikasi yang lebih tinggi daripada komputer lain yang menjadi workstationyang terhubung padanya. Spesifikasi yang diterapkan untuk memilih sebuah server meliputi ketangguhan, keamanan, berkecepatan tinggi, memiliki fault tolerance dan dilengkapi dengan interfaceI/O yang cepat.

2.7.2 Station

(34)

2.7.3 Kabel dan Konektor

Kabel dan Konektor merupakan komponen penting dalam jaringan LAN. Kabel berfungsi sebagai media transmisi yang menghubungkan antar komputer atau periferal lainnya, kecuali jika menggunakan jaringan nirkabel (wireles). Ada tiga jenis kabel, yaitu coaxial, twisted pair dan fiber optic. Pada implementasi saat ini, biasanya kabel fibre opticdigunakan pada backbonesedangkan twisted pair pada segmen-segmen jaringannya.Konektor digunakan sebagai penghubung antar kabel dengan perangkat. Konektor harus disesuaikan dengan jenis kabel, karena masing-masing kabel memiliki jenis konektor tertentu yang sesuai dengan kabel tersebut.

2.7.4 Adapter

Agar sebuah komputer dapat terhubung ke suatu jaringan, maka komputer tersebut harus dilengkapi dengan sebuah perangkat berupa adapter atau yang biasa disebut dengan Network Interface Card (NIC). Adapter ini berupa sebuah kartu ekspansi yang dipasang pada salah satu slot ekspansi pada mainboard komputer. Jenis adapter yang dipasang harus sesuai dengan teknologi jaringan yang akan dihubungkan. Gambar 2.6 menunjukkan salah satu contoh adapter.

(35)

2.7.5 Repeater

Repeaterbekerja padalapisan fisik jaringan, berfungsi menguatkan sinyal dan mengirimkan data dari satu repeater ke repeater yang lain. Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan tidak dapat memfilter informasi. Repeaterhanya berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh. Perangkat repeater dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7Repeater

2.7.6 Hub

Hub adalah repeater dengan jumlah port banyak (multiport repeater). Hub tidak mampu menentukan tujuan.Hub hanya mentrasmisikan sinyal ke setiap line yang terkoneksi dengannya menggunakan mode half-duplex.Sama seperti switch,tetapi perbedaannya adalah hub tidak memiliki faslitas routing. Sehingga semuainformasi yang datang akan dikirimkan ke semua komputer (broadcast).

(36)

port yang tersedia. Ada hub 4 port, 8 port, 12 port, 16 port dan seterusnya. Penggunaan jumlah port tersebut tergantung pada besar kecilnya jaringan. Semakin besar jaringan, maka dibutuhkan hub dengan jumlah port yang lebih banyak. Perangkat hub dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8Hub

2.7.7 Bridge

(37)

Gambar 2.9Bridge

2.7.8 Switch

Switch LAN adalah perangkat yang secara tipikal mempunyai beberapa port untuk menghubungkan beberapa segmen LAN lain yang berkecepatan rendah, switch pada prinsipnya sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode half duplex dan mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke dan dari tujuan yang spesifik. Dengan kata lain, dapat menentukan jalur transfer data. Ada dua jenis arsitektur dasar yang digunakan pada switch, yaitu cut-through dan store-and-forward. Switch cut through memiliki kelebihan disisi kecepatan karena ketika sebuah paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuannya sebelum meneruskan paket ke segmen tujuan. Sedangkan pada switch store-and-forward, ketika menerima paket, isi paket akan dianalisa terlebih dahulu sebelum meneruskannya ke alamat tujuan, sehingga memungkinkan switch untuk mengetahui adanya kerusakan pada paket dan mencegahnya agar tidak mengganggu kerja jaringan. Perangkat Switch dapat diperlihatkan pada Gambar 2. 10.

(38)

2.7.9 Router

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah prosesyang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan ke-3 (lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuhlapis OSI.Routeradalahperangkatkeras yang dapat menghubungkan dua atau lebihjaringan yang memiliki subnet berbeda. Router juga berfungsi sebagai pengaturlalulintas traffic jaringan dan memiliki tugas sangat vital dalam menentukan kondisi sebuah network.Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah.Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router dapat dilihat pada Gambar 2. 11

(39)

BAB III

PROTOKOL AKSES ACAK

3.1 Protokol Akses Acak

Protokol akses acak adalah yang paling penting dan paling umum diimplementasikan pada jaringan LAN. Protokol akses acak berbeda dengan tipe protokol MAC (Media Access Control) lainnya. Pada protokol akses acak tidak ada jaminan bahwa pengiriman data berhasil sepenuhnya. Ini adalah hal yang terpenting diketahui dalam operasi akses acak, dimana suatu transmisi diinisiasikan tanpa ada prioritas negoisasi dengan transmisi lain yang mungkin juga terjadi. Ketika dua transmisi terjadi dalam waktu yang sama, maka akan menyebabkan terjadinya tabrakan data, dan tak akan ada informasi yang bisa diterima dengan baik oleh penerima.

(40)

algoritma retransmisi akan menstabilkan kanal protokol akses acak. Salah satu algoritma terpenting diantaranya adalah Binary Eksponential Backoff (BEB).

Terdapat banyak jenis protokol akses acak, diantaranyanya adalah Aloha, Slotted Aloha dan CSMA/CD[1,4].

3.2 Aloha

Aloha merupakan protokol akses acak yang pertama kali diperkenalkan dan didemonstrasikan oleh Abramson dan koleganya di Universitas Hawaii pada tahun 1970. Protokol ini disebut Aloha, dan diterapkan pada beberapa stasiun dalam lingkungan wireless[1,4].

(41)

3.2.1 Model Aloha

Sebuah sketsa pengiriman frame dalam sistem Aloha dapat ditunjukkan Gambar 3.1. Frame dibuat dengan panjang yang sama, karena throughput sistem Aloha dapat dimaksimalkan oleh penggunaan frame yang sama daripada penggunaan ukuran frame yang berbeda [1].

Gambar 3.1 Model pengiriman frame Aloha

(42)

3.3 Slotted Aloha

Peningkatan kinerja sistem Aloha diperkenalkan oleh Roberts pada tahun 1972 yang dikenal dengan Slotted Aloha. Dalam proposalnya, ia membagi waktu kedalam interval-interval diskrit dan disebut slots, yang masing-masing intervalnya berkaitan dengan sebuah frame. Pendekatan ini memerlukan persetujuan pengguna tentang batas-batas slot. Pada metode ini semua stasiun disinkronkan dan hanya boleh memulai pengiriman frame pada awal slot. Satu cara untuk memperoleh sinkronisasi harus memiliki sebuah stasiun khusus yang mengemisikan sebuah pip pada awal setiap interval, seperti halnya sebuah jam[4].

3.3.1 Model Slotted Aloha

ProsedurSlotted Aloha mensyaratkan bahwa waktu akan dibagi ke dalam slot dengan panjang tetap (�), atau sama dengan waktu transmisipaket(��/�). Dimana ��adalah panjang paket, dan� adalah bit rate kanal.

(43)

Gambar 3.2 Model transmisiframe Slotted Aloha

(44)

3.4.1 Konsep Dasar CSMA/CD

CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection) merupakan sebuah protokol jaringan yang mengatur akses sebuah terminal/ komputer ke media jaringan. Hal ini dikarenakan setiap terminal pada jaringan CSMA/CD dapat mengakses sebuah media jaringan setiap saat (multiple access).

Pada metode ini, beberapa stasiun atau komputer dapat mengirim frame. Stasiun memantau media transmisi apakah transmisi berhasil atau tidak. Akan tetapi jika terjadi tabrakan data, maka pengiriman frame harus dilakukan kembali. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya tabrakan berikutnya maka stasiun harus menunggu selama waktu tertentu (back off).

Untuk menjelaskan prinsip kerja daripada CSMA/CD perlu diketahui 3 (tiga) komponen utama penyusun sistem ini, yaitu:

1. Carrier Sense (mendegarkan).

Artinya setiap stasiun di jaringan mendengarkan media sebelum melakukan pengiriman. Jika node lain sedang mengirim, maka stasiun akan berhenti dan menunggu selama beberapa waktu tertentu sebelum kembali mendengar media dan mengirim. Jika media kosong, maka pengiriman dilakukan.

2. Multiple Access (akses bersama).

Artinya bahwa setiap saat lebih dari satu stasiun dapat merasakan/ mendengarkan dan menunggu untuk mengirimkan frame.

3. Collision Detection (deteksi tabrakan).

(45)

Skematik CSMA/CD dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Skematik CSMA/CD

3.4.2 Metode Akses CSMA/CD

Pada protokol CSMA/CD, ketika data yang dikirimkan mengalami tabrakan (collision) maka akan dilakukan penundaan pengiriman data setelah collision terdeteksi.Pengiriman ulang data-data yang tidak sukses terkirim akan dilakukan beberapa waktu kemudian[4].

(46)

Deskripsi sistem kerja transmitter pada protokol 1-Persistent CSMA/CD dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Keterangan:

E1: Siap untuk pengiriman E4: Pengiriman selesai E2: Kanal terdeteksi kosong E5: Tabrakan terdeteksi E3: Kanal terdeteksi sibuk E6: Pengiriman ulang dilakukan

Gambar 3.4 Kerja Transmitter 1-Persistent CSMA/CD

3.4.3 Algoritma Mundur Eksponensial Biner (Backoff Algorithm)

Dengan memperhatikan cara acakisasi yang dilaksanakan pada saat terjadi tabrakan, maka setelah tabrakan terjadi, waktu dibagi menjadi slot-slot diskrit yang memiliki panjang sama dengan waktu propagasi bolak-balik dalam keadaan terburuk (2τ). Untuk mengakomodasi lintasan terpanjang yang diijinkan oleh

802.3 (2,5 km dan empat repeater), waktu slot disetel ke 512 bit waktu atau 51,2µdetik.

(47)

sama, maka keduanya akan tabrakan lagi. Setelah tabrakan kedua, masing-masing stasiun mengambil 0, 1, 2 atau 3 secara acak dan menunggu jumlah waktu slot. Bila tabrakan ketiga terjadi (probabilitas terjadinya samadengan 0,25), maka waktu berikutnya dimana jumlah slot untuk menunggu dipilih secara acak berada pada interval dari 0 sampai 23 - 1.

Secara umum, setelah n kali tabrakan, dipilih jumlah acak antara 0 atau2� −1, dan jumlah slot dilewati. Akan tetapi setelah terjadi tabrakan sepuluh kali, interval acakisasi dibekukan pada maksimum 1023 slot. Setelah 16 tabrakan, pengontrol menyerah dan melaporkan kegagalannya ke komputer. Recovery selanjutnya merupakan tugas lapisan-lapisan yang lebih tinggi.

(48)

terdapat sedikit stasiun yang bertabrakan dan juga menjamin bahwa tabrakan diatasi dengan interval yang layak ketika banyak stasiun yang bertabrakan [1].

3.4.4 Prinsip Kerja CSMA/CD

Operasi dasar pada protokol CSMA/CD dapat dijelaskan dengan bantuan diagram alir pada Gambar 3.5. Pada saat sebuah komputer mempunyai data yang akan dikirimkan, komputer tersebut akan mendeteksi kondisi kanal apakah sedang digunakan atau tidak (carrier sense). Jika kanal sedang digunakan, maka komputer akan menunggu sampai kanal kosong. Jika kanal tidak digunakan, maka komputer akan menunggu selama 9,6 µs untuk memastikan bahwa kanal benar-benar kosong. Kemudian frame mulai dikirimkan.

(49)
(50)

Gambar 3.5 Diagram alir CSMA/CD

3.5 Kinerja Protokol Akses Acak

(51)

frame. Untuk mengetahui kinerja sistem diperlukan pemodelan dari masing-masing protokol yang akan dianalisis[4].

3.5.1 Model Analisis Kinerja Aloha

Gambar 3.6 menunjukkan model yang akan digunakan dalam analisis kinerja protokol Aloha. Beban trafik dengan tingkat kedatangan λ mewakili keseluruhan trafik masing-masing stasiun dan trafik retransmisi dengan tingkat kedatangan r sebelum memasuki sistem Aloha. Penggabungan beban trafik dengan trafik retransmisi merupakan beban yang ditawarkan dengan tingkat kedatangan �, sehinga �=�+�[4].

Gambar 3.6 Model kinerja Aloha (a) Model akurat; (b) Model sederhana

3.5.2 Analisis Throughput Aloha

(52)

membawa paling banyak satu dataframe dalam buffer lokal untuk transmisi.Dengan asumsi diatas, data dianggap konstan dan dan waktu transmisi dimisalkan T (satuan waktu). Sedangkan pengiriman data pada jaringan dapat berupa pengiriman data baru dari beban trafik atau trafik retransmisi.

Gambar 3.7 Periode transmisi pada Aloha

Pada Gambar 3.7, saat sebuah frame tiba pada waktu �, collision tidak akan terjadi jika tidak ada data frame lainnya ditransmisikan dalam periode rentan. Vulnerable period (periode rentan) terjadi ketika dua pengiriman frame mengalami tumpang tindih dan saling bersinggungan satu sama lain. Karena waktu transmisi data frame dimulai pada waktu t adalah T, maka data akan tabrakan jika setidak-tidaknya nya satu transmisi data frame dimulai antara � − � dan �+�. Sehingga periode buruk menjadi 2�. Sebagaimana pada Gambar 3.6 (b), proses kedatangan dalam pembebanan trafik adalah proses Poisson dengan tingkat kedatangan �, sehingga probabilitas � kedatangan selama periode buruk

(53)

�� = ��{�= 0} = (2�.�) 0−2�.�

0! (3.1)

Dimana � adalah variabel acak Poisson. Mengingat transmisi pada waktu �, maka untuk menjamin bahwa salah satu transmisi berhasil, maka tidak boleh ada stasiun lain memulai transmisinya selama periode buruk atau � = 0. Dengan mensubstitusi � = 0 ke Persamaan 3.1 dapat diperoleh peluang transmisi berhasil

(�������) sebagai berikut [4]:

������� = �� =��{�= 0} = (2�.�) 0−2�.�

0! =�

−2�.� (3.2)

Dengan ketetapan � adalah tingkat kedatangan frame pada trafik yang ditawarkan, maka rata-rata transmisi yang berhasil menjadi �.�������. Sehingga dengan mendefnisikan Throughputmerupakan bagian waktu (fraksi) dimana kanal sukses melakukan transmisi frame, Throughput Aloha menjadi [4]:

�=� .������� .� (3.3)

atau,

�=���−2�� (3.4)

(54)

�=��−2� (3.5)

Dimana:

�� = Probabilitas kedatanganframe ������� = Probabilitas transmisi sukses frame � = Waktu transmisi frame

� = Tingkat kedatangan frame

� = Attempt rate (tingkat pembebanan) � = Throughputternormalisasi

3.5.3 Model Analisis Kinerja Slotted Aloha

Sistem kerja Slotted Aloha hampir sama dengan Aloha, hanya saja pada Slotted Aloha waktu dibagi kedalam interval-interval diskrit dan disebut slot, yang masing-masing intervalnya berkaitan dengan sebuah frame. Pendekatan ini memerlukan persetujuan pengguna tentang batas-batas slot. Pada metode ini semua stasiun disinkronkan dan hanya boleh memulai pengiriman frame pada awal slot. Pada Slotted Aloha, ukuran dari slot disesuaikan dengan waktu transmisi dari data frame.Artinya waktu transmisi frame yang kontiniu diubah menjadi metode diskrit. Dengan adanya time slot, pengirim dilarang melakukan transmisi jika diketahui ada slot baru yang menunggu [1,4,5].

(55)

Gambar 3.8 Model transmisi pada Slotted Aloha

3.5.4 Analisis Throughput Slotted Aloha

Pada Slotted Aloha, dengan adanya pembagian waktu transmsi frame kedalam interval-interval diskrit atau slot, maka pegiriman frame hanya boleh dimulai pada awal slot.

Gambar 3.9 Periode transmisi pada Slotted Aloha

(56)

periode terburuk pada sistem Aloha. Sedangkan data frame yang tiba dalam rentang waktu antara � dan�+�, maka frame tersebut dijdwalkan pengirimannya di awal slot berikutnya.

Dengan periode rentan pada Slotted Aloha adalah �, maka probabilitas � kedatangan adalah [4]:

�� = ��{�= 0} = (�.�) 0−�.�

0! (3.6)

Dimana � adalah variabel acak Poisson. Mengingat transmisi pada waktu �, maka untuk menjamin bahwa salah satu transmisi berhasil, maka tidak boleh ada stasiun lain memulai transmisinya selama periode buruk atau � = 0. Dengan mensubstitusi �= 0 ke Persamaan 3.6, dapat diperoleh peluang transmisi sukses(�������) sebagai berikut [4]:

������� = �� =��{�= 0} = (�.�) 0−�.�

0! = �

−�.� (3.7)

Dengan ketetapan � adalah tingkat kedatangan frame pada trafik yang ditawarkan, maka rata-rata transmisi yang berhasil menjadi �.�������. Sehingga dengan mendefnisikan Throughputmerupakan bagian waktu (fraksi) dimana kanal sukses melakukan transmisi frame, ThroughputSlotted Aloha menjadi [4]:

�=� .������� .� (3.8)

atau,

(57)

Dengan mensubstitusikan � = �� kedalam Persamaan ( 3.9 ), maka diperoleh Throughput ternormalisasi Slotted Aloha sebagai berikut[4,5] :

�=��−� (3.10)

Dimana:

�� = Probabilitas kedatanganframe ������� = Probabilitas transmisi sukses frame � = Waktu transmisi frame

� = Tingkat kedatangan frame

� =Attempt rate (tingkat pembebanan) � = Throughputternormalisasi

3.5.5 Model Analisis Kinerja 1-Persistent CSMA/ CD

(58)

periode terburuk (vulnerable period) terdapat propagation delay(�). Setelah periode sibuk, periode berikutnya dapat berupa periode bebas, sibuk atau gagal. Jika setidaknya satu kedatangan terjadi pada selama periode sibuk, maka pada kanal akan muncul periode sibuk lainnya, dimana dapat berupa periode transmisi sukses asalkan tidak ada kedatangan selama periode buruknya[4].

3.5.6 Analisis Throughput1-Persistent CSMA/CD

Laju kedatangan dari kombinasi beban dan retrasmisi trafik dimisalkan �(data frame/waktu transmisi data frame).Keadaan 0, 1 dan 2 pada rantai Markov Chainpada Gambar 3.10 masing-masing menggambarkan idle period, busy period, dan unsuccesfull period. Dimana adalah waktu yang digunakan pada keadaan �, � = 0, 1, 2 dan �1 adalah probabilitas stasioner untuk sistem pada keadaan i. Sedangkan � adalah delay propagasi sinyal yang dinormalisasi dengan waktu transmisi frame.Dari diagram transisi pada Gambar 3.10 dapat dibuat persamaan linear sebagai berikut [4]:

(3.11)

(59)

Persamaan throughput-nya adalah [4]: 1-Persistent CSMA/ CD. Ketika dua buah stasiun (A dan B) ingin mengirimkan

frame, maka terlebih dahulu mendegar kanal (sensing) untuk memastikan apakah kanal sedang kosong (idle). Ketika kanal dideteksi kosong, maka stasiun A mengirimkan frame. Namun pada waktu yang bersamaan, stasiun B juga mengirimkan frame yang mengakibatkan kedua frame bertabrakan (collision). Ketika tabrakan terjadi, maka stasiun A dan B menghentikan transmisi (back off) dan mengirimkan jamming signal untuk memberitahukan kepada komputer lain bahwa telah terjadi collision. Kemudian kedua stasiun akan mengatur retransmisi dalam waktu acak (random backk off time) dan mencoba mengirim kembali frame (retransmisi) maksimal sebanyak 16 kali sampai frame berhasil dikirimkan.

Kanal bebas Stasiun A mentransmisikan data frame

Stasiun B mentransmisikan data frame

Transmisi dari B tiba di A, collision terdeteksi

A mentransmisi sinyal jamming

Transmisi sinyal jamming A sempurna

(60)

Pada Gambar 3.11, �adalah waktu jamming signal sedangkan waktu collision detection oleh transceiver diabaikan. Satu yang menjadi catatan bahwadengan deteksitabrakan,periodetransmisigagal tergantung pada waktukedatangantransmisipertama dankeduayang terlibat dalamtabrakan.�1 adalah interval waktu kedatangan antara kedatangan pertama dan yang kedua dalam periode terburuk. Selama proses kedatangan adalah Poisson, maka dapat dituliskan bahwa [4]:

{

Y y

}

e y a

pr 1 ≤ =1− −Gy , 0≤ ≤

(3.13)

Untuk analisis Throughput1-Persistent CSMA/CD, pertama harus ditentukan �[�0], �[�1] , �[�2], �10, �11, �20 dan �21. �[�0] adalah rata-rata lamanya waktu sebuah idle perioddimana [4]:

�[�0] = 1

� (3.14)

Rata-rata lamanya waktu busy period�[�1] dapat dirumuskan dengan [4]:

[ ]

T E

[

T Sukses

] [

ET Tabrakan

]

E 1 = 1/ + 1/

(

1+a

)

e aG + E

[

2a+b+Y1/Tabrakan

]

= −

(

eaG

)

(

a+b+ G

)

+eaG

= 1 2 1/

(3.15)

Probabilitas transisi dari keadaan 1 ke 0 (�10) dan keadaan 1 ke 1 (�11)

(61)

�10 = �� { tanpa kedatangan dalam 1 satuan waktu | sukses } Jika duaatau lebih stasiunsiap sediaselama periode sibuk, makatransmisigagal yangberikutnyaakan berlangsung selama2a+bsatuan waktu. Maka sesuai ilustrasi pada Gambar 3.11, untuk �[�2], �20 dan �21 dapat dituliskan persamaan sebagai berikut [4]:

(62)

Dengan menggunakan Persamaan (3.12) sampai Persamaan (3.20), dan persamaan linear pada Persamaan (3.11), maka sebuah persamaan probabilitas stasioner dapat dituliskan sebagai berikut [4]:

(

10 11

) (

20

) (

10

) (

20 21

)

Sehingga sebuah persamaan akhir diperoleh untuk mencari nilai Throughput protokol 1-Persistent CSMA/ CD, yaitu [4]:

�= (�20 + �21)����(1− �11)�20 +�10�21

� = Waktu transmisi frame

� = Propagation delayternormalisasi � = Jamming signal

(63)

BAB IV

ANALISIS KINERJA PROTOKOL AKSES ACAK

4.1 Deskripsi Parameter

Pada Tugas Akhir ini, komputasi dilakukan dengan menggunakan software Matlab R2010.Adapun program perhitungan dalam analisis Tugas Akhir ini dapat dilihat pada lembaranlampiran. Evaluasi kinerja daripada protokol akses acak diperoleh dengan memvariasikan parameter

a

(delay propagasi) dan G(Attempt rate). Protokol yang dianalisis dalam Tugas Akhir ini adalah protokol Aloha, Slotted Aloha dan 1-Persistent CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection).Pengamatan kinerja dilakukan dengan menghitung throughput masing-masing protokol berdasarkan pengaruh parameterkinerjanya. Parameter yang digunakan dalam analisis perhitungan throughput protokol akses acak dalam Tugas Akhir ini dirangkum dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Parameter perhitungan throughput protokol akses acak

Parameter Deskripsi

a

(Delay propagasi) Divariasikan (0,01) sampai (1,0)

(64)

10-2 10-1 100 101 102 103

Attempt rate (G) vs Throughput (S)

← Aloha

4.2 Analisis Throughput Aloha untuk Attempt Rate (G) yang Divariasikan

Aloha merupakan protokol pertama yang digunakan dalam jaringan LAN berbagi kanal (shared media).Adapun rumus perhitungan Throughput dari protokol Aloha dapat diperlihatkan oleh Persamaan 3.5 pada bab sebelumnya.

Perhitungan Throughput Aloha bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh Attempt rate() terhadap kinerja jaringan. Pengamatan kinerja dilakukan dengan melihat pengaruh nilai Attempt rate(�)terhadap nilai Throughput (S). Dari Persamaan (3.5) dengan parameter masukan Attempt Rate (G) (10−2) sampai

(103), Kinerja Alohadapat dijelaskan berdasakan tampilan grafik pada Gambar 4.1.

(65)

Pada Gambar 4.1 ditunjukkan bagaimana hubungan antara Throughput(S) vs Attempt rate(G) untuk protokolAloha. Dengan melihat grafik, Throughput untuk protokol Aloha dapat di plot pada nilai �= 1

2 � atau sekitar 0.18 pada� =

0,5. Untuk nilai attempt rate (G)< 0.5, sistem tidak bekerja efektif dan terlihat bahwa kanal didominasi periode kosong (idle period). Sedangkan ketika � > 0.5, sistem mengalami kelebihan beban karena terlalu banyak terjadi tabrakan yang mengakibatkan Throughputnya rendah. Artinya Aloha bekerja maksimal pada nilai �= 0,5.

Berikut contoh perhitungan Throughput(S) pada protokol Aloha menggunakan Persamaan (3.5) ; �= ��−2�, dengan pemisalan � = 0,51;

�=��−2�

�= 0,51 × 2,7183−2×0,51

Diperoleh, �=0.1839

4. 3 Analisis Throughput Slotted Aloha untuk Attempt Rate (G) yang Divariasikan

(66)

10-2 10-1 100 101 102 103

Gambar 4.2 Attempt rate (G) vs Throughput (S) protokol SlottedAloha

Hasil komputasi menunjukkan bahwa throughput maksimum Slotted Aloha mencapai 0.3678 pada � = 1. Dari nilai tersebut terlihat protokol Slotted Aloha dua kali lebih baik daripada protokol Aloha. Hubungan pengaruh nilai attempt rate(G) terhadap throughput (S) pada protokol Slotted Aloha dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Berikut contoh perhitungan throughput(S) pada protokol SlottedAloha menggunakan Persamaan (3.10), dengan pemisalan � = 1,01.

�=��−�

�= 1,01 × 2,7183−1,01

Diperoleh, �= 0.3679

(67)

10-2 10-1 100 101 102 103

Protokol CSMA/ CD yang dianalisis adalah tipe 1- Persistent untuk nilai delay propagasi (

a)

dan attempt rate (G) yang divariasikan. Analisis kinerja protokol 1-Persistent CSMA/CD dilakukan dengan menggunakan Persamaan (3.11) sampai (3.22). Analisis throughput 1-Persistent CSMA/CD dilakukan pada nilai

a

(

delay propagasi) (0,01) sampai (1,0) dan G (attempt rate) (10−2) sampai

(103). Analisis Throughput 1- Persistent CSMA/CD dapat dijelaskan berdasakan tampilan grafik pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Attempt rate (G) vs Throughput (S) protokol CSMA/ CD

(68)

Pada Gambar 4.3 ditunjukkan bagaimana hubungan antara throughput(S) vs attempt rate(G) untuk protokol 1-Persistent CSMA/CD. Gambar 4.3 menunjukkan hubungan parameter

a

dan G terhadap throughput(S), yaitu pada protokol CSMA/CD 1–persistent ketika delay propagasi (

a

) semakin kecil makat throughput (S) akan semakin tinggi. Dan ketika attempt rate (G) semakin meningkat, throughput(S) juga semakin baik. Ini menandakan bahwa ketika transmisi frame mengalami tabrakan, maka dengan segera dapat diatasi hingga transmisinya sukses, dan penggunaan kanal sangat efektif.

Berikut contoh perhitungan throughput(S) pada protokol 1-persistent CSMA/CD menggunakan Persamaan (3.22) dengan pemisalan :

�= 0,01; �= 3,2�10−7; = 41,31

Untuk proses perhitungan �10 sebagai berikut: �10 = �−�(�+1)+

(69)

�11 = 41,31 × 2,7183−41,7231 + 0,25 × 2,7183−41,7231 × [1−2,7183−0,8262]

× [1 + 2 × 41,31 × (0,0100)]

�11 = 3.1514 × 10−17

Untuk proses perhitungan �20 sebagai berikut: �20 =�−�(�+�)

�20 = 2,7183−41,31×(0,01+3,2�10 −7)

�20 = 2,7183−0,4131

�20 = 0,6616

Untuk proses perhitungan �21 sebagai berikut: �21 =�(�+�)�−�(�+�)

�21 = 41,31 × (0,01 + 3,2�10−7) × 2,7183−41,31(0,01+3,2�10 −7)

�21 = 41,31 × (0,0100) × 2,7183−0,4131

�21 = 0,2733

Untuk proses perhitunganthroughput(�) sebagai berikut: � = (�20+ �21)�−��.�

(1− �11)�20+�1021

� + (2�+�)(1− �10− �11)

+�(1− �−��)�2�+�+ 1

��+�−���(�20 +�21)�

(70)

�= (0,6616 + 0,2733) × 2,7183−0,01×41,31

4. 5 Perbandingan Protokol Aloha, Slotted Aloha dan 1-Persistent CSMA/CD

(71)

10-2 10-1 100 101 102 103

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Aloha, Slotted Aloha dan 1-Persistent CSMA/ CD

(72)

4.6 Pencapaian Nilai Maksimum Throughput (S) oleh Attempt rate (G) Setelah melakukan perhitungan dan analisis terhadap kinerja protokol Aloha, Slotted Aloha dan 1–Persistent CSMA/CD, maka besarnya pengaruh parameter delay propagasi (�) dan attempt rate (�) terhadap kinerja sistem dapat diplot pada titik tertentu yang menunjukkan pencapaian nilai maksimum throughput untuk masing-masing protokol. Pencapaian nilai maksimum tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Nilai throughput maksimum

Protokol � � �.���

Aloha 0,51 - 0,1839

SlottedAloha 1,01 - 0,36789

(73)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Setelah melakukan perhitungan dan analisis kinerja protokol akses acak, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Diperoleh nilai maksimum throughput Aloha, ���� = 0,1839 pada Attempt rate,G = 0.51. Kinerja Aloha semakin buruk untuk nilai�yang semakin besar. 2. Diperolehnilai maksimum throughput Slotted Aloha,���� = 0,36789 pada

Attempt rate, � = 1,01. Kinerja protokol Slotted Aloha dua kali lebih baik daripada protokol Aloha.

3. Diperoleh nilai maksimum throughput 1-Persistent CSMA/CD��� =

0,93727pada delay propagasi, � = 0,01 dan Attempt rate,� = 41,31. Kinerja protokol 1-Persistent CSMA/CD lebih baik dibandingkan protokol lainnya.

Protokol CSMA/CD bekerja semakin baik untuk nilai delay propagasi (�) yang semakin kecil.

5. 2 Saran

Setelah pengerjaan Tugas Akhir ini, penulis menyampaikan beberapa saran

dibawah ini.

1. Sebaiknya dikemudian hari dilakukan analisiskinerja protokol akses acak

dengan parameter analisis yang berbeda.

2. Sebaiknya dikemudian hari dilakukan analisis terhadap kinerja protokol akses

(74)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tanenbaum, A.S. 1996. Jaringan Komputer Jilid 1-Edisi Bahasa Indonesia dari Computer Networks 3rd ed. Prenhallindo, Jakarta.

[2] Stalling, W. 2002. Komunikasi Data dan Komputer Jaringan Komputer. Penerbit Salemba Teknika.

[3] Elahi, A. 2001. Networks Communications Technology. Delmar. United States of America.

[4] Foh, H, C. 2002. Performance Analysis and Enhancement of MAC Protocols. Departement of Electrical and Electronic Engineering. The University of Melbourne.

[5] Joseph Hammond L, and O'Reilly Peter J.P. 1986. Performance Analysis Of Local Computer Networks. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. United States of America.

[6] Black, U. 1993. Computer Networks Protocols, Standards, and Interfaces Second Edition. Prentice-Hall International, Inc. United States of America. [7] Fayakun, K. 2002. Analisis Kinerja Protocol CSMA/CD Pada LAN IEEE

802.3 10 Base5. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang.

[8] Forouzan, B. A. and Fegan, S.C. 2003. Data Communications and Networking Third Edition. McGraw Hill-Higher Education. New York. [9] Halsall, F. 1988. Data Communications, Computer Networks and OSI.

(75)

[10] Nemzow, M.AW. 1998. Keeping The Link Ethernet Installation and Management. McGraw-Hill Book Company. United States of America. [11] Sumit, K. Nishit, N. Sumita, N. 2000. Communications Networks

Referensi

Dokumen terkait

*osis induksi propofol pada pasien de)asa adalah &#34;'!+' mg,kg(( intravena dengan kadar obat +!6 9g,ml menimbulkan turunnya kesadaran yang bergantung pada usia

Aineistona on käytetty RKTL:n kalan ulkomaankauppatilastoja. Tilastoissa esitetään ihmisravinnoksi ja muuhun käyttöön tarkoitetun kalan ja kalavalmisteiden ulkomaan- kaupan määrä

Test Aplikasi yang Telah Dibangun di Dalam Development Fabric Pada tahap selanjutnya dilakukan pengujian atau test dari aplikasi yang telah dibangun ke dalam Development Fabric,

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan circuit training dan cross country terhadap peningkatan VO

 periodontal: 1) 1) menyebar menyebar dari dari rongga rongga mulut mulut dan dan mencapai mencapai jaringan jaringan vaskular vaskular sistemik; 2) dapat ditemukan

Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, ekuitas pajak, norma

Misalkan gempabumi besar dengan bidang patahan yang luas akan menyebarkan energinya dalam gelombang perioda panjang, yang tidak dapat secara akurat terukur oleh skala m b.. Untuk

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur anatomi dan histologi sistem