• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAJI DAN RELIGIUSITAS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH GAJI DAN RELIGIUSITAS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

OLEH :

FUTMALIA SUCI SABELLA NIM : 213 - 11 - 043

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH - S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

OLEH :

FUTMALIA SUCI SABELLA NIM : 213 - 11 - 043

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH - S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(4)
(5)

iii

(6)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Futmalia Suci Sabella

NIM : 213-11-043

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan : S1 - Perbankan Syariah

Judul Skripsi

: PENGARUH GAJI DAN RELIGIUSITAS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasrkan kode etik ilmiah.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 03 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(7)

v

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988

Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

أ

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب

Ba‟ B Be

ت

Ta‟ T Te

ث

Sa‟

es (dengan titik di atas)

ج

Jim J Je

ح

Ha‟

ha (dengan titik di bawah)

خ

Kha‟ Kh ka dan ha

د

Dal D De

ذ

Zal

zet (dengan titik di atas)

ر

Ra‟ R Er

ز

Zai Z Zet

س

Sin S Es

ش

Syin Sy es dan ye

ص

Sad

es (dengan titik di bawah)

(8)

vi

ع

„ain

Koma terbalik di atas

غ

Gain G Ge

ف

Fa‟ F Ef

ق

Qaf Q Qi

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

و

Wawu W W

ھ

Ha‟ H H

ء

Hamzah

̓

Apostrop

ي

Ya‟ Y Ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap

ةد ّدعتم Ditulis muta‟addidah

ة دع Ditulis „iddah

C. Ta’ Marbutah

Semua ta‟ marbutah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata

tunggal ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh

kata sandang “al”). Ketetntuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang

sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat dan sebagainya

(9)

vii D. Vokal Pendek Dan Penerapannya

---

َ

--- Fathah Ditulis A

---

ِ

--- Kasrah Ditulis I

---

ُ

--- Dammah Ditulis U

مّعف Fathah Ditulis fa‟ala

ركذ Kasrah Ditulis Zukira

بهري Dammah Ditulis Yazhabu

E. Vokal Panjang

1. Fathah + alif Ditulis A

ةّيههبج Ditulis Jahiliyyah

2. Fathah + ya‟ mati Ditulis A

ىست Ditulis Tansa

3. Kasrah + ya‟ mati Ditulis I

ميرك Ditulis Karim

4. Dammah + wawu

mati Ditulis U

ضورف Ditulis Furud

F. Vokal Rangkap

1. Fathah + ya‟ mati Ditulis Ai

(10)

viii

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrop

متنأأ Ditulis a‟antum

تّدعأ Ditulis u‟iddat

متركشنئن Ditulis la‟in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf qamariyyahmaka ditulis dengan huruf awal “al”

نأرقنا Ditulis al-Qur‟an

سبيقنا Ditulis al-Qiyas

2. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama

syamsiyyah tersebut

ءبمّسنا Ditulis as-Sama‟

سمّشنا Ditulis asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya:

ضورفناوذ Ditulis zawi al-furud

(11)

ix

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu :"berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:"berdirilah kamu!", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. (Q.S. Al-Mujaadilah : 11)

(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”. (Q.S. Al-Jatsiyah : 13)

“......Hidup adalah sebuah perjalanan panjang. Nikmati prosesnya dan jangan lewatkan moment berharga disetiap jengkal perjalanan hidupmu....”

Futmalia Suci Sabella

-PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Allah SWT, atas berkah umur dan nikmat ilmu yang senantiasa mengalir seperti air...

Kedua orang tuaku yang tak ada duanya, Putut Gendroyono dan Nurul Rachmawati

Kedua adikku tersayang, Futmasepta dan Futmaridho...

Almamaterku IAIN Salatiga, tempatku menimba ilmu dan mempelajari banyak hal...

Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga...

Teman-teman PS-S1 angkatan 2011 yang selama ini telah sudi menemani berjuang

Seni Music Club (SMC) IAIN Salatiga, kalian amazing...

(12)

x

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan sekalian alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul

“Pengaruh Gaji dan Religiusitas Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di BMT Taruna Sejahtera”, Jurusan Perbankan Syariah (PS)-S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Tahun 2015 dengan ini dengan baik. Serta dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sesuai dengan prosedur dan waktu yang telah ditentukan. Skripsi ini saya susun berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan selama 4 bulan, terhitung mulai tanggal 01 Mei 2015 sampai dengan tanggal 13 September 2015 dan bekerjasama dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Taruna Sejahtera sebagai obyek penelitian.

Penelitian skripsi ini sangat banyak memberikan manfaat bagi penulis, baik dari segi ilmu maupun pengalaman yang berharga. Dan tentunya terdapat pihak yang telah banyak memberikan kontribusi dalam dalam penyusunan skripsi ini. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah (S1), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 4. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh Lc., M.SI. selaku dosen pembimbing skripsi. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar Jurusan Perbankan Syariah (S1), Fakultas

(13)

xi membutuhkan bantuan.

7. Kedua orang tuaku yang tak tergantikan, Bapak H. Putut Gendroyono dan Ibu Hj. Nurul Rachmawati. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat, kebaikan dan kebahagiaan untuk bapak dan ibuk.

8. Bapak Yahsun, S.E. selaku direktur BMT Taruna Sejahtera yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk menjalankan kegiatan penelitian beliau.

9. Seluruh karyawan BMT Taruna Sejahtera, khususnya karyawan cabang Bawen dan cabang Tuntang yang telah bersedia membantu penulis dalam mengisi kuesioner demi kelancaran penelitian skripsi ini.

10. Teman dan sahabat seperjuanganku Fira, Riska, Sulastri, Saputri, Solichah. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaikku yang mengisi hari-hariku dengan tawa dan canda, membantu, mensupport dan bersedia menemaniku berjuang sampai akhir. Dan terima kasih untuk mas Sukrisno yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantuku melakukan survei lokasi penelitian.

11. Seluruh teman-teman Jurusan Perbankan Syariah (S1), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Terima kasih atas pertemanan dan pengalaman berharganya selama kuliah.

12. Keluargaku SMC (Seni Music Club) IAIN Salatiga, terima kasih atas kekeluargaan, kenyamanan, kebersamaan, ilmu dan pengalaman berharganya selama ini. Satu kata untuk kalian : Amazing.

13. Keluarga besar Alumni Mu‟allimiin Mu‟allimaat Muhammadiyyah Yogyakarta angkatan ke-85. Just we, trully kawan.

(14)

xii

dan pembelajaran baru. Semoga naskah skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkontribusi, khususnya bagi civitas akademik IAIN Salatiga (pembaca atau akademisi) dan praktisi BMT Taruna Sejahtera. Wallahu a‟laam Bisshowaab.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 13 September 2015

(15)

xiii

Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan Perbankan Syariah (S1). Salatiga : IAIN Salatiga. Pembimbing: H. Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.SI.

Kata Kunci : Gaji, Religiusitas dan Produktivitas Kerja Karyawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah variabel gaji secara parsial dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan di BMT Taruna Sejahtera, (2) apakah variabel religiusitas secara parsial dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan di BMT Taruna Sejahtera, (3) apakah variabel gaji dan religiusitas secara simultan dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan di BMT Taruna Sejahtera dan (4) apakah variabel gaji merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan di BMT Taruna Sejahtera.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengolah data primer melalui yaitu kuesioner (angket) penelitian yang diberikan kepada karyawan BMT Taruna Sejahtera. Sampel dari penelitian ini sebanyak 62 orang yang seluruhnya peneliti ambil sebagai penelitian (sampel jenuh) dan menggunakan teknik Cluster Sampling untuk menyempitkan wilayah opersional BMT yang luas dengan menentukan 2 (dua) sampel kantor yaitu kantor Cabang Bawen dan Cabang Tuntang. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat analisis SPSS versi 18.0 dan dianalisis menggunakan analisis Regresi berganda. Analisis yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi uji instrumen (uji Reliabilitas dan uji Validitas), uji hipotesis (uji Ttest, Ftest, dan Koefisien Determinasi) dan uji asumsi klasik berganda (uji Multikolinear, uji Heteroskendastisitas, uji Normalitas dan uji Linearitas).

(16)

xiv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah ... 15

C.Tujuan Penelitian ... 16

D.Manfaat Penelitian ... 16

E.Sistematika Penulisan ... 18

(17)

xv

1. Teori Gaji ... 25

2. Teori Religiusitas ... 43

3. Teori Produktivitas Kerja ... 52

4. Teori Sumber Daya Manusia (Karyawan) ... 59

C.Kerangka Pemikiran... 63

D.HipotesisPenelitian ... 63

BAB III : METODE PENELITIAN ... 67

A.Jenis Pendekatan Penelitian ... 67

B.Obyek, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 67

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 69

D.Metode Pengumpulan Data ... 72

E.Skala Pengukuran ... 72

F. Definisi Konsep dan Operasional Variabel ... 73

G.Instrumen Penelitian ... 75

H.Uji Instrumen Penelitian ... 83

I. Alat Analisis ... 87

BAB IV : ANALISA HASIL PENELITIAN ... 88

(18)

xvi

3.Identitas BMT Taruna Sejahtera ... 91

4.Incentive Management System (IMS) Karyawan ... 93

5.Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera ... 95

6.Tugas dan Wewenang Karyawan BMT Taruna Sejahtera 100 7.Karakteristik Responden ... (Karyawan BMT Taruna Sejahtera) 110 B. Analisa Data ... 114

1. Hasil Uji Instrumen ... 114

a. Uji Reliabilitas ... 115

b. Uji Validitas ... 115

2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 118

3. Hasil Uji Statistik (Kecocokan Model) ... 120

a. Uji Ttest (Parsial) ... 120

b. Uji Ftest (Simultan) ... 121

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 121

4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 122

a. Uji Multikolinearitas ... 122

b. Uji Heteroskendastisitas ... 124

(19)

xvii

BAB V : PENUTUP ... 133

A.Kesimpulan ... 133

B.Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA

(20)

xviii

Tabel 1.2 ... Data Kepadatan Penduduk di Beberapa Negara 2

Tabel 2.1 ... Penelitian Terdahulu 22

Tabel 2.2 ... Hipotesis Penelitian 66

Tabel 3.1 ... Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 68

Tabel 3.2 ... Data Sampel Karyawan BMT Taruna Sejatera 71

Tabel 3.3 ... Numerical Scale 73 Tabel 3.4 ... Definisi Operasional Variabel Penelitian 74

Tabel 3.5 ... Indikator Variabel Penelitian 82

Tabel 4.1 ... Curriculume Vitae BMT Taruna Sejahtera 91 Tabel 4.2 ... Alamat Kantor BMT Taruna Sejahtera 92

Tabel 4.3 ... Pembagian Incentive Karyawan di BMT Taruna Sejahtera 95 Tabel 4.4 ... Usia Responden 110

Tabel 4.5 ... Jenis Kelamin Responden 111

Tabel 4.6 ...Status Pernikahan Responden 111

Tabel 4.7 ... Jabatan Responden 112

Tabel 4.8 ... Pendidikan Terakhir Responden 113

Tabel 4.9 ... Masa Kerja Responden 114

Tabel 4.10 ... Hasil Uji Reliabilitas 115

Tabel 4.11 ... Hasil Uji Validitas 116

Tabel 4.12 ... Hasil Uji Linier Berganda 118

Tabel 4.13 ... Hasil Uji Ttest 120

Tabel 4.14 ... Hasil Uji Ftest 121

Tabel 4.15 ...Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 122

(21)

xix

Tabel 4.20 ... Hasil Uji Linearitas 127

Tabel 4.21 ... Hasil Hipotesis Penelitian 132

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... Kerangka Pemikiran 63

Gambar 4.1 ... Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera 96

Gambar 4.2 ... Hasil Uji Normalitas (Grafik Histogram) 125

Gambar 4.3 ... Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Plot) 126

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari BMT Taruna Sejahtera

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 5 Alamat Kantor BMT Taruna Sejahtera

Lampiran 6 Lembar Presensi Laporan Penelitian BMT Taruna Sejahtera

Lampiran 7 Angket Penelitian (Quesionare) Lampiran 8 Data Karakteristik Responden

Lampiran 9 Olah Data Karakteristik Responden

Lampiran 10 Data Jawaban Responden

Lampiran 11 Hasil Olah Data Primer Uji Instrumen (Reliabilitas dan Validitas)

Lampiran 12 Hasil Olah Data Primer Uji Statistik (Ttest, Ftest dan R2)

Lampiran 13 Hasil Olah Data Primer Uji Asumsi Klasik

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terpadat ke-4

di dunia. Berdasarkan data resmi yang dilansir dari Badan Pusat Statistik

(BPS), data hasil sensus penduduk tahun 2010 (lima tahun yang lalu)

menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237.641.326

jiwa. Sebesar 49,79 % merupakan penduduk yang menempati daerah

per-kotaan, sementara sisanya 50,21 % merupakan penduduk pedesaan. BPS juga

menyebutkan bahwa kepadatan penduduk perwilayah (kilometer persegi)

pada tahun 2010 mencapai 131,0. Artinya setiap 1 area seluas 1 kilometer

persegi dihuni oleh sebanyak 131 penduduk. Angka tersebut ternyata

mengalami kenaikan pada tahun 2012 menjadi 135 orang (Badan Pusat

Statistika).

Tabel 1.1

Data Proyeksi Jumlah Penduduk Beberapa Negara (Juta) pada Tahun 2005 s.d Tahun 2012

No.

Nama Negara

Jumlah Penduduk pada Tahun

2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. China 1312.3 1321.2 1328.3 1351.2 1359.8 1368.2 1376.6

2. India 1130.6 1173.5 1190.9 1190.1 1205.6 1222.0 1238.7

3. USA 302.7 302.3 305.0 309.5 312.2 315.0 317.8

4. Indonesia 219.8 225.6 231.6 235.0 238.5 242.0 245.4

5. Rusia 143.2 143.3 143.2 143.7 143.6 143.4 143.0

(23)

Tabel 1.2

Data Kepadatan Penduduk di Beberapa Negara (per km2) pada Tahun 2000 s.d Tahun 2012

No.

Nama

Negara

Jumlah Penduduk pada Tahun

2000 2005 2008 2009 2010 2011 2012 1. China 132.0 136.0 138.4 139.1 139.8 140.5 141.2

2. USA 29.0 31.0 31.7 32.0 32.2 32.5 32.8

3. Federasi Rusia 9.0 8.0 8.4 8.4 8.4 8.4 8.3

4. India 321.0 347.0 362.3 367.4 372.5 378.0 383.6

5. Indonesia 107.0 118.0 128.0 129.0 131.0 133.0 135.0

Sumber : http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1285-Badan Pusat Statistika

Luasnya wilayah negara dengan sekian banyak jumlah penduduk yang

yang terbagi atas lima pulau besar membuat Indonesia dapat dikatakan

sebagai negara yang memiliki tingkat kekayaan keanekaragaman budaya

yang tinggi dan kehidupan sosial kemasyarakatan yang bersifat plural dan kompleks. Tentu secara kuantitas pada kondisi politik, sosial maupun budaya

tertentu, jumlah penduduk Indonesia yang dapat dikatakan padat ini baik

bersifat positif maupun negatif akan memberikan dampak tertentu pula yang

dapat berpengaruh secara signifikan terhadap situasi dan kondisi

perekonomian suatu negara. Salah satunya adalah dari segi pemenuhan

keinginan dan kebutuhan bagi rumah tangga mikro.

Setiap orang di Indonesia baik secara individu maupun kelompok pasti

memiliki keinginan dan kebutuhannya masing-masing. Dan sudah menjadi

(24)

kebutuhan yang ada di dalam keberlangsungan hidup mereka harus

diusahakan dan terpenuhi. Maka dari itu, secara tidak sadar manusia telah

diberikan kemampuan oleh Allah SWT untuk bertahan hidup dan akal yang

sempurna untuk mengusahakan dan memenuhi keinginan dan kebutuhannya

tersebut.

Namun seringkali yang menjadi penghambat bagi kebanyakan orang

adalah masing-masing dari mereka hanya cenderung berfikir bagaimana

caranya memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut dalam waktu yang

relatif singkat. Padahal, jika mereka dapat melihat kesempatan dan

menangkap peluangnya, maka mereka dapat merealisasikan apa yang ada di

benak mereka sesuai dengan situasi, kondisi dan kapasitas yang mereka

miliki. Sehingga hal tersebut akan menjadi tolak ukur bagi masing-masing

individu atau kelompok tersebut agar lebih realistis dalam memenuhi

keinginan dan kebutuhan mereka.

Salah cara yang ditempuh oleh sebagian besar masyarakat Indonesia

untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka adalah dengan bekerja.

Karena dengan bekerja, mereka akan menerima pendapatan atau kompensasi

atas segala kontribusi yang telah mereka berikan kepada pemilik usaha,

pemberi kerja atau pemodal atas pekerjaan mereka, baik berkontribusi dalam

hal menghasilkan barang maupun jasa dalam rangka memenuhi dan

mencukupi setiap kebutuhan yang mereka inginkan.

Bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi untuk menghasilkan

(25)

waktu yang sama orang tersebut memperoleh pendapatan atau keuntungan

(Oktima, 2012: 32). Sehingga dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah usaha

yang dilakukan seseorang untuk mencapai hasil tertentu dalam memenuhi

kebutuhan, kepentingan serta keberlangsungan hidup unit pemberi kerja dan

dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun

keluarganya. Dalam hal bekerja, masing-masing individu yang bekerja

tentunya memiliki kemampuan dan keterampilan yang berbeda-beda.

Mengingat keadaan demografi masyarakat Indonesia yang cenderung

beragam dan kompleks ini, maka akan dipastikan menyebabkan jenis dan

tingkat pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat menjadi beragam pula.

Negara-negara yang berpenduduk sangat padat dengan laju

pertumbuhan penduduk yang tinggi sering mengalami masalah dalam hal

penyerapan tenaga kerja. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk

padat juga tidak lepas dari permasalahan ini. Informasi yang terperinci

mengenai kelebihan tenaga kerja di Indonesia tidak tersedia, akan tetapi

secara umum disetujui bahwa proporsi tenaga kerja yang mengangur sangat

tinggi. Selain kenyataan bahwa banyak sekali tenaga kerja yang tidak

dimanfaatkan seluruhnya di Indonesia, diketahui juga bahwa laju

pertumbuhan tenaga kerja yang terus saja meningkat (Sumarso, 2003: 44).

Di era globalisasi yang sangat kompleks seperti sekarang ini,

(26)

sekarang ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di segala bidang.

Kondisi tersebut memaksa setiap perusahaan harus dapat bekerja dengan

lebih efisien, efektif, dan produktif. Tingkat kompetisi yang tinggi ini

memacu tiap-tiap perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

organisasinya. Dengan demikian, maka perusahaan harus dapat terus berjalan

dan memenuhi kebutuhan para anggota organisasi dan kebutuhan konsumen.

Sebuah perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dengan

menggunakan beberapa keunggulan yang dimilikinya. Keunggulan yang

dimiliki perusahaan berasal dari faktor produksi perusahaan yaitu

material, mesin, sumber daya manusia, modal dan lain-lain. Dan diantara

beberapa faktor tersebut terdapat faktor sumber daya manusia yang perlu

mendapat perhatian khusus. Dalam organisasi hendaklah seorang pemimpin

menyadari kebutuhan pegawai yang bersangkutan, dimana organisasi

memberikan imbalan atau jasa pegawai yang telah diberikan untuk kemajuan

organisasi. Imbalan tersebut merupakan rangsangan yang memotivasi

pegawai agar memiliki prestasi dan kinerja yang baik (Yazid, 2009: 18).

BMT merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga keuangan

syariah mikro yang sekarang ini telah memiliki pangsa pasar yang lebih

besar, dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan tingkat ekonomi

yang beragam dan merupakan usaha sektor jasa sangat prospektif dan

menjanjikan saat ini. Pesatnya tingkat pertumbuhan lembaga keuangan

syariah mikro seperti KJKS, BMT,dll yang cenderung menjamur di berbagai

(27)

peningkatan mutu serta keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing

lembaga keuangan syariah mikro tersebut, salah satunya adalah faktor SDM

(Sumber Daya Manusia) dengan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Kondisi ekonomi dan politik dewasa ini juga telah memaksa para

majikan atau pemerintah untuk memberikan perhatian lebih besar pada upaya

pengembangan para pegawainya. Inflasi ekonomi, resesi, pengurangan

alokasi pegawai dan efisiensi telah tampil sebagai nilai dengan pengaruh yang

sangat besar dalam penanganan kegiatan sektor publik. Peningkatan nilai

efisiensi ini dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya terutama kedailan sosial,

daya tanggap politik dan keefektifan, serta hak-hak pegawai telah

berpengaruh terhadap fungsi pengembangan melalui peningkatan

produktivitas dalam pemerintahan. Usaha perbaikan produktivitas juga telah

mendorong para majikan atau pemerintah pada suatu pemahaman yang lebih

dalam mengenai: kepuasan dan motivasi kerja pegawai, kaitan yang rumit

antara orang dan pekerjaan melalui rancangan kerja, dampak dari kesehatan

dan keamanan atas kinerja pegawai dan pengakuan bahwa dalam labour-intensive turnover dan kealpaan dapat secara signifikan berpengaruh pada produktivitas (Gomes, 2003: 161-162).

Sebenarnya dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia telah

memiliki modal sumber daya manusia yang sangat memadai. Hanya perlu

diusahakan lagi agar jumlah penduduk yang sedemikian besar itu dapat

digerakkan agar menjadi sumber daya yang produktif. Manusia pembangun

(28)

manusia yang menghargai kerja sebagai sikap pengabdian kepada Tuhan,

berbudi luhur, cakap bekerja dan terampil, percaya pada kemampuan diri

sendiri, mempunyai semangat kerja yang tinggi dan memandang hari esok

dengan gairah dan optimis. Oleh karena itu, salah satu usaha yang konkrit

untuk mendorong peningkatan produktivitas tenaga kerja manusia adalah

dengan peningkatan pendidikan dan keterampilan tenaga kerja agar karyawan

mampu mengemban tugas dan pekerjaan dengan sebaik mungkin. Pekerjaan

yang dilakukan dengan baik dengan tingkat pendidikan dan keterampilan

yang sesuai dengan isi kerja akan mendorong kemajuan setiap usaha yang ke

depannya juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Sinungan, 2005:

3-4).

Keberhasilan pembangunan industri pada masa yang akan datang

sangat bergantung pada pengembangan sumber daya manusia yang sekaligus

merupakan potensi yang sangat besar di dalam negeri ini. Realisasi dari

potensi ini dipengaruhi oleh kemampuan dalam mengembangkan kualitas dan

produktivitas tenaga kerja sehingga mewujudkan suatu perekonomian yang

berimbang (Sumarsono, 2003: 45). Namun menurut Sinungan (2005: 5),

dalam kenyataannya pada saat ini masih terus berkembang kehidupan etos

kerja yang kurang menunjang (sikap kontra produktif) pada pembangunan

moral bangsa, antara lain:

1. Budaya Konsumtif

Munculnya masalah ini karena sulitnya mengajak masyarakat

(29)

Kurang adanya disiplin sosial menyebabkan budaya konsumtif sering

kali berkembang pada persaingan gaya hidup. Budaya konsumtif inilah

yang menjadi salah satu sebab berkembangnya sikap hidup yang kontra

produktif.

2. Sikap Hidup Destruktif

Hal ini dapat disebabkan karena seseorang yang bersinggungan dengan

hal-hal yang dapat merusak baik fisik maupun mental, seperti: narkotika,

nimuman keras, bermalas-malasan, dll. Dan hal ini masih berkembang

dalam masyarakat Indonesia. Sikap hidup kontra produktif ini tidak

sesuai dengan mentalitas manusia pembangunan, bahkan akan

mengganggu jalannya proses pembangunan.

3. Sikap Nrimo

Sikap kontra produktif yang secara mentalitas bersifat pasif (menerima

apa adanya) dengan pekerjaan yang terbatas untuk sekedar memenuhi

kebutuhan hidup dan hanya berorientasi pada hari ini tanpa

memperhitungkan hari kedepannya.

4. Sikap Status Oriented

Sikap kontra produktif yang ditujukan kepada pekerjaan yang

semata-mata hanya dipandang kedudukan dan lambang-lambangnya. Serta

(30)

5. Sikap Pasif Terhadap Hidup

Sikap kontra produktif yang selalu memandang hidup itu penuh dengan

kesusahan dan kesukaran. Sehingga kemudian muncul sikap mudah

menyerah dan selalu berkeluh kesah.

6. Budaya Jam Karet

Sikap kontra produktif yang irasional ini sudah tidak cocok lagi dengan

tuntutan pembangunan. Kebiasaan memakai jam karet dalam kehidupan

sehari-hari merupakan indikasi bahwa masyarakat Indonesia belum

memiliki etos kerja produktif.

Maka dari itu, untuk memberantas beberapa sikap kontra produktif di

atas diperlukan adanya sikap hidup yang tepat agar menumbuhkan sikap dan

mentalitas yang dibutuhkan untuk pembangunan negeri ini. Hanya dengan

mental produktif, keadaan sikap dan nilai-nilai yang menghambat

perkembangan masyarakat ke arah modernisasi pada saat ini, dapat diperbaiki

(Sinungan, 2005: 6).

Menurut Simanjuntak (2001: 133), produktivitas kerja karyawan kerja

yang tinggi memungkinkan pengusaha mengembangkan usahanya dan

memberikan upah yang tinggi bagi karyawannya. Namun, kenyataan

menunjukkan bahwa masih banyak pekerja Indonesia berpenghasilan sangat

kecil, lebih kecil daripada kebutuhan hidup minimumnya. Rendahnya tingkat

penghasilan tersebut dapat terjadi karena:

1. Karyawan yang bersangkutan memang mempunyai produktivitas kerja

(31)

2. Ketidaksempurnaan pasar sehingga pengusaha secara sengaja atau tidak

tidak sengaja memberikan upah yang lebih kecil daripada nilai hasil kerja

karyawan.

Simanjuntak (2001: 132) juga mengemukakan bahwa yang

menyebab-kan rendahnya tingkat upah pada dasarnya dapat dikelompokmenyebab-kan ke dalam 2

(dua) golongan. Pertama, rendahnya tingkat kemampuan manajemen

pengusaha. Tingkat kemampuan manajemen yang rendah menimbulkan

banyak pemborosan seperti: dana, sumber-sumber dan waktu banyak

terbuang percuma. Akibatnya karyawan tidak dapat bekerja dengan efisien

dan biaya produksi per unit menjadi besar. Dengan demikian pengusaha tidak

mampu membayar upah yang tinggi. Kedua, rendahnya produktivitas kerja.

Apabila produktivitas kerja karyawan rendah, maka pengusaha atau pemberi

kerja akan memberikan imbalan dalam bentuk upah yang rendah juga. Akan

tetapi rendahnya produktivitas ini justru dalam banyak hal diakibatkan oleh

tingkat penghasilan dan nilai gizi yang rendah.

Sistem penggajian di Indonesia pada umumnya mempergunakan gaji

pokok yang didasarkan pada kepangkatan dan masa kerja. Sehingga, pangkat

seseorang umumnya didasarkan pada tingkat pendidikan dan pengalaman

kerja. Dengan kata lain, penentuan gaji pokok umumnya didasarkan pada

prinsip-prisip teori human capital, yaitu bahwa upah atau gaji seseorang diberikan sebanding dengan tingkat pendidikan dan latihan yang dicapainya

(32)

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: tingkat

gizi, kesehatan, pendidikan dan manajemen kepemimpinan. Namun bagi

pekerja berpenghasilan kecil, tingkat gizi dan kesehatan merupakan faktor

dominan untuk meningkakan produktivitas kerja. Betapapun baiknya

manajemen, produktivitas kerja karyawan sukar ditingkatkan bila kondisi gizi

dan kesehatan karyawan sangat rendah. Sebab itu untuk dapat meningkatkan

produktivitas kerja para karyawan, upah mereka harus cukup memadai untuk

memenuhi kebutuhan fisik minimumnya (Simanjutak, 2001: 132-133).

Kemudian berbicara mengenai religiusitas yang dikaitkan dengan

bekerja, tentu konsep religiusitas dapat diwujudkan dalam berbagai sisi

kehidupan manusia. Sehingga di dalam pembahasan ini, religiusitas dapat

diartikan sebagai aktivitas keberagamaan yang ditinjau dari sudut dan

nilai-nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya

pada aspek keseharian dalam bekerja (Mukofadhatun, 2013: 5).

religiusitas tidak selalu identik dengan agama. Agama lebih menunjuk

kepada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan, dalam aspek yang resmi,

yuridis, peraturan-peraturan serta hukum-hukumnya. Sedangkan, religiusitas

lebih melihat pada aspek yang ada di dalam lubuk hati nurani pribadi

seseorang. Oleh karena itu, religiusitas lebih dalam pemaknaannya daripada

gambaran luar agama yang tampak formal (Sahlan, 2011: 38).

Penduduk Indonesia menganut berbagai macam agama, hal ini

membuktikan bahwa religiusitas berperan penting bagi kehidupan masyarakat

(33)

mengamalkan ajaran agama dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan

sehari-harinya tersebut. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat belum

mengetahui bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kepuasan dan

produktivitas kerja di dalam kehidupan mereka (Baihaqi, 2014: 4). Sehingga

mereka mengabaikan peran religiusitas sebagai tolak ukur sikap produktif

yang biasa mereka lakukan, terumata pada saat bekerja.

Selain itu, terdapat gap penelitian terdahulu yang juga melatarbelakangi penelitian ini antara lain penelitian Wahyuni Alimuddin (2012: iv) yang

menunjukkan bahwa kompensasi finansial mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap produktivitas karyawan. Kemudian menurut

penelitian yang dilakukan oleh Agus Susilo (2003: ii) yang menunjukkan

bahwa baik secara parsial maupun simultan variabel gaji, kondisi kerja dan

program pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas

kerja.

Akan tetapi, penelitian penelitian Desi Rahmawati (2013: 13)

mengatakan hal yang sebaliknya. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya,

hasil penelitian menunjukkan bahwa peran manajer dalam memotivasi kerja

karyawan dengan hanya memberikan gaji saja akan berpengaruh negatif dan

tidak sinifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Hal ini juga dipertegas

pula dengan penelitian yang dilakukan Aba Yazid (2009) yang menunjukkan

bahwa gaji secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

(34)

Sedangkan dari sisi religiusitas, menurut penelitian yang dilakukan

oleh Siti Mukofadhatun (2013: 82) berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa religiusitas berpengaruh positif terhadap produktivitas

kerja karyawan. Kemudian Adi Suhaddi (2010: vi) juga mengemukan bahwa

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya diperoleh hasil bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keberagamaan dengan

produktivitas kerja karyawan. Ahmad Mustofa (2014: v) juga mengemukakan

hal yang sama mengenai penelitiannya yang menunjukkan bahwa tingkat

religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja

kerja karyawan.

Maka dari itu penulis tertarik untuk mencoba meneliti dan menganalisis

lebih dalam pendapat-pendapat dan kajian-kajian yang terkait dengan

masalah penggajian dan religiusitas terhadap produktivitas kerja. Untuk

menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti mencoba melakukan penelitiaan

pada BMT Taruna Sejahtera dengan judul “PENGARUH GAJI DAN

RE-LIGIUSITAS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

DI BMT TARUNA SEJAHTERA UNGARAN”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh gaji terhadap produktivitas kerja karyawan di

(35)

2. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap produktivitas kerja karyawan

di BMT Taruna Sejahtera ?

3. Bagaimana pengaruh gaji dan religiusitas secara simultan terhadap

produktivitas kerja karyawan di BMT Taruna Sejahtera ?

4. Variabel independen manakah yang paling dominan berpengaruh

terhadap produktivitas kerja karyawan BMT Taruna Sejahtera?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh gaji terhadap produktivitas kerja karyawan di

BMT Taruna Sejahtera.

2. Mengetahui pengaruh religiusitas terhadap produktivitas kerja

karyawan di BMT Taruna Sejahtera.

3. Mengetahui pengaruh tingkat gaji dan religiusitas secara simultan

terhadap produktivitas kerja karyawan di BMT Taruna Sejahtera.

4. Mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap produktivitas

kerja karyawan BMT Taruna Sejahtera.

D. Manfaat Penelitian

Dalam rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini,

(36)

yang terkait dengan kegiatan penelitian ini. Berikut ini adalah manfaat

penelitian bagi pihak-pihak yang berkepentingan tersebut, yaitu :

1. Bagi Penulis

a. Untuk meningkatkan pengetahuan peneliti tentang kontribusi

tingkat gaji dan religiusitas dalam mempengaruhi produktivitas

kerja karyawan.

b. Guna menambah khazanah ilmu pengetahuan di bangku

perkuliahan sebagai bekal untuk praktik dan hidup bermuamalah di

masyarakat dan lingkungan kerja.

2. Bagi Pembaca/Akademisi

a. Penulisan proposal ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi

dan referensi dalam ilmu manajemen, khususnya mengenai gaji dan

ilmu akhlak pada tingkat keberagamaan (religiusitas) karyawan

yang diterapkan oleh BMT Taruna Sejahtera.

b. Menambah pengetahuan dan wacana pembaca akan sistem gaji dan

tingkat keberagamaan (religiusitas) yang berjalan di BMT Taruna

Sejahtera.

3. Bagi Praktisi

a. Memberikan referensi dan informasi tambahan bagi para praktisi

dan pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya manajer dan

kepala bagian di suatu lembaga keuangan mengenai penggunaan

sistem penggajian yang sesuai dengan kinerja karyawanyang

(37)

dilakukan dengan harapan besar dapat mempengaruhi

keberlangsungan produktivitas kerja karyawan yang berjalan di

BMT Taruna Sejahtera maupun lembaga keuangan lainnya.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kejelasan dan ketetapan pembahasan dalam

menyusun skripsi ini, maka peneliti menyusun sistematika penulisan

penelitian yang terdiri atas 5 (lima) bab sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Bab II Landasan Teori ini terdiri dari telaah pustaka, penelitian

terdahulu, kerangka teori, kerangka penelitian dan hipotesis penelitian

yang menjadi pedoman dalam analisis data.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian ini terdiri dari jenis dan pendekatan

penelitian, obyek, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sempel, teknik

pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan operasional,

instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis.

(38)

Bab IV Analisa Hasil Penelitian terdiri dari deskripsi obyek penelitian,

analisa data dan pembahasan pengujian hipotesis.

5. BAB V PENUTUP

Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil

(39)

18 BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Pengaruh Gaji Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Penelitian Agus Susilo (2003: ii) yang berjudul “Pengaruh Gaji,

Kondisi Kerja dan Program Pelayanan Terhadap Produktivitas Kerj

a

pada Karyawan Bagian Produksi di PT. Royan Sragen” dilakukan dengan metode

survei, dimana data diperoleh dengan penyebaran kuesioner kepada 30

responden. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Royan

dibagian produksi dan respondennya juga berasal dari karyawan PT Royan

dibagian produksi yang terpilih. Metode pengambilan sampel yang digunakan

yaitu stratified random sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang terdiri dari uji

F, uji t dan uji determinasi. Dari penelitian yang dilakukannya didapatkan

hasil bahwa semua variabel baik secara terpisah maupun bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan

di PT Royan Sragen. Dan faktor yang paling berpengaruh adalah faktor gaji.

Kemudian menurut Wahyuni Alimuddin (2012: iv) di dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kompensasi terhadap Produktivitas

Kerja pada PT. Bakrie Telecom Area Makassar” yang dilakukannya bertujuan

untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian kompensasi finansial dan

(40)

Area Makassar. Model Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

yakni dengan metode observasi, wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan

yang dilakukan secara sistematik berdasarkan tujuan penelitian. Sampel pada

penelitian ini adalah 32 orang karyawan PT. Bakrie Telecom dengan

menggunakan metode sampel jenuh. Metode analisis yang digunakan yaitu

uji F (serempak), uji t (parsial), analisis koefisien determinasi (R2), dan

analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian yang dilakukannya

menunjukkan bahwa kompensasi finansial (gaji) mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap produktivitas karyawan. Sedangkan

kompensasi non-finansial mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak

signifikan terhadap produktivitas karyawan. Hal ini menjadikan kompensasi

finansial merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi

produktivitas karyawan pada PT. Bakrie Telecom Area Makassar.

Sedangkan menurut Aba Yazid (2009: 17) di dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengaruh Gaji dan Insentif Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

pada CV. Indo Perkasa Computindo Situbondo” bertujuan untuk meng

-ungkap pengaruh gaji dan insentif terhadap produktivitas kerja karyawan

pada CV. Indo Perkasa Computindo Situbondo dengan menggunakan teknik

wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

yang bersifat expost facto yakni mempelajari fakta-fakta yang sudah ada. Prosesnya berupa mendiskripsikan dengan cara menginterpretasi data yang

telah diolah sampelnya yaitu 10 karyawan CV. Indo Perkasa Computindo

(41)

regresi linier berganda. Hasil penelitian regresi ini lulus uji t (parsial) maupun

uji F (simultan) pada signifikansi 5% dan menunjukkan bahwa gaji

berpengaruh negatif terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar

1,572516. Sedangkan insentif mempunyai pengaruh positif terhadap

produktivitas kerja karyawan sebesar 2,684957.

Penelitian diatas juga dipertegas dengan penelitian yang dilakukan Desi

Rahmawati (2013: 1) mengenai “Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan pada Perusahaan Rokok Fajar Berlian Tulungagung” yang

melihat sejauh mana peran manager dalam meningkatkan motivasi pada

karyawan di perusahaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh manajer dalam meningkatkan

produktivitas kerja karyawan melalui pemberian gaji, bonus dan promosi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif bentuk penelitian kualitatif

dengan sumber data yang digunakan terdiri dari informan, lokasi penelitian,

arsip dan dokumen. Teknik dalam penelitian ini adalah penelitian

perpustakaan dan hasil pengamatan. Dalam mengumpulkan data

menggunakan teknik observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data

menggunakan model analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil

penelitian, dapat disimpulkan bahwa peran manajer dalam memotivasi kerja

karyawan dengan memberikan gaji, bonus dan promosi secara simultan akan

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Namun secara parsial, gaji tidak

mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja

(42)

2. Pengaruh Religiusitas Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Dari sisi pengaruh religiusitas terhadap produktivitas kerja karyawan

menurut Siti Mukofadhatun (2013: ix) di dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Religiusitas Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada BMT

Made Demak” menyebutkan bahwa pengaruh religiusitas terhadap

produktivitas kerja karyawan di BMT MADE Demak yang ia gunakan

sebagai obyek penelitiannya adalah nilai t hitung sebesar 3,686 dan p value

(sig) sebesar 0,001 dengan menggunakan tingkat alpha 0,05. Maka posisi nilai probabilitasnya berada dibawah nilai alpha. Hal ini berarti terdapat

pengaruh yang signifikan antara religiusitas (dimensi ideologis), (dimensi

ritualistik), (dimensi eksperiensial), (dimensi intelektual) dan (dimensi

konsekuensial) terhadap produktivitas kerja karyawan di BMT MADE

Demak yang ditelitinya.

Kemudian penelitian Adi Suhaddi (2010: vii) yang berjudul “Hubungan

Antara Tingkat Keberagamaan dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT.

Metiska Farma” juga mengemukan hal yang sama. Penelitian ini bertujuan

untuk mempelajari secara empirik hubungan antara tingkat keberagamaan

dengan produktivitas kerja karyawan. Berdasarakan analisis korelasi Product Moment dari Pearson terhadap hipotesis yang diajukan, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keberagamaan denga

produktivitas kerja karyawan. Karena R hitung (0,695) > R tabel pada taraf

(43)

bahwa karyawan yang memiliki tingkat keberagamaan yang tinggi akan

memiliki produktivitas yang tinggi pula.

Penelitian di atas dipertegas pula dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ahmad Mustofa (2014: v) yang berjudul

Analisis Pengaruh Tingkat

Religiusitas dan Etika Kerja Islam Terhadap Komitmen Afektif dan

Produktivitas Kerja” (Studi Kasus pada Organisasi Swasta dan Publik di

Sleman Yogyakarta). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh tingkat religiusitas terhadap komitmen afektif, pengaruh etika kerja

Islam terhadap komitmen afektif, pengaruh tingkat religiusitas terhadap

produk-tivitas kerja, pengaruh etika kerja Islam terhadap produktivitas kerja

dan pengaruh tingkat religiusitas terhadap etika kerja Islam. Subyek dalam

penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada organisasi swasta dan

publik di daerah Sleman Yogyakarta yang berjumlah 200

orang. Data dikumpulkan dengan metode survei yaitu dengan memberikan

daftar pertanyaan atau kuesioner secara langsung kepada para responden.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis SEM

(Structural Equation Modeling) yang dioperasikan melalui program AMOS 21,0 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat religiusitas berpengaruh

positif signifikan terhadap komitmen afektif karyawan, begitu pula dengan

etika kerja Islam yang juga berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen

afektif. Kemudian tingkat religiusitas berpengaruh positif signifikan terhadap

produktivitas kerja kerja karyawan dan etika kerja Islam juga berpengaruh

(44)

Demikian hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti

terdahulu mengenai gaji dan religiusitas yang dilakukan secara terpisah pada

masing-masing variabelnya tersebut. Pada variabel independen tertentu,

terdapat hasil yang berpengaruh maupun tidak berpengaruh terhadap

produktivitas kerja karyawan. Namun, hal yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah konsep penelitian yang

menggabungkan antara variabel independen yang berpengaruh yaitu gaji dan

religiusitas secara bersama-sama untuk mempengaruhi varibel dependennya

yaitu produktivitas kerja karyawan. Kemudian melakukan serangkaian uji dan

pengolahan data primer (kuesioner) untuk mengetahui bagaimana pengaruh

gaji dan religiusitas terhadap produktivitas kerja karyawan secara parsial

maupun stimultan. Dan penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui

variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi

(45)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Variabel Gaji (x1)

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Penulis dan Tahun

Hasil Penelitian

Pengaruh Gaji, Kondisi Kerja, dan Program

Pelayanan Terhadap Produktivitas

Kerj

a

pada Karyawan Bagian

Pro-duksi di PT. Royan Sragen

Independen : Gaji, Kondisi Kerja, Program

Pelayanan

Dependen :

Produktivitas Kerja

Agus Susilo (2003)

Berdasarkan hasil peneli-tian, dapat disimpulkan bahwa baik secara parsial maupun simultan varia-bel gaji, kondisi kerja dan program pelayanan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pro-duktivitas kerja. Faktor yang paling dominan ber-pengaruh adalah gaji

.

Dilanjutkan... Lanjutan Tabel 2.1...

Pengaruh Gaji dan Insentif

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

pada

CV. Indo Perkasa Computindo

Situbondo

Independen : Gaji dan

Berdasarkan hasil peneli-tian dapat disimpulkan bahwa gaji dan insentif secara parsial berpeng-aruh negatif terhadap pro-duktivitas kerja karya-Kerja Karyawan pada PT. Bakrie Telecom Area

Independen :

(46)

Makasar negatif dan tidak sig-nifikan terhadap pro-duktivitas karyawan. Hal ini menjadikan kompen-sasi finansial merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi produktivitas karyawan

.

Pengaruh

Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Perusahaan Rokok

Fajar

Berlian Tulungagung

Independen :

Motivasi

Dependen :

Produktivitas Kerja

Desi Rahmawati

(2013)

Berdasarkan hasil pene-litian dapat disimpulkan bahwa Peran manajer dalam memotivasi kerja karyawan dengan mem-berikan gaji, bonus, dan

promosi, akan

mem-pengaruhi produktivitas kerja karyawan.

Analisis Pengaruh Pendidikan, Upah, Jenis Kelamin, Usia dan Pengala-man

Kerja

Independen : Pendidikan, Upah, Jenis Kelamin, Usia

dan Pengalaman

Kerja

Adya Dwi Mahendra

(2014)

Hasil penelitian ini me-nunjukkan bahwa va-riabel upah, usia, jenis kelamin dan pengala-man kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja

Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di

Industri Kecil Penghasil Tempe di Kota Semarang

Dependen : Produktivitas Tenaga Kerja

(47)

Variabel Religiusitas (x2)

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Penulis

dan Tahun

Hasil Penelitian

Pengaruh Religiusitas

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada BMT Made

Demak

Independen : Religiusitas

Berdasarkan hasil pene-litian, religiusitas memi-liki pengaruh yang sig-nifikan baik dari segi dimensi ideologis, di-mensi ritualistik, didi-mensi eksperiensial, dimensi intelektual dan dimensi konsekuensial terhadap produktivitas kerja kar-yawan.

Hubungan Antara Tingkat Keberagamaan

dengan Produktivitas Kerja Karyawan

PT. Metiska Farma

Independen : Keberagamaan

Dependen :

Produktivitas Kerja Karyawan

Adi Suhaddi (2010)

Berdasarkan hasil peneli-tian diperoleh hasil bah-wa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keberagamaan dengan produktivitas kerja karyawan.

Analisis Pengaruh Tingkat Reli-giusitas dan Etika

Kerja Islam Ter-hadap Komit-men

Afektif dan Produkti-vitas

Kerja

Independen : Tingkat Religiusitas,

Etika Kerja Islam

Hasil penelitian menun-jukkan bahwa tingkat religiusitas berpengaruh positif dan signifikan ter-hadap produktivitas kerja kerja karyawan yang bekerja pada organisasi swasta dan organisasi publik di daerah Sleman Yogyakarta.

(48)

(2014), Adi Suhaddi (2010)

,

Siti Mukofadhatun (2013), Ahmad Mustofa (2014)

B. Kerangka Teori

1. Teori Gaji

a. Pengertian Gaji

Menurut Ruky (2001: 7) terdapat Peraturan Pemerintah No.8 tahun

1981 yang berbicara tentang perlindungan upah yang memberikan

definisi gaji sebagai berikut:

Suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persejuan atau perjanjian kerja antara pengusaha (pemberi kerja) dan pekerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya.”

Kemudian dikemukakan oleh Martoyo (1998: 118) bahwa upah

atau gaji karyawan adalah suatu bentuk pemberian kompensasi yang

bersifat financial dan merupakan yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada bagi karyawan. Oleh sebab itu, upah atau gaji

tersebut bagi setiap karyawan yang menerimanya merupakan faktor yang

berfungsi aktif sebagai jaminan kelangsungan bagi kehidupannya.

Rivai (2009: 762) juga mengemukakan bahwa gaji adalah balas

jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi

dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan kontribusi

dalam pencapaian tujuan perusahaan. Atau, dapat juga dikatakan sebagai

bayaran tetap yang diterima seseorang karena kedudukannya di dalam

(49)

Pengertian-pengertian mengenai upah dan gaji di atas semakin

dikuatkan dengan UU No.13 Pasal 1 Ayat 30 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan yang berbunyi (www.hukumonline.com) :

“Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.”

Kemudian, Peraturan Menteri No.3 tahun 1996 tentang Pemutusan

Hubungan Kerja memberikan definisi yeng lebih detail mengenai upah

kerena ditujukan untuk keperluan perhitungan pesangon. Dalam

Peraturan Pemerintah No.3 tahun 1996 tersebut membahas upah yang

mencakup (Ruky, 2001: 7) :

“upah pokok, segala tunjangan berkala dan teratur, harga pembelian

dari catu yang diberikan kepada pekerja, penggantian untuk untuk perumahan yang diberikan cuma-cuma, dan penggantian untuk

pengobatan dan perawatan kesehatan.”

Bukan definisi di atas yang menarik untuk dibahas. Akan tetapi,

penggunaan istilah “upah” secara konsisten oleh pemerintah dalam

merumuskan definisi di atas yang menjadi pusat perhatian. Sebaliknya,

untuk PNS, anggota TNI dan POLRI, pemerintah secara konsisten

menggunakan istilah “gaji”. Walaupun sedikit ganjil saja bahwa untuk

anggota RATIH yang sekarang menjadi WANRA, pihak POLRI

menggunakan UMR (Upah Minimum Regional) sebagai patokan gajinya.

Tidak ada seorang pun di lingkungan Depnaker (Departemen Tenaga

(50)

terjadinya perbedaan tersebut. Tidak ada pula yang dapat memberikan

jawaban terhadap perbedaan antara “upah” dan “gaji” seperti yang telah

disebutkan (Ruky, 2001: 7-8).

Menurut Kamus Ekonomi, gaji merupakan ketegori atas

pengeluaran yang terdiri dari pembayaran tunai kepada pekerja sebagai

imbalan atas jasa yang mereka berikan. Jumlah yang ditunjukkan dalam

laporan pemerintah adalah bruto, yaitu sebelum dikurangi dengan pajak

sumbangan pada jaminan sosial dan dana pensiun. Tidak termasuk di

dalamnya item-item upah non tunai seperti: makanan, pakaian,

akomodasi, atau upah dan gaji untuk pembentukan modal (misalnya:

konstruksi untuk jalan dan bangunan kantor) (Oktima, 2012: 119).

Sedangkan upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau

pemberi kerja pada pekerja atau buruh yang jumlahnya ditetapkan

menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, dan peraturan

perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya

atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan

(Oktima, 2012: 307-308).

Perihal mengenai pembayaran upah atau gaji bagi karyawan atau

pekerja juga ditetapkan dalam UU No.13 pasal 88 ayat 1 dan 2 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi (www.hukumonline.com):

(1) Setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan yang

(51)

(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi pengidupan yang

layak bagi kemanusiaan sebagaimana yang dimaksud di dalam pasal

1 diatas, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang

melindungi pekerja atau buruh.

Istilah upah diambil dari buku II Undang-Undang Hukum Perdata

yang mengatur perjanjian kerja yang diadopsi dari undang-undang

warisan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pada zaman penjajahan,

orang Indonesia yang bekerja di sektor swasta sebagai pekerja hanya

mampu mencapai jabatan pada kelompok yang dibayar dengan “upah”

(wage), bukan gaji (salary). Mereka yang beruntung memiliki pendidikan cukup seperti AMS (SMU) atau MULO (SMP) dapat bekerja di kantor

pemerintah atau swasta sebagai “komis” (klerk) dan mendapat “gaji”. Rupanya sampai sekarang penggunaan istilah “upah” tersebut terus

digunakan untuk karyawan dan pekerja di sektor swasta. Walaupun ada

upah eksekutif perusahaan yang besarnya mungkin 20 sampai 30 kali

dari gaji seorang Direktur Jendral (Ruky, 2001: 7-8).

Dalam praktek di perusahaan dan dalam buku-buku manajemen

sumber daya manusia, istilah upah dan gaji digunakan dalam konteks

yang berbeda. Pertama, istilah “upah” digunakan untuk menggambarkan

pembayaran jasa kerja untuk satuan waktu yang relatif pendek, misalnya

per hari atau per jam. Sedangkan, istilah “gaji” menggambarkan

pembayaran jasa kerja untuk satuan waktu yang lebih panjang, biasanya

(52)

dengan proses produksi pada industri manufaktur. Upah atau dalam

bahasa Inggris disebut “wage” dibayarkan kepada pekerja yang terlibat

langsung dalam proses produksi, baik terlibat langsung (direct labour) misanya: operator, maupun tidak langsung (indirect labour) misalnya: bagian pemeliharaan mesin. Biaya untuk upah tersebut kemudian

diikutkan langsung dalam perhitungan biaya produksi barang tersebut

(cost of goods sold) (Ruky, 2001: 8-9).

Sebaliknya, pekerja yang menerima “gaji” termasuk dalam kategori

biaya tetap (fixed cost atau overhead cost). Contohnya adalah para

supervisor atau manajer, staf administrasi dan sebagainya. Tetapi pada “industri proses” seperti misalnya industri pupuk, kimia dan semen yang

sukar untuk dihitung komponen biaya personel per unit produksinya,

tidak terdapat pengelom-pokkan penerima “gaji” atau “upah” (Ruky,

2001: 9).

b. Teori Terbentuknya Harga Upah/Gaji Tenaga Kerja

Berikut ini dikemukakan beberapa teori yang menerangkan latar

belakang terbentuknya upah tenaga kerja, yaitu (Amalia: 2012) :

(1) Teori Upah Wajar (Alami)

Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dan biasa disebut dengan

upah menurut kodrat. Teori upah ini menerangkan tentang :

a) Upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup pekerja dengan

(53)

b) Upah menurut harga pasar adalah upah yang terjadi di pasar dan

ditentukan oleh permintaan dan panawaran. Upah harga pasar

akan berubah di sekitar upah menurut kodrat. Oleh ahli-ahli

ekonomi modern, upah jenis ini dijadikan batas minimum dari

upah kerja.

(2) Teori Upah Besi

Teori ini dikemukakan oleh Ferdinand Lasalle. Penerapan sistem

upah alami menimbulkan tekanan terhadap kaum buruh, karena

diketahui posisi kaum buruh yang sulit untuk menembus kebijakan

upah yang telah ditetapkan oleh para produsen. Maka, muncul teori

upah besi ini untuk menghadapi kebijakan para produsen terhadap

upah agar dibentuk serikat kerja.

(3) Teori Dana Upah

Teori ini dikemukakan oleh John Stuart Mill. Menurut teori ini,

tingginya upah tergantung kepada permintaan dan penawaran tenaga

kerja. Sedangkan penawaran tenaga kerja tergentung pada jumlah

dana upah yaitu modal yang disediakan perusahaan untuk

pembayaran upah. Peningkatan jumlah penduduk akan mendorong

tingkat upah yang cenderung turun, karena tidak sebanding antara

jumlah tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja.

(4) Teori Upah Etika

Teori ini dikemukakan oleh Kaum Utopis. Kaum Utopis adalah

(54)

Menurut mereka, tindakan para pengusaha yang memberikan upah

yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum merupakan

suatu tindakan yang tidak etis. Oleh karena itu, sebaiknya para

pengusaha selain dapat memberikan upah yang layak kepada para

pekerja dan keluargnya, juga harus memberikan tunjangan kepada

para pekerjanya.

c. Tujuan Pemberian Upah dan Gaji

Berikut ini adalah tujuan pembian upah dan gaji, yaitu (Rivai,

2009: 762-763) :

(1) Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian upah dan gaji akan terjalin ikatan kerja sama

formal antara pemilik/pengusaha dengan karyawan. Karyawan harus

mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan

pemilik/peng-usaha wajib membayar upah/gaji sesuai dengan perjanjian yang

disepakati.

(2) Kepuasan Kerja

Dengan upah/gaji, karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisik, status sosial, dan egoistiknya agar memperoleh kepuasan kerja.

(3) Pengadaan Efektif

Jika program pemberian upah/gaji ditetapkan cukup besar,

(55)

(4) Motivasi

Jika upah atau gaji yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah

memotivaasi para karyawannya.

(5) Stabilitas Karyawan

Dengan program upah dan gaji atas prinsip adil dan layak serta

eksternal konsistensi yang kompetitif, maka stabilitas karyawan

lebih terjamin karena turnover relatif kecil. (6) Disiplin

Dengan pemberian upah dan gaji yang cukup besar, maka disiplin

karyawan akan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati

peraturan-peraturan yang berlaku.

(7) Pengaruh Serikat Kerja

Dengan program upah dan gaji yang baik, pengaruh serikat buruh

dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada

pekerjaannya.

(8) Pengaruh Asosiasi Usaha Sejenis/Kadin

Dengan program upah dan gaji atas adil dan layak serta eksternal

konsistensi yang kompetitif, maka stabilitas karyawan lebih terjamin

karena turnover relatif kecil dan perpindahan ke perusahaan sejenis dapat dihindarkan.

(9) Pengaruh Pemerintah

Jika program upah/gaji sesuai dengan undang-undang perburuhan

(56)

d. Asas dalam Pemberian Gaji

Program pemberian upah dan gaji harus ditetapkan atas asas adil

dan layak serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang

berlaku. Berikut ini penjelasannya (Rivai, 2009: 763) :

(1) Asas Adil

Besarnya upah dan gaji yang dibayarkan kepada setiap karyawan

harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko

pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja dan memenuhi

persyaratan internal konsistensi. Jadi adil bukan berarti setiap

karyawan menerima upah/gaji yang sama besar jumlahnya. Dengan

asas adil akan tercipta suasana kerja sama yang baik, semangat kerja,

disiplin, loyalitas dan stabilisasi karyawan yang lebih baik.

(2) Asas Layak dan Wajar

Upah/gaji yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya

pada tingkat normatif yang ideal. Tolak ukur layak adalah relatif,

penetapan besarnya upah dan gaji didasarkan atas batas upah

minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku. Manajer

personalia (Sumber Daya Manusia) harus selalu memantau dan

menyesuaikan upah/gaji dengan eksternal konsistensi yang sedang

berlaku. Hal ini penting supaya semangat kerja karyawan yang

(57)

e. Faktor-Faktor yang Menentukan Pemberian Gaji

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menentukan pemberian gaji,

yaitu (Rivai, 2009: 764-765) :

(1) Tingkat Gaji yang Lazim

Tingkat upah dan gaji bisa sangat tergantung pada ketersedian

(supply) tenaga kerja di pasar tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Untuk tenaga-tenaga kerja yang langka, tingkat upah/gajinya

dapat jauh melebihi tingkat gaji pekerja/karyawan pada umumnya

bila dilihat dari kacamata evaluasi kerja.

(2) Serikat Buruh

Serikat buruh bisa menjadi kekuatan yang sangat besar dalam suatu

perusahaan, yang dapat memaksa perusahaan untuk memberikan

upah/gaji yang lebih besar bila dibandingkan dengan hasil evaluasi

jabatan.

(3) Pemerintah

Pemerintah sebagaimana diketahui merupakan lembaga yang

berkepentingan dengan kesejahteraan pekerja sebagai warga negara

dan juga terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Pemerintah

mempunyai kekuasaan yang besar dalam mengatur

perusahaan-perusahaan. Pemerintah dapat menentukan tarif upah minimum, jam

kerja standar dan tunjangan yang harus dipatuhi oleh pengusaha,

dimana bisa saja terjadi upah minimum para pekerja melebihi yang

Gambar

Tabel 4.17
Tabel 1.1 Data Proyeksi Jumlah Penduduk Beberapa Negara (Juta)
Tabel 1.2 Data Kepadatan Penduduk di Beberapa Negara (per km2)  pada Tahun 2000 s.d Tahun 2012
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Hasil penelitian berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan komitmen organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap

Hasil penelitian berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan komitmen organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial, loyalitas karyawan berpengaruh positif

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi organisasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Pembahasan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Berdasarkan uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produktivitas

Hasil penelitian menunjukkan gaji berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan, fasilitas kesejahteraan tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan, gaji