• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Deskripsi Kerja, Jenjang Karir dan Pengawasan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Deskripsi Kerja, Jenjang Karir dan Pengawasan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DESKRIPSI KERJA, JENJANG KARIR, DAN PENGAWASAN TERHADAP PRESTASI KERJA

KARYAWAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PUTRI

HIJAU MEDAN

OLEH

LESTARI SIMANJUNTAK 110521083

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH DESKRIPSI KERJA, JENJANG KARIR, DAN PENGAWASAN TERHADAP PRESTASI KERJA

KARYAWAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PUTRI

HIJAU MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Puteri Hijau Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dengan jumlah 180 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode proportional stratified random sampling dengan menggunakan rumus slovin, maka jumlah sampel adalah 65 orang. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Putri Hijau Medan dengan kontribusi R Square sebesar 58,5% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan, sedangkan sisanya sebesar 41,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE JOB DESCRIPTIONS, LEVEL CAREER, AND SUPERVISION TO THE PERFORMANCE OF WORK

PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PUTRI HIJAU

MEDAN

The purpose of this research is to know and analyze the influence of job description, career level and supervision to employees performance of PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Puti Hijau Medan Branch. This research is quantitative research using the survey method of Causal Associative which looks for the

relation between one variable with another variable The population in this

research were all employees as many 180 people. The sampling method using a sample that is proportional stratified random sampling technique as sample as many 65 employess. The collecting of primary data by using questionnaire and interview, secondary data with literature documentation and Data analysis method was descriptive and quantitative analysis methods with techniques of multiple linear regression analysis.

The hypothesis results showed that job description, career level and supervision as simultaneously and partial give a positive and significant impact to employees performance. with contribution of R Square is 58.5% employees performance is affected by the job description, career level and supervision and remaining 41,5% can be explained by other variables which are not examined in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Atas rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Deskripsi Kerja, Jenjang Karir dan Pengawasan

Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri

Hijau”. Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan

doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Balmat Simanjuntak dan Ibunda

Asna Napitupulu, dua figur yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh kesabaran, terima kasih atas doa, motivasi dan dukungan baik moril

maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini

dengan baik. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Friska Sipayung, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univeristas Sumatera Utara.

6. Ibu DR. Elisabeth Siahaan, SE, MEC., selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing, serta memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Komaria Pandia, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan koreksi dan saran atas penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan akademik.

Saudara terkasih adik ku Josapat Simanjuntak, dan seluruh kerabat dekat

ataupun jauh, serta special one Cliff Richard Purba yang senantiasa memberikan

semangat bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Kepada

seluruh teman dan sahabat penulis Dewanti, Marta, Vivi, Ika, Roby, Ponti,

Elisabeth, Maria, Chen, Donna, Sukma, Cetlin, Sulastri, serta teman-teman lain

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, November 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 12

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 12

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kerja ... 14

2.1.1 Pengertian Deskripsi Kerja ... 14

2.1.2 Indikator Deskripsi Kerja ... 18

2.1.3 Manfaat Deskripsi Kerja ... 19

2.1.4 Susunan Deskripsi Kerja ... 20

2.2 Jenjang Karir ... 21

2.2.1 Pengertian Karir ... 21

2.2.2 Jenjang Karir ... 21

2.2.3 Jenis-Jenis Jenjang Karir ... 23

2.3.4 Tipe Jenjang Karir ... 24

2.2.5 Tujuan Jenjang Karir ... 25

2.2.6 Faktor-Faktor Penentu Karir ... 26

2.2.7 Dimensi Jenjang Karir... 27

2.2.8 Tahap-Tahap Karir ... 28

2.3 Pengawasan ... 29

2.3.1 Pengertian Pengawasan ... 28

2.3.2 Fungsi Pengawasan ... 30

2.3.3 Tujuan Pengawasa ... 31

2.3.4 Proses Pengawasan ... 32

2.3.5 Faktor-Faktor Mempengaruhi Pengawasan ... 34

2.3.6 Indikator Pengawasan ... 35

2.4 Prestasi Kerja ... 36

2.4.1 Pengertian Prestasi Kerja ... 36

2.4.2 Aspek-Aspek Prestasi Kerja ... 37

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ... 38

2.4.4 Dimensi Prestasi Kerja ... 41

2.4.5 Imbalan Karyawan Berprestasi ... 42

(7)

2.8 Kerangka Konseptual ... 45

2.9 Hipotesis ... 49

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 50

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

3.3 Batasan Operasional ... 50

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 51

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 54

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

3.6.1 Populasi ... 55

3.6.2 Sampel ... 55

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 56

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 57

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 58

3.9.1 Uji Validitas ... 58

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 60

3.10 Teknik Analisis Data ... 60

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 60

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 61

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 62

3.10.4 Pengujian Hipotesis ... 63

3.10.4.1 Uji Signifikansi (Uji F) ... 63

3.10.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 64

3.10.4.3 Koefisien Determinasi (R²) ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 66

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 66

4.1.2 Visi Dan Misi ... 67

4.1.3 Struktur Organisasi ... 68

4.1.4 Uraian Tugas ... 69

4.1.5 Produk Dan Jasa ... 72

4.2 Hasil Penelitian ... 72

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 72

4.2.1.1 Karakteristik Responden ... 72

4.2.1.2 Deskripsi Jawaban Responden ... 76

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 88

4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 93

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 95

4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 95

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 96

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 97

4.3 Pembahasan ... 98

4.3.1 Pengaruh Secara Simultan (Uji F)... 98

(8)

4.3.2.1 Pengaruh Deskripsi Kerja

Terhadap Prestasi Kerja ... 98

4.3.2.2 Pengaruh Jenjang Karir Terhadap Prestasi Kerja ... 99

4.3.2.3 Pengaruh Pengawasan Terhadap Prestasi Kerja ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 42

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 53

Tabel 3.3 Daftar Karyawan Berdasarkan Departemen ... 57

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 60

Tabel 3.5 Reliabilitas Variabel ... 61

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 75

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 76

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen ... 77

Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Deskripsi Kerja (X1) ... 78

Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Jenjang Karir (X2) ... 81

Tabel 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Pengawasan (X3) 84 Tabel 4.9 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Prestasi Kerja (Y) ... 86

Tabel 4.10 Uji Glejser ... 93

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonearitas ... 94

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 95

Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 96

Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 97

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Grafik Penilaian Prestasi Kerja Karyawan 2012-2013 ... 10

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Proses Pengawasan ... 31

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 49

Gambar 3.1 Pola Skala Interval ... 56

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 69

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 107

Lampiran 2 Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ... 111

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ... 113

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden ... 114

Lampiran 5 Analisis Deskriptif ... 117

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik ... 126

(12)

ABSTRAK

PENGARUH DESKRIPSI KERJA, JENJANG KARIR, DAN PENGAWASAN TERHADAP PRESTASI KERJA

KARYAWAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PUTRI

HIJAU MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Puteri Hijau Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dengan jumlah 180 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode proportional stratified random sampling dengan menggunakan rumus slovin, maka jumlah sampel adalah 65 orang. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Putri Hijau Medan dengan kontribusi R Square sebesar 58,5% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan, sedangkan sisanya sebesar 41,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE JOB DESCRIPTIONS, LEVEL CAREER, AND SUPERVISION TO THE PERFORMANCE OF WORK

PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PUTRI HIJAU

MEDAN

The purpose of this research is to know and analyze the influence of job description, career level and supervision to employees performance of PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Puti Hijau Medan Branch. This research is quantitative research using the survey method of Causal Associative which looks for the

relation between one variable with another variable The population in this

research were all employees as many 180 people. The sampling method using a sample that is proportional stratified random sampling technique as sample as many 65 employess. The collecting of primary data by using questionnaire and interview, secondary data with literature documentation and Data analysis method was descriptive and quantitative analysis methods with techniques of multiple linear regression analysis.

The hypothesis results showed that job description, career level and supervision as simultaneously and partial give a positive and significant impact to employees performance. with contribution of R Square is 58.5% employees performance is affected by the job description, career level and supervision and remaining 41,5% can be explained by other variables which are not examined in this research.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perusahaan merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang

untuk mencapai hal-halyang tidak dapat dicapai individu sendiri-sendiri.

Dalam menghadapi persaingan bisnis perusahaan memerlukan tenaga kerja

yang terampil dan berkompeten untuk mendukung usaha perusahaan dalam

melaksanakan berbagai tugas sehingga tercapai prestasi kerja yang tinggi dan

memudahkan pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan sangat

membutuhkan karyawan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi dalam

memberikan pelayanan kepada pelanggannya.

Karyawan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberadaan

organisasi maka perhatian dan pembinaan terhadap karyawan sebagai pekerja

adalah penting, sebab kurangnya perhatian dan pembinaan akan

menimbulkan akibat yang pada akhirnya dapat mematikan organisasi.

Menurut Siagian (1999:40) membahas mengenai manajemen sumber daya

manusia bahwa manusia merupakan unsur terpenting dalam semua

organisasi, dan keberhasilan organisasi mencapai tujuan sangat ditentukan

oleh kemampuan sumber daya manusia dengan setepat-tepatnya. Pengelolaan

sumber daya manusia yang semakin baik akan mendukung terciptanya

perilaku efektif pegawai dalam melaksanakan tugas.Dalam pelaksanaan suatu

(15)

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur hasil kerja masing-masing

kegiatan dalam rangka mengembangkan hasil kerja kualitas mereka.

Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang produktif dan

berprestasi dalam bekerja. Prestasi kerja karyawan berkaitan dengan adanya

hasil optimal yang dapat dicapai dengan pekerjaan yang harus dilakukan

untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki. Prestasi kerja

merupakan suatu hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang di dasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu Hasibuan (2007:94). Prestasi kerja

yang tinggi akan mendorong tingkat kinerja perusahaan secara umum.

Pencapaian prestasi kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti kemampuan, minat melaksanakan pekerjaan, peluang bertumbuh dan

maju, tujuan yang terdefenisikan dengan jelas, kepastian dengan apa yang

diharapkan, umpan balik mengenai seberapa baik para karyawan

mengerjakan tugasnya, dan kekuasaan mendapatkan sumber daya guna

menjalankan pekerjaan serta pengawasan yang dilakukan oleh pihak

perusahaan Hasibuan (2007:95).

Prestasi kerja sebuah perusahaan dapat dicapai apabila, pekerjaan

dapat diselesaikan dengan baik karena setiap karyawan mengetahui tugas atau

tujuan yang terdefenisikan dengan jelas didalam sebuah deskripsi kerja.

Deskripsi kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus

dicapai oleh setiap karyawan, apabila deskripsi kerja kurang jelas akan

(16)

hal ini mengakibatkan pekerjaan tidak tercapaidengan baik.Menurut Siagian

(2002;140) suatu deskripsi kerja tidak hanya berarti sekedar kejelasan

serangkaian tugas yang tertulis dalam uraian pekerjaan,tetapi juga

memperhatikan pentingnya rancang bangun pekerjaan yang baik yaitu adanya

otonomi dalam bekerja, pemanfaatan berbagai keterampilan, identitas tugas

pekerjaan, signifikansi tugas, dan adanya umpan balik. Deskripsi pekerjaan

yang disusun dengan jelas sesuai dengan hak dan kewajiban yang ditetapkan

maka karyawan akan semakin jelas terhadap apa yang harus dikerjakan.

Informasi pekerjaan yang tertuang pada deskripsi pekerjaan apabila dipahami

dan dilaksanakan dengan baik akan mendorong pegawai untuk melaksanakan

pekerjaan dengan efektif sehingga dampaknya pada prestasi kerja juga akan

semakin baik.

Selain memperhatikan pentingnya kejelasan deskripsi pekerjaan,

organisasi yang sukses dan berkembang pada umumnya sangat

mengharapkan para pegawai agar dapat lebih berkembang serta mendorong

pegawai untuk dapat mengaktualisasikan dirinya ditempat kerja. Dilihat dari

pengelolaan sumber daya manusia, organisasi yang berpengetahuan dan

berwawasan ke depan dituntut adanya jenjang karir yang jelas, dimana di

dalamnya setiap karyawan mempunyai peluang bertumbuh dan maju Fathoni

(2006:229).

Karyawan juga perlu memahami dengan jelas, hendak kemana mereka

pada suatu waktu nanti. Mengingat pengembangan karir turut mempengaruhi

(17)

organisasi maupun individu. Apabila perencanaan karir yang dilakukan

karyawan sesuai dengan kesempatan karir yang diberikan organisasi, maka

kemungkinan besar dari diri pegawai tersebut akan timbul semangat kerja

yang tinggi. Kesesuaian antaraperencanaan karir karyawan dengan

kesempatan karir yang diberikan organisasi juga dapat menjadi motivator,

sehingga mereka akan saling berkompetensi untuk meningkatkan kinerja.

Menurut Wungu dan Harsosno dalam Sutrisno (2009:165) jenjang karir juga

bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi para karyawannya dalam upaya

untuk mengembangkan dirinya secara optimal di lingkup organisasi atau

institusi. Setyaningsih (2009) menunjukkan bahwa semakin tinggi

pengembangan karir, prestasi kerja karyawan juga akan semakin tinggi.

Selain deskripsi kerja dan jenjang karir, pengawasan juga perlu dilakukan

terhadap perusahaan. Pengawasan merupakan hal yang sangat penting

dilaksanakan oleh perusahaan seperti yang dikemukakan oleh Usman (2001;400)

yang mengatakan bahwa pengawasan merupakan proses pemantauan, penilaian

dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk

tindakan korektif guna penyempurnaan tugas lebih lanjut. Pengawasan merupakan

bagian terakhir dari fungsi manajemen karena dapat mengetahui apakah ada

penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan yang berlangsung dalam suatu

perusahaan.

Pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen terlaksana dengan

teratur terutama saat karyawan bekerja, memberikan perhatian, pengarahan, dan

(18)

maka karyawan akan bersikap positif terhadap pengawasan yang dilakukan oleh

pihak manajemen, Handoko (2007:2).

PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank milik

pemerintah yang terbesar di Indonesia sejak tahun 1895. PT. Bank Rakyat

Indonesia merupakan salah satu perbankan nasional terbaik yang mampu bersaing

dalam industri perbankan nasional, dengan memiliki visi yaitu menjadi bank

komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. PT. Bank

Rakyat Indonesia sebagai lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang jasa

mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, dengan menawarkan berbagai

produk dan jasa antara lain Tabungan BRI-Britama, Tabungan BRI-Britama

Dollar, Tabungan BRI-Simpedes, Deposito, Giro. Selain itu PT Bank Rakyat

Indonesia juga menawarkan produk penyaluran dana dalam bentuk kredit seperti

Kredit Mikro, Kredit Ritel, Kredit Menengah, Kredit Program, KUR BRI, dan

Kretap/Kresun (http/www.bri.com).

Sumber daya manusia adalah modal awal yang dimiliki oleh perusahaan

yang memegang peranan penting dalam keberhasilan untuk menjadikan PT. Bank

Rakyat Indonesia sebagai lembaga keuangan terkemuka yang selalu

mengutamakan kepuasan nasabah. Dengan adanya karyawan diharapkan kegiatan

perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu karyawan dituntut untuk

lebih profesional guna mencapai tujuan perusahaan.

PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan sebagai salah satu

perusahaan yang bergerak di bidang perbankan milik pemerintah di Provinsi

(19)

sehingga membuat perusahaan memprioritaskan pengeloaan manajemen yang

profitabledan profesional tanpa menghilangkan fungsinya sebagai bank milik

pemerintah. Sehingga mau tidak mau perusahaan harus bisa bersaing secara

global. Untuk itu, perusahaan ini membutuhkan sumber daya manusia yang

dituntutmelaksanakan tugas dan kewajibannya dalam bekerja dan juga memiliki

upaya-upaya dalam mengembangkan jenjang karir sehingga menghasilkan

prestasi yang baik.

Namun yang menjadi permasalahan pada PT. Bank Rakyat Indonesia

Cabang Putri Hijau Medan saat ini adalalah ada beberapa karyawan yangkurang

mengetahui dan memahami apa yang menjadi tugas, kewajiban, tanggung jawab

dan wewenang di dalam pekerjaannya. Ketika seorang karyawan bekerja,

karyawan tersebut tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, bagaimana

karyawan tersebut melakukan pekerjaannya.

Seperti seorang karyawan di jabatan frontliner ketika menerima seorang

nasabah karyawan tersebut tidak mengetahui apa tugas selanjutnya yang harus

dilakukan setelah menerima uang dari nasabah, sehingga karyawan tersebut harus

meminta bantuan kepada karyawan lain yang ada di sebelahnya yang mengerti

tugas daripada jabatan tersebut. Maka karyawan yang tidak mengerti akan

tugas-tugas utamanya pada saat itu akan diajari oleh rekan kerjanya dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Hal ini menyebabkan

pekerjaan menjadi lama, dan rekan kerja yang satu nya pun menjadi tidak dapat

menyelesaikan pekerjaannya dan memakan waktu yang lama, (wawancara bagian

(20)

Salah satu upaya agar karyawan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi

perludidukung oleh program jenjang karir yang lebih baik dari

waktu-waktusebelumnya.Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian personalia PT.

Bank Rakyat IndonesiaCabang Putri Hijau Medan, saat ini dilingkungan

karyawan PT. BankRakyatIndonesia Cabang Putri Hijau Medan masih terdapat

ketidakpuasan yang berhubungan dengan kebijakan jenjang karir.

Dimana seorang karyawan telah membuat suatu perencanaan karir bagi

dirinya sendiri, mengembangkan dan mengaktualisasi diri, juga memiliki

keinginan untuk meningkatkan potensi dan kemampuan mereka, tetapi tidak

dibarengi dengan kesempatan yang diberikan oleh perusahaan dalam hal ini

adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Puteri Hijau Medan.

Kendala yang berkaitan dengan peningkatan jenjang karir yaitu dalam hal

sentralisasi dari pusat. PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan

melakukan kebijakan peningkatan jenjang karir berdasarkan sentralisasi terpusat

dari kantor pusat PT. Bank Rakyat Indonesia yang berkedudukan di Jakarta.

Sehingga setiap karyawan harus menunggu pengangkatan karyawan pada saat job

opening yang akan dilaksanakan oleh bagian sumber daya manusia PT. Bank

Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan yang pelaksanaannya tidak diketahui

kapan waktunya job opening tersebut akan dibuka, (Wawancara bagian

personalia).

Pengawasan juga merupakan salah faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi kerja karyawan. Pengawasan merupakan proses dimana pimpinan ingin

(21)

rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan Masry (2004:61).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia

Cabang Putri Hijau Medan, pengawasan yang dilakukan adalah dalam

bentukpengawasanlangsung dengan cara mendatangi atau melakukan pemeriksaan

di tempat terhadap objek yang diawasi.

Saat ini di lingkungan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Medan,

menunjukkan bahwa pengawasan belum dilaksanakan dengan semestinya oleh

para staf pengawas. Kendala yang berkaitan dengan pengawasan yaitu para staf

pengawas tidak rutin dalam mengerjakan tugas dan tanggungjawab yang telah

diberikan. Dalam hal ini pengawas (Resident Auditor) hanya melakukan tugasnya,

menginspeksi langsung ke lapangan sebanyak satu atau dua kali di dalam satu

minggu.

Sedangkan pada Standar Operasional Perusahaan (SOP) PT. Bank Rakyat

Indonesia sendiri seorang pengawas (Resident Auditor) harus melaksanakan

tugasnya sebanyak empat kali dalam satu minggu. Dan apabila terjadi

kesalahan-kesalahan terhadap hasil kerja maka tindakan perbaikan tidak segera dilakukan

sebagai wujud umpan balik dari pengawasan yang dilakukan. Maka apabila

seorang karyawan melakukan kesalahan didalam pekerjaannya, tetapi tindakan

perbaikan dari pengawas tidak segera dilakukan mengakibatkan karyawan

tersebut nantinya, dapat mengulang kesalahan tersebut di dalam pekerjaaannya

dan berdampak terhadap prestasi kerja karyawan, (Wawancara karyawan).

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan karyawan atau

(22)

Marihot (2002;195).Adapun yang menjadi kriteria-kriteria karyawan yang

berprestasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan ini dapat

dilihat dari dua sasaran yaitu sasaran kinerja dan sasaran kompetensi

individu.Kriteria pada sasarankinerja disesuaikan dengan tugas yang diduduki

karyawan atau sasaran ini harus terfokus dengan tugas yang diduduki oleh

karyawan.

Kriteria-kriteria yang terkandung dalam sasaran kinerja ini antara lain:

meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah, pengisian data nasabah sesuai

dengan dokumen sumber yang benar, memberikan informasi produk perbankan

dengan jelas tepat dan benar, melayani komplain nasabah dengan baik sesuai

prosedur yang berlaku, penampilan karyawan yang sesuai dengan standar

perusahaan dan perilaku di dalam melayani nasabah sesuai dengan standar

perusahaan.

Untuk sasaran kompetensi individu adalah gabungan antara pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Dimana setiap individu yang menduduki suatu tingkatan,

harus mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, agar sesuai dengan hasil yang

diinginkan.Kriteria-kriteria yang terkandung pada sasaran kompetensi individu

yaitu: berpikir analitis, dorongan berprestasi, berinisiatif, berintegritas,

menghasilkan data yang berkualitas dan akurat, dapat bekerjasama dalam tim,

berorientasi dalam melayani nasabah, berantusias mencari informasi.

PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan juga memberikan

imbalan kepada setiap karyawan yang memiliki prestasi yang baik. Adapun

(23)

Kanca digunakan sistem insentif atas dasar kinerjaPerformance karyawan.

Penilaian mencakup penilaian atas kemampuan, skill, sikap, serta perilaku

karyawan. Berikut ini adalah grafik penilaian prestasi kerja karyawan PT. Bank

Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan akan ditampilkan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1

Sumber : Bagian SDMPT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan(diolah).

Keterangan Penilaian :

a. Penilaian istimewa dengan score 3,51-4,00

b. Penilaian sangat baik dengan score 3,01-3,50

c. Penilaian baik dengan score 2,50-3,00

Sem I 2012 Sem II 2012 Sem I 2013 Sem II 2013

Istimewa 20 19 18 12

Sangat Baik 73 71 67 65

Baik 55 57 56 56

Cukup Baik 32 33 39 47

0 10 20 30 40 50 60 70 80

N

il

ai

K

ar

y

awan

Data Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

(24)

d. Penilaian cukup baik 1,00-2,00

Berdasarkan gambar 1.1 diatas menunjukkan bahwa pretasi kerja pada

karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan mengalami

penurunan kategori istimewapadatahun 2012 semester I dan semester II sebanyak

20 (dua puluh) orang menjadi 19 (sembilan belas) orang, tahun 2013 semester I

dan semester II sebanyak 18 (delapan belas) orang menjadi 12 (dua belas) orang.

Untuk karyawan kategori sangat baik tahun 2012 semester I dan semester II

sebanyak 73 (tujuh puluh tiga) orang menjadi 71 (tujuh puluh satu), tahun 2013

semester I dan semester II sebanyak 67 (enam puluh tujuh) orang menjadi 65

(enam puluh lima) orang.

Untuk penilaian karyawan kategori baik tahun 2012 semester I dan

semester II sebanyak 55 (lima puluh lima) orang menjadi 57 (lima puluh tujuh)

orang, tahun 2013 56 (lima puluh enam) orang tetap menjadi 56 (lima puluh

enam) orang. Sementaraprestasi kerja karyawan kategori cukup baik semester I

dan semester II sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang menjadi 33 (tiga puluh tiga)

orang, dan tahun 2013 sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) orang menjadi 47

(empat puluh tujuh) orang.

Penurunan prestasi kerja karyawan mungkin disebabkan oleh kurangnya

menguasai tugas, tanggungjawab, wewenang pekerjaan dalam sebuah deskripsi

kerja, tersentralisasinya job opening dalam peningkatan jenjang karir dan

kurangnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh staf pengawas.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu

(25)

Pengawasan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia

Cabang Putri Hijau Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah, “Apakah deskripsi kerja, jenjang karir, dan pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan?”.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh deskripsi

kerja, jenjang karir dan pengawasan terhadap prestasi kerja karyawanPT.

Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada PT. Bank

Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan dalam mengatasi

masalah deskripsi kerja, jenjang karir, dan pengawasan,dalam

meningkatkan prestasi kerja karyawan.

b. Bagi pihak lain/Akademisi lainnya

Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan pembanding dalam

melakukan penelitian lain di waktu mendatang khususnya yang

berhubungan dengan deskripsi kerja, jenjang karir, danpengawasan

(26)

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan guna

memperluas cakrawala wawasan peneliti dalam bidang manajemen

sumber daya manusia khususnya dalam deskripsi kerja, jenjang karir,

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Kerja

2.1.1 Pengertian Deskripsi Kerja

Induk kajian deskripsi kerja adalah analisa jabatan yang merupakan suatu

aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang harus dilakukan dan siapa yang

harus melakukan tugas tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk

menciptakan kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja total dari sebuah

perusahaan. Perusahaan akan baik jika sumber daya manusia di dalamnya telah

mampu melaksanakan pekerjaan masing-masing dengan jelas, spesifik, serta tidak

memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses pencapaian kinerja.

Pekerjaan atau tugas dilakukan maka sebelumnya, terlebih dahulu harus

dilakukan suatu analisis pekerjaan (job analysis). Perlu diingat bahwa analisis

pekerjaan tidak sama dengan deskripsi kerja (job description), namun pada

akhirnya analisis pekerjaan akan berakhir pada suatu bentuk uraian tugas. Analisis

pekerjaan merupakan kegiatan atau proses menghimpun dan menyusun berbagai

informasi yang berkenaan dengan setiap pekerjaan, tugas-tugas, jenis pekerjaan,

dan tanggung jawabnya secara operasional untuk mewujudkan tujuan organisasi

atau bisnis sebuah perusahaan.

Menurut Rivai (2005:125) deskripsi kerja merupakan hasil analisis

pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau suatu proses menghimpun dan

(28)

sistematis. Deskripsi pekerjaan dapat diasumsikan sebagai keseluruhan kajian

ringkasan informasi pekerjaan dan syarat- syarat pelaksanaannya sebagai hasil

dari analisis, yang biasanya berisi tugas pokok dari uraian tersebut. Deskripsi

pekerjaan tidak membahas masalah orang atau pekerja, tetapi masalah ruang

lingkup kegiatan, fungsi dasar atau tugas pokok, nama pekerjaan, wewenang dan

kewajiban, tanggung jawab, kriteria penilaian dan hasilnya.

Menurut Mathis and Jackson (2006:214) deskripsi kerja merupakan proses

menyebutkan tugas, tanggung jawab dari suatu pekerjaan. Tugas-tugas perlu

diketahui dengan jelas apa jenisnya, selanjutnya tanggung jawab apa yang harus

dipegang oleh karyawan yang melakukan tugas tersebut, sehingga karyawan tidak

melakukan kesalahan dengan adanya kejelasan-kejelasan pekerjaan yang harus

karyawan lakukan. Selanjutnya Mathis dan Jackson (2006:214) menyatakan ada

tiga hal yang menjadi ukuran deskripsi kerja yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Tugas dan tanggung jawab esensial

b. Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan,dan

c. Kerjasama yang dilakukan dalam menjalankan tugas yang didelegasikan.

Sofyandi (2008:96) deskripsi kerja diartikan sebagai suatu keterangan

singkat yang ditulis secara cermat mengenai tugas, kewajiban, tanggung jawab

dan wewenang dalam suatu jabatan tertentu. Sedangkan Gary Dessler (2004)

bahwa sebuah deskripsi pekerjaan adalah sebuah pernyataan tertulis tentang apa

yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya, dan

(29)

pekerjaan adalah identifikasi tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari sebuah

pekerjaan, yang dikemukakan oleh Stephen Robbins (2005:214).

Dalam artikel Suwandi (damandiri.or.id) job description adalah suatu

upaya menjelaskan peran seseorang dari luar orang itu, yaitu organisasi,

sedangkan dari dalam yaitu dari setiap orang yang berada pada peran yang telah

ditentukan dituntut pula adanya kemampuan dan kemauan untuk mengerti akan

peran yang didudukinya. Kemampuan mengerti berarti kemampuan untuk

memahanmi atau mengetahui job description yang telah ditetapkan oleh

organisasi, sedangkan kemauan mengerti artinya secara mental seseorang mau

menerima perannya itu, yaitu adanya kecocokan antara harapan pribadinya

terhadap peran yang diberikan kepadanya.

Menurut Stone (2005) Job description (deskripsi kerja) atau deskripsi

posisi adalah pernyataan tertulis yang menjelaskan mengapa pekerjaan itu ada,

apa yang dilakukan pemegang pekerjaan sebenarnya, bagaimana mereka

melakukannya dan dalam kondisi apa pekerjaan itu dilakukan. Sedangkan

Hasibuan (2007:32) menyatakan adanya pengaruh deskripsi kerja terhadap

pekerjaan, yakni apabila deskripsi kurang jelas akan mengakibatkan seorang

karyawan kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya pada pekerjaan itu,

mengakibatkan pekerjaan tidak tercapai dengan baik. Dengan adanya perancangan

pekerjaan dan deskripsi tugas yang jelas, maka akan semakin produktif dan

berprestasi sehingga keuntungan ekonomis dari deskripsi pekerjaan akan

diperoleh.Hal ini juga didukung oleh Yahya (2009:1) “to perform on par or

(30)

structure and job characteristics. These are essentials in supporting such

behaviors that mayenhance employee task and contextual performance”, artinya

untuk mendapatkan hasil yang setara atau lebih dari apa yang ditentukan dalam

deskripsi pekerjaan,dibutuhkan struktur yang efektif dan karakteristik pekerjaan.

Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan tugas karyawan dan kinerja kontekstual.

Menurut Manullang (2001:46) pada umumnya keterangan-keterangan

yang tertulis dalam deskripsi kerja meliputi dua hal yaitu :

a. Sifat pekerjaan yang bersangkutan, mengenai hal yang pertama ini maka

dalam suatu deskripsi kerja harus dimuat antara lain :

1. Nama jabatan

2. Jumlah pegawai yang memegang jabatan itu

3. Ringkasan pekerjaan yang menjelaskan dengan singkat tugas-tugas

utama, alat-alat mesin yang dipergunakan dalam pekerjaani itu

4. Rangkaian pekerjaan

5. Keterangan tentang bahan yang dipakai

6. Hubungan pekerjaan itu dengan pekerjaan yang terdekat

7. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan diatasnya yakni jabatan dari

mana petugas dipromosikan dan jabatan kemana petugas akan

dipromosikan.

8. Latihan yang dibuttuhkan

9. Besarnya upah

(31)

11.Keadaan khusus sesuatu pekerjaan, misalnya mengenai udara,

penerangan, ventilasi dan lain sebagainya.

b. Tipe pekerjaan yang cocok untuk jabatan itu, mengenai hal yang kedua

yakni tipe pekerja yang cocok untuk jabatan itu, maka harus dimuat antara

lain : jenis kelamin, keadaan fisik, emosi si pekerja, mental si pekerja,

pendidikan, temperamen, karakter, minat pekerja.

2.1.2 Indikator Deskripsi Pekerjaan

Indikator deskripsi pekerjaan menurut Malayu S.P Hasibuan (2007:36),

menyebutkan indikator-indikator deskripsi pekerjaan secara umum yaitu :

a. Apa yang dilakukan

Setelah menempati jabatan yang ditetapkan apa yang dilakukan dengan

tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang

karyawan untuk menjalankan aktivitas organisasi perusahaan.

b. Kecakapan

Kemampuan seorang karyawan menjalankan tugas yang diberikan

kepadanya dan kesanggupan membangun hubungan dengan rekan kerja,

ataupun atasan.

c. Pendidikan yang diperlukan

Setiap jabatan yang ada masing-masing diperlukanpendidikan apa yang

diperlukan untuk menduduki jabatan tersebut.

d. Kondisi

Dimana jabatan itu dilaksanakan seorang karyawan yang duduk dalam

(32)

yang dipakai, serta mampu memahami apa yang harus dilakukan di intern

organisasi serta di ekstren organisasi.

e. Jenis dan kualitas orang yang diperlukan untuk jabatan tersebut

Pada keterangan diatas bahwa seseorang yang akan memangku jabatan

harus memenuhi kriteria yang ditentukan oleh perusahaan.

2.1.3 Manfaat Deskripsi Kerja

Deskripsi kerja pertama-tama digunakaan sebagai dasar untuk penilaian

jabatan, deskripsi kerja juga dikenal pimpinan sebagai dasar untuk memimpin

menurut Moekijat (1998:112) deskripsi kerja dapat berguna untuk menugaskan

karyawan-karyawan kepada jabatan-jabatan, dalam jabatan-jabatan mana uraian

jabatan itu membantu meyakinkan perseorangan mengetahui apa yang diharapkan

dari mereka dan dapat dipergunakan sebagai checklist dalam menunjukkan

karyawan-karyawan dalam mengerjakan pekerjaaan yang telah diserahkan.

Menurut Dale Yoder dalam Moekijat (1998:114) deskripsi kerja dapat

dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan sebagai berikut :

a. Deskripsi kerja memberikan suatu aturan terinci untuk pencarian calon

karyawan dan penyaringan.

b. Deskripsi kerja memberikan garis besar mengenai kesempatan kerja

dengan demikian berguna dalam pemberian pedoman dan nasihat jabatan.

c. Deskripsi kerja dapat memberikan saran-saran untuk penguraian jabatan

dan penyederhanaan pekerjaan.

d. Deskripsi kerja adalah penting untuk semua sistem penilaian jabatan

(33)

e. Deskripsi kerja dapat membantu memperbaiki semangat kerja dengan

mempengaruhi tiap karyawan mengenai pentingnya jabatan karyawan dan

membantu menetapkan keadilan dalam kompensasi.

f. Deskripsi kerja adalah penting untuk merencanakan perubahan-perubahan

dalam organisasi dan untuk reorganisasi.

g. Deskripsi kerja membantu memperbaiki administrasi dan pengawasan

melalui penguraian yang objektif daripada tanggung jawab-tanggung

jawab daripada pengawasan dan hubungan antar jabatan.

2.1.4 Susunan Deskripsi Kerja

Data-data yang yang harus dicantumkan dalam deskripsi kerja memiliki

ketidakseragaman. Seperti apa yang ditunjukkan sendiri oleh namanya, deskripsi

kerja itu pada pokoknya adalah bersifat menguraikan (deskriptif) dan merupakan

suatu catatan mengenai fakta-fakta jabatan yang ada dengan tepat. Fakta-fakta

atau kenyataan- kenyataan ini harus disusun sedemikian rupa agar dapat mudah

dipergunakan. Yuli (2005 :44) menyarankan untuk menggunakan urutan atau

susunan sebagai berikut :

a. Identifikasi jabatan. Bagian identifikasi jabatan memuat

informasi-informasi tentang nama jabatan, kode jabatan, tanggal analisis,

penyusunan, dan dalam departemen apa.

b. Ringkasan jabatan. Ringkasan jabatan hendaknya menggambarkan sifat

(34)

c. Hubungan, tanggung jawab, dan kewajiban. Bagian ini memperlihatkan

hubungan pemegang jabatan dengan pihak atau bagian lain, baik dalam

organsasi maupun luar organisasi.

d. Wewenang dari pemegang jabatan. Bagian akan menentukan batas-batas

wewenang pemegang jabatan, termasuk wewenang pengambilan

keputusannya dan batas-batas pelanggarannya.

e. Standar kinerja. Bagian ini menetapkan standar-standar yang diharapkan

bisa dicapai oleh karyawan pada masing-masing tugas dan tanggung jawab

dari deskripsi jabatan.

f. Kondisi kerja. deskripsi kerja juga akan merangkum kondisi kerja umum

yang tercakup pada jabatan.

2.2. Jenjang Karir 2.2.1 Pengertian Karir

Karir merupakan seluruh posisi kerja yang dijabat selama siklus kehidupan

pekerjaan seseorang Rivai (2004:282). Karir merupakan suatu proses yang

sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar membantu

partisipasi ditempat kerja Dalil(2002:277). Sedangkan menurut Simamora

(2001:505) karir merupakan urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan

pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang

waktu hidup seseorang itu. Maka dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu

rangkaian atau pekerjaan yang dapat dicapai seseorang dalam kurun waktu

(35)

2.2.2 Jenjang Karir

Jenjang karir merupakan salah satu istilahyang ada dalam bidang karir.

Jenjang karir atau tangga karir atau disebut juga dalam istilah lain Career ladder,

dimana menurut Elmer H. Burack dan Nicholas J. Mathys (2006) dalam buku

mereka, Introduction to Management: A Career Prespective: Career Ladder.

A”Ledder” in which the succssive steps symbolize the different levels in one’s

career. Dalam arti jenjang karir adalah suatu tangga yang urutan anak tangganya

melambangkan tingkat-tingkat yang berlainan dalam karir seseorang. Hal ini juga

di dukung olehTan (2008:2) “this stream of researchers defines work experiences

and jobs in one more organization”didefenisikan sebagai suatu proses

perkembangan suatu individu dalam melalui pengalaman kerja dan

jabatan-jabatan yang berbeda dalam satu atau beberapa organisasi.

Tan (2008:2) juga menyatakan bahwa “ career development involves an

organized, formalized, planned efford to achive a balance between an individual’s

career needs and the organization’s workforce and to motivate employees for

career enrichment as well as desired performance in the organization” artinya

adalah jenjang karir menyangkut suatu upaya formal yang terencana dan

terorganisasi untuk mencapai suatu keseimbangan antara kebutuhan karir seorang

individu dengan tuntutan pekerjaandalam suatu organsasi. Liu (2004:19) juga

menegaskan dalam penelitiannya bahwadalam memenuhi kebutuhan fisiologisnya

dalam hal ini kebutuhan akan pengembangan dan aktualisasi diri, karyawan juga

memiliki keinginan untuk meningkatkan potensi dan mengembangkan

(36)

menyatakan bahwa perusahaan memfasilitasi pembentukan dukungan organisasi

dengan menyediakan peluang pengembangan guna memenuhi kebutuhan

pengembangan pribadi seorang karyawan. Sedangkan menurut Rivai (2004:282)

jenjang karir merupakan model posisi pekerjaan berurutan yang membentuk karir

seseorang.

Menurut Sutrisno (2009:165), jenjang karir secara umum disiapkan dalam

rangka memenuhi kebutuhan perusahaan untuk mengembangkan usahanya

dengan dukungan penuh dari para karyawannya yang berkualitas karena telah

berpengalaman melalui penelitian jenjang jabatan-jabatan organisasi atau institusi

dari bahwa sampai ke atas.Jenjang karir juga bertujuan untuk memberikan

fasilitas bagi para karyawannya dalam upaya untuk mengembangkan dirinya

secara optimal dilingkup organisasi atau institusi Wungu dan Harsosno (2003)

dalam Sutrisno (2009:165).

2.2.3 Beberapa Macam Jenjang Karir

Menurut Sondang P Siagian (2005:26), jenjang karir yaitu suatu minat

atau nilai seseorang yang dipegang seseorang dengan kukuh, apabila pilihan harus

diambil, juga merupakan dimana karir seseorang berayun.

a. Jenjang karir fungsional

Jenjang karir ini cenderung menetapkan pilihan karir berdasarkan

atas isi, teknis, fungsional dari pekerjaan, seeperti bidang teknis atau

analisis keuangan.

(37)

Sebagian orang yang lain memperlihatkan motif yang kuat untuk

menjadi manajer, dan pengalaman karir mereka memungkinkan

mereka untuk meyakini bahwa mereka memilki keterampilan dan

nilai yang diperlukan untuk meningkatkan ke posisi pimpinan umum

sedemikian itu.

c. Kreatifitas sebagai jenjang karir

Untuk membangun atau menciptakan sesuatu yang secara

keseluruhan merupakan suatu hasil atau proses yang menopang nama

perusahaan atau keberuntungan pribadi yang mencerminkan

keberhasilan.

2.2.4 Tipe Jenjang Karir

Jenjang karir merupakan suatu pola urutan kemajuan karir yang ditempuh

oleh pegawai selama bekerja pada suatu organisasi.Tipejenjang karir dapat

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu (R.Wyne & Robert Emmu, 2001) :

a. Jenjang karir tradisional

Jenjang karir tradisional merupakan suatu jenjang dimana kemajuan

vertikal pegawai dalam organisasi naik dari jabatan yang spesifik ke

jabatan berikutnya. Dengan asumsi bahwa jabatan terdahulu

merupakan suatu persiapan yang diperlukan untuk jabatan dengan

level yang lebih tinggi, atau dengan kata lain pegawai harus bergerak

selangkah demi selangkah. Tipe ini biasanya terdapat pada pekerjaan

administrasi dan operasi produksi.

(38)

Jenjang karir jaringan (network) merupakan gabungan antara urutan

vertikal jabatan dan rangkaian kesempatan horizontal. Pada tipe ini

pendekatannya lebih realistis dalam menunjukkan

kesempatan-kesempatan untuk pengembangan pegawai dibandingkan tipe

tradisional. Satu kelemahan dari tipe ini adalah kesulitan dalam

menjelaskan kepada pegawai mengenai rute karir spesifik yang dapt

mereka pilih.

c. Jenjang karir ganda

Jenjang karir merupakan suatu jenjang spesialisasi, dimana pegawai

yang mempunyai spesialisasi tinggi diperbolehkan untuk

mengembangkan keahliannya dalam organisasi tanpa harus menjadi

manajer. Secara individu tipe ini dapat meningkatkan pengetahuan

spesialisasi mereka, memberikan kontribusi kepada organisasi dan

dihargai tanpa memasuki tingkat manajemen. Jenjang karir ganda ini

akan semakin populer terutama dalam dunia teknologi yang tinggi,

dimana perubahan spesialisasi akan diperlukan sepenting

keterampilan manajemen.

2.2.5 Tujuan Jenjang Karir

Menurut Sutrisno (2009:166) jenjang karir jabatan bertujuan untuk :

a. Memberikan kepastian arah karier jabatan karyawan dalam kiprahnya di

lingkup organisasi.

b. Meningkatkan daya tarik organisasi atau institusi bagi para karyawan yang

(39)

c. Memudahkan manajemen dalam menyelenggarakan program-program

pengembangan sumber daya manusia, khususnya dalam rangka

mengambil keputusan di bidang karir serta perencanaan sumber daya

manusia organisasi atau perusahaan yang selaras dengan rencana

pengembangan organisasi.

d. Memudahkan administrasi kepegawaian, khususnya dalam melakukan

administrasi pergerakan karyawan dalam arah karir promosi, rotasi,

ataupun demosi jabatan.

2.2.6 Faktor-Faktor Penentu Karir

Ada lima faktor yang akan mempengaruhi baik tidaknya karir seorang

karyawan. Untuk itulah kelima faktor tersebut harus dikelola oleh karyawan

dengan baik, bila karyawan yang bersangkutan ingin meraih karir yang lebih

tinggi Sutrisno (2009:65). Kelima faktor tersebut adalah :

a. Sikap atasan dan rekan sekerja.

Bila ingin karir berjalan dengan baik, seseorang harus menjaga diri,

menjaga hubungan baik kepada semua orang yang ada di organisasi atau

perusahaan tersebut, baik terhadap atasan maupun terhadap teman sekerja.

b. Pengalaman.

Pengalaman dalam konteks ini dapat berkaitan dengan tingkat golongan

(senioritas) seorang karyawan, tetapi dalam mempromosikan senior

jugabukan hanya mempertimbangkan pengalaman saja tetapi

jugamempertimbangkan pada kemampuan dan keahlian.

(40)

Faktor pendidikan biasanya menjadi syarat untuk duduk di sebuah jabatan.

Apabila semakin berpendidikan seseorang akan semakin baik, atau dengan

kata lain orang yang berpendidikan tinggi akan memiliki pemikiran yang

lebih baik pula.

d. Prestasi

Prestasi dapat saja terjadi dari akumulasi dari pengalaman, pendidikan,

dan lingkungan kerja yang baik. Pengaruh prestasi dalam menentukan

jenjang karir akan sangat jelas terlihat standar untuk menduduki jabatan

tertentu dominan berdasarkan prestasi.

e. Faktor Nasib

Faktor nasib juga turut menentukan walaupun diyakini porsinya sangat

kecil, bahkan para ahli mengatakan faktor nasib berpengaruh terhadap

keberhasilan hanya 10% saja Tohardi,(2002). Adanya faktor nasib yang

turut mempengaruhi harus kita yakini ada, karena dalam kenyataan ada

yang berprestasi tetapi tidak pernah mendapat peluang untuk

dipromosikan.

2.2.7 Dimensi Jenjang Karir

Adapun yang menjadi dimensi dari jenjang karir karyawan menurut Rivai

(2004) diantaranya adalah:

a. Peningkatan kemampuan

Kemampuan seseorang sangat menentukan prestasi kerja. Menurut Mathis

(2000) kemampuan merupakan segala sesuatu yang menunjukkan

(41)

kemampuan ini mencakup 4 (empat) hal yaitu: pendidikan formal,

penilaian pekerjaan, pengalaman jabatan, hubungan interpersonal

termasuk (menghargai individu, mendorong kemampuan terus-menerus).

b. Sikap atau perilaku karyawan

Merupakan tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan

tugas atau tanggung jawab dari sebuah pekerjaan Sutrisno (2009:153).

2.2.8Tahap-Tahap Karir

Menurut Rivai (2004:298), tahapan-tahapan karir adalah sebagai berikut :

a. Tahap Awal

Pada tahap ini ditekankan pada perhatian untuk memperoleh jaminan

terpenuhinya kebutuhan dalam tahun-tahun awal pekerjaan.

b. Tahap Lanjutan.

Pada tahap ini pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang,

namum lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri dan kebebasan.

c. Tahap Mempertahankan

Pada tahap ini individu mempertahankan pencapaian keuntungan atau

manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di masa lalu.

d. Tahap Pensiun

Pada tahap ini individu telah menyelsaikan satu karir, dan ia akan

berpindah ke karir yang lain, dan individu memiliki kesempatan untuk

(42)

2.3 Pengawasan

2.3.1 Pengertian Pengawasan

Berbagai fungsi manajemen dilaksanakan oleh para pimpinan dalam

rangka mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada di dalam manajemen

diantaranya adalah fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian

(organizing), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi pengawasan

(controlling), menurut Griffin (2004:44). Keempat fungsi manajemen tersebut

harus dilaksanakan oleh seorang manajer secara berkesinambungan, sehingga

dapat merealisasikan tujuan organisasi. Pengawasan merupakan bagian dari fungsi

manajemen yang berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai

dengan efektif dan efisien.

Menurut G.R Terry dalam Manullang (2001:172) mengemukakan hal

sebagai berikut :

“Controlling can be defined as the process of determining what is to be

accomplished, that is the standard; whatis being accomplished, that is the

performance, evaluating the performance and if necessary applying

corrective measure so that performance takes place according to plans, that

is, in conformity with the standard.”

Pengawasan dapat didefenisikan sebagai proses penentu, apa yang harus

dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai

pelaksanaan dan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai

dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

(43)

dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang

diharapakan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan

menurut Masry (2004:61) pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin

mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang di lakukan bawahan sesuai dengan

rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.Defenisi ini tidak hanya

terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi mencakup, dan melingkupi tujuan

organisasi, hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, sistem, dan ruang lingkup

pengawasan yang akan dilakukan oleh seorang manajer.

Hal ini juga didukung oleh Sonya (2007:2) menyatakan bahwa

pengawasan dilakukan oleh pimpinan sebagai suatu usaha membandingkan

apakah yang dilakukan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Hal ini berarti

juga pengawasan merupakan tindakan atau kegiatan pimpinan mengusahakan agar

pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil kerja yang

dikehendaki.Sedangkan menurut Chuck(2001: 9) pengawasan merupakan

mengawasi kemajuan pencapaian sasaran dan mengambil tindakan koreksi

bilamana kemajuan tidak tercapai. Adapun dipihak lain menurut Manullang

(1995:18) mengatakan bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan

suatu pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila

perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

semula.

2.3.2 Fungsi Pengawasan

Pelaksanaan kegiatan untuk mencapaian tujuan yang telah ditetapkan

(44)

dilaksanakan dengan baik Masry (2004:62) mengemukakan fungsi pengawasan

sebagai berikut :

a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas

dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan.

c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan

kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

2.3.3 Tujuan Pengawasan

Adapun tujuan pengawasan seperti yang dikemukan oleh Usman

(2001:400) menyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut :

a. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan,

penyelewengan, pemborosan, hambatan.

b. Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan,

penyelewengan, pemborosan, dan hambatan.

c. Meningkatkan kinerja perusahaan

d. Melakukan tindakan-tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang

dilakukan dalam pencapaian kinerja yang baik.

Sementara itu menurut Masry (2004:61) menyatakan tujuan pengawasan

adalah sebagai berikut :

a. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian,

(45)

b. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Pencapaian tujuan perusahaan agar sesuai dengan yang diharapkan maka

fungsi pengawasan harus dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan

penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah dibandingkan dengan tindakan

tindakan pengawasan yang sesudah terjadinya penyimpangan.

2.3.4 Proses Pengawasan

Sistem pengawasan organisasi memiliki 4 (empat) langkah fundamental

dalam setiap prosesnya Griffin (2004:167). Langkah-langkah tersebut

[image:45.595.122.495.389.581.2]

diilustrasikan dalam gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1

Langkah-Langkah Dalam Proses Pengawasan

Sumber: Graffin (2004:167)

Masing-masing langkah ini akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Menetapkan Standar

Control Standar adalah target yang menjadi acuan perbandingan untuk

kinerja dikemudian hari. Standar yang ditetapkan untuk tujuan

pengawasan harus diekspresikan dalam acuan yang dapat diukur. Strategi

Menetapkan Standar

Mengukur Kinerja

Membandingkan kinerja dengan

standar

Menentukan kebutuhan akan tindakan koreksi

Mempertahankan status quo

Mengoreksi Penyimpangan

(46)

pengawasan harus konsisten dengan tujuan organisasi. Dalam penentuan

standar, diperlukan pengidentifikasian indikator-indikator kinerja.

Indikator kinerja adalah ukuran kinerja yang menyediakan informasi yang

berhubungan langsung dengan objek yang diawasi.

Standar bagi hasil kerja karyawan pada umunya terdapat pada

rencana keseluruhan maupun rencana-rencana bagian. Agar standar

diketahui secara benar oleh karyawan, maka standar itu harus

dikemukakan dan dijelaskan kepada karyawan sehingga karyawan

akan memahami kemana kegiatannya diarahkan dan tujuan apa yang

ingin dicapai.

b. Mengukur Kinerja

Pengukuran kinerja adalah aktivitas konstan dan kontiniu bagi sebagian

besar organisasi. Agar pengawasan berlangsung efektif, ukuran-ukuran

kinerja harus valid. Kinerja karyawan biasanya diukur berbasis kuantitas

dan kualitas ouput, tetapi bagi banyak pekerjaan, pengukuran kinerja harus

lebih mendetail.

c. Membandingkan Kinerja dengan Standar

Tahap ini dimaksudkan dengan membandingkan hasil pekerjaan karyawan

(actual result) dengan standar yang telah ditentukan. Hasil pekerjaan

karyawan dapat diketahui melalui laporan tertulis yang disusun oleh

karyawan, baik laporan rutin, maupun laporan khusus. Selain itu atasan

(47)

pekerjaan atau karyawan dipanggil untuk menyampaikan laporan secara

lisan.

d. Menentukan Kebutuhan Korektif

Berbagai keputusan menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada

keahlian-keahlian analitis dan diagnotis manajer. Selain membandingkan

kinerja dengan standar, manajer dapat memilih satu tindakan:

mempertahankan status quo (tidak melakukan apa-apa), mengoreksi

penyimpangan, atau mengubah standar. Tindakan perbaikan diartikan

sebagai tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan nyata

yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau rencana yang

ditetapkan sebelumnya.

2.3.5 Faktor-FaktorMempengaruhi Pengawasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan, berikut ini akan

dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :

Menurut Mulyadi (2007:770), mengemukakan beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi pengawasan adalah :

a. Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi.

b. Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya

desentralisasi kekuasaan.

c. Kesalahan/penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan

(48)

2.3.6 Indikator Pengawasan

Menurut Ranupandoyo (1990:109) ada beberapa indikator yang dipakai

untuk mengukur pengawasan yaitu :

a. Menentukan alat ukur (pedoman baku standar) pelaksanaan/perencanaan.

Tahap pertama dalam pengawasan adalah menetapkan ukuran standar

pelaksanaan, standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang

dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil.

b. Mengadakan penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah

dikerjakan yaitu suatu penilaian yang dilakukan oleh pengawas dengan

melihat hasil kerjanya dan laporan tertulisnya.

c. Membandingkan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran atau pedoman

baku yang ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi saat bekerja.

d. Mengadakan perbaikan atau pembetulan atas penyimpangan yang terjadi,

sehingga pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan apa yang

direncanakan.Melakukan tindakan koreksi/perbaikan bila hasil analisa

menunjukkan adanya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil. Tindakan

ini dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah,

pelaksanaan mungkin diperbaiki, atau keduanya mungkin dilakukan

(49)

2.4 Prestasi Kerja

2.4.1 Pengertian Prestasi Kerja

Organisasi adalah kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang

berbeda-beda, yang saling tergantung satu dengan yang lainnya, yang berusaha

untuk mewujudkan kepentingan bersama mereka, dengan memanfaatkan berbagai

sumber daya. Pada dasarnya tujuan bersama yang ingin diwujudkan oleh

organisasi adalah mencari keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan

karyawan-karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Suprianto (2002:7) prestasi

kerja adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan misalnya standard, target/sasaran kriteria yang

telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.

Bernadin dan Russed(1953) dalam Sutrisno (2009 :150) memberikan

defenisi tentang prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari

fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu

tertentu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu

kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan

tingkat motivasi seorang karyawan. Semakin tinggi ketiga faktor diatas, semakin

besarlah prestasi kerja karyawan yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Handoko (2012:19) mengartikan prestasi kerja

sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap,

keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Menurut Malayu S.

(50)

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Selanjutnya Marihot Tua (2002:195) mendefenisikan prestasi kerja

merupakan hasil kerja yang dihasilkan karyawan atau perilaku nyata yang di

tampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi. Byars dan Rue (1984) dalam

Sutrisno (2009:150) mengartikan prestasi kerja sebagai tingkat kecakapan

seseorang pada tugas-tugas yang mencakup pada pekerjaannya. Pengertian

tersebut menunjukkan pada bobot kemampuan individu di dalam memenuhi

ketentuan-ketentuan yang ada di dalam pekerjaannya. Sedangkan prestasi kerja

adalah hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik

pribadi serta persepsi terhadap peranannya dalam pekerjaannya itu.

Jadi prestasi kerja merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan,

dan persepsi tugas. Dari batasan tersebut jelas bahwa yang dimaksudkan dengan

dengan prestasi kerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang

berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Dan setiap pencapaiannya diikuti

perolehan yang mempunyai nilai bagi karyawan yang bersangkutan, baik berupa

upah, promosi, teguran atau pekerjaan yang lebih baik Sutrisno (2009:150).

2.4.2 Aspek-Aspek Prestasi Kerja

Aspek-aspek yang terdapat dalam prestasi kerja seorang karyawan

menurut Malayu S.P Hasibuan dalam Mankunegara (2009:17) adalah :

a. Kuantitas kerja yaitu jumlah kerja yang dilakukan suatu periode waktu

(51)

b. Kualitas kerja yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapan.

c. Pengetahuan kerja yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilan.

d. Kreativitas yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

e. Kerja sama yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama

anggota organisasi).

f. Dispilin kerja yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas dan dalam

memperbesar tanggung jawabnya.

g. Disiplin kerja yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran

dan penyelesaian pekerjaan.

h. Kepribadian yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramahtamahan, intergrasi pribadi

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Mangkunegara (2011:67), ada dua faktor yang mempengaruhi

pencapaian prestasi kerja yaitu

a. Faktor kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari potensi (IQ)

dan kemampuan (knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ

diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia

(52)

pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya.

b. Faktor Motivasi

Motivasi tumbuh dari sikap (attitude) seorang pegawai yang menghadapi

situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan

diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan perusahaan. Sikap mental

merupakan kondisi yang mendorong diri pegawai untuk berusaha

mencapai prestasi kerja secara maksimal. Seorang pegawai harus memiliki

sikap mental yang siap secara psikologis (mental, fisik, tujuan dan situasi)

artinya, seorang pegawai harus siap secara mental maupun secara fisik,

memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu

memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja aman dan nyaman sesama

karyawan.

Sedangkan menurut Steers (1984) dalam Sutrisno (2009:151), menyatakan

bahwa umumnya orang percaya bahwa prestasi kerja individu merupakan fungsi

gabungan dari tiga faktor, yaitu :

a. Kemampuan, perangai, dan minat seorang pekerja.

b. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peranan seorang pekerja.

c. Tingkat motivasi kerja.

Walaupun setiap faktor secara sendiri-sendiri dapat juga mempunyai arti

yang penting, tetapi kombinasi ketiga tersebut sangat menentukan tingkat hasil

tiap pekerja, yang pada gilirannya membantu prestasi organisasi secara

Gambar

Gambar 1.1 Data Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Dalam Proses Pengawasan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2  Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi organisasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan

Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa harapan nasabah, kerjasama dengan nasabah secara serempak maupun parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

Ho : bi = 0, variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.. 5) Dari data hasil penelitian diperoleh bahwa hanya variabel

(Persero) Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan, dan untuk mengetahui pengaruh positif yang signifikan deskripsi kerja maupun upah secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan

Hasil pengujian hipotesis kedua yang dilakukan peneliti diperoleh hasil bahwa Penilaian Prestasi Kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan

Pengaruh positif Jenjang Karir terhadap Kinerja karyawan ditunjukan nilai estimate atau koefisien regresi sebesar 0.207, jika Jenjang Karir meningkat 0.207 satu satuan maka

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi organisasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan

hasil optimal yang dapat dicapai dengan pekerjaan yang harus dilakukan.. untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan