• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Tutur Perlokusi dalam Dialog Film Belahan Jiwa Karya Sekar Ayu Asmara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tindak Tutur Perlokusi dalam Dialog Film Belahan Jiwa Karya Sekar Ayu Asmara"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adhitoge.Wordpress.com/2013/09/01/pengertian-film/

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Effendy, Onong, Uchjana. 1986. Dimensi Dimensi Komunikasi. Bandung: Rosda Karya.

Ginting, Reza P. 2009. Tindak Tutur dalam Dialog Film Perempuan Punya Cerita. Medan: Fakultas Sastra. Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

Hartyanto. 2008. Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi terhadap Dialog Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata. Medan: Fakultas Sastra. Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

Lubis, A. Hamid Hasan. 1991. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa. Lexy, J. Moleong. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Remaja

Rosdakarya.

Maharani. 2007. Tindak Tutur Percakapan Pada Komik Asterix. Medan: Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

Malau, Farida. 2009. Tindak Tutur dalam Seri Cerita Kenangan Argentiul Hidup Memisahkan Diri. Medan: Fakultas Sastra. Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Purba, Antilan. 2002. Pragmatik Bahasa Indonesia. Medan: USU Press.

Purwo, B.K. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius. Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik.Semarang: IKIP Semarang Press. Simamora, Merlin Y. 2013. Tindak Tutur Asertif dan Direktif dalam Novel

Perahu Kertas Karya Dewi Lestari. Medan: Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

(2)

Tarigan, H.Guntur. 1990. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perpustakaan dengan mencari sumber data berupa buku-buku dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di ruang belajar, karena objek yang diteliti adalah film dan harus didukung oleh pengumpulan data-data yang diperlukan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dalam waktu lima minggu, yaitu mulai 4 April sampai dengan 6 Mei 2016.

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini diperoleh dari dialog atau tuturan dalam film Belahan Jiwa karya Asmara sesuai dengan dialog atau tuturan film yang dirilis

oleh Rumah Produksi Multivision Plus Picture yang diproduseri oleh Raam Punjabi pada tahun 2005 dengan objek kajian pada film Belahan Jiwa dengan durasi 91 menit yang pembuatan filmnya berlangsung di Jakarta. Film berupa data yang dikemas dalam bentuk CD (compact disc).

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(4)

mengumpulkan data tindak tutur yang disisipkan dalam dialog film serta membedakan tindak tutur tersebut ke dalam jenis tindak tutur perlokusi dan juga memberikan pemahaman yang jelas terhadap data yang menjadi objek penelitian. Selanjutnya, untuk melengkapi penggunaan metode tersebut, digunakan teknik simak bebas libat cakap. Teknik tersebut tidak terlibat dalam dialog, atau imbal wicara, dan tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling berbicara. Peneliti hanya sebagai pemerhati dengan penuh minat tekun memperhatikan apa yang dikatakan oleh orang-orang dalam dialog (Sudaryanto, 1993: 134). Teknik pengumpulan data ini yaitu teknik catat. Teknik catat merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pencatatan tindak tutur perlokusi pada data yang segera dilanjutkan dengan pengklasifikasian. Pencatatan dilakukan langsung ketika teknik simak selesai dengan menggunakan alat tulis tertentu (Sudaryanto, 1993: 135). Teknik simak dilakukan saat peneliti menonton film tersebut.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

(5)

penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya (Moloeng,1998:6-8).

Peneliti menganalisis data tersebut setelah data yang diperoleh sesuai dengan metode dan teknik yang digunakan. Lalu peneliti mencatat dengan teliti dan cermat data-data yang berwujud tuturan perlokusi dalam film Belahan Jiwa karya Asmara untuk menentukan analisis tindak tutur perlokusi pada dialog film. Berikut beberapa contoh tuturan yang termasuk pada jenis tindak tutur perlokusi:

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan):

(1) A:“Cinta yang ada di hati aku hanya untuk kamu.”

B:“Bohong!” (menyiramkan minuman ke wajah penutur lalu pergi). (BJ/49:09 – 49:15)

Analisis Tuturan:

(6)

Bentuk Tuturan Direktif (Melarang):

(2) A:“Gila lu ye, itu kan anak gue. Gue gak akan kasih lu gugurin dia.” B: (berdiri dari tempat duduknya dan melemparkan jarum suntik)

“Rahim-rahim gue ni.”

(BJ/46:55 – 47:03)

Analisis Tuturan:

Tuturan (2) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat melarang. Tuturan di atas diutarakan oleh Bumi (penutur) pada Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di rumah Cairo saat Bumi dan Cairo membahas tentang hubungan mereka dan anak yang sedang dikandung Cairo. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Cairo berdiri dari tempat duduknya dan melemparkan jarum suntik yang sedang dipegangnya karena tidak setuju dengan tuturan Bumi dan berusaha menolaknya.

Bentuk Tuturan Ekspresif (Mengkritik):

(3) A:“... Otak lu tu yang nihil. Orang-orang mana ada yang mau beli, semua lukisannya pada pakai tanduk lagi. Otak lu dipakai dong! ...”

B:“Hee, itu urusan elu dong. Elukan yang punya galeri, terserah elu lah. Elu mau jadiin apa kek, kontroversi kek, yang kontroversi kan bisa laku.”

(sambil mengambil alat lukis lalu melempar-lemparkan ke arah mitra tutur). (BJ/17:16 – 17:41)

Analisis Tuturan:

(7)

Situasi tuturan terjadi saat Cairo dan pemilik galeri membahas tentang lukisan Cairo yang melukiskan orang bunuh diri dan pemilik galeri mengkritik lukisan tersebut karena tidak yakin ada yang mau membeli lukisan Cairo. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Cairo mengambil alat lukis lalu melempar-lemparkannya ke arah penutur sambil marah.

Bentuk Tuturan Komisif (Menjanjikan):

(4) A:“Nanti akan saya transfer semua data kamu ke dia.”(sambil memberikan selembar kertas berisikan alamat).

B: (menjulurkan lidah dan mengarahkan wajah kea arah penutur) (BJ/57:57 – 58:12)

Analisis Tuturan:

Tuturan (4) termasuk tuturan perlokusi jenis komisif bersifat menjanjikan. Tuturan di atas diutarakan oleh Arimby (penutur) pada Katrina (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di ruang kerja Arimby saat Katrina terapi kejiwaan dengan Arimby. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Katrina menjulurkan lidahnya yang bermaksud untuk mengejek Arimby yang tidak mampu lagi menanganinya.

Bentuk Tuturan Deklarasi (Membatalkan): (5) A:“Lebih baik kita batalkan saja.”

B:“Ape!” (Tersentak berdiri dengan ekspresi terkejut). (BJ/58:50 – 58:52)

(8)

Tuturan (5) termasuk tuturan perlokusi jenis deklarasi bersifat membatalkan. Tuturan di atas diutarakan oleh Krisna (penutur) pada farlyna

(9)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1Tindak Tutur Perlokusi dalam Dialog FilmBelahan Jiwa Karya Sekar Ayu Asmara

Setelah data terkumpul, maka akan dijelaskantindak tutur perlokusi yangterdapat dalamDialog FilmBelahan Jiwa Karya Asmara.

4.1.1Tindak Tutur Perlokusi Asertif Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan): (1)A:“Cairo, you’re late!.”

B: “Baby Blue, gue gak pernah terlambat.” (menghadapkan wajahnya ke arah wajah Baby Blue sambil berkata dengan nada meninggi).

(BJ/01:13 – 01-27)

Analisis Tuturan:

Tuturan (1) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyatakan.Tuturan di atas diutarakan oleh Baby Blue (penutur) pada Cairo

(10)

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan):

(2)A: “Liat tuh laki bini tuh..tuh.. namanya Krisna ama Tia, mereka pengusaha garmen mau ngajakin aye kerja sama eksport.”

B: “aaaaaaaaaa....” (berteriak kegirangan sambil bertepuk tangan). (BJ/02:50 – 03:01)

Analisis Tuturan:

Tuturan (2) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat memberitahukan.Tuturan di atas diutarakan oleh Farlyna (penutur) pada Arimby,

Baby Blue, dan Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Arimby, Baby Blue, dan Cairo sedang duduk lalu Farlyna datang dan memberi tahu bahwa ada pengusaha garmen yang mengajak Farlyna kerjasama ekspor. Secara perlokusi, kita dapat melihat efek dari tuturan Farlyna, yaitu membuat Arymbi, Baby Blue, dan Cairo berteriak kegirangan sambil bertepuk tangan.

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan): (3)A: “Cigarette kills.”

B: “Cerewetkills.” (Cairo menghembuskan asap rokok ke wajah Baby Blue). (BJ/03:12 – 03:18)

Analisis Tuturan:

Tuturan (3) termasuktuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyatakan.Tuturan di atas diutarakan oleh Baby Blue (penutur) pada Cairo

(11)

Inggris “Cigarette Kills” yang artinya “rokok membunuhmu”. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu membuat Cairo risih dan berusaha membuat Baby Blue kesal dengan menghembuskan asap rokok ke wajah Baby Blue.

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan):

(4)A: “Lu orang emang pade belahan jiwa aye. Sumpah!” B:(tersenyum dan berpelukan)

(BJ/03:22–03:27)

Analisis Tuturan:

Tuturan (4) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyatakan.Tuturan di atas diutarakan oleh Farlyna (penutur) pada Arimby, Baby

Blue, dan Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Arimby, Baby Blue, Cairo, dan Farlyna duduk-duduk sambil ngobrol disebuah cafe dan Farlyna merasa Arimby, Baby Blue, dan Cairo termasuk dalam orang terpenting dihidupnya. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu membuat Arimby, Baby Blue, dan Cairo tersenyum dan saling berpelukan.

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan):

(5)A: “Apapun masalah kamu sekarang, semua berakar dari masalalu.” B:(mengingat kembali masa lalu dan membantingkan gelas)

(12)

Analisis Tuturan:

Tuturan (5) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat memberitahukan.Tuturan di atas diutarakan oleh Arimby (penutur) pada Katrina

(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di ruang kerja saat Arimby menangani pasiennya yang bernama Katrina. Arimby menyatakan tuturan tentangapa yang ia ketahui mengenai hal yang dialami Katrina. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Katrina tutur membanting gelas karena mengingat masa lalu yang buruk menimpanya.

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan): (6)A: “Gue juga cinta mati sama lo.”

B:(gembira dengan berekspresi terkejut, senyum, dan menoleh saling lihat-lihatan)

(BJ/10:53 – 10:57)

Analisis Tuturan:

Tuturan (6) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyatakan.Tuturan di atas diutarakan oleh Cairo (penutur) pada Bumi (mitra

(13)

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan):

(7) A: “...gue lupa kalau kembaran lu Baby Pink kan mati kecelakaan.” B: (semakin sedih lalu menangis)

(BJ/12:31 – 12:37)

Analisis tuturan:

Tuturan (7) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyatakan. Tuturan di atas diutarakan oleh Cairo (penutur) pada Baby Blue (mitra tutur). Situasi tuturan di atas terjadi di sebuah cafe. Saat itu Cairo, Arymbi dan Farlyna sedang menenangkan Baby Blue yang sedang sedih mengingat kembarannya Baby Pink yang telah tiada. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu membuat Baby Blue semakin sedih lalu menangis. Karena pernyataan itu semakin mengingatkan Baby Blue kepada kejadian yang menimpa kembarannya yaitu Baby Pink.

Bentuk Tuturan Asertif (Berspekulasi):

(8)A:“Kita jadiin kontroversi mungkin malahan bisa laku ni.”

B:“Iya dong.” (meletakkan alat lukis di meja lalu berjalan mendatangi pemilik galeri dengan semangat).

(BJ/17:47 –17:52)

Analisis Tuturan:

Tuturan (8) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat berspekulasi.Tuturan di atas diutarakan oleh pemilik galeri (penutur) pada Cairo

(14)

ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu membuat Cairo bersemangat lalu meletakkan alat lukis yang dipegangnya ke meja dan menepuk tangan lalu mendatangi pemilik galeri, karena Cairo merasa ide yang dituturkan penutur sangat bagus.

Bentuk Tuturan Asertif (Menyebutkan):

(9)A:“Kamu kan kreatifnya, kita sih produksinya.” B:“Hahh.. Gue demen tu.”

(BJ/19:33 – 19:39)

Analisis Tuturan:

Tuturan (9) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyebutkan.Tuturan di atas diutarakan oleh pengusaha garmen (penutur) pada

Farlyna (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di ruang desain saat pengusaha garmen dan Farlyna membahas tentang kerjasama mereka. Pengusaha garmen menyebutkan sebagai apa posisi mereka di kerja sama tersebut. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersenut, yaitu Farlyna membunyikan jarinya yang mengartikan bahwa Farlyna sangat setuju dan senang dengan tuturan tersebut.

Bentuk Tuturan Asertif (Meramalkan):

(10)A: “Kamu pasti bisa sayang, apa lagi nanti setelah kita kawin.”

B:(teringat kejadian masa lalu yang buruk tentang perkawinan lalu pergi dan berlari)

(15)

Analisis Tuturan:

Tuturan (10) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat meramalkan.Tuturan di atas diutarakan oleh Bumi (penutur) pada Cempaka (mitra

tutur). Situasi tuturan terjadi di pinggir pantai saat Bumi dan Cempaka asik bermain layangan dan tidak sengaja membahas masa depan mereka. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu membuat mitra tutur teringat masa lalu yang buruk lalu meninggalkan penutur dan berlari.

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan): (11)A:“Tapi aku gak bisa.”

B:“Sayang hidup itu gak pernah lepas dari masalah. Tapi gak ada masalah yang gak bisa diselesaikan. Yang penting kamudan aku. Kita berdua harus kompak,

aku yakin kita pasti bisa selesaikan ini.” (merendahkan posisi badan dan

memegang tangan mitra tutur).(BJ/21:00 – 21:20) Analisis Tuturan:

Tuturan (11) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyatakan.Tuturan di atas diutarakan oleh Cempaka (penutur) pada Bumi (mitra

(16)

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan): (12)A:“Aku takut.”

B:“Sayang gak usa takut karena ada aku.” (memeluk). (BJ/41:31 – 41:36)

Analisis Tuturan:

Tuturan (12) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyatakan.Tuturan di atas diutarakan oleh Cempaka (penutur) pada Bumi (mitra

tutur). Situasi tuturan terjadi di tepi danau saat Cempaka merasa ketakutan seakan masa lalu yang selalu muncul diingatannya. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu membuat mitra tutur berusaha menenangkan dengan memeluk penutur.

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan):

(13)A:“Cinta yang ada di hati aku hanya untuk kamu.”

B:“Bohong!” (menyiramkan minuman ke wajah penutur lalu pergi). (BJ/49:09 – 49:15)

Analisis Tuturan:

Tuturan (13) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat menyatakan.Tuturan di atas diutarakan oleh Bumi (penutur) pada Cempaka (mitra

(17)

tuturan tersebut, yaitumenyiramkan minuman ke wajah Bumi lalu pergi meninggalkan Bumi.

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan): (14)A:“Kamu akan menjadi seorang ayah.”

B:“Kamu hamil ya.” (senyum bahagia dan memegang kedua lengan mitra tutur). (BJ/51:44 – 51:54)

Analisis Tuturan:

Tuturan (14) termasuktuturan perlokusi jenis asertif bersifat memberitahukan.Tuturan di atas diutarakan oleh Baby Blue (penutur) pada Bumi

(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di depan rumah Bumi, saat itu Baby Blue datangdan memberitahukan bahwa Bumi akan menjadi seorang ayah, yang berarti Baby Blue sedang hamil. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu membuat mitra tutur bahagia lalu memegang kedua lengan penutur untuk meyakinkan bahwa yang di dengar mitra tutur itu benar.

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan): (15)A:“Abang seneng kagak kalau kita punya anak.” B:“Ya seneneg dong.” (memegang perut penutur). (BJ/53:23 – 53:31)

Analisis Tuturan:

Tuturan (15) termasuktuturan perlokusi jenis asertif bersifat memberitahukan.Tuturan di atas diutarakan oleh Farlyna (penutur) pada Bumi

(18)

mengobrol.Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut yaitu mitra tutur memegang dan mengelus perut mitra tutur dan tersenyum bahagia.

Bentuk Tuturan Asertif (Mengakui): (16)A: “Sempurna.”

B:“Hei gila, lu cari aja sana kolektor lain. Gue gak mau berurusan lagi ama seniman sinting kayak lu.”(bergegas pergi meninggalkan penutur).

(BJ/01:00:25 – 01:00:31)

Analisis Tuturan:

Tuturan (16) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat mengakui. Tuturan di atas diutarakan oleh Cairo (penutur) pada pemilik galeri (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Cairo dan pemilik galeri membahas tentang warna merah yang digunakan Cairo pada lukisannya. Tuturan tersebut secara tidak langsung mengakui atau mengatakan iya bahwa warna merah yang digunakan pada lukisannya menggunakan darah. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitupemilik galeri terkejut dan menganggap Cairo gila lalu pergi meninggalkan Cairo.

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan): (17)A:“Gua juga hamil.”

B:(memegang perut mitra tutur dan memukul-mukul meja sambil tertawa bahagia)

(19)

Analisis Tuturan:

Tuturan (17) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat memberitahukan. Tuturan di atas diutarakan oleh Baby Blue (penutur) pada

Farlyna dan Cairo(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Arimby, Baby Blue, Cairo, dan Farlyna duduk di sebuah restauran. Tuturan tersebut memberitahukan bahwa Baby Blue juga hamil. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu memegang perut Baby Blue dan memukul-mukul meja sambil tertawa bahagia.

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan): (18)A:“Saya juga hamil.”

B:(memegang perut penutur dan tertawa bahagia) (BJ/01:04:49 – 01:04:56)

Analisis Tuturan:

Tuturan (18) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat memberitahukan. Tuturan di atas diutarakan oleh Arimby (penutur) pada Farlyna

(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat mereka sedang berkumpul dan ngobrol disebuah restauran. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Farlyna tertawa bahagia dan memegang perut Arimby.

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan): (19)A:“Hamil bener...”

(20)

Analisis Tuturan:

Tuturan (19) termasuktuturan perlokusi jenis asertif bersifat memberitahukan. Tuturan di atas diutarakan oleh Cairo (penutur) pada Baby Blue

dan Farlyna (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di sebuah restauran saat mereka sedang berkumpul. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaituBaby Blue dan Farlyna berteriak dan bahagia sambil memukul-mukul meja sebagai ekspresi dari kebahagiaannya.

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan): (20)A:“Bumi sih ngajakin kawin.”

B:“Bumi? Bumi tu cowok gue!” (berdiri dari tempat duduknya dan berbicara dengan nada tingggi).

(BJ/01:05:46 – 01:05:52)

Analisis Tuturan:

Tuturan (20) termasuktuturan perlokusi jenis asertif bersifat memeberitahukan. Tuturan di atas diutarakan oleh Cairo (penutur) pada Baby

(21)

Bentuk Tuturan Asertif (Berspekulasi): (21)A:“hee, honey bunny lu tu si bumi juga.”

B:“Bumi itu laki gue.” (bangkit dari tempat duduk dan berbicara dengan nada tinggi).

(BJ/01:05:57 – 01:06:00)

Analisis Tuturan:

Tuturan (21) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat berspekulasi. Tuturan di atas diutarakan oleh Cairo (penutur) pada Baby Blue(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi disebuah restauransaat Arimby, Baby Blue, Cairo dan Farlyna sedang berkumpul. Cairo berbicara menggunakan dua bahasa dalam tuturan tersebut, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Cairo mengatakan “honey bunny” yang merupakan panggilan sayang dalam bahasa Inggris. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu spontan berdiri dari tempat duduknya yang merupakan tindakan bahwa mereka terkejut terhadap tuturan tersebut.

Bentuk Tuturan Asertif (Menyatakan):

(22)A:“Lu jangan gitu dong, inikan darah bayi gua.” B: (merangkul dan mengelus kepala penutur)

(BJ/01:10:54 – 1:11:10)

Analisis Tuturan:

(22)

berbicaramengenai darah di dalam botol yang dipegang oleh Cairo. Tuturan tersebut dituturkan Cairo dengan maksud agar Arimby agar menjaga perkataannya tentang darah di botol tersebut. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaituArimby merangkul dan mengelus kepala Cairo untuk meredahkan kekesalan Cairo.

Bentuk Tuturan Asertif (Memberitahukan): (23)A:“Gua mandi dulu, badan gua kotor rasanya.”

B:“Gak bisa, uda gak ada waktu.”(sambil memegang tangan penutur) (BJ/01:17:56 –01:18:00)

Analisis Tuturan:

Tuturan (23) termasuk tuturan perlokusi jenis asertif bersifat memberitahukan. Tuturan di atas diutarakan oleh Cairo (penutur) pada Baby Blue

(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di rumah Cairo saat Baby Blue dan Farlyna datang untuk mengajak Cairo mencari Arimby. Tuturan yang memberitahukan bahwaCairo akan mandi terlebih dahulu. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Baby Blue memegang tangan Cairo yang berarti menahan Cairo untuk tidak mandi.

4.1.2 Tindak Tutur Perlokusi Direktif Bentuk Tuturan Direktif (Melarang):

(1)A:“Arimby lu jangan belain dia dong. She’s always late.” B:sssssssst...”(mengangkat kedua tangan)

(23)

Analisis Tuturan:

Tuturan (1) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat melarang.Tuturan di atas diutarakan oleh Baby Blue (penutur) pada Arimby

(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di cafe saat acara shownya Farlyna dan Cairo dating terlambat.Tuturan tersebut diucapkan Baby Blue untuk melarang Arimby membela Cairo yang selalu terlambat. Baby Blue menggunakan dua bahasa tuturan tersebut, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kalimat “she’s always late” artinya “dia selalu terlambat”, kata “dia” dalam tuturan tersebut adalah Cairo. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut. yaitu mitra tutur mengangkat tangan yang berarti tidak mau membahas masalah terlambat dan menyudahi perdebatan.

Bentuk Tuturan Direktif (Memerintahkan):

(2)A: “Please stop! You’re smoking on my face. Emangnya enak jadi second

hand smoker.”

B:“Hufft...” (menghembuskan asap rokok ke arah wajah penutur). (BJ/02:28 – 02:42)

Analisis Tuturan:

Tuturan (2) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat memerintahkan. Tuturan di atas diutarakan oleh Baby Blue(penutur) pada Cairo

(24)

terganggu dengan asap rokok mitra tutur. Baby Blue berbicara meggunakan dua bahasa dalam tuturan tersebut, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kalimat “Please stop! You’re smoking on my face.” Artinya “Jangan merokok dihadapan saya.” dan“second hand smoker” artinya “perokok pasif”. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu menghembuskan asap rokok ke arah wajah penutur yang bermaksud sengaja membuat Baby Blue semakin kesal.

Bentuk Tuturan Direktif (Memerintahkan): (3)A:“Udah-udah, bisa diem gak!”

B: (diem dan berhenti bertengkar) (BJ/03:17 – 03:22)

Analisis Tuturan:

Tuturan (3) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat memerintahkan. Tuturan di atas diutarakan oleh Arimby (penutur) pada Baby

Blue dan Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Baby Blue dan Cairo sedang bertengkar dan Arimby memerintahkan mereka untuk berhenti bertengkar. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut ialah mitra tutur terdiam dan menyudahi pertengkaran mereka.

Bentuk Tuturan Direktif (Menyarankan):

(4)A:“Cairo kamu hati-hati dong kalau bicara, sensitif sedikitlah.” B: (memegang kepala)

(25)

Analisis Tuturan:

Tuturan (4) termasuk tuturan perokusi jenis direktif bersifat menyarankan. Tuturan di atas diutarakan oleh Arimby (penutur) pada Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di cafe saat Cairo mengatakan kata-kata yang dapat membuat Baby Blue semakin bersedih. Tuturan dituturkan Arimby agar Cairo lebih berhati-hati dalam berbicara. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaituCairo memegang dan meremas kepalanya sendiri karena menyadari kesalahannya.

Bentuk Tuturan Direktif (Memerintahkan): (5)A:“Lu diem deh, gue capek denger lu garing.”

B:(berhenti berbicara sebentar dan melihat ke arah penutur lalu melanjutkan perkataannya)

(BJ/13:13 – 13:18)

Analisis Tuturan:

Tuturan (5) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat memerintahkan. Tuturan di atas diutarakan oleh Cairo (penutur) pada Farlyna

(26)

Bentuk Tuturan Direktif (Menyarankan): (6)A:“Pameran lu kita kasih tema bunuh diri.”

B:(menolehkan kepala melihat mitra tutur dengan wajah berfikir) “Sekarang elu yang gila.” (sambil menunjuk mitra tutur).

(BJ/18:25 – 18:33)

Analisis Tuturan:

Tuturan (6) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat menyarankan. Tuturan di atas diutarakan oleh pemilik galeri (penutur) pada Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat pemilik galeri dan Cairo membahas tentang lukisan Cairo. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu mitra tutur menolehkan kepala melihat mitra tutur dengan wajah berfikir lalu berbicara sambil menunjuk karena mitra tutur merasa saran yang diberikan penutur tidak masuk akal.

Bentuk Tuturan Direktif (Meminta):

(7)A:“Bang kenalin, yang ini Krisna dan yang ini Tia.”

B: (mitra tutur mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan tamu penutur)

(BJ/20:00 – 20:04)

Analisis Tuturan:

(27)

mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan berkenalan dengan tamu Farlyna.

Bentuk Tuturan Direktif (Menyarankan)

(8) A:“... kamu kan perancang, sebaiknya kamu merancang busana muslim itu jauh lebih mulia dan rezeki kamu jauh lebih melimpah ...”

B: “Ya Allah mpok, abisnya cocokan yang kemaren tu ye. Aye dapet proyek yang sangat-sangat besar, itu ekspor mpok.” (sambil menghentakkan tangan ke atas

meja).

(BJ/27:15 – 27:31)

Analisis tuturan:

(28)

Bentuk Tuturan Direktif (Mendesak):

(9)A:“Farlyna, saya tidak akan pernah berhenti untuk mengajakmu bertaubat. Allah menghendaki perempuan untuk menutupi auratnya, turutilah perintahnya

Farlyna(dengan nada meninggi dan tegas)...”

B:(melepaskan baju dan melemparkan baju tersebut dari lantai dua rumah) (BJ/32:44 – 33:19)

Analisis Tuturan:

Tuturan (9) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat mendesak. Tuturan di atas diutarakan oleh Mpok Halimah (penutur) pada Farlyna (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Mpok Halimah membawa massa ke rumah Farlyna dan mendesaknya untuk bertaubat. Secara Perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu mitra tutur meluapkan kekesalannya dengan melepas baju yang dipakainya lalu melemparkan baju tersebut dari lantai dua rumahnya.

Bentuk Tuturan Direktif (Memberi aba-aba):

(10)A:“Sekarang kamu merasa mengantuk, mata kamu terasa berat sekali. Kamu seperti tidur yang lelap sekali. Lima, empat, tiga, dua, satu.”

B:(mengantuk, memejamkan mata, dan tertidur lelap) (BJ/34:53 – 35:21)

Analisis Tuturan:

(29)

efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Katrina mengantuk, memejamkan mata lalu tertidur lelap sesuai dengan aba-aba yang dituturkan oleh penutur.

Bentuk Tuturan Direktif (Melarang):

(11)A:“Gila lu ye, itu kan anak gue. Gue gak akan kasih lu gugurin dia.” B:(berdiri dari tempat duduknya dan melemparkan jarum suntik)

“Rahim-rahim gue ni.”.

(BJ/46:55 – 47:03)

Analisis Tuturan:

Tuturan (11) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat melarang. Tuturan di atas diutarakan oleh Bumi (penutur) pada Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di rumah Cairo saat Bumi dan Cairo membahas tentang hubungan mereka dan anak yang sedang dikandung Cairo. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebu, yaituCairo berdiri dari tempat duduknya dan melemparkan jarum suntik yang sedang dipegangnya karena tidak setuju dengan tuturan Bumi dan berusaha menolaknya.

Bentuk Tuturan Direktif (Memerintahkan): (12)A:“Katrina bangun!”

(30)

Analisis Tuturan:

Tuturan (11) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifat memerintahkan. Tuturan di atas diutarakan oleh Arimby(penutur) pada Katrina

(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi di dalam ruang kerja Arimby saat Arimby sedang menghipnotis Katrina. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Katrina membuka matanya sesuai dengan perintah yang dituturkan Arimby.

Bentuk Tuturan Direktif (Menyuruh):

(13)A:“Ini rumah gue, pergi kalian sekarang!” (berbicara dengan tegas). B: (berdiri dan menghampiri penutur lalu berbicara sambil menunjuk mitra tutur)“Elu tinggal disini uda berapa lama?”.

(BJ/01:06:57 – 01:07:17)

Analisis Tuturan:

Tuturan (12) termasuk dalam tuturan perlokusi jenis direktif bersifat menyuruh. Tuturan di atas diutarakan oleh pemilik rumah (penutur) pada Arimby,

(31)

Bentuk Tuturan Direktif (Menyuruh):

(14)A:“Ini rumah bokap gue, keluar lo sekarang. Keluar!”

B: (melemparkan gulungan-gulungan kertas kearah penutur lalu pergi) (BJ/01:07:11 – 01:07:17)

Analisis Tuturan:

Tuturan (13) termasuk tuturan perlokusi jenis direktif bersifatmenyuruh. Tuturan di atas diutarakan oleh pemilik rumah (penutur) pada Cairo(mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Cairo menanyakan keberadaan Bumi dan kekeh menganggap pemilik rumah mengetahui keberadaan serta bersekongkol dengan Bumi. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut ialah Cairo melempar-lemparkan gulungan kertas ke pemilik rumah dan pergi meninggalkan rumah tersebut.

Bentuk Tuturan Direktif (Mengajak):

(15)A:“Makanya buruan ikut sama kita, kita cari dia dan bilang stop here.” B:“Buruan-buruan.” (panik dan mendorong untuk buru-buru pergi).

(BJ/01:18:11 – 01:18:21)

Analisis Tuturan:

(32)

tuturan tersebut, yaitu membuat Farlyna panik dan berjalan cepat menghampiri Baby Blue dan Cairo lalu mendorong untuk segera pergi mencari Arimby.

Bentuk Tuturan Direktif (Memerintahkan) (16) A: “Turun lo, dasar pengecut.”

B: (panik sambil mengikatkan tali ke leher lalu meloncat dari pohon) (01:19:47 – 01:20:30)

Analisis Tuturan:

(33)

4.1.3 Tindak Tutur Perlokusi Ekspresif Bentuk Tuturan Ekspresif (Mengkritik):

(1)A:“Lu udah gila kali ye, siapa yang mau beli lukisan orang bunuh diri begini.”

B:“Gua mengeksplor pahaminisme. Menurut gua nihilisme itu alam dimana kehidupan gak eksis, semuanya nihil.” (sambil menundukkan badan,

menghadapkan wajah tepat di depan wajah mitra tutur lalu berjalan bolak-balik di hadapan mitra tutur).

(BJ/16:56 – 17:08)

Analisis Tuturan:

(34)

Bentuk Tuturan Ekspresif (Mengkritik):

(2)A:“... Otak lu tu yang nihil. Orang-orang mana ada yang mau beli, semua lukisannya pada pakai tanduk lagi. Otak lu dipakai dong! ...”

B:“Hee, itu urusan elu dong. Elukan yang punya galeri, terserah elu lah. Elu mau jadiin apa kek, kontroversi kek, yang kontroversi kan bisa laku.”

(sambil mengambil alat lukis lalu melempar-lemparkan ke arahmitra tutur). (BJ/17:16 – 17:41)

Analisis Tuturan:

Tuturan (2) termasuk tuturan perokusi jenis ekspresif bersifatmengkritik. Tuturan di atas diutarakan olehpemilik galeri (penutur) pada Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Cairo dan pemilik galeri membahas tentang lukisan Cairo yang melukiskan orang bunuh diri dan pemilik galeri mengkritik lukisan tersebut karena tidak yakin ada yang mau membeli lukisan Cairo. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut,yaituCairo mengambil alat lukis lalu melempar-lemparkannya ke arah penutur sambil marah.

Bentuk Tuturan Ekspresif (Menyanjung):

(3)A:“Kamu tau gak, kamu lebih cantik pakai jilbab.”

B:“Ke bekasi lewat tanah abang, makasih ya bang.” (menatap dan mengeluskan setangkai bunga mawar ke wajah penutur).

(BJ/53:03 – 53:13)

Analisis Tuturan:

(35)

tuturan terjadi saat Bumi dan Farlyna duduk di atas tempat tidur sedang berbicara. Dari segi perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut ialah menatap wajah penutur dan mengeluskan setangkai mawar ke wajah penutur sebagai bentuk ungkapan terima kasih dengan memberikan sentuhan kasih sayang.

Bentuk Tuturan Ekspresif (Memuji):

(4)A:“Subhanallah kamu sudah mendapatkan hidayahnya.” B: (memutarkan badan lalu memegang pipi)

“Amin, amin mpok. Aye kan uda taubat dan uda insyaf.”

(BJ/01:03:17 – 01:03:25)

Analisis Tuturan:

(36)

4.1.4 Tindak Tutur Perlokusi Komisif Bentuk TuturanKomisif (Menjanjikan):

(1)A:“Iya sayang aku akan selalu menjaga kamu, aku janji.” B: (memegang tangan penutur)

(BJ/29:03 – 29:14)

Analisis Tuturan:

Tuturan (1) termasuk tuturan perlokusi jenis komisif bersifat menjanjikan.Tuturan di atas diutarakan oleh Bumi (penutur) pada Cempaka (mitra

tutur). Situasi tuturan terjadi saat Cempaka menyembunyikan dirinya dibawah tempat tidur karena merasa dikejar-kejar bayangan masa lalu. Kemudian bumi menghampiri danmembaringkan tubuhnya disamping Cempaka lalu meletakkan tangannya tepat dihadapan Cempaka sambil berjanji akan selalu menjaga Cempaka. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut,yaitu Cempaka memegang tangan Bumi yang berarti yakin dan percaya dengan tuturan yang diucapkan Bumi.

Bentuk Tuturan Komisif (Menjanjikan):

(2)A:“Nanti akan saya transfer semua data kamu ke dia.”(sambil memberikan selembar kertas berisikan alamat).

B: (menjulurkan lidah dan mengarahkan wajah kea arah penutur) (BJ/57:57 – 58:12)

Analisis Tuturan:

(37)

Situasi tuturan terjadi di ruang kerja Arimby saat Katrina terapi kejiwaan dengan Arimby. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Katrina menjulurkan lidahnya yang bermaksud untuk mengejek Arimby yang tidak mampu lagi menanganinya.

4.1.5 Tindak Tutur Perlokusi Deklarasi Bentuk Tuturan Deklarasi (Memutuskan):

(1)A:“Aku benci sama kamu, gak mau lagi ketemu sama kamu. Kita putus!” B:“Sayang kamu ngomong apa sih.” (Memegang tangan mitra tutur). (BJ/26:06 – 26:14)

Analisis Tuturan:

Tuturan (1) termasuk tuturan perlokusi jenis deklarasi bersifat memutuskan. Tuturan di atas diutarakan olehCempaka (penutur) pada Bumi (mitra

tutur). Situasi tuturan terjadi saat Bumi dan Cempaka sedang berbicara tentang hubungan mereka. Saat itu Bumi meyakinkan Cempaka tentang perasaannya terhadap Cempaka. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu mitra tutur memegang tangan penutur untuk menahan penutur agar tidak pergi dan mau mendengar penjelasannya.

Bentuk Tuturan Deklarasi (Memvonis):

(2)A:“Kalau emage kamu berkerudung begini, mana ada orang yang mau beli baju-baju kamu yang seksi.”

(38)

(BJ/58:40 – 58:49)

Analisis Tuturan:

Tuturan (2) termasuk tuturan perlokusi jenis deklarasi bersifat memvonis. Tuturan di atas diutarakan Tia (penutur) pada Farlyna (mitra tutur). Situasi tuturan saat Tia dan Farlyna membahas tentang penampilan Farlyna yang dianggap akan menjadi penyebab tidak ada orang yang mau membeli baju-baju seksi rancangan Farlyna. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu mitra tutur memukul meja dan memasang wajah marah dengan mata melotot sebagai ekspresi kemarahan mitra tutur.

Bentuk Tuturan Deklarasi (Membatalkan) (3) A:“Lebih baik kita batalkan saja.”

B:“Ape!” (Tersentak berdiri dengan ekspresi terkejut). (BJ/58:50 – 58:52)

Analisis Tuturan:

(39)

Bentuk Tuturan Deklarasi (Memvonis) (4) A:“Elu berdua emang gak ada nyalinya.”

B: (melemparkan tali ke arah penutur dengan wajah kesal) (BJ/59:02 – 59:07)

Analisis Tuturan:

Tuturan (4) termasuk tuturan ilokusi jenis deklarasi bersifat memvonis. Tuturan di atas diutarakan oleh Farlyna (penutur) pada pengusaha garmen yaitu Krisna dan Tia (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat pengusaha garmen membatalkan kerjasama dengan Farlyna. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu salah satu mitra tutur melemparkan sebuah tali ke arah Farlyna dengan wajah yang kesal disebabkan tuturan yang diucapkan Farlyna.

Bentuk Tuturan Deklarasi (Memvonis) (5) A: “You are bastard.”

B: (spontan berdiri dan membalikkan badan ke arah penutur dengan wajah heran) (BJ/01:06:30 – 01:06:34)

Analisis Tuturan:

(40)

perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu pemilik rumah langsung berdiri lalu membalikkan badan melihat Baby Blue karena terkejut.

Bentuk Tuturan Deklarasi (Memvonis): (6)A:“Kalian pada cantik-cantik tapi saiko ya.”

B:“Enak aja lu ngomong.” (sambil melemparkan puntung rokok ke arah mitra tutur).

(BJ/01:06:49 –01:06:52)

Analisis Tuturan:

Tuturan (6) termasuk tuturan perlokusi jenis deklarasi bersifat memvonis. Tuturan di atas diutarakan olehpemilik rumah (penutur) pada Cairo (mitra tutur). Situasi tuturan terjadi saat Arimby, Baby Blue, Cairo, dan Farlyna mendesak pemilik rumah untuk memberi tahu keberadaan Bumi. Secara perlokusi, efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut, yaitu Cairo melemparkan puntung rokok ke arah pemilik rumah karena kesal dengan tuturan pemilik rumah.

4.2 Jenis Tindak Tutur Perlokusi Paling Dominan yang Terdapat dalam Dialog FilmBelahan Jiwa Karya Sekar Ayu Asmara

(41)
(42)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dua hal yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya.

1. Dalam dialog filmBelahan Jiwa karya Sekar Ayu Asmara terdapat lima bentuk tindak tutur perlkousi, yaitu: asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Dari kelimatindak tutur perlokusi tersebut terdapat beberapa pembagiannya yang dikategorikan menuruttindak tuturnya, antara lain (1) asertif terdapat enam sifat tuturan, yaitu; menyatakan, memberitahukan, berspekulasi, menyebutkan, meramalkan, dan mengakui, (2) direktif terdapat tujuh sifat tuturan, yaitu; melarang, memerintahkan, menyarankan, meminta, memberi aba-aba, menyuruh, mengajak, dan mendesak, (3) ekspresif terdapat tiga sifat tuturan, yaitu; mengkritik, menyanjung, dan memuji (4) komisif terdapat satu sifat tuturan, yaitu; menjanjikan, (5) deklarasi terdapat tiga sifat tuturan, yaitu; memutuskan, memvonis, dan membatalkan.

2. Berdasarkan hasil penelitian, dalam percakapan yang terdapat dalam film Belahan Jiwa karya Sekar Ayu Asmara memiliki tindak tutur perlokusi yang

(43)

5.2 Saran

Ada banyak aspek dari tuturan yang terdapat pada Dialog Film Belahan Jiwakarya Sekar Ayu Asmara yang masih dapat diteliti lebih lanjut dengan

(44)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

2.1.1 Tindak Tutur

Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Pernyataan tersebut kemudian mendasari lahirnya teori tindak tutur. Gagasan tersebut kemudian dikembangkan oleh Searle yang berpendapat bahwa unsur terkecil dalam komunikasi adalah tindak tutur seperti menyatakan, membuat pertanyaan, memberi perintah, menguraikan, menjelaskan, minta maaf, berterima kasih, mengucapkan selamat (Nadar, 2009:12). Ada tiga jenis tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi.

2.1.2 Penutur dan Mitra Tutur

Penutur adalah orang yang menyatakan fungsi pragmatis tertentu di dalam peristiwa komunikasi. Sedangkan mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran di dalam penuturan.

2.1.3 Konteks Tuturan

Konteks tuturan adalah latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tuturnya.

2.1.3 Tujuan Tuturan

(45)

2.1.3 Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Aktivitas

Aktivitas berupa bentuk tindakan merupakan suatu tindak tutur, sedangkan pada tindakan bertutur alat ucaplah yang berperan.

2.1.4 Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal

Tuturan merupakan produk tindak verbal karena tercipta melalui tindakan verbal. Tindakan verbal adalah tindak mengekspresikan kata-kata atau bahasa.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pragmatik

Pragmatik pertama kali dipergunakan oleh Charles Morris pada tahun 1938. Pragmatik adalah telaah hubungan tanda dengan para penafsir(Morris dalam Purba, 2002:4).Pragmatik merupakan cabang ilmu lingiustik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal “ekstralingual” yang dibicarakan menurut Verhaar (1996: 14).

(46)

2.2.2 Aspek Situasi Tutur

Leech (Chaer, 2010) mengemukakan sejumlah aspek yang senantiasa harus dipertimbangkan dalam rangka studi pragmatik. Aspek-aspek tersebut meliputi penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan/aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal.

1. Penutur dan Lawan Tutur

Orang yang menyatakan fungsi pragmatis tertentu di dalam peristiwa komunikasi disebut sebagai penutur. Sedangkan orang yang menjadi sasaran di dalam penuturan disebut sebagai mitra tutur. Peran penutur dan mitra tutur di dalam peristiwa tutur dilakukan secara bergantian, yang awalnya berperan sebagai penutur pada tahap tutur berikutnya dapat menjadi mitra tutur, demikian sebaliknya. Usia, latar belakang sosial, ekonomi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat keakraban merupakan beberapa aspek yang berkaitan dengan komponen penutur dan mitra tutur.

2. Konteks Tuturan

(47)

3. Tujuan Tuturan

Tujuan tuturan merupakan sesuatu yang ingin dicapai penutur dengan melakukan dengan tindakan bertutur. Hal tersebut yang melatarbelakangi tuturan, karena semua tuturan memiliki suatu tujuan.

4. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Aktivitas

Tindak tutur merupakan bentuk tindakan atau aktivitas. Contohnya, pada tindakan menampar tanganlah yang berperan, pada tindakan menyundul kepalalah yang berperan, sedangkan pada tindakan bertutur alat ucaplah yang berperan.

5. Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal

Ada dua jenis tindakan manusia, yaitu tindakan verbal dan tindakan non verbal. Hasil suatu tindakan merupakan sebuah tuturan. Bertutur merupakan tindak verbal. Tuturan tersebut merupakan produk tindak verbal karena tercipta melalui tindakan verbal. Tindakan verbal adalah tindak mengekspresikan kata-kata atau bahasa.

2.2.3 Tindak Tutur Perlokusi

Menurut Wijana (Setiawan, 2005:25) tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang pengaturannya dimaksud untuk mempengaruhi lawan tutur.

Subyakto-Nababan (Setiawan, 2005:25) memberi definisi mengenai tindak perlokusi, yaitu tindak bahasa yang dilakukan sebagai akibat atau efek dari suatu ucapan orang lain.

(48)

daya tuturan itu dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja atau tidak sengaja (Austin dalam Rustono, 1999:37). Contoh tindak tutur perlokusi adalah “ada anjing gila!”. Tuturan seorang pemilik sebuah rumah secara tidak langsung yaitu melalui tulisan yang menginformasikan keberadaan anjing di rumah tersebut kepada mitra tutur, efek yang terjadi kepada mitra tutur adalah menghindar dari rumah tersebut (Soedjatmiko dalam Chaer, 2010).

Tindak lokusi dan ilokusi juga dapat masuk dalam kategori tindak perlokusi bila memiliki daya ilokusi yang kuat yaitu mampu menimbulkan efek tertentu bagi mitra tutur (Wijana dan Rohmadi, 2011).

Subyakto-Nababan (Setiawan, 2005:25-26) menyatakan bahwa tindak ujar yang membentuk tindak perlokusi dapat dipisahkan dalam tiga bagian besar, yakni:

1. Mendorong mitra tutur meyakinkan, menipu, memperdayakan, membohongi, menganjurkan, membesarkan hati, menjengkelkan, mengganggu, mendongkolkan, menakuti, memikat, menawan, menggelikan hati.

2. Membuat mitra tutur melakukan, mengilhami, mempengaruhi, mencamkan, mengalihkan, mengganggu, membingungkan.

3. Membuat mitra tutur memikirkan tentang mengurangi ketegaran, memalukan, mempersukar, menarik perhatian, menjemukan, membosankan.

(49)

deklarasi. Searle mengklasifikaskan tindak perlokusi berdasarkan berbagai kriteria, yaitu:

a. Asertif adalah jenis tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakannya. Yang termasuk tindak tutur jenis ini antara lain tuturanmenyatakan, memberitahukan, menuntut, mengakui, menunjukkan, melaporkan, memberikan kesaksian, menyebutkan,

berspekulasi, memperhatikan, meramalkan.

b. Direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan sesuai apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Yang termasuk ke dalam tindak tutur jenis ini antara lain tuturan memesan, meminta, mengajak, memaksa, menyarankan, mendesak, menyuruh,

menagih, memerintah, mendesak, memohon, menantang, memberi

aba-aba, menyetujui, melarang, menasehati.

c. Ekspresif adalah tuturan yang mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan, atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara. Yang termasuk jenis tindak tutur ini antara lain tuturan mengucapkan terima kasih, mengeluh, mengucapkan selamat, menyanjung, memuji,

mengalahkan, dan mengkritik.

d. Komisif adalah tindak tutur yang melibatkan pembicara pada beberapa tindakan yang akan datang. Yang termasuk tindak tutur jenis ini antara lain tuturanbersumpah, berjanji, mengancam, menyatakan kesanggupan.

(50)

mengesankan, memutuskan, membatalkan, mengabulkan, mengizinkan,

menggolongkan, mengampuni, memaafkan, memvonis, memberi nama.

2.3 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang tindak tutur yang relevan sebagai sumber adalah sebagai berikut:

Maharani (2007), dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, membahas tentang jenis-jenis tindak tutur

percakapan berdasarkan teori Austin yaitu tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi serta analisis pasangan berdampingan yang terdapat dalam percakapan Komik Asterix seri ke-20. Setelah dilakukan analisis melalui data-data percakapan pada Komik Asterix, dia menyimpulkan bahwa setiap tuturan merupakan tindak ilokusi karena tindak ini mengacu pada makna denotasinya. Sedangkan tindak ilokusi dan perlokusi tidak semua tuturan memiliki kedua tindak tersebut. Selain tindak lokusi, tindak tutur yang paling dominan yang terdapat pada percakapan Komik Asterix adalah tindak ilokusi.

Hartyanto (2008), dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi terhadap Dialog Film Berbagi Suami karya Nia Dinata,

dalam penelitiannya, menggunakan teori tindak tutur Austin. Ia juga menggunakan batasan lokusi yang dikemukakan oleh Keraf, anatara lain: naratif, deskriptif, dan informatif, batasan mengenai ilokusi yang dikemukakan oleh Bach dan Harmish (Setiawan, 2005:22-25), yaitu: konstantif, direktif, komisif, dan Acknowledgement. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulkan bahwa dalam

(51)

tutur di dalamnya berupa tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur ilokusi dalam dialog film tersebut terbagi atas beberapa jenis yakni naratif, deskriptif, informatif.

Malau (2009), dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur dalam Seri Cerita Kenangan Agenteuil Hidup Memisahkan Diri karya NH. Dini, membahas

tentang jenis-jenis tindak tutur berdasarkan teori Searle, yaitu tindak tutur representatif, tindak tutur komisif, tindak tutur direktif, tindak tutur deklaratif dan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur dalam Seri Cerita Argenteuil Hidup Memisahkan Diri disimpulkan bahwa hanya terdapat empat jenis tindak tutur saja

yaitu tindak tutur asertif, tindak tutur komisif, tindak tutur direktif, dan tindak tutur deklaratif, sedangkantindak tutur ekspresif tidak ditemukan.

Ginting (2009), dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur dalam Dialog Film Perempuan Punya Cerita, menggunakan teori Austin. Dalam

(52)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986: 134). Pesan pada film merupakan komunikasi massa yang dapat berbentuk apa saja tergantung dari tujuan film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik pesan pendidikan, hiburan, dan informasi (Wordpress).

Film tidak terlepas dari dialog. Dialog merupakan ujaran yang dilakukan oleh para tokoh dalam sebuah film untuk keberlangsungan alur atau plot cerita. Tuturan dalam dialog film berkaitan dengan ilmu pragmatik karena dialog mengandung diksi yang tidak terlepas dari bahasa. Bahasa terbagi atas dua jenis, yaitu bahasa lisan dan tulisan. Bahasa lisan berarti bahasa yang diucapkan secara langsung oleh penutur, sedangkan bahasa tulis ialah bahasa yang disampaikan penutur melalui media tulis, seperti surat kabar, majalah, karya tulis lain. Bahasa memiliki kaidah dan keteraturannya masing-masing, namun dalam penulisan banyak masyarakat tidak mengetahui bahasa dari segi fungsinya yang memiliki penggolongan-penggolongan yang terkandung di dalamnya, sehingga sering ditemukan kesalahan dalam berkomunikasi (Effendy, 1986) .

(53)

merupakan salah satu bidang kajian pragmatik. Pragmatik merupakan cabang ilmu yang mengkaji bahasa dari segi fungsinya. Salah satu kajian dari pragmatik ialah tindak tutur. Peneliti ingin menganalisis tindak tutur pada cerita dalam film Belahan Jiwa karena dialog dalam film tersebut mengandung kata-kata yang

bermakna konotasi yang tidak hanya ditanggapi dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan tindakan secara khusus (Levinson dalam Lubis, 1991).

Tindak tutur merupakan tindakan yang sekaligus juga tuturan yang mengandung makna tindakan. Teori tindak tutur berkembang dan dimajukan oleh Austin. Secara analitis, tindak tutur dapat dipisahkan menjadi tiga macam tindak tutur yang terjadi secara serentak, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi mengaitkan suatu topik dengan suatu keterangan dalam suatu ungkapan, serupa dengan hubungan ‘pokok’ dengan ‘predikat’ atau ‘topik’ dan penjelasan dalam sintaksis (Searle dalam Lubis, 1991:58). Tindak tutur ilokusi adalah pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji pertanyaan, dan sebagainya. (Austin dalam Lubis, 1991:60).Menurut Wijana (dalam Setiawan, 2005:25) tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang pengaturannya dimaksud untuk mempengaruhi lawan tutur. Perlokusi merupakan tuturan yang diucapkan penutur yang memiliki efek atau daya pengaruh (perlocutionary force) dengan mengujarkan sesuatu. Efek atau daya tuturan itu dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja atau tidak sengaja.

(54)

dan apabila mitra tutur adalah seorang pencuri maka tafsirannya untuk menakuti pencuri. Dan perlokusi dari tuturan tersebut, yaitu menghindari rumah yang terdapat anjing gila, jadi menghindari merupakan efek yang ditimbulkan dari tuturan tersebut (Soedjatmiko dalam Chaer, 2010).

Peneliti akan membahas tindak tutur perlokusi pada dialog film Belahan Jiwa karya Asmara melalui kajian pragmatik. Tindak tutur dalam berbahasa

merupakan masalah menarik untuk diteliti karena merupakan suatu tuturan yang selalu digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Searle (Wijana dan Rohmadi, 2010) tindak tutur perlokusi memiliki aneka jenis yaitu: asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi yang dapat dianalisis dari berbagai tindak tutur sehari-hari. Salah satunya adalah dalam tindak tutur pada film.

(55)

berharap juga dengan adanya penelitian terhadap film ini, masyarakat dapat memahami dan menerima amanah yang terkandung dengan baik dan mudah.

1.2Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapatlah peneliti rumuskan yang menjadi dua pokok permasalahan pada penelitian ini, yakni:

a. Jenis tindak tutur perlokusiapakah yang terdapat pada dialog filmBelahan Jiwa karya Asmara ?

b. Jenis tindak tutur perlokusi apakah yang paling dominan pada dialog filmBelahan Jiwa karya Asmara ?

1.3 Batasan Masalah

Sebuah penelitian membatasi ruang lingkup permasalahan, dengan tujuan agar penelitian tidak terlalu luas dan terarah, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada masalah jenis tindak tutur perlokusi dan jenis tindak tutur perlokusi yang paling dominan pada film Belahan Jiwa karya Asmara dengan pendekatan ilmu pragmatik.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:

1. Mendeskripsikantindak tutur perlokusi yang terdapat pada dialog filmBelahan Jiwa karya Asmara.

(56)

1.5Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yang mempedomani penyajian data yang diharapkan akan dapat bermanfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1.5.1 Manfaat Teoretis

1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang kajian linguistik terapan, khususnya ilmu pragmatik yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian yang berhubungan dengan makna prakmatis pada wacana film.

2. Menambah kajian analisis pragmatik, khususnya pemakaian tindak tutur perlokusi dengan objek kajian film.

1.5.2 Manfaat Praktis

(57)

ABSTRAK

TINDAK TUTUR PERLOKUSI DALAM DIALOG FILMBELAHAN JIWAKARYA SEKAR AYU ASMARA

Penelitian ini memiliki dua masalah:(1) Bagaimanakahtindak tutur perlokusi yang terdapat pada dialog filmBelahan Jiwa karya Sekar Ayu Asmara? dan (2) Jenis tindak tutur perlokusi apakah yang paling dominan pada dialog filmBelahan Jiwa karyaSekar Ayu Asmara? Data dalam penelitian ini adalah kalimat atau dialog yang merupakan tindak tutur perlokusi yang terdapat pada filmBelahan Jiwa karya Sekar Ayu Asmara. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dan kuantitatif.Penelitian ini menggunakan metode simak dan tekniksimak bebas libat cakap. Terdapat limatindak tutur perlokusi yang dikategorikan menurut jenisnya, antara lain (1) asertif terdapat 23bentuk tuturan, (2) direktif 16terdapat bentuk tuturan, (3) ekspresif terdapat4 bentuk tuturan, (4) komisif terdapat 2 bentuk tuturan, dan (5) deklarasi terdapat6 bentuk tuturan. Jenis tindak tutur perlokusi yang paling dominan adalah tindak tutur asertif.

(58)

TINDAK TUTUR PERLOKUSI DALAM DIALOG FILMBELAHAN JIWAKARYASEKAR AYU ASMARA

SKRIPSI

UMI KALSUM NIM 120701022

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(59)

TINDAK TUTUR PERLOKUSI DALAM DIALOG FILMBELAHAN JIWAKARYASEKAR AYU ASMARA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sastra

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(60)

PERSETUJUAN

Judul : Tindak Tutur Perlokusi dalam Dialog Film Belahan Jiwa Karya Sekar Ayu Asmara

Kategori : Skripsi Nama : Umi Kalsum NIM : 120701022

Program Studi : Sarjana (S1) Sastra Indonesia Jurusan : Sastra Indonesia

Fakultas : Ilmu Budaya USU

Disetujui di Medan, Juni 2016

Komisi Pembimbing :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Namsyah Hot Hasibuan, M.Ling.

NIP. 19541024 198203 1 002 NIP. 19630524 198903 2 002 Dra. Rosliana Lubis, M.Si.

Disetujui Oleh : Departemen Sastra Indonesia

Ketua,

(61)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Umi Kalsum NIM : 120701022 Jurusan : Sastra Indonesia Fakultas : Ilmu Budaya USU

Judul : Tindak Tutur Perlokusi dalam Dialog FilmBelahan Jiwa Karya Sekar Ayu Asmara

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.

Medan, Juni 2016 Yang menyatakan,

(62)

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayah dan perlindungan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Penelitian yang berjudul Tindak Tutur PerlokusidalamDialog FilmBelahan JiwaKarya Sekar Ayu Asmara dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bantuan, bimbingan, pengarahan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. selaku Ketua Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya.

2. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.Hum. selaku Sekretaris Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya.

3. Bapak Drs. Namsyah Hot Hasibuan, M.Ling. selaku Pembimbing I, atas kesediaan dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan, saran, ilmu, motivasi, dan kasih sayang selama penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Rosliana Lubis, M.Si. selaku Pembimbing II, atas kesediaan dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan, saran, ilmu, motivasi, dan kasih sayang selama penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Asrul Siregar, M.Hum dan Drs. Pribadi Bangunselaku dosen penguji, yang telah memberikan banyak masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum. selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan nasihat, semangat, dan kasih sayang semasa perkuliahan.

(63)

8. Ayahanda Swandy dan Ibunda Yusniati, yang selalu memberikan doa, cinta kasih, semangat, perhatian, dan pengorbanan yang begitu besar kepada peneliti. 9. Nenek Muzirah yang selalu memberikan doa, cinta kasih, dan perhatian. Umi

Siti Zubaidah yang telah memberikan kasih sayang seperti orang tua sendiri. 10. Abang Yudi Wibowo, Kak Neni wahyuni, Abang Dedi Setiawan, Kak Eka

Wulandari, Asyifa Syauqiah, Annisa Aerillyn Belvania, Jey, Jio, Jihan, Achmad Hatta Nugraha, Tri Suci Ramadhani, Abang Bobby Ofvilla Brahmana, Siti Khoirunnisa, Kak Sophiana Junaidi, Adik Rachmi Kurniati Junaidi, Adik Muhammad Zachrie Kurniawan, Adik Faradinia Aghaniyy Junaidi, yang selalu memberikan doa, cinta kasih, semangat, perhatian, dan pengorbanan yang begitu besar kepada peneliti.

11. Seluruh sahabat Sastra Indonesia, atas kerja sama, perjuangan, dan indahnya pertemanan yang terjalin selama masa perkuliahan.

Akhirnya dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Atas partisipasi dan dukungannya peneliti sampaikan terima kasih.

Medan, Juni 2016

(64)

ABSTRAK

TINDAK TUTUR PERLOKUSI DALAM DIALOG FILMBELAHAN JIWAKARYA SEKAR AYU ASMARA

Penelitian ini memiliki dua masalah:(1) Bagaimanakahtindak tutur perlokusi yang terdapat pada dialog filmBelahan Jiwa karya Sekar Ayu Asmara? dan (2) Jenis tindak tutur perlokusi apakah yang paling dominan pada dialog filmBelahan Jiwa karyaSekar Ayu Asmara? Data dalam penelitian ini adalah kalimat atau dialog yang merupakan tindak tutur perlokusi yang terdapat pada filmBelahan Jiwa karya Sekar Ayu Asmara. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dan kuantitatif.Penelitian ini menggunakan metode simak dan tekniksimak bebas libat cakap. Terdapat limatindak tutur perlokusi yang dikategorikan menurut jenisnya, antara lain (1) asertif terdapat 23bentuk tuturan, (2) direktif 16terdapat bentuk tuturan, (3) ekspresif terdapat4 bentuk tuturan, (4) komisif terdapat 2 bentuk tuturan, dan (5) deklarasi terdapat6 bentuk tuturan. Jenis tindak tutur perlokusi yang paling dominan adalah tindak tutur asertif.

(65)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN………... i

SURAT PERNYATAAN………. ii

PRAKATA………... iii

ABSTRAK……… v

DAFTAR ISI……… vi

BAB 1. PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Masalah……… 4

1.3 Batasan Masalah………... 4

1.4 Tujuan Penelitian……….. 4

1.5 Manfaat Penelitian………... 5

1.5.1 ManfaatTeoretis………. 5

1.5.2 Manfaat Praktis………... 5

BAB 2. KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA……… 6

2.1 Konsep……….. 6

2.1.1 Tindak Tutur………... 6

2.1.2 Penutur dan Mitra Tutur...6

2.1.3 Konteks Tuturan... 6

2.1.4 Tujuan Tuturan...6

2.1.5 Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Aktivitas... 7

2.1.6 Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal...7

(66)

2.2.1 Pragmatik………... 7

2.2.2 Aspek Situasi Tutur………... 8

2.2.3 Tindak Tutur Perlokusi………. 9

2.3 Tinjauan Pustaka………. 12

BAB 3. METODE PENELITIAN………..14

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 14

3.2 Sumber Data………14

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data………..14

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data………...15

BAB 4. PEMBAHASAN……….20

4.1 Tindak Tutur Perlokusi dalam Dialog FilmBealahan Jiwa KaryaSekar Ayu Asmara………...……….…20

4.1.1 Tindak Tutur Asertif………. 20

4.1.2 Tindak Tutur Direktif………... 33

4.1.3 Tindak Tutur Ekspresif………... 44

4.1.4 Tindak Tutur Komisif………. 47

4.1.5 Tindak Tutur Deklarasi………. 48

4.2 Jenis Tindak Tutur Perlokusi Paling Dominan yang Terdapat dalam Dialog FilmBelahan Jiwa karya Sekar Ayu Asmara...……... 51

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN………. 53

5.1 Simpulan………... 53

5.2 Saran……….. 54

Referensi

Dokumen terkait

(3) Tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk mempengaruhi mitra tutur. 1) dalam tindak tutur lokusi penutur mempunyai maksud untuk

Tindak tutur direktif yang berkategori mengajak terjadi pada tuturan yang diucapkan oleh Noni yang bertindak sebagai penutur kepada Kugy sebagai mitra reaksi tuturan yang

Hasil penelitian ini berupa tindak tutur lokusi, tindak tutur perlokusi efek disengaja, dan tindak tutur perlokusi efek tidak disengaja yang terdpat dalam novel Surat Kecil

yang terdapat dalam tuturan tersebut ialah tindak tutur direktif karena penutur meminta mitra.. tutur untuk melakukan sesuatu yang termasuk ke dalam kategori verba meminta

Data (2) Tuturan tersebut merupakan fungsi menyenangkan. Mitra tutur akan senang jika mendapat pujian. Tujuan perlokusi ini sejalan dengan tujuan sosial. Penutur

(3) Tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk mempengaruhi mitra tutur. 1) dalam tindak tutur lokusi penutur mempunyai maksud untuk

Tuturan yang dituturkan oleh penutur akan memberikan pengaruh atau efek yang mendengarkan (mitra tutur). Efek tuturan tersebut atau pengaruh ini dapat sengaja atau tidak sengaja

Percakapan diatas terdapat tuturan penutur yaitu seminggu setelah kau muncul, ayahku meninggal. Penutur memperlihatkan kecurigaannya kepada mitra tutur, kemudian dilanjutkan