• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Tekanan Darah dan Frekuensi Denyut Jantung antara Perokok Ringan dan Perokok Sedang pada Mahasiswa FK USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Tekanan Darah dan Frekuensi Denyut Jantung antara Perokok Ringan dan Perokok Sedang pada Mahasiswa FK USU"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Lengkap : Herlita Purba Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar/04 November 1994 Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Jamin Ginting, gg Sarmin, Padang Bulan, Medan Nomor Handphone : 085276347876

Email : herlitapurba.hp@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

(2)

3. Peserta Symposium SRF (Scripta Research Festival) 2015

Riwayat Organisasi :

1. Anggota Muda Divisi Program SCORE PEMA FK USU 2013-2014 2. Sekretaris Divisi Pengembangan Potensial Ilmiah SCORE PEMA FK

USU 2014-2015

3. Koordinator Seksie Administrasi Kesekretariatan Get Together SCORE PEMA FK USU 2013

4. Anggota Seksie Dana Pekan Ilmiah Mahasiswa SCORE PEMA FK USU 2013

5. Anggota Seksie Administrasi Kesekretariatan SRF FK USU 2014

6. Anggota Seksie Konsumsi Seminar Update dan Proposal KTI SCORE PEMA FK USU 2014

7. Koordinator Acara Musyawarah Besar SCORE PEMA FK USU 2014 8. Koordinator Dekorasi dan Hiburan SRF FK USU 2015

9. Bendahara Paskah FK USU 2014

10.Anggota Seksi Dekorasi Natal FK USU 2014

11.Instruktur Workshop Hewan Coba PIM SCORE PEMA FK USU 2014 12.Koordinator Seksi Humas Natal Alumni Budi Mulia Medan 2013 13.Koordinator Seksi Humas Natal Alumni Budi Mulia Medan 2014

(3)

LAMPIRAN 2

Tanggal : No :

LEMBAR FORMAT PENELITIAN

PERBANDINGAN TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG ANATARA PEROKOK RINGAN DAN SEDANG PADA

MAHASISWA FK USU

I. IDENTITAS SAMPEL

1. Nama : ... 2. Jenis Kelamin : LAKI-LAKI / PEREMPUAN*

3. Usia : TAHUN

II. DATA PENELITIAN

1. Berat Badan : ... kg 2. Tinggi Badan : ... cm 3. BMI : ... kg/m2 4. Tekanan Darah : ... mmHg 5. Frekuensi Denyut Jantung : ... kali / menit 6. Jenis rokok : Filter / Non filter*

7. Konsumsi rokok per sehari : 1-10 / 11-20 / >20 (batang) *

8. Aktivitas olahraga : teratur (≥ 3x seminggu) / tidak teratur * 9. Riwayat hipertensi : Ya / Tidak *

10.Riwayat penyakit jantung? : Ya / Tidak *

11.Riwayat keluarga kandung yang hipertensi : Ya / Tidak *

12.Penyakit atau kelainan jantung yang lain : ...

Keterangan:

(4)

LAMPIRAN 3

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………..

Usia : ………. Tahun

Jenis Kelamin : LK/PR (Coret yang tidak perlu)

Alamat : ………..

Sudah mempelajari dan mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitan dengan judul :

“PERBANDINGAN TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT

JANTUNG ANTARA PEROKOK RINGAN DAN PEROKOK SEDANG PADA MAHASISWA FK USU”

Saya menyatakan bahwa saya bersedia menjadi subjek penelitian dengan catatan sewaktu-waktu bisa mengundurkan diri apabila tidak mampu mengikuti penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun.

Medan, ……… 2015

Yang membuat pernyataan Peneliti

(5)
(6)

s42 ringan 100 60 84 21

s43 ringan 100 80 60 21

s44 sedang 120 60 96 24

s45 ringan 120 70 70 21

s46 ringan 110 50 68 20

s47 ringan 140 90 88 21

s48 ringan 120 70 85 22

s49 sedang 130 80 86 20

s50 sedang 130 90 85 20

s51 sedang 130 90 88 19

s52 ringan 110 70 70 20

s53 ringan 120 80 72 20

(7)

Tests of Normality konsumsiro

kok1

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statisti

c

2. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

(8)

4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik

Count

TDDkategori Total normal meningkat

konsumsirokok 1

ringan 15 12 27

sedang 7 20 27

Total 22 32 54

5. Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung

DJkat Total normal takikardi

konsumsirokok ringan 27 0 27

sedang 24 3 27

Total 51 3 54

normal meningkat

konsumsirokok ringan 10 17 27

sedang 4 23 27

(9)

konsumsirokok 1

N Mean Std. Deviation TekanandarahSistol ringan 27 118,15 10,755

sedang 27 125,19 10,874 Tekanandarahdiast

ol

ringan 27 74,07 8,439 sedang 27 82,59 11,550 DenyutJantung ringan 27 75,37 9,568

sedang 27 84,26 10,090

7. Analisa data

Tekanan darah Sistol

Tekanan darah diastol

Denyut Jantung Mann-Whitney U 231,000 207,000 191,500 Wilcoxon W 609,000 585,000 569,500

Z -2,410 -2,860 -3,002

Asymp. Sig. (2-tailed)

(10)
(11)
(12)

Daftar Pustaka

Ambrose, J. A., Barua, Rajat S,. 2004. The Pathophysiology of Cigarette Smoking and Cardiovascular Disease. Journal of the American Collage of Cardiology, 43 (10): 1731-1737.

American Heart Association, 2015. Smoking: Do You Really Know The Risks? http://www.heart.org/HEARTORG/GettingHealthy/QuitSmoking/QuittingSm oking/Smoking-Do-you-really-know-the-risks_UCM_322718_Article.jsp [diakses tanggal 24 April 2015].

Anggara, Febby H. D & Prayitno, Nanang,. 2013. Faktor-Faktor yang

Berhubungan Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1) : 20-25.

Anggraini, Rika Dwi,. 2014. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT), Aktivitas Fisik, Rokok, Konsumsi Buah, Sayur dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Pulau Kalimantan (Analisis Data Riskesdas 2007). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Jakarta.

Astuti, Linda Dwi., 2010. Hubungan Antara Perokok dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Dusun Gatak Desa Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata.

http://202.162.34.194/siperpus/download.php?id=7bdc6d2912b4a092a320. [diakses tanggal 24 April 2015].

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Budiman, 2004. Masalah Kesehatan Akibat Alkohol dan Merokok. Dalam: Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S,. ed.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Bustan, M. N,.2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta: Rineka Cipta.

(13)

D’Elia et al., 2013. Not Smoking is Associated with Lower Risk of Hypertention:

Result of The Olivetti Heart Study. European Jurnal of Public Healt 24 (2) : 226-230. http://eurpub.oxfordjournals.org/content/24/2/226.long [diakses tanggal 20 April 2015].

Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2012. Aliansi Bupati/Walikota dalam Pengendalian Masalah Kesehatan Akibat Tembakau dan Penyakit Tidak Menular. Dalam : Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, 2012 (2). Penyakit Tidak Menular. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: 29.

Dochi,M,. Sakata,K., Oishi, M., Kobayashi, E., dan Suwazono, t. 2009. Smoking as an Independent Risk Factor For Hypertension : A 14-Year Longitudinal Study in Male Japanese Workes. Tohoku J. Exp. Med, 217 : 37-43.

Ganong, W.F,. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed. 22. Jakarta: EGC. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1022, 2008. Pedoman

Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Lauer, M. S,. 2011. Heart Rare Recovery: What Now?. Journal of Internal Medicine, 270 : 579-599.

Linni, Tawbariah., E, Apriliana., R, Wintoko., A, Sukohar., 2014. Hubungan Konsumsi Rokok dengan Perubahan Tekanan darah pada Masyarakat di Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Timur Bandar Lampung. Medical Journal of Lampung University, 3 (6).

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/293/291 [diakses tanggal 23 April 2015].

Masud, Ibnu., 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC. Meek, steve., Morris, Francis., 2002. ABC of Clinical Electrocardiography.

Introduction. I-Leads, Rate, Rhythm, and Cardiac Axis. British Medical Journal, 324 : 415-418.

(14)

National Institute of Health, 2014. Cigarettes and Other Tobacco Products.

http://www.drugabuse.gov/publications/drugfacts/cigarettes-other-tobacco-products [diakses tanggal 9 Mei 2015].

Nurwidayanti, Lina., Wahyuni, Chatarina Umbul., 2013. Analisis Pengaruh Paparan Asap Rokok di Rumah pada WanitaTerhadap Kejadian Hipertensi.

Jurnal Berkala Epidemiologi, 1 (2) : 244-253.

Papathanasiou, George, et al. 2013. Effect of smoking on Heart Rate at Rest and During Exercise, and on Heart Rate Recovery, in Young Adults. Hellenic Journal of Cardiology, 54 : 168-177.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19, 2013. Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. Presiden Republik Indonesia.

Reule, Scott., Drawz, Paul E,. 2012. Heart Rate and Blood Pressure: Any Possible Implications for Management of Hypertension?. Cur Hypertens Rep, 14(6) : 478-484.

Ridwan, Hibsah., W, Patricia., Rarum, Anovy., 2012. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dan Kejadian Hipertensi terhadap Pasien di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Muhammadiyah Palembang. Syifa’Medika, 2 (2) : 117- 124. Sastroasmoro, Sudigdo,. Ismael, Sofyan,. 2011. Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Sherwood, Lauralee., 2011. Fisiologi Manudia Dari Sel ke Sistem ed. 6. Jakarta: EGC.

Sitepoe, Mangku., 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Grasindo. Sitepoe, Mangku., 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Soetiarto, Farida., 1995. Mengenal Lebih Jauh Rokok Kretek. Media Litbangkes,

5 (4): 32.

Syazana, Nur Adibah., 2010. Pengaruh Tekanan Darah pada Perokok di Kalangan Mahasiswa Lelaki Angkatan 2007 FK USU.

(15)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini, kerangka konsep perbandingan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa FK USU diuraikan berdasarkan variabel-variabel di berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi Operasional

- Perokok adalah orang yang menghisap rokok minimal 1 tahun. Cara Ukur : Wawancara

Kategori :

1. Perokok ringan yang menghisap rokok kurang dari 10 batang per hari 2. Perokok sedang yang menghisap rokok 11-20 batang per hari

Skala Pengukuran : Ordinal

- Tekanan darah merupakan gaya yang ditumbulkan oleh darah terhadap dinding

pembuluh, terdiri dari tekanan sistolik dan diastolik yang didapat dari hasil pengukuran menggunakan sphygmomanometer dalam satuan mmHg.

Cara Ukur : Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan alat

(16)

Kategori berdasarkan JNC VII :

1. Normal tensi ( tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg)

2. Prehipertensi ( tekanan sistolik > 120 mmHg dan tekanan diastolik > 80 mmHg)

3. Hipertensi stage 1 (tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg)

4. Hipertensi stage 2 (tekanan sistolik < 160 mmHg dan tekanan diastolik >100 mmHg)

Skala Pengukuran : Ordinal

- Denyut Jantung merupakan frekuensi jantung yang berdetak per menit yang dapat diukur dengan menggunakan alat pulse oxymeter.

Cara ukur : memasang pulse oxymeter pada jari tangan. Normalnya saat istirahat 60-100 kali per menit.

Alat ukur : menggunakan pulse oxymeter merek ChoiceMMed tipe MD300c63. Kategori :

1. Normal : denyut jantung 60-100 kali permenit

2. Takikardi: denyut jantung lebih dari 100 kali permenit 3. Bradikardi: denyut jantung kurang dari 60 kali per menit. Skala Pengukuran : Ordinal

3.3. Hipotesis

(17)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian analitik menggunakan desain penelitian studi cross-sectional yaitu yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari pengumpulan data sampai dengan penulisan hasil penelitian yaitu mulai bulan September 2015 sampai bulan Desember 2015. Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara no 5 Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Subyek yang akan dipilih harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi :

- Mahasiswa FK USU - Laki-laki

- Berusia 18-24 tahun - IMT normal

- Sehat jasmani

(18)

Kriteria eksklusi :

- Responden mempunyai riwayat penyakit hipertensi, penyakit jantung.

Besar Sampel

Menurut Sastroasmoro dan Ismael (2011), perkiraan besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus besar sampel penelitian untuk penelitian analitik kategorik tidak berpasangan :

Keterangan :

n = Besar sampel minimun

Zα = Kesalahan tipe I

Zβ = Kesalahan tipe II

P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya Q2 = 1-P2

P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement Peneliti. Q1 = 1-P1

P1-P2 =Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

(19)

Jadi, didapatkan jumlah sampel minimal untuk penelitian ini adalah 27 responden.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan dengan mewawancara apakah responden merokok atau tidak.

2. Responden diminta untuk mengisi lembar Informed Consent.

3. Mengisi data-data dari responden berupa nama, berat badan, tinggi badan, usia, jumlah rokok yang diisap setiap hari, penyakit yang berhubungan dengan jantung, maupun riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga, untuk dapat menyingkirkan subjek yang memiliki kriteria ekslusi.

4. Jika responden memenuhi kriteria inklusi, responden di kelompokkan ke dalam perokok ringan atau sedang.

5. Melakukan pemeriksaan frekuensi denyut jantung dengan menggunakan alat pulse oxymeter dan pemeriksaan tekanan darah menggunakan

sphygmomanometer Nova Riester dan stetoskop merek Litmann.

6. Hasil dan data yang diperoleh dicatat dan pengumpulan data dilakukan secara sistemik sesuai dengan data yang diperoleh dari responden.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(20)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) dari tanggal 18 Oktober 2015 sampai tanggal 20 November 2015. FK USU terletak di Jl. Dr. Mansyur No. 5 kelurahan Padang Bulan, Medan dengan batas wilayah :

Batas utara : Jl. Dr Mansyur, Padang Bulan

Batas selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Batas timur : Jl. Universitas, Padang Bulan

Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel

(21)

5.1.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Usia Konsumsi Rokok

Ringan Persentase (%) Sedang Persentase (%)

18 0 0 % 1 3,7 %

19 3 11,1 % 5 18,5 %

20 7 25,9 % 10 37 %

21 12 44,4 % 9 33,3 %

22 4 14,8 % 1 3,7 %

24 1 3,7 % 1 3,7 %

Total 27 100 % 27 100 %

(22)

5.1.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik

Konsumsi mengalami peningkatan tekanan darah sistolik sebanyak 17 orang (63%). Pada perokok sedang yang memiliki tekanan darah sistolik normal ada sebanyak 4 orang (14,8%) dan yang mengalami pengingkatan tekanan darah sistolik sebanyak 23 orang (85,1%).

5.1.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik

(23)

Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa pada perokok ringan yang memiliki tekanan darah diastolik normal ada sebanyak 15 orang (55,6%) dan yang mengalami peningkatan tekanan darah diastolik di atas normal ada sebanyak 12 orang (44,4%). Pada perokok sedang yang memiliki tekanan darah diastolik normal ada sebanyak 7 orang (25,9%) dan yang mengalami peningkatan tekanan darah diastolik di atas normal ada sebanyak 20 orang (74,1%).

5.1.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung

Konsumsi Rokok

Frekuensi Denyut Jantung

Total Normal (n) Persentase

(%)

Takikardi (n)

Persentase (%) Perokok

Ringan 27 100 % 0 0 % 27

Perokok

Sedang 24 88,9 % 3 11,1 % 27

Total 51 94,4 % 3 5,6 % 54

(24)

5.1.7 Analisa Data

Sebelumnya dilakukan uji normalitas pada seluruh data, namun ternyata didapati data tidak berdistribusi normal. Oleh sebab itu digunakan uji alternatif lain yaitu dengan menggunakan uji non parametrik Mann Whitney.

Tabel 5.5 Analisa Tekanan Darah Sistolik Antara Perokok Ringan dan

Setelah dilakukan analisa data dengan uji Mann Whitney didapati p value

0,016 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik antara perokok ringan dan perokok sedang.

Tabel 5.6 Analisa Tekanan Darah Diastolik Antara Perokok Ringan dan

(25)

perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik antara perokok ringan dan

0,003 (p<0,05). Hal ini menunjukkan ada perbedaan bermakna pada frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang.

5.2 Pembahasan

Pada penelitian ini didapati ada perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang. Walaupun ada perbedaan yang bermakna, berdasarkan kategori JNC VII rata- rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada perokok ringan termasuk dalam kategori normal dan tekanan darah sistolik dan diastolik pada perokok sedang termasuk dalam kategori prehipertensi dan rata-rata frekuensi denyut jantung baik perokok ringan dan perokok sedang masih dalam batas normal.

(26)

tekanan darah pada lansia. Hal ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Linni, et al, (2014) untuk melihat hubungan konsumsi rokok dengan perubahan tekanan darah. Pada penelitian tersebut didapati bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah konsumsi rokok dengan perubahan tekanan darah, dimana perokok sedang lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah dibanding pada perokok ringan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Syazana (2010) pada sekelompok mahasiswa laki-laki di FK USU, yang menunjukkan ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada perokok berat lebih tinggi dibanding pada perokok ringan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Ridwan, et al, (2012) dimana pada penelitian tersebut didapati bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah rokok yang dihisap dengan kejadian hipertensi. Primatesta (2012) dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa diantara perempuan yang merokok, perempuan perokok ringan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih rendah dari perokok sedang dan perokok berat.

Adanya perbedaan denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang didukung oleh penelitian yang dilakukan Papathanasiou, et al, (2013) pada 289 orang dewasa muda yang menunjukkan bahwa rata-rata denyut jantung pada pria yang merokok lebih tinggi dibanding pria yang tidak merokok begitu juga dengan rata-rata denyut jantung pada perempuan yang merokok lebih tinggi dibanding perempuan yang tidak merokok.

(27)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

- Ada perbedaan bermakna pada tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa FK USU.

- Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada perokok ringan termasuk dalam kategori normal sedangkan pada perokok sedang rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik termasuk dalam kategori prehipertensi. - Rata-rata frekuensi denyut jantung baik perokok ringan dan perokok

sedang masih dalam batas normal.

6.2 Saran

1. Agar dilakukan penelitian selanjutnya dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan lebih homogen untuk mengurangi bias.

(28)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok

2.1.1. Definisi Rokok

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2003), rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

2.1.2 Jenis Rokok

Menurut Sitepoe (2000), rokok dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan bahan baku yang digunakan :

a. Rokok Putih yaitu rokok yang bahan bakunya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b. Rokok Kretek yaitu rokok yang bahan bakunya berupa daun tembakau

dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok Klembak yaitu rokok yang bahan bakunya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan rasa dan aroma tertentu.

Berdasarkan penggunaan filter, rokok dibagi dua jenis :

a. Rokok filter (RF) yaitu rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus b. Rokok non filter (RNF) yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya

(29)

2.1.3. Klasifikasi Perokok

Menurut Bustan (2007), jenis perokok dapat dibedakan berdasarkan jumlah rokok yang diisap :

1. Perokok ringan yaitu mengisap rokok kurang dari sepuluh batang per hari 2. Perokok sedang yaitu mengisap rokok 10-20 batang per hari

3. Perokok berat yaitu mengisap rokok lebih dari dua puluh batang per hari

2.1.4. Kandungan Rokok

Jumlah senyawa yang terkandung di dalam asap rokok lebih dari 4000 macam, diantaranya bersifat toksik, mutagenik, karsinogenik dengan 43 jenis karsinogen yang telah diidentifikasi (Soetiarto, 1995). Komponen utama rokok yaitu nikotin, tar, dan karbon monoksida. (Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2012).

Asap rokok terdiri dari dua bagian yaitu asap rokok utama (main stream smoke) dan asap rokok sampingan (side stream smoke). Asap rokok utama merupakan asap rokok yang diisap oleh paru-paru perokok itu sendiri, sedangkan asap rokok sampingan adalah asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar. Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok utama yang dihembuskan lagi oleh perokok dan asap sampingan disebut asap rokok lingkungan (ARL) atau

Environmenttal Tobaco Smoke (ETS) (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

a.Nikotin

(30)

mengurangi rasa ingin buang air kecil (kencing), dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah (Sitepoe, 1997).

Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan terhadap rokok. Beberapa penelitian mengatakan dengan lima batang rokok putih luar negeri sudah dapat membuat ketagihan terhadap rokok. Kadar nikotin yang dihisap 4-6 mg setiap hari pada orang dewasa sudah dapat menyebabkan adiksi atau kecanduan. Jumlah rokok yang diisap dipengaruhi oleh berbagai faktor kuantitas rokok, jumlah tembakau setiap batang rokok, dalamnya isapan, lamanya isapan, dan menggunakan filter rokok atau tidak (Sitepoe, 1997). Rokok kretek mempunyai kadar nikotin hampir 5 kali lipat sedangkan kadar tar 3 kali lipat dibanding rokok putih (Soetiarto, 1995).

Nikotin merupakan bahan kimia yang berbahaya dan sangat adiktif (menyebabkan kecanduan). Nikotin dapat meningkatkan tekanan darah, aliran jantung, penyempitan arteri (pembuluh yang membawa darah). Nikotin juga mengakibatkan dinding arteri mengeras, yang dapat menyebabkan serangan jantung. Bahan kimia ini dapat berada di dalam tubuh selama 6 sampai 8 jam tergantung berapa sering merokok (AHA, 2015). Ambrose & Barua (2004) juga mengatakan bawha nikotin dalam asap rokok memiliki peran utama pada peningkatan curah jantung, denyut jantung. Menurut Susana et al (2003) dalam Nurwidayanti dan Wahyuni (2013), nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4-6 kali lebih besar dari asap rokok arus utama.

Terpapar asap rokok baik dalam jangka waktu yang singkat atau panjang, baik perokok aktif maupun pasif akan menyebabkan perubahan akut maupun kronis terhadap keseimbangan sistem saraf otomon, sehingga aktivasi saraf simpatis menjadi dominan. Hal ini dikaitkan dengan interaksi nikotin dengan sistem saraf otonom (Middlekauff et al, 2014).

b. Gas Karbon Monoksida (CO)

(31)

normal karboksi-hemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Apabila keadaan terus berjalan akan terjadi polycythemia (pertambahan kadar butir darah merah) yang mempengaruhi fungsi saraf pusat (Mangku, 1997). Gas CO juga dapat meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskular (NIH, 2014).

Ketika berada di paru, CO akan masuk ke dalam aliran darah. CO menurunkan sejumlah oksigen yang dibawa dalam sel darah merah. CO juga akan meningkatkan jumlah kolesterol yang disimpan di dalam arteri yang suatu ketika dapat menyebabkan arteri menjadi mengeras. Hal ini memicu terjadinya penyakit jantung, penyakit arteri dan mungkin serangan jantung (AHA, 2015).

c. Tar

Beberapa komponen zat kimia dari tar bersifat karsinogen (pembentuk kanker). Kadar tar pada sebatang rokok yang diisap adalah 24-45 mg, sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg. Walaupun diberi filter, efek sebagai kanserogenik (membentuk kanker) pada paru-paru tidak berguna bila menghirup rokok dalam-dalam , mengisapnya berkali-kali dan jumlah rokok yang dipergunakan bertambah banyak (Sitepoe, 1997). National Institue on Health (NIH) pada tahun 2014 juga menyebutkan bahwa tar dapat meningkatkan resiko kanker paru, empisema dan penyakit bronkial pada penggunanya.

d. Timah Hitam (Pb)

Timah hitam (Pb) merupakan partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang diisap diperhitungkan sejumlah 0,5 µgr. Bila seseorang mengisap satu bungkus rokok per hari, berarti menghasilkan 10 µgr, sedangkan batas bahaya adalah 20 µgr per hari (Sitepoe, 1997).

e. Amoniak

(32)

f. Hidrogen Sianida

Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian (Angraini,2007).

g. Fenol

Fenol merupakan campuran kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena zat ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim (Angraini,2007).

h. Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dan memiliki bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (Angraini,2007).

2.1.5. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan

Merokok menimbulkan banyak gangguan pada keseluruhan bagian tubuh dan mengganggu jaringan tubuh mulai ujung rambut di kepala sampai ke ujung jari di kaki. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok bersifat iritasi. Rokok dapat mengiritasi membran di mulut, hidung, faring, dan trakea-bronchial. Ada juga bahan kimia rokok yang diserap masuk ke dalam darah dan disebarkan ke seluruh tubuh. Ada juga bahan kimia rokok yang masuk ke dalam air ludah dan ditelan masuk ke dalam pencernaan, diserap, serta masuk lagi ke dalam darah tersebar ke seluruh tubuh (Sitepoe, 1997).

a. Penyakit Kardioavaskular

(33)

(NIH,2014). Nikotin yang terdapat di dalam perokok akan menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik, pemaksaan kontraksi otot jantung , pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer (Sitepoe, 1997).

Rokok dapat meningkatkan resiko penyakit jantung termasuk stroke, serangan jantung, penyakit pembuluh, dan aneurisma (NIH, 2014). Perokok rentan menderita aterosklerosis pembuluh darah besar dibandingkan bukan perokok. Terdapat interaksi multipliktif antara merokok dan faktor resiko penyakit jantung lebih tinggi pada perokok dengan hipertensi dan peningktan serum lipid. Merokok juga meningkatkan kejadian infark miokard dan sudden cardiac death

melalui agregasi platelet dan oklusi vaskular (Budiman, 2009).

Resiko menjadi penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) 60-70% lebih tinggi pada perokok pria dibandingkan dengan pria yang tidak merokok. Mati mendadak akibat penyakit jantung dijumpai 2-3 kali lebih besar pada pria berumur 35-45 tahun dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok dan tidak menggunakan oral kontraseptik. Merokok akan mempengaruhi ketidakseimbangan oksigen pada otot jantung, adanya percepatan penggumpalan darah sehingga terjadi gangguan fungsi jantung (Sitepoe, 1997).

Pembentukan aterosklerosis adalah penyebab terjadinya PJK. Nikotin dalam rokok mendorong vasokontriksi pembuluh darah koroner. Merokok juga akan meningkatkan kadar kolesterol di dalam darah yang akan memberikan risiko tinggi terhadap PJK. Rokok juga mempercepat pembekuan darah sehingga agregasi trombosit lebih cepat terjadi. Hal ini merupakan salah satu faktor pembentukan aterosklerosis (Sitepoe, 1997).

(34)

Papathanasiou, et al (2013) dalam penelitiannya terhadap 289 orang menunjukkan bahwa denyut jantung pada perempuan yang merokok dibanding yang tidak merokok yaitu 76,4 kali per menit : 70 kali per menit. Perbandingan denyut jantung pada pria yang merokok dengan yang tidak merokok yaitu 78,2 kali per menit : 66,3 kali per menit. Hal ini menunjukkan bahwa denyut jantung pada perokok lebih tinggi dibanding dengan yang tidak merokok.

b. Kanker

Merokok dapat menyebabkan berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru, mulut, naso-oro dan hipofaring, lubang hidung dan sinus paranasal, laring, esofagus, perut, pankreas, hati, ginjal (badan dan pelvis), ureter, kandung kemih, dan juga menyebabkan leukimia mieloid. Terdapat bukti bahwa merokok berperan meningkatkan risiko kanker kolorektal dan payudara (Budiman, 2009). Menurut Sitepoe (1997) kanker mulut rahim merupakan kanker yang paling banyak dijumpai pada wanita terutama bagi perokok. National Institue on Health (NIH) pada tahun 2014 juga menyebutkan bahwa tar dapat meningkatkan resiko kanker paru, empisema dan penyakit bronkial pada penggunanya.

Kanker paru mengakibatkan 85% perokok mengalami kematian. Perokok yang menghabiskan sebungkus rokok setiap hari mempunyai risiko menjadi penderita kanker paru-paru sepuluh kali lipat dibandingkan dengan yang tidak merokok. Jika perokok mengisap dua bungkus sehari maka risiko penderita kanker paru-paru 25 kali lipat dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Kanker paru-paru pada wanita perokok lebih cepat mengakibatkan kematian dibandingkan pada wanita yang tidak merokok (Sitepoe, 1997).

(35)

c. Penyakit Pernafasan

Merokok menjadi penyebab utama penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan obstruktif, misalnya bronkitis dan empisema ( 85% dari penderita penyakit ini disebabkan oleh rokok). Bagi pria perokok kematian karena penyakit paru ini 4-25 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang tidak merokok. Wanita yang merokok memberikan efek jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dengan pria yang merokok. Gejala yang dijumpai pada perokok berupa batuk kronis, berdahak, dan gangguan pernafasan (Sitepoe, 1997).

Dalam 1-2 tahun merokok, pada jalur pernafasan kecil seorang perokok muda akan terjadi inflamasi (Budiman, 2009). Apabila diadakan uji fungsi paru-paru maka pada perokok jauh lebih jelek bila dibandingkan dengan yang tidak merokok (Sitepoe, 1997). Setelah 20 tahun merokok, terjadi perubahan patofisiologi pada paru secara proporsional seiring dengan intensitas merokok dan durasi merokok. Inflamasi kronik dan penyempitan jalur nafas kecil dan atau

digestif enzimatik dinding alveolar pada empisema pulmonal menyebabkan pengurangan aliran napas ekspirasi sehingga terjadi gejala klinis napas terhambat pada hampir 15% perokok (Budiman, 2009).

Merokok dikaitkan dengan terjadinya influenza dan radang paru-paru yang lain. Bagi perokok lebih mudah terserang influenza dan radang paru-paru yang lain dibandingkan dengan yang tidak merokok. Pada penderita asma, merokok akan memperparah gejala asma sebab asap rokok akan lebih menyempitkan saluran pernafasan (Sitepoe, 1997). Budiman (2009) mengatakan bahwa seorang perokok muda yang mengalami perubahan pada jalur pernafasan kecil akan kembali normal setelah berhenti meokok selama 1-2 tahun.

d. Kehamilan

Merokok berhubungan dengan beberapa komplikasi maternal selama kehamilan seperti ruptur prematur pada membran, abrupsio plasenta, dan

(36)

berisiko lebih tinggi mengalami infant respiratory distress syndrome, kemungkinan mengalami kematian akibat sudden infant death syndrome, dan mengalami pertumbuhan yang terhambat pada tahun-tahun pertamanya (Budiman, 2009). Sitepoe (1997) juga mengatakan bahwa wanita hamil yang merokok juga mengganggu perkembangan kesehatan fisik dan intelektual anak-anak yang akan bertumbuh.

e. Kondisi Lain

Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi (memiliki anak), fertilitas baik pria maupun wanita akan mengalami penurunan, nafsu seksual juga mengalami penurunan bagi perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Bagi wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Sakit mag lebih banyak dijumpai pada orang yang merokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Merokok mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung bawah dan atas lambung sehingga mempercepat terjadi sakit mag. Pencernaan protein terhambat dan rasa lapar berkurang bagi perokok (Sitepoe, 1997).

Merokok juga merupakan faktor yang mendorong pembentukan gondok sehingga bagi perokok lebih banyak dijumpai penyakit gondok dibanding dengan seseorang yang tidak merokok. Merokok juga menjadi penyebab terjadinya penyakit Burger yaitu penyakit yang terjadi akibat gangguan pembuluh darah yang disebut thromboangitis oblitrans. Hal ini akibat nikotin yang mempersempit pembuluh darah dan mempercepat terjadinya pembekuan darah (Sitepoe, 1997).

2.2 Tekanan Darah

2.2.1. Definisi Tekanan Darah

(37)

Tekanan diastolik adalah tekanan darah paling rendah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg (Masud, 1989).

2.2.2. Fisiologi Tekanan Darah

Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap (Masud, 1989).

Tekanan arteri rerata atau sering dikenal dengan istilah mean arterial pressure (MAP) adalah gaya pendorong utama yang mengalirkan darah ke jaringan sepanjang siklus jantung. Tekanan arteri rerata bukan nilai tengah antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan arteri rerata = tekanan diastolik + 1/3 tekanan nadi. Tekanan nadi adalah selisih tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan arteri rerata ini harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan darah harus cukup tinggi untuk menjamin tekanan pendorong yang memadai; tanpa tekanan ini, otak dan organ lain tidak akan menerima aliran darah yang memadai. Alasan kedua yaitu tekanan darah harus tidak terlalu tinggi sehingga menimbulkan tambahan kerja bagi jantung dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah serta kemungkinan pecahnya pembuluh darah halus (Sherwood, 2011).

Tekanan darah di arteri brakialis pada orang muda dewasa yang beristirahat pada posisi duduk atau berbaring sekitar 120/70 mmHg. Tekanan darah normalnya turun sebanyak 20 mmHg atau kurang saat tidur. Tekanan darah merupakan produk curah jantung dan tahanan perifer sehingga tekanan darah dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua faktor tersebut. Emosi meningkatkan curah jantung (Ganong, 2008).

(38)

berkontraksi lebih kuat untuk setiap panjang sedangkan rangsang parasimpatis menimbulkan efek sebaliknya (Ganong, 2008). Curah jantung harus dikendalikan agar dapat mengalirkan darah ke seluruh jaringan tubuh sehingga fungsi organ tidak terganggu. Aliran darah berfungsi untuk mengangkut nutrisi ke jaringan (Guyton, 1981).

Tahanan perifer total bergantung pada jari-jari semua arteriol serta kekentalan darah. Faktor utama yang menentukan kekentalan darah adalah jumlah sel darah merah. Namun jari-jari arteriol adalah faktor yang lebih penting dalam menetukan resistensi perifer total. Jari-jari arteriol dipengaruhi oleh kontrol metabolik lokal yang menyamakan aliran darah dengan kebutuhan metabolik dan dipengaruhi juga oleh aktivitas simpatis yaitu suatu mekanisme kontrol ekstrinsik yang menyebabkan vasokontriksi arteriol. Jari-jari arteriol juga dipengaruhi secara ekstrinsik oleh hormon vasopresin dan angiotensin II. Jadi, Tekanan darah = curah jantung × resistensi perifer total. Curah jantung = kecepatan jantung × isi sekuncup (Sherwood, 2011).

Tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan usia. Tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah pada wanita muda daripada pria muda sampai usia 55-65 tahun, namun setelah usia tersebut tekanan darah wanita menjadi setara dengan tekanan darah pria (Ganong, 2008).

2.2.3. Refleks dan Respon yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh refleks maupun respon tubuh, yaitu diantaranya adalah :

a. Refleks baroreseptor

(39)

Baroreseptor secara terus-menerus memberi informasi tentang tekanan arteri rerata; dengan kata lain, sensor ini selalu menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap tekanan di dalam arteri. Ketika tekanan di arteri (baik tekanan rerata atau nadi) meningkat, potensial baroreseptor ini meningkat sehingga kecepatan lepas muatan di neuron-neuron aferen terkait meningkat. Sebaliknya, penurunan tekanan arteri rerata memperlambat kecepatan lepas muatan yang dibentuk di neuron aferen oleh baroreseptor.

b. Reseptor volume atrium kiri dan osmoreseptor hipotalamus terutama penting dalam keseimbangan air dan garam di tubuh; karena itu, keduanya mempengaruhi regulasi jangka panjang tekanan darah dengan mengontrol volume plasma.

c. Kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta

Fungsi utama kemoreseptor ini adalah meningkatkan secara refleks aktivitas pernafasan untuk membawa masuk lebih banyak O2 atau mengeluarkan lebih banyak CO2 pembentuk asam, tetapi kemoreseptor tersebut juga secara refleks meningkatkan tekanan darah dengan mengirim impuls eksitatorik ke pusat kardiovaskular.

d. Respon kardiovaskular yang berkaitan dengan perilaku dan emosi tertentu diperantarai melalui jalur korteks serebri-hipotalamus. Respon-respon ini mencakup perubahan luas dalam aktivitas kardiovaskular yang menyertai respon generalisata simpatis, peningkatan kecepatan jantung dan tekanan darah pada orgasme seksual, dan vasodilatasi kulit lokal yang berkaitan dengan blushing

(rasa malu).

(40)

f. Kontrol hipotalamus terhadap arteriol kulit untuk tujuan pengaturan suhu lebih didahulukan daripada kontrol pusat kardiovaskular terhadap pembuluh yang sama untuk tujuan pengaturan tekanan darah. Akibatnya, tekanan darah dapat turun ketika pembuluh-pembuluh kulit melebar untuk mengeluarkan kelebihan panas dari tubuh, meskipun respon baroreseptor menghendaki vasokontriksi kulit untuk membantu mempertahankan resistensi perifer total yang adekuat.

g. Bahan-bahan vasoaktif yang dibebaskan dari sel endotel ikut berperan dalam mengatur tekanan darah. Sebagai contoh, NO dalam keadaan normal menimbulkan efek vasodilatasi (Sherwood, 2011).

2.2.4. Klasifikasi Tekanan darah

Joint National Committee (JNC) VII mengklasifikasikan tekanan darah menjadi empat ketegori yaitu tekanan darah normal, prehipertensi, hipertensi stadium satu, dan hipertensi stadium dua.

Tabel 2.1 : Klasifikasi Tekanan Darah

Kategori Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 dan < 80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

(41)

2. Usia

Ketika usia seseorang semakin lanjut, risiko tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular juga akan menjadi lebih tinggi. Ini dikarenakan pembuluh darah kehilangan fleksibilitasnya dengan bertambahnya usia yang mengakibatkan tekanan seluruh sistem meningkat.

3. Jenis kelamin

Persentasi pada pria lebih tinggi dibanding pada wanita untuk mengalami peningkatan tekanan darah hingga usia 45 tahun. Dari usia 45 sampai 54 tahun dan usia 55 sampai 64 tahun, persentase pria dan wanita dengan peningkatan tekanan darah adalah sama. Setelah usia tersebut, persentase mengalami peningkatan tekanan darah pada wanita lebih tinggi dibanding pria.

4. Aktivitas fisik yang rendah

Aktivitas fisik baik untuk jantung dan sistem sirkulasi. Gaya hidup yang tidak aktif meningkatkan kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah dan stroke. Tubuh yang tidak aktif juga membuat risiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas menjadi lebih mudah.

5. Pola makan yang buruk, makanan yang tinggi garam

Semua manusia membutuhkan nutrisi yang baik dari berbagai jenis sumber makanan. Makanan yang mengandung tinggi kalori, lemak, gula, dan rendah nutrisi esensial, secara langsung berkontribusi mengakibatkan kesehatan menjadi buruk, seperti pada obesitas. Ditambah lagi, ada beberapa masalah yang dapat terjadi karena mengkonsumsi terlalu banyak garam. Pada beberapa orang yang mengkonsumsi makanan tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah.

6. Kelebihan berat badan dan obesitas

(42)

2.2.5. Pengukuran Tekanan darah

Perubahan tekanan arteri dapat diukur secara langsung dengan alat yang disebut sphygmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan dipasang secara eksternal untuk mengukur tekanan (Sherwood, 20011).

Penderita diminta untuk duduk (istirahat) selama 5 menit di kursi, lengan diletakkan sejajar dengan jantung. Manset dilingkarkan di sekitar lengan atas. Selama pengukuran, stetoskop diletakkan di atas arteri brakhialis di sisi dalam siku tepat di bawah manset. Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset dikembungkan ke tekanan yang lebih besar daripada tekanan darah sehingga arteri

brakhialis kolaps. Tidak terdengar suara ketika darah tidak mengalir melalui pembuluh atau ketika darah mengalir dalam aliran laminar normal. Sebaliknya, aliran darah turbulen menciptakan getaran yang terdengar ketika memeriksa tekanan darah, yang dikenal sebagai bunyi Korotkoff. Karena tekanan eksternal ini lebih besar daripada tekanan puncak internal maka arteri terjepit total di sepanjang siklus jantung tidak terdengar bunyi apapun, karena tidak ada darah yang mengalir (Sherwood, 2011).

Sewaktu udara di manset secara perlahan dikeluarkan, maka tekanan di manset secara perlahan juga berkurang. Ketika tekanan manset turun tepat dibawah tekanan sistolik puncak, arteri secara transien terbuka sedikit saat tekanan darah mencapai puncak ini. Darah sesaat lolos melewati arteri yang tertutup parsial sebelum tekanan arteri turun di bawah tekanan manset dan arteri kembali kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat terdengar. Karena itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi pertama dapat didengar menunjukkan tekanan sistolik. Sewaktu tekanan manset terus turun, darah secara intermiten

menyembur melewati arteri dan menghasilkan suara seiring dengan siklus jantung setiap kali tekanan arteri melebihi manset (Sherwood, 2011).

(43)

tekanan darah arteri dinyatakan sebagai tekanan sistolik per tekanan diastolik, dengan batas untuk tekanan darah yang dianjurkan adalah kurang dari 120/80 mmHg (Sherwood, 2011).

2.3. Denyut Jantung

Denyut nadi adalah gelombang yang disalurkan melalui arteri sebagai respon terhadap ejeksi darah dari jantung ke dalam aorta. Denyut nadi terbentuk seiring dengan didorongnya darah melalui arteri. Untuk membantu sirkulasi, arteri berkontraksi dan berelaksasi secara periodik, kontraksi dan relaksasi jantung seiring dengan dipompanya darah menuju arteri dan vena. Dengan demikian denyut nadi juga dapat mewakili denyut jantung. Denyut jantung dihitung tiap menitnya dengan hitungan repitisi (kali/ menit) (Anggraeni, 2014).

Kecepatan jantung bergantung pada keseimbangan relatif aktivitas parasimpatis, yang menurunkan kecepatan jantung, dan aktivitas simpatis, yang meningkatkankan kecepatan jantung. Denyut jantung berhubungan dengan curah jantung (Sherwood, 2011).

Saraf simpatis dan parasimpatis pada dasarnya mempengaruhi slope potensial aksi depolarisasi diastolik, sel-sel pacu (pacemaker) jantung yang

terdapat pada simpul (‘node’) sinus. Peningkatan atau penurunan frekuensi

perubahan potensial aksi pacu jantung akan menyebabkan perubahan irama denyut jantung (Masud, 1989).

(44)

Aksi kronotropik jantung, selain dipengaruhi oleh keseimbangan saraf simpatis dan parasimpatis, dapat juga dipengaruhi oleh perubahan suhu badan, kadar ion kalium, natrium dan kalsium atau pH cairan serta hormon, misalnya tiroksin, epinefrin yang berasal dari medula adrenalis (Masud, 1989).

Menurut Meek dan Morris (2002), bila denyut jantung lebih besar dari 100 kali per menit disebut takikardi, sedangkan bila denyut jantung kurang dari 60 kali per menit atau saat tidur denyut jantung kurang ari 50 kali per menit disebut bradikardi.

Denyut jantung mengalami peningkatan ketika sedang stress. Dengan terjadinya stress fisik dan mental terjadi perangsangan mendadak sistem saraf pusat dengan peningkatan saraf simpatis. Selama stres, denyut jantung sebagian besar didorong oleh peningkatan tonus simpatis, yang dimodulasi oleh saraf pusat dan faktor hormonal (Lauer, 2011).

(45)

Gambar 2.1 Jalur dan Mekanisme Gangguan Kardiovaskular yang Berhubungan

Perokok aktif Perokok pasif

Tar Gas bebas ( NOS tidak berpasangan, Xanthine oxidase, METC, NADPH

oxidase)

Oxidative Stress ↑ Sitokin ↑

(46)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, merokok dianggap sebagai hal yang wajar. Bahkan, merokok dianggap sebagai bagian dari kehidupan sosial dan gaya hidup, tanpa memahami risiko dan bahaya kesehatan terhadap dirinya dan orang lain disekitarnya (Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2012). Menurut Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (2001) dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2008), 92% dari perokok menyatakan memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lainnya, dengan demikian sebagian besar anggota rumah tangga merupakan perokok pasif.

Menurut data dari WHO (2008) dalam Astuti (2010), konsumsi rokok di Indonesia mencapai 240 miliar batang rokok pertahun, bahkan Indonesia menduduki urutan ke lima terbanyak dalam konsumsi rokok di dunia. Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (2013) juga menyatakan bahwa 64,9% laki-laki dan 2,1% perempuan masih mengisap rokok pada tahun 2013. Perilaku merokok penduduk umur ≥ 15 tahun cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Di dalam rokok terkandung 4000 jenis senyawa kimia, dengan tiga komponen utama yaitu nikotin, tar, dan karbon monoksida. Rokok merupakan faktor risiko utama dari penyakit kanker, penyakit paru kronik, diabetes militus, dan penyakit lainnya seperti fertilitas, impotensi (Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2012).

(47)

menyebabkan disfungsi endotel, kekakuan arteri dan penyebab aktivasi sistem

simpatis (D’Elia et al, 2013).

Nikotin yang terkandung dalam rokok merupakan bahan yang berbahaya dan sangat adiktif (menyebabkan kecanduan). Nikotin dapat meningkatkan tekanan darah, denyut jantung dan penyempitan arteri (pembuluh yang membawa darah) serta berkontribusi dalam pengerasan dinding arteri yang dapat menyebabkan serangan jantung (AHA, 2015). Sitepoe (1997) juga mengatakan bahwa nikotin yang terdapat dalam rokok akan menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik serta meningkatkan denyut jantung.

Penelitian kohort yang dilakukan Dochi, et al (2009) terhadap 8241 laki-laki yang bekerja dan dipantau selama empat belas tahun menunjukkan bahwa, tekanan darah pada perokok lebih tinggi dari bukan perokok. Penelitian observasional analitik yang dilakukan Ridwan, et al (2012) terhadap tujuh puluh subjek penelitan didapati bahwa terdapat hubungan bermakna antara jumlah rokok yang diisap terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini menyatakan bahwa orang yang merokok lebih dari lima belas batang perhari mempunyai resiko lima kali lebih besar untuk mengalami hipertensi dibandingkan dengan orang yang merokok kurang dari lima belas batang perhari.

Berdasarkan penelitian cross-sectional yang dilakukan Anggara dan Prayitno (2003), terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan tekanan darah. Perokok sedang dan berat yang mengisap rokok lebih dari sepuluh batang setiap harinya, akan merasakan dampak yang lebih cepat dibanding perokok ringan yang mengisap rokok kurang dari sepuluh batang setiap harinya (Astuti, 2010).

(48)

Menurut Price & Wilson (2006) dalam Linni (2014), mengisap sebatang rokok akan berpengaruh besar terhadap kenaikan tekanan darah, serta nikotin akan menyebabkan perangsangan terhadap hormon epinefrin (adrenalin) yang bersifat memacu peningkatan frekeunsi jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung serta menyebabkan gangguan irama jantung.

Penelitian cross-sectional yang dilakukan Linni (2014) dengan menggunakan data primer serta pemeriksaan tekanan darah, juga menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah konsumsi rokok dengan perubahan tekanan darah. Dari 115 subjek yang merokok, 92 subjek di antaranya mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal.

Papathanasiou, et al (2013) dalam penelitiannya terhadap 289 orang menunjukkan bahwa denyut jantung pada perempuan yang merokok dibanding yang tidak merokok yaitu 76,4 kali per menit : 70 kali per menit. Perbandingan denyut jantung pada pria yang merokok dengan yang tidak merokok yaitu 78,2 kali per menit : 66,3 kali per menit. Hal ini menunjukkan bahwa denyut jantung pada perokok lebih tinggi dibanding dengan yang tidak merokok.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menjadi tertarik untuk meneliti perbandingan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan sedang pada mahasiswa FK USU.

1.2Rumusan Masalah

Adakah perbedaan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa FK USU ?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

(49)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui perbandingan tekanan darah antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa FK USU.

2. Mengetahui perbandingan denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa FK USU.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain : 1. Bagi mahasiswa FK USU dan Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta informasi yang berkaitan dengan dampak penggunaan rokok terhadap sistem kardiovaskuler.

2. Bagi Peneliti

(50)

ABSTRAK

Merokok dianggap sebagai hal yang wajar. Bahkan dianggap sebagai bagian dari kehidupan sosial dan gaya hidup. Perilaku merokok cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Nikotin yang terkandung di dalam rokok akan menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik serta meningkatkan denyut jantung. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tekanan darah dan denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang.

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study. Subjek penelitian adalah mahasiswa laki-laki FK USU yang merupakan perokok aktif dengan rentang usia 18-24 tahun (n= 54). Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perokok ringan (n=27) dan kelompok perokok sedang (n=27). Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan frekuensi denyut jantung pada subjek penelitian. Kemudian hasil penelitian diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna (p < 0,05) pada tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa FK USU.

(51)

ABSTRACT

Smoking is regarded as a natural thing. Even considered as a part of social life and lifestyle. Smoking behavior tends to increase every year. Nicotine contained in cigarettes will cause an increase in blood pressure both systolic and diastolic as well as increasing the heart rate. This study aims to see at the differences in blood pressure and heart rate between light smokers and moderate smokers.

This study used cross-sectional study. Subjects were male students FK USU which is active smokers aged 18-24 years (n = 54). Subjects were divided into two groups: light smokers (n = 27) and moderate smokers (n = 27). Then measuring blood pressure and heart rate to the study subjects. Then, the result of this study is processed by using SPSS for Windows.

The results showed that there were significant differences (p <0.05) in systolic blood pressure, diastolic blood pressure and heart rate between light smokers and smokers were at FK USU students.

(52)

Oleh :

HERLITA NOVARIA PURBA 120100157

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(53)

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

Oleh :

HERLITA NOVARIA PURBA 120100157

(54)
(55)

ABSTRAK

Merokok dianggap sebagai hal yang wajar. Bahkan dianggap sebagai bagian dari kehidupan sosial dan gaya hidup. Perilaku merokok cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Nikotin yang terkandung di dalam rokok akan menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik serta meningkatkan denyut jantung. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tekanan darah dan denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang.

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study. Subjek penelitian adalah mahasiswa laki-laki FK USU yang merupakan perokok aktif dengan rentang usia 18-24 tahun (n= 54). Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perokok ringan (n=27) dan kelompok perokok sedang (n=27). Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan frekuensi denyut jantung pada subjek penelitian. Kemudian hasil penelitian diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna (p < 0,05) pada tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa FK USU.

(56)

ABSTRACT

Smoking is regarded as a natural thing. Even considered as a part of social life and lifestyle. Smoking behavior tends to increase every year. Nicotine contained in cigarettes will cause an increase in blood pressure both systolic and diastolic as well as increasing the heart rate. This study aims to see at the differences in blood pressure and heart rate between light smokers and moderate smokers.

This study used cross-sectional study. Subjects were male students FK USU which is active smokers aged 18-24 years (n = 54). Subjects were divided into two groups: light smokers (n = 27) and moderate smokers (n = 27). Then measuring blood pressure and heart rate to the study subjects. Then, the result of this study is processed by using SPSS for Windows.

The results showed that there were significant differences (p <0.05) in systolic blood pressure, diastolic blood pressure and heart rate between light smokers and smokers were at FK USU students.

(57)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian dengan judul “Perbandingan Tekanan Darah dan Frekuensi Denyut Jantung antara Perokok Ringan dan Perokok Sedang pada Mahasiswa FK USU” yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan masukan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Maya Savira, M.Kes selaku dosen pembimbing yang sabar dan peduli. Terimakasih buat semua kesediaan waktu dan masukan-masukan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. dr. Akhyar H Nasution, Sp. An (K) dan dr. Dedy Dwi Putra, Sp. Rad selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran sehingga penelitian ini menjadi lebih baik.

4. Kedua orangtua penulis Niasman Purba dan Julita Manik, serta adik-adik tersayang Hilary Purba dan Hanna Purba dan seluruh keluarga, terimakasih atas masukan, dukungan serta doa-doanya selama ini.

5. Sahabat-sahabat penulis, Benny Hasibuan, Boy Sitinjak, Desti Sinaga, Dewi Napitupulu, Febrianty Siagiaan, Landong Sihombing, Orlando Sinaga, Rio Siahaan, Rizky I Damanik, Rumiris Sirait yang telah memberi dukungan, motivasi dan bantuan kepada penulis.

(58)

7. Teman-teman kelompok bimbingan penelitian penulis, Ibnu Gilang dan Louis Reinaldo yang telah memberikan saran dan bantuan selama penelitian. Teman-teman stambuk 2012 lainnya yang telah memberi bantuan kepada penulis serta seluruh subjek penelitian yang telah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran dari pembaca sebagai sarana evaluasi kedepannya.

Medan, 10 Desember 2015

(59)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Rokok ... 5

2.1.1.Definisi Rokok ... 5

2.1.2.Jenis Rokok ... 5

2.1.3.Klasifikasi Perokok ... 6

2.1.4.Kandungan Rokok ... 6

2.1.5.Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan ... 9

(60)

2.2.3. Refleks dan Respon yang Mempengaruhi Tekanan

Darah ...15

2.2.4. Klasifikasi Tekanan Darah ...17

2.2.5. Pengukuran Tekanan Darah ...19

2.3. Denyut Jantung ...20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ...23

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...23

3.2. Defenisi Operasional ...23

3.3. Hipotesisi ...24

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ...25

4.1. Jenis Penelitian ...25

4.2. Waktu dan Tempat ...25

4.3. Populasi dan sampel Penelitian ...25

4.4. Teknik Pengumpulan Data ...27

4.5.Pengolahan dan Analisis Data ...27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...28

5.1. Hasil Penelitian ...28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...28

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel ...28

5.1.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ...29

5.1.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik .30 5.1.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik ...30

5.1.6. Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung...31

5.1.7. Analisa Data ...32

(61)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ...35 6.2. Saran ...35

(62)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah... 17 Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ... 29 Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik ... 30 Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik .... 30 Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung ... 31 Tabel 5.5 Analisa Tekanan Darah Sistolik antara Perokok Ringan

dan Perokok Sedang ... 32 Tabel 5.6 Analisa Tekanan Darah Diastolik antara Perokok Ringan

dan Perokok Sedang ... 32 Tabel 5.7 Analisa Frekuensi Denyut Jantung antara Perokok

(63)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(64)

DAFTAR SINGKATAN

AHA : American Heart Association ARL : Asap Rokok Lingkungan CO : Karbon Monoksida

ETS : Environmenttal Tobaco Smoke JNC : Joint National Committee NIH : National Institute of Health NO : Nitrat oksida

Pb : Timah Hitam

(65)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Format Penelitian Lampiran 3 Surat Pernyataan Kesediaan Lampiran 4 Data Induk

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik
Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri

DInas Pendidikan dan Kebudayaan Jetis Kabupaten Sleman 2007 7 Pelatihan Model Pembelajaran Tematik Untuk Siswa SD Kelas Awal Bagi Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Depok Kabupaten

KESATU : Menunjuk Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja (Satker) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Program Pengembangan Sistem

Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;. Membandingkan

[r]

[r]

*Note : Jika anda menghapus salah sat u TUJUAN, maka Sasar an, Indikator Ker ja, Rencana Kiner ja dati tahun 2013 s.d 2018 yang ber kaitan dengan TUJUAN ter sebut akan ikut

• Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya dukungan personel yang memadai baik dalam jumlah maupun standar kompetensi yang diperlukan untuk