• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre Bogor"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

Oleh

CICI ELISABET SAGALA

H24103108

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

CICI E SAGALA. H24103108. Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre. Di bawah bimbingan W.H.LIMBONG.

Terjadinya modernisasi dalam masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat terutama dalam pola konsumsi masyarakat yang ingin serba cepat dan praktis. Hal ini mendorong pertumbuhan dalam bisnis makanan sehingga persaingan semakin ketat. Dan CFC Darmaga Centre sebagai salah satu restoran cepat saji yang ada di Bogor dituntut untuk membangun strategi yang tepat untuk mencapai keberhasilan dalam persaingan. Peneitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki oleh CFC Darmaga Centre, (2) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh CFC Darmaga Centre dan (3) merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi CFC Darmaga Centre.

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Responden terbagi dua, yaitu pihak manajemen restoran dan konsumen. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan pihak manajemen restoran serta penyebaran kuesioner kepada konsumen. Metode pengolahan dan analisis data diawali dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM.

(3)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

CICI ELISABET SAGALA

H24103108

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Cici Elisabet Sagala

H24103108

Menyetujui, Agustus 2007

Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidikalang, Sumatra Utara pada tanggal 29 Mei 1985. Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara pasangan Jabonar Sagala dan Rita Samosir.

Penulis mengawali pendidikan di TK Pertiwi Sidikalang pada tahun 1990. Pada tahun 1991, penulis memasuki Sekolah Dasar St Yosef dan lulus pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) St Paulus Sidikalang, pada tahun 1999 melanjutkan SLTP di Methodist 6 Medan dan lulus pada tahun 2000. Setelah tamat dari SLTP, penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Medan dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini hasil dari kegiatan penelitian pada Restoran California Fried Chicken Darmaga Centre Bogor yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre Bogor”. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga terkasih (Alm.bapak, mama, Ompung Parongil, k’Yance, Henri, Citra, Sihar, dan Jhosua) yang memberi semangat dan dukungan doa kepada saya.

2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan dan masukan kepada penulis.

3. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Muhammad Najib, S.TP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis.

4. Pihak manajemen (Bapak Agustus Sani Nugroho, Ibu Dewi Ulfa, Ibu Ely, Bapak Agus Anwar, Bapak Abdul Latief) dan karyawan Restoran California Fried Chicken Darmaga Centre Bogor atas bantuannya selama ini.

5. Seluruh staf pengajar atas ilmu dan bimbingannya selama pendidikan penulis. 6. Staf tata usaha Departemen Manajemen (Pak Asep, Mas Adi, Mbak Dina dan

Mas Yadi) atas bantuan proses administrasi selama kuliah.

7. Boris Sinaga yang selalu sabar dan selalu ada memberikan semangat, dukungan doa dan memberikan bantuan yang begitu banyak selama ini.

8. Sahabat terbaikku (Renta, Riri, Ria, Ita dan Riris) untuk kebersamaan selama kuliah dan dukungan selama proses penulisan skripsi.

9. Teman-teman satu bimbingan : Uci, Veby, Mia, Nela, dan Yenni, teman seperjuangan dalan penulisan skripsi.

(7)

11.Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kepentingan bersama yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2007

Penulis

(8)

1.4. Manfaat Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis... 7

2.1.1.Konsep Pemasaran... 7

2.1.2.Konsep Strategi Pemasaran... 7

2.1.3. Lingkungan Pemasaran ... 7

2.1.4. Analisis Lingkungan Pemasaran ... 16

2.2.Penelitian Terdahulu... 24

2.3.Kerangka Pemikiran... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Penentuan Lokasi Penelitian... 27

3.2.Jenis dan Sumber Data... 27

3.3.Teknik Pengambilan Sampel... 27

3.4.Teknik Pengumpulan Data... 28

3.5.Pengolahan dan Analisis Data... 28

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Restoran di Indonesia dan Bogor... 29

4.2.Gambaran Umum California Fried Chicken... 31

4.2.1.Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan... 31

4.2.2.Jenis Usaha... 32

4.2.3.Struktur Organisasi... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Analisis Internal... 36

5.1.1.Produksi dan Operasi... 36

5.1.2.Sumber Daya Manusia... 38

5.1.3.Keuangan... 39

5.1.4.Pemasaran... 39

(9)

5.2.Analisis Eksternal... 50

5.2.1.Lingkungan Mikro... 50

5.2.2.Lingkungan Makro... 52

5.3.Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman... 54

5.3.1.Kekuatan... 54

5.3.2.Kelemahan... 55

5.3.3.Peluang... 57

5.3.4.Ancaman... 58

5.4.Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ... 60

5.4.1.Tahap Masukan... 60

5.4.2.Tahap Pencocokan... 62

5.4.3.Tahap Keputusan... 67

  KESIMPULAN... 69

DAFTAR PUSTAKA... 71

LAMPIRAN... 73

 

(10)

No. Halaman

1. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Sub Kelompok

Makanan Indonesia ………...………... 1

2. Jumlah Restoran di Indonesia ………... 2

3. Perkembangan Restoran Fast Food di Indonesia Tahun 1997-2002.. 3

4. Perkembangan Rumah Makan dan Restoran di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Tahun 1999-2002... 4

5. Matrik faktor strategi internal………... 18

6. Matrik faktor strategi eksternal.………... 19

7. Matrik SWOT ………... 22

8. Matriks QSP... 23

9. Beberapa nama restoran fastfood asing dan lokal di Indonesia... 30

10.Daftar restoran dan kategorinya di kota Bogor... 29

11.Karakteristik Respoden Restoran CFC Darmaga Centre... 42

12.Klasifikasi Menu CFC... 44

13.Penilaian konsumen terhadap produk... 45

14.Penilaian konsumen tehadap harga... 46

15.Penilaian konsumen terhadap promosi... 48

16.Penilaian konsumen terhadap distribusi... 49

17.Jumlah Penduduk kota Bogor Menurut Jenis kelamin Tahun 2006.. 53

18. Penduduk Kota Bogor Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2003 ... 58

19. Matriks IFE CFC Darmaga Centre... 61

20. Matriks EFE CFC Darmaga Centre... 62

21. Analisis Matriks SWOT CFC Darmaga Centre... 66

(11)

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

Oleh

CICI ELISABET SAGALA

H24103108

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

CICI E SAGALA. H24103108. Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre. Di bawah bimbingan W.H.LIMBONG.

Terjadinya modernisasi dalam masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat terutama dalam pola konsumsi masyarakat yang ingin serba cepat dan praktis. Hal ini mendorong pertumbuhan dalam bisnis makanan sehingga persaingan semakin ketat. Dan CFC Darmaga Centre sebagai salah satu restoran cepat saji yang ada di Bogor dituntut untuk membangun strategi yang tepat untuk mencapai keberhasilan dalam persaingan. Peneitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki oleh CFC Darmaga Centre, (2) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh CFC Darmaga Centre dan (3) merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi CFC Darmaga Centre.

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Responden terbagi dua, yaitu pihak manajemen restoran dan konsumen. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan pihak manajemen restoran serta penyebaran kuesioner kepada konsumen. Metode pengolahan dan analisis data diawali dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM.

(13)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

CICI ELISABET SAGALA

H24103108

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Cici Elisabet Sagala

H24103108

Menyetujui, Agustus 2007

Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidikalang, Sumatra Utara pada tanggal 29 Mei 1985. Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara pasangan Jabonar Sagala dan Rita Samosir.

Penulis mengawali pendidikan di TK Pertiwi Sidikalang pada tahun 1990. Pada tahun 1991, penulis memasuki Sekolah Dasar St Yosef dan lulus pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) St Paulus Sidikalang, pada tahun 1999 melanjutkan SLTP di Methodist 6 Medan dan lulus pada tahun 2000. Setelah tamat dari SLTP, penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Medan dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(16)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini hasil dari kegiatan penelitian pada Restoran California Fried Chicken Darmaga Centre Bogor yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre Bogor”. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga terkasih (Alm.bapak, mama, Ompung Parongil, k’Yance, Henri, Citra, Sihar, dan Jhosua) yang memberi semangat dan dukungan doa kepada saya.

2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan dan masukan kepada penulis.

3. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Muhammad Najib, S.TP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis.

4. Pihak manajemen (Bapak Agustus Sani Nugroho, Ibu Dewi Ulfa, Ibu Ely, Bapak Agus Anwar, Bapak Abdul Latief) dan karyawan Restoran California Fried Chicken Darmaga Centre Bogor atas bantuannya selama ini.

5. Seluruh staf pengajar atas ilmu dan bimbingannya selama pendidikan penulis. 6. Staf tata usaha Departemen Manajemen (Pak Asep, Mas Adi, Mbak Dina dan

Mas Yadi) atas bantuan proses administrasi selama kuliah.

7. Boris Sinaga yang selalu sabar dan selalu ada memberikan semangat, dukungan doa dan memberikan bantuan yang begitu banyak selama ini.

8. Sahabat terbaikku (Renta, Riri, Ria, Ita dan Riris) untuk kebersamaan selama kuliah dan dukungan selama proses penulisan skripsi.

9. Teman-teman satu bimbingan : Uci, Veby, Mia, Nela, dan Yenni, teman seperjuangan dalan penulisan skripsi.

(17)

11.Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kepentingan bersama yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2007

Penulis

(18)

1.4. Manfaat Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis... 7

2.1.1.Konsep Pemasaran... 7

2.1.2.Konsep Strategi Pemasaran... 7

2.1.3. Lingkungan Pemasaran ... 7

2.1.4. Analisis Lingkungan Pemasaran ... 16

2.2.Penelitian Terdahulu... 24

2.3.Kerangka Pemikiran... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Penentuan Lokasi Penelitian... 27

3.2.Jenis dan Sumber Data... 27

3.3.Teknik Pengambilan Sampel... 27

3.4.Teknik Pengumpulan Data... 28

3.5.Pengolahan dan Analisis Data... 28

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Restoran di Indonesia dan Bogor... 29

4.2.Gambaran Umum California Fried Chicken... 31

4.2.1.Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan... 31

4.2.2.Jenis Usaha... 32

4.2.3.Struktur Organisasi... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Analisis Internal... 36

5.1.1.Produksi dan Operasi... 36

5.1.2.Sumber Daya Manusia... 38

5.1.3.Keuangan... 39

5.1.4.Pemasaran... 39

(19)

5.2.Analisis Eksternal... 50

5.2.1.Lingkungan Mikro... 50

5.2.2.Lingkungan Makro... 52

5.3.Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman... 54

5.3.1.Kekuatan... 54

5.3.2.Kelemahan... 55

5.3.3.Peluang... 57

5.3.4.Ancaman... 58

5.4.Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ... 60

5.4.1.Tahap Masukan... 60

5.4.2.Tahap Pencocokan... 62

5.4.3.Tahap Keputusan... 67

  KESIMPULAN... 69

DAFTAR PUSTAKA... 71

LAMPIRAN... 73

 

(20)

No. Halaman

1. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Sub Kelompok

Makanan Indonesia ………...………... 1

2. Jumlah Restoran di Indonesia ………... 2

3. Perkembangan Restoran Fast Food di Indonesia Tahun 1997-2002.. 3

4. Perkembangan Rumah Makan dan Restoran di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Tahun 1999-2002... 4

5. Matrik faktor strategi internal………... 18

6. Matrik faktor strategi eksternal.………... 19

7. Matrik SWOT ………... 22

8. Matriks QSP... 23

9. Beberapa nama restoran fastfood asing dan lokal di Indonesia... 30

10.Daftar restoran dan kategorinya di kota Bogor... 29

11.Karakteristik Respoden Restoran CFC Darmaga Centre... 42

12.Klasifikasi Menu CFC... 44

13.Penilaian konsumen terhadap produk... 45

14.Penilaian konsumen tehadap harga... 46

15.Penilaian konsumen terhadap promosi... 48

16.Penilaian konsumen terhadap distribusi... 49

17.Jumlah Penduduk kota Bogor Menurut Jenis kelamin Tahun 2006.. 53

18. Penduduk Kota Bogor Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2003 ... 58

19. Matriks IFE CFC Darmaga Centre... 61

20. Matriks EFE CFC Darmaga Centre... 62

21. Analisis Matriks SWOT CFC Darmaga Centre... 66

(21)

No. Halaman

1. Matriks IE………... 21

2. Kerangka Pemikiran Penelitian... 26

3. Struktur Organisasi Perusahaan... 33

4. Diagram Alir Proses Produksi... 37

5. Hasil analisismatriks IE... 63

(22)

No Halaman

1.

Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan…………...

2.

Kuesioner kepada Konsumen……...….... 3. Kuesioner Penelitian... 4. Penentuan Bobot... 5. Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC

Darmaga Centre ... 6. Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran CFC

Darmaga Centre... 7. Penentuan Rating ... 8. Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC

Darmaga Centre... 9. Penentuan Rating Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran

CFC Darmaga Centre... 10.Penentuan QSPM... 11.Penentuan Atractive Score Dengan Matriks QSPM... 12.Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Internal

Perusahaan... 13.Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Eksternal

Perusahaan... ... 14.Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis

Internal Perusahaan... 15.Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis

Eksternal Perusahaan... 16.Hasil Analisis Matriks IFE... 17.Hasil Analisis Matriks EFE... 18.Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive

Score pada Strategi SO... 19.Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive

Score pada Strategi ST... 20.Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive

Score pada Strategi WO... 21.Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive

Score pada Strategi WT... 22.Hasil Analisis Matriks QSPM... 23.Daftar Menu dan Harga Produk CFC Darmaga Centre...

(23)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dihadapkan pada berbagai macam kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi kebutuhan primer, sekunder dan kebutuhan tersier. Namun diantara berbagai kebutuhan tersebut, kebutuhan primer yaitu makanan merupakan kebutuhan manusia yang paling pokok dan harus terpenuhi setiap hari.

Terjadinya modernisasi dalam masyarakat menyebabkan perubahan dalam gaya hidup masyarakat. Perubahan tersebut terlihat dari pola konsumsi masyarakat yang serba ingin cepat dan praktis. Mobilitas masyarakat kota yang semakin meningkat menyebabkan terbatasnya waktu untuk memasak dan mengolah makanan sendiri sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih makan di luar rumah. Dan bagi masyarakat sekarang ini mengkonsumsi makanan di restoran bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja akan tetapi ada motivasi lain yaitu untuk berkumpul, beristirahat, bertemu dengan relasi bisnis dan hal tersebut menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat kita. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan jadi pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Sub Kelompok Makanan Indonesia.

Jenis Pengeluaran Rata-Rata Pengeluaran (%)

1980 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2004 Makanan Pokok

(beras)

36,9 32,6 30,4 31,6 25,8 24,3 27,9 18,7

Makanan Protein Tinggi (susu dan telur)

17,6 16,8 17,8 18,8 19,5 19,8 17,1 20,1

Makanan Jadi (makanan siap saji)

6,6 9,8 10,6 8,4 13,5 15,4 15,1 18,8

Makanan Lainnya (sayuran dan buah-buahan)

38,9 40,8 41,2 41,2 41,2 40,5 39,9 42,4

(24)

Pengeluaran untuk makanan pokok mengalami penurunan yang berarti yaitu dari 36,9 persen tahun 1980 menjadi 18,7 persen tahun 2004, sebaliknya pengeluaran untuk makanan jadi meningkat dari 6,6 persen tahun 1980 menjadi 18,8 persen pada tahun 2004. Demikian pula pengeluran untuk makanan berprotein tinggi (susu dan telur) mengalami peningkatan dari 17,6 persen tahun 1980 menjadi 20,1 persen pada tahun 2004. Hal ini memperlihatkan pergeseran pola konsumsi makanan penduduk sebagai cerminan modernisasi.

Peluang besar ini banyak dimanfaatkan oleh pebisnis atau pemilik modal untuk berusaha di bidang bisnis makanan atau restoran sehingga mendorong peningkatan dalam pertumbuhan industri makanan hampir setiap tahunnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Restoran di Indonesia

Tahun Jumlah (Unit)

1993 239 1994 281 1995 297 1996 321 1997 344 1998 481 1999 484 2000 377 2003 735 Sumber : Kantor Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2003

(25)

(franchisee) yang berskala kecil atau menengah, hak-hak istemewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama waktu tetentu dan di suatu tempat tetentu pula. Pada saat itu, sistem waralaba belum dikenal luas.

Bisnis makanan cepat saji (fastfood) ini mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Selain restoran fastfood asing, banyak juga perusahaan makanan cepat saji waralaba domestik yang mulai berdiri karena bisnis ini dinilai sangat menguntungkan. Salah satunya adalah California Fried Chicken. CFC merupakan milik pribumi seratus persen dan sekarang ini tidak ada keterkaitan bisnis sama sekali dengan pihak atau perusahaan asing manapun. Namun karena dipilih nama California Fried Chicken dimana California adalan nama salah satu negara bagian di AS, maka daging ayam siap saji yang ditawarkan CFC langsung dipersepsikan sama dengan produk siap saji lainnya dari negeri Paman Sam yang sudah lebih dahulu populer. Padahal pemilihan nama tersebut merupakan salah satu strategi CFC agar mudah diterima dalam masyarakat terutama kalangan remaja yang sangat menyukai aneka produk dan budaya hasil westernisasi. Namun CFC tidak hanya mengandalkan brand name yang bagus akan tetapi diikuti oleh kualitas produk makanan siap saji yang bagus pula hingga setara dengan standar produk restoran internasional.

Tabel 3. Perkembangan Restoran Fast food di Indonesia tahun 1997-2002

Tahun Restoran Asing (Unit)

Restoran Lokal (Unit)

Total (Unit)

1997 177 15 132

1998 210 20 230

1999 235 30 265

2000 226 34 260

2001 220 36 256

2002 212 39 257

Trend Pertumbuhan (%) 16,26 22,14 16,82

Sumber : Accorn (2002)

(26)

persaingan yang semakin ketat dalam industri makanan cepat saji baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Kemampuan suatu perusahaan untuk menghadapi persaingan merupakan faktor yang paling dasar yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan tersebut dalam dunia bisnis. Perusahaan yang mampu mengalahkan pesaing-pesaingnya dengan menyediakan produk dan pelayanan yang berkualitas akan berhasil menguasai pasar dan sebaliknya yang kurang berhasil menyediakan produk dan pelayanan yang berkualitas akan tersingkir dari pasar. Dengan kata lain, untuk mencapai keberhasilan dalam persaingan maka setiap bisnis dituntut untuk membangun strategi-strategi yang tepat dan unggul dibandingkan dengan strategi-strategi yang dibangun oleh pesaingnya

1.2 Rumusan Masalah

Pertumbuhan industri restoran di daerah bogor cenderung meningkat mulai tahun 1999 seperti yang terlihat pada Tabel 4. Hingga tahun 2005 jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor telah mencapai 188 (dengan restoran sejumlah 64 dan rumah makan 124). Salah satu restoran yang ikut meramaikan persaingan usaha restoran di Kota Bogor adalah CFC Cabang Dramaga Centre. Dengan semakin banyaknya pesaing, restoran harus berusaha untuk melakukan usaha pemasaran yang lebih intensif untuk menciptakan permintaan akan produk restoran tersebut.

Tabel 4. Perkembangan Rumah Makan dan Restoran di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Tahun 1999-2002

Jenis Hidangan Jumlah (Unit)

1999 2000 2001 2002

Indonesia 42 41 42 75

Daerah 19 33 33 54

Internasional 17 23 23 20

Oriental 10 8 8 5

Kontinental 1 0 1 7

Total 87 105 107 161

(27)

Akan tetapi dalam menjalankan usahanya, Restoran CFC masih mengalami banyak kendala dalam melaksanakan pemasaran. Kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak franchisor kepada masyarakat untuk memperkenalkan produk atau paket-paket yang ditawarkan terutama produk atau paket-paket baru menyebabkan pihak CFC cabang dramaga center ini harus berusaha lebih keras untuk melakukan promosi sendiri. CFC Darmaga Centre telah melakukan berbagai kegiatan promosi akan tetapi hasil yang diharapkan pihak CFC belum mencapai target yang diinginkan. Oleh karena itu, restoran tersebut perlu untuk memiliki strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi restoran tersebut sehingga restoran mampu meraih konsumen yang ingin dituju dan memiliki keunggulan bersaing.

Dari uraian yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan CFC Darmaga Centre?

2. Faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman bagi CFC Darmaga Centre?

3. Bagaimana strategi pemasaran yang sesuai bagi CFC Darmaga Centre?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki oleh restoran tersebut.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh restoran tersebut.

(28)

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi :

1. Restoran CFC sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan dalam menjalankan usahanya

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis.

2.1.1 Konsep Pemasaran.

Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial dimana melalui proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Rangkuti (2005), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial. Dan menurut Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Tujuan utama pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.1.2 Konsep Strategi Pemasaran.

Definisi strategi pertama sekali dikemukakan oleh Chandler (1962) yang menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan. Menurut Rangkuti (2005), strategi merupakan alat untuk mencapi tujuan.

Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif dan integrative (Pearce and Robinson, 1997).

2.1.3 Lingkungan Pemasaran.

(30)

transaksi-transaksi yang berhasil dengan pelanggan sasarannya. Lingkungan pemasaran dapat dibagi atas dua yaitu (A) lingkungan internal dan (B) lingkungan eksternal.

A. Lingkungan Internal

Lingkungan Internal pemasaran adalah kegiatan-kegiatan internal perusahaan yang dapat dikendalikan (Budiarto, 1993). Sedangkan menurut Angipora (2002), lingkungan internal adalah suatu pengaruh lingkungan yang bersumber dari dalam perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Analisis terhadap lingkungan internal dilakukan dengan mengkaji dan menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola bidang: (1) produksi dan operasi, (2) keuangan, (3) sumber daya manusia, dan (4) pemasaran, (5) Sistem Informasi Manajemen.

1. Produksi dan Operasi

Kegiatan produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri tersebut. Variabel ini menerangkan upaya perusahaan dalam menghasilkan produk dan jasa seoptimal mungkin, penggunaan dan pemeliharaan alat serta aset fisik lainnya yang dimiliki perusahaan. Untuk menganalisis aspek produksi dan operasi maka perlu di evaluasi biaya, ketersediaan bahan baku, hubungan dengan pemasok, sistem pengendalian dan perputaran persediaan, lokasi, fasilitas, tata letak, dan utilitas fasilitas. Aktivitas produksi dalam sebuah organisasi diharapkan dapat beroperasi dengan biaya yang rendah namun memiliki kualitas dan tingkat produktivitas yang tinggi.

2. Keuangan

(31)

perusahaan, baik situasi yang terjadi saat ini maupun prediksi kondisi keuangan di masa yang akan datang. Kondisi keuangan suatu perusahaan seringkali digunakan sebagai ukuran posisi bersaing perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan.

3. Sumber Daya Manusia

Morita dkk(2001) mengungkapkan bahwa sumber daya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah orang yang memberikan kerja, bakat, kreativitas, dan semangat kepada organisasi. Manajemen sumber daya manusia yang mencakup kegiatan perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan, serta penilaian prestasi kerja dapat membantu organisasi dalam mencapai sasarannya. Manajemen sumber daya manusia mempengaruhi keunggulan bersaing di perusahaan melalui perannya dalam menentukan keterampilan dan motivasi karyawan dan biaya pengangkatan serta pelatihan.

4. Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual barang/jasa yang diproduksi perusahaan ke pasar (Umar, 2003). Aktivitas pemasaran berhubungan dengan pemberian sarana yang dapat digunakan oleh pembeli untuk membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk membeli, seperti iklan, promosi, tenaga penjual, penetapan kuota, seleksi penyalur, hubungan penyalur dan penetapan harga.

A. Segmentation, Targeting, Positioning

1. Segmentasi Pasar.

(32)

1. Aspek Geografis, komponen-komponennya adalah seperti bangsa, negara, propinsi, dan kabupaten/kotamadya.

2. Aspek Demografis, komponen-komponennya adalah seperti usia dan tahap daur hidup, jenis kelamin, dan pendapatan.

3. Aspek Psikografis, komponen-komponennya adalah seperti kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.

4. Aspek Perilaku, komponen-komponennya adalah seperti manfaat, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap.

2. Target Pasar. Setelah segmen-segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan menetapkan target pasar atau sasaran. Menetapkan sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasi dan kemudian memilih satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar. Evaluasi dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu

1. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen

Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan terakhir,proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan dan margin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling sesuai.

2. Kemenarikan Struktural Segmen

Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus mempelajari faktor-faktor struktural yang utama yamg mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang.

3. Sasaran dan Sumber Daya

(33)

3. Posisi Pasar. Menurut Keegen (2003), pemosisian adalah tempat produk dalam benak pelanggan. Menurut Kotler (2005), penetapan posisi (positioning) adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (di antara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang igin ditempati dalam segmen tersebut. B. Bauran Pemasaran

Analisis pemasaran berhubungan dengan analisis bauran pemasaran. Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Menurut McCarthy bauran pemasaran adalah variabel-variabel terkontrol yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memuaskan kelompok sasaran. McCarthy mengklasifikasikan variabel-variabel tersebut menjadi empat kelompok yang disebut 4P pemasaran yang terdiri dari : (a) produk (product), (b) harga (price), (c) tempat (place), dan (d) promosi (promotion). a. Produk (Product)

(34)

b. Harga (Price)

Menurut Umar (2003) harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Menurut Alma (2000), harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal. Faktot-faktor internal yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan harga, antara lain: sasaran pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, dan pertimbangan organisasi. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi perusahaan dalam membuat keputusan mengenai harga adalah hubungan harga dengan permintaan konsumen, hubungan harga dengan tawaran pesaing, dan kondisi perekonomian (tingkat inflasi, biaya bunga, resesi dan keputusan-keputusan pemerintah).

c. Distribusi (Place)

Menurut Umar (2003) saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap atau tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial. Mendesain sistem saluran distribusi memerlukan analisis kebutuhan layanan konsumen, penetapan sasaran dan kendala-kendala saluran, pegidentifikasian alternatif-alternatif saluran yang utama serta mengevaluasinya. Pengidentifikasian alternatif-alternatif utama salurannya berhubungan dengan jenis perantara, jumlah perantara, dan tanggung jawab anggota saluran. Jenis perantara maksudnya mencari jenis perantara yang sesuai dengan produk untuk dapat menjual atau mendekatkannya pada konsumen. Jumlah perantara maksudnya perusahaan harus memutuskan banyaknya pedagang, perantara dari tiap tingkat yang menurutnya paling efektif. Tanggung jawab anggota saluran maksudnya produsen atau perantara harus sepakat mengenai syarat-syarat dan tanggung jawab masing-masing anggota saluran, misalnya mengenai harga, hak wilayah dan layanan khusus.

(35)

d. Promosi (Promotion)

Menurut Alma (2000), promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan kepada calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan utama promosi ialah memberi informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Menurut Keegen (1999) promosi merupakan bentuk komunikasi yang bersifat membujuk atau persuasif. Menurut Kotler (2005), promosi bertujuan untuk membangun kesadaran konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan mengetahui keberadaan produk. Preferensi yang dibangun melalui promosi meliputi mutu, nilai, kinerja, dan keistimewaan mengenai produk yang ditawarkan. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi Bauran Promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 4 komponen utama, yaitu:

1. Periklanan : tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. 2. Promosi Penjualan : insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian

atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan adalah seperti misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain.

3. Hubungan Masyarakat : bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau PR merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti : siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying atau penyuluhan.

(36)

5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat-alat penghubung non-personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon pelanggan.

5. Sistem Informasi Manajemen.

Sistem informasi mengarahkan kinerja sistem secara terintegrasi untuk menghasilkan informasi sebagai input untuk pengambilan keputusan manajerial. Tujuan dari informasi komputer adalah memperbaiki prestasi perusahaan dengan memperbaiki mutu keputusan manajerial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan Sistem Informasi Manajemen yaitu aspek software, hardware dan brainware.

B. Lingkungan Eksternal.

Menurut Budiarto (1993) lingkungan eksternal pemasaran adalah faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung yang berada di luar kekuasaan atau kendali pemasar. Lingkungan eksternal pemasaran terbagi menjadi dua, yaitu: (1) lingkungan mikro dan (2) lingkungan makro.

1. Lingkungan Mikro.

Menurut Angipora (2002), lingkungan mikro adalah faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan yang memiliki pengaruh yang sangat dekat dengan perusahaan sehingga seluruh aktivitas yang dilakukan akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan perusahaan. Sedangkan menurut Kotler (1992), lingkungan mikro adalah kekuatan-kekuatan dekat perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya melayani para pelanggannya. Lingkungan mikro terdiri dari: (a) pemasok, (b) pesaing, (c) perantara, (d) pasar.

a. Pemasok

(37)

mempengaruhi industri lewat kemampuannya menaikkan harga dan mengurangi mutu produk atau pelayanan. Keuntungan kompetitif dapat diperoleh jika perusahaan dapat menekan biaya suplai dan meningkatkan kualitas.

b. Pesaing

Menurut Kotler (1992), pesaing adalah keseluruhan barang dan jasa maupun perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk untuk memperebutkan pasar yang sama. Setiap perusahaan akan menghadapi sejumlah pesaing, baik yang menawarkan produk sejenis atau sama dengan produk perusahaan atau produk subsitusinya. Konsep pemasaran menyatakan bahwa agar sukses, sebuah perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang lebih besar daripada pesaingnya, sehingga perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan mendapatkan posisi yang kuat atas barang dan jasa yang ditawarkannya. c. Perantara

Menurut Angipora (2002), saluran distribusi atau perantara adalah seperangkat unit organisasi (pedagang besar, distributor dan pengecer) yang melaksanakan semua kegiatan yang diperlukan untuk menyampaikan suatu produk dari penjual kepada pembeli akhir. Tugas penyalur yang paling luas dilakukan mencakup pemeliharaan ketersediaan melalui pengiriman lokal atau dengan menyediakan produk di lokasi yang memudahkan bagi pelanggan, menyediakan pendanaan bagi pekerja, pelayanan dan perawatan atau perbaikan, serta penjualan dan pengiklanan setempat mengenai manfaat produk. Pada umumnya perantara digunakan karena memiliki keunggulan efisiensi dalam melancarkan arus barang dan jasa serta membuat barang-barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh pasar sasaran. Perantara memiliki hubungan, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi yang membuatnya dapat menawarkan pada perusahaan lebih banyak daripada yang dapat perusahaan capai sendiri. d. Pasar

(38)

dihasilkan sangat tergantung kepada sejauh mana para pelanggan masih membutuhkan produk-produk perusahaan. Pelanggan merupakan inti dari kegiatan analisis pasar. Perubahan perilaku pelanggan harus selalu diantisipasi oleh perusahaan agar dapat disusun strategi yang tepat.

2. Lingkungan Makro

Menurut Angipora (2002), lingkungan makro adalah kekuatan fundamental berskala besar yang membentuk peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Sedangkan Kotler (1992) mendefinisikan lingkungan makro sebagai kekuatan-kekuatan masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi keseluruhan lingkungan mikro. Lingkungan makro ini dapat memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. Beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam lingkungan ini adalah kondisi ekonomi, teknologi dan sosial budaya.

Sistem ekonomi dapat mempengaruhi perusahaan melalui kebijakan umum dalam perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah, misalnya munculnya peraturan-peraturan baru yang mengatur dan berpengaruh terhadap harga. Perkembangan teknologi sangat membantu dan memberi kemudahan dalam produksi dan teknis kegiatan pemasaran, seperti menggunakan alat komunikasi canggih, menggunakan sistem komputer untuk proccesing data perusahaan dan sebagainya.

Iklim sosial budaya sangat mempengaruhi kehidupan dunia usaha dan hendaknya perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial budaya ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, sebagai yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis.

2.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan.

A. Analisis Deskriptif

(39)

bentuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran (Simamora, 2004).

B. Analisis Lingkungan Internal

Menurut Umar (2003), analisis terhadap lingkungan internal dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis berupa matrik IFE (Internal Faktor Evaluation) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Contoh matrik IFE dapat dilihat pada Tabel 5. Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam membuat matrik IFE adalah :

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada kolom pertama.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor pada kolom kedua dengan skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting) Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dengan menggunakan skala ordinal yang digunakan adalah 1 (tidak penting), 2 (kurang penting), 3 (biasa saja), 4 (penting), 5 (sangat penting). Bobot pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian dari hasilnya diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).

3. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Rating diperoleh dengan mengajukan pertanyaan kepada responden denagn skala ordinal yang digunakan adalah 4 (kekuatan utama), 3 (kekuatan kecil), 2 (kelemahan kecil), 1 (kelemahan utama). Kemudian dari hasilnya diambil rataannya.

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh skor pada kolom 4.

(40)

2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.

Tabel 5. Matrik faktor strategi internal

Sumber : Rangkuti (2005)

C. Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut Umar (2003), analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis matrik EFE (External Factor Evaluation). Sehingga dapat diketahui faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Contoh matrik EFE dapat dilihat pada Tabel 6. Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam membuat matrik EFE adalah : 1. Menyusun daftar peluang dan ancaman pada kolom pertama.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) pada kolom kedua. Bobot ditentukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dengan menggunakan skala ordinal. Skala ordinal yang digunakan adalah 1 (tidak penting), 2 (kurang penting), 3 (biasa saja), 4 (penting), 5 (sangat penting). Bobot pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian hasil dari pertanyaan yang menggunakan skala ordinal, diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot.

Faktor-faktor Strategi Internal

Bobot Rating Skor

Kekuatan:

1 2 Kelemahan:

(41)

3. Menghitung rating pada kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (respon superior), 3 (respon diatas rata-rata), 2 (respon rata-rata), dan 1 (respon di bawah rata-rata). Rating yang diberikan mengindikasikan seberapa efektif perusahaan dalam merespon peluang dan ancaman yang timbul. Rating diperoleh dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Hasil dari pertanyaan tersebut diambil rataannya yang akan digunakan dalam matriks EFE.

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh skor pada kolom 4.

5. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan. Nilai 1 pada matrik EFE menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang-peluang untuk menghindari ancaman-ancaman. Sedangkan nilai 4 menunjukan bahwa perusahaan telah mampu memanfaatkan peluang dengan baik untuk menghindari ancaman. Nilai 2,5 menunukkan perusahaan mampu merespon situasi eksternal secara rata-rata.

Tabel 6. Matrik faktor strategi eksternal.

Sumber : Rangkuti (2005)

D. Matrik Internal Eksternal (IE)

Matrik internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal Faktor-faktor

Strategi Eksternal

Bobot Rating Skor

Peluang

1 2 Ancaman

(42)

perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. IE bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel. Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu:

a) Dimensi X : total skor dari matriks IFE b) Dimensi Y : total skor dari matriks EFE

Menurut David (2002), pada sumbu X dari matriks IE, skornya ada tiga yaitu : skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 menyatakan posisinya adalah rata-rata dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks IFE, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi.

IE Matrix memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu :

1. Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Tumbuh dan Membangun (Grow and Build). Strategi-strategi yang cocok adalah Strategi Intensif (Market Penetration, Market Development, dan Product Development) atau Strategi Terintegrasi (Backward Integration, Forward Integration dan Horizontal Integration)

2. Sel III, IV, atau VI paling baik dikendalikan dengan strategi-strategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain). Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration) dan Pengembangan Produk (Product Development).

3. Sel VI, VII atau IX dapat menggunakan strategi Panen atau Divesture (Harvest or Divesture). Matriks IE disajikan dalam Gambar 3.

Strategi penetrasi pasar (market penetration) adalah meningkatkan pangsa pasar melalui usaha pemasaran yang lebih intensif atau maksimal. Strategi pengembangan pasar (market development) adalah strategi meningkatkan pangsa pasar produk atau jasa ke daerah baru. Strategi pengembangan produk (product development) adalah strategi meningkatkan penjualan dengan mengembangkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada.

(43)

SKOR TOTAL IFE

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0

1,0

Gambar 1. Matriks IE (Husein Umar, 2003)

E. Matrik SWOT.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti,2005). Matrik SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyususn faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Contoh gambar matrik SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Matrik ini menghasilkan 4 alternatif strategi, yaitu :

1. Strategi SO (Strenght-Opportunity) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

2. Strategi ST (Strenght-Threat) adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunity) merupakan strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan.

Grow and Build

II Grow and Build

III

Hold and Maintain

IV Grow and Build

V

Hold and Maintain

VI

Harvest and Divestiture

VII

Hold and Maintain

VIII

Harvest and Divestiture

IX

(44)

4. Strategi WT (Weakness-Threat) merupakan strategi yang didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Tabel 7. Matrik SWOT

Sumber: Rangkuti (2005)

Langkah-langkah dalam membuat matrik SWOT, yaitu : 1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Membuat daftar kekuatan internal perusahaan. 4. Membuat daftar kelemahan internal perusahaan.

5. Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi SO.

6. Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi WO.

7. Mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi ST.

8. Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi WT.

F. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) digunakan untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan oleh perusahaan. Secara konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi IFE

EFE Strenghts (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO

(45)

mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Contoh matrik QSP dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Matriks QSP (Quantitative Strategies Planning) Faktor-faktor

sukses kritis Bobot

Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS AS TAS Peluang

-

Ancaman -

Kekuatan -

Kelemahan -

Jumlah Total Nilai Daya Tarik

Sumber : David, 2002

Penjelasan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM :

1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari matriks IFE dan EFE. 2. Memberi bobot pada masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini

sama dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE.

3. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT. Kemudian mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM.

4. Menetapkan Attractiveness Score (AS) untuk setiap strategi berdasarkan peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif strategi. Batasan nilai

Attractiveness Scores adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.

(46)

6. Menghitung jumlah seluruh Total Alternativeness Score (TAS) untuk setiap alternatif strategi. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir.

2.2 Penelitian Terdahulu.

Herlina (2002) telah melakukan penelitian yang tentang analisis strategi pemasaran dan pengembangan usaha kecil pada Pia Apple Pie Bogor. Dengan matrik SWOT dapat disusun beberapa alternatif strategi bagi perusahaan dengan menggabungkan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Alternatif strategi pemasaran berdasarkan bauran pemasaran meliputi strategi produk yaitu mempertahankan posisi perusahaan serta terus melakukan inovasi baru dalam pengembangan produk, strategi harga yaitu penetapan harga yang lebih bersaing dengan produk sejenis atau produk subsitusi dengan meluncurkan paket-paket tertentu agar dapat diperoleh harga yang lebih ekonomis, strategi distribusi yaitu mempertahankan daerah pasar sasaran yang sudah ada dan juga mencari serta menjajaki peluang di daerah-daerah baru, strategi promosi dengan melakukan langkah-langkah promosi berupa perkenalan produk dan citra perusahaan.

Sahal (2003) dalam penelitiannya berjudul Analisis Formulasi Strategi PT

Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Fastfood, dengan menggunakan analisis internal dan eksternal diperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan, yaitu strategi penetratsi pasar, strategi pengembanhan produk dan strategi pengembangan pasar. Strategi peneterasi pasar dapat dilakukan dengan publikasi sertifikat halal, penambahan fasilitas play land

(47)

Nugraha (2004), telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba (Studi Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor). Berdasarkan analisis matrik IE diperoleh alternatif strategi yang terdiri dari strategi intensif dan strategi integratif. Berdasarkan analisis SWOT, juga menghasilkan kedua strategi tersebut dan khususnya memprioritaskan pada kegiatan promosi dan meninjau kembali peraturan-peraturan baku yang telah dibuat untuk cabang-cabangnya agar lebih fleksibel dan lebih disesuaikan dengan daerah setiap outlet-outletnya.

Oktavia (2006) mengadakan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran pada CV. Celup Mitra Usaha. Berdasarkan analisis matrik IE, diperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran yaitu strategi penettasi pasar, strategi pengembangan pasar, dan strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan usaha pemasaran yang lebih gencar melalui peningkatan kegiatan promosi, strategi pengembangan pasar dengan menambah gerai dan strategi pengembangan produk dengan memperbaiki, memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada atau menciptakan produk baru. Berdasarkan analisis QSPM diperoleh strategi yang menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan adalah meningkatkan kegiatan promosi.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian.

(48)

Analisis dengan matrik SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menentukan strategi pemasaran terbaik dengan menggunakan matrik QSPM sehingga dihasilkan satu strategi yang menjadi prioritas perusahaan.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

CALIFORNIA FRIED CHICKEN DARMAGA CENTRE BOGOR

Lingkungan Pemasaran

Strategi Pemasaran Terbaik Analisis Lingkungan

Internal

Analisis Lingkungan Eksternal

Matrik IFE Matrik EFE

Alternatif Strategi Pemasaran

QSPM Matrik IE

(49)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Restoran California Fried Chicken (CFC) Cabang Darmaga Centre Bogor. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan karena CFC merupakan salah satu restoran fastfood yang cukup dikenal oleh masyarakat.

3.2 Jenis dan Sumber Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pihak manajemen restoran dan konsumen. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber terkait dengan topik penelitian ini, seperti perpustakaan, internet, buku-buku, dan Badan Pusat Statistik.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel.

(50)

3.4 Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan pihak manajemen restoran yang terdiri dari general manager, store manager, dan

supervisor serta penyebaran kuesioner kepada konsumen yang berkunjung ke restoran tersebut. Pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3.5 Pengolahan dan Analisis Data.

Data-data yang telah dikumpulkan dari perusahaan dan kuesioner dari konsumen diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Kemudian data-data yang telah diolah akan dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan.

2. Menganalisis lingkungan internal dengan menggunakan matrik IFE untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama perusahaan.

3. Menganalisis lingkungan eksternal dengan menggunakan matrik EFE untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan. 4. Memasukkan hasil analisis matrik IFE dan EFE ke dalam matrik IE untuk

menentukan posisi perusahaan.

5. Melakukan analisis dengan matrik SWOT untuk mendapatkan alternatif -alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

(51)

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Restoran di Indonesia dan Bogor

Industri restoran di Indonesia semakin berkembang pesat ketika perusahaan makanan cepat saji asing mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1970. Produk yang ditawarkan mampu memberikan warna dan rasa baru serta sistem manajemen yang diterapkan dalam pengelolaaannya pun berbeda dan lebih modern. Restoran fast food yang berkembang di Indonesia berasal dari berbagai negara yaitu Amerika, Cina, Italia, Jepang, Thailand, dan Korea. Dan sekarang ini restoran fast food juga banyak dikembangkan oleh restoran dometik. Nama-nama restoran fast food asing dan lokal dapat dilihat pada Tabel 9.

Pertumbuhan restoran di kota bogor juga semakin berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya restoran yang berdiri yang menawarkan masakan lokal dan masakan internasional. Pada Tabel 10 dapat dilihat nama-nama restoran berdasarkan kategori.

Tabel 10. Daftar restoran dan kategorinya di kota Bogor

No Kategori Nama Restoran

1 Makanan Trendy Kentucky Fried Chicken, McDonald’s, Pizza Hut, Wendy’s, A&W, California Fried Chicken, Dunkin Donut, Texas Fried Chicken

2 Masakan Internasional Restoran hanamasa, Pasadena, Steamboat Sukiyaki.

3 Masakan Padang Restoran Simpang Raya, Restoran Trio, Bogor Raya.

4 Masakan Sunda Restoran Larisa, Ponyo, Saung Mirah, Saung kuring, Bambu tirza, Galuga, Restoran Alam kuring, Ayam Goreng Fatmawati.

5 Seafood dan Chinese food Cahaya Baru, Sian Restoran

6 Lainnya Bogor Permai, Ayam Goreng Pajajaran,

(52)

Tabel 9. Beberapa nama restoran fastfood asing dan lokal di Indonesia Restoran Fastfood Asing Restoran Fastfood Lokal

Nama Fastfood Menu utama Nama Fastfood Menu Utama McDonald’s Ayam Goreng &

Burger.

California Fried Chicken

Ayam Goreng Texas Fried Chicken Ayam Goreng Ayam Bengawan

Solo

Ayam Goreng Kentucky Fried

Chicken

Ayam Goreng Ayam Goreng Ny. Tanzil

Ayam Goreng Taco Bell Ayam Goreng dan

Burger

Ayam Goreng Fatmawati

Ayam Goreng New York Fried

Chicken

Ayam Goreng Ayam Goreng Suharti

Ayam Goreng Chester Fried Ayam Goreng Ayam Goreng

Mb.Berek

Ayam Goreng Popeyes Chicken &

Seafood

Ayam Goreng dan Seafood

Ayam Bakar SM Ayam Bakar

Wendy’s Burger Bakmi Jawa Mie

Dairy Queen Burger Bakmi Naga Mie

A&W Family Rest Burger Bakmi Gajahmada Mie American Hamburger Burger Bakmi Gg.Kelinci Mie Hartz Chicken Buffet Ayam Goreng

(Buffet)

Bakmi Lap.Tembak Mie Bakso

Restoran Fastfood Asing Restoran Fastfood Lokal

Nama Fastfood Menu utama Nama Fastfood Menu Utama

Am Pm Burger Sari Ratu Masakan

Padang Jack In The Box Burger Hoka-Hoka Bento Masakan

Jepang Dunkin Donats Donat & Burger Salero Bagindo Masakan

Padang

Pizza Hut Pizza Trio Masakan

Padang Round Table Pizza Pizza Simpang Raya Masakan

Padang

Domino’s Pizza Pizza Cahaya Baru Masakan

Cina Little Caesar Pizza Pizza Es Teller 77 Mie Baso Hanamasa Masakan Jepang Es Teller KEC Mie Baso

Nadaman Masakan Jepang Lambung Andal Steak

Happy Day Steak R.M Sederhana

Sizzler Steak Nilasari

Yoshinoya Steak Sapo Oriental Sapo

(53)

4.2 Gambaran Umum California Fried Chicken

4.2.1 Sejarah, Visi, dan Misi Perusahaan

PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk (PT PGI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang restoran makanan siap saji (fast food) yang mengelola California Fried Chicken (CFC). PT Pioneerindo Gourmet International Tbk berdiri pada tanggal 13 Desember 1983. CFC sepenuhnya merupakan waralaba lokal. Saat ini CFC mempunyai 128 cabang, sebanyak 41 gerai merupakan cabang waralaba dan sisanya ditangani sendiri oleh PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk.

CFC termasuk restoran di Indonesia yang paling awal mengembangkan pola waralaba sehingga dari sisi brand awareness, CFC kini sudah sangat dikenal. Banyak kalangan masyarakat menilai CFC merupakan restoran cepat saji waralaba dari Amerika dan mempersepsikan CFC sebagai waralaba asing seperti KFC, McDonald's atau Wendy's. Apalagi dilihat dari namanya yang menggunakan salah satu nama kota terkenal di negeri Paman Sam. Sebenarnya restoran fastfood ini murni lokal. Jika kemudian mengandung unsur asing, memang ada sejarah yang melekat dan tidak bisa dipisahkan dari perjalanan restoran ini, dan juga sebagai upaya untuk mempermudah penetrasi di pasar nasional.

PT Pioneerindo Gourmet International Tbk awalnya bernama PT Putra Sejahtera Pioneerindo yang merupakan master franchise Pioneer Chicken dari Amerika Serikat. CFC sebelumnya adalah waralaba asing asal Amerika Serikat dengan nama Pioneer Chicken. PT Putra Sejahtera Pioneerindo memutuskan penghentian kerja sama dengan Pioneer Chicken ketika perusahaan induk di AS mengalami kebangkrutan pada tahun 1989 dan kemudian membuat restoran cepat saji dengan skema waralaba.. Pihak Pioneer Chicken di Indonesia mengganti nama perusahaan menjadi California Fried Chicken. Perubahan kepemilikan menyebabkan PT Putra Sejahtera Pioneerindo berganti nama menjadi PT Pioneerindo Gourmet Internatonal Tbk. Saat ini PT Pioneerindo Gourmet Internatonal Tbk dipimpin oleh Budi Hamidjaja.

(54)

dimiliki oleh California Fried Chicken adalah menyajikan produk yang berkualitas dan higienis dengan pelayanan yang memuaskan.

PT Sentra Darmaga mendirikan CFC Darmaga Centre di JL. Sindangbarang RT 01/RW01 no.16A Bogor Barat tanggal 10 Desember 2004 dengan membeli lisensi dari PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Perusahaan ini sebelumnya adalah usaha keluarga, yaitu warung makan yang berdiri pada tahun 2002 kemudian menjadi badan hukum pada tahun 2004 tepatnya pada bulan Juli. PT. Sentra Darmaga kemudian mengembangkan usahanya melalui sistem waralaba dengan mendirikan CFC Darmaga Centre dan showroom TOSSA dibidang otomotif sepeda motor di daerah Citeureup dan Darmaga Centre. PT Sentra Darmaga adalah badan hukum usaha yang dimiliki oleh Bapak Agustus Sani Nugroho yang menjabat sebagai komisaris utama dengan Ibu Dewi Ulfa yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Sentra Darmaga. Lisensi dari PT. PGI berlaku per 5 tahun, dan bisa diperpanjang sesuai dengan bagaimana perkembangan store yang bersangkutan. Kewajiban pewaralaba adalah mentaati peraturan yang telah ditetapkan PT Pioneerindo Gourmet Internatonal Tbk, baik dari segi taste, peraturan manajerial sesuai SOP, dan membayar fee 7% dari total gross penjualan setiap bulannya. Dalam menjalankan usahanya CFC Darmaga Centre dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat, dengan tetap berpedoman pada standar-standar dasar yang telah ditetapkan oleh franchisor.

4.2.2Jenis Usaha

(55)

4.2.3Struktur Organisasi

Karyawan CFC Darmaga Centre berjumlah 15 orang , dengan struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan

Pada struktur organisasi di atas General Manager di PT Sentra Darmaga merangkap sebagai kepala personalia dan staff keuangan. Rekruitmen karyawan yang bekerja di CFC Darmaga Centre dilakukan oleh PT. Sentra Darmaga dengan memberikan hak training kepada PT. Pioneerindo Gourment International, Tbk. Jadi perekrutan karyawan baru dan penanganan pemasukan dan pengeluaran perusahaan menjadi wewenang General Manager.

Masing-masing jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab. Adapun tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan adalah sebagai berikut:

1. Pemilik/Pewaralaba

Memberikan investasi kepada perusahaan Pemilik/Pewaralaba

Direktur Utama

General Manajer

Supervisor

Staff/Karyawan Store Manager Accounting

Keamanan dan kebersihan Franchisor

(56)

2. Direktur Utama

a. Memimpin perusahaan secara menyeluruh. b. Sebagai pengambil keputusan bagi perusahaan. c. Bertanggung jawab kepada pemilik.

3. General Manager

a. Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan yang berlangsung dalam perusahaan

b. Bertanggungjawab mengatur semua pemasukan, pengeluaran keuangan perusahaan dan mempertanggungjawabkan kepada Direktur Utama

4. Accounting

a. Bertanggungjawab menghitung dan menganalisa semua data pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan

b. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager 5. Store Manager

a. Bertanggungjawab terhadap semua proses produksi di store sampai pada pemasaran

b. Bertanggung jawab melakukan taking order bahan baku

c. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan kepada General manager 6. Supervisor (SPV)

a. Membantu tugas Store Manager dalam keseharian b. Mengawasi kegiatan staff/karyawan,

c. Bertangung jawab kepada Store Manager. 7. Cleaning Staff

a. Menjaga kebersihan lantai, kaca, meja, kursi dan wastafel di ruang lantai atas dan bawah, dan memantau persediaan sause, sedotan, sabun tangan dan tusuk gigi di ruang makan dan serta memberikan pelayanan pada pelanggan yang meminta bantuan.

b. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager 8. Kitchen Staff

(57)

b. Memberikan tanda kelayakan bahan makanan yang akan diolah (Holding Time and Exparaded).

c. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager 9. Counter Staff

a. Menyambut konsumen yang datang dengan ramah tamah dan melakukan transaksi dengan konsumen, menjaga kebersihan di area counter dan menjaga keamanan uang yang ada di mesin cash register.

b. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager 10.Keamanan

a. Bertanggung jawab kepada General Manager.

b. Menjaga keamanan di sekitar store, dan merangkap sebagai juru parkir. 11.Kebersihan

Gambar

Tabel 1. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Sub Kelompok Makanan Indonesia
Tabel 2. Jumlah Restoran di Indonesia
Tabel 3. Perkembangan Restoran Fast food di Indonesia tahun 1997-2002
Tabel 4. Perkembangan Rumah Makan dan Restoran di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Tahun 1999-2002
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut berarti perusahaan memiliki peluang lingkungan sebesar 1,05 dan memiliki kekuatan internal sebesar 0,95, maka strategi yang sesuai dengan kondisi

Faktor Internal adalah faktor yang lebih pada intern perusahaan dalam. rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

1) Berdasarkan analisis lingkungan internal Rinadya Yoghurt, perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan perusahaan antara lain, hubungan baik antara

8.1. Berdasarkan analisis lingkungan usaha, lingkungan Dafarm terbagi menjadi lingkungan internal dan eksternal. lingkungan internal Dafarm terdiri dari kekuatan dan

Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh Rumah Cup∙Cakes & BBQ, men ganalisis kondisi lingkungan internal dan

Total skor IFE yang dihasilakan sebesar 2,991. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal Cafe Kebun Kita diatas rata-rata atau dinilai cenderung kuat. Faktor yang menjadi

peluang lingkungan dan kekuatan internal perusahaan yang besar, maka strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah strategi agresif atau strategi ekspansi untuk. memaksimalkan

8.1. Berdasarkan analisis lingkungan usaha, lingkungan Dafarm terbagi menjadi lingkungan internal dan eksternal. lingkungan internal Dafarm terdiri dari kekuatan dan