• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LAJU REAKSI SISWA SMA NEGERI 1 NATAR 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LAJU REAKSI SISWA SMA NEGERI 1 NATAR 2011/2012"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Judul Skripsi : Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 3Edalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Laju Reaksi Siswa SMA Negeri 1 Natar 2011/2012

Nama Mahasiswa : IGK Tri Putra Nomor Pokok Mahasiswa : 0713023028 Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Tasviri Efkar, M.S. Dr. Ratu Betta R, M.Si.

NIP 19581004 198703 1 001 NIP 19570201 198103 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP LAJU REAKSI SISWA SMA NEGERI 1 NATAR

2011/2012

Oleh

IGK TRI PUTRA

Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Natar diperoleh data bahwa pembelajar-an di kelas masih disampaikpembelajar-an dengpembelajar-an cara konvensional yaitu hpembelajar-anya melibatkpembelajar-an siswa sebagai pendengar, pencatat, dan penghafal yang baik. Pembelajaran konvensional tersebut belum membimbing siswa untuk lebih menguasai konsep laju reaksi serta melatih kemandirian belajarnya. Oleh karena itu, dirancang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaranLearning Cycle 3E.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan model pembelajaranLearning Cycle 3Edalam meningkatkan penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar. Efektivitas penerapan model pembelajaran Learning Cycle 3Ediukur dengan mendapatkan nilai rata-rata gain yang ternormalisasi.

(3)

yang didasarkan pada nilai uji blok I tentang materi srtuktur atom dan sistem periodik unsur. Sampel pada penelitian ini kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini menggunakan

metode kuasi eksperimen dengannon equivalent control group design. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji-t .

Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa rata-rata nilai N-gain penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 3Esama dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaranLearning Cycle 3Etidak efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011/2012.

(4)

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP LAJU REAKSI SISWA SMA NEGERI 1 NATAR

2011/2012

Oleh

IGK TRI PUTRA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(20)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Efektivitas Pembelajaran... 7

B. Pendekatan Konstruktivisme... 7

C. Model Pembelajaran... 9

D. Learning Cycle 3E... 10

E. Penguasaan Konsep ... 14

F. Lembar Kerja Siswa ... .. 16

G. Kerangka Pemikiran... 17

H. Anggapan Dasar ... 18

I. Hipotesis Umum ... 18

(21)

vi

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

1. 19 2. 19 B. Desain Penelitian... 20

C. Variabel Penelitian ... 20

1. 20 E. Instrumen Penelitian... 22

F. Pelaksanaan Penelitian ... 22

G. Hipotesis Statistik ... 24

H. Teknik Analisis Data ... 24

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 28

B. Pembahasan... 31

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN 1. Silabus ... 48

2. RPP kelas eksperimen ... 54

3. LKS kelas eksperimen ... 83

4. Kisi-kisi soal ... 123

5. Soalpretest... 127

6. Soalposttest... 132

7. Rubrik penilaian ... 138

8. Jadwal kegiatan pembelajaran ... 146

9. Soal uji cobaposttest... 147

10. Analisis soal... 154

(22)
(23)

45

DAFTAR PUSTAKA

Ali,M. 1992.Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung.

Arikunto, S. 1997.Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara. Jakarta. Atiqoh, S. 2009. Penerapan Model PembelajaranLearning Cycle 3 FaseUntuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep Pada Materi

Hidrokarbon (PTK Kelas X7Sma Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009-2010).(Skripsi).FKIP Unila. Bandar Lampung.

Dahar, R W. 1998.Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Dasna, I W. 2005.Kajian Implementasi Model Siklus Belajar dalam Pembelajaran Kimia. FMIPA UM. Malang.

Dimyati dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah dan Zain, A. 2000.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta. Fajaroh, F dan Dasna, I W. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar

(Learning Cycle). Universitas Negeri malang. Malang.

Fitriani, D. 2009. Penerapan Model Siklus Belajar Empiris-Induktif (SBEI) Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Laju Reaksi (PTK Pada Siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 1 Bandar Lampung TP 2009-2010).(Skripsi).FKIP Unila. Bandar Lampung. Hapsari, A P. 2011. Perbandingan Penguasaan Konsep Laju Reaksi antara

Pembelajaran Menggunakan Metode Tanya jawab Berbasis Keterampilan Generik Sains dengan Tanya Jawab Konvensional pada Siswa SMA YP Unila Bandar Lampung.(Skripsi).FKIP Unila. Bandar Lampung. Kamdi, W. 2007.Model-model Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri

Malang. Malang.

(24)

46

Tersedia:http://library.um.ac.id(22-12-2011)

Priyanto dan Harnoko. 1997.Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Purba, M. 2006.KIMIA SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.

Purwanto, N. 2002.Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. Sagala, S. 2010 .Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sardiman. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Satria, A. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Halim Jaya. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana, N. 1998.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta. . 2002.Metoda Statistika.Tarsito. Bandung.

Suparno, P. 1997.Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta. Syah, M. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Rosda Karya.

Bandung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

(25)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. 20

2. Rancangan kegiatan penelitian... 23 3. Nilai rata-ratapretest, posttest, dan N-gain dari

kedua kelas ... 28

4. Hasil uji normalitas nilai N-gain dari kedua kelas sampel... 30 5. Hasil uji homogenitas nilai N-gain dari kedua kelas sampel... 30 6. Hasil uji hipotesis (uji-t ) N-gain dari kedua kelas sampel... 31 7. Jadwal kegiatan pembelajaran... 146 8. Hasil uji validitas, reabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran soal uji coba bentuk pilihan jamak (posttest 156 9. Hasil uji validitas, reabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran soal uji coba bentuk uraian (posttest ... 157 10. Data skor dan nilaipretest-posttestsiswa dari kedua

kelas sampel 158

11. Data nilai N-gain siswa dari kedua kelas sampel 160

12. Daftar distribusi frekuen 161

13. Daftar distribusi frekuensi kelas eksp 161

14. Daftar frekuensi harapan dan obser 166

(26)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkem-bang berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu, kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prin-sip, hukum, dan teori), kimia sebagai proses atau kerja ilmiah, dan kimia sebagai sikap. Oleh sebab itu pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap.

Pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya menghadirkan konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori saja (kimia sebagai produk) tanpa menyuguhkan bagaimana proses ditemukannya hal tersebut sehingga tidak menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Akibatnya pembelajaran kimia menjadi kehilangan daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata yang seharusnya menjadi objek ilmu pengetahuan tersebut.

(27)

2

konsentrasi, tekanan, suhu, dan katalis), persamaan laju reaksi, orde reaksi, teori tumbukan, dan energi pengaktifan (Ea= energi aktivasi). Materi ini merupakan materi yang menyajikan fakta-fakta tentang peristiwa yang terjadi dalam kehidup-an sehari-hari, misalnya obat sakit maag (lambung) dikehidup-anjurkkehidup-an supaya dikunyah lebih dulu sebelum ditelan, pada massa yang sama serpihan kayu akan lebih cepat terbakar dibandingkan kayu gelondongan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam mempelajarinya siswa harus mampu mendeskripsikan konsep-konsep materi yang ada dalam pelajaran tersebut. Namun yang terjadi selama ini, materi laju reaksi dalam pembelajaran kimia di SMA lebih cenderung untuk dihafal.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMAN 1 Natar, sebelum di-laksanakannya penelitian, diperoleh data bahwa pembelajaran di kelas masih disampaikan dengan cara konvensional yang melibatkan siswa sebagai pendengar, pencatat serta penghafal yang baik dan pembelajaran kimia tidak dikaitkan dengan lingkungan sekolah. Pembelajaran konvesional tersebut juga tidak mengikutserta-kan siswa dalam membangun konsep. Akibatnya pelajaran kimia yang diterima siswa tidak menarik dan kurang berwawasan sehingga membosankan.

(28)

3

Berdasarkan hal tersebut, tentunya diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya se-jumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa. Model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran sehingga siswa turut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian Atiqoh (2009), yang dilakukan pada siswa SMAN 10 Bandar Lampung kelas X7, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaranLearning Cycle 3E mampu meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep pada materi hidrokarbon. Selain itu, hasil penelitian Mufidah (2009) yang dilaksanakan pada siswa SMA Negeri 1 Malang kelas XI IPA 5 menunjukkan bahwa penguasaan konsep asam basa terhadap penguasaan konsep hidrolisis garam pada pengajaran menggunakan model pembelajaranLearning Cycledapat meningkatkan penguasaan konsep asam basa dan hidrolisis garam.

(29)

4

pengetahuannya secara induvidual di dalam pikirannya dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial.

Model pembelajaranLearning Cycle 3Emerupakan strategi jitu bagi pembelajar-an sains di sekolah menengah karena dapat dilakukpembelajar-an secara luwes dpembelajar-an memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa (Fajaroh dan Dasna, 2007). Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Sedangkan bila ditinjau dari di-mensi peserta didik, penerapan strategi ini memberi keuntungan (1) meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pem-belajaran, (2) membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik, (3) pembe-lajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka diadakan penelitian guna mengetahui Efektivitas Penerapan Model PembelajaranLearning Cycle 3E dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Laju Reaksi Siswa SMA Negeri 1 Natar 2011/2012

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah apakah efektivitas penerapan model pembelajaran Learning Cycle 3Edalam meningkatkan penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar ?

C. Tujuan Penelitian

(30)

5

3Edalam meningkatkan penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Guru mata pelajaran kimia

Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan dan penerapan model pembelajaran yang sesuai untuk materi pelajaran kimia, terutama pada materi pokok laju reaksi.

2. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

3. Siswa

Melatih siswa untuk lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif siswa untuk berpikir runtut, kritis dan sistematis dalam usaha pemecahan masalah, merang-sang otak siswa dalam memahami masalah dan cara menyelesaikannya.

4. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan atau gambaran bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang berbeda.

E. Ruang Lingkup Penelitian

(31)

6

1. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 semester ganjil di SMAN 1 Natar tahun pelajaran 2011/2012.

2. Materi pokok penelitian ini adalah laju reaksi.

3. Efektivitas berarti tingkat keberhasilan. Dalam penelitian ini maksudnya adalah tingkat keberhasilan dalam penerapan model pembelajaranLearning Cycle 3Eterhadap hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran konvensional.

4. Penguasaan konsep laju reaksi diperoleh dari nilaipretestdanposttest.

5. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini diguna-kan di SMAN 1 Natar. Pembelajaran konvensional yang diterapdiguna-kan menggu-nakan metode ceramah, tanya jawab, latihan soal, dan praktikum yang

membuktikan teori tidak membangun konsep.

6. Model pembelajaranLearning Cycle 3Eadalah salah satu model pembelajaran yang berbasis konstruktivisme yang terdiri dari 3 fase sederhana yaitu (1) Fase eksplorasi, (2) Fase penjelasan konsep, dan (3) Fase penerapan konsep.

(32)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan (Satria, 2005).

Kriteria keefektifan menurut Wicaksono (2008) yaitu:

Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (N-gain yang signifikan).

B. Pendekatan Konstruktivisme

Menurut Von Glasersfel (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan

(realitas). Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.

(33)

8

Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.

Secara sederhana konstruktivisme merupakan konstruksi dari kita yang menge-tahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu (Suparno, 1997)

Ciri atau prinsip dalam belajar menurut Suparno (1997) sebagai berikut : 1. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa

yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.

2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.

3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.

4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.

5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

(34)

9

dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Landasan berfikir konstruktivisme adalah lebih menekankan pada strategi memperoleh dan mengingat pengetahuan.

C. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Dengan penerapan kurikulum KTSP dan tuntutan untuk mengembangkan model pembelajaran kreatif maka guru harus pula mampu mengikuti tuntutan perkem-bangan dunia pendidikan terkini.

Menurut Soekamto (Trianto, 2009) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:

Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Menurut Kardi dan Nur (Trianto, 2009) model pembela-jaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:

1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya;

(35)

10

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran, menurut Nieveen (Trianto, 2009), suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

Pertama, sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal, yaitu: (1) apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang kuat; dan (2) apakah terdapat konsistensi internal. Kedua, praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: (1) para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan; dan (2) kenyataan

menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan. Ketiga, efektif. Berkaitan dengan aspek efektivitas ini, Nieveen

memberikan parameter sebagai berikut: (1) ahli dan praktisi berdasar pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif; dan (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang

diharapkan.

D. Learning Cycle 3E

Learning Cycle(LC) merupakan salah satu model perencanaan yang telah diakui dalam pendidikan, khususnya pendidikan IPA. Model ini merupakan model yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Learning Cycle merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemi-kian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif.

Walaupun fase-faseLearning Cycledapat dijelaskan dengan teori Piaget,

(36)

11

mewadahi pebelajar untuk secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial.

Hudojo (Kamdi, 2007) menyatakan implementasiLearning Cycledalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivis yaitu:

1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa.

2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu 3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang

merupakan pemecahan masalah.

Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, seperti dalam falsafah behaviorisme, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung. Proses pembelajaran demikian akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam diri pebelajar menjadi pengetahuan fungsional yang setiap saat dapat diorganisasi oleh pebelajar untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Pembelajaran melalui model siklus belajar mengharuskan siswa membangun sen-diri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang dibimbing langsung oleh guru.

Karplus dan Their (Fajaroh dan Dasna, 2007) mengungkapkan bahwa: Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini disingkatLC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Learning Cyclemerupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat

(37)

12

Pada tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inderanya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti melakukan eksperimen, menganalisis artikel, men-diskusikan fenomena alam atau perilaku sosial, dan lain-lain. Dari kegiatan ini diharapkan timbul ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya(cognitive disequilibrium)yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level reasoning) yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase penjelasan konsep. Pada fase penjelasan konsep, diharap-kan terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimi-liki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti menelaah sumber pustaka dan berdiskusi. Pada fase terakhir, yakni penerapan konsep, siswa diajak menerapkan pemahaman konsepnya melalui berbagai kegiatan-kegiatan sepertiproblem solvingatau me-lakukan percobaan lebih lanjut. Fase penerapan konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar, karena siswa mengetahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari.

(38)

13

Cohen dan Clough (Fajaroh dan Dasna, 2007) menyatakan bahwa model pembela-jaranLearning Cycle 3Emerupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di

sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memper-luas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Sedangkan bila ditinjau dari dimensi peserta didik, penerapan strategi ini memberi keuntungan sebagai berikut :

1. Meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.

2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik. 3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Adapun kekurangan penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi dan diperkirakan menurut Soebagio (Kamdi, 2007) sebagai berikut:

1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran

2. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran

3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi 4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran.

Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar model pembelajaranLearning Cycle 3Eberlangsung secara konstruktivistik adalah:

1. Tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,

2. Tersedianya berbagai alternatif pengalaman belajar jika memungkinkan, 3. Terjadinya transmisi sosial, yakni interaksi dan kerja sama individu dengan

(39)

14

4. Tersedianya media pembelajaran,

5. Kaitkan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menjadikan pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan.

E. Penguasaan Konsep

Konsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa karena konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Penguasaan konsep yang baik akan membantu pemakaian konsep-konsep yang lebih kompleks.

Penguasaan konsep merupakan dasar dari penguasaan prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep dan keberhasilan siswa, maka diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Penguasaan konsep juga merupakan suatu upaya ke arah pemahaman siswa untuk memahami hal-hal lain di luar pengetahuan sebelumnya. Jadi, siswa di tuntut untuk menguasai materi-materi pelajaran selanjutnya.

Menurut Dahar (1998) konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan yang mempuyai atribut yang sama. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan satu sama lain, oleh karena itu siswa dituntut tidak hanya menghafal konsep saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya.

(40)

15

Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

Belajar pengetahuan meliputi tiga fase, fase-fase itu adalah fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Dalam fase pengenalan konsep, siswa mengenal konsep yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lebih lanjut.

Posner (Suparno, 1997) menyatakan bahwa dalam proses belajar terdapat dua tahap perubahan konsep yaitu tahap asimilasi dan akomodasi. Pada tahap asimilasi, siswa menggunakan konsep-konsep yang telah mereka miliki untuk berhadapan dengan fenomena yang baru. Pada tahap akomodasi, siswa mengubah konsepnya yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru yang mereka hadapi.

Guru sebagai pengajar harus memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat menemukan dan memahami konsep yang diajar-kan. Hal ini sesuai dengan pendapat Toulmin (Suparno, 1997) yang menyatakan bahwa bagian terpenting dari pemahaman siswa adalah perkembangan konsep secara evolutif. Dengan terciptanya kondisi yang kondusif, siswa dapat

menguasai konsep yang disampaikan guru. Penguasaan konsep adalah kemam-puan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan.

F. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Media pembelajaran adalah alat bantu untuk

(41)

16

pembelajaran. Melalui penggunaan media pembelajaran akan memudahkan bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Menurut Sriyono (Fitriani, 2009), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan ber-fungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), fungsi LKS adalah :

a. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

c. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya men-dengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.

f. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama karena siswa dituntun untuk menge-mukakan pendapat dan menganalisis pertanyaan dalam LKS sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Menurut Priyanto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain: a. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

b. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

d. Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

e. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembe-lajaran.

f. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui kegiatan belajar.

(42)

17

Pada proses belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan. Melalui LKS siswa harus mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini LKS digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam proses pembelajaran.

G. Kerangka Pemikiran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru. Dengan perencanaan yang matang sebelum melakukan kegiatan pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Metode pembelajaran sebagai salah satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat akan menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini lebih cenderung bahwa pembelajaran dengan model pembelajaranLearning Cycle 3E akan memberikan penguasaan konsep yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

H. Anggapan Dasar

(43)

18

1. Semua siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pela-jaran 2011/2012 yang menjadi objek penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam penguasaan konsep laju reaksi.

2. Faktor-faktor lain di luar sekolah yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011/2012 diabaikan.

I. Hipotesis Umum

Dengan berpedoman pada kerangka pikir dan anggapan dasar tersebut di atas,

dirumu Model pembelajaranLearning Cycle 3E

efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep laju reaksi siswa daripada

(44)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Natar tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 202 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1 sampai dengan XI IPA 5.

2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah dua kelas dari lima kelas pada kelas XI IPA yang ada di SMA Negeri 1 Natar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive cluster sampling yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu ingin menda-patkan sampel dengan kemampuan akademik relatif sama. Berdasarkan hal tersebut, diperoleh data bahwa kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3 mempunyai nilai yang hampir sama (data nilai uji blok 1 siswa terlampir) sehingga kedua kelas ini dianggap mempunyai kemampuan awal yang sama, jadi kedua kelas tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian. Kemudian kedua kelas diundi untuk menentukan kelas eksperi-men dan kelas kontrol. Setelah diundi, kelas XI IPA 2 berfungsi sebagai kelas kon-trol yang mendapat pembelajaran konvensional dan kelas XI IPA 3 berfungsi sebagai kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 3E.

(45)

20

Penelitian ini menggunakannon equivalent control group designyang terdiri dari dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada desain ini dilakukan pretestuntuk kedua kelas dengan soal yang sama kemudian pada proses pembelajar-an di kelas eksperimen diajarkpembelajar-an materi laju reaksi dengpembelajar-an menerapkpembelajar-an pembelajarpembelajar-an dengan model pembelajaranLearning Cycle 3E. Sedangkan pada kelas kontrol me-nerapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, dilakukanposttestpada kedua kelas untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep kimia siswa. Desain pene-litian dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Desain penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

Kelas eksperimen O1 Model pembelajaranLearning

Cycle 3E O2

Kelas kontrol O1 Pembelajaran konvensional O2

Dengan keterangan O1adalahpretestyang diberikan sebelum diberikan perlakuan, O2adalahposttestyang diberikan setelah diberikan perlakuan.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah : a) Model pembelajaranLearning Cycle 3E.

b) Pembelajaran konvensional.

2. Variabel terikat

(46)

21

D. Data

Pada penelitian ini sumber, jenis dan metode pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber data

Data yang diperoleh pada penelitian ini bersumber dari siswa.

2. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (data primer) yang merupakan data hasilpretestdanposttestsiswa.

3. Metode pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, pada penelitian ini digunakan metode tes, yaitupretest danposttest.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini adalah soalpretestdanposttestuntuk memperoleh data penguasaan konsep laju reaksi siswa, sebelum dan sesudah penerapan dua model pembelajaran. Adapun penjelasan dari instrumen penelitian ini, sebagai berikut: a. Pretest

Pretestdalam penelitian ini terdiri dari 20 soal pilihan jamak dan 5 soal uraian. Soal pretestmerupakan produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan Hapsari (2011) yang telah diujicobakan di kelas XI IPA SMA Negeri 12 Bandar Lampung yang sebelumnya telah diajar materi laju reaksi.

(47)

22

Soalposttestini merupakan soal uji coba yang telah dianalisis (uji validitas, reabi-litas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda). Uji coba soal ini dilakukan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 5 SMA Negeri 1 Natar (seminggu sebelumposttestdi kedua kelas sampel dilaksanakan, kelas XI IPA di luar sampel telah selesai diajarkan materi laju reaksi oleh guru setempat). Komposisi soalposttestyaitu 20 soal pilihan jamak dan 5 soal uraian.

F. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, yaitu di SMA Negeri 1 Natar.

2. Menentukan populasi dan sampel. Populasi yaitu kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar sedangkan sampel yaitu kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 SMA Negeri1 Natar. 3. Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan selama proses pembelajaran di

kelas.

4. Melaksanakanpretestdi kedua kelas.

5. Pelaksanaan proses pembelajaran di masing-masing kelas dengan pembelajaran yang berbeda, yaitu kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 3Edan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. 6. Pelaksanaanposttestdi kedua kelas.

7. Menganalisis data berdasarkan data hasil penelitian. 8. Penarikan kesimpulan.

(48)

23

Gambar 1. Alur pelaksanaan penelitian

Kegiatan yang dilaksanakan pada kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Rancangan kegiatan penelitian

No. Pertemuan Ke- Kegiatan

1 1 Pretes

2 2,3,4,5,6 dan 7 Pelaksanaan pembelajaran

3 8 Postes

Pada penelitian ini jumlah jam pelajaran yang dialokasikan untuk materi laju reaksi sebanyak 16 jam pelajaran, sudah termasuk untuk tes (2 jam pelajaran untuk pretes dan 2 jam pelajaran untuk postes). Artinya ada 12 jam pelajaran yang akan diguna-kan sebagai tahap perlakuan. Dari 12 jam pelajaran tersebut dibagi menjadi 6 kali pertemuan mengingat dalam satu minggu terdapat 4 jam pelajaran kimia di kelas XI IPA yang dirinci 2 jam pelajaran tiap pertemuan.

(49)

24

G. Hipotesis Statistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). H0(µ1=µ2) : Rata-rata nilai N-gain penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA

Negeri 1 Natar yang menggunakan model pembelajaranLearning Cycle 3Esama dengan yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

H1(µ1> µ2) : Rata-rata nilai N-gain penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar yang menggunakan model pembelajaranLearning Cycle 3Elebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilaipretestdanposttest dirumuskan sebagai berikut:

Nilai siswa =jumlah skor jawaban yang diperoleh

jumlah skor maksimal 100

Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitung N-gain yang selanjut-nya digunakan untuk menguji kenormalan, homogenitas dua varians, dan pengujian hipotesis.

(50)

25

Untuk mengetahui efektivitas suatu pembelajaran dalam meningkatkan penguasaan konsep, maka dilakukan analisis nilai gain ternormalisasi. Sebagaimana yang diung-kapkan oleh Hake bahwa dengan mendapatkan nilai rata-rata gain yang ternormal-isasi maka secara kasar akan dapat mengukur efektivitas suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual. Rumus N-gain menurut Meltzer adalah sebagai berikut:

N gain (g) = nilai posttest nilai pretest

nilai maksimal ideal nilai pretest

2. Uji Normalitas

Hipotesis untuk uji normalitas :

H0= data penelitian berdistribusi normal H1= data penelitian berdistribusi tidak normal

Untuk uji normalitas data digunakan rumus sebagai berikut :

=

Keterangan : 2= uji Chi- kuadrat Oi= frekuensi observasi Ei= frekuensi harapan Kriteria : Terima H0jika 2hitung 2tabel

3. Uji Homogenitas

Uji ini untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Hipotesis untuk uji Homogenitas : H0= data penelitian mempunyai varians yang homogen

(51)

26

Untuk uji homogenitas (uji satu pihak) digunakan rumus yang terdapat dalam Sudjana (2002) :

=

dengan = ( )

Keterangan : F = kesamaan dua varians s = varians yang besar s = varians yang kecil

Dengan kriteria uji adalah tolak H0jika pada taraf nyata 5%.

4. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumusan statistik uji perbedaan dua rata-rata (Sudjana, 2002). Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

H0(µ1= µ2): Rata-rata nilai N-gain penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar yang menggunakan model pembelajaranLearning Cycle 3Esama dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional. H1(µ1> µ2): Rata-rata nilai N-gain penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA

Negeri 1 Natar yang menggunakan model pembelajaranLearning Cycle 3Elebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Untuk pengujian hipotesis di atas, maka statistik yang digunakan sebagai berikut : =

+

(52)

27

t = perbedaan dua rata-rata n2= jumlah siswa kelas kontrol x = nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen s = varians

x = nilai rata-rata N-gain kelas kontrol s = varians N-gain kelas eksperimen n1= jumlah siswa kelas eksperimen s = varians N-gain kelas kontrol

Kriteria uji: tolak H0jika

. + .

+

dan terima H0jika sebaliknya, dengan

=

=

( ),( )

(53)

43

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata nilai N-gain penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar yang menggunakan model pembelajaranLearning Cycle 3E sama dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Model pembelajaranLearning Cycle 3Etidak efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep laju reaksi siswa SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian menggunakan model pembelajaranLearning Cycle 3E agar dalam pelaksanaannya dilaku-kan secara tim agar pengelolaan waktu dan kelas dalam proses pembelajaran lebih terencana dan terorganisir dengan baik sehingga pembelajaran lebih maksimal.

2. Penelitian ini lebih mengkaji sisi kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotor belum dikaji secara mendalam. Oleh karena itu, perlu

(54)

44

kognitif, afektif dan psikomotornya.

(55)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ratu Betta R, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Tasviri Efkar, M.S.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Ila Rosilawati, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(56)

Motto

Mimpi akan tetap menjadi mimpi jika tidak ada usaha untuk mewujudkannya.

Menjadi sukses itu bukan kewajiban, tetapi berjuang untuk sukses itu adalah kewajiban.

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju

(57)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : IGK Tri Putra

NPM : 0713023028

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan/Fakultas : Pendidikan MIPA/KIP

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2012 Yang menyatakan,

(58)
(59)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan limpahan

anugrah dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini

kepada:

Bapak dan Ibuku tersayang yang telah membesarkanku, mendidik serta

mendo akanku. Mohon maaf selama ini telah banyak menyusahkan dan

membuat Bapak dan Ibu kecewa. Jasa kalian takkan mungkin dapat

ananda balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat

membahagiakan dan dapat membuat kalian bangga telah melahirkanku.

Kakak-kakakku dan seluruh keluarga yang kusayangi, terimakasih atas

kasih sayang, doa dan perhatiannya untukku, tawa dan canda kalian

adalah semangat bagiku.

(60)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Margorejo, Kota Metro, pada tanggal 12 Juni 1988 dengan nama lengkap I Gusti Komang Tri Putra. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Gusti Putu Suwandhi dan Ibu Ni Gusti Ayu Kade Raka.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Budi Asih Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 1994. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Margorejo dan diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 3 Kota Metro diselesaikan pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kota Metro diselesaikan pada tahun 2006. Di tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SPMB.

(61)

iv SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 3Edalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Laju Reaksi Siswa SMA Negeri 1 Natar 2011/2012

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia.

4. Ibu Dr. Ratu Betta R, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan pembimbing akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan motivasi selama penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan motivasi selama penulisan skripsi ini.

(62)

iv 7. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Unila dan seluruh staf di Jurusan Pendidikan

MIPA Unila, atas segala bantuan, dan curahan ilmunya.

8. Bapak Drs. Suwarlan, M.MPd selaku kepala SMAN 1 Natar, ibu

Dra. Yulianti A.S selaku guru mitra, bapak/ibu guru serta staf Tata Usaha, dan murid-murid kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 atas kerja samanya selama penelitian berlangsung dan bimbingannya selama penelitian berlangsung.

9. Teristimewa untuk Bapak dan Ibu serta kakak-kakakku tersayang atas segala ketegasan, didikan, tuntunan, motivasi, serta kasih sayang yang seakan tak pernah berhenti mengalir untukku.

10. Teman-teman mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2007 R dan NR, kakak/ adik tingkat program studi pendidikan kimia serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan membalas tiap kebaikan yang tercurah dan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2012 Penulis

Gambar

Tabel 1. Desain penelitian
Tabel 2. Rancangan kegiatan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Bila sudah ditunjukkan bahwa kedua langkah tersebut benar maka sudah terbukti bahwa p ( n ) benar untuk semua bilangan bulat... Tuliskan fog sebagai himpunan

Konsentrasi residu asam sitrat yang baik untuk meningkatkan hasil pertumb uhan tanaman kedelai yaitu 150 g/l, dan pada konsentrasi 150 g/l bersama dengan varietas

Rendemen alkohol diperoleh dari perhitungan volume alkohol yang dihasilkan pada kadar alkohol 99% dibagi dengan volume bahan baku (molases) yang digunakan. Secara umum

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian kelayakan perangkat pembelajaran (RPP, modul dan LKS) untuk ahli materi, ahli media, dan guru; lembar

Simpulan dari penelitian ini yaitu penerapan metode Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 1 Talunombo Wonogiri tahun

Pedoman ini sebagai acuan bagi Dinas Pendidikan Provinsi dan penyelenggara tingkat nasional dalam melaksanakan kegiatan pemberian penghargaan terhadap guru

Untuk menyampaikan pesan bahwa pengetahuan akan lari yang baik dan benar itu sangat penting bagi kesehatan dan tubuh untuk mengurangi risiko cedera heat stroke maka

Sesuai dengan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang menjadi fokus utama dalam Tugas Akhir ini adalah perencanaan dan perancangan Relokasi Stadion