• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 GEDUNG AIR KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 GEDUNG AIR KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sains menurut Depdiknas (2004:3) adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta. Sains memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena-fenomena alam melalui kegiatan empirik yang dapat diperoleh melalui eksperimen laboratorium atau alam bebas. Ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan dan dedikasih untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya.

Trianto (2007:102), IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Lebih lanjut dinyatakan ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu : (1) Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan kempuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (3) Dikembangkannya sikap Ilmiah.

Kegiatan pembelajaran IPA mencakup kemampuan dalam hal mengujakan

(2)

yang berhubungan dengan gejala alam maupun situasi disekitar. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, setiap guru berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan melalui berbagai model pembelajaran.

Paradigma metodologi pendidikan saat ini disadari atau tidak telah mengalami suatu pergeseran dari behaviorisme ke konstruktivisme yang menuntut guru di lapangan harus mempunyai syarat dan kompetensi untuk dapat melakukan suatu perubahan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Guru dituntut lebih kreatif, inovatif, tidak merasa sebagai teacher center, menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar dan pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran yang menyenangkan, bergembira dan demokratis yang menghargai setiap pendapat sehingga pada akhirnya substansi pembelajaran benar-benar dihayati (Depdiknas, 2003:1).

Setiap guru mempunyai cara, metode, dan tehnik yang berbeda saat menyampaikan materi belajar pada anank didiknya. Jika kita ingin menjadi guru yang baik dan berhasil dalam menyampaikan materi pelajaran sebaiknya kita berusaha memberikan inspirasi, motifasi, dan tantangan kepada anak didik kita untuk mengembangkan kemampuan dan meraih prestasi. Oleh karena itu pembelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah sebaiknya: (1) Memberikan pengalaman pada peserta didik, (2) Menanamkan pentingnya pengamatan.

(3)
[image:3.612.114.414.359.702.2]

penelitian untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menerapkan model tipe GI. Melihat dari hasil penelitian Azizah (2011: 51) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan aktivitas siswapada siswa kelas X semester genap SMA Persada pada sub materi pokok pencemaran dan pelestarian lingkungan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Miswar (2010: 56) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) yang efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas X3 pada standar kompetensi menganalisis unsur-unsur geosfer dengan kompetensi dasar menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

Tabel 3.1 Hasil Observasi Nilai Prestasi Belajar Ulangan Harian

NO NAMA NILAI Tuntas (T)/

Tidak Tuntas (TT)

1 AH 60 TT

2 AR 55 TT

3 AAP 60 TT

4 AS 60 TT

5 Ap 60 TT

6 AA 80 T

7 CF 70 T

8 DS 60 TT

9 DS 75 T

10 DAG 60 TT

11 DK 70 T

12 DAP 50 TT

13 ER 55 TT

14 FA 70 T

15 FAk 60 TT

16 F P 80 T

17 FA 70 T

18 G S 55 TT

19 IO 65 T

20 IA 50 TT

21 JS 80 T

22 LA 55 TT

23 MRK 65 T

24 MR 50 TT

25 MA 65 T

26 NS 55 TT

27 PF 75 T

28 PA 50 TT

29 R A 70 T

30 RH 50 TT

31 RM 70 T

32 RMa 60 TT

(4)

34 SR 80 T

35 SRa 80 T

36 TW 60 TT

37 TB 70 T

38 ZA 55 TT

Keterangan :

Tuntas = 17 siswa

Tidak Tuntas = 21 siswa

Rata-rata nilai IPA kelas IVA adalah 64, nilai KKM (≥65). Pada nilai ulangan harian ke-3 IPA hanya 17 orang siswa (45 %) yang mencapai nilai KKM. Model yang saat ini digunakan belum berfariasi, metode yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab. Metode ceramah memiliki beberapa kekurangan yaitu : (1) mudah menjadi verbalisme, (2) yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya, (3) bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan, (4) keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya, (5) cenderung membuat siswa pasif (Pandie: 1984: 79). Sedangkan metode tanya jawab juga memiliki beberapa kekurangan yaitu : (1) dengan tanya jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan, (2) bila dalam mengajukan pertanyaan siswa menyinggung hal-hal lain meskipun masih ada hubungannya dengan pokok pembicaraan dalam hal ini sering tidak terkedalikan sehingga menimbulkan persoalan baru, (3) membutuhkan waktu lebih banyak (Pandie: 1984: 79).

(5)

Model pembelajaran GI merupakan model pembelajaran yang paling kompleks. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv menurut Aisyah (2006:15). Pendekatan ini memerlukan Norma dan struktur kelas yang lebih konpleks dari pada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar peserta didik keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik.

Mengingat pentingnya pembelajaran IPA di sekolah dasar, maka kita perlu mengetahui tujuan pembelajaran IPA yaitu : (1) mengembangkan pengetahuan agar peserta dapat mengetahui konsep-konsep IPA yang bermanfaat odan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (2) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan (3) memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk dijadikan pendidikan yang lebih tinggi.

Agar pembelajaran IPA menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, evektif dan menyenangkan (PAIKEM) dapat dilakukan berbagai cara, salah satu cara yang cukup efektif adalah melalui penerapan model pembelajaran GI, dengan dasar itu penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Peningkatan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model GI dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Gedung Air".

1.2 Identifikasi Masalah

(6)

1. Pembelajaran IPA sering dianggap suatu kegiatan yang membosankan. 2. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. 3. Pembelajaran masih berpusat pada guru.

4. Prestasi belajar IPA siswa masih rendah.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalh diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana peningkatan prestasi belajar IPA siswa dengan menggunakan model GI di kelas IV SD Negeri 2 Gedung Air.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model GI di kelas IV SD Negeri 2 Gedung Air.

2. Untuk menerapkan pembelajaran model GI pada pembelajaran IPA di kelas IV SD N 2 Gedung Air.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran

a. Dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif

(7)

c. Dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi d. Dapat menumbuhkan sikap saling bekerjasama antar siswa

e. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran

2. Manfaat bagi guru.

a. Dalam pembelajaran kooperatif dengan model GI berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

b. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.

3. Manfaat bagi sekolah

(8)
(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran

Sudjana (2001: 22) mendefinisikan proses belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut pendapat Nana Sudjana (1989: 5) Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, dan perubahan aspek – aspek yang ada pada seseorang yang sedang belajar.

Kegiatan belajar merupakan aktivitas tingkah laku yang diperoleh dari dalam proses belajar seperti : mengamati, mengkaji, mendengar, membaca, menghafal, merasakan, dan menerima (Cronbach, dalam Suhertian, 2000: 30).

(10)

Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa (peserta didik). Kegiatan belajar yang dilaksanakan siswa di bawah bimbingan guru. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada saat mengajar.

Menurut Makmun (2004: 156) proses pembelajaran mengajar merupakan suatu rangkaian interaksi antara siswa dengan guru dalam rangkaian mencapai tujuannya. Apabila dicermati proses interaksi siswa dapat dibina dan merupakan bagian dari proses pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Corey dalam Sagala (2003: 61)

dikatakan bahwa :”Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi

tertentu.”

Teori belajar behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.

(11)

hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. (Suparno, 1996: 20).

1.2 Model Pembelajaran GI

Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran.

Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Dadang: 2008: 3).

Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode

(12)

Lebih lanjut Ismail (2002 : 9) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : (1) Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya, (2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Menurut Anwar (Aisyah, 2006: 14) secara harfiah investigasi diartikan sebagai penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta-fakta, melakukan peninjauan dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa atau sifat. Selanjutnya Krismanto (2003: 7) mendefinisikan investigasi atau penyelidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa.

(13)

Manfaat Model Pembelajaran GI

a. Bagi Guru.

(1) Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab telah jelas langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang tersedia, tujuan yang hendak dicapai, kemampuan daya serap siswa, serta ketersediaan media yang ada.

(2) Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktifitas siswa dalam pembelajaran.

(3) Memudahkan untuk melakukan analisa terhadap perilaku siswa secara personal maupun kelompok dalam waktu relative singkat

(4) Dapat membantu guru pengganti untuk melanjutkan pembelajaran siswa secara terarah dan memenuhi maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan (tidak sekedar mengisi kekosongan).

(5) Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam merencanakan Penelitian Tindakan Kelas dalam rangka memperbaiki atau menyempurnakan kualitas pembelajaran (Setiawan: 2006: 9).

b. Bagi Siswa

(1) Kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. (2) Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran.

(14)

(4) Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya secara objektif (Setiawan: 2006: 9).

Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.

Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

(15)

model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.

Slavin (dalam Asthika, 2005: 24) mengemukakan sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

(16)

serta antara siswa dengan siswa. Di sekolah, tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru) terhadap peserta didiknya (siswa). Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya. Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut penemunya, model pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat diantara model pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita sepakati hal-hal sebagai berikut : (1) siswa pendidikan dasar banyak yang masih berada dalam tahap berpikir konkret. Model dan metode apapun yang diterapkan, pemanfaatan alat peraga masih diperlukan dalam menjelaskan beberapa konsep IPA, (2) kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran yang ada. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan, (3) kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai dengan materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat menggabungkan beberapa model pembelajaran, (4) model apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai meteri dan tidak disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif, (5) oleh kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut : (a) kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan terampil dalam menggunakan alat peraga. Kita berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa dengan sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab. Menjaga agar para siswa

(17)

masing-masing Model tersebut, (c) perhatikan alat/media yang dibutuhkan oleh model tersebut dan perhatikan alat/media yang dapat kita sediakan, (d) sesuaikan bahan (materi pelajaran), tujuan, alokasi waktu, waktu yang dibutuhkan dalam persiapan pelaksanaan kegiatan dengan Model yang akan dipilih, (e) perhatikan karakteristik umum anak didik agar penggunaan Model tertentu tidak malah membingungkan atau kontraproduktif anak didik, (f) ukur juga kemampuan kita dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model tertentu sebab ada beberapa model pembelajaran yang membutuhkan kemampuan peranan guru, kreatif guru serta keluasan dan kedalaman pengalaman seorang guru, Romiszowski (1988: 57-58).

(18)

Sebagai suatu model mengajar yang menjadi pilihan, tentunya ada beberapa kelebihan-kelebihan dalam model pembelajaran GI yaitu : (1) melatih peserta didik untuk mendisain suatu penemuan, (2) melatih berfikir dan bertindak kreatif, (3) dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realitis, (4) mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, (5) menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, (6) merangsang perkembangan kemajuan berfikir peserta didik untuk menghadapi masalah yang dihadapi secara tepat.

Selain kelebihan yang dipaparkan tersebut, pembelajran GI ini juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan – kekurangan tersebut yaitu : (1) membutuhkan keaktifan anggota kelompok dalam melakukan penyelidik atau Investigasi, (2) jika seluruh anggota kelompok pasif maka sulit melakukan penyelidikan (Suyatno: 2009: 51).

2.3Penggunaan Model dalam Pembelajaran

Dalam model GI terdapat tiga kosep utama yaitu: Penelitian (enqiuri), pengetahuan (knowlegge), dan dinamika kelompok (the dynamic of the learning group (Winataputra, 2001: 75).

(19)

(2)merencanakan kerjasama, (3) implementasi, (4) analisis dan sintesis, (5) penyajian hasil akhir, (6) evaluasi.

2.4 Prestasi Belajar IPA

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994: 19). Sedangkan menurut Dahar dalam Djamarah (1994: 21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses

pengajaran itu sendiri (Suharsimi Arikunto, 1990: 21).

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara. 2009: 11).

Menurut Hetika (2008: 23), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.

(20)

2.5 Hipotesis

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus penelitian yang diterangkan sebagai berikut :

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2013.

2. Tempat penelitian.

Lokasi : SDN 2 Gedung Air Tanjung Karang Barat Waktu : Januari sampai Februari 2013

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas : IV A

(22)

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

3.3 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian tersebut dilaksanakan sebagai berikut :

KEGIATAN

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pendekatan V

Perijinan V

Diskusi Persiapan V

Penelitian Siklus ke-1 V

Penelitian Siklus ke-2 V V

Penelitian Siklus ke-3 V V

Penulisan Laporan V V V

3.4 Rancangan PTK

(23)

RANCANGAN PENELITIAN

Orientasi Teori dan Kajian Lapangan

Perencanaan

Analisis data dan Pelaksanaan Tindakan

Refleksi I Pembelajaran I

Observasi

Perencanaan

Analisis data dan Pelaksanaan Tindakan

Refleksi II Pembelajaran II

Observasi

Dan seterusnya

Sumber : Gambar 1. Metode PTK (Kemmis dalam Wiriaatmadja, 2008: 62)

Pelaksanaan siklus

1. Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu : 1. Membuat silabus

(24)

a. Kompetensi dasar b. Standar kompetensi c. Tujuan Pembelajaran 4. Membuat LKS

5. Menyiapkan instrument tes 6. Menyiapkan lembar pengamatan

1. Pelaksanaan (Acting)

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan sebagai berikut :

a. Kegiatan awal

Tanya jawab tentang materi pelajaran b. Kegiatan inti

1. Membagi siswa dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. 2. Membagikan lembar kerja

3. Mendiskusikan materi

4. Guru mengarahkan kelompoknya 5. Mempresentasikan hasil kerja siswa 6. Mengadakan tanya jawab

7. Siswa diberi kesempatan memberi tanggapan

8. Penguatan dan kesimpulan kerja sama secara bersama-sama 9. Melakukan pengamatan atau observasi.

(25)

Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari. Mengerjakan post test setiap akhir siklus.

d. Observasi (Observation)

Observasi adalah kegiatan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer (teman sejawat) terhadap siswa dan peneliti sebagai subjeknya dengan menggunakan lembar pengamatan.

e. Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan. Refleksi dilakukan untuk menganalisis kendala yang dihadapi siswa serta hasil dari implementasi untuk menentukan perkembangan, kemajuan, dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.

Urutan Tindakan Penelitian

Dalam penelitian ini siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali, setiap siklus terdiri 2 pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari empat tahapan yaitu:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

(26)

4. Refleksi

3.4.1 SIKLUS 1

1. Perencanaan (Planning)

a. Menganalisis data keadaan kelas untuk mengetahui kompetensi dasar b. Membuat rencana pembelajaran

c. Membuat lembar kerja siswa

d. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK.

2. Pelaksanaan (Acting)

a. Membagi siswa dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. b. Membagikan lembar kerja

c. Mendiskusikan materi

d. Guru mengarahkan kelompoknya e. Mempresentasikan hasil kerja siswa f. Mengadakan tanya jawab

(27)

h. Penguatan dan kesimpulan kerja sama secara bersama-sama i. Melakukan pengamatan atau observasi.

3. Pengamatan (Observation) / pengumpulan data

a. Situasi kegiatan belajar-mengajar belum sesuai dengan tujuan b. Keaktifan siswa belum nampak

c. Kemampuan siswa dalam diskusi keelompok masih rendah.

b. Refleksi (Reflecting)

Dalam tahap refleksi hal-hal yang dilakukan adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Jika terdapat kekurangan atau kelemahan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan pada siklus II. Sedangkan kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan pada siklus I harus dipertahankan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II.

3.4.2 SIKLUS 2

1. Perencanaan (Planning)

(28)

c. Membut lembar kerja siswa.

d. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan (Acting)

1. Membagi siswa dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. 2. Membagikan lembar kerja

3. Mendiskusikan materi

4. Guru mengarahkan kelompoknya 5. Mempresentasikan hasil kerja siswa 6. Mengadakan tanya jawab

7. Siswa diberi kesempatan memberi tanggapan

8. Penguatan dan kesimpulan kerja sama secara bersama-sama 9. Melakukan pengamatan atau observasi.

3. Pengamatan (Observation) / pengumpulan data

a. Situasi kegiatan belajar-mengajar sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Keaktifan siswa sudah nampak

c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok sudah mencapai hasil yang memuaskan rata-rata siswa diatas KKM.

(29)

Dalam tahap refleksi juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan pada siklus yang pertama. Hasil dari refleksi siklus ini akan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan siklus berikutnya yaitu siklus III.

3.4.3 SIKLUS 3

1. Perencanaan (Planning)

a. Menganalisis data keadaan kelas untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan dengan menggunakan model Group Investigation

b. Membuat rencana pembelajaran c. Membuat lembar kerja siswa

d. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan (Acting)

1. Membagi siswa dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. 2. Membagikan lembar kerja

3. Mendiskusikan materi

4. Guru mengarahkan kelompoknya 5. Mempresentasikan hasil kerja siswa 6. Mengadakan tanya jawab

7. Siswa diberi kesempatan memberi tanggapan

(30)

9. Melakukan pengamatan atau observasi.

3. Pengamatan (Observation) / pengumpulan data

a. Situasi belajar-mengajar sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Keaktifan siswa sudah lebih nampak hasilnya

c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok sudah baik dan sesuai dengan pembelajaran model GI.

4. Refleksi (Reflecting)

Peneliti mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan siklus III dan menganalisis untuk membuat kesimpulan pada pembelajaran dengan menggunakan model GI dalam upaya peningkatan pembelajaran IPA di SD N 2 Gedung Air.

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan non tes yaitu dokumentasi hasil belajar siswa dan observasi. Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.

1. Teknik Tes

(31)

(Fathurrohman, 2008: 77). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data niai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada kelas IV SD Negeri 2 Gedung Air Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

2. Teknik Nontes

Dalam menilai hasil belajar, ada yang bisa diukur dengan mengunakan tes dan ada pula yang tidak bisa dengan tes (Fathurrohman, 2008: 86). Secara umum observasi dapat diartikan sebagai penghimpunan bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek pengamatan (Fathurrohman, 2008: 86). Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan model pembelajaran GI dikelas lebih efektif, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.

3.6 Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi.

(32)

Jumlah soal tes tertulis bentuk soal terstruktur, menjodohkan dan uraian yaitu 15 soal latihan dan 25 soal LKS, sedangkan perbuatan yaitu keaktifan siswa melakukan penemuan dalam diskusi kelompok.

2. Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa yaitu : Indikator dari penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Gedung Air Tanjungkarang Barat Bandar Lampung dengan menggunakan model pembelaran GI mencapai 85% atau lebih dengan KKM mata pelajaran IPA kelas IV A yaitu nilai ( ≥ 65 ) Dan aktivitas peneliti yaitu: Kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran dan proses belajar saat pembelajaran berlangsung.

3.7Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahap persiapan, proses sampai hasil pembelajaran,dalam arti apakah kegiatan beserta langkah-langkahnya sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau belum. Demikian juga dengan analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya. Teknik analisis data yang dilakukan adalah :

(33)

b. Menganalisis data dengan membuat tabulasi dan persentase, serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

c. Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pegolahan data dengan indikator keberhasilan antara hasil tes siklus I, hasil tes siklus II, dan hasil tes siklus III.

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator dari penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Gedung Air Tanjungkarang Barat Bandar Lampung dengan menggunakan model pembelaran GI mencapai 85% atau lebih dengan KKM mata pelajaran IPA

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV, dapat dikemukakan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA meningkat dengan menggunakan model GI pada siswa kelas IV A SD Negeri 2 Gedung Air Kecamatan Tanjungkarang Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.

Peningkatan ini ditunjukkan oleh perbandingan rata-rata hasil belajar yang dicapai pada siklus I tuntas berjumlah 20 siswa (52,64%), Siklus II berjumlah 32 siswa yang tuntas (84,2%) dan siklus II berjumlah siswa yang tuntas mencapai 34 siswa (89,48%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh serta kesimpulan di atas, dapat peneliti kemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Sebelum menerapkan model pembelajaran GI, hendaknya guru memahami langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran GI.

(35)

a. Penguasaan materi

b. Pembentukan kelompok siswa (kelompok yang anggotanya heterogen) c. Alat dan bahan yang diperlukan untuk mengembangkan materi.

2. Khusus bagi peneliti atau calon peneliti lain yang mungkin berniat untuk meneliti hal yang sama, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :

a. Selektif dalam meneliti materi.

b. Mengamati secermat-cermatnya obyek penelitian dalam hal minatnya, lingkungannya, latar belakang sosial, dan sebagainya.

(36)

KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

OLEH

NAMA : DEWI SETIAWATI NPM : 1113069009

KOTA BANDAR LAMPUNG

S1 PGSD DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(37)
(38)

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 IdentifikasiMasalah ... 6

1.3 PerumusanMasalah ... 6

1.4 TujuanPenelitian ... 6

1.5 ManfaatPenelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.2 Model Pembelajaran GI ... 10

2.3 Penggunaan Model dalam Pembelajaran ... 17

2.4 Prestasi Belajar IPA ... 18

2.5 Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Setting Penelitian ... 20

3.2 Jenis Penelitian ... 21

3.3 Jadwal Penelitian ... 21

3.4 Rancangan PTK ... 21

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data ... 29

3.6 Alat Pengumpulan Data ... 30

3.7 Teknik Analisis Data ... 30

3.8 Indikator Keberhasilan ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(39)

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2009. PTK. Jakarta : Bumi Aksara. Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada. Azizah. 2011. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Bandar Lampung : UNILA.

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan ( KTSP ) SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Dyasaanggraeni. 2011. Hakikat IPA. Jakarta : http://pjj pgsd.unesa.ac.id. (16 November 2012)

Djamarah, N. dan A. Zain. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Fatthurrohman. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT. Refika aditama. Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Jambi : Gaung Persada Press.

Lie, A. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia. Cet. Ke-5. Miswar. 2010. Model pembelajaran GI. Bandar Lampung : UNILA.

Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Makmun, A. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sagala, S. 2009. Konsep dan makna pembelajaran untuk Membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung : Alfabeta.

Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Cet. Ke-4.

Sriwidayati, N. 2012. 29 Model-model Pembelajaran inovatif. Jawa Timur :

www.Nulisbuku.Com. ( 20 juni 2012 : 19.30)

Sudjana, A. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

(40)

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

(41)
(42)
(43)

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Observasi Nilai Prestasi Belajar Ulangan Harian

Referensi

Dokumen terkait

Dihasilkan rute distribusi dengan algoritma carke & wright adalah tiga rute dengan total jarak tempuh 180,7 km, rute dengan model penyelesaian Vehicle Routing Problem

Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan unsur-unsur sistem akuntansi pembelian, yakni diagram alir (flowchart) pembayaran hutang, bagian-bagian yang

Ditandai dengan adanya peningkatan dari siklus satu hanya 5 aktivitas yang belum sesuai meningkat pada siklus ketiga, 13 aktivitas guru dan siswa dikatagorikan sesuai dengan

[r]

minimal yang harus disampaikan pada pasien telah diatur dalam Kepmenkes RI. No.1027/Menkes/SK/IX/2004 meliputi khasiat, cara pemakaian obat,

“Peningkatan Keaktifan dan Hasil belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Giving Question and Getting Answer Pada Pokok Bahasan Matriks (PTK Pembelajaran

JAKARTA (11/5) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2016 dalam

Constructing oral and written texts of asking and giving information about specific time of event or activity in terms of days, months, hours , dates, and year