BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Kerja Praktek
Pajak menjadi sektor yang memberikan penerimaan terbesar bagi negara serta merupakan salah satu sumber dana utama dalam melakukan pembangunan termasuk di negara Indonesia (Gita:2007). Menurut pendapat (R. Santoso Brotohadiharjo) Pajak adalah : “iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan), yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.” Suatu hal yang tidak dapat dihindari bahwa setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak dapat terlepas dari pemenuhan kewajiban perpajakan (R. Santoso Brotohadiharjo:2008).
Sejak diadakannya reformasi perpajakan tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 dan undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi self assessment system. Dalam Self assessment system merupakan suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang. Salah satunya instansi yang memberikan pelayanan pemungutan pajak adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang berada
dirasakan kebutuhannya oleh wajib pajak dalam hal pelaporan Surat Setoran Pajak
(SSP) serta penyelesaian masalah perpajakan seperti pendaftaran Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) atau Nomor Pengukuhan Kena Pajak (NPPKP) dan masalah
penagihan. Peranan pembukuan atau akuntansi sangat penting karena informasi keuangan yang dihasilkan dari proses pembukuan, diperlukan untuk keperluan menghitung pajak terutang dan verifikasi, serta pemeriksaan dan investasi terhadap kebenaran penghitungan jumlah pajak terutang (Hussein Kartasasnita:2009).
Peraturan yang memuat mengenai Pajak Penghasilan diatur dalam
Undang-undang No.10 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang-undang
No.17 Tahun 2000 yang disebutkan bahwa, Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan
kepada Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama (1)
tahun pajak. Dan terdiri atas 9 bab dan 35 pasal, yakni terdiri dari beberapa pasal
sehubungan dengan kewajiban perpajakan ini seperti pasal 21, 22, 23, 24,25 dan
26. (Sri Astuti:2011)
Oleh karena Pajak Penghasilan dikenakan kepada subjek pajak yang
memperoleh penghasilan, maka Pajak Penghasilan di sebut juga “Pajak
Subjektif”. Dan karena Pajak Penghasilan dibebankan langsung kepada Subjek
Pajak yang menerima penghasilan dan bebannya tidak dapat dilimpahkan kepada
pihak lain, maka Pajak Penghasilan disebut “Pajak Langsung”. Di dalam
perpajakan yang sering terjadi adalah Masalah Restitusi, yaitu permasalahan atas
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Atas permohonan Wajib
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut (Widi
Agustian:2011).
Masalah Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan dengan disertai
pelaporan Surat Setor Pajak (SSP). Wajib pajak orang pribadi maupun badan
wajib melaporkan bukti SSP tersebut dan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)
tahunan/masa kepada KPP, yang selanjutnya oleh petugas KPP direkam dan
diarsipkan. (Gita:2007).
Dalam Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak membutuhkan
waktu yang cukup lama, karena memerlukan pengawasan serta pemeriksaan untuk
pelaksanaan penghitungan, pembayaran dan pelaporan. Dengan adanya
pengawasan untuk pelaksanaan, perhitungan, pembayaran dan pelaporan tersebut
wajib pajak akan mengetahui apakah pajak terutang sudah sesuai dengan
perhitungan. Pada saat pelaporan SSP dan SPT tahunan/masa diberi lembar
pengawasan oleh petugas KPP dalam hal ini terjadi di KPP Pratama Bandung
Cicadas. Selain itu proses pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat
meminimalisir terjadinya Wajib Pajak yang tidak Patuh. (Wahyu
Sumanjaya:2011).
terdiri dari 7 kasus yang ada dikejaksaan agung dengan total kerugian Rp 323,1 miliar dan jumlah tersangkanya 10 orang sumber (Anwar Nasution:2008).
Dari latar belakang yang telah di uraikan penulis tertarik untuk mengetahui “Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas”.
1.2Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dan Tujuan dari kerja praktek pada kantor pelayanan pajak pratama
Bandung-cicadas ini diantaranya adalah:
1. Untuk mengetahui Syarat dari Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Penghasilan (PPh) pada Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung Cicadas;
2. Mengetahui Teknis Dari Pelaksanaan Prosedur Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung Cicadas.
1.3Kegunaan Kerja Praktek 1. Bagi Penulis
Dapat digunakan sebagai suatu bahan perbandingan antara teori yang didapat
penulis dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan;
2. Bagi Instansi
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan yang mungkin bermanfaat dalam
pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan di kantor pelayanan
pajak pratama cicadas;
3. Bagi Akademik
Hasil dari kerja praktek ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi guna
memiliki pengetahuan yang lebih luas dan dapat dijadikan bahan referensi
bagi mahasiswa yang kelak akan membutuhkannya;
4. Bagi Pihak Lain
Dapat memberikan masukan sebagai bahan informasi mengenai prosedur
Pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan di kantor pelayanan
pajak pratama cicadas. Selain itu hasil laporan kerja praktek ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan-sumbangan pemikiran terutama bagi yang
akan mengadakan kerja praktek tentang prosedur pengembalian kelebihan
pembayaran pajak penghasilan di kantor pelayanan pajak pratama cicadas.
1.4Metode Kerja Praktek
Dalam melaksanakan Kerja Praktek pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cicadas, penulis menggunakan metode Block Release, yaitu pelaksanaan Kerja
Praktek yang dilakukan dalam satu periode penuh yaitu dari hari Senin sampai
dengan Jumat mulai tanggal 4 Juli 2011 sampai dengan 5 Agustus 2011.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari
kegiatan-kegiatan mengenai masalah-masalah yang akan penulis bahas yaitu
prosedur pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan di kantor
pelayanan pajak pratama cicadas;
b) Wawancara (Interview)
Penulis melakukan tanya jawab dengan pimpinan atau petugas yang
bertanggungjawab atas instansi tersebut.
2. Kepustakaan (Library Research)
Penulis melakukan studi pustaka dengan banyak membaca, mempelajari,
membandingkan data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan
dijabarkan.
1.5Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Lokasi kerja praktek adalah Departemen Keuangan Negara Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bandung Cicadas yang beralamat di Jln. Soekarn-Hatta no.781
Bandung.
Adapun waktu pelaksanaan jam kerja praktek setiap hari Senin sampai dengan
hari Jumat dimulai pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat pada
pukul 12.00 – 13.00 WIB, pada hari Sabtu – Minggu libur karyawan. Pelaksanaan
jam kerja praktek ini, penulis laksanakan sesuai dengan waktu kantor dan waktu
kuliah sehingga jam masuk disesuaikan terhitung tanggal 04 Juli sampai 05
Agustus 2011. Adapun perincian waktu pelaksanaan kerja praktek terdapat pada
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Awal mula berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas
adalah berawal dari terbitnya Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak,
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan
Penyidikan Pajak, serta Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan.
Saat itu masih bernama KPP Bandung Cicadas karena belum ada konsep
Pratama, Madya dan Wajib Pajak Besar (LTO). KPP Bandung Cicadas adalah
pecahan dari KPP Bandung Cibeunying. Wilayah Kerja KPP Bandung Cicadas
meliputi wilayah Timur Bandung, yakni Ujungberung dan Kecamatan Cimenyan
Kabupaten Bandung.
Sejak tahun 2007 konsep administrasi pajak modern ditetapkan sehingga
menggabungkan antara Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan (KPPBB), dan Kantor Pemeriksaan Pajak (KARIKPA)
menjadi satu konsep yakni Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Madya, dan Wajib
Pajak Besar.
Akibat dari penggabungan itu, maka KPP Bandung Cicadas berubah nama
menjadi KPP Pratama Bandung Cicadas. Tahun 2007 wilayah kerja KPP Pratama
Kecamatan Arcamani
anik, Kecamatan Cibiru, Kecamatan Ujungberu
tan Margacinta.
perkembangan ekonomi dan penduduk dan g
tan yang merupakan wilayah kerja KPP Pr
i pemekaran dan pemecahan. Hingga di T
Pratama Bandung Cicadas meliputi sepuluh ke
alajati, Ujung Berung, Cibiru, Panyileuk
ni, Buah Batu, Rancasari, dan Gede Bage.
bar II.1 Peta Wilayah Kerja KPP Pratama Band ber : Seksi PDI KPP Pratama Bandung Cicadas
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Suatu organisasi akan memberikan kinerja yang maksimal apabila ditunjang
oleh anggota organisasi yang berkualitas. Begitu halnya dengan instansi
pemerintahan, semakin bagus Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu instansi
maka kemungkinan hasil adalah tingginya kinerja yang dicapai. Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bandung Cicadas sebagai instansi publik yang melayani
masyarakat pembayar pajak sudah sejatinya memiliki pegawai yang memiliki
sumber daya manusia yang mumpuni agar bisa memberikan pelayanan yang
maksimal sehingga bisa memenuhi tugas utama sebagai penopang keuangan
negara.
Secara hierarki vertikal, KPP Pratama Bandung Cicadas berada dalam unit
eselon III. Induk organisasi adalah Kementerian Keuangan, Eselon I adalah
Direktorat Jenderal Pajak, Eselon II adalah Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I, dan
unit Eselon III adalah KPP Pratama Bandung Cicadas. Unit Eselon IV di KPP
Pratama Bandung Cicadas adalah 9 Seksi dan 1 Sub Bagian Umum. Seksi yang
ada di lingkungan KPP Pratama adalah Seksi Pemeriksaan, Seksi Penagihan,
Seksi Ekstentifikasi, Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI), Seksi
Pelayanan, dan 4 (empat) Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Selain itu ada juga
mbar 2.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Ban
Pegawai Menurut Jabatan di KPP Pratama Ba
atan Jumlah Keterang
1 Kepala Kantor
10 Kepala Seksi/Sub Ba
13 Pemeriksa = 12 dan P presentative 19 4 Seksi Waskon
38 Pelaksana
81
gian Umum KPP Pratama Bandung Cicadas
ta di Tabel 2.1, terlihat kalau jabatan pegawai
adalah Pelaksana dengan jumlah pegawai terb
nduduki posisi kedua terbanyak dengan juml
Diikuti Fungsional dengan jumlah 13 orang dengan komposisi terbanyak adalah
Fungsional Pemeriksa Pajak sebanyak 12 orang.
Melihat komposisi tersebut, maka jumlah pegawai sebanyak 81 orang harus
melayani sekitar 568.909 jiwa yang ada di 10 kecamatan. Tentunya tidak semua
penduduk di wilayah ini sudah mempunyai NPWP akan tetapi jika diihat secara
kasar, jumlah pegawai sebanyak 81 orang belum layak.
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Di Kpp Pratama Bandung Cicadas (30 Juni 2011)
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi
1 Sma/Lebih Rendah 19 23%
2 Diploma I/III 19 23%
3 Sarjana (Strata 1) 37 46%
4 Magister/Strata 2 6 7%
Total 81 100%
Sumber : Sub Bagian Umum Kpp Pratama Bandung Cicadas
Tabel 2.2 menunjukan tingkat pendidikan pegawai dengan komposisi
terbanyak adalah Sarjana Strata I atau S-1. Diikuti oleh SMA/Lebih rendah dan
Diploma. Melihat angka tersebut, masih ada sekitar 23% pegawai KPP Pratama
Bandung Cicadas yang memiliki tingkat pendidikan masih SMA atau bahkan
lebih rendah. Walaupun tidak selamanya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
kinerja pegawai, akan tetapi di era globalisasi pendidikan adalah hal yang paling
utama. Diharapkan peluang beasiswa bagi pegawai yang belum sarjana akan lebih
terbuka sehingga kualitas SDM di KPP Pratama Bandung Cicadas akan semakin
2.3Uraian Tugas perusahaan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung memiliki uraian tugas
perusahaan diantaranya:
1. Kepala KPP Pratama
Orang yang mengepalai KPP Pratama dan bertanggung jawab atas kegiatan
pada KPP Pratama;
2. Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, tata usaha, dan rumah tangga;
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan
perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan
aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta
penyiapan laporan kinerja;
4. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta
penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi
5. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang
pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan
penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen
penagihan;
6. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya;
7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan
potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak
dalam rangka ekstensifikasi;
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II,
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi
IV, masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak
dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis
kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
a) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang
keahliannya;
b) Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior
yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala KPP yang
bersangkutan;
c) Jumlah Jabatan Fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan
dan beban kerja;
d) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
2.4Kegiatan Perusahaan
KPP Pratama Bandung Cicadas merupakan salah satu dari 5 KPP Pratama
yang ada di Kota Bandung. Dengan wilayah kerja yang meliputi 10 Kecamatan
dan 41 Kelurahan serta jumlah penduduk mencapai 586.909 jiwa maka tidak
heran jika target penerimaan pajak KPP Pratama Bandung Cicadas sebanding
dengan KPP Pratama lain yang wilayah kerjanya satu kota/kabupaten. Target
2010 naik menjadi Rp 459,509 milyar. Hingga di tahun 2011 target penerimaan
pajak KPP Pratama Bandung Cicadas adalah sebesar Rp 597,362 milyar.
Untuk Realisasi penerimaan pajak, di tahun 2009 KPP Pratama Bandung
Cicadas berhasil mencetak angka Rp 540,226 milyar jauh dari jumlah yang
ditargetkan sebesar Rp 354,33 milyar. Tahun 2010 realisasi penerimaan mencapai
Rp 509,852 milyar. Terakhir hingga Juni 2011, KPP Pratama Bandung Cicadas
telah membukukan penerimaan sebesar Rp 209,671 milyar atau masih di bawah
rencana semester I tahun 2011 sebesar Rp 217,610 milyar. Untuk lebih jelas, lihat
di Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Cicadas
Sumber : Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
Penerimaan pajak yang dicatat oleh KPP Pratama Bandung Cicadas berasal
dari banyak lapisan Wajib Pajak. Selain lapisan yang bermacam-macam, sektor
usaha yang beragam menjadi penyumbang penerimaan pajak di KPP Pratama
Bandung Cicadas. Dilihat dari aspek geografis, KPP Bandung Cicadas berada di
perbatasan antara Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung menuju Kabupaten
Sumedang. Aspek antrhopologhist menempatkan Kota Bandung sebagai Kota
Urbanisasi yang menawarkan peluang usaha bagi berbagai macam suku atau etnis
Pengembangan kawasan berikat Gede Bage menjadi wilayah industri
membuat pabrik-pabrik bermunculan yang tentunya membuat wilayah KPP
Pratama Bandung Cicadas berpotensi untuk mendapatkan penerimaan dari sektor
industri manufaktur, tekstil, dan pabrikasi lainnya. Adanya mall di wilayah Buah
Batu dan Antapani menjadikan sektor perdagangan dan jasa sebagai sektor
potensial untuk digali potensi pajaknya.
Dekatnya lokasi jalan tol membuat pintu wisatawan domestik yang
berkunjung ke Kota Bandung khususnya wilayah Bandung Timur menjadi potensi
tersendiri bagi sektor usaha perhotelan dan kuliner. Maraknya Factory Outlet
yang tidak hanya ada di pusat kota membuat wilayah KPP Pratama Bandung
Cicadas menjadi penuh akan potensi.
Tabel 2.4 Sektor-Sektor Penyumbang Penerimaan Pajak Terbesar Bagi KPP Pratama Bandung Cicadas di S/d Juni 2011
KLU Uraian Sektor Kelompok Lapangan Usaha Penerimaan
51000
Perdagangan Besar Dalam Negeri, Kecuali Perdagangan Mobil Dan Sepeda Motor Selain Ekspor Dan Impor
61.132.156.028
45000 Konstruksi 6.487.361.873
74000 Jasa Perusahaan Lainnya 6.230.519.865
95000 Jasa Perorangan 5.731.691.100
70000 Real Estat 4.904.826.547
Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Bandung Cicadas.
Melihat Tabel 2.4 bisa disimpulkan kalau sektor perdagangan menjadi sektor
yang dominan. Kawasan Bandung Timur bersiap menjadi Kawasan Bisnis
Terpadu. Perdagangan Besar Dalam Negeri akan memberikan potensi untuk
Sektor yang dominan berikutnya adalah Jasa Konstruksi. Sebagai ibu kota
Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat
yang ingin berinvestasi ataupun menetap di Kota Bandung. Apalagi,
pengembangan perumahan-perumahan baru mulai menawarkan banyak
keuntungan dan keunggulan bagi sektor real esatate. Tidak heran jika real estate
menduduki posisi lima besar penyumbang penerimaan pajak bagi KPP Pratama
Bandung Cicadas.
Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Cicadas tidak terlepas dari kinerja
keuangan pelaku usaha di sektor terkait. Mengandalkan dari perdagangan besar
yang sebagian besar pelaku usaha menjual barang dan jasa kena pajak, KPP
Bandung Cicadas menggantungkan penerimaan pajak terhadap Pajak
Pertambahan Nilai. Untuk lebih rinci lihat Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Penerimaan Per Jenis Pajak KPP Pratama Bandung Cicadas
Jenis Pajak 2011 2010 2009
Pajak Penghasilan 78.714.942.472 147.302.110.251 108.767.526.234 Pajak Pertambahan
Nilai 120.434.421.227 273.619.079.650 181.408.532.357
PPn BM 1.947.228.044 4.206.256.525 780.409.248
PBB dan BPHTB 8.523.204.571 84.692.847.426 249.268.302.328
Pajak Lainnya 52.098.638 31.960.303 1.341.933
Total 209.671.894.952 509.852.254.155 540.226.112.100 Sumber : Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
Pajak Pertambahan Nilai menjadi penyumbang terbesar dengan Rp 120
milyar s/d Juni tahun 2011, Rp 273 milyar di tahun 2010, dan di tahun 2009 Rp
181 milyar. Disusul di urutan kedua adalah Pajak Penghasilan yang cukup
Menurut keterangan yang ada, Tahun 2009 penerimaan PBB dan BPHTB cukup
besar karena adanya sumbangan PBB Pertambangan yang jumlahnya mencapai
ratusan milyar rupiah. Selain itu, di tahun 2009 BPHTB belum beralih ke
Pemerintah Daerah pemungutannya sehingga menyumbang penerimaan yang
cukup besar.
Dalam melaksanakan tugasnya kegiatan KPP Pratama Bandung-Cicadas
menyelenggarakan fungsi:
a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek
pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;
d. Penyuluhan perpajakan;
e. Pelaksanaan registrasi wajib pajak;
f. Pelaksanaan ekstensifikasi;
g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;
h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;
i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak;
j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;
k. Pelaksanaan intensifikasi;
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian-kajian dan pembahasan atau data-data yang dilakukan
dan dikumpulkan oleh penulis selama kuliah kerja praktek, maka sebagai akhir
dari penulisan laporan kuliah kerja praktek ini penulis dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Pada Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak, wajib pajak berhak untuk
mengajukan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak baik secara restitusi
atau diperhitungkan dengan utang pajak. Untuk restitusi ada 2 baik itu
pengembalian pendahuluan dan pengembalian restitusi. Untuk pengembalian
pendahuluan ada 2 syarat yaitu wajib pajak memenuhi kriteria tertentu dan
wajib pajak memenuhi persyaratan tertentu, jangka waktu pengembalian pada
pengembalian pendahuluan adalah 3 bulan sejak diterima SPT lebih bayar
dari Wajib Pajak. Untuk pengemblian dengan restitusi diadakan pemeriksaan
terlebih dahulu setelah itu diberikan pengembalian dengan jangka waktu 12
bulan sejak diterima SPT Lebih bayar;
2. Tehnis pelaksanaan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pajak
Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung dilakukan oleh
pegawai pajak yang terdiri dari Seksi Pelayanan, Seksi Pemeriksaan, Seksi
Pengawasan dan Konsultasi, Wajib Pajak. Wajib pajak mendapat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang kemudian akan muncul Surat Perintah
Membayar Kelebihan Pajak. Apabila setelah diperiksa terbit Surat Ketetapan
Kurang bayar maka wajib pajak dikenakan sanksi administrasi dengan
dinaikkan 2%.
4.2 Saran
Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis dari pelaksanaan kuliah
kerja praktek ini, penulis dapat memberikan saran-saran yang bersifat membangun
dengan harapan dapat menjadi masuykan yang berguna bagi semua pihak sebagai
akhir dari penulisan laporan kuloah kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak secara restitusi maka
wajib pajak dapat menghindari kenaikkan sanksi administrasi sebesar 100%
dari yang seharusnya dibayar;
2. Dengan adanya Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak maka
administrasi pajak di KPP Pratama Bnadung Cicadas dapat mendorong
TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENGEMBALIAN
KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN (PPh)
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG
CICADAS
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang S1
Program Studi Akuntansi
Ira Dwi Septianti
21108174
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, P.J.A. (2005). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Jakarta: PT.Gramedia
Agustian, Widi. (2011). Subjek Pajak. Di akses pada 25 November 2011, dari World Wide Web: google.com
Astuti, Sri. (2011). Peraturan PPh. Di akses pada 25 November 2011, dari World Wide Web: google.com
Brotohadiharjo, R. Santoso. (2008). Perpajakan. Jakarta: Granit
Gita. (2007). Masalah Dalam Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak. Di akses pada 25 November 2011, dari World Wide Web: google.com
Kartasasnita, Hussein. (2009). Sistem Pemungutan Di Indonesia. Di akses pada 25 November 2011, dari World Wide Web: google.com
Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Yogyakarta: Salemba Empat
Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi. Jakarta: Erlangga
Naustion, Anwar. (2008). Dugaan Penggelapan Pajak. Di akses pada 25 November 2011, dari World Wide Web: kautsartax.wordpress.com
Rahayu, Siti Kurnia., Suhayat, Ely. (2010). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rahayu, Siti Kurnia., Suhayat, Ely. (2010). Perpajakan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Republik Indonesia, Pasal 1 butir 10 UU KUP tentang Surat Pemberitahuan
Republik Indonesia, UU no 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Sommerfeld, Ray M., Anderson, Hershel M., brock, R.Horace. (2006). Perpajakan Yogyakarta: Graha Ilmu
Suandy, Erly (2008). Perencanaan Pajak. Jakarta: Grasindo
Sumanjaya, Wahyu. (2011). Aktivitas Perpajakan. Bandung: KPP Cicadas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Ira Dwi Septianti
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 09 September 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 21108174
Jurusan : Akuntansi
Konsentrasi : Pajak
Agama : Islam
Alamat : Jl. Suka Asih Raya Atas No 270 Bandung
PENDIDIKAN
Pendidikan Formal :
1995-1996 : TK Pertiwi Cipeundeuy
1996-2002 : SDN I Cipeundeuy
2005-2008 : SMAN I Cikalong Wetan
2008-Sekarang : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
DATA ORANG TUA
Ayah : Beni Binyamin (Alm)
Pekerjaan : -
Ibu : Yati Maryati
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jl. Babakan Imbangan No 26 Cianjur
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Bandung, Desember 2011
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Kerja Praktek yang berjudul “Tinjauan Atas Prosedur Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bandung Cicadas”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan pengalaman penulis, oleh
karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berusaha untuk
menanggulanginya, kritik dan saran sangat membangun penulis harapkan agar
laporan ini lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :
1. Ir. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
dan sekaligus pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan
bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat
4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi.
5. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si. selaku Dosen Wali Akuntansi 4
6. Bapak Haryono selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
cicadas yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
melaksanakan Kerja Praktek.
7. Bapak Devrizal, SE selaku Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan serta perhatian selama
penulis melakukan Kerja Praktek.
8. Bapak Wahyu Sumanjaya, Bapak Paryanta, Ibu Yuli Anti, Ibu Yunita
Aulia selaku Account Representative yang telah memberikan pengarahan,
bimbingan serta perhatian selama penulis melakukan Kerja Praktek.
9. Seluruh staff dan karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bnadung
Cicadas yang turut membantu terlaksananya Kerja Praktek.
10.Kedua orang tua saya yang sudah membesarkanku juga selalu memberikan
do’a, kasih sayang, dan dukungan dalam menempuh pendidikan untuk
bekal di masa depan.
11.Sahabat-sahabat Program Studi Akuntansi: Anna Marianna, Marlina Nova
Sihombing, Rani Rahmati, Amrita Widi Yuniarti, Meida Maryana, serta
teman-teman kelas Akuntansi 4 terima kasih atas persahabatan, dukungan
dan bantuannya.
12.Sahabat-sahabat dekat saya N.Finda Sundari, Ricky Rinaldi, serta Agie
Alis sebagai teman dekat yang selalu memberikan dukungan dan
13.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
dan dukungan yang tulus.
Akhir kata semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat imbalanya yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap
semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.