1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Saat ini perkembangan perekonomian di dunia semakin pesat dengan
perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi
maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk
mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka
meraih dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor
mendapatkan keuntungan yang lebih.
Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk para
investor dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan
pengembangan pasar modal sangat diperlukan dalam perekonomian
Indonesia saat ini. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang
mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka
menengah ataupun jangka panjang. Secara formal pasar modal
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang
ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan
lembaga yang sangat berperan bagi perkembangan ekonomi di
negara-negara maju. Pada perusahaan besar yang sahamnya dijual ke
mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Harga saham terpengaruh
langsung dengan cepat oleh informasi yang tersedia. Dalam laporan
keuangan, terdapat analisis rasio keuangan yang ternyata mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan harga saham
Susilawati (2005:57).
Sebelum berinvestasi, investor hendaknya tidak hanya melihat laba
bersih yang didapatkan perusahaan, tetapi juga harus melakukan
analisis terhadap laporan keuangan emiten. Karena pada prakteknya,
masih banyak investor yang memprediksi harga saham hanya melihat
labanya saja, tanpa menganalisis laporan keuangan emiten. Padahal ada
banyak faktor yang mempengaruhi harga saham. Menurut Fakhrudin dan
Hadianto (2001:101) beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham
yaitu Dividen per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin.
Dalam melakukan investasi di pasar modal para analis dan investor
dapat melakukan pendekatan investasi yang secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan
harga saham tersebut diwaktu lampau Halim (2005).
Sehingga investor dapat membuat langkah lanjutan setelah
melakukan analisis ke perusahaan dengan melakukan penanaman modal.
Penanaman modal oleh investor merupakan wujud keinginan untuk
mendapatkan pengembalian modal dan pengembangan dana di kemudian
3
pasar modal.
Menurut Hartono (2008) keuntungan yang diperoleh investor dari
penanaman modal saham ini dapat berasal dari laba perusahaan yang
dibagikan atau dividen, dan kenaikan atau penurunan harga saham.
Menurut Budiman (2007) menyatakan peningkatan maupun
penurunan harga saham dipengaruhi banyak faktor, ada faktor internal
dan ada pula faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi harga
pasar seperti kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, inflasi, kondisi
politik, dan lain-lain. Faktor internal yang mempengaruhi harga saham
seperti keputusan manajemen, kebijakan internal manajemen dan
kinerja perusahaan. Perusahaan tidak dapat mengendalikan faktor eksternal
karena faktor tersebut terjadi diluar perusahaan. Namun perusahaan dapat
mengendalikan faktor internal agar harga saham mereka tidak turun. Salah
satu caranya adalah melalui kinerja perusahaan.
Tingkat Pengembalian Modal (ROE) adalah rasio penting bagi para
pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola modal dari pemegang saham
untuk mendapatkan laba bersih Lestari, Lutfi dan Syahyunan (2007:5).
Sedangkan menurut Chrisna (2011:34) kenaikan Return on Equity
biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut.
Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam
mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang
Menurut Bodie, dkk (2009:290) Persentase ROE yang
menurun merupakan bukti bahwa ROE di masa lalu lebih rendah
dibandingkan investasi di masa lalu. Analisa sekuritas memang dapat
dipergunakan sebagai indikator di masa depan. Namun terdapat sudut
pandang lain yang diperlukan yaitu prospek kinerja perusahaan. Kinerja
perusahaan dipergunakan sebagai salah satu dasar peramalan laba di masa
depan. Harapan atas deviden bagi investor saat ini dan perkiraan laba
yang akan diperoleh dimasa depan menentukan nilai intrinsik saham
perusahaan.
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar
dan hutang lancar. Rasio Lancar merupakan salah satu rasio likuiditas.
Rasio Lancar menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor
jangka pendek. Tetapi Rasio Lancar yang tinggi belum tentu menjamin
akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena
proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan
Munawir (2004).
Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk
persentase. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100 persen, ini berarti bahwa
aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih
aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100 persen Harahap
5
Berikut ini tabel rata-rata perkembangan Tingkat Pengembalian
Modal, Rasio Lancar dan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari PT Bakrie Telecom
Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk, PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Tabel 1.1
Rata-rata Perkembangan Tingkat Pengembalian Modal ,
Rasio Lancar dan Harga Saham Pada Perusahaan
Berdasarkan uraian tabel 1.1 dimana rata-rata perkembangan Tingkat
Pengembalian Modal, Rasio Lancar dan Harga Saham menunjukkan hasil
fluktuatif. Pada tahun 2009 PT. BAKRIE TELECOM mengalami penurunan
terhadap Tingkat Pengembalian Modal dimana pada tahun sebelumnya
menunjukan pada angka sebesar 3.50 % menjadi 2.89% hal itu diiringi juga
dengan penurunan Rasio Lancar yang pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun
2008 menunjukan angka sebesar 216.24% pada tahun 2009 menjadi 83.99%
namun hal itu tidak diiringi dengan penurunan harga saham dimana pada tahun
2009 menunjukan kenaikan menjadi Rp.147 dimana pada tahun sebelumnya
seharga Rp.51, begitu pula pada tahun 2010, 2011 dan 2013 .hal ini berbanding
terbalik karena jika Tingkat Pengembalian Modal menurun maka harga saham
ikut menurun dikarenakan perusahaan tidak mampu melakukan pengembalian
modal kepada investor. Namun pada tabel diatas menjelaskan bahwa adanya
fenomena atau suatu kejanggalan ditahun tersebut.
Pada tahun 2011 Perusahaan XL Axiata menunjukkan bahwa Tingkat
Pengembalian Modal mengalami penurunan sebesar 28.22% dari tahun
sebelumnya di tahun 2010 sebesar 33.02% dan diikuti dengan penurunan Rasio
Lancar sebesar 48.83% pada tahun 2010 dan 38.81% pada tahun 2011, lalu pada
tahun 2012 Tingkat Pengembalian Modal mengalami penurunan lagi sebesar
24.21% akan tetapi hal ini tidak di imbangi dengan penurunan Rasio Lancar dan
harga saham pada saat itu dimana Rasio Lancar menunjukan peningkatan sebesar
7
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp.4,525, sama halnya
dengan fenomena yang terjadi pada tahun 2008 dan 2013
PT. Smartfren Telecom pun mengalami hal yang sama dimana pada
tahun 2009 Tingkat Pengembalian Modal mengalami kenaikan sebesar -85.13%
dimana sebelumnya pada tahun 2008 Tingkat Pengembalian Modal sebesar
-162.03% hal ini tidak dikuti dengan kenaikan Rasio Lancar yang menunjukan
penurunan sebesar 42.48% pada tahun 2009, dan harga saham mengalami
peningkatan menjadi Rp.400 diaman pada tahun sebelumnya mengalami
penurunan begitu pula sebaliknya dengan pada tahun 2010, 201,2012 dan 2013
PT. Indosat pun mengalami hal yang serupa dimana Tingkat
Pengembalian Modal pada tahun 2010 mengalami kenaikan akan tetapi hal itu
tidak diiringi dengan kenaikan Rasio Lancar yang mengalami penurunan dan
harga saham yang mengalami kenaikan sama halnya dengan yang terjadi pada
tahun 2011 dan 2013
PT. Telekomunikasi indonesia pun mengalami hal yang sama dengan
para pesaingnya yang terjadi fenomena pada tahun 2009,2010,2011 dan 2013,
akan tetapi hal itu terjadi dikarenakan Faktor Eksternal seperti dampak Krisis
Keuangan Global yang terjadi pada tahun 2008 namun pada tabel di atas
menjelaskan bahwa adanya fenomena atau suatu kejanggalan pada tahun-tahun
tersebut.
Krisis keuangan global yang melanda hampir seluruh negara yang terjadi
pada beberapa tahun lalu. Krisis keuangan tersebut tentu membawa dampak buruk
terhempas akibat krisis global ini. EDJ (Kompas, 10 Oktober 2008) memberitakan
berbagai indeks saham di dunia seperti indeks Dow Jones, National Association of
Securities Dealers Automated Quotation System (NASDAQ), Wall Street, Korea
Composite Stock Price Index (KOSPI), Hangseng, dan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) mengalami penurunan drastis hingga ke level terendah.
Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berdampak terhadap
pasar modal Indonesia yang tercermin dari terkoreksi turunnya harga saham
hingga 40–60 persen dari posisi awal tahun 2008 (Kompas, 25 November 2008).
Berdasarkan fenomena yang dijelaskan di atas penulis tertarik membahas
masalah tersebut dengan melakukan penelitian tentang harga saham. Penelitian
ini menggunakan Harga Saham sebagai variabel dependen, kemudian Tingkat
Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) sebagai variabel
independen, dengan judul “Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal Dan
Rasio Lancar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada
penelitian inisebagai berikut:
Berdasarkan dari hasil fenomena yang telah dibahas sebelumnya maka
hasil identifikasi masalahnya adalah bahwa Pada PT. Telekomuikasi Indonesia
9
berikut PT. Smartfren pada tahun 2013 mengalami penurunan Tingkat
Pengembalian Modal namun hal itu tidak diiringi dengan penurunan Rasio
Lancar berikut harga saham yang malah menunjukan peningkatan, hal ini
berbanding terbalik karena jika Tingkat Pengembalian Modal menurun maka
harga saham ikut menurun dikarenakan perusahaan tidak mampu melakukan
pengembalian modal kepada investor. Maka dari itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berhubungan dengan Tingkat Pengembalian Modal
dan Rasio Lancar yang mempengaruhi Harga Saham.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan Tingkat Pengembalian Modal pada
perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagaimana perkembangan Rasio Lancar pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana perkembangan Harga Saham pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Bagaimana hubungan antara Tingkat Pengembalian Modal dan
Rasio Lancar pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
5. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio
Lancar secara Parsial dan Simultan terhadap Harga Saham pada
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) yang dapat
mempengaruhi Harga Saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat Pengembalian Modal
pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Untuk mengetahui perkembangan Rasio Lancar pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan Harga Saham pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui hubungan antara Tingkat Pengembalian Modal
dan Rasio Lancar pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
5. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan
Rasio Lancar terhadap Harga Saham pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik
11
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan dan pengolahan data agar
dapat menjadi informasi yang diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terkait.
1.4.1 Kegunaan Praktis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi perusahan khususnya mengenai Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan
Rasio Lancar (CR), sehingga dapat dijadikan umpan balik dan informasi bagi
kemajuan perusahaan yang akan datang.
b. Bagi Investor
Bagi investor yang tertarik menanamkan modalnya di pasar modal,
maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam
mempertimbangkan keputusan investasi.
1.4.2 Kegunaan Akademis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang
pasar modal Indonesia khususnya tentang Tingkat Pengembalian Modal
b. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan dan tambahan
referensi dalam penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Tingkat Pengembalian
Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap Harga Saham khususnya yang
berada dalam lingkungan Manajemen Keuangan.
1.5. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari PT Bakrie Telecom Tbk, PT XL Axiata
Tbk, PT Smartfren Tbk, PT Indosat Tbk dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Penulis memperoleh data dari Indonesia Stock Exchange (IDX) yang
beralamat di Jalan Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Selatan. Telepon: (021)5150515
Fax: (021) 5150330 Email: callcenter@idx.co.id Website: www.idx.co.id
Dengan memperoleh data sekunder dari Pusat Informasi Pasar Modal(PIPM)
Bandung diJalan Veteran No. 10 Bandung.Telepon:(022)4214349 Fax: (022)
13
1.1Lokasi dan Waktu Penelitian
1.3.1 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di BEI, yaitu PT.Bakrie Telecom, PT.XL Axiata, PT Smartfren Telecom,
PT Indosat, dan PT. Telekomunikasi Indonesia serta data yang didapat dari BEI.
1.3.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014- Februari 2015
14
2.1 KajianPustaka
2.1.1 Laporan Keuangan
Menurut Baridwan (2010:17) Laporan Keuangan merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilik perusahaan.Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk
memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar
perusahaan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2009:01), Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara, misalnya: sebagai arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.
Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuat ringkasan data
keuangan perusahaan.Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk
kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau
15
Menurut Hanafi dan Halim (2007:12) secara umum ada tiga bentuk laporan
keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh suatu perusahaan:
a. Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.Neraca
bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu
waktutertentu yang meliputi aset perusahaan dan klaim atas aset tersebut (meliputi
hutang dan saham sendiri).
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu
tertentu.Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan
perusahaannya yang sebenarnya untuk memperoleh keuntungan.
c. Laporan aliran kas
Laporan aliran kas atau laporan perubahan posisi keuangan.Laporan ini
menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu periode,
hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi, dan
pendanaan.Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan
perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.
Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan
menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau laporan rugi-laba dan neraca. Dengan cara
rasio semacam ini diharapkan pengaruh perbedaan akan hilang. Pada dasarnya
analisi rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori (Hanafi dan
Halim, 2007:76) yaitu:
2.1.1.1 Rasio Profitabilitas
Menurut Syamsuddin (2009:59) mengatakan bahwa ada beberapa
pengukuran tingkat profitabilitas yaitu gross profit margin, operating profit
margin, net profit margin, total assets turnover,return on investment, return on
equity,tingkat penghasilan bagi pemegang saham biasa (return on common stock
equity), pendapatan perlembar saham biasa (earning per share), deviden per
lembar saham(deviden per share), dan nilai perlembar saham(book value per
share).
Lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan masing-masing rasio
pengukuran profitabilitas yang telah dikemukakan di atas:
1)Gross Profit Margin (GPM)
Gross profit margin merupakan persentase dari laba kotor(sales-costof goods
sold) dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik
keadaan operasi perusahaan,karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold
relatif lebih rendah di bandingkan dengan sales. Demikian pula sebaliknya,
semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan.
Gross Profit Margin (GPM) dapat dihitung sebagai berikut:
15
2) Operating Profit Margin(OPM)
Operating profit margin menggambarkan apa yang biasanya disebut “pure profit”
yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit
disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang
benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan
kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban-kewajiban terhadap pemerintah berupa
pembayaran pajak. Sepertihalnya gross profit margin, maka semakin tinggi ratio
operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
Operating Profit Margin(OPM) dihitungsebagaiberikut:
Operating Profit Margin(OPM) = x 100%
3) Net ProfitMargin(NPM)
Netprofit marginadalahmerupakan ratioantara lababersih (netprofit) yaitu
penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak
dibandingkandenganpenjualan. Semakintingginetprofitmargin, semakin baik
operasi suatu perusahaan.
Net ProfitMargin(NPM) dihitungsebagai berikut:
Net ProfitMargin(NPM) = x 100%
4) TotalAssetsTurnover
Totalassets turnovermenunjukkantingkatefisiensipenggunaan
tertentu.Semakintinggiratiototalassetsturnoverberartisemakintinggi efisiensi
penggunaan seluruh aktivadidalam penghasilan perusahaan.
TotalAssets Turnoverdihitungsebagai berikut:
TotalAssets Turnover = x 1 kali
5) Return on Investment(ROI)
Returnoninvestmentatauyangseringjugadisebutdengan“returnon total assets”
adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yangtersediadidalamperusahaan.Semakintinggi rasio ini, semakin baik keadaan
perusahaan.
Return on Investment(ROI) dihitungsebagai berikut:
Return On Investmen =
6) Tingkat Pengembalian Modal (ROE)
Returnon equitymerupakansuatu pengukurandari penghasilan (income)
yangtersediabagipemilikperusahaan(baikpemegang sahambiasa
maupunpemegangsahampreferen)atasmodalyangmerekainvestasikan
didalamperusahaan.Semakintinggireturnatau penghasilanyang diperoleh semakin
baik kedudukan pemilik perusahaan.
Tingkat Pengembalian Modal (ROE)dihitungsebagai berikut:
17
7) TingkatPenghasilanBagiPemegangSahamBiasa(ReturnonCommon
StockEquity)
Returnoncommonstockquityinimenyangkuttingkatpenghasilanatau
returnyangdiperoleh atas nilai buku saham biasa.
Return on common stockquitydihitungsebagai berikut:
Return on common stockquity =
8) Pendapatan perLembar Saham Biasa(Earning per Shareatau EPS)
Padaumumnyamanajemenperusahaan,pemegang sahambiasadancalon pemegang
sahamsangattertarikakanEarningperShare(EPS),karenahal
inimenggambarkanjumlahrupiahyang diperolehuntuksetiaplembar
sahambiasa.Paracalonpemegangsahamtertarikdengan earningper shareyang
besar,karenahalinimerupakansalahsatuindikator keberhasilan suatu perusahaan.
Earning per Share (EPS) dapat dihitungsebagai berikut:
EPS = x Rp. 1,00
9) Deviden perLembarSaham (Deviden per Share)
Deviden perSharemenggambarkanberapa jumlahpendapatan per lembar
saham(EPS)yangakandidistribusikan.Penghitungannyaadalahsebagai berikut:
Deviden Per Share = x Rp. 1,00
Book ValueperSharemenunjukkansuatu“approximatevalue” atau perkiraan nilai
(tidak pasti) dari setiap lembar saham biasa yang didasarkan atas
asumsibahwaassetsperusahaandapatdilikuidir menurut
nilaibukunya.Nilaibukuyangdimaksuddisiniadalahnilaiakunting, yaitunilaiyang
dicatat berdasarkansistemakuntansidannampakdidalam neracaperusahaan.
Nilai buku per saham dihitungsebagai berikut:
Book Value Per Share = x Rp 1,00
2.1.1.2 PengertianTingkat Pengembalian Modal (ROE)
Return on equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak
digunakanuntukmengukur kinerja perusahaan,khususnya menyangkut
profitabilitasperusahaan. ROE untukmengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkanlabaatasmodalnyasendiri.ROEadalahperbandinganantara laba
bersihperusahaandenganekuitasyangdimilikiolehperusahaan(Dharmastuti,
2004).ROEmerupakanrasioyangdigunakanuntukmengukurseberapabanyak
keuntunganyang menjadihakpemilikmodalsendiri(saham).ROEadalahrasio yang
memberikaninformasikepadapara investortentang seberapabesartingkat
pengembalianmodal dariperusahaanyangberasaldarikinerja perusahaan
menghasilkanlaba.Semakinbesar nilaiROE maka tingkat pengembalianyang
diharapkaninvestorjuga besar.SemakinbesarnilaiROEmaka perusahaan dianggap
semakin menguntungkan olehsebab ituinvestorkemungkinan akan
19
penawaran di pasar sekunder terdorong naik (Chastina Yolana dan Dwi
Martani, 2005).
MenurutChrisna(2011:34)kenaikanTingkat Pengembalian Modalbiasanya
diikutioleh kenaikan hargasahamperusahaantersebut.
SemakintinggiROEberartisemakin baikkinerjaperusahaan dalam
mengelolamodalnyauntukmenghasilkan keuntunganbagi
pemegangsaham.Dapatdikatakan bahwa perusahaantersebut
dapatmenggunakanmodaldaripemegang sahamsecaraefektifdanefisienuntuk
memperoleh laba.
2.1.2 Rasio Likuiditas
Neveu(1985)dan Sutrisno (2003)berpendapatbahwarasiolikuiditas
merupakanrasiokeuanganyang mengukurkemampuanperusahaanuntuk
membayarkewajibanjangka pendeknya padasaatjatuhtempo.Rasioini
mengasumsikanbahwaaktivalancarmerupakansumberuang utamauntuk
memenuhikewajibanjangkapanjangnya.Rasio-rasioyang termasukrasio likuiditas
adalah:
1) Rasio Lancar
Rasio Lancarmerupakanperbandinganantara jumlahaktiva lancar dengan
hutang lancar(Munawir,1979). Pemberipinjamanumumnya mengharuskanRasio
Lancarperusahaanpadanilai2.0ataulebihsebagai syarat untuk memperoleh atau
melanjutkan pinjaman (Neveu, 1985) dalamMeythi (2011).
Rasio Lancar =
2) QuickRatio
Quickratiosering disebutacid-testratiomerupakanperbandinganaktiva
lancar(tanpapersediaan)terhadaphutang lancar(Munawir,1979).Quick
ratiomengukur kemampuanperusahaanmembayar kewajibanjangka pendeknya
dengan mengubahaktivayang palinglikuidmenjadiuangkas. Standarquick
ratioharussamadenganataulebihdari1,0(Neveu,1985) dalamMeythi (2011).
3) Cash Ratio
Cashratioadalahrasioyang membandingkanantara kasdanaktivalancar yang
bisasegeramenjadiuang kasdenganhutang lancar.Aktivalancar yang
bisasegeramenjadiuangkasadalahefekatausuratberharga (Sutrisno, 2003).
2.1.2.1 PengertianRasio Lancar(CR)
Rasio Lancarmerupakanrasiolikuiditas yangdigunakan sebagaialat ukur
menentukankemampuan perusahaandalammemenuhikewajibanjangka
pendeknya.SemakinbesarCRyang dimilikimenunjukkanbesarnya kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja
yang sangatpenting untukmenjagakinerja perusahaanyang pada akhirnya
mempengaruhi hargasaham.
MenurutHorne (2005:206) rasiolancar adalah untukmenghitung
kemampuan perusahaandalam membayar kewajiban jangkapendek dengan aktiva
lancaryang tersedia.Rasio Lancarmenunjukkankemampuanperusahaanuntuk
21
denganmembagiaktivalancar dengankewajibanjangka pendeknya.Likuiditas
jangkapendekinipenting karenabiasamengakibatkanperusahaan bangkrut.
Dalammelihatrasiolancar,analisisjuga harusmemperhatikankondisidan
lingkunganperusahaan sepertirencanamanajemen,sektorindustri,dankondisi
ekonomimakrosecaraumum(Darsonodan Ashari,2005: 53).Rumusyang
digunakanuntukmenghitung Rasio Lancar(CR)
menurutSyamsuddin(2009:43)adalah sebagai berikut:
Rasio Lancar=
Halyangpalingpenting dalammengukur rasiomodalkerja (rasio
likuiditas)bukanlahpadabesarkecilnyaperbedaanaktivalancardenganhutang jangka
pendek,melainkanharus dilihatpada hubungannyaatau perbandingannya yang
mencerminkan kemampuan mengembalikan hutang. Current ratio yang
tinggimungkinmenunjukkanadanyauang kasyang berlebihandibandingkan
dengantingkatkebutuhanatau adanya unsur aktiva lancaryangrendah
likuiditasnya(sepertipersediaan)yang berlebihan.Rasio Lancaryangtinggi
tersebutmemang baikdarisudutpandang kreditor,namundarisudutpandang investor,
halinikurangmenguntungkankarena aktiva lancartidakdidayagunakan
denganefektif.SebaliknyaRasio Lancaryangrendahrelatiflebihriskan,tetapi
2.1.3 Harga Saham
2.1.3.1 Saham
Menurut Sutrisno (2003)sahammerupakan buktikepemilikan perusahaan
ataupenyertaanpadaperusahaanyang berbentukperseroanterbatas(PT). Pemilik
sahamakanmenerima penghasilandalambentukdividendandivideniniakan
dibagikankepada pemegangsahamapabilaperusahaanmemperolehkeuntungan.
Berbedadenganpenghasilanbungayang mudahdihitung, maka labayang
diperolehperusahaansulitdiukurpotensinya.Olehkarena itu,sahammerupakan
sekuritasyangmemberikan penghasilanyangtidak tetap.
Selain penghasilan berupa dividen, keuntungan yang diharapkan
pemegang sahamadalahselisihhargasaham.Bilahargajualsahamlebihtinggi
dibanding denganhargabelinya,makainvestorakanmemperolehcapitalgain,
tetapibilaharga jualnyalebihrendahdibanding dengan hargabelisaham,investor
akanmendapatkancapitalloss.Risikoyang dihadapiinvestordengankepemilikan
sahamnyaadalah(Sunariyah, 2004):
a. Tidak mendapat dividen
b. Capital loss
c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
d. Saham di-delistdari bursa (delisting)
2.1.3.2 Pengertian Harga Saham
23
sahamyangberlakudalampasarsaatinidibursaefek.
MenurutJogiyanto(2008:143)hargasahamadalahhargayang
terjadidipasarbursapadasaattertentuyang ditentukan oleh pelaku pasar dan
ditentukan oleh permintaan dan penawaran sahamyang
bersangkutandipasarmodal.
MenurutSuadHusnan danEnny
Pudjiastuti(2004:151)hargasahammerupakannilaisekarang (presentvalue)
daripenghasilan-penghasilanyang akanditerimaolehpemodaldimasayangakan
datang.Dapatdisimpulkanhargasahamadalahhargaselembarsahamyang terjadi
padasaat tertentuyangditentukan oleh permintaandan penawaran di pasarmodal.
MenurutAnoraga danPakarti(2003:58),harga pasar merupakanharga
darisuatusahampadapasaryang sedang berlangsungataujikapasarsudah ditutup,
makahargapasar adalah hargapenutupannya(closing price).
2.1.3.3 Jenis-JenisHarga Saham
MenurutSawidjiWidoatmojo(1996;46)dalamRosalina(2013)harga
sahamdapatdibedakanmenjadi3(tiga)yaitu harga nominal,hargaperdana,dan
hargapasar. Untuk lebihjelasnyamakaakan dijelaskansebagai berikut:
1)HargaNominal
Harganominalmerupakanhargayang tercantumdalamsertifikatsaham yang
ditetapkanolehemitenuntukmenilaisetiaplembarsahamyang
dikeluarkan.Besarnyaharganominalmemberikanartipenting saham karenadeviden
2)HargaPerdana
Harga inimerupakanpada waktuharga sahamtersebutdicatatdibursa efek.Harga
sahampadapasar perdana biasanya ditetapkanoleh penjamin emisi(underwriter)
danemiten. Dengandemikianakandiketahuiberapa harga sahamemiten
ituakandijualkepada masyarakatbiasanya untuk menentukan hargaperdana.
3)HargaPasar
Hargapasaradalah hargajual dari investoryangsatu dengan investoryang
lama.Hargainiterjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.Transaksi
disinitidaklagimelibatkanemiten daripenjaminemisiharga iniyang
disebutsebagaihargadipasarsekunderdanhargainilahyang benar-benar
mewakiliharga perusahaanpenerbitnya,karenapada transaksidipasar sekunder,
kecilsekaliterjadinegosiasihargainvestordenganperusahaan penerbit.Hargayang
setiapharidiumumkandisuratkabarataumedialain adalah hargapasar.
2.1.3.4 Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Harga Saham
Hargasahamdipasarmodalselalumengalamiperubahandariwaktuke
waktu,perubahanhargasahamtersebutdipengaruhiolehbanyakhal,Alwi(2003:
87)berpendapatbahwasalah satufaktoryangmempengaruhipergerakanharga
sahamadalahpengumumanlaporankeuanganperusahaan,sepertiperamalan laba
sebelumakhirtahunfiskaldansetelahakhirtahunfiskal,EarningPerShare (EPS) dan
Dividen Per Share (DPS), price earning ratio, net profit margin
25
faktoryangmempengaruhiharga sahamyaitu Pertama,faktornonkeuanganyaitu
misalnyaberupapergerakanhargatrensaham,yang biasanyadigunakanoleh investor
untukpengambilan keputusanmembeliataupun menjualsaham.Kedua,
faktorkeuanganberupainformasi-informasiyang terkandung dalamlaporan
keuangan,misalnyaprofitabilitasdan rentabilitas.Informasikeuangan tersebut yang
digunakanuntukmengukur kinerjaperusahaan dimanakinerjaperusahaan akan
dijadikan acuan dari nilai saham dimatainvestor.
Faktor keuangandisinitermasuk rasio-rasioyangmerupakanukuran terhadap
kinerja perusahaan. Ketiga, faktor eksternalmerupakanfaktor-faktor di luar
faktordiatas,yaituhal-halyang terjadi diluarperusahaansepertikenaikan
tingkatsukubungayangmengakibatkanketidakpastianpasar,terjadinyainflasi
dandeflasiyang mengakibatkanketidakpastiandayabelimasyarakat,keadaan
keamanan suatunegara,kebijakanpemerintah dan kondisi sosialpolitik.
2.1.3.5 Analisis Saham
a) AnalisisTeknikal
Analisisteknikaladalahmetode untukmemprediksipergerakanhargadan
trenpasar dimasa depanmelaluistudigrafikhistorisdenganpertimbanganharga dan
volumeperdagangan(Sunariyah, 2004:168).
b) AnalisisFundamental
1) AnalisisEkonomi
Analisisekonomiadalahsalah satudaritigaanalisisyangperludilakukan
dilakukankarenakecenderunganadanyahubunganyang kuatantaraapa yang
terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal
(Tandelilin, 2008: 210).
2) AnalisisIndustri.
Analisisindustrimerupakantahappentingyangperludilakukaninvestor
karenaanalisistersebutdapatmembantuinvestor dalam
mengidentifikasikanpeluang-peluang investasidalamindustriyang
mempunyaikarakteristik risiko dan returnyang menguntungkaninvestor.
Analisisindustridiperlukanuntukmemilihindustriyang memilikiprospek
yangmenguntungkan.
3) Analisis Perusahaan
Tahapananalisisperusahaan bertujuan untukmengetahui perusahaanyang
palingberprospek dan palingmenguntungkan
2.1.4 Penelitian Terdahulu
1.Meythi(2011)JurnalBisnisManajemendanEkonomi,Vol.10, No. 2 (2011).
PenelitianiniberjudulPengaruhLikuiditas dan Profitabilitas TerhadapHarga
SahamPerusahaanManufakturyang TerdaftardiBursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini secara simultan, likuiditas dan
profitabilitasberpengaruhsignifikanterhadap harga sahamperusahaan
manufaktur. Current Ratio dan Earnings Per Share (EPS) secara
bersama-samadapatberpengaruhterhadapharga saham karena investor
27
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan demikian
campuran atau kombinasidari rasiokeuangan akan lebih mempengaruhi
keputusan investor dan akan mempengaruhi hargasaham.
2.DaniartoRaharjo,DulMuid(2013) DiponegoroJournalOfAccounting
Vol.2,No.2(2013). PenelitianiniberjudulAnalisisPengaruhFaktor-
FaktorFundamentalRasioKeuanganTerhadapPerubahanHarga Saham.
Hasilpenelitianinisecara simultandenganmenggunakansemuavariabel
independenyaituROE,ROA,DER, CR, EPS dan BVSmenunjukkan pengaruh
positif dansignifikanterhadapperubahanharga saham.Hasil pengujian
datasecara parsialdenganujistatistikt,menunjukkanbahwa
variabelCRberpengaruhpositif dan signifikan terhadap perubahan harga
saham,sedangkan variabelROE, ROA, DER, EPS dan BVStidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan hargasaham.
3.Christine DwiKaryaSusilawati(2012)JurnalAkuntansiVol.4,No.2 (2012).
PenelitianiniberjudulAnalisis PerbandinganPengaruhLikuiditas,
SolvabilitasdanProfitabilitasterhadapHargaSahampadaPerusahaanLQ
45.Hasilpenelitianinisesuai denganhasilpenelitiansebelumnya Nurmalasari
(2009) mengenai"Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005-2008" menunjukkan bahwa secara simultan
variabelNPM,ROE, ROA,EPSberpengaruh signifikanterhadapharga saham.
Penelitianiniberjudul PengaruhCurrentRatio,ReturnOnEquityDan
TotalAssetTurn OverTerhadapDevidendPayoutRatioDanImplikasi Pada Harga
Saham PerusahaanLQ 45.Hasilpenelitianinidisimpulkan bahwa tidakada
pengaruhcurrentratiodanreturnonequityterhadap dividend payout ratio.
Sedangkantotal assetturnover berpengaruh terhadap dividend payoutratio.
5.Lia Rosalina (2013) Jurnal Publikasi Ilmiah Vol. 1, No. 1 (2013).
Penelitianiniberjudul Pengaruh RasioProfitabilitasTerhadapHarga SahamPada
SektorIndustriBarangKonsumsiYang TerdaftarDi BEI. Hasilpenelitian ini
mengindikasikanbahwasemakin tingggitingkat profitabilitasmaka
nilaiperusahaanjugaakansemakintinggi.Haliniakan
diikutipuladenganpeningkatanhargasahamyang akanmemberikan keuntungan
bagi suatu perusahaan.
6.MeilindaHaryuningputri,Endang TriWidyarti(2012)Diponegoro
JournalOfManagementVol.1,No.2 (2012).Penelitianiniberjudul Pengaruh
Rasio Profitabilitas Dan Eva Terhadap Harga Saham Pada SektorIndustri
Manufaktur Di Bei Tahun2007-2010. Hasilpenelitian ini menggunakan
analisis regresi bahwa kelima variabel independenhanya 3
(tiga)variabelyangtidakberpengaruhsignifikanyaitureturnonasset,
returnon salesdaneconomic value addeddengan tingkatsignifikasi
sebesar0,118,0,188dan0,392 sedangkan dua variabellainnyayaitu
returnonequitydanearningpershare sebesar 0,006dan0,001.Halini
dikarenakannilaiSigtvariabellebihkecildaritingkatsignifikasisebesar 0,05 atau
14
7.RescyanaPutriHutami(2012)JurnalNominalVol.1,No.1(2012).
Penelitian iniberjudulPengaruh Dividend Per Share, ReturnOn Equity
DanNetProfitMarginTerhadapHarga Saham PerusahaaanIndustri
ManufakturYang TercatatDiBursaEfekIndonesiaPeriode2006-2010.
Hasilpenelitianinimenyatakan DividendperShare, ReturnonEquity dan Net
ProfitMarginberpengaruhpositif secarabersama-sama(simultan)
terhadapHarga SahamPerusahaanIndustriManufakturyang Tercatatdi
BursaEfekIndonesiaPeriode2006-2010,berartidengandemikiandapat
dikatakanbahwasemakintinggi DividendperShare, ReturnonEquity
danNetProfitMarginmaka akansemakintinggipulaHargaSahamdan
sebaliknyaapabilanilaiDividend per Share, ReturnonEquitydanNet
ProfitMarginsemakinrendahmakaHarga Sahamakansemakinrendah pula.
8.AchmadSyaifulSusanto(2012)JurnalAkuntansiUNESAVol.1,No.1 (2012).
PenelitianiniberjudulPengaruhLikuiditas, Profitabilitas,
Solvabilitas,DanUkuran PerusahaanTerhadapHarga Sahamperusahaan
FarmasiDiBEI.Hasilpenelitianinibahwa secarasimultan(bersama-
sama)variabel likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran
perusahaanberpengaruhsignifikanterhadapharga pasar saham.Uji
ANOVAmenunjukansignifikansipenelitian< 0,05(0,002< 0,05), sehingga
menunjukanadanya pengaruh likuiditas(CR),profitabilitas (ROA),
solvabilitas(DER), dan ukuran perusahaan (Totalaktiva) secara serentak
terhadap harga saham. Secara parsial (individu) variabel likuiditas,
saham sektorindustri farmasi.
9.Rowland Bismark Fernando Pasaribu (2008) Jurnal Ekonomi Dan
BisnisVol.2,No.2(2008). PenelitianiniberjudulPengaruh Variabel
FundamentalTerhadapHarga SahamPerusahaanGoPublicDiBursa Efek
Indonesia (BEI)Periode2003-2006.Hasil penelitian inisecara simultan dan
parsial, pertumbuhan, profitabilitas,posisileverage,likuiditas, dan
efisiensiperusahaanberpengaruh signifikanterhadapharga sahamdi delapan
industri.Temuan lainnyaadalahearning per share(EPS)
merupakanvariabelyang memilikipengaruhdominan padaenam industri,
sedangkanprofitabilitas(SALCA) hanya dominanpada industripertanian,
sementara likuiditas (CashTA) berpengaruh dominan pada industri
4.Tita
Bagi investor, pasar modal merupakan sarana untuk memperbanyak
pilihan investasinya. Sebelum keputusan investasi, investor harus memperoleh
informasi yang jelas dan wajar tentang kondisi perusahaan.
Informasi yang dibutuhkan salah satunya adalah informasi mengenai
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba perusahaan yang menunjukan
kinerja perusahaan yang bersangkutan. Kinerja perusahaan merupakan
pengukuran prestasi yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan
keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektifitas
pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan.
Rasio keuangan yang dihasilkan dari laporan keuangan merupakan faktor
fundamental perusahaan. Rasio keuangan ini digunakan untuk melakukan analisis
fundamental. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Harahap (2006:297). Rasio
keuangan tersebut dapat digunakan oleh investor sebagai alat untuk menganalisis
kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki.
Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi
33
perusahaan, apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek
yang baik maka sahamnya akan diminati oleh investor dan harganya meningkat.
Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kinerja keuangan
perusahaan dengan harga sahamnya
2.2.1 Keterkaitan Antar Variable
2.2.1.1 Pengaruh antara Tingkat Pengembalian Modal (ROE) Terhadap
Harga Saham
Tingkat Pengembalian Modal (ROE) adalah rasio yang mengukur
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
modal yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen
dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang saham. Semakin
tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang
lebih besar kepada pemegang saham. Informasi peningkatan ROE akan diterima
pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor
dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan
saham meningkat sehingga harganya pun akan naik. Pernyataan tersebut diperkuat
oleh hasil penelitian Nurfadillah (2011) yang menemukan bahwa ROE
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain. Angka ini juga secara efektif
dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari berbagai perspektif
kontributor pendanaan yang berbeda Wild, dkk (2005: 63). Pada pemegang
rasio ini menunjukkan seberapa besar pengembalian tersebut. Semakin besar rasio
ini dapat mempengaruhi minat investor untuk melakukan pembelian saham. Hasil
penelitian Susilawati (2005) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap
harga saham
2.2.1.2 Pengaruh antara Rasio Lancar (CR) Terhadap Harga Saham
Rasio Lancar (CR) merupakan rasio likuiditas yang digunakan sebagai
alat ukur untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Semakin besar CR yang dimiliki menunjukkan besarnya
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama
modal kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan yang pada
akhirnya mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan pada
investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan
harga saham. Namun ternyata ada kenyataan bahwa harga saham yang meningkat
disaat nilai CR menurun. Penelitian mengenai Rasio Lancar pernah dilakukan
oleh Nirawati dan Ichsan (2009) meneliti pada perusahaan properti yang publik
di BEI mendapatkan hasil bahwa Rasio Lancar memiliki pengaruh yang positif
terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan jika Rasio Lancar perusahaan
tinggi, maka akan meningkatkan harga saham perusahaan yang bersangkutan.
2.2.1.3 Pengaruh Antara (Tingkat Pengembalian Modal) Dan Likuiditas
35
Veithzel Rivai, Permata Veithzel dan Ferry N. Idroes (2007:723)
menyatakan bahwa “semakin tinggi Likuiditas (Rasio Lancar), maka semakin
tinggi pula sisi Profitabilitas (Tingkat Pengembalian Modal) perusahaan tersebut,
namun akan berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas (Tingkat
Pengembalian Modal) perusahaan. Hal ini dikarenakan likuiditias (Rasio Lancar)
yang merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya yang merupakan arus keluar kas bagi perusahaan akan mengurangi
tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
2.2.1.4 Pengaruh antara Tingkat Pengembalian Modal (ROE) Dan Rasio
Lancar (CR) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian Suryani (2007) dengan menggunakan
variabel terikat meliputi Rasio Lancar, ROE, dan EPS menunjukkan bahwa faktor
fundamental berupa Rasio Lancar, ROE, dan EPS mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil penelitian Achmad Syaiful (2012) bahwa return on equity,
debt to equity ratio, Rasio Lancar dan total aktiva secara simultan berpengaruh
terhadap harga saham.
Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penulis mengenai pengaruh
Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap harga
37
Menurut Sugiyono (2012:99), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Hipotesis sebagai pendugaan jawaban sementara untuk masalah penelitian, yang
selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel
atau lebih.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka hipotesis ini sebagai berikut:
1. Tingkat Pengembalian Modal berpengaruh positif terhadap harga saham.
2. Rasio Lancar berpengaruh positif terhadap harga saham.
3. Tingkat Pengembalian Modal berpengaruh positif terhadap Rasio Lancar
38
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian
untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan.
Menurut Husein Umar (2005: 303) pengertian objek penelitian adalah
sebagai berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Berdasarkan pengertian di atas objek yang dikaji dalam penelitian ini
adalah mengenai Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity), Rasio Lancar
(Current Ratio) dan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data.
Metode penelitan menurut Umi Narimawati (2008: 127) adalah:
“Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau
39
digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisa
faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga
akan didapat kebenaran atas data yang diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini,
metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan
kondisi Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity), Rasio Lancar
(CurrentRatio) dan Harga Saham.
Menurut Sugiyono (2010: 14) pengertian metode deskriptif
adalahsebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya.”
Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini, sesuai dengan
rumusan masalah, maka diperoleh deskripsi mengenai:
1) Deskriptif Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity) pada
Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
2) Deskriptif Rasio Lancar (Current Ratio) pada Perusahaan
Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
3) Deskriptif Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa
Efek Indonesia.
Sedangkan menurut Umi Narimawati (2008: 21) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut:
analisis statistik.”
Dalam penelitian ini, metode penelitian verifikatif digunakan untuk
mengukur besarnya pengaruh Tingkat pengembalian modal (ROE) dan Rasio
lancar (CR) terhadap Harga Saham di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar
di bursa efek Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.
Dengan menggunakan metode penelitian, maka akan diketahui hubungan
yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
3.2.1 Desain Penelitian
Penelitian yang baik harus didahului oleh perencanaan penelitian agar
penelitian berjalan dengan lancar. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh M.
Iqbal (2004:24) :
”Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna
mengumpulkan, mengukur dan melakukan analisis data sehingga dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.
Menurut Jonathan Sarwono (2006: 27) bahwa :
“Desain penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana seorang
peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu
penelitian yang sedang dilakukan. Dalam ilmu-ilmu sosial penelitian
Adapun langkah-langkah desain penelitian yang ditempuh oleh penulis
41
penjajakan, penelitian penjelasan (explanatory), dan penelitian deskriftif
verifikatif (descriftive verificative)”.
Adapun langkah-langkah desain penelitian yang ditempuh oleh penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan yang terjadi mengenai Tingkat Pengembalian
Modal (Return on Equity), Rasio Lancar (CurrentRatio) dan Harga Saham
pada perusahaan Telekomunikasi di BursaEfek Indonesia.
2. Mengumpulkan data-data mengenai Tingkat Pengembalian Modal (Return on
Equity), Rasio Lancar (Current Ratio) dan Harga Saham pada perusahaan
Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
3. Melakukan studi literatur untuk memperoleh referensi teori-teori mengenai
Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity), Rasio Lancar (Current
Ratio) dan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek
Indonesia.
4. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.
5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel-variabel dan membuat definisi
operasional dari masing-masing variabel.
6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk
menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran
hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan media komputer.
8. Menyusun laporan hasil penelitian.
Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan seperti dibawah ini::
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan:
X1 = Tingkat Pengembalian Modal
X2 = Rasio Lancar
Y = Harga Saham
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Umi Narimawati (2007 : 61) Operasionalisasi Variabel adalah:
“Proses penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel, dimensi,
indikator sub variable, dan pengukuran.Adapun syarat penguraian
operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing
variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu
Tingkat Pengembalian Modal (X1)
Rasio Lancar(X2)
43
dilakukan analisis faktor”.
Menurut Sugiyono (2006 : 31) Variabel penelitian adalah :
“Suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Untuk menguji hipotesis yang peneliti ajukan terdapat dua variabel yang
digunakan yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable (X)
Pengertian variabel independent menurut Sugiyono (2010: 39) yaitu:
“Variabel independent merupakan variabel yang sering disebut sebagai
variabel stimulasi, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependent.”
2. Variabel Terikat (Dependen Variable(Y))
Pengertian varibel dependent menurut Sugiyono (2010: 33) yaitu:
“Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio, berikut
Menurut Moh. Nazir (2003: 132) adalah sebagai berikut:
“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur.”
Dalam skala rasio ini, angka nol memiliki makna sehingga angka noldalam skala
ini diperlukan sebagai dasar dalam penghitungan dan pengukuranterhadap objek
yang diteliti.
45
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep/ Indikator Ukuran Skala Sumber
Variabel
Return on equity Return on Equity
merupakan suatu Laba Bersihsetelah % Rasio •Laporan
pengukuran dari Pajak Keuangan
adalah untuk Aktiva Lancar % Rasio •Laporan
menghitung Hutang Lancar Keuangan
X2) lancar yang Syamsuddin (2009: 43)
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1. Sumber data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data yang
bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukan
nilai terhadap variabel yang diwakilinya. Data kuantitatif digunakan untuk
mengevaluasi peristiwa dari balik data tersebut. Jenis data yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari
mempelajari literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari
perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diangkat dalam
penelitian.
Menurut Sugiyono (2010: 137), sumber data sekunder adalah sebagaiberikut:
“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”
Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah
data sekunder, dimana datanya sudah tersedia dan tidak perlu diubah lagi.
Data-data ini merupakan data yang berhubungan secara langsung dengan
penelitian yang dilaksanakan dan bersumber dari laporan keuangan
47
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data
1. Populasi
Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian diatas yang menjadi sasaran populasi dalam
penelitian ini adalah sumber data keuangan tahunan pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006
sampai 2014 (Oktober) sebanyak 5 perusahaan.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013;118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas sampel dari penelitian ini adalah:
a. Data yang diambil merupakan data laporan keuantan tahunan yang
diambil dari 5 perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
b. Data yang diambil yaitu 6 tahun dari tahun 2008 sampai 2013.
c. Jumlah sampel yang diambil 30data cukup untuk melakukan penelitian
tersebut.
Kesimpulannya, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 5
keuangan selama 6 tahun ( data time series). Total keseluruhan data yang
dijadikan sampel adalah 30 buah data (pool data)
3. Teknik Sampling
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang
banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat.
Pengertian teknik sampling menurut Sugiyono (2009: 81) merupakan
teknik pengambilan sampel.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik
purposive sampling. MenurutUmi Narimawati (2008:79)bahwa :
" Purposive sampling merupakan jenis sampling yang diterima untuk
situasi-situasi khusus”.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah :
1. Perusahaan Telekomunikasi yang memberikan pengembalian investasi
kepada pemegang saham pada periode awal pengamatan.
2. Perusahaan Telekomunikasi yang sudah go public pada awal periode
pengamatan dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.
3. Data yang diambil merupakan laporan keuangan hasil audit dan di
publikasikan.
4. Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Perusahaan Telekomunikasi yang memiliki data lengkap mengenai
49
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa
cara yaitu:
1. Teknik studi kepustakaan (library research) dimana penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Kepustakaan ini juga
dimaksudkan sebagai landasan bagi analisis dan rumusan teori atau
informasi yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan, sehingga
penelitian ini mempunyai landasan teori yang kuat.Studi literatur tersebut
di dapat dari berbagai sumber antara lain yaitu, sebagai berikut:
a. Skripsi dan Tesis di berbagai tempat.
b. Berbagai jurnal- jurnal.
c. Media internet seperti website-website terkait dengan objek
penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti mengakses websiteIndonesia Stock
Exchange (IDX) melalui internet dengan alamathttp://www.idx.co.id.
2. Observasi Non Sistematis , yaitu penelitian dilakukan secara tidak
langsung ke perusahaan tetapi melalui pencarian secara online (Browsing)
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.2.5.1 Rancangan Analisis
a. Analisis Deskriptif dengan Pendekatan Kualitatif
Penulis dalam menyusun usulan penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana data tersebut diperoleh dan
dianalisa dengan dasar teori yang ada sekarang sehingga dapat memberikan suatu
gambaran yang cukup jelas. Selanjutnya diteliti lalu diambil suatu kesimpulan
dari hasil analisis tersebut dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga
dapat diketahui seberapa erat hubungan antara variable X1,X2 dan Y.
1) Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 29) sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas”.
Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 1, 2, dan
3, yaitu mengetahui Tingkat pengembalian modal (ROE), Rasio lancar (CR) dan
Harga Saham (Closing Price) pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, yaitu dengan cara membandingkan selisih perkembangan
tahun dasar dengan perkembangan tahun berikutnya dibandingkan dengan
perkembangan tahun dasar kemudian dikalikan 100%, lalu diuraikan ke dalam
51
Keterangan :
P0 = Perkembangan tahun berikutnya
P1 = Perkembangan dasar
a) Tingkat Pengembalian Modal (ROE)
Menurut Syamsuddin (2009: 59) Tingkat Pengembalian
Modalmerupakan suatupengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Rumus:
Perkembangan =
x 100%
b) Rasio Lancar(CR)
Menurut Horne (2005: 206) Rasio lancar adalah untuk
menghitungkemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar yang tersedia.
Rumus:
c) Harga Saham (Closing Price)
Menurut Anoraga dan Pakarti (2003: 58) Harga pasar
merupakanharga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika
pasar sudah ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).
Rumus:
Harga Pasar saham yang terjadi pada saat akhir bursa / Closing Price
2) Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan
untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent
(Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu
hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Untuk penelitian ini penulis akan mengambil data laporan keuangan.
53
Sedangkan data yang telah berhasil dikumpulkan diolah dan dianalisa dengan
menggunakan alat analisis sebagai berikut:
1. Analisis Jalur (Path Analysis)
Bambang Riyanto (2012:297)menyatakan bahwa: “analisis jalur
digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel
yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan
interaktif/reciprocal).”
Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:259)
mengemukakan bahwa:
Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita
yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat.Tujuanya
adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat
variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang
merupakan variabel akibat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa path analysis merupakan
metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung
antara variabel eksogen dengan variabel endogen. Peneliti menggunakan analisis
jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh
Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio Lancar terhadap Harga Saham.