• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Dalam Memilih Bank Syariah Sebagai Sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR): Survei di Kecamatan Medan Tuntungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Dalam Memilih Bank Syariah Sebagai Sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR): Survei di Kecamatan Medan Tuntungan"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT DALAM MEMILIH BANK SYARIAH SEBAGAI SUMBER

KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

(SURVEI DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN) OLEH

M. Affandi Susanto 120523033

PROGRAM STUDI STRATA-1 EKONOMI PEMBANGUNAN EKSTENSI DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Dalam Memilih Bank Syariah Sebagai Sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR): Survei di Kecamatan Medan Tuntungan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2015 Penulis

(3)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan survei yang dilakukan di Kecamatan Medan Tuntungan. Adapun faktor-faktor yang dimaksud ialah variabel bebas yaitu margin keuntungan bank, pelayanan dan promosi terhadap variabel terikat yaitu minat masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer yang di ukur dengan skala likert. Cara pegumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner, selanjutnya data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan instrumen statistik berupa Uji Regresi linier berganda, Uji Goodness of Fit, Uji Penyimpangan asumsi klasik dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa margin keuntungan bank mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan sedangkan pelayanan dan promosi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelayanan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi minat masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR), selanjutnya diikuti dengan promosi dan margin keuntungan bank sebagai faktor yang juga mempengaruhi minat masyarakat.

(4)

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the factors that affect the interest of community in choosing Islamic banks as a source of mortgage (KPR) to the survey conducted in the district of Medan Tuntungan. The factors which mean that the independent variable that bank profit margins, service and promotion of the dependent variable is the interest of community in the district of Medan Tuntungan in choosing Islamic banks as a source of mortgage (KPR).

This research was conducted by quantitative descriptive method using primary data measured with Likert scale. Data collection is done by direct interview using a questionnaire, then the data collected was processed and analyzed with statistical instruments in the form of multiple linear regression test, Goodness of Fit Test, classic assumption deviation test by using SPSS 17.0.

These results indicate that the bank profit margins have a significant and negative impact, while services and promotion have a positive and significant impact on the interest of community in the district of Medan Tuntungan in choosing Islamic banks as a source of mortgage (KPR), and also indicate that service is the most dominant factor that significantly affects the community interest in the district of Medan Tuntungan in choosing Islamic banks as sources of mortgage (KPR), followed by promotion and profit margins of banks as factors that also affect the community interest.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan ridho-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Dalam Memilih Bank Syariah Sebagai Sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR): Survei di Kecamatan Medan Tuntungan”.

Adapun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. Skripsi ini teristimewa dipersembahkan kepada kedua orang tua terkasih,Ayahanda Alm. Bejo Susanto dan Ibunda Suriawati S.Pd, untuk kasih sayang melimpah yang diberikan bagi penulis.

Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. DR. Azhar Maksum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang selama ini bersedia meluangkan waktu dan telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dari awal hingga selesainya skripsi ini.

7. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

8. Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritonga, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(6)

11.Masyarakat Kecamatan Medan Tuntungan yang telah membantu memberi informasi dan masukan kepada penulis.

12.Orang tua dan saudara-saudaraku yang terkasih, untuk doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

13.Rekan saya Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan yang memberikan dukungan, semangat dan kebersamaan selama di bangku kuliah sampai menyelesaikan perkuliahan.

14.Sahabat saya yang telah memerikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

15.Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, namun tidak dituliskan pada lembaran ini, penulis mohon maaf dan tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan,Mei 2015 Penulis,

(7)
(8)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ... 9

3.1 Jumlah Sampel ... 48

4.1 Umur Responden ... 59

4.2 Pendidikan Responden ... 60

4.3 Pekerjaan Responden ... 61

4.4 Pendapatan Responden ... 62

4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kuesioner Margin Keuntungan Bank (X1) ... 64

4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kuesioner Pelayanan (X2) ... 65

4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kuesioner Promosi (X3) ... 66

4.8 Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

4.9 Koefisien Determinasi (R2) ... 69

4.10 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 70

4.11 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F Statistik) ... 72

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Skema Proses Transaksi Murabahah ... 22

2.2 Kerangka Konseptual ... 44

4.1 Diagram Umur Responden ... 60

4.2 Diagram Tingkat Pendidikan Responden ... 61

4.3 Diagram Pekerjaan Responden ... 62

4.4 Diagram Pendapatan Responden... 63

4.5 Pengujian Normalitas Histogram ... 73

4.6 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 74

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(12)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan survei yang dilakukan di Kecamatan Medan Tuntungan. Adapun faktor-faktor yang dimaksud ialah variabel bebas yaitu margin keuntungan bank, pelayanan dan promosi terhadap variabel terikat yaitu minat masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer yang di ukur dengan skala likert. Cara pegumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner, selanjutnya data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan instrumen statistik berupa Uji Regresi linier berganda, Uji Goodness of Fit, Uji Penyimpangan asumsi klasik dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa margin keuntungan bank mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan sedangkan pelayanan dan promosi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelayanan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi minat masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR), selanjutnya diikuti dengan promosi dan margin keuntungan bank sebagai faktor yang juga mempengaruhi minat masyarakat.

(13)

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the factors that affect the interest of community in choosing Islamic banks as a source of mortgage (KPR) to the survey conducted in the district of Medan Tuntungan. The factors which mean that the independent variable that bank profit margins, service and promotion of the dependent variable is the interest of community in the district of Medan Tuntungan in choosing Islamic banks as a source of mortgage (KPR).

This research was conducted by quantitative descriptive method using primary data measured with Likert scale. Data collection is done by direct interview using a questionnaire, then the data collected was processed and analyzed with statistical instruments in the form of multiple linear regression test, Goodness of Fit Test, classic assumption deviation test by using SPSS 17.0.

These results indicate that the bank profit margins have a significant and negative impact, while services and promotion have a positive and significant impact on the interest of community in the district of Medan Tuntungan in choosing Islamic banks as a source of mortgage (KPR), and also indicate that service is the most dominant factor that significantly affects the community interest in the district of Medan Tuntungan in choosing Islamic banks as sources of mortgage (KPR), followed by promotion and profit margins of banks as factors that also affect the community interest.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis properti atau perumahan berpeluang untuk dapat terus berkembang karena kebutuhan akan perumahan saat ini semakin menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting untuk setiap manusia dan permintaannya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan perubahan angka pertumbuhan penduduk. Disamping itu, terbukanya pemahaman dan ketertarikan para pemilik modal untuk menanamkan uangnya di bisnis ini ketimbang hanya sekedar menanamkan uangnya dalam bentuk deposito di bank semakin memicu gairah bisnis properti atau perumahan untuk semakin berkembang.

(15)

Namun masih banyak masyarakat yang memililiki persepsi bahwa mengajukan kredit di bank konvensional akan membebani mereka dengan bunga yang cukup tinggi dan cenderung fluktuatif, sehingga membuat masyarakat mulai mencari alternatif dan pilihan lain sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Ditambah dengan komposisi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam dan menghindari sistem bunga dari bank konvensional yang dikategorikan sebagai jenis riba. Hal-hal ini yang kemudian telah membuat beberapa bank memulai untuk mengenalkan KPR Syariah yang bertujuan untuk menjadi produk andalan baru sekaligus solusi yang akan membuat masyarakat tidak terlalu merasa dibebani oleh biaya bunga KPR yang cukup tinggi dan cenderung fluktuatif serta khawatir akan permasalahan religius.

(16)

Hal inilah yang menjadi fokus penulis untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat berminat dan menetapkan keputusannya untuk memilih jasa KPR di perbankan syariah. Maka berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul penelitian :

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Dalam Memilih Bank Syariah Sebagai Sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR) : Survei di Kecamatan Medan Tuntungan”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini antara lain :

1. Apakah margin keuntungan bank mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih Bank Syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR)?

2. Apakah pelayanan mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih Bank Syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR)?

3. Apakah promosi mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih Bank Syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR)?

1.3 Tujuan Penelitian

(17)

1. Untuk mengetahui pengaruh margin keuntungan bank terhadap minat masyarakat dalam memilih Bank Syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 2. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap minat masyarakat dalam

memilih Bank Syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

3. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap minat masyarakat dalam memilih Bank Syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagai bahan studi dan referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis.

2. Sebagai penambah wawasan bagi masyarakat terkait KPR syariah.

3. Sebagai penambah informasi untuk pelaku bisnis properti atau perumahan dan pihak perbankan syariah terkait minat masyarakat terhadap KPR Syariah.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank Umum

Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Umum:

 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito

berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

 Memberikan kredit.

 Menerbitkan surat pengakuan utang.

 Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan

dan atas perintah nasabahnya.

 Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan

(19)

 Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada

bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

 Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan antar pihak ketiga.

 Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

 Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu

kontrak.

 Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk

surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

 Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.  Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip

Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

 Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (OJK, 2014).

2.2 Pengertian Bank Syariah

(20)

bank syariah berarti bank yang tata cara operasinya dilandaskan pada tata cara bermuamalah secara Islami , yaitu yang mengacu pada Al-Quran dan hadist. Mudrajad Kuncoro (2002) mendefinisikan bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yaitu mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Quran dan Hadits. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadits, maka bank syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur-unsur riba dan bertentangan dengan syariat Islam.

(21)

2.3 Tujuan, Fungsi dan Peran Bank Syariah

Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan dan perbankan berlandaskan syariah adalah sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah (Antonio Syafi’i, 2001) .

Berdasarkan filosofis serta tujuan bank Islam maka dirumuskan fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntasi yang dikeluarkan oleh AAOIFFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution). Fungsi dan peran tersebut yaitu:

a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah

b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya institusi perbankan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

d. Pelaksana kegiatan sosial, sebagai suatu ciri yang melekat pada entitas keuangan Islam, bank syariah juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

(22)

investasi merupakan hubungan kemitraan, tidak seperti hubungan pada bank konvensional yang bersifat debitur-kreditur.

2.4 Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Ada beberapa perbedaan mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional. Perbedaan ini meliputi aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja (Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, 2010).

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Parameter Bank Syariah Bank Konvensional

Landasan hokum UU Perbankan dan Landasan

Syariah UU Perbankan

Return Bagi hasil, margin

pendapatan sewa, komisi/fee Bunga, komisi/fee Hubungan dengan

nasabah Kemitraan, Investor-investor, investor-pengusaha Debitur-kreditur Fungsi dan

kegiatan Bank Intermediasi, manager investasi, investor, sosial, jasa keuangan

Intermediasi, jasa keuangan

Prinsip dasar

operasi Anti riba dan anti (spekulasi) maysir Tidak anti riba dan maysir

Prioritas

pelayanan 1. Tidakbebas nilai (prinsip syariah Islam) 2. Uang sebagai alat tukar

dan bukan komoditi 3. Bagi hasil, jual beli, sewa

1. Bebas nilai (prinsip materialis)

2. Uang sebagai komoditi 3. Bunga

Orientasi Kepentingan publik Kepentingan pribadi Bentuk usaha Tujuan sosial-ekonomi Islam,

keuntungan Keuntungan

Evaluasi nasabah Bank komersial, bank pembangunan, bank

universal, atau multi purpose

(23)

Hubungan nasabah Lebih hati-hati karena

partisipasi dalam risiko Kepastian pengembalian pokok dan bunga Sumber likuiditas

jangka pendek Erat sebagai mitra usaha Terbatas debitur-kreditur Pinjaman yang

diberikan Terbatas Pasar uang, bank sentral Prinsip usaha Komersial dan nonkomersial,

berorentasi laba dan nirlaba Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba Pengelolaan dana Pasiva ke Aktiva Aktiva ke Pasiva Lembaga

penyelesaian sengketa

Pengadilan, Badan Arbitrase

Syariah Nasional Pengadilan, Arbitrase Risiko Investasi 1. Dihadapi bersama antara

bank dan nasabah dengan

pembiayaan/Kredit Memungkinkan bank ikut dalam manajemen nasabah Terbatas pada administrasi Struktur

pembiayaan Bankable, Halal Bankableharam , Halal atau Sumber : Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, 2010

2.5Jenis Akad dan Produk Bank Syariah

(24)

1. Rukun : Penjual, Pembeli, Barang, Harga, Akad/ Ijab Kabul.

2. Syarat : misalnya, barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang. Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/19/2007 disebutkan bahwa pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana dan pelayanan jasa, dilakukan sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan penghimpunan danadengan mempergunakan antara lain Akad

Wadi’ah dan Mudharabah;

2. Dalam kegiatan peyaluran dana berupa Pembiayaan dengan mempergunakan antara lain Akad Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna’, Ijarah,

Ijarah Muntahiya Bittamlik dan Qardh; dan

3. Dalam kegiatan pelayanan jasa dengan mempergunakan antara lain Akad Kafalah,

Hawalah, dan Sharf.

2.6Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 2.6.1Pengertian Kredit

(25)

Berdasarkan Pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dijelaskan tentang kewajiban adanya pedoman perkreditan pada setiap bank yang selengkapnya berbunyi :

Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak

merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya pada

bank.”

(26)

2.6.2 Unsur-Unsur Kredit

Menurut Simorangkir (1991:101), kredit memiliki empat unsur yaitu : a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari kreditur bahwa prestasi yang diberikan baik

dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Waktu, yaitu masa yang memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

c. Degree of risk, yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari.

d. Prestasi, atau obyek kredit itu tidak saja diberikan pemberian dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa. Namun karena kehidupan ekonomi yang semakin modern transaksi kredit sering kali hanya berupa uang.

2.6.3 Prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:250) terdapat 5 prinsip pemberian kredit atau biasa yang dikenal dengan prinsip “5C”, yaitu :

a. Character (analisis watak)

(27)

b. Capacity (analisis kemampuan)

Bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan mengembalikan kredit dari usaha yang dibiayai (the first way out), mencakup aspek manajemen (kemampuan mengelola perusahaan), aspek produksi (kemampuan berproduksi secara berkesinambungan), aspek pemasaran (kemampuan memasarkan hasil produksi), aspek personalia (kemampuan tenaga kerja dalam mendukung aktifitas perusahaan), aspek finansial (kemampuan menghasilakan laba).

c. Capital (analisis modal)

Bertujuan untuk mengukur kemampuan pemohon dalam menyediakan modal sendiri (own share), yang mencakup besar dan komposisi modal, perkembangan laba usaha selama tiga periode sebelumnya, angka rasio perbandingan antara hutang dan modal sendiri (Debt Equity Ratio).

d. Condition (analisis kondisi/prospek usaha)

Dengan tujuan untuk mengetahui prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai, yang meliputi siklus bisnis mulai dari bahan baku (pemasok), pengolahan, dan pemasaran (pembeli).

e. Collateral (analisis agunan atau jaminan)

(28)

2.6.4 Fungsi dan Tujuan Kredit

Menurut Simorangkir (1991:102) tujuan perbankan memberikan kredit adalah untuk mengemban tugas sebagai agent of development antara lain :

a. Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan.

b. Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.

Sedangkan fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan menurut Simorangkir (1991:103) adalah sebagai berikut :

a. Kredit pada hakikatnya untuk meningkatkan daya guna uang. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang

c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.

2.6.5 Jenis-Jenis Kredit

(29)

1. Kredit dari sudut tujuannya.

a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif.

b. Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannyaproses produksi.

c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual lagi.

2. Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya.

a. Kredit jangka pendek (short term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.

b. Kredit jangka menengah (medium term loan), yaitu kredit yang berjangka 1 sampai 3 tahun.

c. Kredit jangka panjang (long term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.

3. Kredit dilihat dari sudut jaminannya.

a. Kredit tanpa jaminan (unsecured loan), yaitu kredit pinjaman yang dilakukan tanpa adanya agunan.

(30)

4. Kredit dilihat dari sudut penggunaannya.

a. Kredit Eksploitasi yaitu kredit yang berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. Kredit ini sering disebut dengan kredit modal kerja/kredit produk karena bantuan modal kerja digunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas.

b. Kredit Investasi yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.

2.6.6 Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Menurut Bank Indonesia, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah satu jenis pinjaman khusus (produk perbankan khusus) bagi nasabah untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah atau renovasi rumah (Hardjono, 2008).

(31)

khusus berbeda-beda sehingga dalam pengelompokkan produk yang ingin ditawarkan pun berbeda-beda. Pada perbankan konvensional transaksi pembiayaan KPR dilakukan dengan perjanian hutang piutang sehingga dibebankan bunga bagi nasabah pada setiap kali pembayaran angsuran atau cicilan. Kemudian perbankan islam mengadopsi konsep kredit rumah ini kedalam jenis produk pembiayaan atau pendanaan dengan prinsip atau akad perbankan syariah . Produk pembiayaan atau pendanaan ini selanjutnya dikenal sebagai kredit pemilikan rumah syariah.

2.6.7 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah

Menurut Deputi gubernur Bank Indonesia, Maulana Ibrahim, prinsip yang digunakan untuk KPR syariah adalah Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan juga Musyarakah Mutanaqisah. Namun secara umum dalam prakteknya akad

murabahah (jual beli) menjadi akad yang sering paling digunakan dalam pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

(32)

Dalam praktek Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di perbankan syariah,

murabahah merupakan akad jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dengan sistem murabahah yang diterapkan dalam pembiayaan KPR ini berarti pihak Bank Syari’ah harus memberitahukan harga perolehan atau harga asal rumah yang dibeli dari developer kepada nasabah KPR Syari’ah dan menentukan suatu tingkat keuntungan (profit margin) sebagai tambahan (Syafi’i, 2001).

Pembiayaan murabahah yang terdapat pada perbankan syariah mempunyai beberapa syarat, antara lain:

a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.

b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. c. Kontrak harus bebas dari riba.

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

(33)

a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual.

c. Membatalkan kontrak.

Sedangkan ketentuan umum murabahah dalam perbankan syariah dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.59, Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah.

Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli bank (sebagai penjual) dalam murabahah

pesanan mengikat mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank) akan mengurangi nilai akad.

Selain itu dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga untuk cara pembayaran yang berbeda. Bank dapat memberikan potongan apabila nasabah mempercepat pembayaran cicilan; atau melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo. Harga yang disepakati dalam

(34)

nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.

Bank juga dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang

murabahah, antara lain dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank. Bank dapat meminta kepada nasabah urbun sebagai uang muka pembelian pada saat akad apabila kedua belah pihak bersepakat. Urbun menjadi bagian pelunasan piutang murabahah apabila murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila

murabahah batal, urbun dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu lebih kecil dari kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan dari nasabah.

Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, bank berhak mengenakan denda kecuali jika dapat dibuktikan bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda diterapkan bagi nasabah mampu yang menunda pembayaran. Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial (qardhul hasan).

(35)

Gambar 2.1

Skema Proses Transaksi Murabahah

Keterangan (Sjahdeini,2010):

Tahap 1. Pembuatan akad jual beli barang antara bank dan nasabah yang sekaligus merupakan pemesanan barang oleh nasabah kepada bank.

Tahap 2. Pembuatan akad jual beli yang diikuti pelaksanaan pembayaran harga barang oleh bank.

Tahap 3. Penjualan dan penyerahan hak kepemilikan barang oleh developer

kepada bank.

Tahap 4. Penjualan barang dengan markup/margin& penyerahan hak kepemilikan oleh bank kepada nasabah.

Tahap 5. Pengiriman barang secara fisik oleh developer kepada nasabah. Tahap 6. Pelunasan harga barang oleh nasabah kepada bank secara cicilan

atau secara sekaligus pada akhir waktu pelunasan.

BANK

DEVELOPER

NASABAH

2 3

5 1

(36)

2.6.8 Perbedaan KPR Konvensional dengan KPR Syariah

Perbedaan pokok antara KPR konvensional dengan syariah terletak pada perjanjian atau akadnya. Pada bank konvensional perjanjian atau akad yang digunakan adalah pinjam meminjam dengan bunga sebagai variabelnya. Di dalam transaksi ini menggunakan sistem bunga yang fluktuatif dan meningkat seiring lamanya pelunasan hutang tersebut. Sedangkan pada bank syariah perjanjian atau akad yang digunakan adalah jual-beli dimana Status Bank Syari’ah dalam pembiayaan KPR adalah sebagai pedagang, karena Bank membeli langsung dari pihak developer secara penuh. Setelah rumah tersebut dibeli oleh Bank Syari’ah, secara otomatis rumah tersebut menjadi milik Bank secara penuh. Kemudian nasabah membelinya dari Bank dengan pembayaran secara angsuran atau cicilan. KPR syariah tidak mengenal bunga namun memakai harga penjualan rumah ditambah dengan keuntungan (margin profit) yang disepakati berkisar 10% - 20% (Karim, 2007) . Dalam memperhitungkan besarnya margin profit maupun bagi hasil, ada beberapa variabel yang diperhitungkan oleh pihak bank syariah. Variabel-variabel tersebut antara lain adalah biaya tenaga kerja dan operasional, biaya bagi hasil untuk nasabah penabung, deviden, dan lain-lain. Sehingga dalam transaksi ini, margin profit yang dibayarkan bersifat flat atau tetap hingga berakhir masa atau rentang waktu angsuran.

(37)

Sedangkan perumusan umum yang digunakan untuk menghitung angsuran per bulan pada KPR syariah dengan akad murabahah adalah :

2.7 Minat dan Teori Permintaan 2.7.1 Minat

Secara etimologi pengertian minat adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu keinginan (Poerwadarminta, 1982) . Sedangkan menurut istilah ialah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Mappiare,1997). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan. Minat merupakan bentuk kesukaan terhadap sesuatu melebihi sesuatu yang lainnya sehingga ini berarti

Bunga = Jumlah Pinjaman × Tingkat Suku Bunga × Periode pinjaman (Tahun)

Total pinjaman = Jumlah Pinjaman + Bunga

Angsuran per bulan = Total Pinjaman ÷ ( Periode pinjaman × 12 bulan )

Harga dibiayai bank = Harga Rumah – Uang Muka

(38)

minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai ataupun menentukan pilihan dalam hidupnya (Ginting, 2005).

Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis, sedang perasaan yang bersifat halus/tajam lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi sebagai pengingat fikiran dan perasaan itu dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa diatur dengan sebaik-baiknya (Sukanto, 1985). Ada 3 tahapan minat yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk menjadi nasabah antara lain (nafis, 2011) :

1. Informasi yang jelas sebelum menjadi nasabah 2. Pertimbangan yang matang sebelum menjadi nasabah 3. Keputusan menjadi nasabah

Menurut Crow and Crow dalam bukunya Abdul Rahman Saleh berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:

a. Dorongan dari dalam diri individu.

b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

(39)

Selanjutnya dalam Durianto (2003), minat konsumen dalam membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu sesuai dengan banyaknya unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat membeli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek dan kriteria tertentu. Minat membeli konsumen dapat dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran (Kotler, 2000). Rangsangan pemasaran tersebut terdiri dari :

1. Produk, yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh konsumen baik kualitas maupun kuantitas

2. Harga, yaitu seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam memperoleh manfaat produk yang diinginkan.

3. Distribusi, yaitu bagaimana pendistribusian barang sehingga produk dapat sampai kepada konsumen dengan mudah.

4. Promosi, yaitu pasar-pasar yang dikomunikasikan sehingga keunggulan produk dapat disampaikan kepada konsumen.

Menurut Setiadi (2003), minat membeli konsumen selanjutnya akan diikuti dengan pengambilan keputusan untuk membeli yang secara spesifik urutannya terdiri dari :

(40)

2. Pencarian informasi, yaitu proses melakukan pecarian informasi sebanyak mungkin yang dibutuhkan yang berhubungan dengan kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan. Tingkatan pencarian ini dibagi menjadi dua tingkat. Tingkat pertama adanya perhatian yang meningkat dan yang kedua adalah pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari dari segala sumber.

3. Penilaian alternatif yaitu konsumen memproses informasi tentang pilihan mereka untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut dari produk atau jasa. 4. Keputusan membeli yaitu pada tahap ini konsumen menyusun

merekmerek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian dan akan menjatuhkan pilihan dengan apa yang ia sukai.

5. Prilaku setelah pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu akan mengalami tingkat kepuasan dan atau ketidakpuasan sama sekali.

(41)

2.7.2 Teori Permintaan

Menurut Sukirno (2005) permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu. Fungsi permintaan seorang konsumen akan suatu barang dapat dirumuskan sebagai :

Dx = f ( Y, Py, T, u )

Dimana :

Dx = Jumlah barang yang diminta Y = Pendapatan Konsumen Py = Harga Barang Lain T = Selera

u = Faktor-faktor Lainnya

Persamaan tersebut berarti jumlah barang X yang diminta dipengaruhi oleh harga barang X, pendapatan konsumen, harga barang lain, selera dan faktor-faktor lainnya. Dimana DX adalah jumlah barang X yang diminta konsumen, Y adalah pendapatan konsumen, Py adalah harga barang selain X, T adalah selera konsumen dan U adalah Faktor-faktor lainnya. Dalam kenyataannya permintaan menggantikan barang yang mengalami kenaikan harga. Dalam jangka waktu lebih lama konsumen akan mencari barang alternatif untuk akan suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri namun juga oleh faktor-faktor lain.

(42)

permintaan akan rumah sebagai sarana tempat tinggal jarang mengakami penurunan seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Permintaan pasar merupakan jumlah total suatu barang yang ingin dibeli oleh setiap konsumen pada setiap tingkat harga, atau dengan kata lain merupakan penjumlahan permintaan individual. Permintaan individual adalah jumlah suatu barang yang dibeli oleh konsumen pada setiap tingkat harga. Permintaan Pasar = f ( Px,Ii )

= f ( Px, Ia)+Fb ( Px,Ib )

= a fi ( Px,Ii )

Dimana PX adalah harga barang X, Ia adalah pendapatan konsumen A,

Ib adalah pendapatan konsumen B. Dengan adanya persamaan diatas, maka

kita dapat melihat bahwa harga properti akan cenderung mengalami kenaikan dikarenakan pendapatan masyarakat semakin berkembang dan juga kebutuhan akan tempat tinggal juga akan bertambah. Hal inilah yang dapat membentuk harga suatu properti dikarenakan semakin banyak permintaan pasar, maka permintaan-permintaan ini akan membentuk suatu tingkat harga tertentu sesuai dengan permintaan pasarnya.

Menurut Sukirno (2005), ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa suatu permintaan konsumen terhadap suatu barang berubah :

(43)

b. Salah satu atau lebih faktor-faktor lain berubah (tidak ada lagi ceteris paribus).

Perubahan ini menyebabkan terjadi pergeseran seluruh kurva permintaan. Kenaikan permintaan akan menyebabkan kurva permintaan bergerak naik ke kanan. Sebaliknya jika permintaan turun makan kurva permintaan akan bergeser turun ke kiri. Adapun faktor-faktor pembentuk keadaan ceteris paribus adalah :

a. Pendapatan

Bila pendapatan konsumen naik maka permintaan akan naik dan sebaliknya. Namun untuk kasus barang inferior peningkatan pendapatan justru akan mengurangi permintaan suatu barang.

b. Jumlah konsumen di pasar

Peningkatan konsumen akan meningkatkan permintaan suatu barang di pasar.

c. Selera atau preferensi konsumen

Bila selera konsumen terhadap suatu barang naik, maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan, yang berarti di setiap tingkat harga konsumen akan menambah konsumsinya.

(44)

keadaan lain. Secara teori ekonomi dikenal istilah elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) sebagai suatu konsep yang menghubungkan perubahan kuantitas pembelian/ permintaan optimal atas suatu komoditi dengan perubahan harga relatifnya

Menurut Sukirno (2005:102) pengukuran elastisitas permintaan sangat bermanfaat bagi pihak swasta dan pemerintah. Bagi pihak swasta pengukuran elastisitas permintaan dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun kebijakan perekonomian yang akan dilaksanakannya seperti misalnya kebjakan impor komoditi yang akan mempengaruhi harga yang ditanggung rakyatnya. Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam ukuran koefisien elastisitas permintaan. Koefisien permintaan merupakan ukuran perbandingan persentase perubahan harga atas barang tersebut (Sukirno, 2005:104). Koefisien elastisitas permintaan dapat di rumuskan sebagai berikut.:

a. Elastis, Barang dikatakan elastis sempurna bila kurva permintaan mempunyai koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini terjadi bila jumlah barang yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga barang tersebut.

(45)

c. Tidak elastic, Barang dikatakan tidak elastis bila persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga sehingga koefisien elastisitas permintaannya antara nol dan satu.

Menurut Sukirno (2005: 111) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan suatu barang, yaitu:

a. Tingkat kemampuan barang – barang lain untuk menggantikan barang yang bersangkutan. Apabila suatu barang mempunyai banyak barang pengganti (barang substitusi), permintaan atas barang tersebut cenderung akan bersifat elastis. Perubahan harga yang kecil akan beralih ke barang lain sebagai penggantiannya. Untuk barang yang tidak memiliki barang pengganti, permintaan atas barang tersebut barang yang tidak memiliki barang pengganti, permintaan atas barang tersebut bersifat tidak elastis. Karena konsumen sukar memperoleh barang pengganti apabila harga barang tersebut naik permintaan tidak banyak berkurang.

(46)

c. Jangka waktu pengamatan atas permintaan, semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, permintaan atas barang tersebut semakin elastis. Jangka waktu yang singkat permintaan tidak bersifat elastis karena perubahan pasar belum diketahui oleh konsumen.

2.8 Margin Keuntungan Bank

Bank syariah menerapkan margin keuntungan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount), maupun waktu (timing), seperti pembiayaan murabahah, ijarah, salam dan istishna’.

(47)

Dengan demikian ALCO mempunyai akses kepada liabilitas dan strategi pricing atas pinjaman, membangun praktek penguasaan dana-dana dan pilihan untuk pengalokasian pinjaman, memantau spread, distribusiasset/ liabilitas, jangka waktu, bagaimana dealing dengan secondary reserve untuk kegiatan Pasar Uang, me-review variasi anggaran, dan yang paling penting adalah menyusun action plan berdasarkan sebab-sebab terjadinya variasi. Secara umum, tanggung jawab ALCO adalah mengelola posisi dan alokasi dana-dana bank agar tersedia likuiditas yang cukup, memaksimalkan profitabilitas dan meminimalkan resiko.

Penetapan margin keuntungan pembiayaan berdasarkan rekomendasi, usul dan saran dari Tim ALCO Bank Syari’ah, dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:

a. Direct Competitor’s Market Rate (DCMR)

Yang dimaksudkan dengan Direct Competitor’s Market Rate (DCMR) adalah tingkat margin keuntungan rata-rata perbankan syari’ah, atau tingkat margin keuntungan rata-rata beberapa bank syari’ah yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kelompok competitor langsung, atau tingkat margin keuntungan bank syari’ah tertentu yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai Competitor langsung terdekat.

b. Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR)

(48)

kelompok competitor tidak langsung, atau tingkat rata-rata suku bunga bank konvensional tertentu yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai competitor tidak langsung yang terdekat.

c. Expected Competitive Return for Investors (ECRI)

Yang dimaksud Expected Competitive Return for Investors (ECRI) adalah target bagi hasil competitive yang diharapkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga.

d. Acquiring Cost

Yang dimaksud Acquiring Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.

e. Overhead Cost

Yang dimaksud Overhead Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.

Selain harga profit margin merupakn bagian ysng memegang peranan penting dalam menetapkan pembiayaan murabahah pada perbankan syari’ah. Karena

murabahah merupakan akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Sehingga tingkat margin keuntungan yang ditetapkan perusahaan akan berpengaruh pada harga sebuah produk yang ditawarkan kepada nasabah.

Menurut Syafi’i Antonio (2001), ada beberapa metode penentuan profit margin yang dapat diterapkan dalam pembiayaan di bank syariah di antaranya:

(49)

Jika bank syariah hendak menerapkan metode mark-up pricing, metode ini hanya tepat jika digunakan untuk pembiayaan yang sumber dananya dari Restricted Investment Account (RIA) atau Mudharabah Muqayyadah sebab akad mudharabah muqayyadah adalah akad di mana pemilik dana menuntut adanya kepastian hasil dari modal yang diinvestasikan.

b. Penerapan Target Return Pricing untuk Pembiayaan Syariah

Bank syariah beroperasi dengan tidak menggunakan bunga. Mekanisme operasional dalam memperoleh pendapatan dapat dihasilkan berdasarkan klasifikasi akad, yaitu akad yang menghasilkan keuntungan secara pasti, disebut natural certainty contract, dan akad yang menghasilkan keuntungan yang tidak pasti, disebut natural uncertainty contract. Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural certainty contract, maka metode yang digunakan adalah

Required Profit Rate (RPR):

RPR = n.v

di mana :

n = tingkat keuntungan dalam transaksi tunai v = jumlah transaksi dalam satu periode

Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural uncertainty contract, maka metode yang digunakan adalah Expected Profit Rate (EPR)

(50)

i) Tingkat keuntungan rata-rata pada industri sejenis ii) Pertumbuhan ekonomi

iii) Dihitung dari nilai RPR yang berlaku di bank yang bersangkutan Perhitungannya:

Nisbah bank = EPR / expected return bisnis yang dibiayai*100%

Actual return bank = nisbah bank + actual return bisnis

2.9 Pelayanan

Menurut (Zeithaml, 1988) kualitas pelayanan merupakan penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan yang dirasakan konsumen atas suatu produk atau layanan secara menyeluruh. Kualitas pelayanan menurut Wyckof (dalam Tjiptono,2000) adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan atau konsumen. Dengan demikian terdapat faktor utama kualitas pelayanan, yaitu expected service dan perceived service.

(51)

adalah kiat secara konsisten dan efisien untuk memberi pelanggan apa yang diinginkan dan diharapkan pelanggan (Shelton 1977 dalam Harun 2006).

Service quality merupakan instrumen yang digunakan oleh pelanggan untuk menilai baik atau tidaknya sebuah pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Parasuraman, et.al (1988), mengidentifikasikan 5 (lima) dimensi pokok tentang kualitas pelayanan. Dimensi pokok tersebut adalah :

1. Bukti Fisik (Tangible)

Berfokus pada elemen-elemen fisik, meliputi: fasilitas fisik, sarana komunikasi. perlengkapan dan peralatan, serta penampilan pegawainya.

2. Keandalan (Reliability)

Adanya kemampuan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan akurat, memusakan, dan tepat waktu

3. Ketanggapan (Responsiveness)

Keinginan para staf dalam membantu para pelanggan dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap serta memberikan informasi yang tepat kepada pelanggan.

4. Jaminan (Assurance)

(52)

5. Empati (Emphaty)

Menekankan pada melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik.

Untuk mencapai tingkat excellence, karyawan harus dilatih dan memiliki ketrampilan. Didukung dengan ruangan dan suasana kerja yang nyaman, maka karyawan dapat bekerja secara professional dan selalu mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan. Dalam hal ini, karyawan memerlukan persiapan, perhatian, dan komitmen yang tinggi dari segenap unsur perusahaan. Hubungan dengan pelanggan dapat dikelola dengan memperhatikan tiga kegiatan, yaitu internal marketing, external marketingdan interactive markerting.

Ketiga aktivitas ini pada dasarnya berkaitan dengan persiapan, pelaksanaan dan interaksi pelayanan prima yang diberikan kepada pelanggan (Soehardi, 2003). Dengan adanya persepsi kualitas yang tinggi maka pelanggan akan memiliki minat untuk menggunakan kembali jasa dari provider yang sama (Lin dan Lee, 2005).

2.10 Promosi

(53)

promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian segera adalah tujuan dari promosi penjualan, terlepas bentuk apapun yang diambil.

Promosi Penjualan (Sales Promotion), menurut Basu Swastha dan Irawan (2001) adalah kegiatan promosi selain periklanan, penjualan perorangan maupun publisitas, yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong penjualan, serta lebih mempercepat respon pasar yang ditargetkan. Bagi konsumen, tujuan promosi penjualan meliputi upaya untuk mendorong pembelian terhadap produk lama maupun produk baru, menciptakan pengujian produk diantara non-pemakai, dan menarik pelanggan yang beralih.

Promosi adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen (Kotler dan Keller,2008). Promosi antara lain mencakup alat untuk :

a. Promosi konsumen, yaitu sample, kupon tawaran uang kembali, potongan harga, cinderamata, hadiah, dan sample;

b. Promosi perdagangan mencakup potongan harga, dana iklan dan pajangan, dan barang gratis; serta

(54)

2.11 Penelitian Terdahulu

Kharisma Faundria Amri (2012) dengan skripsi yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Pemilihan KPR Syariah : Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Tbk , melakukan penelitian dengan tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar faktor religious seperti prinsip syariah pada akad pembiayaan, faktor ekonomi seperti margin tetap (fix rate), Faktor Pemasaran dan promosi, Faktor pelayanan dan administrasi serta faktor lokasi kantor cabang bank syariah memberikan pengaruh kepada nasabah dalam memilih pembiayaan KPR syariah. Metode yang digunakan berupa penelitian deskriptif kuantitatif dan instrument kuisioner untuk memperoleh data primer dilengkapi dengan analisa statistik berupa uji asumsi klasik dan regresi linier berganda untuk pengolahan data. Hasil kelima faktor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat nasabah dalam pemilihan KPR syariah, faktor religious (33,8%), faktor ekonomi (12,2%), faktor pelayanan dan administrasi (3,5%), faktor pemasaran dan promosi (7%) dan faktor lokasi (29,6%). namun dari kelima faktor tersebut faktor religious dan faktor lokasi paling mendominasi mempengaruhi minat nasabah dalam memilih KPR syariah.

(55)

digunakan berupa penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisa statistik berupa uji asumsi klasik dan regresi linier berganda untuk pengolahan data. Hasilnya marjin keuntungan mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan pembiayaan

Murabahah KPR yang berarti semakin tinggi margin keuntungan maka semakin rendah jumlah permintaan Murabahah KPR dan tingkat suku bunga bank lain mempunyai pengaruh positif terdahap permintaan pembiayaan Murabahah KPR yang berarti semakin tinggi tingkat suku bunga di bank lain maka semakin tinggi permintaan pembiayaan Murabahah KPR di bank syariah.

(56)

tahap uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji regresi,yang dihitung menggunakan SPSS 17.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara strategi promosi terhadap keputusan nasabah pengajuan kredit pemilikan rumah syariah Hasil pengujian hipotesis variabel strategi promosi menunjukan t hitung = 6,392 lebih besar dari t tabel =1,672. Dan kualitas pelayanan terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah pengajuan kredit pemilikan rumah syariah. Hasil pengujian hipotesis variabel kualitas pelayanan menunjukan t hitung = 4,823 lebih besar dari t tabel =1,672. Serta terdapat pengaruh positif dan signifikan antara strategi promosi dan kaulitas pelayanan secara bersama-sama terhadap keputusan nasabah pengajuan kredit pemilikan rumah syariah yang menunjukan nilai F hitung =21,265 lebih besar dari F tabel=3,516. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa strategi promosi dan kualitas pelayanan, berpengaruh positif dan signifikan dan menjadi faktor yang penting bagi keputusan nasabah pengajuan kredit pemilikan rumah syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Cirebon.

2.12 Kerangka Konseptual

(57)

masyarakat yang ingin memiliki rumah hunian dengan sistem pembayaran secara angsuran atau cicilan, namun tidak terbebani dengan masalah bunga cicilan yang bersifat fluktuatif karena digunakannya margin bagi hasil yang bersifat tetap (flat)

pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bank syariah. Selain itu dengan digunakannya margin bagi hasil ini juga dapat menjadi solusi bagi masyarakat khususnya yang beragama islam untuk menghindari praktek riba yang bertentangan dari persepektif agama islam. Selanjutnya melihat trend dari permintaan dan minat masyarakat dalam memilih Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bank syariah yang terus meningkat dari tahun ke tahun, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi peningkatan permintaan dan minat masyarakat tersebut dalam memilih Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bank syariah. Sehingga pada penelitian ini terdapat 3 variabel yang mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih bank syariah sebagai sumber Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yaitu : Margin keuntungan bank, pelayanan dan promosi.

(58)

2.13 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek

penelitian dimana kebenarannya masih perlu untuk diuji. Berdasarkan perumusan

masalah di atas, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Margin Keuntungan Bank berpengaruh negatif terhadap minat masyarakat dalam

memilih Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bank syariah.

2. Pelayanan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat dalam memilih Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) di bank syariah.

3. Promosi berpengaruh positif terhadap minat masyarakat dalam memilih Kredit

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial (Bungin, 2011: 89)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Medan Tuntungan dengan memfokuskan pada masyarakat yang memilih bank syariah sebagai sumber KPR .Penelitian ini dimulai dari bulan November 2014 hingga bulan April tahun 2015.

3.3 Batasan Operasional

(60)

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dibuat suatu batasan operasional antara lain:

1. Variabel Bebas : (X1) Margin keuntungan bank; (X2) Pelayanan; dan (X3) Promosi

2. Variabel Terikat : ( Y ) Minat masyarakat.

3.4 Definisi Operasional

1. Minat masyarakat (Y) merupakan keinginan masyarakat Kecamatan Medan Tuntungan untuk memilih bank syariah sebagai sumber KPR.

2. Margin Keuntungan Bank (X1) merupakan margin keuntungan yang diperuntukkan bagi pihak bank atas setiap pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan.

3. Pelayanan (X2) merupakan kemudahan syarat pengajuan & administrasi, keramahan serta kesigapan karyawan bank syariah dalam melayani masyarakat Kecamatan Medan Tuntungan.

(61)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam menentukan sampel pada penelitian ini penulis menggunakan metode pengambilan sampel dengan Non Probability Sampling yaitu salah satu metode pengambilan sampel non-probabilitas yang dilakukan dengan teknik pengambilan sampel dengan tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2001:60). Dimana dalam menentukan ukuran sampel populasi, penulis menggunakan Quota Sampling

dengan sampel berjumlah 100 orang yang diambil dari masyarakat Kecamatan Medan Tuntungan yang memilih bank syariah sebagai sumber KPR.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel

No Kelurahan Jumlah Sampel (orang)

1 Baru Ladang Bambu 8

2 Sidomulyo 8

3 Lau Cih 8

4 Namu Gajah 8

5 Kemenangan Tani 10

6 Simalingkar B 10

7 Simpang Selayang 18

8 Tanjung Selamat 12

9 Mangga 18

Jumlah 100

(62)

3.6 Jenis Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan (Kuesioner) kepada masyarakat di Komplek Perumahan Puri Zahara I yang memilih KPR melalui bank syariah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari buku, jurnal, majalah, situs internet dan berbagai informasi dari sumber-sumber yang terkait dengan penelitian ini.

3.7 Metode Pengumpulan data

(63)

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1Pengolahan Data

Data penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program computer SPSS 17.0, dan menggunakan program

Microsoft Office 2007 dalam penulisan penelitian sebagai program pembantu, dengan tujuan untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan pencatatan ulang secara manual.

3.8.2 Skala Pengukuran Data

(64)

Pertanyaan Positif (+)

Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang

Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. (Setuju/Baik/suka)

Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)

Pertanyaan Negatif (-)

Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka) Skor 2. (Setuju/Baik/suka)

Skor 3. Netral / Cukup

Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang

Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

Prosedur dalam membuat skala Likert adalah sebagai berikut:

1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, relevant dengan masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.

2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti.

(65)

masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.

4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut.

5. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skortinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.

3.8.3 Regresi Linier Berganda

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bank syariah digunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel bebas (X1, X2, dan

X3) terhadap variabel terikat (Y). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah,

(66)

Package for the Social Science) dengan rumus :

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +ε

Dimana:

Y = Minat masyarakat

X1 = Margin keuntungan bank

X2 = Pelayanan

X3 = Promosi

α = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Berganda untuk X1

β2 = Koefisien Regresi Berganda untuk X2

β3 = Koefisien Regresi Berganda untuk X3

ε = Standard Error

(67)

3.8.4 Tes Goodness of fit

Untuk menguji dan mengukur seberapa besar variabel bebas (X1, X2 dan X3) baik secara parsial maupun secara serentak (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y), digunakan :

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik

kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2

semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

- H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- H0 : b1  0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Tabel 4.1 Umur Responden
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada siang hari dengan menggunakan lampu maupun yang tidak menggunakan lampu distribusi cahayanya terlihat sama, walaupun adanya penurunan nilai lux pada area

Dari hasil penilitian, baik yang dilakukan melalui pengukuran pada tabung cahaya experiment maupun melalui simulasi pada tabung virtual, didapatkan pola distribusi cahaya

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu; Penambahan level urea 2%, 4%, dan 6% serta lama inkubasi 7, 14 dan 21 hari pada SBKS amoniasi memberikan pengaruh yang tidak nyata

(1) Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Tesis Analisi Pengaruh Persepsi Nasabah Atas Dimensi - ..... ADLN - Perpustakaan

Atas fasilitas pinjaman ini, tanpa persetujuan dari Bank, PSS dilarang menjual atau mengalihkan hak atau menyewakan/menyerahkan pemakaian seluruh atau sebagian kekayaan/asset

[r]

Berangkat dari sini diharapkan terbangun hubungan informal antara mahasiswa dengan dosen sehingga akan tercipta pola hubungan yang harmonis dan mahasiswa bisa terbuka