• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika Medan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA MEDAN

OLEH :

ADE IRMA ANNISA 082102147

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan.

Adapun tujuan penulisan Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma III pada Program Jurusan Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Selain itu, juga supaya dapat mengasah pengetahuan mengenai judul yang saya buat.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan berupa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M. Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M. Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(3)

5. Bapak/Ibu staff dan para pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bapak Drs. Herry Saroso yang telah mengizinkan kami memberi riset di Kantor BMKG Wilayah I Medan.

7. Bapak Open Naingolan selaku Kepala Bagian Tata Usaha BMKG Wilayah I Medan

8. Bapak Drs. Rahman S. selaku Kepala Sub Bagian Persuratan dan Kepegawaian BMKG Wilayah I Medan beserta Staff nya.

9. Teristimewa dan terspesial kepada kedua orang tua tercinta Ayah saya H. M. Busni Jambak dan ibu saya Murni Koto yang telah setia, sabar dan tulus memberi saya dukungan sehingga tugas akhir ini telah selesai. Saya juga berterima kasih atas doa dan jerih payah, nasehat serta dukungan orang tua saya semoga saya berhasil dan dapat mewujudkan impian mereka.

10. Teristimewa kepada kakak-kakak dan abang-abang saya (Bang Sukri, Kak Linda, Bang Rizal, Kak Eni, Bang Tulus, Kak Meini, Bang Ali, Kak Pida, Bang Adin, Kak Rini, Kak Upik, Bang Romi, Kak Yani, Bang Ferry, Bang Aidil). Serta keponakan-keponakan tersayang (Fiqih, Hilmi, Qudri, Alif, Dhiya, Abduh, Yusuf dan Hafiz) terimakasih atas doa dan dukungannya. 11. Teman-teman penulis Ayya, Wirdha, Ayu, Gieta, Edhita (“kodomogoyo”),

(4)

Grup C yang banyak membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat didalamnya dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat.

Medan, Juni 2011 Hormat Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Permasalahan……… 3

C. Maksud Penelitian……… 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas BMKG ……… 6

B. Visi dan Misi ……… 10

C. Sturuktur Organisasi ……… 12

D. Job Description BMKG………..………..……… 13

BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap ……… 23

B. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Pada BMKG………25

(6)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 35 B. Saran ………37

DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki dunia global, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat besar dalam lingkungan akuntansi. Kompetisi dalam berbagai usaha menjadi kompetisi global yang sangat berkembang pesat, Perusahaan dituntut untuk selalau siap dengan persaingan global tersebut. Perusahaan-perusahaan besar memiliki banyak kegiatan atau aktivitas yang kompleks, sehingga kemajuan teknologi dan persaingan merupakan faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Kondisi yang demikian ini, mengharuskan suatu perusahaan untuk menetapkan suatu kebijakan di dalam perusahaannya, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan suatu pengelolaan yang dibutuhkan suatu penilaian dari sudut akuntansi sehingga dana yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia karena apabila aktiva tetap tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

(8)

kondisi perusahaan yang sehat, strategi manajemen dalam aktiva yang mutlak sangat dibutuhkan. Strategi merupakan perencanaan yang besar, menetapkan secara umum kearah mana organisasi bergerak yang diinginkan. Oleh karena itu pengelolaan sistem informasi aktiva tetap bagi manajemen sangat berpengaruh pada perusahaan. Kebutuhan untuk memformulasikan strategi biasanya timbul dalam merespon ancaman yang diterima atau adanya kesempatan. Manajemen dituntut untuk dapat mengelola semua sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti pada aktiva tetap secara efektif dan efisien dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba yang optimal.

Pada prinsipnya, perusahaan tidak akan terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva tetap yang terdapat dalam perusahaan seperti kesalahan dalam penaksiran umur ekonomis, kesalahan pembebanan penyusutan aktiva tetap dan pemeliharaan aktiva tetap yang tidak benar akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Maka aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu di buat sistem pencatatannya yang benar sesuai dengan standar akuntansi yang berterima umum, yang bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan penghematan terhadap aktiva agar dana yang diinvestasikan ke dalam aktiva tetap memperoleh manfaat yang maksimal sesuai dengan jangka waktu pemakaiannya.

(9)

tetap yang disajikan dalam neraca dapat dipercaya oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan. Adapun kebijaksanaan – kebijaksanaan akuntansi aktiva tetap yang terdapat dalam suatu perusahaan umumnya memiliki harga pokok perolehan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap dan pembebanan biaya yang timbul selama manfaat ekonomis aktiva tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, terlihat bahwa aktiva tetap merupakan keputusan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan dan membahas penelitian dengan judul

”SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA MEDAN”

B. Permasalahan

Sesuai dengan judul penelitian diatas, sasaran dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap yang tidak hanya dilakukan oleh perusahaan swasta saja, tetapi juga harus dilakukan oleh perusahaan milik negara sebagai perusahaan yang kegiatannya bergerak dalam peningkatan kegiatan pembangunan negara, maka akan timbul permasalahan tentang apakah pengelolaan aktiva tetap perusahaan dijalankan dengan efektif dan efisien.

(10)

mencapai tujuan perusahaan yaitu laba yang optimal agar perusahaan ini bisa bersaing dengan perusahaan lain dan tetap terjaga kelangsungannya dan berkembang pesat dalam persaingan global.

Jadi permasalahan yang ada pada tugas akhir penulis menekankan pada permasalahan yang menyangkut pada sistem informasi akuntansi aktiva tetap dengan menganalisa aktiva tetapnya, yaitu “Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan.

C. Maksud Penelitian

Maksud penelitian yang penulis lakukan pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan adalah:

1. Untuk menambah pengalaman penulis dalam penelitian pada perusahaan dan untuk mengembankan pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi aktiva tetap yang diterapkan di dalam perusahaan sehingga penulis dapat mengetahui prakteknya dalam perusahaan.

2. Sebagai analisa dan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan pada masa yang akan datang.

3. Sebagai bahan masukan bagi saya untuk melihat bagaimana sistem perusahaan mengenai judul tugas yang saya akan kerjakan ini.

(11)

D. Tujuan Penelitian

Maksud penelitian yang penulis lakukan pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan adalah:

1. Untuk mengetahui pengelolan aktiva tetap perusahaan yang efektif dan efisien.

2. Memberikan penjelasan dan menilai tentang seberapa jauh manfaat yang akan dihasilkan dengan menerapkan sistem informasi akuntansi aktiva tetap.

3. Mengetahui metode apa yang digunakan perusahaan dalam menghitung penyusutan aktiva tetap perusahaan.

4. Mengetahui cara perolehan aktiva tetap yang digunakan perusahaan. 5. Mengetahui kebijakan yang dilakukan perusahaan mengenai sistem

akuntansi aktiva tetap.

(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN/ INSTANSI

A. SEJARAH RINGKAS BMKG

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan

Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.

Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.

(13)

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika

yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika

menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.

(14)

Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.

Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :

(15)

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim.

7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. 11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan

komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

(16)

13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG.

16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG.

17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG.

18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.

B. VISI DAN MISI Visi

Terwujudnya BMKG yang tanggap dam mampu memberikan pelayanan meteorology, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan aktif di tingkat Internasional.

Misi

(17)

2. Menyeiakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya

3. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

(18)

C. Struktur Organisasi BMKG

Tabel 2.1

Bagan Struktur OrganiSaSi

Balai BeSar MeteOrOlOgi, kliMatOlOgi dan geOfiSika

(19)

D. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit di semua bagian di BMKG yang terdiri dari :

1. Tugas Kepala Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah I

a. Koordinasi pengamatan pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan prakiraan serta riset dan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

b. Penyusunan rencana dan program kegiatan balai.

c. Pelaksanaan riset dan kerjasama serta pengamatan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

d. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan prakiraan wilayah serta penyebaran data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

e. Pemasangan, perawatan, kalibrasi dan perbaikan peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika dan komunikasi stasiun-stasiun di wilayahnya.

f. Pengelolaan basis data meteorologi, klimatologi dan geofisika di wilayahnya.

g. Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan balai.

h. Pelaksanaan urusan administrasi dan kerumahtanggaan balai.

2. Tugas koordinasi kepala balai besar meteorologi dan geofisika wilayah I a. Memonitoring pelaksanaan kegiatan operasional stasiun meteorologi,

(20)

pengumpulan dan penyebaran, pengolahan, analisis, dan pemberian pelayanan jasa

b. Melaksanakan inspeksi ke stasiun meteorologi, klimatologi dan geofisika di wilayahnyasecara rutin disesuaikan dengan alokasi biaya perjalanan dinas inspeksi yang tersedia dalam DIPA masing-masing kantor Balai Besar.

c. Melaporkan hasil monitoring dan inspeksi sebagaimana dimaksud pada butir (a) dan butir (b) secara rutin, minimal 3 (tiga) bulan sekali kepada badan meteorologi dan geofisika.

d. Melaksanakan penelaahan usulan rencana kerja anggaran Satuan Kerja (RKA-SK) stasiun meteorologi, klimatologi dan geofisika yang diusulkan Koordinator stasiun provinsi dan selanjutnya disampaikan kepada sekretaris utama dan para deputi badan meteorologi dan geofisika dengan tembusan kepala biro perencanaan dan kerjasama e. Merangkum laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP)

yang ada di lingkungan provinsi, menjadi LAKIP Blai Besar Wilayah dan menyusun penetapan kinerja yang dikirimkan kepada kepala Badan Meteorologi dan Geofisika setiap akhir bulan januari.

3. Tugas Kepala bagian Tata Usaha a. Penyusunan rencana dan program

b. Pelaksanaan urusan persuratan dan kepegawaian c. Pelaksanaan urusan keuangan

(21)

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

4. Tugas kepala Sub Bagian Persuratan dan Kepegawaian a. Melaksanakan Penyusunan Rencana dan Program

1) Membantu pelaksanaan:

Pelatihan-pelatihan operasional, meliputi:

• Aplikasi EWS

• Simulasi EWS

2) Melaksanakan Pelatihan Prajabatan

3) Melaksanakan Aplikasi Belanja Pegawai dan Aplikasi GPP b. Melaksanakan Urusan Persuratan

1) Melaksanakan dan Mengendalikan Surat Masuk dan Keluar 2) Melaksanakan Penomoran Surat

3) Mendistribusikan Surat Masuk dan Keluar 4) Memonitor balasan Surat Masuk

5) Memonitor pengiriman Surat Keluar c. Melaksanakan Urusan Kepegawaian

1) Menyusun DUK

2) Menyusun daftar Norminatif

3) Membuat KP4, SK Kenaikan Gaji Berkala dan Impasing 4) Memberikan peringatan dan tegoran bagi pelanggar disiplin 5) Membuat SPT, PLH, SPMT, SPMJ, SPMMJ

(22)

7) Membuat Usulan Kenaikan Pangkat (Reguler + PMG) dan penghargaan

8) Mengusulkan Pegawai yang akan Cuti, MMP dan Pensiun 9) Membuat Laporan Bulanan

10) Mengajukan DUPAK bagi PMG

11) Membuat Laporan pegawai yang mengikuti upacara/Apel 12) Melaksanakan Urusan Keprotokolan

13) Melaksanakan gladi resik/upacara

14) Melaksanakan Acara Pelantikan/Serah Terima Jabatan 15) Melaksanakan Sumpah Pegawai

5. Tugas Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

a. Meningkatkan pengelolaan uang yang tepat guna dan tepat sasaran

b. Mempercepat penyusunan RPU, Penjadwalan, Pemrosesan dan Pelaksanaan

c. Peningkatan administrasi keuangan, meliputi: 1) Rekonsiliasi SAI Satker

2) Rekonsiliasi SAI UAW dan UAPPA – E1 3) PNPB

4) Pelaksanaan pembayaran gaji, uang makan, lembur dan lain-lain d. Peningkatan pelaksanaan proses pengadaan, penyimpanan dan

pendistribusian meliputi:

(23)

2) Belanja Barang Tupoksi : Pakaian Dinas, Obat-obatan, Rapat dan Operasional

3) Belanja Modal (Pembuat Komitmen)

e. Peningkatan penataan Inventaris BMN, meliputi: 1) Pembuatan DIR, KIB, BI

2) Penghapusan BMN yang tidak dipakai lagi 3) Laporan Inventaris

4) Pengawasan BMN

f. Peningkatan Pemeliharaan Gedung dan Mesin dalam mendukung Operasional dan pelayanan serta peningkatan life time

g. Meningkatkan kesiapan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan operasional dan pelayanan, meliputi:

1) Kebersihan kantor dan lingkungan 2) Kebersihan kantor dan lingkungan

3) Kesiapan Gedung untuk keperluan kerja, rapat, upacara, dll h. Peningkatan Kualitas dan Kelancaran Laporan dari Satker, meliputi:

1) Evaluasi Laporan

2) Membuat Surat tentang Laporan

3) Membuat surat-surat yang perlu ditindak lanjuti Satker 4) Membuat Laporan Bulanan se-BBMG Wil. I

i. Peningkatan SDM, meliputi:

(24)

2) Mengusulkan staf untuk mengikuti Kursus, Diklat, Sosialisasi termasuk Sespim IV

3) Ikut merencanakan (khususnya adm keuangan) terhadap pelaksanaan Pelatihan/Penyuluhan yang tertuang dalam DIPA

4) Memfasilitasi sarana dan prasarana perpustakaan

5) Membuat kliping koran berita meteorologi klimatologi dan geofisika

6) Mengelola buku/majalah/bulleting perpustakaan

j. Berkoordinasi dengan Sub Bagian Persuratan dan Kepegawaian, Bidang I dan II serta instansi terkait

6. Tugas Kepala Bidang Observasi

a. Penyiapan dan pengawasan terhadap pelaksanaan operasional pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data.

b. Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan, kalibrasi dan sertifikasi

7. Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran a. Mengumpulkan data MKG dari Stasiun

b. Menyebarkan data ke BMG pusat, Stasiun dan Bidang Terkait c. Melakukan pengamatan data Sypnoptic secara real time

d. Mengontrol keakurasian dan perbaikan data, meliputi: Sandi Me. 45, Me 48, DKB, Pibal, Rasond, WxRev, Geofisika, dll

(25)

f. Mengadakan penyuluhan observasi dan komunikasi data ke Stasiun-stasiun

g. Mengusulkan training pendidikan observasi dan operator komunikasi h. Meningkatkan kemampuan SDM dan kualitas peralatan komunikasi 8. Sub Bidang Instrumentasi dan kalibrasi

Sub Bidang Instrumentasi dan Kalbrasi mempunyai tugas melakukan pemeliharaan, perbaikan peralatan dan kalbrasi.

9. Tugas Kepala Bidang Data dan Informasi

a. Pengelolaan data meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

b. Pengolahan dan analisis data meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

c. Prakiraan data meteorologi dan geofisika

d. Pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika e. Riset di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika

10. Tugas Kepala Sub Bidang Manajemen Data a. Pengelolaan Data Meteorologi

1) Melaksanakan pengumpulan, pengentrian, penyimpanan (pengarsipan) dan penyebaran data meteorologi baik berupa data hardcopy maupun data digital.

(26)

3) Menyediakan data klimatologi dan kualitas udara untuk keperluan forecaster dan pelayanan jasa.

b. Pengelolaan Data Geofisika

1) Melaksanakan pengumpulan penyebaran, pengentrian, quality control, dan penyimpanan (pengarsipan) data geofisika baik yang berupa data hardcopy maupun data digital.

2) Menyediakan data geofisika untuk keperluan pelayanan jasa. 11. Tugas Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa

a. Pengolahan, analisa dan prakiraan data Meteorologi

b. Pengolahan, analisa dan prakiraan data Klimatologi dan Kualitas Udara

1) Melakukan evaluasi, pengolahan dan analisa data iklim dari stasiun-stasiun di BBMG Wilayah I dari F-Klim 71, synoptik, hujan otomatis untuk membuat prakiraan bulanan di Wilayah I yang meliputi Profinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.

2) Membuat prakiraan EWS banjir, kebakaran hutan dan lahan serta longsor bulanan untuk Propinsi Sumatera Utara. Membuat evaluasi dan prakiraan bulanan untuk materi Bulletin BBMG Wilayah I.

c. Pengolahan dan analisa data Geofisika

(27)

d. Pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika 1) Melakukan pengiriman prakiraan cuaca harian dan EWS ke instansi

terkait kerja sama seperti Satkorlak Pempropsu dan Badan Infokom Pempropsu mengisi dan mengupdate informasi cuaca, iklim dan gempa bumi untuk sms cuaca serta website.

2) Melakukan pengisian dan up dating informasicuaca iklim dan gempa bumi

3) Melaksanakan sosialisasi MKKuG dan diseminasi informasi MKKuG di daerah sesuai visi dan misi BBMG Wilayah I

e. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait: 1) Satkoelak Provinsi Sumatera Utara

2) Dinas ketahanan pangan Provinsi Sumatera Utara 3) Dinas pertanian Provinsi Sumatera Utara

12. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai uraian tugas:

a. Melaksanakan pengamatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

b. Melaksanakan pengumpulan dan penyebaran data c. Melaksanakan pengoperasian peralatan

d. Melaksanakan pemeliharaan peralatan

(28)

g. Melaksanakan kegiatan lintas sektoral yang berkaitan dengan bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika

(29)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujun yang sama.

1. Tujuan spesifik dari sistem informasi aktiva tetap adalah:

a. Memproses akuisisi aktiva tetap ketika di perlukan dan sesuai dengan persetujuan dan prosedur manajemen formal.

b. Mempertahankan catatan akuntansi yang memadai dari akuisisi, biaya, deskripsi, dan lokasi fisik aktiva di dalam organisasi.

c. Mempertahankan catatan depresiasi yang akurat untuk aktiva-aktiva yang dapat disusutkan sesuai dengan metode yang wajar

d. Menyediakan informasi bagi pihak manajemen yang dapat membantu merencanakan inverstasi aktiva tetap di masa yang akan datang.

e. Mencatat penghapusan aktiva tetap dengan benar. 2. Jenis – jenis aktiva tetap

Jenis-jenis aktiva tetap adalah :

Untuk dapat diakui sebagai asset tetap, suatu asset harus berwujud dan memenuhi kriteria :

- Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan - Biaya perolehan asset dapat diukur secara andal

(30)

Selanjutnya yang termasuk dalam aktiva tetap adalah : a. Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai asset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatn operasional perusahaan dan dalam kondisi siap dipakai.

b. Gedung dan Bangunan

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Termasuk dalam kategori gedung dan Bangunan yang berupa Bangunan Gedung, Monumen, Bangunan Menara, Rambu-rambu, serta Tugu Titik Kontrol.

c. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai. Wujud fisik Peralatan dan Mesin bisa meliputi : Alat Besar, Alat Angkutan, Alat Bengkel dan Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar, Alat Kedokteran dan Kesehatan, Alat Laboratorium, Alat Persenjataan, Komputer, Alat Eksplorasi, Alat Pemboran, Alat Produksi, Pengolahan dan Pemurnian, Alat Bantu Eksplorasi, Alat Keselamatan Kerja, Alat Peraga, serta Unit Proses / Produksi.

(31)

Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Yang termasuk dalam kategori asset ini adalah Jalan dan Jembatan, Bangunan Air, Instalasi, dan Jaringan.

e. Asset Tetap Lainnya

Asset tetap lainnya mencakup asset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalm kelompok Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Yang termasuk dalam kategori asset ini adalah Koleksi Perpustakaan/Buku, Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olah Raga, Hewan, Ikan dan Tanaman.

B. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

1. Definisi Aktiva Tetap

Aktiva Tetap adalah aktiva Berwujud yang pada umumnya memiliki karakteristik utama:

a. Secara relatif bersifat permanen b. Digunakan dalam operasi perusahaan

c. Tidak dimasudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan d. Secara finansial memenuhi kriteria kapitalisasi

(32)

Pada bagian ini yang menjadi permasalahan aktiva tetap adalah dengan cara bagaimana aktiva tetap di peroleh perusahaan sehingga aktiva tetap tersebut menjadi milik perusahaan.

Didalam perolehan aktiva tetap, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperoleh dengan:

a. Perolehan secara tunai

Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap, seperti harga beli dan seluruh biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan dalam operasi perusahaan.

b. Potongan Pembelian

Potongan pembelian diperlakukan sebagai pengurang harga perolehan, sebagaimana sifatnya yang merupakan pengurangan dalam harga beli.

c. Perolehan Dalam Mata Uang Asing

Untuk aktiva tetap yang diperoleh dengan valuta asing, dicatat dalam rupiah dengan menggunakan kurs konversi pada saat terjadinya transaksi.

d. Perolehan secara kredit.

Aktiva tetap yang diperoleh secara kredit, dinilai berdasarkan harga perolehannya secara tunai sehingga bunga atas pembeliaan kredit tidak dikapitalisasikan, melainkan diakui sebagai biaya pada periode berjalan.

e. Perolehan sebagai hasil konstruksi.

(33)

biaya bunganya dibebankan ke nilai aktiva sampai aktiva tersebut selesai dibangun dan siap untuk digunakan.

f. BOT (Build, Operate and transfer)

Merupakan perolehan asset dimana perusahaan tidak melakukan pembayaran berupa uang tunai, namun memberikan aktiva tetapnya (contoh tanah) untuk didirikan bangunan yang nantinya akan dihibahkan kepada perusahaan setelah jangka waktu yang perlakuannya merupakan BOT.

Sebelum terjadi transfer dari aktiva tetap (gedung), perusahaan belum memiliki asset tersebut, sehingga belum boleh dicantumkan sebagai aktiva tetap di dalam neraca perusahaan.

Sebaliknya tanah perusahaan yang digunakan untuk BOT, harus diberikan catatan bahwa tanah tersebut ada batasan (restricted) sesuai perjanjian BOT, yang artinya perusahaan tidak dapat dengan bebas memperlakukan tanah tersebut, misalnya menjualnya.

Dalam hal pendapatan yang bersifat kontinjensi, akuntansi jelas menyatakan bahwa kontinjensi yang sifatnya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, tidak boleh dicatat di dalam laporan keuangan utama selama belum direalisasikan (realized). Kejadian kontinjensi hanya boleh diungkapkan sebagai catatan atas laporan keuangan, itupun apabila kemungkinan kejadiannya bersifat sangat memungkinkan (higly probable).

Pada saat realisasi nanti, baru akan dicatat sebagai asset perusahaan berdasarkan nilai wajar saat itu.

(34)

Apabila aktiva tetap diperoleh sebagai pemberian atau hibah dari pemerintah atau sumber lainnya, maka tidak ada harga perolehan yang dapat digunakan sebagai dasar penilaianya. Hal ini diklasifikasikan sebagai suatu transfer tidak terbatas dalam bentuk aktiva nonmoneter.

Dalam penerimaan tersebut mungkin dikeluarkan biaya tetapi biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima, dengan demikian apabila aktiva dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan maka akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil

h. Aktiva tetap yang diperoleh dari pemerintah dinilai berdasarkan Ketetapan Mentri keuangan dan atau Peraturan Pemerintah (PP)

Apabila aktiva tetap diperoleh sebagai pemberian atau hibah dari pemerintah atau sumber lainnya, maka tidak ada harga perolehan yang dapat digunakan sebagai dasar penilaianya. Hal ini diklasifikasikan sebagai suatu transfer tidak terbatas dalam bentuk aktiva nonmoneter.

Dalam penerimaan tersebut mungkin dikeluarkan biaya tetapi biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima, dengan demikian apabila aktiva dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan maka akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil.

3. Penilaian Kembali Aktiva Tetap

(35)

4. Pedoman Kapitalisasi

Pedoman kapitalisasi sebagai dasar kebijakan dalam perusahaan, adalah sebagai berikut:

a. Masa manfaat.

Elemen dasar dalam kapitalisasi adalah bahwa masa manfaatnya lebih dari satu tahun.

b. Batasan Nilai kapitalisasi

Batas biaya yang dapat dikapitalisasi adalah apabila biaya per unitnya melebihi Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Pengeluaran untuk aktiva tetap termaksud yang harganya Rp 10.000.000,00 kebawah, jumlah tesebut dibebankan langsung sebagai biaya pada saat terjadinya, tetapi perusahaan menyelenggarakan catatan secara ekstra komtabel untuk tujuan pengawasannya.

c. Penambahan dan perluasan.

Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penambahan atau perluasan aktiva yang telah ada, dikapitalisasi sebagai tambahan harga perolehan aktiva sesuai dengan sisa umur aktiva tersebut, kecuali jumlah biaya penambahan dan perluasan yang nilainya ditetapkan Direksi dibebankan langsung sebagai biaya pada tahun yang bersangkutan.

d. Bunga pinjaman selama masa pembangunan atas aktiva yang diperoleh dari hasil konstruksi dibebankan sebagai biaya pembangunan proyek tersebut.

(36)

f. Tujuan pengadaan aktiva tetap. 5. Biaya Selama Masa Manfaat Aktiva

Biaya yang dikeluarkan untuk aktiva tetap selama masa manfaatnya yaitu biaya pemeliharaan dan perbaikan.

Biaya tersebut adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan guna mempertahankan / menjaga aktiva dalam kondisi yang baik dan beroperasi seta sifatnya rutin, dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

6. Aktiva Dalam Konstruksi

Aktiva yang masih berada dalam tahap konstuksi dicatat dalam perkiraan tersendiri (Aktiva Dalam Konstruksi) hingga siap untuk digunakan. Aktiva tetap dalam konstruksi merupakan bagian dari aktiva lain-lain. Biaya langsung dan biaya tidak lansung (overhead) dan bunga atas dana pinjaman selama masa pembangunannya diakumulasi untuk membentuk harga perolehannya.

7. Penyusutan Dan Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap a. Faktor yang menentukan penyusutan aktiva tetap :

1) Harga perolehan aktiva tetap

2) Nilai sisa aktiva pada saat selesainya masa manfaat ekonomis dari aktiva tersebut

(37)

Seluruh aktiva tetap kecuali tanah, disusutkan berdasarkan Metode Garis Lurus sesuai dengan estimasi masa manfaat ekonomis aktiva sebagaimana yang ditentukan untuk setiap jenis aktiva dan tanpa nilai sisa.

Berikut adalah ilustrasi dari metode garis lurus : 1) Metode Garis Lurus (Straight Line method)

Metode garis lurus mengalokasikan beban penyusutan yang sama bersarnya selama masa manfaat aktiva.

Dimana:

C = Harga perolehan aktiva R = Estimasi nilai residu (sisa)

n = Estimasi umur dalam tahun, jam, atau unit output D = Beban penyusutan periodik

2) Perhitungan penyusutan

Penyusutan dihitung pada bulan berikutnya dari bulan perolehan aktiva tetap.

3) Penyusutan aktiva tetap yang diperoleh dari Pemerintah

Penyusutan aktiva tetap sesuai dengan masa manfaat ekonomisnya, diakumulasikan dalam neraca sebagai unsur pengurang harga perolehan aktiva dalam membentuk nilai buku setiap aktiva tetap.

n

R

C

(38)

Dalam hal aktiva tetap diperoleh dari pemerintah berdasarkan nilai kondisi pada saat diterima, penyusutan dihitung berdasarkan perkalian prosentasi kondisi dengan kebijakan penyusutan yang berlaku di perusahaan.

8. Penghapusan Aktiva Tetap

Penghapusan aktiva tetap dapat dilaksanakan sesuai ketetapan Pemerintah RI (Menteri Keuangan RI).

C. PENJELASAN AKUN DAN JURNAL STANDAR AKTIVA TETAP

1. Aktiva Tetap berwujud

DEBET : Untuk membukukan nilai perolehan atas aktiva berwujud yang diperoleh atas dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu baik yang berasal dari pembelian, sewa guna usaha (capital lease), sumbangan/hibah, penyerahan kembali aktiva BOT, hasil kompensasi dan pertukaran yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

KREDIT : Untuk membukukan nilai perolehan atas aktiva berwujud baik yang ditarik atau dilepas baik karena penjualan, pertukaran, di gunakan dalam BOT, pembonkaran, penghapusan maupun disumbangkan kepada pihak lain.

Contoh Jurnal

a. Pada waktu pembelian aktiva tetap kendaraan secaran tunai, dijurnal sebagai berikut :

(39)

Kas/Bank xxxxxx

b. Aktiva tetap yang dibangun kompensasi, dijurnal sebagai berikut :

Aktiva tetap (Bangunan) xxxxxx

Pendapatan Diterima Dimuka xxxxxx

c. Apabila aktiva tetap dari kendaraan tersebut dijual, dijurnal sebagai berikut :

Kas / Bank xxxxxx

Akumulasi penyusutan Aktiva tetap xxxxxx

Aktiva Tetap kendaraan xxxxxx

Laba Penjualan Aktiva Tetap xxxxxx

2. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap

DEBET : Untuk membukukan pengurangan akumulasi penyusutan Aktiva Tetap yang ditarik baik karena penjualan, pembongkaran, pertukaran, maupun yang disumbangkan pada pihak lain.

KREDIT : Untuk membukukan beban biaya penyusutan Aktiva Tetap pada setiap akhir periode.

Contoh Jurnal

(40)

Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxxxxx

3. Aktiva dalam Konstruksi

DEBET : Untuk membukukan semua nilai perolehan yang berhubungan dengan proses pembangunan Aktiva yang bersangkutan sesuai dengan Kebijakan Akuntansi

KREDIT: Untuk membukukan pengalihan aktiva dalam konstruksi yang telah selesai dibangun ke perkiraan aktiva tetap sesuai dengn jenisnya sebesar nilai perolehan.

Contoh Jurnal

1. Pada saat mencatat aktiva dalam konstruksi bangunan, dijurnal sebagai berikut :

Aktiva Dalam Konstruksi xxxxxx

Piutang Kontrak xxxxxx

2. Pada saat kontrak selesai, dijurnal sebagai berikut :

Aktiva Tetap xxxxxx

(41)

BAB IV

PENUTUP

Bedasarkan uraian – uraian yang dijelaskan diatas pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba mengambil kesimpulan dan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat pada masa yang akan datang.

A. KESIMPULAN

Pada bab ini penulis mencoba untuk mengambil kesimpulan berdasarkan topik penelitian yang akan diteliti dari hasil penelitian yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

1. Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika adalah suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.

2. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

(42)

langsung dari pimpinan kepada bawahan-bawahannya. Pemisahan fungsi dan tanggung jawab sudah dilakukan

4. sepenuhnya dengan baik.

5. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperoleh aktiva tetap

melalui Perolehan secara tunai, Potongan Pembelian, Perolehan Dalam Mata Uang Asing, Perolehan secara kredit, Perolehan sebagai hasil konstruksi, BOT (Build, Operate and transfer), Perolehan sebagai hasil kompensasi dinilai

berdasarkan nilai yang wajar, Aktiva tetap yang diperoleh dari pemerintah dinilai berdasarkan Ketetapan Mentri keuangan dan atau Peraturan Pemerintah (PP) dan juga sesuai pedoman akuntansi keuangan dinas akuntansi keuagan.

6. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melakukan penilaian kembali

terhadap aktiva tetap dilakukan dengan persetujuan dan berdasarkan kebijaksanaan pemerintah. Selisih laba dan rugi dari penilaian aktiva tetap dicatat sebagai selisih aktiva tetap di kelompok ekuitas.

7. Biaya yang dikeluarkan untuk aktiva tetap selama masa manfaatnya yaitu

biaya pemeliharaan dan perbaikan, dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

8. Aktiva yang masih berada dalam tahap konstuksi dicatat dalam perkiraan

tersendiri (Aktiva Dalam Konstruksi) hingga siap untuk digunakan.

9. Seluruh aktiva tetap kecuali tanah, disusutkan berdasarkan metode garis lurus

sesuai dengan estimasi masa manfaat ekonomis aktiva sebagaimana yang ditentukan untuk setiap jenis aktiva dan tanpa nilai sisa.

(43)

11. Penyusutan aktiva tetap sesuai dengan masa manfaat ekonomisnya,

diakumulasikan dalam neraca sebagai unsur pengurang harga perolehan aktiva dalam membentuk nilai buku setiap aktiva tetap

B. SARAN

Dari kesimpulan diatas, maka penulis akan mencoba memberikan saran kepada pihak yang terkait Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka perubahan ke arah yang lebih baik juga sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan, yaitu

1. Dalam hal ini metode penyusutan aktiva tetap hendaknya perusahaan menggunakan metode penyusutan yang berbeda untuk setiap jenis aktiva tetap sesuai dengan penggunaan aktiva, karena dengan menggunakan metode penyusutan yang bervariasi akan memperoleh suatu hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan satu metode penyusutan untuk setiap jenis aktiva

2. Dalam menetapkan harga perolehan dari aktiva yang di beli, hendak nya ditambah dengan segala biaya yang timbul sehubungan dengan pembelian aktiva tersebut

(44)

4. Kepada Komisaris dan Direksi agar dapat melaksanakan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing secara profesional sehingga seluruh kegiatan di dalam perusahaan khusus nya aktiva tetap dapat berjalan dengan baik.

5. Kepada karyawan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitasnya untuk menjaga aktiva tetap perusahaan karena seperti yang sudah di jelaskan aktiva tetap merupakan salah satu asset perusahaan juga.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, A. James. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keempat. Jilid Satu. Jakarta: Erlangga, 2007

Mindra, Arridel, Adv. DEM.,M.Si (Registered Valuer), 2008, Presentasi Modul Penilaian Mesin, Peralatan Dan Perlengkapannya (Plant, Machinery & Equipment Valuation), BPPK, Jakarta

Smith, M. Jay and Skousen K. Fred. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesembilan. Jilid Satu. Jakarta: Erlangga, 2005

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 391/KPTS/M/2011 tentang Penetapan

First running image matching between the synchronized and high-resolution images, and then casting a ray from the International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing

3) Kontributor konten portal web ( website ) Kementerian.. 5.1.4 Unit Kerja. 1) Penanggung jawab sistem portal web ( website )

At first, the method employs DLT to finish coarse registration of images to geometric model, then the weighted TPS function is used to restraint the deformation of

(2) Data center sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelolaf.

Logo berfungsi sebagai identitas suatu perusahaan, desain logo haruslah mudah dipahami, diingat, dan memiliki arti yang sesuai dengan konsep usaha, sedangkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah preferensi investor yang diukur melalui variabel-variabel preferensi waktu, minat investasi, pengetahuan investasi,

Mengubah Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan