PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN
SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
RATNA DINA MARVIANA
077017060/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN
SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
RATNA DINA MARVIANA
077017060/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Ratna Dina Marviana
Nomor Pokok : 077017060
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac) Ketua
(Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si. Ak) Anggota
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS, Ak)
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal : 10 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac
Anggota : 1. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS, Ak
2. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si. Ak
3. Drs. Hasan Sakti, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
“Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh
siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 10 September 2009 Yang membuat Pernyataan
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu yang berkelanjutan karena hasil penelitian sebelumnya yang mencoba menguji apakah pengaruh faktor fundamental terhadap Return Saham masih belum meyakinkan (inconclusive). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan mengenai fakta empiris atas pengaruh faktor fundamental yang dijelaskan melalui capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007, yaitu sebanyak 29 perusahaan perbankan.
Dengan á 5% diambil jumlah sampel sebanyak 13 perusahaan perbankan. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder gabungan antara data time series dan cross sectional (pooled data) dengan jumlah tahun amatan 5 tahun berturut-turut dari tahun 2003-2007 sehingga jumlah sampel amatan sebanyak 13 X 5 = 65 sampel observasi. Analisis data yang digunakan dengan pendekatan regresi linear berganda pada tingkat signifikan 5%.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa secara simultan faktor fundamental dengan indikator melalui capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2007. Sedangkan secara parsial hanya net interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007.
ABSTRACT
This research is replication of several previous studies because the previous studies to test the fundamentals factors on return on stock still inconclusive. The main objective of this research is that to find out explanation about empirial fact of the influence of fundamental factors, capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) of registered banking company in BEI during 2003-2007.
Population of this research of registered banking company in BEI during
2003-2007 are 29 banking company. The total sampling taken at á 5% level are
banking company. Kind of data using for research are data sekunder is combination of time series and cross sectional (Pooling data) with total observation 5 years from 2003-2007, so that rhe total observation are 13 X 5 year observation = 65 observation. The analysis used multiple regeression linear at 5 % level of significance.
The research shows that by simultan performance with indicator capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) significant influence Return on Stock of registered banking company in BEI during 2003-2007. By Partially only net interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), significant influence of Return on Stock of registered banking company in BEI during 2003-2007.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan
syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT dengan rahmat, hidayah, karunia dan
anugerah yang diberikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang
berjudul “Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” untuk memenuhi salah satu
persyaratan mendapat gelar Magister Sains, pada Program Magister Akuntansi
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan,
kendala, dan hambatan. Akan tetapi berkat bantuan bimbingan, petunjuk dan
masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan
secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS, Ak., Selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah
banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing
penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac selaku Ketua Komisi Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif
5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si. Ak, selaku Anggota Komisi Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif
dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
6. Bapak Drs. Hasan Sakti, M.Si, Ak, selaku Anggota Komisi Dosen
Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif
dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
7. Ibu Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Anggota komisi Dosen
Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif
dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
8. Teristimewa buat Almarhum Ayahku tercinta Drs. Armaya David, dan Ibuku
Fina Gusrina, serta adik-adikku tersayang Evi Mayeni, Tyas Devita, Fiska
Widita, Alisa Ramadhini, dan Muhammad Reza Fadly, terima kasih atas doa
yang dipanjatkan, keridhoan dan keikhlasan serta ketulusan hati kalian
sehingga saya dapat menjadi seperti sekarang ini dan juga dapat
menyelesaikan tesis ini.
9. Bapak Edi Sofian, SE, M.Si, selaku Dekan FE UISU, yang telah banyak
memberikan bantuan materiil yang sangat berguna untuk penyelesaian tesis
ini.
10.Bapak Hendri Donard, SPd, M.Si, yang telah banyak memberikan masukan,
arahan, gagasan, yang bermanfaat terhadap penyelesaian hasil penelitian tesis
ini.
11.Bapak Prof, Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc yang senantiasa memberikan
bimbingan, petunjuk, arahan, semangat serta saran yang berguna dalam
penulisan tesis ini.
12.Rekan-rekan Bagian Administrasi di Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, Bang Ary, Kak Dory, Kak Yusna, Bang Dedi, Kak Juli, dan
rekan-rekan lainnya terima kasih buat kebaikannya, bantuannya, serta
perhatiannya selama penulis menyelesaikan Pendidikan Magister di Sekolah
13.Rekan-rekan sekerja di Universitas Islam Sumatera Utara, (Ibu Iriani, Pak
Syahril Effendi, Pak Zufrizal, Ibu Sri Rahayu, Pak Bagus Handoko, Pak Ilham
Sonata, Pak Effendi Sadly, Sunaryo, Pak Amrani, Pak Jhon, Bang Aman,
Bang Rais, Bang Agus, Bang Andi, Kak Santi, Kak Heny, dan rekan-rekan
lainnya,) yang telah banyak memberikan bantuannya, terima kasih buat
kerjasamanya, sehingga hubungan baik tetap terbina abadi selamanya.
14.Sahabat-sahabat ku Endang, Ulfa, Lusi, Wanda, Trisna, Bang Roma, dan
sahabat-sahabat lainnya yang telah banyak memberikan dukungan dan
semangat bagi saya.
15.Mas Willy Suamiku tercinta terima kasih untuk bantuan, perhatian, kasih
sayang dan doa ikhlas sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini.
16.Mahasiswa-mahasiswiku tersayang di FE UISU, terima kasih buat bantuan,
perhatian, dan doa ikhlas kalian sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini.
17.Rekan-rekan mahasiswa Angkatan XIII terima kasih buat bantuannya,
perhatiannya dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi
penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan
tesis ini pada masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.
Medan, 10 September 2009
RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI :
Nama : Ratna Dina Marviana, SE
T.Tgl Lahir : Binjai, 14 Maret 1983
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Komp. Johor Indah Permai, Blok: VI No. 59 Medan
No. Hp : 061 77759553
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
1989-1995 : SD Keumala Bhayangkari Banda Aceh
1995-1998 : SMP Negeri 1 Banda Aceh
1998-2001 : SMU Negeri 2 Medan
2001-2005 : S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UISU Medan
2007-2008 : Program Akta IV di FKIP UISU Medan
2007-2009 : S-2 Sekolah Pascasarjana Magister Akuntansi USU
Medan
III. PENGALAMAN KERJA
2008-Sekarang : Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UISU Medan
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
RIWAYAT HIDUP... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I : PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 7
1.5 Originalitas... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Landasan Teori ... 10
2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham... 10
2.1.2 Konsep Analisis Fundamental... 19
2.1.3 Keterkaitan Faktor Fundamental dengan Return Saham .... 28
BAB III : KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 32
3.1 Kerangka Konseptual... 32
3.2 Hipotesis ... 34
BAB IV : METODE PENELITIAN... 35
4.1 Rancangan Penelitian ... 35
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
4.3 Populasi dan Sampel... 35
4.4 Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data... 38
4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel... 39
4.5.1 Definisi Operasional Penelitian... 39
4.6 Model Analisis Data dan Teknik Pengujian Data ... 40
4.6.1 Model Analisis Data... 40
4.6.2 Teknik Pengujian Data... ... 42
4.6.2.1 Uji Asumsi Klasik... 42
4.6.2.2 Model Uji Hipotesis... 44
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 47
5.1 Deskriptif Data... 47
5.1.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 47
5.2 Analisis Data... 57
5.2.1 Uji Asumsi Klasik... 57
5.3 Hasil Analisis... 66
5.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 71
5.4 Pembahasan... 73
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN... 77
6.1 Kesimpulan... 77
6.2 Keterbatasan... 80
6.3 Saran... 81
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Daftar Penelitian Terdahulu... 31
4.1 Daftar Populasi dan Sampel... 36
4.2 Pengambilan Sampel Berdasarkan Purposive Sampling... 37
4.3 Definisi Operasional Variabel... 39
5.1 Statistik Deskriptif Capital Adequacy Ratio (CAR)... 47
5.2 Statistik Deskriptif Return On Asset (ROA)... 48
5.3 Statistik Deskriptif Return On Equity ROE)... 49
5.4 Statistik Deskriptif Net Interest Margin (NIM)... 50
5.5 Statistik Deskriptif Debt To Equity Ratio (DER)... 51
5.6 Statistik Deskriptif Loan To Debt Ratio (LDR)... 52
5.7 Statistik Deskriptif Earning Per Share (EPS)... 53
5.8 Statistik Deskriptif Price Earning Ratio (PER)... 54
5.9 Statistik Deskriptif Burden Ratio (BR)... 55
5.10 Statistik Deskriptif Return Saham... 56
5.11 Hasil Uji Normalitas... 58
5.12 Hasil Uji Multikolinearitas... 60
5.13 Hasil Estimasi Regresi Return Saham dengan Faktor Fundamental... 63
5.15 Hasil Estimasi Residual dengan Faktor Fundamental Setelah
Perbaikan dengan Metode Weigth General Least Squere (GLS).... 65
5.16 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 65
5.17 Hasil Uji Hipotesis... 67
5.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 71
5.19 Estimasi Regresi Return Saham dengan Faktor Fundamental... 72
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Hasil Output Shazam... 85
2 Hasil Output Shazam... 86
3 Hasil Output Shazam... 87
4 Hasil Output Shazam... 88
5 Hasil Output Shazam... 89
6 Hasil Output Shazam... 90
7 Hasil Output Shazam... 91
8 Hasil Output Shazam... 92
9 Hasil Output Shazam... 93
10 Hasil Output Shazam... 94
11 Statistik Data CAR... 95
12 Statistik Data ROA... 96
13 Statistik Data ROE... 97
14 Statistik Data NIM... 98
15 Statistik Data DER... 99
16 Statistik Data LDR... 100
17 Statistik Data EPS... 101
18 Statistik Data PER... 102
19 Statistik Data BR... 103
20 Statistik Data Return Saham... 104
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu yang berkelanjutan karena hasil penelitian sebelumnya yang mencoba menguji apakah pengaruh faktor fundamental terhadap Return Saham masih belum meyakinkan (inconclusive). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan mengenai fakta empiris atas pengaruh faktor fundamental yang dijelaskan melalui capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007, yaitu sebanyak 29 perusahaan perbankan.
Dengan á 5% diambil jumlah sampel sebanyak 13 perusahaan perbankan. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder gabungan antara data time series dan cross sectional (pooled data) dengan jumlah tahun amatan 5 tahun berturut-turut dari tahun 2003-2007 sehingga jumlah sampel amatan sebanyak 13 X 5 = 65 sampel observasi. Analisis data yang digunakan dengan pendekatan regresi linear berganda pada tingkat signifikan 5%.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa secara simultan faktor fundamental dengan indikator melalui capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2007. Sedangkan secara parsial hanya net interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007.
ABSTRACT
This research is replication of several previous studies because the previous studies to test the fundamentals factors on return on stock still inconclusive. The main objective of this research is that to find out explanation about empirial fact of the influence of fundamental factors, capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) of registered banking company in BEI during 2003-2007.
Population of this research of registered banking company in BEI during
2003-2007 are 29 banking company. The total sampling taken at á 5% level are
banking company. Kind of data using for research are data sekunder is combination of time series and cross sectional (Pooling data) with total observation 5 years from 2003-2007, so that rhe total observation are 13 X 5 year observation = 65 observation. The analysis used multiple regeression linear at 5 % level of significance.
The research shows that by simultan performance with indicator capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) significant influence Return on Stock of registered banking company in BEI during 2003-2007. By Partially only net interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), significant influence of Return on Stock of registered banking company in BEI during 2003-2007.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana
yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan
dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return
yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh
karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan
investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang
diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang
diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam
menentukan nilai dari suatu investasi (Linda, 2005).
Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar
yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan kualitas produk
yang ditawarkan. Misalnya, Suatu perusahaan yang mengeluarkan obligasi beberapa
saat kemudian gagal membayar bunga dan utang pokoknya. Atau perusahaan yang
semula tidak diperhitungkan ternyata memiliki tingkat laba yang tinggi sehingga
mampu membayar bunga obligasi, pokok pinjaman, bahkan mampu memberikan
Situasi ketidakpastian mendorong investor yang rasional untuk selalu
mempertimbangkan risiko dan return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding
lurus. Perdagangan beberapa jenis sekuritas perbankan mempunyai tingkat return dan
risiko yang berbeda. Saham merupakan salah satu sekuritas di antara
sekuritas-sekuritas lainnya yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko tinggi tercermin
dari ketidakpastian return yang akan diterima investor di masa yang akan datang.
Return dan risiko secara teoritis pada berbagai sekuritas mempunyai hubungan yang
positif. Semakin besar return yang diharapkan diterima, maka semakin besar risiko
yang akan diperoleh, dan begitu pula sebaliknya.
Return dari sekuritas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan nilai saham dan deviden. Investor
akan sangat senang bila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu
kewaktu. Oleh karena itu, investor dan investor potensial memiliki kepentingan untuk
mampu memprediksi berapa besar return atas investasi mereka.
Return adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh
investor. Komposisi perhitungan return total adalah capital gain dan yield. Capital
gain (loss) merupakan selisih laba/rugi karena perbedaan harga sekarang yang lebih
tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan harga periode waktu sebelumnya.
Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas secara periodik terhadap
harga investasi periode tertentu dari sebuah investasi. Investor tertarik terhadap return
saham adalah karena keuntungan yang akan diperolehnya. Keuntungan yang akan
akan tinggi sedangkan jika kinerja perusahaan baik di mana laba perusahaan
meningkat maka deviden yang diperoleh oleh investor juga lebih besar.
Awal tahun 1997 sampai tahun 2000 merupakan kehancuran dunia perbankan
di Indonesia baik bank milik pemerintah maupun bank milik swasta nasional. Pada
saat krisis banyak sekali bank yang tidak mampu bertahan akibat mengalami negative
spread yang parah hingga meminuskan modal bank. Puncaknya adalah ketika
pemerintah membuat kebijaksanaan pada tanggal 13 Maret 1999 yang menetapkan
sebanyak tujuh puluh empat bank dapat beroperasi tanpa rekapitulasi,
sembilan bank beroperasi dengan rekapitulasi, tujuh bank diambil alih oleh
pemerintah, dan tiga puluh delapan bank ditutup. Kebobrokan dunia perbankan
Indonesia adalah akibat salah dalam pengelolaannya (Agung, 2005).
Fenomena di atas diakibatkan oleh suku bunga perbankan yang sangat tinggi
mencapai 77,63% pada tahun 1998. Akibat tingginya suku bunga dan tidak didukung
oleh sektor rill, banyak kredit-kredit pinjaman di perbankan mengalami penundaan
pembayaran sehingga masuk kategori macet. Bahkan pada tahun 1999 total kredit
macet mencapai Rp 28,5 Triliun atau setara dengan 3,9% dari keseluruhan kredit
perbankan (Zufrizal dan Hasrul, 2006).
Akibat ditutupnya beberapa bank, terutama bank-bank swasta nasional,
kepercayaan masyarakat terhadap bank mengalami penurunan. Ini ditandai dengan
penarikan dana masyarakat secara besar-besaran (bank rush). Impilikasi yang muncul
adalah menurunnya minat calon investor terhadap saham perbankan. Saat itu utang
negatif. Ini berarti investor tak akan kebagian apa-apa. Belajar dari pengalaman krisis
perbankan akhirnya para investor harus jeli di dalam menganalisis dan
memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil (return) yang
akan diperolehnya. Faktor-faktor fundamental perusahaan secara umum dapat
diartikan sebagai faktor internal perusahaan yang digambarkan sebagai kinerja
keuangan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Faktor-faktor
fundamental mampu menggambarkan struktur keuangan perusahaan dan
mengidentifikasi prospek perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham
di masa yang akan datang.
Gambaran risiko dan return dari suatu saham perbankan dapat dinilai
berdasarkan informasi kinerja keuangan perbankan tersebut. Untuk mengukur kinerja
keuangan perbankan dibutuhkan suatu alat ukur dalam bentuk rasio.
Beberapa rasio perbankan yang dapat digunakan untuk melihat kinerja
keuangannya dapat disebutkan dalam uraian-uraian berikut ini. Rasio likuiditas
adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas bank yang terdiri
dari quick ratio, investing policy ratio, loan to deposit ratio, loan to asset ratio dan
cash ratio. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Beberapa rasio
yang termasuk adalah return on assets, return on equity, net interest margin, gross
profit margin, interest margin on earning asset, interest margin on loans, return on
investment dan earning per share ratio. Rasio risiko usaha bank yaitu rasio yang
liabilities management dan termasuk di dalamnya resiko usaha bank adalah capital
risk ratio, deposit risk ratio, interest rate ratio. Rasio permodalan yaitu rasio yang
mengukur besarnya kemampuan bank dalam menopang resiko kerugian yang
mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang mengandung
resiko. Rasio ini terdiri dari primary ratio, capital ratio, capital adequacy ratio,
current liabilities to equity ratio. Akhirnya adalah Rasio efisiensi usaha (bank asset
management) yaitu rasio yang mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah
menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat. Beberapa rasio yang termasuk
antara lain: leverage multiplier ratio, asset utilization ratio, fixed asset turnover ratio,
interest expense ratio, cost of fund, cost of money, cost of loanable fund, cost of
borrowing fund, cost of efficiency ratio dan operating ratio.
Penelitian yang berhubungan dengan return saham dilakukan oleh (Fauzan,
2006) di mana penelitiannya membuktikan bahwa ROA, ROE dan EPS tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini sangat berbeda dengan hasil
penelitian (Yuniawan, 2006) yang membuktikan bahwa ROE berpengaruh sangat
signifikan terhadap return saham. Sedangkan dalam penelitian (Natarsyah, 2000)
menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap Return Saham. Bahkan (Silalahi, 1991) membuktikan ROA ternyata
mempunyai pengaruh yang dominan. Sementara hasil penelitian (Trisnawati, 1999)
juga tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi ROA berarti
bukan di pasar sekunder tetapi di pasar perdana sehingga menunjukkan hasil yang
berbeda dengan peneliti lainnya.
Prakarsa (2003) melakukan penelitian dengan hasil uji regresi membuktikan
bahwa ROE berpengaruh positif, sedangkan EPS dan PER berpengaruh negatif
terhadap return saham di perusahaan domestik. Penelitian (Suhairy, 2006)
mendukung penelitian Prakarsa bahwa variabel Ratio Profitabilitas yakni ROA dan
ROE berpengaruh positif terhadap return saham sedangkan variabel Ratio Laverage
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan uraian di muka dan hasil-hasil penelitian sebelumnya serta teori
yang mendasarinya menunjukkan masih ada problema penelitian, yaitu hubungan
atau pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap return saham maka dalam
penelitian ini penulis mencoba melakukan replikasi dari penelitian sebelumnya dan
menambah beberapa variabel dari faktor-faktor fundamental seperti capital Adequacy
ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin
(NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit ratio (LDR), earning per share
(EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR) sebagai variabel yang
mempengaruhi return saham.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian, maka penulis ingin memfokuskan
“Apakah faktor fundamental capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to
deposit ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden
ratio (BR) secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap return saham
perbankan di Bursa Efek Indonesia ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat mengemukakan bahwa tujuan dari
penelitian adalah sebagai berikut:
“Untuk mengetahui, menganalisis, dan memberikan bukti empiris pengaruh
faktor-faktor fundamental capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on
Equity (ROE), net interest margin (NIM), debt to equity ratio (DER), loan to deposit
ratio (LDR), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), burden ratio (BR)
secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap return saham perbankan
di Bursa Efek Indonesia”.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari studi empiris yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan dapat
memberikan setidaknya manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat mengembangkan dan memperluas ilmu pengetahuan
mengenal praktek pasar modal khususnya yang berkaitan terhadap faktor-faktor
2. Bagi para peneliti lain, akademisi, serta pihak-pihak lain, sebagai bahan masukan
untuk menyempurnakan penelitian-penelitian sebelumnya yang diharapkan dapat
menjadi referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat
mengundang timbulnya penelitian lebih lanjut oleh para calon peneliti berikutnya.
3. Bagi investor, sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan investasi yang
dianggap dapat memberikan return yang signifikan sebanding dengan risiko yang
ditanggungnya.
4. Bagi Emiten, diharapkan pada penelitian ini dapat memberikan informasi atau
masukan dalam usaha untuk lebih memperbaiki kinerja perusahaan yang pada
akhirnya akan menguntungkan para investor.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yakni penelitian
Prakarsa (2003), adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
yaitu:
1. Variabel-variabel bebas penelitian Prakarsa adalah NPM, OPM, TAT, ROA,
ROE, EPS, PER, MBV, FS, DER, SBI, IHSG, USD, WORLD, terhadap
return saham. Sedangkan penelitian ini variabel bebasnya adalah CAR, ROA,
ROE, NIM, DER, LDR, EPS, PER dan BR sedangkan variabel dependen
2. Objek penelitian Prakarsa adalah perusahaan MNC dan perusahaan Domestik
di Bursa Efek Indonesia sedangkan penelitian ini objek penelitiannya adalah
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
3. Alat uji yang digunakan dalam penelitian Prakarsa (2003) adalah SPSS,
sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan alat uji Shazam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Konsep Saham dan Return Saham
Menurut Rusdin (2006), yang dimaksud dengan saham adalah
“Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang
saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Jadi saham adalah
tanda kepemilikan dalam suatu perusahaan di mana porsinya sesuai dengan besarnya
kepemilikan. Saham tersebut mengandung hak atas deviden dan dapat
diperjualbelikan. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.
2.1.1.1. Jenis-jenis saham
Menurut Anoraga (2006), ada berbagai jenis saham yang dikenal di bursa,
yang diperdagangkan, yaitu:
1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang
perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara
yang dimilikinya (One share one vote). Pada likuidasi perseroan, pemilik
saham memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua
kewajiban dilunasi.
2. Saham Preferen (Prefered Stock)
Saham Preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk
mendapatkan deviden atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi
lebih dahulu dari saham biasa, di samping itu mempunyai preferensi untuk
mengajukan usul pencalonan direksi/komisaris. Saham preferen mempunyai
ciri-ciri yang merupakan gabungan dari utang dan modal sendiri (debt and
equity).
Menurut Darmadji dan Fachruddin (2001), karakteristik saham dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Karakteristik saham biasa
a. Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
b. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one
vote).
c. Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan
jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.
d. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar
proporsi sahamnya.
2. Karakteristik saham preferen
a. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen.
b. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan
pengurus perusahaan.
c. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih
dahulu setelah kreditor apabila perusahaan tersebut dilikuidasi
(dibubarkan).
d. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap.
e. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian
kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua
kewajiban perusahaan dilunasi.
Menurut Darmadji dan Fachruddin (2001: 6), saham dapat dilihat dari cara
peralihannya, dibedakan atas:
1. Bearer Stocks, artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya
agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya.
2. Registered Stocks, merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa
pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
Dilihat dari kinerja perdagangan, saham dapat dikategorikan atas:
1. Blue-Chips stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi, leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
2. Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan
pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi
dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menahan
laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham.
3. Growth Stocks, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
4. Speculative Stocks yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun
belum pasti.
5. Counter Cylical Stocks yaitu saham yang tidak begitu terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham
ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi
sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang
tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk
yang selalu dibutuhkan masyarakat seperti consumer good (Darmadji dan
2.1.1.2. Keuntungan membeli saham
Menurut Darmadji dan Fachruddin (2001), ada beberapa keuntungan yang
diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham:
1. Dividen
Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS.
2. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya seorang pemodal membeli saham Telkom (TLKM)
dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga per
saham Rp 3.500 yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain
sebesar Rp. 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya pemodal
dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.
Misalnya seorang pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian
menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.
3. Saham Bonus
Saham bonus (jika ada), yaitu saham yang dibagikan perusahaan
kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham
pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
Misalnya setiap saham dengan nominal Rp 500 dijual dengan harga Rp 800
maka setiap saham akan memberikan agio kepada perusahaan sebesar
Rp 300 setiap sahamnya.
2.1.1.3. Return saham
Menurut Jones, (2000: 124) “Return is yield and capital gain (loss)” (1) Yield,
yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam
bentuk deviden), (2) Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat
pembelian dan harga saham pada saat penjualan. Hal tersebut diperkuat oleh (Corrado
dan Jordan, 2000: 5) yang menyatakan bahwa “Return from investment security is
cash flow and capital gain/loss”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan,
dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari
kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari
dividen dan capital gain/loss.
Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital
gain (losses) dan deviden yield. Deviden yield merupakan pembagian laba bersih
badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum
pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Perusahaan
tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar deviden kepada pemegang
saham biasa. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya laba
yang diperoleh perusahaan dan kebajikan pembagian deviden. Dalam menetapkan
kebijakan berupa deviden payout ratio, yang merupakan penetapan persentase laba
bersih yang dibagikan. Deviden yang diberikan oleh badan usaha dapat berupa
deviden kas maupun deviden saham yang pembayarannya diberikan secara periodik
sebesar Dt rupiah per lembar, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dt
Deviden Yield = ………...(Jogiyanto, 2000)
Pt-1
Di mana : Dt = Deviden kas yang dibayarkan
Pt-1 = Harga Saham pada periode t-1
Sedangkan capital gain (Loss) merupakan selisih antara nilai pembelian
saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari Capital gain
disebabkan oleh harga jual saham lebih besar daripada harga belinya. Capital gain
terjadi jika harga pasar yang dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya.
Sedangkan capital loss merupakan kerugian pemegang saham karena yang
dimilikinya dijual pada harga yang lebih rendah dari harga belinya. Capital gain atau
capital loss ini dikaitkan dengan pertumbuhan pada pendapatan per tahun.
Pt –Pt-1
Capital gain (loss) = ………...(Jogiyanto, 2000)
Pt-1
Di mana : Pt = Harga saham pada periode t
Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Rate of return = deviden yield + capital gain (loss) yield
Pt –Pt-1 Dt (Pt – Pt – 1) + Dt
Ri, t = + = ………( Jogiyanto,2000)
Pt-1 Pt-1 Pt – 1
Di mana : Ri,t = Return total
Pt = Harga Saham pada periode t-1
Pt – 1 = Harga Saham pada periode t-1
Dt = Deviden kas yang dibayarkan
Formula di atas adalah mengukur return saham yang sifatnya historis atau
dengan model historis. Pada kenyataannya return saham tidak diketahui dengan pasti
oleh investor hanya dapat mengestimasi return saham. Untuk mengestimasi return
saham maka investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya
tingkat return tertentu, yang disebut probabilitas kejadian.
Estimasi return saham dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan
atas saham tersebut. Perhitungan return yang diharapkan bisa dilakukan dengan
menghitung rata-rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang
terjadi terlebih dahulu sudah diberikan bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya.
………..(Tandelilin,2001)
Di mana : E(R) = Return yang diharapkan dari suatu saham
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
Pri = Probabilitas kejadian return ke-i
n = Banyaknya return yang mungkin terjadi
Di samping cara perhitungan di atas, perhitungan juga dapat dilakukan dengan
dua cara lainnya yang dikenal sebagai perhitungan rata-rata aritmatik (arithmetic
mean) dan rata-rata geometrik (geometric mean). Kedua metode perhitungan itu
sesuai untuk menghitung suatu rangkaian aliran return dalam suatu periode tertentu,
misalnya return suatu aset selama 5 atau 10 tahun berturut-turut.
Metode arithmetic mean adalah metode perhitungan statistic yang biasa
dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif.
Secara matematis, rumus arithmetic mean:
ÓX
X = ………(Tandelilin,2001)
n
Di mana : ÓX = Penjumlahan nilai return selama suatu periode
n = total jumlah nilai n
Metode geometric mean adalah metode yang digunakan untuk menghitung
tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial kumulatif (misalnya
………...(Tandelilin, 2001) Selain konsep return yang telah dikemukakan di atas, return tidak normal
juga suatu konsep yang sering dipertimbangkan seorang investor. Beberapa penelitian
mengenai studi peristiwa juga menggunakan akumulasi return tidak normal.
Akumulasi Return tidak normal (ARTN) atau Cumulative Abnormal Return (CAR)
merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode
peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut:
………...(Jogiyanto,2000) Di mana :
ARTNi,t = Akumulasi Return Tidak Normal (Cumulative Abnormal Return)
sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasi dari Return Tidak
Normal (RTN) sekuritas ke-I mulai dari awal periode peristiwa
(t3) sampai hari ke-t.
RTNi,a = Return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-i pada
hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari
ke-t.
2.1.2. Konsep Analisis Fundamental
Jika analisis teknikal mengabaikan kondisi keuangan perusahaan dalam
memperkirakan return saham, analisis fundamental justru sangat berhubungan
dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor
cukup menguntungkan atau tidak. Analisis fundamental menyimpulkan bahwa return
saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan.
Analisis fundamental berupaya mengidentifikasi kinerja perusahaan melalui
analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk dapat memprediksi
return saham di masa yang akan datang.
2.1.2.1. Faktor-faktor fundamental
Aspek fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasi dapat
mempengaruhi return saham. Beberapa faktor pertimbangan tersebut antara lain
penjualan, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan deviden. Kebijakan deviden
tergantung pada rapat umum pemegang saham (RUPS). Informasi naik dan turunnya
deviden tunai yang dibagikan perusahaan merupakan salah satu informasi yang
dipandang cukup penting bagi investor karena informasi itu berkenaan dengan
prospek keuntungan yang akan diperoleh investor. Pengumuman deviden dianggap
memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman tersebut
diterima pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari
sekuritas bersangkutan. Perubahan harga saham tersebut akan menyebabkan
perubahan return saham yang pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan pada
variabilitas tingkat keuntungan saham (Ratnawati, 2008).
Faktor- faktor fundamental yang berfokus pada berita keuangan, dan ekonomi
maka dapat dilakukan analisis rasio keuangan untuk mendapatkan informasi lebih
rinci tentang kinerja yang dicapai perusahaan. Beberapa rasio yang digunakan untuk
menjadi 6 kelompok yaitu Profitability ratio, asset utilization ratio, liquidity ratio,
debt-utilization ratio, price ratio dan other ratio (Hirt dan Block, 2000: 220). Rasio
penting yang akan mempengaruhi return saham antara lain Return on Asset, Return
on Equity, yang mewakili Profitability ratio, Current ratio yang mewakili liquidity
ratio, Debt to Equity ratio yang mewakili debt-utilization ratio dan Earning Per
Share yang mewakili per-share ratio (Graham dan Dodd’s, 1897: 335).
Rasio keuangan perbankan dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu:
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
likuiditas bank. Rasio ini antara lain terdiri dari Quick Ratio, Investing Ratio,
Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio dan Cash Ratio.
2. Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Beberapa rasio yang
termasuk adalah Return On Assets, Return On Equity, Net Interest Margin, Gross
Profit Margin, Interest Margin On Earning Asset, Interest Margin On Loans,
Return On Investment dan Earning Per Share Ratio.
3. Rasio Risiko Usaha Bank yaitu rasio yang mengukur tingkat risiko yang dihadapi
perbankan. Rasio ini sering disebut rasio Bank Liabilities Management. Beberapa
rasio yang termasuk risiko usaha bank adalah Capital Risk Ratio, Deposit Risk
Ratio, Interest Rate Ratio.
4. Rasio Permodalan yaitu rasio yang mengukur besarnya kemampuan bank dalam
aktiva produktif yang mengandung risiko. Rasio ini terdiri dari Primary Ratio,
Capital Ratio, Capital Adequacy Ratio, Current Liabilities to Equity Ratio.
5. Rasio Efisiensi Usaha (Bank Asset Management) yaitu rasio yang mengukur
kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor
produksinya dengan tepat. Beberapa rasio yang termasuk rasio efisiensi usaha
antara lain adalah: Leverage Multiplier Ratio, Asset Utilization Ratio, Fixed
Asset Turnover Ratio, Interest Expense Ratio, Cost of Money, Cost of Loanable
Fund, Cost of Borrowing Fund, Cost of Efficiency Ratio dan Operating Ratio.
2.1.2.1.1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adecuacy Ratio (CAR) adalah kecukupan modal yang menunjukkan
kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan
manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol
risiko-risiko yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
2.1.2.1.2. Return On Assets (ROA)
Dari sudut Pandang calon Investor, indikator penting untuk menilai prospek
perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat sejauhmana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan
untuk mengetahui sampai sejauhmana investasi yang akan ditanamkan investor
di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
disyaratkan investor.
Salah satu rasio yang sering digunakan untuk mengukur kinerja profit adalah
memperoleh laba dengan menggunakan asset yang dimiliki (Brigham, 2000: 81)
menyebutkan bahwa Return on Asset dapat dihitung dengan cara membandingkan Net
Income Available to Common Stockholder dengan Total Assets.
Definisi tersebut sedikit mempunyai perbedaan. Brigham lebih menekankan
perhitungan Return On Asset kepada pemegang saham biasa, di mana pendapatan
yang diukur adalah pendapatan yang tersedia untuk pemegang saham biasa.
Sedangkan Hirt dan Block tidak mengkhususkan perhitungan Return On Asset ini
kepada pemegang saham biasa, pendapatan yang diukur adalah pendapatan bersih.
Tetapi pada prinsipnya definisi tersebut kedua-duanya mengukur kemampuan
untuk memperoleh laba dengan menggunakan aset yang ada.
Dalam perbankan Return On Asset merupakan salah satu rasio kunci
kemampulabaan. Menurut Rose (1996: 168), rasio ini dapat diukur dengan
membandingkan Net Income After Tax dengan Total Asset.
Rasio ini merupakan indikator utama untuk melihat managerial efficiency
yang mengindikasikan seberapa mampu manajemen bank dapat menggunakan
kekayaan institusi menghasilkan pendapatan bersih. Cara lain yang Margin (PM)
dengan Asset Utilization dinotasikan:
Return On Asset = Profit Margin X Asset Utilization
Profit Margin (PM) = Net Income/Total Income
Asset Utilization = Total Income/Avarage Asset
Menurut pandangan investor, Return On Asset ini merupakan salah satu
tinggi laba yang dihasilkan berarti semakin tinggi Return On Asset yang berarti
semakin tinggi profitabilitas perusahaan.
Jika dikaitkan dengan Return saham, kecendrungan yang terjadi adalah
semakin tinggi Return On Asset suatu perusahaan semakin tinggi pula return saham
yang diterima oleh investor dalam bentuk deviden.
2.1.2.1.3. Return On Equity (ROE)
Return On Equity merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
menggambarkan kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang
saham. Rasio ini dapat diperoleh dengan membandingkan Net Income After Tax
dengan Equity Capital (Rose, 1996: 168).
Semakin tinggi nilai Return On Equity menggambarkan semakin tinggi
kemampuan modal sendiri bank menghasilkan laba untuk pemegang saham. Jika
dihubungkan dengan return saham kecendrungan yang terjadi adalah jika Return On
equity meningkat maka return saham juga akan meningkat karena investor
menganggap bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik dalam menciptakan
laba.
2.1.2.1.4. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu rasio likuiditas. Menurut
“The Loan to deposit ratio is a traditional measure of bank liquidity, indicating the
extent to which deposits are used to meet loan meet loan request”.
Menurut Sinkey, ratio tersebut dipergunakan untuk melihat kemampuan bank
yang tertanam di bank tersebut. Rasio ini menjadi sangat penting karena juga
menggambarkan intensitas fungsi intermediary bank dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat (debitur). Pendapat lain menyatakan bahwa rasio ini digunakan
untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada
nasabah yang telah menanamkan dananya dengan menarik kembali kredit-kredit yang
telah diberikan kepada debiturnya. Semakin tinggi tingkat rasionya semakin tinggi
tingkat likuiditas bank tersebut (Sawir, Agnes, 2001: 30).
Calon investor cenderung menyukai perusahaan yang memiliki Loan to
Deposit Ratio yang tinggi, karena di samping menunjukkan kemampuan bank
tersebut dalam memberikan kredit kepada debitur dengan dana deposan yang ada,
juga menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kewajibannya. Jika
dihubungkan dengan Return saham, kecendrungan yang terjadi adalah semakin tinggi
Loan to Deposit Ratio suatu bank maka semakin tinggi pula return saham bank
tersebut.
2.1.2.1.5. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini mengukur jumlah financial levarage yang sedang digunakan sebuah
perusahaan. Penggunaan leverage yang tinggi yang berarti menggunakan jumlah
hutang yang besar dapat meningkatkan risiko kebangkrutan. Secara khusus ratio ini
dapat membantu investor untuk melihat risiko sebuah saham. Rasio ini diketahui
dengan membandingkan total liability dengan total equity.
Seperti diketahui bahwa setiap sumber dana mempunyai biaya yang disebut
obligasi maka akan timbul biaya-biaya (cost of debt) minimal biaya bunga. Jika
digunakan dari modal sendiri (equity) akan muncul opportunity cost yang tidak
kelihatan.
Dengan demikian bahwa perusahaan harus menyusun struktur modal terbaik.
Apakah modal dari luar berbentuk hutang, obligasi atau dalam bentuk equity. Nilai
Debt to Equity Ratio yang tinggi menunjukkan semakin besar perusahaan
menggunakan hutang untuk membiayai perusahaan. Dari sudut pandang calon
investor lebih menyukai perusahaan yang mempunyai Debt to Equity yang rendah,
karena menunjukkan risiko perusahaan yang rendah terhadap kebangkrutan. Jika
dihubungkan dengan return saham, kecendrungan yang terjadi adalah semakin rendah
nilai Debt to Equity Ratio semakin tinggi return saham tersebut.
2.1.2.1.6. Net Interest Margin
Net interest Margin (NIM) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank
menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan menggunakan income-producing
assets.
Rasio ini merupakan rasio sangat penting untuk mengevaluasi kemampuan
bank untuk mengukur risiko tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga akan
mengakibatkan perubahan pendapatan bunga dan beban bunga. Net Interest Margin
dan perkembangannya mengidentifikasikan apakah posisi asset dan liabilities bank
dapat mengambil keuntungan atas perubahan suku bunga.
Earning assets terdiri dari surat berharga, deposit, pinjaman, penyertaan dan
Calon investor memandang bahwa bank yang mempunyai Net Interest Margin
yang tinggi menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan bunga
yang tinggi pula.
2.1.2.1.7. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share merupakan rasio yang paling utama diantara rasio
saham-saham yang lain. Earning Per Share diperoleh dengan membandingkan jumlah
pendapatan bersih dengan jumlah saham yang beredar.
Rasio ini mengukur kemampuan pendapatan per lembar saham. Dengan
mengetahui besarnya EPS, calon investor dapat menilai kekuatan potensi pendapatan
yang akan diterima di masa yang akan datang. Kecendrungan yang terjadi jika EPS
meningkat, return saham juga akan meningkat.
2.1.2.1.8. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) menunjukkan rasio dari harga saham terhadap
earning. Pendekatan PER ini sering disebut dengan earning multiplier. Rasio ini
sering disebut dengan earning multiplier. Rasio ini menunjukkan berapa besar
investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings
(Jogiyanto, 2000: 104).
2.1.2.1.9. Burden Ratio (BR)
Burden ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan bank untuk
memperoleh fee base income dengan mempergunakan aset yang ada. Fee base
income merupakan pendapatan bank di luar bunga yang diterima atas jasa pelayanan
dalam deposit service charge, trading commisions and fee, charge on checking
account activities. Pendapatan atas jasa kliring, inkaso, transfer termasuk dalam fee
base income. Semakin tinggi burden ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan
bank dalam memperoleh pendapatan di luar bunga.
2.1.3. Keterkaitan Faktor Fundamental dengan Return Saham
Faktor fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan perbankan.
Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana
operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau
tidak, apakah cukup menguntungkan apa tidak, dan sebagainya. Faktor fundamental
biasanya akan mempengaruhi nilai suatu saham. Hal ini sangat penting karena
nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi (Return
saham) dan juga risiko yang harus ditanggung.
Dari laporan keuangan yang diterbitkan maka akan dianalisis rasio keuangan
yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu
perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau
memburuk selama waktu tertentu. Hal ini akan membantu investor di dalam
mengukur dan menilai ketidakpastian penerimaan deviden di masa yang akan datang.
Tujuan ini mengasumsikan bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan
risiko dari investasi yang dilakukan.
Selain itu, dari rasio keuangan yang diperoleh, manajemen perusahaan yang
bersangkutan maupun para investor akan dapat melakukan tindakan, setelah menilai
terhadap nilai saham perusahaan. Dengan adanya penilaian terhadap harga saham
maka investor akan dapat mengetahui berapa keuntungan yang diperolehnya.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis mereview penelitian terdahulu sebagai berikut:
1. Suhairy, (2006) melakukan pengujian tentang pengaruh variabel profitabilitas
(ROA dan ROE) dan variabel laverage (DTA) terhadap return saham pada
perusahaan Manufaktur di BEJ. Secara parsial variabel (ROA dan ROE)
berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel laverage
(DTA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. sedangkan secara
simultan variabel (ROA dan ROE) dan Variabel laverage (DTA) berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
2. Prakarsa (2003) melakukan penelitian dengan judul Analisis Return Saham
dan Kinerja Perusahaan Multinasional. Hasil penelitiannya membuktikan
bahwa untuk kelompok Perusahaan Domestik terdapat 7 variabel yang
signifikan mempengaruhi return saham domestik. Variabel-variabel tersebut
adalah EPS, ROE, NPM, PER, SBI, IHSG, dan tingkat keuntungan pasar
dunia (WORLD), sedangkan variabel OPM, TAT, ROA, MBV, FS, dan USD
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Selanjutnya untuk
kelompok perusahaan MNC, uji regresi terhadap 13 variabel memberikan
indikasi bahwa model yang dibentuk dapat menjelaskan 32,20% variasi return
secara statistik, yang mempengaruhi return saham yaitu EPS, DER, ROE,
NPM, FS, dan IHSG, sedangkan variabel OPM, TAT, ROA, PER, MBV, SBI,
USD, dan WORLD tidak mempengaruhi return saham.
3. Fauzan (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh
Penilaian Kinerja terhadap Rate of return pada perusahaan yang tergabung
di LQ 45. Dari hasil penelitiannya variabel Independen yaitu ROA, ROE,
EVA, OCF, dan NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rate of
return. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh yang
signifikan sehingga konsep penilaian kinerja tersebut tidak dapat digunakan
oleh investor sebagai acuan untuk memutuskan penanaman modal dalam
rangka memperoleh tingkat pengembalian saham yang diharapkan.
4. Penelitian Yuniawan (2006) berjudul Analisis pengaruh penilaian kinerja
dengan ROI, ROE, OCF, dan EVA terhadap rate of return pada perusahaan
manufaktur di BEI. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa ROI, OCF, dan
EVA berpengaruh secara signifikan. Sedangkan variabel ROE tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Rate of return.
5. Penelitian Kurniati (2009) berjudul Analisis pengaruh penilaian kinerja
dengan NPM, ROA, ROE, ROI, EPS, OCF, dan EVA terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur jenis consumer goods di BEJ. Hasil
penelitiannya membuktikan bahwa ROI, EPS, OCF, dan EVA berpengaruh
signifikan. Sedangkan variabel NPM, ROA, ROE, tidak berpengaruh
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Hubungan antara faktor-faktor fundamental dengan return saham dapat
digambarkan dalam kerangka pemikiran di bawah ini:
Gambar 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian RETURN SAHAM
(Y) CAR (X1)
ROA (X2)
ROE (X3)
NIM (X4)
DER (X5)
LDR (X6)
EPS (X7)
PER (X8)
BR (X9)