• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hotel Dan Resort Terapung Ulee Lheue ( Arsitektur Tropis )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hotel Dan Resort Terapung Ulee Lheue ( Arsitektur Tropis )"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

HOTEL DAN RESORT TERAPUNG ULEE LHEUE

( ARSITEKTUR TROPIS )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010/2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

FANDHA NATASYA

07 0406 043

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga

saya dapat menyusun Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap

mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dengan judul tugas akhir yang saya

ajukan adalah Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue berlokasi di Kawasan Wisata Ulee

Lheue, Banda Aceh.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa,

semangat, dan perhatian tiada henti dari Orangtua saya tercinta, Bapak H. Zulfahmi dan Ibu

Hj. Wiesdha Amalya, serta abang saya M. Fandhi Al-barru, S.E. dan adik-adik saya M.

Fandhu Al-addiat, Fanhya Amanda, dan Finishya Meiralda yang selalu membantu dan

memberi dukungan kepada saya.

Terimakasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada:

Ibu Salminawati Ginting, S.T., M.T. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga

akhir.

Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

Ibu Ir. Dwira N. Aulia, Msc. Selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, kritik, dan saran.

• Sahabat-sahabat saya, Jasmine, Tami, Fitri, Tya, Zian, Dita, Mita, Teman-teman satu kelompok sidang, Dewi, Tia, Sonny, Santhos, Kak Fitri, Bang Denny, dan Bang

Junardi. Teman-teman satu stambuk angkatan 2007, Imam, Grady, Bembenk, Opan,

Udin, Raha, Syahril, Tenia, Riza Singkil, dan teman-teman yang lainnya.

Akhir kata, saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan

ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan

Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011

Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

1.3. RUANG LINGKUP PERMASALAHAN ... 2

1.4. LINGKUP PEMBAHASAN ... 2

1.5. PENDEKATAN MASALAH ... 3

1.6. KERANGKA BERPIKIR ... 3

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN ... 5

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. TERMINOLOGI JUDUL ... 6

2.5. STUDI BANDING PROYEK SEJENIS ... 12

2.5.1. Dragon Inn Floating Resort, Malaysia ... 12

2.5.2. Shwe Inn Tha, Myanmar ... 14

2.5.3.Emerald Island-Floating Resort Pristine, Kerala ... 16

BAB III ELABORASI TEMA ... 18

3.1. PENGERTIAN TEMA ... 19

3.2. INTERPRETASI TEMA ... 19

3.3. STUDI BANDING TEMA SEJENIS ... 21

(4)

3.3.2. The Michael Resorts ... 22

BAB IV ANALISA PERANCANGAN ... 24

4.1. ANALISA FISIK ... 24

4.1.1. Analisa Lokasi ... 24

4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan ... 27

4.1.3. Pencapaian Menuju Site ... 29

4.1.4. Sarana dan Prasarana ... 30

4.1.5. Analisa Matahari ... 32

4.1.6. Analisa Angin ... 32

4.1.7. Analisa Sirkulasi ... 33

4.1.8. Analisa View ... 34

4.2. ANALISA PENGUNJUNG ... 36

4.3. ANALISA FUNGSIONAL ... 36

4.3.1. Pelaku Aktifitas ... 36

4.3.2. Macam-macam Aktifitas ... 36

4.3.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ... 38

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 43

5.1. KONSEP DASAR ... 43

5.2. KONSEP PENZONINGAN TAPAK ... 43

5.3. KONSEP PELETAKAN MASSA ... 44

5.4. KONSEP VEGETASI ... 44

5.5. KONSEP SIRKULASI ... 45

5.6. KONSEP MASSA ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... vi

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 suasana eksterior pada dragon inn floating resort ... 12

Gambar 2.2 suasana eksterior pada malam hari ... 13

Gambar 2.3 suasana interior pada double room ... 13

Gambar 2.4 suasana eksterior pada shwe inn tha floating resort ... 14

Gambar 2.5 suasana interior pada salah satu kamar ... 15

Gambar 2.6 suasana interior pada restoran ... 16

Gambar 2.7 fasilitas pendukung seperti kolam renang dan spa ... 16

Gambar 2.8 suasana eksterior pada floating resort pristine ... 17

Gambar 2.9 suasana interior pada restoran ... 17

Gambar 3.1 suasana tropis pada kolam renang resort ... 21

Gambar 3.2 suasana tropis bangunan ... 21

Gambar 3.3 Pemandangan Langsung Ke Laut Dari Atas Bukit ... 22

Gambar 3.4 Bentuk Bangunan Hotel Resort Tropis ... 23

Gambar 4.1 Peta Lokasi Site di Ulee Lheue ... 24

Gambar 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi ... 25

Gambar 4.3 Batas-Batas Site ... 26

Gambar 4.4 Peruntukan wilayah berdasarkan RTRW Kota Banda Aceh ... 28

Gambar 4.5 Pencapaian Menuju Site ... 29

Gambar 4.6 Sarana dan prasarana di sekitar lokasi site ... 31

Gambar 4.7 Analisa matahari pada site ... 32

Gambar 4.8 Analisa angin pada site ... 32

Gambar 4.9 Analisa sirkulasi pada site ... 33

Gambar 4.10 Analisa view keluar site ... 34

Gambar 4.11 Analisa view kedalam site... 35

Gambar 4.12 Skematik Kegiatan Pengunjung ... 37

Gambar 4.13 Skematik Kegiatan Pengunjung yang menginap ... 37

Gambar 4.14 Skematik Kegiatan Pengelola ... 37

Gambar 4.15 Skematik Kegiatan Servis ... 38

Gambar 5.1 Konsep penzoningan Tapak ... 43

Gambar 5.2 Konsep Peletakkan Massa ... 44

Gambar 5.3 Konsep Vegetasi ... 44

(6)

Gambar 5.5 Konsep Sirkulasi ... 45

Gambar 5.6 Konsep Bentuk Massa Cottage ... 46

Gambar 5.7 Konsep Cottage ... 47

Gambar 5.8 Konsep Massa Hotel ... 47

Gambar 5.9 Konsep Selasar ... 48

Gambar 5.10 Konsep Ventilasi, Bukaan, dan Railing ... 48

Gambar 5.11 Bentukan Atap ... 49

Gambar 5.12 Konsep View ... 49

Gambar 5.13 Konsep Taman Bermain ... 50

Gambar 5.14 Konsep Kolam Renang dan Ruang Terbuka ... 50

DAFTAR TABEL Tabel 2.1: Jumlah Kunjungan Wisatawan Kota Banda Aceh ... ...8

Tabel 4.1: Arahan rencana sistem pusat pelayanan di Kota Banda Aceh ... ...27

Tabel 4.2: Program Ruang ... ...38

DAFTAR DIAGRAM ALIR Diagram Alir 1.1. Kerangka Berfikir ... ...4

Diagram 4.1. Skematik Kegiatan Pengunjung ... ...37

Diagram 4.2. Skematik Kegiatan Pengunjung yang Menginap ... ...37

Diagram 4.3. Skematik Kegiatan Pengelola ... ...37

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan

sebagai objek wisata di setiap daerah. Hampir semua kabupaten di Aceh memiliki

keunggulan di bidang pariwisata baik itu wisata pantai maupun pegunungan dan perbukitan.

Kota Banda Aceh termasuk daerah yang banyak memiliki potensi alamnya, sehingga

pemerintah dalam hal ini dinas pariwisata berperan penting dalam mengolah dan

meningkatkan fasilitas dan sarana akomodasi yang mendukung perkembangan objek-objek

wisata yang ada.

Salah satu obyek wisata yang potensial dikembangkan di Kota Banda Aceh adalah

Kawasan Wisata Ulee Lheue. Kawasan Ulee Lheue ini sangat potensial untuk dikembangkan

sebagai lokasi wisata sejarah, lokasi wisata tsunami, lokasi eco wisata seperti taman bermain,

hutan kota, hotel dan restoran, sarana bermain anak, wisata pantai dan sebagainya.

Kawasan wisata Ulee Lheue sudah berkembang dengan peran serta masyarakat,

pembangunan kawasan ini dirintis dan dikembangkan oleh masyarakat. Eksistensi Kawasan

ini pernah mengalami masa keemasan sebelum diberlakukannya darurat militer dan tsunami,

namun setelah masa tersebut kegiatan wisata di kawasan ini hampir mati total, namun karena

dedikasi masyarakat untuk tetap menghidupkan kegiatan wisata di kawasan ini maka aktifitas

wisata tetap berjalan.

Kawasan wisata Ulee Lheue belum memiliki sarana dan prasarana seperti tempat

wisata khusus namun sarana dan prasarana pendukung wisata sudah tersedia seperti

Restaurant Banda Seafood, Masjid Baiturrahim, Taman Kuliner Ulee Lheue, Banda

Waterboom, taman bermain, mushola dan sebagainya. Beberapa sarana wisata telah

mengalami kerusakan pasca Tsunami namun sedang dalam masa perbaikan.

Menyadari akan hal ini maka perlu dipikirkan sarana akomodasi yang dapat menarik

serta mendukung sektor pariwisata di kawasan wisata Ulee Lheue. Pemilihan judul ” Hotel

dan Resort Terapung Ulee Lheue” sebagai ajuan judul tugas akhir ini diharapkan dapat

memberikan suatu kontribusi yang dapat mendukung sektor pariwisata, karena dalam

membicarakan pariwisata kita tidak dapat terlepas dari sektor akomodasi seperti hotel dan

(8)

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan sebuah penginapan baru bagi para

pengunjung ataupun wisatawan yang ada di kawasan wisata Ulee Lheue dan sekitarnya,

sebuah tempat penginapan yang letaknya sangat strategis dengan jaminan kenyamanan dan

pemandangan ke arah pantai Ulee Lheue. Selain itu, dengan adanya penginapan ini dapat

memberikan wajah baru yang lebih dinamis, dan berkembang ke arah pariwisata daerah, hal

tersebut juga dapat merangsang masyarakat maupun pemerintah dalam meningkatkan

kuliatas pariwisata kota yang memiliki prospek ekonomi yang besar dimasa mendatang.

Tempat penginapan yang baik sangatlah dibutuhkan di kawasan wisata Ulee Lheue,

karena dengan memanfaatkan potensi alam yang ada dan memberikan kemanjaan kepada

pengunjung dengan beberapa fasilitas tambahan, akan memberikan kepuasan dan nilai jual

yang tinggi bagi hotel atau penginapan lainnya.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam mendesain dan membangun sebuah bangunan, pastinya seorang desainer

memiliki beberapa batasan dan permasalahan. Adapun batasan dan permasalahan tersebut

adalah :

• Bagaimana menciptakan fungsi bangunan resort dilahan pinggiran pantai yang juga mengambil bagian perairan dari pantai.

• Bagaimana menciptakan kualitas ruang luar dan dalam yang layak dan nyaman disesuaikan dengan tema yang diambil yaitu Tropis.

• Bagaimana mendesain sebuah resort yang sesuai dengan kebutuhan akomodasi yang ada pada kawasan kota.

1.4 Lingkup Pembahasan

• Tapak yang digunakan dianggap milik pemilik proyek dan telah siap untuk dibangun, proses pemilikan, pengosongan tanah dan sebagainya tidak dibahas.

• Penghitungan biaya dan manajemen proyek resort tidak dibahas.

• Fasilitas, kebutuhan ruang, dan fasilitasnya ditentukan berdasarkan studi banding dan studi literatur maupun survey, data-data yang diperoleh dianggap benar dan relevan,

(9)

1.5 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih berfokus pada

hal yang lebih khusus untuk mencari penyelesaian yang lebih tepat. Dalam hal ini pendekatan

pada masalah perancangan Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue. Pendekatan yang

dilakukan untuk mendapatkan pemecahan permasalahan dilakukan berdasarkan:

• Studi literatur yang berkaitan langsung dengan wacana sehingga dapat memberikan masukan dan memperkuat dibangunnya Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue. • Studi literatur tentang tema yang dipilih.

• Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.

1.6 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir adalah konsep yang meliputi proses pola berfikir dalam

melaksanakan sebuah kegiatan sebagai gambaran perencanaan dari seluruh kegiatan yang

akan di lakukan. Berikut adalah kerangka berpikir dalam mewujudkan Hotel dan Resort

(10)

D Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue

(11)

1.7 Sistematika penulisan laporan

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi pembahasan mengenai hal-hal yang melatarbelakangi perancangan, tujuan dan

manfaat perancangan, masalah perancangan, metode pendekatan, lingkup dan batasan

proyek, kerangka berpikir proyek yang akan diambil.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang pengertian dan tinjauan tentang kasus proyek serta deskripsi umum

tentang proyek, meliputi status kepemilikan, pemilihan lokasi, program kegiatan pada

proyek, kebutuhan ruang, standar-standar perancangan dilengkapi dengan studi banding

proyek sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Berisi tentang berbagai pengertian tentang tema, batasan tema, interpretasi tema

serta, kaitan tema dengan judul serta studi banding dengan tema sejenis.

BAB IV. ANALISA

Berisi analisa permasalahan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya secara

terperinci berdasarkan fakta-fakta serta standar-standar yang ada, dimulai dengan

lingkungan hingga ke masalah tapak dan bangunan.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep yang diambil dari berbagai analisa pada bab sebelumnya meliputi

rencana tapak dan bangunan, perancangan bangunan, serta perancangan utilitas.

BAB VI. PERANCANGAN ARSITEKTUR

(12)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Agar mendapat persepsi yang sama dengan penulis sehingga memudahkan untuk

penjelasan mengenai proyek maka perlu untuk menjelaskan proyek secara garis besar terlebih

dahulu. Dilihat dari judul ” Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue” dapat didefinisikan

sebagai berikut : sebuah penginapan di pinggiran pantai di kawasan wisata Ulee Lheue dan

sekitarnya dengan beberapa cottage terapung dengan fasilitas rekreasi yang berada di

beberapa titik kawasan wisata Ulee Lheue dan sekitarnya serta fasilitas penunjang lainnya

yang dapat mendukung sebuah penginapan.

Hotel

• Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang

yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar

sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.

• Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.

Resort

• Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan

raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan

yang berhubungan dengan kegiatan olahraga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta

keperluan usaha lainnya.1

• Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai / pegunungan yang banyak dikunjungi.2

• Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya.3

• Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolahraga seperti tenis, golf, spa, tracking, dan jogging,

bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resort, bila ada

1Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988 2John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987

3A. S. Homby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974 4

Nyoman. S. Pendit, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999

(13)

tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar

resort ini.4

• Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.5

Terapung

Terapung berasal dari kata dasar apung yang artinya adalah mengambang di atas

permukaan air.

Ulee Lheue

Ulee Lheue merupakan salah satu nama desa yang terdapat di Kecamatan Meuraxa,

Banda Aceh. Memiliki suatu potensi wisata, yaitu berupa kawasan wisata pantai Ulee Lheue

yang sedang dikembangkan.

2.2 Studi Kelayakan

Setiap tahunnya Indonesia mengeluarkan program Visit Indonesia, yang bertujuan

untuk meningkatkan jumlah pengunjung atau wisatawan yang datang ke Indonesia. Seiring

dengan program pemerintah tersebut banyak daerah mulai mengembangkan berbagai macam

keunikan atau potensi yang ada pada daearah masing–masing, seperti halnya Bali atau

Lombok yang sudah menjadi surga bagi para wisatawan asing maupun lokal.

Demikian halnya dengan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai provinsi

paling barat Indonesia, Aceh mulai berbenah diri pasca Tsunami yang melanda sebagian

besar daerah pesisir pantai barat dan utara, baik itu pembangunan fisik maupun non fisik.

Khususnya pada kota Banda Aceh, banyak potensi yang dapat dijadikan sebagai daya tarik

bagi masyarakat lokal, nasional, dan internasional untuk berkunjung ke Banda Aceh yang

pada gilirannya dapat menjadi pengungkit dan pendorong untuk tumbuh dan berkembangnya

potensi ekonomi masyarakat dan daerah di berbagai aspek. Untuk jumlah kunjungan

wisatawan yang datang ke kota Banda Aceh menurut Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banda Aceh 2007-2012, dapat dilihat pada tabel berikut

(14)

No. Wisatawan Tahun

2007 2008 2009

1. Wisatawan Nusantara 91.442 131.303 23.148

2. Wisatawan Mancanegara 9.481 6.960 1.237

TOTAL 100.923 138.263 24.385

Dari tabel diatas dapat dilihat untuk kunjungan wisatawan ke daerah Banda Aceh

pada tahun 2009 mengalami penurunan dengan total wisatawan 24.385. Atas pertimbangan

tersebut dapat dikatakan bahwa penurunan yang terjadi pada kunjungan wisatawan yang ada

di daerah Banda Aceh di sebabkan oleh beberapa hal seperti masih kurangnya tingkat

pelayanan pada objek-objek wisata yang tersebar hampir diseluruh kawasan di Banda Aceh

baik itu kenyamanan, kelengkapan fasilitas, akomodasi penginapan, kemudahan akses ke

daerah objek wisata, dan lainnya.

2.3 Tinjauan Umum

2.3.1 Pengenalan Umum Tentang Resort

Resort dapat didefinisikan sebagai daerah tujuan yang secara relatif mandiri dan

secara tipikal menyediakan fasilitas dan pelayanan dalam tingkat besar, termasuk

perencanaan yang didesain untuk rekreasi dan relaksasi. Ruang terbuka dan Landscape adalah

elemen yang paling diutamakan dan diperhatikan dalam merencanakan sebuah resort.

• Resort mempunyai arti sebagai tempat wisata yang sering dikunjungi orang atau tempat rekreasi dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alam

yang berada di lokasi tersebut.

(Homby AS, Oxford, Advanced Learner’s Dictionory of Current English) • Pergerakan individu/keluarga/kelompok manusia ke suatu tempat diluar

daerah tempat tinggalnya untuk masa, selang waktu, dan kepentingan tertentu.

(W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai

Pustaka, Jakarta, 1976)

(15)

2.3.2 Klasifikasi Resort

Klasifikasi resort terbagi berdasarkan letak orientasi view dan lokasi dan kelengkapan

atraksi wisata. Jenis-jenis resort berdasarkan letak orientasi view, yaitu:

• Mountain Resort (resort yang terletak di pegunungan) • Beach Resort (resort yang berada di pinggiran pantai) • Lake Resort (resort yang berada di tepi danau)

• Hill Resort (resort yang berada di puncak gunung)

• Forest Resort (resort yang berada di kawasan hutan lindung)

Jenis-jenis resort berdasarkan lokasi dan kelengkapan atraksi wisata, yaitu:

• Resort gabungan (intergrated resort)

Resort gabungan, termasuk perkampungan pedesaan untuk tempat berlibur

adalah resort yang direncanakan secara khusus. Dimana para pekerjanya dapat

tinggal di dalam atau dekat dengan resort. Orientasi resort ini dikhususkan

pada keistimewaan alam seperti pantai, laut, lereng-lereng ski, pemandangan

gunung, taman nasional, atau keistimewaan lain seperti daerah dengan

arkeologi dan sejarah, iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau fasilitas

olahraga lain atau kombinasi di antaranya. • Resort perkotaan (town resort)

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktifitas pada

komunitas perkotaan, tetapi secara ekonomi difokuskan pada aktifitas resort

yang memiliki akomodasi seperti hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada

beberapa contoh resort perkotaan seperti resort ski, resort pantai, dan resort

spa di kota-kota Eropa dan Amerika Utara. Resort pantai di Australia dan

resort spa di perkotaan Jepang. • Resort retreat (retreat resort)

Skala resort ini lebih kecil, kira-kira 25-50 kamar, tetapi direncanakan dengan

kualitas tinggi. Terdapat di daerah-daerah terpencil seperti di pegunungan atau

di pulau-pulau kecil. Akses satu-satunya hanya melalui kapal boat atau kapal

udara kecil atau jalan layang. • Rekreasi air (Perairan)

Yang dimaksud dengan rekreasi air (perairan) yaitu rekreasi yang dilakukan

(16)

memanfaatkan potensi alam perairan. Jenis aktifitas yang dapat dilakukan

pada rekreasi perairan ditentukan oleh kondisi perairannya. Aktifitas tersebut

dapat berupa pasif atau aktif. Sebagai contoh untuk perairan yang airnya deras

bergelombang tetapi mempunyai pemandangan yang indah maka aktifitasnya

cenderung pasif (contohnya pada pantai parangritis, jogjakarta). Sedangkan

untuk perairan yang tenang maka aktifitasnya cenderung aktif (seperti marina

ancol, pantai kuta bali).

2.4 Tinjauan Khusus

2.4.1 Deskripsi Proyek

Judul Proyek : Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue

Tema : Arsitektur Tropis

Status : Fiktif

Fungsi : Sarana akomodasi penginapan bagi para wisatawan yang

berkunjung ke kawasan wisata di Kota Banda Aceh umumnya

dan Kecamatan Meuraxa khususnya, baik itu lokal maupun

mancanegara.

Lokasi : Desa Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa (Jalan Calang –

Banda Aceh)

Luas Lahan : ± 3 Ha

Kontur : Relatif datar dengan kemiringan 0o-5o

KDB : 40%

GSB : 4,5 Meter

KLB : 1-2

Batas-batas Site

Utara : Permukiman Penduduk

Barat : Selat Malaka

Timur : Jalan Calang – Banda Aceh

Selatan : Banda Waterboom

Pemilik : Pribadi / Swasta

Potensi Lahan : Berada pada pinggiran pantai Ulee Lheue yang memiliki

(17)

2.4.2 Fungsi Bangunan

Berdasarkan kegiatannya, terdapat tiga lingkup fungsi pada perancangan Hotel dan

Resort Terapung Ulee Lheue, yaitu:

1. Fungsi publik yaitu area yang merupakan tempat para pengunjung hanya dapat

menikmati dan menghabiskan waktu dan melakukan kegiatan publik, seperti:

• Hall

2. Fungsi private yaitu kawasan penginapan para tamu yang menginap sebagai

tempat istirahat dan melakukan kegiatan lainnya selama mereka berada di

Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue. Terdapat tiga jenis kamar dan dua

jenis cottage di Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue, yaitu:

• Standart Room

Kamar paling murah dan fasilitas kamar disesuaikan dngan studi

literatur standart room.

• Deluxe Room

Fasilitas terdiri dari kamar tidur, ruang makan dan pantry, ruang tamu

dan kamar mandi.

• Suite Room

Fasilitas terdiri dari kamar tidur, ruang makan dan pantry, ruang tamu,

wardrobe, dan kamar mandi. • Standard Cottage

Fasilitas terdiri dari kamar tidur, ruang tamu, dan kamar mandi.

• Family Cottage

Fasilitas terdiri dari dua kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, dan

kamar mandi.

• Entrance Hall Cottage

• Ruang Serbaguna

3. Fungsi service, meliputi:

(18)

• House Keeping and Laundry Office • Service Building

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis

2.5.1 Dragon Inn Floating Resort, Malaysia

Resort ini terletak di Jalan Kastam di kota Semporna. Dragon Floating Inn Resort

dibangun di atas laut dangkal yang menyediakan 70 kamar yang terdiri dari single room,

double room, family room, twin room, VIP room, longhouse, restoran terbuka dan ruang

konferensi, dihubungkan oleh jalan setapak.

Ini adalah tenggara Semporna dan dikenal luas sebagai Semporna Mengambang,

resort ini menandai keberhasilan saat dipilih sebagai salah satu tujuan untuk acara

internasional Eco-Challenge 2000 dan juga dimahkotai dengan nama Royal Resort sebagai

resort yang menyambut kunjungan kerajaan hampir setiap tahun. Dragon Inn menawarkan

penginapan memesona namun nyaman dan terjangkau sederhana, dengan pemandangan

fantastis laut tenang sekitarnya.

Dragon Inn bukan merupakan resort pulau dengan sendirinya. Dibuka pada tahun

1985, itu adalah pit stop yang populer bagi wisatawan menuju dunia yang terkenal dan

Sipadan Mabul. Menawarkan resort pengalaman yg sangat tidak banyak tempat di Malaysia

dapat menawarkan. Kamar yang dibangun di atas panggung dan mereka memiliki pandangan

menakjubkan dari laut, Bajau Laut Lepa perahu dan matahari terbenam.

(19)

FASILITAS:

Secara total, ada sekitar 70 kamar yang tersebar di seluruh resort terapung ini. Ada 6 VIP

room, 7 family room, 33 single room, 18 double room dan twin room , dan 6 longhouse.

Double room lebih kecil dari VIP atau Family Room, tapi tetap nyaman untuk

ditempati dua tamu atau maksimal 2-3 tamu dewasa 2 anak-anak dengan tambahan matras.

Ruang ini dilengkapi dengan satu king-sized bed, AC, TV kabel, dan heated shower. Family

room sangat ideal untuk satu keluarga, maksimal ditempati 2-3 tamu dewasa dan 2

anak-anak. Ruang ini dilengkapi dengan satu king-sized bed dan satu single bed, AC, TV kabel,

dan heated shower. Twin room lebih kecil dari VIP atau Family Room, tapi tetap nyaman

untuk ditempati dua tamu atau maksimal 2-3 tamu dewasa 2 anak-anak dengan tambahan

matras. Ruang ini dilengkapi dengan dua single bed, AC, TV kabel, dan heated shower.

VIP room sangat ideal untuk pasangan, keluarga atau sekelompok sahabat, sangat

nyaman dan mewah, termasuk pemandangan terbaik dibandingkan guestroom lainnya.

Terbagi atas dua jenis yaitu VIP Deluxe Room dan VIP Suite Room. VIP Deluxe Room

dilengkapi dengan satu king-sized bed dan satu single bed, AC, TV kabel, kulkas, heated

Gambar 2.2 suasana eksterior pada malam hari

(20)

shower, fasilitas membuat kopi/teh, serta breakfast dengan menu VIP. Sedangkan VIP Suite

Room dilengkapi dengan satu king-sized bed dan satu single bed, AC, TV kabel, kulkas,

heated shower, hair dryer, iron dan ironing board, fasilitas membuat kopi/teh, serta breakfast

dengan menu VIP. Longhouse, ruangan yang paling sederhana dan terjangkau sangat cocok

untuk kelompok besar dengan budget terbatas. Dilengkapi dengan 22 buah tempat tidur, kipas

angin, serta non-heated showers.

Resort ini juga memiliki ruang pertemuan (conference room), ruang serbaguna

(multipurpose hall), sebuah restoran seafood yang luar biasa disebut Restoren Bandar Mutiara

dan sejumlah akuarium alam di mana berbagai jenis ikan laut yang dipelihara untuk

menampilkan pengunjung. Conference room dengan disain elegan muat untuk 40-150 orang

sangat cocok untuk event-event seperti pertemuan formal perusahaan atau seminar-seminar.

Dilengkapi dengan AC dan tempat duduk yang nyaman. Multipurpose hall yang didisain

untuk 400 orang cocok untuk pertemuan informal maupun formal dan dapat menikmati udara

terbuka.

2.5.2 Shwe Inn Tha, Myanmar

Inle Lake adalah tempat yang magis di Myanmar (dahulu Burma), di mana

desa-desa dan biara bangkit dari air di tengah kebun mengambang, suku bukit mendiami garis

pantai, dan satu-satunya cara untuk berkeliling adalah dengan longboat. Ini perahu kayu

tradisional dengan tukang perahu menggunakan teknik mendayung unik untuk mengangkut

barang dan penumpang, menangkap ikan dan pergi ke pasar.

bertengger tenang di atas panggung kayu tepat di atas Inle Lake. Tiba dengan perahu dari

Heho Bandara atau kota-kota sekitarnya, serta kunjungan berikutnya, danau pasar restoran

(21)

dan desa, adalah seperti melangkah mundur dalam waktu beberapa ratus tahun. Kehidupan di

bagian mempesona Myanmar cara hidup yang telah berlangsung selama berabad-abad, dan

orang-orang yang ramah dan bersahabat.

Shwe Inn Tha dibangun dan berjalan dengan sensitivitas ekologis, melestarikan

keindahan alam dan sumber daya lingkungan danau sambil memberikan pengalaman tamu

fenomenal yang tidak dapat memiliki tempat lain di dunia.

FASILITAS:

Shwe Inn Tha menyediakan 32 buah deluxe room, 4 buah family deluxe room, dan 4

junior suite. Tiap kamar disediakan telepon, mini bar, dan pemanas air. Shwe Inn Tha juga

dilengkapi dengan dining room dengan hiburan spesial seperti tarian tradisional atau musik.,

coffee n bakery shop yang dilengkapi dengan TV satelit, dan transportasi dari airport ke

penginapan serta boat rentals dan trekking tours.

Udara terbuka dan paviliun ruang duduk menyapa ketika pengunjung tiba di Shwe Inn

Tha. Hanya di luar daerah ini umum adalah restoran resort, sebuah ruang besar yang

melayani Tha lokal top-notch dan masakan Shan, serta pilihan India, Singapura, Eropa dan

hidangan internasional lainnya. Karena danau ini berbahaya untuk navigasi pada malam hari,

makan malam sebagian besar diambil di restoran Shwe Inn Tha.

(22)

Resort ini juga memiliki kolam renang terapung. Kolam renang diisi dan diperlakukan

secara alami dengan penyaringan air, dikelilingi oleh dek tempat tidur besar dan nyaman

untuk bersantai. Layanan spa juga tersedia, seperti kolam renang, layanan spa disini berbeda

dari pengalaman spa lain yang Anda temui. Pijat, layanan spa wajah dan lainnya disediakan

sendiri di udara terbuka, dengan paviliun terapung.

2.5.3 Emarald island-floating resort pristine, Kerala

Emarald Hotel, sebuah unit dari Pemimpin Properties rantai berkembang dari

beberapa hotel mewah terbaik, liburan resor, spa dan hotel bisnis di India, berkantor pusat di

distrik Ernakulam, Kerala. Emarald hotel telah mencapai standar global kualitas produk dan

pelayanan bermutu bagi pengalaman industri. Mereka telah menjadi tujuan pilihan untuk

pelancong bisnis dari India dan luar negeri karena lokasi pusat kota mereka, memberikan

akses mudah ke komersial kunci & kabupaten hiburan.

Gambar 2.6 suasana interior pada restoran

(23)

Semua hotel dan resort tempat penekanan yang sangat kuat pada desain kontemporer

di ruang yang pribadi dan publik. Gaya dan mewah meningkatkan segala sesuatu - baik itu

lukisan, furnitur aksesori atau konsep makan dan hiburan. Pasar kepemimpinan telah dicapai

melalui meningkatkan mutu konstan produk dan jasa untuk membawa benar-benar terdepan

pengalaman internasional.

Fasilitas meliputi Pusat Bisnis dengan fasilitas modern digabungkan dengan

ruang-ruang rapat. Fasilitas Perjamuan / Banquet, konferensi dan ruang-ruang pertemuan yang dilengkapi

dengan keadaan fasilitas seni bisnis menawarkan tempat yang sempurna untuk pertemuan

bisnis. Dilengkapi dengan restoran dan spa kesehatan alami dari kelas dunia sehingga ribuan

wisatawan datang berkunjung karena resort kelas dunia modern adalah pilihan wisatawan di

seluruh dunia.

Gambar 2.8 suasana eksterior pada floating resort pristine

(24)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 Pengertian Tema

Arsitektur adalah lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan

melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya serta harta miliknya dari elemen-elemen, dari

musuh dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan

aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan

menunjukkan status.

Tropis adalah daerah yang terletak diantara garis isoterm 200 di sebelah bumi utara

dan selatan.

Daerah sekitar khatulistiwa, daerah yang beriklim panas.

Dari kedua defenisi di atas maka dapat diambil pengertian arsitektur tropis adalah

lingkungan buatan manusia sebagai tempat bernaung dan melakukan kegiatan-kegiatan dan

dirancang dengan melakukan penyesuaian terhadap daerah khatulistiwa yang beriklim panas.

Menurut Tri Harso Karyono, pakar bangunan tropis dari Universitas Tarumanagara,

Jakarta, wujud arsitektur tropis lebih mengarah pada pemecahan persoalan yang ditimbulkan

iklim tropis, seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan, dan kelembaban tinggi. Bangunan

dapat bercorak, bergaya, atau berwarna apa saja. Tapi dengan syarat, desain bangunan itu

dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman menjadi kondisi yang nyaman bagi

manusia. Kriterianya yaitu fluktuasi suhu ruang, fluktuasi kelembaban, intensitas cahaya,

aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan masuk bangunan, serta adakah terik matahari

mengganggu penghuni dalam bangunan.

Menurut Corsini (1997), konsep bangunan yang fleksibel terhadap perubahan suhu

dan kelembaban udara adalah menghindari pemancaran dan pemantulan panas matahari serta

utilitas mesin bangunan, melalui penentuan bahan bangunan yang tepat, ventilasi dalam

bangunan yang sempurna dan menyeluruh ke semua sudut ruangan, pemakaian bahan

bangunan alami, tata tanaman yang mencukupi guna mendinginkan panas udara dan produksi

oksigen serta atap dan langit-langit cukup tinggi untuk menaikkan udara panas di samping

perhatian pada organisasi ruang yang dapat mengefisienkan gerakan di dalam bangunan.

(25)

pada langit-langit. Tujuannya adalah ventilasi yang bergerak teratur, lurus dan menyeluruh ke

sudut ruangan.

Ciri-ciri bangunan tropis, yaitu:

• Adanya ventilasi silang untuk menjamin sirkulasi udara yang baik • Teritis atap cukup lebar

• Bidang atap dan bidang dinding mendapat bayangan yang cukup baik • Bahan bangunan dengan daya serap panas yang rendah

• Ketinggian plafon minimal empat meter

3.2 Interpretasi Tema

Arsitektur tropis pada pokoknya adalah mengurangi atau meniadakan faktor-faktor

yang merugikan, seperti radiasi matahari yang kuat dan memanfaatkan faktor-faktor yang

menguntungkan, seperti cahaya langit dan aliran udara sampai jumlah tertentu.

Menghasilkan kondisi lingkungan yang sehat dan nyaman di dalam bangunan adalah

merupakan salah satu tujuan dari pembuatan suatu bangunan. Bangunan yang merupakan

selubung yang memisahkan ruangan di dalam bangunan dengan lingkungan di luarnya,

diharapkan dapat mengubah pengaruh langsung dari iklim seperti temperatur udara, radiasi

matahari, angin dan kelembaban udara.

Resort sebagai tempat peristirahatan dan tempat wisata serta rekreasi yang sering

dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya mutlak

diperhatikan kenyamanannya. Berhubungan dengan kondisi lingkungan terutama iklim

setempat: iklim tropis dengan ciri-ciri kelembaban tinggi, perbedaan suhu yang tinggi dan

curah hujan yang cukup banyak.

Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengantisipasi panas yang tidak

menyenangkan, memperkecil tingkat penguapan, menata pencahayaan di dalam ruangan,

mengantisipasi tempiasan air hujan, dan lain sebagainya.

Arsitektur tropis hadir untuk membantu memecahkan permasalahan perancangan

dalam suatu kondisi lingkungan beriklim tropis, dengan tujuan menciptakan suatu tingkat

(26)

Arsitektur tropis adalah lingkungan buatan manusia sebagai tempat berlindung yang

perancangannya disesuaikan dengan daerah sekitar khatulistiwa yang beriklim panas.

Faktor-faktor utama dalam iklim tropis adalah: • Matahari

• Pergerakan udara • Kelembaban • Hujan

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kenyamanan:

1. Matahari

• Sengat dan silau matahari.

• Pemanfaatan cahaya alami penting untuk ruangan terutama ruang tidur. Tanggapan terhadap perancangan:

• Menghindari pemanasan fasade yang berlebihan.

• Penggunaan skylight untuk memasukkan sinar matahari dapat digunakan untuk menghindari ruang-ruang gelap di bagian dalam bangunan.

• Pemantulan oleh air atau overhang.

• Perlindungan terhadap matahari: tirai horizontal dan vertikal, vegetasi. 2. Pergerakan udara dan kelembaban

Pergerakan udara mutlak diperlukan dalam ruangan (syarat kesehatan) dan dapat

membantu mengurangi kelembaban dan panas dalam ruangan.

Tanggapan terhadap perancangan:

• Ventilasi silang, mengakibatkan pergerakan udara di dalam ruangan diperlukan, sebaiknya mengenai tubuh manusia, dapat menciptakan kesejukan

dalam ruangan.

• Vegetasi, membelokkan arah angin.

• Bentuk bangunan, massa bangunan yang menangkap angin untuk memasukkan udara ke dalam bangunan.

• Tinggi bangunan, semakin tinggi bangunan, semakin kuat angin yang melewati sisi bangunan.

• Overhang/kanopi, menyebabkan aliran udara ke atas ruangan.

3. Hujan

Bisa tiba-tiba turun hujan dengan intensitas yang sangat tinggi disertai tiupan angin.

(27)

• Perlu diantisipasi dengan bentuk atap lebar dan teritisan atap untuk mencegah tempias ke dalam bangunan.

• Perlu adanya atap pelindung untuk selasar.

3.3 Studi Banding Tema Sejenis

3.3.1 Khayangan Villa/Estate

Lokasinya ada di Uluwatu Bali, di Bukit semenanjung bersebelahan dengan Bulgari

Bali Resort. Khayangan terletak atas 1,5 hektar magnificently atas taman clifftop, 170 meter

di atas Selonding pantai. Villa ini menawarkan salah satu pemandangan terbaik di Bali

dengan 180 derajat panorama-vista dari Samudera Hindia.

Khayangan Villa/Estate akan membawa Anda ke sebuah kediaman / tempat di mana

Tuhan sendiri mungkin memilih untuk diam, dengan mengkombinasikan antara kenyamanan

modern dan teknologi masa kini di Bali. Khayangan berada dalam 1,5 hektar hijau taman

tropis, berdekatan dengan Bulgari Resort dan Spa, 170 meter di atas pasir putih Selonding

dari pantai, di bagian selatan paling ujung Bali Bukit semenanjung. Gambar 3.1 suasana tropis pada kolam renang resort

(28)

Memanfaatkan campuran desain kontemporer dan pengaruh Eropa, J klaster dari

sebelas antik Indonesia joglos – setelah rumah tradisional Jawa yang aristokrasi – telah

diselamatkan dari kehancuran dan dgn penuh kasih sayang dan dikembalikan refitted

kontemporer dengan interior mewah dan negara-of-the-art Fixtures dan perlengkapan untuk

membawa Anda yang eksklusif dan pemurah libur sama sekali pengalaman.

Khayangan Estate yang juga banyak fitur yang dirancang untuk mengurangi dampak

terhadap lingkungan. Taman yang ada adalah sawah menggunakan sistem underground meter

air yang digunakan pada waktu otomatis. Ada juga tanaman air, yang menghasilkan kualitas

air minum di semua PDAM. Sebuah sistem daur ulang limbah air telah pula direncanakan.

Pernikahan dan acara spesial dapat dirayakan di Khayangan Estate dimana villa ini

menyajikan tepat untuk pernikahan, pesta dan acara khusus lainnya. Dan masih banyak

berbagai fasilitas hiburan dan komunikasi, bersama dengan semua kenyamanan dan layanan

yang akan Anda harapkan dari sebuah resor bintang lima.

3.3.2 The Michael Resorts

Tersembunyi di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Kecamatan Pamijahan Bogor,

The Michael Resorts yang ada di tanah seluas 2,7 hektar benar-benar membuat Anda seperti

berada di dunia yanglain.

Lanskap Cantik di Atas Jurang The Michael Resorts memang menawarkan

kenikmatan yang berbeda. Area bangunan hanya menggunakan 20-30 persen dari

keseluruhan luas tanah, memberikan Anda benar-benar menikmati sebuah keindahan alam

(29)

dibangun kokoh di atas jurang dan Anda akan menuruni ribuan anak tangga yang

mengelilingi taman-taman cantik yang menurun ke bawah. Sementara hingga di bagian

bawah adalah proyek hutan kecil dan pada akhir anak tangga di bagian terbawah akan

membawa Anda sampai ke sebuah air terjun kecil pribadi yang memang hanya bisa diakses

dari The Michael Resorts. Resorts ini juga dikelilingi oleh sungai, memberikan suasana alam

amat terasa.

Konsep modern tropis ditampilkan dari setiap elemen bangunan baik itu elemen

utama maupun penunjang, dengan penggunaan kombinasi atap perisai genteng dengan

penutup ruangan yang terbuat dari bahan-bahan yang menyesuaikan dengan kondisi alam

tropis.

(30)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Fisik

4.1.1 Analisa Lokasi

Lokasi Site

U

Banda Aceh

Kecamatan Meuraxa

Desa Ulee Lheue

Gambar 4.1 Peta Lokasi Site di Ulee Lheue

(31)

Keadaan site:

• Lokasi Tapak : di Kawasan Wisata Ulee Lheue, Jalan Calang-Banda Aceh • Batas-batas Site

Utara : Permukiman Penduduk

Selatan : Banda Waterboom

Timur : Jalan Calang – Banda Aceh

Barat : Selat Malaka

• Luas Lahan : ± 3 Ha ( ± 30.000 m2 )

Gambar 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi

(32)

Unsur potensial utama site adalah:

• Site merupakan kawasan yang sudah dikenal masyarakat luas, karena merupakan satu-satunya kawasan wisata pantai yang berada di Kota Banda Aceh sendiri.

• Posisi site berada dekat dengan pusat kota dengan jarak ± 3 km dari Kota Banda Aceh.

Akses menuju site mudah, didukung dengan kondisi jalan yang baik, tranportasi yang lancar dan memadai.

Gambar 4.3 Batas-Batas Site

Batas utara, permukiman penduduk.

Batas timur, jalan calang – Banda Aceh.

Batas selatan, Banda Waterboom.

Batas barat dan selatan, Selat Malaka.

(33)

4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan

Tata guna lahan adalah pengaturan tentang penggunaan lahan dalam membangun

sebuah bangunan. Analisa ini digunakan untuk mencari efektivitas penggunaan lahan agar

bangunan menjadi tepat guna bagi lokasi sekitarnya.

• Pada RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016, termasuk ke dalam pariwisata pantai kota Banda Aceh.

• Sebagai kawasan rekreasi dan pariwisata lokasi ini sangat potensial untuk dibangunnya bangunan yang mewaahi kegiatan penginapan, rekreasi, dan hiburan

sebagai fasilitas pelayanan umum di Kota Banda Aceh dan sekitarnya dan

diperuntukan untuk seluruh lapisan masyarakat yang ada maupun wisatawan yang

datang ke Indonesia khususnya dibidang hiburan dan rekreasi.

Hal ini diperkuat oleh 4 unsur potensial utama:

 Terletak di desa wisata Ulee Lheue kecamatan Meuraxa.

 Berada pada kawasan wisata pantai yang sedang dikembangkan.

 Transportasi yang lancar dan baik.

 Luas site yang mendukung ± 3 Ha, namun tetap menggunakan pantai sebagai wadah rekreasi.

(34)
(35)

4.1.3 Pencapaian Menuju Site

Untuk pencapaian menuju ke site yaitu Jalan Pelabuhan Lama Ulee Lheue yang

merupakan pencapaian dari Pelabuhan Feri Ulee Lheue dan Jalan Iskandar Muda yang

merupakan jalan utama dari pusat kota. Jalan utama menuju site adalah Jalan Calang – Banda

Aceh yang berada tepat di depan site yang juga merupakan pencapaian dari Kabupaten Aceh

Besar. Kondisi jalan yang sangat baik setelah mengalami perbaikan pasca tsunami,

memudahkan akses untuk menuju site.

jalan Iskandar Muda, akses dari pusat kota Banda Aceh. Jalan dua arah dengan lebar 16 meter dan dibatasi pulau jalan. Jalan Pelabuhan Lama Ulee Lheue,

akses dari Pelabuhan Ulee Lheue. Jalan dua arah dengan lebar jalan 12 meter dan dibatasi pulau jalan.

Simpang Tiga Ulee Lheue, pertemuan antara Jl. Pelabuhan Lama Ulee Lheue, Jl. Iskandar Muda, dan Jl. Calang – Banda Aceh

Jalan Calang – Banda Aceh, jalan utama menuju site. Akses dari Kabupaten Aceh Besar. Jalan dua arah dengan lebar jalan 6 meter.

Gambar 4.5 Pencapaian Menuju Site

(36)

4.1.4 Sarana dan Prasarana Site

A. Prasarana

Prasarana site yang tersedia saat ini pada lokasi adalah jalan menuju lokasi dalam

kondisi yang baik, fasilitas saluran air bersih, fasilitas saluran air kotor, fasilitas

listrik, fasilitas telepon, dan fasilitas gas.

B. Sarana

Sarana site yang tersedia meliputi:

• Rumah ibadah, Mesjid Baiturrahim yang juga menjadi salah satu objek wisata, satu-satunya bangunan yang bertahan di Ulee Lheue saat dilanda

bencana gempa dan Tsunami tahun 2004.

• Arena rekreasi, terdapat Taman Kuliner di tepi Simpang Tiga Ulee Lheue dan Banda Waterboom di Jalan Calang – Banda Aceh.

• Makam, terdapat Kuburan Massal korban tsunami. • Terdapat SPBU Ulee Lheue milik Pertamina.

• Perkantoran, terdapat perkantoran yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana.

• Restoran, terdapat Restoran Banda Seafood di Jalan Calang – Banda Aceh. • Cafe, terdapat Coffe Shop di tepi Jalan Iskandar Muda.

(37)

Gambar 4.6 Sarana dan prasarana di sekitar lokasi site Taman Kuliner

Pusat Riset Tsunami Kuburan Massal

Restaurant Banda Seafood Waterboom Ulee Lheue

Pom Bensin Masjid Baiturrahim

Dinas Pariwisata

Coffee Shop

(38)

4.1.5 Analisa Matahari

Matahari merupakan bagian penting dalam merancang bangunan. Pemanfaatan sinar

matahari yang baik dapat mendukung bangunan baik dari segi fisik maupun juga

fungsionalnya.

Gambar 4.7 Analisa matahari pada site

Pada bagian timur / bagian site yang terkena matahari pagi, diberi banyak bukaan untuk

pencahayaan alami pada bangunan. Digunakan untuk ruang publik yang membutuhkan

cahaya matahari. Pada bagian barat / bagian site yang terkena matahari sore dapat diberi

shading dengan memberi kisi-kisi pada fasad bangunan serta membuat vegetasi.

4.1.6 Analisa Angin

Angin dapat di jadikan faktor penting dalam merancang bangunan. Terutama jika

bangunan berada di atas air. Angin dapat menjadi pertimbangan fungsional, struktur dan

sumber energi bangunan.

Gambar 4.8 Analisa angin pada site

TIMUR BARAT

SITE

Pada siang hari akan terjadi siklus angin darat, dimana angin akan bergerak dari laut dan akan melintasi kawasan site, hal ini diakibatkan temperatur udara yang tinggi di laut menjadikan tekanan udara tinggi dan angin akan bergerak ke darat.

Angin bergerak dari darat pada malam hari akan melintasi site, hal ini diakibatkan temperatur udara yang tinggi, menjadikan tekanan udara tinggi dan bergerak ke laut.

(39)

4.1.7 Analisa Sikulasi

Terdapat dua jenis sirkulasi, yaitu sirkulasi kendaraan brmotor dan pejalan kaki.

Gambar 4.9 Analisa sirkulasi pada site

Jalan Iskandar Muda • Lebar 16 m, dua arah. • Kepadatan kendaraan

rendah. Jalan Pelabuhan Lama Ulee Lheue

• Lebar 12 m, dua arah.

• Kepadatan kendaraan rendah, namun pada sore-malam hari relatif tinggi karena adanya aktifitas penjual jagung bakar di pinggir jalan.

Simpang Tiga Ulee Lheue • Terdapat bundaran jalan. • Kepadatan kendaraan rendah

pagi hingga siang dan relatif tinggi pada saat sore hingga malam.

Jalan Calang – Banda Aceh • Lebar 6 m, dua arah.

• Kepadatan kendaraan relatif tinggi.

Keterangan:

= Jl. Iskandar Muda, akses dari pusat kota menuju lokasi. = Jl. Pelabuhan Lama Ulee Lheue, jalan arteri primer

menuju lokasi.

= Jl. Calang – Bada Aceh, jalan primer menuju lokasi.

(40)

4.1.8 Analisa View

View dari dalam keluar

Gambar 4.10 Analisa view keluar site View keluar pada area

ini sangat menarik, terutama pada saat sunset. Pada bagian ini sangat baik untuk area penginapan.

View keluar pada area ini terlihat bangunan pusat riset tsunami yang cukup menarik, sehingga pada bagian ini sangat baik untuk entrance.

View keluar pada area ini sangat menarik, Sehingga pada area ini sangat baik untuk area publik

View keluar pada area ini kurang baik, terdapat permukiman penduduk yang merupakan rumah bantuan pasca tsunami. Pada bagian ini tidak baik dijadikan entrance. View keluar pada area

ini terlihat Banda Waterboom. Pada bagian ini baik untuk fasilitas pendukung.

(41)

View dari luar kedalam

View kedalam keseluruhan adalah pepohonan. Pada area ini direncanakan sebagai area privat yang merupakan tempat pengiapan berupa cottage-cottage terapung.

View kedalam merupakan pepohonan dan rerumputan. Direncanakan sebagai area publik dan akan dirancang semenarik mungkin untuk menarik pengunjung.

Gambar 4.11 Analisa view kedalam site

(42)

4.2 Analisa Pengunjung

Analisa pengunjung pada proyek ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah wisatawan yang datang ke Kota Banda Aceh berdasarkan kunjungan

wisatawan rata-rata dari tahun 2007-2009 adalah sejumlah ± 41.815 orang.

2. Jumlah penduduk Kota Banda Aceh yang tersebar di 9 kecamatannya adalah sejumlah

± 21.354 orang.

3. Asumsi kedatangan: satu tahun sekali tiap orang.

Asumsi jumlah pengunjung = jumlah wisatawan + jumlah penduduk

= 41.815 + 21.354

= 63.169 0rang pertahun

Jumlah pengunjung = 173 orang perhari

Jumlah optimis pengunjung yang dilayani: 200 orang perhari.

4. Asumsi jumlah tamu yang menginap adalah 20% dari pengunjung yang datang.

Jumlah tamu yang menginap = 20% x 173

= 35 orang perhari

Jumlah optimis tamu yang menginap: 50 orang perhari.

4.3 Analisa Fungsional

Analisa fungsional adalah analisa yang berhubungan dengan fungsi didalam bangunan

itu sendiri. analisa ini akan banyak membahas hierarki ruang, fungsi ruang dan kegiatan

pengguna didalamnya.

4.3.1 Pelaku Aktifitas

Pelaku kegiatan yang terlibat dalam fasilitas resort ini, yaitu: 1. Pengunjung

2. Pengunjung yang menginap 3. Pengelola

• General Manager • Karyawan Kantor • Teknisi

• Pengelola dan Karyawan House Keeping • Security

4.3.2 Macam – Macam Aktifitas

(43)

1. Pengunjung

Diagram 4.1 Skematik Kegiatan Pengunjung

2. Pengunjung yang menginap

Diagram 4.2 Skematik Kegiatan Pengunjung yang menginap

3. Pengelola

Diagram 4.3 Skematik Kegiatan Pengelola

(44)

Diagram 4.4 Skematik Kegiatan Servis

4.3.3 Program Ruang

Tabel 4.2: Program Ruang

Hirarki Fungsi Kap.

(45)
(46)
(47)

R. Jetsky 1 1 40 NAD 40

NAD : Neufert Architect Standart

ASS : Asumsi

AJM : A. J. Metrix

HMC : Hotels, Motels, and Condominium

DA : Data Arsitek

K. Parkir

• Pengunjung = 200 orang

Asumsi: Roda empat = 4 orang

Roda dua = 2 orang

Mini bus = 10 orang... 2 mini bus perhari

Pemakai roda empat dan dua = 180

(48)

Total Parkir

Roda empat = 36 parkir = 450 m2

Roda dua = 43 parkir = 86 m2

Total = 536 m2

Sirkulasi 30% total = 160,8 m2

luas total parkir = 696,8 m2 = 700 m2

Berdasarkan besaran dan kebutuhan ruang, maka fasilitas Resort Terapung Ulee Lheue

Kota Banda Aceh ini memiliki luas total fasilitas sebagai berikut:

Subtotal Luas Bangunan = 10990,956 m2

Parkir = 700 m2

(49)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

Konsep dasar dari perancangaan Resort Terapung Ulee Lheue ini adalah bagaimana

menciptakan sebuah bangunan hunian sementara yang juga berfungsi menjadi tempat wisata

baru yang berlokasi di pinggir pantai Ulee Lheue dan berhubungan langsung dengan pantai

dan laut.

Diperlukan pendekatan khusus yang menyesuaikan dengan lingkungan dan alam

sekitar serta keadaan Geografis yang mendukung sesuai dengan tema yang diangkat yaitu

Arsitektur Tropis, yang sekaligus menjadi pemikiran awal dalam mewujudkan sebuah

penginapan yang asri dan sadar lingkungan.

5.2 Konsep Penzoningan Tapak

Penzoningan terbagi menjadi zoning publik, semi publik, privat dan parkir.

AREA

AREA SEMI PUBLIK

AREA AREA

PUBLIK

(50)

5.3 Konsep Peletakan Massa

Terdapat dua jenis massa yang dominan pada site ini, yaitu massa utama yang

berfungsi sebagai bangunan publik dan massa cottage yang memiliki dua tipe bangunan, serta

beberapa massa pelengkap yang diletakkan di sekitar massa utama.

5.4 Konsep Vegetasi

Massa utama dan pendukungnya yang berada pada sisi selatan.

Massa cottage yang di orientasikan ke arah laut.

Gambar 5.2 Konsep Peletakkan Massa

Vegetasi direncanakan di sepanjang tepi site juga di bagian lanskap dengan ditata semenarik mungkin. Vegetasi di sekitar bangunan diperbanyak terutama di sekitar taman bermain yang

bermanfaat untuk menghasilkan oksigen sebagai

buffer polusi dan kebisingan serta menambah kesan teduh dan asri.

(51)

Pada sepanjang pinggiran site yang berbatasan dengan laut, diperbanyak vegetasi

untuk mengurangi kecepatan angin juga untuk mengarahkan arah angin.

5.5 Konsep Sirkulasi

Gambar 5.4 Vegetasi, membelokkan arah angin

(52)

5.6 Konsep Massa

Gubahan massa cottage dengan dilakukan pendekatan khusus yang menyesuaikan

dengan lingkungan dan alam sekitar serta keadaaan Geografis yang mendukung sesuai

dengan tema yang diangkat yaitu Arsitektur Tropis yang juga memperhatikan bahan

bangunan dari alam seperti kayu, atap rumbia dan batu alam. Orientasi cottage menghadap

timur-barat dikarenakan untuk memperoleh view yang sangat baik dari arah barat. Entrance

Main Building

Parking Area

(53)

Pada atap cottage yang menggunakan rumbia, diberi skylight pada ujung atap untuk memasukkan cahaya sehingga dapat menghemat energy pada siang hari.

Pada bangunan utama, di desain dengan permainan maju mundur fasad untuk menimbulkan bayangan dan menghindari cahaya matahari secara langsung.

polikarbonat

rumbia

papan kayu

Gambar 5.7 Konsep Cottage

(54)

Pada selasar yg menuju cottage-cottage diberikan atap pelindung untuk melindungi dari panas matahari dan hujan.

Pada bangunan mengambil ornamen tradisional Aceh yang dijadikan sebagai railing, bukaan dan ventilasi dengan penyesuaian bentuk.

5.7 Konsep Bentuk Atap

Bentuk atap diadopsi dari bentuk atap rumah adat Aceh yang merupakan budaya dari daerah aetempat dan juga penerapan dari tema Tropis yang pendekatannya mempertahankan kedua nilai-nilai tradisional dan budaya.

Rangka atap kayu dapat menyerap kalor dengan baik tanpa menghalangi udara dapat masuk dengan baik.

Lantai dengan material kayu dapat memberi kesan sejuk

Anak tangga dengan finishing batu alam semakin

menegaskan kesan alami dari bangunan

Gambar 5.9 Konsep Selasar

(55)

5.8 Konsep View

Berdasarkan judul proyek “Hotel dan Resort Terapung Ulee Lheue”, maka bangunan resort ditujukan ke arah view pantai Ulee Lheue. Oleh karena itu seluruh bukaan kamar hotel diarahkan ke pantai Ulee Lheue.

Gambar 5.11 Bentukan Atap

(56)

5.9 Konsep Open Space

Taman bermain dikelilingi oleh jogging track dan terdapat gazebo di beberapa titik. Di sekitar taman bermain diperbanyak vegetasi untuk mengurangi cahaya matahari secara langsung.

Area kolam renang didesain di ruang terbuka yang berada di sisi barat site agar dapat memandang langsung ke arah pantai.

Gambar 5.13 Konsep Taman Bermain

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Lippsmeier, Georg. Bangunan Tropis. Jakarta : Erlangga.

RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029

Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988

John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987

A. S. Homby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974

Nyoman. S. Pendit, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999

Gambar

Gambar 2.3 suasana interior pada double room
Gambar 2.7 fasilitas pendukung seperti kolam renang dan spa
Gambar 2.8 suasana eksterior pada floating resort pristine
Gambar 4.1 Peta Lokasi Site di Ulee Lheue
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi merupakan daerah wilayah pengembangan. Berada di kawasan Cagar Budaya. Berada di pusat kota. Dapat dicapai dengan mudah dari berbagai tempat diseputaran kota

Titanic Beach Lara Resort merupakan hotel resort yang berada di kota Turki berbintang 5 (*****), Titanic Beach Lara yang ada di Lara, mutiara dari

 Site ini berada dekat dengan Monumen Jogja Kembali, yang merupakan suatu tempat pendidikan dan rekreasi.  Kawasan tersebut merupakan kawasan yang

Kawasan Pantai Marina yang terletak di Kelurahan Tawangsari Kecamatan Semarang Barat merupakan kawasan tepi pantai baru yang direncanakan pemerintah Kota Semarang

1) Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area hotel dan dekat dengan tempat wisata. 2) Hotel harus menghindari pencemaran yang

Kawasan Wisata Mandeh, merupakan salah satu tempat tujuan wisata pantai di Kabupaten Pesisir Selatan yang memiliki potensi alam yang sangat indah, namun belum memiliki

Untuk menjawab maksud dan tujuan pada proses Perancangan Hotel Resort di Kawasan Wisata Pantai Bul-Bul ini, maka Perancangan Hotel resort di Kawasan Wisata

Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli Berdasarkan