• Tidak ada hasil yang ditemukan

Re-Design Sistem Transaksi Dalam Pengadaan Persediaan Di PT. Dow Agrosciences Indonesia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Re-Design Sistem Transaksi Dalam Pengadaan Persediaan Di PT. Dow Agrosciences Indonesia Medan"

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Oleh

I

IM

ME

EL

LD

DA

A

TH

T

HE

ER

RE

ES

SI

IA

A

S

SI

IT

TO

OR

RU

US

S

067025008/TI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk memperoleh Gelar Magister Teknik

dalam Program Studi Teknik Industri

pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

I

IM

ME

EL

LD

DA

A

TH

T

HE

ER

RE

ES

SI

IA

A

S

SI

IT

TO

OR

RU

US

S

067025008/TI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Nomor Pokok

: 067025008

Program Studi

: Teknik Industri

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng)

(Ir. Mangara M. Tambunan, MSc)

Ketua

Anggota

Ketua Program Studi

Dekan

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Eng)

(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

:

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng

Anggota :

1. Ir. Mangara M. Tambunan, MSc

2. Aulia Ishak, ST, MT

3. Ir. Nazlina, MT

(5)

di dalam sistem pengadaan persediaan. Manajemen persediaan merupakan suatu cara

mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat yaitu dengan

biaya yang optimal.

Untuk dapat bersaing dalam memasuki jaman perdagangan bebas, maka

perusahaan harus mempunyai kesiapan dalam pengadaan kebutuhan bahan dan

jadwal produksi yang tepat sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dari

segi ketepatan penyediaan produk.

Status persediaan menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau

material yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan jumlah persediaan yang

dimiliki pada setiap periode, jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan

tersebut akan datang serta waktu ancang-ancang dari setiap bahan.

PT Dow AgroSciences

Indonesia-Medan

merupakan perusahaan

manufaktur yang bergerak dalam produksi pestisida. Perusahaan ini adalah bagian

dari

Dow Chemical Company berpusat di Midland, Amerika Serikat yang pada

kenyataannya mengalami permasalahan pada sistem transaksi pengadaan persediaan

yaitu belum efektif dan efisiennya transaksi sistem pengadaan persediaan kemasan

dari departemen logistik ke departemen produksi dan transaksi pengembalian bahan

sisa kemasan dari produksi, sehingga mempengaruhi aliran informasi pada transaksi

tersebut dan selisih jumlah stok yang tersedia secara signifikan pada perusahaan.

Hal ini juga disebabkan oleh pemakaian tools sistem NPCU yang tidak akurat

sebagai sistem penghitungan kemasan diperusahaan.

Oleh karena itu

PT Dow AgroSciences Indonesia–Medan

fokus dalam

mendapatkan sistem transaksi pengadaan persediaan yang lebih efektif digunakan

dalam hal aliran informasi persediaan (pencatatan persediaan) yang tepat sesuai

dengan kebutuhan perusahaan serta mendapatkan kondisi perbaikan yang diperlukan

oleh perusahaan untuk mengoperasikan usulan desain sistem pengadaan persediaan

agar dapat diterapkan sebaik mungkin melalui pembuatan prosedur, check list dan

lembar permintaan yang berkaitan dengan persediaan.

Berdasarkan hasil rancang ulang sistem aliran ini, diharapkan adanya upaya

yang berkelanjutan dan berkesinambungan dalam hal perbaikan terus-menerus yang

akan meningkatkan produktivitas kerja sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

(6)

inventory supply. Inventory management represent the way of controlling supply that

can be ordered correctly with optimize cost.

In order to compete thru free trade era, hence company has to get readiness

to have a correct material requirement and production schedule so that can improve

the customer satisfaction from the accuracy of product supply.

Inventory status is depict the circumstance of every component or material

in the inventory stock, related to inventory quantity in each period, quantity inventory

is being ordered and when the order will come and also the lead-time from each

material.

PT Dow AgroSciences Indonesia-Medan represent the manufacturing

business in produce the pesticide. This company is part of Dow Chemical Company

center in Midland, United States which practically experience with the problems at

the inventory transaction system. Found that the system is still not running effective

and efficiently. The problem came from the work process when production request

the packaging material from logistic and when production has to return back the rest

of packaging or the damage before production running, so that it will be influenced

the factious of information flow for the transaction and found discrepancy stock

inventory to the company significantly. This is also because of NPCU system usage

was not accurate as a counting system in the company.

Therefore PT Dow AgroSciences Indonesia-Medan focus in getting the

transaction system of inventory supply that more effective which is use in the

inventory flow information (inventory record) correctly as according to company

requirement and also will improve the condition needed by company to operate the

proposal of designed system inventory supply to be applicable as good as possible

through procedure, check list and request form development related to the inventory

supply.

Based on re-designed of flow system build up, the expectation is strive to

have continuation regarding to get continuous improvement in the work process that

will increase the productivity aligned with company vision and mission.

(7)

memberikan berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis yang berjudul

“RE-DESIGN SISTEM TRANSAKSI DALAM PENGADAAN

PERSEDIAAN DI PT DOW AGROSCIENCES INDONESIA MEDAN”

disajikan

sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar

Magister Teknik

di Program Studi

Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

Dalam tesis ini, penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun dalam

menyempurnakannya.

Ucapkan terimakasih penulis haturkan kepada:

1.

Prof.Dr.Ir. Armansyah Ginting, M.Eng selaku dekan Fakultas Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

2.

Prof.Dr.Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku ketua Program Studi Magister

Teknik Industri dan sekaligus ketua komisi pembimbing.

3.

Ir. Mangara M. Tambunan, MSc selaku anggota komisi pembimbing.

4.

Ir. Nazlina, MT selaku komisi pembanding dan banyak membimbing penulis

dalam penulisan tesis ini.... terimakasih ibu.

5.

Ir. Rosnani Ginting, MT selaku komisi pembanding dalam penulisan tesis ini.

6.

Aulia Ishak, ST, MT selaku komisi pembanding dalam penulisan tesis ini.

7.

Seluruh staf pengajar Program Studi Magister Teknik Industri Universitas

Sumatera Utara.

(8)

kusayangi dan telah banyak memberikan doa yang begitu indah bagiku, juga

semangat moril maupun materil yang tidak terhingga untuk kesuksesan anakmu.

11.

Kel. Abangda

Ir. Mangasa Sitorus, MM/dr. Meryah br. Tambunan

; Kel.

Kakanda

Chiko br. Sitorus, SE/Poltak Mantodang

; Kel. Kakanda

dr. Esther

br. Sitorus/Ir. Ipan Siahaan, MP

; Kel Kakanda

Lusiana Sitorus, SE/dr. Raya

Batubara, SpB

; serta semua keponakanku yang lucu-lucu... thanks a lot untuk

semua kasih sayang yang kalian limpahkan kepadaku.

12.

Sahabatku tersayang Lina Panjaitan, Imelda Naiborhu, Juliana Sinaga, dan

Lenny Silalahi (+)... thanks atas kebersamaannya selama ini.

13.

Teman-teman Gereja-ku HKBP Immanuel Medan, thanks atas kekompakannya

selama ini.

14.

Kak Yetti, Pak Wing, Bunda Sri, Deddy Sukir, Adek Tengku... atas

semangatnya yang tak pernah pudar dalam menyelesaikan tesis bersama-sama.

15.

Adinda Santi yang selalu sabar menghadapi berbagai macam karakter rekan

mahasiswa selama masa perkuliahan .. thanks dek.

16.

Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Industi angkatan VIII.

Akhir kata penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca yang memerlukannya.

Penulis,

(9)

Abstrak

...

i

Abstract

...

ii

Kata Pengantar

...……….

iii

Daftar Isi

………...

v

Daftar Tabel

………

ix

Daftar Gambar

………...

xi

Daftar Lampiran

..………..

xii

BAB I PENDAHULUAN

………...

1

1.1. Latar Belakang………...

1

1.2. Perumusan Masalah………....

5

1.3. Tujuan Penelitian……….………...

5

1.4. Manfaat Pemecahan Masalah………..

5

1.5. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup……….

6

1.6. Asumsi-asumsi...

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

………. ...

8

(10)

2.4. Sistem Transaksi Persediaan………...

13

2.5. Keakuratan Catatan Persediaan………...

14

2.6. Nearest Practical Counting Unit (NPCU)………...

15

2.7. SAP (System, Application, and Product)………

16

2.8. Metode Peramalan...

16

2.9. Pengujian Hipotesa Dalam Pemakaian Metode NPCU

dan Rancang Ulang Metode 3% Toleransi...

27

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

...

31

3.1. Sejarah Perusahaan………

31

3.2. Visi dan Misi Perusahaan………...

32

3.3. Lokasi Perusahaan…………...

33

3.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan………

33

3.4.1.

Struktur Organisasi Perusahaan………. 33

3.4.2.

Uraian Tugas dan Tanggungjawab……….

34

3.4.3.

Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan...

38

(11)

3.5.1. Fasilitas Peralatan Produksi...

43

3.5.2. Bahan Baku...

45

3.5.3. Jenis-jenis Kemasan (Packaging)...

45

3.5.4. Jenis-jenis Produk...

49

BAB IV METODE PENELITIAN

……….. ... 51

4.1. Tempat dan Waktu………..……….. ... 51

4.2. Metode Penelitian………. ... 51

4.3. Metode Pengumpulan Data………... ... 52

4.4. Kerangka Konseptual………...

53

4.5. Re-design Transaksi Persediaan………...

56

4.6. Evaluasi Re-design Transaksi Persediaan…………...

56

4.7. Metode Analisis Data……… ... 56

4.8. Metode Pengujian………. ... 57

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

………...

59

5.1. Pengumpulan Data………..………...

59

(12)

6.2. Rancangan Persentase Toleransi...

95

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

………... 97

7.1. Kesimpulan...………..………... 97

7.2. Saran………..………... 98

DAFTAR PUSTAKA

... 100

(13)

No.

Judul

Halaman

1. Bentuk Umum dari Analisis Uji Varians... 29

2. Perincian Tenaga Kerja... 38

3. Pengaturan Jam Kerja... 40

4. Inventory Record Accuracy 5%... 62

5. Data Produk Jadi Tahun 2006 – 2008... 64

6. Rata-rata Inventory Accuracy dengan Memakai NPCU... 68

7. Rata-rata Inventory Accuracy dengan Memakai 3 % Toleransi... 68

8. Perhitungan Parameter Metode Linier... 72

9. Perhitungan Parameter Metode Siklis... 74

10. Perhitungan Parameter Metode Kuadratis... 77

11. Perhitungan Parameter Metode Dekomposisi ... 78

12. Perhitungan Penyimpangan Peramalan Metode Linier... 80

13. Perhitungan Penyimpangan Peramalan Metode Siklis... 82

14. Perhitungan Penyimpangan Peramalan Metode Kuadratis... 84

15. Perhitungan Penyimpangan Peramalan untuk Metode Linier... 85

(14)

17. Nilai SEE dari Metode yang di Uji... 88

18. Hasil Perhitungan Permalan 2009... 89

19. Perbandingan Produk DMA*6 untuk Kemasan Drum dan Botol... 89

20.

Status Inventory……… 90

21.

Status Inventory untuk Bulan April – May……….. 90

(15)

No.

Judul

Halaman

1. Diagram Aliran Pengembangan sistem Manajemen Persediaan... 13

2.

Kurva Daerah Kritis Distribusi... 30

3.

Kerangka Konseptual Pemecahan Masalah... 55

4.

Flowchart Pengumpulan dan Pengolahan Data... 61

5.

Struktur Produk DMA*6 Berdasarkan Kemasan... 70

6.

Diagram Pencar (Scatter)... 71

7.

Sistem Transaksi Persediaan Sebelum Rancang Ulang... 91

8.

Lembaran Permintaan Sebelum Rancang Ulang... 93

(16)

No.

Judul

Halaman

1. Daftar Persediaan Finish Product PT Dow AgroSciences Indonesia….. 102

2. Daftar Persediaan Packaging PT Dow AgroSciences Indonesia……… 107

3. Daftar Persediaan Bulk PT Dow AgroSciences Indonesia………. 111

4. Daftar Persediaan Raw Material PT Dow AgroSciences Indonesia…… 112

5. Daftar Persediaan Technical PT Dow AgroSciences Indonesia……….. 114

6. Sistem Nearest Practical Counting Unit (NPCU) Tools untuk

Packaging di PT Dow AgroSciences Indonesia Medan ………. 115

7. Struktur Organisasi PT Dow AgroSciences Indonesia Medan………… 118

8. Data & Hasil Perhitungan Inventory Accuracy Menggunakan NPCU…. 119

9. Data & Hasil Perhitungan Inventory Accuracy Menggunakan

3% Toleransi………. 147

10. Prosedur Penerimaan Packaging dari Supplier……… 178

11. Prosedur Transfer Finish Goods dari Produksi ke Logistik………. 183

12. Prosedur Packaging Request dari Produksi ke Logistik……….. 186

(17)

di dalam sistem pengadaan persediaan. Manajemen persediaan merupakan suatu cara

mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat yaitu dengan

biaya yang optimal.

Untuk dapat bersaing dalam memasuki jaman perdagangan bebas, maka

perusahaan harus mempunyai kesiapan dalam pengadaan kebutuhan bahan dan

jadwal produksi yang tepat sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dari

segi ketepatan penyediaan produk.

Status persediaan menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau

material yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan jumlah persediaan yang

dimiliki pada setiap periode, jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan

tersebut akan datang serta waktu ancang-ancang dari setiap bahan.

PT Dow AgroSciences

Indonesia-Medan

merupakan perusahaan

manufaktur yang bergerak dalam produksi pestisida. Perusahaan ini adalah bagian

dari

Dow Chemical Company berpusat di Midland, Amerika Serikat yang pada

kenyataannya mengalami permasalahan pada sistem transaksi pengadaan persediaan

yaitu belum efektif dan efisiennya transaksi sistem pengadaan persediaan kemasan

dari departemen logistik ke departemen produksi dan transaksi pengembalian bahan

sisa kemasan dari produksi, sehingga mempengaruhi aliran informasi pada transaksi

tersebut dan selisih jumlah stok yang tersedia secara signifikan pada perusahaan.

Hal ini juga disebabkan oleh pemakaian tools sistem NPCU yang tidak akurat

sebagai sistem penghitungan kemasan diperusahaan.

Oleh karena itu

PT Dow AgroSciences Indonesia–Medan

fokus dalam

mendapatkan sistem transaksi pengadaan persediaan yang lebih efektif digunakan

dalam hal aliran informasi persediaan (pencatatan persediaan) yang tepat sesuai

dengan kebutuhan perusahaan serta mendapatkan kondisi perbaikan yang diperlukan

oleh perusahaan untuk mengoperasikan usulan desain sistem pengadaan persediaan

agar dapat diterapkan sebaik mungkin melalui pembuatan prosedur, check list dan

lembar permintaan yang berkaitan dengan persediaan.

Berdasarkan hasil rancang ulang sistem aliran ini, diharapkan adanya upaya

yang berkelanjutan dan berkesinambungan dalam hal perbaikan terus-menerus yang

akan meningkatkan produktivitas kerja sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

(18)

inventory supply. Inventory management represent the way of controlling supply that

can be ordered correctly with optimize cost.

In order to compete thru free trade era, hence company has to get readiness

to have a correct material requirement and production schedule so that can improve

the customer satisfaction from the accuracy of product supply.

Inventory status is depict the circumstance of every component or material

in the inventory stock, related to inventory quantity in each period, quantity inventory

is being ordered and when the order will come and also the lead-time from each

material.

PT Dow AgroSciences Indonesia-Medan represent the manufacturing

business in produce the pesticide. This company is part of Dow Chemical Company

center in Midland, United States which practically experience with the problems at

the inventory transaction system. Found that the system is still not running effective

and efficiently. The problem came from the work process when production request

the packaging material from logistic and when production has to return back the rest

of packaging or the damage before production running, so that it will be influenced

the factious of information flow for the transaction and found discrepancy stock

inventory to the company significantly. This is also because of NPCU system usage

was not accurate as a counting system in the company.

Therefore PT Dow AgroSciences Indonesia-Medan focus in getting the

transaction system of inventory supply that more effective which is use in the

inventory flow information (inventory record) correctly as according to company

requirement and also will improve the condition needed by company to operate the

proposal of designed system inventory supply to be applicable as good as possible

through procedure, check list and request form development related to the inventory

supply.

Based on re-designed of flow system build up, the expectation is strive to

have continuation regarding to get continuous improvement in the work process that

will increase the productivity aligned with company vision and mission.

(19)

TESIS

Oleh

I

IM

ME

EL

LD

DA

A

TH

T

HE

ER

RE

ES

SI

IA

A

S

SI

IT

TO

OR

RU

US

S

067025008/TI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(20)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk memperoleh Gelar Magister Teknik

dalam Program Studi Teknik Industri

pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

I

IM

ME

EL

LD

DA

A

TH

T

HE

ER

RE

ES

SI

IA

A

S

SI

IT

TO

OR

RU

US

S

067025008/TI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(21)

Nomor Pokok

: 067025008

Program Studi

: Teknik Industri

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng)

(Ir. Mangara M. Tambunan, MSc)

Ketua

Anggota

Ketua Program Studi

Dekan

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Eng)

(22)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

:

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng

Anggota :

1. Ir. Mangara M. Tambunan, MSc

2. Aulia Ishak, ST, MT

3. Ir. Nazlina, MT

(23)

di dalam sistem pengadaan persediaan. Manajemen persediaan merupakan suatu cara

mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat yaitu dengan

biaya yang optimal.

Untuk dapat bersaing dalam memasuki jaman perdagangan bebas, maka

perusahaan harus mempunyai kesiapan dalam pengadaan kebutuhan bahan dan

jadwal produksi yang tepat sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dari

segi ketepatan penyediaan produk.

Status persediaan menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau

material yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan jumlah persediaan yang

dimiliki pada setiap periode, jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan

tersebut akan datang serta waktu ancang-ancang dari setiap bahan.

PT Dow AgroSciences

Indonesia-Medan

merupakan perusahaan

manufaktur yang bergerak dalam produksi pestisida. Perusahaan ini adalah bagian

dari

Dow Chemical Company berpusat di Midland, Amerika Serikat yang pada

kenyataannya mengalami permasalahan pada sistem transaksi pengadaan persediaan

yaitu belum efektif dan efisiennya transaksi sistem pengadaan persediaan kemasan

dari departemen logistik ke departemen produksi dan transaksi pengembalian bahan

sisa kemasan dari produksi, sehingga mempengaruhi aliran informasi pada transaksi

tersebut dan selisih jumlah stok yang tersedia secara signifikan pada perusahaan.

Hal ini juga disebabkan oleh pemakaian tools sistem NPCU yang tidak akurat

sebagai sistem penghitungan kemasan diperusahaan.

Oleh karena itu

PT Dow AgroSciences Indonesia–Medan

fokus dalam

mendapatkan sistem transaksi pengadaan persediaan yang lebih efektif digunakan

dalam hal aliran informasi persediaan (pencatatan persediaan) yang tepat sesuai

dengan kebutuhan perusahaan serta mendapatkan kondisi perbaikan yang diperlukan

oleh perusahaan untuk mengoperasikan usulan desain sistem pengadaan persediaan

agar dapat diterapkan sebaik mungkin melalui pembuatan prosedur, check list dan

lembar permintaan yang berkaitan dengan persediaan.

Berdasarkan hasil rancang ulang sistem aliran ini, diharapkan adanya upaya

yang berkelanjutan dan berkesinambungan dalam hal perbaikan terus-menerus yang

akan meningkatkan produktivitas kerja sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

(24)

inventory supply. Inventory management represent the way of controlling supply that

can be ordered correctly with optimize cost.

In order to compete thru free trade era, hence company has to get readiness

to have a correct material requirement and production schedule so that can improve

the customer satisfaction from the accuracy of product supply.

Inventory status is depict the circumstance of every component or material

in the inventory stock, related to inventory quantity in each period, quantity inventory

is being ordered and when the order will come and also the lead-time from each

material.

PT Dow AgroSciences Indonesia-Medan represent the manufacturing

business in produce the pesticide. This company is part of Dow Chemical Company

center in Midland, United States which practically experience with the problems at

the inventory transaction system. Found that the system is still not running effective

and efficiently. The problem came from the work process when production request

the packaging material from logistic and when production has to return back the rest

of packaging or the damage before production running, so that it will be influenced

the factious of information flow for the transaction and found discrepancy stock

inventory to the company significantly. This is also because of NPCU system usage

was not accurate as a counting system in the company.

Therefore PT Dow AgroSciences Indonesia-Medan focus in getting the

transaction system of inventory supply that more effective which is use in the

inventory flow information (inventory record) correctly as according to company

requirement and also will improve the condition needed by company to operate the

proposal of designed system inventory supply to be applicable as good as possible

through procedure, check list and request form development related to the inventory

supply.

Based on re-designed of flow system build up, the expectation is strive to

have continuation regarding to get continuous improvement in the work process that

will increase the productivity aligned with company vision and mission.

(25)

memberikan berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis yang berjudul

“RE-DESIGN SISTEM TRANSAKSI DALAM PENGADAAN

PERSEDIAAN DI PT DOW AGROSCIENCES INDONESIA MEDAN”

disajikan

sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar

Magister Teknik

di Program Studi

Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

Dalam tesis ini, penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun dalam

menyempurnakannya.

Ucapkan terimakasih penulis haturkan kepada:

1.

Prof.Dr.Ir. Armansyah Ginting, M.Eng selaku dekan Fakultas Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

2.

Prof.Dr.Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku ketua Program Studi Magister

Teknik Industri dan sekaligus ketua komisi pembimbing.

3.

Ir. Mangara M. Tambunan, MSc selaku anggota komisi pembimbing.

4.

Ir. Nazlina, MT selaku komisi pembanding dan banyak membimbing penulis

dalam penulisan tesis ini.... terimakasih ibu.

5.

Ir. Rosnani Ginting, MT selaku komisi pembanding dalam penulisan tesis ini.

6.

Aulia Ishak, ST, MT selaku komisi pembanding dalam penulisan tesis ini.

7.

Seluruh staf pengajar Program Studi Magister Teknik Industri Universitas

Sumatera Utara.

(26)

kusayangi dan telah banyak memberikan doa yang begitu indah bagiku, juga

semangat moril maupun materil yang tidak terhingga untuk kesuksesan anakmu.

11.

Kel. Abangda

Ir. Mangasa Sitorus, MM/dr. Meryah br. Tambunan

; Kel.

Kakanda

Chiko br. Sitorus, SE/Poltak Mantodang

; Kel. Kakanda

dr. Esther

br. Sitorus/Ir. Ipan Siahaan, MP

; Kel Kakanda

Lusiana Sitorus, SE/dr. Raya

Batubara, SpB

; serta semua keponakanku yang lucu-lucu... thanks a lot untuk

semua kasih sayang yang kalian limpahkan kepadaku.

12.

Sahabatku tersayang Lina Panjaitan, Imelda Naiborhu, Juliana Sinaga, dan

Lenny Silalahi (+)... thanks atas kebersamaannya selama ini.

13.

Teman-teman Gereja-ku HKBP Immanuel Medan, thanks atas kekompakannya

selama ini.

14.

Kak Yetti, Pak Wing, Bunda Sri, Deddy Sukir, Adek Tengku... atas

semangatnya yang tak pernah pudar dalam menyelesaikan tesis bersama-sama.

15.

Adinda Santi yang selalu sabar menghadapi berbagai macam karakter rekan

mahasiswa selama masa perkuliahan .. thanks dek.

16.

Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Industi angkatan VIII.

Akhir kata penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca yang memerlukannya.

Penulis,

(27)

Abstrak

...

i

Abstract

...

ii

Kata Pengantar

...……….

iii

Daftar Isi

………...

v

Daftar Tabel

………

ix

Daftar Gambar

………...

xi

Daftar Lampiran

..………..

xii

BAB I PENDAHULUAN

………...

1

1.1. Latar Belakang………...

1

1.2. Perumusan Masalah………....

5

1.3. Tujuan Penelitian……….………...

5

1.4. Manfaat Pemecahan Masalah………..

5

1.5. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup……….

6

1.6. Asumsi-asumsi...

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

………. ...

8

(28)

2.4. Sistem Transaksi Persediaan………...

13

2.5. Keakuratan Catatan Persediaan………...

14

2.6. Nearest Practical Counting Unit (NPCU)………...

15

2.7. SAP (System, Application, and Product)………

16

2.8. Metode Peramalan...

16

2.9. Pengujian Hipotesa Dalam Pemakaian Metode NPCU

dan Rancang Ulang Metode 3% Toleransi...

27

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

...

31

(29)

3.5.1. Fasilitas Peralatan Produksi...

43

3.5.2. Bahan Baku...

45

3.5.3. Jenis-jenis Kemasan (Packaging)...

45

3.5.4. Jenis-jenis Produk...

49

BAB IV METODE PENELITIAN

……….. ... 51

4.1. Tempat dan Waktu………..……….. ... 51

4.2. Metode Penelitian………. ... 51

4.3. Metode Pengumpulan Data………... ... 52

4.4. Kerangka Konseptual………...

53

4.5. Re-design Transaksi Persediaan………...

56

4.6. Evaluasi Re-design Transaksi Persediaan…………...

56

4.7. Metode Analisis Data……… ... 56

4.8. Metode Pengujian………. ... 57

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

………...

59

(30)

6.2. Rancangan Persentase Toleransi...

95

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

………... 97

7.1. Kesimpulan...………..………... 97

7.2. Saran………..………... 98

DAFTAR PUSTAKA

... 100

(31)

No.

Judul

Halaman

(32)

17. Nilai SEE dari Metode yang di Uji... 88

18. Hasil Perhitungan Permalan 2009... 89

19. Perbandingan Produk DMA*6 untuk Kemasan Drum dan Botol... 89

20.

Status Inventory……… 90

21.

Status Inventory untuk Bulan April – May……….. 90

(33)

No.

Judul

Halaman

(34)

No.

Judul

Halaman

1. Daftar Persediaan Finish Product PT Dow AgroSciences Indonesia….. 102

2. Daftar Persediaan Packaging PT Dow AgroSciences Indonesia……… 107

3. Daftar Persediaan Bulk PT Dow AgroSciences Indonesia………. 111

4. Daftar Persediaan Raw Material PT Dow AgroSciences Indonesia…… 112

5. Daftar Persediaan Technical PT Dow AgroSciences Indonesia……….. 114

6. Sistem Nearest Practical Counting Unit (NPCU) Tools untuk

Packaging di PT Dow AgroSciences Indonesia Medan ………. 115

7. Struktur Organisasi PT Dow AgroSciences Indonesia Medan………… 118

8. Data & Hasil Perhitungan Inventory Accuracy Menggunakan NPCU…. 119

9. Data & Hasil Perhitungan Inventory Accuracy Menggunakan

3% Toleransi………. 147

10. Prosedur Penerimaan Packaging dari Supplier……… 178

11. Prosedur Transfer Finish Goods dari Produksi ke Logistik………. 183

12. Prosedur Packaging Request dari Produksi ke Logistik……….. 186

13. Data & Hasil Perhitungan Inventory Accuracy Menggunakan

(35)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen persediaan merupakan suatu cara mengendalikan persediaan

agar dapat melakukan pemesanan yang tepat yaitu dengan biaya yang optimal. Pada

satu sisi, pengurangan biaya persediaan dengan cara menurunkan tingkat persediaan

dapat dilakukan perusahaan, tetapi pada sisi lainnya, pelanggan akan tidak puas

apabila persediaan suatu produk habis. Oleh karena itu keseimbangan antara investasi

persediaan dan tingkat pelayanan kepada pelanggan harus dapat dicapai.

Penanganan sistem transaksi pengadaan persediaan yang kurang tepat akan

menyebabkan aliran informasi dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya dapat

terhambat dan dapat menghasilkan biaya pengadaan, pemeliharaan dan pemindahan

persediaan yang tidak efisien sehingga mengakibatkan turunnya produktivitas suatu

perusahaan, pada akhirnya menimbulkan dampak negatif perusahaan tersebut

terhadap pelanggan.

(36)

begitu unggul dalam bidang pemasaran dapat bekerjasama dengan

perusahaan-perusahaan kecil lainnya yang mungkin memiliki keunggulan dalam bidang

manufacturing

MRP

(Material Requirement Planning/Perencanaan Permintaan

Barang) hadir didunia. Inilah awal mulanya komputer menambah sistem perencanaan

guna mendukung bidang manufaktur. MRP telah berkembang begitu pesat di seluruh

dunia dan pada setiap industri manufaktur sebagaimana komputer berkembang

menjadi populer. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dalam hal sistem

komputerisasi yang digunakan diperusahaan yang dikenal dengan nama SAP yang

salah satunya dipakai sebagai tempat penyimpanan data inventory yang pada

kenyataannya masih dijumpai perbedaan dengan data inventory yang ada digudang.

Sebelum kita mengerjakan MRP salah satu masukan utamanya adalah MPS

atau JIP atau Jadwal Induk Produksi, dimana dalam membuat JIP bila data

permintaan untuk periode kedepan belum diketahui maka kita terlebih dahulu

melakukan peramalan berdasarkan data periode-periode sebelumnya.

Jadi peramalan adalah merupakan suatu kegiatan untuk memperkirakan apa

yang akan terjadi pada masa yang akan datang, dengan mempertimbangkan

faktor-faktor yang ada secara sistematis.

Secara umum sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

(37)

2.

Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman. MRP

mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan

baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan tenggang

waktu produksi maupun pembelian komponen.

3.

Komitmen yang realistis. Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat

dipenuhi sesuai dengan rencana.

4.

Meningkatkan efisiensi. MRP juga dapat mendorong peningkatan

efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu

pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadwal

induk produksi.

PT Dow AgroSciences Indonesia - Medan

yang merupakan bagian dari

Dow Chemical Company berpusat di Midland, Amerika Serikat yang pada

kenyataannya masih mengalami permasalahan pada sistem transaksi pengadaan

persediaan/inventory yang berada di perusahaan ini.

PT Dow AgroSciences Indonesia

merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak

dalam produksi pestisida. Sekarang ini perusahaan mempunyai jumlah persediaan

berkisar 422 jenis material (Daftar Jenis Persediaan dapat dilihat dari lampiran 1-5).

Pembagian jenis material tersebut adalah sebagai berikut:

(38)

e. Technical (Bahan aktif)

= 32 jenis

Permasalahan yang terlihat signifikan pada perusahaan terutama dapat

diuraikan sebagai berikut:

1.

Sistem

NPCU

(Nearest Practical Counting Unit) belum mencerminkan

penghitungan yang sebenarnya karena jumlah fisik material yang berada

digudang berbeda dengan jumlah yang ada di sistem SAP. Perusahaan pada saat

ini belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 95% inventory record

accuracy.

2.

Sistem penghitungan packaging yang masih lemah mengakibatkan terjadinya

selisih (discrepancy) yang cukup besar antara stok aktual dengan stok yang

tertera pada sistem SAP.

(39)

1.2. Perumusan Masalah

1.

Transaksi sistem pengadaan packaging ke departemen produksi belum

efektif, sehingga dalam pelaksanaannya informasi aliran transaksi tidak

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.

Tools sistem NPCU tidak akurat sebagai counting system di perusahaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Mendapatkan re-desain sistem transaksi pengadaan persediaan yang efektif

digunakan dalam hal aliran informasi persediaan (inventory record) yang tepat

sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2.

Mendapatkan re-desain sistem transaksi pengadaan persediaan yang efektif

digunakan dalam hal aliran informasi persediaan (inventory record) yang tepat

sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

3.

Mendapatkan mekanisme pencatatan dan prosedur kerja untuk menjamin

pemanfaatan re-desain sistem agar dapat diterapkan.

1.4. Manfaat Pemecahan Masalah

Hasil dari penelitian tersebut diharapkan dapat memberi manfaat terutama:

a.

Bagi Perusahaan PT. Dow AgroSciences Indonesia-Medan

(40)

persediaan ini akan memberikan perbaikan yang sangat positif dalam

membantu pelaku logistik dalam meningkatkan performansi keakuratan

jumlah persediaan pada lalulintas material yang ada di storage maupun

dilantai produksi. Sehingga bagian storage lebih dapat menangani persediaan

yang lebih baik dan produksi juga dapat melaksanakan pekerjaan tanpa

adanya down time atau waktu menunggu karena terjadinya shortage material.

b.

Bagi Mahasiswa dan Perguruan Tinggi

Perancangan sistem transaksi dalam penanganan persediaan disuatu

perusahaan akan bermanfaat bagi mahasiswa/perguruan tinggi terutama dalam

mempertajam daya analisis dan logika berpikir mahasiswa untuk memecahkan

permasalahan yang timbul, memberikan dan menambah pemahaman tentang

cara melakukan suatu penelitian dan menghasilkan karya ilmiah yang

bermanfaat serta dapat membandingkan dan mengembangkan teori yang

diterima selama perkuliahan dengan melihat dan terjun langsung ke lapangan.

1.5. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup

Untuk memfokuskan desain sistem transaksi persediaan yang akan didesain

ulang maka perlu dibuat batasan dan ruang lingkup yang diambil adalah sebagai

berikut:

(41)

raw material dan produk jadi, serta permasalahan yang timbul terjadi pada

transaksi packaging.

2.

Objek yang diteliti adalah produk DMA*6 karena merupakan produk handalan

perusahaan ini.

3.

Hasil dari penelitian ini hanya berlaku untuk PT Dow AgroSciences Indonesia

yang merupakan lokasi penelitian berlangsung.

1.6. Asumsi-asumsi

Asumsi yang ditetapkan agar penelitian tersebut dapat terlaksana dengan

baik adalah:

1.

Tersedianya dokumentasi secara terinci, jelas, dan menyeluruh.

2.

Tidak ada perubahan kebijakan dari pimpinan tertinggi perusahaan.

(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persediaan

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun

manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha

akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan tersebut pada suatu waktu tidak dapat

memenuhi keinginan para pelanggannya (Rangkuti, 1998).

Istilah (terminologi) persediaan dapat digunakan dalam beberapa perbedaan seperti:

1.

Persediaan bahan baku di tangan (stock on hand)

2.

Daftar persediaan secara fisik

3.

Jumlah bahan di tangan

4.

Nilai persediaan barang

Dalam hal ini, perusahaan manufaktur yang mengandalkan supply

undertaking, kesemuanya itu harus secara jelas memiliki persediaan baik stok

persediaan untuk bahan baku maupun stok untuk barang jadi (finish goods). Untuk itu

tidak ada satupun perusahaan manufaktur dapat bertahan tanpa adanya kesemua hal

seperti yang tertera dibawah ini:

(43)

Logistik, sebagai tempat penyimpanan stok persediaan setidaknya harus

lebih waspada terhadap klaim dari tim

marketing

, tim produksi, dan tim

purchasing,

pada kasus tertentu kenyataannya, diasumsikan bahwa tanggungjawab penuh adalah

ditangan logistik.

Jika tidak ada rencana yang sudah ditentukan untuk menyediakan dan

meng-kontrol stok persediaan, hal ini akan mengganggu jalannya produksi secara normal.

Rencana yang memuaskan melalui pengertian dari keterlibatan proses, berbagai

macam tekanan yang muncul yang perlu diperhatikan, dan tanggungjawab dari

masing-masing bagian yang berkenaan dengan pengaturan persediaan, bersama-sama

dengan prosedur yang telah ditetapkan secara jelas ditentukan, dan kontrol yang

sesuai dengan mekanisme pencatatan dari stok persediaan (Thomas, 1980).

2.2.

Inventory

Control

Inventory

control

dapat dibagi atas tiga kategori:

a.

Stok berjalan

,

merupakan stok persediaan yang diadakan terpisah untuk

memenuhi level servis tertentu. Stok tersebut ditentukan berdasarkan keterangan

dari

cycle

stock

dan

safety

stock

.

b.

Buffer

stock,

merupakan stok persediaan sebagai tambahan untuk

mengakomodasi perbedaan antara kapasitas produksi dan maksimum permintaan

penjualan.

(44)

mendatang atau adanya alasan finansial lainnya sehingga stok persediaan ini

diperlukan.

Pada prinsipnya, untuk mengontrol persediaan ada beberapa langkah yang

perlu dilakukan sebagai berikut:

1.

Persediaan dan jenis persediaan harus teridentifikasi.

2.

Unit stok dan bagaimana persediaan diukur harus diputuskan.

3.

Harus ada peraturan mengenai persediaan yang menjadi stok.

4.

Konsekuensi dari

out of stock

harus dapat dievaluasi untuk setiap

item

-nya.

5.

Level dari pengontrolan dapat diatur, sesuai dengan sistem kontrol persediaan

yang sudah diseleksi.

Pengendalian tingkat persediaan bertujuan mencapai daya guna (efisiensi) dan hasil

guna (efektivitas) optimal dalam penyediaan material. Maka dalam pengertian diatas,

usaha yang perlu dilakukan dalam

inventory control

secara garis besar dapat

diterangkan sebagai berikut:

1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan operasi.

2. Meredam fluktuasi permintaan.

3. Membatasi nilai seluruh investasi

4. Menghindari penumpukan persediaan yang ada

(45)

seminimal mungkin, namun di lain pihak harus diusahakan agar penjualan dan

operasi perusahaan tidak terganggu.

Pengendalian tingkat persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan material

sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada

waktunya dan dilain pihak investasi persediaan material dapat ditekan secara optimal.

2.3. Sistem Manajemen Persediaan

Sistem manajemen persediaan mewujudkan suatu kumpulan kaidah dan

pedoman keputusan untuk berbagi situasi persediaan, dengan memanfaatkan

informasi yang ada menentukan sifat dasar dari situasi yang berbeda-beda ketika

situasi tersebut muncul pada saat dilakukan perencanaan. Dengan menggunakan

informasi yang menjelaskan variabel-variabel yang berbeda-beda, sistem akan

menyediakan informasi yang berhubungan untuk pengambilan keputusan agar

ditindak lanjuti.

(46)

Suatu sistem pengendalian persediaan yang diterapkan oleh suatu

perusahaan sering kali mengalami hambatan-hambatan baik yang berasal dari dalam

perusahaan maupun dari luar perusahaan. Hambatan yang biasanya dijumpai didalam

pengendalian persediaan adalah sebagai berikut:

1.

permintaan yang bervariasi dan sering tidak pasti baik dari segi jumlah maupun

kedatangannya.

2.

Waktu ancang-ancang atau

lead-time

yang cenderung tidak pasti karena banyak

faktor yang tidak dapat sepenuhnya dikendalikan.

3.

Sistem administrasi dan organisasi dalam perusahaan karena kurangnya sistem

informasi.

4.

Tingkat pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan.

5.

Tingkat keberanian manajemen perusahaan untuk mengambil resiko dalam

menentukan jumlah persediaan, karena persediaan yang terlalu besar dan

persediaan yang terlalu kecil dapat menyebabkan kekurangan persediaan (

stock

out

).

(47)

Pengenalan situasi keputusan manajemen persediaan (masalahnya)

Analisis dari situasi-situasi untuk menentukan model yang tepat dan

mewakili

Identifikasi alternatif model pemecahan masalah untuk menentukan

aturan keputusan yang mendapatkan hasil yang konsisten dengan

objektif manajemen

Evaluasi sistem

dan desain ulang

Evaluasi sistem manajemen persediaan dalam hal objektif dari

sistem dan revisi dari sistem sesuai dengan yang dibutuhkan

Pengoperasian sistem manajemen persediaan

Analisis sistem

desain dan

implementasi

Perbaikan dipengembangan metode implementasi dari sistem

informasi sesuai dengan aturan keputusan

[image:47.612.101.510.111.428.2]

Operasi

sistem

Gambar 1. Diagram Alir Pengembangan Sistem Manajemen Persediaan

2.4. Sistem Transaksi Persediaan

(48)

diperbaharui. Pemeriksaan persediaan fisik harus dilakukan pada akhir tahun untuk

menentukan harga pokok penjualan. Tanpa melihat sistem akuntansi persediaan apa

yang digunakan, adalah baik sekali untuk melakukan pemeriksaan persediaan fisik

sedikitnya sekali setahun.

Didalam tesis ini, proses yang akan digunakan untuk mendesain ulang

transaksi pengadaan persediaan adalah dengan mengumpulkan data terlebih dahulu

kemudian data yang diperoleh akan diuraikan dengan menggunakan analisis aliran

informasi yang bertujuan untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses.

2.5. Keakuratan Catatan Persediaan

Kebijakan persediaan yang baik tidak berarti manajemen tidak mengetahui

persediaan apa yang ada ditangan. Keakuratan catatan mengenai persediaan ini

penting dalam sistem produksi dan persediaan. Keakuratan ini memungkinkan

organisasi untuk tidak merasa yakin bahwa “beberapa dari seluruh produk” berada di

persediaan dan memungkinkan organisasi untuk tidak hanya memfokuskan pada

butir-butir persediaan yang dibutuhkan. Bila hanya suatu organisasi dapat secara

akurat menentukan apa yang ada di tangannyalah organisasi itu dapat membuat

keputusan yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengankutan.

(49)

mekanisme dan prosedur penyediaan persediaan, administrasi dan system informasi

persediaan serta pengoperasian tenaga kerja untuk persediaan. Tanpa didukung oleh

suatu sistem pengoperasian persediaan yang memadai, walaupun persediaan

melimpah belum tentu persediaan tersebut berfungsi seperti yang diharapkan. Oleh

karena itu tersedianya suatu persediaan yang baik merupakan persyaratan terciptanya

mekanisme kerja yang optimal.

Permasalahan kuantitatif berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan

penentuan jumlah bahan baku yang akan dipesan, saat yang tepat untuk

mengantisipasi terjadinya kekurangan persediaan. Permasalahan ini dikenal sebagai

penentuan kebijaksanaan persediaan yaitu pemilihan metode pengendalian persediaan

yang baik.

2.6.

Nearest Practical Counting Unit

(NPCU)

(50)

2.7

.

SAP (

Systems, Applications and Products

)

SAP merupakan

tools

penyempurnaan dari sistem dokumentasi

on-line

yang

diharapkan membantu perusahaan salah satunya dalam menangani

inventory

sebagai

tempat penyimpanan data yang dapat diakses oleh semua orang yang berhubungan

dengan transaksi persediaan pada suatu perusahaan yang menerapkannya.

Systems, Applications and Products

yang lebih dikenal dengan nama

SAP

merupakan salah satu

tools

on-line

yang dipergunakan PT Dow AgroSciences

Indonesia Medan untuk melakukan

on-line

transaksi yang berhubungan dengan

semua data perusahaan.

SAP

yang dipakai adalah

SAP

's R/2 dimana

tools

ini dapat

memberikan data sampai 5 tahun terakhir. Data yang diperoleh adalah data transaksi

untuk

stock inventory

, pengeluaran barang

(goods issued)

, penerimaan barang

(goods

received)

,

write off/in, transfer

, dan sebagainya.

2.8. Metode Peramalan

Secara umum metode peramalan dibagi atas dua bagian, yaitu metode

peramalan kualitatif dan metode peramalan kuantitatif. Uraian lebih lanjut bagi

kedua metode ini akan dibahas selanjutnya.

A.

Metode Peramalan Kualitatif

(51)

dengan metode kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi, tetapi juga bisa

mengikutsertakan model-model statistik sebagai bahan masukan dlm melakukan

judgement (keputusan), dan dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.

Dalam peramalan secara kualitatif dikenal empat metode yang umum

dipakai, yaitu :

a.

Juri Opini Eksekutif

Pendekatan ini merupakan pendekatan peramalan yang paling sederhana dan paling

banyak digunakan dalam peramalan bisnis. Pendekatan ini mendasarkan pada

pendapat dari sekelompok kecil eksekutif tingkat atas, misalnya manajer

bagian-bagian pemasaran, produksi, teknik, keuangan, dan logistik, yang secara

bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan ramalan suatu variabel pada periode yang

akan datang. Keuntungan dari metode ini adalah keputusan dibuat berdasarkan

masukan dari beberapa eksekutif, tidak hanya satu orang, sehingga hasilnya

diharapkan lebih akurat. Namun, kelemahannya adalah ketepatan peramalan sangat

tergantung dari masukan individu.

b.

Metode

Delphi

(52)

keadaan yang akan datang lebih akurat dan lebih profesional sehingga hasil

peramalan diharapkan mendekati aktualnya.

c.

Gabungan Tenaga Penjualan

Metode ini juga banyak digunakan, karena tenaga penjualan merupakan sumber

informasi yang baik mengenai permintaan konsumen. Setiap tenaga penjual

meramalkan tingkat penjualan di daerahnya, yang kemudian digabung pada

tingkat propinsi dan seterusnya sampai ke tingkat nasional untuk mencapai

peramalan menyeluruh. Kelemahan dari metode ini adalah terletak pada sikap

optimis yang dimiliki tenaga penjualan sehingga terjadi

overestimate

tetapi

sebaliknya juga dapat terjadi

underestimate

.

d.

Survei Pasar

Masukan diperoleh dari konsumen atau konsumen potensial terhadap rencana

pembeliannya pada periode yang diamati. Survei dapat dilakukan dengan

kuesioner, telepon, atau wawancara langsung. Pendekatan ini dapat membantu

tidak saja dalam menyiapkan peramalan, tetapi juga dalam meningkatkan desain

produk dan perencanaan untuk suatu produk baru. Namun, metode ini selain

menyita banyak waktu, juga mahal dan sulit.

B.

Metode Peramalan Kuantitatif

(53)

1)

Definisikan tujuan peramalan.

2)

Buat diagram pencar.

3)

Pilih beberapa metode.

4)

Hitung parameter-parameter.

5)

Hitung kesalahan setiap metode.

6)

Pilih metode dengan kesalahan terkecil.

7)

Verifikasi peramalan.

Metode peramalan kuantitatif pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam

dua jenis, yaitu metode deret berkala

(time series)

dan metode kausal

.

Metode deret berkala adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis

serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan

beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola

dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu.

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menemukan pola deret variabel yang

bersangkutan berdasarkan atas nilai-nilai variabel pada masa sebelumnya, dan

mengekstrapolasikan pola tersebut untuk membuat peramalan nilai variabel tersebut

pada masa yang akan datang.

(54)

kausal adalah untuk menemukan bentuk hubungan antara variabel-variabel tersebut

dan menggunakannya untuk meramalkan nilai dari variabel tidak bebas (

dependent)

.

1.

Metode Deret Berkala

Metode peramalan yang termasuk model deret berkala adalah :

1)

Metode Penghalusan

(Smoothing)

Metode smothing digunakan untuk mengurangi ketidakteraturan musiman dari data

yang lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data masa lalu.

Ketetapan peramalan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka

pendek. Sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang akurat.

Metode

smoothing

terdiri dari beberapa jenis, antara lain :

a.

Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average), terdiri atas :

1.

Single Moving Average (SMA)

Moving average pada suatu periode merupakan peramalan untuk satu periode

ke depan dari periode rata-rata tersebut. Persoalan yang timbul dalam

penggunaan metode ini adalah dalam menentukan nilai t (periode

perata-rataan). Semakin besar nilai t maka peramalan yang dihasilkan akan semakin

menjauhi pola data.

Secara matematis, rumus fungsi peramalan metode ini adalah :

F

t + 1

=

N

X

t t X

X N

(55)

dimana:

X

1

= data pengamatan periode i.

N

= jumlah deret waktu yang digunakan.

F

t+1

= nilai peramalan periode tidak tidak + 1

2.

Linier Moving Average (LMA)

Dasar dari metode ini adalah penggunaan moving average kedua untuk

memperoleh penyesuaian bentuk pola trend. Metode LMA adalah :

a). Menghitung SMA dari data dengan perata-rataan tertentu ; hasilnya

dinotasikan dengan

S

t

’.

b). Setelah semua SMA dihitung, hitung moving average kedua yaitu moving

average. Dari S

t

’ dengan periode perata-rataan yang sama; hasilnya

dinotasikan dengan S

t

”.

c). Hitung komponen

at

dengan rumus:

at = S

t

’ - (S

t

’ – S

t

“)

d). Hitung komponen trend

bt

dengan rumus:

bt = (2 N-1) (S

t

’ – S

t

”)

e)

.

Maka peramalan untuk m periode ke depan setelah adalah sebagai berikut:

F

t÷m

= at + bt . m

b. Metode Exponential

a). Single Exponential Smoothing

(56)

Nilai peramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:

F

t + 1

α

. Xt . (1 -

α

) . Ft

dimana:

X

t

= data permintaan pada periode tidak

α

= faktor/konstanta pemulusan

F

t+1

= peramalan untuk periode tidak

2)

Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi

Metode kecenderungan dengan regresi merupakan dasar garis

kecenderungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut

dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk

peramalan jangka pendek dan jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metode

ini sangat baik. Data yang dibutuhkan untuk metode ini adalah tahunan, minimal

lima tahun. Namun, semakin banyak data yang dimiliki semakin baik hasil yang

diperoleh.

Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa:

a.

Konstan, dengan fungsi peramalan (Y

t

):

Y

t

a, dimana a

Σ

Y

t

N

(57)

dimana:

b =

2 2

)

(

t

t

n

y

t

ty

n

a =

n

t

b

y

c.

Kuadratis

,

dengan fungsi peramalan:

Y

t

= a + bt + ct

2

dimana:

b =

2

i i i

X

Y

X

c =

(

(

)(

)

)

4 2 2 2 i i i i i

X

N

X

Y

X

N

X

a =

N

X

c

Y

i

i2

d. Eksponensial

,

dengan fungsi peramalan:

Y

t

= ae

bt

b.

Siklis

,

dengan fungsi peramalan:

Y

t =

a + b sin

n

t

c

n

t

π

π

2

cos

2

+

n

t

c

n

t

b

na

Y

=

+

sin

2

π

+

cos

2

π

(58)

n

t

n

d

c

n

t

b

n

t

a

n

t

Y

sin

2

π

=

sin

2

π

+

sin

2

2

π

+

sin

2

π

cos

2

π

n

t

c

n

t

n

t

b

n

t

a

n

t

Y

cos

2

π

=

cos

2

π

+

sin

2

π

cos

2

π

+

cos

2

2

π

3)

Metode Dekomposisi

Yaitu hasil ramalan ditentukan dengan kombinasi dari fungsi yang ada

sehingga tidak dapat diramalkan secara biasa. Fungsi tersebut didekati dengan fungsi

linier atau siklis, kemudian bagi

t

atas kwartalan sementara berdasarkan denga pola

data yang ada. Terdapat beberapa pendekatan alternative untuk mendekomposisikan

suatu deret berkala yang semuanya bertujuan memisahkan setiap komponen deret

data seteliti mungkin. Konsep dasar pemisahan bersifat empiris dan tetap, yang

mula-mula memisahkan unsure musiman, kemudian trend, dan akhirnya unsru siklis.

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Ramalkan fungsi Y biasa (dt = a + bt)

b. Hitung nilai indeks

c. Gabungkan nilai perolehan indeks kemudian ramalkan yang baru.

2. Metode Kausal

Metode kausal (sebab akibat) adalah metode peramalan yang didasarkan

atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan

dengan variabel lain yang mempengaruhi selain waktu, antara lain:

(59)

b.

Saluran distribusi, jika banyak saluran distribusi maka permintaan naik.

Metode kausal terdiri atas beberapa metode , antara lain :

1.

Metode regresi dan korelasi.

2.

Metode ekonometrik.

3.

Metode Input-Output

C. Kriteria Performansi Peramalan

Seseorang perencana tentu menginginkan hasil perkiraan ramalan yang tepat

atau paling tidak dapat memberikan gambaran yang paling mendekati sehingga

rencana yang dibuatnya merupakan rencana yang realistis. Ketetapan atau ketelitian

inilah yang menjadi kriteri performance suatu metode peramalan.

Ketepatan atau ketelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai kesalahan dalam

peramalan. Kesalahan yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan yang tinggi,

dengan kata lain keakuratan hasil peramalan tinggi, begitu pula sebaliknya.

Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara, antara

lain, adalah:

1.

Mean Square Error (MSE)

MSE =

(

)

N

F

X

N

t

t t

=

1
(60)

dimana:

X

t

= data aktual periode t

F

t

= nilai ramalan periode t

N

= banyaknya periode

2.

Standard Error of Estimate (SEE)

SEE =

f

N

F

x

T t

2

)

(

dimana:

f

= derajat kebebasan

= 1 untuk data konstan

= 2 untuk data linier

= 3 untuk data kuadratis

3.

Percentage Error (PE):

PE

t

=

x

100

%

X

F

X

t t t

⎟⎟

⎜⎜

Dimana nilai dari PE

t

bisa positip ataupun negatif.

4.

Mean Absolute Percentage Error (MAPE) :

(61)

2.9. Pengujian Hipotesa Dalam Pemakaian Metode NPCU dan Rancang Ulang

dengan Metode 3% Toleransi

Pengujian hipotesa yang dilakukan adalah dengan distribusi F yang pada

dasarnya digunakan untuk menguji apakah dua atau lebih sampel berasal dari

populasi dengan varians yang sama.

Berikut beberapa ciri dari distribusi F:

a.

Distribusi F lebih mirip dengan distribusi, yaitu mempunyai “keluarga” distribusi

F. Setiap distribusi tergantung pada derajat bebasnya.

b.

Derajat bebas terdiri dari derajat bebas pembilang yang diperoleh dari k – 1,

dimana k adalah jumlah perlakuan atau perbedaan yang akan diuji, dengan

derajat bebas penyebut yang diperoleh dari N - , dimana N adalah jumlah total

pengamatan dari seluruh perlakukan atau perbedaan. Dengan berubahnya derajat

bebas pembilang dan penyebut, maka distribusi F juga akan berubah.

c.

Distribusi F tidak pernah mempunyai nilai negatif . Distribusi F seluruhnya

adalah positif atau menjulur ke positif

(postively skewed)

dan merupakan

distribusi kontinu yang menempati seluruh titik di kurva distribusinya.

d.

Nilai distribusi F mempunyai rentang dari tidak terhingga sampai 0. apabila nilai

F meningkat, maka nilai F mendekati sumbu X, namun tidak pernah menyentuh

sumbu X tersebut.

(62)

Terdapat 5 langkah dalam prosedur pengujian hipotesanya, yaitu:

1. Merumuskan hipotesa. Hipotesa yang diuji baiasanya adalah H

0

yang menyatakan

tidak ada perbedaan yang nyata antara rata-rata hitung perlakuan dan H

1

menyatakan ada perbedaan yang nyata antara rata-rata hitung perlakuan.

H

0

:

μ

1 =

μ

2 =

μ

2 =

μ

3 =

μ

0

H

1

:

μ

1

μ

2

μ

2

μ

3

μ

0

Hipotesa 0 (H

0

) menyatakan bahwa nilai rata-rata perlakuana adalah sama yaitu

dari perlakuan 1 sampai n. Sedang hipotesa alternatif (H

1

) menyatakan tidak sama.

2.

Menetukan taraf nyata. Taraf nyata dapat dipilih 1%, 5% atau 10% tergantung

pada kepentingannya. Untuk menentukan nilai kritis F diperlukan pengetahuna

tentang derajat bebas pembilang (k – 1) dimana k adalah jumlah perlakuan dan

derajat bebas penyebut (N – k) dimana N adalah jumlah total keseluruhan sampel.

3.

Menentukan uji statistik. Nilai F diperoleh dengan cara sebagai berikut:

F =

k

N

SSE

k

SST

/

1

/

=

SSE

MSTR

dimana:

F

: Nilai uji statistik F

SST

:

Sum of Square Treatment

atau s

um of square

antarperlakuan

k – 1

: Derajat bebas pembilang

SSE

: Sum of Square Error atau

sum of square

dalam perlakuan

N – k

: Derajat bebas penyebut

(63)

SST dan SSE adalam rumus F diperoleh dengan cara:

SST

=

2 2

n

T

c

-

(

)

N

X

2

SSE

=

⎟⎟

⎜⎜

c

n

T

2

dimana:

T

C

: Kuadrat dari setiap kolom, nilai setiap pengamatan (X) dalam satu

kolom atau perlakuan dijumlahkan kemudian dikuadratkan

n

c

: Jumlah pengamatan dalam setiap kolom atau perlakuan

X

: Nilai setiap perlakuan

N

: Jumlah total pengamatan

[image:63.612.105.540.412.521.2]

Bentuk Umum dari analisi uji varians dapat dilihat dari tabel 1 berikut:

Tabel 1. Bentuk Umum dari Analisis Uji Varians

Sumber

Keragaman

Jumlah Kuadrat (1)

Derajat

Bebas (2)

Kuadrat Tengah (t/2)

Antar-perlakuan

SST

k – 1

[SST/(k – 1)] = MSTR

Dalam Perlakuan

SSE

N – k

[SSE/(N - k)] = MSE

Total

SS = SST + SSE

(64)
[image:64.612.108.522.116.264.2]

Gambar 2 . Kurva Daerah Kritis Distribusi

(65)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Perusahaan

PT. Dow AgroSciences Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang formulasi bahan-bahan untuk memproduksi pestisida yang terbagi atas

formulasi herbisida dan formulasi insektisida.

Pada awalnya perusahaan ini berdiri dengan nama Pacific Chemicals

Indonesia yang didirikan pada tahun 1973 dibulan Agustus dengan surat persetujuan

dari BKPM No. B/56/Press/5/73 sebagai perusahaan yang menjual produk dan

berkantor pusat di Jakarta, berlokasi di Wisma GKBI Fl. 20 - Suite 2001 Jl. Jenderal

Sudirman Kav. 28 Jakarta 10210.

Pada tahun 1974 mulai didirikannya konstruksi untuk pembangunan pabrik

di Jl. Sisingamangaraja Km 9,5 Medan. Di tahun 1975 mulai memproduksi herbisida

Dowpon*M. Perusahaan ini adalah salah satu dari 4 perusahaan Dow yang

menghasilkan

Dowpon*M. Tiga perusahaan lainnya berlokasi di Midland USA,

King’s Lynn UK, dan Shah Alam Malaysia. Tahun 1977 pabrik ini mulai

(66)

PT. Pacific Chemicals Indonesia merupakan perusahaan subsidiary dari The

Dow Chemical Company (The DCC), dan pada tahun 1989 The Dow Chemical

Comp

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Pengembangan Sistem Manajemen Persediaan
Tabel 1. Bentuk Umum dari Analisis Uji Varians
Gambar 2 . Kurva Daerah Kritis Distribusi
Tabel 2. Perincian Tenaga Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai supervisor pendidikan kepala madrasah telah melaksanakan supervisidalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Ma‟arif 02 Kotagajah Lampung Tengan

3) Dalam hal pelaksanaan Muswil tidak sesuai ketentuan yang sudah diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Wilayah Luar Biasa, Musyawarah

Minta ibu untuk kembali membawa anaknya untuk ditimbang dalam 14 hari (atau ketika kembali untuk imunisasi, jika masih dalam 14 hari) lanjutkan memeriksa anak setiap beberapa

Manajer Investasi dapat melakukan investasi pada Efek derivatif tanpa harus terlebih dahulu memiliki Efek yang menjadi aset dasar ( underlying ) dari derivatif tersebut

Masih adanya kelemahan atau kesalahan dalam penyimpanan data, yang dapat merugikan bank atau pelanggan, khususnya adanya kerangkapan data (double posting) diakibatkan pada

Sosialisasi dasar dan pilar negara menurut wakil kepada dinas bidang pendidikan tinggi itu penting sebab saat ini masyarakat dipertontonkan acara di televisi yang tidak sesuai

Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk membuat media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan anak umur 3 sampai 5 tahun, khususnya siswa Taman Kanak-Kanak dapat mengenal binatang

Conference of Indonesian Intellectual Community (ICONIC 2016) “Industrial Revival: Optimizing Strategy on Business, Government and Education”, Asien-Afriken. Institut -