“THE INFLUENCE OF COMPETENCE IN EXTERNAL AUDITOR AND DYSFUNCTIONAL BEHAVIOR IN EKSTERNAL AUDITOR
ON QUALITY AUDIT”
(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi
Jenjang Studi Strata 1
Disusun Oleh :
Wowo Agung Mulyadi 21109011
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
DATAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9
1.2.2 Rumusan Masalah ...10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...10
1.3.1 Maksud Penelitian ...10
1.3.2 Tujuan Penelitian ...10
1.4 Kegunaan Penelitian ...11
1.4.1 Kegunaan Praktis ...11
1.4.2 Kegunaan Akademis ...11
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...12
1.5.1 Lokasi Penelitian ...12
1.5.2 Waktu Penelitian ...13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...15
vi
2.1.1.1 Pengertian Kompetensi ...15
2.1.1.2 Karakteristik Kompetensi ...16
2.1.1.3 Indikator Kompetensi Auditor ...17
2.1.2 Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal ...18
2.1.2.1 Pengertian Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal ...18
2.1.2.2 Indikator Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal ....19
2.1.3 Kualitas Audit ...21
2.1.3.1 Pengertian Audit ...21
2.1.3.2 Pengertian Kualitas Audit ...22
2.1.3.3 Indikator Kualitas Audit ...25
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ...23
2.2 Kerangka Pemikiran ...27
2.2.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit ...28
2.2.2 Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit ...29
2.3 Hipotesis ...30
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...31
3.2 Metode Penelitian ...32
3.2.1 Desain Penelitian ...33
3.2.2 Operasional Variabel ...36
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ...39
3.2.3.1 Sumber Data ...39
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...39
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...41
3.2.4.1 Uji Validitas ...42
3.2.4.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur ...44
3.2.4.3 Uji Method of Successive Interval ...46
vii
vii
3.2.5.1 Rancangan Analisis ...47
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ...53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...56
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ...56
4.1.1.1 Sejarah Singkat KAP ...56
4.1.1.2 Struktur Organisasi KAP ...61
4.1.1.3 Uraian Tugas KAP ...64
4.1.1.4 Aktivitas Kantor Akuntan Publik ...70
4.1.1.5 Karakteristik Responden ...71
4.1.2 Pengujian Alat Analisis ...73
4.1.2.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ...73
4.1.3 Analisi Deskriptif Hasil Tanggapan Responden ...77
4.1.3.1 Analisi Deskriptif Variabel Kompetensi Auditor Eksternal ...77
4.1.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal ...84
4.1.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Audit ...92
4.1.4 Analisis Verifikatif ...98
4.1.4.1 Hasil Estimasi Path AnalysisModel Regresi Linier Berganda ...98
4.1.4.2 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal (X1) terhadap Kualitas Audit (Y) ...105
4.1.4.3 Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal (X2) terhadap Kualitas Audit (Y) ...109
4.1.4.4 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit ...112
4.2 Pembahasan ...115
viii
Kualitas Audit ...115
4.2.2 Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal
Terhadap Kualitas Audit ...116
4.2.3 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Perilaku
Disfungsional Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit ...117
BAB V HASIL KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...119
5.2 Saran ...120
DAFTAR PUSTAKA ...122
LAMPIRAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat sehat, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Usulan Peneltian, adapun penulis mengambil judul usulan penelitian ini
adalah “Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Perilaku Disfungsional
Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dorongan serta bantuan baik moril maupun
materil selama penulis menyusun laporan usulan penelitian ini, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Sugoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia, Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
5. Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak sebagai Dosen Pembimbing yang telah
6. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., selaku Dosen Wali Kelas 4 Ak-1.
7. Staf Dosen Pengajar yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman serta
dukungan kepada penulis selama menyelesaikan kuliah.
8. Sekretariat Jurusan UNIKOM yang telah membantu penulis sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi.
9. Kedua orang tua tercinta, do’a dan kasih sayangmu selalu menjadi kekuatan dan
motivasi bagi penulis dalam menyusun skripsi ini, semoga anakmu ini dapat
menjadi kebanggaan keluarga.
10.Fera Handayani yang selalu memberikan dorongan, motivasi dan semangat baik
moril dan spiritual yang telah dengan sabar selalu menjadi tempat berkeluh kesah.
11.Untuk 4AK1 yang selama ini sama-sama berjuang dan memberikan semangat.
12.Seluruh kawan-kawan akuntansi angkatan’09, dan kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah sangat membantu.
Penulis menyadari penulisan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan beberapa saran dan kritik yang membangun dari
pembimbing dan para pembaca. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bandung, Juli 2013 Penulis
122
DAFTAR PUSTAKA
AAA Financial Accounting Standar Committee. 2000. Commentary: SEC Auditor
Independence Requirements. Accounting Horizons Vol. 15 No 4.
Adanan Silaban. 2011. Pengaruh Multidimensi Komitmen Profesional Terhadap Perilaku Audit Disfungsional. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol. 8. No. 1.
Alim, M.N, Hapsari T dan Purwanti L. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar. 26-28 Juli 2007.
Andi Supangat. 2007. “Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan Nonparametik. Edisi 1, Kencana : Jakarta.
Arens, Alvin A, Randal J, dan Beasley, Mark S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance (Pendekatan Terintegrasi) Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley & Sons Ltd. England.
Becker, B.E., Huselid, M.A., & Ulrich, D. 2001. The HR Scorecard, Harvard Business School Press. Boston-Massachusetts.
Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Journal Directory : Kumpulan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Unika Petra. Vol. 4 / No. 2.
Christiawan, Yulius Jogi. 2003. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.4 No. 2 (Nov) hal. 79-92.
Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari. 2007. Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar 26 – 28 Juli 2007.
Donnelly D.P., Quirin J.J., David O’Bryan. (2003). “Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditor’s Personal Characteristics”. Behavioral Research In Accounting. Vol 15, 87.
Edy Sujana, Tjiptohadi Sawarjuwono. 2006. Perilaku Disgungsional
Auditor:Perilaku yang Tidak Mungkin Dihentikan. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol.8 No.3.
Fitri Susanti. 2010. Kredit Macet Akuntan Publik Diduga Terlibat.
www.kompas.com
Fitrini Mansyur, dkk. 2010. Pengaruh Time Budget Pressure dan Prilaku Disfungsional Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Jambi.
Gibson. et. al. 2006. Organization: Behavior Structure Process. New York: McGraw Hill.
Gima Sugiama. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung : Guardaya Intimarta.
Gujarati, Damondar. 2003. Ekonometrika Dasar, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Gustati. 2012. Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Locus of Control Terhadap Penerimaan PerilakuDisfungsional Audit. Jurnal Akuntansi & Manajemen. Vol.7. No. 2.
Henry Simamora. 2002. Akuntansi Manajemen, UPP AMP YKPN. Jakarta.
Husein Umar. 2005. Metode Penelitian, PT. Gramedia Pusaka : Jakarta.
H.S Munawir. 2001. Modern Auditing buku 1. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) 2001. standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta : Salemba Emapat.
Ida Suraida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora. 7, 3, 186-202.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2010. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Institut Akuntan Publik Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
John W. Newstrom dan Keith Davis. 2002. Principles of Marketing, 10th ed.
Prentice Hall Inc., New Jersey.
124
Justinia Castellani. 2008. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor pada Kualitas Audit. Trikonomomika Vol. 7, No. 2, Desember 2008.
Kane, G., & U. Velury. 2005. The impact of managerial ownership on the likelihood of provision of high quality auditing services, Review Of Accounting & Finance.
Kelley, Tim., and Loren Margheim. 1990. The Impact of Time Budget Pressure,
Personality, and Leadership Variables on Dysfunctional Auditor Behavior.
Auditing : A Journal Of Practice & Theory Vol.9 No. 2.
Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.
Lightner, S.S., Adams, S, and Lightner, K. 1982. “The Influence of Situasional, Ethical and Expentancy Theory Variables on Accountants’ Underreporting Behavior”. Auditing: Journal of Practice and Theory. Vol. 2. pp. 1-12.
Malone, Charles F., dan Robin W. Roberts. 1996. Factors Associated With The Incidence of Reduced Audit Quality Behavior, Auditing: A Journal of Practice & Theory. 15 (2):49-64.
Mashuri Maschab. 2008. Kekuasaan Eksekutif di Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta.
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.
Ngalim Sawega. 2012. Dicabut Izin Praktek 4 AP di Pasar Modal. www.akuntanonline.com
Nini dan Estralita. 2009. Pengaruh Independensi Auditor Pada KAP Big Four Terhadap Manajemen Laba Pada Industri Bahan Dasar, Kimia dan Industri Barang Konsumsi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.11, No.3, Hal. 175-188.
Otley, David T., dan Pierce, Bernard J. 1996. Auditor Time Budget Pressure: Consequences and Antecedents, Accounting. Auditing and Accountability Journal. 9: 31-58.
Rasuli, L.O. 2009. Pengaruh Time Budget Pressure, Perilaku Disfungsional dan Komitmen Organisasional Terhadap Kualitas Audit. Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur. Tesis. Malang: Universitas Brawijaya.
Robinson Simbolon. 2002. Bapepam: Kasus Kimia Farma Merupakan Tindak
Singgih Santoso. 2002. SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua, Jakarta: Gramedia.
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Auditing : Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sofyan Syafri Harahap. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.
Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol. 5 No. 1 April 2005. Hal 85-97.
Sri Mulyani. 2009. Izin Tiga Akuntan Publik Ditetapkan Menkeu.
www.okezone.com
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. ALFABETA, Bandung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.
Sukrisno Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Sukrisno Agoes. 2012. AUDITING Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Buku 1 4E. Penerbit Salemba.
Suprian, A.S. 1995. Metodologi Penelitian. Bandung : JPTB FPTK IKIP Bandung.
Susanti Irawati. 2008. Auditing, Bandung : Gramedia Pustaka.
Sutton, S. G. 1993. Toward an Understanding of The factors Affecting the Quality of The Audit Process. Decission Sciences. Vol. 24:88 -105.
Syaiful F Prihadi. 2004. Assessment Centre : Identifikasi, Pengukuran dan Pengembangan Kompetensi. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama.
Stephen P Robbins, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit PT.Bhuana Ilmu Populer.
Ulum, Akhmad Samsul. 2005. “Pengaruh Orientasi Etika terhadap Independensi
126
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, Bandung: Agung Media.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Penerbit Genesis.
Wibowo. 2007. Manajemen Kerja. PT. Raja Grajindo Persada, Jakarta.
15
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kompetensi Auditor Ekternal
Menurut Menurut Wibowo (2007:86) mendefinisikan kompetensi adalah
sebagai berikut :
“Suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan
atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta
dukungan oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan itu tersebut”.
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:2) menyatakan
bahwa kompetensi adalah sebagai berikut :
“Suatu kemampuan, keahlian (pendidikan dan pelatihan), dan
berpengalaman dalam mamahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang
akan diambilnya”.
Sedangkan menurut Ida Suraida (2005:190) mendefinisikan kompetensi
adalah sebagai berikut :
“Kompetensi adalah keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor
sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun
keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium dan lain-lain”.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor
adalah suatu kemampuan, keahlian, pengetahuan, keterampilan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dalam memahami kriteria untuk dapat mendukung
16
2.1.1.2 Karakteristik Kompetensi
Adapun beberapa karakteristik kompetensi Menurut Lyle dan Spencer
yang dikutip Syaiful F Pribadi (2004:92) terdapat lima karakteristik dari
kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Motives (motif) adalah hal-hal yang berfikir oleh seseorang untuk
berfikir dan memiliki keinginan secara konsisten yang akan dapat menimbulkan tindakan.
2. Trains (karekteristtik) adalah karakteristik fisik-fisik dan
respons-respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi.
3. Self-consept adalah sikap-sikap, values, atau self-image seseorang.
4. Knowladge (pengetahuan) adalah informasi yang dimiliki seseorang
dalam bidang-bidang content tertentu.
5. Skill (keterampilan) adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik
atau mental.
Dari keempat karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan pendapat
tentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan masalah
kemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan pengetahuan
yang bersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang relavan dan
pengalaman yang sesuai dengan bidang pekerjaan.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:35) mengatakan bahwa pendidikan formal
auditor dan pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain adalah
sebagai berikut :
1. Pendidikan formal diperoleh melalui perguruan tinggi, yaitu falkutas Ekonomi jurusan Akuntansi Negri (PTN) atau swasta (PTS).
2. Telah mengikuti UNA Dasar dan UNA Profesi.
3. Telah memiliki nomor register Negara Akuntan (Registered Accountant).
4. Telah mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan (continuing professional education) baik yang diadakan di KAP sendiri, oleh IAI atau seminar dan lokalisasinya.
Seorang asisten junior, untuk pencapaian kompetensinya harus
memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi memadai
dan review atas pekerjaannya dari atasan yang lebih berpengalaman. Seorang
auditor harus secara terus-menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam
tugas dan profesinya.
2.1.1.3Indikator Kompetensi Auditor
Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang yang
ahli dibandingkan auditing dan akuntansi. Pencapaian keahlian dimulai dengan
pendidikan formal yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dalam praktek
audit. Selain itu, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup dan
mengcakup aspek teknis maupun pendidikan umum (SPAP, SA Seksi 210, PSA
No. 04, 2001).
Adapun komponen-komponen yang harus dimiliki aditor yang kompeten
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:2) kompetensi adalah
sebagai berikut:
a. Pendidikan
b. Pelatihan
c. pengalaman
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam buku kode etik profesi
akuntan publik (2010:14) di jelaskan mengenai prinsip dasar etika profesi. Prinsip
kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional adalah sebagai
18
a. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kahati-hatian professional mewajibkan setiap praktisi untuk:
1. Memelihara pengetahuan dan keahlian professional yang dibutuhkan untuk menjamin jasa professional yang kompeten kapada klien atau pemberi kerja.
2. Menggunakan kamahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
b. Pemberian jasa professional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian professional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut:
1. Pencapaian kompetensi professional. 2. Pemeliharaan kompetensi professional.
c. Pemeliharaan kompetensi professional membutuhkan kesadaran dan pemahaman yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan perkembangan bisnis yang relevan. Pengembangan dan pendidikan professional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan praktisi agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan professional.
d. Sikap kecermatan dan kehati-hatian professional mengharuskan setiap praktisi untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai dengan persyaratan penugasan.
e. Setiap praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat bagi mereka yang bekerja dibawah wewenang dalam kapasitas professional.
f. Bila dipandang perlu, praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa professional yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa professional lainnya untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan jasa profesional yang diberikan.
2.1.2 Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal
2.1.2.1 Pengertian Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal
Menurut Kelley dan Margheim (1990); Otley dan Pierce (1996b) dalam
Siti Marfuah (2011) menyatakan :
“Perilaku audit disfungsional adalah setiap tindakan yang dilakukan
auditor dalam pelaksanaan pekerjaan audit yang dapat mengurangi atau
Menurut Arens (2008:43) menjelaskan perilaku disfungsional adalah
sebagai berikut :
“Perilaku audit disfungsional adalah setiap tindakan yang dilakukan
auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau
menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung”.
Menurut Gibson, et al., (2006:266) menyatakan :
“Konflik disfungsional adalah setiap konfrontasi atau interaksi antara
kelompok yang merugikan organisasi atau menghalangi pencapaian tujuan
organisasi”.
Menurut Newstorm & Davis (2002:14), perilaku disfungsional
didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang memberikan efek kurang
menyenangkan pada suatu sistem.
Menurut Edy Sujana dan Tjiptohadi S. (2006) perilaku disfungsional
auditor merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dalam
melaksanakan audit.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku
disfungsional didefinisikan sebagai perilaku akuntan publik yang menyimpang
yang dilakukan selama melakukan proses audit yang dapat merugikan pihak lain.
2.1.2.2 Indikator Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal
Perilaku-perilaku yang mereduksi kualitas audit secara langsung dilakukan
melalui tindakan seperti: penghentian prematur prosedur audit, review yang
dangkal terhadap dokumen klien, bias dalam pemilihan sampel, tidak memperluas
20
perlakuan, akuntansi yang diterapkan klien (Kelley dan Margheim, 1990; Otley
dan Pierce 1996a). Tindakan-tindakan seperti yang disebutkan di atas secara
langsung mereduksi kualitas audit karena auditor memilih untuk tidak
melaksanakan seluruh tahapan program audit secara cermat dan seksama. Dalam
literatur auditing, tindakan-tindakan seperti yang disebutkan di atas
dikelompokkan sebagai perilaku reduksi kualitas audit (Malone dan Robert, 1996;
Otley dan Pierce, 1996a; Pierce dan Sweeney 2004).
Selain tindakan yang dapat mereduksi kualitas audit secara langsung,
perilaku disfungsional lainnya yang terjadi dalam praktek audit adalah tindakan
auditor dengan cara tidak melaporkan seluruh waktu audit yang digunakan untuk
melaksanakan tugas audit. Pada literatur auditing tindakan dengan memanipulasi
atau tidak melaporkan waktu audit yang sesungguhnya disebut dengan perilaku
underreporting of time (Lightner et al., 1982; Otley dan Pierce, 1996a).
Perilaku disfungsional menurut Donelly et al. (2003) ada 3 indikator
utama perilaku disfungsional, yaitu:
1. Replacing and altering original audit procedures (mengubah prosedur
yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan),
2. Premature signing-off of audit steps without completion of the procedure
(menyelesaikan langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur),
3. Underreporting of audit time (melaporkan waktu audit dengan total waktu
yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya).
Dalam penelitian Edy Sujana dan Tjiptohadi (2006), hal-hal yang
menyebabkan kualitas audit seorang auditor menjadi buruk yaitu seperti
melakukan perilaku disfungsional auditor yaitu perilaku menyimpang yang
dibawah dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang yang secara langsung
mengurangi kualitas audit, sedangkan perilaku enam (underreporting of time)
merupakan prilaku yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas audit.
Prilaku menyimpang dari auditor yang dimaksud adalah:
1. Penghentian prematur terhadap langkah audit dalam program audit (premature sign off).
2. Mengurangi jumlah pekerjaan yang dikerjakan dalam langkah audit yang dianggap beralasan oleh auditor.
3. Tidak melakukan penelitian terhadap prinsip akuntansi yang digunakan oleh auditor.
4. Tidak melakukan review dengan sungguh-sungguh terhadap dokumen klien.
5. Menerima penjelasan klien yang lemah. 6. Melakukan underreporting of time.
Menurut Donnelly et al (2003) penyampaian laporan penggunaan waktu
yang lebih singkat juga menghasilkan keputusan yang dibuat seseorang auditor
menjadi lebih buruk, mempersulit kebutuhan untuk merevisi anggaran, serta
mengakibatkan timbulnya tekanan penggunaan waktu untuk pelaksanaan audit
diwaktu yang akan datang. Donelly et al (2003) beranggapan bahwa faktor yang
memberikan pengaruh terhadap perilaku disfungsional auditor adalah karakteristik
individu yang diukur dengan locus of control, komitmen organisasi, kinerja
auditor.
2.1.3 Kualitas Audit
2.1.3.1 Pengertian Audit
Menurut Alvin Arens dalam Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati
(2010:1) menjelaskan audit adalah sebagai berikut :
22
serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.
Menurut Susanti Irawati (2008:1) mendefinisikan audit adalah sebagai
berikut :
“Audit adalah suatu proses yang dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang dicerminkan dari
informasi keuangan suatu perusahaan tertentu”.
Menurut Sukrisno Agoes (2012:4) mendefinisikan audit adalah sebagai
berikut :
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Dari tiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit adalah suatu
proses pemeriksaan atau evaluasi terhadap laporan keuangan untuk memberikan
informasi mengenai kewajaran laporan keuangan kepada pemakai yang
berkepentingan.
2.1.3.2 Pengertian Kualitas Audit
Menurut Sutton 1993 dalam Justinia Castellani (2008:124)
mengungkapkan sebagai berikut:
“Pengukuran kualitas audit memerlukan kombinasi antara proses dan
Menurut De Angelo dalam Justinia Castellani (2008) mendefinisikan
kualitas audit adalah:
“Kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan
melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien”.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas audit
merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan
keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam system
akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan audit, dimana dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditor harus berpedoman pada standar auditing.
Menurut (Henry Simamora, 2002:47) akuntan publik atau auditor
independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi.
Ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu :
1. Tanggung jawab profesi.
Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik.
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan public dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas.
Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan intregitas setinggi mungkin.
4. Objektivitas.
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional.
6. Kerahasiaan.
24
7. Perilaku Profesional.
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Menurut Pernyataan Standar Auditing No. 01 (2001:150.1-150.2) standar
auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah sebagai
berikut :
1. Standar Umum.
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan.
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya,
b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan.
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
2.1.3.3 Indikator Kualitas Audit
Ukuran kualitas audit menurut Justiana Castellani (2008) adalah sebagai
berikut :
Untuk menjaga originalitas penulis, maka dapat diuraikan
penelitian-penelitian terdahulu sesuai dengan yang ditelitinya.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Hasil Sumber
26
6. Lauw Tjun
Menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003:25) mendefinisikan
kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan
menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien.
Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan
keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan
untuk melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya.
Becker et. al (2001) mengatakan kompetensi mengacu pada karakter
knowledge, skill, abilities setiap individu atau karakter personal yang
mempengaruhi job performance individu secara langsung.
faktor internal yang mempengaruhi perilaku disfungsional adalah self
employee performance sebagaimana yang dinyatakan oleh Robbins (1996) bahwa
28
motivasi. Hal tersebut ditegaskan oleh Donelly et al. (2003) bahwa individu yang
melakukan kinerja di bawah ekspektasi atasannya akan cenderung terlibat untuk
melakukan perilaku disfungsional karena menganggap bahwa mereka tidak dapat
mencapai tujuan yang diperlukan untuk bertahan dalam sebuah perusahaan
melalui usahanya sendiri sehingga penyimpangan perilaku dianggap perlu dalam
situasi ini.
2.2.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001:20) menyatakan bahwa :
“Audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi
standar auditing”.
Alim, Hapsari dan Purwanti (2007) dalam penelitiannya berkaitan
kompetensi dan indepedensi terhadap kualitas audit menjelaskan bahwa
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Kualitas audit dapat ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan
indepedensi dimana kemampuan untuk menemukan pelanggaran tergantung pada
kompetensi auditor (Yulius Jogi Christiawan, 2002:83).
Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam
Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa:
“bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan
independensi kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas
Dengan kualitas audit maka dihasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan untuk dipakai oleh pengguna
laporan keuangan tersebut.
2.2.2 Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal Terhadap
Kualitas Audit
Menurut Arens (2008:43) menjelaskan perilaku disfungsional adalah
sebagai berikut :
“Perilaku audit disfungsional adalah setiap tindakan yang dilakukan
auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau
menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung”.
Menurut Wahyudin (dalam Gustati, 2012) dinyatakan bahwa perilaku
professional auditor/akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk
menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional auditbehavior).
Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk manipulasi, kecurangan ataupun
penyimpangan terhadap standar audit. Perilaku ini bisa mempengaruhi kualitas
audit baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hasil penelitian yang dilakukan Fitrini Mansyur, dkk (2010) menunjukkan
bahwa ada pengaruh variabel Time Budget Pressure dan Prilaku Disfungsional
Terhadap Kualitas Audit.
Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran diatas dan di dukung oleh
pendapat para ahli serta penelitian terdahulu, maka dapat di uraikan paradigma
30
(Alim, dkk:2007)
(Fitrini ansyur, dkk:2010)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011:64) mendefinisikan hipotesis adalah sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan”.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba
merumuskan hipotesis :
1. Kompetensi Auditor Eksternal berpengaruh terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung.
2. Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal berpengaruh terhadap
Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung.
3. Kompetensi Auditor Eksternal dan Perilaku Disfungsional Auditor
Eksternal berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan
Publik Wilayah Kota Bandung
Kompetensi Auditor Eksternal (X1)
Perilaku disfungsional Auditor Eksternal (X2)
119 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan
mengenai pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Perilaku Disfungsional
Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di
wilayah Bandung, maka dalam bab ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kompetensi Auditor Eksternal berpengaruh terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung, dimana Kompetensi
Auditor Eksternal yang baik maka akan membuat Kualitas Audit pada
Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung pun akan menjadi lebih baik
pula. kompetensi akuntan publik pada Kantor Akuntan Publik
Komisariat Wilayah Bandung telah dilaksanakan dengan baik. Karena
para auditor telah menerapkan kompetensi yang ada dalam kode etik
profesi akuntan publik, hal ini didukung oleh indikator-indikator yaitu
pendidikan, pelatihan, pengalaman.
2. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur akuntansi
keperilakuan; khususnya studi tentang perilaku disfungsional dalam
pelaksanaan program audit. Jadi kesimpulannya Perilaku Disfungsional
Auditor Eksternal mempunyai pengaruh terhadap Kualitas Audit pada
120
3. Dari hasil penelitian secara simultan Kompetensi Auditor Eksternal dan
Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik yang
berada di Wilayah Bandung. Namun masih kurangnya kemampuan
auditor diakibatkan karena jarang mengikuti pelatihan dalam bidang
mengaudit laporan keuangan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa Kompetensi
Auditor Eksternal dan Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal terhadap Kualitas
Audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung, maka peneliti
memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan dapat dijadikan masukan
yang kepada auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sebagai
berikut :
1. Kompetensi auditor eksternal dikategorikan masih cukup baik, hal ini
menunjukan bahwa masih kurangnya Kompetensi audit yang dimiliki oleh
auditor yang terdapat pada Kantor Akuntan Publik wilayah Bandung
sehingga untuk meningkatkan Kompetensi auditor maka auditor perlu
mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar agar kualitas audit yang akan
dihasilkan menjadi baik.
2. Perlunya KAP melakukan program pelatihan untuk mengedukasi auditor
tentang risiko yang dapat ditimbulkan akibat tindakan audit disfungsional
dalam pelaksanaan progam audit. Selain itu, temuan ini menunjukkan
pelaksana program audit. Pemahaman auditor atas risiko yang dapat
ditimbulkan dari tindakan audit disfungsional, dan supervisi yang efektif
atas pelaksanaan program audit dapat mengurangi kecenderungan auditor
melakukan tindakan audit disfungsional, dan pada giliran berikutnya dapat
meningkatkan kualitas audit.
3. Kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Wilaya Bandung berada pada
kategori baik, setiap orang mempunyai tingkat kehati-hatian yang berbeda.
Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada setiap auditor agar lebih
berhati-hati dalam pelaksanaan audit sehingga auditor mampu menemukan
kesalahan yang dilakukan oleh klien. Sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan terhadap masyarakat dan memberikan kualitas audit yang