• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Perubahan Fisik Saat Pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Perubahan Fisik Saat Pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI

DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK SAAT PUBERTAS

DI PONDOK PESANTREN AL-BAQIYATUSSHOLIHAT

Skripsi

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH:

SITI NINA INAYAH ROHMANIAH

1110104000036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Nama : Siti Nina Inayah Rohmaniah Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 03 Januari 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Kp. Telajung Rt.002 Rw.005 Ds. Telajung Kec. Cikarang Barat

Telepon : 085697411526

Email : Ninhainayah@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. 1998-2004 : SDN Telajung 04

2. 2004-2007 : MTs Al - Baqiyatussholihat 3. 2007-2010 : SMA Islam YASPIA 4. 2010-2014 : S-1 Ilmu Keperawatan

(7)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan teruntuk orang-orang yang amat tercinta yang selalu

memberikan limpahan kasih sayang, cinta serta do’a yang tiada henti

-hentinya

Aap (Dudus Misbahudin) sosok ayah serta pemimpin keluarga yg luar biasa

semangat nya agar dapat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi,sosok

ayah yg pantang menyerah, yang selalu menjadi teladan dalam kehidupan ini, yg

mengajarkan arti menghargai serta mensyukuri apapun yang kita dapatkan,

terimakasih aap seluruh jasamu takan pernah ternilai walapun dengan gunung

berlian sekalipun…..

Umi (Emis Rohayati) yg selalu mengajarkan makna luar biasa tentang kesabaran

serta menjadi sosok ibu yg penuh dengan kasih sayang serta menjadi panutan bagi

anak-anaknya

Bapak Drs. H. Ahmad Sholeh yg luar biasa jasanya, seperti matahari yg setiap hri

menyinari bumi tanpa lelah dan tanpa meminta balas jasa. Beliau sosok yg amat

sangat berjasa yg telah menunjukan jalan menuju kesuksesan yg sebelumnya tidak

pernah terbayangkan dalam pikiran…

Teh ai, teh imas, bunda eneng, Aasep, bang adul, bi inong, teh eti, amung dan

bonbon. Kalian adalah keluarga terbaik sepanjang masa yang tak Akan pernah

tergantikan oleh siapapun, yg selalu berbagi suka duka senyum tawa bahagia

bersama-

sama…

Sahabat terbaik pelengkap segala kebahagiaan, fitri, desy, nela, mbak fidah, adel,

alif, intan, alvi, elqy, puput, veve, cici begitu bersyukurnya ketika allah telah

mempertemukan dan menjadikan kita sahabat. Sahabat yg selalu berbagi suka

duka bersama, indahnya persahabatan ini bagaikan pelangi yg memancarkan

seluruh warnanya agar terlihat

indah….

(8)

i SCHOOL OF NURSING

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA July 2014

Siti Nina Inayah Rohmaniah, NIM: 1110104000036

Descritive of Knowledge and Attitudes in Female Adolescents When Physical Changes at Puberty in Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat

xii + 56 pages + 6 tables + 2 chart + 6 attachment

ABSTRACT

Introduction: Less knowledge about adolescents physical changing they experience during puberty will sometimes an attitude of anxiety, fear, shame, feeling another, and confused. This study aims to describe knowledge and attitude of the female adolescents when the physical changes at puberty in Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat. Methods:This study used a descriptive quantitative approach. Data collection was done by total sampling with 90 respondents. Analyze: Data analysis using univariate technique. Result: The results showed that 43 (47.8%) girls have good knowledge and 47 (52.2%) girls have poor knowledge. While the girls were having a positive attitude as much as 42 people (46.7%) and adolescents have a negative attitude 48 (53.3%) girls. This research can provide input to Pondok Pesantren to create a health promotion program especially about adolescent’s health reproduction.

(9)

ii PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Juli 2014

Siti Nina Inayah Rohmaniah, NIM : 1110104000036

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Perubahan Fisik Saat Pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat xii + 56 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 6 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Rendahnya pengetahuan remaja tentang perubahan fisik yang mereka alami saat pubertas kadang-kadang akan menimbulkan sikap cemas, takut, malu, merasa lain, dan bingung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja puteri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, cara pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebesar 90 sampel. Analisis: Teknik analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa 43 orang (47,8%) remaja puteri berpengetahuan baik dan 47 orang (52,2%) remaja puteri berpengetahuan buruk. Sedangkan remaja puteri yang mempunyai sikap positif sebanyak 42 orang (46,7%) dan remaja puteri yang mempunyai sikap negatif sebanyak 48 orang (53,3%). Saran: Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pondok Pesantren agar dapat membuat program pendidikan kesehatan khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja.

(10)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Gambaran Pengetahuan

dan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Perubahan Fisik Saat Pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat”. Shalawat dan salam senantiasa kita junjungkan kehadirat Nabi Muhammad SAW.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. DR (hc). Dr. M.k Tadjudin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep. MKM, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

(11)

iv

4. Ibu Maulina Handayani, S. Kp, M. Sc, selaku Dosen Pembimbing kedua yang senantiasa menyempatkan waktu untuk membimbing peneliti selama penyusunan skripsi ini.

5. Pihak Kementerian Agama RI serta Pengelola (PBSB) yang telah memberikan kepercayaan kepada peneliti untuk mendapatkan beasiswa, sehingga peneliti bisa menempuh studi disini.

6. Saudara-saudaraku dalam naungan rumah CSS MoRA, baik CSS MoRa Nasional maupun CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan semangat, inspirasi dan ilmu yang tak henti-hentinya.

7. Segenap Staf bidang Akademik dan Administrasi FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan

8. Teristimewa ucapan terima kasih untuk orang tua tercinta, Aap (Dudus Misbahuddin) dan Umi (Emis Rohayati) terima kasih atas segala pengorbanan dan dukungan yang tak henti-hentinya kau berikan untukku, yang selalu menyayangiku, mengasihiku, terima kasih atas doa yang selalu engkau panjatkan untukku.

9. Teristimewa untuk Guru-guru di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat (Drs. K. H. Ahmad Sholeh, Ustdzh. Hj. Maemunah) yang sangat berjasa sepanjang masa telah mengajarkan banyak hal kepada peneliti.

(12)

v

11. Sahabat Teristimewa pelengkap segala keindahan “My Rainbow” (Desy, Fidah, Fitri, Naila) yang selalu menemani peneliti dalam suka maupun duka, berbagi canda tawa serta menjadi penyemangat peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat terbaik (Adel, Alif, Alvi, Puput, Elqy, Cici, Veve, Intan) yang sering

memberikan do’a dan semangat kepada peneliti.

13. Seluruh teman-teman di Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2010 yang telah menjadi penyemangat kuliahku terima kasih atas partisipasi kalian.

14. Dan seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga selesai. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skrispsi ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Ciputat, Juli 2014

(13)

vi

4. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ………….………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 9

A. Pengetahuan ………. 9

1. Pengertian ………... 9

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan……….. 10

(14)

vii

2) Perubahan Sekunder (Perubahan Fisik)…………... 15

D. Sikap………. 19

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap……… 22

7. Sikap Terhadap Seksualitas………. 23

E. Kerangka Teori ………... 25

F. Penelitian Terkait ………... 26

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ……….. 28

A. Kerangka Konsep ………... 28

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 34

G. Pengolahan Data ……….. 36

(15)

viii

I. Etika Penelitian ……… 37

BAB V HASIL PENELITIAN ……….………... 40

A. Gambaran Lokasi Penelitian ………...……… 40

B. Analisis Univariat……….. 42

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….. 42

2. Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri tentang Perubahan Fisik saat Pubertas………... 42

3. Gambaran distribusi pertanyaan pengetahuan remaja puteri tentang Perubahan fisik saat pubertas……… 43

4. Gambaran Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Perubahan Fisik saat Pubertas……….. 45

BAB VI PEMBAHASAN ………..……….. 49

A. Karakteristik Responden …….………. 49

B. Analisis Univariat……… 49

1. Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri tentang Perubahan Fisik saat Pubertas………. 49

2. Gambaran distribusi pertanyaan pengetahuan remaja puteri tentang Perubahan fisik saat pubertas………... 51

C. Keterbatasan Penelitian………. 55

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ………. 56

A. Kesimpulan………. 57

B. Saran……… 58 DAFTAR PUSTAKA

(16)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional……….. 28 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia………... 41 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang

Perubahan Fisik saat Pubertas... 42 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan

Perubahan Fisik saat Pubertas... 42 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi

Perubahan Fisik saat Pubertas……… 44

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang

(17)

x

DAFTAR BAGAN

(18)

xi

DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

WHO : World Health Organization

BPS : Badan Pusat Statistik

DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

PONPES : Pondok Pesantren

SKRRI : Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan dimana pada fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa (BKKBN, 2004). Batas usia remaja menurut (WHO, 2008) adalah 12-24 tahun, sedangkan batas usia remaja menurut Monks (2006) adalah 12-21 tahun. Pendapat lain menurut Widyastuti, dkk. (2009) yaitu antara usia 10-19 tahun. Di dunia Jumlah remaja berusia 10 - 19 tahun sekitar 18% dari jumlah penduduk atau sekitar 1,2 miliar remaja (WHO, 2009). Pada tahun 2009 jumlah remaja usia 10 - 19 tahun terdapat sekitar 64 juta atau 28,64% dari jumlah penduduk Indonesia menurut (BKKBN, 2009). Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat tahun 2008 kelompok umur 10 - 19 tahun adalah sekitar 8.145.616 jiwa yang terdiri dari 51,8% remaja laki - laki dan 48,2% remaja perempuan.

(20)

perubahan pada masa - masa remaja. Salah satu nya yaitu diperlukan pemberian informasi tentang pengertian perubahan fisik masa puber (Dariyo, 2004).

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja putri terjadi karena mulai diproduksinya hormon - hormon seksual yang mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan sistem reproduksi yang terkadang ditandai dengan pembesaran payudara (Soetjiningsih, 2007). Perubahan yang paling terlihat jelas pada remaja putri di antaranya payudara, panggul dan paha, tumbuh rambut dibagian ketiak dan sekitar alat kelamin, bertambahnya berat badan dan tinggi badan, pertumbuhan tulang dan otot serta kematangan organ seksual sehingga mengalami menstruasi (Sarwono, 2005).

Hasil survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) (2007) menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri usia 12-19 tahun tentang tanda pubertas mengenai pertumbuhan rambut pada sekitar kemaluan dan ketiak sebanyak 17,3%, sebanyak 53,5% remaja putri mengetahui bahwa pertumbuhan dada, 5,2% remaja putri mengetahui bahwa meningkatnya gairah seksual merupakan tanda pubertas pada wanita, sebanyak 75,4% remaja putri mengetahui bahwa haid merupakan tanda pubertas pada wanita, dan sebanyak 13,5% remaja putri tidak tahu apapun tentang tanda pubertas pada wanita.

(21)

3

pengetahuan kesehatan reproduksi menunjukkan 43,22% pengetahuannya rendah, 37,28% pengetahuan cukup, sedangkan 19,50% pengetahuannya baik. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Remaja (SDKI-R) menyebutkan 13,3% remaja putri tidak tahu sama sekali mengenai perubahan fisiknya saat puber. Bahkan hampir separuh (47,9%) remaja putri tidak mengetahui waktu puber (BKKBN, 2012).

Dewasa ini pengaruh perkembangan teknologi, informasi, dan globalisasi memberi pengaruh besar dalam pembentukan pengetahuan seorang anak (Sulhi, 2002). Remaja yang tidak mempunyai pengetahuan cukup atau informasi yang jelas tentang perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang akan menimbulkan rasa cemas, takut, malu, merasa lain, dan bingung. Terlihat ketika remaja ini mengalami perubahan yang paling dasar yaitu perubahan fisik. Konsekuensi dari perkembangan fisik ini akan lebih kompleks pada remaja putri. Salah satunya perubahan berat dan bentuk tubuh yang terkadang mengganggu geraknya bila ingin terlihat menarik di depan lawan jenisnya (Gunarsa, 2006). Pengetahuan juga merupakan salah satu komponen dalam pembentukkan sikap seseorang, dengan pengetahuan yang tidak memadai akan membuat remaja cenderung mengambil sikap yang salah.

Dampaknya jika remaja mempunyai pengetahuan tentang pubertas yang tidak memadai maka akan membuat remaja cenderung bersikap negatif tentang seksualitas ( Ali dan Asrori, 2009).

(22)

(tubuh). Menurut Irawan (2010) sikap yang ditunjukan oleh remaja putri yaitu mereka merasa malu dengan perubahan yang terjadi seperti perubahan

payudara, haid pertama, bertambahnya berat badan, adanya jerawat yang

membuat mereka kurang percaya diri. Papalia dan Old (2001) mengatakan

perubahan yang terjadi saat remaja terletak pada perubahan sikap, perilaku, dan pertumbuhan fisiknya dimana pada saat remaja mudah sekali dipengaruhi faktor dari luar dirinya seperti keluarga, lingkungan, pergaulan, teman sebaya dan teman sekolah. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dimana terjadi perbedaan pertumbuhan fisik antara laki-laki dan perempuan, yaitu terletak pada organ reproduksinya, dimana akan diproduksi hormon yang berbeda. Penampilan yang berbeda serta bentuk tubuh pun akan berbeda akibat berkembangnya seks sekunder (Depkes RI, 2007).

Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam menghadapi menstruasi pada siswa kelas VII SMPN 3 Kecamatan Sawo (Kumalasari, 2012). Penelitian lain mengatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan gambaran diri remaja putra (Istiqomah, 2010).

(23)

5

kuning yang membahas kesehatan reproduksi diantaranya adalah kitab

Risalatul Mahid (Maslahah, 2012). Kitab Risalatul Mahid menjelaskan mengenai kesehatan reproduksi akan tetapi yang kesehatan reproduksi yang dibahas dalam kitab Risalatul Mahid lebih kepada penjelasan mengenai haid, nifas, dan wiladah. Sedangkan mengenai pembahasan kesehatan reproduksi secara meluas kurang begitu dibahas mendalam di pondok pesantren (Maslahah, 2012).

(24)

rendah dan sikap mereka terhadap perubahan fisik saat pubertas cenderung negatif. Dari penjelasan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan sikap remaja puteri

menghadapi perubahan fisik saat pubertas di pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat”.

B. Rumusan Masalah

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Remaja (SDKI- R) 2007, survei menyebutkan 13,3% remaja putri tidak tahu sama sekali mengenai perubahan fisiknya saat pubertas. Bahkan hampir separuh (47,9%) remaja perempuan tidak mengetahui waktu pubertas. Remaja yang tidak mempunyai pengetahuan cukup atau informasi yang jelas tentang perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang akan menimbulkan rasa cemas, takut, malu, merasa lain, dan bingung. Pembahasan kesehatan reproduksi di pondok pesantren hanya menjelaskan mengenai haid, nifas dan wiladah. Sedangkan kesehatan reproduksi secara meluas kurang begitu dibahas mendalam di pondok pesantren. Berdasarkan uraian, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja puteri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat.

C. Pertanyaan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas didapatkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

(25)

7

2. Bagaimana sikap remaja putri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang perubahan fisik saat pubertas.

b. Mengidentifikasi sikap remaja putri di pondok pesantren Al- Baqiyatussholihat dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas. E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para pengurus pondok pesantren untuk memasukan materi kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang masa pubertas dalam kurikulum pondok pesantren. 2. Bagi Ilmu Keperawatan

(26)

3. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Sebagai referensi perpustakaan program studi ilmu keperawatan UIN Jakarta dan memberikan informasi mengenai gambaran pengetahuan dan

(27)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003) pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki seseorang melalui pendidikan atau pengalaman, Sedangkan menurut pendapat Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan yang terjadi biasanya melalui panca indera manusia yaitu indera pengelihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Adapun menurut Martin dan Oxyman dalam Kusrini (2006) pengetahuan adalah kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan objek dengan tepat dan mempresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu objek. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

(28)

2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010) faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan terbagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a) Faktor internal 1) Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi dalam bersikap. pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock (2004) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam dalam berfikir dan bekerja.

3) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialmi seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

4) Kepribadian

(29)

11

b) Faktor eksternal 1) Lingkungan

Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Sosial ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup akan dapat menambah tingkat pengetahuan.

B. Remaja

1. Pengertian

Remaja berasal dari Bahasa latin “adolescence” yang berarti tumbuh ke arah kematangan, baik kematangan fisik, sosial maupun psikologis (Soetjiningsih, 2007). Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis (Widyastuti, dkk. 2009).

(30)

tengah 15 - 18 tahun, remaja akhir 18 – 21 tahun.Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik (organobiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional) (Widyastuti dkk, 2009).

2. Pembagian masa remaja

Menurut Monks (2006) masa remaja terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

1) Masa remaja awal, 12 - 15 tahun 2) Masa remaja tengah, 15 - 18 tahun 3) Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun C. Pubertas

1. Pengertian

(31)

13

Penyebab munculnya pubertas adalah hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormone tubuh). Pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi serta tubuh mengalami perubahan (Norman, 2008), sedangkan menurut definisi lain Pubertas dimulai pada saat hipotalamus melepaskan Gonadotropin Relasing Hormone (GNRH) yang kemudian mempengaruhi kelenjar

pituitary untuk melepaskan Leutinizing Hormone (LH) dan Folikel Stimulating Hormone (FSH). Pada saat remja pelepasan LH meningkat secara progresif pada hormon seks dengan sedikit peningkatan FSH (Dubuis dalam Perry, 2012). Pada perempuan GNRH terus meningkat selama pubertas dan fluktuatif yang terlihat pada siklus menstruasi FSH menstimulasi estrogen dan produksi serta pembentukan folikel (Blondell

et al dalam Perry, 2012). 2. Tahapan Masa Pubertas

Al-Mighwar (2006) menjelaskan masa pubertas terjadi secara bertahap, yaitu:

1) Tahap Prapubertas (9 - 10 tahun)

(32)

tidak pula seorang remaja. Pada tahap ini, ciri - ciri seks sekunder mulai tampak, namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara sempurna.

2) Tahap Puber (12 - 15 tahun)

Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis antara masa kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid pertama dan pada anak laki - laki terjadi mimpi basah pertama kali. Dan mulai berkembang ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel diproduksi dalam organ - organ seks.

3) Tahap Pasca Puber (17 - 18 tahun)

Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa remaja. Pada tahap ini ciri - ciri seks sekunder sudah berkembang dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang. Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya terbentuk dengan cukup baik.

3. Perubahan pada Masa Pubertas

(33)

15

Perubahan kelamin primer dimulai dengan berfungsinya organ-organ genitalia yang ada. Pada perempuan ditandai dengan menarche

atau haid pertama kali (Soetjiningsih, 2007). Secara normal menarche berlangsung kurang lebih pada usia 11-16 tahun (Zein, 2005).

Pubertas dikatakan telat atau tertunda apabila tanda - tanda pubertas pada seorang perempuan muncul pada usia 13 tahun (Argente dalam Perry, 2012). Begitupula dengan pubertas yang begitu dini yaitu apabila tanda – tanda fisik dan hormon terjadi lebih awal dikatakan bahwa seorang perempuan pubertas dini apabila terjadi dibawah usia 8 tahun dan biasanya pada usia 6 - 8 tahun (Kaplowitz dalam Perry, 2012).

b) Perubahan sekunder (Perubahan fisik)

(34)

halus (BKKBN, 2009). Penjelasan mengenai perubahan fisik yang terjadi pada remaja putri sebagai berikut :

1) Payudara

Perkembangan payudara merupakan tanda awal bahwa seorang perempuan memasuki pubertas (University of Maryland Medical Center dalam Perry, 2012). Perkembangan kuncup payudara terjadi sekitar usia 10 tahun pada 85% anak perempuan, namun bias pula lebih dini pada usia 8 tahun (Jaiyesimi dalam Perry, 2012).

2) Pinggul

Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat

membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah

kulit (Sarwono, 2005).

3) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori

- pori bertambah besar. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

menjadi lebih aktif. Sumbatan di kelenjar lemak dapat

menyebabkan jerawat (Sarwono, 2005).

4) Rambut

(35)

17

5) Menstruasi

Awal menstruasi biasanya terjadi 2-4 tahun setelah kuncup payudara tampak dan rambut kemaluan tumbuh jarang-jarang (Stang dan Story dalam Perry, 2012). Usia menarche biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sosial ekonomi dan lingkungan, ras, indeks masa tubuh (IMT), nutrisi, serta kebiasaan olahraga (Karapanou hipotalamus dan Papadimitriou dalam Perry, 2012). Pada perempuan yang sehat awal menstruasi terjadi karena pelepasan GRH dari yang akan menstimulasi kelenjar pituitary yang akan menghasilkan FSH dan LH. Ovarium kemudian menstimulasi produksi estrogen dan progesterone. Estrogen kemudian mengaktifasi penebalan dinding endometrium (fase proliferasi) hingga mencapai setengah dari siklus menstruasi dengan tujuan untuk persiapan jika ada embrio yang terfertilisasi. Jika fertilisasi tidak terjadi maka terjadilah menstruasi (Chandran dalam Perry, 2012).

6) Berat Badan dan Bentuk Tubuh

(36)

7) Pertumbuhan

Pertumbuhan terlihat lebih cepat saat fase prapubertas.pada perempuan terjadi lebih awal namun tidak pada laki - laki (Rogol

et al dalam Perry, 2012). Pertambahan tinggi perempuan kira-kira 8-9 cm per tahun dan mulai meningkat sejak usia 16 tahun (Stang dan Story dalam Perry, 2012).

8) Massa Tulang

Pada separuh dari massa tulang pada orang dewasa sudah terjadi selama masa remaja (Stang dan Story dalam Perry, 2012). Olahraga yang teratur dan diet yang cukup memberikan pengaruh yang positif. Sedangkan, konsumsi minuman karbonat yang tinggi, merokok dan alkohol memberikan pengaruh yang negatif dan dapat mempengaruhi puncak massa tulang (Perez Lopez dalam Perry, 2012).

9) Suara

Suara menjadi lebih lembut dan semakin merdu. Suara serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan (Sarwono, 2005).

D. Sikap

1. Pengertian

(37)

19

pencetus teori pengukuran modern yaitu sebagai afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan (Azwar, 2007). Adapun yang mendefinisikan sikap adalah pandangan atau perasaan terhadap objek tertentu yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tertentu (Gerungan, 2004).

Sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek - objek psikologis (Azwar, 2004). Sikap juga dapat diartikan sebagai kecenderungan yang relative stabil, dimiliki seseorang dalam bereaksi (reaksi positif maupun negatif) terhadap dirinya sendiri, orang lain, benda, situasi atau kondisi sekitarnya (Mappiare, 1999).

Jadi, dari beberapa definisi sikap diatas dapat disimpulkan sikap adalah reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan yang akan menimbulkan reaksi baik yang bersifat positif maupun negatif terhadap objek tertentu.

2. Komponen sikap

Struktur sikap Menurut Azwar (2004) terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang, yaitu:

(38)

b) Komponen afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal positifdan rasa tidak senang merupakan hal negatif. Komponen ini menunjukan arah sikap yaitu positif dan negatif. c) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimilki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderunagn untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

3. Sifat Sikap

Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersifat negatif (Azwar, 2004).

a) Sikap positif ditunjukkan dengan menjadi bangga atau toleran dengan tubuhnya sendiri, mempergunakan dan melindungi tubuh sendiri secara efektif disertai dengan rasa kepuasan personal, percaya diri.

b) Sikap negatif ditunjukan dengan tidak percaya diri, malu - malu ragu-ragu dalam mengambil tindakan, takut dan cemas.

4. Ciri-ciri sikap

Menurut Azwar (2004) ciri – ciri sikap dibagi menjadi enam, meliputi: a) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

depanjang perkembangan hidup.

(39)

21

c) Sikap tidak berdiri sendiri, tapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek.

d) Objek sikap merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan suatu hal.

e) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. f) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar (Azwar, 2004). 5. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang unfavourable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourable dan unfavourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap (Azwar, 2005).

(40)

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Azwar (2007) yaitu:

1) Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meniggalkan kesan yang kuat. Karena, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. 2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keiginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah, kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudyaan lah yang member corak pengalaman individu - individu masyarakat asuhannya. 4) Media massa

(41)

23

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, sehingga konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

7. Sikap Terhadap Seksualitas

(42)
(43)

25

E. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka teori

(44)

F. Penelitian Terkait

1. Penelitian Palupi Kumalasari (2012) dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Siswa Putri saat Mengalami Menstruasi di SMPN 3 Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo” menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam menghadapi menstruasi pada siswa kelas VII SMPN 3 Kecamatan Sawo.

2. Penelitian Dyah Kurnia Fitri, Rihandini, Maya Dian Rakhmawati (2012) dengan judul “Perbedaan Kejadian Stress Antara Remaja Putra dan Putri

dengan Obesitas di SMA Negri Wonosari, Klaten “ menyimpulkan bahwa

kejadian stress pada remaja putra obesitas lebih rendah dibandingkan dengan remaja putri obesitas di SMA Negri Wonosari, Klaten.

3. Jurnal Perry Margaret 2012 dengan judul “Development of Puberty in Adolescent Boys and Girls” British Journal of Nursing.

4. Penelitian Istiqomah (2010) dengan judul “Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan gambaran diri remaja putra di SLTP Negeri 29 Semarang”, jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan hasil pengujian statistik didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuandan sikap dengan gambaran diri remaja putra.

5. Penelitian Dian Irawan (2010) dengan judul “ Hubungan antara

(45)

27

(46)

28 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Sesuai dengan tujuan penelitian yang bersifat deskriptif atau yang akan menggambarkan variabel yang akan di teliti yaitu pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di Pondok Pesantren Al- Baqiyatussholihat, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah:

Bagan 3.2 Kerangka Konsep Pengetahuan Remaja tentang

Perubahan Fisik

(47)

29

(48)

30 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam penelitian sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2003). Tujuan dari penelitian deskriptif kuantitatif ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat tahun 2014.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat. Jl. Sunan Gunung Djati Ds. Sindang Mulya, Cibogo – Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, Karena setelah dilakukan studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa pengetahuan tentang perubahan fisik saat pubertas rendah dan sikap mereka terhadap perubahan fisik saat pubertas cenderung negatif.

2. Waktu

Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2014. C. Populasi dan Sampel

(49)

31

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2008). Populasi pada penelitian ini sebanyak 92 remaja putri usia 12 - 15 tahun yang tinggal di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian yang melalui sampling (Nurusalam, 2008). Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu banyak.

Kriteria sampel dibagi menjadi dua yaitu inklusi dan ekslusi. Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Sedangkan ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena berbagai sebab misalnya subjek menolak berpartisipasi (Nurusalam, 2008). Kriteria inklusi dan ekslusi pada penelitian ini adalah :

a) Kriteria Inklusi

1) Remaja putri usia 12 – 15 tahun. 2) Sudah menarche

b) Kriteria Eksklusi

(50)

Pada penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 90 responden sesuai dengan populasi yang direncanakan dan sesuai karakteristik serta kriteria inklusi ekslusi.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang akan diisi oleh responden yang termasuk dalam kriteria yang ditentukan. Adapun tahapan prosedurnya sebagai berikut: 1. Tahap pertama, peneliti menentukan permasalahan, subjek penelitian,

tempat penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. Peneliti mengajukan surat izin dari Fakultas untuk diberikan kepada ketua Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat yang bertembat di Jl.Sunan Gunung Djati Ds.Sindang Mulya Kec. Cibarusah Kab. Bekasi.

2. Setelah perizinan penelitian disetujui oleh pihak Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat, peneliti menentukan calon responden sesuai kriteria dengan dibantu oleh ketua asrama pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat. 3. Setelah peneliti mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden.

(51)

33

5. Batasan waktu pengisian kuesioner untuk masing – masing responden yaitu selama 25 menit. Responden diharapkan menjawab seluruh petanyaan di dalam kuesioner.

6. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti. E. Alat Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dimana terdapat dua kuesioner yaitu kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap. Kuesioner pertama tentang pengetahuan berisi pertanyaan mengenai pengetahuan tentang perubahan fisik saat pubertas dan sikap remaja putri dalam menghadapi dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat. Kuesioner pertama ialah tentang pengetahuan perubahan fisik. Ada 20 item pertanyaan dengan rincian pengertian pubertas 2 butir soal, waktu pubertas 2 soal, tahapan pubertas 2 butir soal, perubahan fisik saat pubertas lima 14 butir soal. Kuesioner ini menggunakan skala guttman dinilai dengan skor meliputi: Pertanyaan Positif 0 = Salah, 1 = Benar, Pertanyaan Negatif 0 = Benar, 1 = Salah. Masing-masing aspek memiliki nilai terendah dan tertinggi. Nilai terendah aspek pengetahuan yaitu 0 dan nilai tertinggi yaitu 20.

Pengetahuan dikelompokan menjadi baik dan buruk. Baik dimana jika ≥mean/median dan buruk jika <mean/median. Cara untuk menentukan data ini

(52)

ini menggunakan mean 14,36 karena distribusi normal maka pengetahuan dikatakan dikatakan baik jika ≥14,36 dan buruk jika <14,36.

Kuesioner kedua ialah tentang sikap remaja putri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas ada 20 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert 1-4 dengan rincian 8 peryataan positif dan 5 pernyataan negatif dinilai dengan skor meliputi : Pernyataan positif 1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Tidak Setuju, 4 = Sangat Tidak Setuju. Pernyataan negatif 4 = Sangat Setuju, 3 = Setuju, 2 = Tidak Setuju, 1 = Sangat Tidak Setuju. Masing-masing aspek memiliki nilai terendah dan tertinggi. Aspek sikap, nilai terendah yaitu 13 dan nilai tertinggi yaitu 52. Sikap dikelompokan menjadi sikap positif dan sikap negatif. Skor yang digunakan untuk menentukan sikap positif atau sikap negatif yaitu dikatakan positif jika ≥mean/median dan

dikatakan buruk jika <mean/median. Cara untuk menentukan data ini menggunakan mean/median adalah dengan cara uji normalitas data terlebih dahulu untuk mengetahui distribusi normal atau tidak normal. Menurut hasil anlisa variabel ini menggunakan median karena distribusi tidak normal dengan median yaitu 31. maka dikatakan sikap positf jika ≥31 dan dikatakan sikap negatif jika <31.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

(53)

35

fungsi ukurnya (Azwar, 2012). Uji validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar–benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut yaitu variabel (Hidayat, 2008). Uji validitas ada beberapa macam diantaranya

construct validity, face validity dan content validity. Content validity (validitas isi) yaitu cara untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dibuat sudah memenuhi validitas isi, maka dapat dilakukan dengan meminta penilaian dari orang yang kompeten (pakar) (Brink dan wood, 2000). Uji reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan pada tingkat kepercayaan dan dapat diandalkan (Arikunto, 2006). Penelitian ini dianggap baik jika instrument yang digunakan sudah memenuhi validitas dan reliabilitas.

Uji validitas yang digunakan untuk variabel pengetahuan yaitu dengan content validity (validitas isi). Sedangkan untuk uji reliabilitasnya menggunakan rumus KR-20, instrument dikatakan reliable jika nilai akhir >0,7 (Sulkind, 2010). Pada instrument pengetahuan uji relibilitas didapatkan hasil 0,82 maka instrument ini dianggap sudah baik dan bisa digunakan untuk penelitian.

(54)

pernyataan tersebut valid. Hasil uji validitas kuesioner dari 20 pertanyaan didapatkan 7 pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan no 2, 6, 11, 12, 13, 14 dan 19.Peneliti kemudian memutuskan untuk membuang pertanyaan yang tidak valid. Kuesioner dengan 13 pernyataan inilah yang menjadi kuesioner penelitian yang digunakan untuk pengambilan data. Uji reliabilitas untuk instrument sikap menggunakan bantuan software komputer dengan rumus

Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2008). Uji reliabilitas untuk kuesioner sikap telah dilakukan didapatkan Alpha Cronbach 0,612 yang menunjukan bahwa kuesioner ini cukup reliable.

G. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-langkah pengolahan data diantaranya :

1. Editing, yaitu proses pengecekan kembali lembar observasi yang telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan, relevansii, serta konsistensi jawaban responden. Data yang belum lengkap akan dikembalikan kepada responden dan untuk diisi kembali pada saat itu juga.

(55)

37

satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.

3. Entry data, adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau data base computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias dengan membuat tabel kontigensi.

4. Processing data, yaitu proses pemasukan data kedalam program computer. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner ke paket program computer pengolahan data statistic. 5. Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah

dimasukan untuk melihat ada tidakanya kesahalan, terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan, maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan.

H. Analisis Data

Pada penelitian ini, hanya menggunakan analisis univariat. Analisis yang digunakan yaitu distribusi, frekuensi dan persentasenya. Variabel yang akan dianalisis univariat adalah pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas dengan melihat karakteristik masing - masing responden.

I. Etika Penelitian

(56)

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2008). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan dari

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya.

2. Tanpa Nama(Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

(57)

39

(58)

39 BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Sejarah dan Profil Pondok Pesantren

Pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat terletak di Kp. Cibogo yang berada pada perbatasan antara Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. Pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat didirikan pada tahun 1937 oleh K.H. Ma’mun Nawawi bin K.H. Anwar tetapi hanya terbatas untuk santri putera saja. Seiring berjalannya waktu kemudian pada tahun 1967 didirikan pondok pesantren puteri oleh Ustz. Hj. Maemunah bin K. H. M. Abad dan sekarang dipimpin oleh K.H. Drs. Ahmad Soleh.

(59)

40

2. Visi Misi

a) Visi

Membentuk muslim dan muslimah sejati yang memiliki iman, ilmu dan amal yang dihiasi akhlaqul karimah serta menjadikan pondok pesantren sebagai pilihan utama masyarakat.

b) Misi

1) Meningkatkan dan mempertahankan keimanan yang kuat. 2) Menanamkan akhlaqul karimah.

3) Mengembangkan dan mempertahankan faham ahlu sunnah waljamaah.

4) Melatih santriwan dan santriwati memahami kitab kuning. 5) Menanamkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. 6) Melatih keterampilan, seni dan olahraga dan keikhlasan. 7) Menjadikan segala sesuatu sebagai ibadah kepada Allah SWT. 3. Kesehatan

Pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat secara khusus tidak mempunyai unit kesehatan, Karena jarak dengan Puskesmas dekat jadi untuk para santri yang sakit bisa langsung berobat ke puskesmas.

4. Program kegiatan

Pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat mempunyai banyak kegiatan terutama pengajian kitab kuning, pengajian al-quran, al-hadits dan tafsir, muhadhoroh, muzakaroh, pembinaan seni qiroatul qur’an, pembinaan

(60)

dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pengurus pondok pesantren dan jadwal tersebut disesuaikan pula dengan kemampuan para santriwan dan santriwati di pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat.

B. Hasil Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan responden sebanyak 90 responden sesuai dengan sampel yang direncanakan yang terdiri dari remaja puteri usia 12 - 15 tahun.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia (n=90)

Usia N %

12 10 11,1

13 23 25,6

14 30 33,3

15 27 30,0

Total 90 100

Hasil distribusi frekuensi remaja puteri berdasarkan usia didapatkan bahwa usia 12 tahun sebanyak 10 orang (11,1%), usia 13 tahun sebanyak 23 orang (25,6%), usia 14 tahun 30 orang (33,3%) dan usia 15 tahun sebanyak 27 orang (30%).

2. Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri tentang Perubahan Fisik saat

Pubertas

(61)

42

yang berjumlah 20 pertanyaan dalam kuesioner. Pengetahuan dikelompokan menjadi baik dan buruk. pengetahuan dikatakan baik jika ≥14,36 dan buruk jika <14,36.

Table 5.5

Distribusi frekuensi pengetahuan remaja puteri tentang perubahan fisik saat pubertas (n=90)

Pengetahuan N %

Baik 43 47,8

Buruk 47 52,2

Total 90 100

Hasil Analisis yang didapatkan adalah remaja yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 43 orang (47,8%) dan remaja yang mempunyai pengetahuan buruk sebanyak 47 orang (52,2%). Remaja yang mempunyai pengetahuan buruk lebih banyak dibandingkan dengan remaja yang mempunyai pengetahuan baik.

3. Gambaran distribusi pertanyaan pengetahuan remaja puteri tentang

perubahan fisik saat pubertas

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan Perubahan Fisik saat Pubertas n=(90)

Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

N(%) N(%)

(62)

usia terjadi pada usia 12-15 tahun.

Pertanyaan

Jawaban

Benar Salah

N(%) N(%)

4. Tahap prapubertas (pematangan organ reproduksi) terjadi 2 tahun sebelum pubertas.

38(42,2) 52(57,8)

5. Pada tahap pematangan ciri-ciri perubahan fisik mulai tampak, namun organ reproduksinya belum berkembang secara sempurna.

66(73,3) 24(26,7)

6. Pada masa pubertas terjadi dua perubahan yaitu perubahan organ reproduksi dan perubahan fisik

79(87,8) 11(12,2)

7. Menstruasi pertama kali pada remaja putri merupakan tanda pubertas

83(92,2) 7(7,8) 8. Pinggul membesar merupakan tanda

pubertas

85(94,4) 5(5,6) 9. ketika pubertas produksi keringat dan bau

badan bertambah

66(73,3) 24(26,7) 10. Pertambahan berat badan merupakan tanda

pubertas

56(62,2) 34(37,8) 11. Salah satu tanda pubertas adalah mulai

tumbuhnya jerawat

69(76,7) 21(23,3) 12. Saat pubertas tubuh anda tidak mengalami

perubahan

18(20) 72(80) 13. pertumbuhan rambut di sekitar kemaluan

bukan merupakan salah satu tanda pubertas

36(40) 54(60)

14. Perkembangan payudara bukan merupakan tanda awal pubertas

23(25,6) 67(74,4) 15. Perubahan fisik hanya terjadi pada tinggi

badan saja di masa pubertas

20(22,2) 70(77,8) 16. Pertumbuhan rambut diketiak merupakan

tanda pubertas

62(68,9) 28(31,1) 17. Menstruasi pertaka kali bukan merupakan

salah satu tanda dimulainya pubertas

27(30) 63(70) 18. Pertambahan lemak diperut, paha dan

bokong bukan merupakan tanda pubertas.

47(52,2) 43(47,8) 19. Pertambahan tinggi badan bukan

merupakan tanda pubertas

(63)

44

bukan merupakan tanda pubertas

Hasil analisis distribusi jawaban dilihat dari pertanyaan tentang perubahan fisik didapatkan hasil yang frekuensi jawabannya salah lebih tinggi yaitu pada nomor 4, 12, 14, dan 15. Pertanyaan nomer 4 mengenai “waktu terjadinya tahap prapubertas” sebesar 57,8% menjawab salah. Pertanyaan nomor 12, Sebesar 72% menjawab salah mengenai “tubuh

terjadi perubahan saat pubertas”. Pertanyaan nomer 14 mengenai

“perkembangan payudara tanda awal pubertas” sebesar 67%. Pertanyaan

nomer 15 mengenai “perubahan fisik hanya terjadi pada tinggi badan saja”

sebesar 70%.

4. Gambaran Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Perubahan Fisik

saat Pubertas

Pada penelitian ini selain pengetahuan, sikap juga dilihat berdasarkan skor yang dijawab oleh responden sebanyak 13 pernyataan dimana dimana sikap terbagi menjadi dua yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap dikatakan positf jika ≥31 dan dikatakan sikap negatif jika <31.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Perubahan Fisik saat Pubertas n= (90)

(64)

Hasil analisis yang didapatkan pada variabel sikap yaitu remaja yang mempunyai sikap positif sebanyak 42 orang (46,7%) dan remaja yang mempunyai sikap negatif sebanyak 48 orang (53,3%). Remaja puteri yang mempunyai sikap negatif terhadap perubahan fisik yang dialami selama pubertas lebih banyak dibandingkan dengan remaja yang mempunyai sikap positif.

5. Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Tentang Skap dalam

Menghadapi Perubahan Fisik saat Pubertas

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap dalam Menghadapi Perubahan Fisik saat Pubertas n=(90)

ketika payudara saya membesar.

(65)

46

Hasil analisis dari distribusi pernyataan sikap didapatkan beberapa pernyataan yang menarik peneliti untuk berfokus pada pernyataan tersebut yaitu pada nomor 2, 5 dan 8. Distribusi jawaban responden pada pertanyaan tersebut cenderung menjawab setuju. Pertanyaan nomor 2 mengenai “saya merasa takut ketika mestruasi pertama kali” yang menjawab sangat setuju sebanyak 35,6% dan yang

menjawab setuju 41,1%. Pertanyaan nomer 5 mengenai “ saya merasa

malu karena keringat dan bau badan saya” yang menjawab sangat setuju

sebesar 32.2% dan menjawab setuju sebesar 24,4%. Pertanyaan nomer 8 mengenai “ saya merasa takut dengan berat badan saya yang semakin

bertambah” yang menjawab sangat setuju sebesar 36,7% dan menjawab

(66)

39 BAB VI

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Pada penelitian ini, diperoleh sebanyak 90 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Didapatkan hasil remaja terbanyak berada pada usia 14 tahun yaitu sebesar 30 orang (33,3%). Remaja mempunyai jumlah yang cukup banyak di Indonesia,Data ini sesuai dengan data yang dikemukakan BKKBN tahun 2009 yang mengatakan sekitar 64 juta atau 28,64% dari jumlah penduduk Indonesia adalah remaja.

B. Analisis Univariat

1. Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri tentang Perubahan Fisik saat

Pubertas

Hasil analisis menunjukkan sebagian besar pengetahuan remaja puteri masih buruk terhadap perubahan fisik saat pubertas yaitu sebanyak 47 orang (52,2%). Hal ini sejalan dengan survey PKBI Jawa Tengah tahun 2010 di Semarang tentang pengetahuan kesehatan reproduksi yang menunjukkan bahwa 43,22% pengetahuan remaja masih rendah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan peneltian Winarni (2012) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Perkembangan Organ Seks

Sekunder Pada Masa Pubertas Kelas VIII SMP NEGRI 14

(67)

48

hanya sebanyak 2 orang (5%). Perbedaan hasil ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah pendidikan, umur, pengalaman, status sosial, ekonomi dan budaya (Notoatmodjo, 2005).

Hasil analisis pengetahuan dapat disimpulkan pengetahuan remaja puteri di pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat masih rendah, terlihat dari jawaban responden pada item pertanyaan pengetahuan nomor 4, 12, 14 dan 15, responden mayoritas menjawab salah. Pertanyaan nomor 4 yaitu “kapan terjadinya tahapan prapubertas” lebih banyak yang

menjawab salah yaitu sebesar 57,8 %. Persentase jawaban ini hampir mirip dengan survey SKKRI yang mengatakan hampir separuh (47,9%) remaja puteri tidak mengetahui waktu pubertas (BKKBN, 2012). Hal ini bisa disebabkan karena remaja puteri kurang menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya. Pada tahap ini adalah tahap satu atau dua terakhir sebelum mereka dikatakan remaja. Sehingga pada tahap ini mereka kurang memperhatikan pada usia berapa mereka mulai mengalami pubertas.

Pada pertanyaan nomor 12 yaitu “saat pubertas, tubuh anda tidak

mengalami perubahan”. Mayoritas responden menjawab salah yaitu

(68)

terjadi perubahan fisik yang seharusnya dapat dirasakan oleh remaja, namun karena kurangnya informasi serta kurangnya perhatian pada diri sendiri ini dapat menyebabkan mereka tidak menyadari bahwa selama pubertas terjadi perubahan fisik.

Pertanyaan nomor 14 mengenai perkembangan payudara, dimana sebanyak 74,4% responden menyatakan bahwa perkembangan payudara bukan merupakan tanda awal pubertas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (SKKRI, 2007) yaitu sebanyak 46,5% remaja tidak mengetahui bahwa mulai terjadi perubahan payudara ketika memasuki masa pubertas. Fakta yang didapatkan peneliti yaitu pada usia saat ini perubahan fisik terutama perkembangan payudara sudah terlihat jelas namun mayoritas remaja belum mengetahui bahwa terjadi perkembangan payudara ketika remaja puteri mulai memasuki masa pubertas, kejadian ini bisa disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran remaja terhadap perubahan fisik yang terjadi pada dirinya.

(69)

50

2. Sikap Remaja Puteri dalam Menghadapi Perubahan Fisik saat

Pubertas

Hasil analisis sikap remaja puteri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas didapatkan sikap negatif sebanyak 48 orang (53,3%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumiati (2007) dengan judul “ Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Identitas Diri

Remaja pada Siswa SMA KARTIKA 1-2 MEDAN“ didapatkan hasil bahwa sikap remaja cenderung negatif yaitu sebanyak 38 orang. Remaja yang mempunyai sikap negatif lebih banyak dibandingkan yang mempunyai sikap positif. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan juga merupakan salah satu komponen dalam pembentukkan sikap seseorang (Ali dan Asrori, 2009). Hasil ini menunjukan bahwa sebagian besar remaja puteri mayoritas belum bisa menerima perubahan fisiknya dengan baik, karena rata - rata remaja puteri mengatakan apa yang ditanyakan dalam kuesioner sesuai dengan sikap yang mereka alami selama ini. Misalnya seperti rasa takut, malu, cemas dan mudah marah saat menstruasi. Sikap seperti itu masih sering mereka rasakan.

(70)

mengatakan setuju. Hasil persentase ini sudah cukup menggambarkan bahwa hampir sebagian remaja mengatakan takut ketika menstruasi pertama kali. Hasil analisis ini sama dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Mutiara (2010) “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri dengan Kecemasan saat Menarche Kelas 1 di SMPN 85 Jakarta”. Sebesar 51,9% remaja puteri mengatakan takut ketika

menarche. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka belum diperkenalkan atau belum diberikan informasi bahwa ketika remaja memasuki masa pubertas akan terjadi banyak perubahan diantaranya menstruasi. Sehingga informasi tentang menstruasi bisa diperkenalkan kepada para remaja sejak dini agar pada saat mereka mengelami menstruasi, mereka tidak merasa takut maupun kaget karena sebelumnya sudah dibekali dengan ilmu pengetahuan.

(71)

52

mulai muncul perasaan malu ketika mereka berkeringat dan bau badan ini, hal ini wajar terjadi pada remaja pueri, karena mereka ingin selalu tempil menarik terutama pada lawan jenisnya..

(72)

C. Keterbatasan Penelitian

1. Jadwal pulang sekolah yang berbeda-beda menjadi salah satu kesulitan peneliti dalam membagikan kuesioner, karena peneliti harus mendata remaja yang belum mengisi kuesioner.

(73)

54 BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menggunakan desain deksritif yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat. Jumlah responden yang dipilih sebanyak 90 remaja puteri dengan kriteria yang harus dipenuhi adalah remaja puteri yang berusia 12-15 tahun, sudah menstruasi serta bersedia menjadi responden. Hasil Penelitian ini memperlihatkan bahwa pengetahuan dan sikap remaja puteri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan remaja puteri tentang perubahan fisik saat pubertas didapatkan hasil yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 43 orang atau 47,8% dan remaja yang mempunyai pengetahuan buruk sebanyak 47 orang atau 52,2%.

2. Sikap remaja puteri dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas didapatkan hasil remaja yang mempunyai sikap positif sebanyak 42 orang atau 46,7% dan remaja yang mempunyai sikap negatif sebnyak 48 orang atau 53,3%.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat

(74)

saat pubertas, menstruasi, infeksi menular seksual (IMS), HIV/AIDS, kanker payudara, kanker serviks dsb.

2. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian dapat diajukan acuan dan bahan pembelajaran khususnya bagi perawat komunitas dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja.

3. Peneliti Lain

Penelitian yang selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan melihat Hubungan antara pengetahuan dan sikap atau melihat faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja dalam Menghadapi

(75)

56

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., & Asrori, M. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara

Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar

. 2004. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty

. 2012. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat. 2008. Statistik Indonesia. Jakarta: BPS

Brink, Pamela J., & Wood, Marilyn J. 2000. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset Keperawatan. Jakarta: EGC

BKKBN. 2004. Remaja Berani Bicara “Stop” Hubungan Seks Pranikah. http//www.BKKBN.go.id/article.detail.php?aid:99. Diakses 28 november 2013. . 2008. Remaja dan Seks Pranikah. www.bkkbn.go.id. Diakses pada tanggal

28 november 2013.

. 2009. Kesehatan Reproduksi Remaja. http//:www.BKKBN/2011.co.id. Diakses pada 28 November 2013

. 2009. Proses Belajar Aktif Kesehatan Reproduksi Remaja. Surakarta: BKKBN Surakarta

. 2012. Kajian profil Penduduk Remaja (10-24 Thn). Jakarta: BKKBN Jakarta

______________Tinjauan Umum Kesehatan Reproduksi Remaja. http://www.bkkbn.go.id/ hqweb/ceria/map 102.html. 2004

Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

(76)

57

. 2007. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Dhofir, Zamakhyari. 2003. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES

Fitri, Dyah Kurnia, dkk. 2012. Perbedaan Kejadian Stress Antara Remaja Putra dan Putri dengan Obesitas di SMA Negri Wonosari, Klaten. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Gerungan, W A. 2004. Psikologi soisal. Jakarta: PT Refika Aditama

Gunarsa, Dsy. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Hurlock, EB. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Irawan, Dian. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan tentang perubahan fisik Pada Pubertas dengan Citra Tubuh Remaja Putri di SMP Nasima Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Istiqomah. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Perubahan Fisik pada Masa Pubertas dengan Gambaran diri Remaja Putra di SLTP Negri 29

Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2003. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Kumalasari, Palupi. 2012. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Siswa Putri Saat

Mengalami Menstruasi di SMPN 3 Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo.

Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Kusrini. 2006. Sistem pakar teori dan aplikasi. Yoyakarta: CV ANDI OFFSET Mappiare, A. 1999. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………………..
Tabel 3.1 29
table atau data base computer, kemudian membuat distribusi frekuensi
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia (n=90)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penyuluhan pada pengetahuan kesehatan reproduksi, peneliti menggunakan uji wilcoxon

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tepat pada waktunya, dalam usaha memenuhi

Segala puji hanya bagi Allah SWT, hanya karena Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Prarancangan Pabrik

Dengan ini diberitahukan kepada sudara, apabila dikuasakan harus disertai dengan surat kuasa atau surat tugas dari direktur kepada penerima kuasa atau penerima tugas dan

Karakteristik website didefinisikan Rahadi (2013:2) sebagai “atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan penilaian pada website suatu toko online”.. Karakteristik

Berdasarkan data yang terkumpul, dapat dikatakan bahwa semua responden mendukung diperlukan suatu perbaikan sistem tata kelola lembaga pendidikan Katolik. Lebih lanjut,

PROGRAM- PROGRAM INI DITUJUKAN UNTUK MENGHASILKAN MASYARAKAT YANG MANDIRI DALAM MENINGKATKAN STANDAR KEHIDUPAN MEREKA DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI EKONOMI YANG ADA...

Program Hibah General Education (PHGE) ini diharapkan akan mendorong setiap perguruan tinggi untuk menyusun rencana pengembangan pendidikan intra atau ekstra kurikulernya