• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Persepsi, Dan Sikap Ibu Terhadap Paud Nonformal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan, Persepsi, Dan Sikap Ibu Terhadap Paud Nonformal"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN SIKAP IBU TERHADAP

PAUD NONFORMAL

ISMAIL FAJRI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK

CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan, Persepsi dan Sikap Ibu terhadap PAUD Nonformal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ISMAIL FAJRI. Pengetahuan, Persepsi, dan Sikap Ibu terhadap PAUD Nonformal. Dibimbing oleh MOH. DJEMDJEM DJAMALUDIN.

Lembaga pendidikan usia dini diselenggarakan sebagai sarana alternatif dalam memaksimalkan perkembangan anak pada rentang usia dini. Lembaga PAUD nonformal diselenggarakan pemerintah dengan tujuan pemerataan akses pendidikan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan persepsi, pengetahuan, dan sikap ibu terhadap lembaga PAUD nonformal. Penelitian ini menggunakan 100 ibu siswa PAUD nonformal sebagai responden. Pengambilan contoh dalam penelitian menggunakan metode

random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu sudah memiliki persepsi baik terhadap PAUD nonformal dan berpandangan bahwa biaya pendidikan di PAUD nonformal lebih terjangkau. Pengetahuan ibu berada pada kategori sedang namun belum mengetahui usia minimal keikutsertaan anak pada lembaga PAUD. Sikap ibu berada dalam kategori netral terhadap lembaga PAUD. Hasil uji hubungan memperlihatkan bahwa usia, lama pendidikan, dan pendapatan keluarga berhubungan positif dengan persepsi. Pengetahuan memiliki hubungan positif dengan lama pendidikan. Persepsi memiliki hubungan positif dengan pengetahuan dan sikap.

Kata kunci: PAUD Nonformal, pengetahuan, persepsi, sikap.

ABSTRACT

ISMAIL FAJRI. Knowledge, Perception, and Attitude of Mother Toward Nonformal Early Childhood Education Institution. Supervised by MOH.DJEMDJEM DJAMALUDIN.

Early childhood education institutions organized as an alternative means to maximize the development of children at an early age ranges. Government organized nonformal early childhood education institutions with the goal of equitable access to education for low income people. This study aims to analyze the relationship between perception, knowledge and attitudes of mothers towards non-formal early childhood institutions. This study used 100 mothers of nonformal early childhood students as respondents. This research was use random sampling method.The results showed that the mother already has a good perception of the nonformal early childhood education and believes that the cost of non-formal education in early childhood education more affordable. Knowledge of mother are in the medium category, but do not know the minimum age of participation of children in early childhood institutions. The attitude of the mother is in the neutral category for early childhood institutions. The test results showed that the relationship of age, length of education, and family income significantly associated with perception. Knowledge has a positive correlation with the length of education. Perception has a positive correlation with the knowledge and attitudes.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN SIKAP IBU TERHADAP

PAUD NONFORMAL

ISMAIL FAJRI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Persepsi, Pengetahuan, dan Sikap ibu terhadap PAUD Nonformal. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi, 2. Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc selaku dosen pembimbing

akademik,

3. Dr.Ir. Lilik Noor Yuliati, M.FSA selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam penyelesaian skripsi.

4. Dr. Megawati Simanjuntak, SP, M.Si selaku pemandu seminar hasil dan sidang yang tealh memberikan banyak masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini nonformal se-Kelurahan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan yang telah membantu memberikan data dan kerjasama sehingga penelitian ini dapat terbentuk berjalan baik.

6. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini,

7. Keluarga besar Asrama S1 reguler Sylvapinus IPB yang telah banyak memberikan pelajaran hidup serta dorongan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semuanya dengan kebaikan.

Demikianlah ucapan terima kasih penulis berikan.Semoga penelitian ini dapat berguna untuk masyarakat banyak.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 9

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 5

METODE PENELITIAN 10

Disain, Waktu dan Tempat Penelitian 10

Populasi dan Sampel Penelitian 10

Pengolahan dan Analisis Data 13

Definisi Operasional 14

HASIL DAN PEMBAHASAN 15

Hasil 15

Gambaran Umum Wilayah Penelitian 15

Karakteristik Responden 17

Pembahasan 24

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

Riwayat Hidup 29

DAFTAR TABEL

Proporsi responden di setiap PAUD nonformal Kelurahan Karet 11 Variabel penelitian, skala data, dan kategori data penelitian 13 Kondisi Lembaga PAUD nonformal di Kelurahan Karet 15 Jumlah peserta didik Lembaga PAUD nonformal di Kelurahan Karet

(10)

Sebaran responden menurut pekerjaan 17

Sebaran responden menurut lama pendidikan 18

Sebaran responden menurut pendapatan keluarga 18

Sebaran responden menurut usia anak 18

Sebaran responden menurut urut lahir anak 19

Sebaran responden menurut jumlah anak dalam keluarga 19

Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masing-masing penyataan persepsi terhadap PAUD nonformal. 19

Sebaran responden menurut tingkat persepsi terhadap PAUD nonformal 20 Sebaran responden menurut Jawaban Benar 21

Sebaran responden menurut tingkat pengetahuan terhadap PAUD nonformal 21

Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masing-masing penyataan sikap terhadap PAUD nonformal 22

Sebaran responden menurut sikap terhadap PAUD nonformal 23

Hubungan karakteritik responden dengan persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap PAUD Nonformal 23

Hubungan persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap PAUD nonformal 24

DAFTAR GAMBAR

Kerangka Pemikiran 5

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Mewujudkan pendidikan untuk semua usia merupakan tugas negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah selalu berupaya melaksanakan pendidikan secara menyeluruh untuk semua lapisan masyarakat.

Usia dini merupakan masa keemasan (golden age) dalam perkembangan individu (Hurlock 1991). Rentang usia dini berawal dari dilahirkan sampai dengan usia enam tahun. Pada masa ini perkembangan anak mencapai 70%-80% pada tiga tahun pertama. Orang tua harus menginvestasikan waktu lebih pada rentang usia ini jika menginginkan kondisi terbaik putra-putrinya. Jika orang tua mengabaikan periode ini maka anak tidak akan berkembang secara optimal dan menjadi anak yang biasa-biasa saja ( Hasan 2010).

Manfaat penyelenggaraan pendidikan usia dini sudah terlihat baik untuk anak maupun negara. Asmani (2009) mengatakan bahwa pendidikan pada usia dini akan mempengaruhi perkembangan otak anak, kesehatan anak, kesiapan anak bersekolah, dan kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang kurang mendapatkan pendidikan pada usia dini. National Science Council on The Developing Child (NSCDC) (2007) menyebutkan bahwa pendidikan usia dini dikatakan sebagai salah satu strategi dalam memaksimalkan perkembangan anak usia dini yang akan berdampak pada pembangunan masyarakat dan ekonomi yang berkelanjutan.

Lembaga pendidikan usia dini yang ada di Indonesia sangat beragam bentuknya. Apabila dilihat melalui jalur pendidikannya lembaga pendidikan dini dapat dibagi menjadi jalur formal, nonformal, dan informal. Lembaga pendidikan nonformal diselenggarakan sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan usia dini. Lembaga pendidikan usia dini nonformal diadakan sebagai pelengkap lembaga pendidikan yang ada di masyarakat yang bertujuan untuk pemerataan pendidikan usia dini untuk seluruh masyarakat (UU. SISDIKNAS 2003).

(12)

2

statistik pendidikan tahun 2011 memperlihatkan bahwa jumlah lembaga PAUD yang berdiri berjumlah 3.127.472 lembaga dan pada tahun 2013 jumlah lembaga PAUD berjumlah 6.601.180 satuan PAUD yang tersebar di seluruh indonesia. Penentu keberhasilan lembaga PAUD dapat dilihat melalui Angka Partisipasi Kasar (APK) setiap daerah.

DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki APK PAUD yang berada dibawah rata-rata APK Nasional. Pada tahun 2009/2010 APK PAUD DKI Jakarta sebesar 49,31% dengan APK PAUD Nasional sebesar 56,70%. Pada tahun 2012/2013 APK PAUD sebesar 55,72 % dengan APK Nasional sebesar 68,01%.

Manfaat pendidikan usia dini yang begitu penting bagi perkembangan anak ternyata belum sepenuhnya dipahami oleh orang tua. Kurangnya pengetahuan orang tua, kesibukan orang tua, kemiskinan, pemikiran orang tua tentang perkembangan orang tua yang masih tradisional dan pengaruh budaya yang sempit merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pendidikan usia dini yang dilakukan orang tua belum optimal. Sebagai solusi hal tersebut terdapat sebuah alternatif yaitu dengan mengikutsertakan anak pada program pendidikan anak usia dini di lembaga pendidikan anak usia dini nonformal atau yang lebih dikenal dengan sebutan PAUD.

Keikutsertaan dalam lembaga PAUD nonformal merupakan keputusan orang tua. Perempuan cenderung menjadi pelopor dalam pengambilan keputusan (Levy & Lee 2004). Pengambilan keputusan yang dilakukan ibu biasanya memiliki hubungan dengan pengetahuan, persepsi, dan sikap ibu.

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia terhadap suatu objek. Long et.al (1996) menyatakan bahwa orang tua yang memiliki pengetahuan rendah sering kali mengalami kebingungan dalam memilih jenis lembaga pendidikan prasekolah yang akan mereka gunakan.

Persepsi dapat dikatakan sebagai kemampuan dalam menerjemahkan stimulus yang masuk kedalam panca indera (Rahmat 2007). Baik buruknya persepsi seseorang tergantung dengan penangkapan informasi panca indera tentang sebuah objek. Persepsi yang dimiliki seseorang nantinya akan membuat orang bersikap positif atau negatif terhadap suatu objek.

Sikap merupakan penilaian terhadap suatu objek (Notoadmodjo 2003). Sikap ibu yang baik akan menyebabkan keikutsertaan ibu dalam lembaga PAUD nonformal. Sikap merupakan salah satu bagian penting dalam menentukan pengambilan keputusan untuk mengikuti atau tidak mengikuti PAUD nonformal.

Perumusan Masalah

(13)

3 didukung oleh pemerintah menjadi salah satu lembaga yang dipertimbangkan orang tua saat ini.

Nugraheni (2014) menjelaskan bahwa banyak orang tua yang tidak peduli dengan adanya lembaga PAUD. ketidak pedulian orang tua seringkali timbul dikarenakan pengetahuan orang tua yang masih kurang terhadap PAUD nonformal. Ulfa (2012) menyatakan bahwa keikutsertaan ibu dalam program PAUD nonformal memiliki hubungan dengan pengetahuan ibu. Nilawati (2011) menyatakan bahwa persepsi orang tua memiliki hubungan positif dengan sikap orang tua terhadap lembaga PAUD.

Berdasarkan hasil pengematan pendahuluan. Jumlah siswa PAUD nonformal di daerah Kelurahan karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan mengalami penurunan.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik responden (usia, lama pendidikan, dan pekerjaan) dan karakteristik keluarga reponden (jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga)?

2. Bagaimana persepsi, pengetahuan, dan responden tentang PAUD nonformal?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik responden, persepsi, pengetahuan dan sikap ibu terhadap PAUD nonformal?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis hubungan persepsi, pengetahuan dan sikap ibu terhadap PAUD nonformal .

Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, lama pendidikan, usia anak, jumlah anak,urut lahir anak dan pendapatan keluarga)

2. Mengidentifikasi persepsi, pengetahuan, dan sikap responden terhadap PAUD nonformal

3. Menganalisis hubungan karakteristik responden, persepsi, pengetahuan dan sikap konsumen PAUD nonformal.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah mengenai pengetahuan, persepsi dan sikap orang tua mengenai PAUD nonformal dan dapat membantu pemerintah membuat strategi untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap program PAUD nonformal yang ada.

(14)

4

masyarakat untuk mengikutsertakan anak pada program PAUD nonformal di lembaga pendidikan terkait.

3. Bagi Institusi. Penelitian diharapkan dapat memperkaya penelitian dan kajian ilmu dalam bidang konsumen khususnya dalam kajian penggunaan jasa pendidikan.

4. Bagi Peneliti. Penelitian ini berguna sebagai pembelajaran dalam melihat dan mengaji fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya dalam penggunaan jasa Pendidikan Anak Usia Dini nonformal. Penelitian ini juga salah satu kegiatan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan agar berguna di masyarakat luas.

Kerangka Pemikiran

Pendidikan usia dini merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia. Tujuan program PAUD nonformal yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah perluasan layanan akses pendidikan untuk anak usia dini. Dengan kata lain program ini dapat tercapai jika jumlah peserta didik yang mengikuti program ini meningkat. Sebelum menentukan apakah anak akan mengikuti program pendidikan usia dini atau tidak ibu melakukan serangkaian proses psikologis yaitu pengetahuan,persepsi, dan sikap.

Pengetahuan ibu memperlihatkan seberapa besar ibu memahami tentang PAUD nonformal. Pengetahuan ibu mengenai PAUD nonformal merupakan hasil proses inderawi orang tua mengenai program PAUD nonformal secara umum. Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan ibu, yaitu pendidikan, umur, minat, kebudayaan lingkungan sekitar, pengalaman, pekerjaan dan informasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu akan memengaruhi ibu untuk bersikap baik atau buruk terhadap lembaga PAUD nonformal.

Persepsi merupakan hasil penafsiran atau cara pandang ibu mengenai lembaga pendidikan anak usia dini nonformal. Faktor yang memengaruhi persepsi orang tua yaitu latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran keberlawanan, pengulangan objek, dan ketidakasingan objek. Persepsi timbul dari pengamatan dan pengalaman masa lampau ibu terhadap PAUD nonformal. Persepsi ibu dipengaruhi oleh pengetahuan terdahulu ibu terhadap PAUD nonformal.

(15)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia terhadap suatu objek. Waktu terjadinya penginderaan sampai menjadi pengetahuan sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan sebagian besar diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui media massa, pendidikan, pengalaman maupun lingkungan. Hasil yang menunjukkan terciptanya pengetahuan individu adalah sikap “tahu” terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2005).

Notoatmodjo (2003) menyebutkan terdapat 6 tingkatan pengetahuan yaitu tahu, paham, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Mubarak (2007) berpendapat bahwa ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1. Pendidikan

Pendidikan berkaitan dengan bagaimana seseorang memperoleh informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akses terhadap informasi akan semakin mudah, hal ini berdampak pada semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan semakin sedikit pengetahuan yang didapatkan karena terhambatnyapenerimaan informasi.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan menyebabkan seseorang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan antara pengetahuan, persepsi, dan sikap ibu terhadap PAUD nonformal

Karakteristik responden Pekerjaan Lama pendidikan usia Jumlah anak usia anak Pendapatan keluarga

Pengetahuan

Persepsi

(16)

6

3. Umur

Bertambahnya umur menyebabkan perubahan pada aspek psikis dan psikologis yang menyebabkan taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang saat berinteraksi dengan lingkungan.

6. Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan lingkungan sekitar akan menjadi pengetahuan yang dianut dan dilaksanakan dalam kehidupan seseorang.

7. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang mendapatkan pengetahuan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan seperangkat pertanyaan tentang objek pengetahuan yang ingin diukur. Penilaian terhadap jawaban yang benar akan diberi nilai 1 dan jawaban yang salah akan diberi nilai 0 (Notoatmodjo 2003).

Tahap selanjutnya adalah membuat persentase dengan rumus :

Keterangan :

P = Persentase pengetahuan responden terhadap objek f = Jumlah jawaban yang benar

n = jumlah total nilai.

Tahap terakhir adalah mengkategorikan tingkat pengetahuan responden dengan skala kualitatif. Notoatmodjo (2003) mengkategorikan tingkat pengetahuan menjadi 3 kategori, yaitu :

1. Baik : Persentase >75%

2. Sedang/Cukup : Persentase 60% - 75% 3. Kurang : Persentase <60%

Persepsi

(17)

7 cara seseorang memandang, menyimpulkan, dan menerjemahkan stimulus suatu objek.

Terdapat dua macam persepsi yaitu self perception dan external perception. Self perception muncul karena adanya rangsangan dari dalam diri individu, sedangkan external perception muncul karena adanya rangsangan dari luar diri individu. Persepsi membuat individu mengerti dan menyadari tentang keadaan lingkungan sekitar diri individu dan keadaan diri individu sendiri (Sunaryo 2004)

Toha (2003) menyebutkan bahwa persepsi seseorang berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian, proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan, dan motivasi. Faktor eksternal meliputi latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran keberlawanan, pengulangan objek, dan ketidak asingan objek.

Walgito (2004) menyebutkan ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu keberadaan objek yang diamati, alat indera sebagai reseptor, dan adanya perhatian. Objek yang diamati akan menimbulkan stimulus yang akan ditangkap oleh panca indera. Panca indera berfungsi sebagai reseptor rangsangan yang nantinya akan dibawa untuk di proses ke dalam otak. Perhatian merupakan hal pertama dalam pembentukan persepsi dan berkaitan dengan rangsangan yang diterima.

Pengukuran persepsi dilakukan sama dengan mengukur sikap. Penilaian dilakukan dengan menerjemahkan objek sikap yang bersifat abstrak kedalam angka-angka. Azwar (2010) mengungkapkan bahwa mengukur persepsi dapat dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Pertanyaan yang diberikan biasanya diberikan dengan penilaian positif atau negatif dengan 5 skala. Nilai yang dibuat tidak ditampilkan di dalam penjelasan penilaian karena dianggap akan mempengaruhi penilaian responden terhadap objek sikap.Contoh penilaian dengan nilai positif adalah Sangat setuju (SS) diberi nilai 5; Setuju (S) diberi nilai 4; Ragu-ragu/netral (N) diberi nilai 3; Tidak setuju (TS) : 2; Sangat tidak setuju (STS) diberi niali 1. Contoh penilaian dengan nilai negatif adalah Sangat setuju (SS) diberi nilai 1; Setuju (S) diberi nilai 2; Ragu-ragu/netral (N) diberi nilai 3; Tidak setuju (TS) diberi nilai 4; Sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 5.

Sikap

Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap objek atau stimulus yang datang.Sikap memberikan ciri khas pola tingkah laku atau perbuatan individu (Notoadmodjo 2003).Sikap merupakan salah satu bagian yang menyebabkan seseorang bertindak.Azwar (2007) menjelaskan bahwa sikap merupakan respon evaluatif terhadap stimulus berupa penilaian baik atau buruk, positif atau negatif terhadap suatu objek sikap.

(18)

8

1. Kepercayaan, ide, dan kosep suatu Objek

Sikap memperlihatkan bagaimana pemikiran dan keyakinan seseorang terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek

Sikap memperlihatkan bagaimana penilaian seseorang terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Muliawan (2009) mendefinisikan Pendidikan Anak Usia Dini atau yang lebih dikenal dengan sebutan PAUD sebagai pendidikan yang diberikan kepada anak usia 2 sampai dengan 6 tahun.

Wiyani (2012) menyebutkan bahwa secara umum pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan potensi dalam diri anak agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Potensi yang diharapkan muncul setelah melakukan pendidikan usia dini yaitu kepekaan panca indera, kepercayaan kepada tuhan dan ketaatana menjalani ibadah, mampu mengelola keterampilan tubuh (motorik kasar dan halus), kemampuan berbahasa yang baik, berpikir logis, kritis, menentukan hubungan sebab akibat, memecahkan masalah, menghargai keberagaman, menghargai lingkungan, dan memiliki kontrol diri yang baik.

Pendidikan usia dini memiliki banyak manfaat terutama untuk orang tua dan anak. Bagi orang tua, pendidikan usia dini merupakan salah satu cara untuk mendeteksi perkembangan anak. Kegiatan yang dilakukan pada program PAUD dapat memperlihatkan sudah sejauh mana perkembangan yang dicapai anak.Pendidikan anak anak usia dini membantu anak mempersiapkan diri dalam memasuki pendidikan dasar. Kegiatan yang dilakukan sebagian besar menggambarkan bagaimana kegiatan anak pada saat nanti berada disekolah dasar.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan, lembaga Pendidikan Anak Usia dini dibagi menjadi 3 jalur : 1. Jalur Formal

Jalur pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Lembaga PAUD yang termasuk dalam jalur ini adalah Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat.

2. Jalur Nonformal

(19)

9 dalam jalur ini adalah Kelompok bermain (KB ), Taman Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat.

3. Jalur Informal

Lembaga PAUD yang termasuk dalam jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Wiyani,dkk (2012) menuturkan bahwa ada beberapa bentuk lembaga pendidikan anak usia dini yang telah dikenal oleh masyarakat luas :

1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Posyandu merupakan pusat kesehatan masyarakat yang melayani perawatan kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui, pertumbuhan anak usia 0-6 tahun dan pemberian bimbingan menjadi orang tua yang efektif. 2. Bina Keluarga Balita (BKB)

Bina keluarga Balita menyediakan informasi bagi ibu-ibu yanng memiliki anak berusia 0-5 tahun mengnai cara membesarkan anak dan mengawasi pertumbuhan fisiknya, perkembangan emosi dan intelektual anak. kegiatan ini diadakan berdampingan dengan kegiatan posyandu. 3. Kelompok Bermain (KB)

Bentuk PAUD ini diadakan untuk anak berusia 2-4 tahun.Penekanan kegiatan pada kelompok bermain adalah kegiatan bermain.

4. Taman Penitipan Anak (TPA)

Taman penitipan anak diadakan untuk anak berusia 0-6 tahun. TPA berfungsi sebagai wahana pembinaan dan pendidikan anak sebagai pengganti keluarga pada jangka waktu tertentu seperti saat orang tua bekerja.

5. Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA)

TK adalah bentuk lembaga pendidikan anak usia dini yang melayani pendidikan anak usia 4-6 tahun. TK biasanya terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A untuk usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk usia 5-6 tahun. Raudhatul athfal tidak berbeda jauh dengan TK. Pembelajaran di RA lebih menekankan pada pengajaran agama islam untuk anak.

Pada Tahun 2011 Dirjen PAUDNI (Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal) mengkristalisasi lembaga pendidikan anak usia dini menjadi empat bentuk yaitu :

1. Taman Kanak-Kanak (TK) 2. Taman Penitipan Anak (TPA) 3. Kelompok Bermain (KB) 4. Satuan PAUD Sejenis (SPS)

Penelitian Terdahulu

(20)

10

analisis Chi square. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 74 ibu yang memiliki anak usia 2-3 tahun. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa adanya hubungan signifikan antara pengetahuan dan keikutsertaan ibu pada program PAUD pada analisis Chi squaredengan p value<0,01.

Penelitian Nilawati (2011) berjudul Hubungan antara Persepsi dan Sikap Orang Tua Terhadap PAUD Khairunnisa Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 30 orang tua yang menyekolahkan anak di PAUD Khairunnisa. Penelitian menggunakan analisis deskriptif dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa persepsi orang tua berada pada kategori cukup dan hubungan antara persepsi dan sikap orang tua berhubungan signifikan terhadap keikutsertaan di lembaga PAUD Khairunnisa Seberang Padang.

Penelitian Nugraheni (2014) berjudul Persepsi dan partisipasi orang tua terhadap lembaga PAUD sebagai tempat pendidikan untuk anak usia dini (studi kasus desa Tragung Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang) Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi dan partisispasi orang tua terhadap lembaga PAUD dan faktor yang mempengaruhi partisipasi orang tua di desa Tragung Kabupaten Batang. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada 6 orang tua dan 2 orang tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi dan partisipasi orang tua masih tergolong rendah terhadap lembaga PAUD. Faktor yang memengaruhi partisispasi orang tua dalam lembaga PAUD yaitu keadaan ekonomi, pengetahuan/pendidikan, lingkungan, dan sosialisasi.

METODE PENELITIAN

Disain, Waktu dan Tempat Penelitian

Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di seluruh lembaga PAUD nonformal di Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan alasan Kelurahan Karet merupakan daerah dengan APK terendah di Kecamatan Setiabudi. Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Juli -September 2014.

Populasi dan Sampel Penelitian

(21)

masing-11 masing lembaga PAUD di Kelurahan Karet, Jakarta Selatan yang berjumlah 285 orang.

Jumlah Sampel penelitian ini diambil melalui rumus slovin dengan galat kesalahan yang diinginkan sebesar 10 % :

Keterangan :

n = jumlah sampel yang akan diambil N = jumlah wali murid di kelurahan karet

e = galat/kesalahan sampel yang diinginkan (10%)

Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus slovin mendapatkan hasil sebanyak 100 responden dengan galat sebesar 10%.

Sampel yang diambil berjumlah 100 orang dengan hasil perhitungan menggunakan rumus slovin ditambah dengan 10% dari total sampel untuk menghindari error. Selanjutnya sampel akan didistribusikan dengan menggunakan proporsionate random sampling dengan rumus di bawah ini :

Keterangan :

ni = proporsi jumlah responden pada PAUD RW i

Ni = Jumlah siswa-siswi PAUD di RW i

N = Jumlah responden berdasarkan hasil rumus slovin

n = Jumlah siswa-siswi PAUD Nonformal di kelurahan Karet Setelah melalui perhitungan proporsi pembagian sampel, didapat proporsi jumlah sampel yang diambil di setiap lembaga PAUD seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Proporsi reponden di setiap PAUD nonformal di Kelurahan Karet

No Nama lembaga PAUD Jumlah peserta Jumlah responden

1 BKB-PAUD Dahlia RW 01 18 6

2 BKB-PAUD Mutiara RW 02 62 22

3 BKB-PAUD Flamboyan RW 03 63 22

4 BKB-PAUD Seruni RW 04 60 21

5 BKB-PAUD Teratai RW 05 24 9

6 BKB-PAUD Melati RW 07 58 20

Total 285 100

(22)

12

dengan jumlah proporsi responden yang telah ditentukan. Nomor yang keluar pertama kali sejumlah proporsi responden orang tuanya akan diwawancara menggunakan kuisioner yang telah dibuat. Tabel angka acak diperoleh dari internet. Proses pengambilan contoh dilakukan melalui mekanisme yang terdapat pada kerangka penarikan contoh pada Gambar 2.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner mengenai karakteristik responden (usia, lama pendidikan, dan pekerjaan) dan karakteristik keluarga responden (pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga), persepsi, pengetahuan tentang program PAUD pemerintah, dan sikap terhadap lembaga PAUD pemerintah. Data sekunder berupa data jumlah peserta didik PAUD se-Kecamatan Setiabudi yang diperoleh dari KaSie Pendidikan se-Kecamatan Setiabudi. Variabel penelitian, skala data, kategori data dan cara memperoleh data disajikan pada Tabel 2.

Gambar 2 Kerangka penarikan contoh

(23)

13 Tabel 2 Variabel penelitian, skala data, dan kategori data penelitian.

No. Variabel data penelitian Skala data penelitian

Kategori data penelitian

1. Usia responden Rasio Usia minimal wanita menikah

2. Jenis kelamin responden Nominal 0 : laki-laki

1 : perempuan

9. Persepsi responden terhadap PAUD Nonformal

Ordinal 1: sangat tidak setuju 2: tidak setuju 3: setuju 4: sangat setuju 10. Pengetahuan responden tentang

program PAUD Nonformal

Rasio 0 : salah 1 : benar

11. Sikap terhadap lembaga PAUD Nonformal

Ordinal 1: sangat tidak setuju 2: tidak setuju

13. Data APK PAUD kabupaten/ kota tahun 2009-2010 dan

(24)

14

Penjelasan pengolahan dan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik responden (usia, lama pendidikan, jumlah anak dalam keluarga, usia anak, urut lahir anak, pendapatan keluarga dan pekerjaan) dianalisis menggunakan uji deskriptif untuk memberi makna terhadap data yang diperoleh.

2. Persepsi responden dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Skoring dilakukan dengan menggunakan skala likert (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Setuju dan (4) Sangat Setuju. Persepsi responden akan dinilai dengan 3 tingkatan yaitu baik, sedang, buruk. Interval nilai ketiga tingkatan akan dihitung sebagai berikut :

Hasil dari perhitungan memperlihatkan bahwa persepsi buruk (10-20), persepsi sedang (21-30), dan persepsi baik (31-40).

3. Pengetahuan respoden akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Skoring dilakukan dengan memberikan nilai 1apabila menjawab pernyataan dengan benar dan 0 jika menjawab salah Setelah melakukan analisis deskriptif, maka pengetahuan dikategorikan kedalam 3 kategori berdasarkan Notoatmodjo (2003) yaitu rendah (<60%), sedang (60%-75%) dan tinggi (>(60%-75%).

4. Sikap responden akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Skoring dilakukan dengan menggunakan skala likert (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Setuju dan (4) Sangat Setuju. Sikap responden akan dinilai dengan 3 tingkatan yaitu negatif, netral, positif. Interval nilai ketiga tingkatan akan dihitung sebagai berikut :

Hasil dari perhitungan menghasilkan penilaian skor sikap negatif (10-20), sikap netral (21-30), dan sikap positif(31-40).

5. Hubungan antara persepsi, pengetahuan, sikap, karakteristik individu dan karakteristik keluarga akan dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Pearson.

Definisi Operasional

PAUD nonformal adalah Lembaga pendidikan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan usia dini yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

(25)

15 Usia adalah umur responden yang dinyatakan dalam tahun.

Pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang dilakukan contoh untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.

Pendapatan keluarga adalah total seluruh pendapatan anggota keluarga yang bekerja selama satu bulan.

Urutan kelahiran anak adalah urutan anak pada saat kelahirannya. Usia anak adalah umur anak saat bersekolah di PAUD nonformal

Jumlah Anak adalah banyaknya anak kandung yang dimiliki responden dalam keluarga

Persepsi adalah pendapat orang tua mengenai lembaga PAUD nonformal baik dari kualitas, manfaat, saran prasarana dan biaya pendidikan berdasarkan pengetahuan masa lalu dan stimulus yang diterima .

Pengetahuan adalah semua informasi yang dimiliki orang tua tentang PAUD nonformal

Sikap adalah respon evaluatif terhadap program PAUD nonformal yang mengarahkan orang tua berperilaku positif atau negatif terhadap PAUD nonformal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kelurahan Karet merupakan salah satu kelurahan yang berada di daerah administrasi Jakarta Selatan. Luas wilayah Kelurahan Karet adalah 0.94 km2. Wilayah kelurahan Karet memiliki penduduk sebanyak 13 276 jiwa (November 2013). Wilayah Kelurahan Karet dahulu berjumlah 7 Rukun Warga, tetapi akibat dari pembangunan saat ini hanya berjumlah 6 Rukun warga.

Lembaga PAUD nonformal di daerah ini berjumlah 6 buah lembaga PAUD nonformal yang berada di setiap rukun warga (RW). Tabel 3 memperlihatkan kondisi lembaga PAUD nonformal yang berada di wilayah Kelurahan Karet.

Tabel 3 Kondisi lembaga PAUD nonformal di Kelurahan Karet.

(26)

16

Perkembangan jumlah peserta didik PAUD nonformal di Kelurahan Karet Jakarta selatan dapat dikatakan fluktuatif. Jumlah peserta didik tertinggi berada pada tahun ajaran 2013/2014, sedangkan jumlah terendah pada tahun ajaran 2009/2010 dimana hanya tersedia 3 lembaga PAUD nonformal saja. Jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2009/2010 sampai dengan 2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah peserta didik lembaga PAUD di Kelurahan Karet, Jakarta Selatan tahun ajaran 2009/2010 – 2014/2015

No

Nama lembaga

PAUD

Jumlah peserta pada tahun

2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015

(27)

17 Tabel 4 (lanjutan)

Karakteristik Responden

Usia Responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (58%) berada pada rentang usia 31-40 tahun. Sebaran usia reponden disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Sebaran responden menurut usia.

Usia responden %

21-30 tahun 36

31-40 tahun 58

41-50 tahun 6

Total 100

Pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (56%) tidak bekerja. Jumlah pekerjaan terendah adalah PNS (1%). Sebaran pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Sebaran responden menurut pekerjaan.

Pekerjaan responden %

Pegawai Negeri sipil (PNS) 1

Karyawan swasta 16

Wirausaha (pedagang, warung) 20

Buruh (Pembantu Rumah tangga, buruh cuci, dsb) 10

Tidak bekerja/ibu rumah tangga 53

Total 100

Lama Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (53%) memiliki lama pendidikan 12 tahun atau setara Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebaran responden menurut lama pendidikan disajikan pada Tabel 7.

No

Nama lembaga

PAUD

Jumlah peserta pada tahun

2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015

5 BKB

PAUD SERUNI (RW 04)

66 55 65 73 69 24

6 BKB

PAUD MELATI (RW07)

60 56 55 59 54 58

(28)

18

Tabel 7 Sebaran responden menurut lama pendidikan.

Lama pendidikan %

0-6 tahun 13

6-9 tahun 27

9-12 tahun 53

12-15 tahun 4

>15 tahun 3

Total 100

Pendapatan Keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (57%) memiliki penghasilan keluarga diantara Rp 500 000-2 000 000 Sebaran responden menurut pendapatan keluarga terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Sebaran responden menurut pendapatan keluarga.

Pendapatan keluarga (Rp) %

500 000 – 2 000 000 18

2 000 001-3 500 000 17

3 500 001-5 000 000 22

Total 100

Rata-rata 2 103 000

Usia Anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh (47%) usia anak responden yang bersekolah di PAUD nonformal berada pada rentang usia 4.01-5 tahun. Sebaran responden menurut usia anak saat bersekolah di PAUD nonformal dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Sebaran responden menurut usia anak saat mengikuti PAUD.

Usia %

2 -3 tahun 12

3.01 -4 tahun 39

4.01 -5 tahun 47

5.01 -6 tahun 14

Total 100

(29)

19 Tabel 10 Sebaran Responden menurut urutan lahir anak yang bersekolah di

PAUD nonformal.

Jumlah Anak Dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh (45%) reponden memiliki satu orang anak dalam keluarganya. Sebaran responden menurut jumlah anak dalam keluarga dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran responden menurut jumlah anak dalam keluarga.

Jumlah anak dalam keluarga %

1 45

Persepsi Responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata total persepsi responden berada pada kategori “ Setuju” terhadap persepsi mengenai PAUD nonformal. Persepsi tertinggi berada pada pernyataan bahwa biaya pendidikan di PAUD lebih terjangkau dari TK. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 3.31.

Skor rata-rata terendah ada pada pernyataan bahwa “Adanya perkumpulan orang tua di PAUD membantu saya dalam pendidikaan anak

di rumah”. Pernyataan tersebut mendapatkan nilai rata-rata terendah yaitu

3.11. Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masing-masing penyataan persepsi terhadap PAUD nonformal.

No. Pernyataan STS TS S SS

Rata-rata Kategori

1 Lulusan PAUD tidak kalah bagusnya dengan lulusan TK.

0 2 72 26 3,24 S

2 PAUD membantu anak saya

mempersiapkan jenjang SD

1 2 67 30 3,26 SS

3 Lingkungan pembelajaran di PAUD lebih mendukung daripada di rumah..

0 4 72 24 3,2 S

4 Dengan menyekolahkan anak

di PAUD, anak menjadi pandai membaca dan berhitung.

(30)

20 2,51-3,25 ; SS/Sangat Setuju: 3,26-4

Tabel 13 memperlihatkan sebaran responden berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden terhadap persepsi mengenai PAUD nonformal. Total skor dibagi menjadi 3 kategori yaitu buruk (10-20), sedang (21-30), dan baik (31-40) dengan nilai terendah 10 dan nilai maksimal 40. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (55%) memiliki persepsi yang baik tentang PAUD nonformal. Hasil ini dapat dikatakan bahwa orang tua sudah memiliki persepsi yang baik terhadap program PAUD nonformal.

Tabel 13 Sebaran responden menurut persepsi terhadap PAUD nonformal.

Tingkat Persepsi %

Buruk (10-20) 1

Sedang(21-30) 44

Baik (31-40) 55

(31)

21 Pengetahuan Responden. Pada Tabel 14 memperlihatkan jumlah jawaban benar tertinggi berada pada pernyataan “PAUD merupakan sarana

pembantu dalam memaksimalkan perkembangan anak”. Pernyataan ini

memiliki jumlah jawaban benar sebesar 98% dari total responden. Jumlah jawaban benar terendah terdapat pada pernyataan “usia minimal

menyekolahkan anak di PAUD adalah 3 tahun” yaitu sebesar 12%. Hasil ini

menjelaskan bahwa ibu masih mengalami ketidaktahuan tentang waktu yang tepat untuk mengikutsertakan anak di program PAUD.

Tabel 14 Sebaran responden menurut persentase jawaban benar pada masing-masing pernyataan pengetahuan tentang PAUD nonformal

No Pernyataan Persentase

1. PAUD dibagi menjadi jalur formal dan Nonformal.

15

2. Usia minimal menyekolahkan anak di PAUD adalah 3 tahun.

12

3. Salah satu prinsip PAUD adalah bermain. 63

4. PAUD tidak membantu anak mempersiapkan pendidikan dasar.

78

5. PAUD merupakan sarana pembantu dalam memaksimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak.

98

6. Sekolah PAUD berbeda dengan TK menurut jalur pendidikan.

46

7. Pengenalan ibadah kepada anak merupakan alah satu tujuan PAUD

93

8, Sasaran PAUD adalah anak berusia 0 tahun-6 tahun

47

9. Alat permainan di PAUD tidak membantu perkembangan anak.

90

10. PAUD hanya membantu memaksimalkan perkembangan anak saja.

62

Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari separuh (51%) responden memiliki pengetahuan sedang terhadap PAUD nonformal. Sebaran responden menurut tingkat pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Sebaran responden menurut tingkat pengetahuan tentang PAUD nonformal.

(32)

22

nonformal. Nilai rata-rata tertinggi berada pada pernyataan bahwa orang tua harus menyemangati anaknya untuk belajar dengan baik di PAUD dengan nilai rata-rata sebesar 3,37. Hal ini dapat diartikan bahwa dukungan dari orang tua dalam bersekolah adalah hal yang harus dilakukan agar pendidikan anak di PAUD nonformal terus berlanjut.

Nilai rata-rata terendah berada pada pernyataan bahwa saya “menyekolahkan anak di PAUD agar saya lebih dikenal masyarakat”. Hal ini dapat diartikan bahwa orang tua menyekolahkan anak di PAUD bukan dikenal di masyarakat. Nilai terendah kedua ada pada pernyataan bahwa “kualitas pendidikan di PAUD lebih besar dari biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orang tua. Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masing-masing pernyataan sikap terhadap PAUD Nonformal terlihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masing-masing pernyataan sikap terhadap PAUD nonformal.

No. Pernyataan STS TS S SS Rata-rata Kategori

1. Saya menyekolahkan anak ke PAUD untuk mengikuti tren

3. Pembelajaran membaca dan berhitung di PAUD tidak mengharapkan anak mahir dalam kedua hal tersebut.

5 32 55 8 2,69 S

4. Kualitas pendidikan PAUD lebih besar dari biaya pendidikan yang dikeluarkan orang tua.

5 53 34 8 2,45 TS

5. Saya akan sering bertanya kepada guru mengenai perkembangan anak saya di PAUD.

1 5 77 17 3,1 S

6. Saya tidak akan menunggui anak sampai selesai bersekolah untuk melatih kemandiriannya.

3 23 59 15 2,86 S

7. Saya akan menyekolahkan anak saya di PAUD minimal satu tahun pendidikan.

1 43 49 7 2,62 S

8. Menyekolahkan anak di PAUD sesuai dengan keuangan keluarga saya.

1 17 72 10 2,91 S

9. Saya menyekolahkan anak ke PAUD agar Saya lebih dikenal masyarakat.

15 57 22 6 2,19 TS

10. Orang tua harus menyemangati anaknya untuk belajar dengan baik di PAUD.

1 2 56 41 3,37 SS

(33)

23 Hasil keseluruhan jawaban pertanyaan sikap responden terhadap PAUD Nonformal dikategorikan menjadi tiga ketegori yaitu “Positif”, “Netral”, dan “Negatif”. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lebih dari empat per lima (83%) responden memiliki sikap “Netral” terhadap PAUD nonformal. Hal ini dapat diartikan bahwa responden menilai pendidikan usia dini nonformal hanya sebagai lembaga pendidikan anak saja walaupun masih memiliki kekurangan dalam beberapa faktor seperti kualitas pengajar. Sebaran responden menurut tingkat sikap terhadap PAUD Nonformal terlihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Sebaran responden menurut tingkat sikap terhadap PAUD nonformal.

Tingkat Persepsi Jumlah %

Negatif (10-20) 1 1

Netral ( 21-30) 83 83

Positif ( 31-40) 16 16

Total 100 100

Hubungan Karakteristik Responden, Persepsi, Pengetahuan dan

Sikap terhadap PAUD nonformal. Hasil penelitian menujukkan bahwa

karakteristik responden yang berhubungan signifikan terhadap persepsi adalah usia, lama pendidikan dan pendapatan keluarga. Dapat diartikan bahwa semakin besarnya usia responden semakin positif persepsi yang dimiliki, semakin besar lama pendidikan responden semakin positif persepsi yang dimiliki dan semakin besar penghasilan keluarga responden semakin positif persepsi yang dimiliki.

Karakteristik responden berdasarkan lamanya pendidikan berhubungan positif terhadap pengetahuan terhadap PAUD nonformal. Pada variabel sikap tidak ada satupun karakteristik responden yang memiliki hubungan signifikan dengan sikap terhadap PAUD nonformal. Hubungan antara karakteristik responden, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap PAUD nonformal terlihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Hubungan antara karakteristik responden, persepsi pengetahuan, dan sikap terhadap PAUD nonformal

Hubungan Antar Variabel Persepsi Pengetahuan Sikap

Usia ibu Korelasi

(34)

24

Hubungan antara Persepsi, Pengetahuan dan Sikap terhadap PAUD Nonformal. Tabel 19 memperlihatkan hubungan antara persepsi, pengetahuan, dan sikap. Dalam Tabel 19 persepsi berhubungan signifikan dengan korelasi pearson sebesar 0.236. Persepsi juga berhubungan signifikan dengan sikap dengan nilai korelasi pearson sebesar 0.213. Pengetahuan tidak berhubungan signifikan dengan sikap dengan nilai korelasi pearson sebesar 0.116.

Tabel 19 Hubungan antara persepsi, pengetahuan dan sikap responden terhadap PAUD nonformal.

Hubungan Antar Variabel Persepsi Pengetahuan Sikap

Persepsi Korelasi

*Hasil Korelasi Signifikan pada level 0.05 (2-tailed) **Hasil Korelasi Signifikan pada level 0.01 (2-tailed)

Pembahasan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Jumlah lembaga pendidikan anak usia dini saat ini berjumlah lebih dari 125.000 lembaga. Banyaknya jumlah lembaga PAUD baik formal maupun nonformal saat ini menarik perhatian orang tua untuk menyekolahkan anak mereka pada lembaga PAUD. Lembaga pendidikan nonformal diadakan dengan tujuan memperluas akses pendidikan kepada masyarakat khususnya yang berada pada kelas ekonomi menengah kebawah.

Persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap suatu obyek yang berada di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian, persepsi orang tua terhadap lembaga PAUD nonformal berada pada kategori baik/positif. Hal ini dapat diartikan bahwa ibu sudah memandang baik pendidikan usia dini bukan sebagai tempat anak memperoleh pendidikan saja tetapi juga sarana pembantu untuk memaksimalkan perkembangan anak bagi orang tua. Nilai rata-rata persepsi tertinggi berada pada pernyataan bahwa biaya pendidikan di PAUD nonformal lebih terjangkau. Saraswoti (2008) menyebutkan bahwa ekonomi dan pendidikan merupakan faktor yang berhubungan dengan persepsi ibu dalam menyekolahkan anak.

(35)

25 sebagian besar anak berada pada usia 4.01-5 tahun. Ivanova, Sobskin, dan Skobel (2012) menyebutkan penentuan umur minimal bersekolah merupakan salah satu faktor penting dalam kesiapan anak bersekolah.

Rojalin (2012) menjelaskan bahwa sikap merupakan ukuran dari keterlibatan orang tua dalam sekolah. Sikap ibu baik di dalam maupun diluar lembaga PAUD menggambarkan dukungan ibu dalam lembaga PAUD. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sikap ibu terhadap lembaga PAUD nonformal berada pada sikap sedang/netral. Responden diduga memiliki kecenderungan berubah ke arah sikap positif atau sikap negatif. Dilihat dari nilai rata-rata setiap pernyataan, pernyataan mengenai peran serta ibu dalam mendukung anak bersekolah di lembaga PAUD merupakan pernyataan dengan nilai rata-rata tertinggi. Dukungan anak dalam bersekolah memang merupakan salah satu tugasa orang tua demi tercapainya pendidikan usia dini yang maksimal. Apabila dukungan yang diberikan tidak maksimal hal yang diduga akan timbul adalah kejenuhan anak dalam bersekolah di PAUD yang akan menimbulkan putus sekolah PAUD. Nugraheni (2014) menyebutkan bahwa perlu adanya program wajib belajar pada tingkat Pendidikan Anak Usia Dini.

Hasil uji hubungan memperlihatkan karakteristik responden menurut usia, karakteristik responden menurut lama pendidikan, dan karakteristik responden menurut pendapatan keluarga berhubungan positif dengan persepsi terhadap PAUD nonformal. Usia responden berada pada rentang usia muda dimana pada rentang usia ini seseorang menjadi sangat reaktif terhadap sesuatu yang baru. Notoatmodjo (2005) menyebutkan bahwa salah satu salah satu faktor internal yang mempengaruhi persepsi adalah kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan keluarga berhubungan dengan pendapatan keluarga yang dimiliki. Dari pembahasan diatas diduga bahwa persepsi tentang PAUD yang berhubungan dengan biaya pendidikan sesuai dengan pendapatan keluarga. Lama pendidikan akan membentuk pemahaman seseorang dalam mendapatkan dan mengelola informasi.

Lama pendidikan berhubungan positif dengan pengetahuan. Lama pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan menurut mubarak (2007). Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akses terhadap informasi akan semakin luas.

Sikap memiliki hubungan negatif dengan jumlah anak . Savitry et.al (2012) menyebutkan bahwa peran keluarga sangat berpengaruh terhadap kesiapan sekolah, salah satu faktor yang berhungan dengan peran keluarga adalah jumlah anak. Semakin banyak anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi sikap orang tua dalam menyekolahkan anak.

Hubungan persepsi dengan sikap responden terhadap PAUD nonformal memiliki hubungan signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Nilawati (2011) menyatakan bahwa persepsi orang tua memberi sumbangan terhadap sikap ibu dalam pendidikan anak usia dini. Persepsi akan memberikan gambaran kepada sesorang bagaimana seseorang akan bersikap.

(36)

26

dapat diduga bahwa adanya faktor yang berpengaruh dalam pembentukan sikap yaitu pengalaman. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar ibu berada pada usia muda dan baru memiliki satu anak. Pada kondisi ini diduga orang tua sebenarnya sudah memiliki pengetahuan yang baik dalam PAUD akan tetapi masih memiliki pengalaman yang kurang tentang apa yang harus dilakukan ketika memiliki anak yang bersekolah di lembaga PAUD. Batasan penelitian ini hanya dilakukan pada PAUD nonformal saja.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kategori contoh berdasarkan usia responden sebagian besar berada pada rentang usia 31-40 tahun dengan pekerjaan sebagian besar tidak bekerja/ibu rumah tangga. Lama pendidikan responden sebagian besar adalah 12 tahun dan berpendapatan keluarga rendah. Sebagian besar responden hanya memiliki satu anak dalam keluarga dan sebagian besar berusia 4.01-5 tahun.

Hasil penelitian persepsi menunjukkan bahwa ibu telah memiliki persepsi baik terhadap PAUD nonformal. Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang PAUD nonformal masih tergolong tingkat sedang. Hasil penelitian sikap memperlihatkan bahwa sikap ibu terhadap berada pada kategori netral .

Hubungan antara karakteristik responden berdasarkan usia dengan persepsi ibu terhadap PAUD nonformal memiliki hubungan yang positif . Hubungan lama pendidikan berhubungan signifikan dengan persepsi dan berhubungan sangat signifikan dengan pengetahuan. Karakteristik ibu berdasarkan pendapatan keluarga berpengaruh signifikan terhadap persepsi responden terhadap PAUD nonformal.

Saran

Pendidikan usia dini sangat penting dilaksanakan pada anak dengan rentang usia dini. Hadirnya lembaga PAUD baik formal maupun nonformal bertujuan sebagai sarana pembantu untuk memaksimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak pada rentang usia dini. Peran orang tua sebagai pengambil keputusan sangatlah penting dalam memilih anak mengikuti atau tidak pendidikan usia dini baik di lembaga formal maupun nonformal.

(37)

27 maupun ibu mengenai pentingnya pendidikan usia dan bentuk pendidikan usia dini perlu dilakukan agar orang tua yakin untuk mengikutsertakan anaknya pada program PAUD. Penelitian mengenai persepsi, pengetahuan, dan sikap ayah mengenai lembaga PAUD juga dapat dilakukanuntuk penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani JM.2010. Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Diva Press.

Azwar S.2009. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Bharati S & Takao H. 2010. Schooling : Knowledge, Perception, and Practice of Parents. Journal of Education and research. Volume 2: 44-51.

Foot et al. 2000. Pre-school education: Parent’s preferences, knowledge, and expectation. International Journal of Early Years Education. 8(3): 189-204.

Hasan M.2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:Diva Press.

Hurlock E B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang rentang kehidupan. (Terjemahan: Istiwidayanti dan Soejarwo). Jakarta:Penerbit Erlangga.

Levy,D. & Lee C. 2004. The influence of family members on housing purchase decision. Journal of Poverty Investment&Finance, 22(4), 320-338.

Long et al. 1996. Choice and Childcare: a survey of parental perception and view. Early Child Development Care.119:51-63

Mubarak Iqbal W, dkk.2007.Promosi Kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam Pendidikan.Yogyakarta : Graha Ilmu.

National Science Council on The Developing Child (NSCDC). The Science of Early childhood Development: Closing The Gap Between What We Know and What We do.2007.NSCDC,HarvardUniversity.[internet]. http://www.developingchild.net.

Nilawati.2013.Hubungan Antara persepsi dengan Sikap Orang Tua Terhadap PAUD Khairunnisa Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. SPEKTRUM PLS 1(1): 34-44.

Notoatmodjo S.2005.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

Nugraheni, S.2014.Persepsi dan partisipasi orang tua terhadap lembaga PAUD sebagai tempat pendidikan untuk anak usia dini (Studi Pada Orang Tua di Desa Tragung Kecamatannnnnnnnnn88889n Kandeman Kabupaten Batang). Journal of Nonformal Education and Community Empowerment 3 (2): 49-57

Pandia S W et al.2012. Kesiapan Bersekolah dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Lembaga Penelitian SMERU no.33 : 14- 23 Pusat Statistik Pendidikan [PSP].2010.Angka Partisipasi Kasar PAUD

(38)

28

Pusat Statistik Pendidikan [PSP].2010.Angka Partisipasi Kasar PAUD Provinsi Tahun 2009/2010.[diunduh April 2013].Tersedia pada: http://www.psp.kemendiknas.go.id?page=publikasi.

Rahmat J.2007.Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya Rojalin S.2012. Parent’s Attitude Toward Schooling and Education of

Children [Project Report Submitted to Departement of Humanities and Social Science]. India: National Institute of Technology.

Sobskin v.s, Ivanova A.I, dan Skobel’Tsina K.N. 2013. The Attitudes of

Preschooler’s Parents Toward School Education. Russian Education and Society 55(7): 79-89

Sunaryo.2004. Psikologi Untuk Keperawataan.Jakarta: EGC. Sugiyono.2009.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung.Alfabeta.

Toha M.2003.Perilaku Organisasi: Konsep dasar dan Aplikasinya.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Ulfa M.2012. Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang PAUD Terhadap keikutsertaan Anak Usia 2-3 Tahun Pada Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Di Desa Kebonagung Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan Tahun 2012 [Karya Tulis Ilmiah]. Pekalongan: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan.

(39)

29 Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 September 1991. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Mustopa dan Ibu Maryani. Penulis mengenyam pendidikan formal di SDI Mubassyirin Jakarta pada tahun 1996.penulis melanjutkan di SMPN 58 Jakarta lulus pada tahun 2006 dan melanjutkan ke SMAN 3 Jakarta dan lulus pada tahun 2009.

Gambar

Tabel 1  Proporsi reponden di setiap PAUD nonformal di Kelurahan Karet
Gambar 2 Kerangka penarikan contoh
Gambaran PAUD daerah
Tabel 3 Kondisi lembaga PAUD nonformal di  Kelurahan Karet.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tesco Santosa selalu berubah-ubah baik dalam rupiah maupun dalam unit, Perubahan ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi baik pada biaya

Sebaliknya, pada semua kasus kematian maternal, kecuali murni disebabkan oleh PPS, cenderung tidak terjadi keterlambatan sampai di tempat rujukan terakhir.. Hal ini

Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat tertentu, dengan mak - sud untuk dijual kembali baik secara langsung mau pun melalui

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2012 ini ialah penggenangan air, dengan judul Pengaruh Tinggi Penggenangan Air terhadap Pertumbuhan

Untuk mengukur kinerja unit pelayanan pelanggan tersebut, dibutuhkan unsur sebagai acuan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kinerja penyedia layanan publik,

Perlu dilakukan pengelolaan potensi kawasan ekowisata Danau Linting sehingga dapat dilakukan juga perencanaan program interpretasi lingkungan yang nantinya akan

Pengaruh latihan loncat katak terhadap daya ledak otot yang diukur dengan vertical jump pada pemain futsal. Keterbatasan

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul