• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI DAYA ANTI MIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP Shigella dysenteriae

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI DAYA ANTI MIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP Shigella dysenteriae"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Temulawak merupakan satu dari 19 jenis temu-temuan keluarga Zingiberaceae yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

Tanaman ini tumbuh liar di hutan-hutan, ditanam di ladang dan pekarangan rumah (Suranto, 2001). Temulawak diduga dapat memberikan efek antimikroba karena kandungan bahan aktif berupa minyak atsiri. Salah satu unsur minyak atsiri yaitu terpenoid yang diduga melibatkan pemecahan membran oleh

komponen-komponen lipofilik. Kandungan lain adalah Phenol, diduga bersifat toksik terhadap bakteri melalui inhibisi enzim (Cowan, 1999).

Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa temulawak mempunyai sifat fungistatik terhadap beberapa jamur golongan dermatophyta, dan bersifat bakteriostatik pada mikroba jenis Salmonella (Afifah, 2003), Pseudomonas pyogenes Staphylococcus aureus, dan anti fungi terhadap Mycrosporum gypseum.

Aktivitas 1 ml minyak atsiri pada Pseudomonas pyogenes sebanding dengan 0,3 mg tetrasiklin, dan aktivitas 1 ml minyak atsiri pada Staphylococcus aureus sebanding dengan 29,2658 mg tetrasiklin. Diduga kandungan minyak atsiri pada rimpang temulawaklah yang bersifat sebagai antibakteri (Afrida, 1993).

Shigella merupakan salah satu penyebab penting diare akut di negara

(2)

2

infektifnya rendah yaitu lebih kecil dari 200 organisme, sementara untuk bakteri lain misal salmonella dan vibrio pada umumnya dibutuhkan antara 105-109 (Dzen, 2003). Shigella dysenteriae diperkirakan menyebabkan sekitar 600.000 kematian per tahun di seluruh dunia. Dua per tiga kasus dan yang kebanyakan meninggal adalah anak-anak umur <10 tahun (Chin, 2000).

Di negara-negara yang sedang berkembang, yang higiene dan sanitasinya jelek, pola isolat bakterinya adalah S. dysenteriae dan S. boydii yang terbanyak, diikuti S. flexneri dan S. sonnei. Sedangkan di negara maju, S. sonnei paling sering ditemukan dan S. dysenteriae paling sedikit ditemukan (Chin, 2000). Di Indonesia, berdasarkan hasil penelitian Litbang Kesehatan disebutkan bahwa sekitar 15% dari seluruh kejadian diare pada anak di bawah usia 5 tahun adalah disentri yang disebabkan bakteri S. dysenteriae (Hegar, 2006).

(3)

3

merupakan antibiotik yang direkomendasikan untuk pengobatan shigellosis (WHO, 2005).

Dari eksplorasi yang telah dilakukan di laboratorium biomedik FK_UMM didapatkan bahwa ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza ) memiliki efek antimikroba terhadap bakteri S. dysenteriae dengan kadar bunuh minimal (KBM) sebesar 25%. Berdasarkan data di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul uji daya antimikroba ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza ) terhadap bakteri S. dysenteriae.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza ) mempunyai daya antimikroba terhadap bakteri S. dysenteriae ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui daya antimikroba ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza ) terhadap bakteri S. dysenteriae.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui KBM dan KHM ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza ) sebagai antimikroba terhadap bakteri S. dysenteriae.

(4)

4

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini ingin memberikan informasi pada masyarakat bahwa rimpang temulawak dapat dimanfaatkan sebagai anti mikroba untuk mengatasi disentri. 2. Secara teoritis penelitian ini ingin memberikan informasi ilmiah tentang

pengaruh ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap pertumbuhan bakteri S. dysenteriae.secara in vitro.

(5)

KARYA TULIS AKHIR

UJI DAYA ANTI MIKROBA

EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP Shigella dysenteriae

Oleh:

RETNO KURNIA WATI 04020042

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(6)

HASIL PENELITIAN UJI DAYA ANTIMIKROBA

EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP Shigella dysenteriae

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh

Retno Kurnia Wati 04020042

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(7)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 14 Februari 2011

Pembimbing I

dr. Irma Suswati, M.Kes

Pembimbing II

dr. Thonthowi Djauhari NS, M.Kes

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

(8)

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Retno Kurnia Wati ini Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 14 Februari 2011

Tim Penguji

dr. Irma Suswati, M.Kes ,Ketua

dr. Thonthowi Djauhari NS, M.Kes ,Anggota

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNYA penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Penelitian dalam tugas akhir ini berjudul UJI DAYA ANTI MIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP Shigella dysenteriae

. Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada kesempatan ini, saya selaku penulis menyampaikan terma kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran berkenan membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. dr. Thonthowi Djauhari NS, M.Kes selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran berkenan membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(10)

4. Prof. dr. Hj. Soebaktiningsih,M.Sc,DTMH,Sp Park terimakasih telah membantu penulis mengevaluasi abstrak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini sebagai suatu karya tulis ilmiah dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Februari 2011

(11)

UCAPAN TERIMAKASIH

1. Terima kasih Ya Allah atas Rahmat dan Petunjuk-Mu sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak dan ibu tersayang dan tercinta, yang telah merawat, mendidik, memberikan yang terbaik untuk saya, dan tiada henti selalu memberikan doa serta semangat sehingga saya bisa menyelesaikan studi. Saya akan selalu berusaha memberikan yang terbaik.

3. Adikku Ofek yang selalu memberikan masukan dan kritikan walaupun pedas akan tetapi sangat membantu membangkitkan semangat, doaku juga untukmu semoga cepat selesai juga kuliahmu dan kamu harus lebih lebih dan lebih baik dari pada aku. Adikku Risa Dan Rara yang selalu menghiburku doaku juga buat kalian semoga tercapai cita-cita kalian.

4. Mas Hudan , yang dengan penuh kesabaran selalu setia mendampingi dalam suka dan duka, memberikan motivasi dan doa untukku serta membantuku cara mengedit. Semoga kita berdua bisa mewujudkan impian kita masing-masing,

5. Mbak indah, sofi, Gatut, dina, nyuk, ririh, kiki yang sudah membantu di akhir penyelesaian karya tulis akhir ini, memberi semangat dan motivasi.

(12)
(13)

ABSTRAK

Retno Kurnia wati. 2010. Uji Daya Antimikroba Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae. Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Irma Suswati, (2) Thonthowi Djauhari.

Latar belakang : Shigella dysenteriae sebagai organisme penyebab disentri, dengan angka kesakitan dan kematian yang signifikan terutama pada negara berkembang. Resistensi shigella terhadap beberapa antibiotik (seperti ampisilin, kloramfenikol, tetrasiklin dan kotrimoksazol) telah meluas sehingga antibiotik tersebut tidak lagi direkomendasikan. Temulawak diduga mempunyai efek antimikroba karena memiliki kandungan zat aktif berupa minyak atsiri dan kurkumin, yang bekerja dengan cara merusak membran sitoplasma.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak rimpang temulawak terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae.

Metode penelitian : True experiments Post test Only Control Group Design dengan menggunakan dilusi tabung dengan 8 konsentrasi ekstrak rimpang temulawak:100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125%, 1.56%, 0.78% masing-masing diberi 1 ml bakteri Shigella dysenteriae dan 2 kontrol (kontrol – (bahan) dan kontrol + (kuman)). Analisa data menggunakan one way ANOVA

Hasil penelitian dan pembahasan : KBM (Kadar Bunuh Minimal) dan KHM (Kadar Hambat Minimal) ditentukan pada konsentrasi 25%. Hasil uji oneway ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara tiap-tiap perlakuan (Angka sig. = 0.000 < P = 0.01). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin lebar zona inhibisi yang terbentuk. Besar zona inhibisi ektrak rimpang temulawak lebih lebar dari tetrasiklin akan tetapi lebih sempit dari ampisilin dan siprofloksasin.

Kesimpulan : Ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) mempunyai daya antimikroba terhadap Shigella dysenteriae.

(14)

ABSTRACT

Retno kurnia wati. 2010. Test on antimicrobial sensitivity of Curcuma xanthorrhiza extract towards Shigella dysenteriae bacteria. Final Assignment, Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Advisor : (1) Irma Suswati, (2) Thonthowi Djauhari.

Background: Shigella dysenteriae is causative organism of dysentry, with significant morbidity and mortality especially in developing countries. Shigella resistance to some antibiotics (such as ampicillin, chloramphenicol, tetracycline and cotrimoxazole) so that antibiotics has no longer recommended. Curcuma xanthorriza is supposed has antimicrobial effect because it contains atsiri oil and curcumin as active substance, it work by damaging cytoplasma membrane.

Objective: To investigate the antimicrobial effect of Curcuma xanthorriza extract on the growth of Shigella dysenteriae

Methods: True experiments Post test Only Control Group Design with 8 curcuma xanthorriza concentrations: 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125%, 1.56%, 0.78% each has been add 1 ml bacteri Shigella dysenteriae respectively and 2 controls (control negative and control positive). The data were analyzed by using one way ANOVA.

Result and discuss: MBC (Minimal Bactericidal Concentration) and MIC (Minimal Inhibitory Concentration) was determined in concentration 25%. One way ANOVA test showed that there was significant difference among treatments (sig. rate = 0.000 < P = 0.01). The higher concentration of the extract, the wider the inhibition zone. The inhibition zone of Curcuma xanthorrhiza extract was wider than tetracycline, but still smaller than ampicillin and ciprofloxacin.

Conclusion: Curcuma xanthorrhiza extract had antimicrobial effect on Shigella dysenteriae

(15)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAKS ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tanaman Temulawak ... 5

2.1.1 Sejarah Temulawak ... 5

2.1.2 Taksonomi dan karakteristik Tanaman Temulawak ... 6

2.1.3 Manfaat Tanaman Temulawak ... 7

2.1.4 Kandungan rimpang Temulawak ... 9

2.2. Tinjauan Umum Shigella dysenteriae ... 12

2.2.1 Taksonomi ... 12

2.2.2 Morfologi dan Struktur ... 12

2.2.3 Perbenihan dan Reaksi Biokimia ... 14

2.2.4 Struktur Antigen ... 15

2.2.5 Daya Tahan ... 15

2.2.6 Patogenesis dan Patologi ... 15

2.2.7 Toksin ... 16

2.2.8 Tanda Klinis Infeksi Shigella dysenteriae ... 16

2.2.9 Diagnostik Laboratorium ... 17

2.2.10 Pengobatan ... 18

2.3. Tinjauan Umum Zat Antimikroba ... 18

2.3.1 Mekanisme Kerja Antimikroba ... 18

2.3.2 Mekanisme Resistensi Terhadap Antimikroba ... 20

2.3.3 Antimikroba untuk Shigella dysenteriae ... 20

2.4. Uji Kepekaan terhadap Antimikroba (invitro) ... 24

2.4.1 Metode Dilusi ... 24

2.4.2 Metode Difusi Cakram ... 25

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ... 27

(16)

4.1 Desain Penelitian ... 29

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

4.3.1 Populasi ... 29

4.3.2 Sampel ... 29

4.4 Jenis Variabel ... 30

4.4.1 Variabel bebas ... 30

4.4.2 Variabel tergantung ... 30

4.5 Alat dan Bahan ... 30

4.5.1 Alat dan Bahan Identifikasi Bakteri ... 30

4.5.2 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Temulawak... 31

4.5.3 Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Temulawak ... 32

4.6 Definisi Operasional... 33

4.7 Prosedur Penelitian... 34

4.7.1 Sterilisasi Alat ... 34

4.7.2 Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri ... 35

4.7.3 Pembuatan Ekstrak Rimpang Temulawak ... 35

4.7.4 Identifikasi Bakteri Shigella dysenteriae ... 37

4.7.4.1Pewarnaan Gram ... 37

4.7.4.2Perbenihan ... 38

4.7.4.3Tes Biokimia ... 38

4.7.4.4Reaksi Fermentasi Gula-gula ... 40

4.7.5 Uji Efektifitas Kepekaan Ekstrak Rimpang Temulawak terhadap Shigella Dysenteriae ... 41

4.8 Diagram Alur Penelitian ... 45

4.9 Analisis Data ... 46

BAB 5. HASIL PENELITIAN 5.1 Identifikasi Ulang Bakteri Staphylococcus aureus ... 47

5.1.1 Pewarnaan gram ... 47

5.1.2 Tes Biokimia ... 47

5.1.3 Tes Fermentasi Gula-gula ... 47

5.2 Uji Daya Antimikroba Ekstrak Rimpang Temulawak Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae ... 48

5.2.1 Kadar Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Rimpang Temulawak ... 48

5.2.2 Kadar Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Rimpang Temulawak ... 49

BAB 6 PEMBAHASAN ... 57

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 60

7.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi temulawak ... 10 Tabel 2.2 Tes untuk spesies Shigella ... 15 Tabel 2.3 Reaksi biokimia ... 17 Tabel 5.1 Skor Tingkat Kekeruhan yang dihasilkan pada media Nutrient

broth oleh koloni bakteri Shigella dysenteriae dalam kelompok konsentrasi ekstrak rimpang temulawak

(Curcuma xanthorrhiza) ... 48 Tabel 5.2 Rata-rata Jumlah Koloni Shigella dysenteriae per cawan dalam

beberapa Konsentrasi ekstrak rimpang temlawak ... 50 Tabel 5.3 Jumlah Koloni Shigella dysenteriae per ml (106)

dalam Beberapa Konsentrasi Ekstrak Rimpang Temlawak ... 51 Tabel 5.4. Tabel Analisis Ragam Satu Arah (One Way Analysis of Variance)

untuk Jumlah Koloni yang dihasilkan Pada agar SS per Cawan dan per ml (106) ... 52 Tabel 5.5 Uji Tukey 1% ... 53 Tabel 5.6 Zona inhibisi antimikroba ampisilin (10 g), tetrasiklin (30 g),

siprofloksasin (5 g) dan ekstrak buah rimpang temulawak

terhadap bakteri Shigella dysenteriae ... 55 Tabel 5.7 Zona inhibisi ekstrak rimpang temulawak berbagai konsentrasi

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep ... 27

Gambar 4.1 Skema Alur penelitian ... 45

Gambar 5.1 Pewarnaan gram ... 47

Gambar 5.2 Hasil Uji Dilusi Tabung ... 48

Gambar 5.3 Hasil inokulasi pada cawan agar SS ... 49

Gambar 5.4 Plot Respon (main effect) Pengaruh Perlakuan dari Variasi Konsentrasi Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap Jumlah Koloni Bakteri Shigella dysenteriae Per Cawan ... 54

(19)

DAFTAR SINGKATAN

ANOVA : Analisis of Variance EMB (agar) : Eosine – Methylene Blue

IMViC test : Indole, Methyl-red, Voges-Proskauer, Citrate test KBM : Kadar Bunuh Minimal

KHM : Kadar Hambat Minimal

NCCLS : National Committee for Clinical Laboratory Standart PABA : Para Amino Benzoic Acid /Asam Para Amino Benzoat SS (agar) : Salmonella-Shigella

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Jumlah Koloni Bakteri Shigella

dysenteriae Setelah Diberi Ekstrak Rimpang Temulawak ... 66

Lampiran 2 Analisa Data Untuk Jumlah Koloni per cawan ... 67

Lampiran 3 Analisa Data Untuk Jumlah Koloni per ml ... 71

Lampiran 4 Gambaran zona inhibisi ... 77

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, E. & Tim Lentera. 2003. Khasiat Dan Manfaat Temulawak Rimpang Penyembuh Aneka Penyakit. PT Agromedia Pustaka, Jakarta. Hal: 2-3, 7-10,

Afrida, Yulinah, E.S. & Gana, A.S. 1993 Detail Penelitian Obat Bahan Alam. (Online). (http://bahan-alam.fa.itb.ac.id, diakses: 05 Desember 2010). Anonymous. 2004. Khasiat dan Kegunaan Temulawak. (Online).

(http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=129, diakses 05 November 2009)

Anonymous. 2002. Obat tradisional (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). (http://www.balittro.go.id/includes/Temulawak.pdf, diakses 2 November 2009).

Baron, Ellen Jo. 1999. Diagnostic Microbiology. United Stated of America : Von Hoffman Press.Inc.

Budiyanto, Agus Krisno. 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang : UMM Press Chambers, Henry F. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik Katzung. Jakarta :

Salemba Medika.

Chin, James, et al. 2000. Control of Communicable Diseases Manual, 17th edition. (online), diakses 5 November 2009 dari American Public Health Association

(http://www.ccdm.org)

Cowan, Marjorie Murphy. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. (online), diakses 5 November 2009 dari Clinical Microbiology Reviews. (http://cmr.asm.org/cgi/reprint/12/4/564.pdf)

Cowan, Marjorie Murphy. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Reviews, (Online), Vol. 12, No. 4, (http://www.emr.org/egi/reprint/12/4/154?maxtoshow=&HITS=10&hits=1 0&RESULTFORMAT=Fulltext=Plantantimicrobial&searchid , diakses 15 Januari 2010).

Dahl, T.A. & Aureli, P. 1989. Photokilling of Bacteria by The Natural Dye Curcumin. Center for Photochemical Science Bowling Green State University, Ohio. Hal: 361

(22)

Dzen, S.M., Roekistiningsih, Santoso, S., & Winarsih, S. 2003. Bakteriologi Medik. Bayumedia Publising.Malang. Hal:16-22, 122-123, 134,139

Dzen, M.Sjoekoer, dkk. 2003. Bakteriologi Medik, Fakultas Kedokteran Brawijaya. Malang : Bayumedia Publishing.

Health notes Inc.2002.Turmeric. (Online), (http://myustompak.com/heath notes/Herb/Turmeric-htm, diakses 15 Januari 2010)

Hegar. 2006. Disentri Harus Segera Diobati. (Online), diakses 5 November 2009. (http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/diare/diare090107.htm

Istiantoro, Yati H. & Vincent H.S. Gan. 1995. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : Gaya Baru

Jawetz, Melnick & Adelberg’s. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Bagian mikrobiologi FK UNAIR, penerjemah. Jakarta : Salemba Medika.

Kuo, Chen Yen, et al. 2004. Antimicrobial Susceptibility of Shigella isolates in Eight Asian Countries. (online), diakses 17 Desember dari U.S National Library of Medicine.

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed)

Mariana, Yanti & R. Setiabudi. 1995. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : Gaya Baru

Murray, P.R., Baron, P.E., & Tenover, F.C. 1999. Manual of Clinical Microbiology 7th Edition. American Society for Microbiology, ASM Press. Washington DC. Hal: 1527-1536

Naim, R. 2004. Senyawa Antimikroba dari Tanaman, (Online), (http://www.kcm.com/sorotan/1265264.htm, diakses 03 April 2010).

Paimin, F.B., & Murhananto. 2006. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pelezar & Chan. 1998, Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.

Ram Trades. 2003. Uses Of Turmeric. (Online),

(http://www.turmeric8m.comluses.html, diakses 15 April 2010)

Rukmana, Rahmat. 1995. Temulawak Tanaman Rempah Dan Obat. Kanisius, Yogya. Hal: 14

(23)

Sudewo, Bambang. 2005. Tanaman Obat Popular Penggempur Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka, Jakarta.Hal: 31-32

Suranto, A. 2001. Temulawak Temu Penyembuh Yang Menakjubkan. Buletin APTOI, No. 4, Mei 2001, (Online), (http://mahkotadewa.com/Buletin-Aptoi-no.4.htm, diakses 03 November 2009).

Syahrurachman, Agus dkk, 1994. Buku ajar mikrobiologi kedokteran, edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Wheeler & Volk. 1993. Mikrobilologi Dasar. Erlangga. Jakarta. Hal: 112

WHO, 2005. Guidelines for the Control of Shigellosis, Including Epidemics Due to Shigella Dysentriae Type 1. (online), diakses 5 Januari 2010 dari WHO Library publication data.

Gambar

Gambar 3.1  Skema Kerangka Konsep ...........................................................

Referensi

Dokumen terkait

  Keywords: Ekstrak rimpang temulawak, Staphylococcus aureus, KHM (Kadar Hambat 

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP ASPEK REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) SWISS

Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak ( Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap Kadar Kolesterol Total.. pada Tikus

Skripsi berjudul Ektraksi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Antimikroba Minyak Atsiri dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Temulawak (Curcuma. xanthorrhiza

Judul Skripsi : Uji Potensi Antibakteri dan Keberadaan Enzim Kurkumin Sintase Bakteri Endofit Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Menyatakan dengan sebenarnya bahwa

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER.. Universitas Pendidikan Indonesia

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa cemaran bakteri dari beberapa hasil pengolahan rimpang temulawak yang berupa rimpang basah temulawak, rimpang

Untuk mengetahui ekstrak kering temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat diformulasi menjadi tablet dengan berbagai variasi bahan pengisi dengan metode cetak