i
SKRIPSI
SUFYIANA GAILEA
UJI EFEKTIFITAS BENZALKONIUM KLORIDA
0,02% b/v SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN
INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA
DOSIS GANDA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
Lembar Pengesahan
UJI EFEKTIFITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,02 % b/v
SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2012
Oleh:
SUFYIANA GAILEA
NIM : 08040014
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LembarPengujian
UJI EFEKTIFITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,02% b/v
SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 21 Juli 2012
Oleh:
SUFYIANA GAILEA
08040014
Tim Penguji :
Penguji I Penguji II
Drs. Sugiyartono,MS,Apt. Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt.
Penguji III Penguji IV
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia,
hidayah, dan keilmuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi
besar Rasulullah SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan juga para
pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Dengan selesainya skripsi yang berjudul UJI EFEKTIFITAS
BENZALKONIUM KLORIDA 0,02% b/v SEBAGAI PENGAWET PADA
SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA
ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Sugiartono, MS,Apt selaku pembimbing I dan Arina Swastika Maulita
S.Farm.,Apt selaku pembimbing II yang selalu memberikan arahan,
penjelasan yang terbaik kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.
2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt dan Dian Ermawati., S.Farm.,Apt selaku penguji
yang telah memberikan masukan kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi
ini.
3. Tri Lestari H., M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Dra. Uswatun Chasanah selaku Ketua Program Studi Farmasi
5. Hidajah Rachmawati, S.Si.Apt,Sp.FRS selaku dosen wali yang telah
memberikan semangat untuk berjuang dalam menyelesaikan studi dengan
baik.
6. Dra. Lilik Yusetyani., Apt.,Sp.FRS selaku kepala Laboratorium Formulasi
Sediaan steril yang telah bersedia mengijinkan kami menggunakan
laboratorium untuk melakukan penelitian.
7. Para Dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan pengetahuan yang
berguna sehingga penulis dapat menyelasaikan studi sarjana dengan baik.
8. Para Laboran Program Studi Farmasi yang telah membantu penulis pada saat
penelitian di laboratorium.
9. Kedua Orang tuaku tercinta Husain Gailea dan Moro Ang yang sangat luar
v
yang tak ada habisnya, dan terima kasih juga atas doa-doa yang selalu
dipanjatkan untuk putrimu ini.
10.Kedua saudaraku Harizal Gailea dan Ardiansyah Gailea yang selalu
membawa canda dan kebahagiaan kepada kakakmu ini.
11.Kepada sahabat-sahabat kecilku Basma Umasugi dan Mardha Salem yang
selalu memberikan semangat, pujian, kritikan, solusi dalam segala hal.
Semoga kalian bisa cepat lulus juga biar kita bisa sama-sama lagi,
fighting…!!!
12.Sahabat-sahabatku di Farmasi 08 zahra, Fella, Anna yang juga teman skripsi,
dan teman belajar, terima kasih banyak dengan semua kenangan indah yang
tidak terlupakan bersama kalian, suka-duka selama kuliah, masukan, bantuan
dan kerjasamanya selama ini.
13.Teman-teman kosku di Bendungan Nawangan (tyas, zahra, tika, enggar, septi,
citra, ayu, riska) yang selalu bisa menghadirkan kebahagiaan dan kehangatan
layaknya keluarga selama bersama kalian.
14.Teman-teman Angkatan 2008 Farmasi UMM yang merupakan teman
seperjuangan dalam menyelasaikan kuliah selama 4 tahun ini, terima kasih
atas bantuan, kerjasama, dan dukungan yang diberikan.
15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas
bantuan, dukungan, yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat Nya atas segala budi baik
yang diberikan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian.
Malang, Agustus 2012
Sufyiana Gailea
vi
RINGKASAN
Uji Efektifitas Benzalkonium Klorida 0,02% b/v Sebagai Pengawet Pada Sediaan Injeksi Difenhidramin Hidroklorida Dosis Ganda
Sediaan farmasi dosis ganda berpeluang terkontaminasi mikroba, sehingga dapat membahayakan kesehatan, kerusakan produk, perubahan estetika, dan perubahan efikasi sediaan. Untuk menjaga sterilitas sediaan dan meminimalkan kontaminasi mikroba maka dalam sediaan injeksi dosis ganda diperlukan adanya pengawet. Pengawet yang digunakan dalam penelitian ini adalah benzalkonium klorida 0,02% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida. Benzalkonium klorida adalah senyawa ammonium kuartener yang aktif sebagai antimikroba dan aktif terhadap bakteri, jamur, ragi, tetapi relatif tidak melawan spora. United State Pharmacopea (USP) mempersyaratkan vial dosis ganda untuk injeksi diberikan batas penggunaan 28 hari setelah pengambilan pertama kecuali label produk (dalam bungkusannya) menyatakan sebaliknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana benzalkonium klorida 0,02% b/v dapat mempertahankan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda selama 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan sediaan. Metode yang digunakan adalah metode inokulasi langsung dengan mengacu pada prosedur uji sterilitas yang tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi IV. Pengujian sampel dilakukan secara aseptis di laminar air flow cabinet selama 28 hari dan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 15 kali selama 5 minggu. Pengujian sampel dilakukan pada minggu ke-1, 7, 14, 21, dan 28. Pengambilan sampel diambil sebanyak 2 ml, dilakukan replikasi sebanyak tiga kali dan sampel diinkubasi selama 14 hari pada suhu 30-35°C untuk media pertumbuhan
tioglikolat dan untuk media pertumbuhan kassamino diinkubasi selama 14 hari pada suhu 20-25°C. Sampel yang digunakan dalam keadaan terbuka, diperlakukan sama kemudian disampling dan disimpan pada suhu 25°C dengan kelembaban 68,1%. Pada ruang penyimpanan dilakukan kontrol lingkungan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersihan lingkungan atau ruang penyimpanan dan didapatkan hasil yang positif.
Sampel yang di uji terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk mengetahui kondisi fisik dan menjamin sediaan yang digunakan sebagai sampel masih dalam keadaan baik. Sebelum dilakukan uji sterilitas sampel diencerkan dengan aqua pro injeksi untuk menghilangkan pengaruh antibakteri dan antifungi yang ada dalam sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda sehingga tidak memepengaruhi hasil. Pengenceran dilakukan dengan pengenceran 1 : 2 untuk media tioglikolat dan 1 : 10 untuk media kassamino. Untuk menghindari adanya positif palsu dilakukan kontrol lingkungan Laminar Air Flow setiap minggu selama 5 minggu dan setiap pengujian sterilitas menggunkan nutrient broth agar kemudian di inkubasi selama 3 hari pada suhu 30-35°C. Kontrol pembanding digunakan media
tioglikolat dan media kassamino. Untuk kontrol positif ditambahkan bakteri Bacillus subtillis pada media tioglikolat kemudian diinkubasi selama 14 hari pada suhu
30-35°C dan jamur Candida albicans ditambahkan pada media kassamino dan
vii
dan uji sterilitas blanko yang bertujuan sebagai indikator pembanding terhadap sterilitas dari sampel yang digunakan.
viii
ABSTRAK
Uji Efektifitas Benzalkonium Klorida 0,02% b/v Sebagai Pengawet Pada Sediaan Injeksi Difenhidramin Hidroklorida Dosis Ganda
Telah dilakukan penelitian mengenai uji efektifitas pengawet benzalkonium klorida dengan konsentrasi 0,02 % b/v terhadap sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda. Pengujian dilakukan dengan metode inokulasi langsung yaitu mengambil sediaan menggunakan spuit injeksi secara aseptis yang kemudian dimasukkan ke dalam media tioglikolat dan kasamino. Sampel diambil sebanyak 5 kali dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari, sebelum dimasukkan kedalam media sampel diencerkan terlebih dahulu menggunakan aqua pro injeksi, untuk media
tioglikolat sampel diencerkan dengan perbandingan 1 : 2 sedangkan untuk kasamino
sampel diencerkan dengan perbandingan 1 : 10, yang kemudian diinkubasi, media
tioglikolat diinkubasi pada suhu 30 - 35°C selama 14 hari, sedangkan untuk media
kasamino diinkubasi pada suhu 20 - 25°C selama 14 hari. Penafsiran hasil dalam penelitian ini dapat dilihat dari kontrol positif yang menunjukan adanya pertumbuhan mikroba, sedangkan kontrol negatif menunjukan sterilnya sediaan, Mikroba yang di pakai dalam penelitian ini adalah Bacillus subtilis untuk media tioglikolat sedangkan
Candida albicans untuk media kasamino. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengawet benzalkonium klorida dengan konsentrasi 0,02 % b/v efektif mempunyai daya antibakteri atau mampu mempertahankan sediaan tetap steril dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan penusukan sediaan.
ix
ABSTRACT
The Effectiveness Of Benzalkonium Klorida 0,02% w/v As The Preservative For Injection Of Difenhidramin Hidroklorida Double Dosage
A research about the effectiveness test of benzalkonium klorida 0.02% w/v toward multiple dose of difenhidramin hidroklorida injection has been conducted.The test was experimented by using direct inoculation method, thus by taking the materials using (spuit) injection asepticly which then taken into media named
tioglikolat and kasamino.The samples were taken five times during 28 days storage time. Before they were put into the media, they were melted first using water pro injection. For tioglikolat media, the samples were melted in comparison 1 : 2, while for kasamino media, the samples were melted in comparison 1 : 10, which then they both were incubated. Tioglikolat media was incubated in temperature of 30 - 35oC for 14 days, while for kasamino media it is incubated in temperature of 20 - 25oC for 14 days.The reflection of this research can be seen from the positive control which showed there were microbe accretions, while the negative control showed that the materials were already sterile. The microbes used in this research were Bacillus subtilis for tioglikolat media, while for kasamino media, it used Candida albicans.The data of this research showed that benzalkonium klorida 0,02% w/v is effective and having anti-microbe power, or in another words, it is capable to maintain the materials still sterile during 28 days after packaging open and that preparation stabbing.
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tinjauan Tentang Efektifitas Pengawet ... 5
2.1.1 Definisi Pengawet ... 5
2.1.2 Mekanisme Kerja Pengawet ... 5
2.1.3 Tipe Pengawet ... 6
2.1.4 Pengawet Benzalkonium Klorida 0,02% v/v ... 6
2.1.5 Tinjauan Tentang Sifat Fisikokimia Benzalkonium Klorida ... 6
2.2 Tinjauan Tentang Sediaan Injeksi Difenhidramin Hidroklorida ... 8
2.2.1 Definisi Sediaan Injeksi ... 8
2.2.2 Karakteristik Sediaan Injeksi ... 8
2.2.3 Tinjauan Farmakologi Sediaan Difenhidramin Hidroklorida ... 8
2.2.4 Tinjauan Sifat Fisikokimia Difenhidramin Hidroklorida ... 9
2.3 Tinjauan Tentang Wadah dan Penutup Sediaan Dosis Ganda ... 9
2.3.1 Definisi dan Macam-Macam Wadah Sediaan Dosis Ganda……… 9
xi
2.3.3 Komponen Karet Sebagai Penutup Sediaan Dosis Ganda ... 10
2.3.4 Persyaratan Penggunaan Vial ... 10
2.4 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 11
2.4.1 Definisi Sterilisasi ... 11
2.4.2 Sterilisasi Dengan Autoklaf ... 12
2.4.3 Sterilisasi Dengan Panas Kering (Oven) ... 12
2.4.4 Sterilisasi dengan Penyaringan ... 13
2.4.5 Sterilisasi Gas ... 13
2.4.6 Sterilisasi dengan Radiasi ... 14
2.4.7 Teknik Aseptik ... 14
2.5 Tinjauan Tentang Uji Sterilitas ... 16
2.5.1 Media untuk Uji Sterilisasi ... 16
2.5.2 Pengambilan Sampel untuk Uji Sterilitas ... 19
2.5.3 Prosedur Umum ... 19
2.5.4 Metode Uji Sterilisasi ... 20
2.5.5 Kontrol dalam Uji Sterilitas ... 22
2.5.6 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 24
2.5.7 Mikroorganisme Percobaan ... 24
2.5.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Sediaan Farmasi Oleh Mikroba ... 26
2.5.9 Sumber-Sumber Kontaminasi ... 28
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 30
3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 30
3.2 Skema Kerangka Konseptual ... 32
BAB IV METODE PENELITIAN ... 33
4.1 Desain Penelitian ... 33
4.2 Lokasi Penelitian ... 33
4.3 Waktu Penelitian ... 33
4.4 Bahan dan Alat yang Digunakan ... 33
4.4.1 Bahan ... 33
xii
4.5 Subjek Penelitian ... 34
4.6 Skema Metode Penelitian ... 35
4.7 prosedur Penelitian ... 36
4.7.1 Sterilisasi Alat ... 36
4.7.2 Prosedur Pembuatan Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl ... 36
4.7.3 Menyiapkan Unit Laminar Air Flow dan Memasukkan Semua Bahan dan Alat ... 37
4.7.4 Kontrol Lingkungan Diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 37
4.7.5 Kontrol Suhu Dan Kelembaban Lingkungan Diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 37
4.7.6 Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 37
4.7.7 Penyiapan Media ... 38
4.7.8 Pemeriksaan Pendahuluan ... 38
4.7.9 Pembukaan Segel Kemasan Dan Penusukan ... 38
4.7.10 Pengambilan Sampel ... 39
4.7.11 Inokulasi Sampel ... 39
4.7.12 Uji Fertilitas Media ... 40
4.7.13 Uji Sterilitas Media ... 40
4.8 Pengamatan dan Penafsiran Hasil ... 41
BAB V HASIL PENELITIAN ... 42
5.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 42
5.2 Hasil Kontrol Suhu Dan Kelembaban Lingkungan Diluar Laminar Air Flow Cabinet (Tempat Penyimpanan Sampel)... 42
5.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum Pengujian Sterilitas ... 43
5.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Saat Pengujian Sterilitas ... 44
5.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (Pemeriksaan Fisik Sediaan) ... 45
xiii
5.7 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 46
5.8 Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 47
5.9 Hasil Uji Sterilitas Blanko ... 49
BAB VI PEMBAHASAN ... 50
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
7.1 Kesimpulan ... 54
7.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Tabel Pengawet yang Digunakan ... 6
II.2 Tabel Klasifikasi Ruangan Steril ... 15
II.3 Tabel Perlengkapan dan Kandungan Kuman dari Manusia ... 16
II.4 Tabel Volume Pengambilan Sampel ... 19
II.5 Tabel Jumlah Volume dan Media Untuk Bahan Cair ... 20
IV.1Tabel Pengambilan Sampel Diluar Laminar Air Flow Cabinet ... 38
IV.1Tabel Pengambilan Sampel Uji ... 39
V.1 Tabel Hasil Uji Kontrol Lingkungan Penyimpanan Sampel ... 42
V.2 Tabel Hasil Uji Kontrol Suhu Dan Kelembaban Lingkungan Penyimpanan Sampel ... 43
V.3 Tabel Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Sebelum Pengujian Sterilitas ... 43
V.4 Tabel Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Saat Pengujian Sterilitas ... 44
V.5 Tabel Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 45
V.6 Tabel Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 45
V.7 Tabel Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 46
V.8 Tabel Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 47
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gambar Rumus Bangun Benzalkonium Klorida ... 6
2.2 Gambar Rumus Bangun Difenhidramin Hidroklorida ... 9
3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 32
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 57
2. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... 58
3. Sertifikat Benzalkonium Klorida ... 59
4. Sertifikat Difenhidramin Hidroklorida ... 60
5. Laporan Hasil Uji Isolat Bakteri Bacillus subtilis ... 61
6. Laporan Hasil Uji Isolat Jamur Candida albicans ... 62
7. Hasil Pengamatan Uji Efektifitas ... 63
8. Foto Hasil Pengamatan Uji Sterilitas Sampel dan Blanko ... 66
9. Foto Hasil Pengamatan Kontrol LAFC ... 76
10. Foto Hasil Pengamatan Kontrol Lingkungan Penyimpanan ... 81
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB, hal 1- 5, 8-16, 19-21, 55-62, 95-99, 143-259, 223-234, 241-243.
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi keempat, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, hal176- 177. 399- 400, 411- 417, 423, 433- 434.
Clontz, Lucia., 2009. Microbial Limit and Bioburden Tests. Second Editition : CRC Press, Hal : 40-45.
Cooper and Gunn’s 1972. Dispensing For Pharmaceutial student. Twelfth Edition. Ptman Medical, pp: 300 – 549.
Departemen Farmakologi dan Terapetik Universitas Indonesia., 2007. Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5, Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hal 280.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta, hal 889- 890.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Jakarta, hal 9- 10, 885- 862, 891.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Suplemen I Farmakope
Indonesia. Edisi IV. Jakarta, hal 1512-1514
Dolan, S.A. et al., 2010. AJIC Special Article APIC Position Paper: Safe Injection, Infution, and Vial Practices in Health Care. Washington DC, pp: 168- 170.
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama, hal 102- 140.
Jawetz., E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 1992. MIkrobiologi untuk profesi
kesehatan (alih bahasa: Gerard Bonang). Edisi ke- 16, Jakarta: EGC, hal 263- 264, 382- 385.
xviii
Lukas, S., 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit C.V Andi Offset, hal 6, 25, 31
Rowe, C.R., 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5nd Edition. London: Pharmaceutical Press, pp: 61.
Sweetman, S.C., 2009. Martindale. 36nd Edition. London: Pharmaceutical Press, pp: 557.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi revisi, Jakarta : Binarupa Aksara
Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003. Bakteriologi Medik. Malang: Bayumedia Publishing. hal 12- 13, 31- 34.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik bentuk
patogen maupun non patogen, vegetatif, maupun nonvegetatif, dari suatu objek
atau material. Hal tersebut dapat dicapai melalui cara penghilangan secara fisika
semua organisme hidup, misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme
dengan panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya (Agoes, 2009).
Menurut Farmakope Edisi IV pembuatan sediaan yang akan digunakan
untuk injeksi, harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi
mikroba dan bahan asing. Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) juga
mempersyaratkan tiap wadah akhir injeksi harus diamati satu persatu secara fisik
dan tiap wadah yang menunujukkan pencemaran bahan asing yang terlihat secara
visual harus ditolak (Depkes RI, 1995).
Sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida memiliki aktifitas sebagai
antihistamin, antimetik, antispasmodik, dan reaksi ekstrapiramidal karena obat
(Depkes RI, 2000). Pemberian injeksi difenhidramin hidroklorida diabsorbsi
secara baik dalam tubuh, dan memiliki efek samping sedasi, yang justru
menguntungkan pasien yang dirawat di rumah sakit atau pasien yang perlu banyak
tidur (FK UI, 2007).
Wadah untuk obat suntik tersedia dalam bentuk wadah dosis tunggal,
contohnya ampul dan wadah dosis berganda, contohnya vial. Dosis tunggal adalah
suatu wadah yang kedap udara yang mempertahankan jumlah obat steril yang
dimaksudkan untuk pemberian dosis tunggal, dan yang bila dibuka tidak dapat
ditutup rapat kembali dengan jaminan tetap steril, sehingga kemungkinan
kontaminasi dari mikrooganisme rendah, sedangkan dosis ganda adalah wadah
kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya per bagian berturut-turut
tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas atau kemurnian bagian yang tertinggal
(Ansel, 1989).
Menurut Farmakope Edisi IV wadah penutup dosis ganda memungkinkan
2
oleh jarum suntik dan pada saat penarikan, jarum segera menutup kembali hingga
mencegah pencemaran (Depkes RI, 1995).
Sediaan farmasi dosis ganda berpeluang terkontaminasi mikroba yang dapat
membahayakan kesehatan konsumen, menyebabkan kerusakan produk, perubahan
estetika, dan kemungkinan kehilangan efikasi sediaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kontaminasi dapat berupa personalia, udara, peralatan dan material
yang digunakan dalam manufakturing (Agoes, 2009).
Untuk mencegah masuknya partikel yang tidak diinginkan ke dalam sediaan
dosis ganda, sejumlah tindakan pencegahan harus dilakukan selama pembuatan
dan penyimpanan (Ansel, 1989). Prosedur penggunaan sediaan dosis ganda harus
dilakukan dengan teknik aseptik, di disinfektan, dan jarum yang digunakan tidak
boleh digunakan secara berulang (Agoes, 2009).
Untuk mengurangi kontaminasi oleh mikroorganisme dan untuk menjaga
kestabilan pada sediaan dosis ganda, diharuskan mengandung zat pengawet
antimikroba, dengan jumlah total yang terdapat dalam sediaan tidak boleh lebih
besar dari 30 ml, sehingga dapat membatasi jumlah tusukan yang dibuat pada
penutupnya dan dapat terjaga sterilitasnya serta untuk membatasi jumlah
pengawet antimikroba yang ada dalam sediaan (Ansel, 1989).
Zat pengawet yang cocok dapat ditambahkan ke dalam injeksi yang diisikan
dalam wadah dosis ganda atau injeksi yang dibuat secara aseptik (Depkes RI,
1979). Pengawet yang biasa digunakan dalam sediaan injeksi ada beberapa
macam, yaitu benzalkonium klorida, benzetonium klorida, benzil alkohol,
khlorobutanol, khloreksol, kresol, metil-p-hidroksibenzoat, fenol, fenilletil
alkohol, fenilmerkuri nitrat dan asetat, propil p-hidroksibenzoat, dan timerosal
(Agoes, 2009).
Benzalkonium klorida adalah salah satu pengawet yang memiliki
keuntungan yaitu aktif terhadap jamur, ragi, bakteri gram positif dan gram negativ
dengan konsentrasi 0,01%-0,02% b/v. Benzalkonium klorida selain fungsinya
sebagai pengawet dapat digunakan sebagai antiseptik, dan disinfektan. Pengawet
ini bersifat higroskopis, tidak stabil dengan adanya cahaya, udara, dan logam, dan
3
Sediaan dosis ganda harus dilakukan dengan menggunakan teknik aseptik.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penggunaan obat dosis ganda di
puskesmas maupun rumah sakit, kurang memperhatikan teknik aseptik yang benar
dengan menyimpan sediaan disembarang tempat dan membiarkan jarum melekat
pada karet penutup, sehingga dapat mengkontaminasi sediaan.
United State Pharmacopea (USP) mempersyaratkan vial dosis ganda untuk
injeksi diberikan batas penggunaan 28 hari setelah pengambilan pertama kecuali
label produk (dalam bungkusannya) menyatakan sebaliknya. Penggunaan vial
dosis ganda harus memperhatikan hal berikut yaitu mematuhi teknik aseptik yang
ketat saat penggunaan vial, menggunakan jarum steril baru dan alat suntik baru
untuk setiap penggunaannya, menyimpan vial di tempat yang bersih dan
terlindung menurut petunjuk pabrik, dan memastikan vial yang kesterilannya
terganggu untuk segera dibuang (Dolan, et al, 2010). Menurut Farmakope Edisi
IV media dengan wadah tertutup rapat dapat disimpan selama 1 tahun, dengan
ketentuan bahwa media diuji fertilitas setiap 3 bulan selama penggunaan dan
indikator warna masih memenuhi syarat (Depkes RI, 2000).
Untuk membuktikan efektifitas dari pengawet yang digunakan pada sediaan
parenteral, dilakukan pengujian inokulum yang mengandung sejumlah tertentu
mikrooganisme misalnya, Candida albican, Aspergillum niger, Eschericia coli,
Pseudomonas aeruginosa, dan staphylococcus areus yang ditambahkan pada
sediaan dan diinkubasi pada suhu 32°C (Agoes, 2009).
Dari uraian diatas maka akan dilakukan penelitian untuk menguji efektifitas
benzalkonium klorida 0,02% b/v sebagai pengawet sediaan difenhidramin
hidroklorida dosis ganda dengan menggunakan metode pengujian inokulum yaitu
dengan menggunakan cara mikrobiologi dengan medium pertumbuhan tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi masalah adalah berapa
lama efektifitas benzalkonium klorida 0,02% b/v pada sediaan injeksi
difenhidramin hidroklorida dosis ganda masih mempunyai efektifitas sebagai
pengawet setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan sediaan sampai
4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan sterilitas sediaan
injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda dengan pengawet benzalkonium
klorida 0,02 % b/v setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan
sediaan sampai hari ke-28.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan setelah diuji sterilitasnya dapat
dilakukan pengembangan formula pada sediaan injeksi sediaan difenhidramin
hidroklorida dengan pengawet benzalkonium klorida 0,02% b/v sediaan dosis