• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0,5 %b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0,5 %b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik bentuk patogen maupun non patogen, vegetatif, maupun nonvegetatif, dari suatu objek atau material. Sediaan yang termasuk sediaan steril yaitu sediaan obat suntik bervolume kecil atau besar, cairan irigasi yang dimaksudkan untuk meredam luka atau lubang operasi, larutan dialisa dan sediaan biologis seperti vaksin, toksoid, antitoksin, produk penambah darah dan sebagainya. Sterilitas sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah (Ansel, 1989).

Efektifitas dipengaruhi oleh jumlah mikroorganisme dan pengambilan Obat tidak aseptis. Berdasarkan hasil penelitian evaluasi penggunaan sediaan farmasi intravena untuk penyakit infeksi penderita rawat inap periode Oktober-Desember 2005 pada salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung diperoleh salah satu data bahwa pelaksanaan penyiapan sediaan farmasi intravena sudah dilakukan dengan baik, yaitu adanya kesesuaian antara takaran obat yang direkonstitusi dengan jumlah pelarut yang digunakan, serta persyaratan kompatibilitasnya. Namun, penyiapan sediaan tersebut belum dilakukan dengan teknik aseptis yang baik (Surahman et al, 2008).

Sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida memiliki aktifitas sebagai antihistamin, antiemetik, antispasmodik, dan reaksi ekstrapiramidal karena obat (Depkes RI, 2000). Pemberian injeksi difenhidramin hidroklorida diabsorbsi secara baik dalam tubuh, dan memiliki efek samping sedasi, yang justru menguntungkan pasien yang dirawat di rumah sakit atau pasien yang perlu banyak tidur (Departemen Farter, 2007).

(2)

2

tunggal dirancang untuk menampung sejumlah obat yang dimaksudkan untuk pemberian sebagai suatu dosis tunggal dengan cepat setelah wadah tersebut dibuka (Ansel, 1989).

Wadah dosis ganda dilengkapi dengan penutup karet dan plastik untuk memungkinkan penusukan jarum suntik tanpa membuka atau merusak tutup. Bila jarum ditarik kembali kewadah, lubang bekas tusukan akan tertutup rapat kembali dan melindungi isi dari pengotoran udara bebas. Apabila dinyatakan lain dalam monografi, obat suntik dosis berganda diharuskan mengandung zat pengawet antimikroba, dengan jumlah total yang terdapat dalam sediaan tidak boleh lebih besar dari 30 ml, sehingga dapat membatasi jumlah tusukan yang dibuat pada penutupnya dan dapat terjaga sterilitasnya serta untuk membatasi jumlah pengawet antimikroba yang ada dalam sediaan (Ansel, 1989).

United State Pharmacopea (USP) mempersyaratkan vial dosis ganda untuk injeksi diberikan batas penggunaan 28 hari setelah pengambilan pertama kecuali label produk (dalam bungkusnya) menyatakan sebaliknya. Penggunaan vial dosis ganda harus memperhatikan hal berikut yaitu mematuhi teknik aseptik yang ketat saat penggunaan vial, menggunakan jarum steril baru dan alat suntik baru untuk setiap penggunaannya, menyimpan vial di tempat yang bersih dan terlindung menurut petunjuk pabrik, dan memastikan vial yang kesterilannya terganggu untuk segera di buang (Dolan et al, 2010).

Zat pengawet yang cocok dapat ditambahkan ke dalam injeksi yang diisikan dalam wadah dosis ganda atau injeksi yang dibuat secara aseptik (Depkes RI, 1979). Pengawet yang biasa lazim digunakan dalam sediaan injeksi ada beberapa macam yaitu, Benzil alkohol ( 1%-2%), Klorobutol (0,2%-0,5%), Klorkresol (0,1%-0,2%), Fenil etilalkohol (0,25%-0,5), Fenol (0,5%), Fenil merkurinitrat (0,001%-0,002), Fenil merkuri asetat (0,001%-0,002%), Benzalkonium khlorida (0,01%), Benzethonium khloride (0,01%), Kresol (0,3%-0,5%), metal-p-hidroksibenzoat (0,18%), Thimerosal (0,01%) (Agoes, 2009).

Klorobutanol adalah pengawet yang aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif pada konsentrasi 0,2% - 0,5 % b/v serta aktif sebagai antifungi seperti Candida albicans, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus albus.

(3)

3

Dari uraian diatas telah dilakukan penelitian tentang uji efektifitas pengawet klorobutanol 0,5% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda dengan menggunakan metode pengujian inokulum yaitu dengan menggunakan cara mikrobiologi dengan medium pertumbuhan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang terkait dari uraian latar belakang diatas adalah berapa lama efektifitas klorobutanol 0,5% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda masih mempunyai efektifitas sebagai pengawet setelah ada perlakuan segel kemasan dibuka dan dilakukan penusukan sediaan sampai hari ke-28.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda dengan pengawet klorobutanol 0,5% b/v setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan sediaan sampai hari ke-28 untuk mengetahui efektifitas pengawet dengan uji sterilitas.

1.4 Manfaat Penelitian

(4)

SKRIPSI

KIKI MEGA PUSPITA

UJI EFEKTIFITAS PENGAWET KLOROBUTANOL

0,5% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(5)

ii

Lembar Pengesahan

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL

0,5 %b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

KIKI MEGA PUSPITA NIM: 09040070

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

iii

Lembar Pengujian

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL

0,5 %b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada Tanggal 29 Juni 2013

Oleh :

KIKI MEGA PUSPITA NIM : 09040070

Disetujui Oleh:

Penguji I Penguji II

Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt. Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt

Penguji III Penguji IV

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Y.M.E yang telah memberikan karunia, rahmat, dan keilmuanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Skripsi yang berjudul UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0,5% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA telah selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Skripsi ini penyusun juga disertai berbagai kesulitan dan hambatan. Akan tetapi berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Sugiyartono, MS., Apt. sebagai Pembimbing I dan Arina Swastika Maulita, S.Farm, Apt. sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu maupun dorongan moral memberi arahan-arahan terbaik kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt. dan Engrid Juni Astuti, S.Farm, Apt.sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, masukan, dan kritik yang membangun terhadap penyusunan skripsi ini.

3. Tri Lestari H.,M. Kep., Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku kepala laboratorium program studi farmasi

6. Dian Ernawati,S.Farm.,Apt. Selaku dosen wali

7. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana.

(8)

v

Laboratorium Biomedik: Mas Ferdi, Mbak Susi, dan Mbak Fat yang banyak membantu dan tidak pernah mengeluh selama proses penyusunan skripsi ini. 9. PT. Aditamaraya Farmindo, PT. Brataco, dan PT. Elokarya yang telah membantu dalam penyediaan bahan penelitian sehingga skripsi ini dapat dikerjakan.

10. Kedua Orang tuaku H.Y Adi Rianto dan Andriana Niyati serta adikku Cecillia Diana & Agnes Jesica Natalia, Thank you very much for all. GBU 11. Teman-teman skripsi Steril Hendra Kepala Suku, Badi Cowok Penakut,

Rhima Koki Omelet, Sulis & Citra Duo Macan yg bikin gempar, Riska Bahar, dan Amin_ah. Terimakasih banyak atas kekompakan, kerjasama, semangat ,saran, kritikan, dan masukannya, kalian semua rekan kerja yang luar biasa, tidak kenal lelah, dan tidak tergantikan.

12. FELOGA-KA (firda, eka, lita, ona, gaya, kiki, aminah) kebersamaan kita selama 4 tahun begitu cepat. Tapi jangan sampai persahabatan kita sirna seiring berjalannya waktu. SUKSES BUAT KITA SEMUA

13. Teman-teman angkatan 2009 Program Studi Farmasi UMM.

14. Prastino Ballian Ahmadin yang telah membantuku mengedit naskahku & menemaniku. Thank u my boy friend 

15. Riki Dwi yang slalu bersaing sama aku, inget qt janji wisuda bareng ya!! 16. Tami & Cecek yang udah bantu q jilid naskah semhas secara spiral manual 17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas

bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Tuhan Y.M.E membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.

Malang, 29 Juni 2013

(9)

vi

RINGKASAN

UJI EFEKTIFITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0,5% b/v

PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

Sediaan injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, suntikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lender. Salah satu bentuk sediaan injeksi adalah sediaan injeksi dosis ganda. Sediaan injeksi dosis ganda temasuk sediaan farmasi yang berpeluang terkontaminasi mikroba, sehingga dapat membahayakan kesehatan, kerusakan produk, perubahan estetika, dan perubahan efikasi sediaan. Meninjau dari dfinisi sediaan injeksi dosis ganda, maka injeksi dosis ganda mutlak harus ditambahkan pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat masuk secara tidak sengaja selama atau setelah proses produksi.

Pada penelitian ini pengawet yang digunakan adalah klorobutanol 0,5% b/v pada sediaan injeksi dosis ganda difenhidramin hidrolorida volume 15 ml dengan nomer batch yang sama sebanyak 70 vial. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin hidrolorida dosis ganda dengan pengawet klorobutanol 0,5% b/v setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan sediaan sampai hari ke-28 untuk mengetahui efektifitas pengawet dengan uji sterilitas. Penelitian ini menggunakan metode inokulasi langsung yang mengacu pada prosedur uji sterilitas yang tercantum pada Farmakope Indonesia Edisi IV.

Tahap penelitian yang dilakukan adalah uji kontrol lingkungan, uji kontrol suhu dan kelembaban di luar laminar air flow cabinet (lingkungan penyimpanan sampel), uji ruangan di dalam laminar air flow cabinet sebelum pengujian sterilitas dan saat pengujian sterilitas, pemeriksaan pendahuluan, uji sterilitas media (kontrol negatif), uji fertilitas media (kontrol positif), uji sterilitas sampel serta uji sterilitas blanko.

Pengujian sampel dilakukan secara aseptis di laminar air flow cabinet, sampel diuji sterilitasnya setelah segel kemasan dibuka, dilakukan penusukan pertama pada sediaan serta pengambilan dalam jangka waktu 28 hari. Uji sterilitas sampel dilakukan pada hari ke-1, 7, 14, 21 dan 28 beserta tiga replikasi tiap sampel dan blanko. Sampel yang akan diuji sterilitasnya dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk mengetahui kondisi fisik dan menjamin sediaan yang digunakan sebagai sampel masih dalam keadaan baik. Pengenceran juga dilakukan sebelum uji sterilitas, dengan cara sampel diambil 1 ml dan diencerkan dengan aqua pro injeksi steril untuk menghilangkan pengaruh antibakteri dan antfungi yang ada dalam sediaan injeksi difenhidramin hidrolorida dosis ganda sehingga tidak mempengaruhi hasil. Pengenceran didapat 1 : 4 untuk media

thioglikolat dan kassamino.

(10)

vii

positif pada media thioglikolat ditambah bakteri Pseudomonas aeroginosa

sedangkan kassamino ditambah jamur Candida albicans. Kontrol negatif tidak ada penambahan mikroorganisme kemudian diinkubasi selama 14 hari pada suhu 30-35oC untuk thioglikolat dan 20-25oC untuk kassamino.

(11)

viii

ABSTRAK

UJI EFEKTIFITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0,5% b/v

PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

Penelitiaan mengenai uji efektifitas pengawet klorobutanol dengan konsentrasi 0,5% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda. Pengujian dilakukan dengan metode inokulasi langsung yaitu mengambil sediaan menggunakan spuit injeksi secara aseptis kemudian dimaksukkan ke dalam media thioglikolat dan kassamino. Sebelum dimasukkan ke dalam media sampel diencerkan terlebih dahulu menggunakan aqua pro injeksi steril dengan perbandingan 1 : 4, yang kemudian diinkubasi selama 14 hari pada suhu 30-35oC untuk thioglikolat dan 20-25oC untuk kassamino. Penafsiran hasil dalam penelitian ini dapat dilihat dari kontrol positif yang menunjukkan adanya pertumbuhan mikroba, sedangkan kontrol negatif menunjukkan sediaan tetap steril. Mikroba yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Pseudomonas aeroginosa yang ditambahkan pada media thioglikolat dan jamur Candida albicans yang ditambahkan pada media kassamino. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengawet klorobutanol dengan konsentrasi 0,5% b/v efektif mempunyai daya antibakteri atau mampu mempertahankan sediaan tetap steril dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan sediaan.

(12)

ix

ABSTRACT

EFECTIVITY TEST PRESERVATIVE CHLOROBUTANOL 0,5

% b/v TOWARD PREPARATION INJECTION

DIFENHIDRAMIN HYDROCHLORIC MULTIPLE DOSE

Study about the efectifity test preservative chlorobutanol with concentration 0,5% b/v in the preparation injection difenhidramin HCl multiple dose. The test was done by using the direct inoculation method that is uptaking the preparation using spuit injrction aseptically then put into the thioglikolat and kassamino medium. Before they were put into the sample medium diluted previously by using aqua pro sterile injection with the comparinson 1:4, which were then incubated for 14 days at the temperature 30-35oC for thioglikolat and 20-25oC for kassamino. The result interpretation in this study could be seen from the positive control that swown the presence if microba growth. Meanwhile the negative control shows that the preparation were still sterile. Microba used in this study were bacteria Pseudomonas aeroginosa which were added to the thioglikat medium and fungi Candida albicans for added in the kassamino medium. Data obtained from this study shows that chlorobutanol preservatives with the concentration 0,5% b/v are effective having the antibacterial power and able to keep the preparation sterile in the storage period 28 days after the seal packaging opened and the preparation injected.

(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

2.1 Tinjauan Tentang Sediaan Injeksi Difenhidramin Hidroklorida ... 4

2.1.1 Definisi Sediaan Injeksi ... 4

2.1.2 Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Injeksi ... 4

2.1.3 Tinjauan Farmakologi Sediaan Difenhidramin Hidroklorida ... 6

2.2 Tinjauan Tentang Efektifitas Pengawet ... 7

2.2.1 Definisi Pengawet ... 7

2.2.2 Mekanisme Kerja Pengawet ... 7

2.2.3 Tipe Pengawet ... 8

2.2.4 Pengawet Klorobutanol 0,5% b/v ... 8

2.2.5 Tinajuan Tentang Sifat Fisikokimia Klorobutanol ... 9

2.3 Tinjauan Wadah dan Penutup Sediaan Injeksi ... 10

2.3.1 Definisi dan Macam-Macam Wadah Sediaan Injeksi ... 10

2.3.2 Wadah Dosis Ganda ... 10

(14)

xi

2.4 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 12

2.4.1 Definisi Sterilisasi ... 12

2.4.2 Sterilisasi Uap (Autoklaf) ... 12

2.4.3 Sterilisasi Panas Kering (Oven) ... 12

2.4.4 Sterilisasi dengan Penyaringan ... 13

2.4.5 Sterilisasi Gas ... 14

2.4.6 Sterilisasi dengan Radiasi ... 14

2.4.7 Teknik Aseptik ... 14

2.5 Tinjauan Tentang Sterilitas ... 16

2.5.1 Media Untuk Uji Sterilitas ... 17

2.5.2 Pengambilan Sampel Untuk Uji Sterilitas ... 19

2.5.3 Prosedur Umum ... 19

2.5.4 Metode Uji Sterilisasi ... 21

2.5.5 Kontrol dalam Uji Sterilitas ... 22

2.5.6 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 24

2.5.7 Mikroorganisme yang Digunakan ... 24

2.5.8 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Injeksi oleh Mikroba ... 26

2.5.9 Sumber-Sumber Kontaminasi Mikroorganisme ... 28

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 30

3.1 Uraian Kerangka Koseptual ... 30

3.2 Skema Kerangka Konseptual ... 32

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 33

4.1 Desain Penelitian ... 33

4.6 Skema Kerangka Operasional ... 35

4.7 Prosedur Penelitan ... 36

(15)

xii

4.7.2 Prosedur Pembuatan Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl ... 36

4.7.3 Menyiapkan unit Laminar Air Flow ... 37

4.7.4 Kontrol Ruangan LAFC ... 37

4.7.5 Kontrol Ruangan diluar LAFC ... 37

4.7.6 Kontrol Suhu dan Kelembapan Lingkungan diluar LAFC ... 37

4.7.7 Penyiapan Media ... 38

4.7.8 Uji Sterilitas Pendahuluan ... 38

4.7.9 Pembukaan Segel Kemasan dan Penusukan ... 38

4.7.10 Pengambilan Sampel ... 39

4.7.11 Inokulasi Sampel ... 41

4.7.12 Penghitungan Koloni ... 40

4.7.13 Uji Fertilitas Media ... 41

4.7.14 Uji Sterilitas Media ... 41

4.8. Pengamatan dan Penafsiran Sampel Uji ... 42

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 43

5.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan diluar LAFC ... 43

5.2 Hasil Uji Kontrol Suhu dan Kelembaban ... 44

5.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Sebelum Uji Sterilitas ... 44

5.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Saat Uji Sterilitas ... 45

5.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 46

5.6 Hasil Uji Kontrol Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 46

5.7 Hasil Uji Kontrol Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 48

5.8 Hasil Uji Sterilitas Sampel dan Blanko ... 50

BAB 6 PEMBAHASAN ... 53

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

7.1 Kesimpulan ... 57

7.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Pengawet yang Digunakan ... 8

II.2 Klasifikasi Ruangan Steril ... 15

II.3 Perlengkapan dan Kandungan Kuman Dari Manusia ... 16

II.4 Volume Pengambilan Sampel ... 19

II.5 Jumlah Volume dan Media Untuk Bahan Cair ... 20

IV.1 Pengambilan Sampel diluar LAFC ... 39

IV.2 Pengambilan Sampel Uji ... 39

V.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Penyimpanan Sampel ... 43

V.2 Hasil Uji Kontrol Suhu dan Kelembaban Lingkungan Penyimpanan ... 44

V.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum Pengujian sterilitas ... 45

V.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Saat Pengujian Sterilitas ... 46

V.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 46

V.6 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 47

V.7 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 48

V.8 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda dengan Pengawet Klorobutanol 0,5% b/v Setelah Penusukan Satu Kali dan Blanko Pada Media Thioglikolat ... 51

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Rumus Bangun Difenhidramin Hidroklorida ... 6

2.2 Rumus Bangun Klorobutanol ... 9

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 32

4.1 Skema Kerangka Operasional ... 35

5.1 Cawan Petri Sebelum Uji Sterilitas ... 44

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 60

2 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... 61

3 Sertifikat Pengawet ... 62

4 Sertifikat Bahan Aktif ... 63

5 Sertifikat Jamur Candida albicans ... 64

6 Sertifikat Bakteri Pseudomanas aeruginosa ... 65

7 Perhitungan Bahan Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl ... 66

8 Tabel Hasil Sterilitas Sampel... 67

9 Tabel Hasil Pengamatan Uji Inaktivasi Sampel Sediaan Difenhidramin HCl Pada Media Thioglikolat ... 68

10 Tabel Hasil Pengamatan Uji Inaktivasi Sampel Sediaan Difenhidramin HCl Pada Media Kassamino ... 69

11 Foto Hasil Pengamatan Uji Sterilitas Sampel dan Blanko Media Thioglikolat ... 70

12 Foto Hasil Pengamatan Uji Sterilitas Sampel dan Blanko Media Kassamino ... 75

13 Foto Vial Sediaan ... 80

14 Foto Lingkungan Tempat Penyimpanan Sampel ... 81

15 Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan diluar LAFC ... 82

16 Foto Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Sebelum Uji Sterilitas ... 83

17 Foto Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC Saat Uji Sterilitas ... 86

18 Foto Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur yang Ditanam Pada Media ... 89

19 Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas Media ... 90

(19)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB, hal 1-5,8-16,19-21, 55-62, 95-99, 143, 223-234, 241-243,259

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibraim). Edisi keempat, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, hal 176- 177. 399- 400, 411- 417. 423, 433- 434.

Buchanan, R. a, 1974 Bergey's Manual of Determinative Bacteriologi.

Baltimore : The Williams and Wilkins Co,.

Cooper and Gunn's. 1972. Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth Edition. Ptman Medical, pp: 300-549

Denyer, P. R. 2007. Guide to Microbiological Control in Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York : CRC Press. Pp: 92-94.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta, hal 889-890.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta, hal 9-10, 885-862, 891.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Suplemen I Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta, hal 1512-1514

Dolan, S.A. et al., 2010. AJIC Special Article APIC Position Paper: Safe Injection, Infution, and Vial Practices in Health Care. Washington DC, pp: 168-170

Gerland K, e. a. 2011. AHFS DRUG INFORMATION ESSENTIALS.

Bethesda, Maryland : American Society of Health-System Pharmacists .

Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal 102-140.

Jawetz., E., Melnick J.L Adelberg E.A., 1992. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan (alih bahasa: Gerard Bonang). Edisi ke-16, Jakarta: EGC, hal 263-264, 382-385

Lachman, H.A., Leon L., 1993. Pharmacetical Dosage Forms. 2nd Edition . New York : Marcell Dekker, INC, pp: 24

(20)

xvii

Remington, J. 1995. The Science and Pharmacy. Easton, penssylvania : Mark Publishing Company.P :1285

Rowe, C.R., 2009. Handbook Of Pharmaceutical Exipients. 6th Edition. London: Pharmaceutical Press, pp: 166

Surahman, Emma, dkk., 2005. Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi Intravena untuk Penyakit Infeksi Pada Salah Satu Rumah sakit di Kota Bandung. Majalah Ilmu Kefarmasian ISFI. Vol V. No 1,April 2008, 21-29. hal 37-38

Sweetman, s. e. 2009. Martindale's Drugs Restricted in Sport Pocket Companion. Pharmaceutical Press, pp: 577

Sylvia T. pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. yogyakarta : Penerbit Erlangga Turco, S, 1997. Steril Dosage Form. 2nd Edition. Philadelphia : LEA &

FEBIGER, hal 11

USP 32 – NF 27 2009. United States Pharmacopeia and The National

Formulary.Rockville (MD): The United States Pharmacopeial Convention. Voight, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta: Gadjah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam formulasi sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda ini digunakan pengawet benzil alkohol 1% v/v dan sediaan disterilkan dengan panas basah (autoklaf)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengawet klorobutanol dengan kadar 0.35% b/v telah memenuhi persyaratan USP yaitu

Hasil penelitian yang diperoleh adalah uji inaktivasi pengawet klorobutanol 0,5% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda didapatkan tingkat perbandingan untuk media

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa efektivitas klorobutanol sebagai pengawet dengan kadar 0,2% b/v mampu mempertahankan

Pada penelitian ini tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana efektivitas benzil alkohol 1% v/v dapat mempertahankan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin

Sampel diambil sebanyak 5 kali dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama, sebelum dimasukkan kedalam

Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa untuk uji inaktivasi pengawet klorobutanol 0,2% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda didapatkan tingkat

Dalam formulasi sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda ini digunakan pengawet benzil alkohol 1% v/v dan sediaan disterilkan dengan panas basah (autoklaf)