• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

SULISTIA WATI

STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v

PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS

GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2%

b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS

GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

SULISTIA WATI NIM: 09040096

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

iii

Lembar Pengujian

STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2%

b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS

GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada Tanggal 29 Juni 2013

Oleh :

SULISTIA WATI NIM : 09040096

Disetujui Oleh:

Penguji I Penguji II

Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt

Penguji III Penguji IV

(4)

iv KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

berjudul “STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v

PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Tidak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu memberikan bantuan serta bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt sebagai dosen pembimbing I dan Arina

Swastika Maulita, S.Farm., Apt sebagai Pembimbing II yang dengan tulus

ikhlas, penuh kesabaran dan ketelatenan dalam membimbing selama

penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Drs. H. Achmad Inoni., Apt dan Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt sebagai

Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun

demi perbaikan skripsi ini.

3. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Sovia Aprina Basuki, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium Formulasi

Sediaan Steril, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan

fasilitas Laboratorium dalam penelitian skripsi ini.

6. Siti Rofida, M.Si., Apt. sebagai Dosen Wali yang telah memberikan

bimbingan, nasehat dan arahan selama mengikuti pendidikan di Program

(5)

v 7. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama

saya mengikuti program sarjana.

8. Laboran Laboratorium Mas ferdi dan Mbak Fat yang telah banyak

membantu selama penelitian berlangsung.

9. Kedua Orang tuaku tercinta dan kakak-kaka’ku. Terimakasih banyak atas kasih sayang, kesabaran, keikhlasan, semangat, nasehat, kesabaran,

dukungan moral maupun materi dan do’a tulus tiada tara yang telah diberikan. Segala apapun yang saya raih tidak akan mampu membalas

semua yang telah kalian berikan kepadaku selama ini.

10. Teman-teman skripsi Steril: Mas Hendra sumargo, Blehku mak citra, Papah

Badi mirdad, Dude ucil rizka, Dude Rhima, Aminah pinkpink, dan Kiki

mega. Terimakasih banyak atas semangat, kerjasama, saran, kritik, dan

masukannya, sekalipun pernah beda pendapat dan salah paham. Kalian

memang luar biasa.

11. Teman-teman kost E220: Mak cik, emak intan iwul, dan bibik afika.

Terimakasih telah menjadi keluarga baru yang menemani dan membantu

belajar, memberi semangat dan dukungan selama ini.

12. Teman-teman angkatan 2009 Farmasi UMM terimakasih atas persahabatan

kita selama 4 tahun ini. Semoga masih bisa seperti ini dan tetap dekat

seperti keluarga.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas

bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam

penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan

Saudara sekalian dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

dan pembaca. Amiin.

Malang, Juni 2013

Sulistia Wati

(6)

vi

RINGKASAN

STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA

DENGAN METODE PENGENCERAN

Penggunaan sediaan injeksi dalam wadah dosis ganda, frekuensi pengambilannya dilakukan secara berulang sehingga dimungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba pada waktu pengambilan. Untuk menjaga sterilitas sediaan, maka dalam sediaan injeksi dosis ganda perlu ditambahkan pengawet. Pengawet yang digunakan dalam penelitian ini adalah klorobutanol 0,2% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida. Akan tetapi, dengan adanya pengawet dalam sediaan akan mempengaruhi uji sterilitas yang akan dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan inaktivasi pengawet untuk menghilangkan pengaruh efek pengawetnya sebelum dilakukan uji sterilitas sampel.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengenceran yang dibutuhkan dalam menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,2% b/v serta mengetahui hasil uji sterilitas terhadap sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda. Uji ini dilakukan dengan suatu metode yakni pengenceran sediaan dalam sejumlah media yang cukup dengan berbagai tingkat perbandingan. Untuk menghilangkan pengaruh daya antibakteri dan antifungi dilakukan pengenceran sediaan menggunakan aqua pro injeksi dengan perbandingan 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 yang diinokulasikan ke dalam media thioglikolat cair dengan penambahan bakteri

Pseudomonas aeruginosa dan media kasamino dengan penambahan jamur

Candida albicans, dilakukan replikasi sebanyak 3 kali, kemudian diinkubasi pada suhu yang sesuai dan diamati selama 14 hari. Hasil pengamatan dibandingkan dengan indikator pembanding, yaitu kontrol positif dan kontrol negatif.

Sampel sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda bervolume 15 ml diambil secara acak sebanyak 4 vial untuk dilakukan uji sterilitas. Sampel terlebih dahulu diencerkan dengan menggunakan aqua pro injeksi sesuai hasil uji inaktivasi yang telah didapatkan sebanyak 1 ml ke dalam tabung yang berisi media thioglikolat dan media kasamino, kemudian diinkubasi pada suhu yang sesuai dan diamati selama 14 hari. Hasil pengamatan dibandingkan dengan indikator pembanding, yaitu kontrol positif dan kontrol negatif. Semua pengujian sampel dilakukan secara aseptis dalam Laminar Air Flow Cabinet dengan media agar sebagai kontrol lingkungan.

(7)

vii

ABSTRACT

THE STUDY OF INACTIVATION PRESERVATIVE CHLOROBUTANOL 0,2% w/v ON INJECTION PREPARATIONS MULTIPLE DOSE

DIPHENHYDRAMINE HCl WITH DILUTION METHOD

The usage of injection preparation in the multiple dose, its extraction frequency was done repeatedly, so it was prone to be contaminated by microorganism in the mean time. To kept the preparation sterile, then in the injection preparation multiple dose need some preservatives. By adding preservatives in the injection preparation multiple dose, it would affect the quality control of preparation, especially with the sterilization test. The study aims to define the rate of dilution which was needed to inactivate preservative chlorobutanol 0,2% w/v and find the results of sterilization test in the preparation of injection multiple dose diphenhydramine HCl. Inactivation test was conducted by diluting sample using aqua pro injection sterile with the level of comparison 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5, replicated three times and observed for 14 days. Test media which was used were liquid thioglicolat media with the bacterium Pseudomonas aeruginosa and kasamino media with the fungi test Candida albicans. Thereafter, we were conduction sample sterilization test for 4 vials that were taken randomly and observed for 14 days. All the tests were conducted aseptically in the Laminar Air Flow Cabinet by nutrient broath as the environtment control. The result of the study was the test of the inactivation preservative chlorobutanol 0,2% w/v in the preparation injection diphenhydramine HCl multiple dose, got dilution rate for the thioglikolat media 1:1 and kasamino media 1:1. While for sterilization test, the result were sterile for the preparation

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... ... ... vi

ABSTRAK ... ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tinjauan Tentang Sediaan Injeksi ... 4

2.1.1Definisi Sediaan Injeksi ... 4

2.1.2Karakteristik Khusus dan Persyaratan Sediaan Injeksi ... 4

2.1.3Bentuk Sediaan Injeksi ... 5

2.1.4Klasifikasi Sediaan Injeksi ... 6

2.1.5Keuntungan dan Kerugian Pemberian Obat Secara Parenteral ... ... 6

2.1.6Wadah Sediaan Injeksi ... 8

2.2 Tinjauan Difenhidramin HCl ... 9

2.2.1 Tinjauan Sifat Fisiko Kimia Difenhidramin HCl ... 9

2.2.2 Tinjauan Farmakologi Difenhidramin HCl ... 10

2.3 Tinjauan Klorobutanol ... 12

(9)

ix

2.3.2 Mekanisme Kerja Pengawet ... 12

2.3.3 Tinjauan Pengawet ... 12

2.4 Tinjauan Pembawa (Aqua Pro Injeksi Steril) ... 14

2.5 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 15

2.5.1 Definisi Sterilisasi ... 15

2.5.2 Alasan Melakukan Sterilisasi ... 15

2.5.3 Metode Sterilisasi Uap (Lembab Panas) ... 15

2.6 Tinjauan Tentang Mikrobiologi ... 16

2.6.1Jenis mikroorganisme yang umum terdapat sebagai kontaminan ... 17

2.6.2Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ... 18

2.6.3Bahan Penghambat Pertumbuhan ... 20

2.6.4Sumber-Sumber Kontaminasi Mikroorganisme ... 20

2.6.5Mikroorganisme Percobaan ... 22

2.7 Tinjauan Tentang Uji Inaktivasi Pengawet ... 24

2.8 Tinjauan Tentang Uji Sterilitas ... 24

2.8.1Media Untuk Uji Sterilitas ... 25

2.8.2Prosedur Umum ... 27

2.8.3Metode Uji Sterilisasi ... 29

2.8.4Kontrol / Uji Kesesuaian dalam Uji Sterilitas ... 30

2.9 Tinjauan Tentang Teknik Aseptis ... 32

2.10 Pengamatan dan Penafsiran Hasil Uji ... 34

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 36

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 36

3.2 Skema Kerangka Konseptual ... 38

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN... 39

4.1 Desain Penelitian ... 39

4.2 Lokasi Penelitian ... 39

4.3 Waktu Penelitian ... 39

4.4 Bahan dan Alat yang Digunakan ... 39

(10)

x

4.4.2Alat ... 40

4.5 Prosedur Penelitian ... 40

4.5.1Sterilisasi Alat ... 40

4.5.2Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet ... 42

4.5.3Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 42

4.5.4Formulasi ... 43

4.5.5Penyiapan Media ... 44

4.5.6Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 44

4.5.7Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 45

4.5.8Uji Inaktivasi Pengawet ... 45

4.5.9Uji Sterilitas Sampel ... 46

BAB V HASIL PENELITIAN ... 48

5.1 Hasil Uji Efektifitas LAFC sebelum dan saat Uji Inaktivasi ... 49

5.2 Hasil Uji Efektifitas LAFC sebelum dan saat Uji Sterilitas ... 50

5.3 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif)... 51

5.4 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol negatif) ... 51

5.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 52

5.6 Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol ... 52

5.7 Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 55

BAB VI PEMBAHASAN ... 56

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

7.1 Kesimpulan ... 60

7.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Jumlah Volume Bahan dan Media untuk Bahan Cair ... 28

II.2 Jumlah Minimum yang Digunakan untuk Tiap Media... 28

II.3 Jumlah Minimum Bahan yang Diuji Sesuai dengan Jumlah Bahan dalam Bets ... 29

II.4 Galur Mikroba Uji yang Sesuai untuk Penggunaan Uji Fertilitas dan Uji Validasi... 30

II.5 Klasifikasi Ruangan Bersih ... 33

II.6 Perlengkapan dan Kandungan Kuman dari Manusia ... 33

II.7 Batas Mikroba yang Disarankan untuk Pemantauan Area Bersih Selama Kegiatan Berlangsung ... 34

V.1 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air FlowCabinet sebelum dan saat Uji Inaktivasi ... 50

V.2 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air FlowCabinet sebelum dan saat Uji Sterilitas ... 50

V.3 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 51

V.4 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 51

V.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 52

V.6.Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol ... 53

V.6.1. Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol pada Media Thioglikolat ... 53

V.6.2. Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol pada Media Kasamino ... 54

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kimia Difenhidramin HCl ... 9

2.2 Struktur Kimia Klorobutanol ... 12

2.3 Kurva Fase Pertumbuhan Mikroorganisme ... 17

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 38

4.1 Letak Media Agar dalam Unit Laminar Air FlowCabinet ... 42

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 63

2. Surat Pernyataan ... 64

3. Sertifikat Difenhidramin HCl ... 65

4. Sertifikat Klorobutanol ... 66

5. Sertifikat bakteri Pseudomonas aeruginosa ... 67

6. Sertifikat Jamur Candida albicans ... 68

7. Perhitungan Bahan dalam Pembuatan Sediaan... 69

8. Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas Media ... 70

9. Foto Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur yang Ditanamkan pada Media ... 71

10. Foto Sampel Pengujian ... 72

11. Foto Hasil Uji Kontrol LAFC sebelum dan saat Uji Inaktivasi ... 73

12. Foto Hasil Uji Kontrol LAFC sebelum dan saat Uji Sterilitas ... 75

13. Foto Hasil Uji Inaktivasi ... 77

14. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 81

(14)

xiv DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB, hal 13 – 16, 52

Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, hal, 404 - 405, 410 - 418, 423, 426, 433.

Badan Pengawas Obat dan Makanan., 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat

yang Baik, Jakarta : Badan POM, hal : 126 – 129.

Buchanan, R.E dan N.E. Gibbons, 1974. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. The Williams and Wilkins Co. Baltimore.

Buchanan, EC., Schneider PJ., 2010. Peracikan Sediaan Steril, edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal. 17 – 18, 260.

Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York : CRC Press, pp : 92 – 95.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal. 889.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal xiviii, 330 - 331.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2009. Suplemen 1 Farmakope

Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen kesehatan RI, hal 1512 – 1519.

Gunn’s and Cooper., 1975. Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth Edition. Pitman Medical, pp : 300 – 549.

Gunawan SG., 2007. Farmakologi Dan Terapi, edisi 5 (Cetak ulang dengan perbaikan, 2008). Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK-UI, hal 273 – 281.

Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal 102 – 140.

Ikatan Apoteker Indonesia, 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume 46-2011 s/d 2012. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan, hal : 46

(15)

xv Katzung, Betram.G., 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi VI. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal : 271

Lachman. L, Lieberman H.A, Kanig. J.L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia Press, hal 1292. Lukas, S., 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, hal 25, 30, 37.

Notoatmodjo, S, Dr., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, hal. 156.

Pratiwi Sylvia T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga, hal. 2.

Rowe C Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth

edition. London: Pharmaceutical Press, pp. 56 – 58.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, edisi revisi, Jakarta : Binarupa Aksara

Sugiyono., 2008. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, hal 72.

Sweetman, SC., 2009. Martindale, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical Press. pp: 577-578.

Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya., 2003. Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing. hal 12-13, 31–34. Turco, S., 1979. Sterile Dosage Forms. 2nd Edition. Philadelphia : LEA &

FEBIGER, hal 11.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sediaan parenteral merupakan salah satu produk steril, yakni sediaan

terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup

(Lachman & Lieberman, 1994). Salah satu contoh sediaan parenteral yaitu sediaan

injeksi. Sediaan injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi,

atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum

digunakan secara parenteral, suntikkan dengan cara menembus, atau merobek

jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir (Lukas, 2006). Dalam hal

ini, sterilitas sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan

cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi yang dapat terjadi

dengan mudah (Ansel, 2005).

Penggunaan sediaan injeksi dalam wadah dosis ganda (vial), frekuensi

pengambilannya dilakukan secara berulang sehingga dimungkinkan terjadinya

kontaminasi mikroba pada waktu pengambilan. Menurut persyaratan USP sediaan

dosis ganda dipersyaratkan mampu steril hingga 28 hari terhitung sejak penusukan

pertama, sehingga harus terjaga sterilitas sediaan hingga 28 hari. Beberapa usaha

yang dapat dilakukan untuk menjaga sterilitas sediaan dengan wadah dosis ganda

antara lain dengan penambahan pengawet antimikroba (Ansel, 2005).

Bahan antimikroba yang dapat ditambahkan dalam sediaan injeksi salah

satunya adalah klorobutanol. Klorobutanol digunakan pada sediaan parenteral

sebagai pengawet antimikroba pada konsentrasi sampai dengan 0,5% b/v. Efektif

terhadap bakteri gram positif, gram negatif dan beberapa jamur seperti Candida

albicans. Aktivitas klorobutanol adalah lebih bersifat bakteriostatik daripada

bakterisida (Rowe, 2009).

Salah satu contoh bentuk sediaan antihistamin dalam wadah injeksi dosis

ganda yang masih beredar di pasaran adalah difenhidramin hidroklorida. Sediaan

difenhidramin HCl masih sering digunakan di beberapa rumah sakit, puskesmas

dan praktek dokter untuk berbagai keadaan seperti alergi, mual, muntah, batuk

karena alergi dan anafilaksis. Sediaan injeksi difenhidramin HCl terdiri dari

(17)

2

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sediaan injeksi

antihistamin dosis ganda bervolume kecil difenhidramin hidroklorida dengan

penambahan zat pengawet klorobutanol 0,2% b/v yang diformulasikan terlebih

dahulu ke dalam sediaan difenhidramin HCl, kemudian dilakukan pengenceran

dengan berbagai perbandingan sampai didapatkan daya bakteriostatik dari

pengawet hilang.

Menurut Suplemen 1 Farmakope Indonesia edisi IV, bahwa jika bahan uji

mempunyai aktivitas antimikroba, lakukan uji setelah dinetralisasi dengan bahan

penetral yang sesuai atau dengan cara mengencerkan dalam sejumlah media yang

cukup. Oleh karena itu, sebelum dilakukan uji sterilitas sampel, terlebih dahulu

dilakukan uji inaktivasi pengawet.

Uji inaktivasi dapat menggunakan beberapa metode antara lain metode

pengenceran dengan berbagai perbandingan yang sesuai, menetralkan dengan

penetral yang sesuai, dan penyaringan membran. Pada penelitian ini, dilakukan

dengan menggunakan metode pengenceran karena metode ini meupakan metode

yang paling sederhana dan dapat diterapkan pada semua jenis pengawet,

sedangkan metode menetralkan dengan penetral yang sesuai tidak digunakan

karena tidak semua pengawet mempunyai penetral yang sesuai. Demikian pula

pada metode penyaringan membran tidak digunakan karena dinilai sulit, yakni

harus menggunakan alat khusus.

Uji sterilitas merupakan salah satu syarat dari sediaan injeksi terutama

injeksi dosis ganda karena kemungkinan kontaminasi mikroba pada saat

pengambilan berulang (Lukas, 2006). Sehingga diperlukan uji sterilitas yang

dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan adanya mikroorganisme yang hidup

atau mempunyai daya hidup di dalam sediaan farmasi yang telah mengalami

proses sterilisasi. Pengujian sterilisasi harus dilakukan dengan teknik aseptis yang

cocok (Depkes RI, 1979).

Berdasarkan uraian diatas, telah dilakukan penelitian tentang uji inaktivasi

pengawet klorobutanol 0,2% b/v yang ditambahkan pada sediaan injeksi

difenhidramin HCl dosis ganda, dengan menggunakan metode pengenceran. Uji

ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengenceran yang diperlukan untuk

menginaktivasi (menghilangkan) pengaruh pengawet klorobutanol 0,2 % b/v yang

(18)

3

dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan uji sterilitas sediaan injeksi dosis

ganda yang memenuhi persyaratan Farrmakope.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka hal yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah berapakah pengenceran yang

dibutuhkan untuk menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,2% b/v terhadap uji

sterilitas sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat pengenceran yang dibutuhkan

dalam menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,2% b/v serta mengetahui hasil uji

sterilitas terhadap sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat

pengenceran yang dibutuhkan untuk menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,2%

b/v terhadap sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda dan dapat dijadikan

sebagai pedoman untuk melakukan uji sterilitas sediaan injeksi dosis ganda yang

Referensi

Dokumen terkait

ﻲﻣ نﺎﺸﻧ رﺎﻣآ ﻦﻳا ﻪﺑ ﻪﺟﻮﺗ ﻞﻜﺷ ﺖﺑﺎﻗر سﺎﺳاﺮﺑ ﻪﻛ ﺪﻫد ياﺮـﺑ ﺎـﻜﻳﺮﻣآ و ﻪﻴﺳور نﺎﻴﻣ ﻪﺘﻓﺮﮔ ﻪـﻘﻄﻨﻣ هﺎـﮕﻳﺎﺟ ﻪـﺑ ﻪﺟﻮﺗ ﺎﺑ ﻪﻘﻄﻨﻣ يﺎﻫرﻮﺸﻛ رد هدﺮﺘﺴﮔ ذﻮﻔﻧ و رﻮﻀﺣ رد يﺰـﻛﺮﻣ يﺎﻴـﺳآ يا فﺪﻫ ﻖﻘﺤﺗ

ﻪﻧﺎﺧرﺎﻛ ﻞﻜﺷ ﻦﻳا رد ﻲـﻣ نﺎﻤﻴـﺳ يﺎـﻫ ﻧاﻮﺗ ـﻨ هدﺎﻔﺘـﺳا ﺎـﺑ ﺪ ﺎـﺑ ﻪـﺒﻧﺎﺟ ود يﺎـﻫدادراﺮﻗ زا ﺪﻴﻟﻮﺗ هﺪﻨﻨﻛ ي ﺖﻴﻓﺮﻇ هﺎﮔوﺮﻴﻧ ، هدﺮﻛ مﻼﻋا ﺖﻴﻓﺮﻇ كاﺮﺘﺷا سﺎﺳاﺮﺑ ًﻼﺒﻗ ﻪﻛ ﻲﺘﻴﻓﺮﻇ ﺪﻧا .ﺪﻨﻨﻛ يراﺪﻳﺮﺧ

[r]

Placebo Not used Assignment Parallel Other design features Secondary Ids empty Ethics committees 1 Ethics committee Name of ethics committee Ethics committee of Tabriz

This project is of creating an android application for emergency cases which can contacts police station, hospital, fire station and plus line.. However, the application

[r]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

The automatic metal strips pallet stacker is an upgraded of the slitting machine collector for which the cut metal strips from the slitting machine is deposited at the

Atas rahmat dan ridha Allah jugalah, penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka penulisan tesis yang berjudul “PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN LOCUS OF CONTROL

Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN