• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

RIZKA ANNISA PUTRI

UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v

SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI

DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v SEBAGAI

PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

RIZKA ANNISA PUTRI NIM: 09040104

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

iii

Lembar Pengujian

UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v SEBAGAI

PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 29 Juni 2013

Oleh:

RIZKA ANNISA PUTRI NIM: 09040104

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt

Penguji III Penguji IV

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan restu-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “ UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2% b/v SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA “ untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan jenjang strata satu Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak untuk menyelesaikan hambatan dan kesulitan yang saya dapatkan. Untuk itu saya sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tri Lestari H.,M. Kep., Sp.Mat, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing I yang telah mengupayakan ilmu, waktu dan tenaganya untuk membimbing saya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.

4. Arina Swastika Maulita, S.Farm, Apt., selaku dosen pembimbing II telah dengan sabar memberikan kritik dan saran agar tugas akhir ini bisa menjadi lebih baik lagi.

5. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., selaku dosen penguji atas waktu, kritik dan saran yang telah diberikan agar tugas akhir ini menjadi lebih baik lagi.

(5)

v

7. Siti Rofida M.Farm, Apt selaku dosen wali yang sudah memberikan bantuan moril, arahan, dan bimbingan kepada saya selama menjalani studi.

8. H. Yosar Redhani S.T dan Hj. Tuty Mariani yang sudah menjadi orang tua terbaik. Terima kasih atas doa, kepercayaan, cinta serta kasih sayang yang tiada pernah berkesudahan. Seribu kata tidak akan pernah cukup mewakilkan rasa terima kasih ananda kepada kalian.

9. Muhammad Alfi Hidayat, Muhammad Irfan Hidayat, dan Annida Rizky Ramadhanti yang sudah menjadi adik-adik terhebat. Tetaplah menjadi adik-adik yang manis dan membanggakan.

10.(alm) kakek, (alm) nenek, (alm) mamah yati, dan seluruh keluarga besar Taher tanpa terkecuali. Terima kasih sudah memberikan kebersamaan keluarga yang begitu hangat. Kalian adalah sebaik-baiknya tempat kembali saat lelah.

11.Yogi Radiyas Pratama S.T sekeluarga yang sudah memberikan rumah kedua bagi saya dalam menyelesaikan tugas akhir.

12.Lalita Eka Putri, Lis Indrawati, Nurlaila Laga, dan Noor Amali. Sahabat yang sudah menjadi tempat berkeluh kesah dan berbagi tawa. 13.Hendra, Rhima, Citra, Sulis, Badi, Kiki, dan Aminah (Tim Skripsi

Steril). Terima kasih atas bantuan, kerja sama, semangat, dukungan, dan pengertian selama penyusunan skripsi.

14.Seluruh angkatan Farmasi 2009 tanpa terkecuali. Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya selama 4 tahun ini. Bangga sudah menjadi bagian dari keluarga besar Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

15.Seluruh staf dosen, karyawan, dan laboran yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas ilmu dan segala kemudahan yang sudah diberikan selama menempuh perkuliahan.

(6)

vi

Saya sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan tugas akhir ini, sehingga sangat diharapkan adanya masukan dari berbagai pihak agar tugas akhir ini bisa memberikan manfaat dan menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Selamat membaca.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, Juli 2013

Penulis,

(7)

vii

RINGKASAN

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

Sediaan farmasi dalam bentuk wadah dosis ganda berpeluang terkontaminasi mikroba karena pengambilan isinya yang berturut-turut sehingga dapat menyebabkan sediaan rusak dan sangat berbahaya apabila digunakan kembali pada pasien. Untuk meminimalkan kontaminasi mikroba dan menjaga sterilitas sediaan diperlukan tambahan pengawet dalam sediaan injeksi dosis ganda. Dalam penelitian ini akan diuji berapa lama efektivitas pengawet klorobutanol 0,2% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda untuk mempertahankan sterilitas sediaan selama jangka waktu 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama.

Metode yang digunakan adalah metode inokulasi langsung dimana sampel sediaan diambil dengan menggunakan spuit injeksi sebanyak 2 ml dan dilakukan pengenceran dengan perbandingan 1:1 untuk menghilangkan efek antimikroba dalam sediaan, lalu ditanamkan masing-masing 1 ml ke dalam media thioglikolat dan media kasamino. Vial yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 vial, yaitu 15 vial dilakukan sekali penusukan dan 5 vial sisanya digunakan sebagai blanko. Pengujian sampel dilakukan pada hari ke- 1, 7, 14, 21, dan 28 dengan masa inkubasi selama 14 hari. Jika terdapat kekeruhan pada media uji maka sediaan tidak steril, sedangkan jika media uji masih dalam keadaan jernih maka sediaan memenuhi syarat sterilitas.

(8)

viii

ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN

HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

Telah dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas pengawet klorobutanol 0,2% b/v sebagai pengawet pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda dengan menggunakan metode inokulasi langsung yaitu mengambil sediaan menggunakan spuit injeksi dengan cara aseptis untuk dimasukkan kedalam media thioglikolat dan kasamino secara langsung. Vial yang diuji sebanyak 20 vial, yaitu 15 vial dilakukan sekali penusukan sedangkan 5 vial sisanya digunakan sebagai blanko tanpa perlakuan lalu di uji setiap minggu pada hari ke- 1, 7, 14, 21, dan 28. Untuk menghilangkan efek antimikoba maka dilakukan pengenceran dengan perbandingan 1:1 kemudian ditanamkan masing-masing 1 ml ke dalam media thioglikolat dan media kasamino lalu diinkubasi selama kurang lebih 14 hari. Mikroorganisme percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Pseudomonas aeroginosa untuk media thioglikolat dan jamur Candida albican untuk media kasamino. Penafsiran hasil uji sterilitas dapat dilihat dari kontrol positif sebagai indikator adanya pertumbuhan mikroorganisme dan kontrol negatif sebagai indikator sterilnya sediaan yang di uji. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah klorobutanol sebagai pengawet dengan kadar 0,2% b/v efektif mempertahankan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda dengan lima kali pengujian dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pada tutup vial.

(9)

ix

ABSTRACT

EFECTIVITY TEST OF THE PRESERVATIVE CHLOROBUTANOL 0,2% b/v IN THE PREPARATION INJECTION DIFENHIDRAMIN

HYDROCHLORIC ACID MULTIPLE DOSE

This is study about efectivity test of the preservative chlorobutanol 0,2% b/v as the preservatives in the preparation injection difenhidramin hydrochloric acid multiple doses by direct inoculation method, that is taking the preparation using spuit injection aseptically to be put in the thioglicollate and kassamino directly. The test vial were 20, 15 injected once and the remaining 5 were used as blanko without the treatment then tested every week in the 1st, 7th, 14th, 21st, and 28th days. To remove the antimicroba effect we have done dilution with the comparison 1:1 and then we planted each of them 1 ml to the thioglicollate and kassamino, and then were incubated for as long as 14 days. The test microorganism in this study were Pseudomonas aeruginosa bacteria for the thioglicollate and the Candida albican fungi for the kassamino. The interpretation of the sterilization test result, could be seen from the positive control as the indicator the presence of the microorganism growth and negative control as the sterile indicator from the preparation tested. The result from this study were the chlorobutanol as the preservative with the level 0,2% b/v was effective to sustain the sterilization of the preparation injection difenhidramin HCl multiple doses by five times testing in storage period 28 days after the seal packaging openedand injected in the vial caps.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... ... iii

KATA PENGANTAR ... ... iv

RINGKASAN ... ... vii

ABSTRAK ... ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... .... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 4

2.1.1Definisi Sterilisasi ... 4

2.1.2Sterilisasi Uap ... 4

2.1.3Sterilisasi Panas Kering ... 5

2.1.4Sterilisasi Dengan Penyaringan ... 5

2.1.5Sterilisasi Gas ... 5

2.1.6Sterilisasi Dengan Radiasi Pengionan ... 5

2.1.7Tinjauan Tentang Teknik Aseptik ... 6

2.2 Tinjauan Tentang Sediaan Injeksi ... 8

2.2.1 Definisi Sediaan Injeksi ... 8

2.2.2 Persyaratan Sediaan Injeksi ... 9

2.2.3 Keuntungan dan Kelemahan Pemberian Obat Secara Parenteral ... 10

(11)

xi

2.4 Tinjauan Difenhidramin Hidroklorida ... 11

2.4.1 Tinjauan Sifat Fisikokimia Difenhidramin Hidroklorida ... 11

2.4.2 Tinjauan Farmakologi Difenhidramin Hidroklorida ... 12

2.5 Tinjauan Tentang Efektifitas Pengawet ... 13

2.5.1 Definisi Pengawet ... 13

2.5.2 Mekanisme Kerja Pengawet ... 14

2.5.3 Tipe Pengawet ... 14

2.5.4 Pengawet Klorobutanol ... 14

2.5.5 Tinjauan Pembawa (Aqua Pro Injection) ... 17

2.6 Tinjauan Tentang Mikrobiologi ... 17

2.6.1Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme ... 18

2.6.2Sumber-Sumber Kontaminasi Mikroorganisme ... 19

2.7 Tinjauan Tentang Uji Sterilitas ... 21

2.7.1 Media Untuk Uji Sterilisasi ... 21

2.7.2 Pengambilan Sampel Untuk Uji Sterilitas ... 24

2.7.3 Prosedur Umum ... 25

2.7.4 Metode Uji Sterilisasi ... 27

2.7.5 Kontrol Dalam Uji Sterilitas ... 27

2.7.6 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 28

2.8 Tinjauan Tentang Mikroorganisme Uji ... 29

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 30

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 30

3.2 Skema Kerangka Konseptual ... 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN... 33

4.1 Desain Penelitian ... 33

4.2 Lokasi Penelitian ... 33

4.3 Waktu Penelitian ... 33

(12)

xii

4.4.1Bahan dan Alat ... 33

4.4.2Prosedur Pembuatan Sediaan ... 34

4.5 Prosedur Penelitian ... 35

4.5.1 Sterilisasi Alat ... 35

4.5.2 Penyiapan Unit LaminarAir Flow dan Memasukkan Semua Bahan dan Alat ... 35

4.5.3 Kontrol Lingkungan diluar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 35

4.5.4 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembaban diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 36

4.5.5 Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) .... 36

4.5.6 Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda ... 37

4.6 Uji Efektivitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl dosis ganda …... 39

4.6.1 Pemeriksaan Pendahuluan ... 39

4.6.2 Perlakuan ... 39

4.6.3 Pengamatan dan Penafsiran Sampel Uji ... 41

4.7 Skema Kerangka Operasional ... 42

BAB V. HASIL PENELITIAN ... 43

5.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Tempat Penyimpanan Sampel) ... 43

5.2 Hasil Kontrol Suhu dan Kelembaban diluar Laminar Air Flow Cabinet (Tempat Penyimpanan Sampel) ... 44

5.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum Pengujian Sterilitas ... 44

5.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Saat Pengujian Sterilitas ... 45

5.5 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 46

5.6 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 47

(13)

xiii

5.8 Hasil Uji Sterilitas Sampel dan Blanko Menggunakan Pengawet

Klorobutanol 0,2% b/v ... 49

BAB VI. PEMBAHASAN ... 52

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

7.1 Kesimpulan ... 56

7.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman .

II.1 Klasifikasi atau Grade Ruangan Steril ... 7

II.2 Perlengkapan dan Kandungan Kuman Dari Manusia ... 8

II.3 Pengawet dan Konsentrasi yang Biasa Dipakai Dalam Preparat Farmasi ... 14

II.4 Jumlah Minimum yang Digunakan Untuk Tiap Media ... 24

II.5 Jumlah Minimum Bahan yang Diuji Sesuai dengan Jumlah Bahan dalam Bets ... 24

II.6 Jumlah Volume Bahan dan Media Untuk Bahan Cair ... 26

IV.1 Pengambilan Sampel diluar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 40

IV.2 Pengambilan Sampel Uji ... 40

V.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Tempat Penyimpanan Sampel) ... 43

V.2 Hasil Kontrol Suhu dan Kelembaban diluar Laminar Air Flow Cabinet (Tempat Penyimpanan Sampel) ... 44

V.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum Pengujian Sterilitas ... 44

V.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Saat Pengujian Sterilitas ... 45

V.5 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 46

V.6 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 47

V.7 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (Pemeriksaan Fisik Sediaan) ... 48

V.8 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCL Dosis Ganda dengan Pengawet Klorobutanol 0,2% b/v Setelah Penusukan Satu Kali dan Blanko Pada Media Thioglikolat Sealam 28 Hari ... 50

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

II.1 Struktur Kimia Difenhidramin Hidroklorida ... 11

II.2 Struktur Kimia Klorobutanol ... 15

III.1 Skema Kerangka Konseptual ... 32

IV.1 Skema Letak Nutrien Agar di dalam LAFC Sebelum Uji Sterilitas ... 36

IV.2 Skema Letak Nutrien Agar di dalam LAFC Saat Uji Sterilitas ... 37

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas Media ... 61

2. Foto Jumlah Koloni Jamur dan Bakteri yang ditanamkan Pada Media yang digunakan Sebagai Kontrol Positif ... 62

3. Foto Hasil uji kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Sebelum Pengujian Sterilitas ... 63

4. Foto Hasil Kontrol Lingkungan Laminar Air flow Cabinet Saat Pengujian Sterilitas ... 66

5. Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan di luar Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet ... 69

6. Foto Hasil Uji Efektivitas Pengawet Klorobutanol 0,2% b/v Pada Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda ... 70

7. Foto Sampel yang Digunakan Dalam Penelitian ... 76

8. Foto Alat dan Bahan yang digunakan Dalam Penelitian ... 78

9. Daftar Riwayat Hidup ... 83

10. Surat Pernyataan ... 84

11. Perhitungan Bahan Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda dengan Pengawet Klorobutanol 0,2% b/v ... 85

12. Sertifikat Analisis Difenhidramin Hidroklorida ... 86

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB, hal 13 – 16, 52

Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, hal, 404 - 405, 410 - 418, 423, 426, 433.

Badan Pengawas Obat dan Makanan., 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Jakarta : Badan POM, hal : 126 – 129.

Buchanan, EC., Schneider PJ., 2010. Peracikan Sediaan Steril, edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal. 17 – 18, 260.

Cooper and Gunn’s., 1975. Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth Edition. Pitman Medical, pp : 300 – 549.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal. 889.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal xiviii, 330 - 331.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2009. Suplemen 1 Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen kesehatan RI, hal 1512 – 1519. Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in

Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York : CRC Press, pp : 92 – 95.

Gunawan SG., 2007. Farmakologi Dan Terapi, edisi 5 (Cetak ulang dengan perbaikan, 2008). Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK-UI, hal 273 – 281.

Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal 102 – 140.

Ikatan Apoteker Indonesia, 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume 46-2011 s/d 2012. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan, hal : 46

(18)

xviii

Katzung, Betram.G., 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi VI. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal : 271

Lachman. L, Lieberman H.A, Kanig. J.L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia Press, hal 1292.

Lukas, S., 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, hal 25, 30, 37. Notoatmodjo, S, Dr., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta, hal. 156.

Pratiwi Sylvia T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga, hal. 2.

Rowe C Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth edition. London: Pharmaceutical Press, pp. 56 – 58.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, edisi revisi, Jakarta : Binarupa Aksara

Surahman, Emma, dkk., 2005. Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi Intravena untuk Penyakit Infeksi Pada Salah Satu Rumah Sakit di Kota Bandung, Majalah Ilmu Kefarmasian ISFI, Vol. V, No. 1, April 2008, 21 – 39. hal 37-38

Sweetman, SC., 2009. Martindale, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical Press. pp: 577-578.

Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya., 2003. Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing. hal 12-13, 31–34. Turco, S., 1979. Sterile Dosage Forms. 2nd Edition. Philadelphia : LEA &

FEBIGER, hal 11.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Obat suntik didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral (Ansel, 1989). Sediaan parenteral adalah bentuk sediaan untuk injeksi atau sediaan untuk infus. Injeksi dapat dilakukan langsung ke dalam aliran darah, ke dalam jaringan, atau organ (Lukas, 2006). Pada umumnya pemberian dengan cara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang cepat seperti pada keadaan gawat, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan melalui mulut (oral) atau bila obat itu sendiri tidak efektif dengan cara pemberian lain (Ansel, 1989).

Sediaan injeksi ditempatkan di dalam wadah dosis tunggal dan dosis ganda (multiple doses). Wadah dosis tunggal merupakan suatu wadah kedap udara yang mempertahankan jumlah obat steril dengan tujuan pemberian parenteral sebagai dosis tunggal dan yang bila dibuka tidak dapat ditutup rapat kembali dengan jaminan tetap steril. Sedangkan wadah dosis ganda (multiple doses) adalah wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya per

bagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas atau kemurnian bagian yang tertinggal (Lukas, 2006).

(20)

2

lain dengan penambahan antimikroba (Ansel, 1989). Karena pengambilannya dilakukan secara berulang, maka sediaan injeksi dosis ganda diharuskan mengandung zat pengawet antimikroba (antimicrobial preservative) untuk menjaga stabilitas sediaan. Contoh pengawet yang lazim digunakan dalam formulasi sediaan parenteral adalah Benzil alkohol 1% - 2%, klorobutanol 0,2% - 0,5%, dan klorokresol 0,1% - 0,2% (Agoes, 2009).

Klorobutanol adalah salah satu pengawet yang bisa digunakan untuk sediaan injeksi dosis ganda (multiple doses). Klorobutanol terutama digunakan untuk sediaan ophthalmic atau parenteral sebagai pengawet antimikroba sampai dengan konsentrasi 0,5%. Klorobutanol memiliki sifat sebagai antibakteri dan anti jamur. Efektif terhadap resiko adanya bakteri gram positif dan gram negatif dan beberapa jamur seperti Candida albicans, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus albus (Rowe, 2009).

Rumah sakit atau puskesmas di Indonesia dalam penggunaan sediaan dosis ganda masih sangat kurang memperhatikan keaseptisan ruangan, cara pengambilan, serta cara penyimpanan sediaan kembali sehingga sangat rentan terkontaminasi mikroba yang akan menyebabkan sediaan rusak dan sangat berbahaya apabila digunakan kembali pada pasien.Berdasarkan hasil penelitian evaluasi penggunaan sediaan farmasi intravena untuk penyakit infeksi penderita rawat inap periode Oktober-Desember 2005 pada salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung, diperoleh salah satu data bahwa pelaksanaan penyiapan sediaan farmasi intravena sudah dilakukan dengan baik, yaitu adanya kesesuaian antara takaran obat yang direkonstitusi dengan jumlah pelarut yang digunakan serta persyaratan kompatibilitasnya. Namun, penyiapan sediaan tersebut belum dilakukan dengan teknik aseptis yang baik (Surahman et al, 2008). Oleh karena itu perlu dilakukan uji untuk mengetahui adanya kontaminasi yang terjadi selama penggunaan sediaan injeksi dengan penusukan sekali dan penyimpanan 28 hari.

(21)

3

bagaimana efektivitas klorobutanol sebagai pengawet pada konsentrasi 0,2%. Sementara itu pengaruh biobarden juga sangat mempengaruhi efektifitas dari suatu pengawet karena biobarden adalah populasi dari mikroorganisme yang dapat hidup pada bahan baku hingga pada komponen suatu produk akhir (Booth, 2001), sehingga jika populasi biobarden tinggi maka akan sangat berpengaruh terhadap keefektifan atau kemampuan suatu pengawet dalam melawan mikroorganisme.

Berdasarkan uraian diatas maka telah dilakukan penelitian untuk mengetahui berapa lama klorobutanol 0,2% b/v masih mempunyai efektivitas sebagai pengawet setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda sampai hari ke-28

1.2Rumusan Masalah

Hal yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan uji untuk mengetahui berapa lama klorobutanol 0,2% b/v masih mempunyai efektivitas sebagai pengawet setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda sampai hari ke-28.

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda dengan menggunakan pengawet klorobutanol 0,2% b/v serta untuk meyakinkan ada tidaknya kontaminasi setelah segel terbuka dan dilakukan penusukan pertama.

1.4Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Setiap kali sampel diambil sebanyak 0,5 ml di luar laminar air flow cabinet , kemudian sampel dimasukkan dalam laminar air flow cabinet yang telah dikontrol menggunakan plate

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sterilitas sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda dengan pengawet klorobutanol 0,35% b/v terhadap lima kali

Sampel berupa sediaan injeksi Difenhidramin Hidroklorida dosis ganda bervolume 15 ml dimana untuk uji sterilitas sampel diambil secara acak dengan replikasi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat pengenceran yang dibutuhkan untuk menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,35 % b/v

Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa untuk uji inaktivasi pengawet benzalkonium klorida 0,01% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda didapatkan

viii Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pengawet benzalkonium klorida 0,01% b/v efektif dalam mempertahankan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda

Sampel diambil sebanyak 5 kali dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama, sebelum dimasukkan kedalam

Setelah mendapat hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan efektivitas pengawet dari suatu sediaan, sebagai bahan referensi ilmiah dalam melakukan