• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

ANALISA KANDUNGAN NITRAT AIR SUMUR GALI MASYARAKAT DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI DESA

NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

NIM. 051000059 Henni Ompusunggu

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

ANALISA KANDUNGAN NITRAT AIR SUMUR GALI MASYARAKAT DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI DESA

NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 051000059 HENNI OMPUSUNGGU

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 03 Juli 2009 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

dr. Taufik Ashar, MKM

NIP. 132303367 NIP.132058731

Ir. Indra Chahaya S, MSi

(3)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

ABSTRAK

Air merupakan komponen lingkungan yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Sumur gali dangkal merupakan salah satu sarana yang digunakan masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di desa Namo Bintang untuk mengambil air tanah dangkal yang digunakan sebagai sumber air bersih. Air tanah dangkal merupakan air yang paling mudah terkontaminasi oleh rembesan yang berasal dari pelindihan sampah, septick tank, dan kotoran hewan.

Penelitian ini bersifat deskriptif dimana objek penelitian adalah air sumur gali dangkal. Dari masing-masing Kepala Keluarga diambil satu sampel air sumur gali dan dilakukan pemeriksaan kandungan nitrat air sumur gali dangkal di BTKL-PPM Medan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 32 sampel air sumur gali terdapat 26 sampel air sumur gali dangkal yang mengandung nitrat. Dari hasil pengamatan karakteristik sumur gali dangkal terdapat 29 yang tidak memenuhi syarat dan 3 yang memenuhi syarat. Hasil pengamatan jarak TPA sampah terhadap sumur gali terdapat 17 sumur gali (53,1%) yang berada pada jarak < 200 meter dan pada jarak ≥200 meter terdapat 15 sumur gali dangkal. Dari hasil pengamatan jarak septick tank terhadap sumur gali terdapat 4 sumur gali yang berada pada jarak < 10 meter dengan dan 18 sumur gali yang berada pada jarak ≥ 10 meter. Dari hasil pengamatan jarak kandang ternak terhadap sumur gali terdapat 8 sumur yang berada pada jarak < 10 meter dan terdapat 7 sumur gali yang berada pada jarak ≥ 10 meter dari kandang ternak. Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan bahwa terdapat 5 sampel air sumur gali yang mengandung kadar nitrat melebihi baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Permenkes RI No. 416/ Menkes/ Per/ IX/ 1990 yaitu 10 mg/l.

Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemiringan tanah dan struktur tanah dan pengaruhnya terhadap kandungan nitrat dalam air sumur gali.

(4)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Nama

: Henni S. Ompusunggu

Tempat/ Tanggal Lahir

: Sidikalang, 13 Desember 1985

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Kristen Protestan

Status Perkawinan

: Belum kawin

Jumlah Bersaudara

: 6 orang

Alamat Rumah

: Jl. Mesjid Syuhada No. 26 Pasar VI

Padang Bulan-Medan

Riwayat Pendidikan

: 1. SD INPRES NO.033912 Huta Gambir

SIDIKALANG

(1992-1998)

2. SLTP N 1 SIDIKALANG (1998-2001)

3. SMU N 1 SIDIKALANG (2001-2004)

(5)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan Kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Analisa

Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir

Sampah di Desa Namo Bintang Kecamatan pancur batu Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2009”.

Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan baik

yang bersifat moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima

kasih yang tulus kepada :

1. dr Ria Masniari Lubis,MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara .

2. Ir.Indra Chahaya S, MSi selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen

pembimbing skripsi II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. dr. Taufik Ashar, MKM selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah banyak

memberikan motivasi, meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan

(6)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

4. Seluruh dosen di Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan masukan

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. dr.Devi Nuraini Santi, MKes selaku dosen pembimbing Akademik di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Dra.Inggritta R Ginting, Apt, Mkes selaku kepala Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) yang telah

membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

7. Teristimewa kepada Papa (Th. Ompusunggu) dan mama (P. Br Sirait), juga

abang tersayang Fransisco Ompusunggu, kakak tersayang Hesty

Ompusunggu, serta adik-adik tersayang Posma Ompusunggu, Dedi

Ompusunggu, Johannes Ompusunggu. Terima kasih atas dukungan doa, kasih

sayang, serta dukungan materil yang telah diberikan dalam penyelesaian

skripsi ini.

8. Rahman selaku Kepala Desa Namo Bintang yang telah membantu kelancaran

skripsi ini.

9. Peringatten Tarigan yang telah memberi waktu luang demi kelancaran

penelitian.

10.Sahabat-sahabatku yan g terkasih Jessic James L, Monica, Darwina,

Rolamasi, Charles yang telah memberikan dukungan demi kelancaran skripsi

(7)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

11.Teman-teman stambuk 2005 yang telah memberikan dukungan, kebersamaan

dan pengalaman yang tidak terlupakan.

12.Semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Seperti ada pepatah mengatakan ’tak ada gading yang tak retak’. Demikian

juga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi

penyempurnaan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat-Nya atas kita

sekalian. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2009

(8)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Bersih dan Air Minum ... 7

2.2 Sumber Air ... 7

2.2.1 Air Laut ... 7

2.2.2 Air Angkasa... 8

2.2.3 Air Permukaan ... 8

2.2.4 Air Tanah ... 8

2.3 Peranan Air Bagi Manusia ... 9

2.4 Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia ... 10

(9)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

2.6 Bahan Kimia Sebagai Indikator Pencemaran Air ... 17

2.7 Standar Kualitas Air Minum ... 18

2.8 Nitrat ... 19

2.8.1 Sumber Nitrat ... 20

2.8.2 Nitrifikasi ... 21

2.8.3 Sifat Fisik dan Struktur Kimia ... 22

2.8.4 Dosis dan Kadar Normal ... 23

2.8.5 Farmakokinetik ... 24

2.8.6 Klasifikasi ... 25

2.8.7 Gejala dan Manifestasi Klinis ... 26

2.9 Sumur Gali ... 30

2.9.1 Pengertian Sumur Gali ... 30

2.9.2 Persyaratan Konstruksi Sumur Gali... 30

2.10 Kerangka Konsep ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 34

3.2.2 Waktu Penelitian... 35

3.3 Objek Penelitian ... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.4.1 Data Primer ... 35

3.4.2 Data Sekunder ... 35

3.5 Defenisi Operasional ... 35

3.6 Analisa Data ... 36

3.7 Lokasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 37

3.7.1 Lokasi Pengambilan Sampel ... 37

(10)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

3.7.2.1 Penghitungan Besar Sampel ... 37

3.7.2.2 Cara Pengambilan Sampel (Air Sumur Gali) ... 38

3.8 Pemeriksaan Sampel di Laboratorium ... 38

3.8.1 Pemeriksaan Nitrat Secara Kualitatif ... 38

3.8.2 Pemeriksaan Nitrat Secara Kuantitatif ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah ... 40

4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Sumur Gali ... 46

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Observasi Terhadap sumur gali... 51

5.2 Pemeriksaan Nitrat (NO3) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah ... 52

BAB VI KESEIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 54

6.2 Saran ... 56

(11)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air merupakan penentu kesinambungan hidup di bumi karena air selain

dikonsumsi juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak,

mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

bahan-bahan pencemar sehingga dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup

(Darmono, 2001).

Dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang pesat tersebut, sumber

daya air di dunia telah menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Air

merupakan hal pokok bagi konsumsi dan sanitasi umat manusia, untuk produksi

berbagai barang industri, untuk produksi makanan,dll. Dengan kata lain, air

merupakan materi yang sangat menentukan dalam kehidupan dan lingkungan

bukanlah hal yang baru. Air adalah materi essensial dalam kehidupan dimana tidak

ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air.

Air yang masuk dalam tubuh manusia selain perlu cukup jumlahnya, juga

harus sesuai dengan proses hayati. Oleh karena itu diperlukan persyaratan pokok

yakni pesyaratan biologis, fisik dan kimiawi. Dari persyaratan tersebut yang paling

mudah diatasi adalah pencemaran biologi karena umumnya mikroorganisme akan

mati bila air dididihkan. Oleh karena itu dianjurkan untuk merebus air untuk

dikonsumsi. Akan tetapi problem yang serius di negara berkembang adalah masalah

kimiawi pada air bersih seperti deterjen, logam berat, pestisida, dan nitrat tidak dapat

(12)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

dan kesehatan manusia maka air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari khususnya untuk penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan yang diatur

dalam Permenkes RI No.416/ Menkes/ Per/ IX/ 1990 tentang Syarat-syarat dan

Pengawasan Kualitas Air. Dengan kata lain bahwa air yang digunakan atau

dikonsumsi harus memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Air yang terdapat di alam mengandung bahan terlarut maupun

bahan-bahan tersuspensi (Suprihatin, 2002). Begitu juga halnya dengan air yang berasal dari

sumber mata air mengandung komponen-komponen terlarut seperti CO2, O2 , N2 ,

dan bahan-bahan terlarut lainnya yang terbawa dari atmosfer, serta bahan-bahan

terlarut yang berasal dari lingkungan sekitarnya, misalnya adanya NO2 −,

NO3− yang berasal dari limbah pertanian maupun limbah peternakan ataupun

limbah dari rumah tangga di sekitar sumber mata air tersebut.

Salah satu sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat kecil untuk

mengambil air tanah dangkal dan dipergunakan sebagai sumber air minum adalah

sarana sumur gali. Sementara, air tanah dangkal adalah air yang paling mudah

terkontaminasi oleh rembesan yang berasal dari sarana pembuangan air kotor,

jamban, dan kotoran hewan . Pencemaran terhadap air sumur gali ini terutama rentan

terjadi di daerah-daerah pemukiman yang rapat penduduknya misalnya pada

pemukiman kumuh (Ditjen PPM & PLP, 1997).

Penurunan kualitas air tanah ditandai dengan terdeteksinya kehadiran

(13)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

kegiatan manusia seperti pembuangan limbah domestik, pelindihan TPA, dan

penggunaan pupuk yang berlebihan.

Kandungan nitrat yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan gangguan

sistem peredaran darah pada bayi. Penyakit ini disebut gejala bayi biru (blue baby

sydrome) dengan gejala yang khas yaitu terlihat warna kebiruan pada daerah sekitar

bibir dan bagian tubuh. Saul (1990) melaporkan bahwa WHO mencatat 2000 kasus

bayi biru diberbagai negara karena bayi tersebut diberi air minum yang mengandung

20 mg nitrat/L air. Di lain pihak, beberapa peneliti melaporkan bahwa nitrat yang

direduksi oleh flora usus menjadi nitrit sehingga mengakibatkan kanker pada

lambung dan saluran pernapasan (Muller, 1991).

Kadar nitrat yang tinggi di dalam air minum dapat juga menyebabkan

terganggunya sistem pencernaan manusia. Apabila kadar nitrat melebihi 1,0 mg/L di

dalam makanan bayi maka hal ini dapat menyebabkan gejala blue baby yang dapat

menyebabkan kematian. Untuk keperluan konsumsi sehari-hari kadar nitrat dalam air

tidak boleh lebih dari 10 mg/L. Sumber air untuk perikanan akan turun kualitasnya

apabila kadar nitrat lebih dari 0,5 mg/L (Adams, 1999).

Lingkungan Namo Bintang merupakan suatu lokasi yang digunakan untuk

tempat pembuangan akhir (TPA) sampah baik yang bersifat padat, maupun cair yang

sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan sekitar TPA tersebut,misalnya dapat

mencemari sarana sumur gali yang masih banyak digunakan oleh masyarakat desa

Namo Bintang sebagai sumber air yang mereka konsumsi dalam kehidupan

sehari-hari. Peradaban masyarakat dunia yang terus berkembang dengan teknologi yang

(14)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

negatif terhadap penumpukan sampah dari hasil produksinya. Manusia sebagai pelaku

produksi maupun pemakai produk pada kenyataannya belum mampu mengatasi

sampah yang dihasilkannya sendiri, bahkan cenderung acuh tak acuh terhadap

permasalahan sampah yang sudah jelas-jelas mampu menurunkan daya dukung

lingkungan akibat dampak negatifnya menyebabkan pencemaran baik terhadap

air,udara maupun tanah. Oleh karena itu, upaya kebersihan sangatlah penting dengan

tujuan antara lain untuk mewujudkan lingkungan yang saniter melalui pengolahan

sampah yang tentunya memerlukan kerjasama dari berbagai sektor misalnya Dinas

Kesehatan dan Dinas Kebersihan. Hal ini dilakukan agar cara-cara penanganan

sampah mulai dari sumbernya sampai di tempat pembuangan akhir sampah tidak

menimbulkan dampak / resiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan di

sekitar TPA tersebut.

Bahayanya Nitrat bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi dalam kadar yang

tinggi yang terdapat dalam air minum, maka penulis tertarik melakukan penelitian

”Analisa Kandungan Nitrat dalam Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang

di Sekitar TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu, Kab. Deli Serdang Tahun

(15)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahuinya kandungan nitrat dalam air sumur gali masyarakat di

sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Namo Bintang Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang kemungkinan tercemar oleh nitrat yang

berasal dari pelindihan sampah dan sumber pencemaran lain seperti septic tank, dan

kandang ternak.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan nitrat air sumur gali masyarakat desa Namo

Bintang di sekitar TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu, Kab.Deli Serdang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik sumur gali masyarakat desa Namo Bintang

seperti dinding sumur, bibir sumur, jarak sumur terhadap jamban.

2. Untuk mengetahui jarak TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah terhadap

sumur gali masyarakat desa Namo Bintang

3. Untuk mengetahui jarak sumber pencemaran lain seperti septick tank dan

kandang ternak terhadap sumur gali masyarakat desa Namo Bintang

4. Untuk mengetahui kandungan nitrat air sumur gali masyarakat desa Namo

(16)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai Informasi bagi pemerintah/instansi yang terkait agar meningkatkan

upaya penyediaan sarana air bersih.

2. Sebagai informasi kepada masyarakat tentang bahaya nitrat terhadap

kesehatan.

3. Memberi masukan bagi peneliti lainnya mengenai kandungan nitrat air sumur

gali masyarakat desa Namo Bintang di Sekitar TPA Namo Bintang

kec.Pancur Batu Kab.Deli Serdang tentang kandungan nitrat air sumur gali

masyarakat di desa Namo Bintang

4. Untuk menambah pengetahuan penulis Sekitar TPA Namo Bintang

(17)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air Bersih dan Air Minum

Dalam Permenkes RI No.416/ Menkes/ Per/ IX/ 1990 tentang Syarat-Syarat

dan Pengawasan Kualitas Air bahwa yang dimaksud dengan air bersih adalah air

yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan air minum adalah air

yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

2.2 Sumber Air

Pada prrinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang

dinamakan siklus hidrologis. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bagi makhluk

hidupterutama manusia, maka sumber air dapat dibedakan atas 4 bagian (Sutrisno,

1996) yaitu :

2.2.1 Air Laut

Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam

NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat

untuk air minum. Namun demikian, air laut ini dapat juga dipergunakan sebagai

sumber air minum di beberapa negara yang sudah tidak mempunyai sumber air yang

(18)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 2.2.2 Air Angkasa

Air angkasa adalah air yang berasal dari atmosfer, yang terjadi dari proses

evaporasi dari air permukaan dan evapotranspirasi dari tumbuh-tumbuhan oleh

bantuan sinar matahari dan melalui proses kondensasi kemudian jatuh ke bumi dalam

bentuk hujan, salju, ataupun embun. Air angkasa mempunyai sifat tanah (soft water)

karena kurang mengandung garam-garam dan zat-zat mineral sehingga terasa kurang

segar juga boros terhadap pemakaian sabun. Air angkasa juga bersifat agresif

terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir sehingga

mempercepat terjadinya korosi.

2.2.3 Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada

umumnya, air permukaan ini mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya

oleh lumpur, ranting-ranting kayu, kotoran indusri kota, dan sebagainya. Ada dua

macam air permukaan yaitu air sungai dan air rawa/danau.

2.2.4 Air Tanah

Air tanah adalah air yang tersimpan di dalam lapisan batuan yang mengalami

pengisian/ penambahan secara terus menerus oleh alam. Air tanah terdiri atas :

• Air tanah dangkal yaitu air yang terjadi karena proses peresapan air dari

permukaan tanah. Lumpur akan tertahan juga bakteri sehingga air tanah akan

mengandung zat kimia karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur

(19)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

berlangsung terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah. Air tanah ini

digunakan sebagai sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Sebagai

sumber air minum, ditinjau dari segi kualitas agak baik. Tetapi dari segi kuantitas

kurang cukup dan tergantung pada musim.

• Air tanah dalam yaitu air tanah yang terdapat setelah lapisan rapat air yang

pertama. Pengambilan air tanah dalam ini tidak semudah pengambilan air tanah

dangkal. Biasanya air tanah dalam ini berada pada kedalaman antara 200-300m.

Kualitas air tanah dalam lebih baik dari air tanah dangkal karena penyaringannya

lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan unsur-unsur kimia tergantung

pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melelui tanah kapur, maka air menjadi

sadah karena mengandung Ca(HCO3 )2 dan Mg (HCO3 )2 .

• Mata air yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata

air yang berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan

kualitasnya sama dengan air dalam (Sutrisno, 1996).

2.3 Peranan air bagi manusia

Air merupakan zat kehidupan dimana tidak ada satupun makhluk hidup di

planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

65-75% dari berat badan manusia dewasa terdiri dari air. Menurut ilmu kesehatan,

setiap orang memerlukan air minum sebanyak 2,5-3 liter setiap hari termasuk air yang

berada dalam makanan. Manusia bisa bertahan hidup 2-3 minggu tanpa makan tapi

(20)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Adapun kegunaan air antara lain adalah :

a. Air untuk minum

b. Air untuk keperluan rumah tangga

c. Air untuk industri,

d. Air untuk mengairi sawah

e. Air untuk kolam perikanan, dll.(Wardhana, 2001)

2.4 Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia

Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari

200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks

terutama di kota-kota besar yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

1 Ur banisasi Penduduk

Terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota. Lahan

pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan terbatasnya

lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk di desa berbondong-bondong ke

kota besar mencari pekerjaan yang secara tidak langsung membawa dampak

sosial dan dampak kesehatan lingkungan seperti munculnya pemukiman kumuh

di mana-mana.

2 Tempat Pembuangan Sampah

Hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan secara

dumping tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Sistem pembuangan tersebut selain

memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada udara,

(21)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

3 Penyediaan Sarana Air Bersih

Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk

Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk

perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau sumber air lain.

4 Pencemaran Udara

Tingkat Pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas di

kota- kota besar akibat gas buangan kendaraaan bermotor. Selain itu, hampir

setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke negara

tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.

5 Pembuangan Limbah Industi dan Rumah Tangga

Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri

dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan air ditambah dengan

kebiasaan penduduk melakukan MCK di bantaran sungai. Akibatnya kualiatas air

sungai menurun dan apabila digunakan untuk air baku memerlukan biaya yang

tinggi.

6 Bencana Alam/ Pengungsian

Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di

Indonesia mengakibatkan bertambahnya masalah kesehatan lingkungan di

Indonesia.

7 Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan masalah

baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin tempat pemukiman,

(22)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran udara,

air, tanah serta masalah sosial lain. (Chandra, 2007)

2.5 Pencemaran Air

Dewasa ini, air menjadi menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang

seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik ataupun yang sesuai dengan

standar tertentu, saai ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak

tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari

rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,

bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam

bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh

meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih

dan bebas dari polusi, air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut CO2 , O2 ,

N2 serta bahan-bahan tersuspensi dan partikel-partikel lainnya yang trerbawa dari

atmosfer.

Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal

seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut

dalam jumlah yang tinggi disebut air sadah. Air minumpun bukan merupakan air

murni. Meskipun bahan – bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkang

dari air tersebut, tapi air minum mungkin masih mengandung komponen-komponen

(23)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 2.5.1 Polutan Air

Ciri-ciri air yang mengalami polusi atupun tercemar sangat bervariasi

tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi.

Polutan air dapat dikelompokkan atas 9 group berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya

yaitu sebagai berikut :

1 Padatan

2 Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (Oxigen demanding wastes)

3 Mikroorganisme

4 Komponen Organik sintetik

5 Nutrien tanaman

6 Minyak

7 Senyawa anorganik dan mineral

8 Panas

9 Bahan Radioaktif

Pengelompokan tersebut di atas bukan merupakan pengelompokan yang baku

karena suatu jenis polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu

kelompok. Contoh bakteri dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok yaitu

dapat dimasukkan dalam kelompok mikroorganisme maupun kelompok padatan

karena bakteri merupakan padatan tersuspensi. Contoh yang lain misalnya logam

berat sering dimasukkan ke dalam kelompok senyawa anorganik tapi juga merupakan

(24)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 2.5.2 Indikator Pencemaran Air

Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak diperlukan pengujian

untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi

penyimpangan dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan

dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya :

1 Nilai pH, Keasaman dan alkalinitas

2 Suhu

3 Warna, bau, rasa

4 Jumlah padatan

5 Nilai BOD/ COD

6 Pencemaran mikroorganisme patogen

7 Kandungan Minyak

8 Kandungan logam berat

9 Kandungan bahan radioaktif

2.5.2.1 Perubahan Suhu Air

Kenaikan suhu air akan menimbulkan baberapa akibat sebagai berikut :

1 Jumlah oksigen terlarut dalam air menurun

2 Kecepatan reaksi kimia meningkat

3 Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu

4 Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin

(25)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

2.5.2.2 Perubahan Warna, Bau dan Rasa Air

Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di rawa-rawa

berwarna kuning, coklat atau kehijauan, air sungai biasanya berwarna kuning

kecoklatan karena mengandung lumpur, dan air buangan yang mengandung besi/tanin

dalam jumlah tinggi berwarna coklat kemerahan. Warna air yang tidak normal

biasanya menunjukkan adanya polusi udara. Warna air dapat dibedakan atas dua

macam yaitu warna sejati (true colour) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut

dan warna semu (apperent colour) yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan

terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi termasuk diantaranya yang

bersifat koloid.

Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebakan oleh

bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan air baik yang hidup atau

yang sudah mati. Air yang berbau sulfit dapat disebabkan oleh reduksi sulfat dengan

adanya bahan-bahan organik dan mikroorganisme anaerobik.

Air yang normal sebenarnya tidak memiliki rasa. Timbulnya rasa yang

menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi dan rasa yang menyimpang

tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air

jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau tidak normal juga dianggap mempunyai

rasa yang tidak normal. Sebagai contoh, bau fenol dari air buangan yang berasal dari

pabrik gas, petroleum dan plastik juga dianggap mempunyai rasa fenol dan bau klor

karena adanya senyawa khloramin juga dianggap mempunyai rasa khlor (Fardiaz

(26)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

2.5.2.3 Timbulnya Endapan, Koloidal dan Bahan Terlarut

Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari bahan buangan industri

yang berbentuk padat. Bahan Buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak

dapat larut sempurna akan mengendap di dasar sungai dan dan yang dapat larut

sebagian akan menjadi koloidal. Sebelum endapan sampai ke dasar sungai, akan

melayang di dalam air bersama koloidal. Endapan dan koloidal yang melayang di

dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari sehingga proses fotosintesis

tidak dapat berlangsung. Akibatnya, kehidupan mikroorganisme terganggu.

2.5.2.4 Mikroorganisme

Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari

kegiatan industri yang dibuang ke air lingkungan baik sungai, danau maupun laut.

Kalau bahan buangan yang harus didegradsi cukup banyak, berarti mikroorganisme

akan ikut berkembang biak.

2.5.2.5 Meningkatnya Radioaktivitas Air Lingkungan.

Akhir-akhir ini pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

nuklir dalam berbagai bidang kegiatan sudah banyak dijumpai. Aplikasi teknologi

nuklir antara lain dapat dijumpai pada bidang kedokteran, farmasi, biologi, pertanian,

hidrologi, pertambangan, industri dan lain-lain.

Mengingat bahwa zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam

kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik melalui efek langsung

maupun efek tertunda, maka tidak dibenarkan dan sangat tidak etis bila ada yang

(27)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

radioaktivitas lingkungan sudah ada sejak terbentuknya bumi ini, namun kita tidak

boleh menambah radioaktivitas lingkungan (Wardhana, 2001).

2.6 Bahan Kimia Sebagai Indikator Pencemaran Air a. Klorida

Semua sumber air yang ada termasuk air hujuan mengandung zat klorida. Zat

klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dengan mengukur

terlebih dahulu kadar klorida pada sumber air yang diperkirakan tidak mengalami

pencemaran di sekitar lokasi sumber air yang akan diperiksa. Jika hasil

pemeriksaan menunjukkan kadar klorida lebih tinggi dibandingkan dengan

sumber air sekitarnya dapat dipastikan bahwa sumber air tersebut tercemar.

b. Amonia Bebas

Amonium bebas merupakan hasil proses dekomposisi bahan-bahan organik.

Keberadaan amonia bebas dalam sumber air menunjukkan adanya pencemaran

oleh kotoran binatang atau manusia. Batas amonia yang diperbolehkan

<0,05mg/L dalam air minum.

c. Amonia Albuminoid

Amonia albuminoid merupakan bagian dari proses dekomposisi benda-benda

organik yang belum mengalami oksidasi. Sumber air tanah tidak boleh

mengandung amonia albuminoid. Batas yang diperbolehkan adalah 0,1mg/l.

d. Nitrit

Dalam keadaan normal, nitrit tidak ditemukan dalam air minum kecuali dalam air

(28)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

e. Nitrat

Adanya nitrat dalam sumber air minum menunjukkan adanya bekas pencemaran

yang lama dan batasan yang diperbolehkan tidak lebih dari 10mg/l.

f. Oxygen Adsorbed

Kadar oksigen yang diabsorpsi oleh air dapat digunakan sebagai approximate test

terhadap kadar oksigen yang diabsorpsi oleh bahan-bahan organik dalam air.

Kadar Oksigen yang diabsorpsi oleh air pada temperatur 370 C dalam waktu 3

jam tidak boleh > 1mg/l.

g. Dissolved Oxygen

Kadar oksigen yang dilepaskan oleh air tidak boleh < 5mg/l

(Chandra, 2007)

2.7 Standar Kualitas Air Minum

Saat ini dikenal beberapa standar kualitas air minum, baik yang bersifat

Nasional maupun Internasional. Standar kualitas air yang bersifat Nasional hanya

berlaku bagi sutu negara yang menetapkan standar tersebut sedangkan yang bersifat

Internasional berlaku bagi negara yang belum memiliki atau menetapkan standar

kualitas secara tersendiri.

Standar kualitas air minum bagi negara Indonesia terdapat dalam Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 01/ BIRHUKMAS/ I/ 1975 tentang syarat-syarat dan

(29)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Beberapa standar kualitas air minum lainnya antara lain :

1 World Health Organization’s European Standards For Drinking Water, 1961.

2 World Health Organization’s International Standards For Drinking Water, 1963.

3 Public Health Service Drinking Water Standard, 1962.

4 American Water Works Association’s Quality Goals For Potable Water, 1968.

Adapun Parameter penilaian kualitas air minum yang tercantum pada berbagai

peraturan tentang Estándar koalitas air minum tersebut di atas khususnya yang tertera

dalam Permenkes RI No.01/ BIRHUKMAS/ I/ 1975, yaitu :

- pengaruh adanya unsur-unsur tersebut dalam air

- sumber/ asal unsur-unsur tersebut

- beberapa sifat yang perlu diketahui dari unsure tersebut

- efek yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan manusia

- alasan mengapa unsur tersebut dicantumkan dalam standar kualitas.

(Sutrisno, 2006)

2.8 Nitrat

Adanya nitrat ( NO3 ) dalam air adalah berkaitan erat dengan siklus nitrogen

dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari

N2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk (fertilizer) yang digunakan dan dari oksidasi

NO2 − oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Nitrat yang terbentuk dari

proses-proses tersebut merupakan pupuk bagi tanaman. Nitrat yang lebih dari yang

(30)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

tanah, sebab tanah tidak memiliki kemampuan untuk menahannya yang

mengakibatkan konsentrasi Nitrat pada air tanah relatif tinggi (Sutrisno, 2006).

2.8.1 Sumber Nitrat

Sumber pencemaran nitrat dalam air umumnya berasal dari limbah industri,

septic tanks, limbah hewan (misalnya burung dan ikan), dan limbah dari angkutan air

(perahu, kapal, dan lain-lain). Selain itu limbah dari lahan-lahan pertanian akibat

aktivitas pemupukan, penggunaan pestisida, dan lain-lain memberikan kontribusi

yang sangat besar terhadap polusi nitrat di dalam air permukaan (surface water) dan

air bawah tanah (groundwater) (Steenvoorden, 1989).

Nitrat yang terdapat di dalam sumber air seperti air sumur dan sungai

umumnya berasal dari pencemaran bahan-bahan kimia (pupuk urea, ZA, dan

lain-lain) di bagian hulu. Pencemaran ini disebabkan oleh tingkat kehilangan pupuk N

yang tinggi, diantaranya melalui proses pencucian dan aliran permukaan. Besarnya

kehilangan dari pupuk N yang diberikan, diperkirakan sekitar 20-40 % di India, 37 %

di California, 68 % di Lousiana, 25 % di Filipina, dan 52-71 % di Indonesia

(Ismunadji dan Roechan, 1988).

Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang

merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air

menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi

ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat

dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling

(31)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah

organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air.

Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah

bermigrasi dengan air bawah tanah.

Pada daerah dimana pupuk nitrogen secara luas digunakan, sumur-sumur

perumahan yang ada disana hampir pasti tercemar oleh nitrat. Diperkirakan 14 juta

rumah tangga di Amerika Serikat menggunakan sumur pribadi untuk memenuhi

kebutuhan air minumnya (Badan Sensus Amerika Serikat 1993). Pada daerah

pertanian, pupuk nitrogen merupakan sumber utama pencemaran terhadap air bawah

tanah yang digunakan sebagai air minum. Sebuah penelitian oleh United States

Geological Survey menunjukkan bahwa > 8200 sumur di seluruh AS terkontaminasi

oleh nitrat melebihi standar air minum yang telah ditetapkan oleh Envrironmental

Protection Agency (EPA), yaitu 10 ppm. Sumber nitrat lainnya pada air sumur adalah

pencemaran dari sampah organik hewan dan rembesan dari septic tank(Utama, 2007).

2.8.2 Nitrifikasi

Nitrifikasi dapat didefenisikan sebagai konversi biologis dan nitrogen dari

komponen organik atau anorganik dari bentuk tereduksi ke bentuk teroksidasi. Pada

penanganan polusi air, nitrifikasi adalah proses biologis yang akan mengoksidasi ion

amonium menjadi bentuk nitrit atau nitrat. Bakteri yang mengoksidasi amonium

menjadi nitrit adalah bakteri dari genus Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosocystis.

Sedangkan bakteri yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat adalah Nitrobacter juga

(32)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Pada limbah yang belum diolah, nitrogen dijumpai dalam bentuk nitrogen

organik dan komponen amonium. Nitrogen organik akan diubah oleh aktivitas

mikroba menjadi ion amonium. Bila kondisi lingkungan mendukung maka mikroba

nitrifikasi akan mampu mengoksidasi amonia. Mikroba tersebut bersifat autotropik

yaitu mendapatkan energinya melalui proses oksidasi dari ion amonium Atau nitrit

yang tersedia. Reaksinya adalah sebagai berikut :

NH4+ + 1.5 O2 bakteri

2H฀ + NO2 − + H2 O

Reaksi ini membutuhkan 3.43 gram molekul oksigen untuk setiap gram molekul

amonia yang akan teroksidasi menjadi nitrit. Sedangkan nitrit dapat dioksidasi

menjadi nitrat dengan reaksi sebagai berikut :

NO2

+ 0.5 O2

bakteri

NO3 −

Reaksi ini membutuhkan 1.14 gram molekul oksigen untuk setiap gram nitrit yang

dioksidasi menjadi nitrat (Jenie, 1990).

2.8.3 Sifat Fisik dan Struktur Kimia

Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui proses

oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen.

Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah

komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen, nitrat

mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen. Di alam,

(33)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Struktur kimia dari nitrat

Berat molekul: 62.05

Struktur kimia dari nitrit

O == N -- O-

Berat molekul: 46.006

Pada kondisi yang normal, baik nitrat maupun nitrit adalah komponen yang

stabil, tetapi dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada suhu

yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar. Biasanya, adanya ion klorida,

bahan metal tertentu dan bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi

tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat penyimpanan nitrit maupun nitrat

sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas beracun dan bila terbakar

dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari nitrat dan nitrit tidak berwarna dan

tidak berbau serta tidak berasa. Bersifat higroskopis (Parrot, 2002).

2.8.4 Dosis dan Kadar Normal

Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4 sampai 30 g (atau

sekitar 40 sampai 300 mg NO3-kg). Dosis antara 2 sampai 9 gram NO3- dapat

mengakibatkan methemoglobinemia. Nilai ini setara dengan 33 sampai 150 mg NO3

-/kg. Dosis letal dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara 0.7 dan 6 g NO2- (atau

sekitar10 sampai 100 mg NO2-/kg (Ruse M., 1999).

Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan neonatus karena

(34)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Kebanyakan kasus membukt ikan bahwa neonatus langsung mengalami

methemoglobinemia setelah minum air formula yang tinggi nitrat atau nitrit

(Ruse M, 1999).

2.8.5 Farmakokinetik

Nitrat dan nitrit yang diberikan secara oral akan diabsorbsi oleh traktus

digestivus bagian atas dan dipindahkan ke dalam darah. Di dalam darah, nitrit

mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin yang kemudian teroksidasi menjadi

nitrat. Normalnya methemoglobin akan langsung diubah menjadi hemoglobin

kembali melalui proses enzimatik. Nitrat tidak diakumulasikan didalam tubuh. Nitrat

kemudian didistribusikan ke cairan-cairan tubuh seperti urin, air liur, asam lambung,

dan cairan usus. Sekitar 60% dari nitrat oral diekskresikan melalui urin. Sisanya

belum diketahui, tetapi metabolisme bakteri endogen mengeliminasi sisanya

(Argonne National Laboratory, 2005).

Apabila nitrat dan nitrit yang masuk bersamaan dengan makanan, maka

banyaknya zat makanan akan menghambat absorbsi dari kedua zat ini dan baru akan

diabsorbsi di traktus digestivus bagian bawah. Hal ini akan mengakibatkan mikroba

usus mengubah nitrat menjadi nitrit sebagai senyawa yang lebih berbahaya. Karena

itu, pembentukan nitrit pada intestinum mempunyai arti klinis yang penting terhadap

keracunan. Nitrit dapat mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah, hal ini

mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit oksida (NO) atau

NO-yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot

(35)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Selain itu, nitrit di dalam perut akan berikatan dengan protein membentuk

N-nitroso, komponen ini juga dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrat atau

nitrit dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu, komponen ini sendiri

diketahui menjadi salah satu bahan karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada

manusia ( Parrot, 2002).

2.8.6 Klasifikasi Berdasarkan Besar Tidaknya Kemungkinan Paparan Zat Nitrat dan Nitrit Pada Manusia

Klasifikasi yang dibuat adalah berdasarkan besar tidaknya kemungkinan

paparan zat nitrat dan nitrit pada manusia (Ruse M, 1999).

o Paparan yang tidak disengaja: Kontak secara tidak sengaja dengan

komponen nitrat maupun nitrit, baik secara inhalasi maupun tertelan.

o Paparan yang terus-menerus. Pekerja yang sering berhubungan dengan

nitrit, misalnya petugas yang selalu berada di dalam laboratorium.

Pekerja yang bekerja ditempat pembuatan pupuk dan bahan peledak

sangat mungkin terpapar nitrat secara inhalasi karena terhisap debu

yang mengandung garam nitrat. Debu nitrat ini dapat dengan mudah

bercampur dengan gula dan kulit. Hal ini juga terjadi pada para petani

yang sering menggunakan pupuk yang mengandung nitrat.

o Paparan medis, diakibatkan penggunaan sodium nitrit intravena secara

(36)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

2.8.7 Gejala Dan Manifestasi Klinis

Nitrat yang masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan atau air

minum, tetapi yang terbanyak adalah melalui air minum. Nitrat yang berlebih dari

sisa pemupukan akan mengalir bersama air menuju sungai atau meresap ke dalam air

tanah. Nitrat yang berlebih akan terakumulasi di dalam tanah. Selain peroral, nitrat

dan nitrit dapat masuk ke dalam tubuh dalam bentuk debu secara inhalasi. Nitrat dan

nitrit sulit untuk diabsorbsi kulit. Belum ada penelitian yang menjelaskan apakah

nitrat dan nitrit dapat masuk melalui kulit. Tetapi absorbsi dapat terjadi bila terjadi

kerusakan kulit misalnya adanya luka bakar (Mancl K, 1998).

Belum ada laporan yang jelas mengenai efek racun dari nitrat. Selama ini

yang diketahui efek racunnya adalah konversi dari nitrit. Efek racun yang akut dari

nitrit adalah methemoglobinemia, dimana lebih dari 10% hemoglobin diubah menjadi

methemoglobin.Bila konversi ini melebihi 70% maka akan sangat fatal

Kemampuan darah untuk mengangkut oksigen berkurang dan menyebabkan darah menjadi cokelat

Terjadi sianosis dimana tubuh berwarna biru – abu-abu, biasanya asymptomatic

Sakit kepala, pusing, lemah, kurangnya produktivitas, kesulitan bernafas

Peningkatan depresi pada CNS (Sistem Saraf Pusat)

Koma, seizures, cardiac failure, cardiac arrhythmias, metabolic asidosis

(37)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek

vasodilatasinya.Gejala klinis yang timbul dapat berupa nausea, vomitus, nyeri

abdomen, nyeri kepala, pusing, penurunan tekananan darah dan takikardi, selain itu

sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada

kasus yang ringan, sianosis hanya tampak disekitar bibir dan membran mukosa.

Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah,

saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami

keracunan yang berat, korban dapat tidak sadar seperti stupor, koma atau kejang

sebagai akibat hipoksia berat. Prognosis sangat tergantung dari terapi yang diberikan

( Morris D, 1998).

Mula-mula timbul gangguan gastrointestinal dan sianosis tanpa sebab akan

sering dijumpai. Pada kasus yang berat, koma dan kematian dapat terjadi dalam satu

jam pertama akibat timbulnya hipoksia dan kegagalan sirkulasi. Akibatnya, terjadi

iskemia terutama organ-organ yang vital. Efek vasodilatasi ini tidak dapat di blok

oleh atropin atau obat-obatan lain. Tubuh seharusnya mengkompensasinya dengan

takikardi tetapi karena pada korban dapat terjadi vasovagal reflex yang

mengakibatkan bradikardi. Pada sistem pernafasan mulai tampak takipneu dan

hiperventilasi disertai dengan sianosis. Apabila dibiarkan maka akan timbul koma

dan kejang sebagai akibat anoksia serebri ( Thompson, 2004).

Di Amerika Serikat konsentrasi nitrat (NO3 ) sebanyak 45 mg/l merupakan

konsentrasi maksimum yang boleh ada pada air minum. Konsentrasi maksimum nitrat

(38)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

kesehatan masyarakat dan konsentrasi maksimum tersebut bervariasi tergantung

berbagai hal. Konsentrasi nitrat yang tinggi akan mengakibatkan methemoglobinemia

pada bayi dan akan mempengaruhi kesehatan hewan. Pengaruh negatif tersebut

adalah penghambatan transport oksigen dalam darah.

Nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah,

disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan

kronis dapat menyebabkan depresi, sakit kepala. Methemoglobin adalah hemoglobin

yang di dalamnya ion Fe2+ diubah menjadi ion Fe3+ dan kemampuannya untuk

mengangkut oksigen telah berkurang dan menyebabkan darah menjadi coklat.

Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin terpapar oksidator termasuk nitrat.

Sebenarnya darah manusia secara normal mengandung methemoglobin pada

konsentrasi tidak lebih dari 2% tetapi jika methemoglobin meningkat sampai menjadi

10%-20% akan mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen

menjadi sangat terganggu. Darah mengandung methemoglobin yang tinggi disebut

methemoglobinemia dengan gejala tubuh berwarna biru (sianosis), sesak nafas, mual

dan muntah-muntah dan shock. Kematian dapat terjadi kalau kadar methemoglobin

mencapai 70% (Silalahi, 2003).

Bayi pada umumnya lebih sensitif terhadap methemoglobin daripada orang

dewasa. Hal ini disebabkan beberapa faktor yakni :

1 Sebagian besar (60%) kandungan hemoglobin dalam darah bayi merupakan

(39)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

2 Enzim methemoglobin reduktase yang terdapat dalam darah bayi untuk

merubah methemoglobin menjadi hemoglobin menjadi terbatas jumlahnya.

3 Percernaan bayi merupakan pH yang paling sensitif yang akan menjadi media

yang baik untuk pertumbuhan bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit

( Harris dan Karmas, 1989).

Bakteri pereduksi nitrat dalam usus manusia atau hewan akan mengubah nitrat

menjadi nitrit. Nitrit tersebut akan mengoksidasi hemoglobin pada darah menjadi

methenoglobin yang tidak dapat mengikat oksigen. Walaupun nitrit penyebab

masalah pada tubuh manusia, namun karena sangat jarang dijumpai dalam makanan

dan air maka standar didasarkan pada nitrat yang dapat dijumpai pada makanan, air

seperti halnya pada sayuran daun dan bayam (Jenie & Winiati, 1990).

US EPA menyimpulkan bahwa ada bukti konflik dalam literatur tentang

apakah paparan nitrat atau nitrit berhubungan dengan kanker pada orang dewasa atau

anak-anak. Paparan nitrat atau nitrit selama kehamilan kemungkinan berhubungan

dengan insiden kanker pada anak-anak. Dua hasil studi melaporkan bahwa

peningkatan resiko tumor otak memiliki hubungan yang signifikan dengan

peningkatan konsumsi ibu terhadap daging yang mengandung nitrat selama masa

kehamilan. Kemungkinan adanya hubungan antara anak yang terpapar nitrat dengan

kanker telah diinvestigasi. Kadar nitrat yang tinggi dalam air minum yang dikonsumsi

selama masa kanak-kanak berhubungan dengan semakin tingginya insiden kanker

testikular atau kanker urogenital. Nitrat juga telah dideteksi dalam air susu ibu

meningkat dengan meningkatnya konsentrasi konsumsi nitrat oleh ibu (US EPA,

(40)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 2.9 Sumur Gali

2.9.1 Pengertian Sumur Gali

Sumur gali adalah satu sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat

kecil untuk mengambil air tanah dangkal dan dipergunakan sebagai sumber air bersih.

Air tanah dangkal adalah air yang paling mudah terkontaminasi oleh rembesan yang

berasal dari sarana pembuangan air kotor, jamban, dan kotoran hewan. Sumur gali

umumnya dibuat untuk mengambil air tanah bebas sehingga sangat dipengaruhi oleh

musim.

2.9.2 Persyaratan Konstruksi Sumur Gali

Sumur gali memiliki permukaan air yang relatif dekat dengan permukaan

tanah sehingga mudah terkontaminasi rembesan yang umumnya berasl dari

buangan-buangan kotoran manusia (kakus) dan hewan juga dari limbah sumur itu sendiri baik

karena lantainya maupun bangunan air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan

konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi

misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air sumur dengan timba.

Mengingat bahwa sumur gali banyak digunakan oleh masyarakat, maka perlu

beberapa usaha penyempurnaan yang berkaitan dengan lokasi maupun konstruksi

sumur gali untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap air sumur (Dir.Jen PPM

(41)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sumur gali yang

dikemukakan oleh Pusdiklat Pegawai Departemen Kesehatan Republik Indonesia

yaitu :

a. Dinding sumur setinggi 300 cm dari permukaan tanah dan kedap air

b. Lantai sumur selebar 1 meter

c. Saluran limbah 10-12 m dari sumur

d. Dilengkapi tutup sumur

Persyaratan tersebut di atas digunakan untuk pembangunan sumur gali yang

baru. Untuk sumur gali yang sudah dibangun tentunya sulit untuk menerapkan

syarat-syarat tersebut terutama yang berhubungan dengan masalah lokasi sumur gali.

Secara umum, syarat-syarat utama sumur gali agar tercegah dari pencemaran

air sumur adalah :

1 Jarak sumur gali dari sumber pencemaran seperti kakus, lubang galian

sampah, lubang galian untuk air kotor minimal 10 meter dan letaknya tidak

berada di bawah sumber pencemaran tersebut.

2 Dinding sumur (cincin) minimal 3 meter dari permukaan tanah dan terbuat

dari bahan kedap air.

3 Lebar minimal lantai sumur 1 meter dari tepi bibir sumur dan terbuat dari

bahan kedap air.

4 Tinggi bibir sumur minimal 0,8 meter dari permukaan tanah

5 Mempunyai saluran pembuangan air bekas minimal sepanjang 10 meter dan

(42)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

Untuk mencegah pengotoran dan pencemaran maupun kecelakaan pada saat

sumur gali tidak digunakan maka sumur gali perlu mamiliki tutup sumur yang kuat

dan rapat. Penentuan persyaratan dari sumur gali didasarkan pada beberapa hal yaitu :

1 Kemampuan hidup bakteri patogen selama tiga hari dan perjalanan air dalam

tanah 3 meter per hari

2 Keadaan porositas tanah yang sangat berpengaruh pada pergerakan air di

dalam tanah

3 Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara vertikal sedalam 3 meter

4 Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara horizontal sejauh 1

meter

5 Kemungkinan terjadinya kontaminasi pada saat sumur digunakan maupun

tidak digunakan

6 Kemungkinan runtuhnya tanah dinding sumur

(43)
(44)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk

mengetahui kandungan nitrat air sumur gali masyarakat desa Namo Bintang di sekitar

TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kab.Deli Serdang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu

Kab.Deli Serdang. Adapun alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat penelitian

adalah karena:

a. Desa Namo Bintang mudah dijangkau baik dari segi lokasi maupun dari segi

biaya

b. Belum pernah ada penelitian tentang kandungan nitrat air sumur gali

masyarakat desa Namo Bintang

c. Lokasi TPA dekat dengan pemukiman penduduk.

d. Masyarakat di sekitar TPA banyak menggunakan air tanah sebagai sumber air

(45)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2009.

3.3 Objek Penelitian

Adapun objek penelitian adalah sumur gali masyarakat desa Namo Bintang

yang berada di Simpang Kongsi dusun IV yang merupakan lokasi terdekat dengan

TPA sampah yang berjumlah 32 buah.

Metode pengambilan sampel adalah dengan cara penarikan sampel acak

sederhana (simple random sampling) dengan penghitungan besar sampel sebagai

berikut:

Perhitungan besar sampel adalah :

n =

1+ N (d2) N

n = Besar sampel

N = Jumlah populasi yaitu 35 KK yang memiliki sumur gali

d = Presisi atau ketepatan absolut (0.05)

Berdasarkan rumus di atas maka besar sampel yang digunakan adalah:

n =

1+ 35 (0,052) 35

= 32,18 32 KK.

Berdasarkan penghitungan besar sampel tersebut maka didapat sampel

sebanyak 32 KK (Kepala Keluarga) yang memiliki sumur gali dimana cara

(46)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

nomor, kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara acak dengan menggunakan

undian.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data-data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil penelitian yaitu berupa :

a. Data jarak sumber pencemaran dengan sumur gali

b. Data jarak TPA dengan sumur gali

c. Data kandungan nitrat dari air sumur gali di lokasi penelitian

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder berupa data demografi desa Namo Bintang diperoleh dari

kecamatan Pancur Batu dan data penyakit diperoleh dari Puskesmas Pancur Batu.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Pengambilan dan Pengiriman sampel (air sumur gali) ke Laboratorium

1. Persiapkan botol sebagai wadah sampel

2. Botol sampel dibilas dengan air sampel

3. Botol sampel yang terbuat dari plastik/ kaca dimasukkun ke dalam air

4. Sampel diambil sampai botol penuh

5. Diberi label dan dibawa ke laboratorium

(47)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

3.5.2 Peralatan dan bahan

a. Peralatan yang Diperlukan

1. Gelas ukur

2. Kuvet

3. Labu erlenmeyer

4. Pipet Ukur

5. Spektrofotometer

6. Spidol

b. Bahan yang diperlukan

1. Air sumur gali

2. Aquades

3. Reagent Nitraver 5

3.6 Pemeriksaan Nitrat Air Sumur Gali di Laboratorium

- Tekan tombol di bawah tulisan HACH PROGRAMME, pilih angka

program untuk nitrat dengan range tinggi dengan menekan angka 2530,

kemudian tekan ENTER.

- Layar akan menampilkan ‘HACH PROGRAMME 2530 N,Nitrate HR’

dengan panjang gelombang ( ) 500 nm.

- Masukkan sampel sebanyak 10 ml ke dalam kuvet sampel lalu tambahkan

(48)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

- Tekan tombol dibawah START TIMER dan homogenkan sampel selama 1

menit sampai terdengar bunyi beeps.

- Setelah terdengar bunyi beeps tekan tombol di bawah START TIMER

untuk waktu tunggu selama 5 menit sebelum sampel dibaca.

- Setelah terdengar bunyi beeps, masukkan 10 ml sampel ke dalam kuvet ke

2 (sebagai blanko), lalu tempatkan kuvet tersebut ke dalam cell holder

spektrofotometer.

- Tekan tombol di bawah tulisan ’ZERO’ maka layar akan menampilkan

l

- Tempatkan kuvet sampel ke dalam cell holder spektrofotometer lalu catat

hasil yang tercatat pada layar.

3.7 Defenisi Operasional

1. Air Sumur Gali adalah air tanah dangkal yang masih digunakan sebagai

sumber air minum.

2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan parameter kimia dari air

sumur gali di laboratorium BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan)

Medan. Untuk pemeriksaan nitrat digunakan metode Analisa

Spektrofotometer.

a. Memenuhi Syarat Kesehatan

Keadaan kualitas air sumur gali yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

(49)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

b.Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan

Keadaan kualitas air sumur gali dimana kandungan nitrat air sumur gali

melewati batas maksimum yang telah ditetapkan.

3. Kandungan Nitrat

Jumlah/ dosis nitrat yang terkandung pada air sumur gali .

4. Uji kualitatif

Melihat ada atau tidaknya nitrat dalam air sumur gali yang diperiksa di

laboratorium.

5. Uji Kuantitatif

Melihat berapa kadar nitrat dalam air sumur gali yang diperiksa di

laboratorium.

6. Karakteristik sumur gali

- Dinding sumur gali memenuhi syarat kesehatan apabila tingginya 3 meter

dari permukaan tanah dan kedap air

- Dinding sumur gali tidak memenuhi syarat apabila < 3 meter dan tidak

kedap air

- Bibir sumur memenuhi syarat kesehatan apabila tinggi bibir sumur minimal

0,8 meter

- Bibir sumur tidak memenuhi syarat apabila tingginya < 0, 8 meter

- Jarak jamban terhadap sumur gali memenuhi syarat kesehatan apabila

jaraknya ≥ 10 meter .

- Jarak jamban terhadap sumur gali tidak memenuhi syarat apabila < 10

(50)

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

7. Jarak TPA Sampah terhadap Sumur Gali

- Memenuhi syarat kesehatan apabila jarak TPA sampah terhadap sumur gali

≥ 200 meter

- Tidak memenuhi syarat apabila jarak TPA sampah terhadap sumur gali <

200 meter.

8. Jarak septick tank terhadap sumur gali

- Memenuhi syarat kesehatan apabila jarak septick tank terhadap sumur gali

≥ 10 meter

- Tidak memenuhi syarat apabila jarak septick tank terhadap sumur gali

< 10 meter.

9. Jarak kandang ternak terhadap sumur gali

- Memenuhi syarat kesehatan apabila jarak kandang ternak terhadap sumur

gali ≥ 10 meter

- Tidak memenuhi syarat apabila jarak kandang ternak terhadap sumur gali

< 10 meter.

3.6 Analisa Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan

program komputer dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Data yang

diperoleh dari hasil penelitian melelui uji laboratorium dibandingkan dengan

Permenkes RI No. 416/ Menkes/ Per/ IX/ 1990 tentang Syarat-Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air Minum. Apabila terdapat kandungan nitrat dalam air sumur

Gambar

Tabel 2.1 Kadar Methemoglobin
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi Sumber Air Bersih di Desa Namo Bintang Tahun 2008
Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Sumur Gali masyarakat di Sekitar Tempat
+6

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, dapat membantu pihak akademik dan ketua prodi dalam pendataan mahasiswa yang telah melakukan pendaftaran Kerja Praktek (KP) pada

(Inamdar et al., 2008) applied the method proposed in (Piti´e et al., 2007) to use with multidimensional data i.e., mul- tispectral satellite images. Particularly, the N-D

Berdasarkan uraian yang telah diungkapan dalam pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Grup Victroria, terdiri dari:  Penilaian sendiri atas pelaksanaan tata kelola terintegrasi

Our contribution is the proposal of important spectral regions and indices (i.e. combinations of light colors) for the use of forensic light sources and hyperspectral imaging

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) karakteristik instrumen tes berkelanjutan pada pengukuran kemampuan koneksi matematis mencakup dua

Sensory study was conducted to access the consumer preference on fruit pastille incorporated with spray dried red pitaya powder and synthetic colourant.. The attributes of the

Hubungan antara pengalaman karies dengan perkembangan karies di masa mendatang dapat menjadi faktor risiko karies karena gigi anak yang telah mengalami karies cenderung

PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK..