Kesetaraan Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan
Di Dalam Keluarga Pada Masyarakat Hukum Adat Karo
(Studi: Desa Tiga Panah, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo)Maria Kaban
Program Studi Ilmu Hukum Perdata Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Sebagai konsekuensi dan suatu perkawinan, salah satu diantaranya adalah hak dan kedudukan suami istri di dalam rumah tangga. Di dalam era globalisasi istilah ini dipopulerkan dengan istilah kesetaraan gender. Kesetaraan perempuan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga pada masyarakat hukum adat Karo tidak bersifat statis melainkan dinamis sesuai dengan salah satu sifat hukum adat. Perubahan itu selalu dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, lingkungan, kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
Penelitian tesis ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan juridis sosiologis untuk membahas permasalahannya. Lokasi penelitian adalah Desa Tiga Panah, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, dari 29 desa yang ada di Kecamatan Tiga Panah dipilih satu desa yakni Desa Tiga Panah sebagai desa sampel. Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat Karo di lokasi penelitian, sampel diambil secara
purposive sampling dengan mengambil 30 responden sebagai sampel. Terhadap mereka
ini dilakukan wawancara langsung dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah tersusun. Untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap, wawancara khusus dilakukan dengan pemuka-pemuka adat, perangkat desa. Untuk melengkapi hasil penelitian dilakukan juga studi kepustakaan. Data dianalisis secara sistematis dengan memakai metode induktif dan deduktif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kesetaraan perempuan pada pengambilan keputusan di dalam keluarga baik bidang produksi, bidang kebutuhan pokok, bidang pembentukan keluarga dan bidang aktivitas sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh suami dan istri pada masyarakat Karo di Desa Tiga Panah, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara telah mengalami pergeseran dari hukum adat Karo. Kedudukan suami dan istri pada pengambilan keputusan telah menuju kepada suatu keadaan kesetaraan. Hal ini disebabkan karena disamping faktor ekonomi, masyarakat setempat seluruhnya berasal dari luar desa sekitar, keadaan ini memicu pola pikir masyarakat juga mengalami perubahan. Namun perlu diketahui bahwa kesetaraan tersebut belum mencapai suatu keberhasilan yang 100% artinya masih terdapat posisi tawar menawar, tarik ulur antara suami istri untuk menuntaskan suatu keputusan, khususnya keputusan di bidang publik atau kemasyarakatan. Walaupun dari hasil penelitian diperoleh suatu kenyataan bahwa istri sudah mempunyai wewenang akan tetapi apabila dipersentasikan belum menduduki keadaan yang benar-benar setara antara posisi suami dengan posisi istri, hal ini tergantung atau harus dilihat dari kasus per kasus yang dialami oleh setiap keluarga khususnya di Desa Tiga Panah.
Kata Kunci: - Kesetaraan perempuan - Pengambilan keputusan - Keluarga, masyarakat