UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP AL-HIDAYAH MEDAN MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH T.P 2014/2015
Oleh:
Rika Prasetia Ningsih Br Harahap NIM 4102111016
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Al-Hidayah Medan Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah T.P 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd dan Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Terima kasih untuk Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua jurusan Matematika FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.
v
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah tercinta Pandapotan Harahap dan Ibu tercinta Sukartik yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya. Serta kepada Adikku Windy Warisa dan Anggi Prabowo Harahap, yang begitu banyak memberikan do’a, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberikan do’a dan semangat yaitu Nila, Surya Saf’i, Suryanto, Nurul dan teman-teman kelas DIK MAT 2010 C diantaranya Halima, Yayat, Hadijah, Sundut, Himmasari, Namora, Nisa, serta teman-teman lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu namanya yang senantiasa memberi semangat dan bantuan kepada penulis dan teman-teman sesama mahasiswa/i jurusan pendidikan matematika terutama stambuk 2010 A, B, dan Ekstensi.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalaam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan, Penulis
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP AL-HIDAYAH MEDAN MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH T.P. 2014/2015
Rika Prasetia Ningsih Br Harahap (NIM 4102111016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Al-Hidayah Medan Tahun Pelajaran 2014/2015. Objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik pada materi pokok sistem persamaan linier dua variabel.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada setiap akhir siklus diberikan tes untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus 1 adalah 52,75 atau termasuk dalam kriteria tingkat sangat rendah dan pada siklus 2 nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa adalah 80,75 atau termasuk dalam kriteria tingkat tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada siklus 2 disimpulkan kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan. Dari hasil pengamatan, pembelajaran matematika pada materi pokok sistem persamaan linier dua variabel dengan model pembelajaran berbasis masalah di kelas VIII SMP Al-Hidayah Medan terlaksana dengan baik.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Grafik xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 9
1.3 Batasan Masalah 9
1.4 Rumusan Masalah 9
1.5 Tujuan Penelitian 9
1.6 Manfaat Penelitian 10
1.7 Definisi Operasional 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12
2.1 Kerangka Teoritis 12
2.1.1 Pengertian Belajar 12
2.1.2 Pembelajaran Matematika 13
2.1.3 Masalah Dalam Matematika 14
2.1.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 15
2.1.5 Model Pembelajaran 18
vii
2.1.6.2 Langkah-langkah Dalam Proses Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) 22
2.1.6.3 Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Dalam Pembelajaran Matematika 23
2.1.6.4 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah 27
2.1.7 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 28 2.1.7.1 Definisi Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 28 2.1.7.2 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 29 2.1.7.3 Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 29 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan Dengan PBM 39
2.3 Kerangka Konseptual 40
2.4 Hipotesis Tindakan 41
BAB III METODE PENELITIAN 42
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 42
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 42
3.3 Jenis Penelitian 42
3.4 Prosedur Penelitian 42
3.5 Analisis Data 48
3.5.1 Alat Pengumpulan Data 48
3.5.2 Pengolaan Data 51
3.5.3 Menafsirkan Hasil Olahan Data 52
3.6 Indikator Keberhasilan 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 55
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 55
4.1.1.1 Hasil Tes Siklus I 55
4.1.1.2 Kesalahan Siswa dalam Tes Siklus I 60
viii
4.1.1.4 Refleksi I 67
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 69
4.1.2.1 Hasil Tes Siklus II 70
4.1.2.2 Observasi II 75
4.1.2.3 Refleksi II 79
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 82
4.3 Rekap Tindakan 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 91
5.1 Kesimpulan 91
5.2 Saran 91
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal 6 Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah 22 Tabel 3.1 Teknik Pensekoran Kemampuan Pemecahan Masalah 49 Tabel 3.2 Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah 53 Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 44 Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM I 56 Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah
pada TKPM I 57
Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah
pada TKPM I 57
Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah
pada TKPM 58
Tabel 4.5 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal 60 Tabel 4.6 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 62 Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 64 Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM II 71 Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah
pada TKPM II 72
Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah
pada TKMP II 73
Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah
pada TKMP 73
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah I 59 Grafik 4.2 Banyak Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan
Masalah I 59
Grafik 4.3 Banyak Siswa Berdasarkan TKPM I 60 Grafik 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah II 74 Grafik 4.5 Banyak Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan
Masalah II 74
Grafik 4.6 Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM II 75 Grafik 4.7 Tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 SILABUS 96
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 102 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 111 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 119 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 127 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa I 135 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa II 143 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa III 148 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa IV 154 Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Diagnostik 158 Lampiran 11 Lembar Validas Tes Diagnostik 159
Lampiran 12 Tes Diagnostik 165
Lampiran 13 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 166 Lampiran 14 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I 167
Lampiran 15 Lembar Validas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I 171
Lampiran 16 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika I 177 Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika I 179
Lampiran 18 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika II 185
Lampiran 19 Lembar Validas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika II 186
Lampiran 20 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika II 195 Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika II 196
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan, pendidikan memegang peran penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Mempersiapkan SDM yang benar-benar unggul dan dapat diandalkan dalam menghadapi persaingan bebas di segala bidang kehidupan yang kian ketat sebagai akibat dari globalisasi dunia, merupakan tugas semua pihak. Penanganannya harus dilakukan secara tepat, berkesinambungan dan terarah, sehingga keterpurukan Bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan dapat teratasi guna mencapai kejayaan bangsa.
Upaya yang tepat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogiyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap individu baik bagi kepentingan pribadi maupun dalam kedudukannya sebagai warga negara. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi manusia yang demokratis dan bertanggung jawab.
2
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari, terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat begitu pentingnya peran matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:
“(1)Selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuia; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4)dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan;(6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Selain itu, Paling (dalam Abdurrahman, 2009:252) juga menyatakan bahwa: “Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubunga”.
Indonesia belum mencapai hasil yang diharapkan. Maka tidak mengherankan bila prestasi belajar matematika perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan.
3
Misalnya, seseorang siswa telah memahami konsep luas segitiga, maka siswa tersebut akan dapat membedakan rumus luas segitiga dan rumus luas bangun datar yang lain. Solusi dari masalah matematik tersebut dapat ditemukan dengan menggunakan strategi berpikir yang disebut pemecahan masalah matematik. Hudojo (2005 : 128) menyatakan bahwa pemberian masalah dalam matematika menghendaki siswa tersebut harus sintesis atau analisis. Sintesis artinya siswa dapat menggunakan informasi atau pengetahuan yang diperoleh untuk menyelesaikan soal atau permasalahan matematika yang baru ditemui dan analisis artinya siswa dapat menelaah setiap bagian dari materi sehingga siswa tersebut dapat memiliki pengertian yang tepat serta dapat memahami isi materi secara keseluruhan. Untuk menyelesaikan suatu masalah matematik, siswa tersebut harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya yaitu mengenai pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman, tetapi dalam hal ini ia menggunakannya pada suatu situasi baru.
4
mengambil keputusan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abdurrahman (2009:254) menyatakan bahwa:
“Pemecahan masalah adalah aplikasi dan konsep keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam situasi baru atau situasi yang berbeda. Sebagai contoh, pada saat siswa diminta untuk mengukur luas selebar papan, beberapa konsep ikut terlibat. Beberapa konsep yang terlibat dalam bujur sangkar, garis sejajar dan sisi, dan beberapa keterampilan yang terlibat adalah keterampilan mengukur, menjumlahkan, dan mengalihkan”.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyelesaikannya. Dengan pemecahan masalah siswa diharapkan dapat mendayagunakan konsep dan keterampilan yang dimilikinya untuk mengambil sebuah keputusan. Menurut G.Polya ( 1988 : 33), ada empat langkah dalam menyelesaikan masalah yaitu: (1) bekerja untuk pemahaman yang lebih baik; (2) berburu untuk ide baru; (3) melaksanakan rencana ; (4) melihat kembali.
Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa Indonesia tergolong rendah berdasarkan hasil survei PISA (OECD, 2010), pada survei tersebut salah satu Indikator kognitif yang dinilai adalah kemampuan pemecahan masalah keadaan tersebut disebabkan oleh kesulitan siswa dalam belajar matematika. Siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat rendah.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, hendaknya membiasakan siswa melakukan kegiatan pembelajaran seperti latihan soal, memahami konsep maupun teorema. Seperti yang dikemukakan Hudojo (2001:166) bahwa:“Pemecahan masalah mempunyai fungsi yang penting dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Melalui pemecahan masalah matematika, siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang telah dipelajari”.
5
permasalahan, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi.”. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematika.
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Mahmuddin S.Pd (salah satu guru matematika di SMP Al-Hidayah Medan), menyatakan rendahnya minat siswa di SMP Al-Hidayah Medan terhadap mata pelajaran matematika. Bapak Mahmuddin juga mengemukakan bahwa materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan salah satu materi yang sulit bagi siswa dalam mata pelajaran matematika. Pada umumnya kesulitan mereka terletak pada kurangnya pemahaman ketika siswa diberikan soal atau permasalahan yang sedikit berbeda dari contoh yang telah dibuat, mereka tidak bisa menggunakan informasi-informasi yang diberikan dalam soal tersebut. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan Bapak Mahmuddin dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa rendah.
Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMP Al-Hidayah Medan juga menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih sangat rendah. Hal ini terlihat pada saat peneliti memberikan sebuah soal berupa tes diagnostik kepada 30 orang siswa Kelas VIII-A SMP Al-Hidayah Medan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematik siswa mengenai materi Sistem Persamaan Linear Satu Variabel yang sudah dipelajari.
Berikut adalah soal yang diberikan oleh peneliti pada saat melakukan observasi.
6
Tabel 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Misalnya, seseorang siswa telah memahami konsep luas segitiga, maka
No Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesalahan
1.
Tidak mampu memahami masalah dalam
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal
2.
Tidak mampu dalam merencanakan pemecahan masalah dalam
merencanakan rumus yang akan digunakan.
3.
Tidak mampu dalam menyelesaikan masalah dimana penyelesaian yang dilakukan masih salah.
4.
7
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaian soal yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tes diagnostik yang diberikan terhadap 30 siswa kelas VIII A SMP Al-Hidayah Medan, hanya ada 5 siswa (16,66 %) yang memahami masalah, 10 siswa (33,33%) yang merencanakan masalah, 13 siswa (43,33%) yang dapat menyelesaikan masalah dan 3 siswa (10%) yang dapat menarik kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih sangat rendah dilihat dari rata-rata tes diagnostik 47,67%, siswa mengalami kesulitan untuk memahami maksud soal tersebut, mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan unsur-unsur yang ditanya, merumuskan apa yang diketahui dari soal tersebut, membuat model matematik, dan rencana penyelesaian siswa tidak terarah dan proses perhitungan atau strategi penyelesaian dari jawaban yang dibuat siswa tidak benar.
Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh model pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:38) bahwa:
“Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemecahan peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konvensional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar”.
Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang efektif yang melibatkan siswa dalam belajar sehingga dapat memacu kemampuan belajar matematika siswa dalam memecahkan masalah. Dalam proses pembelajaran matematika seharusnya guru matematika mengerti bagaimana memberikan stimulus kepada siswa sehingga siswa mencintai belajar matematika dan lebih memahami materi yang telah diberikan oleh guru.
8
memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat. Para guru harus terus berusaha menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika.
Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pendidikan matematika sekolah tersebut perlu dicari model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan pemecahan matematika siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik berlatih memecahkan masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa, melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian tersebut diatas tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan adanya masalah, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah mereka ketahui dan apa yang telah mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam pembelajaran ini masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerja sama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, mengintepretasi data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan.
9
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Al-Hidayah Medan Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah T.P 2014/2015”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka diperoleh identifikasi masalah sebagai beriku :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih rendah. 2. Siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. 3. Guru masih menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada guru
4. Guru belum menemukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
1.3.Batasan masalah
Melihat luasnya cakupan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam penelitian ini agar penelitian lebih terarah yaitu penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBM) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa khususnya pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Al - Hidayah Medan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Al - Hidayah Medan.
1.5. Tujuan Penelitian
10
1.6.Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2. Bagi calon guru / guru matematika
Sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pebelajaran pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.
1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami konteks permasalahan penelitian, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan konsep dan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
11
2. Masalah Matematik adalah suatu soal atau pertanyaan matematik yang tidak ada rumus/algoritma tertentu untuk menyelesaikannya. Masalah matematik tersebut biasanya berbentuk soal cerita, membuktikan, menciptakan, atau mencari suatu pola sistematika dan siswa harus berfikir dulu untuk mencari penyelesaiannya.
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Al-Hidayah Medan T.P 2014/2015 dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa secara klasikal sebesar 53,33% dari 33,33% pada siklus I menjadi 86,66% pada siklus II. Selain itu, pada siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dalam memenuhi kriteria tingkat kemampuan pemecahan masalah matematik siswa sebanyak 10 siswa sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa. Rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 52,75 dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata nilai siswa adalah 80,75. Kriteria peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dalam penelitian ini yaitu persentase rata-rata nilai siswa yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah 28 dari banyak siswa yang hadir pada saat pertemuan pemberian tes kemampuan pemecahan masalah I dan pada saat pertemuan pemberian tes kemampuan pemecahan masalah II.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu alternatif.
92
3. Kepada Kepalah SMP Al-Hidayah Medan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sehingga
Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai salah satunya.
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Abbas dan Nurhayati., (2006), ” Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Penilaian
Portofolio Di SMPN 10 Gorantalo”, (Online), Tersedia
(http://www.depdiknas.go.id/jurnal/S1/nurhayati-penerapan_pdf).
Arends, R., (2007), Learning to Teach(eight Editian), Bostom Mc Graw-Hill Companies.
Arifin, Z., 2009, Evaluasi Pembelajaran. PT, Remaja Rosdakarya, Bandung Arikunto, S., dan Suhardjono,S., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi
Aksara, Jakarta.
Amir, M.T., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Bagaimana Pendidikan Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan, Jakarta, Kencana.
Amustofa, (2009), Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika, http://amustofa70.wordpress.com (diakses pada 2 juni 2014 pukul 10.30 wib).
Bakri, A., (2012) Masalah Dalam Matematika http://masalah-dalam matematika.html(diakses pada 2 juni 2014 pukul 10.45 wib).
Daulay, L.A., 2011, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematika Siswa SMP dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasis
Masalah, Tesis tidak diterbitkan, Medan, Program Pascasarjana UNIMED
Medan.
Djamarah, S dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Daryanto dan Muljo, R., (2012), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Debora, M., (2010), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Problem Based Learning di SMP Negeri 6
Medan pada Kelas VIII-A Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, FNIPA,
94
Firdaus, A., (2009),Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Kemampuan%20Pemecahan%20Masalah520Matematika%20’%Ahmad52 0Firdas’s%20Blog,htm (diakses pada 3 juni 2014 pukul 11:00 WIB).
Polya, G., (1988), How To Solve It A New Aspect of Mathematical Method, Princeton University Press, America.
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Hamdani , (2011 ), Stategi Belajar Mengajar. Pustaka setia , Bandung
Hudojo, H., (2001), Mengajar BelajarMatematika, Depdikbud, P2LPTK, Jakarta. Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar , Yogyakarta.
Liana, S., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 10 Pematang
Siantar T.A 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed Medan. (Tidak
diterbitkan)
Lidinillah, D.A.M., (2010), Heuristik dalam Pemecahan Masalah Matematika
dan Pembelajarannnya di Sekolah Dasar,
http//file.segi,edu’Direktori/KD- TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_%28KD-
TASIKMALAYA%29-1979011320050110031/132313548%20-%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah%Heuristik%20Pemecahan%2 0Masalah_pdf (diakses 16 juli 2014 pukul 13.20 wib).
Napitupulu, E., (2008), Mengembangkan kemampuan menalar dan memecahkan
masalah melalui pembelajaran berbasis masalah (PBM), Jurnal
Pendidikan Matematika Paradigma Vol, 1 No, 1 Edisi Juni 2008.
Napitupulu, N., (2013), Penerapan pembelajaran problem based learning untuk meningkatkankemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas 7 smp swasta hang tuah
1belawan tahun ajaran 2012/2013, Skripsi FMIPA Unimed.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
95
Problem Solving Matematik, Tesis tidak diterbitkan. Bandung, Program
Pascasarjana UPI Bandung.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM,Pustaka pelajar, Yogyakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
ii