PEDOMAN
ASUIIAN KEPERAWA.TAN
KELUARGADIRUNVUIDENGAN
MASALt\H STROKE
(PEGANGAN PERAWAT)
P
N'l.
'1.
T
brO "!J
IItj
DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DANf
KETEKNISIAN MEDIK
/Cata PIlHflaHtar
Tersusunnya b uku Pedoman Asuhan Keprawatan Keluarga
dengan masalah Stroke di rumah merupakan satu langkah
lebih ke depan di dalam rangka meningkatkan status kesehatan
masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Angka insidensi stroke yang terus meningkat, perawatan yang
lama dan belum adanya metode pengendalian yang
terintegrasi di masyarakat merupakan suatu hal yang
melatarbelakangi disusunnya buku ini.
Buku ini merupakan pedoman/acuan pelaksanaan bagi petugas pemberi pelayanan keperawatan keluarga dalam
melakukan perawatan masalah stroke di rumah, sehingga
pengendalian stroke di masyarakat dapat maksimal yang pad a
akhirnya dapat berkontribusi positif dalam mengembalikan
kualitas hidup pasein serta menurunkan angka kematian
stroke di Indonesia.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
"Pedoman Asuhan Keperawatan Keluarga di Rumah dengan
Masalah Stroke". Segala masukan atau usulan demi
penyempurnaan buku ini kami terima dengan senang hati.
Direktur Bina Pelayanan Keperawatan Dan Keteknisian Medik
'/Suhartati,
SKp, MKes
Penanggung Jawab : Direktur Bina Pelayanan
Keperawatan Dan Keteknisian Medik
Penyusun 1. DR. Rustika, SKM, M.Si
2. Ns. Riyanto, MKep., Sp.Kom. 3. Ns. Reni Chaerani, MKep., Sp.Kom. 4. Sri Muljati, SKM, M.Kes
6 . Pastina R. Sihotang, SKp, M.Kes 7. Ns. Yuli Nazlia Sidy, SKep 8. Zolaiha, SKM, MPHM 9. Ina Sri Hastuti, SKM
Kontributor 1. Dra. Junaiti Sahar, PhD.
2. Ns. Henny Permatasari,MKep, Sp.Kom 3. Wiwin Wiarsih, S.Kp, MN
4. Agus Setiawan, S.Kp, MN 5. Astuti Yuni Nursasi, S.Kp, MN 6. Ns. Widyatuti, MKep.,Sp.Kom.
7. Ns. A. Eru Syafrudin, MKep,Sp.Kom.
8. Ns. Made Riasmini, MKep, Sp.Kom. 9. Ns. Ati Nuraeni, MKep,Sp.Kom. 10. Ns. Satria Gobel, MKep,Sp.Kom. 11. Ns. Wahyu Widagdo, MKep, Sp.Kom.
Halaman
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR lSI ... vi
GLOSSARY ... vii
BAB I. PENDAHULUAN ... . 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 3
1.3. Ruang Lingkup ... ... 4
1.4. Sasaran ... ... ... 5
1.5. Dasar Hukum... ... ... 5
BAB II. PENGETAHUAN DASAR
STROKE...
7
2.1 . JenisJenis Stroke ... .... 7
2.2. Patofisiologi Stroke... ... 8
2.3. Faktor Risiko Stroke ... 1 0 2.4. Tanda dan Gejala Stroke ... ... 12
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN DAN TERAPI MODALITAS KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PASCA STROKE DALAM KONTE KS KELUARGA DI RUM AH ... ... 14
3. 1. Asuhan Kepera wata n Stroke ... 14
3.1.1. Pe ngkalian kepe rawatan ... 14
3.1 .2. Diagnosis keperawa!an ... 16
3 .1 .3. Perencanaan keperawatan pada klien pasca stroke... 17
3.1.4.Peloksonoon tindokon Kepero woton.. 22
3.1.5. Evoluosi keperowoton... 22
3.2. Teropi Modolitos Keperowoton podo Posien dengon Pasco Stroke dolom Konteks Keluorgo di Rumoh ... ... ... 24
3.2 . 1. Mengotur posisi tempot tidur ... 25
3.2.2. Ambulos i bertohop ... ... ... 30
3.2.3. Lotihon rentong gerok (ROM) ... 34
3.2.4. Lotihon gerok lidoh don bibir ... 41
BAB IV. PENCATATAN lAPORAN ...
454.1.Pencototon ... 45
4.1. Peloporon ... 46
BAB V. PENUTUP ... ...
50DAFTARPUSTAKA ...
51t;eosory
ASEAN
CFR
GCS
IMT
NAD
NAPZA
RIND
ROM
TlA
Asia South East Association Nation
Crude Fatality Rate
Glasgow Coma Scale
Indeks Massa Tubuh
Nangroe Aceh Darusalam
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
Reversible Ischemic Neurologic Deficit
Range of Motion
Transient Ischemic Attack
II
II
1.1. LAT AR BElAKANG
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di
dunia setelah penyakit jantung dan kanker, juga merupakan
penyebab kecacatan nomor satu baik di negara maju
mau-pun berkembang. Beban akibat stroke terutama disebabkan
kecacatan (public health problem) yang juga menimbulkan
beban biaya yang tinggi baik oleh penderita, keluarga,
masyarakat dan negara. Penelitian epidemiologi stroke
regional Asia Timur (Cina, Hongkong, Taiwan, Japan, Korea
Selatan dan Korea Utara dan negara-negara ASEAN) selama
tahun 1984-2004, menemukan angka kejadian kasus baru
499 5 di Cina, Taiwan dan Jepang. Insidensi di Cina sebesar
483/ 100 .000 dan di Jepang 201/100.000. Di Asia Tenggara,
2005, dilapo r k an prevalensi 4,05% di Singapura, dan di
Thailand, prevalensi stroke 690 per 100.000 penduduk.
Data di Indonesia pasien rawat inap dengan stroke
sebanyak 23.636 orang dengan CFR 17,8 %, pada pasien
Asuhon Keperowoton Ke/uorgo d i Rumoh dengon Moso/oh Stroke
sedangkan di tahun 2005 jumlah pasien rawat jolon
se-banyak 96.095 orang (Depkes RI, 2004). Menurut Riskesdas
2008 prevalensi stroke di Indonesia tahun 2007 sebesar
8,3 per 1000 penduduk dan yang telah didiagnosis oleh
tenaga kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk. Hal ini
menunjukkan sekitar 72,3 % kasus stroke di masyarakat
telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Prevalensi stoke
tertinggi dijumpai di NAD ( 16,6 %0) dan terendah di P CIPUO
(3,8
%0).
Terdapat 1 3 p ropinsi dengan prevalens i str o kelebih tinggi da ri angk a nasional. Untuk menin gk a tkan
ke-sehatan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia,
pem-bangunan kesehatan diarahka n untuk meningka tkan kes a
dar-an, kemauan dan kemampuan hidu p se hat bagi set ia p orang
agar terwujud dera ja t kesehatan masyaraka t yang
se-t inggi-se-tingginya, Depkes RI se-telah menyelenggarak a n b e
r-bagai upaya pembangunan kesehatan secara menyeluruh
dan berkesinambungan.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integ ral da ri
pelayanan kesehatan, ditujuka n kepada individu, k el ua r ga,
kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat y ang
mencakup seluruh proses keh idupan manusia. Pel a y a na n
keperawatan memberi pengaruh yang cukup b es ar
terhadap mutu pelayanan secara keseluruhan.
Pencegahan dan penang gulangan stroke di m asyaraka t
perlu semakin ditingkatkan dan terintegrasi diantara
pem-beri pelayanan kesehatan dan keluarga atau masyaraka t .
Pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan keluarga
di rumah dengan masalah stroke diharapkan do pat
Pendahuluan
klien pasca stroke yang telah kembali ke rumah. Asuhan ini
diharapkan dapat meningkatkan fungsi kehidupan baik fisik,
mental, dan social klien beserta keluarga dengan
me-manfaatkan berbagai sumber di keluarga dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan di rumah dilakukan melalui
pe-layanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
yang telah diatur melalui Kepmenkes 279 tahun 2006
tentang pedoman penyelenggaraan upaya perkesmas di
Puskesmas. Perkesmas merupakan upaya yang sangat
stra-tegis untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat,
bila dilaksanakan secara komprehensif dengan dengan
sasar-an individu, keluarga, kelompok dsasar-an Masyarakat, serta
memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Pelayanan keperawatan kesehatan
masya-rakat adalah pelayanan profesional yang diberikan oleh
tenaga perawat di Puskesmas dan masyarakat, perlu
di-lakukan berdasarkan standar dan Pedoman pelayanan.
Beberapa pedoman pelaksanaan pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat telah disusun diantaranya adalah
pedoman ini yaitu asuhan keperawatan keluarga di rumah
dengan masalah stroke.
1.2.
TUJUAN PEDOMAN
Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanaan
keperawat-an keluarga dengkeperawat-an stroke di rumah untuk · menurunkkeperawat-an
angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat stroke.
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Moso/oh Stroke
Tujuan Khusus
1) Memberikan gambaran tentang konsep pelayanan
keperawatan keluarga dengan stroke.
2) Memberikan acuan dalam pengelolaan pelay an a n
keperawatan keluarga dengan stroke.
3) Memberikan acuan dalam pembinaan, peng aw asan,
evaluasi terhadap pelayanan keperawatan keluo rg o
dengan stroke yang diberikan.
4) Memberikan acuan da lo m mengembangkon je jo rin g
kerja yang dapat menunjang peloksanaan pela yo nan
keperawatan keluarga d e ngan stroke.
5) Memberikan acuan dalom sistem pencataton dan p
e-laporan pada pelayanan keperawatan keluarga dengan
stroke.
1.3. RUANG LlNGKUP
Ruang lingkup dari buku ini adolah pelayanan keperawata n
bagi klien stroke di rumah dalam konteks keluarga ya n g
merupakan upaya perawatan lanjutan "pasco
hospitalisasi",
dalom rongka menurunkan kecenderungan peningkatan
angka kejadion, kecacatan, kematian akibat stroke. Dolam
pedomon ini memuat tentang masalah stroke, asuhan
keperawotan keluarga dengan masalah stroke dengan
pendekotan proses keperawatan termasuk pemberiaan
terapi modalitas, serta pencatatan dan pelaporan
Pendohuluon
1
.4.
SASARAN
Sasaran program pelayanan keperawatan pasien dengan
stroke di rumah dilakukan pada berbagai tingkat pelayanan
dalam sistem kesehatan nasional yaitu :
1) Pengelola praktik pelayanan keperawatan keluarga di
sarana pelayanan
2) Perawat pelaksana pelayanan keperawatan keluarga
3) Organisasi profesi perawat dan pemerhati pelayanan keperawatan Keluarga
1.5.
DASAR HUKUM
Penyusunan Pedoman pelayanan keperawatan pasien
dengan stroke di rumah ini dilandasi dengan
peraturan-peraturan yang berlaku yaitu;
1) Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T ahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2) UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3) UndangUndang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3637);
Asuhan Keperawatan Ke/uarga di Rumah dengan Masa/ah Stroke
5) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 94/Kep/M.Pan/11 /2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya
6) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor128/Menkes/SK
/11/2004 tentang Kebijakan Dosar Pusat Kesehatan Mosyarakat;
7) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279/Menkes/SK/IV
/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas;
8) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 /Menkes/Per/VII
/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V /2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
10) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/14 /1/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
1 1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 161/Menkes/Per/I /2010 tentang Registrosi Tenaga Kesehatan;
1 2) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 908/Menkes/Per/VII
/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Keperawatan Keluarga;
IIIiAlj
II
セ@
PIlHIIlllalUuMt
Dasat
StrOllll
S
troke adalah cedera vaskular akut pada otak yang disebabkan karena sumbatan, penyempitan, ataupecahnya pembuluh darah otak, yang
mengakibat-kan suplai darah ke salah satu bagian otak terganggu
yang dapat berdampak lanjut pada kelainan neurologik
(Feigin, 2004; Junaidi, 2007) .
2.1.
JENIS- JENIS STROKEPengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
berdasar-kan penyebabnya stroke dapat terjadi berupa iskemik
mau-pun perdarahan (haemoragic), berikut penjelasan tentang
perbedaan kedua jenis stroke:
a. Stroke iskemik
Terjadi karena adanya gangguan vaskuler otak yang
disebabkan karena adanya sumbatan bekuan darah
oleh embolus dan ateroma (endapan lemak); dan
pe-nyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Moso/oh Stroke
aterosklerosis (mengerasnya arteri), proses peradangan
atau infeksi, dan dampak penggunaan NAPZA seperti
ampfetamin dan kokain, sehingga aliran darah yang
membawa nutrisi dan oksigen ke jaringan otak
terhambat (Jaffe,
1.992; Feigin,
2004j Junaidi,2007).
Stroke iskemik dapat dikelompokkan menjadi :
1) Transient Ischemic Attack (T/A) : serangan st roke
sementara yang be rl angsung 1
5
menit dan dap atberlangsung sampa i
2 4
jam2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND): gejala
neurologis yang akan menghilang antara
>2 4
jamsampai
21
hari3) Progressing stroke: kelainan atau defisit neurologik
yang berlangsung seco ra bertahap dari ringan sam poi
berat
4) Completed stroke: kelainan neurologik yang 5udah
menetap
b. Stroke haemoragik
Disebabkan pembuluh dorah pecah sehingga mengham
-bot aliran darah yang no rma l dan terjadi perda rahan d i
jaringan otak (hemoragia intraserebrum) a tau ー・ イセ@
d arahan subaraknoid. Hampir
70%
kasus strokehemo-ragik terja di p ada penderita hipertensi (Fe igin,
2004).
2.2.
PATOFISIOLOGI STROKEOtak adalah organ vital yang terdiri dari selse l otak,
Pengetohuon Dosor Stroke
pembutuh darah. Pembutuh darah arteri mengangkut darah
yang kaya oksigen dan nutrisi ke datam otak, sekitar 20%
oksigen dan 50% gtukosa yang ada di datam darah
arterial dikonsumsi oleh otak. Otak harus mendapatkan
suplai darah secara konstan yaitu kurang lebih satu liter
darah per menit (15% dari darah total yang dipompakan
jantung), hal ini disebabkan karena otak tidak menyimpan
oksigen dan nutrisi lain dalam jumlah yang signifikan. Oleh
karena itu agar otak dapat berfungsi normal, suplai darah
otak harus tetap adekuat atau tidak ada hambatan
(Walker, 1998).
Terhambatnya aliran darah ke otak yang membawa
banyak oksigen dan nutrisi akan menyebabkan terjadinya
hipoksia atau anoksia. Hambatan tersebut dapat
disebab-kan karena adanya sumbatan oleh embolus atau pembutuh
darahnya yang menyempit. Gangguan aliran darah ke otak
selama 3- 10 menit dapat menyebabkan perubahan dan
kerusakan permanen. Hipoksia pertama kali menimbulkan
iskemia, jika neuron hanya mengalami iskemia dan belum
terjadi nekrosis, maka ada peluang untuk
menyelamat-kannya.
Kerusakan daerah otak tergantu:lg pada daerah yang
terkena dan pembuluh darah serebral yang dipengaruhi.
Sindrom neurovaskuler
lebih sering terjadi pada stroke trombotik atau embolik karena dipengaruhi oleh arteriserebral mediana. Hal ini disebabkan arteri tersebut
mensuplai darah untuk
lateral hemisper serebri.
Infark padabagian tersebut dapat menyebabkan defisit kolateral
motorik dan sensorik, seperti masalah bicara dan disfasia.
Asuhan Keperawatan Keluarga di Rumah dengan Masalah Stroke
Stroke hemoragik yang disebabkan aneurisma
(pelebar-an arteri) yang pecah, atau karena adanya penyakit
se-perti hipertensi yang menyebabkan dinding arteri menipis
dan rapuh. Perdarahan dapat terjadi di intraserebrum dan
subarahnoid, yang menyebabkan darah masuk ke dalam
otak, dan merusak neuron sehingga bagian otak yang
terkena akan menjadi terganggu fungsinya.
2.3.
FAKTOR RISIKO STROKEa. Hipertensi, adanya peningkatan tekanan darah secara
perlahan dapat merusak dinding pembuluh darah
arteri, dan menyebabkan terbentuknya bekuan darah,
dan aneurisma.
b. Penyakit jantung, adanya penyakit jantung seperti
ke-lainan katup menjadi pemicu terjadinya stroke. Embolus
yang terbentuk di jantung akibat kelainan katup dapat
terlepas mengalir ke pereda ran darah otak, dan
me-nyumbat pembuluh darah arteri.
c. Kadar kolesterol yang tinggi dapat melekat pada dinding
arteri dan membentuk plak arteri yang menyebabkan
arterosklerosis (pengerasan arteri) dan stenosis
(penyempitan).
d. Diabetes melitus, dapat menimbulkan perubahan pada
sistem vaskular serta memicu terjadinya aterosklerosis.
e. Jenis kelamin dan usia. Semakin bertambah usia fisiko
terjadinya stroke semakin besar. Wan ita lebih berisiko
Pengetohvon Dosor Stroke
f. Riwayat keluarga. Meskipun tidak menjadi penyebab
langsung stroke, namun beberapa penyakit yang
ber-hubungan dengan gen seperti hipertensi, dan diabetes.
g. Merokok dapat menyebabkan penyempitan dan
penge-rasan arteri di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan
aliran darah terhambat dan darah mudah menggumpal.
Merokok juga dapat menyebabkan peningkatan
pem-bentukan aneurisma intrakranium.
h. Kurang aktifitas fisik dapat berisiko 50% terjadinya
risiko stroke. Kurangnya pergerakan fisik dapat
menye-babkan masalah pada berat badan, meningkatkan
tekanan darah, dan menyebabkan aterosklerosis dini,
dan beberapa penyakit jantung yang dapat memicu
terjadinya stroke.
I. Kontrasepsi oral. Kombinasi estrogen dan progesteron
yang terdapat dalam kontrasepsi oral dapat
mening-katkan tekanan darah, menyebabkan darah lebih
kenta l, dan memudahkan terjadinya bekuan darah.
j. Stres d an depresi. Stres emosional jika berkombinasi
dengan faktor risiko lain seperti aterosklerosis, penyakit
jantung, atau hipertensi. Stres yang berkepanjangan
justru dapat memicu peningkatan tekanan darah.
k. NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lain)
seperti heroin, amfetam in, kokain, ganja mengakibatkan
"rerjadinya peningkatan pembekuan darah, penyempitan
arteri d i otak, dan peningkatan tekanan darah yang
dapat menjadi pemicu terjad inya stroke.
I. Kelebihan berat badan, orang dewasa dinyatakan
kelebihan berat badan bila indeks massa tubuh (IMT)
Asuhon Keperowoto n Keluorgo d i Rumoh d engon M o so /o h S tr o ke
lebih dari 25 (normal 18.5-24.9). Contoh jika seseorang
mempunyai berat badan 68 kg dengan tinggi badan
160 em, maka IMTnya adalah : 68 / 1,62
=
26.6 kg /m2•m. Cedera leher sepert i peregangan mendadak d a n
hebat pada lehe r, pemutaran leher yang dapat
me-rusak arteri karotis yang dapat menyebabkan stroke
iskemik.
2.4.TANDA DAN GEJALA STROKE
Berikut tanda dan gejala serallgan stroke yaitu :
a. Gangguan neurologis fokcil seperti kelemahan atau
ke-lumpuhan lengan, tungkai atau salah satu bag ian tubuhj
mulut dan lidah meneong bila diluruskanj inkontinensia urine
b. Hilangnya sensasi seperti adanya perasaan baal atau
mati rasa, terasa kesemutan pada salah satu bag ian tubuh
c. Gongguan penglihatan : penglihatan ganda, lapangan
pandang menu run
d. Gangguan menelan : sulit menelan, dan bahkan sering
tersedak bila minum
e. Gangguan bicara : bicara pelo (tidok jelas), sulit
me-rongkai kalimat sehingga tidak dopat dipahami (afasia)
f. Gangguan pendengaran : berdengung, pendengaran
menu run atau terjadi tuli satu telinga
g. Gangguan konsentrasi dan kognitif : sulit memahami
pembicaraan orang lain, menjadi pelupa (dimensia),
menurunnya kemampuan berhitung, membaea dan menu lis
h. Gangguan koordinasi dan keseimbangan : sulit
Pengetohuon Dosor Stroke
i. Gangguan psikologik: menjadi lebih sensitif, mudah
menangis
j. Gangguan kesadaran : selalu ingin tidur, pingsan
sampai tidak sadarkan diri (koma)
Perbedaan tanda dan gejala stroke hemoragik dan iskemik
(Junaidi, 2006) :
Gejala dan lando
Gejala: Soot kejadian (onset) Peringatan TIA Nyeri kepala Kejang Muntah Penurunan kesadaran
Stroke Hemoragik
Sedang aktif Tidak ada Hebat Ada Ada
Sangat nyata
Stroke Iskemik
Sedang istirahat Ada
Ringan Tidak ada Tidak ada Ringan
Tanda: Bradikardia Edema papil mata Kaku kuduk Kernig, Brudzinski
Ada Ada Ada Ada
Kadang ada/tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
IIII3AII3
III
II
As..AaH IC.p.,awalaH daH 71l1apl
Modalilas IC.pllIawalaH pada
ICIIIlIe d.lefaH Pasea SI,0411 dalallt
IColel1l4s ICIlI..a'fa dl R..".aA
A
SUhan Keperawatan Klien Dengan Pasco StrokeDalam Konteks Keluarga di Rumah menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Dalam intervensi
keperawatan akan digunakan pula beberapan intervensi
terapi modalitas yang sering digunakan.
3.1.
ASUHAN KEPERAWATAN3.1 .1. Pengkajian Keperawalan
Beberapa hal yang perlu dikaji terkait dengan
masa-lah stroke yang terjadi (gunakan panduan pengkajian
Asuhon Keperowoton dan T eropi Modo/ifas Keperowoton podo K/ien dengon Pasco Stroke do/am Konteks Ke/uorgo di Rumoh
1) Riwayat keperawatan: kesehatan atau keadaan
klien sebelumnya sangat mempengaruhi
terjadi-nya stroke atau kondisi yang ada saat ini.
2) Persepsi dan pengetahuan keluarga terhadap
masalah kesehatan: pandangan keluarga terhadap
masalah stroke dan hal apa saja yang sudah
di-lakukan keluarga dalam upaya perawatan stroke
pada anggota keluarganya.
3) Pola nutrisi : jenis makanan yang sering
dikon-sumsi oleh klien dan keluarga, dan keluhan yang
dirasakan saat ini terkait kebutuhan nutrisi.
4) Pola aktivitas : kegiatan apa saja yang
dilaku-kan klien sebelumnya, adanya gangguan dalam
beraktivitas, dan kemampuan klien dalam
me-lakukan aktivitas saat ini.
5) Pola eliminasi : gangguan pada sistem perkemihan
seperti inkontinensia urine.
6) Psikososial: reaksi emosional klien dan keluarga
terhadap masalah stroke yang dihadapi,
per-ubaha n peran dan tanggung jawab, stres yang
dialam i, sistem pendukung yang ada, dan
bagaimana klien dan keluarga memanfaatkan
strategi koping dalam mengatasi permasalahan
yang ada.
7) Tanda dan gejala fisik yang ditemukan :
penurun-an tingkat kesadarpenurun-an klien, perubahpenurun-an tpenurun-anda-
tanda-tanda vital, dan kemungkinan adanya gangguan
sensorik dan motorik seperti : memori menu run,
Asuhon Keperowoto n Keluorgo di Rumoh dengon Mosoloh Stroke
kemampuan berfikir menurun, afasia
(ketidakmam-puan memahami dan melakukan pembicaraan),
agnosia (gangguan mengenali rangsangan
sen-soris), agrafia (ketidakmampuan menu lis), aleksia
(ketidakmampuan membaca), apraksia
(ketidak-mampuan melakukan gerakan fisik secara sa d ar),
atak sia (tidak ad anya koordinasi, sika p tu b uh
tidak mantap), diplopia (penglihatan g and a ),
disartria (ga ng guan motorik pad a lidah, mulut,
dan rahang), di sfagia (kesu litan menela n), pa re sis
((kelemahan o tot), hemi pa resis (k e le ma han di
sala h sa tu sis i tu buh), para p are sis (ke lema han
otot di k edu a tungk a i), he mip legia (kelumpuhan
d is alah satu sisi tubuh), parapleg ia (ke lumpuhan
kedua tungka i), dan inkontinensia urine.
3. 1. 2. Dia gnosis Keperawatan
Berikut d iuraikan dia gnosis kepe ra w a tan yang
mungkin terjadi p a d a klien pasco stroke, dan dia
g-nosi s ini dapat dikembangkan sesuai deng an k e luhan
atau kondisi klien y ang ditemukan di keluarga
-1) Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan tidak adekuatnya suplai darah serebral
sekunder terhadap cerebral edema, embol us,
thrombus, dan perdarahan.
2) Jalan napas tidak efektif berhubungan obstruksi
Asuhan Keperawatan dan Terapi Moda/itas Keperawatan pada K/ien dengan Pasco Stroke da/OIII Konteks Ke/uarga di Rumah
3) Gangguan mobilitas
paresis/plegia.
fisik sehubungan dengan
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
sehu-bungan dengan disfagia, dan menurunnya nafsu
makan.
5) Gangguan integritas kulit sehubungan dengan
perubahan sensorik, immobilisasi, inkontensia,
per-ubahan status nutrisi.
6) Perubahan polo eliminasi urin: inkontinensia
fung-sional berhubungan dengan kerusakan motorik,
immobilisasi.
7) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
gangguan sirkula si sere bra l, g angguan
neuro-musk uler, k e lemaha n otot waiah
8) Perubaha n sensorik - p ersep si b ehubungan dengan
gangguan si r k ula si sere bral, gangguan
peng-lihatan, sen sa si, dan perub ah an psikologik
9 ) Ganggua n k onsep d iri : gambaran tubuh, harga
d iri, pero n, identitas, berhubungan dengan
me-nurunnya fungsi, tubuh, perubahan fisik, peron,
ketergantungan, dan tida k efektifnya koping
3 .1 .3. Perencanaan Keperawatan pada Klien Pasca Stroke
Berikut akan diuraikan perencanaan keperawatan
klien pasco stroke yang disesuaikan dengan masalah
keperawatan yang ditemukan. Perencanaan
kepe-rawatan ini dilakukan dengan melibatkan keluarga
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Moso/oh Stroke
sebagai care
giver
dari support system (gunakanformat B untuk perencanaan keperawatan pada
klien pasca stroke dalam konteks keluarga di rumah):
1) Diagnosis: Perubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai
darah serebral sekunder terhadap cerebral
edema, embolus, thrombus, dan perdarahan.
Perencanaan Keperawatan: mempertahankan
jalan nafas dan aliran darah yang adekuat;
me-monitor tanda-tanda vital; meningkatkan aliran
darah ke otak dengan meninggikan daerah
kepala; menghindari fleksi dan rotasi kepala
yang berlebihan agar TIK tidak meningkat;
meng-anjurkan keluarga untuk memonitor intake output
cairan, dan kolaborasi dengan medis untuk
pem-berian obat anti hipertensi, diuresis, dan
anti-koagulan.
2) Diagnosis : Jalan napas tidak efektif
berhubung-an obstruksi jalberhubung-an napas sekunder terhadap efek
hemiplegia.
Perencanaan Keperawatan: mengatur posisi
pasien semi fowler dan rubah posisi untuk
meng-hindari penumpukan sekret setiap 2 jam sekali
(bila terjadi hemiplegia rubah posisi setiap 1
jam sekali untuk bagian tubuh yang mengalami
hemiplegia, dan 2 jam sekali untuk bag ian tubuh
Asuhon Keperowofon don Teropi Modo/ifos Keperowofon podo Klien dengon
Posco Stroke d%m Konfeks Ke/uorgo di Rumoh
efektif; ajarkan teknik inhalasi sederhana yang
dapat dilakukan keluarga.
3) Diagnosis: gangguan mobilitas fisik sehubungan
dengan paresis/paraplegia
Perencanaan Keperawatan: pertahankan posisi
fungsional klien dengan menggunakan handroll
atau gulungan handuk, papan matras untuk
men-support posisi fungsional, mencegah penekanan
dan footdrop; rubah posisi klien setiap2 jam
sekali dan perhatikan kulit pada sekitar daerah
yang tertekan; berikan petunjuk pada keluarga
untuk melatih ROM pasif pada klien dan latih
ambulasi bertahap.
4) Diagnosis: perubahan nutrisi kurang dari
kebutuh-an sehubungkebutuh-an dengkebutuh-an disfagia, dkebutuh-an menurunnya
nafsu
Perencanaan Keperawatan: Monitor
pemasuk-an dpemasuk-an pengeluarpemasuk-an dpemasuk-an pemasukpemasuk-an diet untuk
menetapkan defisit, dengan cara melatih keluarga
untuk dapat mendokumentasikan makanan atau
minuman yang dikonsumsi klien dalam sehari
(food recall); dengan teknik guidence ajarkan
keluarga untuk dapat mengenal jenis dan kalori
makanan yang dibutuhkan klien; motivasi
keluarga untuk dapat memberikan makanan oral
dimulai dari makanan cair sampai padat (dengan
meletakkan makanan pada bagian mulut yang
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Moso/oh Stroke
tidak sakit); latih klien untuk melakukan gerakan
lidah dan bibir.
5) Diagnosis: gangguan integritas kulit sehubungan
dengan perubahan sensorik, immobilisasi,
inkonti-nensia, perubahan status nutrisi
Perencanaan Keperawatan: hindari
penekan-an yang lama pada bagipenekan-an tertentu; anjurkpenekan-an
keluarga untuk melakukan rubah posisi setiap 2
jam sekali; pertahankan kebersihan dan
kelem-baban kulit; lakukan masage pada d a erah yang
sering tertekan agar aliran darah kembali lancer.
6) Diagnosis: Perubahan pola eliminasi urin:
inkonti-nensia fungsional berhubungan dengan kerusakan
motorik, immobilisasi
Perencanaan Keperawatan: observasi pola
berkemih klien; observasi intake dan output cairani
keluarga menawarkan urinal/bedpan sesering
mungkini tetapkan jadwal berkemih secara
ter-aturi stimulasi untuk berkemih dengan cara
mem-berikan rasa aman, mengalirkan a li r, posisi yang
nyaman; seoptimal mungkin hindari penggunaan
kateter, tetapi bila kondisinya membutuhkan
kateter lakukan perawatan kateter setiap hari .
7) Diagnosis : Gangguan komunikasi verbal
ber-hubungan dengan gangguan sirkulasi serebral,
gangguan neuromuskuler, kelemahan otot waiah
Asuhon Keperowolon don Teropi Modolilos Keperowolon podo Klien dengon
Posco Stroke do/om Konleks Keluorgo di Rumoh
Perencanaan Keperawatan: pertahankan
kontak mata dengan klien saat berkomunikasij
gunakan teknik komunikasi terapeutikj bantu klien
untuk berkomunikasi secara perlahan-Iahan dan
tidak terburu-buruj latih klien untuk
menggerak-kan lidah dan bibirj latih klien untuk dapat
meng-gunakan katakata sederhana seca ra bertaha p
dan dengan bahasa tubuh j anjurkan keluarga untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif,
sederhana, jelas, dan sabar dengan klien.
8) Diagnosis: Perubahan sensorikpersepsi
behubung-an dengbehubung-an ganggubehubung-an sirkulasi serebral, ganggubehubung-an
penglihatan, sensasi, dan perubahan psikologik.
Perencanaan Keperawatan: letokkan posisi
benda, alat pemanggil, baki makanan dalam
jangkauan sisi tubuh yang tidak sakitj tutup mota
yang terkena masalah akibat pengaruh stroke
(jika ada penglihatan gandalj anjurkan keluarga
untuk dapat bantu klien melihat objek dengan
benar, dan melakukan aktifitas sehariharij
monitor temperatur makanan, air mandi untuk
mencegah cidera; ajarkan klien/ keluarga untuk
melakukan hal yang sama; motivasi keluarga untuk
dapat menciptakan lingkungan yang tenang yang
dapat membantu klien mengurangi penurunan
persepsi akibat adanya kecemasan.
9) Diagnosis: Gangguan konsep diri: gambaran tubuh,
harga diri, peran, identitas, berhubungan dengan
Asuhon Kep erowo to n Keluorgo di Rumoh dengon Mosoloh Stroke
menurunnya fungsi tubuh, perubahan fisik, peran,
ketergantungan, dan tidak efektifnya koping.
Perencanaan Keperawatan: Gali rasa takut
klien/keluarga terhadap kematian, hilangnya
kemandirian, hilangnya kontrol fungsi tubuh,
kecacatan dan hilangnya kemampuan bicara;
berikan tindakan untuk mengatasi masalah
psiko-logisnya, misalnya melalui komunikasi terapeutik,
memberikan alternatif-alternatif pemecahan
masalah; latih klien untuk melakukan relaksasi
progresif untuk menurunkan stres; anjurkan
keluarga untuk dapat memberikan dukungan
emosional pada klien
3.1.4.
Pelaksanaan Tindakan KeperawatanPelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun
dan sesuai dengan kondisi klien. Perawat dapat
menggunakan format B dan kemudian tindakan
berikutnya didokumentasikan pada format C.
3 . 1.5.
Evaluasi KeperawatanEvaluasi keperawatan yang diharapkan secara
umum adalah: Setelah dilakukan implementasi kepe -rawatan pada klien pasca stroke diharapkan klien
Asuhon Keperowoton dan Terapi Modo/itos Keperowoton podo Klien dengon
Pasco Stroke do/am Konteks Ke/uorgo di Rumoh
pencegahan terjadinya kerusakan atau gangguan
lebih lanjut. Kriteria evaluasi tersebut yaitu :
1) Adanya peningkatan perfusi jaringan cerebral
yang ditandai dengan peningkatan atau
mem-pertahankan kesadaran klien dalam kondisi
optimal (composmentis), mempertahankan dan
meningkatkan status neurologik (dapat dilihat
dari penilaian GCS).
2) Kepatenan jalan nafas yang ditandai dengan
bersihnya jalan nafas, klien mampu melakukan
latihan nafas dalam dan batuk efektif.
3) Klien dapat melakukan latihan ROM pasif, dan
bertahap melakukan ambulasi, sehingga klien
dapat terhindar dari masalah lain sebagai
dam-pak gangguan mobilitas seperti gangguan
integritas kulit.
4) Kebutuhan nutrisi terpenuhi, yang ditandai dengan
berat badan sesuai dengan usia (berat
badan-nya lebih kurang 10
%
dari be rat badan ideal),klien dapat menelan makanan yang lunak tanpa
aspirasi, dan mentoleransi nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh.
5) Gangguan integritas kulit tidak terjadi yang
di-tandai dengan kulit tampak bersih dan sehat, dan
tidak dijumpai adanya tanda-tanda dekubitus.
6) Pola eliminasi urine kembali normal yang ditandai
dengan tidak ada gejala inkontinensia dan klien
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Moso/oh Stroke
dapat mengkomunikasikan keinginannya untuk
buang air kedl.
7) Gangguan komunikasi verbal dapat teratasi yang
ditandai dengan klien dapat memahami dan
me-respon kembali komunikasi dengan orang lain
dengan menggunakan komunikasi non verbal, klien
dapat melatih secara bertahap kemampuan
komunikasi verbal
8) Klien dapat beradaptasi dengan perubahan
sensorik, dan dapat terhindar dari risiko injuri
akibat dampak penurunan sensori persepsi.
9) Klien memiliki konsep diri yang positif yang
di-tandai dengan klien dapat mengungkapkan
pe-rasa an dan harapannya, klien dapat berpartisipasi
dalam perawatannya, adanya kemandirian klien.
Seluruh tahapan asuhan keperawatan diatas
didokumentasikan dengan benar menggunakan prinsip
pendokumentasian yaitu: ada tanggal, jam, tindakan,
respon, tanda tangan, ditulis jelas dengan bahasa
yang mudah dipahami, dan jujur dalam penulisan data.
3.2.
TERAPI MOOALITAS KEPERAWATAN PAOA PASIENOENGAN PASCA STROKE OALAM KONTEKS
KELUARGA 01 RUMAH
Terapi modalitas keperawatan yang dapat dilakukan
Asuhon Keperowoton don Teropi Modo/itos Keperowoton podo K/ien dengon Pasco Stroke d%m Konteks Ke/uorgo di Rumoh
rumah dengan melibatkan partisipasi aktif keluarga untuk
membantu meningkatkan kemampuan fungsional klien.
3.2.1.
MengaturPosisi
Tidur1) Pengertian:
Pengaturan posisi tidur bagi klien pasco stroke
sangat bermanfaat untuk mencegah komplikasi
se-perti dekubitus, pneumonia, pembentukan bekuan
darah, nyeri bahu, dan kontraktur pada sendi.
Merubah posisi klien stroke miring kanan kiri dan
terlentang sangat membantu melancarkan
per-edaran darah pada daerah yang tertekan lama.
Oleh karena itu bila pasien pasco stroke yang di
rawata di rumah, keluarga harus menyadari
pentingnya pengaturan posisi tidur pasien.
2) Persiapan:
Persiapan klien:
a) Informasikan pada klien dan keluarga tentang
manfaat pengaturan posisi tidur klien yang
di-lakukan setiap 2 jam sekali pada daerah tubuh
yang sehat dan 1 jam sekali pada bagian tubuh
yang sakit
b) Observasi daerah tubuh yang sakit dan
observasi pula kondisi kulit pada bagian tubuh
yang mengalami penekanan lama
Persiapan a/at:
a) Anjurkan keluarga untuk memberikan tempat tidur
yang dapat menahan beban tubuh klien (kasur
Asuhan Keperawaton Keluarga d i Rumah dengan Masal ah Stroke
diupayakan yang padat, namun lembut), jika
memungkinkan tempatkan klien pasca stroke
pada tempat tidur tunggal (single bed) yang
mudah diraih oleh keluarga saat memberikan
perawatan pada klien.
b) Bantal
c) Gulungan handuk
d) Penghalang tempat tidur, khusus untuk klien
dengan kesadaran menurun dan lemah (jika
memungkinkan disediakan keluarga)
e) Papan kaki
3) Persiapan:
Persiapan klien:
a) Informasikan pada klien dan keluarga tentang
manfaat pengaturan posisi tidur klien yang
dilakukan setiap
2
jam sekali pada daerahtubuh yang sehat dan
1
jam sekali padabagian tubuh yang sakit
b) Observasi daerah tubuh yang sakit dan
obser-vasi pula kondisi kulit pada bagian tubuh yang
mengalami penekanan lama
Persiapan a/at ;
a) Anjurkan keluarga untuk memberikan tempat tidur
yang dapat menahan beban tubuh klien (kasur
diupayakan yang padat, namun lembut), jika
memungkinkan tempatkan klien pasca stroke
pada tempat tidur tunggal (single bed) yang
Asuhan Keperawalan dan Terapi Moda/itas Keperawalan pada K/ien dengan Pasco Stroke do/am Konleks Ke/uarga di Rumah
mudah diraih oleh keluarga saat memberikan
perawatan pada klien.
b) Bantal
c) Gulungan handuk
d) Penghalang tempat tidur, khusus untuk klien
dengan kesadaran menurun dan lemah (jika
memungkinkan disediakan keluarga)
e) Papan kaki
4) Pelaksanaan:
Posisi Tidur Terlentang (Supine)
No. Prosedur Tindakan
1. Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur 2. Letakkan bantal di bawah kepala, bahu, dan leher
3. Letakkan 「。ョセ。ャ@ kecil dan tipis di bawah spinallumbal 4. Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah mota
kaki untuk meninggikan tumit
5. Letakkon papon kaki at au penohan di atas telapak koki klien (mencegah risiko drop foof)
6. Letakkan bantal di bawah lengan dengan posisi pronasi sejajar dengan bahu
7. Lakukan massage ringan pada jari-jari tangan , telapak tongan, siku, dan jari-jari kaki. Berikan bola plstik pada tangan yang sakit untuk latihan mengenggam
8. Observasi kondisi klien setelah dilokukan perubahan posisi 9. Seluruh prosedur 1-7 lib atkan keluarga untuk membantu
melokukannya, dan anjurkan keluarga untuk merubah posisi setiop 2 jam sekali
10. Catat tindakan yang telah dilakukan perawat untuk klien dan keluarga
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Mosoloh Stroke
Posisi Setengah Duduk (Semi Fowler)
No. Prosedur Tindakan
1. Tinggikan bag ian kepala tempat tidur (30-45°) dengan menggunakan bantal yang disusun secora trap (bertingkat) 2. Gunakan bantal untuk menyangga tangan klien
3. Letakkan handuk atau banta I tipis di belakang punggung klien, jika tempat tidur klien keras
4. Letakkan gulungan handuk dibawah paha klien 5. Letakkan gulungan handuk di bawah pergelangan kaki 6 . Tempatkan papan kaki pada telapak kaki klien untuk
mencegah risiko drop fool
7. Lakukan massage ringan pada jari-jari tongan, telapak tongan, siku, dan jari-jari kaki
B. Observasi kondisi klien setelah dilakukan perubahan posisi 9. Seluruh prosedur 1-7 lib atkan keluarga untuk membantu
melakukannya, dan anjurkan keluarga untuk merubah posisi setiap 2 jam sekali
10. Catat tindakan yang telah dilakukan perawat untuk klien dan keluarga
Asuhon Keperowoton dan Terapi Modo/itos Keperowoton podo K/ien dengon Pasco Stroke do/am Kontek s Ke/uorgo di Rumoh
Posisi Tidur Miring
(Lateral)
No. ;Prosedur Tindakan
1. Baringkan klien pada posisi terlentang
2. Geser klien ke salah satu sisi menjauh dari tengah tempat tidur 3. Tongan klien yang jauh dari perawat dekatkan ke tubuh
klien, sedangkan tangan yang dekat dengan perawat jauhkan dari sisi tubuh klien (abduksi)
4. Fleksi kedua kaki klien don silangkan kaki klien (kaki terjauh terletak diatas)
5. Balikkan klien ke salah satu sisi tubuh, hingga tubuh klien miring 6. Tempatkan bantal pod a bagian tangan lengan yang fleksi 7. Atur tangan yang jauh dori perawat agar tidak tertindih
oleh tubuh klien, sejajarkan dengan punggung klien
8. Bila klien miring ke arah tubuh yang sakit (Iengan yang mengalami hemiparese) jangan menarik tangan yang sakit, untuk mengatur tangan yang sakit agar tidak tertindih seperti no.7 tangan yang sakit tidak perlu di fleksi, melainkan dibiarkan ekstensi dengan diberi alas banta I tipis 9. Atur kaki yang berada di bawah dalam posisi lurus,
sedang-kan kaki yang di atasnya diatur ke posisi fleksi (menekuk) 10. Letakkan bantal sepanjang lutut sampai kaki diantara kaki
bawah don kaki atas
1 1. Letakkan bantal di punggung klien sebagai penyangga 12. Letakkan papan kaki atau kantong pasir pada telapak kaki
untuk mencegah terjadinya drop foot
13. Lakukan massage ringan pada jarijari tangan , telapak tongan, siku, don ja rijari kaki
14. Observasi kondisi klien setelah dilakukan perubahan posisi 15. Seluruh prosedur 17 lib atkan keluarga untuk membantu
melakukannya, don anjurkan keluarga untuk merubah posisi setiap 2 jam sekali
16. Catat tindakan yang telah dilakukan perawat untuk klien dan keluarga
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Mosoloh Stroke
5) Evaluasi:
Respon verbal klien : klien dapat menyatakan
nyaman setelah dirubah posisinya.
Respon non verbal klien kooperatif, tidak
dijumpai adanya dekubitus, dan risiko kekakuan
otot atau persendian, tidak ditemukan
tanda-tanda adanya penumpukan sekret.
3.2.2.
Ambulasi Bertahap1) Pengertian:
Melatih klien pasca stroke untuk dapat
ber-jalan secara bertahap yang dimulai dari latihan
duduk di tengah tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, berdiri di samping tempat tidur, dan latihan
berjalan beberapa langkah menuju kursi. Latihan
ini ditujukan untuk membantu klien agar dapat
segera mandiri, dan mencegah terjadinya
kompli-kasi akibat immobilisasi yang terlalu lama.
2) Persia pan :
Persiapan kJien :
a) Observasi kondisi fisik klien untuk melakukan
latihan ambulasi
b) Informasikan pad a klien dan keluarga tentang
latihan ini
c) Berikan semangat pada klien agar dapr
berpartisipasi dengan latihan ambulasi
Asuhon Keperowoton don T eropi Modo/itos Keperowoton podo K/ien dengon Pasco Stroke d%m Konteks Keluorgo di Rumoh
Persiapan a/af :
Tidak ada alat khusus yang digunakan, namun yang
perlu diperhatikan adalah keamanan lingkungan
seperti lantai tidak licin, dan penerangan cukup.
3) Pelaksanaan:
Melatih Klien Duduk di Tengah Tempat Tidur
No. Prosedur Tindakan
1. Letakkan klien dalam posisi terlentang
2. Keluarkan semua banta I yang ada di tempat tidur, kecuali banta I yang ado di kepolo klien
3. Atur posisi tubuh perawot untuk menjoga keseimbongon tubuh perowot
4. letokkon tongon kiri perowot di bowoh kepola, leher, don bahu klien
5. Letakkon tongon kanon perowot di pongkol lengan kanan klien, don perowot dopot meminto bontuan keluorga untuk memgong pangkol lengon kiri klien
6. Bantu klien untuk duduk, jiko koki klien dopot ditekuk, onjurkon klien untuk melokukannyo agar klien dapot lebih mudoh duduk
7. Berikon penyongga punggung don kepolo klien dengan bontol, agar klien dopot duduk tegok
8. Observosi kondisi fisik klien seteloh dilatih duduk di tempot tidur
9. libotkon keluargo dolom setiop tindokan don onjurkon keluorga untuk dopot melokukonnyo
Asuhan Keperawatan Kefuarga di Rumah dengan Masafah Stroke
Melatih Klien Ouduk Oi Tepi Tempat Tidur
No. Prosedur Tindakan
1. Baringkan klien pada posisi miring menghadap perawat (pada bag ian dimana klien akan duduk)
2. Tinggikan bagian kepala klien dengan beberapa banta I, untuk memudahkan perawat saat membantu klien ke posisi duduk
3. Atur POSISI tubuh perawat untuk keseimbangan saat membantu klien duduk di sisi tempat tidur
4. Sanggah bagian kepala dan bahu klien dengan tangan perawat yang di dekat kepala klien, sedangkan tangan yang lain memgang bagian atas paha klien
5. Bantu klien untuk duduk, dan pindahkan kaki bawah klien ke tepi tempat tidur (menjuntai)
6. Tetaplah berada di depan klien, sampai klien dalam keadaan seimbang
7. Ob servosi kondisi fisik klien setelah dilatih duduk di tempat tidur
Asuhan Keperawafan dan Terapi Moda/ifas Keperawafan pada K/ien dengan
Pasco Sfroke do/am Konfeks Ke/uorgo di Rumah
Melatih Klien Berdiri, Berjalan, Dan Duduk Di Kursi
No. Prosedur Tindakan
1. Seteloh klien mompu duduk di sisi tempat tidur, perawat dapat melonjutkan latihan berdiri, berjalan, dan duduk di kursi
2. Past ikon lantoi rumah kering dan bersih, dan anjurkan klien menggunkan alas kaki
3. Atur posisi tubuh perawat dengan kaki agak terbuka dan fleksi (salah satu kaki perawat berada di depan sebagai
ーッイセウIL@ agar memudahkan perawat soot membantu klien
latihan
4. Letakkan kedua tangan perawat pada pangkal lengan (ketiak klien), anjurkan klien untuk bertahan pada sisi tempat tidur, agar tumpuan berat badan klien tertumpu pada sisi tempot tidur
5. Bantu klien berdiri pada hitungan ketiga
6. Tetaplah tangan perawat memegang ketiak klien sam poi klien seimbang
7. Bantu Klien untuk berjalan beberapa langkah menuju kursi
8. Bantu klien untuk duduk di kursi, dan pastikon kursi tidak mudah bergerak
9. Bila kursi memiliki tongon kursi, anjurkan klien untuk meletakkan tangannyo diotos tong an kursi
10. Tongan yong sakit dopot ditopong dengon banta I
1 1. Observasi kondisi fisik klien setelah dilatih duduk di tempat tidur
12. Libatkan keluargo dolom setiap tindakan dan anjurkan keluarga untuk dopat melakukannya
Asuhon Keperowofon Ke/uorg o di Rum o h de ngo n M o soloh 'S fr o k e
4) Evaluasi:
Respon verbal klien : klien dapat menyatakan
nyaman setelah mengikuti latihan ambulasi.
Respon non verbal klien kooperatif, tidak
dijumpai adanya dekubitus, dan risiko kekakuan
otot atau persendian, tidak ditemukan
tanda-tanda adanya penumpukan sekret, klien dapat duduk, berdiri, dan berjalan secara bertahap .
3.2.3. Lalihan Renlang Gerak (ROM)
1) Pengertian
Gangguan mobilitas yang sering terjadi pada
klien stroke seringkali dapat menjadi lebih buruk kondisinya, ketika klien berada di rumah. Hal ini
terjadi karena keluarga kurang memahami manfaat
latihan gerak sejak dini pada klien pasca stroke. Latihan ROM merupakan latihan gerak yang
mengkoordinasikan otot, tulang, sendi, dan
per-syarafannya untuk mencapai rentang gerak yang normal. Latihan ROM ini dapat dilakukan setiap
hari 2 atau 3 kali latihan (sesuaikan dengan
kondisi fisik klien), dan bahkan latihan ini dapat dilakukan ketika klien mempunyai waktu luang.
Latihan ini dapat dilakukan secara bertahap dengan
bantuan sampai klien mandiri melakukannya.
Tujuan latihan ROM diharapkan dapat
mem-bantu klien :
a) Mencegah terjadinya kekakuan
b) Meningkatkan dan memperlancar aliran darah
c) Mencegah nyeri bahu yang sering terjadi pada
Asuhon Keperowoton don Teropi Modo/itos Keperowoton podo K/ien dengon Posco Stroke d%m Konteks Ke/uorgo di Rumoh
d) Mencegah dan memperbaiki kondisi otot, tulang,
dan persendian
e) Mencegah statis vena yang dapat mengakibat-kan terjadinya bekuan darah
f) Meningkatkan kemandirian klien
2) Persiapan
Persiapan klien sebe/um latihon ROM:
a) Informasikan klien dan keluarga tentang tujuan latihan ROM
b) Observasi keadaan kesehatan klien (observasi tanda-tanda kelelahan)
c) Atur posisi klien (bila klien tidak dapat berdiri,
atur posisi tidur klien)
Persiapon lingkungon :
a) Ruangan nyaman dan tenang
b) Ruangan bersih, ventilasi cukup, dan suhu kamar
tidak panas
Persiapan a/at (bila dibutuhkon) :
a) Alat penyangga kaki seperti papan
b) Bola atau gulungon handuk untuk melatih
gerakan tangan mengenggam (mengepal)
3) Pelaksanaan Tahapan latihan ROM:
a) kenali bagian tubuh yang lemah (terganggu)
dan bag ian tubuh yang sehat
b) observasi sejauhmana tingkat kelemahannya dan kemungkinan adanya nyeri sa at bergerak
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Mo soloh Stroke
c) perhatikan daerah lubuh yang mengalami
gang-guan dan lakukan latihan gerak ini dengan
hati-hali
d)ukur tandaIanda vital klien sebelum lotihan ROM
e)mulailah lalihan dari bag ian atas tubuh, dan
bag ian tubuh yang sehat (ulangi setiap bag ian
tubuh 35 kali, tergantung kondisi klien)
Bagian leher :
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Rotasi
Fleksi lateral
tundukkon kepolo sehinggo dogu menempel ke dodo (45 °)
k e mbolikon posisi kepola menjadi tegak
tengadahkan kepala sejauh mung kin ke belakang (10°)
putar perlahan leher kanankiri (Ieher menghodap ke sam ping)
tengodahkan leher ke samping kanan kiri sejauh mung kin ke arah bahu
Perhatikan gambar berikut ini :
Asvhon Keperowoton don Teropi Modo/ilos Keperowoton podo K/ien dengon Pasco Stroke d%m Konteks Ke/vorgo di Rvmoh
Bagian Bahu :
Fleksi
Ekstensi Hiperekstensi Abduksi
Adduksi Rotasi internal
Rotasi eksternal
Sirkumduksi
Bagian Siku
Angkat tangan dari posisi sam ping mengarah ke atas kepala
Kembalikan tang an ke posisi di samping tubuh Gerakan tangan di belakang tubuh
Angkat tangan ke arah samping dan menjauhi tubuh
Tarik kembali tangan ke arah mendekati tubuh Dengan siku fleksi, putar bahu dengan meng-gerakkan tangan ke dalam dan ke arah luar bagian belakang tubuh
Dengan siku fleksi, gerakan tangan sampai ke arah luar dan lateral terhadap kepala
Gerakan tangan dalam melingkar penuh
Fleksi Tekuk siku sehingga lengan bawah bergerak ke arah persendian bahu dan sejajar dengan bahu Ekstensi Luruskan siku dengan menurunkan tang an
Bagian Lengan Bawah
Supinasi Putar lengan bawah, sehingga telapak tang an menghadap keatas
Pronasi Putar lengan bawah sehingga menghadap ke bawah
telapak tangan
Asuhon Keperowoton Keluorgo di Rumoh dengon Mosoloh Stroke
Bagian Pergelangan Tangan
Ekstensi Gerakan jari-jari tang an dan lengan bawah beroda dalam satu garis lurus
Fleksi Gerakan telapak tangan ke arah dalam lengan bawah
Hiperekstensi Gerakan permukaan dorsal dari punggung tangan sejauh mung kin
Abduksi Gerakkan pergelangan tangan secara medial ke arah ibu jari
Adduksi Gerakkan pergelangan tang on secara lateral ke arah lima jari
Bagian Jari Tangan
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Abduksi
Adduksi
Oposisi
Buat genggaman tangan
lepaskan genggaman tangan dan luruskan jari-jari tangan
Gerakkan jari-jari tangan ke atas sejauh mingkin
Regangkan jari-jari
Rapatkan kembali jari - jari
Sentuhkan ibu jari ke masing-masing jari tang an
Sumber : gambar \ martini pies
Asuhon Keperowoton don Teropi Modo/itos Keperowolon podo K/ien dengon
Pasco Stroke d%m Konteks Ke/uorgo di Rumoh
Bagian pinggul:
Adduction Abduction
IHyperextension
sumber : gambar \ martini pies
Bagian Pinggul
Fleksi Ekstensi Hiperkestensi
Abduksi Adduksi
Gerakkan kaki ke arah depan dan atas Gerakkan kaki ke arah belakang
Gerakkan kaki sejauh mungkin ke arah belakang tubuh
Gerakkan kaki secara lateral menjauhi tubuh Gerakkan kaki ke posisi medial dan melebihi jika memungkinkan
Asuhon Keperowoton Kelu or g o di Rumoh dengon Moso/oh Strok e
Bag ian Lulul
Fleksi Angkallumil ke arah belakang paha
Eksl ensi Kembali ka n lungkai ke lanlai
Bagian Pergelangan Kaki
Dorsal fleksi Gerakkan kaki, sehingga jari-jari kaki menunju k k e
0105
Planlar fleksi Gerakkan kak i, sehingga jari-jari kaki me ng arah ke a r ah bawah
Bagian Kaki
Inversi Eversi Fl ek si Ekstensi
Abduksi A d duk si
Balikkan telapak kaki ke arah medial Balikkan telapak kaki ke arah lateral Tekuk jari- jar i kaki ke arah bawah Luruskan jari-jari kaki
Regangkan jari-jari kaki Rap alkan jari- ja ri kak i
Sumber: gambar \ martini pies
Opposition
Asuhan Keperawatan dan Tempi Moda/itas Keperawatan pada K/ien dengan Pasco Stroke do/am Konteks Ke/uarga di Rumah
Sumber : gambar\martini pies
4) Evaluasi pelaksanaan :
Respon verbal klien : adanya ungkapan klien
terhadap manfaat latihan yang dirasakan seperti:
tubuh terasa lebih fit, sendi-sendi tid ok mengalami
nyeri dan kekakuan soot latihan gerak.
Respon non verbal: klien dapat melakukan latihan
ROM sampai selesai, tidak mengalami perubahan
tanda-tanda vital yang signifikan.
3.2.4.
Latihan Gerak Lidah dan Bibir1 ) Pengertian :
Adanya keluhan disartria dan gangguan fungsi
nervus facialis, seringkali membuat klien menjadi
rendah diri dan bahkan dengan adanya kesulitan
mengungkapkan perasaan dan keinginannya, tidak
Asuhan Keperawatan Keluarga di Rumah dengan Masa/ah Stroke
jarang klien stroke mengalami perasaan tidak
ber-daya . Oleh karen a itu untuk membantu me
ning-katkan kemampuan klien dalam berkomunikasi,
sekaligus membantu memenuhi kebutuhan klien baik
fisik maupun psikologis, perlu dilakukan latihan
gerak lidah dan bibir. Latihan ini dapat dilakukan
2 kali sehari.
2) Persiapan :
Tidak ada persia pan alat khusus untuk terapi
modalitas ini, namun yang perlu diperhatikan
adalah persiapan klien, yaitu :
a) informasikan pada klien dan keluarga tentang
tujuan latihan gerak lidah dan bibir
b) observasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda
vital
c) klien diharapkan dalam kondisi yang dapat
memahami instruksi dari perawat
d) siapkan lingkungan yang tenang, agar klien
dapat mudah melakukan latihan
3) Pelaksanaan :
Lampiran4.
FORMATOOKUMENTASIUNTUKPELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 01 RUMAH
1. Pengkajian Keperawatan Keluarga 2. Perencanaan Keperawatan
3. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
l
PENGKA IAN KEPERAWAT A N KEL UARGA
1. DA T A KELUARGA
2"".- -Ot\T /\ PENCoK.\JlA N I N DJV IDU Y...\ NG SAKIT (te d a mp lr) r_,,,m.. Kl;>p;lJl. セQQj ..rK"
AI<lm.J t rB L セ ィ@ & Te .p
セZ taN@ angg セZ[ N keャuar セ セ |j@ 「HZャfjョ
..
Umur.. i''''''
f'.rUjid llu'!In I ll"r."h,(pセ ャイN・ ヲGェ@ ャGャNQ@ QQ@ StlJ l u ", G il l (Ta. TTV (TD セセセiョ@ tn" un· s.;nl OUlJr
; '"
セエ@
J :.aat till u s L@ セ L@ I ) ...,. S. P} S..r t u / j セ ..GNAAANANGセ@
LANJUTA N
セッ@ SI ;) tU': セ@ ゥG | iG ョNNNエセ ョ@
Sol:lll tn t
Anil1J5I'. mセエ[N。ャNャGB@ 1< ('"'1 h'" Ir, .,
1 _ IN('l!V''''HI
j
- -
J. DATA P ENU N AN(i K I::L lJAR GA
Ru M.. h dilln sN ッャョゥエoェセQ@ Un g ku n g a n 1(01"0(1/11 Rum .• '
Vrnl lJ.hl CuktI O/Ku "":'Il'IlIl. •
P...NLNL」セ L@ エ|@ セケNLNャNiャQ@ Ru m .. " .
6."j",/ tゥ、 セォ ᄋ@
SaIUI;ot. 1 8u., I Lmb.,o, : Balk OcNオ|オイッOォオGLLHイセᄋ@ セuitGエhAエ@ .\ It !:Ho, ' ,
ウN・MャyiエQQQ。TエセA^ゥiAGャQャjャ@ ᄋ@
J.lmbl!!ln mセュ ャ セNョオィャ@ "'V·. ,.t :
y エャイャ ャQ 。 セ@ G@
Terr p ,n ':.,;tm p..''tI
YIiI!Tld .J !< -R. I:"!) luoJj; s.. ·'iun." Rurn,r.h dcnllan lu n l l.. h A nuulll "t: lou ....1
セョェO uヲ@ MZBoc@ Y;J/T d.:l.... •
PH8S 01 Ru mah T anfi3
11"'3 .d. 1 8I1nlt.... . P f' t Nウ N@Q@ QQiQ セ B Q@d 1! r.kln£ 0 4"1'1 1"'1118>1 kf"\t:'h:1 r;ln
Vlt/Tj(j/ll
Io;-1 lo a a da 「TBセエ N@NMm 'lft ASl ('1...o: IIJ(11
v al rHt.lI,'".
JI o(.J ad. twit.., !\fel1'm lMng b.il1.tu I l apb II
Va' r ld.lk ' .
ャ|M ャL セBセNLェョ BLセNI@ ョ@B r b'i!'f'J.> h l.W1tuk m il ...,... & m'n.. m
V./Tldlllk" .
Inl1nr."molk,,1n .1 r I:wrYh un'uk kf"b€,,,,}IOJr d,·
セ@ ZMM[ Oャャ、[Zッォ@ G@.
mセ」オ」j@ t..J'1son dC I" n <3lr tN!f'$ih &. &a. b l.ll
セ 。ェ@ lld.k· .
mヲB@ セUNオB BL@ G@ セュ「uオセNョ IIl1lT1p.i1 h p..d .. h ... ·" p.UI\Yol Yill イ A、セォ B@
M"'1. III':" I Q L Z ォオB i@セ@ GQiQ@ (\ Ht' dn t am p a.k セBGィ@
Val h e/d" .
mャAQB| ャ ォBG セB@ GュᄋN Q@,lu ll (I. . n f]aulo. tlap h., ·i VOl/
Tldn. -'w1l!htlill£ u thllJ..)r· j.... I1· 0 ,lIl セ」ィセ エ@.
) "'} IdOl!.. '
GGM i ヲGャョエZッセイGGGGGャ。セ@ l'l"nuJ,;. dJ r u m.ah 1\ k.;ii ) "lnl r1«t/U
' ''' 1T (j .II< '
Md il ll fl bu,,,h d.lln saYUt , ..hill' h an I( fII' T,ri ..rr.
-m ・ッセBHオォNj ョ@ . kl ... Ur., ヲ ャセL。@ セ エ ャjゥー@ tuif1 'fa! nNj セ@ᄋ@
.. セNッォ dl dalIjlTl n,mllh Y/J/ nd.,u· .
,1. K £M A MJ'l1 J\ N KF.I. II...\ H(;A ME LA KU K;\ N T lIGAS P I;: M ELIHARAA K ESEHATA N ANG G OT ...\ KH,U,\ J( r. A
1] Adak., ーBBィャッャャセョMG[iオN ャ ヲャZZゥャ@ 「ZセーN」Q 、 N。N@ oiIn6lotam'1 v.:.n. ".,,.nd N lta ョセャャ@ セ@ Tld.,. セ@
2 1 Ap.,lo.iI \ e,I,.;JrJI" n UllLt tolllul I.... .L セ、ャ .. h iッN セエ@ 1M' v","'. d.loIlo1n ll "nuot., d .. I,Hn "I.d...ult\1" v .... : V., TId.l1.: }I Ap... セLNi セ ャイャャN@ rn""I{t t <.1hUJ p.nv*3 b Qdセセ[ゥャ。ィ@ GセBG L@ イ [Zッョ@ V,lIlR 、 Gセャ。ュェ@ " nlath1:. dl'l L. rn ィセ ᄋ ュhァL LLL ケNN@ T.• I T, {I..rJ _
' . Ap.JQ, ....c i@ NL@ NQイ。ッQャエQ Gᄋ@NL ウiNAdィlャiiセョ 、 oャ@ dan lejalo1 t11oA W.1I11 セャZキセ N Lャ 。ョ@ f,l.niil dlalil'Tl · .Inij iol 0 l ll J .J I.l rn k,,'u 1lflilnY3 \ .:1 nd.:1k
5. Ap.:lk ll" G@ ャAQェLェTイLLセ@ O'Q", '·I ..hul ..ddb,;H Mou..iIIe..tセQNZZッcGィ@ [ ョャj ャQ@ ",., "'1 riloll lll1l"'"88 ... dd'.... ,.., ke ludra"I"lY" 1;111" エャ、 セ ォ@ 、 Nッ 「 セャャO、jGNiキ ..t V.. TI(1o; ir; hi 1:1., M.1p.;1 _rlu<ilrtfil lh ) !o.. fTI ..nRg.,fl 'n 'g rn ,.r'i. I toll l il tl fJ. m . ,\.d ..t'i" セ@ Qᄋ@...イォ、Qセョ@ }·,Ifl 1'I1.,t" lnl dll\oW.(rUt セBャu\サBiZ\ャョ|X@ ... ..IL>.UI " Tf't .. • セヲ@ G@
I(.;)(".r t@ iAエセNL •• ォ ・セセ ィcャエゥIョ N@yOJlt u
/) KC 'I Ol k 'l"\IIr lru lu""rJ('" エ ャュ ャNオ Gャャ NB オsGセ i LIィ@ セ ・ウ」ィ。 エN ュ@ .,...011: dl.!...'hj N Qiセ ッャN@ kld ...IT8 fWd' f lU nk ,,,·rILl l f,t ..uIK.o,,1 1I:lI..:n...,' • I'UO" .l!l"d'rll...ny... , rerlu bt! l oJUdt II", 1.. ..1it.., セ Nャi ャィ オ@ tャ、セ Q\N@t crplku
Ii) (I,p<t kltn k"llIlIrlJ" mr l" l!.uk.11I UJhly)[ penln,." I Q' BエGセmQBLiN ャ B@ ...m. 1..11.;1(11 .l1CItoLA"''' U"<l!..IIIV \.I'1;lr.I .• 1.111 . I. ''' .:1 l'\o",lrt.. jrl.noe..n
I}) Ap.Jklll'1 wotlu.re.. m ....iLNiセィエjL@ エ セ「 オエlャィB@ ーセ ョLッ「 ZッエB イ@ IT' , ' . 11"< !"W'h!)un V....i1