• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. I dengan Prioritas Masalah Halusinasi Pendengaran di RSJ Daerah Provsu Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. I dengan Prioritas Masalah Halusinasi Pendengaran di RSJ Daerah Provsu Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. I dengan Priorittas Masalah

Halusinasi Pendengaran di RSJD Provsu Medan

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

NURAINI 102500026

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. I dengan Prioritas Masalah Halusinasi Pendengaran di RSJ Daerah Provsu Medan”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII

Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Erniyati S.Kep, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III

5. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen penguji

7. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

8. Yang terhormat kepada kedua orang tua yang tidak pernah lelah

memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih

sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Medan Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2010,Khususnya kepada

Angga Fajar Ansari, Mariasa N A, Utami Ayuningtiyas, Youlanda Sari, Riris

Noviana, Ramadhani Purba, Siti Rahayu, Niatin Laiyah, yang telah berpartisipasi

(4)

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, 05 Juli 2013 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 2

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 2

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 3

A. Konsep Dasar Halusinasi ... 3

1. Definisi ... 3

2. Etiologi ... 3

3. Tanda Dan Gejala ... 4

4. Jenis-Jenis Halusinasi ... 5

5. Tahapan Halusinasi ... 6

6. Penatalaksanaan Medis PadaHalusinasi ... 7

7. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi ... 8

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 12

1. Pengkajian ... 12

2. Analisa Data ... 18

3. Diagnosa Keperawatan ... 19

4. Perencanaan Keperawatan Dan Rasional ... 20

5. Implementasi dan Evaluasi ... 23

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

A. Kesimpulan ... 27

B. Saran ... 27

(6)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien menalami

perubahan presepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara,

penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Gangguan penyerapan/

presepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan ini dapat terjadi

pada sestem pengindraan saat kesadaran induvidu tersebut penuh dan baik,

maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien menerima rangsangan dari

luar dan induvidu, klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang

hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Wilson,1983).

Halusinasi juga merupakan suatu gejala yang sering ditemukan dengan

gangguan jiwa, halusinasi juga sering dikaitkan dengan skizofrenia, dari 70%

skizofrenia diantaranya mengalami halusinasi. Salah satu jenis halusinasi yang

sering terjadi adalah halusinasi pendengaran, bentuk halusinasi pendengarn dapat

berupa suara-suara, tetapi paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam

bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien

menghasilkan respon tertentu: berbicara sendiri, bertengkar atau respon lain yang

membahayakan orang lain dan dirinya sendiri (Purba dkk, 2008).

Gangguan halusinasi pendengaran sangat mempengaruhi rasa aman dan

nyaman. Hal ini tampak didalam konsep dasar kebutuhan dasar manusia menurut

teori maslow yang salah satunya adalah rasa aman nyaman yang meliputi aspek

fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan tersebut adalah: terbebas dari rasa takut

dan cemas, terbebas dari perasaan terancam karna pengalaman yang baru

(Mubarak & Cahyatin, 2008).

Dengan banyaknya orang yang mengalami gangguan jiwa, penulis tertarik

untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien halusinasi pendengaran di

(7)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata

tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah halusinasi

pendengaran.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengakajian pada klien dengan masalah halusinasi

pendengaran.

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah

halusinasi pendengaran.

c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan masalah

halusinasi pendengaran.

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan masalah

halusinasi pendengaran.

e. Mampu membuat evaluasi keperawatan pada klien dengan masalah

halusinasi pendengaran

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan

manfaat :

1. Bagi Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa

Dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah sakit jiwa agar dapat

melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah halusinasi

pendengaran.

2. Bagi Praktek Keperawatan

Dapat menjadi bahan masukan bagi perawat untuk mengetahui tentang

asuhan keperawatan pada klien dengan masalah halusinasi pendengaran.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dapat menambah wawasan bagi tenaga pendidik yang berhubungan

dengan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah halusinasi

(8)

BAB II

PENGELOLAHAN KASUS A. Konsep dasar

1. Pengertian halusinasi

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klein

mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa

suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Gangguan

penyerapan/presepsi panca indara tanpa adanya rangsangan dari luar. Gangguan

ini dapat terjadi pada sistem pengindraan saat kesadaran induvidu tersebut penuh

dan baik, maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien menerima

rangsangan dari luar dan induvidu. Dengan kata lain klien berespon terhadap

rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat

dibuktikan (Wilson, 1983).

Halusinasi pendengaran adalah bentuk yang paling sering terjadi pada

gangguan presepsi dengan klien gangguan jiwa (skizofrenia) bentuk halusinasi ini

berupa sura-sura ribut dan dengung, tapi paling sering berupa kata-kata yang

tersusun dalam kalimat yang memepengaruhi tingkah laku klien, sehingga klein

menghasilkan respon tertentu: bicara-bicara sendiri atau respon lain yang

membahayakan membuat klien bertengkar dan mencederai orang lain dan diri

sendiri (Erlinafsiah, 2010).

2. Etiologi

a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan

jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi

stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Faktor predisposisi

meliputi :

1) Faktor Perkembangan

Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan

interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress dan

(9)

2) Faktor Komunikasi Dalam Keluarga

Beberapa komunikasi yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi

diantaranya adalah komunikasi peran ganda, tidak ada komunikasi,

tidak ada kehangatan, komunikasi dengan emosi berlebihan,

komunikasi tertutup dan orang tua yang membandingkan

anak-anaknya, orang tua yang otoritas dan konflik orang tua (Fitria, 2010).

3) Faktor Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi

realita seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan atau

kerusuhan) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress (Purba dkk,

2011).

4) Faktor Psikologis

Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi

respons psikologis klien sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi

gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau kekerasan dalam

kehidupan klien (Purba dkk, 2011).

5) Faktor Biologis

Gangguan perkembangan dan fungsi otak susunan syaraf pusat dapat

menimbulkan gangguan realitas. Gejala yang mungkin muncul adalah

hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul perilaku

menarik diri (Purba dkk, 2011).

6) Faktor Genetik

Adanya pengaruh herediter (keturunan) berupa anggota keluarga

terdahulu yang mengalami skizofrenia dan kembar monozigot (Purba

dkk, 2011).

b. Faktor Presipitasi

Faktor prepitasi yaitu stimulus yang dipresepsikan oleh individu sebagai

tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk

menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi

klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak berkomunikasi, objek

yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi sering

(10)

stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat

halusinogenik (Fitria, 2010).

3. Tanda dan Gejala

Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah

sebagai berikut :

a. Bicara sendiri, senyum sendiri dan tertawa sendiri.

b. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakkan mata yang cepat dan

respon verbal yang lambat.

c. Menarik diri dari orang lain, berusaha untuk menghindari orang lain

dan tidak dapat membedakan nyata dan tidak nyata.

d. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah.

e. Perhatian dengan lingkungan kurang atau hanya beberapa detik.

f. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori, sulit berhubungan dengan

orang lain dan ekspresi wajah tegang.

g. Mudah tersinggung, marah dan tidak mampu mengikuti perintah dari

perawat.

h. Tremor, berkeringat, panik, curiga dan bermusuhan.

i. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan, ketakutan dan tidak

dapat mengurus diri.

j. Disorientasi waktu, tempat dan orang.

4. Jenis-jenis Halusinasi

Menurut Stuart (2007), halusinasi terdiri dari tujuh jenis, yaitu :

a. Pendengaran

Klien mendengar suara/bunyi yang tidak ada hubungannya dengan

stimulus yang nyata/lingkungan. Pikiran yang terdengar dimana klien

mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu yang

kadang membahayakan. Seperti mendengar suara-suara atau kegaduhan,

mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap, mendengar suara

(11)

b. Penglihatan

Klien melihat gambaran yang jelas/samar terhadap adanya stimulus yang

nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya. Seperti melihat

bayangan, sinar, bentuk geometris, kartun, melihat hantu, atau monster.

c. Penghidu

Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa

stimulus yang nyata. Seperti membaui bau darah, urine, feses, dan

terkadang bau-bau tersebut menyenangkan klien.

d. Pengecapan

Klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa

makanan yang tidak enak. Seperti merasakan rasa seperti darah, urine,

atau feses.

e. Perabaan

Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata.

Seperti mengatakan ada serangga di permukaan kulit dan merasa seperti

tersengat listrik.

f. Cenestetik

Klien merasakan badannya bergerak dalam suatu ruangan atau anggota

badannya bergerak.

g. Viseral

Perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.

5. Tahapan-tahapan halusinasi

Halusinasi ini mengahasilkan tindakan / prilaku pada klein seperti yang

telah di uraikan tersebut. Ada empat tahapan halusinasi, kerakreristik dan prilaku

yang ditampilkan.

Tahap Karekteristik Prilaku klien

Tahap 1 memberi rasa nyaman tingakat ansietas sedang secara umum halusinasi suatu ketenangan.

a. Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.

b. Mencoba berfokus pada fikiran yang dapt

menghilangkan ansietas c. Fikiran dan pengalaman

sensori masih ada dalam kontrol kesadaran jika kecemasan di kontrol.

a. Tersenyum, tertawa sendri.

b. Menggerakan bibir tanpa suara.

c. Menggerakan mata dengan cepat.

(12)

e. Diam dan berkonsentrasi. Tahap 2

Menyalahkan ,tingkat kecemasan berat secara umum halusinsi

menyebabkan rasa antipati.

a. Pengalaman sensori menakutkan.

b. Mulai merasa kehilanagan kontrol. c. Merasa dilecehkan oleh

pengalaman sensori tersebut.

d. Menarik diri dari orang lain.

e. Non psikotik.

a. Terjadipeningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah. b. Rentang perhatian

menyempit.

c. Konsentrasi dengan pengalaman sensori. d. Kehilangan

kemampuan membedakan

halusinasi dan realita. Tahap 3

Mengontrol tingkat kecemasan berat pengalaman sensori tidak dapat ditolak lagi.

a. Klien menyerah dan menerima pengtalaman sensorinya.

b. Isi halusinasi menjadi antraktif.

c. Psikotik.

a. Perintah halusinasi di taati.

b. Sulit berhubungan dengan orang lain.

c. Rentang perhatian hanya beberapa detik. d. Gejala sisa ansietas

berat, tidak mampu mengikuti perintah. Tahap 4

Menguasai tngkat kecemasan berat pengalaman panik secra umum diatur dan dipengaruhi oleh halusinasi.

a. Pengalaman sensori menjadi ancaman. b. Halusinasi dapat

berlangsung selama beberapa jam atau hari jika tidak di intervensi) c. Psikotik.

a. Prilaku panik.

b. Potensial tinggi untuk bunuh diri atau membunuh.

c. Tindakan kekerasan, agitasi menarik diri atau ketakutan. d. Tidak mampu

berespons terhadap perintah yang kompleks. e. Tidak mampu

berespons terhadap lebih dari 1 orang.

6. Penatalaksanaan Medis Pada Halusinasi

Penatalaksanaan klien skizofrenia adalah dengan pemberian obat-obatan dan

(13)

a. Psikofarmokologis

Obat-obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi pendengaran

yang merupakan gejala psikosis pada klien skizofrenia adalah obat-obatan

anti-psikosis. Adapun kelompok umum yang digunakan adalah:

KELAS KIMIA NAMA GENERIK

(DAGANG)

DOSIS HARIAN

Fenotiazin Asetofenazin (Tidal) Klopromazin (Thorazine) Flupenazine (Prolixine, Permiti) Mesoridazine (Serentil)

Perfenazine (Trilafon)

Proklorperazine (Compazine) Promazin (Sparine)

Tiodazin (Mellaril) Trifluperazin (Stelazine) Triflupromazine (Vesprin)

60-120 mg Tioksanten Kloprotiksen (Tarctan)

Tiotiksen (Navane)

75-600 mg 8-30 mg Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100 mg Dibenzondiazepin Klozapin (Klorazil) 300-900 mg Dibenzokasazepin Loksapin (Loxitane) 20-150 mg Dihidroindolon Molindone (Moban) 15-225 mg

b. Terapi kejang listrik ECT

c. Terapi Aktivitas.

7. Proses Asuhan Keperawatan denganMasalah Halusinasi Pendengaran. a. Pengkajian

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien,

pengamatan langsung dan pemeriksaan. Hal-hal yang perlu di kaji

meliputi:

1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis

dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk

mengatasi stress yang diperoleh baik dari klien maupun keluarganya.

2. Perilaku

Respon klien terhadap halusinasi. prilaku klien yang mengalami

(14)

perawat mengidentifikasi adanya tanda-tanda dan perilaku halusinasi

maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar

mengetahui jenis halusinasinya saja. Validasi informasi tentang

halusinasi yang diperlukan meliputi: isi halusinasi yang dialami oleh

pasien, waktu dan frekuensi halusinasi, situasi pencetus halusinasi,

dan respon pasien.

3. Fisik

Hal-hal yang perlu di kaji dalam pemeriksaan fisik meliputi: ADL,

kebiasaan, riwayat kesehatan, riwayat skizofrenia dalam keluarga,

dan fungsi sistem tubuh.

4. Status emosi

Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan

bermusuhan, kecemasan berat atau panik, suka berkelahi.

5. Status intelektual

Gangguan persepsi, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan

kecap, isi pikir tidak realitas, tidak logis dan sukar diikuti atau kaku,

kurang motivasi, koping regresi dan denial serta sedikit bicara.

6. Status sosial

Putus asa, menurunnya kualitas kehidupan, ketidakmampuan

mengatasi stress dan kecemasan (Purba, dkk, 2011).

b. Analisa Data

1) Halusinasi Pendengaran.

Data Subjek:

1. Mendengar suara-suara atau kegaduhan.

2. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.

3. Mendengar suara yang menyuruhnya melakukan sesuatu yang

berbahaya.

Data Objek:

1. Berbicara sendiri atau tertawa sendiri.

2. Marah-marah tanpa sebab.

(15)

2) Prilaku Kekerasan

Data subjek

1. Klien mengancam.

2. Klien berkata-kata kotor.

3. Klien suka marah-marah.

Data Objek

1. Pandangan tajam.

2. Wajah merah.

3. Suara keras.

c. Rumusan masalah

Dari data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan

yang terdapat pada klien dengan gangguan sensori halusinasi pendengaran

adalah

1. Halusinasi pendenggaran.

2. Prilaku kekerasan.

d. Perencanaan

1. Membantu pasien mengenali halusinasi

Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, perawat dapat

melakukan dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi

(apa yang didengar/dilihat), waktu terjadinya halusinasi, frekuensi

terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan

perasaan pasien saat halusinasi muncul.

2. Melatih pasien mengontrol halusinasi

Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi, perawat

dapat melatih pasien dengan empat cara yang sudah terbukti dapat

mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut adalah:

a. Menghardik halusinasi

b. Bercakap-cakap dengan orang lain

c. Melakukan aktivitas yang terjadwal

(16)

Strategi Pertemuan Pada Pasien Halusinasi

No. Kemampuan Pasien dan Keluarga

A Pasien

Strategi pertemuan 1

1 Mengidentifikasi jenis halusinasi

2 Mengidentifikasi isi halusinasi

3 Mengidentifikasi waktu halusinasi

4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi

5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

6 Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi

7 Mengajarkan pasien menghardik halusinasi

8 Menganjurkan pasien memasukkan cara menhgardik halusinasi dalam

jadwal kegiatan harian pasien.

Strategi pertemuan 2

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Strategi pertemuan 3

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang

biasa dilakukan di rumah sakit

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Strategi pertemuan 4

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur

(17)

B. Asuhan Keperawatan Kasus I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.I

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 36 tahun

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan :

-Alamat : P.batu

Tanggal Masuk RS : 14 juni 2013

No. Register : 16.01.56

Ruangan/Kamar : Kamboja

Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 18 juni 2013

Tanggal Operas :

-Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

II. KELUHAN UTAMA

Klien mendengar suara-suara yang mengajaknya bercakap-cakap dan

menuruhnya merusak barang-barang.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A.Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Mendengar suara-suara yang mengajaknya bercakap-cakap dan

menyuruhnya untuk merusak barang-barang.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

(18)

B.Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih

sering mendengar suara-suara

2. Bagaimana dilihat

Pandangan klien tajam, muka merah, suara keras dan klien tampak

berbicara dan senyum-senyum sendiri

C.Region

1. Dimana lokasinya

2. Apakah menyebar

D.Severity

Klien mengatakan hal ini sangat mengganggu aktivitasnya.

E.Time

Dimalam hari

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A.Penyakit yang pernah dialami

Klien mempunyai riwayat penyakit yang sama dan pernah di RS.jiwa

PROVSU beberpa tahun yang lalu, tapi tidak berhasil pengobatanya.

B.Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Tidak berhasil, karna klien tidak meminum obatnya dengan teratur.

C.Pernah dirawat/dioperasi Di tempat yang sama

D.Lama dirawat Kurang lebih 1tahun

E. Alergi Tidak ada

(19)

V.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A.Orang tua

Tidak ada penyakit keturunan dari orang tuanya.

B.Saudara kandung Tidak ada

C.Penyakit keturunan yang ada Tidak ada penyakit keturunan.

D.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada

E.Anggota keluarga yang meninggal Tidak ada

F. Penyebab meninggal Tadak ada

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A.Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien ingin cepat sembuh, dan pulang kerumah.

B.Konsep diri

− Gambaran diri : Klien menyukai seluruh tubuhnya. − Ideal diri : Klien ingin cepat pulang

− Harga diri : Klien merasa dirinya jelek

− Peran diri : Klien berperan sebagai anak dirumahnya

− Idientitas : Klien menyatakan sebelum masuk ke RS.jiwa sebagai anak dirumahnya.

C.Keadaan emosional

Emosi klien tidak stabil namun kooperatif.

D.Hubungan sosial − Orang yang berarti

(20)

− Hubungan klien ngan keluarga

Klien menyatakan hubungan klien dengan keluarga baik dan

harmonis.

− Hubungan dengan orang lain

Klien menyatakan hubungan dengan orang lain kurang baik − Hubungan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien menyatakan tidak ada hambatan berhubungan dengan orang

lain.

E.Spiritual

− Nilai dan keyakinan

Keyakinan yang dianut oleh klien saat ini adalah agama islam

− Kegiatan ibadah

Selama berada di RS.jiwa klien mengaku tidak penah melakukan

ibadah.

VII. STATUS MENTAL a. Tingkat Kesadaran

Klien sadar penuh (compos mentis), tidak mengalami disorientasi maupun

bingung.

b. Penampilan

Klien berpakain rapi dan sesuai, kuku tidak terlalu panjang.

c. Pembicaraan

Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, namun klien berbicara

agak lambat, menjawab pertanyaan dengan singkat.

d. Alam Perasaan

Klien tampak lesu dan tidak bersemangat.

e. Afek

Afek klien datar, klien sulit untuk merespon stimulus yang diberikan.

f. Interaksi Selama Wawancara

Selama wawancara dengan perawat, klien tampak marah-marah,

(21)

g. Persepsi

Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang wujudnya tidak bisa

dilihat oleh orang lain. Klien mengatakan sering di ajak berbicara oleh

seorang wanita. Klien mengatakan suara tersebut cukup mengganggu dan

muncul jika klien akan tidur. Klien biasanya tidak melakukan apapun jika

suara tersebut di dengarnya.

h. Proses Pikir

Klien mampu nmenjawab pertanyaan yang di ajukan perawat.

i. Isi Pikir

Saat dilakukan wawancara klien tidak mengalami gangguan isi pikir.

VIII.PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

Putus obat

B. Tanda-tanda vital

− Suhu tubuh : 370

− Tekanan darah : 120/100 mmhg c

− Nadi : 80 x/i − Pernafasan : 20x/i

C. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala dan Rambut

Bentuk kepala klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala

bersih. Penyebaran rambut merata dan tidak berbau.

2. Wajah

Struktur wajah klien oval dan tidak ada kelainan, dengan warna kulit

terlihat putih pucat.

3. Mata

Klien memiliki dua mata dengan posisi simetris dan tidak ada kelainan

dengan konjungtiva dan sclera normal.

4. Hidung

Posisi hidung klien simetris dengan 2 lubang hidung dan cuping

(22)

5. Telinga

Bentuk telinga klien lengkap dan tidak ada kelainan, tetapi klien

sering mendengar suara-suara yang orang lain tidak mendengarnya.

6. Mulut dan Faring

Keadaan bibir klien simetris, dan tidak ada kelainan, klien mampu

membedakan rasa asin dan manis.

Kulit klien terlihat bersih, akral klien hangat dan turgor kembali

normal.

7. Leher

Posisi trachea klien simetris dan normal, suara klien normal dan tidak

ada pembengkakan pada kelenjar limfa.

8. Integument

Kulit klien terlihat bersih, akral klien hangat dan turgor kembali

normal.

1. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

− Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

− Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik − Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri pada ulu hati − Alergi : tidak memiliki riwayat alergi − Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah

− Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa): Klien

makan tampak memisahkan diri

− Waktu pemberian makan : pagi, siang, sore

− Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk − Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan

− Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah): Klien

(23)

II. Pola Eliminasi 1. BAB

- Pola BAB : 1 x sehari

- Karakter feses : kadang keras dan kadang lembek

- Riwayat perdarahan : tidak memiliki riwayat perdarahan

- BAB terakhir : siang hari

- Diare : tidak mengalami diare

- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

- Pola BAK : 1-3 x sehari

- Kateter urine : tidak memakai kateter urine

- Nyeri/rasa terbakar/ : tidak ada nyeri atau kesulitan BAK

kesulitan BAK

- Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik

III. Mekanisme koping

Saat ada masalah klien hanya memendam masalahnya sendiri tanpa

menceritakannya kepada siapa pun.

(24)

ANALISA DATA

No. Data Masalah keperawatan

Data subjek

1. Klien menyatakan mendengar

suara-suara kegaduhan.

2. Klien mendengar suara-suara

yang mengajaknya

bercakap-cakap.

3. Klien menyatakan mendengar

suar-suara yang menyuruhnya

melakukan sesuatu yang

memebahayakan dirinya dan

orang sekitarnya.

Data objek

1. Klien tampak bicara dan

senyum-senyum sendiri tanpa

sebab.

2. Klien tamapak takut.

3. Klien tamapak menutup

telinganya.

Halisinasi pendengaran

Data subjek

1. Klien mengancam.

2. Klien berkata-kata kotor.

3. Klien suka marah-marah.

Data Objek

1. Pandangan tajam.

2. Wajah merah.

3. Suara keras.

(25)

MASALAH KEPERAWATAN 1. Halusinasi pendengaran

2. Prilaku kekerasan

(26)

PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tanggal/

hari No.Dx Rencana Keperawatan

Tujuan dan hasil kriteria 1. Halusinasi pendengaran . Tujuan

1. Klien dapat mengontrol atau mengendalikan halusinasi yang dialaminya. Kriteria hasil

1. Klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat. 2. Eksprisi wajah bersahabat.

3. Menunjukan rasa senang. 4. Ada kontak mata.

Tujuan dan kriteria hasil 2. Prilaku kekerasan. Tujuan

1. Klien dapat mengontrol PK. 2. Klien dapat mengendalikan PK. Kriteria

1. Klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat. 2. Ekspresi wajah bersahabat.

3. Menunjukan rasa senang. 4. Menunjukan kontak mata.

Rencana Keperawatan Rasional

18 juni 2013 1. Halusinasi Pendengaran

Sp 1.

1. Idientifikasi jenis halusinasi. 2. Idientifikasi isi halusinasi. 3. Idientifikasi waktu halusinasi

(27)

5. Idientifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi. 6. Idientifikasi respons terhadap halusinasi.

7. Ajarkan klien menghardik halusinasi yang dialaminya.

8. Anjurkan klien memasukan cara mengghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien.

Sp 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

2. Latih klien mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Anjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien.

halusinasi.

Memantau kemajuan serta efektifitas pilihan yang dipilih dan dilatih bersama dengan klien.

Membantu klien dalam memnantu sosial. Sp 3

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

2. Latih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang bisa dilakukan dirumah sakit.

3. Anjurkan klien memasukan kedalam jadwal harian klien.

Membantu klien dalam melakukan kegiatan.

Sp 4.

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat teratut. 3. Anjurkan memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien.

Memudahkan pemahaman dalam menyukseskan program pengobatan yang optimal bagi klien.

19 juni 2013 2. Prilaku kekerasan

Sp 1

1. Mengidientifikasi penyebab PK.

2. Mengidientifikasi tanda dan gejala PK yang dilakukan. 3. Mengidientifikasi PK yang dilakukan.

4. Mengidientifikasi akibat PK. 5. Menyebutkan cara mengontrol PK.

(28)

6. Membantu klien memperaktekkan latiahan cara mengontrol fisik 1.

7. Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian klien. Sp 2.

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik 2.

3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien.

Membantu klien mengetahui cara mengontrol PK dengan cara fisik 2.

Sp 3.

1. Mengevalusi jadwal kegiatan harian klien.

2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal

3. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian klien.

Membantu klien mengetahui cara mengontrol PK dengan cara verbal.

Sp 4

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara spiritual. 3. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan

harian klien.

Membantu klien mengetahui cara mengontrol Pk dengan cara spiritual.

Sp 5.

1. Mengevaluasi jadawal kegiatan harian klien .

2. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan cara menum obat. 3. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal harian klien.

(29)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Mengidientifikasi jenis

halusinasi.

2. Mengidientifikasi isi halusinasi.

3. Mengidientifikasi waktu

halusinasi.

4. Mengidientifikasi frekuensi

halusinasi.

5. Mengidientifikasi situasi yang

menimbulkan halusinasi.

6. Mengidientifikasi respon klien

terhadap halusinasi.

7. Mengajarkan klien menghardik

halusinasi.

8. Mengjarkan klien memasukan

cara menghardik halusinasi

dalam jadwal kegiatan harian.

Sp2

1. Mengevaluasi jadwal harian

klien

2. Melatih klien untuk

mengendalikan halusinasi

dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain.

3. Menganjurkan klien melakukan

jadwal kegiatan harian.

S:Klien sering

mendengar

suara-suara yang

mengajaknya

bicara.

O: Klien tampak

senyum-senyum

dan

bicara-bicarasendiri.

A:Masalah teratasi

sebagian.

P: Intervensi di

lanjutkan.

S: Klien menyatakan

sudah melakukan

cara mengontrol

halusinasi dengaan

cara menghardik

halusinasi.

O:Klien sudah sudah

mengerti cara

mengontrol

halusinasi yang ke 2

(30)

bercakap-Sp 3

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian klin .

2. Melatih klien mengendalikan

halusinasi dengan melakukan

kegitan yang bisa dilakukan di

RS.jiwa

3. Menganjurkan klien

memasukakan jadwal latihan.

Sp 4.

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian klien.

2. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang penggunaan

obat secara teratur.

cakap dengan orang

lain.

A:Msalah teratasi

sebagian.

P: Intervensi

dilanjutkan.

S:Klien mengatakan

mengerti cara

mengontrol

halusinasi dengan

cara bercakap-cakap

denggan orang lain.

O:Klien sudah

mengerjakan cara

mengontrol

halusinasi

melakukan kegiatan

yang bisa dilakukan

di RS.jiwa.

A: Maslah teratasi

sebagian.

P: Intervensi

dilanjutkan.

S: Klien mengatakan

sudah mengerjakan

cara-cara mengontol

halusinasi yang

sudah diajarkan

(31)

3. Menganjurkan klien memasukan

dalam jadwal kegiatan harian

klien.

O:Klien sudah

melakukan cara

yang sudah di

ajarakan dengan

baik.

20 juni 2013

Sp 1

1. Bina hubungan saling percaya.

2. Mengidientifikasi penyebab PK.

3. Mengidientifikasi PK yang

dilakukan .

4. Menidientifikasi akibat PK.

5. Menyebutkan cara mengontrol

PKnya.

6. Memebantu klien

memeperaktekkan cara

mengontrol fisik 1.

7. Menganjurkan klien memasukan

dalam kegiatan harian.

Sp2

1. Mengevalusi jadwal kegitan

harian klien.

2. Meltih klien mengontrol PK

dngan cara fisik 2.

3. Menganjurkan klien memasukan

dalam jadwal harian .

S:

O:Klien berbicara

kasar.

A:Masalah teratasi

seagian.

P: Intervensi

dilanjutkan.

S: Klien menyatakan

sudah melakukan

cara mengontrol PK

dengan cara fisik 1.

O: Klien melatih cara

fisik 2.

A: Masalah teratasi

sebagian.

P: Intervensi

(32)

Sp 3

1. Mengevaluasi jadwal kegitan

harian klien.

2. Melatih klien mengontrol PK

dengan cara verbal danspritual.

3. Menganjurkan klien memasukan

dalam jadwal harian .

Sp 4

1. Mengevalusai jadwal kegiatan

harian klien.

2. Menjelaskan cara mengontrol PK

dengan minum obat.

3. Menganjurkan klien memasukan

jadwal kegiatan harian.

S: Klien mengatakan

sudah melakuakn

cara mengontrol

kemarahan dengan

cara verbal dan

spiritual.

A:Maslah teratasi

sebagian.

P: Intervensi

dilanjutkan.

S: Klien mengatakan

sudah bisa

mengontrol

kemarahanya.

O: klien tamapak lebih

sopan saat

berbicara.

A: Maslah teratasi

sebagian.

P:intervensi

(33)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Halusinasi pendengaran adalah salah satu bentuk dari gangguan orientasi

realita yang apabila tidak dilakukan intervensi dapat merugikan bagi klien sendiri.

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah pasien adalah asuhan

keperawatan dengan tehnik komunikasi terpeutik. Pendekatan secara induvidu dan

kelompok, juga keterlibatan keluarga dalam melakukan perawatan sangat penting

untuk mencapai kesembuhan pasien. Asuhan keperawatan adalah melakukan,

pengkajian, perumusan masalah, perencanaan dan evaluasi yang dilakukan secara

optimal akan mempempengarui kesembuahan pasein.

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Keperawatan Dirumah Sakit Jiwa.

Meningkatakn pelayanan keperawatan di RSJ.Provsu Medan dan

memfasilitasi dengan sesuai kebutuhan.

2. Bagi Praktek Keperawatan.

Dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standart peraktek

keperawatan dalam rencana harian berdasarkan sesuai kebutuhan klien.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan.

Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi masukan bagi pendidikandalam

(34)

DAFTAR PUSAKA

Purba, dkk, ( 2008 ). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan jiwa. Medan : USU Press.

Fitria, Nita, ( 2009 ). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan LP dan SP. Jakarta : Salemba Medika.

Fitria, Nita, ( 2010 ). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi elaksanaan Tindakan Keperawatan LP dan SP. Jakarta : Salemba Medika.

Dalani, Ernawati & Suliswati, ( 2009 ). Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : Trans Info Media.

Riyadi, Suyono & Purwanto, Teguh, ( 2009 ). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Dalami, Ermawati dkk. (2005).Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

(35)

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/

1. Halusinasi

pendengaran

Sp 1

1. Bina hubungan saling percaya.

2. Mengidientifikasi jenis halusinasi.

3. Menngidientifikasi isi halusinasi.

4. Menidientifikasi waktu halusinasi.

5. Mengidientifikasi frekuensi halusinasi.

6. Menidientifikasi situasi halusinasi.

7. Mengidientifikasi respon klien terhadap

hlusinasi.

8. Menganjurkan klien memasukan cara

menghardik halusinasi.

S: Klien mengatakan sering mendengar

suara-suara yang mengajaknya berbicara setiap hari.

O: Klien tampak sering berbicara, tertawa dan

senyum-senyum sendiri.

A :Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan.

11.30

wib

Sp 2

1. Mengevaluasi jadwal harian klien.

2. Melatuh klien mengendalalikan halusinasi

dengan cara bercakap-cakp dengan orang

lain.

3. Menganjurkan klien memasukan kejadwal

harian.

S: Klien mengatakan mengerti dan dapat

melakukan cara mengendalikan halusinasi

dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

(36)

A: Klien menyebutkan dan memperagakan cara

mengendalikan halusinasi dengan mengajak

temannya berbicara.

P: Intervensi dilanjutkan

11.30

Wib

Sp 3

1. Mengevaluasi jadwal kegitan harian klien.

2. Melatih klien mengendalikan halusinasi

dengan melakukan kegiatan yang bisa

dilakukan dirumah sakit.

S: Klien menyatakan sudah tahu melakukan

cara-cara untuk mengmengontrol halusinasi klien

sudah tahu melakukan cara-cara mengontrol

halusinasi dengan benar.

O: Klien sudah tampak tidak senyum-senyum dan

berbicara sendiri.

A: Masalah teratasi sebagian .

P: Intervensi dilanjutkan mengaajarkan cara

minum obat dengan baik dan benar.

Sp 4

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klien .

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang

pengguanaan obat secara teratur dengan

baik dan benar.

S:Klien sudah malakukan cara-cara untuk

mengendalikan halusinasi dengan benar.

O: Klien suadah tampak lebih baaik dai

sebelumnyaa.

A:Maslah sudah teratasi .

(37)

20 juni

2013

09.00

wib

Prilaku kekerasan Sp 1

1. Bina hubungan saling percaya

2. Mengidientifikasi tanda dan gejala PK.

3. Mengidientifikasi PK yang dilakuakn.

4. Menyebutkan cara mengontrol PK.

5. Membantu klien memperaktekan latihan

cara mengonl PK fisik 1.

6. Menganjurkan klien memutuskan dalam

jadwal kegiatan harian .

S:

O: Klien menyatkan mengeriti melakukann

mengontrol PK dengan cara fisk 1.

A: Masalah sebagian teratasi.

Intervensi teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.

11.00

wib

Sp 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

.

2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara

Fisik 2.

3. Menganjurkan klien memasukan dalam

jadwal kegiatan harian.

S: Klien mengatakan mengerti cara mengontrol

PK dengan cara fisik 2.

O:Klien sudah bisa mengontrol PK dengan cara

fisik 2.

A: Masalah tertasi sebagian.

P:Intervensi di lanjutkan.

12.00

wib

Sp 3

1. Menevalusi jadwal kegiatan harian klien.

2. Melatih mengontrol kegiatn harian klien.

(38)

dabspritual.

4. Menganjurkan memasukan kedalam

jadwal harian klien.

S: Klien menyatakan sudah mengerti cara-cara

mengontrol PK dengan baik.

O:Klien sudah tampak lebih tenang.

P:Intervensi dilanjutkan.

13.30

wib

Sp 4

1. Menevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

2. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi

dengan cara minum obat

3. Menganjurkan kepada klien untuk

memasukan jadwal kedalam kegiatan

harian klien.

S: Klien mengaatakan sudah bisa mengontrol PK

dengan baik.

O: Klien mamapu menyebutkan cara-cara

mengontrol PK dan melakukannya dengan

baik.

A: Masalah teratasi .

Referensi

Dokumen terkait

Langkah kedua dari proses keperawatan adalah perencanaan dimana perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi masalahnya, perencanaan

Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan halusinasi pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, yang meliputi pengkajian, penegakkan

karakteristik, dan penyebab kurang tidur. Anjurkan klien untuk mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur. Anjurkan klien untuk tidur dengan

dan cemas, bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau. asing (Mubarak &

a. Bicara sendiri, senyum sendiri dan tertawa sendiri. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakkan mata yang cepat dan respon verbal yang lambat. Menarik diri dari orang lain,

dan kerugian menarik diri, maka klien akan termotivasi untuk berinteraksi dengan orang lain. Mendorong

mengontrol halusinasi pada klien, untuk tujuan khususnya adalah: klien dapat membina hubungan saling percaya, dan untuk kriteria hasilnya adalah: ekspresi wajah

Penatalaksaan halusinasi yaitu membantu mengenali halusinasi dengan cara melakukan diskusi dengan klien tentang halusinasinya apa yang didengar/dilihat, waktu terjadi halusinasi,