BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
2.1Pengkajian Keperawatan
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) :
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stress. Faktor predisposisi meliputi :
a. Faktor Perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan.
1) Usia bayi, tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum dan rasa
aman
2) Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan ekonomi
3) Usia sekolah, mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan
b. Faktor Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan atau
kerusuhan) dan kehidupan yang terisolasi atau seseorang yang
merasa disingkirkan disertai stress sehingga orang tersebut merasa
kesepian di lingkungan yang membesarkannya. Stress yang
menumpuk dapat menunjang terhadap skizofrenia dan gangguan
psikotik lain tetapi diyakini sebagai peenyebab utama gangguan.
c. Faktor Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak susunan syaraf pusat
dapat menimbulkan gangguan orientasi realitas. Gejala yang
mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar, berbicara, daya
menyebabkan respon neurobiologi yang maladaptif termasuk
hal-hal berikut :
1) Penelitian pencitraan otak yang menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia, lesi pada area
frontal dan temporal.
2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia seperti
dopamine neurotransmitter yang berlebihan dan masalah pada
respon dopamine.
d. Faktor Psikologis
Teori psikodinamika yang menggambarkan bahwa halusinasi
terjadi karena adanya isi alam tidak sadar yag masuk alam sadar
sebagai respon terhadap konflik psikologis dan kebutuhan yang
tidak terpenuhi, sehingga halusinasi merupakan gambaran dan
rangsangan keinginan dan ketakutan yang dialami oleh klien.
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran
ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan
mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir
pada gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi realitas
meliputi : penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien. Mudah
kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri, ideal
diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis peran,
gambaran diri negatif, dan koping destruktif.
e. Faktor Genetik
Adanya pengaruh herediter (keturunan) berupa anggota keluarga
terdahulu yang mengalami skizofrenia dan kembar monozigot.
2. Faktor Presipitasi
a. Biologi
Stressor biologi yang berhubungan dengan respon neurobiologi
yang maladaptif, termasuk gangguan dalam putaran umpan balik
otak yang mengatur proses informasi dan abnormalisasi pada
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
b. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi terhadap stressor lingkungan yang menentukan
terjadinya gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologi yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan (gizi buruk, infeksi),
lingkungan rasa bermusuhan/lingkungan yang penuh kritik,
gangguan dalam hubungan intrpersonal, sikap dan perilaku
(keputusasaan, kegagalan).
3. Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa rasa curiga, takut, tidak
aman, gelisah dan bingung, berperilaku yang merusak diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, serta tidak dapat
membedakan kenyataan nyata dan tidak nyata. Ketidakmampuan untuk
mempersepsikan stimulus secara nyata dapat menyulitkan kehidupan
klien. Rawlins dan Heacock (1993) mencoba memecahkan masalah
halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang individu
sebagai makhluk yang dibangun atas dasar unsur-unsur
bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi yaitu
sebagai berikut :
a. Dimensi fisik
Manusia dibangun oleh sistem indera untuk menanggapi
rangsangan eksternal yang diberikan oleh lingkungannya.
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium, intoksikasi alkohol, dan kesulitan untuk tidur dalam
waktu yang lama.
b. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan karena problema atau masalah
yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi.
Klien tidak sanggup lagi menentang printah tersebut sehingga
berbuat sesuatu terhadap ketakutannya.
c. Dimensi intelektual
Dimensi intelektual menerangkan bahwa individu yang mengalami
halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego.
Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk
melawan impuls yang menekan, tetapi pada saat tertentu
menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh
perhatian klien dan tidak jarang akan mengontrol semua perilaku
klien.
d. Dimensi sosial
Dimensi sosial pada individu yang mengalami halusinasi
menunjukkan kecenderungan untuk menyendiri. Individu asyik
dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk
memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri, dan harga
diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi
dijadikan sistem kontrol oleh individu tersebut, sehingga jika
perintah halusinasi berupa ancaman, maka hal tersebut dapat
mengancam dirinya atau orang lain. Oleh karena itu, aspek penting
dalam melaksanakan intervensi keperawatan pada klien yang
mengalami halusinasi adalah dengan mengupayakan suatu proses
interaksi yang meenimbulkan pengalaman interpersonal yang
memuaskan, serta mengusahakan agar klien tidak menyendiri. Jika
klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya diharapkan
halusinasi tidak terjadi.
e. Dimensi spiritual
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga
interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang
mendasar. Klien yang mengalami halusinasi cenderung menyendiri
hingga proses di atas tidak terjadi. Individu tidak sadar dengan
individu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya, individu
kehilangan kontrol terhadap kehidupan nyata.
4. Sumber Koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan
strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan
menggunakan sumber koping yang ada di lingkungannya. Sumber
koping tersebut dijadikan sebagai modal untuk menyelesaikan
masalah. Dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu
seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan
meengadopsi strategi koping yang efektif.
5. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon
neurobiologi termasuk
a. Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku
kembali seperti pada perilaku perkembangan anak atau
berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas.
b. Proyeksi, keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan
emosi pada orang lain karena kesalahan yang dilakukan sendiri
(sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi).
c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik
maupun psikologis, reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari
menghindar sumber stressor misalnya menjauhi polusi, sumber
infeksi, gas beracun dan lain-lain. Sedangkan reaksi psikologis
individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak
2.2Analisa Data
Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Perubahan persepsi sensori
halusinasi pendengaran
Subjektif:
- Klien mengatakan mendengar sesuatu
- Klien mengatakan melihat bayangan putih
- Klien mengatakan dirinya seperti disengat
listrik
- Klien mencium bau-bauan yang tidak
sedap seperti feses
- Klien mengatakan kepalanya melayang di
udara
- Klien mengatakan dirinya merasakan ada
sesuatu yang berbeda pada dirinya
Objektif :
- Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri
saat dikaji
- Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
- Berhenti bicara di tengah-tengah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu
- Disorientasi
- Konsentrasi rendah
- Pikiran cepat berubah-ubah
- Kekacauan alur pikiran
(Fitria, N. 2010)
2.3Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
a. Halusinasi Pendengaran
b. Harga Diri Rendah
c. Isolasi Sosial
2.4Perencanaan
Langkah kedua dari proses keperawatan adalah perencanaan dimana
perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk
mengatasi masalahnya, perencanaan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan. Diagnosa pertama atau masalah utamanya adalah halusinasi
pendengaran. Tujuan utama adalah klien dapat mengontrol halusinasi yang
dialaminya. Adapun tujuan khusus pada diagnosa ini adalah:
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip terapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berinteraksi
3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
4. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
5. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
6. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
7. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
8. Buat kontrak interaksi yang jelas
9. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2. Observasi tingkah laku klien yang terkait dengan halusinasinya,
dengar, lihat, penghidu, raba dan pengecapan. Jika menemukan
klien yang sedang halusinaasi maka:
a) Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi dengar,
lihat, penghidu, peraba, pengecap)
b) Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
c) Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
e) Katakan bahwa perawat akan membantu.
3. Jika klien tidak sedang berhalusinasi, klarifikasi tentang adanya
pengalaman halusinasi diskusikan dengan klien
a) Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang,
sore, malam) atau sering dan kadang-kadang
b) Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi
c) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi dan beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
d) Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi
hal tersebut
e) Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien
berhalusinasi.
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika
terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dan lain-lain)
2. Diskusikan cara yang digunakan
a) Jika cara yang dilakukan klien adaptif maka berikan pujian
b) Jika cara yang digunakan maladaptif, diskusikan dengan klien
kerugian cara tersebut.
c) Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol
timbulnya halusinasi dengan cara
d) Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata, katakan saya
tidak mau dengar, lihat. Mencium, meraba dan mengecap pada
saat halusinasi terjadi
e) Menemui orang lain atau perawat, teman ataupun anggota
keluarga untuk menceritakan halusinasinya
f) Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan harian yang telah
disusun
g) Meminta keluarga, teman, perawat menyapa klien jika sedang
3. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya
4. Beri kesempatan kepada klien untuk melakukan cara yang dipilih
dan dilatih
5. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil
berikan pujian
6. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi
realita stimulasi persepsi
d. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian bila tidak
minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek
samping penggunaan obat.
2. Pantau klien saat penggunaan obat
3. Beri pujian bila klien menggunakan obat dengan benar
4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi
hal yang tidak diinginkan.
B. Asuhan Keperawatan Kasus
2.5Pengkajian
a. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 27 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Jl Sudarsono LK 24 Pekan Labuhan
Tanggal Masuk RS : 04 Mei 2013
Ruangan/Kamar : Ruang Mawar
Golongan Darah : O
Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
b. KELUHAN UTAMA
±3 bulan yang lalu pasien mengalami gangguan seperti menangis tanpa
sebab, ketawa sendiri, melompat ke sungai, malas kerja di rumah,
susah disuruh mandi. Keluarga pernah mencoba mengobati ke orang
kampong namun tidak ada perubahan.
c. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Pasien merasa mendengar suara-suara aneh dan tidak jelas.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Tidak ada hal-hal yang bisa memperbaiki keadaan pasien,
sehingga pasien harus dirawat di RSJ.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien merasa terganggu dengan suara-suara aneh tersebut
2. Bagaimana dilihat
Pasien terkadang kurang kontak mata jika sedang berbicara
dengan lawan bicaranya, pasien kelihatan tidak tenang kalau
merasa sewaktu-waktu suara-suara itu muncul lagi.
C. Severity
Halusinasi yang dialami klien saat ini sudah mulai berkurang tidak
seperti waktu pertama kali klien baru mengalami halusinasi.
D. Time
Suara itu muncul pada saat pasien menyendiri, dan pada saat akan
tidur di malam hari.
d. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
±3 bulan yang lalu pasien mengalami gangguan jiwa
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Keluarga pernah mengobati pasien ke orang kampung tetapi tidak
ada perubahan
C. Pernah dirawat/dioperasi
Pasien belum pernah dioperasi ataupun dirawat sebelumnya
D. Lama dirawat
-
E. Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
F. Imunisasi
Tidak lengkap
e. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Ibu dan Ayah kandung pasien sehat hingga sekarang.
B. Saudara kandung
Saudara kandung pasien sehat.
C. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga pasien
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada riwayat anggota keluarga pasien yang mengalami
gangguan jiwa kecuali pasien sendiri
E. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga pasien yang meninggal
F. Penyebab meninggal
-
f. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien merasa tidak dapat cepat sembuh
1. Gambaran diri : Ny.N mengatakan dirinya sangat menyukai
anggota tubuhya karena menganggap dirinya tidak ada
kekurangan yang berarti.
2. Ideal diri : Ny.N mengatakan ingin bsa pulang dari rumah sakit
jiwa, serta berguna bagi keluarganya, pasien pun ingin sukses
agar bisa membuat bangga orang tua.
3. Harga diri : Ny.N mengatakan tidak bisa lagi membantu orang
tua, merasa tidak layak sebagai anak dan sungkan untuk
berkumpul dengan masyarakat. Ny.N mengatakan menyesal
tidak bisa membantu orang tua tetapi menjadi beban bagi
mereka.
4. Peran diri : Ny.N memiliki peran dalam keluarga sebagai anak
namun masih belum mendapat bekerja hingga sekarang
5. Identitas diri : Ny.N adalah anak keempat dari 9 bersaudara dan
telah menempuh sekolah sampai kelas 2 SMA saja.
C. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien masih labil.
D. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti : Kedua orang tua Ny.N
2) Hubungan dengan keluarga : Baik
3) Hubungan dengan orang lain : pasien kurang bergaul dengan
orang lain
4) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien
merasa tidak pandai dan malu dalam bergaul
E. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : pasien beragama islam
2) Kegiatan ibadah : pasien tidak sholat ±2 minggu terakhir ini
g. STATUS MENTAL
1) Tingkat kesadaran : klien mengatakan masih merasa
bingung/orientasi dengan lingkungan sekitarnya
2) Penampilan : klien tidak rapi dalam berpakaian
4) Alam perasaan : klien mengalami ketakutan dengan lingkungan
sekitarnya serta orang-orang baru yang masih belum dikenal klien
dan ingin cepat pulang
5) Afek : datar
6) Interaksi selama wawancara : klien kooperatif namun kurang
kontak mata dengan lawan bicara
7) Persepsi : klien mengalami halusinasi pendengaran
8) Proses pikir : klien tidak mengalami gangguan dalam berbicara
9) Isi pikir : fobia
10)Waham : curiga
11)Memori : gangguan daya ingat jangka pendek
h. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Kesadaran komposmentis
B. Tanda-Tanda Vital
1) Suhu tubuh : 36,3°C
2) Tekanan darah : 120/80 mmHg
3) Nadi : 80×/i
4) Pernafasan : 20×/i
5) Skala nyeri : Sedang
6) TB : 155 cm
7) BB : 60 kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan Rambut
1) Bentuk : Normal, tidak ada benjolan
2) Ubun-ubun : Simetris
3) Kulit kepala : Kurang bersih
Rambut
1) Penyebaran keadaan rambut : Rata
2) Bau : Agak berbau
Wajah
1) Warna kulit : Sawo matang
2) Struktur wajah : Simetris
Mata
1) Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris
2) Palpebra : Normal
3) Konjungtiva dan sclera : Normal
4) Pupil : Normal
5) Cornea dan iris : Normal
6) Visus : -
7) Tekanan bola mata : -
Hidung
1) Tulang hidung dan posisi septum nasi:
2) Lubang hidung : Ada, tidak ada kelainan
3) Cuping hidung : Tidak ada
Telinga
1) Bentuk telinga : Simetris kanan dan kiri
2) Ukuran telinga : Normal
3) Lubang telinga : Bersih
4) Ketajaman pendengaran : Baik
Mulut dan faring
1) Keadaan bibir : Lembab
2) Keadaan gusi dan gigi : Bersih
3) Keadaan lidah : Bersih
4) Orofaring : -
1) Posisi trachea : Normal
2) Thyroid : Normal
3) Suara : Normal
4) Kelenjar limfe : Normal
5) Vena jugularis : Normal
6) Denyut nadi karotis : Normal
Pemeriksaan integumen
1) Kebersihan : Bersih
2) Kehangatan : Hangat
3) Warna : Sawo matang
4) Turgor : Normal
5) Kelembaban : Lembab
6) Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan payudara dan ketiak
1) Ukuran dan bentuk : Normal
2) Warna payudara dan areola : -
3) Kondisi payudara dan putting : Normal
4) Produksi ASI : Tidak ada
5) Aksila dan clavicula : Normal
Pemeriksaan thoraks/dada
1) Inspeksi thoraks : -
2) Pernafasan (frekuensi, irama) : 20×/i, regular
3) Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
Pemeriksaan paru
1) Palpasi getaran suara : Normal
2) Perkusi : Normal
3) Auskultasi : Suara nafas ada, suara ucapan normal,
Pemeriksaan jantung
1) Inspeksi : Normal
2) Palpasi : Normal
3) Perkusi : Normal
4) Auskultasi : Normal
Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi : Normal, simetris dan tidak ada benjolan
2) Auskultasi : Normal
3) Palpasi : Normal
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1) Genitalia : Ada
2) Anus dan perineum : Ada, tidak ada kelainan
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas : Simetris, Normal
Pemeriksaan neurologi : Normal
Fungsi motorik : Normal
Fungsi sensorik : Normal
Reflex : Normal
i. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan/hari : 3 kali
b. Nafsu/selera makan : Ada
c. Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri
d. Alergi : Tidak ada riwayat alergi
e. Mual dan muntah : Tidak ada
f. Tampak memisahkan diri : Terkadang
g. Waktu pemberian makan : Pagi, Siang, Sore
i. Waktu pemberian cairan/minum :
j. Masalah makan dan minum : Tidak ada
2. Perawatan diri/personal hygiene
a) Kebersihan tubuh : Bersih
b) Kebersihan gigi dan mulut : Bersih
c) Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih
3. Pola kegiatan/aktivitas
1) Uraian aktivitas pasien : Seluruh kegiatan pasien
dilakukan secara mandiri
2) Uraian aktivitas ibadah : Pasien jarang beribadah
4. Pola eliminasi
a. BAB
1. Pola BAB : Normal, 1×/hari
2. Karakter feses : Normal
3. Riwayat perdarahan : Tidak ada
4. BAB terakhir : Pagi hari
5. Diare : Tidak ada
6. Penggunaan laksatif : Tidak ada
b. BAK
1. Pola BAK : Normal
2. Karakter urine : -
3. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
4. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
5. Penggunaan diuretik : Tidak ada
6. Upaya mengatasi masalah : -
c. Mekanisme koping
2.6 Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan
1 DS: klien mengatakan sewaktu di
rumah sering mendengar
suara-suara aneh pada malam hari
DO: klien tampak tidak tenang,
klien kurang kontak mata
saat berbicara
Halusinasi Pendengaran
2 DS: klien mengatakan tidak
berharga dalam keluarga karena
belum memiliki pekerjaan, tidak
layak sebagai seorang anak dan
hanya bisa, merepotkan keluarga
saja
DO: klien tampak sedih dan putus
asa
Harga Diri Rendah
3 DS: klien mengatakan tidak
pandai dan malu bergaul dengan
lingkungannya
DO: klien tampak selalu
menyendiri
Isolasi Sosial
2.7Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
1. Halusinasi pendengaran
2. Harga Diri Rendah
3. Isolasi Sosial
2.8 Perencanaan Keperawatan dan Rasional
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Halusinasi
Pendengaran
Tujuan : klien
mampu mengontrol
atau mengendalikan
halusinasi yang
dialaminya.
SP 1
1. Klien mampu
mengidentifikasi jenis
halusinasinya
2. Klien mampu
mengetahui isi
halusinasinya
3. Klien mampu mengenal
situasi yang
menimbulkan
halusinasinya
4. Klien memberi respon
terhadap halusinasi yang
dialaminya.
5. Klien mampu
menghardik
1. Mengidentifikasi jenis
halusinasi klien
2. Mengidentifikasi isi
halusinasi klien
3. Mengidentifikasi waktu
terjadinya halusinasi klien
4. Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
klien
5. Mengidentifikasi respons
klien terhadap halusinasi
yang dialaminya
6. Mengajarkan klien untuk
menghardik halusinasi
7. Menganjurkan klien untuk
Kepercayaan dari klien
merupakan hal yang
mutlak serta akan
memudahkan dalam
melakukan pendekatan
dan tindakan
keperawatan kepada
halusinasinya.
6. Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
untuk tetap diingat.
memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan hariannya.
SP 2 1. Klien mampu mengingat
kembali kegiatan yang
telah dilakukan
sebelumnya
2. Klien mampu
mengendalikan
halusinasinya
3. Klien mampu
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan
hariannya.
1.Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2.Melatih klien mengendalikan
halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan
orang lain.
3.Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan hariannya.
Tingkah laku klien
terkait halusinasinya
menunjukkan isi, waktu,
frekuensi serta situasi
dan kondisi yang
menimbulkan
halusinasi.
Membantu klien dalam
mengenal konsekuensi
dari halusinasi yang
muncul.
SP 3 1. Klien mampu
melakukan kegiatan
yang telah dijadwalkan
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2. Melatih klien untuk
1. Ungkapan klien
menunjukkan seberapa
2. Klien mampu
menyebutkan cara baru
untuk mengontrol
halusinasinya serta
melakukannya
3. Klien mampu mengingat
kegiatan yang telah
dilakukan dengan
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
mengendalikan halusinasinya
dengan melakukan kegiatan
yang biasa dilakukan di
rumah sakit.
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan hariannya.
kemampuan klien
untuk mengontrol
halusinasinya
2. Cara baru memberikan
pilihan baru yang
adaptif bagi klien
.
SP 4 1. Klien mampu
melakukan kegiatan
yang telah dijadwalkan
2. Klien mampu
memahami cara
penggunaan obat dengan
baik dan teratur
3. Klien mampu
melakukan dengan benar
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obar secara
teratur
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan hariannya.
Memudahkan
pemahaman dalam
menyukseskan program
pengobatan yang
dan memasukan dalam
jadwal kegiatan harian.
2 Harga Diri
Rendah
Tujuan : klien dapat
berinteraksi dengan
baik, klien memiliki
konsep diri yang
positif
SP 1
1. Klien mampu
menunjukkan aspek
positif yang dimiliki.
2. Klien mampu memilih
kegiatan yang mampu
untuk dilakukan
3. Klien mampu
melaksanakan kegiatan
yang telah dipilih
4. Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
untuk diingat.
1. Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki klien
2. Membantu klien menilai
kemampuan klien yang
masih dapat digunakan
3. Membantu klien memilih
kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan
klien (1 kemampuan)
4. Melatih klien sesuai dengan
kemampuan yang dipilih
5. Memberi pujian yang wajar
terhadap keberhasilan klien
6. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
Kepercayaan dari klien
merupakan hal yang
mutlak serta akan
memudahkan dalam
melakukan pendekatan
dan tindakan
keperawatan kepada
kegiatan harian
SP 2 1. Klien mampu mengingat
kembali kegiatan yang
telah dilakukan
sebelumnya
2. Klien mampu
melakukan kegitan yang
lain selain dari
kemampuan 1
3. Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2. Melatih kemampuan kedua
klien
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
1. Aspek positif yang
dimiliki klien penting
untuk meningkatkan
rasa percaya diri serta
harga diri
2. Meningkatkan harga
diri serta memancing
klien untuk
mengungkapkan apa
yang diinginkan oleh
klien.
SP 3 1. Klien mampu mengingat
kembali kegiatan yang
telah dilakukan
sebelumnya
2. Klien mampu
melakukan kemampuan
lain yang dimiliki
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2. Melatih kemampuan ketiga
yang dimiliki klien
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
1.Untuk meningkatkan
harga diri klien
2.Menghargai
kemampuan klien serta
menunjukkan
kemampuan yang
3. Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
3 Isolasi Sosial Tujuan : klien
mampu berinteraksi
dengan orang lain
SP 1
1. Klien mampu
menyebutkan penyebab
isolasi sosial yang
dialami
2. Klien mampu
mengetahui kerugian
tidak berinteraksi
dengan orang lain
3. Klien mampu
melakukan cara
berinteraksi dengan
orang lain
4. Klien mampu
memasukkan dalam
1. Mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial (teman yang
disukai, yang tidak disukai,
alasan)
2. Berdiskusi dengan klien
tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang
lain
3. Berdiskusi dengan klien
tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang
lain
4. Mengajarkan klien cara
berkenalan dengan satu orang
Kepercayaan dari klien
merupakan hal yang
mutlak serta akan
memudahkan dalam
melakukan pendekatan
dan tindakan
keperawatan kepada
jadwal kegiatan harian 5. Menganjurkan klien
memasukkan kegiatan latihan
berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan
harian.
SP 2 1. Klien mampu
melakukan kegiatan
yang telah dijadwalkan
2. Klien mampu
melakukan interaksi
dengan cara berkenalan
dengan orang lain
3. Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien (latihan
1 dan 2)
2. Memberikan kesempatan
kepada klien mempraktekkan
cara berkenalan dengan satu
orang
3. Membantu klien
memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu
kegiatan harian.
Dengan membantu
mekanisme koping klien
dalam berinteraksi
sosial, serta strategi apa
selanjutnya yang akan
diterapkan kepada klien.
kembali kegiatan yang
telah dijadwalkan
sebelumnya
2. Klien mampu
berinteraksi kepada
lebih dari satu orang
3. Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
kegiatan harian klien
2.Memberi kesempatan untuk
berkenalan dengan dua orang
atau lebih
3.Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
manfaat berhubungan
sosial dan menarik diri,
maka klien akan
termotivasi untuk
berinteraksi dengan
orang lain.
SP 4 1. Klien mampu
melakukan kegiatan
yang telah dilatih
sebelumnya
2. Klien mampu
menjelaskan manfaat
obat dengan prinsip 5
benar
3. Klien mampu
melakukan prinsip 5
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
(latihan1, 2 dan 3)
2. Menjelaskan kegunaan obat
3. Melatih klien untuk minum
obat dengan prinsip 5 benar
4. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
Mensukseskan program
pengobatan klien dan
mengoptimalkan kerja
benar dalam minum obat
4. Klien mampu
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
a. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa, 18
Juni 2013
Halusinasi
Pendengaran
SP 1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien
3. Mengidentifikasi waktu terjadinya
halusinasi klien
4. Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi klien
5. Mengidentifikasi respons klien terhadap
halusinasi yang dialaminya
S : Klien menjawab nama saya N, mbak mau
kita ngomong soal apa? Klien mengatakan
saya sering mendengar suara-suara aneh di
rumah. Klien mengatakan sering menangis
karena dengar suara-suara aneh itu
O : Wajah klien lesu, pandangan/kontak mata
kurang, nada suara rendah. Klien kooperatif
6. Mengajarkan klien untuk menghardik
halusinasi
7. Menganjurkan klien untuk memasukkan
cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan hariannya.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan hariannya.
S : Klien mencoba melaksanakan kgiatan
yang telah dijadwalkan
O : Klien kelihatan mengalihkan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Melatih klien untuk mengendalikan
halusinasinya dengan melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan di rumah
sakit.
S : Klien mengatakan telah melakukan cara
yang telah diajarkan
O : Klien tampak belum bisa menghindari
suara-suara aneh tersebut
A : Masalah belum teratasi
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan hariannya.
SP 4 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obar secara teratur
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan hariannya
S : Klien berusaha untuk mengendalikan
halusinasinya dengan minum obat
O : Klien tampak patuh melakukan cara
minum obat yang benar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Harga Diri Rendah
SP 1
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien
2. Membantu klien menilai kemampuan
klien yang masih dapat digunakan
3. Membantu klien memilih kegiatan yang
akan dilatih sesuai dengan kemampuan
klien (1 kemampuan)
4. Melatih klien sesuai dengan kemampuan
yang dipilih
5. Memberi pujian yang wajar terhadap
keberhasilan klien
S : Klien mengatakan tidak memiliki
kemampuan apa-apa hanya bisa melakukan
sedikit pekerjaan rumah tangga yaitu
menyapu
O : Klien sudah mengerti terhadap tugas
yang akan dikerjakannya jika setiap kamar
mulai tampak kotor
A : Masalah teratasi sebagian
6. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Melatih kemampuan kedua klien
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan sudah mengerti mana
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
serta mencoba untuk memperbaiki
kekurangannya
O : Klien tampak mulai melakukan
kegiatannya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Melatih kemampuan ketiga yang dimiliki
klien
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan memilih kegiatannya
yaitu mencuci piring setiap hari
O : Klien tampak sudah mengerti tentang
kegiatan hariannya dan juga melaksanakan
kegiatan yang telah dipilihnya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
SP 1 (teman yang disukai, yang tidak disukai,
alasan)
2. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain
3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan klien cara berkenalan
dengan satu orang
5. Menganjurkan klien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
berhubungan dengan orang lain
O : Klien tampak sudah mengerti dan akan
melaksanakannya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien (latihan 1 dan 2)
2. Memberikan kesempatan kepada klien
mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu orang
3. Membantu klien memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain
S : Klien mengatakan mampu bergaul dengan
orang lain
O : Klien tampak senang mendapat teman
baru
A : Masalah teratasi sebagian
sebagai salah satu kegiatan harian.
SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Memberi kesempatan untuk berkenalan
dengan dua orang atau lebih
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan akan mencoba untuk
berkenalan dengan lebih dari satu orang
O : Klien tampak berusaha melakukan
perkenalan dengan dua orang sekaligus
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
SP 4 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien (latihan1, 2 dan 3)
2. Menjelaskan kegunaan obat
3. Melatih klien untuk minum obat dengan
prinsip 5 benar
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan masih susah untuk
melakukan kegiatan 1, 2 dan 3
O : Klien tampak setuju dan melakukan
dengan benar cara minum obat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Rabu, 19 Juni
2013
Halusinasi
Pendengaran
SP 1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien
3. Mengidentifikasi waktu terjadinya
halusinasi klien
4. Mengidentifikasi situasi yang
S : Pasien mengatakan bahwa halusinasinya
yang dialaminya berkurang. Pasien
mengatakan bahwa mulai bisa mengontrol
halusinasinya.
menimbulkan halusinasi klien
5. Mengidentifikasi respons klien terhadap
halusinasi yang dialaminya
6. Mengajarkan klien untuk menghardik
halusinasi
7. Menganjurkan klien untuk memasukkan
cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan hariannya.
rendah. Pasien kooperatif menjawab
pertanyaan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan hariannya.
S : Pasien mengatakan terkadang mampu
untuk menghardik halusinasinya
O : Klien tampak mulai bisa menghindari
munculnya suara-suara aneh tersebut
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Melatih klien untuk mengendalikan
halusinasinya dengan melakukan
S : Pasien mengatakaan telah mampu
mengontrol halusinasinya
O : Klien tampak senang bisa melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan di rumah
sakit.
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan hariannya.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
SP 4 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obar secara teratur
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan hariannya
S : Klien mengatakan telah mampu
mengendalikan halusinasinya
O : Klien tampak patuh melakukan cara
minum obat yang benar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Harga Diri Rendah
SP 1
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien
2. Membantu klien menilai kemampuan
klien yang masih dapat digunakan
3. Membantu klien memilih kegiatan yang
akan dilatih sesuai dengan kemampuan
klien (1 kemampuan)
4. Melatih klien sesuai dengan kemampuan
yang dipilih
S : Klien mengatakan sudah mengerti mana
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
serta mencoba untuk memperbaiki
kekurangannya dan juga klien menyatakan
ingin sekali berkumpul dengan keluarga
O : Klien tampak mulai membuat jadwal
kegiatan harian serta menjalankannya
A : Masalah teratasi
5. Memberi pujian yang wajar terhadap
keberhasilan klien
6. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Melatih kemampuan kedua klien
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan memilih kegiatannya
yaitu mencuci piring setiap hari
O : Klien tampak sudah mengerti tentang
kegiatan hariannya dan juga melaksanakan
kegiatan yang telah dipilihnya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Melatih kemampuan ketiga yang dimiliki
klien
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan telah mampu
melakukan ketiga kemampuan yang dimiliki
O : Klien tampak menjelaskan dan
melaksanakan ketiga kemampuan yang
dimilikinya dalam waktu yang sama
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
SP 1 (teman yang disukai, yang tidak disukai,
alasan)
2. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain
3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan klien cara berkenalan
dengan satu orang
5. Menganjurkan klien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
berkomunikasi/berhubungan dengan orang
lain
O : Klien tampak benar-benar
melaksanakannya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien (latihan 1 dan 2)
2. Memberikan kesempatan kepada klien
mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu orang
3. Membantu klien memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian.
S : Klien mengatakan akan melakukan
seperti yang telah diajarkan yaitu
menyebutkan manfaat dan 6 cara minum obat
yang benar
O : Klien tampak berusaha menyebutkan dan
melakukannya
A : Masalah teratasi sebagian
SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2. Memberi kesempatan untuk berkenalan
dengan dua orang atau lebih
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan telah mampu
berinteraksi dengan orang lain
O : Klien tampak benar-benar melakukan
cara berinteraksi dengan orang lain
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
SP 4 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien (latihan1, 2 dan 3)
2. Menjelaskan kegunaan obat
3. Melatih klien untuk minum obat dengan
prinsip 5 benar
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan masih susah untuk
melakukan kegiatan 1, 2 dan 3
O : Klien tampak setuju dan melakukan
dengan benar cara minum obat
A : Masalah teratasi sebagian