GAYA BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PRAKTIKUM MAHASISWA PROGRAM
REGULER FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Oleh Dwi Utama
061101029
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Nama Mahasiswa : Dwi Utama
NIM : 061101029
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2006/2007
Tanggal Lulus:
Pembimbing Penguji
... ...Penguji I (Rika E. Nurhidayah S.Kp,MPd) (Anna Kasfi S.Kep, Ns)
NIP. 1976120 200120 2 001
...Penguji II
(Siti Zahara S.Kp, MNS ) NIP. 19710305 200112 2 001
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui
skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan
(S.Kep).
Medan, Juni 2010
Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan
(Erniyati, S.Kp, MNS)
Prakata
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT, Rabb seluruh alam
semesta dan dengan izin Nya pula skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah
kepada kekasih umat, Nabi akhir zaman dan manusia panutan, Rasulullah SAW.
Tak terhingga ucapan terima kasih yang ingin aku ucapkan kepada kedua
orang tua ku, Ayah dan Ibu yang sangat dan selalu aku sayangi Ibu Umi Kalsum
dan Ayah Usman A. Azis yang menjadi penyemangat dikala aku sudah merasa
lelah dan untuk mereka skripsi ini aku dedikasikan. Semoga Allah SWT
memberikan orang tua yang terbaik disepanjang usia yang telah dan akan dilalui,
terima kasih untuk cinta kalian yang terus mengalir untukku . Terima kasih juga
ku ucapkan untuk seluruh kakak dan abangku yang ikut menjagaku dan kembaran
ku Dwi Utami yang selalu memberikan dorongan spiritual yang luar biasa buat
semangatku kalianlah motivator dalam hidup ku (aku berharap dapat membuat
kalian bangga padaku), dan untuk keponakan-keponakanku yang lucu (Widi,
Icha, Izham, Salsa, Aria, Putra dan Sikembar Riscka dan Risky).
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
2. Ibu Rika E.Nurhidayah S.Kp, MPd selaku dosen pembimbing dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Iwan Rusdi S.Kp,MNS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama saya menyelesaikan akademik di Fakultas
Keperawatan USU.
4. Ibu Siti Zahara S.Kp, MNS dan Anna Kasfi S.Kep, Ns selaku dosen penguji.
Terima ksih atas masukan yang telah diberikan demi perbaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Keperawatan
USU yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
6. Teman-teman tersayang di F.Keperawatan USU 2006, terima kasih telah
mengisi hari-hari perkuliahan dengan persahabatan yang indah. Untuk Heppy
yang menjadi stressor “terindah” (terima kasih menemaniku dan
mendengarkanku saat aku mulai rapuh), untuk Afni teman terbaikku yang lucu
dan selalu bisa membuat kami tertawa “teruskan perjuanganmu kawan!”. Dan
untuk seluruh mahasiswa program reguler semester 2 Fkep USU yang
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini (terima kasih atas kerja
samanya).
7. Sahabat-sahabatku yang tak kan pernah ku lupa : Aria (temen yang
membuatku lebih percaya diri walau kadang sering nyusahin), Ainil dan Ridha
(teman konsulku yang memotivasi aku untuk terus menyelesaikan skripsi ini
mengumpulkan data) Elfi, Rina, kak Ochi, Kak Sundari, dan Minta Ito
kalianlah yang mengerti aku dan selalu membuatku merasa indah. Kak Chinta,
kak Aisyah, (terima kasih menjadi guru spiritual yang paling sabar selama ini,
nasehat-nasehat kalian selalu kurindukan). Untuk seluruh keluarga besar
Rufaidah, PEMA Keperawatan dan teman-teman di BSMI terima kasih telah
mengajarkanku banyak sekali makna hidup. Dan akhirnya untukmu yang
memberiku semangat selalu Asy-simeulueya. Ana Uhibbuki Fillah Lillah...
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang
membutuhkan dan penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Medan, 23 Juni 2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Pengesahan ii
Prakata iii
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Skema ix
Abstrak x
BAB 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan Penelitian 3
3. Pertannyaan Penelitian ...3
4. Manfaat Penelitian 4
BAB 2 Tinjauan Pustaka
1. Gaya Belajar 5
1.1.Definisi ...5 1.2.Tipe Belajar ...5 2. Hasil Belajar ...19
2.1. Defenisi 19
3. Kegiatan Praktikum ...21 BAB 3 Kerangka Penelitian
1. Kerangka Konseptual 22
2. Defenisi Konseptual 23
3. Defenisi Operasional 24
BAB 4 Metodologi Penelitian
1. Desain Penelitian 26
2. Populasi dan Sampel 27
2.1Populasi 27
2.2Sampel 27
3. Lokasi dan Waktu Penelitian 27
4. Pertimbangan Etik 28
5. Instrumen Penelitian 28
6. Uji Validitas dan Reliabilitas ...29
7. Pengumpulan Data 30
BAB 5. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian 32
1.1Karakteristik Responden 32 1.2Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa 33
1.3Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa 33
1.4Distribusi frekuensi Rata-rata Hasil Test Ujian pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU 34
2. Pembahasan 35 2.1Gaya Belajar Mahasiswa 36 2.2Hasil Belajar Mahasiswa 36 2.3Rata–rata Hasil Test Ujian pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 37
BAB 6. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan 40 2. Saran 41 2.1 Bagi Mahasiswa keperawatan 41 2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan 41 2.3 Bagi Dosen ...42
2.4 bagi Penelitian Selanjutnya 42
Daftar Pustaka 43 Lampiran-Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 45
2. Kuisioner Penelitian ... 46
3. Satuan Acara Pengajaran ... 49
4. Lembar Panduan praktikum ... 62
5. Jadwal Tentatif Penelitian ... 67
6. Data Hasil Penelitian ………... 68
7. Taksasi Dana ... 83
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian 24 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden 32 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gaya Belajar Responden 33 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar responden 34 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi rata-rata hasil test ujian pada tiap gaya
belajar mahasiswa program reguler Fakultas keperawtan
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Kerangka Konseptual Gaya Belajar dan Hasil Belajar pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program
Judul : Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Nama : Dwi Utama
NIM : 061101029
Jurusan : Ilmu Keperawatan (S.Kep)
Tahun : 2010
Abstrak
Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Salah satu perbedaan tersebut dapat dilihat dari gaya belajar individu. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen berseri yang bertujuan untuk memberikan gambaran gaya belajar dan hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2010 dengan menggunakan kuisioner yang meliputi data demografi, gaya belajar dan test hasil belajar mahasiswa. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan statistik sederhana dan dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki hasil belajar sangat baik yaitu sebanyak 10 orang (33,29%) dan sebagian besar mahasiswa memiliki gaya belajar visual sebanyak 17 orang (56,7%). Responden yang dikategorikan memiliki rata-rata hasil test ujian yang sangat memuaskan disetiap pertemuan memiliki gaya belajar kinestetik dengan hasil (82,6), visual (72,2), audio (74,2). Hal ini menggambarkan strategi yang digunakan dengan metode pembelajarn di laboratorium dapat menstimulasi gaya belajar kinestetik.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penyesuaian strategi mengajar dengan gaya belajar mahasiswa berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, diharapkan bagi dosen untuk melakukan variasi dalam mengajar tidak hanya menggunakan media visual namun harus dikombinasikan dengan peragaan alat serta tindakan langsung sehingga dapat menstimulasi semua gaya belajar baik visual, audio dan kinestetik.
Judul : Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Nama : Dwi Utama
NIM : 061101029
Jurusan : Ilmu Keperawatan (S.Kep)
Tahun : 2010
Abstrak
Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Salah satu perbedaan tersebut dapat dilihat dari gaya belajar individu. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen berseri yang bertujuan untuk memberikan gambaran gaya belajar dan hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2010 dengan menggunakan kuisioner yang meliputi data demografi, gaya belajar dan test hasil belajar mahasiswa. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan statistik sederhana dan dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki hasil belajar sangat baik yaitu sebanyak 10 orang (33,29%) dan sebagian besar mahasiswa memiliki gaya belajar visual sebanyak 17 orang (56,7%). Responden yang dikategorikan memiliki rata-rata hasil test ujian yang sangat memuaskan disetiap pertemuan memiliki gaya belajar kinestetik dengan hasil (82,6), visual (72,2), audio (74,2). Hal ini menggambarkan strategi yang digunakan dengan metode pembelajarn di laboratorium dapat menstimulasi gaya belajar kinestetik.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penyesuaian strategi mengajar dengan gaya belajar mahasiswa berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, diharapkan bagi dosen untuk melakukan variasi dalam mengajar tidak hanya menggunakan media visual namun harus dikombinasikan dengan peragaan alat serta tindakan langsung sehingga dapat menstimulasi semua gaya belajar baik visual, audio dan kinestetik.
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam
menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang diterima. Gaya belajar yang
sesuai adalah kunci keberhasilan seseorang dalam belajar. Oleh karena itu, dalam
kegiatan belajar, mahasiswa sangat perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali
gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif.
Menurut Deporter (2003), terdapat 3 modalitas (tipe) dalam gaya belajar
yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik. Pelajar Visual belajar melalui apa yang
mereka lihat, Auditori belajar dengan cara mendengar dan Kinestetik belajar
dengan gerak, bekerja dan menyentuh. Tetapi dalam kenyataannya, setiap orang
memiliki ketiga gaya belajar tersebut, hanya saja satu gaya biasanya lebih
mendominasi. Sedangkan hasil belajar menurut oemar (2007) adalah suatu
penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang,
serta akan tersimpan dalam waktu yang lama karna hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih
baik.
Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama
adanya ketimpangan dalam menyerap informasi. Tulisan atau kata-kata yang
terlalu banyak akan membuat seseorang menjadi bosan dan lelah serta sangat
mungkin menghasilkan proses belajar yang kurang optimal. Dalam hal ini
menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses model
pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara bersamaan, yaitu :
meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan
psikomotorik. Pengalaman praktikum dapat meningkatkan perkembangan
intelektual mahasiswa. Peningkatan ini disebabkan oleh pengamatan langsung
terhadap benda-benda serta sifat-sifatnya yang dapat mendorong timbulnya fikiran
yang lebih kompleks, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap teori perkuliahan
menjadi lebih kuat. Selain itu pembelajaran praktikum cocok untuk melatih proses
pembiasaan diri dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis secara ilmiah,
karena semua keterampilan yang penting dalam praktikum dapat dilatih secara
bersamaan.
Dari uraian tersebut tampak bahwa suasana yang menyenangkan dalam
proses belajar tidak boleh diabaikan karena sangat menentukan efektifitas dalam
belajar. Suasana menyenangkan dalam proses belajar dapat dilakukan dengan
melakukan variasi dalam penggunaan metode pembelajaran (auditory, visual, dan
kinestetik). Misalnya tulisan atau kata-kata yang kemudian dicoba untuk
diperagakan sehingga dapat diterima oleh ketiga gaya belajar baik visual, audio
dan kinestetik sehingga pembelajaran yang diterima tidak membosankan dan lebih
mudah untuk dipahami. Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk
Auditorial, dan Kinestetik pada kegiatan praktikum khususnya mahasiswa
Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Tujuan Penelitian
2.1. Mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa Program Reguler Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2.2. Mengidentifikasi hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa
Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
2.3. Mengidentifikasi rata-rata hasil test ujian pada kegiatan praktikum sesuai
dengan gaya belajar mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
3. Pertanyaan Penelitian
3.1. Bagaimanakan gaya belajar mahasiswa Program Reguler Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara ?
3.2. Bagaimanakah hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa
Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ?
3.3. Bagaimana rata-rata hasil test ujian pada kegiatan praktikum sesuai
dengan gaya belajar mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan
4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada
berbagai pihak yaitu :
4.1. Pendidikan Keperawatan
Untuk memberikan informasi mengenai gaya belajar visual, auditorial
dan kinestetik mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dengan menstimulasi otak kanan sehingga
mahasiswa keperawatan yang lain dapat menggunakan ketiga gaya
belajar tersebut dalam mengikuti perkuliahan di kampus dan sebagai
masukan bagi institusi Pendidikan Keperawatan bahwa
menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan penting dalam
meningkatkan upaya belajar sehingga hasilnya optimal.
4.2. Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan bagi praktek
keperawatan mengenai gaya belajar yang efektif untuk menstimulasi
otak kanan yang dapat di gunakan oleh perawat dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya di Rumah Sakit.
4.3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi bagi
pihak yang akan melanjutkan penelitian ini atau melaksanakan penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Gaya Belajar 1.1 Defenisi
Menurut Winardi A (2008) Gaya belajar adalah cara yang
digunakan seseorang dalam menyerap informasi baru dan sulit,
bagaimana mereka berkosentrasi, memperoses dan menampung
informasi yang masuk ke otak. Richard Bandler dan Michael Grinder,
dalam karya mereka Neuro Linguistic Programming (NLP)
mengemukakan bukti kuat bahwa secara umum kita memiliki gaya
belajar yang dominan yaitu visual, auditori dan kinestetik. Barbara
Prashning dalam bukunya The Power of Learning styles menulis bahwa
gaya belajar dipengaruhi juga oleh kerja otak. Dominasi kerja otak kiri
menghasilkan gaya pemprosesan analitis sedangkan dominasi kerja otak
kanan menghasilkan gaya pemprosesan holistik.
1.2 Tipe belajar
1.2.1 Definisi
Tipe belajar merupakan modalitas yang dimiliki oleh setiap
individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap,
Secara ilmiah sudah diketahui bahwa dalam hal penyerapan
informasi, manusia dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Manusia visual, yang mana ia akan secara optimal menyerap
informasi yang dibacanya/dilihatnya.
b. Manusia auditori, dimana informasi yang masuk melalui apa yang
didengarnya akan diserap secara optimal.
c. Manusia kinestetik, dimana ia akan sangat senang dan cepat mengerti
bila informasi yang harus diserapnya terlebih dahulu “dicontohkan”
atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang akan
dipelajarinya (Susanto, 2006).
Hal ini sejalan dengan pendapat DePorter (2004) yang mengatakan
bahwa terdapat tiga macam modalitas (tipe) belajar yang digunakan oleh
seseorang dalam pembelajaran, pengolahan informasi, dan komunikasi,
yaitu :
1. Visual
Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat. Warna,
hubungan ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam
modalitas ini. Adapun beberapa ciri orang dengan tipe belajar visual,
yaitu :
a. Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga
penampilan
b. Berbicara dengan cepat
d. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka
e. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
f. Mengingat dengan asosiasi visual
g. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis dan sering meminta orang lain untuk mengulangi ucapannya.
h. Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat
i. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam
rapat
j. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
k. Lebih menyukai seni daripada musik
l. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau
tidak
m. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih
kata-kata yang tepat
n. Biasanya tidak terganggu dengan keributan
2. Auditori
Tipe auditori belajar melalui apa yang mereka dengar. Modalitas
ini mengakses segala jenis bunyi dan kata. Musik, irama, dialog
internal dan suara menonjol pada tipe auditori. Seseorang yang
sangat auditori memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan
warna suara
f. Merasa kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan secara
lisan
g. Berbicara dalam irama yang terpola
h. Lebih suka musik daripada seni
i. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat
j. Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan
panjang lebar
k. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama
lain
m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
n. Biasanya pembicara yang fasih
3. Kinestetik
Orang dengan tipe kinestetik belajar malalui gerak, emosi dan
tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Ciri-ciri orang dengan tipe
belajar kinestetik yaitu :
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka saat
berbicara
c. Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang
d. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
e. Belajar melalui memanipulasi dan praktik
f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
g. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
h. Banyak menggunakan isyarat tubuh
i. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama
j. Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah
pernah berada di tempat itu.
k. Menyukai permainan yang menyibukkan
l. Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka
mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan
m. Ingin melakukan segala sesuatu
n. Kemungkinan tulisannya jelek
Selain ketiga tipe belajar tersebut, DePorter juga mengatakan bahwa
ada tipe campuran dari tiga tipe belajar diatas, misalnya Auditori-visual
atau Visual-kinestetik atau bisa ketiga-tiganya tapi biasanya satu tipe
1.2.2 Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai dengan Tipe
BelajarBeberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
hasil belajar yang disesuaikan dengan tipe belajar siswa menurut
Deporter (2004), adalah :
1. Visual
a. Dorong pelajar visual untuk membuat banyak simbol dan gambar
dalam catatan mereka
b. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna
c. Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi yang diterimanya
menggunakan peta pikiran, tabel, grafik dan diagram untuk
memperdalam pemahaman mereka tentang informasi tersebut.
d. Memberikan gambaran umum/garis-garis besar setiap materi pelajaran
yang disampaikan dengan memberikan ruang yang kosong untuk
menambahkan catatan.
e. Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan visualisasi pada diri
anak. Misalnya: bayangkanlah bola dunia yang sedang berputar
mengelilingi matahari (jika kita sedang mempelajari tentang revolusi
bumi) dan sebaginya.
2. Auditori
a. Menggunakan variasi vokal (ritme, volume suara, intonasi) yang
digunakan pada saat menyampaikan materi pelajaran.
b. Menggunakan penggulangan dengan cara meminta siswa mengulang
c. Mendorong setiap siswa untuk membuat ‘jembatan keledai’ untuk
menghafal konsep kunci, Misalnya: warna pelangi adalah
MEJIKUHIBINIU (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu).
d. Membuat materi lebih mudah untuk diingat dengan mengubahnya
menjadi lagu atau melodi yang sudah dikenal baik dan pelajar
auditorik akan lebih suka belajar sambil mendengarkan musik.
e. Mendorong siswa terutama untuk pelajar audiotori untuk merekam
informasi-informasi penting untuk kemudian didengarkan secara
berulang-ulang karena pelajar audiotori tidak terlalu senang mencatat.
3. Kinestetik
a. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa
ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.
b. Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya
sendiri.
c. Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan
kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba mempelajarinya
secara bertahap.
d. Melakukan lakon/simulasi pendek dapat membantu siswa untuk
memahami materi yang dipelajarinya.
1.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Slameto (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
1. Faktor internal (Faktor yang berasal dari dalam diri) yaitu kondisi
jasmani dan rohani/psikologis siswa.
a. Faktor jasmani, terdiri dari :
1) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya (bebas dari penyakit). Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Jika kesehatan seseorang
terganggu, proses belajarnya pun akan terganggu, ia akan cepat
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, lemah dan ada
gangguan pada alat indera serta tubuhnya.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat
dapat berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan
lain-lain. Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar.
Seseorang yang cacat, proses belajarnya juga akan terganggu.
Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga
pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
b. Faktor psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa. Namun yang
1) Intelegensia
Intelegensia adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensia
besar pengaruhnya tehadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang
sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensia yang tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensia
yang rendah. Walaupun begitu, siswa yang mempunyai tingkat
intelegensia yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya,
karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks dengan
banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensia
adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain.
2) Perhatian
Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang semata-mata tertuju
kepada suatu obyek (benda/hal). Untuk dapat menjamin hasil
belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak
menarik perhatian siswa, maka akan timbul kebosanan sehingga
siswa tidak suka lagi belajar. Oleh karena itu, perlu diusahakan
agar bahan pelajaran selalu manarik perhatian siswa dengan cara
3) Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jadi,
bakat sangat mempengaruhi proses belajar. Jika bahan pelajaran
sesuai dengan bakat siswa, maka hasil belajarnya akan lebih baik
karena ia akan senang dan lebih giat dalam belajar.
4) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
ia tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya
tarik dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran tersebut.
Sebaliknya, bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih
mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kemauan
dalam belajar.
5) Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun
hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses
belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar
dapat belajar dengan baik dan mempunyai motif untuk memusatkan
perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang dapat
6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan
baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan
secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan
pelajaran. Jadi, kemajuan untuk memiliki kecakapan tergantung dari
kematangan dan belajar.
7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan
dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam
proses belajar, karena jika siswa belajar dan memiliki kesiapan, maka
hasil belajarnya akan lebih baik.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan
lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
mambaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian tersebut dapat
belajar dengan baik, perlu dihindari agar tidak terjadi kelelahan dalam
belajar.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri) yaitu kondisi lingkungan di
sekitar siswa. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar
diantaranya :
a. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Demi kelancaran
belajar serta keberhasilan anak dalam belajar tersebut, perlu
diusahakan relasi yang baik dari faktor-faktor tersebut diatas
didalam keluarga.
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah
c. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan
media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat,
yang semuanya mempengaruhi belajar siswa.
Selain faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, menurut
Syah (2003), terdapat faktor lain yang menunjang keberhasilan
seseorang dalam belajar yaitu faktor pendekatan dalam belajar
(approach to learn) yaitu segala cara atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
mempelajari materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti
seperangkat langkah operasional yang di rekayasa sedemikian
rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar
tertentu.
1.2.4 Prinsip-Prinsip Belajar
Beberapa prinsip yang penting dalam proses belajar menurut
Dalyono (1997), yaitu :
1. Kematangan jasmani dan rohani
Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai
kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang
dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas
minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk
melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah
memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan
belajar, misalnya kemampuan berfikir, ingatan, fantasi dan
2. Memiliki kesiapan
Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus
memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik
fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti
memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara
kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk
melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental
dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya
tidak memperoleh hasil belajar yang baik.
3. Memahami tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, kemana
arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat
penting dimiliki oleh orang belajar agar proses belajar yang
dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil.
4. Memiliki kesungguhan
Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga yang
terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan
sungguh-sungguh dan tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan
penggunaan waktu yang lebih efektif.
5. Ulangan dan latihan
Prinsip yang tak kalah penting adalah ulangan dan latihan. Sesuatu
dikua sai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Mengulang pelajaran
adalah salah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan.
Apapun gaya atau tipe belajar yang dipilih seseorang pada
dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar seseorang bisa
menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan memberi
hasil yang optimal. Dengan demikian dalam penelitian ini setelah
dipaparkan defenisi dari gaya belajar ataupun tipe belajar maka
peneliti akan konsisten untuk menggunakan kata Gaya Belajar
dalam dalam setiap pembahasan.
2. Hasil Belajar 2.1 Defenisi
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,
psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi
dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh
guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan
pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar
dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar yaitu :
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan
dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri
siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang
waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil
belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir
serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
3. Kegiatan Praktikum
Menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses
model pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara
bersamaan, yaitu : meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan
afektif, dan keterampilan psikomotorik. Pengalaman praktikum dapat
meningkatkan perkembangan intelektual mahasiswa. Peningkatan ini
disebabkan oleh pengamatan langsung terhadap benda-benda serta
sifat-sifatnya yang dapat mendorong timbulnya fikiran yang lebih kompleks,
sehingga pemahaman mahasiswa terhadap teori perkuliahan menjadi lebih
kuat. Selain itu pembelajaran praktikum cocok untuk melatih proses
pembiasaan diri dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis secara
ilmiah, karena semua keterampilan yang penting dalam praktikum dapat
dilatih secara bersamaan.
Menurut Adisendjaja (2008), kegiatan praktikum adalah pengalaman
belajar yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan material sampai
kepada observasi fenomena. Pengalaman belajar yang dibuat mungkin
memiliki tingkatan struktur yang berbeda dan ditentukan oleh guru atau
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan gaya belajar dan
hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa Program Reguler Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dimana gaya belajar mahasiswa terdiri
dari visual, auditori dan kinestetik. Sedangkan kegiatan pembelajaran praktikum
merupakan suatu hasil yang harus dicapai mahasiswa untuk menyeimbangkan
kecendrungan terhadap hasil belajar visual, auditori dan kinestetik. Sehingga
dalam melakukan kegiatan pembelajaran seluruh mahasiswa dengan gaya yang
berbeda dapat memperoleh hasil yang optimal. Untuk menilai hasil dalam proses
belajar dapat menggunakan system penilaian yang di kategorikan kedalam 5
tingkatan yaitu : A (skor 80-100), B+ (skor 75-79 ), B (70-74) C+ (skor 65-69), C
(60-64), D (skor 50-59) dan E (< 49) (Buku Panduan Departemen Ilmu
Keperawatan 2006-2007).
Skema 3.1
Kerangka Konseptual Gaya Belajar dan Hasil Belajar pada Kegiatan Praktikum
Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU Tipe Belajar
Mahasiswa: 1. Visual 2. Auditori 3. Kinestetik
Proses Belajar Mengajar
Dengan Kegiatan Praktikum
2. Defenisi Konseptual
2.1 Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik
Gaya belajar adalah suatu cara yang dimiliki oleh setiap individu yang
merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah
informasi. Menurut Deporter (2003), terdapat 3 modalitas dalam belajar
yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik. Pelajar Visual belajar melalui apa
yang mereka lihat, Auditori belajar dengan cara mendengar dan Kinestetik
belajar dengan gerak, bekerja dan menyentuh.
2.2 Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sehingga
mahasiswa dengan hasil belajar yang lebih baik akan dapat merubah cara
berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
2.3 Kegiatan Praktikum
Menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses
model pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara
bersamaan, yaitu : meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan
afektif, dan keterampilan psikomotorik.
3. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Defenisi operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Gaya belajar Visual Mahasiswa Program Reguler belajar melalui apa yang dilihat
Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu:
0 = Jarang
1 = Kadang-kadang 2 = Sering
Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing
jawaban yaitu : jarang dilakukan, kadang-kadang
dilakukan dan sering dilakukan.
Nominal
2 Gaya Belajar Auditori Mahasiswa Program Reguler belajar melalui apa yang didengar
Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu:
0 = Jarang
1 = Kadang-kadang 2 = Sering
Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing
jawaban yaitu : jarang dilakukan, kadang-kadang
dilakukan dan sering
Nominal
3 Gaya Belajar Kinestetik Mahasiswa Program Reguler belajar melalui apa yang didengar
Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu:
0 = Jarang
1 = Kadang-kadang 2 = Sering
Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing
jawaban yaitu : jarang dilakukan, kadang-kadang
dilakukan dan sering
Nominal
3.2 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka
waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil
mencapai hasil yang lebih baik. Dalam hal ini hasil belajar mahasiswa
dalam penelitian didapat dari nilai rata-rata hasil belajar dan hasil belajar
mahasiswa secara keseluruhan dari gaya gaya belajar visual, auditori dan
kinestetik. Penilaian hasil belajar ini dapat ditentukan dengan penilaian
berdasarkan buku Panduan Akademik Keperawatan Universitas Sumatera
Utara yaitu :
A = 80-100
B+ = 75-79
B = 70-74
C+ = 65-69
C = 60-64
D = 50-59
E = < 49
3.3 Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum adalah kegiatan belajar mengajar dengan cara
tatap muka antara peneliti (dapat dibantu asisten dan mahasiswa yang
menekankan pada aspek psikomotor (keterampilan), kognitif
(pengetahuan), dan afektif (sikap) dengan menggunakan peralatan di
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan quasi experiment, yang dilakukan
secara berseri dengan memberikan perlakuan pada kelompok sampel. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui Gambaran Gaya Belajar dan Hasil Belajar pada
kegiatan praktikum Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi S1 Program Reguler
stambuk 2009 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang masih aktif
kuliah yang duduk di semester II dengan jumlah 30 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu populasi yang
memenuhi kriteria sebagai sampel yang dapat digunakan sebagai sampel
(Arikunto, 2007).
Desain ini hanya menggunakan kelompok intervensi (KI) tanpa kelompok
kontrol. Sebelum dilakukan intervensi (01) disebut test awal untuk menentukan
gaya belajar mahasiswa, kemudian dilakukan intervensi (proses belajar mengajar
selama 3 pertemuan) dan kembali dikalukan test akhir (02
Kelompok
) untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa.
Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Test awal Intervensi Test Akhir
2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi S1 Program Reguler stambuk 2009 Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara yang masih aktif kuliah yang duduk di semester II
dengan jumlah 72 orang dalam satu kelas.
2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling, yaitu responden yang bersedia mengikuti
seluruh tahapan penelitian (Arikunto, 2007). Pada saat pengambilan data
yang dilakukan peneliti dalam 4 kali pertemuan dengan melakukan
metode pembelajaran di laboratorium, pada pertemuan pertama
responden yang hadir berjumlah 70 orang, pada pertemuan kedua
responden yang hadir berkurang menjadi 32, pertemuan ketiga responden
yang hadir berkurang lagi menjadi 30, dan pertemuan keempat atau
evaluasi akhir jumlah responden yang hadir tetap 30. Maka jumlah
sampel dalam penelitian ini yang digunakan sebagai responden sebanyak
30 orang.
3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya penelitian selain itu Fakultas
Keperawatan memiliki sarana dan prasarana yang mendukung proses
pembelajaran kinestetik yaitu adanya laboratorium keperawatan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan April 2010.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pada pengumpulan data, peneliti
terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan
prosedur penelitian kepada responden. Apabila responden setuju maka responden
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah
disediakan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.
Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan
dicantumkan pada lembar kuisioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi
NIM dan kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden
dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian
(Nursalam, 2003).
5. Instrumen Penelitian
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian dan
dibuat dalam bentuk kuisioner dan prosedur kegiatan belajar mengajar yaitu :
2. Kuisioner untuk mengkaji gaya belajar mahasiswa yang diadopsi dari DePorter
(2004). Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, sehingga
responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ ) pada
jawaban yang tersedia.
3. Kuisioner untuk mengkaji hasil belajar mahasiswa diadopsi dari buku panduan
panduan departemen ilmu keperawatan 2006-2007.
4. Prosedur kegiatan penelitian yaitu berupa kegitan belajar mengajar dengan
metode pembelajaran di laboratorium yang diberikan kepada mahasiswa
Program Reguler Fakultas Keperawatan USU.
6. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana
instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Danim, 2003). Uji validitas
dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat mengukur apa
yang seharusnya di ukur. Uji validitas untuk instumen tipe belajar tidak dilakukan
karena telah dilakukan uji validitas pada penelitian sebelumnya oleh Pangabean
(2009) dengan judul “Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran USU Program Reguler Berdasarkan Tipe
Belajar” oleh dosen Keperawatan USU.
Uji realibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
(Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas ini juga telah dilakukan pada penelitian
Pangabean (2009) terhadap 30 orang responden dengan hasil 0,73. Menurut Polit
& Hungler (1995) instrument dikatakan reliable jika memiliki reliabilitas lebih
dari 0.70 oleh karna itu instrument tipe belajar dikatakan reliable.
7. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data terdiri dari :
1. Mangajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang
digunakan peneliti sebagai tempat penelitian.
2. Peneliti menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat, dan cara
pengisian kuesioner.
3. Bagi calon responden yang bersedia kemudian responden diminta untuk
menandatangani surat persetujuan.
4. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden dibagikan kuesioner gaya
belajar dan kuesioner dikumpulkan pada hari yang sama.
5. Selama kegiatan belajar mengajar responden dibagi menjadi 5 kelompok,
dimana setiap kelompok terdiri dari 6 orang dan dibimbing seorang asisten
dalam hal ini asisten merupakan teman peneliti satu stambuk yang
bertugas mengajarkan, mengobservasi dan memberi penilaian pada test
ujian yang dilakukan setelah responden.
6. Sebelum melakukan penelitian semua asisten dibimbing oleh orang yang
sehingga hasil belajar yang diperoleh setiap responden dapat dinilai secara
objektif.
7. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada kegiatan praktikum
dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan
8. Materi pertemuan pertama yaitu mengukur suhu tubuh alat yang diberikan
berupa Thermometer bersih (axilla, oral, anal), larutan desinfektan dan air
bersih, neirbeken, tissue, vaselin, dan jam tangan.
9. Materi pertemuan kedua yaitu menghitung denyut nadi dan pernafasan
alat yang diberikan jam tangan dengan petunjuk detik, pulpen dan buku
catatan nadi.
10. Materi pertemuan ketiga yaitu mengukur tekanan darah alat yang
diberikan sphygmomanometer dan stetoskop dan pada pertemuan terakhir
setiap kelompok diberikan semua alat tanda-tanda vital (TTV)
11. Setiap kelompok diberikan satu set alat yang sesuai dengan topik yang
diberikan.
12. Melakukan test akhir setelah selesai dilakukan kegiatan belajar mengajar
untuk mengidentifikasi hasil yang dicapai oleh mahasiswa.
8. Analisa Data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data melalui beberapa
tahap antara lain : (1) Editing, yaitu memeriksa kelengkapan kuisioner yang telah
diisi oleh responden dengan maksud untuk memeriksa apakah kuisioner telah diisi
kuisioner yang telah dibuat untuk mempermudah pada saat mengadakan tabulasi
dan analisa data, (3) Tabulating, yaitu untuk mempermudah analisa data,
pengolahan, dan pengambilan kesimpulan. Pada tahapan ini, kuisioner yang terdiri
dari 36 pertanyaan yang terdiri dari tipe belajar visual nomor 1 – 12, auditori
nomor 13 – 24, dan kinestetik nomor+ 25 – 36, akan dihitung skornya
menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang tersedia pada kuisioner
yaitu : Sering (skor 2), Kadang-kadang (skor 1), dan Jarang (skor 0), kemudian
hasil pengumpulan data dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi dan
persentase. Jumlah skor yang paling tinggi akan menentukan tipe belajar yang
paling menonjol pada mahasiswa tersebut, (4) Dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan program komputer. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan persentase.
Analisa terhadap hasil belajar ini dilakukan setiap pertemuan dan dinilai
dengan analisis deskriptif terhadap lembar evaluasi kegiatan proses belajar
mengajar yang menggunakan sistem penilaian berdasarkan dari Buku Panduan
Departemen Ilmu Keperawatan 2006-2007. Di kategorikan kedalam 7 tingkatan
yaitu : A (skor 80-100), B+ (skor 75-79 ), B (70-74), C+ (skor 65-69), C (60-64),
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran gaya belajar dan hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa Program Reguler Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan pada
tanggal 23 April sampai 21 Mei 2010 dengan jumlah 30 responden. Berikut ini
akan dijabarkan mengenai hasil penelitian meliputi deskripsi dan persentase
karakteristik responden, tipe belajar dan hasil belajar mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
1.1 Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin dan
hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
responden dalam penelitian ini sebagian besar berada pada kelompok
usia 18 tahun (n=21, 70,0%). Sebagian besar responden berjenis kelamin
[image:44.595.157.465.644.730.2]perempuan (n=26, 86,7 %). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden
Variabel Frekuensi %
Usia 19 tahun 17 tahun 18 tahun
6 3 21
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
4 26
13,3 86,7
1.2 Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa
Hasil penelitian terhadap Gaya belajar mahasiswa dapat
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki Gaya belajar
visual n=17. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pelajar visual
cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori
maupun kinestetik untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah
ini.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gaya Belajar Responden
Tipe Belajar Frekuensi Persen (%) Visual
Audio Kinestetik
17 8 5
56,7 26,7 16,6
Total 30 100.0
1.3 Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa
Hasil penelitian terhadap hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
yang mendapatkan hasil Sangat Baik (A) (n=10, 33,29%). Dari data
tersebut dapat diketahui pada pelajar kinestetik seluruhnya dapat
menujukkan hasil belajar yang sangat memuaskan dengan nilai (A)
(n=5 16,6%) meski dalam hal ini pelajar kinestetik cenderung lebih
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Responden Hasil Belajar
Tipe Belajar Jumlah A 80-100 B+ 75-79 B 70-74 C+ 65-69 C 60-64
F % F % F % F % F %
Visual 17 4 13,34 5 16,68 4 13,34 2 6,67 2 6,67 Audio 8 1 3,35 3 10,0 3 10,0 1 3,35 - -
Kinestetik 5 5 16,6 - - - -
Total 30 10 33,29 8 26,68 7 23,34 3 10,02 2 6,67
1.4 Distribusi frekuensi rata-rata hasil test ujian pada kegiatan praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Hasil belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar yang
baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang
terbaik bagi dirinya dalam melakukan pembelajaran yang mampu
menstimulasi kreativitas responden melalui pembelajaran mengukur
tanda-tanda vital di laboratorium Keperawatan Dasar akan membantu
mahasiswa dalam belajar sehingga nilai yang dihasilkan akan
maksimal.
Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh hasil responden yang
ujian yang dilakukan baik ujian I pada pengukuran pernafasan dan
mengukur nadi, ujian II pada pengukuran suhu tubuh, ujian III pada
pengukuran tekanan darah dan ujian IV atau ujian akhir yang dilakukan
untuk mengetahui evaluasi dari semua ujian yang telah dilakukan untuk
melihat hasil belajar responden dengan memilih metode intervensi yang
mampu menstimulus kreativitas responden maka dalam hal ini memiliki
kecenderungan pada tipe belajar kinestetik dengan hasil tertinggi 82,6
[image:47.595.107.518.380.494.2]untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Rata-rata Hasil Test Ujian pada Kegiatan
Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Gaya Belajar Rata-rata Hasil
Ujian pada Tipe Gaya Belajar
Visual (n=17 56,7%)
Audio (n= 8 26,7%)
Kinestetik (n= 5 16,6%)
Ujian I 77,4 79 89,6
Ujian II 64,1 74,4 78,2
Ujian III 77,1 75 80
2. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh akan diuraikan pada pembahasan yaitu untuk
menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan gaya belajar mahasiswa, hasil
belajar mahasiswa dan rata-rata hasil test ujian pada kegiatan praktikum
mahasiswa program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2.1 Gaya Belajar Mahasiswa
Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu
dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang masuk ke
otak. Sedangkan menurut Zaini (2002) gaya belajar atau tipe belajar
adalah karakteristik atau pilihan individu untuk mengumpulkan
informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan
informasi yang diterima.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki gaya belajar visual dan Auditori dan sebagian kecil dari
responden yang diambil memiliki gaya belajar kinestetik.
Felder & Soloman (2001) menyatakan bahwa kebanyakan
orang-orang adalah pelajar visual dan hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Liu dan Ginther (1999) yang menemukan bahwa
sebagian besar pelajar di Amerika merupakan pelajar visual (40%),
20-Total 288,9 296,9 330,4
Rata-rata hasil ujian n= 30
30% adalah pelajar auditori dan 30-40% adalah kinestetik,
visual/kinestetik atau kombinasi dari tipe belajar tersebut (Sankey,
2001).
2.2 Hasil Belajar Mahasiswa
Berdasarkan hasil belajar yang dianalisa menunjukan sebagian besar responden menunjukkan hasil belajar sangat baik (33,29%).
Dalam hal ini meskipun pelajar dengan gaya belajar kinestetik lebih
sedikit dengan pelajar visual dan audio namun seluruh pelajar kinestetik
mendapatkan hasil belajar yang sangat baik, sedangkan untuk gaya
belajar visual dan audio sebagian mahasiswanya masih menujukan hasil
belajar baik dan cukup. Kemungkinan besar hal ini disebabkan metode
yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran di laboratorium kurang
sesuai dengan gaya belajar visual dan audio yang cenderung
mendapatkan hasil belajar memuaskan dengan metode ceramah maupun
visualisasi. Dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran dilaboratorium
merupakan metode yang tepat untuk menstimulasi mahasiswa dengan
gaya belajar kinestetik, hal ini disebabkan kecenderungan orang
kinestetik dalam menangkap pelajaran yang mereka terima dengan cara
menyentuhnya dan memperagakannya secara langsung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil test
responden yang dikategorikan memiliki hasil belajar sangat memuaskan
memiliki kecenderungan pada gaya belajar kinestetik. Kemungkinan besar
hal ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang diberikan
dilaboratorium cenderung dapat menstimulasi mahasiswa dengan gaya
belajar kinestetik. Proses pembelajarn yang digunakan dengan metode
tersebut lebih banyak dari mata kuliah praktikum yang merupakan metode
yang disukai oleh pelajar kinestetik. Hal ini menunjukkan bahwa
metode/strategi yang digunakan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung yang sesuai dengan tipe belajar mahasiswa akan berpengaruh
pada hasil belajar mahasiswa.
Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kecocokan atau
ketidakcocokan antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara
signifikan mempengaruhi keberhasilan pelajar (Dunn, dkk, 1989 dikutip
dari Pranata, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean (2009) juga
menunjukkan sebagian besar mahasiswa yang mendapatkan hasil belajar
sangat memuasakan didapat pada pelajar visual (72,5%) ini disebabkan
metode pembelajaran yang dilakukan cenderung menguntungkan pelajar
visual dengan menggunakan metode LCD, OHP dan white board . Hal
yang sama juga dibuktikan dalam penelitian Sundari (2009) menunjukkan
sebagian besar mahasiswa yang mendapat prestasi belajar sangat
memuaskan didapat pada pelajar visual (n=28, 50,9%) hal ini juga
metode ceramah, diskusi dan visualisasi cenderung menguntungkan
mahasiswa dengan gaya belajar visual.
Menurut pengamatan penulis, sebagian mahasiswa dengan gaya
belajar kinestetik ini sebenarnya termasuk kategori mahasiswa berprestasi,
namun kesalahan metode pembelajaran yang dilakukan oleh dosen saat
mengajar dikelas yang hanya terfokus untuk pelajar visual dan audio
sehingga membuat mahasiswa tidak mampu mengembangkan potensinya.
Penelitian yang berkaitan dengan hal ini juga telah dilakukan oleh
Husain (2000) dengan judul penelitian Learning and Personality Styles in
Second Language Acquisition : Gaya belajar dan gaya kepribadian dalam
perolehan bahasa kedua pada mahasiswa jurusan bahasa Inggris FBSS
UNM Ujung Pandang dengan jumlah responden 414 mahasiswa dengan
hasil penelitian bahwa kelompok visual tidak memperoleh pencapaian
belajar yang lebih baik dari kelompok audio dan kinestetik, hal ini
disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan cenderung
menguntungkan pelajar audio dan kinestetik yaitu dengan menstimulasi
pendengaran dan peragaan pengucapan bahasa kedua. Sehingga dapat
dibuktikan mahasiswa yang diberikan pembelajaran yang sesuai dengan
gaya mengajar dosen akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh
karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan variasi dalam
metode/strategi mengajar dengan gaya belajar mahasiswa baik gaya visual,
audio dan kinestetik akan sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sebagian besar responden berusia 18 tahun (70,0%) dan berjenis kelamin
perempuan (86,7%). Responden sebagian besar memiliki gaya belajar visual
(53,3%) dan memiliki Hasil belajar pada rentang sangat baik (33,29%).
Hasil penelitian terhadap gaya belajar dan hasil belajar pada kegiatan
praktikum mahasiswa menunjukkan bahwa responden yang dikategorikan
memiliki rata-rata hasil belajar sangat baik memiliki kecenderungan pada gaya
belajar Kinestetik. Hal ini dapat diketahui berdasarkan data yang diperoleh yang
menunjukkan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar Kinestetik memiliki rata-rata
hasil belajar sangat baik (A) yaitu dengan hasil 82,6 sedangkan untuk hasil belajar
visual dengan hasil baik (B) yaitu 74,2 dan audio dengan hasil baik juga (B) yaitu
72,2. Mahasiswa dengan gaya belajar Visual memiliki hasil belajar dengan nilai A
(3,3%), B+ (16,68%), B (13,34%), C+ (6,67%) dan C (6,67%). Mahasiswa
dengan gaya belajar Audio memiliki hasil belajar dengan niali A (3,35%), B+
(10,0%), B (10,0%) dan C+ (10,0%). Mahasiswa dengan gaya belajar Kinestetik
2. Saran
2.1 Bagi mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hendaknya mahasiswa
bisa mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, sehingga jika
metode/strategi pada saat proses belajar mengajar di kelas tidak sesuai
dengan gaya belajarnya, mahasiswa mampu menentukan sendiri cara yang
paling mudah baginya untuk menyerap pelajaran yang diberikan baik itu
pada saat belajar di kelas maupun ketika belajar di Laboratorium.
2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan
masukan bagi Fakultas Keperawatan USU yaitu :
1. Perlu dilakukan pengkajian/identifikasi terhadap gaya belajar
mahasiswa secara periodik sehingga gambaran gaya belajar mahasiswa
akan diketahui secara keseluruhan. Karena dengan hal tersebut, dosen
diharapkan dapat menyesuaikan metode/strategi mengajarnya dengan
gaya belajar mahasiswa sehingga tercapai hasil belajar yang optimal.
2. Memberikan kesempatan bagi dosen untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pengembangan metode dan
strategi mengajar.
3. Sebagian besar mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan
USU adalah pelajar visual. Hal ini menunjukan rata-rata hasil test ujian
yang didapat dalam 4 kali pertemuan menujukan pelajar kinestetik
menambah penggunaan media/strategi peragaan secara langsung
seperti pembelajaran di laboratorium dalam pengajaran di kelas
sehingga hasil belajar pada gaya belajar Visual, Audio dan Kinestetik
dapat memperoleh hasil yang Optimal, karena mahasiswa Program
Reguler Fakultas Keperawatan USU terdiri dari mahasiswa dengan
gaya belajar visual, auditori dan kinestetik dan semakin banyak
modalitas belajar yang dilibatkan dalam proses belajar mengajar akan
meningkatkan minat dan derajat pemahaman mahasiswa terhadap
pelajaran.
2.3 Bagi Dosen
1. Perlu melakukan penyesuaian metode/strategi dalam mengajar dengan
gaya belajar mahasiswa ketika proses belajar mengajar berlangsung
dan menyadari adanya perbedaan gaya belajar setiap mahasiswa.
2. Perlu memodifikasi strategi, media dan metode mengajar yang
menarik minat mahasiswa sehingga diperoleh hasil belajar yang
optimal.
2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi
bagi penelitian lanjutan tentang topik yang sama untuk mahasiswa jalur
B dan identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y. H. (2008) Sains dan Pembelajaran Sains, Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
A.M.R Santoso. (2001) Right Brain. Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan
Untuk Kehidupan Yang Lebih berkualitas, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Danim, S. (2003). Riset Keperawatan Sejarah & metodologi, Jakarta: EGC.
Departemen Ilmu Keperawatan FK USU. (2007). Buku Panduan Program
Pendidikan Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan, Medan: USU
Press.
Deporter, B, dkk. (2004). Quantum Teaching:Mempraktikkan Quantum Learning
di Ruang-ruang Kelas, Bandung: Kaifa.
Deporter, B & Hernacki, M. (2003). Quantum Learning:Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa.
Felder, R & Soloman, B. 2001. Learning Styles and Strategies. Dikut i dari :
Husain, D. 2000. Learning and Personality Styles in Second Language
Acquisition : Gaya Belajar dan Gaya Kepribadian dalam Perolehan Bahasa
Kedua. Dikut ip dari :
2010
Ir. Winardi, A. (2008). Memahami Gaya Belajar Anak.
Nurhidayah R, Endah dkk, (2009). Buku Penuntun Teori Praktikum Keperawatan
Dasar, Medan: USU Press.
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Pollit & Hungler. (1999). Nursing Research Principles and Methodes, Philadelpia: Lippincott.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30.
Pranata, M. 2009. Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain. Dikutip dari : September 2010.
Santoso, Singgih. (2006). Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 15, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Susanto, H. (2006). Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa. Diambil tanggal 18 Oktober 2009 dari
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2., Jakarta: Balai Pustaka.
Pangabean, A. (2009). Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa PSIK FK USU
Program Reguler Berdasarkan Tipe Belajar Mahasisw, Skripsi Penelitian
Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.
Sundari. (2009). Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,
Skripsi Penelitian Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.
Solehudin, A. (2006). Desain Model Instalasi Pelapisan Logam Dekoratif Metode
Electroplating untuk Pembelajaran Praktikum
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Gaya Belajar dan Hasil Belajar Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan Men