• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PRAKTIKUM MAHASISWA PROGRAM

REGULER FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh Dwi Utama

061101029

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Nama Mahasiswa : Dwi Utama

NIM : 061101029

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2006/2007

Tanggal Lulus:

Pembimbing Penguji

... ...Penguji I (Rika E. Nurhidayah S.Kp,MPd) (Anna Kasfi S.Kep, Ns)

NIP. 1976120 200120 2 001

...Penguji II

(Siti Zahara S.Kp, MNS ) NIP. 19710305 200112 2 001

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui

skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan

(S.Kep).

Medan, Juni 2010

Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

(Erniyati, S.Kp, MNS)

(3)

Prakata

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT, Rabb seluruh alam

semesta dan dengan izin Nya pula skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah

kepada kekasih umat, Nabi akhir zaman dan manusia panutan, Rasulullah SAW.

Tak terhingga ucapan terima kasih yang ingin aku ucapkan kepada kedua

orang tua ku, Ayah dan Ibu yang sangat dan selalu aku sayangi Ibu Umi Kalsum

dan Ayah Usman A. Azis yang menjadi penyemangat dikala aku sudah merasa

lelah dan untuk mereka skripsi ini aku dedikasikan. Semoga Allah SWT

memberikan orang tua yang terbaik disepanjang usia yang telah dan akan dilalui,

terima kasih untuk cinta kalian yang terus mengalir untukku . Terima kasih juga

ku ucapkan untuk seluruh kakak dan abangku yang ikut menjagaku dan kembaran

ku Dwi Utami yang selalu memberikan dorongan spiritual yang luar biasa buat

semangatku kalianlah motivator dalam hidup ku (aku berharap dapat membuat

kalian bangga padaku), dan untuk keponakan-keponakanku yang lucu (Widi,

Icha, Izham, Salsa, Aria, Putra dan Sikembar Riscka dan Risky).

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

(4)

2. Ibu Rika E.Nurhidayah S.Kp, MPd selaku dosen pembimbing dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Iwan Rusdi S.Kp,MNS selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama saya menyelesaikan akademik di Fakultas

Keperawatan USU.

4. Ibu Siti Zahara S.Kp, MNS dan Anna Kasfi S.Kep, Ns selaku dosen penguji.

Terima ksih atas masukan yang telah diberikan demi perbaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Keperawatan

USU yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

6. Teman-teman tersayang di F.Keperawatan USU 2006, terima kasih telah

mengisi hari-hari perkuliahan dengan persahabatan yang indah. Untuk Heppy

yang menjadi stressor “terindah” (terima kasih menemaniku dan

mendengarkanku saat aku mulai rapuh), untuk Afni teman terbaikku yang lucu

dan selalu bisa membuat kami tertawa “teruskan perjuanganmu kawan!”. Dan

untuk seluruh mahasiswa program reguler semester 2 Fkep USU yang

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini (terima kasih atas kerja

samanya).

7. Sahabat-sahabatku yang tak kan pernah ku lupa : Aria (temen yang

membuatku lebih percaya diri walau kadang sering nyusahin), Ainil dan Ridha

(teman konsulku yang memotivasi aku untuk terus menyelesaikan skripsi ini

(5)

mengumpulkan data) Elfi, Rina, kak Ochi, Kak Sundari, dan Minta Ito

kalianlah yang mengerti aku dan selalu membuatku merasa indah. Kak Chinta,

kak Aisyah, (terima kasih menjadi guru spiritual yang paling sabar selama ini,

nasehat-nasehat kalian selalu kurindukan). Untuk seluruh keluarga besar

Rufaidah, PEMA Keperawatan dan teman-teman di BSMI terima kasih telah

mengajarkanku banyak sekali makna hidup. Dan akhirnya untukmu yang

memberiku semangat selalu Asy-simeulueya. Ana Uhibbuki Fillah Lillah...

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang

membutuhkan dan penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, 23 Juni 2010

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ii

Prakata iii

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Skema ix

Abstrak x

BAB 1 Pendahuluan

1. Latar Belakang 1

2. Tujuan Penelitian 3

3. Pertannyaan Penelitian ...3

4. Manfaat Penelitian 4

BAB 2 Tinjauan Pustaka

1. Gaya Belajar 5

1.1.Definisi ...5 1.2.Tipe Belajar ...5 2. Hasil Belajar ...19

2.1. Defenisi 19

3. Kegiatan Praktikum ...21 BAB 3 Kerangka Penelitian

1. Kerangka Konseptual 22

2. Defenisi Konseptual 23

3. Defenisi Operasional 24

BAB 4 Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian 26

2. Populasi dan Sampel 27

2.1Populasi 27

2.2Sampel 27

3. Lokasi dan Waktu Penelitian 27

4. Pertimbangan Etik 28

5. Instrumen Penelitian 28

6. Uji Validitas dan Reliabilitas ...29

7. Pengumpulan Data 30

(7)

BAB 5. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian 32

1.1Karakteristik Responden 32 1.2Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa 33

1.3Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa 33

1.4Distribusi frekuensi Rata-rata Hasil Test Ujian pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU 34

2. Pembahasan 35 2.1Gaya Belajar Mahasiswa 36 2.2Hasil Belajar Mahasiswa 36 2.3Rata–rata Hasil Test Ujian pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 37

BAB 6. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan 40 2. Saran 41 2.1 Bagi Mahasiswa keperawatan 41 2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan 41 2.3 Bagi Dosen ...42

2.4 bagi Penelitian Selanjutnya 42

Daftar Pustaka 43 Lampiran-Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 45

2. Kuisioner Penelitian ... 46

3. Satuan Acara Pengajaran ... 49

4. Lembar Panduan praktikum ... 62

5. Jadwal Tentatif Penelitian ... 67

6. Data Hasil Penelitian ………... 68

7. Taksasi Dana ... 83

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian 24 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden 32 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gaya Belajar Responden 33 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar responden 34 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi rata-rata hasil test ujian pada tiap gaya

belajar mahasiswa program reguler Fakultas keperawtan

(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Gaya Belajar dan Hasil Belajar pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program

(10)

Judul : Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Nama : Dwi Utama

NIM : 061101029

Jurusan : Ilmu Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2010

Abstrak

Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Salah satu perbedaan tersebut dapat dilihat dari gaya belajar individu. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen berseri yang bertujuan untuk memberikan gambaran gaya belajar dan hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2010 dengan menggunakan kuisioner yang meliputi data demografi, gaya belajar dan test hasil belajar mahasiswa. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan statistik sederhana dan dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki hasil belajar sangat baik yaitu sebanyak 10 orang (33,29%) dan sebagian besar mahasiswa memiliki gaya belajar visual sebanyak 17 orang (56,7%). Responden yang dikategorikan memiliki rata-rata hasil test ujian yang sangat memuaskan disetiap pertemuan memiliki gaya belajar kinestetik dengan hasil (82,6), visual (72,2), audio (74,2). Hal ini menggambarkan strategi yang digunakan dengan metode pembelajarn di laboratorium dapat menstimulasi gaya belajar kinestetik.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penyesuaian strategi mengajar dengan gaya belajar mahasiswa berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, diharapkan bagi dosen untuk melakukan variasi dalam mengajar tidak hanya menggunakan media visual namun harus dikombinasikan dengan peragaan alat serta tindakan langsung sehingga dapat menstimulasi semua gaya belajar baik visual, audio dan kinestetik.

(11)

Judul : Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Nama : Dwi Utama

NIM : 061101029

Jurusan : Ilmu Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2010

Abstrak

Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Salah satu perbedaan tersebut dapat dilihat dari gaya belajar individu. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen berseri yang bertujuan untuk memberikan gambaran gaya belajar dan hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2010 dengan menggunakan kuisioner yang meliputi data demografi, gaya belajar dan test hasil belajar mahasiswa. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan statistik sederhana dan dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki hasil belajar sangat baik yaitu sebanyak 10 orang (33,29%) dan sebagian besar mahasiswa memiliki gaya belajar visual sebanyak 17 orang (56,7%). Responden yang dikategorikan memiliki rata-rata hasil test ujian yang sangat memuaskan disetiap pertemuan memiliki gaya belajar kinestetik dengan hasil (82,6), visual (72,2), audio (74,2). Hal ini menggambarkan strategi yang digunakan dengan metode pembelajarn di laboratorium dapat menstimulasi gaya belajar kinestetik.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penyesuaian strategi mengajar dengan gaya belajar mahasiswa berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, diharapkan bagi dosen untuk melakukan variasi dalam mengajar tidak hanya menggunakan media visual namun harus dikombinasikan dengan peragaan alat serta tindakan langsung sehingga dapat menstimulasi semua gaya belajar baik visual, audio dan kinestetik.

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam

menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang diterima. Gaya belajar yang

sesuai adalah kunci keberhasilan seseorang dalam belajar. Oleh karena itu, dalam

kegiatan belajar, mahasiswa sangat perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali

gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat

dicapai secara efektif.

Menurut Deporter (2003), terdapat 3 modalitas (tipe) dalam gaya belajar

yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik. Pelajar Visual belajar melalui apa yang

mereka lihat, Auditori belajar dengan cara mendengar dan Kinestetik belajar

dengan gerak, bekerja dan menyentuh. Tetapi dalam kenyataannya, setiap orang

memiliki ketiga gaya belajar tersebut, hanya saja satu gaya biasanya lebih

mendominasi. Sedangkan hasil belajar menurut oemar (2007) adalah suatu

penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang,

serta akan tersimpan dalam waktu yang lama karna hasil belajar turut serta dalam

membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi

sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih

baik.

Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama

(13)

adanya ketimpangan dalam menyerap informasi. Tulisan atau kata-kata yang

terlalu banyak akan membuat seseorang menjadi bosan dan lelah serta sangat

mungkin menghasilkan proses belajar yang kurang optimal. Dalam hal ini

menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses model

pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara bersamaan, yaitu :

meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan

psikomotorik. Pengalaman praktikum dapat meningkatkan perkembangan

intelektual mahasiswa. Peningkatan ini disebabkan oleh pengamatan langsung

terhadap benda-benda serta sifat-sifatnya yang dapat mendorong timbulnya fikiran

yang lebih kompleks, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap teori perkuliahan

menjadi lebih kuat. Selain itu pembelajaran praktikum cocok untuk melatih proses

pembiasaan diri dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis secara ilmiah,

karena semua keterampilan yang penting dalam praktikum dapat dilatih secara

bersamaan.

Dari uraian tersebut tampak bahwa suasana yang menyenangkan dalam

proses belajar tidak boleh diabaikan karena sangat menentukan efektifitas dalam

belajar. Suasana menyenangkan dalam proses belajar dapat dilakukan dengan

melakukan variasi dalam penggunaan metode pembelajaran (auditory, visual, dan

kinestetik). Misalnya tulisan atau kata-kata yang kemudian dicoba untuk

diperagakan sehingga dapat diterima oleh ketiga gaya belajar baik visual, audio

dan kinestetik sehingga pembelajaran yang diterima tidak membosankan dan lebih

mudah untuk dipahami. Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk

(14)

Auditorial, dan Kinestetik pada kegiatan praktikum khususnya mahasiswa

Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Tujuan Penelitian

2.1. Mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa Program Reguler Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.2. Mengidentifikasi hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa

Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2.3. Mengidentifikasi rata-rata hasil test ujian pada kegiatan praktikum sesuai

dengan gaya belajar mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

3. Pertanyaan Penelitian

3.1. Bagaimanakan gaya belajar mahasiswa Program Reguler Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara ?

3.2. Bagaimanakah hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa

Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ?

3.3. Bagaimana rata-rata hasil test ujian pada kegiatan praktikum sesuai

dengan gaya belajar mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan

(15)

4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada

berbagai pihak yaitu :

4.1. Pendidikan Keperawatan

Untuk memberikan informasi mengenai gaya belajar visual, auditorial

dan kinestetik mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dengan menstimulasi otak kanan sehingga

mahasiswa keperawatan yang lain dapat menggunakan ketiga gaya

belajar tersebut dalam mengikuti perkuliahan di kampus dan sebagai

masukan bagi institusi Pendidikan Keperawatan bahwa

menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan penting dalam

meningkatkan upaya belajar sehingga hasilnya optimal.

4.2. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan bagi praktek

keperawatan mengenai gaya belajar yang efektif untuk menstimulasi

otak kanan yang dapat di gunakan oleh perawat dalam menyelesaikan

tugas dan tanggung jawabnya di Rumah Sakit.

4.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi bagi

pihak yang akan melanjutkan penelitian ini atau melaksanakan penelitian

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Gaya Belajar 1.1 Defenisi

Menurut Winardi A (2008) Gaya belajar adalah cara yang

digunakan seseorang dalam menyerap informasi baru dan sulit,

bagaimana mereka berkosentrasi, memperoses dan menampung

informasi yang masuk ke otak. Richard Bandler dan Michael Grinder,

dalam karya mereka Neuro Linguistic Programming (NLP)

mengemukakan bukti kuat bahwa secara umum kita memiliki gaya

belajar yang dominan yaitu visual, auditori dan kinestetik. Barbara

Prashning dalam bukunya The Power of Learning styles menulis bahwa

gaya belajar dipengaruhi juga oleh kerja otak. Dominasi kerja otak kiri

menghasilkan gaya pemprosesan analitis sedangkan dominasi kerja otak

kanan menghasilkan gaya pemprosesan holistik.

1.2 Tipe belajar

1.2.1 Definisi

Tipe belajar merupakan modalitas yang dimiliki oleh setiap

individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap,

(17)

Secara ilmiah sudah diketahui bahwa dalam hal penyerapan

informasi, manusia dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Manusia visual, yang mana ia akan secara optimal menyerap

informasi yang dibacanya/dilihatnya.

b. Manusia auditori, dimana informasi yang masuk melalui apa yang

didengarnya akan diserap secara optimal.

c. Manusia kinestetik, dimana ia akan sangat senang dan cepat mengerti

bila informasi yang harus diserapnya terlebih dahulu “dicontohkan”

atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang akan

dipelajarinya (Susanto, 2006).

Hal ini sejalan dengan pendapat DePorter (2004) yang mengatakan

bahwa terdapat tiga macam modalitas (tipe) belajar yang digunakan oleh

seseorang dalam pembelajaran, pengolahan informasi, dan komunikasi,

yaitu :

1. Visual

Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat. Warna,

hubungan ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam

modalitas ini. Adapun beberapa ciri orang dengan tipe belajar visual,

yaitu :

a. Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga

penampilan

b. Berbicara dengan cepat

(18)

d. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya

dalam pikiran mereka

e. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar

f. Mengingat dengan asosiasi visual

g. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika

ditulis dan sering meminta orang lain untuk mengulangi ucapannya.

h. Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat

i. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam

rapat

j. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato

k. Lebih menyukai seni daripada musik

l. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau

tidak

m. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih

kata-kata yang tepat

n. Biasanya tidak terganggu dengan keributan

2. Auditori

Tipe auditori belajar melalui apa yang mereka dengar. Modalitas

ini mengakses segala jenis bunyi dan kata. Musik, irama, dialog

internal dan suara menonjol pada tipe auditori. Seseorang yang

sangat auditori memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

(19)

c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca

d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan

warna suara

f. Merasa kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan secara

lisan

g. Berbicara dalam irama yang terpola

h. Lebih suka musik daripada seni

i. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan

daripada yang dilihat

j. Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan

panjang lebar

k. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama

lain

m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

n. Biasanya pembicara yang fasih

3. Kinestetik

Orang dengan tipe kinestetik belajar malalui gerak, emosi dan

(20)

tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Ciri-ciri orang dengan tipe

belajar kinestetik yaitu :

a. Berbicara dengan perlahan

b. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka saat

berbicara

c. Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang

d. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

e. Belajar melalui memanipulasi dan praktik

f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

g. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca

h. Banyak menggunakan isyarat tubuh

i. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama

j. Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah

pernah berada di tempat itu.

k. Menyukai permainan yang menyibukkan

l. Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka

mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan

m. Ingin melakukan segala sesuatu

n. Kemungkinan tulisannya jelek

Selain ketiga tipe belajar tersebut, DePorter juga mengatakan bahwa

ada tipe campuran dari tiga tipe belajar diatas, misalnya Auditori-visual

atau Visual-kinestetik atau bisa ketiga-tiganya tapi biasanya satu tipe

(21)

1.2.2 Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai dengan Tipe

BelajarBeberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

hasil belajar yang disesuaikan dengan tipe belajar siswa menurut

Deporter (2004), adalah :

1. Visual

a. Dorong pelajar visual untuk membuat banyak simbol dan gambar

dalam catatan mereka

b. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna

c. Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi yang diterimanya

menggunakan peta pikiran, tabel, grafik dan diagram untuk

memperdalam pemahaman mereka tentang informasi tersebut.

d. Memberikan gambaran umum/garis-garis besar setiap materi pelajaran

yang disampaikan dengan memberikan ruang yang kosong untuk

menambahkan catatan.

e. Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan visualisasi pada diri

anak. Misalnya: bayangkanlah bola dunia yang sedang berputar

mengelilingi matahari (jika kita sedang mempelajari tentang revolusi

bumi) dan sebaginya.

2. Auditori

a. Menggunakan variasi vokal (ritme, volume suara, intonasi) yang

digunakan pada saat menyampaikan materi pelajaran.

b. Menggunakan penggulangan dengan cara meminta siswa mengulang

(22)

c. Mendorong setiap siswa untuk membuat ‘jembatan keledai’ untuk

menghafal konsep kunci, Misalnya: warna pelangi adalah

MEJIKUHIBINIU (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu).

d. Membuat materi lebih mudah untuk diingat dengan mengubahnya

menjadi lagu atau melodi yang sudah dikenal baik dan pelajar

auditorik akan lebih suka belajar sambil mendengarkan musik.

e. Mendorong siswa terutama untuk pelajar audiotori untuk merekam

informasi-informasi penting untuk kemudian didengarkan secara

berulang-ulang karena pelajar audiotori tidak terlalu senang mencatat.

3. Kinestetik

a. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa

ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.

b. Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya

sendiri.

c. Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan

kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba mempelajarinya

secara bertahap.

d. Melakukan lakon/simulasi pendek dapat membantu siswa untuk

memahami materi yang dipelajarinya.

1.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Slameto (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

(23)

1. Faktor internal (Faktor yang berasal dari dalam diri) yaitu kondisi

jasmani dan rohani/psikologis siswa.

a. Faktor jasmani, terdiri dari :

1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya (bebas dari penyakit). Kesehatan seseorang

berpengaruh terhadap belajarnya. Jika kesehatan seseorang

terganggu, proses belajarnya pun akan terganggu, ia akan cepat

lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, lemah dan ada

gangguan pada alat indera serta tubuhnya.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat

dapat berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan

lain-lain. Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar.

Seseorang yang cacat, proses belajarnya juga akan terganggu.

Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga

pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapat

menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

b. Faktor psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa. Namun yang

(24)

1) Intelegensia

Intelegensia adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan

menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensia

besar pengaruhnya tehadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang

sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensia yang tinggi

akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensia

yang rendah. Walaupun begitu, siswa yang mempunyai tingkat

intelegensia yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya,

karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks dengan

banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensia

adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain.

2) Perhatian

Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang semata-mata tertuju

kepada suatu obyek (benda/hal). Untuk dapat menjamin hasil

belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian

terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak

menarik perhatian siswa, maka akan timbul kebosanan sehingga

siswa tidak suka lagi belajar. Oleh karena itu, perlu diusahakan

agar bahan pelajaran selalu manarik perhatian siswa dengan cara

(25)

3) Bakat

Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi

menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jadi,

bakat sangat mempengaruhi proses belajar. Jika bahan pelajaran

sesuai dengan bakat siswa, maka hasil belajarnya akan lebih baik

karena ia akan senang dan lebih giat dalam belajar.

4) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena

bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,

ia tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya

tarik dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran tersebut.

Sebaliknya, bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih

mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kemauan

dalam belajar.

5) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun

hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses

belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar

dapat belajar dengan baik dan mempunyai motif untuk memusatkan

perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang dapat

(26)

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang

dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan

baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan

secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan

pelajaran. Jadi, kemajuan untuk memiliki kecakapan tergantung dari

kematangan dan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan

dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam

proses belajar, karena jika siswa belajar dan memiliki kesiapan, maka

hasil belajarnya akan lebih baik.

c. Faktor kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan

lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

mambaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat

dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan

untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian tersebut dapat

(27)

belajar dengan baik, perlu dihindari agar tidak terjadi kelelahan dalam

belajar.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri) yaitu kondisi lingkungan di

sekitar siswa. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar

diantaranya :

a. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa

cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Demi kelancaran

belajar serta keberhasilan anak dalam belajar tersebut, perlu

diusahakan relasi yang baik dari faktor-faktor tersebut diatas

didalam keluarga.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan

(28)

media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat,

yang semuanya mempengaruhi belajar siswa.

Selain faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, menurut

Syah (2003), terdapat faktor lain yang menunjang keberhasilan

seseorang dalam belajar yaitu faktor pendekatan dalam belajar

(approach to learn) yaitu segala cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses

mempelajari materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti

seperangkat langkah operasional yang di rekayasa sedemikian

rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar

tertentu.

1.2.4 Prinsip-Prinsip Belajar

Beberapa prinsip yang penting dalam proses belajar menurut

Dalyono (1997), yaitu :

1. Kematangan jasmani dan rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai

kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang

dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas

minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk

melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah

memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan

belajar, misalnya kemampuan berfikir, ingatan, fantasi dan

(29)

2. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus

memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik

fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti

memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara

kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk

melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental

dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya

tidak memperoleh hasil belajar yang baik.

3. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, kemana

arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat

penting dimiliki oleh orang belajar agar proses belajar yang

dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil.

4. Memiliki kesungguhan

Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang

memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga yang

terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan

sungguh-sungguh dan tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan

penggunaan waktu yang lebih efektif.

5. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tak kalah penting adalah ulangan dan latihan. Sesuatu

(30)

dikua sai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Mengulang pelajaran

adalah salah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan.

Apapun gaya atau tipe belajar yang dipilih seseorang pada

dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar seseorang bisa

menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan memberi

hasil yang optimal. Dengan demikian dalam penelitian ini setelah

dipaparkan defenisi dari gaya belajar ataupun tipe belajar maka

peneliti akan konsisten untuk menggunakan kata Gaya Belajar

dalam dalam setiap pembahasan.

2. Hasil Belajar 2.1 Defenisi

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya

dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,

psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

(31)

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi

dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh

guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan

pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar

dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar yaitu :

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan

dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri

siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil

belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang

(32)

waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil

belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin

mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir

serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

3. Kegiatan Praktikum

Menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses

model pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara

bersamaan, yaitu : meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan

afektif, dan keterampilan psikomotorik. Pengalaman praktikum dapat

meningkatkan perkembangan intelektual mahasiswa. Peningkatan ini

disebabkan oleh pengamatan langsung terhadap benda-benda serta

sifat-sifatnya yang dapat mendorong timbulnya fikiran yang lebih kompleks,

sehingga pemahaman mahasiswa terhadap teori perkuliahan menjadi lebih

kuat. Selain itu pembelajaran praktikum cocok untuk melatih proses

pembiasaan diri dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis secara

ilmiah, karena semua keterampilan yang penting dalam praktikum dapat

dilatih secara bersamaan.

Menurut Adisendjaja (2008), kegiatan praktikum adalah pengalaman

belajar yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan material sampai

kepada observasi fenomena. Pengalaman belajar yang dibuat mungkin

memiliki tingkatan struktur yang berbeda dan ditentukan oleh guru atau

(33)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan gaya belajar dan

hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa Program Reguler Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dimana gaya belajar mahasiswa terdiri

dari visual, auditori dan kinestetik. Sedangkan kegiatan pembelajaran praktikum

merupakan suatu hasil yang harus dicapai mahasiswa untuk menyeimbangkan

kecendrungan terhadap hasil belajar visual, auditori dan kinestetik. Sehingga

dalam melakukan kegiatan pembelajaran seluruh mahasiswa dengan gaya yang

berbeda dapat memperoleh hasil yang optimal. Untuk menilai hasil dalam proses

belajar dapat menggunakan system penilaian yang di kategorikan kedalam 5

tingkatan yaitu : A (skor 80-100), B+ (skor 75-79 ), B (70-74) C+ (skor 65-69), C

(60-64), D (skor 50-59) dan E (< 49) (Buku Panduan Departemen Ilmu

Keperawatan 2006-2007).

Skema 3.1

Kerangka Konseptual Gaya Belajar dan Hasil Belajar pada Kegiatan Praktikum

Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU Tipe Belajar

Mahasiswa: 1. Visual 2. Auditori 3. Kinestetik

Proses Belajar Mengajar

Dengan Kegiatan Praktikum

(34)

2. Defenisi Konseptual

2.1 Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik

Gaya belajar adalah suatu cara yang dimiliki oleh setiap individu yang

merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah

informasi. Menurut Deporter (2003), terdapat 3 modalitas dalam belajar

yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik. Pelajar Visual belajar melalui apa

yang mereka lihat, Auditori belajar dengan cara mendengar dan Kinestetik

belajar dengan gerak, bekerja dan menyentuh.

2.2 Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sehingga

mahasiswa dengan hasil belajar yang lebih baik akan dapat merubah cara

berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

2.3 Kegiatan Praktikum

Menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses

model pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara

bersamaan, yaitu : meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan

afektif, dan keterampilan psikomotorik.

(35)

3. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Gaya belajar Visual Mahasiswa Program Reguler belajar melalui apa yang dilihat

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu:

0 = Jarang

1 = Kadang-kadang 2 = Sering

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu : jarang dilakukan, kadang-kadang

dilakukan dan sering dilakukan.

Nominal

2 Gaya Belajar Auditori Mahasiswa Program Reguler belajar melalui apa yang didengar

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu:

0 = Jarang

1 = Kadang-kadang 2 = Sering

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu : jarang dilakukan, kadang-kadang

dilakukan dan sering

Nominal

3 Gaya Belajar Kinestetik Mahasiswa Program Reguler belajar melalui apa yang didengar

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu:

0 = Jarang

1 = Kadang-kadang 2 = Sering

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu : jarang dilakukan, kadang-kadang

dilakukan dan sering

Nominal

3.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan

yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka

waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil

(36)

mencapai hasil yang lebih baik. Dalam hal ini hasil belajar mahasiswa

dalam penelitian didapat dari nilai rata-rata hasil belajar dan hasil belajar

mahasiswa secara keseluruhan dari gaya gaya belajar visual, auditori dan

kinestetik. Penilaian hasil belajar ini dapat ditentukan dengan penilaian

berdasarkan buku Panduan Akademik Keperawatan Universitas Sumatera

Utara yaitu :

A = 80-100

B+ = 75-79

B = 70-74

C+ = 65-69

C = 60-64

D = 50-59

E = < 49

3.3 Kegiatan Praktikum

Kegiatan praktikum adalah kegiatan belajar mengajar dengan cara

tatap muka antara peneliti (dapat dibantu asisten dan mahasiswa yang

menekankan pada aspek psikomotor (keterampilan), kognitif

(pengetahuan), dan afektif (sikap) dengan menggunakan peralatan di

(37)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan quasi experiment, yang dilakukan

secara berseri dengan memberikan perlakuan pada kelompok sampel. Penelitian

dilakukan untuk mengetahui Gambaran Gaya Belajar dan Hasil Belajar pada

kegiatan praktikum Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi S1 Program Reguler

stambuk 2009 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang masih aktif

kuliah yang duduk di semester II dengan jumlah 30 orang. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu populasi yang

memenuhi kriteria sebagai sampel yang dapat digunakan sebagai sampel

(Arikunto, 2007).

Desain ini hanya menggunakan kelompok intervensi (KI) tanpa kelompok

kontrol. Sebelum dilakukan intervensi (01) disebut test awal untuk menentukan

gaya belajar mahasiswa, kemudian dilakukan intervensi (proses belajar mengajar

selama 3 pertemuan) dan kembali dikalukan test akhir (02

Kelompok

) untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa.

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Test awal Intervensi Test Akhir

(38)

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi S1 Program Reguler stambuk 2009 Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang masih aktif kuliah yang duduk di semester II

dengan jumlah 72 orang dalam satu kelas.

2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik Purposive Sampling, yaitu responden yang bersedia mengikuti

seluruh tahapan penelitian (Arikunto, 2007). Pada saat pengambilan data

yang dilakukan peneliti dalam 4 kali pertemuan dengan melakukan

metode pembelajaran di laboratorium, pada pertemuan pertama

responden yang hadir berjumlah 70 orang, pada pertemuan kedua

responden yang hadir berkurang menjadi 32, pertemuan ketiga responden

yang hadir berkurang lagi menjadi 30, dan pertemuan keempat atau

evaluasi akhir jumlah responden yang hadir tetap 30. Maka jumlah

sampel dalam penelitian ini yang digunakan sebagai responden sebanyak

30 orang.

3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

(39)

mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya penelitian selain itu Fakultas

Keperawatan memiliki sarana dan prasarana yang mendukung proses

pembelajaran kinestetik yaitu adanya laboratorium keperawatan. Penelitian ini

dilakukan pada bulan April 2010.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pada pengumpulan data, peneliti

terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan

prosedur penelitian kepada responden. Apabila responden setuju maka responden

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah

disediakan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.

Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan

dicantumkan pada lembar kuisioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi

NIM dan kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden

dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian

(Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian dan

dibuat dalam bentuk kuisioner dan prosedur kegiatan belajar mengajar yaitu :

(40)

2. Kuisioner untuk mengkaji gaya belajar mahasiswa yang diadopsi dari DePorter

(2004). Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, sehingga

responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ ) pada

jawaban yang tersedia.

3. Kuisioner untuk mengkaji hasil belajar mahasiswa diadopsi dari buku panduan

panduan departemen ilmu keperawatan 2006-2007.

4. Prosedur kegiatan penelitian yaitu berupa kegitan belajar mengajar dengan

metode pembelajaran di laboratorium yang diberikan kepada mahasiswa

Program Reguler Fakultas Keperawatan USU.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana

instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Danim, 2003). Uji validitas

dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat mengukur apa

yang seharusnya di ukur. Uji validitas untuk instumen tipe belajar tidak dilakukan

karena telah dilakukan uji validitas pada penelitian sebelumnya oleh Pangabean

(2009) dengan judul “Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran USU Program Reguler Berdasarkan Tipe

Belajar” oleh dosen Keperawatan USU.

Uji realibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

(41)

(Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas ini juga telah dilakukan pada penelitian

Pangabean (2009) terhadap 30 orang responden dengan hasil 0,73. Menurut Polit

& Hungler (1995) instrument dikatakan reliable jika memiliki reliabilitas lebih

dari 0.70 oleh karna itu instrument tipe belajar dikatakan reliable.

7. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data terdiri dari :

1. Mangajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Institusi

pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang

digunakan peneliti sebagai tempat penelitian.

2. Peneliti menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat, dan cara

pengisian kuesioner.

3. Bagi calon responden yang bersedia kemudian responden diminta untuk

menandatangani surat persetujuan.

4. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden dibagikan kuesioner gaya

belajar dan kuesioner dikumpulkan pada hari yang sama.

5. Selama kegiatan belajar mengajar responden dibagi menjadi 5 kelompok,

dimana setiap kelompok terdiri dari 6 orang dan dibimbing seorang asisten

dalam hal ini asisten merupakan teman peneliti satu stambuk yang

bertugas mengajarkan, mengobservasi dan memberi penilaian pada test

ujian yang dilakukan setelah responden.

6. Sebelum melakukan penelitian semua asisten dibimbing oleh orang yang

(42)

sehingga hasil belajar yang diperoleh setiap responden dapat dinilai secara

objektif.

7. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada kegiatan praktikum

dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan

8. Materi pertemuan pertama yaitu mengukur suhu tubuh alat yang diberikan

berupa Thermometer bersih (axilla, oral, anal), larutan desinfektan dan air

bersih, neirbeken, tissue, vaselin, dan jam tangan.

9. Materi pertemuan kedua yaitu menghitung denyut nadi dan pernafasan

alat yang diberikan jam tangan dengan petunjuk detik, pulpen dan buku

catatan nadi.

10. Materi pertemuan ketiga yaitu mengukur tekanan darah alat yang

diberikan sphygmomanometer dan stetoskop dan pada pertemuan terakhir

setiap kelompok diberikan semua alat tanda-tanda vital (TTV)

11. Setiap kelompok diberikan satu set alat yang sesuai dengan topik yang

diberikan.

12. Melakukan test akhir setelah selesai dilakukan kegiatan belajar mengajar

untuk mengidentifikasi hasil yang dicapai oleh mahasiswa.

8. Analisa Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data melalui beberapa

tahap antara lain : (1) Editing, yaitu memeriksa kelengkapan kuisioner yang telah

diisi oleh responden dengan maksud untuk memeriksa apakah kuisioner telah diisi

(43)

kuisioner yang telah dibuat untuk mempermudah pada saat mengadakan tabulasi

dan analisa data, (3) Tabulating, yaitu untuk mempermudah analisa data,

pengolahan, dan pengambilan kesimpulan. Pada tahapan ini, kuisioner yang terdiri

dari 36 pertanyaan yang terdiri dari tipe belajar visual nomor 1 – 12, auditori

nomor 13 – 24, dan kinestetik nomor+ 25 – 36, akan dihitung skornya

menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang tersedia pada kuisioner

yaitu : Sering (skor 2), Kadang-kadang (skor 1), dan Jarang (skor 0), kemudian

hasil pengumpulan data dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi dan

persentase. Jumlah skor yang paling tinggi akan menentukan tipe belajar yang

paling menonjol pada mahasiswa tersebut, (4) Dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan program komputer. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan persentase.

Analisa terhadap hasil belajar ini dilakukan setiap pertemuan dan dinilai

dengan analisis deskriptif terhadap lembar evaluasi kegiatan proses belajar

mengajar yang menggunakan sistem penilaian berdasarkan dari Buku Panduan

Departemen Ilmu Keperawatan 2006-2007. Di kategorikan kedalam 7 tingkatan

yaitu : A (skor 80-100), B+ (skor 75-79 ), B (70-74), C+ (skor 65-69), C (60-64),

(44)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran gaya belajar dan hasil belajar pada kegiatan praktikum mahasiswa Program Reguler Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan pada

tanggal 23 April sampai 21 Mei 2010 dengan jumlah 30 responden. Berikut ini

akan dijabarkan mengenai hasil penelitian meliputi deskripsi dan persentase

karakteristik responden, tipe belajar dan hasil belajar mahasiswa Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

1.1 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin dan

hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa

responden dalam penelitian ini sebagian besar berada pada kelompok

usia 18 tahun (n=21, 70,0%). Sebagian besar responden berjenis kelamin

[image:44.595.157.465.644.730.2]

perempuan (n=26, 86,7 %). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden

Variabel Frekuensi %

Usia 19 tahun 17 tahun 18 tahun

6 3 21

(45)

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

4 26

13,3 86,7

1.2 Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap Gaya belajar mahasiswa dapat

menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki Gaya belajar

visual n=17. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pelajar visual

cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori

maupun kinestetik untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah

ini.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gaya Belajar Responden

Tipe Belajar Frekuensi Persen (%) Visual

Audio Kinestetik

17 8 5

56,7 26,7 16,6

Total 30 100.0

1.3 Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa

yang mendapatkan hasil Sangat Baik (A) (n=10, 33,29%). Dari data

tersebut dapat diketahui pada pelajar kinestetik seluruhnya dapat

menujukkan hasil belajar yang sangat memuaskan dengan nilai (A)

(n=5 16,6%) meski dalam hal ini pelajar kinestetik cenderung lebih

(46)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Responden Hasil Belajar

Tipe Belajar Jumlah A 80-100 B+ 75-79 B 70-74 C+ 65-69 C 60-64

F % F % F % F % F %

Visual 17 4 13,34 5 16,68 4 13,34 2 6,67 2 6,67 Audio 8 1 3,35 3 10,0 3 10,0 1 3,35 - -

Kinestetik 5 5 16,6 - - - -

Total 30 10 33,29 8 26,68 7 23,34 3 10,02 2 6,67

1.4 Distribusi frekuensi rata-rata hasil test ujian pada kegiatan praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Hasil belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar yang

baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang

terbaik bagi dirinya dalam melakukan pembelajaran yang mampu

menstimulasi kreativitas responden melalui pembelajaran mengukur

tanda-tanda vital di laboratorium Keperawatan Dasar akan membantu

mahasiswa dalam belajar sehingga nilai yang dihasilkan akan

maksimal.

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh hasil responden yang

(47)

ujian yang dilakukan baik ujian I pada pengukuran pernafasan dan

mengukur nadi, ujian II pada pengukuran suhu tubuh, ujian III pada

pengukuran tekanan darah dan ujian IV atau ujian akhir yang dilakukan

untuk mengetahui evaluasi dari semua ujian yang telah dilakukan untuk

melihat hasil belajar responden dengan memilih metode intervensi yang

mampu menstimulus kreativitas responden maka dalam hal ini memiliki

kecenderungan pada tipe belajar kinestetik dengan hasil tertinggi 82,6

[image:47.595.107.518.380.494.2]

untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Rata-rata Hasil Test Ujian pada Kegiatan

Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

Gaya Belajar Rata-rata Hasil

Ujian pada Tipe Gaya Belajar

Visual (n=17 56,7%)

Audio (n= 8 26,7%)

Kinestetik (n= 5 16,6%)

Ujian I 77,4 79 89,6

Ujian II 64,1 74,4 78,2

Ujian III 77,1 75 80

(48)

2. Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh akan diuraikan pada pembahasan yaitu untuk

menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan gaya belajar mahasiswa, hasil

belajar mahasiswa dan rata-rata hasil test ujian pada kegiatan praktikum

mahasiswa program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.1 Gaya Belajar Mahasiswa

Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu

dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang masuk ke

otak. Sedangkan menurut Zaini (2002) gaya belajar atau tipe belajar

adalah karakteristik atau pilihan individu untuk mengumpulkan

informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan

informasi yang diterima.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki gaya belajar visual dan Auditori dan sebagian kecil dari

responden yang diambil memiliki gaya belajar kinestetik.

Felder & Soloman (2001) menyatakan bahwa kebanyakan

orang-orang adalah pelajar visual dan hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Liu dan Ginther (1999) yang menemukan bahwa

sebagian besar pelajar di Amerika merupakan pelajar visual (40%),

20-Total 288,9 296,9 330,4

Rata-rata hasil ujian n= 30

(49)

30% adalah pelajar auditori dan 30-40% adalah kinestetik,

visual/kinestetik atau kombinasi dari tipe belajar tersebut (Sankey,

2001).

2.2 Hasil Belajar Mahasiswa

Berdasarkan hasil belajar yang dianalisa menunjukan sebagian besar responden menunjukkan hasil belajar sangat baik (33,29%).

Dalam hal ini meskipun pelajar dengan gaya belajar kinestetik lebih

sedikit dengan pelajar visual dan audio namun seluruh pelajar kinestetik

mendapatkan hasil belajar yang sangat baik, sedangkan untuk gaya

belajar visual dan audio sebagian mahasiswanya masih menujukan hasil

belajar baik dan cukup. Kemungkinan besar hal ini disebabkan metode

yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran di laboratorium kurang

sesuai dengan gaya belajar visual dan audio yang cenderung

mendapatkan hasil belajar memuaskan dengan metode ceramah maupun

visualisasi. Dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran dilaboratorium

merupakan metode yang tepat untuk menstimulasi mahasiswa dengan

gaya belajar kinestetik, hal ini disebabkan kecenderungan orang

kinestetik dalam menangkap pelajaran yang mereka terima dengan cara

menyentuhnya dan memperagakannya secara langsung.

(50)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil test

responden yang dikategorikan memiliki hasil belajar sangat memuaskan

memiliki kecenderungan pada gaya belajar kinestetik. Kemungkinan besar

hal ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang diberikan

dilaboratorium cenderung dapat menstimulasi mahasiswa dengan gaya

belajar kinestetik. Proses pembelajarn yang digunakan dengan metode

tersebut lebih banyak dari mata kuliah praktikum yang merupakan metode

yang disukai oleh pelajar kinestetik. Hal ini menunjukkan bahwa

metode/strategi yang digunakan pada saat proses belajar mengajar

berlangsung yang sesuai dengan tipe belajar mahasiswa akan berpengaruh

pada hasil belajar mahasiswa.

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kecocokan atau

ketidakcocokan antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara

signifikan mempengaruhi keberhasilan pelajar (Dunn, dkk, 1989 dikutip

dari Pranata, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean (2009) juga

menunjukkan sebagian besar mahasiswa yang mendapatkan hasil belajar

sangat memuasakan didapat pada pelajar visual (72,5%) ini disebabkan

metode pembelajaran yang dilakukan cenderung menguntungkan pelajar

visual dengan menggunakan metode LCD, OHP dan white board . Hal

yang sama juga dibuktikan dalam penelitian Sundari (2009) menunjukkan

sebagian besar mahasiswa yang mendapat prestasi belajar sangat

memuaskan didapat pada pelajar visual (n=28, 50,9%) hal ini juga

(51)

metode ceramah, diskusi dan visualisasi cenderung menguntungkan

mahasiswa dengan gaya belajar visual.

Menurut pengamatan penulis, sebagian mahasiswa dengan gaya

belajar kinestetik ini sebenarnya termasuk kategori mahasiswa berprestasi,

namun kesalahan metode pembelajaran yang dilakukan oleh dosen saat

mengajar dikelas yang hanya terfokus untuk pelajar visual dan audio

sehingga membuat mahasiswa tidak mampu mengembangkan potensinya.

Penelitian yang berkaitan dengan hal ini juga telah dilakukan oleh

Husain (2000) dengan judul penelitian Learning and Personality Styles in

Second Language Acquisition : Gaya belajar dan gaya kepribadian dalam

perolehan bahasa kedua pada mahasiswa jurusan bahasa Inggris FBSS

UNM Ujung Pandang dengan jumlah responden 414 mahasiswa dengan

hasil penelitian bahwa kelompok visual tidak memperoleh pencapaian

belajar yang lebih baik dari kelompok audio dan kinestetik, hal ini

disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan cenderung

menguntungkan pelajar audio dan kinestetik yaitu dengan menstimulasi

pendengaran dan peragaan pengucapan bahasa kedua. Sehingga dapat

dibuktikan mahasiswa yang diberikan pembelajaran yang sesuai dengan

gaya mengajar dosen akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh

karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan variasi dalam

metode/strategi mengajar dengan gaya belajar mahasiswa baik gaya visual,

audio dan kinestetik akan sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh

(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

sebagian besar responden berusia 18 tahun (70,0%) dan berjenis kelamin

perempuan (86,7%). Responden sebagian besar memiliki gaya belajar visual

(53,3%) dan memiliki Hasil belajar pada rentang sangat baik (33,29%).

Hasil penelitian terhadap gaya belajar dan hasil belajar pada kegiatan

praktikum mahasiswa menunjukkan bahwa responden yang dikategorikan

memiliki rata-rata hasil belajar sangat baik memiliki kecenderungan pada gaya

belajar Kinestetik. Hal ini dapat diketahui berdasarkan data yang diperoleh yang

menunjukkan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar Kinestetik memiliki rata-rata

hasil belajar sangat baik (A) yaitu dengan hasil 82,6 sedangkan untuk hasil belajar

visual dengan hasil baik (B) yaitu 74,2 dan audio dengan hasil baik juga (B) yaitu

72,2. Mahasiswa dengan gaya belajar Visual memiliki hasil belajar dengan nilai A

(3,3%), B+ (16,68%), B (13,34%), C+ (6,67%) dan C (6,67%). Mahasiswa

dengan gaya belajar Audio memiliki hasil belajar dengan niali A (3,35%), B+

(10,0%), B (10,0%) dan C+ (10,0%). Mahasiswa dengan gaya belajar Kinestetik

(53)

2. Saran

2.1 Bagi mahasiswa

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hendaknya mahasiswa

bisa mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, sehingga jika

metode/strategi pada saat proses belajar mengajar di kelas tidak sesuai

dengan gaya belajarnya, mahasiswa mampu menentukan sendiri cara yang

paling mudah baginya untuk menyerap pelajaran yang diberikan baik itu

pada saat belajar di kelas maupun ketika belajar di Laboratorium.

2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan

masukan bagi Fakultas Keperawatan USU yaitu :

1. Perlu dilakukan pengkajian/identifikasi terhadap gaya belajar

mahasiswa secara periodik sehingga gambaran gaya belajar mahasiswa

akan diketahui secara keseluruhan. Karena dengan hal tersebut, dosen

diharapkan dapat menyesuaikan metode/strategi mengajarnya dengan

gaya belajar mahasiswa sehingga tercapai hasil belajar yang optimal.

2. Memberikan kesempatan bagi dosen untuk mengikuti

pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pengembangan metode dan

strategi mengajar.

3. Sebagian besar mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan

USU adalah pelajar visual. Hal ini menunjukan rata-rata hasil test ujian

yang didapat dalam 4 kali pertemuan menujukan pelajar kinestetik

(54)

menambah penggunaan media/strategi peragaan secara langsung

seperti pembelajaran di laboratorium dalam pengajaran di kelas

sehingga hasil belajar pada gaya belajar Visual, Audio dan Kinestetik

dapat memperoleh hasil yang Optimal, karena mahasiswa Program

Reguler Fakultas Keperawatan USU terdiri dari mahasiswa dengan

gaya belajar visual, auditori dan kinestetik dan semakin banyak

modalitas belajar yang dilibatkan dalam proses belajar mengajar akan

meningkatkan minat dan derajat pemahaman mahasiswa terhadap

pelajaran.

2.3 Bagi Dosen

1. Perlu melakukan penyesuaian metode/strategi dalam mengajar dengan

gaya belajar mahasiswa ketika proses belajar mengajar berlangsung

dan menyadari adanya perbedaan gaya belajar setiap mahasiswa.

2. Perlu memodifikasi strategi, media dan metode mengajar yang

menarik minat mahasiswa sehingga diperoleh hasil belajar yang

optimal.

2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi

bagi penelitian lanjutan tentang topik yang sama untuk mahasiswa jalur

B dan identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y. H. (2008) Sains dan Pembelajaran Sains, Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

A.M.R Santoso. (2001) Right Brain. Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan

Untuk Kehidupan Yang Lebih berkualitas, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Danim, S. (2003). Riset Keperawatan Sejarah & metodologi, Jakarta: EGC.

Departemen Ilmu Keperawatan FK USU. (2007). Buku Panduan Program

Pendidikan Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan, Medan: USU

Press.

Deporter, B, dkk. (2004). Quantum Teaching:Mempraktikkan Quantum Learning

di Ruang-ruang Kelas, Bandung: Kaifa.

Deporter, B & Hernacki, M. (2003). Quantum Learning:Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa.

Felder, R & Soloman, B. 2001. Learning Styles and Strategies. Dikut i dari :

Husain, D. 2000. Learning and Personality Styles in Second Language

Acquisition : Gaya Belajar dan Gaya Kepribadian dalam Perolehan Bahasa

Kedua. Dikut ip dari :

2010

Ir. Winardi, A. (2008). Memahami Gaya Belajar Anak.

(56)

Nurhidayah R, Endah dkk, (2009). Buku Penuntun Teori Praktikum Keperawatan

Dasar, Medan: USU Press.

Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Pollit & Hungler. (1999). Nursing Research Principles and Methodes, Philadelpia: Lippincott.

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30.

Pranata, M. 2009. Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain. Dikutip dari : September 2010.

Santoso, Singgih. (2006). Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 15, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Susanto, H. (2006). Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa. Diambil tanggal 18 Oktober 2009 dari

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2., Jakarta: Balai Pustaka.

Pangabean, A. (2009). Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa PSIK FK USU

Program Reguler Berdasarkan Tipe Belajar Mahasisw, Skripsi Penelitian

Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.

Sundari. (2009). Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,

Skripsi Penelitian Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.

Solehudin, A. (2006). Desain Model Instalasi Pelapisan Logam Dekoratif Metode

Electroplating untuk Pembelajaran Praktikum

(57)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Gaya Belajar dan Hasil Belajar Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan Men

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Rata-rata Hasil Test Ujian pada Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

akan dibahas oleh penulis adalah analisis sumber dan penggunaan modal kerja,. dan analisis kebutuhan modal

Penelitian ini menggunakan metode survei.Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja ( Purposive Sampling ) dengan pertimbangan kecamatan yang memiliki

di Bank BNI Syariah sidoarjo, maka dari itu penelitian yang berjudul “Pengaruh Inovasi dan Pengetahuan Produk Terhadap Produktivitas Nasabah. Pembiayaan Mikro Pada

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa frekuensi penimbangan balita di Posyandu tidak menjamin status gizi balita cenderung baik

menunjukkan bahwa secara signifikan membuktikan terdapat perbedaan keterampilan proses peserta didik kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang yang diajar dengan menggunakan model

Keterlibatan konsumen dalam memberikan respon melalui komentar pada media sosial maupun internet digunakan oleh konsumen untuk mencari informasi dan digunakan sebagai

Modal sosial yang kuat juga ditentukan oleh nilai sosial yang tercipta dari suatu kelompok apabila suatu kelompok masyarakat memberikan bobot yang tinggi pada

Hasil penelitian ini akan menghasilkan sebuah sistem berbasis website yang digunakan oleh Toko Banlie Mart Di Bengkayang untuk memenuhi kebutuhan penjualan barang dari