• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

TERJERUMUSNYA WANITA MENJADI PEKERJA

SEKS KOMERSIAL DI BANDAR BARU

ELVERINA BR MUNTHE

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi

pekerja seks komersial di Bandar Baru.

Peneliti : Elverina Munthe

Nim : 075102018

ABSTRAK

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dampaknya mulai terasa sejak tahun 1998; selain langsung pada kehidupan ekonomi bangsa juga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, yang mengakibatkan turunnya pendapatan nyata penduduk akibat kehilangan kesempatan kerja. Dampak lanjutan adalah kerawanan yang menyangkut berbagai hal, salah satu di antaranya adalah meningkatnya jumlah pekerja seks komersial.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru. Metode pengambilan sampel yaitu dengan Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penelitian ini merupakan Desain Deskriptif. Dari hasil penelitian 96 responden didapat sebanyak 85 responden (88,5%) menjadi PSK karena faktor ekonomi, sebanyak 7 responden (7,3%) dikarenakan dikarenakan faktor lingkungan, dan sebanyak 4 responden (4,2%) dikarenakan faktor kekerasan. Dari hasil analisa didapat faktor penyebab yang paling banyak adalah faktor ekonomi.

Diharapkan kepada semua pihak yang terkait yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Masyarakat untuk lebih memperhatikan Pekerja Seks Komersial dalam hal pemberikan informasi, pelayanan kesehatan serta pendidikan dan keterampilan

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ FAKTOR-FAKTOR YANG

MENYEBABKAN TERJERUMUSNYA WANITA MENJADI PEKERJA SEKS

KOMERSIAL DI BANDAR BARU “.

Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan, arahan, dan bantuan dari semua pihak sehingga penulisan Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Maka dengan penuh keiklasan penulis sampaikan

terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.dr. Chairuddin Lubis DTM & Sp.A(K) selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof.dr. Gontor Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas

Univertas Sumatera Utara.

3. Prof.dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) selaku pembantu dekan 1 Fakultas

Kedokteran Sumatera Utara.

4. dr. Murniati Manik, Msc, Sp.KK, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memberi

izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

5. dr. Juliandi Harahap MA, selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

(4)

6. Ibu Dewi Elizadiani Zusa SKp, MNS selaku Koordinator Mata Kuliah

Metode Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah.

7. Seluruh Staf Dosen dan administrasi program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

8. dr. Devi Sabarina T, selaku Kepala Puskesmas Bandar Baru yang

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah

kerja yang dipimpinnya.

9. Ayahanda E. Munthe dan ibunda R br Tarigan yang telah memberikan

dukungan moril dan do’anya dalam setiap langkah penulis.

10.Teman-teman seangkatan yang telah menyelesaikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini bersama.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan

kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang turut membantu penulis selama menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Nov 2007

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ...

2.2. Faktor yang Memungkinkan Penyebab Terjerumusnya Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial ... 6

2.2.1. Faktor Ekonomi ... 7

2.2.2. Faktor Kekerasan ... 10

2.2.3. Faktor Lingkungan ... 12

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ... 16

(6)

4.7. Pengumpulan Data ... 21

4.8. Pengolahan Data ... 22

4.9. Analisa Data ... 22

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

5.1. Karakteristik Responden ... 23

5.2. Faktor- faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi Pekerja Seks Komersial ... 25

5.2.1. Faktor Ekonomi ... 25

5.2.2. Faktor Kekerasan ... 27

5.2.3. Faktor Lingkungan ... 27

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

6.1. Kesimpulan ... 29

6.2. Saran ... 30

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008... 23

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008 ... 24

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kawin Wanita

Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008 ... 24

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Bekerja Sebagai

Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008 ... 25

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Memenuhi Kebutuhan Hidup Sebagai Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008 ... 26

(8)

Judul : Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi

pekerja seks komersial di Bandar Baru.

Peneliti : Elverina Munthe

Nim : 075102018

ABSTRAK

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dampaknya mulai terasa sejak tahun 1998; selain langsung pada kehidupan ekonomi bangsa juga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, yang mengakibatkan turunnya pendapatan nyata penduduk akibat kehilangan kesempatan kerja. Dampak lanjutan adalah kerawanan yang menyangkut berbagai hal, salah satu di antaranya adalah meningkatnya jumlah pekerja seks komersial.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru. Metode pengambilan sampel yaitu dengan Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penelitian ini merupakan Desain Deskriptif. Dari hasil penelitian 96 responden didapat sebanyak 85 responden (88,5%) menjadi PSK karena faktor ekonomi, sebanyak 7 responden (7,3%) dikarenakan dikarenakan faktor lingkungan, dan sebanyak 4 responden (4,2%) dikarenakan faktor kekerasan. Dari hasil analisa didapat faktor penyebab yang paling banyak adalah faktor ekonomi.

Diharapkan kepada semua pihak yang terkait yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Masyarakat untuk lebih memperhatikan Pekerja Seks Komersial dalam hal pemberikan informasi, pelayanan kesehatan serta pendidikan dan keterampilan

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dampaknya mulai terasa sejak tahun

1998; selain langsung pada kehidupan ekonomi bangsa juga berdampak terhadap

berbagai aspek kehidupan masyarakat. Krisis ekonomi mengakibatkan turunnya

pendapatan nyata penduduk akibat hilangnya kesempatan kerja. Dampak lanjutan

adalah kerawanan yang menyangkut berbagai hal, salah satu di antaranya adalah

bidang ekonomi dan sosial. Krisis ekonomi juga dapat meningkatkan jumlah pekerja

seks komersil (PSK) (Kasnodihardjo, 2001).

Tidak semua jalan itu bermula dari faktor ekonomi, namun tidak dapat

dipungkiri jika faktor ekonomi memegang peranan yang terbesar. Koentjoro, Ph.D

dalam bukunya menjelaskan adanya beberapa faktor yang menjadi sebab seorang

perempuan menjadi pelacur diantaranya adalah: (1) kemiskinan, (2) pendapatan

rendah, (3) pendidikan rendah, (4) tidak memiliki keterampilan, dan (5)

pengangguran (Mahardika, 2004).

Menurut penelitian Kasnodihardjo (2001) faktor penyebab seorang menjadi

pekerja seks antara lain karena terkena PHK (Putus Hubungan Kerja), diajak teman,

mudah mendapatkan uang, sebagai janda yang ditinggal suami, frustasi karena pernah

(10)

Apa pun alasan seorang wanita terjun di dunia prostitusi karakteristik

pekerjaan yang harus dilakukan oleh pekerja seks membuat prostitusi menjadi

pekerjaan yang beresiko tinggi. Resiko yang dihadapi seorang pekerja seks banyak

dan beragam dari mulai terkena penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak

diinginkan, kekerasan bahkan ancaman dari pelanggan, sampai terkena virus HIV

(United Nation Children Fund’s, 2007).

Fenomena seks bebas di kalangan remaja, khususnya yang terlibat dalam

bisnis prostitusi tercatat di seluruh dunia 2 juta anak dieksploitasi secara seksual tiap

tahunnya. Di Asia perkiraanya berkisar dari 250.000 – 400.000 orang jumlah pekerja

seks komersil atau 30% dari angka perkiraan global (UNICEF, 2007). Seperti catatan

terkini organisasi buruh di Indonesia menunjukkan 180.000 orang terjebak dalam

bisnis prostitusi (Ardarini,2006). Di Sumatera Utara tercatat pekerja seks komersil

berkisar 7800 orang, sementara di Medan tercatat 1500 orang pekerja seks komersil

(Tempointeraktif, 2005).

Ditinjau dari tingginya data pekerja seks komersial di Sumatera Utara, daerah

Bandar Baru merupakan pusat lokalisasi yang paling terkenal (Suara Merdeka, 2007).

Dari data Pusat Kesehatan Masyarakat Bandar Baru mencatat 96 orang pekerja seks

komersial.

Melihat tingginya angka pekerja seks, yang ada di Sumatera Utara khususnya

di Bandar Baru, maka perlu diadakan penelitian tentang apa yang menjadi penyebab

(11)

sebagai informasi kepada masyarakat dan pendidik tentang faktor-faktor yang

menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang

menyebabkan sehingga wanita terjerumus menjadi pekerja seks komersial di Bandar

Baru.

1.2. Tujuan Penelitian 1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita

menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui seberapa besar faktor ekonomi menyebabkan wanita

terjerumus menjadi pekerja seks komersial.

b. Untuk mengetahui seberapa besar faktor kekerasan menyebabkan wanita

terjerumus menjadi pekerja seks komersial.

c. Untuk mengetahui seberapa besar faktor lingkungan menyebabkan wanita

terjerumus menjadi pekerja seks komersial.

1.3. Manfaat Penelitian

1.3.1. Bagi Dinas Kesehatan / Puskesmas

Memberi masukan dan bahan informasi bagi Dinas Kesehatan / Puskesmas

(12)

1.3.2. Bagi Masyarakat

Menjadi sumber informasi bagi masyarakat khususnya wanita, sehingga dapat

menghindari berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjerumus menjadi

pekerja seks komersial.

1.3.3. Bagi Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara

Sebagai referensi dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya

yang melakukan penelitian dengan topik yang sama.

1.3.4. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan sebagai sumber informasi

untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian

(13)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pekerja Seks Komersial

Kaum perempuan sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi objek dan

tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003). Prostitusi juga muncul karena

ada definisi sosial di masyarakat bahwa wanita sebagai objek seks (Agus, 2002).

Pekerja seks komersial pada umumnya adalah seorang wanita. Wanita adalah

mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik, mempunyai

kebutuhan dasar yang bermacam – macam sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita

sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pendidik

pertama dan utama dalam keluarga (Ikatan Bidan Indonesia, 2006).

2.1.1 Pengertian Pekerja Seks Komersial

Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual dirinya dengan

melakukan hubungan seks untuk tujuan ekonomi (Subadara, 2007). Pelacuran atau

prostitusi adalah penjualan jasa seksual. Pelacuran adalah profesi yang menjual jasa

untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan, biasanya pelayanan ini dalam

bentuk penyerahan tubuhnya (Wikipedia, 2007).

Sebelum adanya istilah pekerja seks komersial, istilah lain yang juga mengacu

kepada pelayanan seks komersial adalah pelacur, prostitusi, wanita tuna susila

(14)

2.1.2 Klasifikasi Pekerja Seks Komersial

Berdasarkan modus operasinya, pekerja seks komersial di kelompokkan

menjadi dua jenis, yaitu (Subadara, 2007).

a. Terorganisasi

Yaitu mereka yang terorganisasi dengan adanya pimpinan, pengelola atau

mucikari, dan para pekerjanya mengikuti aturan yang mereka tetapkan. Dalam

kelompok ini adalah mereka yang bekerja di lokalisasi, panti pijat, salon

kecantikan.

b. Tidak Terorganisasi

Yaitu mereka yang beroperasi secara tidak tetap, serta tidak terorganisasi secara

jelas. Misalnya pekerja seks di jalanan, kelab malam, diskotik.

2.2. Faktor yang Memungkinkan Penyebab Terjerumusnya Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial

Terjerumus adalah jatuh tersungkur, terjebak, jatuh ke dalam kesengsaraan,

tersesat (Anwar, 2001).

Banyaknya faktor yang melatar belakangi terjerumusnya pekerja seks

komersial antara lain adalah :

2.2.1. Faktor Ekonomi

Ekonomi adalah pengetahuan dan penelitian azas penghasilan, produksi,

(15)

menjalankan usaha menurut ajaran ekonomi (Anwar, 2001). Salah satu penyebab

faktor ekonomi adalah:

a. Sulit mencari pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari yang merupakan sumber

penghasilan. Ketiadaan kemampuan dasar untuk masuk dalam pasar kerja yang

memerlukan persyaratan, menjadikan wanita tidak dapat memasukinya. Atas

berbagai alasan dan sebab akhirnya pilihan pekerjaan inilah yang dapat dimasuki

dan menjanjikan penghasilan yang besar tanpa syarat yang susah (Mudjijono,

2005).

Berdasarkan survei yang dilakukan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia

(YKAI) tahun 2003-2004 menjadi pekerja seks komersial karena iming-iming

uang kerap menjadi pemikat yang akhirnya justru menjerumuskan mereka ke

lembah kelam (Hukumonline, 2007).

Alasan seorang wanita terjerumus menjadi pekerja seks adalah karena desakan

ekonomi, dimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun sulitnya mencari

pekerjaan sehingga menjadi pekerja seks merupakan pekerjaan yang termudah

(Kasnodihardjo, 2001).

Penyebab lain diantaranya tidak memiliki modal untuk kegiatan ekonomi, tidak

memiliki keterampilan maupun pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang

lebih baik sehingga menjadi pekerja seks merupakan pilihan (Yustinawaty, 2007).

Faktor pendorong lain untuk bekerja sebagai PSK antara lain terkena PHK

sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup menjadi PSK merupakan

(16)

b. Gaya Hidup

Adalah cara seseorang dalam menjalani dan melakukan dengan berbagai hal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Pergeseran norma selalu terjadi dimana saja apalagi dalam tatanan masyarakat

yang dinamis. Norma kehidupan, norma sosial, bahkan norma hukum seringkali

diabaikan demi mencapai sesuatu tujuan (Gunarsa, 2000).

Kecenderungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk menghindari kesulitan

hidup, selain itu untuk menambah kesenangan melalui jalan pintas. Dikutip dari

TV7.com seorang pengarang best seller “Jakarta Undercover” Moammar MK

mengungkapkan bahwa pekerja seks komersial sebagian rela menjajakan

tubuhnya demi memenuhi kebutuhan lifestyle.

Menjadi pekerja seks dapat terjadi karena dorongan hebat untuk memiliki sesuatu.

Jalan cepat yang selintas terlihat menjanjikan untuk memenuhi sesuatu yang ingin

dimiliki (Mahardika, 2004).

Gaya hidup yang cenderung mewah juga dengan mudah ditemui pada diri pekerja

seks. Ada kebanggaan tersendiri ketika menjadi orang kaya, padahal uang

tersebut diketahui diperoleh dari mencari nafkah sebagai PSK (Hukumonline,

2007).

Gaya hidup menyebabkan makin menyusutnya rasa malu dan makin jauhnya

agama dari pribadi-pribadi yang terlibat dalam aktifitas prostitusi maupun

masyarakat. Pergeseran sudut pandang tentang nilai-nilai budaya yang seharusnya

dianut telah membuat gaya hidup mewah dipandang sebagai gaya hidup yang

(17)

c. Keluarga yang tidak mampu

Keluarga adalah unit sosial paling kecil dalam masyarakat yang peranannya besar

sekali terhadap perkembangan sosial, terlebih pada awal-awal perkembangannya

yang menjadi landasan bagi perkembangan kepribadian selanjutnya.

Masalah yang sering terjadi dalam keluarga adalah masalah ekonomi. Dimana

ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan didalam keluarga, sehingga

kondisi ini memaksa para orang tua dari kelurga miskin memperkerjakan anaknya

sebagai pekerja seks.

Pada dasarnya tidak ada orang tua yang mau membebani anaknya untuk bekerja

namun karena ketidakmampuan dan karena faktor kemiskinan, sehingga tidak ada

pilihan lain mempekerjakan anak menjadi pekerja seks, untuk pemenuhan

tuntutan kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat ditoleransi (Agus, 2002).

Pelacuran erat hubungannya dengan masalah sosial. Pasalnya kemiskinan sering

memaksa orang bisa berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup termasuk

melacurkan diri ke lingkaran prostitusi. Hal ini biasanya dialami oleh

perempuan-perempuan kalangan menengah kebawah.

2.2.2. Faktor Kekerasan

Kekerasan adalah segala bentuk tindakan kekerasan yang berakibat atau

mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap

seseorang termasuk ancaman dan tindakan tersebut, pemaksaan atau perampasan

semena-mena, kebebasan baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun dalam

kehidupan pribadi (Depkes RI, 2003). Dimana salah satu faktor kekerasan adalah:

(18)

adalah suatu tindakan kriminal dimana si korban dipaksa untuk melakukan

aktifitas seksual khususnya penetrasi alat kelamin diluar kemauannya sendiri.

Perkosaan adalah adanya prilaku kekerasan yang berkaitan dengan hubungan

seksual yang dilakukan dengan jalan melanggar hukum (Wahid, 2001).

Banyaknya kasus kekerasan terjadi terutama kekerasan seksual, justru dilakukan

orang-orang terdekat. Padahal mereka semestinya memberikan perlindungan dan

kasih sayang serta perhatian yang lebih dari pada orang lain seperti tetangga

maupun teman (Ardarini, 2006).

Seorang wanita korban kesewenangan kaum lelaki menjadi terjerumus sebagai

pekerja seks komersial (Trisnadi, 2004). Dimana seorang wanita yang pernah

diperkosa oleh bapak kandung, paman atau guru sering terjerumus menjadi

pekerja seks (Agus, 2002).

Korban pemerkosaan menghadapi situasi sulit seperti tidak lagi merasa berharga

di mata masyarakat, keluarga, suami, calon suami dapat terjerumus dalam dunia

prostitusi. Artinya tempat pelacuran dijadikan sebagai tempat pelampiasan diri

untuk membalas dendam pada laki-laki dan mencari penghargaan (Wahid, 2001).

Biasanya seorang anak korban kekerasan menjadi anak yang perlahan menarik

diri dari lingkungan sosialnya. Tetapi di sisi lain juga menimbulkan kegairahan

yang berlebihan. Misalnya anak yang pernah diperkosa banyak yang menjadi

pekerja seks komersial (Ardarini, 2006).

b. Dipaksa / Disuruh Suami

Dipaksa adalah perbuatan seperti tekanan, desakan yang mengharuskan /

(19)

Istri adalah karunia Tuhan yang diperuntukkan bagi suaminya. Dalam kondisi

yang wajar atau kondisi yang normal pada umumnya tidak ada seorang suamipun

yang tega menjajakan istrinya untuk dikencani lelaki lain.

Namun kehidupan manusia di dunia ini sangat beragam lagi berbeda-beda jalan

hidupnya, sehingga ditemui pula kondisi ketidak wajaran atau situasi yang

berlangsung secara tidak normal salah satunya adalah suami yang tega menyuruh

istrinya menjadi pelacur. Istri melacur karena disuruh suaminya, apapun juga

situasi dan kondisi yang menyebabkan tindakan suami tersebut tidaklah

dibenarkan, baik oleh moral ataupun oleh agama. Namun istri terpaksa

melakukannya karena dituntut harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga,

mengingat suaminya adalah pengangguran. (Mahardika, 2004).

2.2.3. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam

interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut

meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan

lingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komuniti

dan masyarakat (IBI, 2006).

Lingkungan dengan berbagai ciri khusunya memegang peranan besar terhadap

munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak. Apalagi kalau tidak didukung

(20)

penyimpangan prilaku yang tidak baik dapat terhindari (Gunarsa, 2000). Dimana

salah satu faktor lingkungan adalah :

a. Seks Bebas

Pada dasarnya kebebasan berhubungan seks antara laki-laki dan wanita sudah ada

sejak dahulu, bahkan lingkungan tempat tinggal tidak ada aturan yang melarang

siapapun untuk berhubungan dengan pasangan yang diinginkannya (Mudjijono,

2005).

Lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam pengembangan diri untuk

hidup bermasyarakat, sehingga diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik

dalam pergaulan sehari-hari (Gunarsa, 2000).

Mode pergaulan diantara laki-laki dengan perempuan yang semakin bebas tidak

bisa lagi membedakan antara yang seharusnya boleh dikerjakan dengan yang

dilarang (Wahid, 2001).

Di beberapa kalangan remaja ada yang beranggapan kebebasan hubungan badan

antara laki-laki dan perempuan merupakan sesuatu yang wajar (Mudjijono, 2005).

Coba simak cerita yang dikutip Gatra.com berikut. Seorang remaja putri

kehilangan kegadisannya saat masih berusia 13 tahun. Karena kecewa ditinggal

pacarnya, ia sekalian menceburkan diri ke lembah hitam.

Beberapa wanita menjadi PSK tidak semata karena tuntutan ekonomi tetapi juga

akibat kekecewaan oleh laki-laki. Dimana kesuciannya telah terenggut dan

akhirnya merasa kepalang tanggung sudah tidak suci lagi dan akhirnya

memutuskan untuk menjadi PSK. (Yustinawaty, 2007).

(21)

Turunan adalah generasi penerus atau sesuatu yang turun-temurun. Tidak dapat

disangkal bahwa keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar

berinteraksi sosial. Melalui keluarga anak belajar berespons terhadap masyarakat

dan beradaptasi ditengah kehidupan yang lebih besar kelak (Satiadarma, 2001).

Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

yang mempengaruhi perkembangan orang yang ada didalamnya. Adakalanya

melalui tindakan-tindakan, perintah-perintah yang diberikan secara langsung

untuk menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan. Orang tua atau saudara

bersikap atau bertindak sebagai patokan, contoh, model agar ditiru. Berdasarkan

hal-hal diatas orang tua jelas berperan besar dalam perkembangan anak, jadi

gambaran kepribadian dan prilaku banyak ditentukan oleh keadaan yang ada dan

terjadi sebelumnya (Gunarsa, 2000).

Seorang anak yang setiap saat melihat ibunya melakukan pekerjaan itu, sehingga

dengan tidak merasa bersalah itupula akhirnya ia mengikuti jejak ibunya. Ibu

merupakan contoh bagi anak (Mahardika, 2004).

c. Broken Home

Keluarga adalah sumber kepribadian seseorang, didalam keluarga dapat

ditemukan berbagai elemen dasar yang membentuk kepribadian seseorang

(Satiadarma, 2001).

Lingkungan keluarga dan orang tua sangat berperan besar dalam perkembangan

kepribadian anak. Orang tua menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar

(22)

Lingkungan rumah khususnya orang tua menjadi sangat penting sebagai tempat

tumbuh dan kembang lebih lanjut.

Perilaku negatif dengan berbagai coraknya adalah akibat dari suasana dan

perlakuan negatif yang di alami dalam keluarga. Hubungan antara pribadi dalam

keluarga yang meliputi hubungan antar orang tua, saudara menjadi faktor yang

penting munculnya prilaku yang tidak baik. Dari paparan beberapa fakta kasus

anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya, menjadi anak-anak broken

home yang cenderung berprilaku negatif seperti menjadi pecandu narkoba atau

terjerumus seks bebas dan menjadi PSK.

Anak yang berasal dari keluarga broken home lebih memilih meninggalkan

keluarga dan hidup sendiri sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sering

mengambil keputusan untuk berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial, dan

banyak juga dari mereka yang nekat menjadi pekerja seks karena frustasi setelah

(23)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian pada bab terdahulu bahwa wanita terjerumus menjadi

pekerja seks komersial dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun karena keterbatasan

peneliti maka dalam penelitian ini penulis hanya meneliti faktor ekonomi, faktor

kekerasan, faktor lingkungan yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi

pekerja seks komersial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konsep

dibawah ini :

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional bermanfaat untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel. Diberi batasan yang bermanfaat untuk mengarahkan

kepada pengukuran dan pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan

serta pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2002). Faktor ekonomi

Wanita menjadi

pekerja seks

komersial

Faktor kekerasan

(24)

3.2.1. Pekerja Seks Komersial adalah seseorang yang menjual dirinya dengan

melakukan hubungan seks untuk tujuan ekonomi.

3.2.2. Faktor ekonomi

Hal-hal yang berhubungan dengan masalah keuangan / pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menyebabkan wanita menjadi

pekerja seks, yang meliputi :

a. Kesulitan mencari pekerjaan

b. Gaya Hidup

c. Keluarga yang tidak mampu

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah faktor ekonomi

menyebabkan wanita terjerumus menjadi pekerja seks. Berdasarkan

jawaban yang diberikan wanita dari pernyataan yang dibuat pada

kuesioner dalam bentuk check list. Jawaban YA diberi nilai 1 dan untuk

jawaban TIDAK diberi nilai 0.

Alat ukur : Kuesioner

Skala Ukur : Interval (Guttman)

3.2.3. Faktor kekerasan

Adalah suatu keadaan kekerasan yang pernah terjadi didalam kehidupan

wanita, yaitu :

a. Perkosaan

(25)

Pengukuran untuk mengetahui apakah kekerasan yang di alami wanita

menyebabkan menjadi pekerja seks.

Berdasarkan jawaban yang diberikan wanita dari pernyataan yang dibuat

pada kuesioner dalam bentuk check list. Jawaban YA diberi nilai 1 dan

untuk jawaban TIDAK diberi nilai 0.

Alat ukur : Kuesioner

Skala Ukur : Interval (Guttman)

3.2.4. Faktor lingkungan

Adalah hal-hal yang terjadi di dalam keluarga atau di dalam lingkungan

masyarakat, yang meliputi :

a. Seks bebas

b. Turunan

c. Broken Home

Pengukuran untuk mengetahui sejauh mana faktor lingkungan menyebabkan

wanita menjadi pekerja seks komersial.

Berdasarkan jawaban yang diberikan wanita dari pernyataan yang dibuat pada

kuesioner dalam bentuk check list. Jawaban YA diberi nilai 1 dan untuk

jawaban TIDAK diberi nilai 0.

Alat ukur : Kuesioner

(26)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan desain deskriptif

yaitu untuk mengetahui seberapa besar faktor ekonomi, faktor kekerasan, faktor

lingkungan menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial.

4.2. Populasi dan sampel

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pekerja seks komersial

sebanyak 96 orang menurut data dari Pusat Kesehatan Masyarakat Bandar Baru.

2. Sampel

Penarikan sampel secara total sampling, dimana seluruh wanita pekerja seks

komersial berjumlah 96 orang dijadikan sampel penelitian.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bandar Baru dengan pertimbangan keterbatasan

waktu dan belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor yang menyebabkan

wanita terjerumus menjadi pekerja seks. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan

(27)

4.4. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan kepada

program D-IV Bidan pendidik FK USU, setelah itu mengajukan permohonan

penelitian kepada kepala Puskesmas di Bandar baru, kemudian proses penelitian

dilakukan.

Pada calon responden, peneliti memperkenalkan diri kemudian menjelaskan

tujuan penelitian serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan

terjadi selama dan sesudah pengumpulan data bagi responden.

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang

dicantumkan kodenya saja. Data-data yang diperoleh akan digunakan semata-mata

demi perkembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan serta tidak akan dipublikasikan

kepada pihak lain.

Setelah diberi penjelasan, calon responden diminta secara sukarela untuk

menjadi responden penelitian. Jika calon responden menolak, maka peneliti tidak

akan memaksa dan akan tetap menghormati hak-hak calon responden. Apabila saat

pengumpulan data sedang berlangsung responden merasa keberatan, responden boleh

mengundurkan diri sebagai responden penelitian.

(28)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, kuesioner yang dibuat

secara tersusun berdasarkan tujuan penelitian. Kuesioner dibagi atas dua bagian yaitu

: bagian pertama tentang data demografi responden meliputi data tentang umur,

pendidikan, status, lama bekerja. Bagian yang kedua adalah berupa pertanyaan

tentang faktor yang menyebabkan wanita terjerumus menjadi pekerja seks komersial

(ekonomi, kekerasan, lingkungan).

4.6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada wanita pekerja seks komersial.

Kuesioner yang telah diisi dikumpulkan kembali kepada petugas.

4.7. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah melalui tahapan berikut ini:

1. Editing yaitu memeriksa data yang telah terkumpul apakah sudah berisi dengan

benar.

2. Coding yaitu memberikan kode-kode tertentu pada masing-masing jawaban.

3. Tabulating yaitu mengelompokkan responden berdasarkan kategori yang telah

(29)

4.9. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang

telah terkumpul dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilanjutkan dengan

(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan

status kawin. Karakteristik responden berdasarkan umur, sebanyak 78 responden

(81,3%) berumur antara 20 – 35 tahun, 12 responden (12,5%) berumur kurang dari 20

tahun dan diatas 35 tahun ada sebanyak 6 responden (6,3%). Secara rinci dapat dilihat

pada tabel 5.1.

Tabel 5.1.

Distribusi Responden Berdasarkan Umur Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008

No Kategori Umur f %

1 < 20 tahun 12 12.5

2 20 – 35 tahun 78 81.3

3 >35 tahun 6 6.2

Jumlah 96 100.0

Berdasarkan karakteristik pendidikan, mayoritas PSK tamatan SLTP sebanyak

34 responden (35,4%) diikuti 26 responden (27,1%) tamatan SD. Sementara 2

responden (2,1%) tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Secara rinci dapat

(31)

Tabel 5.2.

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008

No Tingkat Pendidikan f %

1 Tidak Sekolah 2 2.1

2 SD 26 27.1

3 SLTP 34 35.4

4 SLTA 19 19.8

5 Akademik/PT 15 15.6

Jumlah 96 100.0

Berdasarkan karakteristik status kawin, sebagian besar PSK berstatus sudah

kawin yaitu sebanyak 36 responden (37,5%), sebanyak 33 responden (34,4%)

berstatus belum kawin dan janda ada sebanyak 27 responden (28,1%). Secara rinci

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3.

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kawin Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008

No Status Kawin f %

1 Kawin 36 37.5

2 Tidak Kawin 33 34.4

3 Janda 27 28.1

(32)

5.1.2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial di Bandar Baru Tahun 2008

Pada penelitian ini faktor-faktor yang menyebabkan wanita memilih profesi

sebagai PSK karena adanya faktor ekonomi, kekerasan dan lingkungan disekitar

tempat tinggal. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.

5.1.2.1. Faktor Ekonomi

Sebagian besar ditemukan dilapangan para PSK memilih profesi ini karena

adanya desakan ekonomi ditambah di keluarga rata-rata mereka merupakan tulang

punggung keluarga, sulit mendapatkan pekerjaan pada zaman sekarang dan sebagian

kecil dari mereka yang beralasan memilih profesi ini dikarenakan adanya tuntutan

gaya hidup mewah biasanya terjadi dikalangan mahasiswa.

Berdasarkan faktor ekonomi diketahui sebanyak 45 wanita menyatakan status

pekerjaan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mereka memilih sebagai

PSK (46,9%). Sementara sebanyak 30 wanita menyatakan satu-satunya anggota

keluarga yang bekerja menafkahi kebutuhan hidup keluarga namun bukan penyebab

dominan dalam memilih sebagai PSK. Sedangkan 10 wanita yang menyatakan

adanya tuntutan gaya hidup sehari-hari terutama berasal dari tuntutan keluarga

(33)

Tabel 5.4.

Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan, Gaya Hidup dan Keluarga Kurang Mampu Penyebab Wanita Sebagai Pekerja Seks Komersial Di Bandar

Baru Tahun 2008

No Faktor Ekonomi f %

1 Status pekerjaan

a. Sulit mendapatkan pekerjaan 45 46.9

b. Akibat di PHK/berhenti pekerjaan lama 4 1.0

c. PSK mudah dan tidak butuh keterampilan 47 52.1

2 Gaya hidup

a. Memenuhi kebutuhan keluarga 75 83.3

b. Memenuhi kebutuhan sendiri 5 5.6

c. Ingin bergaya hidup mewah 10 11.1

3 Keluarga tidak mampu

a. Satu-satunya yang bekerja/menafkahi keluarga 30 31.2

b. Tidak bekerja sendiri 66 68.8

5.1.2.2. Faktor Kekerasan

Faktor kekerasan yang dialami para wanita ini menyebabkan menjadi PSK

meliputi adanya traumatis akibat perkosaan dan paksaan dari suami sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 4 responden pernah mendapatkan

tindakan kekerasan dan jenis tindakan kekerasan yang diterima berupa pemaksaan

kerja oleh suami (75%) dan perkosaan (25%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel

(34)

Tabel 5.5.

Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Kekerasan Penyebab Wanita Sebagai Pekerja Seks Komersial di Bandar Baru Tahun 2008

No Tindakan Kekerasan f %

1 Pernah mendapat tindakan kekerasan 4 100%

2 Jenis tindakan kekerasan yang diterima

a. Perkosaan 1 25.0

b. Pemaksaan bekerja 3 75.0

5.1.2.3. Faktor Lingkungan

Dalam penelitian ini, faktor lingkungan yang mendorong 7 wanita terjerumus

sebagai PSK, dimana lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga dan

lingkungan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seks bebas salah satu penyebab

4 wanita memilih bekerja sebagai PSK, hal ini dikarenakan perasaan kecewa dengan

pasangannya (4,2%), diikuti 2 wanita yang dilatarbelakangi keluarga broken home

dan 1 wanita karena ada anggota keluarga berprofesi sebagai PSK juga (1%). Secara

(35)

Tabel 5.6.

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan Penyebab Wanita Sebagai Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008

No Faktor Lingkungan f %

1 Seks bebas

a. Kekecewaan terhadap pacar 4 4.2

b. Tidak kecewa terhadap pacar/bukan karena seks bebas 92 95.8 2 Anggota keluarga sebagai PSK

a. Ada 1 1.0

b. Tidak ada 95 99.0

3 Broken home

a. Orang tua bercerai 1 50.0

b. Lari dari rumah 1 50.0

5.2. Pembahasan

Penelitian pada 96 wanita PSK ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

apa saja yang menyebabkan wanita tersebut terjerumus menjadi pekerja seks

komersial di Bandar Baru. Faktor penyebab terbagi atas 3 macam yaitu faktor

(36)

5.2.1. Faktor Ekonomi Menyebabkan Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial

di Bandar Baru Tahun 2008

Hasil penelitian menujukkan bahwa sebanyak 45 wanita menyatakan status

pekerjaan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mereka memilih sebagai

PSK (46,9%). Sementara sebanyak 30 wanita menyatakan satu-satunya anggota

keluarga yang bekerja menafkahi kebutuhan hidup keluarga namun bukan penyebab

dominan dalam memilih sebagai PSK. Sedangkan 10 wanita yang menyatakan

adanya tuntutan gaya hidup sehari-hari terutama berasal dari tuntutan keluarga

(83,3%).

Hal ini didukung dengan pernyataan Modjijono (2005) bahwa wanita

akhirnya memilih profesi PSK dikarenakan ketiadaan kemampuan dasar individu

untuk masuk dalam pasar kerja yang memerlukan persyaratan kerja sementara pada

profesi PSK dapat menjanjikan penghasilan yang besar tanpa syarat yang susah.

Yustinawaty (2007) juga menyatakan tidak memiliki modal untuk kegiatan

ekonomi, tidak memiliki keterampilan maupun pendidikan untuk mendapatkan

pekerjaan yang lebih baik sehingga menjadi pekerja seks merupakan pilihan

hidupnya.

Moammar Mk. (2007) bahwa kecenderungan melacurkan diri pada banyak

wanita untuk menghindari kesulitan hidup, selain itu untuk menambah kesenangan

melalui jalan pintas. Mereka umumnya rela menjajakan tubuhnya demi memenuhi

(37)

5.2.2. Faktor Kekerasan Menyebabkan Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial

di Bandar Baru Tahun 2008

Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 4 responden pernah

mendapatkan tindakan kekerasan dan jenis tindakan kekerasan yang diterima berupa

pemaksaan kerja oleh suami (75%) dan perkosaan (25%).

Fenomena hasil penelitian diatas didukung dengan pendapat Mahardika

(2001) bahwa istri melacur karena disuruh suaminya, apapun juga situasi dan kondisi

yang menyebabkan tindakan suami tersebut tidaklah dibenarkan, baik oleh moral

ataupun oleh agama. Namun istri terpaksa melakukannya karena dituntut harus

memenuhi kebutuhan hidup keluarga, mengingat suaminya adalah pengangguran.

Anwar (2001) menyatakan dipaksa adalah perbuatan seperti tekanan,

desakan yang mengharuskan / mengerjakan sesuatu yang mengharuskan walaupun

tidak mau. Istri adalah karunia Tuhan yang diperuntukkan bagi suaminya. Dalam

kondisi yang wajar atau kondisi yang normal pada umumnya tidak ada seorang

suamipun yang tega menjajakan istrinya untuk dikencani lelaki lain.

Wahid (2001) menyatakan bahwa korban pemerkosaan menghadapi situasi

sulit seperti tidak lagi merasa berharga di mata masyarakat, keluarga, suami, calon

suami dapat terjerumus dalam dunia prostitusi. Artinya tempat pelacuran dijadikan

sebagai tempat pelampiasan diri untuk membalas dendam pada laki-laki dan mencari

penghargaan.

Menurut Ardarini ( 2006) biasanya seorang anak korban kekerasan menjadi

(38)

menimbulkan kegairahan yang berlebihan. Misalnya anak yang pernah diperkosa

banyak yang menjadi pekerja seks komersial.

5.2.2. Faktor Lingkungan Menyebabkan Wanita Menjadi Pekerja Seks

Komersial di Bandar Baru Tahun 2008

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seks bebas salah satu penyebab

4 wanita memilih bekerja sebagai PSK, hal ini dikarenakan perasaan kecewa dengan

pasangannya (4,2%), diikuti 2 wanita yang dilatarbelakangi keluarga broken home

dan 1 wanita karena ada anggota keluarga berprofesi sebagai PSK juga (1%).

Mahardika (2001) menyatakan bahwa seorang anak yang setiap saat melihat

ibunya melakukan pekerjaan itu, sehingga dengan tidak merasa bersalah itupula

akhirnya ia mengikuti jejak ibunya. Ibu merupakan contoh bagi anak.

Menurut Gunarsa (2000) bahwa lingkungan pergaulan adalah sesuatu

kebutuhan dalam pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat, sehingga

diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik dalam pergaulan sehari-hari perilaku

negatif dengan berbagai coraknya adalah akibat dari suasana dan perlakuan negatif

yang di alami dalam keluarga.

Wahid (2001) menyatakan bahwa model pergaulan diantara laki-laki dengan

perempuan yang semakin bebas tidak bisa lagi membedakan antara yang seharusnya

(39)

Yustinawati (2007) juga menyatakan bahwa beberapa wanita menjadi PSK

tidak semata karena tuntutan ekonomi tetapi juga akibat kekecewaan oleh laki-laki.

Dimana kesuciannya telah terenggut dan akhirnya merasa kepalang tanggung sudah

(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan

wanita berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah sebagai berikut:

1. Faktor ekonomi merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi wanita

menjadi PSK. Hal ini diketahui dari 96 responden, sebesar 88,5% menyatakan

faktor ekonomi penyebab mereka memilih profesi PSK dan ini dikarenakan

adanya tuntutan status pekerjaan, gaya hidup dan status keluarga tidak mampu.

2. Faktor lingkungan juga merupakan penyebab wanita memutuskan untuk memilih

profesi sebagai PSK yaitu dari 96 responden sebesar 7,3% responden menyatakan

faktor lingkungan penyebabnya. Faktor lingkungan tersebut berupa dampak dari

seks bebas, keluarga broken home dan profesi turunan dari anggota keluarga.

3. Faktor kekerasan merupakan faktor penyebab paling sedikit menjerumuskan

wanita menjadi PSK, yaitu dari 96 responden sebesar 4,2% responden memilih

profesi PSK. Faktor kekerasan tersebut berupa pemerkosaan dan pemaksaan

bekerja dari suaminya.

(41)

6.2. Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Peningkatan dan penanaman nilai-nilai moral dan agama dilingkungan

keluarga sehingga antar sesama anggota keluarga dapat saling menjaga

dan menasehati agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.

b. Peningkatan kewaspadaan oleh orang tua terhadap putra-putrinya

khususnya dalam pergaulan yang saat ini cenderung batasan norma/aturan

semakin melemah.

c. Peningkatan pemahaman pendidikan seks dikalangan remaja lebih

ditanamkan sejak dini yang diberikan mulai dilingkungan keluarga dan

sekolah.

2. Bagi Instansi Pendidikan khususnya Bagian Program D-IV Bidan Pendidik

Universitas Sumatera Utara, dapat menambah referensi kepustakaan

sehubungan dengan masalah penelitian ini.

3. Bagi peneliti yang lainnya diharapkan melakukan penelitian selanjutnya yang

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineke Cipta, Jakarta.

Aziz, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta.

Ardarini, Mailila. 2006. “62 Tahun Merdeka, Anak Indonesia Masih Dilema “ http://www.ri.go.id/id/index.php? 11-09-2007.

Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Karya Abditama, Surabaya.

Agus, Rahmadi. 2002. “Teology Pembebasan Untuk PSK”

http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia 11-09-2007. Dwiloka, Bambang. 2005. Tehnik Menulis Karya Ilmiah, Rineka Cipta, Jakarta. Dianawati, A. 2006. Pendidikan Seks Untuk Remaja, Lintas Media, Jombang DEPKES RI. 2003. Kesehetan Reproduksi. DEPKES RI, Jakarta.

Hukumonline. 2007. “Menyoroti Sisi Gelap Child Trafficking di Indramayu” http://Hukumonline.com/detail.asp?id=10805&et=fokus 06-11-2007. IBI. 2006. 50 Tahun IBI Bidan menyongsong Masa depan, IBI, Jakarta.

Kasnodihardjo. 2001. “Dinamika Pelacuran di wilayah Jakarta dan Surabaya dan Faktor Sosio Demografi yang melatar belakanginya”, Depkes RI, Jakarta.

http://www.kalbe.co.id/fiks/dinamikapelacuran.pdf/ 04-11-2007.

Mahardika, Asmar. 2004. Tuhan Singgah Di Pelacuran, Kreasi Wacana, Yogyakarta.

Mudjijono. 2005. SARKEM Reproduksi Sosial Pelacuran, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Pikiran Rakyat. 2007. “Pekerja Seks Koersial”

http://pikiran-rakyat.com 28-10-2007.

Subadara, I Nengah. 2007. “Bali Tourism Watch : Keberadaan Pekerja Seks Komersial sebagai dampak negative Pariwisata di Bali”

http://www.subadara.wordpress.com 06-11-2007.

Satiadarma, P. 2001. Persepsi orang tua membentuk prilaku anak, Pustaka Populer Obor, Jakarta.

TRISNADI. 2004. Dolly Hitam Putih Prostitusi, GagasMedia, Jakarta.

UNICEF. 2007. “Lembar Fakta Tentang Eksploitasi Seks Komersial Dan Perdagangan Anak”

http://www.unicef.org/indonesia/id/factsheet 06-11-2007. WIKIPEDIA, 2007. “PELACURAN”

http://id.wikipedia.org/wiki/pelacuran#pelacur 06-11-2007. Wahid, Abdul. 2001. Perlindungan Terhadap Kekerasan Seksual, Refika

(43)

Yustinawaty. 2007. “Perempuan & Kemiskinan”

(44)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini merasa tidak keberatan untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa D-IV Bidan pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas nama :

Peneliti : Elverina Munte

NIM : 075102018

Pembimbing : dr. Juliandi Harahap MA

Judul : Faktor-faktor yang menyebabkan wanita terjerumus menjadi

Pekerja Seks Komersial di Bandar Baru.

Sebelumnya saya telah diberikan penjelasan oleh peneliti tentang tujuan

penelitian serta jaminan tidak ada pengaruh negatif pada diri saya selama dan setelah

proses penelitian. Peneliti juga menjamin kerahasiaan identitas saya dan data-data

yang didapat dari saya hanya digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan

kesehatan dan saya telah mengerti dan mengizinkan peneliti menjadikan saya sebagai

responden dalam penelitiannya.

Medan, Januari 2008

Responden

(45)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TA. 2007/2008

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk !

Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom yang

telah disediakan dan isilah titik-titik sesuai dengan pertanyaan.

Identitas Responden

A. Faktor Ekonomi

1. Sebelum bekerja di Bandar Baru apakah anda sudah pernah bekerja ?

Ya Tidak

2. Pekerjaan yang sama dengan pekerjaan yang di Bandar Baru ?

Ya Tidak

3. Jika jawaban anda Ya, dimana …….

4. Jika jawaban anda Tidak, pekerjaan apa …….

5. Mengapa anda memilih bekerja di Bandar Baru ?

(46)

Baru di PHK/Berhenti dari pekerjaan yang lama

Pekerjaan ini mudah dan tidak memerlukan ketrampilan

6. Apakah alasan utama anda menjalani pekerjaan ini ?

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya

Untuk membeli barang-barang yang saya ingini

Untuk mendapatkan uang sehingga saya dapat bergaya hidup mewah

7. Apakah dalam keluarga hanya anda sendiri yang bekerja ?

Ya Tidak

8. Jika jawaban anda Ya, apa alasan anda bekerja disini…….

9. Jika jawaban anda Tidak, apa alasan anda bekerja disini …….

B. Faktor Kekerasan

10.Pernahkah anda mendapat tindakan kekerasan dari pasangan/orang lain ?

Ya Tidak

11.Apakah kekerasa itu sering terjadi ?

Ya Tidak

12.Jika jawaban anda Ya, tindakan kekerasan apa ?

Perkosaan

Pemaksaan bekerja

Perdagangan perempuan

13.Apakah karena salah satu dari jawaban pertanyaan no.12 sehingga anda

bekerja disini ?

Ya Tidak

(47)

Ya Tidak

15.Apakah pekerjaan ini atas keinginan anda sendiri ?

Ya Tidak

16.Jika jawaban anda Ya, apakah alasan anda ?

Suami tidak memiliki pekerjaan

Tidak memiliki suami, jadi harus bekerja disini untuk memenuhi

kebutuhan hidup

17.Jika jawaban anda Tidak, apakah alasan anda ?

Disuruh suami

Hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup

18.Apakah suami pernah memaksa anda untuk bekerja disini ?

Ya Tidak

C. Faktor Lingkungan

19.Apakah ada keluarga yang mengetahui anda bekerja disini ?

Ya Tidak

20.Jika jawaban anda Ya, siapa saja yang mengetahui anda bekerja disini ?

Seluruh keluarga saya

Hanya orangtua saja

Hanya suami saya

21.Jika jawaban anda Tidak, apa alasan anda bekerja disini ?

Dirumah tidak ada teman

Orangtua sudah bercerai, jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup saya

(48)

Karena bertengkar dengan orangtua, jadi saya keluar dari rumah dan

bekerja disini.

22.Apakah di antara keluarga anda, ada juga yang bekerja disini ?

Ya Tidak

23.Jika jawaban anda Ya, siapa saja keluarga yang bekerja disini ?

Ibu Kakak Adik Kerabat dekat

24.Siapakah yang pertama sekali mengajak anda untuk bekerja disini ?

Keluarga Teman Kerabat dekat

25.Apakah bekerja disini ada alasan karena kecewa terhadap pacar ?

Ya Tidak

26.Jika jawaban anda Ya, mengapa ?

Karena ditinggal/diputuskan pacar

(49)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TA. 2007/2008

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk !

Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom yang

telah disediakan dan isilah titik-titik sesuai dengan pertanyaan.

Identitas Responden

27.Sebelum bekerja di Bandar Baru apakah anda sudah pernah bekerja ?

Ya Tidak

28.Pekerjaan yang sama dengan pekerjaan yang di Bandar Baru ?

Ya Tidak

29.Jika jawaban anda Ya, dimana …….

30.Jika jawaban anda Tidak, pekerjaan apa …….

31.Mengapa anda memilih bekerja di Bandar Baru ?

Karena sulit mencari pekerjaan

(50)

Pekerjaan ini mudah dan tidak memerlukan ketrampilan

32.Apakah alasan utama anda menjalani pekerjaan ini ?

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya

Untuk membeli barang-barang yang saya ingini

Untuk mendapatkan uang sehingga saya dapat bergaya hidup mewah

33.Apakah dalam keluarga hanya anda sendiri yang bekerja ?

Ya Tidak

34.Jika jawaban anda Ya, apa alasan anda bekerja disini…….

35.Jika jawaban anda Tidak, apa alasan anda bekerja disini …….

36.Pernahkah anda mendapat tindakan kekerasan dari pasangan/orang lain ?

Ya Tidak

37.Apakah kekerasa itu sering terjadi ?

Ya Tidak

38.Jika jawaban anda Ya, tindakan kekerasan apa ?

Perkosaan

Pemaksaan bekerja

Perdagangan perempuan

Perceraian

39.Apakah karena salah satu dari jawaban pertanyaan no.12 sehingga anda

bekerja disini ?

Ya Tidak

40.Apakah suami mengetahui pekerjaan yang anda jalani sekarang ?

(51)

41.Apakah pekerjaan ini atas keinginan anda sendiri ?

Ya Tidak

42.Jika jawaban anda Ya, apakah alasan anda ?

Suami tidak memiliki pekerjaan

Tidak memiliki suami, jadi harus bekerja disini untuk memenuhi

kebutuhan hidup

43.Jika jawaban anda Tidak, apakah alasan anda ?

Disuruh suami

Hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup

44.Apakah suami pernah memaksa anda untuk bekerja disini ?

Ya Tidak

45.Apakah ada keluarga yang mengetahui anda bekerja disini ?

Ya Tidak

46.Jika jawaban anda Ya, siapa saja yang mengetahui anda bekerja disini ?

Seluruh keluarga saya

Hanya orangtua saja

Hanya suami saya

47.Jika jawaban anda Tidak, apa alasan anda bekerja disini ?

Dirumah tidak ada teman

Orangtua sudah bercerai, jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup saya

sendiri

Karena bertengkar dengan orangtua, jadi saya keluar dari rumah dan

(52)

48.Apakah di antara keluarga anda, ada juga yang bekerja disini ?

Ya Tidak

49.Jika jawaban anda Ya, siapa saja keluarga yang bekerja disini ?

Ibu Kakak Adik Kerabat dekat

50.Siapakah yang pertama sekali mengajak anda untuk bekerja disini ?

Keluarga Teman Kerabat dekat

51.Apakah bekerja disini ada alasan karena kecewa terhadap pacar ?

Ya Tidak

52.Jika jawaban anda Ya, mengapa ?

Karena ditinggal/diputuskan pacar

(53)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.961 19

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

(54)

Item-Total Statistics

21.40 50.971 .722 .959

21.47 50.410 .834 .957

22.47 54.124 .802 .958

22.33 52.952 .786 .958

22.47 54.124 .802 .958

22.33 52.381 .877 .957

23.53 55.981 .609 .961

22.40 53.257 .823 .958

22.20 52.171 .815 .957

22.33 52.381 .877 .957

22.27 52.067 .866 .957

22.33 52.952 .786 .958

22.47 54.124 .802 .958

22.20 52.171 .815 .957

23.20 46.314 .764 .964

22.13 52.695 .725 .959

21.60 53.114 .642 .960

22.20 52.171 .815 .957

23.47 53.695 .586 .960

p5

23.60 58.400 7.642 19

(55)

Frequency Table

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

15 15.6 15.6 100.0

96 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Status Kawin

36 37.5 37.5 37.5

33 34.4 34.4 71.9

27 28.1 28.1 100.0

96 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Status bekerja Sebelum Menjadi PSK

76 79.2 79.2 79.2

20 20.8 20.8 100.0

96 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(56)

Jenis Pekerjaan sebelum PSK

53 55.2 69.7 69.7

23 24.0 30.3 100.0

76 79.2 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Alasan Bekerja Sebagai PSK

45 46.9 46.9 46.9

1 1.0 1.0 47.9

50 52.1 52.1 100.0

96 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Alasan Utama Menjalani Pekerjaan Sebagai PSK

75 78.1 83.3 83.3

5 5.2 5.6 88.9

10 10.4 11.1 100.0

90 93.8 100.0

Ingin Gaya hidup mewah Total

Valid

System Missing

Total

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Tulang Punggung keluarga

30 31.3 31.3 31.3

66 68.8 68.8 100.0

96 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(57)

Faktor ekonomi

85 88.5 88.5 88.5

11 11.5 11.5 100.0

96 100.0 100.0

faktor ekonomi bukan faktor ekonomi Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Mendapatkan Tindakan Kekerasan

4 4.2 4.2 4.2

92 95.8 95.8 100.0

96 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Sering Adanya tindakan kekerasan

1 1.0 1.0 1.0

95 99.0 99.0 100.0

96 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Jenis Kekerasan yang Didapatkan

1 1.0 25.0 25.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Faktor kekerasan

4 4.2 4.2 4.2

92 95.8 95.8 100.0

96 100.0 100.0

Adanya faktor kekerasan Tidak faktor kekerasan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

(58)

Kekerasan Penyebab Anda Sebagai PSK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Suami mengetahui Anda sebagai PSK

36 37.5 100.0 100.0

60 62.5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

PSK atas Kemauan Sendiri

92 95.8 95.8 95.8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Alasan atas kemauan sendiri (Ya)

27 28.1 29.3 29.3

65 67.7 70.7 100.0

92 95.8 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Alasan atas kemauan sendiri (Tidak)

3 3.1 75.0 75.0

Frequency Percent Valid Percent

(59)

Paksaan dari Suami

4 4.2 11.1 11.1

32 33.3 88.9 100.0

36 37.5 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Anggota Keluarga mengetahui pekerjaan Anda

87 90.6 92.6 92.6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Siapa anggota yang mengetahui

84 87.5 96.6 96.6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Alasan bekerja sebagai PSK

1 1.0 50.0 50.0

Frequency Percent Valid Percent

(60)

Anggota Keluarga Ada Sebagai PSK

1 1.0 1.0 1.0

95 99.0 99.0 100.0

96 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Siapa Anggota keluarga Yang Sebagai PSK

1 1.0 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Orang Pertama kali Mengajak Pekerjaan PSK

1 1.0 1.0 1.0

95 99.0 99.0 100.0

96 100.0 100.0

Keluarga Teman Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kekecewaan Terhadap Pacar

4 4.2 4.2 4.2

92 95.8 95.8 100.0

96 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Alasan Kekecewaan Terhadap Pacar

4 4.2 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Faktor Lingkungan

7 7.3 7.3 7.3

89 92.7 92.7 100.0

96 100.0 100.0

faktor lingkungan Tidak faktor lingkungan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan, Gaya Hidup dan Keluarga
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara rubrik Heroes Among Us dalam majalah HAI terhadap tingkat pengetahuan kewirausahaan di kalangan siswa

pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah ketujuh kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Beberapa ketentuan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik

b) Kegiatan Inti; Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

Untuk menentukan luas daerah di bawah kurva normal standar, telah dibuat daftar distribusi normal standar, yaitu tabel luas kurva normal standar dengan nilai- nilai Z

[r]

Menjelaskan perlunya melestarikan sumber daya alam hutan Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi masyarakat di perkotaan. Menjelaskan pengertian

Pada penelitian ini konsentrasi efektif ekstrak daun katuk yaitu konsentrasi 100% bila dibandingkan dengan kontrol postif ( Chlorhexidine ), dan konsentrasi