FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
TERJERUMUSNYA WANITA MENJADI PEKERJA
SEKS KOMERSIAL DI BANDAR BARU
ELVERINA BR MUNTHE
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi
pekerja seks komersial di Bandar Baru.
Peneliti : Elverina Munthe
Nim : 075102018
ABSTRAK
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dampaknya mulai terasa sejak tahun 1998; selain langsung pada kehidupan ekonomi bangsa juga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, yang mengakibatkan turunnya pendapatan nyata penduduk akibat kehilangan kesempatan kerja. Dampak lanjutan adalah kerawanan yang menyangkut berbagai hal, salah satu di antaranya adalah meningkatnya jumlah pekerja seks komersial.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru. Metode pengambilan sampel yaitu dengan Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penelitian ini merupakan Desain Deskriptif. Dari hasil penelitian 96 responden didapat sebanyak 85 responden (88,5%) menjadi PSK karena faktor ekonomi, sebanyak 7 responden (7,3%) dikarenakan dikarenakan faktor lingkungan, dan sebanyak 4 responden (4,2%) dikarenakan faktor kekerasan. Dari hasil analisa didapat faktor penyebab yang paling banyak adalah faktor ekonomi.
Diharapkan kepada semua pihak yang terkait yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Masyarakat untuk lebih memperhatikan Pekerja Seks Komersial dalam hal pemberikan informasi, pelayanan kesehatan serta pendidikan dan keterampilan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ FAKTOR-FAKTOR YANG
MENYEBABKAN TERJERUMUSNYA WANITA MENJADI PEKERJA SEKS
KOMERSIAL DI BANDAR BARU “.
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan, arahan, dan bantuan dari semua pihak sehingga penulisan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Maka dengan penuh keiklasan penulis sampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.dr. Chairuddin Lubis DTM & Sp.A(K) selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof.dr. Gontor Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas
Univertas Sumatera Utara.
3. Prof.dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) selaku pembantu dekan 1 Fakultas
Kedokteran Sumatera Utara.
4. dr. Murniati Manik, Msc, Sp.KK, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memberi
izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
5. dr. Juliandi Harahap MA, selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah
6. Ibu Dewi Elizadiani Zusa SKp, MNS selaku Koordinator Mata Kuliah
Metode Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah.
7. Seluruh Staf Dosen dan administrasi program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
8. dr. Devi Sabarina T, selaku Kepala Puskesmas Bandar Baru yang
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah
kerja yang dipimpinnya.
9. Ayahanda E. Munthe dan ibunda R br Tarigan yang telah memberikan
dukungan moril dan do’anya dalam setiap langkah penulis.
10.Teman-teman seangkatan yang telah menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang turut membantu penulis selama menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Nov 2007
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ...
2.2. Faktor yang Memungkinkan Penyebab Terjerumusnya Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial ... 6
2.2.1. Faktor Ekonomi ... 7
2.2.2. Faktor Kekerasan ... 10
2.2.3. Faktor Lingkungan ... 12
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ... 16
4.7. Pengumpulan Data ... 21
4.8. Pengolahan Data ... 22
4.9. Analisa Data ... 22
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23
5.1. Karakteristik Responden ... 23
5.2. Faktor- faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi Pekerja Seks Komersial ... 25
5.2.1. Faktor Ekonomi ... 25
5.2.2. Faktor Kekerasan ... 27
5.2.3. Faktor Lingkungan ... 27
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 29
6.1. Kesimpulan ... 29
6.2. Saran ... 30
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008... 23
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008 ... 24
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kawin Wanita
Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008 ... 24
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Bekerja Sebagai
Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008 ... 25
Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Memenuhi Kebutuhan Hidup Sebagai Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008 ... 26
Judul : Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi
pekerja seks komersial di Bandar Baru.
Peneliti : Elverina Munthe
Nim : 075102018
ABSTRAK
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dampaknya mulai terasa sejak tahun 1998; selain langsung pada kehidupan ekonomi bangsa juga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, yang mengakibatkan turunnya pendapatan nyata penduduk akibat kehilangan kesempatan kerja. Dampak lanjutan adalah kerawanan yang menyangkut berbagai hal, salah satu di antaranya adalah meningkatnya jumlah pekerja seks komersial.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru. Metode pengambilan sampel yaitu dengan Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penelitian ini merupakan Desain Deskriptif. Dari hasil penelitian 96 responden didapat sebanyak 85 responden (88,5%) menjadi PSK karena faktor ekonomi, sebanyak 7 responden (7,3%) dikarenakan dikarenakan faktor lingkungan, dan sebanyak 4 responden (4,2%) dikarenakan faktor kekerasan. Dari hasil analisa didapat faktor penyebab yang paling banyak adalah faktor ekonomi.
Diharapkan kepada semua pihak yang terkait yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Masyarakat untuk lebih memperhatikan Pekerja Seks Komersial dalam hal pemberikan informasi, pelayanan kesehatan serta pendidikan dan keterampilan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dampaknya mulai terasa sejak tahun
1998; selain langsung pada kehidupan ekonomi bangsa juga berdampak terhadap
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Krisis ekonomi mengakibatkan turunnya
pendapatan nyata penduduk akibat hilangnya kesempatan kerja. Dampak lanjutan
adalah kerawanan yang menyangkut berbagai hal, salah satu di antaranya adalah
bidang ekonomi dan sosial. Krisis ekonomi juga dapat meningkatkan jumlah pekerja
seks komersil (PSK) (Kasnodihardjo, 2001).
Tidak semua jalan itu bermula dari faktor ekonomi, namun tidak dapat
dipungkiri jika faktor ekonomi memegang peranan yang terbesar. Koentjoro, Ph.D
dalam bukunya menjelaskan adanya beberapa faktor yang menjadi sebab seorang
perempuan menjadi pelacur diantaranya adalah: (1) kemiskinan, (2) pendapatan
rendah, (3) pendidikan rendah, (4) tidak memiliki keterampilan, dan (5)
pengangguran (Mahardika, 2004).
Menurut penelitian Kasnodihardjo (2001) faktor penyebab seorang menjadi
pekerja seks antara lain karena terkena PHK (Putus Hubungan Kerja), diajak teman,
mudah mendapatkan uang, sebagai janda yang ditinggal suami, frustasi karena pernah
Apa pun alasan seorang wanita terjun di dunia prostitusi karakteristik
pekerjaan yang harus dilakukan oleh pekerja seks membuat prostitusi menjadi
pekerjaan yang beresiko tinggi. Resiko yang dihadapi seorang pekerja seks banyak
dan beragam dari mulai terkena penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak
diinginkan, kekerasan bahkan ancaman dari pelanggan, sampai terkena virus HIV
(United Nation Children Fund’s, 2007).
Fenomena seks bebas di kalangan remaja, khususnya yang terlibat dalam
bisnis prostitusi tercatat di seluruh dunia 2 juta anak dieksploitasi secara seksual tiap
tahunnya. Di Asia perkiraanya berkisar dari 250.000 – 400.000 orang jumlah pekerja
seks komersil atau 30% dari angka perkiraan global (UNICEF, 2007). Seperti catatan
terkini organisasi buruh di Indonesia menunjukkan 180.000 orang terjebak dalam
bisnis prostitusi (Ardarini,2006). Di Sumatera Utara tercatat pekerja seks komersil
berkisar 7800 orang, sementara di Medan tercatat 1500 orang pekerja seks komersil
(Tempointeraktif, 2005).
Ditinjau dari tingginya data pekerja seks komersial di Sumatera Utara, daerah
Bandar Baru merupakan pusat lokalisasi yang paling terkenal (Suara Merdeka, 2007).
Dari data Pusat Kesehatan Masyarakat Bandar Baru mencatat 96 orang pekerja seks
komersial.
Melihat tingginya angka pekerja seks, yang ada di Sumatera Utara khususnya
di Bandar Baru, maka perlu diadakan penelitian tentang apa yang menjadi penyebab
sebagai informasi kepada masyarakat dan pendidik tentang faktor-faktor yang
menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang
menyebabkan sehingga wanita terjerumus menjadi pekerja seks komersial di Bandar
Baru.
1.2. Tujuan Penelitian 1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita
menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui seberapa besar faktor ekonomi menyebabkan wanita
terjerumus menjadi pekerja seks komersial.
b. Untuk mengetahui seberapa besar faktor kekerasan menyebabkan wanita
terjerumus menjadi pekerja seks komersial.
c. Untuk mengetahui seberapa besar faktor lingkungan menyebabkan wanita
terjerumus menjadi pekerja seks komersial.
1.3. Manfaat Penelitian
1.3.1. Bagi Dinas Kesehatan / Puskesmas
Memberi masukan dan bahan informasi bagi Dinas Kesehatan / Puskesmas
1.3.2. Bagi Masyarakat
Menjadi sumber informasi bagi masyarakat khususnya wanita, sehingga dapat
menghindari berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjerumus menjadi
pekerja seks komersial.
1.3.3. Bagi Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara
Sebagai referensi dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya
yang melakukan penelitian dengan topik yang sama.
1.3.4. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan sebagai sumber informasi
untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pekerja Seks Komersial
Kaum perempuan sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi objek dan
tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003). Prostitusi juga muncul karena
ada definisi sosial di masyarakat bahwa wanita sebagai objek seks (Agus, 2002).
Pekerja seks komersial pada umumnya adalah seorang wanita. Wanita adalah
mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik, mempunyai
kebutuhan dasar yang bermacam – macam sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita
sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pendidik
pertama dan utama dalam keluarga (Ikatan Bidan Indonesia, 2006).
2.1.1 Pengertian Pekerja Seks Komersial
Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual dirinya dengan
melakukan hubungan seks untuk tujuan ekonomi (Subadara, 2007). Pelacuran atau
prostitusi adalah penjualan jasa seksual. Pelacuran adalah profesi yang menjual jasa
untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan, biasanya pelayanan ini dalam
bentuk penyerahan tubuhnya (Wikipedia, 2007).
Sebelum adanya istilah pekerja seks komersial, istilah lain yang juga mengacu
kepada pelayanan seks komersial adalah pelacur, prostitusi, wanita tuna susila
2.1.2 Klasifikasi Pekerja Seks Komersial
Berdasarkan modus operasinya, pekerja seks komersial di kelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu (Subadara, 2007).
a. Terorganisasi
Yaitu mereka yang terorganisasi dengan adanya pimpinan, pengelola atau
mucikari, dan para pekerjanya mengikuti aturan yang mereka tetapkan. Dalam
kelompok ini adalah mereka yang bekerja di lokalisasi, panti pijat, salon
kecantikan.
b. Tidak Terorganisasi
Yaitu mereka yang beroperasi secara tidak tetap, serta tidak terorganisasi secara
jelas. Misalnya pekerja seks di jalanan, kelab malam, diskotik.
2.2. Faktor yang Memungkinkan Penyebab Terjerumusnya Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial
Terjerumus adalah jatuh tersungkur, terjebak, jatuh ke dalam kesengsaraan,
tersesat (Anwar, 2001).
Banyaknya faktor yang melatar belakangi terjerumusnya pekerja seks
komersial antara lain adalah :
2.2.1. Faktor Ekonomi
Ekonomi adalah pengetahuan dan penelitian azas penghasilan, produksi,
menjalankan usaha menurut ajaran ekonomi (Anwar, 2001). Salah satu penyebab
faktor ekonomi adalah:
a. Sulit mencari pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari yang merupakan sumber
penghasilan. Ketiadaan kemampuan dasar untuk masuk dalam pasar kerja yang
memerlukan persyaratan, menjadikan wanita tidak dapat memasukinya. Atas
berbagai alasan dan sebab akhirnya pilihan pekerjaan inilah yang dapat dimasuki
dan menjanjikan penghasilan yang besar tanpa syarat yang susah (Mudjijono,
2005).
Berdasarkan survei yang dilakukan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia
(YKAI) tahun 2003-2004 menjadi pekerja seks komersial karena iming-iming
uang kerap menjadi pemikat yang akhirnya justru menjerumuskan mereka ke
lembah kelam (Hukumonline, 2007).
Alasan seorang wanita terjerumus menjadi pekerja seks adalah karena desakan
ekonomi, dimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun sulitnya mencari
pekerjaan sehingga menjadi pekerja seks merupakan pekerjaan yang termudah
(Kasnodihardjo, 2001).
Penyebab lain diantaranya tidak memiliki modal untuk kegiatan ekonomi, tidak
memiliki keterampilan maupun pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik sehingga menjadi pekerja seks merupakan pilihan (Yustinawaty, 2007).
Faktor pendorong lain untuk bekerja sebagai PSK antara lain terkena PHK
sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup menjadi PSK merupakan
b. Gaya Hidup
Adalah cara seseorang dalam menjalani dan melakukan dengan berbagai hal yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Pergeseran norma selalu terjadi dimana saja apalagi dalam tatanan masyarakat
yang dinamis. Norma kehidupan, norma sosial, bahkan norma hukum seringkali
diabaikan demi mencapai sesuatu tujuan (Gunarsa, 2000).
Kecenderungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk menghindari kesulitan
hidup, selain itu untuk menambah kesenangan melalui jalan pintas. Dikutip dari
TV7.com seorang pengarang best seller “Jakarta Undercover” Moammar MK
mengungkapkan bahwa pekerja seks komersial sebagian rela menjajakan
tubuhnya demi memenuhi kebutuhan lifestyle.
Menjadi pekerja seks dapat terjadi karena dorongan hebat untuk memiliki sesuatu.
Jalan cepat yang selintas terlihat menjanjikan untuk memenuhi sesuatu yang ingin
dimiliki (Mahardika, 2004).
Gaya hidup yang cenderung mewah juga dengan mudah ditemui pada diri pekerja
seks. Ada kebanggaan tersendiri ketika menjadi orang kaya, padahal uang
tersebut diketahui diperoleh dari mencari nafkah sebagai PSK (Hukumonline,
2007).
Gaya hidup menyebabkan makin menyusutnya rasa malu dan makin jauhnya
agama dari pribadi-pribadi yang terlibat dalam aktifitas prostitusi maupun
masyarakat. Pergeseran sudut pandang tentang nilai-nilai budaya yang seharusnya
dianut telah membuat gaya hidup mewah dipandang sebagai gaya hidup yang
c. Keluarga yang tidak mampu
Keluarga adalah unit sosial paling kecil dalam masyarakat yang peranannya besar
sekali terhadap perkembangan sosial, terlebih pada awal-awal perkembangannya
yang menjadi landasan bagi perkembangan kepribadian selanjutnya.
Masalah yang sering terjadi dalam keluarga adalah masalah ekonomi. Dimana
ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan didalam keluarga, sehingga
kondisi ini memaksa para orang tua dari kelurga miskin memperkerjakan anaknya
sebagai pekerja seks.
Pada dasarnya tidak ada orang tua yang mau membebani anaknya untuk bekerja
namun karena ketidakmampuan dan karena faktor kemiskinan, sehingga tidak ada
pilihan lain mempekerjakan anak menjadi pekerja seks, untuk pemenuhan
tuntutan kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat ditoleransi (Agus, 2002).
Pelacuran erat hubungannya dengan masalah sosial. Pasalnya kemiskinan sering
memaksa orang bisa berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup termasuk
melacurkan diri ke lingkaran prostitusi. Hal ini biasanya dialami oleh
perempuan-perempuan kalangan menengah kebawah.
2.2.2. Faktor Kekerasan
Kekerasan adalah segala bentuk tindakan kekerasan yang berakibat atau
mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap
seseorang termasuk ancaman dan tindakan tersebut, pemaksaan atau perampasan
semena-mena, kebebasan baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun dalam
kehidupan pribadi (Depkes RI, 2003). Dimana salah satu faktor kekerasan adalah:
adalah suatu tindakan kriminal dimana si korban dipaksa untuk melakukan
aktifitas seksual khususnya penetrasi alat kelamin diluar kemauannya sendiri.
Perkosaan adalah adanya prilaku kekerasan yang berkaitan dengan hubungan
seksual yang dilakukan dengan jalan melanggar hukum (Wahid, 2001).
Banyaknya kasus kekerasan terjadi terutama kekerasan seksual, justru dilakukan
orang-orang terdekat. Padahal mereka semestinya memberikan perlindungan dan
kasih sayang serta perhatian yang lebih dari pada orang lain seperti tetangga
maupun teman (Ardarini, 2006).
Seorang wanita korban kesewenangan kaum lelaki menjadi terjerumus sebagai
pekerja seks komersial (Trisnadi, 2004). Dimana seorang wanita yang pernah
diperkosa oleh bapak kandung, paman atau guru sering terjerumus menjadi
pekerja seks (Agus, 2002).
Korban pemerkosaan menghadapi situasi sulit seperti tidak lagi merasa berharga
di mata masyarakat, keluarga, suami, calon suami dapat terjerumus dalam dunia
prostitusi. Artinya tempat pelacuran dijadikan sebagai tempat pelampiasan diri
untuk membalas dendam pada laki-laki dan mencari penghargaan (Wahid, 2001).
Biasanya seorang anak korban kekerasan menjadi anak yang perlahan menarik
diri dari lingkungan sosialnya. Tetapi di sisi lain juga menimbulkan kegairahan
yang berlebihan. Misalnya anak yang pernah diperkosa banyak yang menjadi
pekerja seks komersial (Ardarini, 2006).
b. Dipaksa / Disuruh Suami
Dipaksa adalah perbuatan seperti tekanan, desakan yang mengharuskan /
Istri adalah karunia Tuhan yang diperuntukkan bagi suaminya. Dalam kondisi
yang wajar atau kondisi yang normal pada umumnya tidak ada seorang suamipun
yang tega menjajakan istrinya untuk dikencani lelaki lain.
Namun kehidupan manusia di dunia ini sangat beragam lagi berbeda-beda jalan
hidupnya, sehingga ditemui pula kondisi ketidak wajaran atau situasi yang
berlangsung secara tidak normal salah satunya adalah suami yang tega menyuruh
istrinya menjadi pelacur. Istri melacur karena disuruh suaminya, apapun juga
situasi dan kondisi yang menyebabkan tindakan suami tersebut tidaklah
dibenarkan, baik oleh moral ataupun oleh agama. Namun istri terpaksa
melakukannya karena dituntut harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga,
mengingat suaminya adalah pengangguran. (Mahardika, 2004).
2.2.3. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam
interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut
meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan
lingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komuniti
dan masyarakat (IBI, 2006).
Lingkungan dengan berbagai ciri khusunya memegang peranan besar terhadap
munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak. Apalagi kalau tidak didukung
penyimpangan prilaku yang tidak baik dapat terhindari (Gunarsa, 2000). Dimana
salah satu faktor lingkungan adalah :
a. Seks Bebas
Pada dasarnya kebebasan berhubungan seks antara laki-laki dan wanita sudah ada
sejak dahulu, bahkan lingkungan tempat tinggal tidak ada aturan yang melarang
siapapun untuk berhubungan dengan pasangan yang diinginkannya (Mudjijono,
2005).
Lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam pengembangan diri untuk
hidup bermasyarakat, sehingga diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik
dalam pergaulan sehari-hari (Gunarsa, 2000).
Mode pergaulan diantara laki-laki dengan perempuan yang semakin bebas tidak
bisa lagi membedakan antara yang seharusnya boleh dikerjakan dengan yang
dilarang (Wahid, 2001).
Di beberapa kalangan remaja ada yang beranggapan kebebasan hubungan badan
antara laki-laki dan perempuan merupakan sesuatu yang wajar (Mudjijono, 2005).
Coba simak cerita yang dikutip Gatra.com berikut. Seorang remaja putri
kehilangan kegadisannya saat masih berusia 13 tahun. Karena kecewa ditinggal
pacarnya, ia sekalian menceburkan diri ke lembah hitam.
Beberapa wanita menjadi PSK tidak semata karena tuntutan ekonomi tetapi juga
akibat kekecewaan oleh laki-laki. Dimana kesuciannya telah terenggut dan
akhirnya merasa kepalang tanggung sudah tidak suci lagi dan akhirnya
memutuskan untuk menjadi PSK. (Yustinawaty, 2007).
Turunan adalah generasi penerus atau sesuatu yang turun-temurun. Tidak dapat
disangkal bahwa keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar
berinteraksi sosial. Melalui keluarga anak belajar berespons terhadap masyarakat
dan beradaptasi ditengah kehidupan yang lebih besar kelak (Satiadarma, 2001).
Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal
yang mempengaruhi perkembangan orang yang ada didalamnya. Adakalanya
melalui tindakan-tindakan, perintah-perintah yang diberikan secara langsung
untuk menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan. Orang tua atau saudara
bersikap atau bertindak sebagai patokan, contoh, model agar ditiru. Berdasarkan
hal-hal diatas orang tua jelas berperan besar dalam perkembangan anak, jadi
gambaran kepribadian dan prilaku banyak ditentukan oleh keadaan yang ada dan
terjadi sebelumnya (Gunarsa, 2000).
Seorang anak yang setiap saat melihat ibunya melakukan pekerjaan itu, sehingga
dengan tidak merasa bersalah itupula akhirnya ia mengikuti jejak ibunya. Ibu
merupakan contoh bagi anak (Mahardika, 2004).
c. Broken Home
Keluarga adalah sumber kepribadian seseorang, didalam keluarga dapat
ditemukan berbagai elemen dasar yang membentuk kepribadian seseorang
(Satiadarma, 2001).
Lingkungan keluarga dan orang tua sangat berperan besar dalam perkembangan
kepribadian anak. Orang tua menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar
Lingkungan rumah khususnya orang tua menjadi sangat penting sebagai tempat
tumbuh dan kembang lebih lanjut.
Perilaku negatif dengan berbagai coraknya adalah akibat dari suasana dan
perlakuan negatif yang di alami dalam keluarga. Hubungan antara pribadi dalam
keluarga yang meliputi hubungan antar orang tua, saudara menjadi faktor yang
penting munculnya prilaku yang tidak baik. Dari paparan beberapa fakta kasus
anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya, menjadi anak-anak broken
home yang cenderung berprilaku negatif seperti menjadi pecandu narkoba atau
terjerumus seks bebas dan menjadi PSK.
Anak yang berasal dari keluarga broken home lebih memilih meninggalkan
keluarga dan hidup sendiri sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sering
mengambil keputusan untuk berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial, dan
banyak juga dari mereka yang nekat menjadi pekerja seks karena frustasi setelah
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian pada bab terdahulu bahwa wanita terjerumus menjadi
pekerja seks komersial dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun karena keterbatasan
peneliti maka dalam penelitian ini penulis hanya meneliti faktor ekonomi, faktor
kekerasan, faktor lingkungan yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi
pekerja seks komersial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konsep
dibawah ini :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional bermanfaat untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel. Diberi batasan yang bermanfaat untuk mengarahkan
kepada pengukuran dan pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan
serta pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2002). Faktor ekonomi
Wanita menjadi
pekerja seks
komersial
Faktor kekerasan
3.2.1. Pekerja Seks Komersial adalah seseorang yang menjual dirinya dengan
melakukan hubungan seks untuk tujuan ekonomi.
3.2.2. Faktor ekonomi
Hal-hal yang berhubungan dengan masalah keuangan / pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menyebabkan wanita menjadi
pekerja seks, yang meliputi :
a. Kesulitan mencari pekerjaan
b. Gaya Hidup
c. Keluarga yang tidak mampu
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah faktor ekonomi
menyebabkan wanita terjerumus menjadi pekerja seks. Berdasarkan
jawaban yang diberikan wanita dari pernyataan yang dibuat pada
kuesioner dalam bentuk check list. Jawaban YA diberi nilai 1 dan untuk
jawaban TIDAK diberi nilai 0.
Alat ukur : Kuesioner
Skala Ukur : Interval (Guttman)
3.2.3. Faktor kekerasan
Adalah suatu keadaan kekerasan yang pernah terjadi didalam kehidupan
wanita, yaitu :
a. Perkosaan
Pengukuran untuk mengetahui apakah kekerasan yang di alami wanita
menyebabkan menjadi pekerja seks.
Berdasarkan jawaban yang diberikan wanita dari pernyataan yang dibuat
pada kuesioner dalam bentuk check list. Jawaban YA diberi nilai 1 dan
untuk jawaban TIDAK diberi nilai 0.
Alat ukur : Kuesioner
Skala Ukur : Interval (Guttman)
3.2.4. Faktor lingkungan
Adalah hal-hal yang terjadi di dalam keluarga atau di dalam lingkungan
masyarakat, yang meliputi :
a. Seks bebas
b. Turunan
c. Broken Home
Pengukuran untuk mengetahui sejauh mana faktor lingkungan menyebabkan
wanita menjadi pekerja seks komersial.
Berdasarkan jawaban yang diberikan wanita dari pernyataan yang dibuat pada
kuesioner dalam bentuk check list. Jawaban YA diberi nilai 1 dan untuk
jawaban TIDAK diberi nilai 0.
Alat ukur : Kuesioner
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan desain deskriptif
yaitu untuk mengetahui seberapa besar faktor ekonomi, faktor kekerasan, faktor
lingkungan menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial.
4.2. Populasi dan sampel
4.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pekerja seks komersial
sebanyak 96 orang menurut data dari Pusat Kesehatan Masyarakat Bandar Baru.
2. Sampel
Penarikan sampel secara total sampling, dimana seluruh wanita pekerja seks
komersial berjumlah 96 orang dijadikan sampel penelitian.
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bandar Baru dengan pertimbangan keterbatasan
waktu dan belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor yang menyebabkan
wanita terjerumus menjadi pekerja seks. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan
4.4. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan kepada
program D-IV Bidan pendidik FK USU, setelah itu mengajukan permohonan
penelitian kepada kepala Puskesmas di Bandar baru, kemudian proses penelitian
dilakukan.
Pada calon responden, peneliti memperkenalkan diri kemudian menjelaskan
tujuan penelitian serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan
terjadi selama dan sesudah pengumpulan data bagi responden.
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang
dicantumkan kodenya saja. Data-data yang diperoleh akan digunakan semata-mata
demi perkembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan serta tidak akan dipublikasikan
kepada pihak lain.
Setelah diberi penjelasan, calon responden diminta secara sukarela untuk
menjadi responden penelitian. Jika calon responden menolak, maka peneliti tidak
akan memaksa dan akan tetap menghormati hak-hak calon responden. Apabila saat
pengumpulan data sedang berlangsung responden merasa keberatan, responden boleh
mengundurkan diri sebagai responden penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, kuesioner yang dibuat
secara tersusun berdasarkan tujuan penelitian. Kuesioner dibagi atas dua bagian yaitu
: bagian pertama tentang data demografi responden meliputi data tentang umur,
pendidikan, status, lama bekerja. Bagian yang kedua adalah berupa pertanyaan
tentang faktor yang menyebabkan wanita terjerumus menjadi pekerja seks komersial
(ekonomi, kekerasan, lingkungan).
4.6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada wanita pekerja seks komersial.
Kuesioner yang telah diisi dikumpulkan kembali kepada petugas.
4.7. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah melalui tahapan berikut ini:
1. Editing yaitu memeriksa data yang telah terkumpul apakah sudah berisi dengan
benar.
2. Coding yaitu memberikan kode-kode tertentu pada masing-masing jawaban.
3. Tabulating yaitu mengelompokkan responden berdasarkan kategori yang telah
4.9. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang
telah terkumpul dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilanjutkan dengan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan
status kawin. Karakteristik responden berdasarkan umur, sebanyak 78 responden
(81,3%) berumur antara 20 – 35 tahun, 12 responden (12,5%) berumur kurang dari 20
tahun dan diatas 35 tahun ada sebanyak 6 responden (6,3%). Secara rinci dapat dilihat
pada tabel 5.1.
Tabel 5.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008
No Kategori Umur f %
1 < 20 tahun 12 12.5
2 20 – 35 tahun 78 81.3
3 >35 tahun 6 6.2
Jumlah 96 100.0
Berdasarkan karakteristik pendidikan, mayoritas PSK tamatan SLTP sebanyak
34 responden (35,4%) diikuti 26 responden (27,1%) tamatan SD. Sementara 2
responden (2,1%) tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Secara rinci dapat
Tabel 5.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008
No Tingkat Pendidikan f %
1 Tidak Sekolah 2 2.1
2 SD 26 27.1
3 SLTP 34 35.4
4 SLTA 19 19.8
5 Akademik/PT 15 15.6
Jumlah 96 100.0
Berdasarkan karakteristik status kawin, sebagian besar PSK berstatus sudah
kawin yaitu sebanyak 36 responden (37,5%), sebanyak 33 responden (34,4%)
berstatus belum kawin dan janda ada sebanyak 27 responden (28,1%). Secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Kawin Wanita Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008
No Status Kawin f %
1 Kawin 36 37.5
2 Tidak Kawin 33 34.4
3 Janda 27 28.1
5.1.2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial di Bandar Baru Tahun 2008
Pada penelitian ini faktor-faktor yang menyebabkan wanita memilih profesi
sebagai PSK karena adanya faktor ekonomi, kekerasan dan lingkungan disekitar
tempat tinggal. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.
5.1.2.1. Faktor Ekonomi
Sebagian besar ditemukan dilapangan para PSK memilih profesi ini karena
adanya desakan ekonomi ditambah di keluarga rata-rata mereka merupakan tulang
punggung keluarga, sulit mendapatkan pekerjaan pada zaman sekarang dan sebagian
kecil dari mereka yang beralasan memilih profesi ini dikarenakan adanya tuntutan
gaya hidup mewah biasanya terjadi dikalangan mahasiswa.
Berdasarkan faktor ekonomi diketahui sebanyak 45 wanita menyatakan status
pekerjaan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mereka memilih sebagai
PSK (46,9%). Sementara sebanyak 30 wanita menyatakan satu-satunya anggota
keluarga yang bekerja menafkahi kebutuhan hidup keluarga namun bukan penyebab
dominan dalam memilih sebagai PSK. Sedangkan 10 wanita yang menyatakan
adanya tuntutan gaya hidup sehari-hari terutama berasal dari tuntutan keluarga
Tabel 5.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan, Gaya Hidup dan Keluarga Kurang Mampu Penyebab Wanita Sebagai Pekerja Seks Komersial Di Bandar
Baru Tahun 2008
No Faktor Ekonomi f %
1 Status pekerjaan
a. Sulit mendapatkan pekerjaan 45 46.9
b. Akibat di PHK/berhenti pekerjaan lama 4 1.0
c. PSK mudah dan tidak butuh keterampilan 47 52.1
2 Gaya hidup
a. Memenuhi kebutuhan keluarga 75 83.3
b. Memenuhi kebutuhan sendiri 5 5.6
c. Ingin bergaya hidup mewah 10 11.1
3 Keluarga tidak mampu
a. Satu-satunya yang bekerja/menafkahi keluarga 30 31.2
b. Tidak bekerja sendiri 66 68.8
5.1.2.2. Faktor Kekerasan
Faktor kekerasan yang dialami para wanita ini menyebabkan menjadi PSK
meliputi adanya traumatis akibat perkosaan dan paksaan dari suami sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 4 responden pernah mendapatkan
tindakan kekerasan dan jenis tindakan kekerasan yang diterima berupa pemaksaan
kerja oleh suami (75%) dan perkosaan (25%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel
Tabel 5.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Kekerasan Penyebab Wanita Sebagai Pekerja Seks Komersial di Bandar Baru Tahun 2008
No Tindakan Kekerasan f %
1 Pernah mendapat tindakan kekerasan 4 100%
2 Jenis tindakan kekerasan yang diterima
a. Perkosaan 1 25.0
b. Pemaksaan bekerja 3 75.0
5.1.2.3. Faktor Lingkungan
Dalam penelitian ini, faktor lingkungan yang mendorong 7 wanita terjerumus
sebagai PSK, dimana lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seks bebas salah satu penyebab
4 wanita memilih bekerja sebagai PSK, hal ini dikarenakan perasaan kecewa dengan
pasangannya (4,2%), diikuti 2 wanita yang dilatarbelakangi keluarga broken home
dan 1 wanita karena ada anggota keluarga berprofesi sebagai PSK juga (1%). Secara
Tabel 5.6.
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan Penyebab Wanita Sebagai Pekerja Seks Komersial Di Bandar Baru Tahun 2008
No Faktor Lingkungan f %
1 Seks bebas
a. Kekecewaan terhadap pacar 4 4.2
b. Tidak kecewa terhadap pacar/bukan karena seks bebas 92 95.8 2 Anggota keluarga sebagai PSK
a. Ada 1 1.0
b. Tidak ada 95 99.0
3 Broken home
a. Orang tua bercerai 1 50.0
b. Lari dari rumah 1 50.0
5.2. Pembahasan
Penelitian pada 96 wanita PSK ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan wanita tersebut terjerumus menjadi pekerja seks
komersial di Bandar Baru. Faktor penyebab terbagi atas 3 macam yaitu faktor
5.2.1. Faktor Ekonomi Menyebabkan Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial
di Bandar Baru Tahun 2008
Hasil penelitian menujukkan bahwa sebanyak 45 wanita menyatakan status
pekerjaan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mereka memilih sebagai
PSK (46,9%). Sementara sebanyak 30 wanita menyatakan satu-satunya anggota
keluarga yang bekerja menafkahi kebutuhan hidup keluarga namun bukan penyebab
dominan dalam memilih sebagai PSK. Sedangkan 10 wanita yang menyatakan
adanya tuntutan gaya hidup sehari-hari terutama berasal dari tuntutan keluarga
(83,3%).
Hal ini didukung dengan pernyataan Modjijono (2005) bahwa wanita
akhirnya memilih profesi PSK dikarenakan ketiadaan kemampuan dasar individu
untuk masuk dalam pasar kerja yang memerlukan persyaratan kerja sementara pada
profesi PSK dapat menjanjikan penghasilan yang besar tanpa syarat yang susah.
Yustinawaty (2007) juga menyatakan tidak memiliki modal untuk kegiatan
ekonomi, tidak memiliki keterampilan maupun pendidikan untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik sehingga menjadi pekerja seks merupakan pilihan
hidupnya.
Moammar Mk. (2007) bahwa kecenderungan melacurkan diri pada banyak
wanita untuk menghindari kesulitan hidup, selain itu untuk menambah kesenangan
melalui jalan pintas. Mereka umumnya rela menjajakan tubuhnya demi memenuhi
5.2.2. Faktor Kekerasan Menyebabkan Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial
di Bandar Baru Tahun 2008
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 4 responden pernah
mendapatkan tindakan kekerasan dan jenis tindakan kekerasan yang diterima berupa
pemaksaan kerja oleh suami (75%) dan perkosaan (25%).
Fenomena hasil penelitian diatas didukung dengan pendapat Mahardika
(2001) bahwa istri melacur karena disuruh suaminya, apapun juga situasi dan kondisi
yang menyebabkan tindakan suami tersebut tidaklah dibenarkan, baik oleh moral
ataupun oleh agama. Namun istri terpaksa melakukannya karena dituntut harus
memenuhi kebutuhan hidup keluarga, mengingat suaminya adalah pengangguran.
Anwar (2001) menyatakan dipaksa adalah perbuatan seperti tekanan,
desakan yang mengharuskan / mengerjakan sesuatu yang mengharuskan walaupun
tidak mau. Istri adalah karunia Tuhan yang diperuntukkan bagi suaminya. Dalam
kondisi yang wajar atau kondisi yang normal pada umumnya tidak ada seorang
suamipun yang tega menjajakan istrinya untuk dikencani lelaki lain.
Wahid (2001) menyatakan bahwa korban pemerkosaan menghadapi situasi
sulit seperti tidak lagi merasa berharga di mata masyarakat, keluarga, suami, calon
suami dapat terjerumus dalam dunia prostitusi. Artinya tempat pelacuran dijadikan
sebagai tempat pelampiasan diri untuk membalas dendam pada laki-laki dan mencari
penghargaan.
Menurut Ardarini ( 2006) biasanya seorang anak korban kekerasan menjadi
menimbulkan kegairahan yang berlebihan. Misalnya anak yang pernah diperkosa
banyak yang menjadi pekerja seks komersial.
5.2.2. Faktor Lingkungan Menyebabkan Wanita Menjadi Pekerja Seks
Komersial di Bandar Baru Tahun 2008
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seks bebas salah satu penyebab
4 wanita memilih bekerja sebagai PSK, hal ini dikarenakan perasaan kecewa dengan
pasangannya (4,2%), diikuti 2 wanita yang dilatarbelakangi keluarga broken home
dan 1 wanita karena ada anggota keluarga berprofesi sebagai PSK juga (1%).
Mahardika (2001) menyatakan bahwa seorang anak yang setiap saat melihat
ibunya melakukan pekerjaan itu, sehingga dengan tidak merasa bersalah itupula
akhirnya ia mengikuti jejak ibunya. Ibu merupakan contoh bagi anak.
Menurut Gunarsa (2000) bahwa lingkungan pergaulan adalah sesuatu
kebutuhan dalam pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat, sehingga
diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik dalam pergaulan sehari-hari perilaku
negatif dengan berbagai coraknya adalah akibat dari suasana dan perlakuan negatif
yang di alami dalam keluarga.
Wahid (2001) menyatakan bahwa model pergaulan diantara laki-laki dengan
perempuan yang semakin bebas tidak bisa lagi membedakan antara yang seharusnya
Yustinawati (2007) juga menyatakan bahwa beberapa wanita menjadi PSK
tidak semata karena tuntutan ekonomi tetapi juga akibat kekecewaan oleh laki-laki.
Dimana kesuciannya telah terenggut dan akhirnya merasa kepalang tanggung sudah
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan
wanita berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah sebagai berikut:
1. Faktor ekonomi merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi wanita
menjadi PSK. Hal ini diketahui dari 96 responden, sebesar 88,5% menyatakan
faktor ekonomi penyebab mereka memilih profesi PSK dan ini dikarenakan
adanya tuntutan status pekerjaan, gaya hidup dan status keluarga tidak mampu.
2. Faktor lingkungan juga merupakan penyebab wanita memutuskan untuk memilih
profesi sebagai PSK yaitu dari 96 responden sebesar 7,3% responden menyatakan
faktor lingkungan penyebabnya. Faktor lingkungan tersebut berupa dampak dari
seks bebas, keluarga broken home dan profesi turunan dari anggota keluarga.
3. Faktor kekerasan merupakan faktor penyebab paling sedikit menjerumuskan
wanita menjadi PSK, yaitu dari 96 responden sebesar 4,2% responden memilih
profesi PSK. Faktor kekerasan tersebut berupa pemerkosaan dan pemaksaan
bekerja dari suaminya.
6.2. Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Peningkatan dan penanaman nilai-nilai moral dan agama dilingkungan
keluarga sehingga antar sesama anggota keluarga dapat saling menjaga
dan menasehati agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.
b. Peningkatan kewaspadaan oleh orang tua terhadap putra-putrinya
khususnya dalam pergaulan yang saat ini cenderung batasan norma/aturan
semakin melemah.
c. Peningkatan pemahaman pendidikan seks dikalangan remaja lebih
ditanamkan sejak dini yang diberikan mulai dilingkungan keluarga dan
sekolah.
2. Bagi Instansi Pendidikan khususnya Bagian Program D-IV Bidan Pendidik
Universitas Sumatera Utara, dapat menambah referensi kepustakaan
sehubungan dengan masalah penelitian ini.
3. Bagi peneliti yang lainnya diharapkan melakukan penelitian selanjutnya yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineke Cipta, Jakarta.
Aziz, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta.
Ardarini, Mailila. 2006. “62 Tahun Merdeka, Anak Indonesia Masih Dilema “ http://www.ri.go.id/id/index.php? 11-09-2007.
Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Karya Abditama, Surabaya.
Agus, Rahmadi. 2002. “Teology Pembebasan Untuk PSK”
http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia 11-09-2007. Dwiloka, Bambang. 2005. Tehnik Menulis Karya Ilmiah, Rineka Cipta, Jakarta. Dianawati, A. 2006. Pendidikan Seks Untuk Remaja, Lintas Media, Jombang DEPKES RI. 2003. Kesehetan Reproduksi. DEPKES RI, Jakarta.
Hukumonline. 2007. “Menyoroti Sisi Gelap Child Trafficking di Indramayu” http://Hukumonline.com/detail.asp?id=10805&et=fokus 06-11-2007. IBI. 2006. 50 Tahun IBI Bidan menyongsong Masa depan, IBI, Jakarta.
Kasnodihardjo. 2001. “Dinamika Pelacuran di wilayah Jakarta dan Surabaya dan Faktor Sosio Demografi yang melatar belakanginya”, Depkes RI, Jakarta.
http://www.kalbe.co.id/fiks/dinamikapelacuran.pdf/ 04-11-2007.
Mahardika, Asmar. 2004. Tuhan Singgah Di Pelacuran, Kreasi Wacana, Yogyakarta.
Mudjijono. 2005. SARKEM Reproduksi Sosial Pelacuran, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Pikiran Rakyat. 2007. “Pekerja Seks Koersial”
http://pikiran-rakyat.com 28-10-2007.
Subadara, I Nengah. 2007. “Bali Tourism Watch : Keberadaan Pekerja Seks Komersial sebagai dampak negative Pariwisata di Bali”
http://www.subadara.wordpress.com 06-11-2007.
Satiadarma, P. 2001. Persepsi orang tua membentuk prilaku anak, Pustaka Populer Obor, Jakarta.
TRISNADI. 2004. Dolly Hitam Putih Prostitusi, GagasMedia, Jakarta.
UNICEF. 2007. “Lembar Fakta Tentang Eksploitasi Seks Komersial Dan Perdagangan Anak”
http://www.unicef.org/indonesia/id/factsheet 06-11-2007. WIKIPEDIA, 2007. “PELACURAN”
http://id.wikipedia.org/wiki/pelacuran#pelacur 06-11-2007. Wahid, Abdul. 2001. Perlindungan Terhadap Kekerasan Seksual, Refika
Yustinawaty. 2007. “Perempuan & Kemiskinan”
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini merasa tidak keberatan untuk menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa D-IV Bidan pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas nama :
Peneliti : Elverina Munte
NIM : 075102018
Pembimbing : dr. Juliandi Harahap MA
Judul : Faktor-faktor yang menyebabkan wanita terjerumus menjadi
Pekerja Seks Komersial di Bandar Baru.
Sebelumnya saya telah diberikan penjelasan oleh peneliti tentang tujuan
penelitian serta jaminan tidak ada pengaruh negatif pada diri saya selama dan setelah
proses penelitian. Peneliti juga menjamin kerahasiaan identitas saya dan data-data
yang didapat dari saya hanya digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan
kesehatan dan saya telah mengerti dan mengizinkan peneliti menjadikan saya sebagai
responden dalam penelitiannya.
Medan, Januari 2008
Responden
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TA. 2007/2008
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk !
Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom yang
telah disediakan dan isilah titik-titik sesuai dengan pertanyaan.
Identitas Responden
A. Faktor Ekonomi
1. Sebelum bekerja di Bandar Baru apakah anda sudah pernah bekerja ?
Ya Tidak
2. Pekerjaan yang sama dengan pekerjaan yang di Bandar Baru ?
Ya Tidak
3. Jika jawaban anda Ya, dimana …….
4. Jika jawaban anda Tidak, pekerjaan apa …….
5. Mengapa anda memilih bekerja di Bandar Baru ?
Baru di PHK/Berhenti dari pekerjaan yang lama
Pekerjaan ini mudah dan tidak memerlukan ketrampilan
6. Apakah alasan utama anda menjalani pekerjaan ini ?
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya
Untuk membeli barang-barang yang saya ingini
Untuk mendapatkan uang sehingga saya dapat bergaya hidup mewah
7. Apakah dalam keluarga hanya anda sendiri yang bekerja ?
Ya Tidak
8. Jika jawaban anda Ya, apa alasan anda bekerja disini…….
9. Jika jawaban anda Tidak, apa alasan anda bekerja disini …….
B. Faktor Kekerasan
10.Pernahkah anda mendapat tindakan kekerasan dari pasangan/orang lain ?
Ya Tidak
11.Apakah kekerasa itu sering terjadi ?
Ya Tidak
12.Jika jawaban anda Ya, tindakan kekerasan apa ?
Perkosaan
Pemaksaan bekerja
Perdagangan perempuan
13.Apakah karena salah satu dari jawaban pertanyaan no.12 sehingga anda
bekerja disini ?
Ya Tidak
Ya Tidak
15.Apakah pekerjaan ini atas keinginan anda sendiri ?
Ya Tidak
16.Jika jawaban anda Ya, apakah alasan anda ?
Suami tidak memiliki pekerjaan
Tidak memiliki suami, jadi harus bekerja disini untuk memenuhi
kebutuhan hidup
17.Jika jawaban anda Tidak, apakah alasan anda ?
Disuruh suami
Hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
18.Apakah suami pernah memaksa anda untuk bekerja disini ?
Ya Tidak
C. Faktor Lingkungan
19.Apakah ada keluarga yang mengetahui anda bekerja disini ?
Ya Tidak
20.Jika jawaban anda Ya, siapa saja yang mengetahui anda bekerja disini ?
Seluruh keluarga saya
Hanya orangtua saja
Hanya suami saya
21.Jika jawaban anda Tidak, apa alasan anda bekerja disini ?
Dirumah tidak ada teman
Orangtua sudah bercerai, jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup saya
Karena bertengkar dengan orangtua, jadi saya keluar dari rumah dan
bekerja disini.
22.Apakah di antara keluarga anda, ada juga yang bekerja disini ?
Ya Tidak
23.Jika jawaban anda Ya, siapa saja keluarga yang bekerja disini ?
Ibu Kakak Adik Kerabat dekat
24.Siapakah yang pertama sekali mengajak anda untuk bekerja disini ?
Keluarga Teman Kerabat dekat
25.Apakah bekerja disini ada alasan karena kecewa terhadap pacar ?
Ya Tidak
26.Jika jawaban anda Ya, mengapa ?
Karena ditinggal/diputuskan pacar
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TA. 2007/2008
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk !
Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom yang
telah disediakan dan isilah titik-titik sesuai dengan pertanyaan.
Identitas Responden
27.Sebelum bekerja di Bandar Baru apakah anda sudah pernah bekerja ?
Ya Tidak
28.Pekerjaan yang sama dengan pekerjaan yang di Bandar Baru ?
Ya Tidak
29.Jika jawaban anda Ya, dimana …….
30.Jika jawaban anda Tidak, pekerjaan apa …….
31.Mengapa anda memilih bekerja di Bandar Baru ?
Karena sulit mencari pekerjaan
Pekerjaan ini mudah dan tidak memerlukan ketrampilan
32.Apakah alasan utama anda menjalani pekerjaan ini ?
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya
Untuk membeli barang-barang yang saya ingini
Untuk mendapatkan uang sehingga saya dapat bergaya hidup mewah
33.Apakah dalam keluarga hanya anda sendiri yang bekerja ?
Ya Tidak
34.Jika jawaban anda Ya, apa alasan anda bekerja disini…….
35.Jika jawaban anda Tidak, apa alasan anda bekerja disini …….
36.Pernahkah anda mendapat tindakan kekerasan dari pasangan/orang lain ?
Ya Tidak
37.Apakah kekerasa itu sering terjadi ?
Ya Tidak
38.Jika jawaban anda Ya, tindakan kekerasan apa ?
Perkosaan
Pemaksaan bekerja
Perdagangan perempuan
Perceraian
39.Apakah karena salah satu dari jawaban pertanyaan no.12 sehingga anda
bekerja disini ?
Ya Tidak
40.Apakah suami mengetahui pekerjaan yang anda jalani sekarang ?
41.Apakah pekerjaan ini atas keinginan anda sendiri ?
Ya Tidak
42.Jika jawaban anda Ya, apakah alasan anda ?
Suami tidak memiliki pekerjaan
Tidak memiliki suami, jadi harus bekerja disini untuk memenuhi
kebutuhan hidup
43.Jika jawaban anda Tidak, apakah alasan anda ?
Disuruh suami
Hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
44.Apakah suami pernah memaksa anda untuk bekerja disini ?
Ya Tidak
45.Apakah ada keluarga yang mengetahui anda bekerja disini ?
Ya Tidak
46.Jika jawaban anda Ya, siapa saja yang mengetahui anda bekerja disini ?
Seluruh keluarga saya
Hanya orangtua saja
Hanya suami saya
47.Jika jawaban anda Tidak, apa alasan anda bekerja disini ?
Dirumah tidak ada teman
Orangtua sudah bercerai, jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup saya
sendiri
Karena bertengkar dengan orangtua, jadi saya keluar dari rumah dan
48.Apakah di antara keluarga anda, ada juga yang bekerja disini ?
Ya Tidak
49.Jika jawaban anda Ya, siapa saja keluarga yang bekerja disini ?
Ibu Kakak Adik Kerabat dekat
50.Siapakah yang pertama sekali mengajak anda untuk bekerja disini ?
Keluarga Teman Kerabat dekat
51.Apakah bekerja disini ada alasan karena kecewa terhadap pacar ?
Ya Tidak
52.Jika jawaban anda Ya, mengapa ?
Karena ditinggal/diputuskan pacar
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.961 19
Cronbach's
Alpha N of Items
Item Statistics
Item-Total Statistics
21.40 50.971 .722 .959
21.47 50.410 .834 .957
22.47 54.124 .802 .958
22.33 52.952 .786 .958
22.47 54.124 .802 .958
22.33 52.381 .877 .957
23.53 55.981 .609 .961
22.40 53.257 .823 .958
22.20 52.171 .815 .957
22.33 52.381 .877 .957
22.27 52.067 .866 .957
22.33 52.952 .786 .958
22.47 54.124 .802 .958
22.20 52.171 .815 .957
23.20 46.314 .764 .964
22.13 52.695 .725 .959
21.60 53.114 .642 .960
22.20 52.171 .815 .957
23.47 53.695 .586 .960
p5
23.60 58.400 7.642 19
Frequency Table
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
15 15.6 15.6 100.0
96 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Status Kawin
36 37.5 37.5 37.5
33 34.4 34.4 71.9
27 28.1 28.1 100.0
96 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Status bekerja Sebelum Menjadi PSK
76 79.2 79.2 79.2
20 20.8 20.8 100.0
96 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Jenis Pekerjaan sebelum PSK
53 55.2 69.7 69.7
23 24.0 30.3 100.0
76 79.2 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Alasan Bekerja Sebagai PSK
45 46.9 46.9 46.9
1 1.0 1.0 47.9
50 52.1 52.1 100.0
96 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Alasan Utama Menjalani Pekerjaan Sebagai PSK
75 78.1 83.3 83.3
5 5.2 5.6 88.9
10 10.4 11.1 100.0
90 93.8 100.0
Ingin Gaya hidup mewah Total
Valid
System Missing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Tulang Punggung keluarga
30 31.3 31.3 31.3
66 68.8 68.8 100.0
96 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Faktor ekonomi
85 88.5 88.5 88.5
11 11.5 11.5 100.0
96 100.0 100.0
faktor ekonomi bukan faktor ekonomi Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Mendapatkan Tindakan Kekerasan
4 4.2 4.2 4.2
92 95.8 95.8 100.0
96 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Sering Adanya tindakan kekerasan
1 1.0 1.0 1.0
95 99.0 99.0 100.0
96 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Jenis Kekerasan yang Didapatkan
1 1.0 25.0 25.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Faktor kekerasan
4 4.2 4.2 4.2
92 95.8 95.8 100.0
96 100.0 100.0
Adanya faktor kekerasan Tidak faktor kekerasan Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Kekerasan Penyebab Anda Sebagai PSK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Suami mengetahui Anda sebagai PSK
36 37.5 100.0 100.0
60 62.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
PSK atas Kemauan Sendiri
92 95.8 95.8 95.8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Alasan atas kemauan sendiri (Ya)
27 28.1 29.3 29.3
65 67.7 70.7 100.0
92 95.8 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Alasan atas kemauan sendiri (Tidak)
3 3.1 75.0 75.0
Frequency Percent Valid Percent
Paksaan dari Suami
4 4.2 11.1 11.1
32 33.3 88.9 100.0
36 37.5 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Anggota Keluarga mengetahui pekerjaan Anda
87 90.6 92.6 92.6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Siapa anggota yang mengetahui
84 87.5 96.6 96.6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Alasan bekerja sebagai PSK
1 1.0 50.0 50.0
Frequency Percent Valid Percent
Anggota Keluarga Ada Sebagai PSK
1 1.0 1.0 1.0
95 99.0 99.0 100.0
96 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Siapa Anggota keluarga Yang Sebagai PSK
1 1.0 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Orang Pertama kali Mengajak Pekerjaan PSK
1 1.0 1.0 1.0
95 99.0 99.0 100.0
96 100.0 100.0
Keluarga Teman Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Kekecewaan Terhadap Pacar
4 4.2 4.2 4.2
92 95.8 95.8 100.0
96 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Alasan Kekecewaan Terhadap Pacar
4 4.2 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Faktor Lingkungan
7 7.3 7.3 7.3
89 92.7 92.7 100.0
96 100.0 100.0
faktor lingkungan Tidak faktor lingkungan Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent