PENGARUH MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV
DI SD NEGERI KALIABANG TENGAH VIII KOTA BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
Rizqi Maulidia Agustin NIM 1112018300019
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
i ABSTRAK
Rizqi Maulidia Agustin (1112018300019). Pengaruh Media Elektronik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas IV SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi, Jurusan Pendudukan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi pada bulan April–Mei 2016. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain control grup pretest and posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian kelas A (kelas eksperimen) sebanyak 36 orang dan kelas B (kelas kontrol) sebanyak 33 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa pilihan ganda dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan untuk uji normalitas menggunakan uji liliefors dengan teknik Kolmogorov-Smirnov, uji homogenitas dengan menggunakan One Way Anova. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji T-test. Setelah dilakukan pengujian, dapat diperoleh thitung yaitu 2.605 dan ttabel 1.996. Dengan kata lain thitung > ttabel atau 2.605 > 1.996. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi.
ii ABSTRACT
Rizqi Maulidia Agustin (1112018300019). Electronic Media Influence on Student Learning Outcomes in IPS (Social Studies) in the fourth grade of SD Negeri (Public Elementary School) Kaliabang VIII Bekasi City, Departement of Islamic Elementary School Teacher Education, The Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
This study aims to determine the influences of the electronic media to the Student Learning Outcomes in IPS (Social Studies) in the fourth grade of SD Negeri (Public Elementary School) Kaliabang VIII Bekasi City. This study was conducted in the fourth grade of SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Bekasi City in April-May 2016. The method used in this study is a quasi-experimental design with pretest and posttest control group. Sampling was done by purposive sampling technique. Class A study sample (experimental group) by 36 votes and class B (control group) as many as 33 people. The instruments used in this study are multiple-choice and observation sheet to observe the activities of the learning process. The data analysis technique used to test for normality is using liliefors test with Kolmogorov-Smirnov technique, the homogeneity test by using One Way Anova. Then proceed to test of the hypothesis using T-test. After all the test, the result was thitung with 2.605 dan ttable with 1.996. In other words thitung > ttable or 2.605 > 1.996. It can be concluded that there are significant use of electronic media to the learning outcomes of students in IPS classes in the fourth grade of SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Bekasi City.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Media Elektronik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah SWT membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati mengucapkan terima kasih yang terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Takiddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan waktu, masukan, solusi, nasihat, dan motivasi agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
iv
5. A. Basyuni, S. Pd, M. Si., selaku Kepala SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
6. Imas Tauriyah, S. Pd. I. dan R. Wahyudin, S. Pd, selaku Wali Kelas sekaligus Guru mata pelajaran IPS di kelas IV A dan IV B yang telah memberikan kesempatan dan bersedia bekerja sama selama penulis melakukan penelitian di kelas tersebut.
7. Seluruh dosen dan staff Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh staff guru dan karyawan SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi yang telah berbaik hati dan memberikan arahan selama penulis melakukan penelitian.
9. Teruntuk ayahku, Amar. S. Pd. dan mamaku, Narsih Jayanti, terima kasih telah menjadi motivasi terbesarku untuk lulus sekaligus penguatku dikala aku lelah menyusun skripsi, dan terima kasih atas dukungan dan doa yang tidak henti kalian panjatkan untuk kesuksesanku.
10.Teruntuk adik-adikku yang aku sayangi, Dendi Achmad Octavian, Septian Nur Machmud, Tiara Novia Romadhon, dan Muhammad Ibnu Qoyyim, terima kasih atas kelakuan-kelakuan menggemaskan kalian yang membuatku terhibur ketika aku lelah dan bosan menyusun skripsi.
11.Sahabat-sahabatku tercinta, Anisa Putri Utami, Astria, Jingga Puspa Wimantara, dan Saly Fadhila yang selalu memberikan masukan, bantuan, dan semangat yang tiada hentinya.
12.Teruntuk Firman Nur Azis, terima kasih atas waktu dan tenaga yang telah diberikan untuk membantuku membuat LKS serta laptop yang telah dipinjamkan untuk membantuku menyelesaikan skripsi.
v
14.Teruntuk teman seangkatan PGMI 2012, khususnya Kelas A, terima kasih atas waktu-waktu indah dan rasa kekeluargaan yang telah kalian berikan selama di bangku perkuliahan.
15.Serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga segala perhatian, motivasi, dan bantuan yang kalian berikan kepada penulis, dapat dibalas oleh-Nya sebagai ladang amal kalian. Amin.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih terdapat banyak kesalahan di sana-sini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.
Jakarta, 04 Agustus 2016
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C.Pembatasan Masalah ... 5
D.Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
A.Deskripsi Teoritis (Hakikat Variabel X dan Y) ... 7
1. Media Elektronik ... 7
a. Pengertian Media Elektronik ... 7
b. Sumber Media Elektronik ... 8
c. Media Pendidikan Elektronik ... 8
d. Manfaat Media ... 10
e. Keuntungan dan Kelemahan Media Elektronik ... 12
2. Hasil Belajar ... 12
a. Pengertian Hasil Belajar ... 12
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 16
c. Pengukuran Hasil Belajar ... 17
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Dasar (SD) ... 20
vii
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS di SD ... 21
c. Pengembangan Materi Pendidikan IPS SD ... 22
B. Kajian Penelitian Relevan ... 23
C.Kerangka Pikir ... 23
D.Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A.Tujuan Penelitian ... 26
B. Waktu Penelitian ... 26
C.Metode dan Desain Penelitian ... 26
D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
E. Variabel Penelitian ... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ... 28
1. Tes ... 28
2. Nontes ... 28
a. Wawancara ... 28
b. Observasi ... 29
G.Instrumen Penelitian ... 29
H.Uji Coba Instrumen ... 39
1. Uji Validitas ... 39
2. Uji Reliabilitas ... 40
3. Uji Daya Pembeda ... 41
4. Uji Taraf Kesukaran ... 42
I. Teknik Analisis Data ... 43
1. Uji Normalitas ... 43
2. Uji Homogenitas ... 44
3. Uji Hipotesis ... 44
4. Hipotesis Statistik ... 45
BAB IV IDENTITAS SEKOLAH, DESKRIPSI, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN ... 46
A.Identitas SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi ... 46
viii
1. Uji Validitas ... 47
2. Uji Reliabilitas ... 47
3. Uji Daya Pembeda ... 47
4. Uji Taraf Kesukaran ... 48
C.Deskripsi Data ... 48
1. Pertemuan Pertama ... 49
2. Pertemuan Kedua ... 50
3. Pertemuan Ketiga ... 51
4. Pertemuan Keempat ... 51
D.Data Hasil Belajar IPS ... 52
1. Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54
2. Analisis Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
E. Pengujian Persyaratan Analisis ... 60
1. Uji Normalitas ... 60
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60
b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60
2. Uji Homogenitas ... 61
a. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61
b. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62
3. Uji Hipotesis ... 62
a. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62
b. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63
F. Pembahasan Hasil Pengujian ... 63
BAB V PENUTUP ... 66
A.Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 66
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 26
Tabel 3.2 Matrik Variabel ... 28
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 30
Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar ... 34
Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 36
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Siswa ... 38
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Guru (Sebelum Penelitian) ... 38
Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru (Setelah Penelitian) ... 39
Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Soal ... 41
Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda ... 42
Tabel 4.1 Klasifikasi Tingkat Daya Pembeda ... 47
Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 48
Tabel 4.3 Daftar nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52
Tabel 4.4 Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 55
Tabel 4.6 Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Dan Kelas Kontrol ... 60
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Dan Kelas Kontrol ... 60
xi
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Dan Kelas Kontrol ... 62 Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan
Dan Kelas Kontrol ... 62 Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 70
Lampiran II Foto di Kelas Eksperimen ... 86
Lampiran III Foto di Kelas Kontrol ... 87
Lampiran IV Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar (Uji Coba Instrumen) ... 88
Lampiran V Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 98
Lampiran VI Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar (Pretest dan Posttest) ... 109
Lampiran VII Lembar Soal Pretest ... 111
Lampiran VIII Lembar Soal Posttest ... 113
Lampiran IX Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar (Posttest dan Pretest) ... 115
Lampiran X Hasil Wawancara dengan Guru ... 116
Lampiran XI Hasil Wawancara dengan Siswa ... 117
Lampiran XII Lembar Observasi Aktivis Belajar Siswa ... 118
Lampiran XIII Lembar Observasi Aktivitas Mengajar ... 122
Lampiran XIV Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .. 126
Lampiran XV Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 128
Lampiran XVI Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 129
Lampiran XVII Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 130
Lampiran XVIII Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ... 132
Lampiran XIX Surat Bimbingan Skripsi ... 133
Lampiran XX Surat Permohonan Izin Penelitian ... 134
Lampiran XXI Surat Keterangan Penelitian ... 135
Lampiran XXII Uji Referensi ... 136
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.1
Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar siswa. Namun, dalam implementasinya, tidak banyak guru yang memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah monoton masih cukup populer di kalangan guru dalam proses pembelajaran.2
Keterbatasan media pembelajaran di satu pihak dan lemahnya kemampuan guru menciptakan media tersebut di pihak lain membuat penerapan metode ceramah semakin menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan. Terbatasnya alat-alat teknologi pembelajaran yang dipakai di kelas diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu pendidikan pada umumnya.3
1
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012) , cet. 14, h. 1. 2
Ibid, h. 1-2. 3
2
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada dasarnya berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk materi, budaya, dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.4
IPS sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sifatnya terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi siswa disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan siswa.5 Ruang lingkup mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) meliputi beberapa aspek, yaitu manusia, tempat, dan lingkungan; waktu, keberlanjutan, dan perubahan; sistem sosial dan budaya; dan perilaku ekonomi dan kesejahteraan.6 Untuk memperoleh pengetahuan dan memperdalam pemahaman siswa pada pelajaran IPS, diperlukan media atau sumber belajar lain yang tidak hanya sekedar guru maupun buku.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dengan wali kelas dan siswa kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi pada hari Kamis, 31 Maret 2016, peneliti mendapatkan informasi bahwa:
1. Kegiatan belajar mengajar khususnya pada pelajaran IPS, guru belum pernah menggunakan metode pembelajaran lain. Selama ini, guru hanya menggunakan metode konvensional dan monoton yaitu metode ceramah. Sehingga pembelajaran hanya berfokus kepada guru.
2. Selama ini guru hanya mengandalkan atau berpaku pada bahan ajar yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu buku dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru belum pernah menggunakan media lain.
3. Guru akan memberikan siswa tugas yang ada di buku paket maupun LKS mereka ketika sudah selesai menyampaikan pelajaran. Saat siswa sudah
4
Iwan Purwanto, Pembelajaran IPS, (2014), h. 5. 5
Ibid, h. 3. 6
selesai mengerjakannya, guru dan siswa akan memeriksa jawaban secara bersama-sama. Jika jam pelajaran belum habis, guru akan memberikan siswa tugas lagi.
4. Pada saat pembelajaran dan saat mengerjakan tugas, sebagian siswa terlihat antusias, sebagian lainnya merasa bosan dengan penjelasan guru. Siswa yang bosan akan berbicara dengan temannya dan lama-kelamaan akan membuat kelas menjadi tidak kondusif.
5. Hasil belajar IPS sebagian besar siswa kelas IV sudah memenuhi KKM, namun beberapa masih ada yang sangat tertinggal nilainya.
6. Adanya fasilitas internet di sekolah, namun hanya tersedia di ruang guru. Belum terlalu sampai ke ruang kelas, khususnya kelas IV.
Setelah mengetahui permasalahan yang ada di kelas, terlihat bahwa guru dan buku masih menjadi sumber utama pembelajaran IPS. Guru masih menjadi pusat kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya berpaku kepada penjelasan guru dan isi dari buku yang dimilikinya. Hal itu mengakibatkan pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran IPS menjadi terbatas dan tidak maksimal serta siswa tidak mandiri dalam mencari informasi. Mereka terbiasa disuapi ilmu oleh guru dan bukunya. Untuk itu dapat peneliti simpulkan, bahwa dibutuhkan sebuah media atau sumber belajar lain yang dapat digunakan untuk membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam mencari sebuah informasi mengenai materi pelajarannya. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan media elektronik dalam pembelajaran.
Alasan peneliti memilih media elektronik sebagai media atau sumber belajar lain dalam pembelajaran IPS pada penelitian ini adalah karena saat ini kita hidup di zaman yang sangat modern dengan berbagai alat elektronik yang serba canggih. Media elektronik dapat dengan mudah kita temukan dan kita gunakan. Hal itu memungkinkan kita untuk mencari dan menemukan suatu informasi yang sudah atau bahkan belum kita ketahui, termasuk dalam pembelajaran.
4
sudut pandang orang lain, memperoleh inspirasi, dan lain-lain. Intinya, kita dapat belajar segala hal.
Kapasitas atau daya tampung media untuk memengaruhi keyakinan serta perilaku bisa dimanfaatkan untuk kepentingan siswa seperti mempromosikan aktivitas fisik dan pemanfaatan internet berbasis layanan pendukung di dalam pembelajaran. Selain itu, sajian televisi pendidikan yang ditonton anak usia dini pun berpengaruh pada kinerja akademik yang semakin meningkat. Memperoleh berita dan informasi yang cepat adalah sebuah kebutuhan primer masyarakat modern. Dengan media elektronik, kita semua bisa dengan mudah memperoleh berita dan informasi terbaru, baik dari dalam maupun luar negeri.7
Pembelajaran menggunakan media elektronik juga dapat mendorong semakin munculnya rasa ingin tahu dan kemandirian siswa. Siswa yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, akan lebih dulu mencari tahu materi yang akan dipelajarinya di sekolah dengan melakukan pencarian melalui media elektronik yang dimilikinya di rumah. Melalui pencarian tersebut, siswa dapat menemukan teks, audio, video, gambar, ilustrasi, dan lain-lain terkait dengan materi tersebut. Atau dengan kata lain, siswa bisa menemukan informasi yang berbentuk audio, visual, maupun audio visual.
Setelah melakukan pencarian informasi sendiri, maka diharapkan tingkat pemahaman, daya serap, dan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran akan lebih meningkat. Karena siswa akan lebih cepat memahami suatu materi pelajaran jika siswa terlibat langsung dalam proses tersebut. Daya serap siswa juga akan jauh lebih besar melalui informasi berbentuk audio visual dibanding hanya membaca.
Berdasarkan berbagai masalah dan penjelasan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian akan pentingnya media elektronik terhadap hasil belajar siswa. Dalam mengadakan penelitian ini, peneliti mengambil judul: “Pengaruh Media Elektronik terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran IPS di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi”.
7
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Guru masih menggunakan metode ceramah yang monoton dalam menyampaikan materi pelajaran IPS sehingga pembelajaran masih berpusat kepada guru.
2. Guru belum pernah menggunakan media pembelajaran lain selain buku dalam menyampaikan materi pelajaran.
3. Kurang/tidak adanya media atau sumber belajar lain selain buku pada pembelajaran IPS.
4. Belum diterapkannya penggunaan media elektronik dalam pembelajaran IPS.
5. Pengaruh media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
C.Pembatasan Masalah
Dari berbagai identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada masalah “Pengaruh Media Elektronik terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi”.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana pengaruh media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi?
E.Tujuan Penelitian
6
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoretis :
Meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan media elektronik dalam pembelajaran IPS.
2. Manfaat secara praktis : a. Bagi siswa
Dapat meningkatkan pemahaman, daya serap, dan memberikan informasi kepada siswa bahwa media belajar tidak hanya menggunakan buku dan guru tetapi dapat menggunakan media elektronik, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dan nilai yang memuaskan. b. Bagi guru
Dapat lebih kreatif dalam menentukan dan menggunakan media pembelajaran.
c. Bagi sekolah
7 BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.Deskripsi Teoritis (Hakikat Variabel X dan Y) 1. Media Elektonik
a. Pengertian Media Elektonik
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis Qbesar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.8
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.9
Sedangkan elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika.10 Jadi media elektronik adalah seluruh alat media yang memakai energi elektromeknis bagi pemakai untuk mengakses kontennya. Pengertian yang lebih sederhana dari media elektronik adalah semua informasi atau data yang diciptakan, didistribusikan, serta diakses memakai bentuk elektronik.11
8
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), cet. 14, h. 3. 9
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), cet. 14, h. 6. 10
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), http://kbbi.web.id/elektronik, 2016. 11
8
b. Sumber Media Elektronik
Sumber media elektronik yang paling akrab bagi penggunanya yaitu rekaman audio, rekaman video, konten online, dan presentasi multimedia. Selain itu, media ini pun bisa berbentuk analog maupun digital, meskipun media baru sebagian besar berbentuk digital. Tak hanya itu, seluruh peralatan yang dipakai dalam proses komunikasi elektronik seperti radio, televisi, telepon, perangkat genggam, konsol game, dekstop komputer pun termasuk dalam kategori electronic media.12
c. Media Pendidikan Elektronik
Media pendidikan yang bersifat elektronik, yaitu: 1) Komputer
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Komputer memiliki kemampuan untuk mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperti CD, video tape, dan audio tape. Di samping itu, komputer dapat merekam, menganalisis, dan memberi reaksi kepada respons yang diinput oleh pemakai atau siswa.
Pemanfaatan komputer untuk pendidikan sering dinamakan pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI) dikembangkan dalam beberapa format, antara lain drills and practice, tutorial, simulasi, permainan, dan discovery. Komputer juga telah digunakan untuk mengadministrasikan tes dan pengelolaan administrasi sekolah.13
Perkembangan teknologi komputer untuk saat ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bgi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan yang aktual dalam berbagai
12 Ibid. 13
bidang studi. Diskusi dan interaksi kilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web sekolah.14
2) Overhead Project (OHP)
Overhead Project (OHP) adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memproyeksikan bahan-bahan visual yang dibuat di atas lembar transparan. Ada dua jenis OHP yang biasa dipakai dalam pembelajaran, yakni stage overhead projector dan portable overhead projector.
Stage overhead projector merupakan jenis proyektor yang umumnya digunakan pada presentasi biasa di kelas. Proyektor ini terdiri dari kotak besar yang berisikan lampu yang sangat terang dengan kipas pendingin. Sedangkan transparansi layar yang ada di atas lensa fresnel adalah tempat untuk materi yang akan diproyeksikan melalui lensa yang mengarah ke layar.
Portable overhead projector mempunyai bentuk dapat dilipat dan mempunyai penutup. Pada OHP jenis ini lampu proyektor dipasang jadi satu dengan lensa di bagian atas OHP dan tidak dilengkapi dengan kipas pendingin.15
3) Radio
Di dunia pendidikan, hingga saat ini radio masih digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya untuk pembelajaran program pendidikan jarak jauh. Kelebihan dari radio yang paling menonjol adalah kemampuannya dalam mendistribusikan pesannya secara cepat dengan jangkauan dan sasaran yang sangat luas.
Program radio yang sangat memungkinkan dijadikan media pembelajaran adalah program tunda, yakni bahan-bahan atau isi pesan ajarnya (program audionya) direkam terlebih dahulu. Melalui program audio rekam, para siswa yang berada di berbagai wilayah dapat dikondisikan terlebih dahulu oleh para gurunya. 16
14
Wina Sanjaya, Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), cet. 6, h. 219.
15
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012) , cet. 14, h. 169-170. 16
10
d. Manfaat Media
Kemp dan Dayton mengidentifikasikan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
Melalui media, penafsiran yang beragam dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian tentang suatu ilmu melalui media yang sama akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima teman-temannya.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Media dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan guru, membuat mereka tertawa atau ikut sedih, memungkinkan mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka mengkonkretkan sesuatu abstrak, dan sebagainya. Dengan demikian, media dapat membantu guru menghidupkan suasana kelasnya dan menghindari suasana monoton dan membosankan.
3) Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif.
Media harus dirancang dengan benar, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Dengan media, guru dapat mengatur kelas mereka sehingga bukan hanya kelas dominasi guru atau guru yang aktif, tetapi juga siswa yang lebih banyak berperan. 4) Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
Seringkali guru menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk menjelaskan suatu materi. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu jika mereka memanfaatkan media pendidikan dengan baik.17 5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar-mengajar lebih efisien, tetapi membantu siswa menyerap materi pelajaran secara
17
lebih mendalam dan utuh. Dengan mendengar gurunya saja, siswa sudah memahami permasalahannya dengan baik. Tetapi bila pemahaman itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami melalui media, pemahaman mereka terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.
6) Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
7) Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan.
Dengan media, proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. Guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan bila media digunakan dalam pembelajaran. Dengan mengurangi uraian verbal (lisan), guru dapat memberi perhatian lebih banyak kepada aspek-aspek lain dalam pembelajaran. Peran guru tidak lagi menjadi sekedar pengajar, tetapi juga konsultan, penasihat, atau manajer pembelajaran.18
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat praktis dari penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan pemahaman siswa akan suatu materi, serta media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam pembelajaran, dan media dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa-siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.19
18
Ibid, h. 201-203. 19
12
e. Keuntungan dan Kelemahan Media Elektronik 1) Keuntungan
Media elektronik dapat memberikan suasana yang lebih hidup, penampilan lebih menarik, dan sekaligus dapat digunakan untuk memperlihatkan suatu proses tertentu secara lebih nyata.
2) Kelemahan
Dalam segi teknis dan biaya, penggunaan media elektronik memerlukan dukungan sarana dan prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan/bahan-bahan khusus yang tidak selamanya mudah diperoleh dari tempat-tempat tertentu.20
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, dan pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.21 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.22 Gagne menyatakan hasil belajar adalah kemampuan (performance) yang dapat teramati dalam diri seseorang dan disebut dengan kapabilitas.23 Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang berupa pengetahuan atau pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar atau yang lazim disebut dengan pembelajaran.24
Jadi hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kemampuan yang terjadi pada siswa setelah berlangsungnya proses belajar mengajar, yang
20
Sjukma Sjam, dkk, Perencanaan Pengajaran: Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: CV. Praktika Aksara Semesta, 2010), h. 125.
21
A. Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta), h. 58. 24
dapat diamati yaitu berupa pengetahuan atau pemahaman, keterampilan, dan sikap.
Benyamin S. Bloom mengelompokkan hasil belajar ke dalam tiga ranah atau domain, yaitu:
1) Hasil belajar ranah kognitif
Ranah kognitif dari hasil belajar ini meliputi penguasaan konsep, ide, pengetahuan faktual, dan berkenaan dengan keterampilan-keterampilan intelektual. Hasil belajar pada ranah ini mencakup:
a) Pengetahuan (knowledge)
Hasil belajar kognitif pada kategori ini adalah yang paling rendah akan tetapi menjadi prasyarat bagi pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi. Tujuan pembelajaran untuk mengembangkan hasil belajar kategori ini, biasanya dirumuskan dengan menggunakan kata-kata kerja seperti: memilih, mendefinisikan, melengkapi, mengidentifikasi, menyeleksi, menyebutkan, memberi nama, mendeskripsikan.
b) Pemahaman (comprehension)
Hasil belajar berupa pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yakni pemahaman terjemahan (menerjemahkan bahasa atau istilah), pemahaman penafsiran (menghubungkan bagian-bagian dari suatu kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok), pemahaman ekstrapolasi (kemampuan melihat makna yang tersirat, dapat membuat asumsi tentang konsekuensi dari suatu kejadian).
c) Aplikasi (application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan atau abstraksi yang dimiliki pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi dapat berupa ide, teori, metode, konsep rumus, hukum, prinsip generalisasi, pedoman, dan petunjuk teknis.25
25
14
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah usaha memilah suatu konsep atau struktur menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarki atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga hasil belajar sebelumnya. Dengan kemampuan menganalisis, siswa akan mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang sesuatu dan dapat memilah atau memecahnya menjadi bagaian-bagian terpadu, baik dalam hal prosesnya, cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya. e) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam satu kesatuan yang utuh. Berpikir sintesis merupakan sarana untuk mengembangkan berpikir kreatif. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kategori hasil belajar tertinggi. Evaluasi meliputi kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, dan materi. Untuk mampu mengevaluasi seseorang harus menguasai hasil belajar pada tingkat lebih rendah. Secara umum, hasil belajar tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan sering disebut sebagai kemampuan berpikir tingkat rendah (lower order thinking), sedangkan analisis, sintesis, dan evaluasi tergolong sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking).26
2) Hasil belajar ranah afektif
Tipe hasil belajar ranah afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi
26
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Hasil belajar pada ranah ini mencakup:
a) Reciving/Attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c) Valuing atau penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tsb.
d) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.27
3) Hasil belajar ranah psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a) Gerakan refleks (keterampilan gerakan yang tidak sadar), b) Keterampilan gerakan-gerakan dasar
c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
27
16
d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.
e) Gurakan-gerakan skill, mulai dari kesederhanaan sampai pada keterampilan yang kompleks,
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu dilakukan penilaian.28
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu: 1) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari.
b) Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Dalam rangka mempermudah ke arah itu, diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Semua dapat diberdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan sekolah. Kurikulum dapat dipakai oleh guru dalam merencanakan program pengajaran. Program sekolah dapat dijadikan acuan meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus
28
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna bagi kemajuan belajar anak di sekolah.29
2) Faktor Internal a) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka mudah lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, terutama mata sebagai alat melihat dan telinga sebagai alat mendengar.
b) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Oleh karena itu, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.30
c. Pengukuran Hasil Belajar
Pengukuran adalah suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif, baik data yang dinyalatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik dan prosedur pengukuran yang jelas dan benar. Hasil pengukuran merupakan landasan yang terpenting dalam
29
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineke Cipta, 2011), cet. 3, h. 176-180.
30
18
penilaian pendidikan. Hanya data dari hasil pengukuran saja yang dapat dipercaya dan dapat dijadikan landasan kuat bagi pengambilan keputusan.31
Cara mengukur hasil belajar yang selama ini digunakan di sekolah oleh guru adalah melalui serangkaian tes atau biasa disebut ulangan. Mulai dari ulangan harian, ulangan tengah semester, sampai ulangan akhir semester. Menurut tujuan dan fungsinya, tes hasil belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Tes Diagnostik
Adalah tes ditujukan untuk mengukur atau mendiagnostik kelemahan atau kekurangan siswa dan digunakan untuk memberikan perbaikan. 2) Tes Formatif
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya, baik antarteman sekelas maupun dalam penguasaan target materi. Hasil tes formatif digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran.
3) Tes Sumatif
Tes sumatif ditunjukan untuk mengukur penguasaan siswa pada akhir periode pendidikan, akhir cawu, semester atau tahun, dan digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam periode waktu tersebut.32
Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui bahwa tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sungguhpun demikian, tes dapat pula digunakan untuk menilai hasil belajar di bidang afektif dan psikomotoris.33
31
Helli Hasan, Pengukuran, Penilaian, dan Tes,
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/197509122006041-HELLI_HASAN/Pengertian_Pengukuran.pdf, 22 Mei 2016 pukul 21.34 WIB. 32
Nana Syaodih Sukmana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 9, h. 224.
33
Dalam penelitian ini, penilaian pada pelajaran IPS terbatas hanya pada penilaian kognitif. Ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.34 Pedoman penskoran dalam penelitian ini dibatasi pada penskoran soal bentuk pilihan ganda. Menurut Ainur Rofieq, cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada tiga macam, yaitu:
1) Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (bergantung pada bobot butir soal). Skor peserta didik diperoleh dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar.
Rumus: Skor =
� x 100 (skala 0-100)
Keterangan:
B = Jumlah jawaban benar N = Jumlah soal
2) Penskoran ada koreksi jawaban, yaitu pemberian skor dengan memberikan pertimbangan pada butir soal yang dijawab salah dan tidak.
Rumus: Skor =[ � −
�− / �] �
Keterangan:
B = Jumlah soal yang dijawab benar S = Jumlah soal yang dijawab salah P = Jumlah pilihan jawaban tiap soal 1 = Bilangan tetap
N = Jumlah soal
3) Penskoran dengan butir beda bobot, yaitu pemberian skor dengan memberi bobot berbeda untuk sejumlah soal. Biasanya bobot butir soal menyesuaikan dengan tingkatan kognitif (pengetahuan,
34
20
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), yang telah ditetapkan guru.
Rumus: Skor = ∑
�� x 100%
Keterangan:
B : Jumlah soal yang dijawab benar b : Bobot setiap soal
Si: Skor ideal (skor yang mungkin dicapai jika semua soal dapat dijawab dengan benar)35
3. lmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Dasar (SD) a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Istilah social studies yang berasal dari bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi IPS. Perkembangan dan pengembangan IPS di Indonesia, ide-ide dasarnya banyak mengambil pendapat yang berkembang di Amerika Serikat. Sedangkan yang menyangkut tujuan, materi, dan penanganannya dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan nasional dan aspirasi masyarakat Indonesia. IPS merupakan subjek materi dalam dunia pendidikan di negara kita yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga sebagai materi yang dapat mengembangkan kompetensi dan tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat, maupun sebagai warga dunia.
Pengertian social studies adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan, sedangkan isi social studies yang bercirikan interdisipliner yang meliputi aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, sosiologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang di dalam prakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran di sekolah dan di Perguruan Tinggi atau dapat
35
dibelajarkan dari mulai pendidikan rendah atau SD sampai Perguruan Tinggi.36
Salah satu karakteristik dari definisi social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.37
Kurikulum 1975 mendefinisikan IPS sebagai salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi serta mata pelajaran sosial lainnya.
Menurut Moeljono Cokrodikarjo, IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan wujud integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.38
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasaanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.39
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS di SD
Di jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
36
Sapriya, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI Press, 2007), cet. 1, h. 3. 37
Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006) h. 7. 38
Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (2014), h. 4 39
22
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu, dapat memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS di tingkat SD/MI meliputi beberapa aspek, yaitu:
1) Manusia, tempat, dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.40
c. Pengembangan Materi Pendidikan IPS SD
Dari unsur materi pendidikan IPS di SD, dikembangkan dan digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Masyarakat merupakan sumber serta objek kajian materi pendidikan IPS, yaitu berpijak pada kenyataan kehidupan yang riil, dengan mengangkat isu-isu yang sangat berarti dari mulais kehidupan yang terdekat dengan siswa sampai kehidupan yang luas dengan dirinya. Yaitu menggunakan pendekatan kemasyarakatan yang akan meluas, yakni dimulai dari hal-hal yang terdekat ke hal-hal yang lebih jauh (global).
Program IPS pada kelas rendah (kelas 1-3) yaitu dengan cara mengintegrasi beberapa disiplin yang bertolak dari satu tema tertentu dengan melibatkan disiplin sejarah, sains, dan bahasa. Sedangkan pada kelas tinggi (kelas 4-6) masuk ke dalam mata pelajaran. Merujuk muatan materi tersebut, IPS di SD merupakan pelajaran yang telah disederhanakan dari bagian-bagian pengetahuan atau konsep-konsep ilmu-ilmu sosial, dimana
40
tingkat kesukarannya telah disesuaikan dengan tingkat kecerdasan, minat, dan pertumbuhan usia perkembangan siswa sekolah dasar.41
B.Kajian Penelitian Relevan
1. Mishadin (2012). Jurnal Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran Elektronika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul. Hasil penelitian ini adalah bahwa efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran elektronika terbukti lebih efektif, yaitu dengan tercapainya prestasi belajar sesuai KKM yang ditetapkan. Terdapat perbedaan prestasi belajar aspek kognitif antara penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan penggunaan media pembelajaran konvensional pada mata pelajaran elektronika, dengan harga F untuk “kelompok” diperoleh 35,14, signifikansi 0,000<0,05. Terdapat perbedaan prestasi belajar aspek psikomotor antara penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan penggunaan media pembelajaran konvensional pada mata pelajaran elektronika, dengan harga F untuk “kelompok” diperoleh 66,54, signifikansi 0,000<0,05.
2. Ghulam Nurul Huda. Artikel Dampak Kemajuan Media Elektronik Terhadap Minat Baca Para Pelajar Indonesia. Berdasarkan artikel tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan para pelajar indonesia senang menggunakan media elektronik sebagai sumber untuk mencari suatu informasi dibandingkan dengan mencari di media cetak. Selain cepat mencarinya media elektronik juga sangat menarik karena dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik. Para pelajar juga berpendapat bahwa mereka menjadi malas membaca karena mereka lebih menyukai hal-hal yang instan untuk mencari suatu informasi yaitu dengan menggunakan media elektronik.
C.Kerangka Pikir
Seiring perkembangan zaman dan semakin derasnya arus globalisasi, semua bidang dalam kehidupan merasakan perubahannya, tak terkecuali dengan bidang
41
24
pendidikan. Dalam bidang pendidikan, dampak yang sangat terasa adalah sarana dan prasarana serta berbagai fasilitas di sekolah menjadi lebih baik, sehingga proses belajar yang tadinya membosankan dapat dilaksanakan dengan lebih menyenangkan. Siswa dan guru menjadi lebih nyaman berada di sekolah.
Namun, dampak globalisasi belum dirasakan di semua sekolah. Masih banyak sekolah yang minim sarana dan prasarana serta fasilitasnya. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa-siswanya. Di sini ditemui permasalahan yaitu banyak guru-guru khususnya guru pada jenjang sekolah dasar sudah berusia lanjut sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran hanya menggunakan metode atau cara mengajar yang konvensional yaitu dengan metode ceramah saja. Akibatnya siswa menjadi malas-malasan saat belajar, cepat bosan, dan kurang termotivasi dalam belajar. Siswa juga menjadi kurang memahami akan materi yang disampaikan guru. Khususnya pada mata pelajaran IPS, kebanyakan guru hanya mengajarkan melalui metode ceramah saja. Pelajaran IPS yang harusnya menyenangkan malah membuat sebagian besar siswa beranggapan bahwa pelajaran IPS membosankan. Hal itu tidak lain karena penyampaian materi yang dilakukan oleh gurunya.
yang telah disampaikan, siswa akan mampu mendapatkan nilai yang memuaskan pada saat ujian.
Dari penjelasan di atas, diharapkan melalui media elektronik siswa mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar mereka pada pembelajaran IPS. Oleh karena itu, peneliti akan mengkaji tentang pengaruh media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi. Di bawah ini adalah bagan kerangka pikir dari penelitian tersebut:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
D.Hipotesis Penelitian
Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. H0, tidak ada pengaruh media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi.
2. H1, ada pengaruh media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi.
CONTEXT
Pengaruh media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi
INPUT
Menggunakan media elektronik pada proses pembelajaran IPS
Process
Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
FEEDBACK
Product
26 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, fakta, dan hasil yang tepat tentang pengaruh media elektronik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi.
B.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan April–Mei semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
C.Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan.42
Desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest and posttest. Penelitian dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama dengan treatment menggunakan media elektronik dan kelompok kedua dengan menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pre-test Treatment Post-test
Eksperimen T1 XE T2
Kontrol T1 XK T2
Keterangan:
42
XE : treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan media elektronik
XK : treatment (perlakuan) pada kelas kontrol yaitu menggunakan pembelajaran konvensional
T1 : pre-test T2 : post-test
D.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.43 Dalam penelitian ini populasinya yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri Kaliabang Tengah VIII Kota Bekasi yang berjumlah 228 siswa.
Sampel penelitian adalah sebagai bagian dari populasi.44 Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan.45 Dalam penelitian ini, sampel yang akan diambil terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas IV A, dengan menggunakan model pembelajaran menggunakan media elektronik pada pelajaran IPS. Kelas kontrol adalah kelas IV B, dengan tidak menggunakan media elektronik pada pelajaran IPS atau menggunakan pembelajaran konvensional.
E.Variabel Penelitian
Variabel adalah sebuah konsep atau objek yang sedang diteliti, yang memiliki variasi ukuran, kualitas yang ditetapkan oleh peneliti berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki konsep (variabel) itu sendiri.46
Ada dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel media elektronik sebagai variabel bebas yang dilambangkan dengan (X) dan variabel
43
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineke Cipta, 2010), cet. 8, h. 118. 44
Ibid, h.121. 45
Nana Syaodih Sukmana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 9, h. 254.
46
28
hasil belajar IPS sebagai variabel terikat yang dilambangkan dengan (Y). Berikut ini tabel variabel beserta lambangnya:
Tabel 3.2 Matrik Variabel
Variabel bebas Variabel terikat
Media Elektronik (X) Hasil belajar IPS (Y)
F. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
1. Tes
Tes diberikan pada kedua kelas sampel dengan pemberian tes yang sama, yaitu pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Posttest digunakan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu seperti yang dirumuskan dalam indikator hasil belajar.47
Bentuk soal dapat berupa pilihan ganda dan uraian yang memuat aspek-aspek kemampuan siswa. Dalam penelitian ini, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda.
2. Nontes
Teknik pengumpulan data nontes digunakan untuk mengukur perubahan sikap dan pertumbuhan siswa. Teknik pengumpulan data nontes yang digunakan yaitu:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data nontes yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu. Wawancara juga berguna untuk memperoleh
47
data agar memengaruhi situasi atau orang tertentu.48 Wawancara akan dilakukan ketika proses belajar mengajar di kelas eksperimen selesai. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pengaruh media elektronik bagi siswa.
b. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena. Tujuan utama observasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai sutu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik), interaksi antara peserta didik dengan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skills).49 Observasi dilakukan ketika proses belajar mengajar di kelas eksperimen sedang berlangsung.
Pengumpulan data yang peneliti dapatkan, akan dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Teknik Pengumpulan Data
No Data Sumber Data Teknik Pengumpulan
1. Nilai Siswa Tes
2. Informasi Guru dan siswa Wawancara
3. Proses Belajar Siswa Observasi
G.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman materi peserta didik sebelum dan setelah melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS.
48
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 5, h. 157-158.
30
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item soal pilihan ganda terdiri dari empat alternatif pilihan jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah dua puluh soal. Tes hasil belajar IPS diberikan sebelum dan sesudah siswa mempelajari materi IPS dengan menggunakan media elektronik. Semua tes yang diberikan berguna untuk mengukur kemampuan kognitif siswa yang meliputi pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4).
Sebelum membuat instrumen, peneliti lebih dulu membuat kisi-kisi instrumen yang dibuat mengacu pada indikator-indikator kemampuan siswa pada materi perkembangan teknologi dan jenis-jenis masalah sosial. Kisi-kisi tes ini dibuat sebanyak 23 indikator dan 40 soal.
jenis-jenis kapal.
34
pembelajaran dan kelas kontrol yang tidak diberi treatment. Adapun pedoman observasi dan wawancara dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 3.5
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR
Berilah tanda ceklis (√) pada angka sesuai pengamatan anda! Keterangan:
4 = Sangat Baik 3 = Baik
2 = Cukup 1 = Kurang
NO ASPEK YANG DIAMATI NILAI
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa 2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran A.Penjelasan materi pelajaran
1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
2. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi
3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa
4. Memfasilitasi interaksi antara guru, siswa-materi pelajaran
B.Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan pembelajaran aktif
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa
C.Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran 2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
D.Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan 2. Melakukan penilaian IV PENUTUP
1. Melakukan konfirmasi
2. Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut Jumlah
TOTAL PENILAIAN*
Skor Maksimal : 76 Skor Minimal : 0
*
Cara penghitungan = � � ���
� � �
Bekasi, ___ ____________ 2016
Observer
36
Tabel 3.6
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Berilah tanda ceklis (√) pada angka sesuai pengamatan anda! Keterangan:
4 = Sangat Baik 3 = Baik
2 = Cukup 1 = Kurang
NO ASPEK YANG DIAMATI Nilai
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa 2. Kesiapan menerima pembelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran 2. Bertanya saat proses penjelasan materi 3. Interaksi antar siswa
4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar 2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan
kesempatan
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 4. Mengikuti proses pembelajaran
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru
media pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar IV PENUTUP
Keterlibatan dalam memberi rangkuman/ kesimpulan
Jumlah
TOTAL PENILAIAN*
Skor Maksimal : 72 Skor Minimal : 0
*
Cara penghitungan = � � ���
� � �
Bekasi, ____ _______ 2016 Observer