• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Sistem Penunjang Keputusan Dalam Rangka Mendukung Program Iptekda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Sistem Penunjang Keputusan Dalam Rangka Mendukung Program Iptekda"

Copied!
326
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)

MODEL SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DALAM

FUNGKA MENDUKUNG PROGRAM IPTEIDA

OLEH

:

ABDUL HAKIM

PROGRAM STUD1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT

PERTANIAN

BOGOR

(170)

ABSTRACT

ABDUL HAKIM. Model of Decision Support Svstem in Order to Support the iptekda Progmm. Under the direction o f Marinzin, M Zein Nasutiorz, and Yandra Arkeman.

The development of an iptekda program which relates to agroindustry is complex and involves various factors. Therefore, this research which focus on strategic decision making for Ipfekda program used systenz approach.

Mode! of Decision Suppor: System in Order to Support the Iptekda Progranz that consists of the Decision Support System and Artlficiul Neural A'etworks is impienzented with Visual Basic 6.0 and Mathlab 5.3 and nalned DSS-SZAGA. The DSS SZAGA consists o f mode! based management system, datdknowledge based nzanagenzenr system, and dialog managemenl system. The nzodel based management system consists of several models: 1) technology selection model,' 2) commodity selection model, 3) technology weighting model, 4) forecasting model, 5) technology added value model, 6)financial model, 7) andfeasibility prediction model.

DSS-SIAGA was constructed as a tool to formulate policy for Iptekda program through several methods of analysis. Decision techniques analysis used in the program were Exponential Comparative Method and Analytical Hierarchy Process to chose commodity priority, and Semi Numeric Fuzzy Preference method and Ordered Weighted Average to decide weight of criteria on group decision making (expert) evaluation, and Artificial Neural Networkfor agroindustry feasibility prediction.

DSS-SZAGA veriJication in Bogor district showed that' the suggested commodity were nutmeg, coconut, coffee, and rubber with product diversifications were nata de coco, myristica fragrant, instant cofSee, and shoes; the most feasible industry was nata de coco, the suggested product technology was nata de coco packaging process wit11 feasibility prediction value was 0.7508 at interval most feasibility, therefore nata de coco industry was the most feasible to be developed in

Bogor district.

(171)

MODEL SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DALAM

RANGKA MENDUKUNG PROGRAM IPTEKDA

ABDUL HAKIM

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

PROGRAM PASCA SARJANA

(172)

Judul Tesis : Model Sistem Penunjang Keputusa~l Dala~n Rangka Mendukung Program Iptekda

Nama Mahasiswa : Abdul Haltim NRP : 98376

Program Studi : Telcnologi Industri Pertanian

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Marimin, MSc

Ketua

Ir. M. Zein Nasution, MAppSc Dr. Ir. Yandra Arkeman, MSc

Anggota Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi

Teknologi Industri Pertanian

, " ' -

Dr. Irawadi Jamaran

(173)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di!ahirl:an di Jakala pada tanggal 18 Cktober 1964 sebagai anak

kelima dari pasangan H. Addas Kadir (Alm) dan H. Sally (Alm). Pendidikan sarjana

ditempuh di Jurusan Statisrika Terapan, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan

Alzm, Universitas Terbuka (UT) Jakarta; lulus pada tahun 1990. Pada tahun !99S,

penulis diterima di Program Studi Teknologi Industri Pertanian pada Program

Pascasarjana IPB dan menamatkan pada tahun 2003. Beasiswa pendidikan

pascasarjana diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Penulis bekerja sebagai staf Biro Perencanaan sejak tahun 1990 dan

Perencana Muda dalam Jabatan Fungsional Perencana pada tahun 2002. Bidang

penelitian yang menjadi tanggung jawab penulis ialah perencanaan dan penyusunan

(174)

PRAKATA

Fuji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak Januari 2001 ini ialah Model Sistern Penunjang

Keputusan Dalam Rangka Mendukung Program Iptekda.

Tesis ini berisi berisi tentang model DSS-SIAGA (Model Sistem Penunjang

Keputusan Dalam Rangka Mendukung Program Iptekda) yang dirancang untuk

membantu para pengambil keputusan terutama oleh Pengelola Program Iptekda

dalam ha1 perencansan kegiatan pada lingkup program Iptekda.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Marimin, MSc selaku

Ketua Komisi Pembimbing, Bapak Ir. M. Zein Nasution, MAppc, Bapak Dr. Ir

Yandra Arkeman, MEng masing-masing selaku Anggota Komisi Pembimbing dan

ibu Dr. Ani Suryani, DEA sebagai Dosen Penguji Luar. Disamping itu penghargaan

penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Teguh Rahardjo sebagai atasan penulis, Kepala

Bagian Program, Biro Perencanaan, BPPT dan seluruh Staf Bagian Program yang

memberikan banyak kesempatan dalam menyelesaikan tugas ini serta rekan-rekan

sesama mahasiswa Studi Teknologi Industri Pertanian'(TiP) Program Pascasarjana

IPB. Penulis memanjaikan do'a kepada kedua Orang Tua saya H. Addas Kadir (Alm)

dan H. Sally (Alm) semoga Allah SWT menerima amal ibadahqja, mengampuni

segala dosanya dan mengasihinya. Dan ungkapan rasa bersyukur dan terima kasih

(175)

Fatikrani (Yanda). Muhammad AlGhifari Raihm (Alghi) atas segala doa dan kasih

sayang.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalarn karya

ilmiall ini, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya

mem'cangun agar karya ilmiah ini menjadi lebih baik. Semoga karya ilmiah ini

bermanfaat juga bagi pihak-pihak yang memerl~kan.

Bogor, Desember 2002

(176)

ABDUL HAKIM. Model Sistem Penunjang Keputusan Dalam Rangka Mendukung

Program Ipt2kda. Dibalvah bimbingan Marimin, M. Zein Nasution, dan Yandra

Arkeman.

RINGKASAN

Program Iptekda ada!ah suatu kcbijaltan yang menerapkan dan memanfaatan

teknologi proven, tepat guna dan sederhana pada suatu lcomoditi di daerah. Program

ini bertujuan membantu pemecahan permasalahan pembangunan di daerah dan

meningkatkan kemampuan teknologi pada Usaha Kecil Menengah, Koperasi dan

Industri Kecil (UKMK & IK) serta kelompok-kelompok pelaku ekonomi lain melalui

penerapan teknologi. Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah terlaksananya

penyebarluasan, penerapan dan pemanfaatan hasil-hasil iptek di daerah yang dapat

dirasakan secara langsung oleh UKMK & IK sehingga tercipta kegiatan ekonomi

masyarakat yang mampu menghasilkan produkljasa yang bemilai tambah dan

berdaya saing tinggi.

Selain itu program Iptekda diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala yang

dihadapi pada pengembangan agroindustri, yaitu: kegiatan produksi masih bersifat

resource base daripada iechnological base atau capital base, kurangnya manajemen

teknologi, dan kerjasama antara lembaga litbang, pemerintah pusat dan daerah serta

dunia usaha.

Namum sebagian besar program ini belum secara maksimal sesuai dengan

yang diharapkan, oleh karena itu, diperlukan adanya dukungan dalam rangka

(177)

tzknologi, kesesuaian teknologi, pemilihan komoditas unggulan daerah, pri~ritas

teknologi yang akan diterapkan, sistem pemasaran, analisa nilai tambah teknologi,

dan acalisa pendanaan (finansial) sehingga program ini mampu menghasilkan nilai

tambah produkljasa dan berdaya saing tinggi pada UKMK & IK.

Model Sistem Penunjang Keputusan Dalam Rangka Mendultung Program

Iptekcia dirancang dalam bentuk Model Sistem Penunjang Keputusanmenggunakan

perarigkat lunak Visual Basic 6.0 dan Matlab versi 5.3 dengm nama DSS-SIAGA.

Model DSS-SIAGA terdiri dari Sistem Manajemen Basis Model, Sistem Manajemen

Basis DataRengetahuan dan Sistem Manajemen Dialog.

Model DSS-SIAGA dalam implementasi program dibagi dalam beberapa

model, yaitu: 1) Model Kesesuaian Teknologi (Modsutek) dianalisa dengan

menggunakan identifikasi dan kesesuaian kebutuhan dengan kesediaan teknologi, 2)

Model Pemilihan Komoditas (Modmikom) dianalisa dengan metode Perbandingan

Eksponensial (MPE), sedangkan bobot criteria, yaitu: luas areal (ha); jumlah produksi

(ton), banyak kepemilikan (kk); jumlah tenaga kerja yang diserap (org), harga bahan

baku (Rpikg), pangsa pasar (ton) pangsa pasar (US$) menggunakan metode

Komparasi Berpasangan. 3) Model Pembobotan Teknologi (Modbotek) dianalisa

dengan inetode Semi Numerik Preferensi Fuzzy (SNPF) untuk menentukan

nilaitbobot teknologi produk dengan kriteria-kriteria: kemudahan, sumberdaya

manusia (SDM), fleksibilitas, pengembangan, dan biaya. 4) Model Peramalan Produk

Agroindustri (Modper) dengan menggunakan model peramalan rata-rata linear

bergerak atau pemulusan eksponensial tergantung pola datanya, 5) Model Nilai

(178)

Finansial (Modfin) mengtinakan analisa finansial, dan 7) Model Prediksi Kelayakan

Usaha (Modpielaus) dianalisis dengan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) untuk

menentukan piedikat kelayakan usaha.

Hasil verifikasi Model DSS-SIAGA di Kabupaten Bogor dan analisis

menunjukkan bahwa:

a) Komoditas unggulan di Kabupaten Bogor adalah: kelapa, melinjo, pala, teh, karet,

cengkeh, kopi. dan kencur dengan diveisifikasi produk adalah nata de coco,

emping melinjo, manisan pala, teh hijaulteh hitam, sepatu sandal, bunga cengkeh

kering, kopi olahan (bubuk), dan.obat-obatan.

b) Komoditaslproduk unggulan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan lebih

lanjut adalah: kelapa (nata de coco), pala (manisan pala), karet (sepatu sandal),

dan kopi (kopi olahanlbubuk).

c) Hasil analisis SNPF dari keempat komoditas unggulan menghasilkan satu

nilailbobot teknologi yang tertinggi adalah: teknologi proses produksi dan

pengemasan nata de coco.

d) Hasil analisis JST terhadap pengembangan agroindustri nata de coco

menghasilkan nilai predikat kelayakan adalah 0.7508 berada pada selang sangat

layak, sehingga usaha produk nata de coco layak dikembangkan di Kabupaten

Bogor.

Untuk penyempurnaan program DSS-SIAGA di Kabupaten Bogor disarankan

(179)

a) Per!u adanya ve~ifikasi data hasil kegiatan program Iptekda yang dilaksanakan

pada daerah kabupaten Bogor, sehingga hasil verifikasi tersebut dapat dijadikan

bahan referensi dalam mengevaluasi kegiatan program Iptekda.

b) Perlu adanya tamballan krireria dalam model pernilillan komoditas unggulan

sehingga hasilnya dapat secara nyata mencerminkan potensi daerah setempal.

c) Perlu adaya model kajiai: dampak sosial dan ekonomi serta perwilayahail

(180)

DAFTAR

IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

...

DAFTAR LAMPIRAN

...

xXini

...

I

.

PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang

...

1

. .

...

1.2. Tujuan Penelltian 4

...

1.3. Keluaran dan Kegunaan Penelitian 5

. .

1.4. Ruang Lingkup Penelltian

...

5

I1

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

7

...

2.1. Program Iptekda 7

2.2. Dukungan Program Iptekda

...

10

2.3. Pengambilan Keputusan Kelompok

...

11

...

2.4. Metode Proses Hierarki Analitik 12

2.5. Metode Perbandingan Eksponensial

...

13

...

2.6 Logika dan Bilangan Fuzzy 14

...

2.7. Metode Semi Numerik Preferensi Fuzzy 18

2.8. Sistem Intelijen Pendukung Keputusan

...

20

...

2.9. Kecerdasan Buatan (ArtiJicial Intelligence) 22
(181)

2.1 1 . Sistem Inferensia Berbasis Fuzzy-Neura

2.11.1. Model Inferensia Fuzzy Sugeno

...

2.1 1.2. Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

...

2.12. Komoditas Agroindutri

...

...

2.13. Kelayakan Usaha Agroindustri

2.13.1. Aspek Pasar dan Pemasaran

...

2.13.2. Aspek Teknologis

...

2.12.3. Aspek Finansial

...

111

.

METODOLOGI PENELITIAN

...

. .

3.1. Kerangka Pem~klran

...

3.2. Tahapan Penelitian

...

3.3. Pendekatan Sistem

...

3.3.1. Analisa Kebutuhan

...

3.3.2. Formulasi Masalah

...

.

.

3.3.3. Identifikasi Slstem

...

...

3.4. Tata Laksana

...

...

3.4.1. Metode Pengumpulan Data !

3.4.2. Metode Pengolahan Data

...

...

3.4.3 Metode Pengembangan Sistem Penunjang Keputusah

IV

.

REKAYASA MODEL SISTEM

...

4.1. Konfigurasi Model

...

4.2. Rancang Bangun Model

...

(182)

4.2.2. Sistem Manajemen Gasis UatafPengetahuan

...

4.2.3. Sistem Manajemen Basis Model

...

V

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

5.1. Verifikasi Model SIAGA

...

5.2. I\/Iodel Kesesuaian Teknologi

...

...

5.3. Model Pemilihan Komoditas

5.4. Model Pembobotm Teknologi

...

5.5. Model Peramalan Produk Agroindustri

...

5.6. Model Nilai Tambah Teknologi

...

...

5.7. Model Finansial

5.8. Model Prediksi Kelayakan Usaha

...

5.10. Strategi Pemanfaatan Sistem

...

...

VI

.

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

.

Kesimpulan

...

6.2. Saran

...

DAFTAR PUSTAKA

...

:

...

...

LAMPIRAN

...

X l l l
(183)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1

.

Jenis dan Jurnlah Kegiatan Iptekda

...

9

2 . Lokasi Kegiatan Iptekda

...

10

. .

3

.

Label Lingulst~k

...

18

4 . Transfo~masi Liguistik Kedalam Interval

...

19

5 . Produksi Komoditas Unggulan Kabupaten Bogor

...

34

6

.

Keluaran Model Kesesuaian Kebutuhan dan Kesediaan Teknologi

....

69

7 . Keluaran Model Pemilihan Komoditas

...

71

8

.

Keluaran Model Pembobotan Teknologi Komoditas

...

72

9

.

Keluaran Model Peramalan produk Agroindustri

...

73

10

.

Klasifikasi Himpunan Nilai Fuzzy

...

75

11 . Proses Anfis Predikat Kelayakan Usaha

...

76

12

.

Keluaran Model Predikat Kelayakan Usaha

...

77

13

.

Hasil Analisis Kesesuaian Kebutuhan dan Kesediaan Teknologi

...

79

...

14

.

Produksi Perkebunan Rakyat Kabupaten Bogor

:

...

79

...

15 Produksi Perkebunan Besar Kabupaten Bogor 80

...

16

.

Hasil Analisis Komoditas Unggulan Kabupaten Bogor 81

...

17 . Jumlah Kepemilikan Usaha Kabu~aten Bogor 81 18

.

Hasil Analisis Pembobotan Teknologi Komoditas

...

82
(184)

xv

20

.

Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor

...

84

...

21 . Klasifikasi IIinpunan Nilai Fuzzy 88
(185)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halmzn

1

.

Fungsi Keanggotaan Gugus Fuzzy ... 16

2

.

Struktur Umum SFK

...

21

3

.

Model Jaringan Syaraf Tiruan

...

24

4

.

Fungsi Aktivitas Sigmoid Biner, Range [@. 11

...

25

5

.

Struktur Jaringan Syaraf Tiruan

...

26

6

.

Model Inferensia Sugeno Untuk Pengambilan Keputusan

... ;.

...

29

7

.

Diagram Alir Pengolahan Biji Kopi

...

36

8

.

Diagram Alir Proses Pembuatan Nata de coco

...

38

...

9

.

Diagram Alir Kerangka Penelitian 49 10

.

Tahapan Analisa Sistem

...

52

11

.

Diagram Lingkar Sebab-Akibat DSS

...

54

12

.

Diagram Input-Output DSS

...

57

13

.

Bagan Alir Pengembangan DSS

...

61

...

14

.

Konfigurasi Model DSS-SIAGA 66

...

...

15

.

Diagram Alir Model Kesesuaian Teknologi

:

69

...

16

.

Diagram Alir Model Pemilihan Komoditas 70

...

17

.

Diagram Alir Model Pembobotan Teknologi 72 18

.

Diagram Alir Model Peramalan Produk Agroindustri

...

73

19

.

Diagram Alir Model Nilai Tambah Teknologi

...

74
(186)

xvii

21. Diagram Alir Model Predikat Kelayakan Usaha

.

.

. . .

...

77
(187)

DAFTAR

LAMPIRAN

Nomor Halaman

1

.

Petunjuk Penggunaan Program DSS-SIAGA

...

99

2

.

Perkembangan Data Statistik Komoditas Kabupaten Bogor

...

119

3

.

Hasjl Penilaian Pakar dengan Metode SNPF

...

121

.

.

4

.

Analisa Nilal Tambah

...

...

122

5

.

Jumlah dan Bia- a Tenaga Kerja

...

123

6

.

Perincian Biaya Investasi Proyek

...

124

...

7

.

Modal Awal Proyek 126

...

8

.

Biaya Penyusutan 127

...

9

.

Perincian Bahan Baku dan Bahan Pembantu 128

...

10

.

Perincian Biaya Produksi 130

...

11

.

Proyeksi Laba Rugi 131

...

12

.

Perkiraan Arus Kas 132

...

13

.

Perhitungan Kriteria Kelayakan 133

...

14

.

Perhitungan Break Event Point 135
(188)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Agroindustri sudah menjadi andalan dalam menghadapi gunjangan ekonomi

yang sulit saat ini, karena agroindustri sangat membantu dalam pemulihan

perekonomian nasionsl sekaligus memperkuat struktur industri dan inemiliki peranan

penting dalam upaya memperoleh devisa ncgara. Ini disebabkan juga oleh,

pengembangan agroindustri bercirikan penggunaan keunggulan komparatif dan

kompetitif dari aspek pengolahan sumber daya alam yang terdapat di dalam negeri

dan industri yang menggunakan banyak tenaga kerja (Solahuddin, 1998).

Nasution (2002) menyatakan bahwa program perkembangan agroindustri

dapat dicapai secara optimal apabila konsep dan pelaksanaan dilakukan secara

terpadu antar sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku (tingkat primer) dan

sektor industri dan perdagangan ditingkat sekunder serta didukung oleh lembaga

peneliti sebagai penyedia teknologi. Selain itu perkembangan agroindustri disuatu

wilayah harus mencerminkan sumberdaya setempat dengan pendekatan kebijakan

dari aspek pasar, kelembagaan dan skala usaha.

Perkembangan agroindustri sebagian besar bertumpu pada usaha kecil,

menengah koperasi dan industri kecil (UKMK & IK) yang telah mengakar pada

masyarakat tingkat menengah dan bawah. Hal ini merupakan sektor yang paling

sesuai untuk menampung banyak tenaga kerja serta dapat menjamin perluasan

berusaha, sehingga sanzat efektif dalam upaya meningkatkan perekonomian rakyat di

(189)

2

gejolak ekonomi dan menjadi andalm perekonomian nasional serta dalam

membangun atau pemulihzn ekonomi nasional.

Dewasa ini di Indonesia terdapat tidak kurang 39,04 juta unit usaha atau 99,6

persen dari total unit usaha merupakan usaha kecil menengah yang merupakan pelaku

usaha rakyat (BPS, 2001). Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk membantu

perkembangan usaha kecil, baik melalui penyediaan dukungan permodalan dan

pembiayaan seperti kredit usaha kecil, kredit modal kerja bergulir, modal ventura

maupun melalui penerapan berbagai sistem pembinaan seperti pola bapak angkat, inti

plasma, sub kontrak, keagenan dan lain-lain, namun belum secara optimal dapat

memicu perekonomian nasional. Hal ini disebabkan oleh kemampuan manajemen dan

teknologinya sangat terbatas, skala ekonomi yang kurang kondusif dan ketidakpastian

pasar juga sangat menghambat. Untuk itu diperlukan adanya upaya secara

menyeluruh dan terpadu, yang tidak hanya menyediakan dirkungan permodalan,

namun juga mencakup pembentukan kreativitas dan kewirausahaan, penyediaan

dukungan teknis untuk mengembangkan kemampuan manajemen dan teknologi.

Said (1996) mengemukkan bahwa penerapan teknologi di dalam agroindustri

merupakan suatu keharusan, sehingga produk-produk agroindustri mempunyai daya

saing dipasar global. Pada pelaksanaannya diperlukan kepakaran manajemen

teknologi, sehingga modal yang ditanam untuk investasi teknologi berrnanfaat kepada

usaha yang dilakukan dan kinerja pengoperasiannya menjadi efektif dan efisien.

Upaya yang lain dalam inenerapkan dan memanfaatkan teknologi untuk

meningkatkan kemampuan pada UKMK & IK diperlukan adanya kerjasama antara

(190)

3

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan dunia usaha. Bentuk kerjasama semua

komponen tersebut sekurang-kurang meliputi: pengembangan sutnberdaya msu~usia,

penentuan komoditas ungulan daerah, pengenalan dan penyebaran paket teknologi

serta peningkatan kemampuan kelembagaan (Prarnudya, 2000).

Upaya-upaya tersebut telab diterapkan pada program Iptekda. yaitu program

pemasyarakatan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan d m teknologi (iptek) di daerah,

yang bertujuan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi pada pengembangan

.agroindustri yang sebagian besar berbasis pada usaha kecil dan menengah. Selain itu,

kegiatan ini dimaksudkan agar lembaga litbang seperti BPPT, Perguruan Tinggi,

Litbang Departemen dan lembaga litbang lainnya dapat ikut berpartisipasi secara

langsung dalam rangka membantu masyarakat mengatasi krisis dan sebagai upaya

program diseminasi iptek yang merupakan salah satu komponen dalam pembangunan

iptek (BPPT, 1999).

Berdasarkan hasil kegiatan program Iptekda, sebagian besar kegiatan

penelitian belum secara maksimal sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu,

diperlukan adanya analisa untuk pengembangan Iptekda, antara lain: komitmen antara

pengelola dan mitralpengguna, komoditas unggulan berdasarkan potensi daerah, serta

sistem pemasaran, teknis dan pendanaan sehingga tercipta peningkatan kegiataii

ekonomi masyarakat yang marnpu menghasilkan nilai tambah produkljasa dan

berdaya saing tinggi (BPPT, 1999).

Analisa lebih lanjut dalam rangka mendukung program Iptekda yang terkait

dengan agroindustri mengenai identifikasi dan kesesuaian kebutuhan dan kesediaan

(191)

4

pemasaran, teknis dan pendanaan (finansial) merupakan pernasalahan yang

kompleks menyangkut berbagai faktor dalam membuat suatu keputusan, sehingga

diperlukan kajian lebih h a s dan mendalanl secara kesistemm dalam rangka

mendukung program Iptekda.

Sistem sebagai teknologi manajemen mencakup interaksi antara ilmu.

orgmisasi dan lingkungan. Hal ini dimaksudkm bahwa ilmu sistem ridak hanya

dipelajari dari sejumlah karateristik sistem yang h a s , teknik dan metodenya tetapi

juga meliputi hal-ha1 yang akan menjadi perhatian utamanya, yakni suatu

pertimbangan yang meluas dari manajemen pada tingkat yang lebih tinggi (Eriyatno,

1996).

Kesisteman yang dimaksud disini adalah sistem penunjang keputusan

(decision support system atau DSS) yang dapat memecahan masalah secara efisien

dan efektif (Ramdhani, 1998) dengan memanfaatan jaringan syaraf tiruan (JST) dan

tekniWsistem fuzzy dalam melakukan inferensia predikat kelayakan usaha

agroindustri.

Mengacu pada fenomella di atas, maka diperlukan suatu model sistem

penunjang keputusan dalam rangka lnendukung program Iptekda untuk meningkatkan

perekonomian daerah sesuai dengan komoditas unggulan dan potensi daerah.

1.2. Tujuan Penelitian.

1. Mendapatkan model sistem penunjang keputusan dalam rangka

(192)

5

2. Memperoleh hasil pengujian model sistem peilunjaxig keputusan untuk

pemilihan komoditas unggulan, teknologi yang sesuai dan analisis prediksi

kelayakaq usaha agroindustri.

1.3. Keluaran dan Kegunaan Penelitian

Keluaran penelitian ini berupa model DSS yang dapat dijadikan sebagai bahm

pemikiran dan acuan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak terkait dalam

pengembangan agroindustri maupun program Iptekda. Adapun kegunaan penelitian

ini adalah:

1. Dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran sebagai bahan bagi

pihak-pihak terkait dalam pengembangan agroindustri berbasis sumberdaya

alam dan teknologi.

2. Dapat digunakan sebagai bahan pemikiran dalam merumuskan program

Iptekda berdasarkan prioritas komoditas unggulan, kesesuaian teknologi

komoditas, dan predikat kelayakan usaha.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk pengkajian dan pengembangan

program/kegiatan Iptekda yang lain di berbagai daerah.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada salah satu kabupaten tingkat I1 di Jawa

Barat, yakni di Kabupaten Bogor dan sekitarnya, pemilihan daerah ini didasarkan

(193)

6

Adapun anaiisa faktor penentu yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

Pengumpulan data komoditas unggulan daerah baik hasil kajian program

Iptekda maupun hasil survei lapang.

Analisa identifikasi kebutuhan dan kesediaan teknologi pada suatu

konioditas/produk.

Analisa kesesuaian kebutuhan dan kesediaan teknologi.

Analisa komoditas untuk pemilihan komoditas unggulan berdasarkan ranking

dengan kriteria data kuantitatif.

Analisa teknologi untuk menentukan teknologi pada komoditas berdasarkan

nilai non numerik tertinggi dengan kriteria yang sudah ditetapkan.

Analisa kelayakan usaha agroindustri berdasarkan aspek finansial, pasar, dan

nilai tambah teknologi.

Analisa prediksi kelayakan usaha agroindustri berdasarkan klasifikasikan

himpunan fizzy.

Menguji model DSS untuk pemilihan komoditas unggulan, teknologi yang

(194)

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Program Iptekda

Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah dicanangkan sebagai salah satu

dari sembilan azas pembangunan nasional dan salah satu dari tujuh bidang

pembangunan. Sasaran yang ingin dicapai dalam bidang iptek adalah terwujudnya

suatu kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan iptek

untuk memacu laju pembangunan yang berkelanjutan serta bemawasan lingkungan

(GBHN, 1998)

Program pemasyarakatan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek) di daerah disebut dengan program Iptekda adalah suatu kebijakan yang

menerapkan dan memanfaatan teknologi proven, tepat guna dan sederhana pada suatu

komoditi di pendesaan, bertujuan untuk membantu pemecahan permasalahan

pembangunan di daerah dan meningkatkan kemampuan teknologi pada usaha kecil,

menengah koperasi dan industri kecil (UKMK & IK) serta kelompok-kelompok

pelaku ekonomi lain melalui penerapan teknologi hasil-hasil penelitian dan

pengembangan yang dilakukan BPPT.

Sasaran yang hendak dicapai adalah terlaksananya penyebarluasan, penerapan

dan pemanfaatan hasil-hasil iptek di daerah yang dapat dirasakan secara langsung

oleh UKMK & IK sehingga tercipta kegiatan ekonomi masyarakat yang mampu

menghasilkan produkljasa yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi (BPPT,

(195)

8

Pelaksanaan program Iptekda secara keseluruhan mencakup mekanisme

perencanaan dan pelaksanaan serta pengelolaan pada proses manajemen

program/kegiatan, yang terdiri dari seleksi, monitoring dan evaluasi serta pelaporan

1. Pelaksansan Seleksi

Seleksi usulan kegiatan iptekda dilakukan untuk memberikan arahan dan

inendekatkan pada tlljnan dilaksar~akmlya prograintkegiatan itu sendiri. Seleksi juga

akan rnenentukan optimasi penggunaan dana, perbaikan kualitas, menjalankan proses

secara efisiensi, efektif serta meningkatkan produktivitas

Tujuan pelaksanaan seleksi adalah:

1. Menilai dan mendapatkan usulan-usulan proposal yang layak untuk menjadi

kegiatan program iptekda

2. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pelaksanaan program iptekda, melalui

optimasi penggunaan dana, pelaksanaan proses dan meningkatkan

produktivitas SDM

3. Memberikan masukan dan rekomendasi bagi pelaksanaan pengeloaan

program iptekda

2. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring adalah suatu kegiatan pemantauan secara langsung di lapangan

terhadap pelaksanaan programkegiatan lainnya dengan tujuan untuk mengetahui

perkembangan pelaksanaan suatu kegiatan dan menjaga agar pelaksanaan kegiatan

berlangsung sesuai dengan rencana serta dapat mengetahui permasalahan atau

(196)

9

Evaluasi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap pelaksanaan

programlkegiatan lainnya dengan tujuan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu

kegiatan berdasarkan indikator-indikator dan kriteria.

3. Perkembangan Program Iptekda

Program Iptekda periama kali muncul pada tahun 199811999 dimana kegiatan

ini dimaksudkan agar lembaga litbang dapat ikut berpartisipasi secara langsung dalam

rangka membaatu masyarakat mangatasi krisis dan sebagai upaya program desiminasi

iptek yang merupakan salah satu komponen dalam pembangunan iptek (BPPT, 1999).

Pada tahap awal jenis kegiatan program iptekda meliputi budidaya pertanian,

budidaya perikanan, proses produksi, Disain dan Rekayasa Peralatan dan pelatihan

dengan 16 kegiatan dari 27 lokasi kegiatan dan melibatkan kurang lebih 112 tenaga

ahli, 121 tenaga teknis dari BPPT dan 25 tenaga ahli, 29 tenaga teknis dari pihak

mitra.

Pada tahun kedua 199912000, program Iptekda meningkat menjadi 20

kegiatan meliputi 5 jenis kegiatan yang tersebar di 12 propinsi sampai ke tingkat

desa/kelurahan seperti telihat pada Tabe! 1 dan Tabel 2.

(197)

I

1

(

JawaBarat I 20 Tabel 2. Lokasi Kegiatan Iptekda

I

2

1

Jawa Tengah I

I

15 Lokasi Kegiatan Jumlah

3

4

5

I I

Sumber: Laporan Monitoring Iptekda TA. 199912000

6 7 8 9 10 11 12

2.2. Dukungan Program Iptekda JawaTimur

Yogyakarta

Bali

Program Iptekda sejak dilaksanakan tahun 199811999 yang diharapkan dapat

- 3 3 2 Lampnng Sumatera Selatan Sumatera Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Kalimantan Timur Kalimantan Barat

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi pada UKMK & IK, namum pada Total

pelaksanaan kegiatadprogram Iptekda belqm secara maksimal sesuai apa yang

60 6 3 1 4 1 1 1

diharapkan, ha1 ini disebabkan pengambilan keputusan masih bersifat sentralistik,

parsial dan kurangnya kerjasama antara iembaga litbang, pemerintah (pusat d m

daerah) dan dunia usaha.

i

Berdasarkan pada ha1 tersebut, maka program Iptekda memerlukan dukungan

analisa mengenai komoditas unggulan berdasarkan potensi daerah, identifikasi dan

kesesuaian kebutuhan dan kesediaan teknologi, pemilihan komoditas, prioritas

(198)

11

teknologi, aspek pasar, reknologi, dan finansial, jehingga tercipta peningkatan

kegiatan ekonomi masyarakat yzng mampu menghasilkan nilai tambah produktjasa

dan berdaya saing tinggi.

Analisa-analisa tersebut bersifat kompleksitas, dinamis dan ketidakpastian,

untuk itu diperlukan pendekatan kesisteman, yakni: sistem penunjang keputusan

(decision support systenz atau DSS) sehingga dalam pengambilan keputusan

kebijakan program Iptekda bersifat menyeluruh dan komprehensif.

2.3. Pengambilan Keputusan Kelompok

Keputusan adalah kesimpulan yang dicapai sesudah melakukan proses

pemahaman mengenai cara membuat keputusan dan usaha untuk menghasilkan suatu

kemungkinan dipilih (keputusan yang lebih baik) dari beberapa kemungkinan yang

lain (Suryadi dan Ramdhani, 1998).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan memahami masalah yang ada,

mengidentifikasi penyebab yang mungkin dan mencari solusi alternatif dari

perinasalahan serta memilih alternatif tersebut.

Pengambilan keputusan merupakan proses komunikasi dan partisipasi yang

terus menerus dari keseluruhan organisasi. Pengambilan keputusan dilakukan dengan

pendekatan individu atau kelompok (Syamsi, 1995) tergantung dari sifat dan corak

permasalahannya. Adapun ciri dari keputusan yang diambil secara kelompok adalah

sebagai berikut :

1. Masalah dan tujuan yang dicapai menyangkut kelangsungan hidup suatu

(199)

2.

Masaiah dan tujuan mempunyai resiko yang berat

3. Masalah dan tujuan menyangkut berbagai aspek yang tidak mungkin mampu

dikuasai ole11 seorang individu

Beberapa kelebihan kepuiusan kelompok bila dibandingkan dengan keputusan

individu menurut Syamsi (1995), yaitu :

1. Tugas dan tanggung jawab perorangan menjadi lebih ringan

2.

Pemikiran ymg di!akukan oieh banyak individu me~nberikan hasil yang lebih

baik

3. Terbentuknya kerjasarna yang baik diantara anggota kelompok

4. Pemikiran dari beberapa individu dapat saling melengkapi

5. Menghasilkan pertimbangan yang lebih matang

2.4. Metode Proses Hierarki Analitik

Metode proses hierarki analitik (PHA) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty

pada tahun 1970. PHA membantu Pembuat Keputusan untuk memecahkan masalah

yang komplek dengan baqyak criteria.

PHA lnempunyai prinsip-prinsip dekomposisi (decomposition), nilai

perbandingan (comparative judment) dan sintesis prioritas (synthesis ofpriorities)

Langkah-langkah pemecahan masalah menggunakan PHA dan pemakainya (Saaty,

1993), sebagai berikut:

(200)

13

3

&.

Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan sub tujuan, lviteria dan alternatif-altematif pada level hierarki paling

bawah (proses dekcinposisi);

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan;

4. Menghitung nilai pembobot dari matrik yang dihasilkan;

5. hlemeriksa konsistensi matrik penilaian;

6. Mencari nilai pembobot keseluruhan hirarki dan menentukan ranking

alternatif dari pembobot yang didapatkan.

Nilai pembobot alternatif tiap kriteria dikalikan dengan pembobot kriteria.

Hasil perkalian merupakan nilai pembobot akhir tiap alternatif. Alternatif yang

mempunyai bobot paling tinggi merupakan alternatif dengan ranking tertinggi

2.5. Metode Perbandingan Eksponensial

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode

pengambilan keputusan yang mengkuantitaskan pendapat seseorang dalam skala

tertentu. Keuntungan Metode MPE adalah nilai skcr yang menggambarkan urutan

prioritas menjadi besar kqena merupakan hngsi eksponensial, sehingga urutan

prioritas alternatif keputusan lebih nyata (Manning, 1984)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemilihan keputusan dengan

menggunakan MPE adalah: 1) menyusun kriteria keputusan yang akan dikaji; 2)

menentukan derajat kepetingan relatif setiap kriteria keputusan dengan menggunakan

Gambar

Tabel 2. Lokasi Kegiatan Iptekda

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini menunjukkan bahwa pengguna (penumpang angkutan umum) memiliki Tingkat Kepentingan (TK) yang tinggi terhadap kinerja Green Terminal Purboyo Madiun dengan basis

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya dalam Tahun Anggaran 2018 kepada

Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 hurf b dan huruf d, ditetapkan untuk tempat kerja tingkat resiko

diperoleh. Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil perhitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum

Apabila setelah proses penetapan penerima Bantuan UKT/SPP mahasiswa ditemukan data yang tidak valid yang diberikan mahasiswa, maka akan dilakukan pembatalan

Ada dua bentuk kelainan yang dapat dipantau pada kerusakan sel beta akibat hiperglikemia kronis, yakni penurunan sekresi insulin dan penurunan ekspresi gen insulin ( insulin

Penentuan aktivitas antioksidan dari fraksi ekstrak mengkudu pada penelitian ini adalah metode DPPH.Metode ini merupakan metode analisis antioksidan berdasarkan

Dari pernyataan diatas, manakah yang merupakan tugas seorang analis sistema. Statement untuk menghasilkan hasil