MODEL SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DALAM
FUNGKA MENDUKUNG PROGRAM IPTEIDA
OLEH
:ABDUL HAKIM
PROGRAM STUD1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT
PERTANIAN
BOGOR
ABSTRACT
ABDUL HAKIM. Model of Decision Support Svstem in Order to Support the iptekda Progmm. Under the direction o f Marinzin, M Zein Nasutiorz, and Yandra Arkeman.
The development of an iptekda program which relates to agroindustry is complex and involves various factors. Therefore, this research which focus on strategic decision making for Ipfekda program used systenz approach.
Mode! of Decision Suppor: System in Order to Support the Iptekda Progranz that consists of the Decision Support System and Artlficiul Neural A'etworks is impienzented with Visual Basic 6.0 and Mathlab 5.3 and nalned DSS-SZAGA. The DSS SZAGA consists o f mode! based management system, datdknowledge based nzanagenzenr system, and dialog managemenl system. The nzodel based management system consists of several models: 1) technology selection model,' 2) commodity selection model, 3) technology weighting model, 4) forecasting model, 5) technology added value model, 6)financial model, 7) andfeasibility prediction model.
DSS-SIAGA was constructed as a tool to formulate policy for Iptekda program through several methods of analysis. Decision techniques analysis used in the program were Exponential Comparative Method and Analytical Hierarchy Process to chose commodity priority, and Semi Numeric Fuzzy Preference method and Ordered Weighted Average to decide weight of criteria on group decision making (expert) evaluation, and Artificial Neural Networkfor agroindustry feasibility prediction.
DSS-SZAGA veriJication in Bogor district showed that' the suggested commodity were nutmeg, coconut, coffee, and rubber with product diversifications were nata de coco, myristica fragrant, instant cofSee, and shoes; the most feasible industry was nata de coco, the suggested product technology was nata de coco packaging process wit11 feasibility prediction value was 0.7508 at interval most feasibility, therefore nata de coco industry was the most feasible to be developed in
Bogor district.
MODEL SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DALAM
RANGKA MENDUKUNG PROGRAM IPTEKDA
ABDUL HAKIM
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian
PROGRAM PASCA SARJANA
Judul Tesis : Model Sistem Penunjang Keputusa~l Dala~n Rangka Mendukung Program Iptekda
Nama Mahasiswa : Abdul Haltim NRP : 98376
Program Studi : Telcnologi Industri Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Marimin, MSc
Ketua
Ir. M. Zein Nasution, MAppSc Dr. Ir. Yandra Arkeman, MSc
Anggota Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian
, " ' -
Dr. Irawadi Jamaran
RIWAYAT HIDUP
Penulis di!ahirl:an di Jakala pada tanggal 18 Cktober 1964 sebagai anak
kelima dari pasangan H. Addas Kadir (Alm) dan H. Sally (Alm). Pendidikan sarjana
ditempuh di Jurusan Statisrika Terapan, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan
Alzm, Universitas Terbuka (UT) Jakarta; lulus pada tahun 1990. Pada tahun !99S,
penulis diterima di Program Studi Teknologi Industri Pertanian pada Program
Pascasarjana IPB dan menamatkan pada tahun 2003. Beasiswa pendidikan
pascasarjana diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Penulis bekerja sebagai staf Biro Perencanaan sejak tahun 1990 dan
Perencana Muda dalam Jabatan Fungsional Perencana pada tahun 2002. Bidang
penelitian yang menjadi tanggung jawab penulis ialah perencanaan dan penyusunan
PRAKATA
Fuji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak Januari 2001 ini ialah Model Sistern Penunjang
Keputusan Dalam Rangka Mendukung Program Iptekda.
Tesis ini berisi berisi tentang model DSS-SIAGA (Model Sistem Penunjang
Keputusan Dalam Rangka Mendukung Program Iptekda) yang dirancang untuk
membantu para pengambil keputusan terutama oleh Pengelola Program Iptekda
dalam ha1 perencansan kegiatan pada lingkup program Iptekda.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Marimin, MSc selaku
Ketua Komisi Pembimbing, Bapak Ir. M. Zein Nasution, MAppc, Bapak Dr. Ir
Yandra Arkeman, MEng masing-masing selaku Anggota Komisi Pembimbing dan
ibu Dr. Ani Suryani, DEA sebagai Dosen Penguji Luar. Disamping itu penghargaan
penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Teguh Rahardjo sebagai atasan penulis, Kepala
Bagian Program, Biro Perencanaan, BPPT dan seluruh Staf Bagian Program yang
memberikan banyak kesempatan dalam menyelesaikan tugas ini serta rekan-rekan
sesama mahasiswa Studi Teknologi Industri Pertanian'(TiP) Program Pascasarjana
IPB. Penulis memanjaikan do'a kepada kedua Orang Tua saya H. Addas Kadir (Alm)
dan H. Sally (Alm) semoga Allah SWT menerima amal ibadahqja, mengampuni
segala dosanya dan mengasihinya. Dan ungkapan rasa bersyukur dan terima kasih
Fatikrani (Yanda). Muhammad AlGhifari Raihm (Alghi) atas segala doa dan kasih
sayang.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalarn karya
ilmiall ini, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
mem'cangun agar karya ilmiah ini menjadi lebih baik. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat juga bagi pihak-pihak yang memerl~kan.
Bogor, Desember 2002
ABDUL HAKIM. Model Sistem Penunjang Keputusan Dalam Rangka Mendukung
Program Ipt2kda. Dibalvah bimbingan Marimin, M. Zein Nasution, dan Yandra
Arkeman.
RINGKASAN
Program Iptekda ada!ah suatu kcbijaltan yang menerapkan dan memanfaatan
teknologi proven, tepat guna dan sederhana pada suatu lcomoditi di daerah. Program
ini bertujuan membantu pemecahan permasalahan pembangunan di daerah dan
meningkatkan kemampuan teknologi pada Usaha Kecil Menengah, Koperasi dan
Industri Kecil (UKMK & IK) serta kelompok-kelompok pelaku ekonomi lain melalui
penerapan teknologi. Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah terlaksananya
penyebarluasan, penerapan dan pemanfaatan hasil-hasil iptek di daerah yang dapat
dirasakan secara langsung oleh UKMK & IK sehingga tercipta kegiatan ekonomi
masyarakat yang mampu menghasilkan produkljasa yang bemilai tambah dan
berdaya saing tinggi.
Selain itu program Iptekda diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala yang
dihadapi pada pengembangan agroindustri, yaitu: kegiatan produksi masih bersifat
resource base daripada iechnological base atau capital base, kurangnya manajemen
teknologi, dan kerjasama antara lembaga litbang, pemerintah pusat dan daerah serta
dunia usaha.
Namum sebagian besar program ini belum secara maksimal sesuai dengan
yang diharapkan, oleh karena itu, diperlukan adanya dukungan dalam rangka
tzknologi, kesesuaian teknologi, pemilihan komoditas unggulan daerah, pri~ritas
teknologi yang akan diterapkan, sistem pemasaran, analisa nilai tambah teknologi,
dan acalisa pendanaan (finansial) sehingga program ini mampu menghasilkan nilai
tambah produkljasa dan berdaya saing tinggi pada UKMK & IK.
Model Sistem Penunjang Keputusan Dalam Rangka Mendultung Program
Iptekcia dirancang dalam bentuk Model Sistem Penunjang Keputusanmenggunakan
perarigkat lunak Visual Basic 6.0 dan Matlab versi 5.3 dengm nama DSS-SIAGA.
Model DSS-SIAGA terdiri dari Sistem Manajemen Basis Model, Sistem Manajemen
Basis DataRengetahuan dan Sistem Manajemen Dialog.
Model DSS-SIAGA dalam implementasi program dibagi dalam beberapa
model, yaitu: 1) Model Kesesuaian Teknologi (Modsutek) dianalisa dengan
menggunakan identifikasi dan kesesuaian kebutuhan dengan kesediaan teknologi, 2)
Model Pemilihan Komoditas (Modmikom) dianalisa dengan metode Perbandingan
Eksponensial (MPE), sedangkan bobot criteria, yaitu: luas areal (ha); jumlah produksi
(ton), banyak kepemilikan (kk); jumlah tenaga kerja yang diserap (org), harga bahan
baku (Rpikg), pangsa pasar (ton) pangsa pasar (US$) menggunakan metode
Komparasi Berpasangan. 3) Model Pembobotan Teknologi (Modbotek) dianalisa
dengan inetode Semi Numerik Preferensi Fuzzy (SNPF) untuk menentukan
nilaitbobot teknologi produk dengan kriteria-kriteria: kemudahan, sumberdaya
manusia (SDM), fleksibilitas, pengembangan, dan biaya. 4) Model Peramalan Produk
Agroindustri (Modper) dengan menggunakan model peramalan rata-rata linear
bergerak atau pemulusan eksponensial tergantung pola datanya, 5) Model Nilai
Finansial (Modfin) mengtinakan analisa finansial, dan 7) Model Prediksi Kelayakan
Usaha (Modpielaus) dianalisis dengan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) untuk
menentukan piedikat kelayakan usaha.
Hasil verifikasi Model DSS-SIAGA di Kabupaten Bogor dan analisis
menunjukkan bahwa:
a) Komoditas unggulan di Kabupaten Bogor adalah: kelapa, melinjo, pala, teh, karet,
cengkeh, kopi. dan kencur dengan diveisifikasi produk adalah nata de coco,
emping melinjo, manisan pala, teh hijaulteh hitam, sepatu sandal, bunga cengkeh
kering, kopi olahan (bubuk), dan.obat-obatan.
b) Komoditaslproduk unggulan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan lebih
lanjut adalah: kelapa (nata de coco), pala (manisan pala), karet (sepatu sandal),
dan kopi (kopi olahanlbubuk).
c) Hasil analisis SNPF dari keempat komoditas unggulan menghasilkan satu
nilailbobot teknologi yang tertinggi adalah: teknologi proses produksi dan
pengemasan nata de coco.
d) Hasil analisis JST terhadap pengembangan agroindustri nata de coco
menghasilkan nilai predikat kelayakan adalah 0.7508 berada pada selang sangat
layak, sehingga usaha produk nata de coco layak dikembangkan di Kabupaten
Bogor.
Untuk penyempurnaan program DSS-SIAGA di Kabupaten Bogor disarankan
a) Per!u adanya ve~ifikasi data hasil kegiatan program Iptekda yang dilaksanakan
pada daerah kabupaten Bogor, sehingga hasil verifikasi tersebut dapat dijadikan
bahan referensi dalam mengevaluasi kegiatan program Iptekda.
b) Perlu adanya tamballan krireria dalam model pernilillan komoditas unggulan
sehingga hasilnya dapat secara nyata mencerminkan potensi daerah setempal.
c) Perlu adaya model kajiai: dampak sosial dan ekonomi serta perwilayahail
DAFTAR
IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
...
xivDAFTAR GAMBAR ... xvi
...
DAFTAR LAMPIRAN...
xXini...
I
.
PENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang
...
1. .
...
1.2. Tujuan Penelltian 4
...
1.3. Keluaran dan Kegunaan Penelitian 5. .
1.4. Ruang Lingkup Penelltian
...
5I1
.
TINJAUAN PUSTAKA...
7...
2.1. Program Iptekda 7
2.2. Dukungan Program Iptekda
...
102.3. Pengambilan Keputusan Kelompok
...
11...
2.4. Metode Proses Hierarki Analitik 122.5. Metode Perbandingan Eksponensial
...
13...
2.6 Logika dan Bilangan Fuzzy 14...
2.7. Metode Semi Numerik Preferensi Fuzzy 182.8. Sistem Intelijen Pendukung Keputusan
...
20...
2.9. Kecerdasan Buatan (ArtiJicial Intelligence) 222.1 1 . Sistem Inferensia Berbasis Fuzzy-Neura
2.11.1. Model Inferensia Fuzzy Sugeno
...
2.1 1.2. Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik
...
2.12. Komoditas Agroindutri
...
...
2.13. Kelayakan Usaha Agroindustri2.13.1. Aspek Pasar dan Pemasaran
...
2.13.2. Aspek Teknologis
...
2.12.3. Aspek Finansial
...
111
.
METODOLOGI PENELITIAN...
. .
3.1. Kerangka Pem~klran
...
3.2. Tahapan Penelitian
...
3.3. Pendekatan Sistem
...
3.3.1. Analisa Kebutuhan
...
3.3.2. Formulasi Masalah
...
.
.
3.3.3. Identifikasi Slstem
...
...
3.4. Tata Laksana...
...
3.4.1. Metode Pengumpulan Data !3.4.2. Metode Pengolahan Data
...
...
3.4.3 Metode Pengembangan Sistem Penunjang KeputusahIV
.
REKAYASA MODEL SISTEM...
4.1. Konfigurasi Model
...
4.2. Rancang Bangun Model
...
4.2.2. Sistem Manajemen Gasis UatafPengetahuan
...
4.2.3. Sistem Manajemen Basis Model
...
V
.
HASIL DAN PEMBAHASAN...
5.1. Verifikasi Model SIAGA
...
5.2. I\/Iodel Kesesuaian Teknologi
...
...
5.3. Model Pemilihan Komoditas5.4. Model Pembobotm Teknologi
...
5.5. Model Peramalan Produk Agroindustri
...
5.6. Model Nilai Tambah Teknologi
...
...
5.7. Model Finansial5.8. Model Prediksi Kelayakan Usaha
...
5.10. Strategi Pemanfaatan Sistem
...
...
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN6.1
.
Kesimpulan...
6.2. Saran
...
DAFTAR PUSTAKA
...
:
...
...
LAMPIRAN...
X l l lDAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1
.
Jenis dan Jurnlah Kegiatan Iptekda...
92 . Lokasi Kegiatan Iptekda
...
10. .
3.
Label Lingulst~k...
184 . Transfo~masi Liguistik Kedalam Interval
...
195 . Produksi Komoditas Unggulan Kabupaten Bogor
...
346
.
Keluaran Model Kesesuaian Kebutuhan dan Kesediaan Teknologi....
697 . Keluaran Model Pemilihan Komoditas
...
718
.
Keluaran Model Pembobotan Teknologi Komoditas...
729
.
Keluaran Model Peramalan produk Agroindustri...
7310
.
Klasifikasi Himpunan Nilai Fuzzy...
7511 . Proses Anfis Predikat Kelayakan Usaha
...
7612
.
Keluaran Model Predikat Kelayakan Usaha...
7713
.
Hasil Analisis Kesesuaian Kebutuhan dan Kesediaan Teknologi...
79...
14.
Produksi Perkebunan Rakyat Kabupaten Bogor:
...
79...
15 Produksi Perkebunan Besar Kabupaten Bogor 80...
16.
Hasil Analisis Komoditas Unggulan Kabupaten Bogor 81...
17 . Jumlah Kepemilikan Usaha Kabu~aten Bogor 81 18.
Hasil Analisis Pembobotan Teknologi Komoditas...
82xv
20
.
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor...
84...
21 . Klasifikasi IIinpunan Nilai Fuzzy 88DAFTAR GAMBAR
Nomor Halmzn
1
.
Fungsi Keanggotaan Gugus Fuzzy ... 162
.
Struktur Umum SFK...
213
.
Model Jaringan Syaraf Tiruan...
244
.
Fungsi Aktivitas Sigmoid Biner, Range [@. 11...
255
.
Struktur Jaringan Syaraf Tiruan...
266
.
Model Inferensia Sugeno Untuk Pengambilan Keputusan... ;.
...
297
.
Diagram Alir Pengolahan Biji Kopi...
368
.
Diagram Alir Proses Pembuatan Nata de coco...
38...
9.
Diagram Alir Kerangka Penelitian 49 10.
Tahapan Analisa Sistem...
5211
.
Diagram Lingkar Sebab-Akibat DSS...
5412
.
Diagram Input-Output DSS...
5713
.
Bagan Alir Pengembangan DSS...
61...
14.
Konfigurasi Model DSS-SIAGA 66...
...
15.
Diagram Alir Model Kesesuaian Teknologi:
69...
16.
Diagram Alir Model Pemilihan Komoditas 70...
17.
Diagram Alir Model Pembobotan Teknologi 72 18.
Diagram Alir Model Peramalan Produk Agroindustri...
7319
.
Diagram Alir Model Nilai Tambah Teknologi...
74xvii
21. Diagram Alir Model Predikat Kelayakan Usaha
.
.
. . .
...
77DAFTAR
LAMPIRAN
Nomor Halaman
1
.
Petunjuk Penggunaan Program DSS-SIAGA...
992
.
Perkembangan Data Statistik Komoditas Kabupaten Bogor...
1193
.
Hasjl Penilaian Pakar dengan Metode SNPF...
121.
.4
.
Analisa Nilal Tambah...
...
1225
.
Jumlah dan Bia- a Tenaga Kerja...
1236
.
Perincian Biaya Investasi Proyek...
124...
7
.
Modal Awal Proyek 126...
8
.
Biaya Penyusutan 127...
9
.
Perincian Bahan Baku dan Bahan Pembantu 128...
10
.
Perincian Biaya Produksi 130...
11.
Proyeksi Laba Rugi 131...
12
.
Perkiraan Arus Kas 132...
13.
Perhitungan Kriteria Kelayakan 133...
14.
Perhitungan Break Event Point 135I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agroindustri sudah menjadi andalan dalam menghadapi gunjangan ekonomi
yang sulit saat ini, karena agroindustri sangat membantu dalam pemulihan
perekonomian nasionsl sekaligus memperkuat struktur industri dan inemiliki peranan
penting dalam upaya memperoleh devisa ncgara. Ini disebabkan juga oleh,
pengembangan agroindustri bercirikan penggunaan keunggulan komparatif dan
kompetitif dari aspek pengolahan sumber daya alam yang terdapat di dalam negeri
dan industri yang menggunakan banyak tenaga kerja (Solahuddin, 1998).
Nasution (2002) menyatakan bahwa program perkembangan agroindustri
dapat dicapai secara optimal apabila konsep dan pelaksanaan dilakukan secara
terpadu antar sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku (tingkat primer) dan
sektor industri dan perdagangan ditingkat sekunder serta didukung oleh lembaga
peneliti sebagai penyedia teknologi. Selain itu perkembangan agroindustri disuatu
wilayah harus mencerminkan sumberdaya setempat dengan pendekatan kebijakan
dari aspek pasar, kelembagaan dan skala usaha.
Perkembangan agroindustri sebagian besar bertumpu pada usaha kecil,
menengah koperasi dan industri kecil (UKMK & IK) yang telah mengakar pada
masyarakat tingkat menengah dan bawah. Hal ini merupakan sektor yang paling
sesuai untuk menampung banyak tenaga kerja serta dapat menjamin perluasan
berusaha, sehingga sanzat efektif dalam upaya meningkatkan perekonomian rakyat di
2
gejolak ekonomi dan menjadi andalm perekonomian nasional serta dalam
membangun atau pemulihzn ekonomi nasional.
Dewasa ini di Indonesia terdapat tidak kurang 39,04 juta unit usaha atau 99,6
persen dari total unit usaha merupakan usaha kecil menengah yang merupakan pelaku
usaha rakyat (BPS, 2001). Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk membantu
perkembangan usaha kecil, baik melalui penyediaan dukungan permodalan dan
pembiayaan seperti kredit usaha kecil, kredit modal kerja bergulir, modal ventura
maupun melalui penerapan berbagai sistem pembinaan seperti pola bapak angkat, inti
plasma, sub kontrak, keagenan dan lain-lain, namun belum secara optimal dapat
memicu perekonomian nasional. Hal ini disebabkan oleh kemampuan manajemen dan
teknologinya sangat terbatas, skala ekonomi yang kurang kondusif dan ketidakpastian
pasar juga sangat menghambat. Untuk itu diperlukan adanya upaya secara
menyeluruh dan terpadu, yang tidak hanya menyediakan dirkungan permodalan,
namun juga mencakup pembentukan kreativitas dan kewirausahaan, penyediaan
dukungan teknis untuk mengembangkan kemampuan manajemen dan teknologi.
Said (1996) mengemukkan bahwa penerapan teknologi di dalam agroindustri
merupakan suatu keharusan, sehingga produk-produk agroindustri mempunyai daya
saing dipasar global. Pada pelaksanaannya diperlukan kepakaran manajemen
teknologi, sehingga modal yang ditanam untuk investasi teknologi berrnanfaat kepada
usaha yang dilakukan dan kinerja pengoperasiannya menjadi efektif dan efisien.
Upaya yang lain dalam inenerapkan dan memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan kemampuan pada UKMK & IK diperlukan adanya kerjasama antara
3
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan dunia usaha. Bentuk kerjasama semua
komponen tersebut sekurang-kurang meliputi: pengembangan sutnberdaya msu~usia,
penentuan komoditas ungulan daerah, pengenalan dan penyebaran paket teknologi
serta peningkatan kemampuan kelembagaan (Prarnudya, 2000).
Upaya-upaya tersebut telab diterapkan pada program Iptekda. yaitu program
pemasyarakatan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan d m teknologi (iptek) di daerah,
yang bertujuan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi pada pengembangan
.agroindustri yang sebagian besar berbasis pada usaha kecil dan menengah. Selain itu,
kegiatan ini dimaksudkan agar lembaga litbang seperti BPPT, Perguruan Tinggi,
Litbang Departemen dan lembaga litbang lainnya dapat ikut berpartisipasi secara
langsung dalam rangka membantu masyarakat mengatasi krisis dan sebagai upaya
program diseminasi iptek yang merupakan salah satu komponen dalam pembangunan
iptek (BPPT, 1999).
Berdasarkan hasil kegiatan program Iptekda, sebagian besar kegiatan
penelitian belum secara maksimal sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu,
diperlukan adanya analisa untuk pengembangan Iptekda, antara lain: komitmen antara
pengelola dan mitralpengguna, komoditas unggulan berdasarkan potensi daerah, serta
sistem pemasaran, teknis dan pendanaan sehingga tercipta peningkatan kegiataii
ekonomi masyarakat yang marnpu menghasilkan nilai tambah produkljasa dan
berdaya saing tinggi (BPPT, 1999).
Analisa lebih lanjut dalam rangka mendukung program Iptekda yang terkait
dengan agroindustri mengenai identifikasi dan kesesuaian kebutuhan dan kesediaan
4
pemasaran, teknis dan pendanaan (finansial) merupakan pernasalahan yang
kompleks menyangkut berbagai faktor dalam membuat suatu keputusan, sehingga
diperlukan kajian lebih h a s dan mendalanl secara kesistemm dalam rangka
mendukung program Iptekda.
Sistem sebagai teknologi manajemen mencakup interaksi antara ilmu.
orgmisasi dan lingkungan. Hal ini dimaksudkm bahwa ilmu sistem ridak hanya
dipelajari dari sejumlah karateristik sistem yang h a s , teknik dan metodenya tetapi
juga meliputi hal-ha1 yang akan menjadi perhatian utamanya, yakni suatu
pertimbangan yang meluas dari manajemen pada tingkat yang lebih tinggi (Eriyatno,
1996).
Kesisteman yang dimaksud disini adalah sistem penunjang keputusan
(decision support system atau DSS) yang dapat memecahan masalah secara efisien
dan efektif (Ramdhani, 1998) dengan memanfaatan jaringan syaraf tiruan (JST) dan
tekniWsistem fuzzy dalam melakukan inferensia predikat kelayakan usaha
agroindustri.
Mengacu pada fenomella di atas, maka diperlukan suatu model sistem
penunjang keputusan dalam rangka lnendukung program Iptekda untuk meningkatkan
perekonomian daerah sesuai dengan komoditas unggulan dan potensi daerah.
1.2. Tujuan Penelitian.
1. Mendapatkan model sistem penunjang keputusan dalam rangka
5
2. Memperoleh hasil pengujian model sistem peilunjaxig keputusan untuk
pemilihan komoditas unggulan, teknologi yang sesuai dan analisis prediksi
kelayakaq usaha agroindustri.
1.3. Keluaran dan Kegunaan Penelitian
Keluaran penelitian ini berupa model DSS yang dapat dijadikan sebagai bahm
pemikiran dan acuan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak terkait dalam
pengembangan agroindustri maupun program Iptekda. Adapun kegunaan penelitian
ini adalah:
1. Dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran sebagai bahan bagi
pihak-pihak terkait dalam pengembangan agroindustri berbasis sumberdaya
alam dan teknologi.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pemikiran dalam merumuskan program
Iptekda berdasarkan prioritas komoditas unggulan, kesesuaian teknologi
komoditas, dan predikat kelayakan usaha.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk pengkajian dan pengembangan
program/kegiatan Iptekda yang lain di berbagai daerah.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada salah satu kabupaten tingkat I1 di Jawa
Barat, yakni di Kabupaten Bogor dan sekitarnya, pemilihan daerah ini didasarkan
6
Adapun anaiisa faktor penentu yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
Pengumpulan data komoditas unggulan daerah baik hasil kajian program
Iptekda maupun hasil survei lapang.
Analisa identifikasi kebutuhan dan kesediaan teknologi pada suatu
konioditas/produk.
Analisa kesesuaian kebutuhan dan kesediaan teknologi.
Analisa komoditas untuk pemilihan komoditas unggulan berdasarkan ranking
dengan kriteria data kuantitatif.
Analisa teknologi untuk menentukan teknologi pada komoditas berdasarkan
nilai non numerik tertinggi dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
Analisa kelayakan usaha agroindustri berdasarkan aspek finansial, pasar, dan
nilai tambah teknologi.
Analisa prediksi kelayakan usaha agroindustri berdasarkan klasifikasikan
himpunan fizzy.
Menguji model DSS untuk pemilihan komoditas unggulan, teknologi yang
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Program Iptekda
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah dicanangkan sebagai salah satu
dari sembilan azas pembangunan nasional dan salah satu dari tujuh bidang
pembangunan. Sasaran yang ingin dicapai dalam bidang iptek adalah terwujudnya
suatu kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan iptek
untuk memacu laju pembangunan yang berkelanjutan serta bemawasan lingkungan
(GBHN, 1998)
Program pemasyarakatan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) di daerah disebut dengan program Iptekda adalah suatu kebijakan yang
menerapkan dan memanfaatan teknologi proven, tepat guna dan sederhana pada suatu
komoditi di pendesaan, bertujuan untuk membantu pemecahan permasalahan
pembangunan di daerah dan meningkatkan kemampuan teknologi pada usaha kecil,
menengah koperasi dan industri kecil (UKMK & IK) serta kelompok-kelompok
pelaku ekonomi lain melalui penerapan teknologi hasil-hasil penelitian dan
pengembangan yang dilakukan BPPT.
Sasaran yang hendak dicapai adalah terlaksananya penyebarluasan, penerapan
dan pemanfaatan hasil-hasil iptek di daerah yang dapat dirasakan secara langsung
oleh UKMK & IK sehingga tercipta kegiatan ekonomi masyarakat yang mampu
menghasilkan produkljasa yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi (BPPT,
8
Pelaksanaan program Iptekda secara keseluruhan mencakup mekanisme
perencanaan dan pelaksanaan serta pengelolaan pada proses manajemen
program/kegiatan, yang terdiri dari seleksi, monitoring dan evaluasi serta pelaporan
1. Pelaksansan Seleksi
Seleksi usulan kegiatan iptekda dilakukan untuk memberikan arahan dan
inendekatkan pada tlljnan dilaksar~akmlya prograintkegiatan itu sendiri. Seleksi juga
akan rnenentukan optimasi penggunaan dana, perbaikan kualitas, menjalankan proses
secara efisiensi, efektif serta meningkatkan produktivitas
Tujuan pelaksanaan seleksi adalah:
1. Menilai dan mendapatkan usulan-usulan proposal yang layak untuk menjadi
kegiatan program iptekda
2. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pelaksanaan program iptekda, melalui
optimasi penggunaan dana, pelaksanaan proses dan meningkatkan
produktivitas SDM
3. Memberikan masukan dan rekomendasi bagi pelaksanaan pengeloaan
program iptekda
2. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah suatu kegiatan pemantauan secara langsung di lapangan
terhadap pelaksanaan programkegiatan lainnya dengan tujuan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan suatu kegiatan dan menjaga agar pelaksanaan kegiatan
berlangsung sesuai dengan rencana serta dapat mengetahui permasalahan atau
9
Evaluasi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap pelaksanaan
programlkegiatan lainnya dengan tujuan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu
kegiatan berdasarkan indikator-indikator dan kriteria.
3. Perkembangan Program Iptekda
Program Iptekda periama kali muncul pada tahun 199811999 dimana kegiatan
ini dimaksudkan agar lembaga litbang dapat ikut berpartisipasi secara langsung dalam
rangka membaatu masyarakat mangatasi krisis dan sebagai upaya program desiminasi
iptek yang merupakan salah satu komponen dalam pembangunan iptek (BPPT, 1999).
Pada tahap awal jenis kegiatan program iptekda meliputi budidaya pertanian,
budidaya perikanan, proses produksi, Disain dan Rekayasa Peralatan dan pelatihan
dengan 16 kegiatan dari 27 lokasi kegiatan dan melibatkan kurang lebih 112 tenaga
ahli, 121 tenaga teknis dari BPPT dan 25 tenaga ahli, 29 tenaga teknis dari pihak
mitra.
Pada tahun kedua 199912000, program Iptekda meningkat menjadi 20
kegiatan meliputi 5 jenis kegiatan yang tersebar di 12 propinsi sampai ke tingkat
desa/kelurahan seperti telihat pada Tabe! 1 dan Tabel 2.
I
1
(
JawaBarat I 20 Tabel 2. Lokasi Kegiatan IptekdaI
2
1
Jawa Tengah II
15 Lokasi Kegiatan Jumlah3
4
5
I I
Sumber: Laporan Monitoring Iptekda TA. 199912000
6 7 8 9 10 11 12
2.2. Dukungan Program Iptekda JawaTimur
Yogyakarta
Bali
Program Iptekda sejak dilaksanakan tahun 199811999 yang diharapkan dapat
- 3 3 2 Lampnng Sumatera Selatan Sumatera Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Kalimantan Timur Kalimantan Barat
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi pada UKMK & IK, namum pada Total
pelaksanaan kegiatadprogram Iptekda belqm secara maksimal sesuai apa yang
60 6 3 1 4 1 1 1
diharapkan, ha1 ini disebabkan pengambilan keputusan masih bersifat sentralistik,
parsial dan kurangnya kerjasama antara iembaga litbang, pemerintah (pusat d m
daerah) dan dunia usaha.
i
Berdasarkan pada ha1 tersebut, maka program Iptekda memerlukan dukungan
analisa mengenai komoditas unggulan berdasarkan potensi daerah, identifikasi dan
kesesuaian kebutuhan dan kesediaan teknologi, pemilihan komoditas, prioritas
11
teknologi, aspek pasar, reknologi, dan finansial, jehingga tercipta peningkatan
kegiatan ekonomi masyarakat yzng mampu menghasilkan nilai tambah produktjasa
dan berdaya saing tinggi.
Analisa-analisa tersebut bersifat kompleksitas, dinamis dan ketidakpastian,
untuk itu diperlukan pendekatan kesisteman, yakni: sistem penunjang keputusan
(decision support systenz atau DSS) sehingga dalam pengambilan keputusan
kebijakan program Iptekda bersifat menyeluruh dan komprehensif.
2.3. Pengambilan Keputusan Kelompok
Keputusan adalah kesimpulan yang dicapai sesudah melakukan proses
pemahaman mengenai cara membuat keputusan dan usaha untuk menghasilkan suatu
kemungkinan dipilih (keputusan yang lebih baik) dari beberapa kemungkinan yang
lain (Suryadi dan Ramdhani, 1998).
Pengambilan keputusan dilakukan dengan memahami masalah yang ada,
mengidentifikasi penyebab yang mungkin dan mencari solusi alternatif dari
perinasalahan serta memilih alternatif tersebut.
Pengambilan keputusan merupakan proses komunikasi dan partisipasi yang
terus menerus dari keseluruhan organisasi. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan individu atau kelompok (Syamsi, 1995) tergantung dari sifat dan corak
permasalahannya. Adapun ciri dari keputusan yang diambil secara kelompok adalah
sebagai berikut :
1. Masalah dan tujuan yang dicapai menyangkut kelangsungan hidup suatu
2.
Masaiah dan tujuan mempunyai resiko yang berat3. Masalah dan tujuan menyangkut berbagai aspek yang tidak mungkin mampu
dikuasai ole11 seorang individu
Beberapa kelebihan kepuiusan kelompok bila dibandingkan dengan keputusan
individu menurut Syamsi (1995), yaitu :
1. Tugas dan tanggung jawab perorangan menjadi lebih ringan
2.
Pemikiran ymg di!akukan oieh banyak individu me~nberikan hasil yang lebihbaik
3. Terbentuknya kerjasarna yang baik diantara anggota kelompok
4. Pemikiran dari beberapa individu dapat saling melengkapi
5. Menghasilkan pertimbangan yang lebih matang
2.4. Metode Proses Hierarki Analitik
Metode proses hierarki analitik (PHA) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty
pada tahun 1970. PHA membantu Pembuat Keputusan untuk memecahkan masalah
yang komplek dengan baqyak criteria.
PHA lnempunyai prinsip-prinsip dekomposisi (decomposition), nilai
perbandingan (comparative judment) dan sintesis prioritas (synthesis ofpriorities)
Langkah-langkah pemecahan masalah menggunakan PHA dan pemakainya (Saaty,
1993), sebagai berikut:
13
3
&.
Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkandengan sub tujuan, lviteria dan alternatif-altematif pada level hierarki paling
bawah (proses dekcinposisi);
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan;
4. Menghitung nilai pembobot dari matrik yang dihasilkan;
5. hlemeriksa konsistensi matrik penilaian;
6. Mencari nilai pembobot keseluruhan hirarki dan menentukan ranking
alternatif dari pembobot yang didapatkan.
Nilai pembobot alternatif tiap kriteria dikalikan dengan pembobot kriteria.
Hasil perkalian merupakan nilai pembobot akhir tiap alternatif. Alternatif yang
mempunyai bobot paling tinggi merupakan alternatif dengan ranking tertinggi
2.5. Metode Perbandingan Eksponensial
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode
pengambilan keputusan yang mengkuantitaskan pendapat seseorang dalam skala
tertentu. Keuntungan Metode MPE adalah nilai skcr yang menggambarkan urutan
prioritas menjadi besar kqena merupakan hngsi eksponensial, sehingga urutan
prioritas alternatif keputusan lebih nyata (Manning, 1984)
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemilihan keputusan dengan
menggunakan MPE adalah: 1) menyusun kriteria keputusan yang akan dikaji; 2)
menentukan derajat kepetingan relatif setiap kriteria keputusan dengan menggunakan