• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN HURUF KATAKANA DAN HIRAGANA DALAM TEKS SAKUBUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN PENULISAN HURUF KATAKANA DAN HIRAGANA DALAM TEKS SAKUBUN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN HURUF

KATAKANA DAN HIRAGANA DALAM TEKS

SAKUBUN

Penelitian pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2013

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Bahasa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

oleh

KIKI PRATAMA WATI 20120560005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA

(2)

iii

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN HURUF KATAKANA DAN

HIRAGANA DALAM TEKS SAKUBUN

Penelitian pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2013 poin terpenting dalam teks sakubun dikarenakan apabila terjadi kesalahan penulisan huruf tersebut terutama dalam teks sakubun, maka pembaca kurang memahami apa maksud yang ditulis dan dapat pula mempengaruhi kebiasaan menulis dikemudian hari.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Berdasarkan Tarigan (2013:63), teknik menganalisis data pada penelitian ini yaitu mengumpulkan data teks sakubun, mengidentifikasi dan mengklafikasi kesalahan, mengurutkan kesalahan berdasarkan jumlah tertinggi dari kesalahan penulisan huruf

katakana dan hiragana serta menjelaskan beberapa jenis huruf yang paling banyak melakukan kesalahan penulisan huruf.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kesalahan tertinggi dalam analisis kesalahan huruf katakana sebanyak 82% baik dalam tema jiko shoukai

maupun watashi no machi. Kesalahan penulisan huruf katakana tertinggi terdapat pada huruf ク(ku) dengan 48% dan huruf terendah terdapat pada huruf ン(n) dengan 6%. Kesalahan penulisan huruf terendah adalah huruf hiragana dengan 18% baik pada tema jiko shoukai maupun pada tema watashi no machi. Kesalahan penulisan huruf hiragana tertinggi terdapat pada huruf れ (re) dengan 19% dan huruf terendah adalah hurufんdengan 3%.

Tipe kesalahan pada penelitian ini terdapat tiga kategori kesalahan diantaranya kategori kesalahan ketidak sesuaian coretan huruf, kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf, dan ketegori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf. Faktor penyebab kesalahan adalah kesalahan intrabahasa (intralingual errors) dalam proses penerapan aturan-aturan yang tidak lengkap dan kesalahan over generalization.

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur paling awal dalam mempelajari bahasa Jepang adalah huruf. Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Jenis huruf bahasa Jepang terdiri dari huruf katakana, hiragana, kanji, dan roomaji. Masing-masing jenis huruf tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Huruf katakana

digunakan untuk penulisan kata serapan atau sebagai penegasan serta memiliki bentuk atau coretan yang tegas dan lurus. Huruf hiragana digunakan untuk penulisan asli bahasa Jepang serta memiliki bentuk atau coretan yang melengkung. Dari empat jenis huruf tersebut, huruf katakana dan hiragana merupakan huruf yang terlebih dahulu dipelajari sebelum mempelajari huruf kanji.

Nugroho, (2011:9) menyatakan bahwa huruf merupakan unsur paling utama dalam mempelajari bahasa Jepang. Pada skripsi yang berjudul analisis kesalahan siswa dalam penulisan huruf katakana dan hiragana di SMA N 15 Semarang

Tasia, (2015:1) menyatakan bahwa huruf merupakan poin paling dasar dalam mempelajari bahasa Jepang. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa huruf diibaratkan seperti pondasi rumah, dimana pondasi merupakan tahap atau poin utama dalam membangun sebuah rumah agar rumah dapat berdiri dengan tegak dan benar; huruf merupakan tahap pertama untuk terbentuknya sebuah kata hingga kalimat.

(4)

2

kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dalam teks sakubun maka pembaca kurang dapat untuk memahami maksud yang ditulis dalam teks sakubun. Selain itu, tidak hanya mempengaruhi pemahaman terhadap isi teks sakubun, 14 dari 20 responden menjawab ‘penting’ dengan alasan jika terjadi kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dalam teks sakubun dapat mempengaruhi kebiasaan menulis dikemudian hari.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai analisis kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dalam teks sakubun penelitian pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013. Penelitian ini dilakukan pada mata kuliah Nichijo Sakubun.

Nichijo Sakubun merupakan mata kuliah wajib yang diberikan pada mahasiswa tingkat III yang merupakan mata kuliah mengarang tingkat paling dasar atau level awal. Dengan meneliti topik ini, diharapakan kesalahan berupa penulisan huruf katakana dan hiragana dapat diidentifikasi lebih jauh, sehingga dapat menjadi rujukan dalam mencari cara menanggulanginya sejak awal.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a. Bagaiamana tipe kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dalam teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiya Yogyakarta angkatan 2013?

b. Apa penyebab terjadinya kesalahan tersebut?

1.3Batasan Masalah

(5)

3 1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui tipe kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dalam teks

sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2013.

b. Mengetahui penyebab terjadinya kesalahan tersebut.

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun manfaat secara praktis.

a. Manfaat Teoretis

Setelah dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik, baik itu dalam segi strategi pembelajaran atau sebagai pengevaluasi pembelajaran bahasa Jepang khususnya pada penulisan huruf bahasa Jepang seperti huruf katakana dan hiragana.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yaitu sebagai berikut:

1) Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kaidah-kaidah penulisan huruf katakana dan hiragana yang benar dan baik khususnya dalam membuat teks sakubun.

2) Bagi pembelajar bahasa Jepang, diharapkan dapat menambah pemahaman tentang kaidah-kaidah penulisan huruf katakana dan hiragana yang baik dan benar dalam mempelajari bahasa Jepang khususnya saat membuat teks

(6)

4 1.6Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, berisi pembahasan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, berisi pembahasan tentang pengertian analisis kesalahan, perbedaaan antara error dan mistake, faktor penyebab kesalahan, pengertian huruf katakana, hiragana, serta kategorisasi kesalahan penulisan huruf

katakana dan hiragana.

Bab III Metode Penelitian dan Analisis Data, berisi pembahasan tentang metode penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, serta analisis data.

(7)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Analisis Kesalahan

2.1.1 Pengertian Analisis Kesalahan

Analisis adalah suatu kegiatan menjelaskan asal mula atau struktur dari permasalahan yang rumit dengan melakukan pemilihan secara satu-persatu (Kitahara, 2003 dalam Meisa, 2014:12). Kesalahan adalah sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para pembelajar, Tarigan (2011:126). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan adalah suatu kegiatan untuk menjelaskan atau menguraikan bagian-bagian kesalahan baik yang terdapat pada ujaran atau tulisan pembelajar. Tarigan (2011:126) menyatakan bahwa analisis kesalahan adalah bagian komposisi yang menyimpang dari beberapa kaidah-kaidah yang baku. Seperti halnya “tidak ada siswa yang tidak pernah melakukan kesalahan selama belajar di sekolah” begitu pula dengan orang pintar pernah melakukan kesalahan.

Tarigan (2011:62) menyatakan analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja. Sebagai prosedur kerja, analisis kesalahan mempunyai langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tertentu itulah yang dimaksud dengan “metodologi” analisis kesalahan.

Adapun langkah-langkah yang dimaksud oleh Tarigan (2011:63) sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data: berupa kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa,misalnya hasil ulangan, karangan, atau percakapan.

(8)

kesalahan-6

kesalahan pelafalan, pembentukan kata, penggabungan kata, penyusunan kalimat.

3) Mengurutkan kesalahan: mengurutkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan contoh benar.

4) Menjelaskan kesalahan: menggambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan contoh benar.

5) Memprakirakan atau memprediksi daerah atau hal kebahasaan yang rawan: meramalkan tataran bahasa yang dipelajari yang potensial mendatangkan kesalahan.

6) Mengkoreksi kesalahan: memperbaiki dan bila dapat menghilangkan kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi.

Berdasarkan penjelasan mengenai langkah-langkah menganalisi data diatas, maka pada penelitian ini akan merujuk pada langkah-langkah tersebut sebagai teknik analisis data. Analisis kesalahan terdapat beraneka macam jenis-jenis kesalahan diantaranya error dan mistake.

2.1.2 Perbedaan Error dan Mistake

Banyak sekali pendapat dan definisi mengenai error dan mistake. Berdasarkan definisi Handayani (2011) dalam Meisa (2014:14) error adalah penyimpangan yang bersifat sistematis, penyimpangan yang terjadi berulang-ulang dan sang pembelajar tidak menyadari bahwa yang ia lakukan itu merupakan peyimpangan. Mistake adalah suatu seperti selib lidah, yaitu peristiwa yang hanya satu kali terjadi, dan pembicara mengetahui hal tersebut dan mengoreksinya jika perlu.

(9)

7

dikarenakan penyimpangan dalam melakukan ujaran. James (1998:78 ) menyatakan “error as being an instance of language that is unintentionally deviant and is not self- corrigible by is author”, dan “mistake is either intentionally or unintentionally deviant and self- corrigible”, yang berarti bahwa error terjadi apabila suatu kesalahan terjadi diluar pengetahuan atau tidak mempunyai suatu pengetahuan, sedangkan mistake adalah suatu kekeliruan yang terjadi karena penyimpangan dari pengujarannya.

Berdasarkan definisi dan pernyataan yang telah dipaparkan oleh para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa error adalah suatu kesalahan terjadi secara berulang-ulang karena kurangnya pemahaman terhadap kaidah-kaidah bahasa yang sedang dipelajari dan pembelajar tidak menyadari apa yang dilakukan itu sebuah kesalahan. Sedangkan mistake adalah kesalahan yang bersifat sementara atau kesalahan hanya terjadi satu kali dan pembelajar dapat memperbaiki dengan sendirinya. Sehingga dalam penelitian ini, hanya berfokus pada kategori analisis kesalahan pada error. Setelah dilakukan pengelolahan data, peneliti menemukan kesalahan penulisan beberapa huruf katakana dan hiragana terjadi secara berulang-ulang baik yang terdapat pada tema jiko shoukai dan tema watashi no machi.

2.1.3 Faktor Penyebab Kesalahan

(10)

8

aplikasi yang tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah. Kesalahan antarbahasa dan intrabahasa memiliki proses tersendiri. Berikut akan dijelaskan mengenai proses-proses yang terdapat kesalahan antarbahasa (interlanguage errors) dan kesalahan intrabahasa (intralingual errors) diantaranya:

Bagan 2.1

Proses Kesalahan Antarbahasa

Proses Kesalahan Antarbahasa

Transfer bahasa yaitu interferensi dari bahasa ibu kepada bahasa sasaran.

Transfer latihan yaitu kesalahan yang berkaiatan dengan bahan-bahan pembelajaran bahasa serta pendekatannya sendiri.

Siasat pembelajar bahasa kedua yaitu kesalahan yang berkaitan dengan pembelajar sendiri pada bahan yang dipelajari.

Siasat komunikasi bahasa kedua yaitu kesalahan yang berkaitan dengan sang pembelajar berupaya berkomunikasi dengan penutur asli.

Penyamarataan yang berlebihan mengenai bahasa kedua yaitu kesalahan yang berkaitan dengan cara pembelajar menstruktur kembali materi

(11)

9

Bagan diatas, merupakan proses-proses dalam penyebab kesalahan antarbahasa. Proses kesalahan antarbahasa terbagi menjadi lima proses, seperti sudah dijelaskan diatas. Berikut merupakan bagian proses penyebab kesalahan intrabahasa, diantaranya:

Bagan 2.2

Proses Kesalahan Intrabahasa Proses Kesalahan Intrabahasa

Over generalization (penyemerataan berlebihan) yaitu dimana seorang pembelajar menciptakan struktur yang menyimpang berdasarkan pengalamannya mengenai struktur-struktur lain terhadap bahasa sasaran.

Ketidaktahuan akan batasan kaidah yaitu kesalahan penerapan kaidah-kaidah terhadap konteks-konteks yang tidak menerima penerapan tersebut.

Penerapan aturan-aturan yang tidak lengkap yaitu kesalahan setengah-setengah atau tidak sempurna dalam menerapkan aturan yang cukup

komplek.

(12)

10

Bagan diatas merupakan proses-proses penyebab kesalahan intrabahasa. Berdasarkan dari penjelasan proses-proses tersebut, baik proses penyabab kesalahan antarbahasa atau kesalahan intrabahasa, peneliti akan menggunakan proses tersebut untuk menjadikan bahan tolak ukur dan bahan rujukan untuk mengatahui faktor penyabeb kesalahanan mahasiswa dalam penulisan huruf katakana dan hiragana dalam teks

sakubun setelah dilakukannya pengelolahan data.

2.2 Pengertian Huruf Katakana

Katakana merupakan salah satu jenis huruf bahasa Jepang. Huruf katakana

digunakan untuk menulis kata-kata serapan dalam bahasa Jepang seperti bahasa asing, nama orang asing, negara asing, nama tumbuhan, binatang, dan kota-kota asing atau di luar negeri. Huruf katakana ini juga digunakan untuk onomatope

dan kata-kata yang asli dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk penegasan saja. Jika dipandang dari sudut ilmu fonologi, huruf katakana digunakan untuk penulisan lambang bunyi atau pengucapan. Huruf katakana lazim dijumpai pada buku-buku pelajaran, majalah, surat, dll.

Huruf katakana dikenal dengan tulisan laki-laki dikarenakan memiliki arti sebuah penegasan dengan bentuk garis yang tegak atau tegas. Huruf katakana

(13)

11

Tabel 2.1

(14)
(15)
(16)

14

Tabel 2.1, merupakan kaidah-kaidah bentuk huruf dan cara penulisan huruf

katakana. Pada huruf katakana perhatikan bentuk-bentuk huruf yang tidak biasa dipakai seperti huruf (o), serta huruf yang memiliki bunyi yang sama seperti huruf ズ (zu) dan (zu), huruf yang sering digunakan adalah huruf ズ. Perhatikan pula kaidah penulisan huruf yang memiliki bentuk yang hampir yang sama seperti hurufン (n) dan ソ(so) dan huruf (tsu) dan (shi). Perhatikan contoh tabel dibawah ini:

Tabel 2.2

Cara Penulisan Bentuk Huruf ンdan ソ

N So

Tabel 2.3

Cara Penulisan Bentuk Huruf dan

(17)

15

Berdasarkan tabel 2.1-2.3, dapat disimpulkan bahwa penulisan huruf katakana

yang baik, benar dan tepat harus memerhatikan kaidah-kaidah penulisan, baik pada bentuk huruf, urutan penulisan huruf, ketepatan pemilihan huruf yang tepat, dll.

2.3 Pengertian Huruf Hiragana

Huruf hiragana adalah salah satu cara jenis huruf bahasa Jepang. Huruf

hiragana memiliki bentuk garis-garis dan coretan-coretan yang melengkung atau halus. Penulisan huruf hiragana digunakan secara meluas pada abad ke-20 Masehi. Pada masa itu, tulisan hiragana dikenal sebagai tulisan wanita dikarenakan tulisan hiragana sering digunakan oleh kaum wanita atau dikenal sebagai onna de. Pada saat itu, kaum lelaki menggunakan tulisan huruf kanji dan huruf katakana.

(18)

16

Tabel 2.4

(19)
(20)
(21)

19

Pada tabel 2.4, perhatikan huruf-huruf yang memiliki bunyi yang sama seperti huruf ぢ(ji) dan huruf じ(ji), huruf yang umum dipakai adalah huruf じ(ji) serta antara huruf づ(zu) dan huruf ず(zu), huruf yang umum dipakai adalah huruf ず (zu). Huruf bila digunakan untuk partikel, dibaca “o”, huruf は bila digunakan sebagai partikel, dibaca “wa” , huruf へ bila digunakan sebagai

partikel, dibaca “e” .

Pada tabel 2.4, perhatikan huruf-huruf yang memiliki bentuk huruf yang sama seperti huruf あ dan huruf おdan begitu pula menurut Danasasmita (2009:43), menyatakan bahwa kendala bagi pembelajar pemula yaitu dalam mempelajari bentuk huruf yang memiliki bentuk huruf yang memiliki kemiripan. Berikut akan disajikan huruf-huruf yang memiliki bentuk yang hampir sama, diantaranya:

Tabel 2.5

Bentuk Huruf Hiragana yang Memiliki Kemiripan

(22)

20

Wa Ne Re

Nu Me

(23)

21

Ru Ro

Ta Na

(24)

22

Pada tabel 2.5, dapat diperhatikan huruf-huruf yang memiliki bentuk yang hampir sama, agar terhindar dari kesalahan penulisan huruf. Berdasarkan tabel 2.4 sampai 2.5, dapat disimpulkan bahwa penulisan huruf hiragana yang baik harus sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan, baik dalam bentuk huruf, cara penulisan , ketepatan dalam pemilihan hurur, serta perhatikan huruf yang hampir memiliki kemiripan dalam penulisan.

2.4 Kategorisasi Kesalahan Penulisan Huruf Katakana dan Hiragana

Berdasarkan penjelasan tentang kaidah penulisan huruf katakana dan

hiragana yang baik dan benar, maka peneliti mengkategorisasi kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana berdasarkan Imelda, (2015:258) sebagai berikut:

(25)

23

BAB III

METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kesalahan, yaitu suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi kegiatan pengumpulan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, serta mengklafikasian kesalahan itu, (Ellis 1986:296 dalam Tarigan, 2011:61).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana yang terletak dalam teks sakubun.

3.2 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2013. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel mengunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah sampling

(26)

24 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumen. Sugiyono (2015:326) menyatakan bahwa teknik dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu dan bentuk dari dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah hidup, biografi, dan peraturan, Sugiyono (2015:326). Dalam penelitian ini, teknik dokumen yang digunakan adalah berupa teks karangan (sakubun) atau tulisan dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2013.

3.4 Instrument Penelitian

Instrument dalam penelitian ini adalah teks sakubun karya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 dengan tema jiko shoukai dan tema watashi no machi dari 20 sampel.

3.5 Teknik Analisis data

Teknik analisis data pada penelitian ini, berdasarkan Tarigan (2011:63), tahapan-tahapan dalam menganalisis data sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data teks sakubun, berupa kesalahan penulisan huruf

katakana dan hiragana dalam teks sakubun, dengan tema jiko shoukai dan tema watashi no machi .

b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan, yaitu mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasakan kategori kesalahan, berdasarkan Imelda (2015:258), mengkategori kesalahan menjadi 2 diantanya:

1) Ketidak tepatan penulisan huruf 2) Ketidakkeseimbangan huruf.

(27)

25

langkah-langkah pengelolahan data, yang akan dijelaskan pada analisis data.

d. Mejelaskan kesalahan yaitu menggambarkan beberapa jenis huruf yang paling banyak terjadinya kesalahan penulisan huruf dan menganalisis berdasarkan ketegori kesalahan seperti poin-poin yang telah dijelaskan di poin ‘b’.

3.6Analisis Data dan Hasil Penelitian

3.6.1 Pengolahan Data Sakubun

Data yang sudah diperoleh melalui teks sakubun, selanjutnya diolah, dianalisis, dan kemudian mengidentifikasi kesalahan dengan langkah-langkah sebagai beriku:

a. Memeriksa penulisan huruf katakana dan hiragana benar dan salah dalam teks sakubun.

b. Data yang sudah dikoreksi oleh peneliti untuk validasi data, dikoreksi atau dicek kembali oleh native speaker.

c. Menghitung secara keseluruhan huruf-huruf yang terdapat dalam teks sakubun persampel.

d. Setelah diketahui jumlah seluruh huruf-huruf yang terdapat dalam teks sakubun persampel, kemudian menghitung masing-masing jumlah huruf katakana dan hiragana dalam teks sakubun

persampel.

e. Setelah diketahui jumlah masing-masing huruf katakana dan

hiragana kemudian mengidentifikasi jumlah kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana.

f. Setelah mengidentifikasi jumlah kesalahan penulisan huruf

(28)

26

g. Setelah mengetahui persentase tertinggi dari huruf katakana dan

hiragana, kemudian menjumlahkan secara keseluruhan untuk mengetahui persentase tertinggi dari kesalahan penulisan huruf

katakana dan hiragana dalam teks sakubun dengan rumus berdasarkan Tasia (2015:40):

h. Setelah diketahui persentase tertinggi dari huruf katakana,

hiragana dalam teks sakubun, kemudian menghitung persentase analisis kesalahan huruf katakana dan hiragana yang banyak melakukan kesalahan dari jumlah data teks sakubun.

i. setelah mengetahui persentase analisis kesalahan huruf katakana

dan hiragana, kemudian menghitung secara keseluruhan dari persentase kesalahan huruf katakana dan hiragana dengan rumus yang seperti di ‘g’.

j. setelah itu, menghitung kategori kesalahan penulisan huruf secara keseluruhan dari 40 teks sakubun dari tema jiko shoukai dan tema

watashi no machi, terlebih dahulu mencari huruf yang terbanyak melakukan kesalahan dalam penulisan kemudian mencari jumlah huruf yang ditulis sesuai dengan ketegori huruf yang ditemukan secara keseluruhan.

(29)

27

kategori kesalahan yang tertinggi dari kateogori kesalahan yang ditemukan telah ditemukan.

3.6.2 Hasil Data Teks Sakubun

Berikut hasil data analisis kesalahan penulisan huruf katakana dan

hiragana.

a. Persentase Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Katakana. Tabel 3.1

(30)

28

Tabel 3.1, merupakan penjelasan untuk mengetahui persentase analisis kesalahan penulisan huruf katakana dengan tema jiko shoukai dihitung secara persampel. Berdasarkan persentase yang didapatkan, persentase kesalahan tertinggi terdapat pada sampel nomor 20 dengan persentase 37% dan persentase terendah terdapat pada sampel nomor 5 dengan persentase 0%. Berikut adalah persentase dari analisis kesalahan penulisan huruf hiragana.

b. Persentase Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Hiragana. Tabel 3.2

Persentase Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Hiragana

(31)

29

Tabel 3.2, merupakan penjelasan untuk mengetahui persentase analisis kesalahan penulisan huruf hiragana dengan tema jiko shoukai dihitung secara persampel. Berdasarkan persentase yang didapatkan, persentase kesalahan tertinggi terdapat pada sampel nomor 2 dengan persentase 12% dan persentase terendah terdapat pada sampel nomor 1, 5, 9, 10, 11, 14, 16,17, dan 20 dengan persentase 0%. Berikut adalah jumlah persentase keseluruhan analisis kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana untuk mencari persentase tertinggi dari analisis kesalahan penulisan dalam teks

sakubun.

c. Jumlah Persentase Keseluruhan Analisis Kesalahan Penulisan Huruf

Katakana dan Hiragan.

Tabel 3.3

Jumlah Persentase Keseluruhan Analisis Kesalahan Penulisan Huruf

(32)

30

Hasil tabel 3.3, diketahui bahwa jumlah persentase keseluruhan analisis kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dengan tema jiko shoukai, dapat disimpulkan bahwa persentase penulisan kesalahan tertinggi terletak pada penulisan huruf katakana dengan persentase 82%, selanjutnya diikuti dengan penulisan huruf hiragana dengan persentase 18%. Berikut akan disajikan persentase analisis kesalahan huruf katakana dengan tema watashi no machi.

d. Persentase Analisis Kesalahan Huruf Katakana. Tabel 3.4

Persentase Analisis Kesalahan Huruf Katakana Watashi no Machi

Sampel Jumlah Seluruh Huruf

(33)

31

6 78 2 2%

7 51 2 4%

8 89 2 2%

9 79 2 2%

10 127 4 3%

11 38 0 0%

12 83 12 14%

13 65 3 5%

14 89 8 9%

15 41 3 7%

16 39 2 5%

17 79 1 1%

18 55 0 0%

19 121 8 7%

20 20 2 10%

(34)

32

e. Persentase Analisis Kesalahan Huruf Hiragana. Tabel 3.5

(35)

33

Tabel 3.5, merupakan penjelasan untuk mengetahui persentase analisis kesalahan penulisan huruf katakana dengan tema watashi no machi dihitung secara persampel. Berdasarkan persentase yang didapatkan, persentase kesalahan tertinggi terdapat pada sampel nomor 19 dengan persentase 6% dan persentase terendah terdapat pada sampel nomor 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 17, dan 20, dengan persentase 0%. Berikut adalah jumlah persentase keseluruhan dari analisis kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dengan tema

watashi no machi.

f. Jumlah Persentase Keseluruhan Analisis Kesalahan Penulisan Huruf

Katakana dan Hiragana.

Tabel 3.6

Jumlah Persentase Keseluruhan Analisis Kesalahan Penulisan Huruf

(36)

34

Dari hasil tabel 3.6, persentase keseluruhan analisis kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dengan tema watashi no machi, dapat disimpulkan bahwa persentase penulisan kesalahan tertinggi terletak pada penulisan huruf katakana dengan 82% dan penulisan huruf hiragana dengan persentase 18%,.

Maka dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa persentase analisis kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dalam teks sakubun, persentase tertinggi kesalahan penulisan huruf terletak pada huruf katakana

dengan 82% baik pada tema jiko shoukai maupun pada tema watashi no machi. Persentase kesalahan penulisan huruf terendah terletak pada huruf

hiragana dengan 18% baik pada tema jiko shoukai maupun pada tema

watashi no machi. Setelah diketahui jumlah persentase kesalahan penulisan huruf yang tertinggi hingga terendah, berikut akan disajikan tabel kesalahan huruf yang terbanyak hingga terendah dalam melakukan kesalahan penulisan huruf baik pada huruf katakana maupun hiragana yang terdapat dalam teks

(37)

35 g. Kesalahan penulisan huruf katakana.

Tabel 3.7

Pada tabel 3.7, dapat diketahui bahwa jumlah seluruh huruf katakana dari 40 teks sakubun dengan tema jiko shoukai dan tema watashi no machi kesalahan penulisan huruf tertinggi terletak pada huruf (ku) dengan 48%, dan kesalahan penulisan huruf terendah terletak pada huruf ン(n) dengan 6%. Berdasarkan hasil tersebut, sehingga peneliti menemukan 3 kategori kesalahan penulisan huruf

katakana, diantaranya:

1) Kategori kesalahan ketidak sesuaian coretan huruf. 2) Kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf.

(38)

36

Berikut hasil persentase kategori kesalahan berdasarkan tiga kategori kesalahan yang ditemukan peneliti, diantaranya:

a) Kategori ketidak sesuain coretan huruf. Tabel 3.8

Kategori Kesalahan Ketidak sesuai Coretan Huruf

Kategori Kesalahan Ketidak sesuain Coretan Huruf

No Penulisan

(39)

37 1) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

Pada penulisan ini sering dijumpai dalam teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai maupun pada tema watashi no machi.

b) Kategori kesalahan ketidak sesuain bentuk huruf. Tabel 3.9

Kategori Kesalahan Ketidak sesuain Bentuk Huruf

Kategori Kesalahan Ketidak sesuain Bentuk Huruf

(40)

38

9 40 7 4 57%

10 ア 40 17 7 41%

11 ン 40 9 3 33%

12 ヤ 40 14 1 7%

13 ボ 40 11 0 0%

14 ウ 40 4 0 0%

Pada tabel 3.9, dapat diketahui bahwa persentase kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf adalah huruf (ku), マ(ma), サ(sa), (gu), エ (e), (ri), (ru) dengan persentase 100%. Berikut contoh kesalahan, diantaranya:

2) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

(41)

39 3) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

Penulisan seperti ini sering dijumpai dalam teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai

maupun pada tema watashi no machi. 4) Contoh kesalahan pada huruf

Yang seharudnya

Penulisan seperti ini sering dijumpai dalam teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai

maupun pada tema watashi no machi.

(42)

40 5) Contoh kesalahan pada huruf

Yang seharusnya

Penulisan seperti ini sering dijumpai dalam teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai

maupun tema watashi no machi. 6) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

Penulisan seperti ini sering dijumpai dalam teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai

maupun tema watashi no machi.

(43)

41

c) Kategori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf Tabel 3.10

Kategori Kesalahan Ketidak tepatan dalam Pemilihan Huruf

Kategori Kesalahan Ketidak tepatan dalam Pemilihan Huruf

No Penulisan

(44)

42 7) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

Penjelasan diatas merupakan penjelasan tentang kesalahan penulisan huruf

(45)

43 h. Kesalahan penulisan huruf hiragana.

Tabel 3.11 kesalahan penulisan huruf tertinggi terletak pada huruf れ(re) dengan persentase 19%, dan kesalahan penulisan huruf terendah terletak pada huruf (n) dengan persentase 3%. Berdasarkan hasil tersebut, sehingga peneliti menemukan 3 kategori kesalahan penulisan huruf katakana, diantaranya:

1) Kategori kesalahan ketidak sesuaian coretan huruf. 4) Kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf.

5) Kategori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf.

(46)

44

e. Kategori kesalahan ketidak sesuaian penulisan huruf. Tabel 3.12

Kategori Kesalahan Ketidak sesuaian Coretan Huruf

Kategori Kesalahan Ketidak sesuain Coretan Huruf

No Penulisan

Tabel 3.12, dapat diketahui bahwa persentase tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak sesuaian urutan penulisan huruf adalah huruf お(o) dengan persentase 25%. berikut contoh kesalahan dibawah ini:

2) Contoh kesalahan

Yang seharusnya

(47)

45

f. Kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf Tabel 3.13

Kategori Kesalahan Ketidak sesuain Bentuk Huruf

Kategori Kesalahan Ketidak sesuain Bentuk Huruf

No Penulisan

Tabel 3.13, dapat diketahui bahwa persentase tertinggi dalam kategori ketidak sesuain bentuk huruf adalah huruf れ (re), あ (a), い (i), dan (n) dengan 100%. Berikut contoh kesalahan dibawah ini:

3) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

(48)

46

Penulisan seperti ini sering dijumpai pada teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai

maupun tema watashi no machi. 4) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

Penulisan seperti ini sering dijumpai pada teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai

maupun tema watashi no machi. 5) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

Penulisan seperti ini dijumpai pada teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai maupun tema watashi no machi.

(49)

47 6) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

Penulisan seperti ini sering dijumpai pada teks sakubun mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2013 baik pada tema jiko shoukai

maupun tema watashi no machi.

g. Kategori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf. Tabel 3.14

Kategori Kesalahan Ketidak tepatan dalam Pemilihan Huruf

Kategori Kesalahan Ketidak tepatan dalam Pemilihan Huruf

(50)

48

Tabel 3.14, diketahui bahwa persentase tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf adalah huruf (ga) dengan persentase 33%. Kesalahan huruf (ga) terjadi, dikarenakan tertukar dengan huruf (ka) sehingga terjadi kesalahan dalam pemilihan huruf , berikut contoh kesalahan dibawah ini:

7) Contoh kesalahan huruf

Yang seharusnya

(51)

49 3.6.3 Tipe Kesalahan

Setelah dilakukan pengelolahan data dalam teks sakubun, dapat diketahui bahwa kesalahan penulisan huruf tertinggi adalah huruf katakana

dengan 82% baik pada tema jiko shoukai maupun pada tema watashi no machi. Kesalahan penulisan huruf katakana tertinggi terdapat pada huruf (ku) dengan 48% dan huruf terendah terdapat pada huruf ン(n) dengan 6%. Setelah diketahui kesalahan huruf tertinggi hingga terendah dalam kesalahan penulisan huruf katakana, pada penelitian ini ditemukan tiga kategori kesalahan, diantaranya kategori kesalahan ketidak sesuaian coretan huruf, kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf, dan kategori ketidak tepatan dalam pemilihan huruf. Berikut hasil kesalahan penulisan huruf

katakana berdasarkan tiga ketegori kesalahan tersebut.

Persentase kesalahan penulisan huruf katakana tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak sesuaian coretan huruf adalah huruf ボ(bo) dengan persentase 100%. Persentase kesalahan huruf tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf adalah huruf (ku), マ(ma), サ(sa), (gu), dan エ(e) dengan persentase 100%. Persentase kesalahan huruf tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf adalah huruf ン(n) dengan persentase 67%.

Selanjutnya kesalahan penulisan huruf terendah adalah huruf hiragana

(52)

50

Persentase kesalahan penulisan huruf hiragana tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak sesuaian coretan huruf adalah huruf お(o) dengan persentase 25%. Persentase kesalahan huruf tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf adalah huruf れ(re), あ(a), い(i), dan (n) dengan persentase 100%. Persentase kesalahan huruf tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf adalah huruf

(ga) dengan persentase 33%.

Berdasarkan penjelasan hasil data tersebut, maka dapat diketahui bahwa tipe kategori kesalahan yang ditemukan dalam penelitian ini ada perbedaan dengan penelitian Imelda (2015:258), letak perbedaanya adalah kategori ketidak sesuaain coretan huruf. Maka pada penelitian ini, terdapat tiga tipe kategori kesalahan baik pada kesalahan penulisan huruf katakana

maupun hiragana diantaranya:

a. Kategori kesalahan Ketidak sesuaian coretan huruf. b. Kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf.

(53)

51 3.6.4 Faktor Penyebab Kesalahan

Peneliti dalam mengidentifiaksi dan mengukur faktor penyebab kesalahan berdasarkan Richard (1974) dan Tarigan (2013:89), yang telah dijelaskan pada kajian pustaka. Setelah dilakukannya pengelolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kesalahan dari analisis kesalahan penulisn huruf katakana dan hiragana adalah dari faktor kesalahan intrabahasa (intralingual errors) disebabkan oleh:

1) Berdasarkan penyamatan peneliti bahwa, kategori kesalahan dalam ketidak sesuaian coretan huruf disebabkan oleh kesalahan dalam menerapkan aplikasi yang tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah. Proses kesalahan ini tergolong pada penerapan kaidah-kaidah yang tidak lengkap artinya sampel mengerti akan kaidah-kaidah dalam penulisan huruf katakana dan hiragana, akan tetapi dalam penerapan tersebut masih setengah-setengah artinya tidak dipahami secara pendalam akan kaidah-kaidah tersebut sehingga terjadi kesalahan penulisan huruf dalam ketidak sesuaian urutan penulisan huruf.

2) Kategori kesalahan dalam ketidak sesuaian bentuk huruf disebabkan oleh kesalahan yang termasuk pada proses over generalization artinya pembelajar menyamaratakan secara berlebihan dalam bentuknya sehingga menyimpang dari kaidah-kaidah yang benar, sehingga terjadi kesalahan secara berlebihan atau sering dijumpai dalam penulisan.

(54)

52

(55)

53

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan teori-teori yang terdapat pada BAB II, metode penelitian dan analisis data pada BAB III, sehingga pada BAB terakhir ini, peneliti mengambil simpulan dan saran seperti di bawah ini:

4.1 Simpulan

Pada penelitian ini, peneliti telah menganalisis kesalahan penulisan huruf

katakana dan hiragana dalam teks sakabun yang ditulis oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2013, berdasarkan analisis data tersebut, peneliti mendapat simpulan bahwa:

a. Tipe kesalahan

Tipe kesalahan dalam penelitian ini terdapat tiga kategori tipe kesalahan diantaranya, kategori kasalahan ketidak sesuaian coretan huruf, kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf, dan kategori kesalahan ketidak tepatan dalam penulisan huruf. Berikut hasil dari tiga ketegori kesalahan tersebut, yaitu:

1) Persentase kesalahan penulisan huruf katakana tertinggi dalam ketegori kesalahan ketidak sesuain coretan huruf adalah huruf ボ(bo) dengan persentase 100%.

2) Persentase kesalahan penulisan huruf katakana tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf adalah huruf (ku),

(56)

54

3) Persentase kategori kesalahan penulisan huruf katakana tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf adalah huruf ン(n) dengan persentase 67%.

4) Persentase kategori kesalahan penulisan huruf hiragana tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak sesuaian coretan huruf adalah huruf

お(o) dengan persentase 25%.

5) Persentase kategori kesalahan penulisan huruf hiragana tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak sesuaian bentuk huruf adalah huruf

れ(re), あ(a), い(i), dan (n) dengan persentase 100%.

6) Persentase Kategori kesalahan penulisan huruf hiragana tertinggi dalam kategori kesalahan ketidak tepatan dalam pemilihan huruf adalah huruf (ga) dengan persentase 33%.

b. Faktor penyebab kesalahan

Faktor penyebab kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana

(57)

55 4.2 Saran

Pada peneltitian ini, ada beberapa hal yang belum dibahas secara mendalam, seperti halnya:

a. Hasil dari pengelolahan data dalam teks sakubun diketahui bahwa hasil kesalahan penulisan huruf tertinggi adalah huruf katakana dengan 82% baik pada tema jiko shoukai maupun pada tema watashi no machi, diharapkan dapat menemukan metode atau strategi pembelajaran agar terhindar dari kesalahan penulisan lebih lanjut dan dapat menanggulanginya sejak awal.

b. Penelitian ini belum dibahas tentang faktor penyebab kesalahan penulisan

katakana dan hiragana dalam teks sakubun secara nyata (real), karena penelitan ini hanya mengukur dan merujuk pada Richard (1974) dan Tarigan (2013:89) mengenai faktor penyebab kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti berharap agar penelitian tentang analisis kesalahan penulisan huruf katakana dan hiragana dalam teks sakubun tetap berlanjut dengan menggunakan teknik non tes yang berupa angket dan wawancara.

c. Data dalam penelitian ini terdapat identifikasi tentang kesalahan huruf

(58)

Gambar

Tabel 2.1
Cara Penulisan Bentuk Huruf Tabel 2.2 ン dan ソ
Tabel 2.4
Tabel 2.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran huruf Hiragana dan Katakana

Untuk pembuatan cara penulisan huruf katakana, pertama kita membuat hurufnya menjadi samar dengan menekan CTRL + B pada keyboard dan mulai menghapus hurufnya

Dengan demikian, karena lebih besar dari , hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana

Hasil yang diperoleh adalah bahwa respon mahasiswa terhadap bahasa Jepang sangat baik tetapi pada penerimaan huruf hiragana dan katakana mahasiswa mengalami

Berdasarkan analisis hasil pengujian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan aplikasi pengenalan pola Huruf Hiragana dan Katakana dengan mengimplementasikan metode

Sementara itu, untuk kesalahan yang paling sedikit terjadi adalah kesalahan dalam penulisan huruf ン [n] katakana, yakni hanya 2 variasi kesalahan, dan pada bagian huruf

Dari hasil perancangan aplikasi Game edukasi tebak huruf Hiragana dan Katakana berbasis android menggunakan metode Linear Congruent Method ini dapat diambil

Kesalahan ini disebabkan oleh ignorance of rule restriction karena siswa tidak mengetahui penggunaan tanda panjang [ー] untuk huruf katakana yang dibaca dengan