• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII PGRI PEJAMBON NEGERI KATON PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII PGRI PEJAMBON NEGERI KATON PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

PADA SISWA KELAS VIII PGRI PEJAMBON NEGERI KATON PESAWARAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh MUHAFIDIN

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP PGRI Pejambon Kec. Negerikaton Kab. Pesawaran tahun pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP PGRI Pejambon Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran antara guru bidang studi bahasa Indonesia dan siswa kelas VIII A SMP PGRI Pejambon Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik observasi, wawacara dan dokumentasi mengenai foto, data dan vidio yang dapat memperkuat hasil penelitian. Teknik analisis data mengamati dengan sesakma aktivitas guru dan akivitas siswa dan mendeskripsikannya.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Ruang lingkup Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembelajaran... 7

2.2 Tujuan Pembelajaran ... 8

2.3 Strategi Pembelajaran ... 14

2.3.1 Media dalam Pembelajaran ... 18

2.3.1.1 Pengertian Media ... 18

2.3.1.2 Fungsi Media Pembelajaran ... 19

2.4 Aktivitas Belajar Siswa dan Peranan Guru ... 21

2.4.1 Aktivitas Siswa ... 22

2.4.2 Peranan dan Tugas Guru ... 23

2.5 Evaluasi Pembelajaran ... 25

2.6 Pengertian Menulis ... 27

2.6.1 Tujuan Menulis ... 29

2.7 Pengertian Puisi ... 30

2.8 Hakikat Puisi ... 31

2.9 Pembelajaran Apresiasi Sastra ... 34

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 36

3.2 Sumber Data ... 36

(7)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 44

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran ... 44

4.1.1.1 Hasil Aktivitas Guru ... 45

4.1.1.2 Hasil Aktivitas Siswa ... 68

4.2 Pembahasan ... 72

4.2.1 Pelaksanaan Pembelajaran ... 72

4.2.1.1 Aktivitas Guru ... 73

4.2.1.2 Aktivitas Siswa ... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan proses membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan

pendidikan. Sering dikatakan mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa

dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

melainkan juga mengarahkan, dan memberikan fasilitas belajar (directing and

facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran

mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang

mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa siswa.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa standar

kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat

pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan

belajar sastra adalah menghargai manusia dan kemanusiaanya.

Di sekolah siswa diarahkan untuk dapat berkomunikasi seacara baik dan benar,

(9)

berlangsung dalam bentuk berpidato, berpantun, berdiskusi, seminar, seni drama,

bercerita, berpuisi, dan wawancara. Sedangkan keterampilan berbahasa secara

tertulis banyak macamnya salah satunya yaitu keterampilan menulis puisi yang

merupakan bentuk tulisan bersifat sastra.

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik adalah

menulis. Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

keseluruhan proses kegiatan belajar mengajar bidang studi bahasa dan sastra

Indonesia. Dengan menulis, peserta didik diharapkan dapat menuangkan ide,

pikiran, dan perasaannya ke dalam bahasa tulis, baik yang berkaitan dengan

kebahasaan maupun kesastraan.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

menyampaikan isi hati dan pedapat secara teratur dan menarik kepada pembaca.

Menulis juga memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan

menguasai keterampilan ini, seorang penulis dapat menuangkan gagasan lewat

kegiatan menulis dan pembaca menampung gagasan itu dengan cara membaca.

Dengan demikian, kemampuan menulis merupakan suatu keterampilan yang harus

dimiliki oleh setiap orang.

Menulis puisi merupakan bagian dari pembelajaran menulis yang diajarkan di

sekolah, baik pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah. Yang menjadi

permasalahan di lapangan, pembelajaran menulis puisi seringkali menjadi hal

yang menakutkan bagi peserta didik. Dan bukan rahasia lagi bila masih banyak

(10)

3

’puisi’. Peserta didik menganggap bahwa puisi merupakan sesuatu yang sulit

dipelajari. Hal ini berdampak pula pada kegiatan menulis puisi yang dianggap

sebagai kegiatan yang sulit, membosankan, serta menyita banyak waktu. Pada saat

pembelajaran menulis puisi peserta didik merasa dihadapkan pada sebuah

pekerjaan berat yang sering menimbulkan rasa was-was, bimbang, ragu karena

merasa tidak berbakat. Peserta didik seringkali membutuhkan waktu lama ketika

ditugasi untuk menulis sebuah puisi. Ini terjadi karena kemampuan peserta didik

dalam menggali imajinasi masih sangat terbatas.

Kegiatan menulis yang dibelajarkan di SMP banyak sekali bentuknya. Salah

satunya adalah keterampilan menulis puisi yang dibelajarkan pada kelas VIII.

Dalam silabus hal tersebut tercantum dalam Kompetensi Dasar (KD) menulis

puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan indikator : 1. Siswa mampu

menulis larik-larik puisi yang berisi keindahan alam, 2. Mampu menulis puisi

dengan pilihan kata yang tepat, gaya bahasa, dan rima yang menarik.

Untuk dapat menulis sebuah puisi diperlukan kreativitas siswa dalam mengolah

ide dan merangkaikan kata-kata sehingga menjadi sebuah puisi yang indah dan

menarik. Siswa diperlukan pengetahuan tentang materi menulis puisi serta

bimbingan dan pengalaman dalam menulis puisi.

Dalam kegiatan menulis, siswa sering kali mengalami kesulitan selama

pembelajaran. Diantaranya yaitu siswa belum mampu menulis puisi dengan baik

disebabkan kurangnya rasa percaya diri siswa ketika ingin mengungkapkan

(11)

keraguan siswa dalam memilih kata (diksi), rima, gaya bahasa, dan kesesuaian

antara tema atau topik.

Mengenai pembelajaran menulis puisi peneliti akan mengacu pada teori belajar,

apa yang dibelajarkan ketika menulis puisi berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar, strategi yang digunakan, metode yang dipilih, ketepatan media

yang digunakan, kegiatan belajar mengajar yang berdasarkan dengan Rencaana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan evaluasi yang dilakukan oleh pengajar.

Berdasarkan pengamatan penulis, masih terdapat masalah-masalah yang muncul

tentang pembelajaran menulis puisi. Masalah-masalah yang ditemui diantaranya

kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi dan pada proses pembelajaran

menulis puisi tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian

mengenai Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP PGRI Pejambon

Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. Yang difokuskan

pada prose pelaksanaan pembelajaran yakni penulis ingin mengetahui sejauh

mana proses pelaksanaan pembelajaran menulis puisi itu sendiri, mulai dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru.

Sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa yaitu aktivitas menyimak,

(12)

5

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah yaitu

bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP

PGRI Pejambon Negerikaton kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2012/2013?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran

menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP PGRI Pejambon Negerikaton Kabupaten

Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran

tersebut yaitu pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas siswa.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun praktis.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat secara Teotiris

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori yang berkaitan dengan

keterampilan menulis khususnya menulis puisi. Contohnya menulis puisi dapat

terasa lebih menarik dan merangsang minat siswa jika memanfaatkan media

pembelajaarn yang sesuai.

1.4.2 Manfaat secara Praktis

a. Penulis, sebagai salah satu bahan acuan untuk memberikan materi pelajaran

(13)

b. Guru mata pelajaran bahasa Indonesiaa di SMP PGRI Pejambon, memberi

informasi atau gambaran tentang pembelajaran menulis puisi.

c. Pembaca, menambah pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran

menulis puisi.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup sebagai berikut :

a. Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi.

b. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP PGRI

Pejambon tahun pelajaran 2012/2013.

c. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi

dengan memperhatikan aturan dan syarat-syarat penulisan puisi.

d. Lokasi penelitian dilakukan di SMP PGRI Pejambon yang berada di Desa

Pejambon Kec. Negerikaton Kab. Pesawaran

(14)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Yang menjadi kunci dalam rangka

menentukan dan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan

guru itu sendiri. Beradasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak

dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi (Hamalik, 2005: 76).

UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran ialah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Kemudian Dimyati dalam Mudjiono (2000: 297) menyatakan bahwa

pembelajaran ialah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional,

untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar. Uno Hamzah (2006:2) menyatakan bahwa pembelajaran memiliki

hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

Proses pembelajaran di sekolah juga merupakan proses pembudayaan yang formal

dalam penyampaian suatu informasi baik dari guru kepada siswa ataupun siswa

(15)

kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,

motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya, dan

lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam

pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi

indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran

ialah proses komunikasi dua arah, yang dilakukan oleh pihak guru sebagai

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid, secara

terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif

serta mencapai tujuan yang diinginkan.

Hasil dari pembelajaran yaitu adanya ketercapaian kompetensi dasar atau

kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pengalaman belajar. Hasil

belajar ini berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan tingkah laku,

pengetahuan maupun keterampilan siswa.

2.2 Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini

akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan

efisien. Setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi

pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan

memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan

(16)

9

Adapun tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari

taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) dalam (Uno: 2008)

memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan.

1. Kawasan Kognitif

Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran

berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan

sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini

terdiri atas 6 (enam) tingkatan secara hierarkis berurut dari yang paling

rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat

dijelaskan sebagai berikut.

a. Tingkat Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau

mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah

diterimanya.

b. Tingkat Pemahaman

Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan,

menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya

sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

c. Tingkat Penerapan (Application)

Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan

pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam

(17)

e. Tingkat Analisis (Analysis)

Analisis merupakan kemampuan untuk menguraikan sesuatu ke dalam

unsur-unsur atau bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu menjelaskan hubungan

antarunsur atau antarbagian tersebut (Sanusi, 1996: 5)

f. Tingkat Sintesis (Synthesis)

Sintesis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan

menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga

terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

g. Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan

atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang

dimilikinya.

Di samping kawasan kognitif sebagaimana disebutkan di atas, biasanya dalam

suatu perencanaan pengajaran ada mata pelajaran tertentu memiliki tuntutan

untuk kerja yang dinilai adalah kawasan afektif dan psikomotor. Kedua

kawasan tersebut dijelaskan berikut ini.

h. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku)

Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai

(18)

11

Tingkatan afektif ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks

adalah sebagai berikut.

a. Kemauan Menerima

Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu

gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku,

mendengar musik, atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras

berbeda.

b. Kemauan Menanggapi

Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk partisipasi

aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur,

menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di

laboratorium atau menolong orang lain

c. Berkeyakinan

Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu

pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu,

apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan

(komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

d. Penerapan Karya

Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem

nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih

tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan

(19)

memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau

menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.

e. Ketekunan dan Ketelitian.

Ini adalah tingkatan afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini individu yang

sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai

dengan sistem nilai yang dipegangnya. Seperti bersikap objektif terhadap

segala hal.

i. Kawasan Psikomotor

Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) yang bersifat manual motorik. Sebagaimana kedua domain yang

lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari

yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah:

a. Persepsi

Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan

kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang

sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.

b. Kesiapan melakukan suatu kegiatan

Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan

(set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik), atau emotional set (kesiapan emosi) untuk melakukan suatu tindakan.

c. Mekanisme

Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah

(20)

13

menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari,

atau menata laboratorium.

d. Respons Terbimbing

Respons terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,

mengulagi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang

lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).

e. Kemahiran

Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan keterampilan

penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil

yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti keterampilan

menyetir kendaraan bermotor.

f. Adaptasi

Adaptasi berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang

pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi

(membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan

kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain terus,

pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan

permainan lawan.

g. Originasi

Originasi menunjukkan kepada pola gerakan baru untuk disesuaikan

dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan

(21)

menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan

tarian.

Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Setiap

saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar-mengajar, baik sengaja maupun

tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Dari proses belajar mengajar itu akan

diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau dengan

istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang

optimal, proses belajar-mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta

terorganisasi secara baik (Sadirman, 2008: 19).

2.3 Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang

terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegitan

pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan

penilaian (asesmen) agar dengan tujuan pembelajaran pada hakikatnya terkait

dengan perencanaan atau kebijakan yang dirancang di dalam mengelola

pembelajaran utuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Wiranata Putra dalam Mulyasa (2011: 6) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematika dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran dan

para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara

guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran

(22)

15

pembelajaran. Suliani (2011:13) menyatakan bahwa Strategi pembelajaran adalah

suatu kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode untuk melaksanakan

pembelajaran. Untuk mencapai hasil pembelajaran sesuai yang diinginkan oleh

guru tentunya guru menggunakan metode sesuai materi pembelajaran.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatannya agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal. Keberhasilan dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran sangat

bergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu

strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode

pembelajaran. Jenis-jenis metode di dalam Suliani (2011:13) memiliki empat

belas jenis metode yang meliputi; a) metode ceramah, b) metode demonstrasi, c)

metode diskusi, d) metode simulasi, e) metode tugas dan resitasi, d) metode tanya

jawab, f) metode kerja kelompok, g) metode problem solving, h) sistem regu, i)

metode karyawisata, j) ekspositori, k) metode inkuiri, dan l) metode kontenkstual.

Dari empat belas jenis metode tersebut merupakan metode yang berguna untuk

menunjang ketercapaian suatu pembelajaran bergantung dengan kesesuaian

materi yang akan diterapakan.

Pada pembelajaran menulis puisi yang diteliti pada skripsi ini, metode yang

digunakan pada saat pelaksanaan dan yang dicantumkan pada RPP meliputi;

metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan metode penugasan atau

dapat disebut pula metode tugas dan resitasi. Berikut penjelasan lebih rinci

(23)

a) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini

senantiasa bagus bila penggunanya betul-betul disiapkan dengan baik,

didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas

kemungkinan penggunannya. Metode ceramah merupakan metode yang

sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Walaupun

metode ceramah merupakan metode yang tepat dan baik digunakan dalam

pembelajaran di sekolah namun pasti ada saja kekurangan serta kelebihan

yang dimiliki oleh metode ceramah tersebut sebagai sebuah karakteristik dari

metode ceramah itu sendiri. Kelebihan yang ada pada metode ceramah ialah

ceramah merupakan metode yang murah danmudah dilakukan, ceramah

menyajikan materi pelajaran yang luas, ceramah dapat memberikan

pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan, dan organisasi kelas dengan menggukan

ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.

Sedangkan, yang merupakan kekurang dari penggunaan metode ceramah ialah

materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah terbatas pada apa

yang dikuasai guru, ceramah apabila tidak menggunaan peragaan akan

terjadinya verbalisme, dan ceramah sangat sulit mengetahui apakah seluruh

siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

b) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah meungkinkan yang memungkinkan terjadinya

(24)

17

komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara

guru.

c) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada

suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan

suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, meambah dan memahami

pengetahuan siswa, serta membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi

bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat

bertukar pengalaman untuk menetukan kepetusan tertentu secara

bersma-sama.

Metode diskusi ini pula memiliki kelebihan serta kelemahan, kelebihan dari

metode diskusi ini ialah metode disikusi dapat merangsang siswa untuk lebih

kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide, dapat melatih

untuk mengimplementasikan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap

masalah, dan dapat melatih siswa mengemukakan pendapat atau gagasan

secara verbal. Adapun kekuranga dari penggunaan metode diskusi ini ialah

sering terjadi pembicaraan yang dikuasai dua atau tiga orang siswa yang

memilki keterampilan berbicara, kadang-kadang pembahasan dala diskusi

meluas, memerlukan waktu yang cukup panjang, dan sering terjadi perbedaan

pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.

d) Metode Tugas dan Resitasi

Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah tetapi lebih luas

(25)

individu atau kelompok. tugas dan resitasi bisa dilaksanakan dirumah,

disekolah atau ditempat lainnya

2.3.1 Media dalam Pembelajaran

Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah suatu kenyataan

yang tidak dapat dipungkiri. Guru perlu mengetahui, apakah suatu bahan ajar

atau materi pelajaran membutuhkan atau tidak membutuhkan media untuk

mempermudah dan memperlancar penyerapan dalam pembelajaran. Di

samping itu, proses pembelajaran dinilai membutuhkan media tersebut agar

penyampain materi lebih menarik.

2.3.1.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin mediusyang secara harfiah berarti „tengah, „perantara atau „pengantar.pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi

visual atau verbal (Azhar, 2007:3).

Media pembelajaran merupakan media yang mengandung pesan-pesan atau

informasi yang bertujuan insruksional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran. Media pembelajaran bertujuan untuk menyampaikan materi

kepada siswa dengan maksud siswa dapat lebih mengerti atas materi yang

diberikan melalui media.

Pemakaian media pmbelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

(26)

19

2.3.1.2 Fungsi Media Pembelajaran

Sebagai suatu alat bantu dalam proses pembelajaran, media mempunyai

beberapa fungsi. Menurut Nana Sudjana dalam Syaiful Bahri dan Aswan Zain

(2010: 134) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori,

sebagai berikut:

1. Pengunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi

tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk

mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari

keselurujan situasi mengajar.

3. Media pengajaran dalam pengjaran, pengunaannya integral dengan tujuan

dan isi pelajaran.

4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan,

dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya

lebih menarik perhatian siswa.

5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam

menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.

6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi

mutu belajar mengajar.

Levie & Lentz, menyatakan bahwa media pembelajaran memiliki empat fungsi,

yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

(27)

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkatan dengan

makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Fungsi kognitif media visual terlihat

fari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau

gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingatkan

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar untuk memahami dan

mengingatkan informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata

lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah

dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks

atau disajikan secara verbal (Azhar, 2007: 17).

Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2006: 124-126 ) macam-macam media

pembelajaran yaitu:

a. Dilihat dari jenisnya, media dibagi kedalam: media auditif, media visual,

media audiovisual.

b. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam : media dengan daya liput luas

dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat,

media untuk pengajaran individual.

c. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam: media sederhana dan

(28)

21

Iskandar Agung (2010: 62-63) menjelaskan sejumlah langkah atau tindakan yang

dapat dilaksanakan oleh guru terkait dengan penggunaan media pembelajaran

yaitu:

a. Mengkaji bentuk-bentuk media pembelajaran

b. Mengkaji segenap hal terkait dengan penggunaan media pembelajaran.

c. Merancang dan membahas penggunaan media pembelajaran.

d. Mencari bantuan ahli.

e. Menyusun rencana kerja.

2.4 Aktivitas Belajar Siswa dan Peranan Guru

Manusia pada hakikatnya memiliki aktivitas karena adanya tunjangan potensi

pada diri. Tanpa adanya aktvitas maka seseorang akan merasa bosan dengan

kehidupannya. Aktivitas yang padat terkadang tak memandang siapapun, baik

orang yang pengangguran, orang yang bekerja, ataupun siswa. Siswa memiiki

aktivitas yang padat di sekolah. Tanpa adanya aktivitas maka tidak ada kegiatan

belajar di sekolah.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Sardiman (2011: 96) tidak ada belajar

kalau tidak ada aktivitas. Karena aktivitas merupakan prinsip atau asas yang

sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Berikut akan dijelaskan

aktivitas dalam pembelajaran yang dilakukan oleh siswa/anak didik dan tugas

(29)

2.4.1 Aktivitas Siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai

objek dari kegiatan-kegiatan pengajaran. Karena itu, inti prose pengajaran

adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan. Jika tidak ada

siswa atau peserta didik maka pengajaran tidak dapat berlangsung. Dalam

pengajarannya siswa melakukan berbagai aktivitas yang dilakukannya. Banyak

jenis aktivitas yang dapat dilakukan oles siswa selama proses pembelajaran.

Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang

lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich dalam Sardiman

(2011: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang

antara lain dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain;

2. Oral Activities, seperti; menyatakan, merumuskan, bbertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi;

3. Listening Activities, sebagai contoh, mendengarkan; uraian, percakapan diskusi, musik, pidato;

4. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin;

(30)

23

6. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain; melakukan percobaan, melakukan konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

beternak;

7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya; menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil

keputusan;

8. Emotional Activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2.4.2 Peranan dan Tugas Guru

Sardiman (2008: 144-146) secara singkat menjelaskan peranan guru dalam

kegiatan belajar-mengajar, yaitu (1) Informator, (2) Organisator, (3) Motivator,

(4) Pengaruh/direktor, (5) Inisiator, (6) Transmitter, (7) Fasilitator, (8)

Mediator, dan (9) Evaluator. Berikut adalah penjelasan mengenai peranan guru

dalam kegiatan belajar mengajar.

1) Informator

Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan

sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. Dalam pada itu berlaku

teori komunikasi

a. teoristimulus-respon;

(31)

2) Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop,

jadwal pelajaran, daln lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan

kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga

dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.

3) Motivator

Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka

meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru

harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya

cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar

mengajar.

4) Pengaruh/direktor

Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam

hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa

sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Guru harus juga“handayani”.

5) Inisiator

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah

barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh

anak didiknya.

6) Transmitter

Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar

(32)

25

7) Fasilitator

Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau

kemudahan dalam proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan

suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan

siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif.

8) Mediator

Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan

belajar siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara

memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.

9) Evaluator

Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator guru mempunyai otoritas

untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah

laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil

atau tidak.

2.5 Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi dilalukan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, utuk

mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi

tidak mungkin dipisahkan dari belajar, maka harus diberikan secara wajar agar

tidak merugikan. Usaha belajar yang efektif dan sukses, ditambah oleh evaluasi

yang bermutu dan diskriminatif akan mengena pada semua aspek belajar.

Evaluasi merupakan bagian mutlak dan pengajaran, dan sebagai unsur integral di

dalam organisasi belajar yang wajar. Evaluasi sebagai alat suatu alat untuk

(33)

memberi laporan tentang siswa itu sendiri, serta orang tuanya. ( Slameto 2010:

51).

Munthe (2009), menyatakan bahwa melakukan evaluasi pembelajaran memiliki

banyak fungsi. Di samping fungsi selektif dan penempatan, evaluasi berfungsi

lain. Pertama, diagnostis dan remidial, yaitu hasil penilaian digunakan untuk

mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa, kesulitan-kesulitan siswa, dan

sebab musabab kelemahan dan kelebihan siswa, sehingga lebih mudah dicari

jalan pemecahannya.

Sebelum dilakukan remidial, seharusnya dilakukan assessment diagnostik. Kedua, evaluasi berfungsi sebagai pengukur peningkatan keberhasilan, yaitu

untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan,

dan sekaligus mencari dasar bagi perbaikan kurikulum dan program pendidikan.

Ketiga, evaluasi berfungsi sebagai pendorong/motivator belajar siswa. Keempat,

evaluasi berfungsi untuk menentukan tingkat penguasaan kecakapan,

pengetahuan, dan sikap siswa, dan meranking siswa berkaitan dengan

keseluruhan kelas. Kelima, evaluasi dapat digunakan untuk menilai kualitas

pengajaran dan menilai efektivitas mata pelajaran.

Pengembangan alat evaluasi menurut Iskandar Agung (2010: 65) yaitu:

1. Mengidentifikasikan jenis atau bentuk tes sebagai alat evaluasi hasil

belajar siswa atau peserta didik serta kaidah-kaidah penulisan soal.

2. Menentukan waktu evaluasi berupa tes atau ulangan harian, mingguan,

bulanan, cawu dan semester.

(34)

27

ganda, menjodohkan dan benar salah).

4. Menetapkan jenis atau bentuk tes yang telah dipilih.

5. Mengidentifikasiakn permasalahan, hambatan, dan kebutuhan berkenaan

dengan penggunaan jenis atau bentuk tes.

6. Menentukan alternatif pemecahan permasalahan, hambatan dam

kebutuhan yang dihadapai.

7. Menyusun rencana kerja evaluasi.

2.6 Pengertian Menulis

Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Menulis

merupakan keterampilan berbahasa yang memiliki peranan sangat penting dalam

kehidupan manusia. Dengan keterampilan ini, seorang penulis dapat

berkomunikasi secara tidak langsung kepada pembaca untuk menyampaikan

pesan, gagasan, keinginan, dan perasaan yang disusun dalam bentuk lisan.

Wiyanto (2004: 1) menyatakan bahwa menulis adalh kegiatan mengugkapkan

gaggasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis

dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Tulisan itu dibuat untuk dibaca orang lain

agar gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Dengan

kata lain, penulis menuangkan gagasan lewat kegiatan menulis dan pembaca

menampung gagasan itu dengan cara membaca.

Menulis ialah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

(35)

yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau

lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan

demikian dalam komunikasi paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat.

Penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media

berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima. (Suparno, 2009: 1.3).

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain

dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami

bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1994: 21). Dalam kegiatan menulis,

seseorang dituntut untuk menguasai struktur bahasa dan kosakata. Dengan

mengusai hal tersebut seseorang dapat menyusun tulisannya secara sistematis

sehingga tulisan mudah dibaca dan dimengerti oleh pembaca.

Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta

mengungkapkannya secara tersurat. Untuk dapat mengungkapkan gagasan

secara tersurat, seorang penulis harus dapat menggambarkan bahasa dengan

kata-kata padat makna yang dapat digunakan unuk menyampaikan pesan atau

informasi kepada pembaca karena menulis bukan hanya melukiskan

lambang-lambang grafis semata. Dengan demikian, pesan yang disampaikan penulis

melalui tulisannya akan mudah dipahami oleh pembaca (Akhadiah dkk, 1988:

2).

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa menulis

(36)

29

tulis sebagai alat atau medianya. Dalam kegiatan menulis ini terdapat tujuan

yaitu menyampaikan suatu pesan atau informasi antara si pemberi informasi

(penulis) kepada penerima informasi (pembaca). Pesan tersebut disampaikan

melalui sebuah simbol atau lambang bahasa sebagai alat atau medianya. Melalui

kegiatan menulis tersebut diharapkan pembaca mampu memahami maksud

tulisannya dengan cara membaca deretan simbol atau lambang bahasa yang

dituliskan.

2.6.1 Tujuan menulis

Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan

makna dalam tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai

tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang

dapat dilihat/dibaca.

Beberapa tujuan menulis adalah

Untuk memeberikan suatu informasi

Untuk meyakinkan atau mendesak

Untuk menghibur atau menyenangkan

Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat.

Hugo Hartig dalam Tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis:

a. Tujuan penugasan ,sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang

menulis melakukan nya karena tugas yang diberikan kepadanya

b. Tujuan altruistik,penulis bertujuan untuk menyenangkan

(37)

memahami,menghargai perasaan dan penalaranya,ingin membuat hidup para

pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu

c. Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan

d. Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan

kepada para pembaca

e. Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan

dirinya kepada pembaca

f. Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan

mencapai norma artistik,nilai-nilai kesenian

g. Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah

yang dihadapi.

2.7 Pengertian Puisi

Kata puisi dari bahasa Yunani “poiseis” yang berati penciptaan. Akan tetapi,

pengertian ini semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni

sastra”, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan

menggunakan irama, sajak, dan kadang kata-kata kiasan (Tarigan, 1984: 4).

Waluyo dalam ( Tiwi Sundari, 2010: 11) menyatakan bahwa puisi merupakan

bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.

Puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan

manusia, alam, dan Tuhan melalaui media bahasa yang estetik yang secra

(38)

31

Djojosuroto dalam (Tiwi Sundari, 2010: 11) menyatakan bahwa puisi

merupakan gagasan yang dibentuk dengan susunan, penegasan, dan gambaran

semua materi dan bagian-bagian yang menjadi komponenya dan merupakan

suatu kesatuan yang indah.

Dari beberapa pebdapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Zulfahnur yang

mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair

mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang

estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan.

2.8 Hakikat Puisi

Penulisan puisi dikatakan baik jika di dalamnya terkandunf tujuan hakikat puisi

(Wahono dalam Tiwi Sundari, 2010: 13) yaitu:

1. Fungsi Estetik

Estetik artinya indah, jadi puisi harus mengandung unsur keindahan. Tanpa

adanya unsur keindahan puisi tidak bisa disebut karya seni. Keindahan tersebut

meliputi pengunaan unsur-unsur rima, irama,diksi, dan gaya bahasa. Gaya

bahasa meliputi semua penggunaan bahasa khususnya untuk mendapatkan efek

tertentu, yaitu efek estetikanya atau efek kepuitisannya. Rima salah satu unsur

penting, penggunaan rima yang teratur dalam puisi akan menimbulkan

kemerduan bunyi. Rima pada puisi terdapat di akhir baris.

Pengimajian atau pencitraan yaitu gambaran yang jelas melalui kata-kata agar

dapat menimbulkan suasana khusus yaitu lebih hidup. Pencitraan dalam puisi

dimaksudkan agar puisi yang diciptakan mampu menggambarkan susana batin

(39)

dihasilkan mampu mencapai kepuitisan. Ide-ide yang masih abstrak diharapkan

mampu ditangkap seolah-olah dapt dilihat, didengar, dicium, atau difikirkan.

Pilihan kata-kata dapat diartikan kemampuan membedakan secara tepat

nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan. Kata-kata dalam

puisi merupakan kata-kata terpilih dan tepat untuk menyampaikan ide serta

bunyi yang dibentuk. Kaat tersebut harus sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Bentuk puisi memang amat padat dibandingkan dengan karya sastra lainnya.

Yang dimaksud padat yaitu puisi hanya mengungkapkan masalahnya saja.

Mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata yang tersusun merupakan kata-kata

yang terpilih yang mampu mengungkapkan gagasan yang sebenarnya panjang.

Dengan kata lain puisi mengandung sedikit kata tetapi mengandung banyak hal.

2. Ekspresi Tidak Langsung

Sebuah puisi berisi gagasan pengarang secara tidak langsung. Pengarang

banyak mengunakan kata-kata kiasan untuk menyampaikan ucapan secara

tidak langsung. Puisi merupakan ungkapan hati penagarng yang dituangkan

megenai apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan ke dalam bahasa yang padat

dan singkat. Ungkapan perasaan tersebut bisa berdasarkan pengalaman,

peristiwa yang pernah dialami, tanggapan terhadap suatu objek, keindahan

alam, dan sebagainya.

3. Jenis-Jenis Puisi

Husnan dalam (Tiwi Sundari, 2010: 10) menyatakan bahwa puisi dibedakan

atas dua golongan, yaitu puisi lama dan puisi baru. Berikut ini adalah

(40)

33

a. Puisi lama : (a) bersifat statis dan terikat; (bentuk dan sajak tetap, terikat

tidak berubah), (b) isinya bersifat didaktis dan religius, (c) kalimat -kalimatnya

penuh dengan kata-kata piihan kata-kata lama atau kata-kata sukar, bahasa

klise yang lebih diutamakan daripada isinya, dan (d) merupakan

kepandaian/hasil bersama, mengutamakan kegotong-royongnan, bukan

perseorangan ( karena itu“anonym”).

b. Puisi baru : (a) bersifat dinamis (bebas baik bentuk maupun isi), (b) isinya

bersifat individualistis ekspresionistis (cetusan jiwa yang bebas, lepas), (c)

kalimat-kalimatnya singkat, padat, isi lebih penting daripada bahasa, dan (d)

nama pengarang disebutkan.

Ciri-ciri puisi baru yaitu:

a. Tidak terikat oleh jumla suku kata ( jumlah suku kaat pada tiap baris tidak

tentu).

b. Tidak terikat olrh sajak ( ada yang bersajak sama, sajak silang, sajak

peluk, sajak kembar, dan sebgainya, bahkan ada yang bersajak patah).

c. Isinya berupa pengucapan pribadi.

Pada pembahasan ini, peneliti hanya mengacu pada sajak bebas. Sajak bebas

ialah suatu bentuk sajak yang tidak dapat di beri nama dengan nama-nama

yang sudah tertentu dalam bentuk-bentuk puisi lama, karena tidak terikat oleh:

a. Bentuk (jumlah baris)

b. Jumlah suku kata dalam tiap baris

c. Sajak.

Dalam sajak bebas yang terpenting adalah isi, sebagai ekspresi bebas dari

(41)

ingin bebas dalam mencurahkan perasaan, pikiran, kehendak, dan cita-citanya (

individualisme ) tidak mau dikekang oleh norma-norma lama, dan tidak ngin

dibatasi oleh ketentuan yang mengikat.

2.9 Pembelajaran Apresiasi Sastra

Sardiman (2011: 21) menyatakan bahwa belajar merupakan rangkaian kegiatan

jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia

seutuhnya, yang berarti menyang. Belajar sastra adalah berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu mengenai sastra. Belajar sastra bukan hanya pandai

memahami tentang hakikat sastra, melainkan mampu mengapresiasi karya sastra

tersebut.

Suprapto (1993: 13) menyatakan bahwa apresiasi sastra berarti suatu kegiatan

memahami, mengahayati, dan menikmati karya sastra dengan sungguh-sungguh

sehingga timbul pengertian, penghargaan, dan kepekaan pikiran kritis terhadap

karya sastra tersebut. Sehingga siswa perlu memperoleh pemahaman bagaimana

mengapresiasi karya sastra. Pembelajaran apresiasi sastra pada dasarnya

bertujuan agar siswa memiliki penilaian terhadap suatu karya sastra khususnya

dongeng. Dengan mempelajari karya sastra khususnya dongeng siswa

diharapkan memiliki penghargaan lebih terhadap karya tersebut.

Proses pengapresiasian karya sastra khususnya pada unsur intrinsik karya sastra,

mampu memberikan pemahaman tentang bagaimana cara pengarang

menyampaikan maksud, sikap, dan penilaian terhadap cerita. Karena itu, guru

(42)

35

dalam pembeelajarn menulis puisi sebagai proses pengapresiasian tersebut demi

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskritif

kualitatif. Penelitian deskritif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal hal lain yang sudah disebutkan, yang

hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Metode ini digunakan

sesuai dengan tujuan yaitu untuk mendeskrifsikan pembelajaran menulis puisi

siswa SMP kelas VIII.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi siswa kelas

VIII SMP PGRI Pejambon Kec. Negerikaton Kab. Pesawaran tahun Pelajaran

2012/2013. Pembelajaran yang dimaksudkan pada penelitian difokuskan pada

pelaksanaan pembelajaran (aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa

(44)

37

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik dalam penelitian ini yaitu Melakukan pengamatan terhadap tampilan

[image:44.612.121.511.211.706.2]

guru menganjar dan siswa belajar.

Table 3.1 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

No Indikator Sub Indikator Deskriptor

1. Kegiatan

Prapembelajaran

Mempersiapkan siswa untuk belajar

Kesiapan siswa, antara lain mencakup kehadiran, kerapian, ketertiban, dan perlengkapan pelajaran

Melakukan

kegiatan apersepsi

Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman siswa atau pembelajaran sebelumnya (termasuk kemampuan prasyarat), mengajukan pertanyaan menantang, menyampaikan manfaat materi pembelajaran, dan mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan

pembelajaran

2 Kegiatan inti pembelajaran a. Penguasaan

Materi pelajaran Menunjukan penguasaan materi

pembelajaran

Memperlihatkan tingkat kebenaran dan keakuratan subtansi (materi, isi) pembelajaran yang dibahas

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relavan.

(45)

teknologi komunikasi. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa

Materi disajikan sesuai dengan alur piki siswa dan tahapan yang dapat

dimengerti.

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

Realitas kehidupan antara lain mencakup mata pencaharian pendidik, keadaan geografi, adat istiadat, dan sebagainya

b. Pendekatan/ strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

Pembelajaran sesuai dengan jenis kompetensi (tujuan). Misalnya, kegiatan untuk penguasaan keterampilan adalah berlatih, dan kegiatan unuk penguasaan sikap/nilai adalah penghayatan.

Melaksanakan pembelajaran secara runtut

Metode da meteri dipaparkan secara sistematis, sesuai dengan konteks,

memerhatikan prasyarat, dan kemampuan berpikir siswa

Mengauasai kelas Guru dapat mengendalikan pembelajaran, perhatian siswa terfokus pada

pelajaran, dan disiplin kelas terpelihara

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Kontekstual merujuk pada tuntutan situasi dan

lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Guru

(46)

39

memiliki manfaat (nilai fungsional) dalam kehidupan sehari-hari Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect)

Kebiasaan positif antara lain dapat berbentuk kerja sama, tanggung jawab, disiplin, dan berpikir kritis Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang direncanakan

Guru menilai dan mengakhiri tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan.

c. Pemanfaatan sumber/media pembelajaran

Menggunakan media secara efektif dan efesien

Terampilan memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar lainnya secara efektif dan efesien (mencapai target dan sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan). Terampil

mengoperasikanmedia pembelajaran, misalnya mengoperasikan dengan benar dan lancer media OHP, tape recorder, chart, peta, atau LCD.

Menghasilkan pesan yang menarik

Media yang digunakan berhasil memusatkan perhatian siswa sehingga pesan dapat ditangkap dengan jelas

Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media

Siswa dilibatkan dalam kegiatan pembuatan dan/atau pemanfaatan sumber

(47)

memodifikasi,

mendemonstrasikan. Dan menggunakan media

d. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran

Melakukan kegiatan yang memancung keaktifan siswa, baik secara mental,

emosianal, maupun fisik dengan guru, teman, atau sumber belajar. Misalnya, membuka kesempatan siswa untuk berdiskusi kelompok, meminta siswa lain untuk menanggapi pendapat teman, atau mengondisikan siswa memanipulasi sumber (objek) belajar secara langsung

Menunjukan sikap terbuka terhadap respons siswa

Menghargai pendapat siswa, mengakui kebenaran

pendapat siswa, dan

mengakui keterbatasan diri.

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

Siswa tampak senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran.

e. Penilaian proses dan hasil selama poses Memantau kemajuan belajar siswa selama poses Mengajukan pertanyaan/tugas yang berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai selama proses pembelajaran. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan). Mengajukan pertanyaan/tugas yang berkaitan dengan komptensi yang akan dicapai pada akhir pembelajaran, termasuk asesmen autentik.

f. Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

Bahasa lisan yang mudah dipahami dan tidak

(48)

41

baik, dan benar a/ salah tafsir. Struktur kalimat, frasa, kosakata, dan ejaan dalam bahasa tulis yang terdapat di papan tulis, media, dan LKS bak dan benar.

Menyampaikan pesan gaya yang sesuai

Ekspresi wajah, intonasi suara, serta gerakan tubuh sesuai dengan pesan yang disampaikan dan menarik

3 Kegiatan Penutup Melakukan reflesi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

Mengajakan siswa untu mengungat kembali hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan yang sudah berlangsung, misalnya dengan mengajukan pertanyaan tentang proses, materi, dan kejadian lainnya. Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, misalnya dengan mengajukan pertanyaan menutun agar siswa dapat merumuskan rangkuman yang benar.

Melaksanakan tindak lanjut memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remidi/pengayaan .

(49)
[image:49.612.121.503.125.419.2]

Table 3.2 Lembar Observasi Siswa

No. Indikator Deskripsi Penilaian

1. Aktivitas Lisan Siswa menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat,

mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.

2. Aktivitas

Mendengarkan

Siswa mendengarkan; uraian, percakapan

diskusi, pidato dan music.

3. Aktivitas Menulis Siswa mwnulis cerita, karangan, laporan,

angkert dan menyalin.

3 Aktivitas Mental Siswa menanggapi, mengingat, memecahkan

soal, menganalisa, melihat hubungan dan

mengambil keputusan.

4 Aktivitas Emosi Siswa menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat,bergairah, berani, tenang dan

gugup.

3.4 Teknik Analisis Data

Tekhnik yang yang digunakan penulis dalam menganalisis data adalah sebagai

berikut.

1. Mengamati dengan seksama seluruh aktivitas mengajar guru dan aktiviras

belajar siswa di kelas,

2. Menganalisis proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

siswa dengan menggunakan instrumen proses pelaksanaan pembelajaran oleh

(50)

43

3. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dianalisis pada instrumen

(51)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMP PGRI Pejambon Pesawaran Tahun Pelajaran

2012/2013, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII

yakni pada pelaksanaan pembelajaran menulis puisi meliputi :

1. Aktivitas Guru dalam Mengajar

Aktivitas guru dalam mengajar dapat di lihat dari proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia selama pembelajaran berlangsung. Guru

sudah melakukan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan

intrumen proses pembelajaran oleh guru yang terdapat pada indikator pelaksanaan

pembelajaran yang terdiri atas kegiatal awal pembelajara, kegiatan inti pembelajaran, dan

kegiatan penutup. Semua sudah guru laksanakan dengan baik. Namun, ada beberapa

kegiatan yang tidak dilakukan guru secara maksimal. Misalnya, pada saat kegiatan

kegiatan awal pembelajara guru sudah melakukan pembukaan dengan baik, akan tetapi

guru di sini tidak melakukan kegiatan apresepsi. Setelah melakukan pembukan guru

langsung ke materi puisi tanpa melakukan apresepsi. Pada kegiatan inti guru sudah

melakukannya tetapi, pada penggunaan media guru kurang memanfaatkan media lain

sehingga tidak semua siswa merasa tertarik dengan media yang digunakan oleh guru

maka dari itu, hanya beberapa siswa yang mengerti dengan penjelasan guru. Pada

kegiatan penutup guru sudah melakukannya dengan baik seperti melakukan refleksi atau

(52)

85

memberikan arahan, kegiatan atau tugas yang bisa dilakukan di rumah untuk melatih

siswa dalam menulis puisi.

2. Aktivitas Siswa dalam Belajar

Proses pelaksanaan pembelajaran oleh siswa yakni aktivitas siswa. Siswa dituntut untuk

melakukan : aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas mental,

dan aktivitas emosi. Berdasarkan hasil penelitian siswa sudah melakukan perannya

sebagai peserta didik. Namun, dalam kegiatan menyimak dan mendengarkan siswa

kurang begitu memperhatian apa yang telah guru jelaskan di depan kelas melainkan ada

beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri seprti bersenda gurau dengan

teman sebangkunya sehingga siswa tersebut kurang mengerti apa yang sudah dijelaskan

oleh guru saat guru bertanya kepada siswa tersebut. Untuk aktivitas yang lain seperti

aktivitas menulis,aktivitas mental dan aktivitas emosi siswa sudah melakukan dengan

baik.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti mengemukakan saran kepada guru

bahasa Indonesia sebagai berikut.

1. Sebaiknya guru menggunakan media dalam pembelajaran agar tercapainya

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah tertera dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menmarik minat siswa dalam belajar.

2. Sebaiknya guru menutup pembelajaran dengan membuat kesimpulan tentang materi

yang sudah diajarkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar.

3. Dan sebaiknya guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa dapat belajar tentang

(53)

Daftar Pustaka

Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan kreativitas Pembelajaran bagi Guru. Bestari Buana Murni. Jakarta Timur.

Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia . Jakarta: Erlangga.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Sinar Grafika: Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. 2012. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung

Munthe, Bermawy. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Sardiman, A.M., 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Rineka Cipta. 2010.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekan Kuantataif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suliani. Ni Nyoman Wetty.2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandar Lampung:

(54)

Suliani. Ni Nyoman Wetty.2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Suparno, dkk,. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Indonesia.

Soejipto. Kosasi, Raflis. 2009. Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Jakarta.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Univeritas Lampung.

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Table 3.1 Instrumen Proses  Pembelajaran oleh Guru
Table 3.2 Lembar Observasi Siswa

Referensi

Dokumen terkait

a) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru mata pelajaranbahasa Indonesia sebagai acuan atau dasar untuk meningkatkan minat baca dan penguasaan diksi pada

Dari hasil diskusi guru, teman sejawat pada tanggal 02 Januari 2013 dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas V belum memenuhi KKM (Kriteria

Dengan permasalahan tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan cara penggunaan media pembelajaran yang menarik minat siswa yaitu penggunaan media video (audio visual)

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kemahiran Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar untuk siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Tanjungpinang yang dilakukan peneliti,

Tujuan penelitian dan pengembangan ini yaitu (1) menghasilkan media pembelajaran menulis puisi SMP kelas VIII yang menarik untuk pembelajaran Bahasa Indonesia,

Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi di kelas VIII F dan VIII G SMP Negeri 1 Jaten terdapat perbedaan pada saat pelaksanaan siswa VIII G lebih aktif dibanding

Data dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup dan hasil dalam menulis puisi yang dilakukan

pembelajaran yaitu (1) guru menyampaikan salam dan mengecek kehadiran siswa, (2) guru memberikan apersepsi terkait dengan pengalaman nyata yang dialami peneliti dan