• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh lokasi dan citra merek terhadap keputusan pembelian pada Distro Ouval Research di Buah Batu Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh lokasi dan citra merek terhadap keputusan pembelian pada Distro Ouval Research di Buah Batu Bandung"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Data Pribadi

Nama Lengkap : Afra Wibawa Makna Hayat

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 20 Februari 1986

JenisKelamin : Pria

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Cipedes Tengah No. 73 B

Telepon : 08986867474

Pendidikan

1. Tahun 1992 - 1998 : SD Istiqamah Bandung

2. Tahun 1998 - 2001 : SMP Istiqamah Bandung

3. Tahun 2001 - 2004 : SMA Negeri 9 Bandung

4. Tahun 2004 - 2007 : Politeknik POS Indonesia

5. Tahun 2010 - 2013 : Universitas Komputer Indonesia Jenjang

(5)

PADA DISTRO OUVAL RESEARCH DI BUAHBATU BANDUNG

An Effect of Location and Brand Image to Customer Buying Decision at Ouval Research Distro on Buah Batu Bandung

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Jenjang S1

Disusun Oleh:

AFRA WIBAWA

21210790

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

vi Assalamu’alaikumWr. Wb.

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi. Shalawat

dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Beserta seluruh keluarganya, sahabatnya, dan akhirnya kepada kita semua selaku

keturunannya hingga akhir zaman nanti.

Atas rahmat dan ridha – Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada

Distro Ouval Research Jalan Buah Batu No. 64 Bandung. Skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Program

Studi Manajemen Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM). Dimana judul yang diambil, yaitu: “Pengaruh Lokasi dan Citra

Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Distro Ouval

Research di Buah Batu Bandung”.Untuk itu Penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Ayah dan Ibu yang selalu

memberikan doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta

pengorbanan yang tiada hentinya, mendorong dan selalu memberi semangat

kepada Penulis dan juga kepada dosen pembimbing Penulis yaitu Dr. Rahma

Wahdiniwaty, Dra., M.Si yang telah membimbing Penulis dalam menyelesaikan

(7)

vii

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen.

4. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis

dengan pengetahuan.

5. Staff kesekretariatan Program Studi Manajemen (Teh Hana dan Teh

Maya) makasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.

6. Bapak Iman Muwardi dan Fajar Boesly selaku pembimbing pendamping

di Distro Ouval Research Jalan Buah Batu No. 64 Bandung.

7. Untuk Dikdik, Bagus, Anto terima kasih untuk dukungannya.

8. Semua teman kelas Manajemen 5(K) terima kasih atas dukungan dan

bantuannya.

9. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu

Penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

(8)

viii

Akhir kata Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk

diri sendiri dan orang lain.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Bandung, Agustus 2013

(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 12

1.4.2 Kegunaan Operasional ... 12

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13

(10)

x

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Lokasi ... 14

2.1.1.1 Pengertian Lokasi ... 14

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lokasi ... 15

2.1.1.3 Pemilihan Lokasi ... 17

2.1.2 Citra Merek ... 20

2.1.2.1 Pengertian Citra Merek ... 20

2.1.2.2 Dimensi Citra Merek ... 21

2.1.2.3 Manfaat Citra Merek ... 24

2.1.3 Keputusan Pembelian Konsumen ... 24

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen ... 24

2.1.3.2 Motif-motif Pembelian ... 25

2.1.3.3 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Keputusan Pembelian ... 26

2.1.3.4 Tahapan Pembelian ... 27

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 30

2.2 Kerangka Pemikiran ... 34

2.2.1 Naratif ... 34

2.2.2 Keterkaitan Lokasi dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 40

2.2.2.1 Keterkaitan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 40

2.2.2.2 Keterkaitan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 41

(11)

xi

3.1 Objek Penelitian ... 44

3.2 Metode Penelitian ... 44

3.2.1 Desain Penelitian ... 45

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 49

3.2.2.1 Variabel Bebas ... 52

3.2.2.2 Variabel Terikat ... 52

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 53

3.2.3.1 Sumber Data ... 53

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 55

3.2.3.1.1 Populasi ... 55

3.2.3.1.2 Sampel berdasarkan consensus ... 55

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.2.4.1 Uji Validitas ... 58

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 61

3.2.5 Rancangan Analisis dan Perancangan Hipotesis ... 63

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 63

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif) ... 63

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 65

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 73

4.1.1 Profil Perusahaan ... 73

4.1.1.1 Sejarah Singkat Ouval Research ... 73

4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 75

(12)

xii

4.2.1 KarakteristikResponden ... 79

4.2.2 Tanggapan Responden Tentang Lokasi Distro Ouval Research di Jl. Buah Batu No. 64 Bandung ... 85

4.2.3 Tanggapan Responden Tentang Citra Merek Distro Ouval Research di Jl. Buah Batu No. 64 Bandung ... 93

4.2.4 Keputusan Pembelian Konsumen pada Distro Ouval Research di Jl. Buah Batu Bandung ... 108

4.3Pengaruh Lokasi Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Distro Ouval Research Di Buah Batu Bandung ... 122

4.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 122

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 123

4.3.1.2 Uji Multikolinieritas ... 124

4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 128

4.3.2.1 Model Regresi ... 128

4.3.2.2 Analisis Korelasi ... 130

4.3.2.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 133

4.4Pengujian Hipotesis ... 137

4.4.1 Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 137

4.4.2 Uji Hipotesis Parsial ... 139

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144

5.2 Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

xiii

No. Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Tahapan Pembelian Konsumen ... 27

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 42

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 48

Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 72

Gambar 4.1 Stuktur Organisasi Ouval Research Company, Bandung ... 76

Gambar 4.2 GarisKontinum Mengenai Lokasi pada Distro Ouval Research ... 92

Gambar 4.3 Garis Kontinum Mengenai Citra Merek pada Distro Ouval Research ... 106

Gambar 4.4 Garis Kontinum Mengenai Keputusan Pembelian Konsumen pada Distro Ouval Research ... 120

Gambar 4.5 Uji normalitas dengan menggunkan metode scater plot ... 124

Gambar 4.6 Kurva Uji-t Variabel Lokasi terhadap Keputusan Pembelian ... 140

(14)

xiv

Tabel 1.1 Data Transaksi Konsumen Ouval Research ... 4

Tabel 1.2 Survey Awal ... 6

Tabel 1.3 Pelaksanaan Penelitian ... 13

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti ... 30

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 49

Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 50

Tabel 3.3 Penentuan Skor Jawaban Kuesioner ... 54

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 60

Tabel 3.5 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas ... 63

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Instrumen ... 63

Tabel 3.7 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal ... 65

Tabel 3.8 Tingkat Keeratan Korelasi ... 68

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 80

Tabel 4.2 Usia Responden ... 81

Tabel 4.3 Status Pernikahan Responden ... 82

Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden ... 83

Tabel 4.5 Pekerjaan Responden ... 84

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Keterjangkauan Lokasi Ouval Research ... 86

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kelancaran Akses Menuju Lokasi 88 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Kedekatan Lokasi ... 90

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Lokasi Distro Ouval Research .... 92

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Atribut Produk ... 95

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Manfaat Produk ... 97

Tabel 4.12 TanggapanResponden Mengenai Nilai Produk ... 98

(15)

xv

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Pemakai Produk ... 104

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Citra Merek Distro Ouval Research Jl. Buah Batu No. 64 Bandung ... 106

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pengenalan Masalah ... 109

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pencarian Informasi ... 112

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Evaluasi Alternatif ... 114

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 116

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Pasca Pembelian ... 118

Tabel 4.22 TanggapanResponden Mengenai Keputusan Pembelian ... 119

Tabel 4.23 Uji Multikolinearitas ... 125

Tabel 4.24 Uji Heteroskedastisitas X1 ... 126

Tabel 4.25 Uji Heteroskedastisitas X2 ... 127

Tabel 4.26 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 129

Tabel 4.27 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 130

Tabel 4.28 Analisis Korelasi Lokasi dan Citra merek dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Distro Ouval Research ... 130

Tabel 4.29 Analisis Korelasi Parsial Lokasi dengan Keputusan Pembelian Konsumen ... 133

Tabel 4.30 Analisis Korelasi Parsial Citra Merek dengan Keputusan Pembelian Konsumen ... 132

Tabel 4.31 Analisis Koefisien Determinasi Simultan ... 134

Tabel 4.32 Analisis Koefisien Determinasi Parsial (Uji t) ... 136

Tabel 4.33 Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 138

(16)

xvi

No Judul Lampiran

Lampiran 1 Surat Pengajuan Penelitian

Lampiran 2 Surat Penerimaan Dari Perusahaan

Lampiran 3 Berita Revisi Penguji & Pembimbing

Lampiran 4 Kuesioner Survey Awal

Lampiran 5 Kuesioner Survey Akhir

Lampiran 6 Data Ordinal

Lampiran 7 Data Interval

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Lampiran 9 MSI Interval

Lampiran 10 Hasil Olah SPSS

Lampiran 11 Hasil Uji F dan Uji T

Lampiran 12 Kartu Bimbingan

(17)

Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Bilson Simamora. 2003, Memenangkan Pasar dengan Pemasar Efektif & Profitabel. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Buchari Alma. 2003, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta

Fandy Tjiptono, 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Fandy Tjiptono, 2006, Manajemen Pelayanan Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Hamel, Gary & C.K Prahalad, 1994.Competing for the Future, USA: Harvard Bussiness School Press.

Hays, W.L. 1969, Statistics, London: Holt, Rinehart & Winston.

Hermawan Kertajaya. 2005. Marketing in Venus, PT Gramedia. Pustaka. Jakarta

Husein Umar, 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat

Kasmir, Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi ke-2. Jakarta: Prenada Media

Group.

Jeni Raharjani. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja (Studi Kasus Pada Pengaruh unique Selling Proposition terhadap Keputusan Pembelian (survei pada konsumen Restoran Bebek Garang Cabang Braga dan Bebek Van Java Cabang Lombok Kota Bandung). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Volume 2 Nomor 1 Januari Hal 1-15.

Kotler, Philips, Karen F.A Fox, 1995, Strategic Marketing for Educatioanal Institutions, second edition, Prentice Hall

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks. Kelompok Gramedia

Kotler, Philip & Armstrong, Gary, 2004, Principles of Marketing, Tenth Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey.

(18)

Lamb, Charles. W. et.al. 2001. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

Poeradisastra, Teguh, 2005, Produk Lokal, Citra Global, www.swa.co.id

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketiga Penerbit: Alfabeta, Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV Alfabeta

Suharno. 2010. Marketing in Practice. edisi pertama, penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sutisna. 2005, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Ujang Suwarman. 2004, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Penerbit: PT Ghalia Indonesia, Bogor.

Utami C.W. 2010. Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta. Sinar Harapan

Umi Narimawati. 2010. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media

(19)

Budaya, No. 2, FE-USM

E. Desi Arista dan Sri Rahayu Tri Astuti, 2011, Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen, Volume 13, Nomor 1, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Berri Brilliant Albar, 2012, Pengaruh Strategi Imitasi Rokok Country Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang.

Berri Brilliant Albar, 2012, Pengaruh Sponsorship ada Lomba Perahu Naga Internasional Terhadap Citra Merek Dji Sam Soe, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang.

Marno Nugroho dan Ratih Paramita. 2009. Analisis Pengaruh Lokasi, Keanekaragaman Barang Terhadap Keputusan Berbelanja dan Loyalitas Konsumen di Carrefour Semarang. EKOBIS vol. 2 no. 1. Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.

Puji Isyanto, H. Sonny Hersona, Rama Darmawan, 2012, Analisis Citra Merek Produk IM3: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang, Vol.1 No. 1, BPFE, Unsika

(20)

14

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Lokasi

Lokasi merupakan salah satu faktor dari situasional yang ikut berpengaruh

pada keputusan pembelian.Dalam konsep pemasaran terdapat istilah yang dikenal

dengan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,

promosi dan place atau lokasi usaha. Dalam marketing mix ini lokasi usaha dapat

juga disebut dengan saluran distribusi perusahaan karena lokasi juga berhubungan

langsung dengan pembeli atau konsumen atau dengan kata lain lokasi juga

merupakan tempat produsen menyalurkan produknya kepada konsumen.

2.1.1.1 Pengertian Lokasi

Buchari Alma (2003:103) mengemukakan bahwa ”Lokasi adalah tempat

perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk

menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya”. Menurut

Ujang Suwarman (2004:280),”Lokasi merupakan tempat usaha yang sangat

mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja”.

Sedangkan pengertian lokasi menurut Kasmir (2009:129) yaitu ”Tempat melayani

konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan

(21)

Menurut Fandy Tjiptono (2002:92) ”Lokasi adalah tempat perusahaan

beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan

barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.”

Teori Lokasi dari August Losch (dalam Sofa, 2008) “melihat persoalan

dari sisi permintaan (pasar)”. Losch mengatakan bahwa “lokasi penjual sangat

berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari

tempat penjual, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk

mendatangi tempat penjual semakin mahal”.

Pemilihan lokasi menurut Buchari Alma (2003:105) memilih lokasi usaha

yang tepat sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha dimasa yang

akan datang.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi merupakan suatu

tempat dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan barang dan jasa serta

pemilihan suatu lokasi perusahaan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha.

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi

Menurut Fandy Tjiptono (2002:92) pemilihan tempat/lokasi fisik

memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transfortasi

umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

(22)

3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:

a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar

terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi

spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.

4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua

maupun roda empat.

5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan di

kemudian hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.

Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan daerah pondokan,

asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.

7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi

restoran, perlu dipertimbangkan apakah dijalan/daerah yang sama terdapat

restoran lainnnya.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan

berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk/tempat ibadah.

Menurut Fandy Tjiptono (2006) dalam penelitian Aprih Santoso dan Sri

Widowati (2011: 183) variable lokasi lebih memakai indikator berikut :

1. Keterjangkauan lokasi.

2. Kelancaran akses menuju lokasi.

(23)

Menurut Levi (2007:213) dalam jurnalnya Tezza Anwar (2007:137), ada

beberapa karakteristik dari lokasi yang bisa mempengaruhi penjualan dari suatu

toko yaitu :

1. Alur lalu lintas yang melewati lokasi tersebut dan aksesibilitas menuju lokasi

tersebut

2. Karakteristik dari lokasi

3. Biaya yang terkait dengan pemilihan lokasi tersebut

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam menentukan lokasi

perusahaan harus mempertimbangkan berbagai aspek yang mendukung bagi

aktivitas pemasaran yang dilakukan perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor

lokasi yang strategis merupakan hal yang penting bagi perusahaan distro sebagai

distributor dari produk pakaian (fashion). Untuk itu penulis mengacu kepada

penelitian Aprih Santoso dan Sri Widowati (2011:183) dan menggunakan

indikator tersebut sebagai indikator dalam penelitian ini yaitu keterjangkauan

lokasi, kelancaran akses menuju lokasi dan kedekatan dengan fakultasnya.

2.1.1.3 Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap

kesuksesan suatu usaha, karena pemilihan lokasi juga berhububungan dengan

keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan adalah

lokasi dimana biaya operasinya paling rendah/serendah mungkin. Lokasi yang

salah, akan menyebabkan biaya operasi perusahaan tinggi. Sebagai akibatnya,

(24)

Oleh karena itu lokasi tempat usaha yang tepat merupakan tuntutan yang mutlak

harus dipenuhi oleh setiap perusahaan.

Untuk itu, dalam proses pemilihan lokasi perusahaan pengusaha harus

mempertimbangkan keputusannya dengan benar agar tidak menimbulkan kerugian

dikemudian harinya. Ada dua langkah yang perlu diperhatikan dalam memilih

sebuah lokasi usaha yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan masyarakat yang akan dituju atau dilayani

2. Memilih lokasi disekitar masyarakat tersebut.

Menurut Buchari Alma (2003:105) untuk menentukan lokasi yang

strategis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Karakteristik demografi konsumen

2. Kondisi ekonomi setempat

3. Keadaan penduduk setempat

4. Persaingan

5. Iklim sosial dan perdagangan

Menurut Utami C.W (2010: 93) melalui pemilihan lokasi yang tepat

mempunyai keuntungan:

1. Merupakan komitmen sumberdaya jangka panjang yang dapat mengurangi

fleksibilitas masa depan

2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis pada masa yang akan datang.

Area yang dipilih harus mampu tumbuh dari segi ekonomi sehingga dapat

mempertahankan keberlangsungan toko saat awal maupun masa yang akan

(25)

Dervitsiotis dalam Murdifin dan Mahfud (2007: 148) berpandangan bahwa

pemilihan lokasi berada ditangan top management sebuah perusahaan, baik pada

usaha pabrik maupun pada usaha jasa. Dalam pemilihan lokasi itu, manajemen

puncak perlu memperhatikan pertimbangan berikut:

1. Lokasi itu berkaitan dengan investasi jangka panjang yang sangat

besarjumlahnya yang berhadapan dengan kondisi-kondisi yang penuh

ketidakpastian.

2. Lokasi itu menentukan suatu kerangka pembatas atau kendala operasi yang

permanen (mencakup undang-undang, tenaga kerja, masyarakat, dan lain-lain)

dan kendalaa itu mungkin sulit dan mahal untuk diubah.

3. Lokasi mempunyai akibat yang signifikan dengan posisi kompetitif

perusahaan, yaitu akan meminimumkan biaya produksi dan juga biaya

pemasaran keluaran yang dihasilkan.

Pemilihan lokasi harus mempertimbangkan berbagai aspek yang tentunya

diarahkan untuk mendorong penjualan dan memberikan keuntungan bagi

perusahaan. Dalam penelitian ini, aspek lokasi akan menggunakan konsep

pemilihan lokasi menurut Fandy Tjiptono (2006) dalam penelitian Aprih Santoso

dan Sri Widowati (2011:183) dengan indikator keterjangkauan lokasi, kelancaran

akses menuju lokasi, kedekatan dengan fasilitas penunjang lain. Hal ini karena

aspek-aspek penentuan lokasi tersebut umumnya merupakan faktor yang

(26)

2.1.2. CitraMerek

2.1.2.1.Pengertian Citra Merek

Citra merek merupakan hasil pandangan atau penilaian konsumen terhadap

suatu merek yang baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau

penyeleksian dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa

merek, sehingga yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan konsumen akan

terpilih. Maka konsumen akan memiliki penilaian yang lebih pada merek tersebut.

Menurut Kotler dan Fox (1995) yang disadur oleh Sutisna (2002:83),

mendefinisikan

”Citra merek adalah sejumlah gambaran-gambaran, kesan-kesan dan

keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek”

Kotler (2005:404) berpendapat bahwa citra merek (brand image) adalah

“The set of held about a particular brand is known as the brand image”.

Artinya Citra merek adalah sekumpulan nilai mengenai merek-merek.

Hermawan Kertajaya (2005:6) mengemukakan pendapatnya bahwa yang

dimaksud dengan citra merek adalah sebagai berikut:

“Citra merek adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu

merek yang sudah ada di benak konsumen”.

Pengertian Brand Image (Keller, 2008:166) bahwa:

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang

(27)

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam

pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya,

mereka tidak berhadapan langsung dengan produk

Berdasarkan konsep-konsep di atas dapat dirumuskan bahwa citra merek

merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan,

kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen

memandang atau mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek.

2.1.2.2.Dimensi Citra Merek

Citra merek yang baik akan membuat konsumen melakukan pembelian

atas produk atau jasa seketika tanpa pikir panjang karena citra merek yang baik

akan memberikan konsumen tersebut rasa percaya diri yang tinggi (Kertajaya,

2004:2). Setelah merek ditentukan kemudian membangun citra merek agar merek

tersebut dapat berlangsung lama dan tertancap dalam benak konsumen. Sebuah

produk tanpa citra merek yang kuat sangat sulit untuk konsumen baru dan

mempertahankan konsumen yang lama.

Tingkat merek menurut Gary Hamel dan Ck Prahalad (1994: 258) dalam

Kertajaya (2005: 480) yaitu:

1. Recognition

Yaitu tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika sebuah merek

tidak dikenal, maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan

(28)

2. Reputation

Yaitu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih

terbukti memiliki track record yang baik.

3. Affinity

Yaitu suatu emosional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan

konsumenya, sebuah produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan

lebih mudah dijual dan sebuah produk dengan persepsi memiliki kualitas yang

tinggi akan mempunyai reputasi yang baik.

4. Loyalty

Yaitu menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen yang menggunakan

merek bersangkutan.

Menurut Kotler (2003:82) dalam penelitian Puji Isyanto, H. Sonny

Hersona, Rama Darmawan (2012:3) bahwa citra merek adalah suatu simbol rumit

yang mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian:

1. Atribut

Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu. Misal, Mercedes menyiratkan

mobil yang mahal, kokoh, tahan lama, dan bergengsi tinggi.

2. Manfaat

Atribut-atribut harus diterjamahkan menjadi manfaat fungsional dan

emosional. Sebagai gambaran, atribut “mahal” cenderung diterjemahkan

sebagai atribut emosional. Sehingga seseorang yang mengendarai Mercedes

(29)

3. Nilai

Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai prosedurnya. Misal,

mobil Mercedes berarti kinerja tinggi, keselamatan, dan gengsi.

4. Budaya

Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya negara. Misal, mobil

Mercedes berasal dari Jerman, yang melambangkan budaya Jerman itu efisien

dan bermutu tinggi.

5. Kepribadian

Merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu. Misal, mobil

Mercedes mungkin menyiratkan bos yang serius, atau istana yang agung

(objek).

6. Pemakai

Merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut.

Ketertarikan pada suatu merek akan lebih kuat apabila jika dilandasi

dengan banyak pengalaman dan penampakan untuk mengkomunikasikannya.

Seperti hal di atas dapat langsung diingat konsumen sehingga membentuk citra

tentang merek atau brand image.

Dalam penelitian ini, untuk menganalisa variabel Brand Image akan

menggunakan konsep yang diutarakan oleh Puji Isyanto, H. Sonny Hersona,

Rama Darmawan (2012: 3) dengan indikator atribut, manfaat, nilai, budaya,

kepribadian, pemakai. Penggunaan konsep ini mengacu kepada definisi Brand

(30)

2.1.2.3. Manfaat Citra Merek

Dikenalnya suatu merek (recognition) artinya seorang konsumen

mengingat merek tersebut. Citra konsumen terhadap suatu merek merupakan hal

penting untuk strategi pemasaran perusahaan. Berikut adalah manfaat dari suatu

citra merek:

1. Citra dapat dibuat sebagai suatu tujuan di dalam strategi pemasaran.

2. Citra dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan merek-merek

lain dari produk sejenis.

3. Citra merek juga dapat membantu dalam memperbaharui penjualan suatu

merek.

4. Citra merek dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efektifitas dari strategi

pemasaran.

5. Citra merek dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha strategi

pemasaran.

2.1.3. Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.3.1.Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam

dorongan. Walaupun keputusan untuk membeli sama sekali tidak bisa dipaksakan

oleh produsen, akan tetapi adanya motif-motif pembelian itu maka para produsen

dapat mempengaruhi atau memperbesar kecenderungan para konsumen tersebut

untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan mengadakan promosi

(31)

calon pembeli tertarik. Pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian

terpenting dalam tingkah laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal

dari keseluruhan pola konsumsi konsumen.

Menurut Shciffman dkk yang dikutip oleh Sumarwan (2004: 289)

mengemukakan bahwa ”keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu

tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.”

Menurut Suharno (2010: 96) keputusan pembelian adalah tahap di mana

pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta

mengkonsumsinya.

Menurut Sutisna (2005: 15),

“Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian

suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan

dan keinginan.”

Menurut Kotler dan Keller (2009:212) “Karakteristik pembeli dan proses

pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian”.

Setelah konsumen menyadari kebutuhan dan keinginan tersebut maka

konsumen akan melakukan tindak lanjut untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan tersebut.

2.1.3.2.Motif-Motif Pembelian

Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka

untuk melakukan pembelian. Mengenai motif-motif pembelian ada tiga macam

(32)

1. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya misalnya

jika orang ingin makan maka dia akan mencari nasi.

2. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap barang. Misalnya apakah

ada keuntungan bila membeli sesuatu.

3. Patronage buying nmotive, ini adalah Selective buying motive yang ditujukan

kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena layanan

memuaskan, tempat dekat, cukup persediaan barang, ada halaman parker dan

lain-lain.

2.1.3.3.Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Keputusan Pembelian

Seorang pemasar harus menguasai pengaruh yang terjadi pada pembeli.

Untuk itu seorang pemasar harus mengidentifikasikan siapa saja yang membuat

keputusan pembelian. Menurut Bilson Simamora (2003: 93), pihak-pihak yang

terlibat dalam keputusan pembelian barang dapat dibagi menjadi:

1. Pemrakarsa (initiator), adalah orang yang pertama kali menyarankan membeli

suatu produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (Iinfluencer), adalah orang yang pandanganya/nasihatnya

member bobot pengaruh keputusan pembelian akhir.

3. Pengambil keputusan (decider), adalah orang yang menentukan sebagian atau

keseluruhan keputusan pembelian.

4. Pembeli (buyer), adalah orang yang melakukan pmbelian nyata.

5. Pemakai (user), adalah orang yang menkonsumsi atau menggunakan produk

(33)

2.1.3.4.Tahapan Pembelian

Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar

harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan

membuat suatu ketetapan bagaimana konsumen membuat keputusan

pembeliannya. Menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang diterjemahkan oleh

Bob Sabran mengemukakan proses pembelian tersebut melalui 5 (lima) tahapan.

Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain:

Sumber: Kotler dan Keller, Dasar-dasar pemasaran (2009:184)

Gambar 2.1

Tahapan Pembelian Konsumen

1. Pengenalan kebutuhan/masalah

Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang

dirasakan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara

keadaan yang diinginkan antara situasi guna membangkitkan dan

mengaktifkan proses keputusan.

2. Pencarian informasi

Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan suatu barang atau jasa,

selanjutnya konsumen mencari informasi yang baik yang disimpan dalam

ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).

Sumber-sumber konsumen terdiri dari:

Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

Pengevaluasian alternatif

Keputusan pembelian

(34)

a. Sumber pribadi: keluarga, tetangga, teman, kenalan.

b. Sumber niaga/komersil: iklan, tenaga penjual, kemasan dan pemajangan.

c. Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen.

d. Sumber pengalaman: penangan, pemeriksaan, penggunaan produk

3. Evaluasi alternative

Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternative

pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternative pilihan

konsumen terdapat tiga konsep dasar yang digunakan, yaitu:

a. Sifat-sifat produk

b. Nilai kepentingan

c. Tingkat kesukaan

4. Keputusan pembelian

Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternative

biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu

keputusan untuk membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya

keputusan untuk membeli, yaitu:

a. Sikap orang lain: tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.

b. Situasi tak terduga: harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan.

c. Faktor yang tak dapat diduga: faktor situasional yang dapat diantisipasi

oleh konsumen.

5. Perilaku pasca pembelian

Keputusan atau ketidakpuasaan konsumen terhadap perilaku pembelian

(35)

pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan konsumen akan

terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi.

Menurut Swastha dan Irawan (1999) yang dikutip dalam jurnal Berri Albar

(2012:66) tahap-tahap pembelian, yaitu:

1. Menganalisa keinginan dan kebutuhan

2. Menilai sumber-sumber

3. Menetapkan tujuan pembelian

4. Mengidentifikasi alternatif pembelian

5. Keputusan membeli, dan

6. Perilaku setelah pembelian

Hal tersebut karena keputusan pembelian merupakan sebuah proses

dimana konsumen mengenali, menilai, melakukan evaluasi terhadap pilihan

produk sebelum memutuskan untuk membeli atau tidak. Model keputusan

pembelian tersebut dapat menggambarkan tahap-tahap dan proses keputusan

pembelian konsumen.

Menurut Lamb, Hair, Mc Daniel (2001:189) dalam penelitiannya Marno

Nugroho dan Ratih Paramita (2009:39) ketika membeli produk, secara umum

konsumen mengikuti proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan

keputusan konsumen adalah proses tahap demi tahap yang digunakan konsumen

keika membeli barang atau jasa yaitu:

1. Pengenalan kebutuhan

2. Pencarian informasi

(36)

4. Keputusan pembelian

5. Perilaku setelah pembelian

Penjelasan di atas memberikan pemahaman terhadap proses keputusan

pembelian konsumen terhadap produk. Penulis menggunakan konsep keputusan

pembelian dengan model lima tahap proses pembelian konsumen yang mengacu

dari Kotler dan Keller yang diterjemahkan Bob Sabran (2009:184) yang terdiri

dari indikator pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Karena lebih sesuai dengan

objek peneliti.

2.1.4. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu tentang citra merek

dan keputusan pembelian:

Tabel 2.1

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti

No Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Penelitian motor merek Honda di Sumatera Barat dan secara parsial variabel loyalitas merek, kesan kualitas dan asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di Sumatera

(37)

Barat dan variabel kesadaran konsumen, layanan purna berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Berdasarkan analisis uji keragaman diperoleh bahwa kelompok pengguna ponsel Cina yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda pada citra merek, harga dan layanan purna jual

Kegiatan sponsorship pada Lomba Perahu Naga berpengaruh terhadap citra merek rokok Dji Sam Soe sebagai rokok berkualitas dan peduli terhadap

pelestarian budaya. sebesar 65% citra merek rokok Dji Sam Soe pada seluruh konsumen Dji Sam Soe yang menyaksikan event Lomba Perahu Naga

secaralangsung di Kota Padang

dipengaruhi oleh kegiatan sponsorhip Dji Sam Soe terhadap Lomba Perahu Naga

Obyek

(38)

5 E. Desi Arista

Variabel Iklan (X1) yang memiliki tingkatsignifikansi sebesar 0,023 < 0,05 memenuhisyarat untuk syarat untuk menjadi variabel pendukung bagiminat beli Variabel citra merek (X3) memiliki tingkatsignifikansi sebesar 0,531 tidak

memenuhisyarat < 0,05 dan tidak memiliki pengaruh signifikan untuk menjadi syarat terhadapvariabel minat beli produk Telkom Speedy. Variabel yang memiliki tingkat signifikansi 0,023 dan pengaruh yang paling kecil terhadap minat beliadalah variabel citra merek (X3) dengan tingkatsignifikansi

lokasi, harga, promosi, dan customer

service berpengaruh secara parsial dan simultan serta signifikan terhadap citra minimarket Indomaret.

Di antara bauran pemasaran yaitu harga, promosi, tempat dan produk, harga dan produk keluar sebagai bauran pemasaran yang paling penting untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pelanggan untuk

(39)

8 Sutrisno Djaja, marketing mix, kelompok acuan , demografi dan sosio ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan membeli, dengan sub variabel produk dan pendapatan keluarga

9 Berri Brilliant

Albar (2012) besar terhadap niat untuk membeli lagi (Y) diikuti oleh variabel harga yang lebih

murah dibandingkan market

leader (X4).

terbukti sebesar 47,4 % sedangkan

Variable Citra Merek Produk IM3 pada mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang dengan

(40)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Naratif

Secara global, bisnis fashion memang menjanjikan dan pasarnya masih

terbuka lebar. Dari suatu kebutuhan kini fashion bergeser menjadi industri dan

dampak bisnisnya cukup menggiurkan. Karenanya, tidak salah bila bisnis fashion

terus tumbuh dan tidak ada matinya. Hal semacam ini disebabkan permintaan

pasar yang sangat besar.

Agar perusahaan dapat bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat,

maka perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat memudahkan aktivitas

pemasaran yang akan mendukung penjualan produk kepada konsumen. Oleh

karena itu, akses konsumen terhadap produk dan kelancaran distribusi barang dari

pihak produsen kepada konsumen menjadi hal yang penting harus diperhatikan,

terutama bagi perusahaan yang menjadi distributor seperti gerai distro Ouval

Research Bandung. Untuk menjamin hal tersebut, maka penentuan lokasi gerai/

outlet penjualan harus mendukung aktivitas pemasaran. Selain itu, di tengah

tingginya iklim persaingan usaha fashion saat ini, Ouval research juga harus

mampu membangun citra merek yang positif, sehingga mendukung penjualan

produknya.

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel.

Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan dengan gerai

lainnya yang berlokasi kurang strategis meskipun keduanya menjual produk yang

sama oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya

(41)

department store, toko aksesoris rumah, toko fashion, dapat berkumpul di suatu

area perdagangan ritel seperti mall atau pusat bisnis. Masing-masing mendapatkan

pembeli dari segmen yang sesuai dengan incaran mereka. Hal itu dimungkinkan

setelah masing-masing peritel mempelajari karakteristik mall atau pusat

perbelanjaan yang bersangkutan dari berbagai aspeknya seperti; luas dan

kepadatan wilayah/area yang dilayaninya, kelas sosial ekonomi penduduk, luas

mall/pusat perbelanjaan, kondisi lalu lintas, sarana transportasi umum. Berbagai

informasi tersebut akan mendatangkan informasi tentang banyaknya kunjungan

masyarakat ke mall setiap harinya dan perkiraan belanja. Lokasi merupakan faktor

penting yang harus diperhatikan juga dalam usaha memperoleh konsumen, karena

lokasi yang strategis dan mudah dijangkau konsumen akan memungkinkan para

konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian atas produk yang

ditawarkan.

Menurut Fandy Tjiptono (2002: 92) ”Lokasi adalah tempat perusahaan

beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan

barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.”

Ujang Suwarman (2004: 280) mengatakan bahwa lokasi tempat usaha

sangat mempengaruhi keinginan seorang konsumen untuk datang dan membeli.

Menurut Fandy Tjiptono (2006) dalam penelitian Aprih Santoso dan Sri

Widowati (2011: 183) variable lokasi lebih memakai indikator berikut :

1. Keterjangkauan Lokasi.

2. Kelancaran akses menuju lokasi.

(42)

Dengan peluang yang begitu besar maka perusahaan harus menentukan

strategi pemasaran yang tepat salah satunya dengan membangun citra merek

(brand image). Pembangunan citra merekakan menentukan citra bagi produk itu

sendiri atau bahkan sekaligus bagi perusahaan. Oleh karena itu, citra merek

menjadi faktor penting bagi keberhasilan pemasaran suatu organisasi, karena

suatu citra merek yang kuat memberikan beberapa keuntungan utama bagi

perusahaan.

Citra merek merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara

keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana

konsumen memandang atau mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek. Hal

ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Fox (1995) yang disadur oleh Sutisna

(2002: 83), mendefinisikan ”Citra merek adalah sejumlah gambaran-gambaran,

kesan-kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap

suatu objek”. Sedangkan Hermawan Kertajaya (2005:6) mengemukakan

pendapatnya bahwa yang dimaksud dengan citra merek adalah sebagai berikut:

“Citra merek adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek

yang sudah ada di benak konsumen”.

Citra merek sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Menurut Teguh Poeradisastra (2005: 25), ”Citra merek positif dapat membantu

agar konsumen lebih mudah mengingatnya sehingga mempermudah pengambilan

keputusan ketika melakukan pembelian”. “Keputusan pembelian lebih sering

didasarkan pada pertimbangan merek yang memiliki citra positif daripada hal-hal

(43)

positif maka keuntungan besar bagi merek Ouval karena konsumen akan mudah

mengingat merek nya tersebut sehingga peluang konsumen untuk mengambil

keputusan dalam membeli produk Ouval pun semakin besar.

Menurut Kotler (2003:82) dalam penelitian Puji Isyanto, H. Sonny

Hersona, Rama Darmawan (2012:3) bahwa citra merek adalah suatu simbol rumit

yang mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian:

1. Atribut

Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu. Misal, Mercedes menyiratkan

mobil yang mahal, kokoh, tahan lama, dan bergengsi tinggi.

2. Manfaat

Atribut-atribut harus diterjamahkan menjadi manfaat fungsional dan

emosional. Sebagai gambaran, atribut “mahal” cenderung diterjemahkan

sebagai atribut emosional. Sehingga seseorang yang mengendarai Mercedes

akan merasa dirinya dianggap penting dan dihargai.

3. Nilai

Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai prosedurnya. Misal,

mobil Mercedes berarti kinerja tinggi, keselamatan, dan gengsi.

4. Budaya

Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya negara. Misal, mobil

Mercedes berasal dari Jerman, yang melambangkan budaya Jerman itu efisien

(44)

5. Kepribadian

Merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu. Misal, mobil

Mercedes mungkin menyiratkan bos yang serius, atau istana yang agung

(objek).

6. Pemakai

Merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut.

Dalam penelitian ini, untuk menganalisa variabel Brand Image akan

menggunakan konsep yang diutarakan oleh Puji Isyanto, H. Sonny Hersona,

Rama Darmawan (2012:3) dengan indikator atrribut, manfaat, nilai, budaya,

kepribadian, pemakai. Penggunaan konsep ini mengacu kepada definisi Brand

Image yang telah dipaparkan sebelumnya.

Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian

terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengambilan keputusan

merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184)

yang diterjemahkan oleh Bob Sabran: ”Keputusan pembelian konsumen adalah

serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan

pembelian”.

Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan

(45)

Berikut ini tahapan proses keputusan membeli menurut Kotler dan Keller

(2009:184) yang diterjemahkan oleh Bob Sabran yang terdiri atas :

1. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan.

Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dengan yang

diinginkan. Dalam hal ini pemasar meneliti secara seksama apa yang

dibutuhkan oleh konsumen.

2. Pencarian informasi

Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok yaitu sumber

pribadi, sumber tenaga, sumber umum, dan sumber pengalaman. Pemasar

harus mengidentifikasikan sumber-sumber diatas dengan cermat dan menilai

pentingnya masing-masing sumber tersebut. Selanjutnya perusahaan harus

merancang unsur-unsur bauran pemasaran secara cepat, tepat, dan terarah agar

pembeli menaruh perhatian serius untuk mempertimbangkan keinginannya

sehingga peluang dapat direkrut.

3. Penilaian alternatif

Pada tahap ini konsumen melakukan penilaian terhadap produk yang akan

dibelinya. Konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan

alternatif.

4. Keputusan membeli

Penilaian terhadap keputusan membeli didahului oleh maksud keputusan

(46)

5. Perilaku pasca pembelian

Keputusan paska pembelian adalah kepuasan pembelian setelah ia membeli

produk tersebut. Ada beberapa tingkat kepuasan yaitu sangat puas, sedikit,

puas, kecewa, dan sangat kecewa.

Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan tergantung dari susunan strategi pemasaran yang ada di perusahaan

tersebut. Setiap perusahaan menggunakan sejumlah alat untuk mendapat respon

dari konsumen terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Penentuan lokasi yang tepat dan upaya pembangunan citra merek merupakan

upaya yang dapat menyebabkan munculnya keputusan pembelian sehingga

mendorong penjualan produk.

Penjelasan di atas memberikan pemahaman terhadap proses keputusan

pembelian konsumen terhadap produk. Penulis menggunakan konsep keputusan

pembelian dengan model lima tahap proses pembelian konsumen yang mengacu

dari Kotler dan Keller yang diterjemahkan Bob Sabran (2009:184) yang terdiri

dari indikator pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Karena lebih sesuai dengan

objek peneliti.

2.2.2 Keterkaitan Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

2.2.2.1Keterkaitan Lokasi Dengan Keputusan Pembelian Konsumen

Ujang Suwarman (2004:280) mengatakan bahwa lokasi tempat usaha

sangat mempengaruhi keinginan seorang konsumen untuk datang dan membeli.

(47)

menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha di masa yang akan datang. Untuk

itu dalam pemilihan lokasi usaha harus betul-betul mempertimbangkan

keputusannya agar para konsumen tertarik memutuskan untuk membeli. Menurut

Yazid (2009:59) dalam situasi pembelian ada lima situasi kelompok pengaruh

yang dikenal, salah satunya adalah lingkungan fisik, adalah karakteristik yang

paling jelas dari suatu situasi, meliputi lokasi geografis, dan organisasi, dekorasi,

suara, pencahayaan, musim, pakaian pelayan, konfigurasi atau layout pelayanan

dan material lainnya. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa saja diterima dengan sadar

maupun tidak sadar, dan mungkin juga mempunyai pengaruh yang berarti

terhadap pemilihan jasa atau organisasi yang menawarkannya.

Dari penelitian yang dilakukan Jeni Raharjani (2005: 14) strategi lokasi

adalah salah satu determinan yang paling penting dalam perilaku pembelian

konsumen, pengecer harus memilih lokasi yang strategis dalam menempatkan

tokonya. Berdasarkan uraian di atas menunjukan adanya keterkaitan lokasi dengan

keputusan pembelian konsumen.

2.2.2.2Keterkaitan Citra Merek Dengan Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Teguh Poeradisastra (2005:25), ”Citra merek positif dapat

membantu agar konsumen lebih mudah mengingatnya sehingga mempermudah

pengambilan keputusan ketika melakukan pembelian”.

“Keputusan pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek

yang memiliki citra positif daripada hal-hal lain” (AB Susanto dan Himawan

(48)

Sulistyawati (2011) mengungkapkan pula dalam penelitiannya bahwa

brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

konsumen. Kondisi tersebut dapat dilihat dari koefisien variabel citra merek yang

bernilai 0,250, angka signifikansi sebesar 0,017 (kurang dari 0,05).

Berdasarkan teori di atas mengenai lokasi dan citra merek, serta proses

tahapan membeli yang dilakukan oleh konsumen, maka penulis menghubungkan

variabel tersebut dengan mengemukakan paradigma penelitian yang dijadikan

pedoman dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut :

Ujang

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Pengaruh Lokasi dan Citra Merek terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen

Citra Merek

1. Atribut 2. Manfaat 3. Nilai 4. Budaya 5. Kepribadian 6. Pemakai

(Kotler, 2003: 82 dalamPuji Isyanto, H. Sonny Hersona, Rama Darmawan, 2012: 3)

Lokasi

1.Keterjangkauan Lokasi 2.Kelancaran akses menuju

lokasi

3.Kedekatan Lokasi (Aprih Santoso dan Sri Widowati, 2011: 183)

Keputusan Pembelian Konsumen

1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku pasca beli

(49)

2.3 Hipotesis

Definisi hipotesis menurut Husein Umar (2002:62) adalah ”Pernyataan

sementara yang perlu dibuktikan benar atau tidak”, setiap riset terhadap suatu

objek harus dibawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan

sementara yang harus dibuktikan kebenarannya.

Menurut Sugiyono (2012:93) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap permasalahan yang diteliti.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas serta teori yang menghubungkan

variabel X1 terhadap Y dan variabel X2 terhadap Y, maka penulis berpendapat

bahwa :

Hipotesis Utama :

Terdapat pengaruh lokasi dan citra merek terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Distro Ouval Research di Buahbatu Bandung.

Sub Hipotesis :

H1 : Terdapat pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada

Distro Ouval Research di Buahbatu Bandung.

H2 : Terdapat pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen

(50)

44

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun laporan.

Menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2010:29) mengatakan

bahwa: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek

penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan

hal-hal lain yang dianggap perlu”.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan hasil penjualan produk di Distro Ouval

Research, menjelaskan keadaan berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan

kemudian disusun secara sistematis yang selanjutnya dianalisis untuk

mendapatkan kesimpulan. Sedangkan metode verifikatif adalah metode yang

(51)

Menurut Sugiyono (2005:21):

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas”.

Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu

hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian

poin ketiga, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh lokasi dan citra merek

terhadap keputusan pembelian konsumen pada Distro Ouval Research.

Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh variabel

independent mempengaruhi terhadap variabel dependent, serta besarnya arah

hubungan yang terjadi.

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif verifikatif,

maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.

Explanatory Survey adalah suatu survei yang digunakan untukmenjelaskan

hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis, survei dilakukan

dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpul data

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) adalah:

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

(52)

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi

semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam

melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30)

adalah:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena

penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

Dalam penelitian ini difokuskan pada lokasi dan citra merek. Dengan

judul: “Pengaruh Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen pada Distro Ouval Research di Buahbatu

Bandung.”

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

Dalam penelitian ini permasalahan yang berhasil diidentifikasi

adalah penggunaan lokasi dan citra merek pada Distro Ouval

Research yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

3. Menetapkan rumusan masalah.

Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah: Seberapa besar

pengaruh lokasi dan citra merek terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Distro Ouval Research di Buah Batu Bandung baik

(53)

4. Menetapkan tujuan penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis lokasi dan citra merek terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Distro Ouval Reseacrh di Bandung.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan

dukungan teori.

Penulis menetapkan dua hipotesis, yaitu hipotesi utama dan sub

hipotesis:

1) Hipotesis utama terdapat pengaruh lokasi dan citra merek

terhadap keputusan pembelian konsumen pada Distro Ouval

Reseacrh di Bandung.

2) Sub hipotesis terdapat pengaruh lokasi terhadap keputusan

pembelian konsumen pada Distro Ouval Reseacrh di Bandung

dan terdapat pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Distro Ouval Reseacrh di Bandung.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel

penelitian yang digunakan.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lokasi dan citra merek,

sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah keputusan

pembelian konsumen.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik

(54)

Dalam penelitian ini menggunakan data primer, teknik penentuan

sampelnya terdiri dari populasi dan sampel. Populasinya adalah

konsumen Distro Ouval Research di Bandung dan sampelnya adalah

seluruh responden karena jumlah responden lebih dari 100 orang,

maka pengambilan sampel menggunakan penghitungan yang telah

ditetapkan dan menghasilkan jumlah 100 orang.

8. Melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis

kuantitatif (metode verifikatif).

9. Menyusun pelaporan hasil penelitian. Akan disajikan dalam tabel 3.1

dibawah ini.

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Citra Merek (X2)

Keputusan Pembelian Konsumen

(Y) Lokasi

(55)

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, bahwa penelitian ini

bersifat deskriptif dan verifikatif. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif

maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan survey,

sementara data yang bersifat verifikatif maka menggunakan metode

explanatory survey. Di bawah ini adalah desain penelitian “Pengaruh

Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada

Distro Ouval Research di Buahbatu Bandung”.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan

digunakan Unit Analisis

Time

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel bermaksud untuk mengetahui hubungan

pengukuran variabel-variabel penelitian. Adapun hubungan antar variabel tersebut

(56)

Tabel 3.2 Operasional Variable

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran No

Kuesioner Skala barang dan jasa yang mementingkan segi

- Tingkat kelancaran

- Tingkat kelancaran

3

- Tingkat kebanggaan 11

(57)

- Menunjukan

- tingkat status sosial

14

- tingkat upaya yang dilakukan

- tingkat penilaian

- tingkat perbedaan

- tingkat persetujuan

(58)

Perilaku pasca beli

- Kepuasan setelah menggunakan produk - Keinginan Pembelian ulang

- Tingkat kepuasan

-Tingkat keinginan

26

27

Ordinal

Penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun definisi

dan istilah variabel menurut Sugiyono (2006:39) adalah sebagai berikut:

3.2.2.1 Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjawab

penyebab timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel

independent dalam penelitian ini adalah lokasi dan citra merek.

3.2.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependent adalah keputusan pembelian konsumen.

Agar dapat memperlancar dalam pengumpulan data dan pengukurannya

maka masing-masing variabel dan sub variabel dalam penelitian ini akan

didefinisikan secara rinci untuk kemudian dijabarkan ke dalam masing-masing

(59)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai

objek yang diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis data,

yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden

secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan

menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi

Narimawati, 2007:76).

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk

mendukung penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik organisasi,

jumlah karyawan, data hasil evaluasi karyawan, peneltian terdahulu, serta materi

perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis.

(Umi Narimawati, 2007:76)

Dalam penelitian ini digunakan kombinasi teknik pengumpulan data

yang terdiri dari:

Wawancara

 Pemilik dan pengelola Distro Ouval Research

 Para karyawan

(60)

Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert

dimana alternatif jawaban nilai positif 5 sampai dengan 1. Pemberian skor

dilakukan atas jawaban responden kemudian diberi skor dengan menggunakan

skala likert, seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Penentuan Skor Jawaban Kuesioner

Jawaban Skala Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-Ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2006:87)

Observasi, dilakukan terhadap sumber data sesuai dengan unit

observasi/analisis yang telah disebutkan.

Dokumentasi, dilakukan dengan menelaah dan mengkaji

catatan/laporan dan dokumen-dokumen lain dari berbagai distro lain

yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yang dalam hal

(61)

2

1

Ne

N

n

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

3.2.3.1.1 Populasi

Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah

mengetahui populasinya.

Menurut Sugiyono (2009:80), menyatakan bahwa populasi adalah

sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang datang ke Distro

Ouval Research yang berada di Jl. Buah Batu No. 64 Bandung, yang rata-rata

datang pertahun mencapai 8325 orang.

3.2.3.1.2 Sampel berdasarkan konsensus

Menurut Sugiyono (2004:73), mengatakan bahwa pengertian sampel

adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Jenis yang akan digunakan adalah probability dengan random sampling,

yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi

mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sampel dengan kata lain

populasi dianggap homogen. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 2.1
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan lokasi yang tepat dan citra merek yang baik dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam menentukan pilihan akan pembelian atau transaksi yang ingin dilakukan konsumen

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh kualitas produk dan lokasi usaha terhadap keputusan pembelian konsumen pada distro russia cloth, peneliti

Pengaruh citra merek dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen pada Artchitect Clothing adalah berpengaruh kesimpulan ini didapat dari hasil korelasi antara variabel

Dari hasil uji F bahwa secara simultan kualitas produk , harga, lokasi dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembeliansepeda motor Yamaha

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perilaku konsumen dan bagaimana pengaruh kualitas produk, harga, lokasi dan citra merek dapat

Jika produk smartphone memberikan garansi dan merek smartphone memiliki citra yang kuat di hati konsumen, maka kecenderungan konsumen untuk membeli smartphone

terhadap 100 orang konsumen mengenai citra merek produk EIGER di. Kota Bandung yaitu dengan skor nilai tertinggi sebesar 4,48

Citra merek adalah persepsi konsumen terhadap merek suatu produk, yang dapat dibentuk melalui berbagai faktor seperti kualitas produk, harga, promosi, dan pengalaman konsumen sebelumnya