Data Pribadi
Nama Lengkap : Afra Wibawa Makna Hayat
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 20 Februari 1986
JenisKelamin : Pria
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Cipedes Tengah No. 73 B
Telepon : 08986867474
Pendidikan
1. Tahun 1992 - 1998 : SD Istiqamah Bandung
2. Tahun 1998 - 2001 : SMP Istiqamah Bandung
3. Tahun 2001 - 2004 : SMA Negeri 9 Bandung
4. Tahun 2004 - 2007 : Politeknik POS Indonesia
5. Tahun 2010 - 2013 : Universitas Komputer Indonesia Jenjang
PADA DISTRO OUVAL RESEARCH DI BUAHBATU BANDUNG
An Effect of Location and Brand Image to Customer Buying Decision at Ouval Research Distro on Buah Batu Bandung
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Jenjang S1
Disusun Oleh:
AFRA WIBAWA
21210790
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi. Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Beserta seluruh keluarganya, sahabatnya, dan akhirnya kepada kita semua selaku
keturunannya hingga akhir zaman nanti.
Atas rahmat dan ridha – Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
Distro Ouval Research Jalan Buah Batu No. 64 Bandung. Skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Program
Studi Manajemen Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM). Dimana judul yang diambil, yaitu: “Pengaruh Lokasi dan Citra
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Distro Ouval
Research di Buah Batu Bandung”.Untuk itu Penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Ayah dan Ibu yang selalu
memberikan doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta
pengorbanan yang tiada hentinya, mendorong dan selalu memberi semangat
kepada Penulis dan juga kepada dosen pembimbing Penulis yaitu Dr. Rahma
Wahdiniwaty, Dra., M.Si yang telah membimbing Penulis dalam menyelesaikan
vii
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen.
4. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis
dengan pengetahuan.
5. Staff kesekretariatan Program Studi Manajemen (Teh Hana dan Teh
Maya) makasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
6. Bapak Iman Muwardi dan Fajar Boesly selaku pembimbing pendamping
di Distro Ouval Research Jalan Buah Batu No. 64 Bandung.
7. Untuk Dikdik, Bagus, Anto terima kasih untuk dukungannya.
8. Semua teman kelas Manajemen 5(K) terima kasih atas dukungan dan
bantuannya.
9. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu
Penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
viii
Akhir kata Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk
diri sendiri dan orang lain.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Bandung, Agustus 2013
ix
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 12
1.4.2 Kegunaan Operasional ... 12
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13
x
2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Lokasi ... 14
2.1.1.1 Pengertian Lokasi ... 14
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lokasi ... 15
2.1.1.3 Pemilihan Lokasi ... 17
2.1.2 Citra Merek ... 20
2.1.2.1 Pengertian Citra Merek ... 20
2.1.2.2 Dimensi Citra Merek ... 21
2.1.2.3 Manfaat Citra Merek ... 24
2.1.3 Keputusan Pembelian Konsumen ... 24
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen ... 24
2.1.3.2 Motif-motif Pembelian ... 25
2.1.3.3 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Keputusan Pembelian ... 26
2.1.3.4 Tahapan Pembelian ... 27
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 30
2.2 Kerangka Pemikiran ... 34
2.2.1 Naratif ... 34
2.2.2 Keterkaitan Lokasi dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 40
2.2.2.1 Keterkaitan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 40
2.2.2.2 Keterkaitan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 41
xi
3.1 Objek Penelitian ... 44
3.2 Metode Penelitian ... 44
3.2.1 Desain Penelitian ... 45
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 49
3.2.2.1 Variabel Bebas ... 52
3.2.2.2 Variabel Terikat ... 52
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 53
3.2.3.1 Sumber Data ... 53
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 55
3.2.3.1.1 Populasi ... 55
3.2.3.1.2 Sampel berdasarkan consensus ... 55
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56
3.2.4.1 Uji Validitas ... 58
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 61
3.2.5 Rancangan Analisis dan Perancangan Hipotesis ... 63
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 63
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif) ... 63
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 65
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 73
4.1.1 Profil Perusahaan ... 73
4.1.1.1 Sejarah Singkat Ouval Research ... 73
4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 75
xii
4.2.1 KarakteristikResponden ... 79
4.2.2 Tanggapan Responden Tentang Lokasi Distro Ouval Research di Jl. Buah Batu No. 64 Bandung ... 85
4.2.3 Tanggapan Responden Tentang Citra Merek Distro Ouval Research di Jl. Buah Batu No. 64 Bandung ... 93
4.2.4 Keputusan Pembelian Konsumen pada Distro Ouval Research di Jl. Buah Batu Bandung ... 108
4.3Pengaruh Lokasi Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Distro Ouval Research Di Buah Batu Bandung ... 122
4.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 122
4.3.1.1 Uji Normalitas ... 123
4.3.1.2 Uji Multikolinieritas ... 124
4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 128
4.3.2.1 Model Regresi ... 128
4.3.2.2 Analisis Korelasi ... 130
4.3.2.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 133
4.4Pengujian Hipotesis ... 137
4.4.1 Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 137
4.4.2 Uji Hipotesis Parsial ... 139
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144
5.2 Saran ... 146
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
No. Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 Tahapan Pembelian Konsumen ... 27
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 42
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 48
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 72
Gambar 4.1 Stuktur Organisasi Ouval Research Company, Bandung ... 76
Gambar 4.2 GarisKontinum Mengenai Lokasi pada Distro Ouval Research ... 92
Gambar 4.3 Garis Kontinum Mengenai Citra Merek pada Distro Ouval Research ... 106
Gambar 4.4 Garis Kontinum Mengenai Keputusan Pembelian Konsumen pada Distro Ouval Research ... 120
Gambar 4.5 Uji normalitas dengan menggunkan metode scater plot ... 124
Gambar 4.6 Kurva Uji-t Variabel Lokasi terhadap Keputusan Pembelian ... 140
xiv
Tabel 1.1 Data Transaksi Konsumen Ouval Research ... 4
Tabel 1.2 Survey Awal ... 6
Tabel 1.3 Pelaksanaan Penelitian ... 13
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti ... 30
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 49
Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 50
Tabel 3.3 Penentuan Skor Jawaban Kuesioner ... 54
Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 60
Tabel 3.5 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas ... 63
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Instrumen ... 63
Tabel 3.7 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal ... 65
Tabel 3.8 Tingkat Keeratan Korelasi ... 68
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 80
Tabel 4.2 Usia Responden ... 81
Tabel 4.3 Status Pernikahan Responden ... 82
Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden ... 83
Tabel 4.5 Pekerjaan Responden ... 84
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Keterjangkauan Lokasi Ouval Research ... 86
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kelancaran Akses Menuju Lokasi 88 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Kedekatan Lokasi ... 90
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Lokasi Distro Ouval Research .... 92
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Atribut Produk ... 95
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Manfaat Produk ... 97
Tabel 4.12 TanggapanResponden Mengenai Nilai Produk ... 98
xv
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Pemakai Produk ... 104
Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Citra Merek Distro Ouval Research Jl. Buah Batu No. 64 Bandung ... 106
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pengenalan Masalah ... 109
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pencarian Informasi ... 112
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Evaluasi Alternatif ... 114
Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 116
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Pasca Pembelian ... 118
Tabel 4.22 TanggapanResponden Mengenai Keputusan Pembelian ... 119
Tabel 4.23 Uji Multikolinearitas ... 125
Tabel 4.24 Uji Heteroskedastisitas X1 ... 126
Tabel 4.25 Uji Heteroskedastisitas X2 ... 127
Tabel 4.26 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 129
Tabel 4.27 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 130
Tabel 4.28 Analisis Korelasi Lokasi dan Citra merek dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Distro Ouval Research ... 130
Tabel 4.29 Analisis Korelasi Parsial Lokasi dengan Keputusan Pembelian Konsumen ... 133
Tabel 4.30 Analisis Korelasi Parsial Citra Merek dengan Keputusan Pembelian Konsumen ... 132
Tabel 4.31 Analisis Koefisien Determinasi Simultan ... 134
Tabel 4.32 Analisis Koefisien Determinasi Parsial (Uji t) ... 136
Tabel 4.33 Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 138
xvi
No Judul Lampiran
Lampiran 1 Surat Pengajuan Penelitian
Lampiran 2 Surat Penerimaan Dari Perusahaan
Lampiran 3 Berita Revisi Penguji & Pembimbing
Lampiran 4 Kuesioner Survey Awal
Lampiran 5 Kuesioner Survey Akhir
Lampiran 6 Data Ordinal
Lampiran 7 Data Interval
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Lampiran 9 MSI Interval
Lampiran 10 Hasil Olah SPSS
Lampiran 11 Hasil Uji F dan Uji T
Lampiran 12 Kartu Bimbingan
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Bilson Simamora. 2003, Memenangkan Pasar dengan Pemasar Efektif & Profitabel. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Buchari Alma. 2003, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta
Fandy Tjiptono, 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Fandy Tjiptono, 2006, Manajemen Pelayanan Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Hamel, Gary & C.K Prahalad, 1994.Competing for the Future, USA: Harvard Bussiness School Press.
Hays, W.L. 1969, Statistics, London: Holt, Rinehart & Winston.
Hermawan Kertajaya. 2005. Marketing in Venus, PT Gramedia. Pustaka. Jakarta
Husein Umar, 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat
Kasmir, Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi ke-2. Jakarta: Prenada Media
Group.
Jeni Raharjani. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja (Studi Kasus Pada Pengaruh unique Selling Proposition terhadap Keputusan Pembelian (survei pada konsumen Restoran Bebek Garang Cabang Braga dan Bebek Van Java Cabang Lombok Kota Bandung). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Volume 2 Nomor 1 Januari Hal 1-15.
Kotler, Philips, Karen F.A Fox, 1995, Strategic Marketing for Educatioanal Institutions, second edition, Prentice Hall
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks. Kelompok Gramedia
Kotler, Philip & Armstrong, Gary, 2004, Principles of Marketing, Tenth Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey.
Lamb, Charles. W. et.al. 2001. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
Poeradisastra, Teguh, 2005, Produk Lokal, Citra Global, www.swa.co.id
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketiga Penerbit: Alfabeta, Bandung
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV Alfabeta
Suharno. 2010. Marketing in Practice. edisi pertama, penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sutisna. 2005, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Ujang Suwarman. 2004, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Penerbit: PT Ghalia Indonesia, Bogor.
Utami C.W. 2010. Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta. Sinar Harapan
Umi Narimawati. 2010. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media
Budaya, No. 2, FE-USM
E. Desi Arista dan Sri Rahayu Tri Astuti, 2011, Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen, Volume 13, Nomor 1, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Berri Brilliant Albar, 2012, Pengaruh Strategi Imitasi Rokok Country Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang.
Berri Brilliant Albar, 2012, Pengaruh Sponsorship ada Lomba Perahu Naga Internasional Terhadap Citra Merek Dji Sam Soe, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang.
Marno Nugroho dan Ratih Paramita. 2009. Analisis Pengaruh Lokasi, Keanekaragaman Barang Terhadap Keputusan Berbelanja dan Loyalitas Konsumen di Carrefour Semarang. EKOBIS vol. 2 no. 1. Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
Puji Isyanto, H. Sonny Hersona, Rama Darmawan, 2012, Analisis Citra Merek Produk IM3: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang, Vol.1 No. 1, BPFE, Unsika
14
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Lokasi
Lokasi merupakan salah satu faktor dari situasional yang ikut berpengaruh
pada keputusan pembelian.Dalam konsep pemasaran terdapat istilah yang dikenal
dengan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
promosi dan place atau lokasi usaha. Dalam marketing mix ini lokasi usaha dapat
juga disebut dengan saluran distribusi perusahaan karena lokasi juga berhubungan
langsung dengan pembeli atau konsumen atau dengan kata lain lokasi juga
merupakan tempat produsen menyalurkan produknya kepada konsumen.
2.1.1.1 Pengertian Lokasi
Buchari Alma (2003:103) mengemukakan bahwa ”Lokasi adalah tempat
perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya”. Menurut
Ujang Suwarman (2004:280),”Lokasi merupakan tempat usaha yang sangat
mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja”.
Sedangkan pengertian lokasi menurut Kasmir (2009:129) yaitu ”Tempat melayani
konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan
Menurut Fandy Tjiptono (2002:92) ”Lokasi adalah tempat perusahaan
beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan
barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.”
Teori Lokasi dari August Losch (dalam Sofa, 2008) “melihat persoalan
dari sisi permintaan (pasar)”. Losch mengatakan bahwa “lokasi penjual sangat
berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari
tempat penjual, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk
mendatangi tempat penjual semakin mahal”.
Pemilihan lokasi menurut Buchari Alma (2003:105) memilih lokasi usaha
yang tepat sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha dimasa yang
akan datang.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi merupakan suatu
tempat dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan barang dan jasa serta
pemilihan suatu lokasi perusahaan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha.
2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi
Menurut Fandy Tjiptono (2002:92) pemilihan tempat/lokasi fisik
memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transfortasi
umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak
3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar
terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi
spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua
maupun roda empat.
5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan di
kemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.
Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan daerah pondokan,
asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.
7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi
restoran, perlu dipertimbangkan apakah dijalan/daerah yang sama terdapat
restoran lainnnya.
8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan
berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk/tempat ibadah.
Menurut Fandy Tjiptono (2006) dalam penelitian Aprih Santoso dan Sri
Widowati (2011: 183) variable lokasi lebih memakai indikator berikut :
1. Keterjangkauan lokasi.
2. Kelancaran akses menuju lokasi.
Menurut Levi (2007:213) dalam jurnalnya Tezza Anwar (2007:137), ada
beberapa karakteristik dari lokasi yang bisa mempengaruhi penjualan dari suatu
toko yaitu :
1. Alur lalu lintas yang melewati lokasi tersebut dan aksesibilitas menuju lokasi
tersebut
2. Karakteristik dari lokasi
3. Biaya yang terkait dengan pemilihan lokasi tersebut
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam menentukan lokasi
perusahaan harus mempertimbangkan berbagai aspek yang mendukung bagi
aktivitas pemasaran yang dilakukan perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor
lokasi yang strategis merupakan hal yang penting bagi perusahaan distro sebagai
distributor dari produk pakaian (fashion). Untuk itu penulis mengacu kepada
penelitian Aprih Santoso dan Sri Widowati (2011:183) dan menggunakan
indikator tersebut sebagai indikator dalam penelitian ini yaitu keterjangkauan
lokasi, kelancaran akses menuju lokasi dan kedekatan dengan fakultasnya.
2.1.1.3 Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap
kesuksesan suatu usaha, karena pemilihan lokasi juga berhububungan dengan
keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan adalah
lokasi dimana biaya operasinya paling rendah/serendah mungkin. Lokasi yang
salah, akan menyebabkan biaya operasi perusahaan tinggi. Sebagai akibatnya,
Oleh karena itu lokasi tempat usaha yang tepat merupakan tuntutan yang mutlak
harus dipenuhi oleh setiap perusahaan.
Untuk itu, dalam proses pemilihan lokasi perusahaan pengusaha harus
mempertimbangkan keputusannya dengan benar agar tidak menimbulkan kerugian
dikemudian harinya. Ada dua langkah yang perlu diperhatikan dalam memilih
sebuah lokasi usaha yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan masyarakat yang akan dituju atau dilayani
2. Memilih lokasi disekitar masyarakat tersebut.
Menurut Buchari Alma (2003:105) untuk menentukan lokasi yang
strategis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1. Karakteristik demografi konsumen
2. Kondisi ekonomi setempat
3. Keadaan penduduk setempat
4. Persaingan
5. Iklim sosial dan perdagangan
Menurut Utami C.W (2010: 93) melalui pemilihan lokasi yang tepat
mempunyai keuntungan:
1. Merupakan komitmen sumberdaya jangka panjang yang dapat mengurangi
fleksibilitas masa depan
2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis pada masa yang akan datang.
Area yang dipilih harus mampu tumbuh dari segi ekonomi sehingga dapat
mempertahankan keberlangsungan toko saat awal maupun masa yang akan
Dervitsiotis dalam Murdifin dan Mahfud (2007: 148) berpandangan bahwa
pemilihan lokasi berada ditangan top management sebuah perusahaan, baik pada
usaha pabrik maupun pada usaha jasa. Dalam pemilihan lokasi itu, manajemen
puncak perlu memperhatikan pertimbangan berikut:
1. Lokasi itu berkaitan dengan investasi jangka panjang yang sangat
besarjumlahnya yang berhadapan dengan kondisi-kondisi yang penuh
ketidakpastian.
2. Lokasi itu menentukan suatu kerangka pembatas atau kendala operasi yang
permanen (mencakup undang-undang, tenaga kerja, masyarakat, dan lain-lain)
dan kendalaa itu mungkin sulit dan mahal untuk diubah.
3. Lokasi mempunyai akibat yang signifikan dengan posisi kompetitif
perusahaan, yaitu akan meminimumkan biaya produksi dan juga biaya
pemasaran keluaran yang dihasilkan.
Pemilihan lokasi harus mempertimbangkan berbagai aspek yang tentunya
diarahkan untuk mendorong penjualan dan memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Dalam penelitian ini, aspek lokasi akan menggunakan konsep
pemilihan lokasi menurut Fandy Tjiptono (2006) dalam penelitian Aprih Santoso
dan Sri Widowati (2011:183) dengan indikator keterjangkauan lokasi, kelancaran
akses menuju lokasi, kedekatan dengan fasilitas penunjang lain. Hal ini karena
aspek-aspek penentuan lokasi tersebut umumnya merupakan faktor yang
2.1.2. CitraMerek
2.1.2.1.Pengertian Citra Merek
Citra merek merupakan hasil pandangan atau penilaian konsumen terhadap
suatu merek yang baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau
penyeleksian dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa
merek, sehingga yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan konsumen akan
terpilih. Maka konsumen akan memiliki penilaian yang lebih pada merek tersebut.
Menurut Kotler dan Fox (1995) yang disadur oleh Sutisna (2002:83),
mendefinisikan
”Citra merek adalah sejumlah gambaran-gambaran, kesan-kesan dan
keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek”
Kotler (2005:404) berpendapat bahwa citra merek (brand image) adalah
“The set of held about a particular brand is known as the brand image”.
Artinya Citra merek adalah sekumpulan nilai mengenai merek-merek.
Hermawan Kertajaya (2005:6) mengemukakan pendapatnya bahwa yang
dimaksud dengan citra merek adalah sebagai berikut:
“Citra merek adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu
merek yang sudah ada di benak konsumen”.
Pengertian Brand Image (Keller, 2008:166) bahwa:
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang
2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam
pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya,
mereka tidak berhadapan langsung dengan produk
Berdasarkan konsep-konsep di atas dapat dirumuskan bahwa citra merek
merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan,
kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen
memandang atau mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek.
2.1.2.2.Dimensi Citra Merek
Citra merek yang baik akan membuat konsumen melakukan pembelian
atas produk atau jasa seketika tanpa pikir panjang karena citra merek yang baik
akan memberikan konsumen tersebut rasa percaya diri yang tinggi (Kertajaya,
2004:2). Setelah merek ditentukan kemudian membangun citra merek agar merek
tersebut dapat berlangsung lama dan tertancap dalam benak konsumen. Sebuah
produk tanpa citra merek yang kuat sangat sulit untuk konsumen baru dan
mempertahankan konsumen yang lama.
Tingkat merek menurut Gary Hamel dan Ck Prahalad (1994: 258) dalam
Kertajaya (2005: 480) yaitu:
1. Recognition
Yaitu tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika sebuah merek
tidak dikenal, maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan
2. Reputation
Yaitu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih
terbukti memiliki track record yang baik.
3. Affinity
Yaitu suatu emosional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan
konsumenya, sebuah produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan
lebih mudah dijual dan sebuah produk dengan persepsi memiliki kualitas yang
tinggi akan mempunyai reputasi yang baik.
4. Loyalty
Yaitu menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen yang menggunakan
merek bersangkutan.
Menurut Kotler (2003:82) dalam penelitian Puji Isyanto, H. Sonny
Hersona, Rama Darmawan (2012:3) bahwa citra merek adalah suatu simbol rumit
yang mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian:
1. Atribut
Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu. Misal, Mercedes menyiratkan
mobil yang mahal, kokoh, tahan lama, dan bergengsi tinggi.
2. Manfaat
Atribut-atribut harus diterjamahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional. Sebagai gambaran, atribut “mahal” cenderung diterjemahkan
sebagai atribut emosional. Sehingga seseorang yang mengendarai Mercedes
3. Nilai
Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai prosedurnya. Misal,
mobil Mercedes berarti kinerja tinggi, keselamatan, dan gengsi.
4. Budaya
Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya negara. Misal, mobil
Mercedes berasal dari Jerman, yang melambangkan budaya Jerman itu efisien
dan bermutu tinggi.
5. Kepribadian
Merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu. Misal, mobil
Mercedes mungkin menyiratkan bos yang serius, atau istana yang agung
(objek).
6. Pemakai
Merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut.
Ketertarikan pada suatu merek akan lebih kuat apabila jika dilandasi
dengan banyak pengalaman dan penampakan untuk mengkomunikasikannya.
Seperti hal di atas dapat langsung diingat konsumen sehingga membentuk citra
tentang merek atau brand image.
Dalam penelitian ini, untuk menganalisa variabel Brand Image akan
menggunakan konsep yang diutarakan oleh Puji Isyanto, H. Sonny Hersona,
Rama Darmawan (2012: 3) dengan indikator atribut, manfaat, nilai, budaya,
kepribadian, pemakai. Penggunaan konsep ini mengacu kepada definisi Brand
2.1.2.3. Manfaat Citra Merek
Dikenalnya suatu merek (recognition) artinya seorang konsumen
mengingat merek tersebut. Citra konsumen terhadap suatu merek merupakan hal
penting untuk strategi pemasaran perusahaan. Berikut adalah manfaat dari suatu
citra merek:
1. Citra dapat dibuat sebagai suatu tujuan di dalam strategi pemasaran.
2. Citra dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan merek-merek
lain dari produk sejenis.
3. Citra merek juga dapat membantu dalam memperbaharui penjualan suatu
merek.
4. Citra merek dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efektifitas dari strategi
pemasaran.
5. Citra merek dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha strategi
pemasaran.
2.1.3. Keputusan Pembelian Konsumen
2.1.3.1.Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam
dorongan. Walaupun keputusan untuk membeli sama sekali tidak bisa dipaksakan
oleh produsen, akan tetapi adanya motif-motif pembelian itu maka para produsen
dapat mempengaruhi atau memperbesar kecenderungan para konsumen tersebut
untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan mengadakan promosi
calon pembeli tertarik. Pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian
terpenting dalam tingkah laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal
dari keseluruhan pola konsumsi konsumen.
Menurut Shciffman dkk yang dikutip oleh Sumarwan (2004: 289)
mengemukakan bahwa ”keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu
tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.”
Menurut Suharno (2010: 96) keputusan pembelian adalah tahap di mana
pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta
mengkonsumsinya.
Menurut Sutisna (2005: 15),
“Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian
suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan
dan keinginan.”
Menurut Kotler dan Keller (2009:212) “Karakteristik pembeli dan proses
pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian”.
Setelah konsumen menyadari kebutuhan dan keinginan tersebut maka
konsumen akan melakukan tindak lanjut untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan tersebut.
2.1.3.2.Motif-Motif Pembelian
Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka
untuk melakukan pembelian. Mengenai motif-motif pembelian ada tiga macam
1. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya misalnya
jika orang ingin makan maka dia akan mencari nasi.
2. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap barang. Misalnya apakah
ada keuntungan bila membeli sesuatu.
3. Patronage buying nmotive, ini adalah Selective buying motive yang ditujukan
kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena layanan
memuaskan, tempat dekat, cukup persediaan barang, ada halaman parker dan
lain-lain.
2.1.3.3.Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Keputusan Pembelian
Seorang pemasar harus menguasai pengaruh yang terjadi pada pembeli.
Untuk itu seorang pemasar harus mengidentifikasikan siapa saja yang membuat
keputusan pembelian. Menurut Bilson Simamora (2003: 93), pihak-pihak yang
terlibat dalam keputusan pembelian barang dapat dibagi menjadi:
1. Pemrakarsa (initiator), adalah orang yang pertama kali menyarankan membeli
suatu produk atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (Iinfluencer), adalah orang yang pandanganya/nasihatnya
member bobot pengaruh keputusan pembelian akhir.
3. Pengambil keputusan (decider), adalah orang yang menentukan sebagian atau
keseluruhan keputusan pembelian.
4. Pembeli (buyer), adalah orang yang melakukan pmbelian nyata.
5. Pemakai (user), adalah orang yang menkonsumsi atau menggunakan produk
2.1.3.4.Tahapan Pembelian
Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar
harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan
membuat suatu ketetapan bagaimana konsumen membuat keputusan
pembeliannya. Menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang diterjemahkan oleh
Bob Sabran mengemukakan proses pembelian tersebut melalui 5 (lima) tahapan.
Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain:
Sumber: Kotler dan Keller, Dasar-dasar pemasaran (2009:184)
Gambar 2.1
Tahapan Pembelian Konsumen
1. Pengenalan kebutuhan/masalah
Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang
dirasakan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara
keadaan yang diinginkan antara situasi guna membangkitkan dan
mengaktifkan proses keputusan.
2. Pencarian informasi
Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan suatu barang atau jasa,
selanjutnya konsumen mencari informasi yang baik yang disimpan dalam
ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).
Sumber-sumber konsumen terdiri dari:
Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Pengevaluasian alternatif
Keputusan pembelian
a. Sumber pribadi: keluarga, tetangga, teman, kenalan.
b. Sumber niaga/komersil: iklan, tenaga penjual, kemasan dan pemajangan.
c. Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen.
d. Sumber pengalaman: penangan, pemeriksaan, penggunaan produk
3. Evaluasi alternative
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternative
pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternative pilihan
konsumen terdapat tiga konsep dasar yang digunakan, yaitu:
a. Sifat-sifat produk
b. Nilai kepentingan
c. Tingkat kesukaan
4. Keputusan pembelian
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternative
biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu
keputusan untuk membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya
keputusan untuk membeli, yaitu:
a. Sikap orang lain: tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.
b. Situasi tak terduga: harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan.
c. Faktor yang tak dapat diduga: faktor situasional yang dapat diantisipasi
oleh konsumen.
5. Perilaku pasca pembelian
Keputusan atau ketidakpuasaan konsumen terhadap perilaku pembelian
pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan konsumen akan
terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi.
Menurut Swastha dan Irawan (1999) yang dikutip dalam jurnal Berri Albar
(2012:66) tahap-tahap pembelian, yaitu:
1. Menganalisa keinginan dan kebutuhan
2. Menilai sumber-sumber
3. Menetapkan tujuan pembelian
4. Mengidentifikasi alternatif pembelian
5. Keputusan membeli, dan
6. Perilaku setelah pembelian
Hal tersebut karena keputusan pembelian merupakan sebuah proses
dimana konsumen mengenali, menilai, melakukan evaluasi terhadap pilihan
produk sebelum memutuskan untuk membeli atau tidak. Model keputusan
pembelian tersebut dapat menggambarkan tahap-tahap dan proses keputusan
pembelian konsumen.
Menurut Lamb, Hair, Mc Daniel (2001:189) dalam penelitiannya Marno
Nugroho dan Ratih Paramita (2009:39) ketika membeli produk, secara umum
konsumen mengikuti proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan
keputusan konsumen adalah proses tahap demi tahap yang digunakan konsumen
keika membeli barang atau jasa yaitu:
1. Pengenalan kebutuhan
2. Pencarian informasi
4. Keputusan pembelian
5. Perilaku setelah pembelian
Penjelasan di atas memberikan pemahaman terhadap proses keputusan
pembelian konsumen terhadap produk. Penulis menggunakan konsep keputusan
pembelian dengan model lima tahap proses pembelian konsumen yang mengacu
dari Kotler dan Keller yang diterjemahkan Bob Sabran (2009:184) yang terdiri
dari indikator pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Karena lebih sesuai dengan
objek peneliti.
2.1.4. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu tentang citra merek
dan keputusan pembelian:
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti
No Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian motor merek Honda di Sumatera Barat dan secara parsial variabel loyalitas merek, kesan kualitas dan asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di Sumatera
Barat dan variabel kesadaran konsumen, layanan purna berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Berdasarkan analisis uji keragaman diperoleh bahwa kelompok pengguna ponsel Cina yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda pada citra merek, harga dan layanan purna jual
Kegiatan sponsorship pada Lomba Perahu Naga berpengaruh terhadap citra merek rokok Dji Sam Soe sebagai rokok berkualitas dan peduli terhadap
pelestarian budaya. sebesar 65% citra merek rokok Dji Sam Soe pada seluruh konsumen Dji Sam Soe yang menyaksikan event Lomba Perahu Naga
secaralangsung di Kota Padang
dipengaruhi oleh kegiatan sponsorhip Dji Sam Soe terhadap Lomba Perahu Naga
Obyek
5 E. Desi Arista
Variabel Iklan (X1) yang memiliki tingkatsignifikansi sebesar 0,023 < 0,05 memenuhisyarat untuk syarat untuk menjadi variabel pendukung bagiminat beli Variabel citra merek (X3) memiliki tingkatsignifikansi sebesar 0,531 tidak
memenuhisyarat < 0,05 dan tidak memiliki pengaruh signifikan untuk menjadi syarat terhadapvariabel minat beli produk Telkom Speedy. Variabel yang memiliki tingkat signifikansi 0,023 dan pengaruh yang paling kecil terhadap minat beliadalah variabel citra merek (X3) dengan tingkatsignifikansi
lokasi, harga, promosi, dan customer
service berpengaruh secara parsial dan simultan serta signifikan terhadap citra minimarket Indomaret.
Di antara bauran pemasaran yaitu harga, promosi, tempat dan produk, harga dan produk keluar sebagai bauran pemasaran yang paling penting untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pelanggan untuk
8 Sutrisno Djaja, marketing mix, kelompok acuan , demografi dan sosio ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan membeli, dengan sub variabel produk dan pendapatan keluarga
9 Berri Brilliant
Albar (2012) besar terhadap niat untuk membeli lagi (Y) diikuti oleh variabel harga yang lebih
murah dibandingkan market
leader (X4).
terbukti sebesar 47,4 % sedangkan
Variable Citra Merek Produk IM3 pada mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang dengan
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Naratif
Secara global, bisnis fashion memang menjanjikan dan pasarnya masih
terbuka lebar. Dari suatu kebutuhan kini fashion bergeser menjadi industri dan
dampak bisnisnya cukup menggiurkan. Karenanya, tidak salah bila bisnis fashion
terus tumbuh dan tidak ada matinya. Hal semacam ini disebabkan permintaan
pasar yang sangat besar.
Agar perusahaan dapat bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat,
maka perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat memudahkan aktivitas
pemasaran yang akan mendukung penjualan produk kepada konsumen. Oleh
karena itu, akses konsumen terhadap produk dan kelancaran distribusi barang dari
pihak produsen kepada konsumen menjadi hal yang penting harus diperhatikan,
terutama bagi perusahaan yang menjadi distributor seperti gerai distro Ouval
Research Bandung. Untuk menjamin hal tersebut, maka penentuan lokasi gerai/
outlet penjualan harus mendukung aktivitas pemasaran. Selain itu, di tengah
tingginya iklim persaingan usaha fashion saat ini, Ouval research juga harus
mampu membangun citra merek yang positif, sehingga mendukung penjualan
produknya.
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel.
Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan dengan gerai
lainnya yang berlokasi kurang strategis meskipun keduanya menjual produk yang
sama oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya
department store, toko aksesoris rumah, toko fashion, dapat berkumpul di suatu
area perdagangan ritel seperti mall atau pusat bisnis. Masing-masing mendapatkan
pembeli dari segmen yang sesuai dengan incaran mereka. Hal itu dimungkinkan
setelah masing-masing peritel mempelajari karakteristik mall atau pusat
perbelanjaan yang bersangkutan dari berbagai aspeknya seperti; luas dan
kepadatan wilayah/area yang dilayaninya, kelas sosial ekonomi penduduk, luas
mall/pusat perbelanjaan, kondisi lalu lintas, sarana transportasi umum. Berbagai
informasi tersebut akan mendatangkan informasi tentang banyaknya kunjungan
masyarakat ke mall setiap harinya dan perkiraan belanja. Lokasi merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan juga dalam usaha memperoleh konsumen, karena
lokasi yang strategis dan mudah dijangkau konsumen akan memungkinkan para
konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian atas produk yang
ditawarkan.
Menurut Fandy Tjiptono (2002: 92) ”Lokasi adalah tempat perusahaan
beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan
barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.”
Ujang Suwarman (2004: 280) mengatakan bahwa lokasi tempat usaha
sangat mempengaruhi keinginan seorang konsumen untuk datang dan membeli.
Menurut Fandy Tjiptono (2006) dalam penelitian Aprih Santoso dan Sri
Widowati (2011: 183) variable lokasi lebih memakai indikator berikut :
1. Keterjangkauan Lokasi.
2. Kelancaran akses menuju lokasi.
Dengan peluang yang begitu besar maka perusahaan harus menentukan
strategi pemasaran yang tepat salah satunya dengan membangun citra merek
(brand image). Pembangunan citra merekakan menentukan citra bagi produk itu
sendiri atau bahkan sekaligus bagi perusahaan. Oleh karena itu, citra merek
menjadi faktor penting bagi keberhasilan pemasaran suatu organisasi, karena
suatu citra merek yang kuat memberikan beberapa keuntungan utama bagi
perusahaan.
Citra merek merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara
keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana
konsumen memandang atau mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek. Hal
ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Fox (1995) yang disadur oleh Sutisna
(2002: 83), mendefinisikan ”Citra merek adalah sejumlah gambaran-gambaran,
kesan-kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
suatu objek”. Sedangkan Hermawan Kertajaya (2005:6) mengemukakan
pendapatnya bahwa yang dimaksud dengan citra merek adalah sebagai berikut:
“Citra merek adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek
yang sudah ada di benak konsumen”.
Citra merek sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Menurut Teguh Poeradisastra (2005: 25), ”Citra merek positif dapat membantu
agar konsumen lebih mudah mengingatnya sehingga mempermudah pengambilan
keputusan ketika melakukan pembelian”. “Keputusan pembelian lebih sering
didasarkan pada pertimbangan merek yang memiliki citra positif daripada hal-hal
positif maka keuntungan besar bagi merek Ouval karena konsumen akan mudah
mengingat merek nya tersebut sehingga peluang konsumen untuk mengambil
keputusan dalam membeli produk Ouval pun semakin besar.
Menurut Kotler (2003:82) dalam penelitian Puji Isyanto, H. Sonny
Hersona, Rama Darmawan (2012:3) bahwa citra merek adalah suatu simbol rumit
yang mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian:
1. Atribut
Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu. Misal, Mercedes menyiratkan
mobil yang mahal, kokoh, tahan lama, dan bergengsi tinggi.
2. Manfaat
Atribut-atribut harus diterjamahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional. Sebagai gambaran, atribut “mahal” cenderung diterjemahkan
sebagai atribut emosional. Sehingga seseorang yang mengendarai Mercedes
akan merasa dirinya dianggap penting dan dihargai.
3. Nilai
Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai prosedurnya. Misal,
mobil Mercedes berarti kinerja tinggi, keselamatan, dan gengsi.
4. Budaya
Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya negara. Misal, mobil
Mercedes berasal dari Jerman, yang melambangkan budaya Jerman itu efisien
5. Kepribadian
Merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu. Misal, mobil
Mercedes mungkin menyiratkan bos yang serius, atau istana yang agung
(objek).
6. Pemakai
Merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut.
Dalam penelitian ini, untuk menganalisa variabel Brand Image akan
menggunakan konsep yang diutarakan oleh Puji Isyanto, H. Sonny Hersona,
Rama Darmawan (2012:3) dengan indikator atrribut, manfaat, nilai, budaya,
kepribadian, pemakai. Penggunaan konsep ini mengacu kepada definisi Brand
Image yang telah dipaparkan sebelumnya.
Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian
terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengambilan keputusan
merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184)
yang diterjemahkan oleh Bob Sabran: ”Keputusan pembelian konsumen adalah
serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan
pembelian”.
Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan
Berikut ini tahapan proses keputusan membeli menurut Kotler dan Keller
(2009:184) yang diterjemahkan oleh Bob Sabran yang terdiri atas :
1. Pengenalan masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan.
Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dengan yang
diinginkan. Dalam hal ini pemasar meneliti secara seksama apa yang
dibutuhkan oleh konsumen.
2. Pencarian informasi
Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok yaitu sumber
pribadi, sumber tenaga, sumber umum, dan sumber pengalaman. Pemasar
harus mengidentifikasikan sumber-sumber diatas dengan cermat dan menilai
pentingnya masing-masing sumber tersebut. Selanjutnya perusahaan harus
merancang unsur-unsur bauran pemasaran secara cepat, tepat, dan terarah agar
pembeli menaruh perhatian serius untuk mempertimbangkan keinginannya
sehingga peluang dapat direkrut.
3. Penilaian alternatif
Pada tahap ini konsumen melakukan penilaian terhadap produk yang akan
dibelinya. Konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan
alternatif.
4. Keputusan membeli
Penilaian terhadap keputusan membeli didahului oleh maksud keputusan
5. Perilaku pasca pembelian
Keputusan paska pembelian adalah kepuasan pembelian setelah ia membeli
produk tersebut. Ada beberapa tingkat kepuasan yaitu sangat puas, sedikit,
puas, kecewa, dan sangat kecewa.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tergantung dari susunan strategi pemasaran yang ada di perusahaan
tersebut. Setiap perusahaan menggunakan sejumlah alat untuk mendapat respon
dari konsumen terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Penentuan lokasi yang tepat dan upaya pembangunan citra merek merupakan
upaya yang dapat menyebabkan munculnya keputusan pembelian sehingga
mendorong penjualan produk.
Penjelasan di atas memberikan pemahaman terhadap proses keputusan
pembelian konsumen terhadap produk. Penulis menggunakan konsep keputusan
pembelian dengan model lima tahap proses pembelian konsumen yang mengacu
dari Kotler dan Keller yang diterjemahkan Bob Sabran (2009:184) yang terdiri
dari indikator pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Karena lebih sesuai dengan
objek peneliti.
2.2.2 Keterkaitan Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
2.2.2.1Keterkaitan Lokasi Dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Ujang Suwarman (2004:280) mengatakan bahwa lokasi tempat usaha
sangat mempengaruhi keinginan seorang konsumen untuk datang dan membeli.
menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha di masa yang akan datang. Untuk
itu dalam pemilihan lokasi usaha harus betul-betul mempertimbangkan
keputusannya agar para konsumen tertarik memutuskan untuk membeli. Menurut
Yazid (2009:59) dalam situasi pembelian ada lima situasi kelompok pengaruh
yang dikenal, salah satunya adalah lingkungan fisik, adalah karakteristik yang
paling jelas dari suatu situasi, meliputi lokasi geografis, dan organisasi, dekorasi,
suara, pencahayaan, musim, pakaian pelayan, konfigurasi atau layout pelayanan
dan material lainnya. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa saja diterima dengan sadar
maupun tidak sadar, dan mungkin juga mempunyai pengaruh yang berarti
terhadap pemilihan jasa atau organisasi yang menawarkannya.
Dari penelitian yang dilakukan Jeni Raharjani (2005: 14) strategi lokasi
adalah salah satu determinan yang paling penting dalam perilaku pembelian
konsumen, pengecer harus memilih lokasi yang strategis dalam menempatkan
tokonya. Berdasarkan uraian di atas menunjukan adanya keterkaitan lokasi dengan
keputusan pembelian konsumen.
2.2.2.2Keterkaitan Citra Merek Dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Teguh Poeradisastra (2005:25), ”Citra merek positif dapat
membantu agar konsumen lebih mudah mengingatnya sehingga mempermudah
pengambilan keputusan ketika melakukan pembelian”.
“Keputusan pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek
yang memiliki citra positif daripada hal-hal lain” (AB Susanto dan Himawan
Sulistyawati (2011) mengungkapkan pula dalam penelitiannya bahwa
brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen. Kondisi tersebut dapat dilihat dari koefisien variabel citra merek yang
bernilai 0,250, angka signifikansi sebesar 0,017 (kurang dari 0,05).
Berdasarkan teori di atas mengenai lokasi dan citra merek, serta proses
tahapan membeli yang dilakukan oleh konsumen, maka penulis menghubungkan
variabel tersebut dengan mengemukakan paradigma penelitian yang dijadikan
pedoman dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut :
Ujang
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Pengaruh Lokasi dan Citra Merek terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen
Citra Merek
1. Atribut 2. Manfaat 3. Nilai 4. Budaya 5. Kepribadian 6. Pemakai
(Kotler, 2003: 82 dalamPuji Isyanto, H. Sonny Hersona, Rama Darmawan, 2012: 3)
Lokasi
1.Keterjangkauan Lokasi 2.Kelancaran akses menuju
lokasi
3.Kedekatan Lokasi (Aprih Santoso dan Sri Widowati, 2011: 183)
Keputusan Pembelian Konsumen
1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku pasca beli
2.3 Hipotesis
Definisi hipotesis menurut Husein Umar (2002:62) adalah ”Pernyataan
sementara yang perlu dibuktikan benar atau tidak”, setiap riset terhadap suatu
objek harus dibawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan
sementara yang harus dibuktikan kebenarannya.
Menurut Sugiyono (2012:93) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap permasalahan yang diteliti.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas serta teori yang menghubungkan
variabel X1 terhadap Y dan variabel X2 terhadap Y, maka penulis berpendapat
bahwa :
Hipotesis Utama :
Terdapat pengaruh lokasi dan citra merek terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Distro Ouval Research di Buahbatu Bandung.
Sub Hipotesis :
H1 : Terdapat pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada
Distro Ouval Research di Buahbatu Bandung.
H2 : Terdapat pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen
44
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai
topik penulisan dalam rangka menyusun laporan.
Menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2010:29) mengatakan
bahwa: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain yang dianggap perlu”.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan hasil penjualan produk di Distro Ouval
Research, menjelaskan keadaan berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan
kemudian disusun secara sistematis yang selanjutnya dianalisis untuk
mendapatkan kesimpulan. Sedangkan metode verifikatif adalah metode yang
Menurut Sugiyono (2005:21):
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas”.
Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu
hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian
poin ketiga, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh lokasi dan citra merek
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Distro Ouval Research.
Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh variabel
independent mempengaruhi terhadap variabel dependent, serta besarnya arah
hubungan yang terjadi.
Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif verifikatif,
maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.
Explanatory Survey adalah suatu survei yang digunakan untukmenjelaskan
hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis, survei dilakukan
dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, Sri Dewi
Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) adalah:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam
melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30)
adalah:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena
penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
Dalam penelitian ini difokuskan pada lokasi dan citra merek. Dengan
judul: “Pengaruh Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Distro Ouval Research di Buahbatu
Bandung.”
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Dalam penelitian ini permasalahan yang berhasil diidentifikasi
adalah penggunaan lokasi dan citra merek pada Distro Ouval
Research yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
3. Menetapkan rumusan masalah.
Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah: Seberapa besar
pengaruh lokasi dan citra merek terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Distro Ouval Research di Buah Batu Bandung baik
4. Menetapkan tujuan penelitian
Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis lokasi dan citra merek terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Distro Ouval Reseacrh di Bandung.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan
dukungan teori.
Penulis menetapkan dua hipotesis, yaitu hipotesi utama dan sub
hipotesis:
1) Hipotesis utama terdapat pengaruh lokasi dan citra merek
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Distro Ouval
Reseacrh di Bandung.
2) Sub hipotesis terdapat pengaruh lokasi terhadap keputusan
pembelian konsumen pada Distro Ouval Reseacrh di Bandung
dan terdapat pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Distro Ouval Reseacrh di Bandung.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel
penelitian yang digunakan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lokasi dan citra merek,
sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah keputusan
pembelian konsumen.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
Dalam penelitian ini menggunakan data primer, teknik penentuan
sampelnya terdiri dari populasi dan sampel. Populasinya adalah
konsumen Distro Ouval Research di Bandung dan sampelnya adalah
seluruh responden karena jumlah responden lebih dari 100 orang,
maka pengambilan sampel menggunakan penghitungan yang telah
ditetapkan dan menghasilkan jumlah 100 orang.
8. Melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis
kuantitatif (metode verifikatif).
9. Menyusun pelaporan hasil penelitian. Akan disajikan dalam tabel 3.1
dibawah ini.
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Citra Merek (X2)
Keputusan Pembelian Konsumen
(Y) Lokasi
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, bahwa penelitian ini
bersifat deskriptif dan verifikatif. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif
maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan survey,
sementara data yang bersifat verifikatif maka menggunakan metode
explanatory survey. Di bawah ini adalah desain penelitian “Pengaruh
Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada
Distro Ouval Research di Buahbatu Bandung”.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan
digunakan Unit Analisis
Time
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel bermaksud untuk mengetahui hubungan
pengukuran variabel-variabel penelitian. Adapun hubungan antar variabel tersebut
Tabel 3.2 Operasional Variable
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran No
Kuesioner Skala barang dan jasa yang mementingkan segi
- Tingkat kelancaran
- Tingkat kelancaran
3
- Tingkat kebanggaan 11
- Menunjukan
- tingkat status sosial
14
- tingkat upaya yang dilakukan
- tingkat penilaian
- tingkat perbedaan
- tingkat persetujuan
Perilaku pasca beli
- Kepuasan setelah menggunakan produk - Keinginan Pembelian ulang
- Tingkat kepuasan
-Tingkat keinginan
26
27
Ordinal
Penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun definisi
dan istilah variabel menurut Sugiyono (2006:39) adalah sebagai berikut:
3.2.2.1 Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjawab
penyebab timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel
independent dalam penelitian ini adalah lokasi dan citra merek.
3.2.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel dependent adalah keputusan pembelian konsumen.
Agar dapat memperlancar dalam pengumpulan data dan pengukurannya
maka masing-masing variabel dan sub variabel dalam penelitian ini akan
didefinisikan secara rinci untuk kemudian dijabarkan ke dalam masing-masing
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai
objek yang diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis data,
yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden
secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan
menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi
Narimawati, 2007:76).
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk
mendukung penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik organisasi,
jumlah karyawan, data hasil evaluasi karyawan, peneltian terdahulu, serta materi
perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis.
(Umi Narimawati, 2007:76)
Dalam penelitian ini digunakan kombinasi teknik pengumpulan data
yang terdiri dari:
Wawancara
Pemilik dan pengelola Distro Ouval Research
Para karyawan
Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert
dimana alternatif jawaban nilai positif 5 sampai dengan 1. Pemberian skor
dilakukan atas jawaban responden kemudian diberi skor dengan menggunakan
skala likert, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Penentuan Skor Jawaban Kuesioner
Jawaban Skala Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2006:87)
Observasi, dilakukan terhadap sumber data sesuai dengan unit
observasi/analisis yang telah disebutkan.
Dokumentasi, dilakukan dengan menelaah dan mengkaji
catatan/laporan dan dokumen-dokumen lain dari berbagai distro lain
yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yang dalam hal
2
1
Ne
N
n
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
3.2.3.1.1 Populasi
Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah
mengetahui populasinya.
Menurut Sugiyono (2009:80), menyatakan bahwa populasi adalah
sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang datang ke Distro
Ouval Research yang berada di Jl. Buah Batu No. 64 Bandung, yang rata-rata
datang pertahun mencapai 8325 orang.
3.2.3.1.2 Sampel berdasarkan konsensus
Menurut Sugiyono (2004:73), mengatakan bahwa pengertian sampel
adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Jenis yang akan digunakan adalah probability dengan random sampling,
yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi
mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sampel dengan kata lain
populasi dianggap homogen. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan