• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELIAN MANISAN HALUA DI KOTA STABAT

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

OLEH: SITI NURKHALIZA

100304009 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PEMBELIAN MANISAN HALUA DI KOTA STABAT

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

OLEH: SITI NURKHALIZA

100304009 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Thomson Sebayang, MT) (Dr. Ir. Satia Negara Lubis,M.Ec) NIP. 195711151986011001 NIP. 196302041997031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Siti Nurkhaliza (100304009) dengan judul skripsi “Analisis Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat. Yang dibimbing oleh Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku ketua pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat kepuasan konsumen, menganalisis pengaruh komponen bauran pemasaran terhadap tingkat kepuasan, menganalisis pengaruh komponen bauran pemasaran terhadap jumlah pembelian, dan menganalisis pengaruh tingkat kepuasan terhadap jumlah pembelian.

Penentuan daerah penelitian secara purposive sampling. Metode pengambilan sampel dengan metode accidental sampling dengan sampel produsen sebanyak 46 konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan metode analisis jalur (path anaylisis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi tingkat kepuasan konsumen manisan Halua berada pada tingkatan puas, kemudian komponen bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepuasan konsumen, nanum komponen bauran pemasaran tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian, serta tingkat kepuasan konsumen tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian konsumen.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Siti Nurkhaliza lahir di Tanjung Pura pada tanggal 09 Februari 1993. Anak ke dua dari tiga bersaudara dari Bapak Ilyas dan Ibu Kaptiah Nur.

Pendidikan yang pernah ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1998 masuk Sekolah Dasar di SD 4 Negeri Stabat dan lulus pada tahun 2004.

2. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Stabat dan lulus pada tahun 2007.

3. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah atas di SMA Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2010.

4. Tahun 2010 diterima di Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMDK (Penerimaan Berdasar Minat dan Kemampuan.

5. Pada bulan Juli-Agustus 2013 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Hevea, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai.

6. Pada bulan Januari 2015 melaksanakan penelitian skripsi di Kota Medan. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Teater “O” USU Tahun 2011.

2. Anggota LK (Lembaga Kesenian) USU Tahun 2011.

3. Angota BKM (Badan Kenaziran Mushola) AL-Mukhlisin Fakultas Pertanian USU Tahun 2013.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Halua di Kota Stabat”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan serta kritikan yang membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku ketua pembimbing skripsi dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku anggota pembimbing skripsi yang mana telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah M.S selaku ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis M.Ec selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama masa pendidikan dan beserta pegawai program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

(6)

mendoakan dan memberikan dorongan semangat dan perhatian dalam mengikuti pendidikan sampai saat ini.

4. Kepada pemilik toko manisan Halua di Kota Stabat yang telah memberikan informasi dan izin untuk melakukan penelitian ini sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Kepada teman teman tersayang Lia Anggraeini, SP. Fatya Rahmah Saputri, dan Afthri Sutrati Ulya, SP serta seluruh teman seperjuangan di Agribisnis FP USU stambuk 2010 yg telah begitu banyak membantu penulis dalam masa perkuliahan ini.

Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah dan membalas budi baik mereka dengan pahala berlipat ganda dan semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridha Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isinya maupun redaksinya, oleh karenanya dengan senang hati penulis menerima kritik, saran dan masukan semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin

Medan, Maret 2015

penulis

(7)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Pustaka ... 5

2.2 Landasan Teori ... 7

2.3 Penelitian Terdahulu ... 11

2.4 Kerangka Pemikiran ... 12

2.5 Hipotesis Penelitian ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 16

3.2 Metode PengambilanSampel ... 16

3.3 Metode Pengambilan Data ... 18

3.4 Metode Analisis Data ... 18

3.5 Defenisi Operasional ... 22

3.6 Batasan Operasional ... 23

BAB IVDESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN ... 24

4.1 Deskriptif Daerah Penelitian ... 24

4.2 Keadaan Penduduk ... 25

4.3 Tanaman Pangan dan Peternakan Kecamatan Stabat ... 26

4.4 Perekonomian Kecamatan Stabat ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1 Tingkat Kepuasan Konsumen ... 26

5.2 Analisis Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Terhadap Tingkat Kepuasan ... 29

5.3 Analisis Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Terhadap Jumlah Pembelian ... 37

5.4 Analisis Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Jumlah Pembelian ... 45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

6.1 Kesimpulan ... 53

(8)
(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1 Jumlah Konsumen Manisan Halua Perminggu 17 2 Rata rata Jumlah Responden Konsumen Manisan

Halua Perminggu 18

3 Pengelompokan Tingkat Kepuasan Konsumen 19 4 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut

Desa/ Kelurahan 25

5 Pengelompokan Tingkat Kepuasan Konsumen 26 6 Distribusi Persentase Tingkat kepuasan Untuk Setiap

Komponen Bauran Pemasaran 27

7 Model Summary Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran

Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Manisan Halua 29 8 Tabel Anova Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Terhadap

Tingkat Kepuasan Konsumen 30

9 Tabel Coefficient Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran

Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen 31 10 Model Summary Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran

Terhadap Jumlah Pembelian Konsumen 37 11 Tabel Anova Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Terhadap

Jumlah Pembelian konsumen 38 12 Tabel Coefients Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran

Terhadap Jumlah Pembelian Konsumen 39

13 Model Summary Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap

Jumlah Pembelian Manisan Halua 45

14 Tabel Anova pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap

Jumlah Pembelian Konsumen 46

15 Tabel Coefficient Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran

(10)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Judul Halaman

1 Model Persamaan Substuktural 14

2 Diagram Koefisien Hasil Regresi Pengaruh Variabel Bauran

Pemasaran Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Halua

(11)

ABSTRAK

Siti Nurkhaliza (100304009) dengan judul skripsi “Analisis Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah Pembelian Manisan Manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat. Yang dibimbing oleh Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku ketua pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat kepuasan konsumen, menganalisis pengaruh komponen bauran pemasaran terhadap tingkat kepuasan, menganalisis pengaruh komponen bauran pemasaran terhadap jumlah pembelian, dan menganalisis pengaruh tingkat kepuasan terhadap jumlah pembelian.

Penentuan daerah penelitian secara purposive sampling. Metode pengambilan sampel dengan metode accidental sampling dengan sampel produsen sebanyak 46 konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan metode analisis jalur (path anaylisis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi tingkat kepuasan konsumen manisan Halua berada pada tingkatan puas, kemudian komponen bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepuasan konsumen, nanum komponen bauran pemasaran tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian, serta tingkat kepuasan konsumen tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian konsumen.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manisan Halua merupakan segala jenis manisan khas Melayu yang terdiri dari beragam jenis manisan seperti manisan kedondong, cabe, asam gelugur, terong, batang maupun bunga pepaya, kolang- kaling, kacang arcis, salak, mangga, buah pala, dan lain-lain. Semua bahan baku yang dijadikan manisan Halua terasa sangat manis dan dapat disimpan dalam waktu cukup lama sampai beberapa bulan dan tidak basi (UKM Langkat, 2013).

Manisan buah mengandung berbagai zat gizi, khususnya vitamin dan mineral yang cukup tinggi. Komposisi jenis gizi dalam setiap jenis buah-buahan berbeda tergantung pada beberapa faktor, yaitu perbedaan varietas, keadaan iklim tempat tumbuh, pemeliharaan tanaman, cara pemanenan, kondisi selama pemeraman dan kondisi penyimpanan dan dengan adanya pemanfaatan pengolahan buah dapat meningkatkan nilai tambah bagi produsen (Surahman dan Darmajana, 2004).

(13)

Seiring dengan semakin modernnya perkembangan zaman, timbul berbagai macam usaha atau bisnis yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Semakin ketatnya persaingan bisnis di Indonesia, maka banyak perusahaan berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan, selain itu perusahaan juga menawarkan berbagai macam variasi produk dengan kualitas yang baik agar ada kenaikan dari tingkat pembelian konsumen (Lupiyoadi, 2001).

Rekayasa teknologi pasca panen yang mencangkup teknologi panen yang tepat, cara pemanenan, penanganan segar, pengolahan dan penyimpanan akan memperkecil kehilangan hasil, sedangkan pengembangan produk dapat memperluas pemasaran dan menciptakan nilai tambah ekonomi (Muhadjir, 1989).

Kotler (2000) mengklasifikasikan bahwa instrumen pemasaran ke dalam empat kelompok yang dikenal dengan bauran pemasaran atau disebut 4P, yaitu : product, price, place, dan promotion. Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian.

Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah penduduk yang terus bertambah. Beberapa dari penduduk yang tinggal di wilayah Kabupaten Langkat ada bermata pencaharian dengan membuka toko manisan Halua, diantaranya berlokasi di Kota Stabat.

(14)

pendataan hanya ada satu toko manisan Halua saja yang terdaftar secara resmi yakni toko Hanum Halua karena hanya toko tersebut yang dinilai bersih dan menjual produk manisan dalam keadaan segar dan meraih keuntungan mencapai Rp 75. 000.000 / tahun.

Di Kota Stabat pada kenyataannya terdapat beberapa toko manisan Halua lain, yaitu toko manisan Mekar Sari dan Sri Langkat. Manisan Halua ini dijual tanpa bahan pengawet maupun jenis bahan kimia lainnya, dan dijual berdasarkan berat per kilo yaitu dijual berkisar antara Rp 80.000 hingga Rp 120.000.

Walau lokasi tempat sudah strategis namun belum banyak yang mengenalnya, hanya masyarakat yang tinggal di Kota Stabat saja yang relatif mengetahui adanya usaha manisan ini. Jumlah pelanggan berbeda pada masing-masing toko. Dari permasalahan yang dijabarkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya dalam meneliti analisis bauran pemasaran yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dan tingkat pembelian manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dan permasalahan yang ada maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen manisan Halua di daerah penelitian ? 2. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat kepuasan konsumen

manisan Halua di daerah penelitian ?

(15)

4. Bagaimana pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua di daerah penelitian ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menjelaskan tingkat kepuasan konsumen di daerah penelitian

2. Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran berupa produk, tempat, dan harga terhadap tingkat kepuasan konsumen manisan Halua di daerah penelitian. 3. Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap jumlah pembelian

konsumen manisan Halua di daerah penelitian.

4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua di daerah penelitian.

1.4Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha manisan Halua di daerah penelitian dalam rangka menyusun strategi meningkatkan kepuasan pelanggan dan tingkat penjualan.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran produk olahan pertanian khususnya produk manisan.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Makanan jajanan (street food) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang. Selain keunggulan makanan jajanan tersebut, keterbatasan waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi makanan jajanan.

(Saparianto dan Hidayati, 2006).

Makanan dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu, makanan pokok seperti nasi, makanan lauk pauk termasuk sayuran yang dimakan sebagai pendamping makanan pokok dan makanan jajanan atau selingan seperti asinan dan manisan yang terbuat dari buah-buahan. Sedangkan penggolongan makanan berdasarkan asalnya, makanan digolongkan yang berasal dari hewan, tumbuh- tumbuhan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, gandum serta rempah- rempah lainnya (Triyogo, 1995).

(17)

menjadi manisan sering dilakukan di Indonesia dengan menggunakan gula pasir. Pada manisan buah, buah yang telah dikuliti di potong- potong dan direbus dalam larutan gula pasir sampai menjadi kering dan pekat. Buah yang digunakan sebagai manisan biasanya yang aslinya tidak mempunyai rasa manis, tetapi lebih masam seperti belimbing, salak dan mangga mentah (Sediaoetama, 2006).

Menurut Kusmaidi (2008), meskipun jenis manisan buah yang umum dipasarkan ada bermacam-macam bentuk dan rasanya, namun manisan yang diperdagangkan sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu:

1. Golongan pertama adalah manisan basah dengan larutan gula encer (gula yang dilarutkan dicampurkan dengan buah jambu, mangga, salak dan kedondong). 2. Golongan kedua adalah manisan larutan gula kental menempel pada buah.

Manisan jenis ini adalah pala, dan ceremai.

3. Golongan ketiga adalah manisan kering dengan gula utuh (gula tidak larut dan menempel pada buah). Buah yang sering digunakan adalah buah mangga, kedondong, sirsak dan pala.

4. Golongan keempat adalah manisan kering asin karena unsur dominan dalam bahan adalah garam. Jenis buah yang dibuat adalah jambu biji, mangga, belimbing dan buah pala.

(18)

2.2 Landasan Teori

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Peran fungsi pemasaran adalah mencapai sasaran perusahaan dengan menghasilkan penjualan produk/ jasa yang menguntungkan di pasar sasaran. Strategi fungsional pemasaran harus menjadi pedoman para pengambil keputusan (manajer pemasaran) dalam menentukan siapa akan menjual apa, dimana, kepada siapa, berapa banyak, dan bagaimana caranya. Strategi ini biasanya meliputi empat komponen : produk, harga, tempat (distribusi) dan promosi (Pearce dan Robinson,1997).

Strategi pemasaran diperlukan perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah strategi produk, harga, promosi, lokasi, pelayanan karyawan, fasilitas dan suasana yang merupakan atribut-atribut perusahaan. Strategi ini merupakan faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap kepuasan konsumen atau pelanggan.

a. Produk

Produk dapat menciptakan kepuasan konsumen. Dasar penilaian terhadap pelayanan produk ini meliputi: jenis produk, mutu atau kualitas produk dan persediaan produk.

b. Harga

(19)

produk. c. Promosi

Dasar penelitian promosi yang mengenai informasi produk dan jasa perusahaan dalam usaha mengkomunikasikan manfaat produk dan jasa tersebut pada konsumen sasaran. Promosi dalam hal ini meliputi: iklan produk dan jasa, diskon barang dan pemberian hadiah-hadiah.

d. Lokasi

Tempat merupakan bagian dari atribut perusahaan berupa lokasi perusahaan. Penilaian terhadap atribut lokasi meliputi: lokasi usaha, lokasi parkir, dan kecepatan dan ketepatan dalam transportasi.

e. Pelayanan Karyawan

Pelayanan karyawan merupakan pelayanan yang diberikan karyawan dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam usaha memuaskan konsumen. Dasar penilaian dalam hal ini pelayanan karyawan meliputi : kesopanan, keramahan, kecepatan dan ketepatan.

f. Fasilitas

Fasilitas merupakan bagian dari atribut perusahaan yang berupa perantara guna mendukung kelancara operasional perusahaan yang berhubungan dengan konsumen. Dasar penilaian meliputi penataan barang, tempat penitipan barang, kamar kecil dan tempat ibadah.

g. Suasana

(20)

Menurut Stanton (1998), empat indikator yang mencirikan harga adalah: keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, dan kesesuaian harga dengan manfaat.

Teori yang berkaitan dengan kepuasan konsumen sudah banyak berkembang, salah satu teori tersebut yang dikemukakan oleh Wilkie (1994) kepuasan konsumen yaitu merupakan respon emosional terhadap evaluasi pengalaman mengkonsumsi produk, toko atau jasa. Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan atau menikmati sesuatu. Kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penelitian evaluatif pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan barang atau jasa tersebut (Tjiptono, 2005).

Kepuasan menjadi peran yang sangat penting dalam pembelian suatu produk dan jasa yang dilakukan oleh konsumen. Kepuasan konsumen adalah salah satu faktor penting untuk memprediksikan perilaku konsumen dan lebih khusus pembelian ulang. Tingkat kepuasan seorang konsumen merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja dengan harapannya. Konsumen yang merasa puas saat proses transaksi barang atau jasa yang didapatkan, besar kemungkinan konsumen akan kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian lain dan juga akan merekomendasikan pada teman atau keluarga tentang perusahaan dan produknya.  (Nastiti, et al 2007).

(21)

(expectation) pelanggan, maka di mata pelanggan pelayanan yang diberikan di nilai jelek dan tidak memuaskan (Yoeti, 2003).

Menurut Alfred Marshall, setiap konsumen akan berusaha mendapakan kepuasan maksimal, dan konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk bila konsumen mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya, dimana kepuasan yang didapatkan sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain melalui perhitungan yang cermat terhadap konsekwensi pembelian (Pawitra,1993).

Kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian, yang artinya, semakin tinggi kepuasan semakin tinggi pula jumlah pembelian, kesesuain antara kepuasan yang diperoleh konsumen dapat meningkatkan volume pembelian (Widiana et al, 2012).

Perilaku pembelian ulang sangat penting untuk mempertahankan citra dan keberhasilan suatu perusahaan. Salah satu alat ukur agar bertahan dan meningkatkan pangsa pasar dengan adanya perilaku pembelian ulang. perilaku pembelian ulang sebagai fungsi dari sikap terhadap produk atau pelayanan (Istanto, 2007).

(22)

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial. Faktor yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator faktor kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pernyataan. Kelebihan skala Likert dibandingkan dengan model sikap lainnya adalah (1) mudah diterapkan, (2) terdapat kebebasan dalam membuat pernyataan selama pernyataan masih sesuai dengan konteks permasalahan dan indikator, serta (3) mampu memperjelas item pernyataan karena jawaban berupa alternatif (permasalahan) (Umar, 2007).

2.3 Penelitian Terdahulu

Setyani Sri Haryanti (2005) meneliti “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Nasabah Bank”, dimana kepuasan nasabah sebagai variabel Intervening. Metode yang digunakan yaitu SEM (structural equation modeling). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa setiap variabel bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan dan loyalitas nasabah.

(23)

Era Nuari Citra Ningrat (2013) meneliti “ Analisis Kepuasan Konsumen Dalam Membeli Bakso Prima dan Gun di Kota Malang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap bakso prima dan gun untuk menyelidiki faktor-faktor pengaruh. Data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan konsumen terhadap bakso Prima yang positif dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap produk dan harga, indeks promosi dan persepsi konsumen terhadap tempat. Sedangkan persepsi konsumen terhadap produk dan indeks promosi lebih mungkin untuk meningkatkan kepuasan konsumen dalam membeli bakso Gun. Pada penelitian ini indikator sebagai produk adalah rasa, jenis produk, ukuran. Sedangkan indikator sebagai tempat adalah kenyamanan, parkir, kebersihan, dan pelayanan. Dan indikator dari harga yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas dan daya saing harga.

Sara Siti (2014) melakukan penelitian berjudul “Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Gerai Kopi di Kota Medan dan Faktor yang Mempengaruhinya”, dengan menggunakan metode SEM (structural equation modeling). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen serta menganalisis pengaruh bauran pemasaran berupa tempat, harga, produk dan promosi terhadap tingkat kepuasan konsumen pada gerai kopi di Kota Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen yaitu sebesar 47,2%. Secara simultan bauran pemasaran berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen, namun yang berpengaruh secara signifikan hanya komponen tempat dan produk saja.

2.4 Kerangka Pemikiran

(24)
(25)

Keterangan:

Pengaruh

(26)

2.5 Hipotesis Penelitian

1. Tingkat kepuasan konsumen manisan Halua dominan berada pada tingkat “sangat puas”.

2. Bauran pemasaran berupa produk, tempat, dan harga berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumen.

3. Bauran pemasaran berupa produk, tempat, dan harga berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

4. Tingkat kepuasan konsumen berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di kota Stabat. Penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara metode Purposive Sampling. Purposive sampling maksudnya dalam hal ini adalah pengambilan daerah penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu. Kota Stabat diambil sebagai daerah penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa di kota ini terdapat 3 (tiga) unit toko yang menjual manisan Halua, yaitu Toko Hanum Halua, Mekar Sari dan Sri Langkat (Kantor Camat Stabat, 2014).

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Toko penjual manisan Halua di Kota Stabat ada 3 unit. Dikarenakan jumlah populasi konsumen tidak diketahui secara pasti maka digunakan metode non-probability sampling. Sampel dalam hal ini adalah konsumen yang membeli manisan Halua pada saat penelitian dilakukan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, yang artinya teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010).

(28)

Tabel.1 Jumlah Konsumen Manisan Halua Per Minggu

Toko

Manisan Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Total Hanum

Halua 3 4 5 5 6 7 6 36

Sri

Langkat 3 3 2 4 5 6 5 28

Mekar

Sari 2 2 3 4 2 4 4 21

Jumlah 8 9 10 13 13 16 15 85

Besar sampel yang diambil untuk penelitian ditentukan dengan rumus Slovin yaitu dengan rumus:

Keterangan:

n = besar sampel N = jumlah Populasi

e = nilai kritis yang diinginkan (10%)

Dengan menggunakan rumus Slovin maka besar sampel di Kota Stabat diperoleh sebagai berikut:

(29)

Untuk mendistribusikan sampel yang akan diambil untuk setiap toko manisan Halua, ditentukan secara proporsional sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2 berikut.

Tabel.2 Rata-rata Jumlah Responden Konsumen Manisan Halua Per Minggu

No Toko Manisan Rata-rata Jumlah Pembeli Jumlah Responden per minggu

1 Hanum Halua 36 X 46 = 20

2 Sri Langkat 28 X 46 = 15

3 Mekar Sari 21 X 46 = 11

Jumlah 85 46

3.3 Metode Pengambilan Data

(30)

3.4 Metode Analisis Data

1.Untuk menjelaskan tingkat kepuasan konsumen (masalah penelitian-1), dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif yang diukur dengan skala likert. Mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen dilakukan dengan mengukur indikator bauran pemasaran yaitu dari X1 (produk), X2 (tempat) dan X3 (harga) melalui metode scoring dengan rumus rentang skala menurut Widoyoko (2012) sebagai berikut:

Rs = (m-n) : b Dimana :

Rs = Rentang skala

m = Jumlah skor tertinggi (nilai skor tertinggi (5) x Jumlah indikator dari komponen bauran pemasaran)

n = Jumlah skor terendah (nilai skor terendah (1) x Jumlah indikator dari komponen bauran pemasaran)

b = Jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan lima kategori kelas sesuai dengan skala likert)

Jumlah indikator dari komponen bauran pemasaran = 12 (x11, x12, x13, x14, x15, x21, x22, x23, x24, x31, x32, dan x33)

Sehingga : Rs = (( 60-12)) : 5 =9,6

Berdasarkan rentang skala maka ditentukan pengelompokan dan bobot tingkat kepuasan sebagai tabel berikut.

Tabel. 3 Pengelompokkan Tingkat Kepuasan Konsumen

(31)

12-21,6 Sangat Tidak Puas 1

21,6 -31,2 Tidak Puas 2

31,2- 40,8 Cukup Puas 3

40,8- 50,4 Puas 4

50,4- 60 Sangat Puas 5

2. Untuk menganalisis masalah penelitian 2 digunakan metode Scoring (skala

likert) dengan memilih salah satu jawaban dari pilihan yang tersedia. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis) dengan bantuan alat analisis software SPSS.18. Analisis jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat secara langsung maupun secara tidak langsung (Manurung dan Pardede, 2014).

Analisis jalur sebagai alat ukur menggunakan data interval, sedangkan jawaban kuesioner masih dalam bentuk data ordinal. Data yang berbentuk ordinal terlebih dahulu ditransformasikan dalam bentuk data interval melalui metode MSI (Methode Succsessive Interval). MSI (Methode Succsessive Interval) adalah metode penskalaan untuk menaikan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval ( Prasetyawati dan Ramli, 2012).

Untuk menguji pengaruh indikator faktor bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) terhadap variabel kepuasan konsumen secara parsial, diuji dengan uji t- statistik, dengan kriteria sebagai berikut:

(32)

Hipotesis yang diajukan:

H1 : indikator dari bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga), secara parsial berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumen.

H0 : indikator dari bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga), secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumen.

Untuk meguji pengaruh secara simultan faktor bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) terhadap kepuasan konsumen diuji dengan uji fstatistik, dengan kriteria sebagai berikut.

Jika nilai F hitung < F tabel atau sig <

α

0,05: tolak H0 : terima H1 Jika nilai F hitung > F tabel atau sig >:

α

0,05tolak H1 : terima H0. H1 : indikator dari bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga), secara simultan

berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumen.

H0 : indikator dari bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga), secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumen.

Untuk masalah penelitian 2 digunakan variabel dalam persamaan sebagai berikut.

Y= X2

Dimana:

X1 : Variabel produk

X2 : Variabel tempat

X3 : Variabel harga

(33)

: Variabel lainnya yang tidak digambarkan (tidak

diukur)antara lain promosi

: koefisien jalur yang merupakan indikator dari masing

masing faktor bauran pemasaran diuraikan sebagai berikut.

1. Variabel Produk (x1)

a. Indikator Daya Tahan Simpan (x.1.1) b.Indikator Rasa (x1.2)

c. Indikator Warna (x1.3) d. Indikator Bentuk (x1.4) e. Indikator Variasi produk (x1.5)

2. Variabel Tempat (X2) a. Indikator Lokasi(x2.1)

b. Indikator Keramahan dan Kecepatan Pelayanan (x2.2) c. Indikator Kebersihan dan Kenyamanan (x2.3)

d.Indikator Fasilitas Parkir Kendaraan Bermotor (x2.4)

3. Variabel Harga

a. Keterjangkauan Harga (x3.1)

b. Kesesuaian Harga dengan Kualitas (x3.2) c. Daya Saing Harga (x3.3)

3. Untuk menganalisis masalah penelitian 3 digunakan metode Scoring (skala

(34)

diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis) dengan bantuan alat analisis software SPSS.18.

Untuk menguji pengaruh indikator faktor bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) terhadap variabel jumlah pembelian konsumen secara parsial, diuji dengan uji t- statistik, dengan kriteria sebagai berikut.

Jika nilai t hitung > t tabel atau sig <

α

0,05: tolak H0 : terima H1 Jika nilai t hitung < t tabel atau sig >

α

0,05 : terima H0 : tolak H1 Hipotesis yang diajukan:

H1 : indikator dari bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga), secara parsial berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

H0 : indikator dari bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga), secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

Untuk meguji pengaruh secara simultan faktor bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) terhadap jumlah pembelian konsumen diuji dengan uji fstatistik, dengan kriteria sebagai berikut.

Jika nilai F hitung < F tabel atau sig <

α

0,05: tolak H0 : terima H1 Jika nilai F hitung > F tabel atau sig >:

α

0,05tolak H1 : terima H0. Hipotesis yang diajukan:

H1 : indikator dari bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga), secara simultan berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

(35)

Untuk masalah penelitian 3 digunakan variabel dalam persamaan sebagai berikut.

Z= X2

Dimana: Dimana:

X1 : Variabel produk X2 : Variabel tempat X3 : Variabel harga

Y1 : Variabel tingkat kepuasan konsumen

1, 2 : Variabel lainnya yang tidak digambarkan (tidak

diukur) antara lain promosi

Z : tingkat pembelian konsumen

: koefisien jalur yang merupakan indicator dari masing

masing faktor bauran pemasaran diuraikan sebagai berikut:

1. Faktor produk (x1)

a. Indikator daya tahan simpan (X1.1)

b. Indikator Rasa (X1.2)

c. Indikator Warna (X1.3)

d. Indikator Bentuk (X1.4)

e. Indikator Variasi produk (X1.5)

(36)

a. Indikator Lokasi (X2.1)

b. Indikator Keramahan dan kecepatan pelayanan (X2.2)

c. Indikator Kebersihan dan kenyamanan (X2.3)

d.Indikator Fasilitas parkir kendaraan bermotor (X2.4)

3.Faktor Harga

a. Keterjangkauan harga (X3.1)

b. Kesesuaian Harga dengan kualitas (X3.2)

c. Daya saing harga (X3.3)

4. Untuk menganalisis masalah penelitian 4 digunakan metode Scoring (skala likert) dengan memilih salah satu jawaban dari pilihan yang tersedia. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis) dengan bantuan alat analisis software SPSS.18.

Untuk menguji pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian konsumen secara parsial, diuji dengan uji t- statistik, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai t hitung > t tabel atau sig <

α

0,05: tolak H0 : terima H1 Jika nilai t hitung < t tabel atau sig >

α

0,05 : terima H0 : tolak H1 Hipotesis yang diajukan:

H1 : secara parsial tingkat kepuasan konsumen berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

(37)

.

Untuk meguji pengaruh secara simultan tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian konsumen diuji dengan uji fstatistik, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai F hitung < F tabel atau sig <

α

0,05: tolak H0 : terima H1 Jika nilai F hitung > F tabel atau sig >:

α

0,05tolak H1 : terima H0. Hipotesis yang diajukan:

H1 : tingkat kepuasan konsumen, secara simultan berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen.

H0 : tingkat kepuasan konsumen, secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen

Untuk masalah penelitian 4 digunakan variabel dalam persamaan sebagai berikut.

Y= +

3.5 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiran dan pengertian dari beberapa istilah dalam penelitian ini.

1. Bauran pemasaran yang digunakan sebagai faktor terdiri dari produk, tempat, harga, dan promosi. Faktor promosi dalam penelitian ini tidak dimasukkan menjadi faktor.

(38)

3. Manisan Halua adalah jenis makanan khas Melayu berupa manisan yang terbuat dari buah-buahan seperti cabai, terong, pepaya, bunga pepaya, kolang- kaling, kedondong, mangga, asam gelugur yang dijual dalam satuan kilogram (kg).

4. Produk adalah suatu barang yang dijual untuk memenuhi harapan konsumen. 5. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar konsumen terhadap produk

yang dibeli.

6. Tempat adalah ruang yang digunakan untuk memasarkan produk. 7. Tingkat pembelian adalah jumlah barang yang dibeli konsumen.

8. Konsumen adalah orang yang membeli manisan Halua yang sudah pernah menyicipi manisan tersebut maka dijadikan sebagai responden.

3.6 Batasan Operasioanal

1. Penelitian dilakukan di Kota Stabat Kabupaten Langkat yang dilakukan di toko penjual manisan Halua yaitu Toko Hanum Halua, Sri Langkat dan Mekar Sari. 2. Sampel penelitian adalah konsumen yang membeli manisan Halua pada saat

wawancara dilakukan dan bersedia mengisi kuesioner yang diberikan. 3. Penelitian dilakukan pada tahun 2015

(39)

 

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Kecamatan Stabat sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Langkat yang berada di daerah Langkat Hilir yang juga merupakan ibu kota dari Kabupaten Langkat, letaknya diapit oleh 5 Kecamatan dan 1 Kabupaten. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Secanggang, di sebelah Selatan dengan Kecamatan Binjai dan Selesai, di sebelah Barat dengan Kecamatan Wampu dan Hinai, serta di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Posisi astronominya berada antara 03o

47’ 26” dan 04o

00’ 00” Lintang Utara serta 98o

(40)

4.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk kecamatan Stabat mencapai 83.273 jiwa tahun 2013. Dengan kepadatan penduduk sebanyak 765 orang tiap km2 tahun 2012. Sedangkan, jumlah rumah tangga di Kecamatan Stabat berjumlah 20.767 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga 4 jiwa per rumah tangga. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai luas, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel. 4 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Desa/ Kelurahan Tahun 2014.

Desa Luas (km2) Jumlah

Penduduk Kepadatan Penduduk/km2

Banyumas 5,01 4.950 988

Kwala Bingai 27,21 13.012 478

Sidomulyo 1,7 5.013 2949

Pantai Gemi 12,15 6.702 552

Perdamaian 3,9 11.592 2972

Stabat Baru 2,31 6.070 2628

Sumber: Bps, Stabat Dalam Angka 2013

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Kwala Bingai yaitu sebanyak 13.012 jiwa dengan kepadatan penduduk 478 jiwa per km2. Desa Perdamaian sebanyak

(41)

11.592 jiwa dan Desa Karang Rejo sebanyak 9.388 jiwa. Penduduk paling sedikit berada di Desa Mangga sebanyak 2.762 jiwa dengan kepadatan penduduk 483 jiwa per km2. Desa Perdamaian merupakan Desa yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 2.972 jiwa km2 dan desa Kwala Begumit merupakan Desa dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebanyak 232 jiwa per km2 .

4.3 Perekonomian Kecamatan Stabat

Dari hasil pendataan Sensus Ekonomi 2006 menurut sektor usaha dapat diketahui bahwa dari 7.219 perusahaan/ usaha yang ada di Kecamatan Stabat, sekitar 49,37 persen didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan jumlah 3.564 perusahaan/ usaha. Selanjutnya diikuti oleh sektor akomodasi, makanan dan minuman sebesar 14,05 persen atau sekitar 1.014 perusahaan/ usaha dan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi urutan berikutnya yaitu sebesar 12,11 persen atau sekitar 874 perusahaan/ usaha. Sektor lainnya memiliki jumlah perusahaan/ usaha dibawah 11 persen.

Dari hasil pendataan Sensus Ekonomi 2006 di Kecamatan Stabat diperoleh jumlah perusahaan/ usaha dengan lokasi tidak tetap sebanyak 3.437 perusahaan/ usaha atau sebesar 47,61 persen, sedangkan perusahaan dengan lokasi tetap sebanyak 3.782 perusahaan/ usaha atau sebesar 52,39 persen.

(42)

 

5.1 Tingkat Kepuasan Konsumen atas Pembelian Produk Manisan Halua di Kota Stabat.

Kepuasan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan pembelian suatu produk dan jasa yang dilakukan oleh konsumen dan penting juga untuk memprediksikan perilaku konsumen dalam menentukan jumlah pembelian. Secara teoritis tingkat kepuasan konsumen dipengaruhi oleh komponen bauran pemasaran berupa produk, tempat, dan harga. Analisis terhadap tingkat kepuasan dalam hal ini dilakukan terhadap 46 responden konsumen toko manisan Halua di Kota Stabat sebagai responden. Hasil analisis diuraikan sebagai berikut.

(43)

Persentase 4,30% 93,50% 2,20% 0 0 Sumber : Lampiran 1

Konsumen manisan halua ternyata dominan (93,50 %) berada pada tingkat “puas”, sedangkan yang berada pada tingkat “sangat puas” terhadap toko manisan Halua di Kota Stabat hanya sebanyak 4,30%. Selebihnya yaitu sebesar 2,20% berada pada tingkat “cukup puas”. Oleh karenanya, hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan konsumen manisan Halua dominan berada di tingkat “sangat puas” tidak dapat diterima, karena ternyata dominan berada pada tingkat “puas”.

Bagaimana distribusi presentase tingkat kepuasan konsumen untuk setiap komponen bauran pemasaran, diperlihatkan pada tabel 6 berikut.

(44)

10

Kepuasan konsumen terhadap daya tahan simpan produk, dominan (60,86%) berada dalam tingkat “puas”, sedang (32,60%) berada pada tingkat “sangat puas”, dan (6,52%) konsumen merasa “cukup puas”. Terhadap indikator rasa produk ada (32,60%) konsumen yang merasa “sangat puas”, (60,86%) merasa “puas”, dan (6,52%) merasa “cukup puas”. Terhadap indikator warna produk ada (19,56%) konsumen yang merasa “sangat puas”, (73,91%) konsumen merasa puas, dan (6,52%) merasa “cukup puas”. Terhadap indikator bentuk produk ada (82,60%), sedang (8,69%) berada pada tingkat “sangat puas”, ada (6,52%) konsumen merasa “cukup puas” dan (2,17%) konsumen merasa “sangat tidak puas”. Terhadap indikator variasi produk ada (78,26%) konsumen merasa “puas”, (15,21%) konsumen merasa “ sangat puas”, (4,34%) konsumen merasa “ cukup puas” dan (2,17%) konsumen merasa “ tidak puas”

(45)

“cukup puas”, dan 2,17% merasa “sangat puas”. Terhadap indikator fasilitas parkir kendaraan bermotor ada (58,69%) konsumen merasa “cukup puas”, (32,60%) merasa puas, (6,52%) konsumen merasa “tidak puas” dan (2,17%) konsumen merasa “sangat puas”.

Kepuasan konsumen terhadap keterjangkauan harga, dominan (73,91%) berada dalam tingkat “puas”, sedang (19,56%) berada pada tingkat “cukup puas”, (4,34%) konsumen merasa “sangat puas” dan (2,17%) konsumen merasa “tidak puas”. Terhadap indikator kesesuaian harga dengan kualitas ada (89,13%) konsumen yang merasa “puas”, dan (10,86%) konsumen merasa “cukup puas”. Terhadap indikator daya saing harga ada (76,08%) konsumen yang “merasa puas”, 21,73% konsumen merasa “cukup puas”, dan (2,17%) merasa”sangat puas”.

Dari uraian di atas diketahui bahwa terhadap semua (dua belas) indikator bauran pemasaran yang dianalisis, diperlihatkan bahwa kepuasan konsumen dominan berada pada tingkat “puas”.

5.2 Analisis Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Berupa Produk, Tempat, dan Harga Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Manisan Halua di Kota Stabat

(46)

bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) terhadap tingkat kepuasan konsumen dapat dilihat dari nilai koefesien determinasi (R square) sebagaimana diperlihatkan pada tabel 7 berikut.

Tabel 7. Model summary Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen Manisan Halua.

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,912a ,831 ,769 ,264508

Sumber: Lampiran 2

Nilai koefesien determinasi (R square) diperoleh sebesar 0,831 atau 83,1%. Nilai koefesien sebesar 83,1% ini memberikan arti bahwa, variabel bebas berupa komponen bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) berkontribusi sebesar 83,1% dalam menjelaskan tingkat kepuasan konsumen, sedangkan sisanya sebesar 16,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model regresi.

Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh dari variabel komponen bauran pemasaran terhadap tingkat kepuasan konsumen dilakukan dengan membandingkan taraf signifikansi yang ditetapkan, dalam hal ini adalah α 0,05, dengan nilai signifikansi hasil uji, baik secara simultan maupun parsial. Hasil regresi simultan antar variabel dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

(47)

Residual 2,309 33 ,070

Total 13,652 45

Sumber: Lampiran 2

Dari tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa secara simultan nilai signifikansi uji regresi sebesar 0,000. Nilai ini < dari taraf kepercayaan (α 0,05). Berdasarkan hasil analisis ini maka disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya komponen bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepuasan konsumen.

Untuk menguji pengaruh komponen bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) secara parsial terhadap tingkat kepuasan konsumen digunakan uji signifikansi dengan membandingkan taraf signifikansi hasil penelitian dengan taraf signifikansi sebesar α 0,05. Tabel koefisien regresi antar variabel dapat dilihat pada tabel 9 berikut.

Tabel. 9 Tabel Coefficients Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen.

(48)

X21Lokasi ,028 ,049 ,047 ,580 ,566 ,773 1,293

X22KKP ,077 ,066 ,113 1,166 ,252 ,547 1,828

X23KK ,260 ,079 ,369 3,277 ,002 ,405 2,470

X24FKB -,012 ,056 -,019 -,209 ,836 ,610 1,639

X31KH ,072 ,057 ,108 1,260 ,217 ,693 1,442

X32KHK ,286 ,084 ,314 3,387 ,002 ,596 1,678

X33DSH -,097 ,063 -,137 1,534 ,135 ,638 1,568

Sumber: Lampiran 2

Dari tabel 9 dapat diketahui dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) masing- masing indikator bauran pemasaran tidak terdapat masalah multikolinearitas karena nilai VIF < 10. Besarnya pengaruh setiap variabel bauran pemasaran secara parsial terhadap kepuasan konsumen, dilihat dari nilai koefisien regresi, sedangkan nyata tidaknya pengaruh dilihat dari nilai sinifikansi hasil uji.

Besar pengaruh indikator daya tahan simpan produk terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 0,142. Pengaruh daya tahan simpan produk ini positif, artinya semakin baik daya tahan simpan produk akan meningkatkan kepuasan konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,127) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator rasa produk terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 0,04. Pengaruh rasa produk ini positif, artinya semakin baik rasa produk akan meningkatkan kepuasan konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,685) > α 0,05.

(49)

warna produk akan meningkatkan kepuasan konsumen. Pengaruh warna produk ini signifikan karena nilai signikansi (0,010) < α 0,05.

Besar pengaruh indikator bentuk produk terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 0,074. Pengaruh bentuk produk ini positif, artinya semakin baik bentuk produk akan meningkatkan kepuasan konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,514) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator variasi produk terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 0,10. Pengaruh lokasi tempat ini positif, artinya semakin banyak variasi produk akan meningkatkan kepuasan konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,225) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator lokasi tempat terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 0,047. Pengaruh lokasi tempat ini positip, artinya semakin dekat lokasi tempat akan meningkatkan kepuasan konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,566) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator keramahan dan kecepatan pelayanan terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 0,113. Pengaruh keramahan dan kecepatan pelayanan ini positif, artinya semakin baik keramahan dan kecepatan pelayanan akan meningkatkan kepuasan konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,252) > α 0,05.

(50)

meningkatkan kepuasan konsumen. Pengaruh kebersihan dan kenyamanan tempat ini signifikan karena nilai signikansi (0,02) < α 0,05.

Besar pengaruh indikator fasilitas parkir kendaraan bermotor terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar -0,019. Pengaruh fasilitas parkir kendaraan bermotor tidak signifikan karena nilai signikansi (0,836) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator Keterjangkauan harga terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 0,108. Pengaruh keterjangkauan harga ini positif, artinya semakin baik keterjangkauan harga akan meningkatkan kepuasan konsumen. Pengaruh keterjangkauan harga ini tidak signifikan karena nilai signikansi (0,217) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator kesesuaian harga dengan kualitas terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 0,314. Pengaruh kesesuaian harga dengan kualitas ini positif, artinya semakin baik kesesuaian harga dengan kualitas akan meningkatkan kepuasan konsumen. Pengaruh kesesuaian harga dengan kualitas ini signifikan karena nilai signikansi (0,002) < α 0,05.

Besar pengaruh indikator daya saing harga terhadap tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar -0,137. Pengaruh daya saing harga tidak signifikan karena nilai signikansi (0,135) > α 0,05.

(51)

Untuk mengukur besaran pengaruh komponen bauran pemasaran berupa produk, tempat, dan harga terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua di Kota Stabat dilihat dari nilai koefisien determinasi dan koefesien regresi antar variabel. Besarnya kontribusi variabel yang dimasukkan dalam model regresi berupa bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) terhadap jumlah pembelian konsumen dapat dilihat dari nilai koefesien determinasi (R square) sebagaimana diperlihatkan pada tabel 10 berikut.

Tabel 10. Model Summary Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Terhadap Jumlah Pembelian Konsumen

Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,444a ,197 -,094 10,399552

Sumber: Lampiran 3

(52)

Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh dari variabel komponen bauran pemasaran terhadap jumlah pembelian konsumen dilakukan dengan membandingkan taraf signifikansi yang ditetapkan, dalam hal ini adalah α 0,05, dengan nilai signifikansi hasil uji, baik secara simultan maupun parsial. Hasil regresi simultan antar variabel dapat dilihat pada tabel 11 berikut.

Tabel 11. Tabel Anova Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran terhadap Jumlah Pembelian Konsumen.

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 877,680 12 73,140 ,676 ,761a

Residual 3568,972 33 108,151

Total 4446,652 45

Sumber: Lampiran: 3

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa secara simultan nilai signifikansi uji regresi sebesar 0,761. Nilai ini > dari taraf kepercayaan (α 0,05). Berdasarkan hasil analisis ini maka disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, artinya komponen bauran pemasaran (produk, tempat, dan harga) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian konsumen.

(53)

Tabel 12. Tabel Coefficients Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Terhadap Jumlah Pembelian Konsumen.

Model 1 (Constant) -7,200 16,362 -,440 ,663

X11Dayatah ansimpan

2,192 2,274 ,191 ,964 ,342 ,618 1,617

X12Rasa -,269 2,435 -,023 -,110 ,913 ,539 1,855 X13Warna -,727 3,132 -,060 -,232 ,818 ,359 2,787 X14Bentuk ,920 3,146 ,072 ,293 ,772 ,406 2,465 X15Variasi

produk

-1,310 2,166 -,106 -,605 ,550 ,792 1,263

X21Lokasi 1,890 1,908 ,176 ,991 ,329 ,773 1,293 X22KKP 2,958 2,599 ,240 1,138 ,263 ,547 1,828

X23KK ,294 3,114 ,023 ,094 ,925 ,405 2,470

X24FKB 1,864 2,220 ,168 ,840 ,407 ,610 1,639 X31KH -,239 2,242 -,020 -,107 ,916 ,693 1,442 X32KHK 1,785 3,316 ,109 ,538 ,594 ,596 1,678 X33DSH -,951 2,481 -,075 -,383 ,704 ,638 1,568

Sumber: Lampiran 3

(54)

menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas antar variabel. Besarnya pengaruh setiap variabel bauran pemasaran secara parsial terhadap jumlah pembelian konsumen, dilihat dari nilai koefisien regresi, sedangkan nyata tidaknya pengaruh dilihat dari nilai sinifikansi hasil uji.

Besar pengaruh indikator daya tahan simpan produk terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar 0,191. Pengaruh daya tahan simpan produk ini positif, artinya semakin baik daya tahan simpan produk akan meningkatkan jumlah pembelian konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,342) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator rasa produk terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar -0,023. Pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,913) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator warna produk terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar -0,060. Pengaruh warna produk ini tidak signifikan karena nilai signikansi (0,818) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator bentuk produk terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar 0,072. Pengaruh bentuk produk ini positif, artinya semakin baik bentuk produk akan meningkatkan jumlah pembelian konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,772) > α 0,05.

(55)

Besar pengaruh indikator variasi produk terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar -0,106. Pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,550) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator lokasi tempat terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar 0,176. Pengaruh lokasi tempat ini positif, artinya semakin dekat lokasi tempat akan meningkatkan kepuasan konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signifikansi (0,329) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator keramahan dan kecepatan pelayanan terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar 0,240. Pengaruh keramahan dan kecepatan pelayanan ini positif, artinya semakin baik keramahan dan kecepatan pelayanan akan meningkatkan jumlah pembelian konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,263) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator kebersihan dan kenyamanan tempat terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar 0,023. Pengaruh kebersihan dan kenyamanan tempat ini positif, artinya semakin baik kebersihan dan kenyamanan tempat akan meningkatkan jumlah pembelian konsumen. Pengaruh kebersihan dan kenyamanan tempat ini tidak signifikan karena nilai signikansi (0,925) > α 0,05.

(56)

Besar pengaruh indikator keterjangkauan harga terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar -0,020. Pengaruh keterjangkauan harga ini tidak signifikan karena nilai signikansi (0,916) > α 0,05.

Besar pengaruh indikator kesesuaian harga dengan kualitas terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar 0,109. Pengaruh kesesuaian harga dengan kualitas ini positif, artinya semakin baik kesesuaian harga dengan kualitas akan meningkatkan jumlah pembelian konsumen. Pengaruh kesesuaian harga dengan kualitas ini tidak signifikan karena nilai signikansi (0,594) < α 0,05.

Besar pengaruh indikator daya saing harga terhadap jumlah pembelian kepuasan konsumen adalah sebesar -0,075. Pengaruh daya saing harga tidak signifikan karena nilai signikansi (0,704) > α 0,05.

Hasil uji signifikansi semua variabel memperlihatkan bahwa ternyata semua variabel bauran pemasaran tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian halua.

(57)

Untuk mengukur besaran pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua di Kota Stabat dilihat dari nilai koefisien determinasi dan koefesien regresi antar variabel. Besarnya kontribusi variabel yang dimasukkan dalam model regresi berupa tingkat kepuasan terhadap jumlah pembelian konsumen dapat dilihat dari nilai koefesien determinasi (R square) sebagaimana diperlihatkan pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Model Summary Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Jumlah Pembelian Manisan Halua.

Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

(58)

Untuk mengukur besaran pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua di Kota Stabat dilihat dari nilai koefisien determinasi dan koefesien regresi antar variabel. Besarnya kontribusi variabel yang dimasukkan dalam model regresi berupa tingkat kepuasan terhadap jumlah pembelian konsumen dapat dilihat dari nilai koefesien determinasi (R square) sebagaimana diperlihatkan pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Model Summary Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Jumlah Pembelian Manisan Halua.

Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,183a ,034 ,012 ,547592

Sumber: Lampiran 4

Nilai koefesien determinasi (R square) diperoleh sebesar 0,034 atau 3,4%. Nilai koefesien sebesar 3,4 % ini memberikan arti bahwa, variabel tingkat kepuasan konsumen berkontribusi sebesar 3,4% dalam menjelaskan jumlah pembelian konsumen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model regresi. Melihatkan kecilnya nilai koefisien determinasi ini mengindikasikan bahwa jumlah pembelian manisan halua tidak dapat dijelaskan oleh variabel tingkat kepuasan konsumen. Secara statistika hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien regressi, baik secara simultan maupun parsial.

(59)

Untuk mengukur besaran pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua di Kota Stabat dilihat dari nilai koefisien determinasi dan koefesien regresi antar variabel. Besarnya kontribusi variabel yang dimasukkan dalam model regresi berupa tingkat kepuasan terhadap jumlah pembelian konsumen dapat dilihat dari nilai koefesien determinasi (R square) sebagaimana diperlihatkan pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Model Summary Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Jumlah Pembelian Manisan Halua.

Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,183a ,034 ,012 ,547592

Tabel 14. Tabel Anova Pengaruh Tingkat Kepuasan terhadap Jumlah Pembelian Konsumen.

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,458 1 ,458 1,529 ,223a

Residual 13,194 44 ,300

Total 13,652 45

(60)

Dari tabel 15 dapat diketahui besarnya pengaruh variabel tingkat kepuasan konsumen secara parsial terhadap jumlah pembelian konsumen, dilihat dari nilai koefisien regresi, sedangkan nyata tidaknya pengaruh dilihat dari nilai sinifikansi hasil uji.

Besar pengaruh variabel tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian konsumen adalah sebesar 0,183. Pengaruh tingkat kepuasan ini positif, artinya Dari tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa secara simultan nilai signifikansi uji regresi sebesar 0,223. Nilai ini > dari taraf kepercayaan (α 0,05). Berdasarkan hasil analisis ini maka disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, artinya tingkat kepuasan konsumen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian konsumen.

Untuk menguji pengaruh tingkat kepuasan konsumen secara parsial terhadap jumlah pembelian konsumen digunakan uji signifikansi dengan membandingkan taraf signifikansi hasil penelitian dengan taraf signifikansi sebesar α 0,05. Tabel koefisien regresi antar variabel dapat dilihat pada tabel 15 berikut.

Tabel 15. Tabel Coefficients Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Jumlah Pembelian Konsumen.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constan) 2,741 ,161 17,064 ,000

Z.JPK ,010 ,008 ,183 1,237 ,223 1,000 1,000

(61)

semakin banyak tingkat kepuasan akan meningkatkan jumlah pembelian konsumen, namun pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signikansi (0,223 ) > α 0,05.

5.5 Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran, Secara Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total

Koefisien hasil regressi antara variabel bauran pemasaran dengan tingkat konsumsi dan jumlah pembelian manisan Halua, setelah dimasukkan ke dalam persamaan substruktur, menghasilkan persamaan sebagai berikut.

Persamaan substruktur Y= X2

Y = 0,09 X1.1 + 0,03 X1.2 + 0,22 X1.3 + 0,05 X1.4 + 0,07 X1.5 + 0,03 X2.1 + 0,08 X2.2 + 0,26 X2.3 – 0,01 X2.4 + 0,07 X3.1 + 0,29 X3.2 – 0,10 X3.3+ e1

Persamaan Substruktur Z= X2

Z = 2,85 X1.1 - 0,08 X1.2 + 1,30 X1.3 - 0,81 X1.4 + 2,09 X1.5 + 3,52 X2.1 +2,19 X2.2+ 1,78 X2.3 + 0,28 X2.4 +

3,87 X3.1 - 1,66 X3.2 + 0,74 X3.3 + e2 Persamaan Substruktur ZY = +

ZY = (-7,29) + e2 Dimana:

(62)

X3 : Variabel harga

Y1 : Variabel tingkat kepuasan konsumen

1, 2 :Variabel lainnya yang tidak digambarkan (tidak

diukur) antara lain promosi

Z : tingkat pembelian konsumen

: koefisien jalur yang merupakan indikator dari

masing masing variabel bauran pemasaran diuraikan

ke dalam berbagai indikator berikut. 1. Variabel produk (x1)

a. Indikator daya tahan simpan (X1.1) b. Indikator Rasa (X1.2)

c. Indikator Warna (X1.3)

d. Indikator Bentuk (X1.4)

e. Indikator Variasi produk (X1.5)

2. Variabel Tempat (X2)

a. Indikator Lokasi (X2.1)

b. Indikator Keramahan dan kecepatan pelayanan (X2.2)

c. Indikator Kebersihan dan kenyamanan (X2.3)

d.Indikator Fasilitas parkir kendaraan bermotor (X2.4)

3.Variabel Harga

(63)

b. Kesesuaian Harga dengan kualitas (X3.2)

c. Daya saing harga (X3.3)

(64)
(65)

Dari hasil regresi selanjutnya diketahui pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dari variabel bauran pemasaran terhadap tingkat kepuasan dan jumlah pembelian manisan Halua, sebagaimana diperlihatkan pada tabel 16 berikut.

Tabel 16. Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran, Secara Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total

Variabel Pengaruh Indikator Langsung

(66)

Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa faktor yang paling besar mempengaruhi atau memberi kontribusi terbesar dari komponen bauran pemasaran berupa produk yang terdiri dari daya tahan simpan, rasa, warna, bentuk, dan variasi produk secara langsung yang memberikan pengaruh yang kuat terhadap tingkat kepuasan konsumen manisan Halua adalah variabel rasa yang memberikan pengaruh sebesar 0,03. Dari komponen tempat berupa lokasi, keramahan dan kecepatan pelayanan, kebersihan dan kenyamanan, fasilitas parkir kendaraan bermotor secara langsung yang memberikan pengaruh yang kuat terhadap tingkat kepuasan konsumen manisan Halua adalah fasilitas parkir kendaraan bermotor yaitu sebesar 0,01. Komponen bauran pemasaran harga yang terdiri dari keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas, dan daya saing harga tidak ada satu pun dari komponen ini yang memberikan pengaruh yang kuat terhadap tingkat kepuasan konsumen manisan Halua.

(67)

Secara tidak langsung komponen bauran pemasaran berupa produk yang terdiri dari daya tahan simpan, rasa, warna, bentuk, dan variasi produk secara tidak langsung yang memberikan pengaruh yang kuat terhadap jumlah pembelian melalui tingkat kepuasan konsumen adalah variabel rasa yang memberikan pengaruh sebesar -0,218. Komponen bauran pemasaran tempat berupa lokasi, keramahan dan kecepatan pelayanan, kebersihan dan kenyamanan, fasilitas parkir kendaraan bermotor secara tidak langsung berpengaruh kuat terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua adalah fasilitas parkir kendaraan bermotor sebesar -0,218. Komponen bauran pemasaran harga yang terdiri dari keter jangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas, dan daya saing harga yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap jumlah pembelian konsumen melalui tingkat kepuasan konsumen manisan Halua yang memberikan pengaruh yang paling kuat adalah variabel kesesuain harga dengan kualitas sebesar -0,211.

   

(68)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tingkat kepuasan konsumen dominan (93,50%) berada pada tingkat puas. 2. Secara simultan variabel komponen bauran pemasaran (daya tahan simpan,

rasa, warna, bentuk, variasi produk, lokasi, keramahan dan kecepatan pelayanan, kebersihan dan kenyamanan, fasilitas parkir kendaraan bermotor, keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas, dan daya saing harga) berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumen. secara parsial hanya variabel warna, kebersihan dan kenyamanan, dan kesesuaian harga dengan kualitas yang berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumen.

3. Secara simultan maupun parsial variabel komponen bauran pemasaran (daya tahan simpan, rasa, warna, bentuk, variasi produk, lokasi, keramahan dan kecepatan pelayanan, kebersihan dan kenyamanan, fasilitas parkir kendaraan bermotor, keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas, dan daya saing harga) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian konsumen. 4. Variabel yang berpengaruh langsung (direct efect) terhadap tingkat kepuasan

konsumen adalah variabel rasa, lokasi, dan fasilitas kendaraan bermotor. Variabel yang berpengaruh langsung (direct efect) terhadap jumlah pembelian konsumen adalah variabel rasa, variasi produk, dan daya saing harga

(69)

signifikansi terhadap jumlah pembelian konsumen melalui tingkat kepuasan konsumen.

7. Komponen bauran pemasaran secara langsung yang memberikan pengaruh terbesar terhadap tingkat kepuasan konsumen dan jumlah pembelian konsumen manisan Halua.

8. Konsumen manisan Halua di Kota Stabat merasa puas dengan produk manisan Halua namun tidak meningkatkan jumlah pembeliannya karena motif konsumen membeli produk manisan Halua ini dominan adalah sebagai oleh-oleh.

6.2 Saran

1. Pengusaha perlu meningkatkan kepuasan konsumen dengan memperbaiki komponen bauran pemasaran sehingga berpengaruh kepada tingkat kepuasan konsumen dan jumlah pembelian salah satu contohnya dengan memberi reward terhadap pelanggan melalui bonus saat konsumen membeli produk manisan Halua dalam jumlah yang banyak sehingga konsumen merasa sangat puas.

2. Kepada pemerintah agar melakukan semua pendataan industri manisan Halua melalui dinas UKM di Kota Stabat dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa manisan Halua sebagai salah satu produk ciri khas Kota Stabat. Diharapkan adanya media promosi sehingga usaha manisan Halua dikenal dan diketahui oleh banyak orang sehingga dapat mendorong pembelian dalam jumlah besar.

(70)

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kecamatan Stabat. 2013. Statistik Daerah Kecamatan Stabat. Kabupaten Langkat.

Buckle, K.A. dkk, 1987, Ilmu Pangan, Penerjemah: Hadi Purnomo dan Adiono, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Dinas Usaha Kecil dan Menengah. 2013. Industri Makanan. Kabupaten Langkat. Era Nuari Citra Ningrat. 2013.Analisis Kepuasan Konsumen Dalam Membeli

Bakso Prima dan Gun di Kota Malang. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Histifarina, D dan D. P, Agriawati. 2009. Pengkajian Penerapan Teknologi Pengolahan Manisan Mangga Kering di Kabupaten Indramayu. Jurnal Pengkajian dan PengembanganTekologi Pertanian.

Istanto, Yuni. 2007. Pengaruh Intervensi Pelayanan dan Disain Fasilitas Pelayanan Terhadap Minat Pembelian Ulang.JournalBalance Economics,

Business, Management and Accounting,Th. IV, No. 8, hal: 1-14.

Kotler, P. 2000.Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jilid 3. Penerbit Indeks.

Kusmiadi, Riwan. 2008. ManisanBuah dalam artikel Rektora Universitas Bangka Belitung.

Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik). Jakarta: Salemba Empat.

Medianta Ginting. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Luas Tanam Bawang Merah Berdasarkan Pendapat Petani di Kabupaten Dairi. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Moh, Nazir. 1999. Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Gambar

Tabel Judul
Tabel Judul
Gambar 1. Model persamaan substuktural
Tabel.1 Jumlah Konsumen Manisan Halua Per Minggu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian PBL maka dapat disimpulkan bahwa, PBL adalah model pembelajaran yang memusatkan pembelajaran kepada peserta didik untuk memecahkan suatu masalah

Panjang tongkol, panjang tongkol setiap sampel tanaman diukur dari pangkal hingga ujung tongkol jagung sampai ujung klobot dengan alat ukur panjang (penggaris) dalam

Kebebasan kehakiman atau dalam bahasa Arabnya dikenali sebagai istiql a l al-qa da ’ ialah kebebasan yang diberikan kepada para hakim melalui pengasingan kuasa daripada badan

kontrol udara panas dalam inkubator tersebut dilakukan oleh exhaust fan yang dikendalikan kecepatan putarnya menggunakan metode PWM (Pulse Width Modullation) melalui

Stabilitas dimensi hasil cetakan alginat setelah dilakukan penyemprotan infusa daun sirih merah (piper crocatum ruiz &amp; pav) 50% sebagai desinfektan.. Sari RDAN, Meizarini

Dalam tugas akhir ini akan dibuat suatu web dan aplikasi SMS gateway yang dapat menjembatani hubungan antara pihak manajemen mall dengan pelanggannya.. Namun dalam

Pada masing-masing perlakuan ditambahkan tepung terigu 50 gram, te- lur 1 butir, penyedap rasa 4 gram, bawang putih yang telah dihaluskan 15 gram, garam 5 gram, terasi 6 gram;

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Hutoro pada program studi ekonomi Islami di Universitas Brawijaya Ide awal untuk mengajarkan ekonomi Islam di Fakultas Ekonomika dan