• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS

SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

NURUL DEVIYANTI K7407113

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNG BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS

SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

NURUL DEVIYANTI K7407113

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Nurul Deviyanti. K7407113.PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA

AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Mei 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Al Islam 1 Surakarta. (2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari kondisi lingkungan belajar terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Al Islam 1 Surakarta. (3) Untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh di antara variabel pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA A Islam 1 Surakarta.

Teknik untuk menentukan jumlah sampel menggunakan teknik proporsional random sampling dengan menggunakan undian dan didapat sampel sebanyak 42 siswa kelas XII IPS. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Nurul Deviyanti. K7407113. THE EFFECT OF LEARNING MEDIA USE AND LEARNING ENVIRONMENT ON THE STUDENT ACCOUNTING LEARNING MOTIVATION IN XII IPS GRADERS OF SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. THESIS. SURAKARTA: TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY. SEBELAS MARET UNIVERSITY, MAY 2011.

The objectives of research are: (1) to find out whether or not there is an effect of learning media use on the student accounting learning motivation in XII IPS graders of SMA Al-Islam 1 Surakarta, (2) to find out whether or not there is an effect of learning environment condition on the student accounting learning motivation in XII IPS graders of SMA Al-Islam 1 Surakarta, and (3) to find out which one with the higher effect, the learning media use or learning environment, on the student accounting learning motivation in XII IPS graders of SMA Al-Islam 1 Surakarta.

The sampling technique used was quota proportional random sampling using lottery and it was obtained 42 graders of XII IPS as the sample. Techniques of collecting data used were questionnaire, documentation and observation techniques. Technique of analyzing data used was multiple regression analysis.

(7)

commit to user

vii

MOTTO

“Kerjakan yang anda bisa, dengan yang anda miliki, dimanapun anda berada.”

(Theodore Roosevelt)

“Tak ada yang perlu ditakutkan dalam hidup ini, semua hanya perlu dipahami.”

(Marie Curie)

”95% Sukses tergantung pada mindset.

Mindset dibentuk dari pembelajaran.”

(Anton Huang)

“Semua manusia mempunyai potensi yang sama untuk sukses Yang membedakan adalah seberapa efektif kita belajar untuk sukses”

(Gusbud)

“Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan.

Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bias menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.”

(Andrie Wongso)

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

 Ibu dan Ayah tersayang yang telah memberikan banyak pengorbanan dan

doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan lancar.

 Kakakku Mas Tyan terima kasih atas segala pengorbanan, doa serta

nasehatnya.

 Kepala Sekolah SMA AL-Islam 1 Surakarta terimakasih atas ijin serta

kemudahan selama penelitian.

 Guru Akuntansi SMA AL-Islam 1 Surakarta terimakasih untuk ijin serta

bantuannya selama penelitian.

 Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret terimakasih untuk segala ilmu

serta bimbingannya selama ini.

 Drs. Sudiyanto, M.Pd terimakasih atas untuk dorongan dan bimbinganya

selama ini.

 Drs. Sukiraman, MM terima kasih untuk bimbingan dan kesabaranya.

 Indah, Putri, Ryza, Wahyu, Umi, Sei, Arifah, Tyas, Yaya, dan semua

teman-teman seperjuanganku terimakasih untuk motivasi dan doanya.

 Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

 Mahasiswa dan Almameter FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah Azza wa Jalla atas segala bentuk nikmat yang Dia berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis haturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(10)

commit to user

x

7. Segenap Dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesaikannya skripsi ini. 8. Drs. Riyanto selaku Kepala SMA AL-Islam 1 Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

9. Istiqomah, S.Pd selaku wakil guru akuntansi SMA AL-Islam 1 Surakarta yang telah membimbing dan membantu dalam penelitian.

10.Segenap guru SMA AL-Islam 1Surakarta yang telah membantu dalam penelitian.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ... . i

PENGAJUAN SKRIPSI……….. ii

PERSETUJUAN………... iii

PENGESAHAN……… iv

REVISI ... v

ABSTRAK... vi

MOTTO………. viii

PERSEMBAHAN... ix

KATA PENGANTAR ……… x

DAFTAR ISI ……… xii

DAFTAR TABEL ………... xvi

DAFTAR GAMBAR……….. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ………. 6

C. Pembatasan Masalah ……… 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. Tijauan Pustaka ... 9

1. Motivasi Belajar ... 9

a. Hakikat Motivasi Belajar……….. 10

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar….. 11

(12)

commit to user

xii

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran………... 13

a. Hakikat Media Pembelajaran………. 13

b. Fungsi Media Pembelajaran……….. 16

c. Pemanfaatan Media Pembelajaran……… 17

3. Lingkungan Belajar ... 19

a. Hakikat Lingkungan Belajar………. 19

b. Fungsi Lingkungan Belajar………... 23

c. Lingkungan Belajar Yang Kondusif……… 24

B. Kerangka Pemikiran………... 26

C. Hipotesis Tindakan………. 27

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 28

1. Tempat Penelitian……… 28

2. Waktu Penelitian………. 28

B. Metode Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel ………. 30

1. Populasi Penelitian……… 30

2. Sampel Penelitian……….. 31

3. Teknik Pengambilan Sampel………. 31

D. Teknik Pengumpulan Data……….. 32

1. Jenis dan Sumber Data……….. 33

a. Jenis Data……… 33

b. Sumber Data………... 33

2. Identifikasi Variabel………. 33

a. Variabel Bebas……… 34

b. Variabel Terikat……….. 34

3. Metode Pengumpulan Data……….. 35

a. Metode Angket atau Kuesioner………. 35

b. Teknik Dokumentasi……….. 35

c. Teknik Observasi……… 36

(13)

commit to user

xiii

a. Kisi-Kisi Angket……… 36

b. Teknik Pengukuran……… 38

c. Uji Coba Angket……… 39

1) Uji Validitas………. 39

2) Uji Reliabilitas………. 40

d. Hasil Uji Coba Angket……… 42

E. Teknik Analisis Angket……….. 42

1. Uji Prasyarat Analisis……… 43

a. Uji Normalitas………. 43

b. Uji Multikolinearitas……… 43

c. Uji Heteroskedastisitas... 43

d. Uji Autokorelasi……….. 44

e. Uji Linearitas………... 45

2. Pengujian Hipotesis……….. 45

a. Analisis Regresi………... 45

b. Uji F……….. 46

c. Uji t………... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 49

A. Deskripsi Data ……… 49

1. Deskripsi Wilayah Penelitian………. 49

a. Sejarah Singkat SMA AL-Islam 1 Surakarta……… 49

b. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa………. 50

c. Keadaan Fisik SMA AL-Islam 1 Surakarta……….. 51

d. Struktur Organisasi SMA AL-Islam 1 Surakarta………. 51

2. Deskripsi Data Statistik ... 52

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 52

1. Uji Normalitas………. 53

2. Uji Lineritas ... 53

3. Uji Multikolinearitas ……….. 55

4. Uji Autokorelasi ... 56

(14)

commit to user

xiv

C. Pengujian Hipotesis ... 57

1. Analisis Regresi Ganda ... 58

2. Uji t ... 59

3. Uji F ... 60

4. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ... 61

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 61

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 64

A. Simpulan ... 64

B. Implikasi ... 64

C. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kisi-kisi Angket Kuosioner………. 37

2. Deskripsi Data Statistik………... 52

3. Uji Multikolinearitas……… 56

4. Uji Autokorelasi………... 56

5. Koefisien Regresi………. 58

6. Coefficients………... 59

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir………. 26

2. Bagan Struktur Organisasi SMA AL-Islam 1 Surakarta………... 51 3. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual………… 53 4. Plot Pemanfaatan Media Pembelajaran (X1) dengan

Motivasi Belajar (Y)………. 54

5. Plot Lingkungan Belajar (X2) dengan Motivasi Belajar (Y)…………. 55

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Try Out ... 70

2. Angket Penelitian ……… ... 73

3. Tabulasi Data Try Out ... 75

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket ... 78

5. Tabulasi Data Penelitian ... 84

6. Hasil Uji Prasyarat dan Analisis Data ... 88

7. Surat Keterangan dari SMA AL-Islam 1 Surakarta... 102

8. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi pada Dekan ... 103

9. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan ... 104

10. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Rektor ... 105

11. Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala SMA AL-Islam 1 Surakarta ... 106

(18)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, dimana baik buruknya sumber daya manusia yang ada itu akan menjadi tolak ukur majunya suatu bangsa. Adapun baik tidaknya kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh baik tidaknya sistem pendidikan dan sarana yang tersedia. Pendidikan merupakan faktor penting dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan yang lebih baik karena didalamnya banyak hal yang dapat dikembangkan dalam rangka meningkatkan taraf kemajuan peradaban suatu bangsa. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa dalam rangka memenuhi tujuan yang hendak dicapai tersebut.

Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu pembangunan bangsa dalam rangka pengembangan diri agar nantinya siap dan dapat menghadapi segala rintangan. Pelaksanaan pendidikan tidak dapat lepas dari tantangan dan rintangan yang dihadapi suatu bangsa untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan pendidikan senantiasa menghadirkan perubahan-perubahan baru dalam rangka penyempurnaan agar dapat sesuai dengan kebutuhan pembangunan suatu bangsa. Pelaksanaan dari pendidikan itu sendiri dapat dilaksanakan secara formal maupun informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang berlansung secara teratur, berjenjang dan mengikuti syarat-syarat tertentu, mempunyai arah pelaksanaan yng terprogram secara jelas dan terperinci, yang berlangsung disekolah ataupun lembaga pendidikan lainya.

(19)

commit to user

beberapa hal tersebut kita ketahui bahwa peran motivasi belajar pada diri peserta didik amat penting dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Jika dalam proses pembelajaran terdapat motivasi belajar yang tinggi pada peserta didik, maka proses pembelajaran akan menjadi bermakna, kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih hidup serta dapat menghantarkan siswa meraih prestasi yang tinggi. Adapun cirri-ciri peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi antara lain rajin, ulet, tekun, antusias dan senang saat mengikuti proses pembelajaran. Namun demikian, motivasi belajar tidak dapat tumbuh dengan mudah pada diri peserta didik, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu: (1) lingkungan belajar, (2) metode pembelajaran yang digunakan, (3) ketrampilan guru dalam mengajar, (4) sarana dan prasarana sekolah, (5) media pembelajaran, (6) adanya reward atau penghargaan dan (7) input/dorongan dari dalam diri siswa yang berupa keinginan untuk maju.

(20)

commit to user

tidak akan memberikan manfaat atau hasil jika tidak adanya pemanfaatan terhadap media tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Suatu media tidak akan ada gunanya dan hanya akan menjadi barang pajangan saja atau benda tidak berguna jika tidak dimanfaatkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, jadi adanya media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dalam lingkungan sekolah akan dapat membantu menumbuhkan motivasi belajar dalam diri peserta didik saat mengikuti pembelajaran, jika media tersebut tidak hanya sekedar ada atau tersedia tetapi juga disertai adanya pemanfaatan yang baik terhadap media pembelajaran tersebut.

Selain adanya pemanfaatan media pembelajaran, faktor lain yang juga tidak kalah penting yang mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah adalah lingkungan belajar, sesuai dengan pendapat dari Hamzah B. Uno sebelumnya yang telah penulis ungkapkan bahwa lingkungan belajar yang kondusif dapat menumbuhkan motivasi belajar pada diri peserta didik. Lingkungan belajar peserta didik sendiri dibagi tiga dan ketiga lingkungan tersebut tentulah membawa pengaruh yaitu (1) lingkungan keluarga, (2) lingkungan sekolah, dan (3) lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut akan membawa pengaruh yang berbeda pada diri peserta didik, karena kondisi lingkungan keluarga atau masyarakat yang satu dengan yang lain tentulah berbeda dari berbagai segi dimana lingkungan tersebut akan membawa pengaruh yang besar terhadap diri peserta didik serta memiliki corak yang berbeda. Perbedaaan yang dimaksud adalah dalam hal situasi, sifat, materi pendidikan, metode yang digunakan, serta subyek yang terlibat.” Sebagai contoh lingkungan sekolah tempat mendidik peserta didik secara formal tentulah juga berbeda-beda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain, setiap lembaga pendidikan formal atau sekolah tentulah memiliki ciri khas masing-masing dalam menyelenggarakan pendidikan termasuk dalam segi penataan sekolah, lokasi sekolah serta pemeliharaan lingkungan belajar bagi peserta didiknya

(21)

commit to user

pendidikannya. Kualitas pendidikan tersebut dapat diperbaiki dengan adanya kegiatan pembelajaran yang baik bagi para individu dalam suatu bangsa tersebut, salah satunya yaitu pendidikan yang dilaksanakan lewat lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Keberhasilan dari pendidikan disekolah tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang salah satunya adalah motivasi belajar pada diri peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran. Motivasi belajar itu sendiri tidak tumbuh dengan mudah, banyak faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya adalah pemanfaatan media pembelajaran dengan baik dalam proses pembelajaran serta lingkungan belajar siswa disekolah.

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan suatu lembaga pendidikan formalyang yang usahanya memberikan bekal pada lulusan yang nantinya untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, namun tidak mengesampingkan keterampilan untuk masuk dunia kerja. Oleh karena itu, pembelajaran di SMA seperti di SMA Al Islam 1 Surakarta pun menekankan tidak hanya ketrampilan kognitif, melainkan juga afektif dan psikomotorik. Hal ini dilakukan agar lulusan yang nantinya akan melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun bekerja telah memiliki keterampilan yang memadai.

(22)

commit to user

(23)

commit to user

belajar akuntansi yang dimiliki siswa saat mengikuti proses pembelajaran dan hal ini jelas menghambat perbaikan kualitas pendidikan dalam rangka memajukan bangsa.

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas serta untuk mengetahui bagaimana respon masing-masing peserta didik terhadap pengaruh pemanfaatan media dan lingkungan belajar mereka disekolah maka penulis tertarik untuk mengambil judul : “PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA

AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 “

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan atar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya motivasi belajar siswa saat mengikuti proses pembelajaran akuntansi disekolah.

2. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor input atau dorongan pada diri siswa.

3. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor metode pembelajaran yang digunakan.

4. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor ketrampilan guru dalam mengajar.

5. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor kurangnya atau tidak adanya reward atau penghargaan bagi siswa yang berprestasi.

6. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor sarana dan prasarana sekolah.

7. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor tidak kondusifnya lingkungan belajar siswa.

(24)

commit to user

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan masalah agar masalah yang diteliti dapat terfokus, dikaji, dan dijawab secara mendalam. Pembatasan masalah dalam penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Rendahnya motivasi belajar siswa saat mengikuti proses pembelajaran akuntansi disekolah.

2. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor tidak adanya pemanfaatan media pembelajaran dengan baik.

3. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan belajar siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah penelitian yaitu :

1. Adakah pengaruh pemanfaatan media pembelajaran dengan baik terhadap motivasi belajar akuntansi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta?

2. Adakah pengaruh kondusif tidak kondusifnnya lingkungan belajar sekolah baik intern maupun ekstern terhadap motivasi belajar akuntansi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta?

3. Adakah pengaruh pemanfaatan media pembelajaran dengan baik dan kondusifnya lingkungan belajar terhadap motivasi belajar akuntansi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Al Islam 1 Surakarta.

(25)

commit to user

3. Untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA A Islam 1 Surakarta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Dari sudut pandang pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai masalah dalam proses pembelajaran serta memberikan masukan dalam mengatasi masalah pembelajaran yang kurang optimal khususnya mengenai ketersediaan media pembelajaran dan lingkungan belajar yang memadai serta bagaimana cara menumbuhkan motivasi dalam diri siswa saat proses belajar mengajar akuntansi disekolah.

2. Manfaat praktis

a. Bagi sekolah, berguna sebagai bahan masukan dalam melakukan usaha meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar yang kondusif dalam rangka menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa.

b. Bagi penulis, menambah pengetahuan penulis tentang permasalahan belajar yang dihadapi siswa di kelas serta cara mengatasi dari permasalahan tersebut.

c. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai serta meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dikelas dan menumbuhkan lingkungan belajar yang kondusif.

(26)

commit to user

Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Dengan memiliki motivasi saat melaksanakan suatu kegiatan, manusia dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi sendiri merupakan dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Makna motivasi itu sendiri sangat beragam tergantung sudut pandang masing-masing individu yang memaknainya.

Hamzah B. Uno (2007:1) mengemukakan bahwa:

“Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat.”

Menurut Isbandi Rukminto Adi (1994:154) dalam Hamzah B. Uno (2007:3) bahwa:

“istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.”

Selanjutnya, menurut pendapat dari Mc. Donald dalam Sardiman A.M (2005:73-74) mendefinisikan motivasi sebagai “perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.” Dari definisi tersebut terkandung tiga elemen penting yaitu:

(27)

commit to user

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Dengan ke tiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu semua ini didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan. Sehingga dari berbagai uraian diatas, dapat dipahami bahwa motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seorang individu untuk melakukan suatu perbuatan. Karena itulah, baik buruknya perbuatan seseorang sangat bergantung pada motivasi yang mendorong perbuatan tersebut.

Proses belajar selama berlangsungnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah motivasi. Sesuai beberapa teori yang telah diuraikan sebelumnya bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seorang individu untuk melakukan suatu perbuatan. Perbuatan yang dimaksudkan banyak sekali macamnya, salah satunya adalah perbuatan belajar.

Menurut Hamzah B. Uno (2007:23) bahwa “hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.”

Pendapat senada juga dikemukakan oleh W.S.Winkel (1991:150) bahwa motivasi belajar adalah “keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan”. Motivasi mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

(28)

commit to user

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang semestinya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri siswa tidak terjadi perubahan energi, tidak tergantung afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-sebabnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar, dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa tujuan pembelajaran dapat tercapai jika dalam pembelajaran siswa memiliki motivasi yang tinggi, namun tumbuhnya motivasi belajar tidak mudah, karena motivasi belajar seorang siswa itu ada kalanya naik turun, naik turunnya motivasi tersebut tentulah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik dari dalam maupun luar diri siswa seperti (1) lingkungan belajar, (2) metode pembelajaran yang digunakan, (3) ketrampilan guru dalam mengajar, (4) sarana dan prasarana sekolah, (5) media pembelajaran, (6) adanya reward atau penghargaan dan (7) input/dorongan dari dalam diri siswa yang berupa keinginan untuk maju.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamzah B. Uno (2007:23) bahwa: “hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.” Adapun faktor-faktor atau indikator yang mempengaruhi motivasi belajar dibagi menjadi 2 faktor sebagai berikut :

1. Faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita.

2. Faktor ekstrinsik, berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan belajar yang menarik dan media pembelajaran.

(29)

commit to user

faktor baik dari dalam maupun luar diri siswa seperti pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar siswa.

c. Ciri-Ciri Motivasi Belajar Tinggi

Dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dikatakan berhasil jika dalam pembelajaran tersebut siswa memperoleh prestasi yang tinggi, dalam pencapaian prestasi yang tinggi tentulah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah motivasi belajar. Adanya motivasi belajar yang tinggi saat mengikuti pelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk tercapainya hasil yang diharapkan, hal tersebut senada dengan pendapat Sardiman A.M (2005:75) bahwa “motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perananya yang khas adalah dalam menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.”

Seorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan memiliki motivasi tinggi jika menunjukan ciri-ciri seperti ulet, bersemangat, tekun, senang atau aktif mengikuti pelajaran dan konsentrasi memperhatikan penjelasan guru.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat HJM Hermans yang dikutip oleh Soemarsono (2008: 18) menyatakan bahwa siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Kecenderungan mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang, namun tidak berada di atas taraf kemampuannya .

2) Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, serta menentukan penyelesaian masalah sendiri, tanpa disuapi terus menerus oleh guru 3) Keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit

diatas taraf yang telah tercapai sebelumnya

4) Orientasi pada masa depan. Kegiatan belajar dipandang sebagai jalan menuju ke realisasi citra cita

5) Pemilihan teman kerja atas dasar kemauan teman itu untuk menyelesaikan tugas belajar bersama, bukan atas dasar rasa simpati atau perasaan senang terhadap teman itu

6) Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi rintangan.

(30)

commit to user

pasif, lebih senang mengobrol dengan teman, bahkan tiduran dikelas saat guru sedang memberikan penjelasan.

Dari seluruh uraian diatas memberikan gambaran jelas bahwa dalam kegiatan pembelajaran, adanya motivasi belajar yang tinggi pada diri individu merupakan faktor yang penting untuk mencapai hasil yang diharapkan, namun tumbuhnya motivasi belajar dalam diri individu tidaklah mudah adakalanya motivasi belajar dalam diri individu itu naik dan turun dan hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain seperti pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar siswa.

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran

a. Hakikat Media Pembelajaran

Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan yang pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya. Media disebut juga sebagai alat penyampaian yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan serta untuk mempermudah memahami isi dari pesan yang disampaikan bagi penerima pesan tersebut. Makna media itu sendiri sangat beragam tergantung sudut pandang masing-masing individu yang telah memaknainya.

Menurut Ashar Arsyad (2005:3) dalam Media Pembelajaran, kata media

berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟

atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) dalam Ashar Arsyad (2005:3) mengatakan bahwa:

(31)

commit to user

Di lain pihak, National Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatanya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca. Dengan demikian, dari berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat baik fisik maupun nonfisik yang digunakan untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.

Di era sekarang ini media banyak digunakan disekolah-sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran, suatu media dikatakan sebagai media pembelajaran jika media tersebut mengantarkan pesan-pesan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan media tersebut.

Menurut Henich dan kawan-kawan (1982) dalam Ashar Arsyad (2005:4) mengemukakan:

“medium/media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi, apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.”

Sementara itu Gagne dan Briggs (1975) dalam Ashar Arsyad (2005:4) secara implisit mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.”

Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media pembelajaran diatas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu :

1. Media penbelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.

(32)

commit to user

4. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas.

5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya : radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau peroarangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

Sehingga dari berbagai pendapat yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar serta dapat membantu menyampaikan pesan-pesan pengajaran atau pembelajaran yang diharapkan.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Seperti yang telah diketahui pada uraian sebelumnya bahwa media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar individu. Maka media pembelajaran memiliki fungsi untuk menumbuhkan atau mempengaruhi motivasi belajar individu, fungsi dari media pembelajaranpun sangat beragam salah satunya adalah fungsi media pembelajaran seperti yang dikemukakan Levie & Lentz (1982) dalam Ashar Arsyad (2005:16-17) yang mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi Atensi

(33)

commit to user

pelajaran yang akan mereka terima, dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

b. Fungsi Afektif

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang tergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c. Fungsi Kognitif

Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi Kompensatoris

Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami serta membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam suatu teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima maupun memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Fungsi media pembelajaran juga dikemukakan oleh Sadiman, dkk (1990) secara umum adalah sebagai berikut: (i) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video, foto atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan (iv) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.

Sejalan dengan pendapat diatas, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu:

(34)

commit to user

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran antara menumbuhkan motivasi belajar, memperjelas makna bahan pengajaran, memudahkan pemahaman, metode pengajaran lebih bervariasi, dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar lebih banyak.

c. Pemanfaatan Media Pembelajaran

Tersedianya media pembelajaran disuatu sekolah tidak menjamin tercapainya proses pembelajaran yang diharapkan jika media tersebut tidak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran dengan baik adalah memanfaatkan media pembelajaran secara efektif dan efisien, sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, dan sesuai dengan kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Rossi dalam Hamalik (1986) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran

2. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. 3. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi

siswa.

4. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi. 5. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

mengoperasikannya.

Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Wilkinson pemanfaatan media pembelajaran yang baik harus memperhatikan hal-hal seperti berikut:

1. Tujuan, media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.

2. Ketepatgunaan, jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.

(35)

commit to user

media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.

4. Ketersediaan, walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia.

5. Biaya, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

Jadi, adanya pemanfaatan media pembelajaran secara efektif dan efisien dalam suatu proses pembelajaran maka akan menumbuhkan minat serta membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Begitu pula dalam proses pembelajaran akuntansi dikelas XII IPS SMA Al ISLAM 1 Surakarta, dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran dalam KBM maka akan dapat menumbuhkan motivasi pada masing-masing siswa sehingga tujuan pembelajaran akuntansi yang di inginkan dapat tercapai. Sejalan dengan uraian diatas, Hamalik (1986) dalam Ashar Arsyad (2005:15) mengemukakan bahwa “pemakaian atau pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.

Sedangkan menurut Kemp & Dayton (1985:28) dalam Ashar Aryad (2005:19) bahwa:

“media pembelajaran dapat memenuhi 3 fungsi utamanya apabila media itu digunakan atau dimanfaatkan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.”

Pemanfaatan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran pada saat itu, dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami, mempermudah, memperjelas materi yang disajikan, memperlancar komunikasi siswa dengan guru serta menarik minat siswa untuk memperhatikan pelajaran. Sejalan dengan pendapat Kemp & Dayton (1985:3-4) dalam Ashar Arsyad (2005:21-22), manfaat media pembelajaran antara lain sebagai berikut :

(36)

commit to user

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinanya dapat diserap oleh siswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan. 7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses

belajar yang ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana & Rivai (1992:2) dalam Ashar Arsyad (2005:24-25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran adalah suatu kegiatan menggunakan atau memanfaatkan media dalam kegiatan belajar-mengajar yang bertujuan mempermudah pemahaman siswa, memperjelas materi yang disajikan, memperlancar komunikasi siswa dengan guru, menarik minat siswa untuk memperhatikan pelajaran serta menumbuhkan gairah dalam belajar.

3. Lingkungan Belajar

a. Hakikat lingkungan Belajar

(37)

commit to user

mempengaruhi manusia, dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan disekitarnya. Lingkungan secara garis besarnya dapat dibedakan :

1. Lingkungan Fisik

Yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu.

2. Lingkungan sosial

Merupakan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan lain. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu.

Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) dalam Ngalim Purwanto (1986:77) mengemukakan pendapat bahwa:

“apa yang dimaksud dengan lingkungan (enviroment) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen, bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide enviroment) bagi gen yang lain.”

Menurut beberapa definisi yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan adalah keadaan atau kondisi disekitar individu yang saling mempengaruhi satu sama lain (mempunyai hubungan timbal balik) dan yang secara potensial sanggup atau dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual (yang sebenarnya) hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita, yang benar-benar secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan tingkah aku kita.

(38)

commit to user

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa lingkungan belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Lingkungan belajar siswa terbagi menjadi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, lingkungan tersebut berupa lingkungan sosial dan non sosial atau fisik maupun non-fisik. Pengaruh dari lingkungan tersebut dapat berbentuk macam-macam meliputi kenyamanan, ketenangan, keamanan, kebersihan atau kerapian lingkungan serta sikap/sifat dan hubungan sosial antara individu dalam lingkungan tersebut. Sejalan dengan pendapat Muhibbin Syah (1995:137-138) yang membagi lingkungan belajar menjadi dua macam sebagai berikut:

a. Lingkungan Sosial, berupa pengaruh yang ditimbulkan dari para guru, para staf administrasi sekolah, teman-teman sekelas disekolah. Para guru yang selalu menunjukan sikap atau perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca, berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan yang ada disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semua dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

b. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial siswa adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. Begitu pula dengan kondisi gedung sekolah serta letaknya juga berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa.

(39)

commit to user

metode yang digunakan, serta subyek yang terlibat. Disamping memiliki perbedaan juga memiliki kesamaan, yang nyata adalah semuanya merupakan pusat-pusat belajar atau pendidikan kala peserta didik mengalami proses belajar tentang pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap. Sehingga ketiga hal tersebut oleh Ki Hajar Dewantara disebut sebagai “Tri Pusat Pendidikan”.

Konsep tri pusat pendidikan istilah asal dicetuskan dari Ki Hajar Dewantara adalah “tri sentra pendidikan” yang mengacu pada lingkungan pergaulan yang menjadi pusat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan bagi anak. Dalam konsep Ki Hajar Dewantara lingkungan pergaulan yang dimaksud adalah alam keluarga, alam perguruan (sekolah), dan alam pergerakan pemuda (masyarakat). Konsep tri pusat pendidikan sangat menekankan akan pentingnya keterpaduan dan kebersamaan ketiga lingkungan pendidikan sebgai satu kesatuan sistem pendidikan yang memberikan pengalaman pendidikan kepada anak atau peserta didik. Berikut adalah uraian secara lengkap mengenai lingkungan belajar berdasar tempat dimana peserta didik hidup dan menerima pengalaman pendidikan atau yang dikenal dengan sebutan “tri pusat pendidikan” :

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga dalah pusat pendidikan yang pertama dan utama yang dialami oleh anak. Sejak adanya kemanusiaan sampai sekrang ini kehidupan keluarga selalu mepengaruhi perkembangan budi pekerti setiap manusia. Pendidikan dalam lingkungn keluarga muncul karena manusia memiliki naluri asli untuk memperoleh keturunan demi mempertahankan eksistensinya. Oleh karenanya manusia akan selalu mendidik keturunanya dengan cara sebaik-baiknya menyangkut aspek jasmani maupun rohani. Meskipun terkadang berlangsung secara sederhana dan tanpa disadari, tetapi jelas bahwa keluarga memiliki andil yang terlibat dalam pendidikan anak.

2. Lingkungan Sekolah

(40)

commit to user

tidak mampu lagi dilakukan oleh keluarga, mengingat semakin kompleksnya praktek mendidik anak.

3. Lingkungan Masyarakat

Kehidupan dalam masyarakat adalah kehidupan yang amat luas cakupanya. Aneka karakter manusia, aneka situasi sosial, aneka wilayah, aneka informasi semuanya hampir terbentang luas baik positif atau negatif, baik atau buruk, saleh atau jahat. Tentu lingkungan masyarakat yang baik adalah yang dapat mendorong anak untuk bisa maju menjadi anak yang baik.

Dengan demikian, komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan kompleks. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar, diperuntukan untuk tujuan-tujuan belajar yang berbeda, dengan kata lain, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah segala sesuatu disekitar siswa baik berupa sosial maupun nonsosial, fisik maupun nonfisik yang ikut berpengaruh terhadap berlangsungnya proses belajar siswa serta ikut mempengaruhi hasil belajar siswa yang pengaruhnya berupa macam-macam meliputi kenyamanan, keamanan, kebersihan, sifat/sikap serta hubungan sosial antara individu dalam lingkungan tersebut.

b. Fungsi Lingkungan Belajar

(41)

commit to user

Adapun fungsi lingkungan belajar sebagai berikut:

a. Membuat kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.

b. Membuat hakikat Belajar menjadi lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada keadaan yang sebenarnya.

c. Menjadikan bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih actual sehingga kebenarannya lebih akurat.

d. Menjadikan belajar siswa lebih konprehenshif dan lebih aktif sebab dapat diakukan dengan berbagai cara seperti wawancara, mengamati dan lain-lain. e. Menjadikan sumber belajar menjadi lebih kaya disebabkan lingkungan

belajar yang beraneka ragam.

f. Mempermudah siswa dalam memahami dan menghayati aspek yang ada di lingkungannya.

c. Lingkungan Belajar Yang Kondusif

Salah satu faktor penting yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah adanya lingkungan belajar yang kondusif. Sesuai uraian sebelumnya tentang hakikat lingkungan belajar bahwa lingkungan belajar yang kondusif merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi serta motivasi belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat dari Ngalim Purwanto (1988: 148) bahwa “lingkungan belajar itu mendukung dan berperan besar dalam keberhasilan perestasi belajar anak didik.” Lingkungan belajar dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.

(42)

commit to user

mempengaruhi hasil belajar siswa yang pengaruhnya berupa macam-macam meliputi kenyamanan, keamanan, ketenangan, kebersihan, sifat atau sikap serta hubungan sosial antara individu dalam lingkungan tersebut. Dari definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan belajar yang memiliki sarana prasarana memadai, nyaman, aman, tenang, bersih serta damai baik lingkungan fisik maupun non fisik yang menjadikan siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar dengan kata lain dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (Dikutip dari http//www.google.com. Pada 12 Maret 2011) bahwa: “dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi anak, guru harus dapat memberikan kemudahan belajar kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai, menyampaikan materi pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dengan baik.” Oleh karena itu, peran guru selayaknya membiasakan pengaturan peran dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik kelas yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial kelas yang menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung lebih bermakna. Hal tersebut juga berlaku dalam keluarga dan masyarakat sebagai lingkungan belajar siswa, sehingga dengan terciptanya tanggung jawab dan kesadaran bersama antara anak dengan guru, orang tua serta anggota masyarakat maka akan tercipta situasi/lingkungan belajar yang kondusif yang nantinya dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.

Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar yang kondusif dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menumbuhkan motivasi belajar pada diri siswa, lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan fisik maupun nonfisik, sosial maupun nonsosial berupa sarana prasarana yang memadai, lingkungan yang nyaman, aman, bersih, serta akrab dan mendidik.

B. Kerangka Pemikiran

(43)

commit to user

mempunyai teori yang mendukung judul penelitian. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dibuat suatu kerangka penelitian sebagai berikut: Pada dasarnya hampir semua siswa ingin memiliki motivasi yang baik disekolahnya, motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri manusia atau individu atau siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mendapatkan pengetahuan serta hasil prestasi yang diharapkan. Motivasi belajar yang baik merupakan jalan memperoleh prestasi belajar yang baik tidak terkecuali dalam mata pelajaran akuntansi, namun motivasi belajar yang baik atau tinggi tidaklah mudah tumbuh, adakalanya motivasi yang dimiliki siswa itu tinggi dan adakalanya rendah, tinggi-rendahnya motivasi belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dianggap penulis paling penting yaitu faktor pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar.

Dari uraian sebelumnya diketahui bahwa pemanfaatan media pembelajaran merupakan faktor penting yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi belajar yang baik atau tinggi termasuk dalam mata pelajaran akuntansi. Media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar serta dapat membantu menyampaikan pesan-pesan pengajaran atau pembelajaran yang disampaikan, namun pada dasarnya media pembelajaran tidak akan dapat membantu penyampaian pesan-pesan pembelajaran akuntansi serta menumbuhkan motivasi belajar siswa jika tidak dilakukan pemanfaatan terhadap media pembelajaran yang dimiliki, sehingga dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran dalam pembelajaran akuntansi dapat mempermudah pemahaman siswa, memperjelas materi yang disajikan, memperlancar komunikasi siswa dengan guru serta menarik minat siswa untuk memperhatikan pelajaran akuntansi.

(44)

commit to user

motivasi belajar siswa tidak terkecuali dalam mata pelajaran akuntansi, hal tersebut tercermin dari kenyamanan, kerapian, keamanan, ketenangan lingkungan belajar serta sikap atau sifat dan hubungan sosial antara individu dalam lingkungan sekolah.

Dari uraian tersebut ,maka dalam proses pembelajaran, adanya pemanfaatan media belajar yang baik serta lingkungan belajar siswa yang kondusif akan memacu tumbuhnya motivasi belajar siswa, tersedianya media pembelajaran disertai adanya pemanfaatan media secara optimal serta lingkungan belajar yang kondusif akan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa saat mengikuti pembelajaran akuntansi.

Adapun bagan kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 1 : Kerangka Pemikiraan.

4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Pemanfaatan media pembelajaran dengan baik dapat memengaruhi motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta.

2. Kondusif tidak kondusifnya lingkungan belajar sekolah baik intern maupun ekstern dapat memengaruhi motivasi belajar akuntansi pada siswa keas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta.

3. Pemanfaatan media pembelajaran dengan baik serta kondusif tidak kondusifnya lingkungan belajar sekolah baik intern maupun ekstern dapat mempengaruhi belajar akuntansi pada siswa keas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta.

Lingkungan Belajar

X2

Pemanfaatan Media Pembelajaran X1

(45)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Di dalam penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian. Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian seorang peneliti ditentukan oleh tepat tidaknya memilih serta bagaimana menggunakan metode dalam suatu penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penulis mengadakan kegiatan penelitian di lingkungan SMA AL-Islam 1 Surakarta. Penetapan ini berdasarkan alasan :

a. Peneliti pernah melakukan Progaram Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Al Islam 1 Surakarta. Sehingga peneliti sedikit banyak sudah mengetahui keadaan sekolah pada umumnya dan mekanisme pembelajaran di sekolah tersebut.

b. Dari pengamatan awal peneliti di kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial menunjukkan bahwa motivasi belajar akuntansi siswa rendah, akibatnya prestasi belajar siswa kurang optimal.

c. Dilihat dari sisi efisiensi, tanpa mengurangi harapan tentang kualitas hasil penelitian, lokasi penelitian sangat menguntungkan bagi peneliti karena dekat dengan tempat tinggal peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari proses pembuatan proposal penelitian sampai dengan terselesaikanya laporan penelitian dalam bentuk skripsi, yaitu dari bulan januari 2011 sampai dengan bulan april 2011.

B. Metode Penelitian

(46)

commit to user

diperlukan suatu metode/teknik agar penelitian tersebut dapat dicapai sesuai tujuannya dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengertian metode menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2000:42) merupakan “suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis.” Sedangkan Mardalis (2008:24) mengemukakan “metode disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.”

Pengertian penelitian menurut Mardalis (2008:24) adalah “upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk untuk mewujudkan kebenaran.” Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh, mengkaji dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan metode ilmiah.

Rancangan penelitian menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi (2001:41) dapat digolongkan menjadi 9 macam kategori yaitu:

1. Penelitian historis adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara menggumpulkan, mengevakuasi, dan memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat, dihubungkan dengan fakta yang ada pada masa sekarang dan proyeksi masa depan.

2. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterprestasi.

3. Penelitian perkembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu.

4. Penelitian kasus dan lapangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan secara unit social, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.

5. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.

6. Penelitian kausal komparatif atau biasa disebut dengan penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. 7. Penelitian eksperimental sungguhan adalah penelitian yang bertujuan untuk

(47)

commit to user

terhadap satu atau lebih kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak dikenai kondisi perlakuan. 8. Penelitian eksperimental semu adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan.

9. Penelitian tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual yang lain.

Dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Ex Post Facto (kausal komparatif), karena variabel bebasnya tidak dikendalikan, dalam arti variabel tersebut telah terjadi, dimana sesuai dengan uraian diatas tentang pengertian metode ex post facto penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, selalu terdapat populasi yang akan diteliti. Komaruddin dalam Mardalis(2008:53) mengatakan: “populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel.” Sedangkan menurut Sudjana (2001:6) “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.” Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup.

(48)

commit to user

penelitian ini adalah semua siswa keas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta yang berjumlah 164 orang.

2. Sampel Penelitian

Menurut Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar (2000:44), “sampel (contoh) ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.” Sedangkan menurut Mardalis (2008:55), “sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi obyek penelitian.” Sejalan dengan pendapat tersebut, Suharsumi Arikunto (2002:117), mendefinisikan:

“Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyek besarnya lebih dari 100 maka diambil 10-25% atau lebih setidak-tidaknya:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari tiap subyek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti untuk penelitian, tentu saja jika sampel lebih besar hasilnya akan lebih baik.

Sampel dalam peneitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam Surakarta, sebanyak 42 orang yaitu : 25% x 164 ( total siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam Surakarta).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2003:133) teknik pengambilan sample ada beberapa cara yaitu:

a. Random Sampling (undian, ordinal, menggunakan tabel bilangan random) b. Stratified Sampling

c. Area Probability Sampling

d. Proportional Sampling (dikombinasikan dengan stratified atau area probability sampling)

e. Purposive Sampling f. Quota Sampling g. Cluster Sampling h. Double Sampling

Gambar

Tabel                                                                                                 Halaman
Gambar                                                                                              Halaman
gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead
Gambar 1 : Kerangka Pemikiraan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mencegah gol (mempertahankan ruang, menjaga daerah gawang, merebut

Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana teknik sipil bidang studi teknik sumberdaya air pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara..

Pembuatan Karbon Aktif Super dari Batubara dan Tempurung Kelapa.. Tesis Fakultas Teknik Universitas

Bahwa dengan demikian Majelis Komisi menilai Terlapor I, Asosiasi Agen Ticketing atau disingkat ASATIN bukan merupakan pelaku usaha yang menjalankan kegiatan ekonomi

Dokumen kualifikasi perusahaan asli yang diupload atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan menyerahkan 1 (satu) rangkap rekaman (foto copy).

Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Penataan Pedagang Kaki Lima. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan angket. Dengan empat teknik pengumpulan data yang digunakan

A Peringatan Hari Kartini Di Pemerintah Kota Yogayakarta Launching Bank Buku Perpustakaan Kota. Pemkot Siap Hadapi