Lampiran 1. Kurva standar asam askorbat untuk penentuan kadar vitamin C
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700
Lampiran 2. Data pengamatan dan data transformasi susut bobot (%)
Data pengamatan susut bobot (%)
Kombinasi
Data transformasi susut bobot (%)
Lampiran 3. Tabel sidik ragam susut bobot (%)
SK db JK KT F Hit F0.05 F0.01
Perlakuan 11 4,1748 0,37953 48,1055 ** 2,22 3,09
P 2 0,0943 0,047149 5,9762 ** 3,01 4,72
P-Lin 1 0,093552349 0,093552 11,8578 ** 4,26 7,82
P-kuadrat 1 0,000746017 0,000746 0,0946 tn 4,26 7,82
L 3 3,8741 1,291366 163,6806 ** 3,4 5,61
L-lin 1 3,3159 3,315883 420,2881 ** 4,26 7,82
L-kuadrat 1 0,4692 0,469207 59,4719 ** 4,26 7,82
L-kubik 1 0,0890 0,089008 11,2818 ** 4,26 7,82
P x L 6 0,2064 0,034406 4,3610 ** 2,51 3,67
Galat 24 0,1893 0,0079
Total 35 4,3642 0,1247
Lampiran 4. Data pengamatan dan tabel sidik ragam total soluble solid (oBrix)
Data pengamatan total soluble solid (oBrix)
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam total soluble solid (oBrix)
Lampiran 5. Data pengamatan dan tabel sidik ragam kadar vitamin C (mg/100g)
Data pengamatan kadar vitamin C (mg/100g)
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam kadar vitamin C (mg/100g)
Lampiran 6. Data pengamatan dan tabel sidik ragam total asam (%)
Data pengamatan total asam (%)
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam total asam (%)
Lampiran 7. Data pengamatan dan tabel sidik ragam total mikroba (Log CFU/g)
Data pengamatan total mikroba (Log CFU/g)
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam total mikroba (Log CFU/g)
Lampiran 8. Data pengamatan dan transformasi ketebalan lapisan (mm)
Data pengamatan ketebalan lapisan (mm)
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Data transformasi ketebalan lapisan (mm)
Kombinasi Ulangan Total Rataan
Lampiran 9. Tabel sidik ragam ketebalan lapisan (mm)
SK db JK KT F Hit F0.05 F0.01
Perlakuan 11 0,0284938 0,0025903 1.124,15 ** 2,22 3,09
P 2 0,0274928 0,0137464 5.965,62 ** 3,01 4,72
P-Lin 1 0,0209831 0,0209831 9.106,16 ** 4,26 7,82
P-kuadrat 1 0,0065097 0,0065097 2.825,07 ** 4,26 7,82
L 3 0,0006615 0,0002205 95,70 ** 3,4 5,61
L-lin 1 0,0006350 0,0006350 275,58 ** 4,26 7,82
L-kuadrat 1 0,0000207 0,0000207 9,00 ** 4,26 7,82
L-kubik 1 0,0000058 0,0000058 2,50 tn 4,26 7,82
P x L 6 0,0003394 0,0000566 24,55 ** 2,51 3,67
Galat 24 0,0000553 0,0000023 Total 35 0,0285491 0,0008157 Keterangan :
Lampiran 10. Data pengamatan dan tabel sidik ragam nilai warna (oHue)
Data pengamatan nilai warna (oHue)
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam nilai warna (oHue)
Lampiran 11. Data pengamatan dan tabel sidik ragam nilai hedonik warna
Data pengamatan nilai hedonik warna
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam nilai hedonik warna
Lampiran 12. Data pengamatan dan tabel sidik ragam nilai hedonik rasa
Data pengamatan nilai hedonik rasa
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam nilai hedonik rasa
Lampiran 13. Data pengamatan dan tabel sidik ragam nilai hedonik aroma
Data pengamatan nilai hedonik aroma
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam nilai hedonik aroma
Lampiran 14. Data pengamatan dan tabel sidik ragam skor tekstur
Data pengamatan nilai skor tekstur
Kombinasi Ulangan Total Rataan
I II III
Tabel sidik ragam skor tekstur
Lampiran 15. Data kandungan buah strawberry segar
Kandungan buah strawberry segar
Kandungan Jumlah
Total Padatan Terlarut (oBrix) 3,994
Kadar Vitamin C (m/100) 32,958
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, 2009. Buku pintar budidaya tanaman buah unggul indonesia. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Ahmad, U. 2013. Teknologi pasca panen buahan dan sayuran. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Alsuhendra, Ridawati, Santoso, A. I. 2011. Pengaruh penggunaan edible coating terhadap susut bobot, pH, dan karakteristik organoleptik buah potong pada penyajian hidangan dessert. Skripsi.UNJ, Jakarta.
Angka, S. L. dan Suhartono, T. S. 2000. Bioteknologi hasil laut. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. IPB, Bogor.
AOAC, 1984. Official Method of Analysis of AOAC International. The Association of The Official Analytical Chemists 11th Edition, Academic Press, Washington DC.
Apriyantono, A., Fardiaz, D. Puspitasari, N. L. Sedarnawati, dan Budiyanto, S. 1989. Analisi Pangan. Bogor : PAU Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.
Ari, E. P., Widhi, A. dan Widayat. 2012. Potensi gliserol dalam pembuatan turunan gliserol melalui proses esterifikasi. Jurnal Ilmu Lingkungan. 1:26-31.
Arum, W., K. Ummah dan Tjahjani, S. 2005. Characterization of charboxy methyl cellulose (CMC) from eichornia crassipes (Mart) Solms. Indo. J. Chem. 5(3):228-231.
Ashari, S. 2006. Meningkatkan keunggulan berbuahan tropis indonesia. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Awwaly, K. U. A, Manab, A dan Wahyuni, E. 2010. Pembuatan edible film protein whey : kajian rasio protein dan gliserol terhadap sifat fisik dan kimia. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 5(1) : 45-56.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Produksi tanaman pangan. http://www.bps.go.id. (15 Februari 2016).
Buckle, K. A. 1985. Ilmu pangan. UI-Press, Jakarta.
Budisma, 2011. Gliserol. http://budisma.net.com. (15 Februari 2016).
Chillo, S., Flores, S. Mastromatteo, M, Conte, A, Gerschenson, L and del Nobile, M. A. 2008, Influence of glycerol and chitosan on tapioca starch based edible film properties. J. Food Engin. 88:159-168.
Christianti, I. 1992. Pengaruh penyimpanan beberapa varietas jambu biji (psidium guajava) dengan teknik “Modified atmosphere storage”. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1996. Daftar komposisi bahan makanan. Bhratara Aksara, Jakarta.
Desrosier, N. W. 2008. Teknologi pengawetan pangan. Penerjemah : M. Muljohardjo. Edisi Ketiga. UI-Press, Jakarta.
Dyah, A. R, dan Putri,W. D. R. 2014. Karakterisasi sifat fisikokimia pati ubi dan konsentrasi. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4):68-77.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi pangan I. Gramedia, Jakarta.
Gracia, N. L., Ribbon, L., Dufresne. A, Arangunen. M, and Goyanes. S. 2011. Effect of glycerol on the morphology of nanocomposites made from thermoplastic starch and starch nanocrystals carbohydrate polymers. 84(1):203-210.
Helmiyesi, R. B. H dan Erma, P. 2008. Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar gula dan vitamin C pada buah jeruk siam (Citrus nobilis var. microcarpa). Buletin Anatomi dan Fisiologi. XVI(2).
Huri, D. dan Nisa, F. C. 2014. Pengaruh konsentrasi gliserol dan ekstrak ampas kulit apel terhadap karakteristik fisik dan kimia edible film. Jurnal Pangan Agroindustri. 2(4) : 29-40.
Hutching, J. B. 1999. Food color and apearance. Aspen Publisher Inc, Marylan. Juanda, D. dan Cahyono, B. 2000. Ubi jalar. Kanisius, Yogyakarta.
Kays, S. J. 1991. Postharvest physiology of perishable plant products. Van Nostrand Reinhold, New York.
Krochta, J. M., Baldwin, E. A, and Nisperos-Carriedo, M. O. 1994. Edible Coatings and Films to Improve Food Quality. Lancaster Pa. Technomic Publishing.
Khurniyati, M. I. dan Estiasih, T. 2015. Karakteristik minuman sari apel berbagai varietas. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(2) : 523-529.
Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan. Dian Rakyat, Jakarta.
Lin, D, dan Zhao, Y. 2007. Innovations in the development and application of edible coatings for fresh and minimally processed fruits and fegetables. comprehensive reviews in food science and food safety. 6 : 60 – 77.
Maizura, M., Fazilah, A, Norziah, M. H and Karim, A. A. 2007. Antibacterial activity and mechanical properties of partially hydrolyzed sago-starch alginate edible film containing lemongrass oil. J. Food Sci. 72(6) : 324-330.
Mardiana, K. 2008. Pemanfaatan Gel Lidah Buaya Sebagai Edible Coating Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.). Skripsi. IPB. Bogor.
Martunis, 2012. Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Kuantitas dan Kualitas Pati kentang Varietas Granula. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. 4(3):260-30.
Mawarwati, S., Widjanarko, S. B. dan Susanto, T. 2001. Mempelajari karakteristik edible film berantioksidan dari germ gandum (Triticum aestivum L.) dan pengaruhnya dalam pengendalian pencoklatan pada Irisan apel (Malus sylvestris). http://www.myfilehut.co.id. (29 September 2016). Muchtadi, D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-Buahan (Petunjuk
Laboratorium). PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
Novita, M., Satriana, Martunis, Rohaya, S. dan Hasmarita, E. 2012. Pengaruh Pelapisan Kitosan Terhadap Sifat Fisik dan KimiaTomat Segar
(Lycopersicum pyriforme) Pada Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian. 4(3) : 1-8.
Pujimulyani, D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayuran dan Buahan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Ranganna, S. 1978. Hand of Analysis and Quality Control for Fruit and Vegetable Product, 2nd ed. Mc.Graw-Hill Publishing Coimpany Limited, New Delhi. Robinson dan Eskin, N. A. 1991. Oxidative Enzyme in Food. Elsevier, New York. Rosidah. 2010. Potensi Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Industri Pangan.
Rosnawyta, S dan Hotman, M. 2012. Edible Coating Dari Rumput Laut dan Lidah Buaya Untuk memperpanjang Masa Simpan Tomat Cherry. ITP, Medan Rukmana, K. 1997. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta. Kanisius.
Santoso, B., Saputra, D dan Pambayun, R. 2004. Kajian teknologi edible coating dari pati dan aplikasinya untuk pengemas primer lempok durian. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 15(3) : 239-244.
Santoso, B. dan Wirawan. 2014. Chemistry changes in minimally process snake fruit variety pondoh during storage in room temperature which caoting used edible coating from starch of jackfruit seed. International Journal of Science and Technology. 3(3) : 5-20
Setyaningsih, D., Apriyantono, A dan Puspitasari, M. P. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB-Press, Bogor.
Suharyono dan. Kurniadi, M. 2010. Efek Sinar Ultraviolet dan Lama Simpan Terhadap Karakteristik Sari Buah Tomat. Agritech. 30(1) : 25-31.
Swinkels, 1985. Sources of Starch, Its Chemistry and Physics. Marcel Dekker, Inc., New York.
Winarno, F. G., dan Wirakusumah, A. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Hudaya, Bogor.
Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Grameda Pustaka Utama. Jakarta. Winarti, C., Miskiyah, dan Widaningrum. 2012. Teknologi produksi dan aplikasi
BAHAN DAN METODA PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini di rencanakan akan di lakukan pada bulan April sampai Mei
2016 di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan dan Mikrobiologi Umum Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah ubi jalar merah yang diperoleh dari pasar
tradisional Padang bulan, Medan. Buah strawberry yang diperoleh dari perkebunan strawberry daerah Berastagi.
Reagensia
Reagensia yang digunakan adalah NaOH 0,1 N, Iodium 0,1 N, larutan
phenolptalein 1%, larutan pati 1%, gliserol, asam askorbat, CMC (carboxyl methyl cellulose), dan PCA (Plate Count Agar).
Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kain saring, oven, timbangan, sendok stainless steel, ayakan 80 mesh, hot plate, magnet stirrer,
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, yaitu :
Faktor I : Konsentrasi pati ubi jalar merah (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : P1 = 0%
P2 = 2,5%
P3 = 5%
Faktor II : Lama penyimpanan (L) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :
L1 = 0 hari
L2 = 3 hari
L3 = 6 hari
L4 = 9 hari
Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment Combination (Tc) adalah
3x4 = 12. Setiap perlakuan dibuat dengan 3 ulangan, sehingga total sampel sebanyak 36 sampel.
Model Rancangan
Penelitian ini dilakukan dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor dengan model:
ijk = + i + j + ()ij + ijk
Dimana :
ijk : Hasil pengamatan dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf
ke-j dalam ulangan ke-k
: Efek nilai tengah
j : Efek faktor L pada taraf ke-j
()ij : Efek interaksi faktor P pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j
ijk : Efek galat dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j
dalam ulangan ke-k.
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji dilanjutkan dengan uji beda rataan dengan menggunakan uji DMRT (Duncan
Multiple Range Test).
Pelaksanaan Penelitian
Ekstraksi pati ubi jalar
Ubi jalar merah disortasi dan dicuci bersih. Ubi jalar dikupas lalu dipotong-potong kemudian dihancurkan dengan blender dengan penambahan air
1:3 sampai menjadi bubur ubi jalar merah. Selanjutnya disaring dengan kain saring sehingga diperoleh filtrat I. Ampas yang diperoleh ditambah air dengan perbandingan 1:1 dan disaring kembali sehingga diperoleh filtrat II.
Filtrat I dan II digabung dan disaring kembali, kemudian hasil penyaringan diendapkan selama 12 jam. Setelah mengendap bagian larutan dibuang dan
ditambah air 1:1 lalu didiamkan 30 menit. Kemudian endapan patinya diambil lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50 oC selama 12 jam. Pati yang telah kering
diblender dan diayak menggunakan ayakan 80 mesh. Skema pembuatan pati ubi jalar merah ditampilkan pada Gambar 2.
Pembuat pelapis edible
Pati ubi jalar dilarutkan dalam akuades sesuai perlakuan (0%, 2,5%, 5%)
menit hingga homogen. Kemudian ditambahkan CMC 1% dan gliserol 1%
Kemudian suspensi dipanaskan sampai suhu 70oC sambil diaduk selama 15 menit. didinginkan sampai suhu 30oC dan ditambah asam askorbat sebanyak 1%. Skema
pembuatan larutan edible disajikan pada Gambar 3.
Aplikasi pelapis edible pada buah strawberry
Buah strawberry di sortasi, di cuci, dan ditiriskan. Lalu dicelupkan ke
dalam larutan pelapis edible selama 15 detik (pencelupan I), lalu ditiriskan dan dikeringanginkan selama 2 menit. Kemudian dicelupkan ke dalam larutan pelapis edible selama 10 detik (pencelupan II), lalu ditiriskan dan dikeringanginkan
selama 2 menit. Setelah itu buah strawberry tersebut dimasukkan ke dalam kotak stryrofoam dan ditutup dengan plastik wrapping dan disimpan dalam lemari
pendingin suhu 10-15oC selama 0, 3, 6 dan 9 hari. Skema aplikasi pelapis edibel pada buah strawberry dapat dilihat pada Gambar 4.
Pengamatan dan Pengukuran Data
Penentuan susut bobot
Pengukuran susut bobot dilakukan dengan cara menimbang bahan sebelum penyimpanan dan sesudah penyimpanan. Kemudian dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
Susut Bobot (%) = x 100 %
X = berat bahan sebelum penyimpanan
Penentuan total soluble solid (TSS) (AOAC, 1984)
Penentuan total soluble solid (TSS) dilakukan dengan menggunakan handrefractometer. Buah strawberry dihaluskan terlebih dahulu. Buah strawberry
yang telah dihaluskan dimasukkan sebanyak 5 g ke dalam beaker glass dan ditambahkan 20 ml akuades. Setetes larutan diambil dan diletakkan pada lensa. lalu dilihat batas terang dan gelap. Angka yang tertera pada batas tersebut
merupakan nilai total padatan terlarut.
Dihitung total padatan terlarut dengan rumus :
Total padatan terlarut (oBrix) = angka handrefractometer x faktor pengencer
Penentuan Kadar Vitamin C (Metode Spektrometer)
Sampel sebanyak 5 g ditambahkan asam oksalat 6% dan disaring hingga
volume 100 ml. Filtrat diambil 5 ml, dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml larutan dye dengan cepat, dikocok sekitar 10 detik dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 518 nm menggunakan spektrofotometer.
Nilai absorbansi dimasukkan kedalam persamaan kurva standar sehingga diperoleh konsentrasi asam askorbat.
Pembuatan kurva standar dilakukan dengan membuat larutan asam askorbat standar masing-masing 1; 2; 3; dan 5 ml. Kemudian diencerkan dengan menggunakan larutan asam oksalat 6% sampai volume 5 ml. Selanjutnya
ditambahkan dengan cepat 10 ml larutan dye, kemudian dikocok dan segera dilakukan pengukuran absorbansi larutan pada kolorimeter dengan panjang
Konsentrasi asam askorbat x volume ekstrak total x 100 Kadar vitamin C =
(mg/100g bahan) ml ekstrak sampel x berat/volume sampel
Penentuan total asam (Ranganna, 1978)
Sampel dihaluskan kemudian ditimbang sebanyak 5 g ke dalam beaker
glass dan ditambahkan akuades sampai volume 100 ml hingga merata dan disaring dengan kertas saring. Sebanyak 10 ml diambil filtratnya dan dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer lalu ditambahkan indikator phenolptalein 1% sebanyak 2-3 tetes. Kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan setelah timbul warna merah jambu yang stabil.
Total Asam (%) = x 100%
Asam dominan = Asam sitrat (C6H8O7), BM =192, valensi = 3
Penentuan total mikroba (Fardiaz, 1992)
Bahan diambil sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan akuades 9 ml dan diaduk sampai merata. Hasil pengenceran ini diambil dengan pipet volume sebanyak 1 ml kemudian
ditambahkan akuades 9 ml. Pengenceran ini dilakukan sampai 1000 kali (103). Dari hasil pengenceran pada tabung reaksi yang terakhir diambil sebanyak
1 ml dan diratakan pada medium agar PCA (ditimbang 7 g PCA, ditambahkan akuades 250 ml dan kemudian disterilisasikan dalam autoclave pada suhu 121oC
selama 15 menit). PCA yang telah disiapkan di atas cawan petri, selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 32 oC dengan posisi terbalik. Jumlah koloni yang ada dihitung dengan colony counter.
Total koloni = Jumlah koloni x
FP = faktor pengencer
Penentuan ketebalan lapisan
Lapisan yang dihasilkan diukur ketebalannya dengan menggunakan mikrometer dengan ketelitian 0,05 mm pada tiap 36 sampel dalam 3 kali ulangan dan kemudian dirata-ratakan.
Penentuan nilai warna (Metode Hunter)
Pengujian warna dilakukan dengan menggunakan kromameter Minolta (tipe CR 200, Jepang). Sejumlah sampel ditempatkan pada wadah yang datar.
Pengukuran menghasilkan nilai L, a, b, dan oH (oHue). Nilai L menyatakan tingkat kecerahan. Warna kromatik campuran merah hijau ditunjukkan oleh nilai a.
Warna kromatik campuran biru kuning ditunjukkan oleh nilai b. Perhitungan untuk oHue dengan rumus oH = tan-1 (b/a).
Penentuan nilai hedonik warna, rasa, dan aroma (Setyaningsih, dkk., 2010)
Nilai hedonik warna, rasa, dan tekstur dilakukan oleh panelis sebanyak 15
orang. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik. Nilai hedonik untuk menentukan tingkat kesukaan
warna, rasa, dan aroma dilakukan berdasarkan skala numerik pada Tabel 3. Tabel 3. Skala nilai hedonik warna, rasa, dan aroma
Skala hedonik Skala numerik
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Tidak suka 2
Penentuan skor tekstur (Setyaningsih, dkk., 2010)
Skor tekstur dilakukan oleh panelis sebanyak 15 orang. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala skor.
Skor tekstur untuk menentukan tingkat kekerasan dilakukan berdasarkan skala numerik pada Tabel 4.
Tabel 4. Skala skor tekstur
Skor tekstur Keterangan
5 Sangat keras
4 Keras
3 Agak keras
2 Tidak keras
Gambar 2. Skema pembuatan pati ubi jalar merah Sortasi, pencucian dan pengupasan
Pembuatan bubur ubi jalar merah ( penambahan air 1:3)
Penyaringan dengan kain saring
Pengendapan selama 30 menit
Pengeringan dalam oven pada suhu 50 oC selama 12 jam
Penghalusan dengan blender
Pengayakan 80 mesh Pengendapan selama 12 jam
Air 1:1
Air 1:1
Penyaringan
Ubi jalar
merah
Pati ubi jalar merah Filtrat I + Filtrat II
Gambar 3. Skema pembuatan larutan pelapis edible Pemanasan dan homogenisasi dengan pengadukan
selama 5 menit
Pemanasan suhu 70oC selama 15 menit sambil diaduk
Pendinginan hingga suhu 30oC Konsentrasi
Pati Ubi Jalar Merah(P) P1 = 0%
P2 = 2,5%
P3 = 5%
Larutan pelapis edible Pati ubi jalar
Merah Aquades
Pencampuran volume menjadi 500 ml
CMC 1% dan Gliserol 1%
Gambar 4. Skema aplikasi pelapis edible pada strawberry Pencelupan I dalam larutan pelapis edibel selama 15 detik
Pengemasan di dalam styrofoam dan penutupan dengan plastik wrapping
Penyimpanan pada suhu 10-15oC
- Susut bobot (%)
- Total soluble solid (oBrix) - Kadar vitamin C (mg/100g) - Total asam (%)
- Total mikroba (CFU/gx103) - Ketebalan lapisan (mm) - Nilai warna (oHue)
- Nilai hedonik : warna, rasa, dan aroma
Ditiriskan selama 2 menit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Konsentrasi Pati Terhadap Parameter Yang Diamati
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa konsentrasi pati
memberikan pengaruh terhadap susut bobot, total soluble solid, kadar vitamin C, total asam, total mikroba, kadar ketebalan lapisan, nilai warna, nilai hedonik pada
warna, aroma, rasa, dan skor tekstur seperti dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengaruh konsentrasi pati terhadap parameter mutu buah utuh strawberry yang diamati
Total Soluble Solid (oBrix)
1,316
Kadar vitamin C (mg/100g) 31,166 31,597 31,719
Total asam (%)
Total mikroba (CFU/gx103)
0,891
Ketebalan lapisan (mm) 0,707 0,765 0,766
Nilai warna (ohue) 56,374 54,405 43,268
Nilai hedonik warna 2,875 2,689 2,500
Nilai hedonik rasa 3,006 2,950 2,783
Nilai hedonik aroma 2,984 2,844 2,794
Skor tekstur 2,544 2,639 2,627
Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Parameter Yang Diamati
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh terhadap susut bobot, total soluble solid, kadar vitamin C, total asam, total mikroba, ketebalan lapisan, nilai warna, nilai hedonik pada
Tabel 6. Pengaruh lama penyimpanan terhadap parameter mutu buah utuh
Kadar vitamin C (mg/100g) 32,997 31,722 30,789 30,469
Total asam (%) 0,939 0,908 0,901 0,874
Pengaruh konsentrasi pati terhadap susut bobot (%)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa
konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap susut bobot. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap susut bobot pada
buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap susut bobot (%)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1 = 0% 1,316 a A
2 0,075 0,101 P2 = 2,5% 1,244 a A
3 0,079 0,106 P3 = 5% 1,191 b B
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 7 ini menunjukkan bahwa perlakuan P1 memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata dengan P2 sedangkan P1 dan P2 memberikan pengaruh
memberi pengaruh terhadap susut bobot karena edible coating memiliki
kemampuan untuk mencegah kehilangan air dalam bahan.
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi pati maka
susut bobot buah strawberry semakin menurun ini dikarenakan pelapisan dengan menggunakan pelapis edibel dapat mempertahankan kehilangan air sehingga susut bobot menurun. Menurut (Alsuhendra, dkk., 2011) bahwa semakin tinggi
konsentrasi pati susut bobotnya semakin rendah ini dikarenakan pelapisan dengan menggunakan pelapis edibel pada susut bobot mencegah terjadinya kehilangan air
di dalam bahan.
Gambar 5. Hubungan konsentrasi pati dengan susut bobot (%)
Pengaruh lama penyimpanan terhadap susut bobot (%)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap susut bobot. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap susut bobot pada buah
utuh strawberry dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa
masing perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh
perlakuan lainnya terhadap susut bobot. Hubungan lama penyimpanan dengan susut bobot dapat dilihat pada Gambar 6.
Tabel 8. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap susut bobot (%)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan
berbedasangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Gambar 6. Hubungan lama penyimpanan dengan susut bobot (%)
Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan susut bobot semakin besar. Hal ini terjadi karena pada buah pasca panen masih terjadi proses
metabolisme yaitu respirasi dan transpirasi. Proses respirasi akan mengeluarkan air dan disamping itu juga terjadi proses transpirasi dari permukaan jaringan yang
dapat meningkatkan susut bobot selama penyimpanan (Winarno,1993).
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap susut bobot (%)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa interaksi
konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap susut bobot buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh
interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap susut bobot dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 menunjukkan bahwa interaksi perlakuan antara konsentrasi pati dan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata terhadap susut bobot buah strawberry. Susut bobot yang terendah diperoleh pada interaksi P1L1, P2L1, dan
P3L1 (konsentrasi 0%, 2.5% dan 5% dan lama penyimpanan 0 hari) yaitu 0,707%
dan yang tertinggi diperoleh pada interaksi P1L4 (konsentrasi 0% dan lama
penyimpanan 9 hari) yaitu 1,724%. Hubungan interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan dengan susut bobot dapat dilihat pada Gambar 7.
Tabel 9. Uji LSR pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap susut bobot buah strawberry (%)
Gambar 7 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati maka
semakin rendah susut bobotnya dan semakin lama penyimpanan maka susut bobot strawberry semakin meningkat. Hal ini karena pelapisan dengan pelapis edibel
pada buah akan mengakibatkan proses transpirasi terhambat. Menurut Lin dan Zhao (2007) pelapis edibel polisakarida berperan sebagai penghalang uap air, gas dan komponen volatil. Di samping itu juga selama penyimpanan terjadi proses
transpirasi dari permukaan jaringan yang dapat meningkatkan susut bobot (Winarno,1993).
Gambar 7. Hubungan interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan dengan susut bobot (%)
Total Soluble Solid
Pengaruh konsentrasi pati terhadap total soluble solid (oBrix)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa
konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total soluble solid. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap total soluble
solid pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap total soluble solid (oBrix)
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 10 ini menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya terhadap total soluble
solid.. Hubungan konsentrasi pati dengan total soluble solid dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan konsentrasi pati dengan total soluble solid (oBrix)
Gambar 8 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati maka total soluble solidnya semakin meningkat. Hal ini karena terdapat komponen utama yang terdapat dalam total padatan terlarut adalah gula yang dihasilkan dari proses
metabolisme dan proses pemecahan polisakarida (Khurniyati dan Estiasih, 2015).
Santoso dan Wirawan (2014) mengatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi pati pada bahan pelapis edibel dapat mempertahankan kandungan gula reduksi. Hal ini karena pelapisan dengan pati akan mengurangi kontak dengan
oksigen sehingga degradasi gula akan terhambat.
Pengaruh lama penyimpanan terhadap total soluble solid (oBrix)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa lama
penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total soluble solid. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap total soluble solid pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap total soluble solid (oBrix)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L1 = 0 hari 4,263 d D
2 0,324 0,439 L2 = 3 hari 4,352 c C
3 0,340 0,458 L3 = 6 hari 4,973 b B
4 0,351 0,470 L4 = 9 hari 5,683 a A
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 11 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terhadap total
soluble solid. Hubungan lama penyimpanan dengan total soluble solid dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka total padatan terlarutnya semakin tinggi. Buah strawberry termasuk buah non klimakterik. Selama penyimpanan buah strawberry mengalami peningkatan
Pujimulyani (2009) mengatakan bahwa buah yang mengalami proses pematangan
maka zat padat terlarutnya akan meningkat.
Gambar 9. Hubungan lama penyimpanan dengan total soluble solid (oBrix)
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap total
soluble solid (oBrix)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total soluble solid pada buah strawberry yang diperoleh,
sehingga pengujian LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Vitamin C
Pengaruh konsentrasi pati terhadap kadar vitamin C (mg/100g)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kadar vitamin C. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap kadar vitamin C pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap kadar vitamin C (mg/100g)
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 12 menunjukkan bahwa perlakuan P1 memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata dengan P2 dan P3 sedangkan P2 memberikan pengaruh berbeda tidak
nyata dengan perlakuan P3 terhadap kadar vitamin C. Gambar 10 menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi pati maka semakin besar kandungan vitamin C nya. Peningkatan kadar vitamin C terjadi karena buah strawberry yang dilapisi
dengan pelapis edible lebih tebal dan lebih sedikit kehilangan air sehingga kandungan vitamin C dapat dipertahankan.
Menurut Baldwin (2003) bahwa pelapisan buah dengan pelapis edible
dapat mencegah penguapan air, Winarno (2008) mengatakan bahwa asam askorbat merupakan vitamin yang larut air yang dapat berbentuk sebagai asam
L-askorbat atau asam L-dehidroL-askorbat.
Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kadar vitamin C. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C (mg/100g)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L1 = 0 hari 32,997 a A
2 0,195 0,264 L2 = 3 hari 31,722 b B
3 0,205 0,276 L3 = 6 hari 30,789 c C
4 0,211 0,283 L4 = 9 hari 30,469 d D
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan Berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 13 menunjukkan masing-masing perlakuan memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya terhadap kadar vitamin C. Hubungan lama penyimpanan dengan kadar vitamin C dapat dilihat pada Gambar
11.
Gambar 11 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka semakin menurun kadar vitamin C pada buah strawberry. Selama penyimpanan
terjadi proses metabolisme yang mengakibatkan peruraian asam-asam organik termasuk vitamin C, dengan demikian kandungan vitamin C akan menurun
(Rosnawyta dan Hotman, 2012). Menurut Winarno (1997) proses oksidasi selama penyimpanan menyebabkan penurunan kandungan vitamin C, dimana vitamin C sangat mudah teroksidasi menjadi asam L-dehidroaskorbat yang cenderung
Gambar 11. Hubungan lama penyimpanan dengan kadar vitamin C (mg/100g)
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C (mg/100g)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,05) terhadap kadar vitamin C pada buah strawberry. Hasil uji LSR
pengaruh konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 menunjukkan bahwa interaksi perlakuan konsentrasi pati dan lama penyimpanan berbeda sangat nyata terhadap kadar vitamin C buah
strawberry. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada interaksi P3L1 (konsentrasi
pati 5% dan lama penyimpanan 0 hari) yaitu 33,049 mg/100g sedangkan yang terendah diperoleh pada interaksi P1L4 (konsentrasi pati 0% dan lama
penyimpanan 9 hari) yaitu 29,345 mg/100g).
Tabel 14. Uji LSR pengaruh konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda sangat nyata pada taraf 5% (huruf keci) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Hubungan interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan dengan kadar
vitamin C dapat dilihat pada gambar 12. Semakin rendah konsentrasi pati dan semakin lama penyimpanan maka kadar vitamin C semakin menurun. Hal ini terjadi karena pelapis edibel pada buah akan menurunkan laju respirasi dan
kandungan vitamin C dapat dipertahankan.
Semakin tinggi konsentrasi pati maka kadar vitamin C pada buah
strawberry dapat dipertahankan. Pelapisan buah dengan polisakarida akan mengurangi kontak dengan oksigen sehingga menghambat terjadinya oksidasi
asam askorbat. Menurut Winarno (1993) asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam L-dehidroaskorbat yang bersifat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki
keaktifan sebagai vitamin C.
Total asam
Pengaruh konsentrasi pati terhadap total asam (%)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P<0,01) terhadap
total asam. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap total asam pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 15
Tabel 15. Uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap total asam (%)
Jarak LSR Konsentrasi pati Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1=0% 0,891 b B
2 0,011 0,014 P2=2,5% 0,909 a A
3 0,011 0,015 P3=5% 0,917 a A
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf keci) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 15 menunjukkan bahwa perlakuan P3 memberikan pengaruh berbeda
tidak nyata dengan P2 sedangkan P1 dan P2 memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata dengan perlakuan P1 terhadap total asam. Hubungan konsentrasi pati dengan
Gambar 13 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati maka
semakin tinggi total asam pada buah strawberry. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan laju respirasi sehingga perombakan asam akan terhambat. Menurut Winarti, dkk (2012) bahwa pelapisan edibel dari polisakarida dapat berperan
sebagai membran permeabel yang selektif terhadap pertukaran gas CO2 dan O2.
Pengaruh lama penyimpanan terhadap total asam (%)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa lama
penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap total asam pada buah
strawberry dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 menunjukkan bahwa perlakuan L1 memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan L2, L3, L4, pada perlakuan L2
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata dengan L3 sedangkan L2 dan L3
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan L4 terhadap total
Tabel 16. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap total asam (%)
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Gambar 14. Hubungan lama penyimpanan dengan total asam (%)
Gambar 14 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka total
asamnya akan semakin menurun. Menurut Kays (1991) bahwa selama penyimpanan kadar asam organik total dalam buah mengalami perubahan. Semakin lama penyimpanan juga total asamnya semakin menurun, ini disebabkan
selama penyimpanan akan terjadi reaksi metabolisme yang akan menguraikan asam-asam organik menjadi bentuk yang lebih sederhana (Rosnawyta dan
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap total asam (%)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa interaksi
konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,01) terhadap total asam pada buah strawberry. Hasil Uji LSR pengaruh
konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap total asam pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Uji LSR pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap total asam (%).
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Total asam terendah diperoleh pada interaksi P1L4 (konsentrasi 0% dan
lama penyimpanan 9 hari) yaitu 0,831% dan total asam yang tertinggi diperoleh pada interaksi P3L1 (konsentrasi 5% dan lama penyimpanan 0 hari) yaitu 0,957%.
Tabel 17 menunjukkan bahwa semakin rendah konsentrasi pati dan semakin lama
penyimpanan maka total asamnya semakin menurun. Hal ini terjadi karena pelapisan buah strawberry dengan pelapis edibel akan menurunkan laju respirasi
Hubungan interaksi konsnetrasi pati dan lama penyimpanan dengan total
asam dapat dilihat pada gambar 15.
Gambar 15. Hubungan interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan dengan total asam (%)
Pelapisan buah dengan polisakarida akan menurunkan laju respirasi karena polisakarida berperan sebagai membran yang mengatur pertukaran gas CO2 dan
O2 (Winarti, dkk, 2012). Selama penyimpanan buah akan terjadi aktivitas
metebolik seperti respirasi dan transpirasi yang menyebabkan asam dikonversi
menjadi gula sehingga kandungan asam pada bahan akan menurun (Winarti, dkk., 2011).
Total Mikroba
Pengaruh konsentrasi pati terhadap total mikroba (Log CFU/g)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
total mikroba pada buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap total mikroba pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terhadap total mikroba. Hubungan konsentrasi pati dengan mikroba yang dapat dilihat pada
Gambar 16.
Tabel 18. Uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap total mikroba (Log CFU/g)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1 = 0% 4,939 c C
2 0,068 0,092 P2 = 2,5% 5,038 b B
3 0,071 0,096 P3 = 5% 5,129 a B
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
.
Gambar 16. Hubungan konsentrasi pati dengan total mikroba (Log CFU/g)
Gambar 16 menunjukkan semakin tinggi konsentrasi pati maka semakin
banyak total mikrobanya. Pada bahan pangan mikroba dapat tumbuh, baik itu dari bahan bakunya sendiri, lingkungan sekitar dan mikroba juga bisa berasal dari
proses pengolahan ediblecoating (Suharyono dan Kurniadi, 2010).
Pengaruh lama penyimpanan terhadap total mikroba (Log CFU/g)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total
mikroba pada buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap total mikroba pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terhadap total mikroba. Hubungan lama penyimpanan dengan total mikroba dapat dilihat pada
Gambar 17.
Tabel 19. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap total mikroba (Log CFU/g)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L1 = 0 hari 4,613 d D
2 0,079 0,106 L2 = 3 hari 4,911 c C
3 0,083 0,111 L3 = 6 hari 5,199 b B
4 0,085 0,114 L4 = 9 hari 5,420 a A
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Gambar 17 ini menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka
total mikrobanya semakin meningkat. Pada buah yang disimpan total mikrobanya dapat hidup dalam jangka waktu yang lama (Buckle, 1985). Menurut Suharyono
dan Kurniadi (2010), mikroba dapat tumbuh dan berkembang jika kondisi lingkungan tidak mendukung dan tersedia nutrisi selama penyimpanan.
Gambar 17. Hubungan lama penyimpanan dengan total mikroba (Log CFU/g)
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap total mikroba (Log CFU/g)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak
nyata (P>0,05) terhadap total mikroba pada buah strawberry yang diperoleh, sehingga pengujian LSR tidak dilanjutkan.
Ketebalan Lapisan
Pengaruh konsentrasi pati terhadap ketebalan lapisan edible coating (mm)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 8) dapat dilihat bahwa
konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap ketebalan lapisan buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap ketebalan lapisan pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap ketebalan lapisan (mm)
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 20 menunjukkan bahwa perlakuan P1 memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata dengan perlakuan P2 dan P3 sedangkan P2 memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata pada P3 terhadap total mikroba. Hubungan konsentrasi pati
dengan ketebalan lapisan dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Hubungan konsentrasi pati dengan ketebalan lapisan (mm)
Gambar 18 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati maka uji
ketebalan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan semakin meningkatnya konsentrasi pati ubi jalar, maka jumlah padatan yang terdapat pada
larutan edibel juga semakin banyak sehingga jumlah padatan yang tersusun dalam pelapis edibel yang terbentuk semakin banyak dan menyebabkan ketebalannya semakin besar (Mawarwati, dkk., 2010).
Pengaruh lama penyimpanan terhadap ketebalan lapisan edible coating (mm)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 8) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
ketebalan lapisan buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap ketebalan lapisan pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap ketebalan lapisan (mm)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L1 = 0 hari 0,751 a A
2 0,001 0,002 L2 = 3 hari 0,748 b B
3 0,002 0,002 L3 = 6 hari 0,746 b B
4 0,002 0,002 L4 = 9 hari 0,740 c C
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 21 menunjukkan bahwa perlakuan L1 memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan L2 memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata dengan L3 dan memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata dengan L4 terhadap ketebalan lapisan. Hubungan lama penyimpanan
dengan ketebalan lapisan dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka semakin menurun nilai ketebalan lapisannya. Hal ini karena selama penyimpanan
Gambar 19. Hubungan lama penyimpanan dengan ketebalan lapisan (mm)
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap ketebalan lapisan (mm)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 8) dapat dilihat bahwa interaksi
konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap ketebalan lapisan pada buah strawberry. Hasil uji LSR
pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap ketebalan lapisan dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 menunjukkan bahwa interaksi perlakuan antara konsentrasi pati
dan lama penyimpanan terhadap uji ketebalan berpengaruh nyata. ketebalan lapisan yang terendah terdapat pada perlakuan P1L1, P1L2, P1L3, dan P1L4
(konsentrasi 0% dan lama penyimpanan 0,3,6, dan 9 hari) yaitu 0,707 mm dan yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3L1 (konsentrasi 5% dan lama
penyimpanan 0 hari) yaitu 0,774 mm.
Tabel 22. Uji LSR pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan
Keterangan : Notasi,huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Hubungan interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan dengan ketebalan lapisan dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Hubungan interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan dengan ketebalan lapisan (mm)
Gambar 20 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati maka ketebalan lapisan akan semakin meningkat tetapi semakin lama penyimpanan
maka ketebalan lapisan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena semakin
meningkatnya konsentrasi pati ubi jalar, maka jumlah padatan yang terdapat pada larutan edibel juga semakin banyak sehingga jumlah padatan yang tersusun dalam
pelapis edibel yang terbentuk semakin banyak dan menyebabkan ketebalannya semakin besar (Mawarwati, dkk., 2010). selama penyimpanan pelapis edibelnya semakin menyusut ini diakibatkan karena terjadinya kehilangan air pada buah dan
menimbulkan buahnya menjadi rusak (Novita, dkk., 2012).
Nilai Warna
Pengaruh konsentrasi pati terhadap nilai warna (oHue)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 10) dapat dilihat bahwa konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda nyata (P>0,05) terhadap nilai
warna pada buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap nilai warna pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Uji LSR pengaruh konsentrasi pati terhadap nilai warna (oHue)
Jarak LSR Perlakuan Rataan
Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1 = 0% 56,374 a A
2 4,384 5,939 P2 = 2,5% 54,405 a A
3 4,604 6,196 P3 = 5% 43,268 b B
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 22 menunjukkan bahwa perlakuanP1 memberikan pengaruh berbeda
tidak nyata dengan P2 dan berbeda sangat nyata dengan P3 sedangkan P2
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan P3 terhadap nilai warna.
Gambar 21. Hubungan konsentrasi pati dengan nilai warna (oHue)
Gambar 21 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati maka nilai warnanya semakin menurun. Karena semakin banyak cairan yang
terperangkap di dalam gel dan ikatan antara pembentuk gel dengan cairan menjadi lebih rapat sehingga menyebabkan warna semakin menurun (Hutching, 1999).
Pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai warna (oHue)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 10) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap nilai warna
Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai warna pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai warna (oHue)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
Tabel 24 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terhadap nilai warna. Adapun di bawah ini hubungan lama penyimpanan dengan nilai warna
yang dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka nilai warnanya semakin menurun karena buahnya semakin matang. Menurut Winarno
dan Aman (1981), perubahan warna merupakan salah satu perubahan yang sangat menonjol pada proses pematangan buah.
Gambar 22. Hubungan lama penyimpanan dengan nilai warna (oHue)
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap nilai warna (oHue)
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 10) dapat dilihat bahwa
Nilai Hedonik Warna
Pengaruh konsentrasi pati terhadap nilai hedonik warna
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 11) dapat dilihat bahwa
konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna pada buah strawberry yang diperoleh, sehingga pengujian LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai hedonik warna
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 11) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai
hedonik warna pada buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai hedonik warna pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai hedonik warna
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L1 = 0 hari 4,185 a A
2 0,446 0,604 L2 = 3 hari 3,248 b B
3 0,468 0,630 L3 = 6 hari 2,104 c C
4 0,483 0,648 L
4 = 9 hari 1,215 d D
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 25 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terhadap nilai
Gambar 23. Hubungan lama penyimpanan dengan nilai hedonik warna
Gambar 23 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka nilai
hedonik warna pada buah strawberry semakin menurun. Hal ini terjadi karena selama penyimpanan terjadi perubahan pada karakteristik sensori pada buah
(Helmiyesi, dkk., 2008). Selama penyimpanan buah dapat terjadi perubahan warna karena masih terjadi proses respirasi dan transpirasi sehingga akan mengakibatkan perubahan pada produk.
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap nilai hedonik warna
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 11) dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna pada buah strawberry yang
diperoleh, sehingga pengujian LSR tidak dilanjutkan.
Nilai Hedonik Rasa
Pengaruh konsentrasi pati terhadap nilai hedonik rasa
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 12) dapat bahwa konsentrasi
pati memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa pada buah strawberry yang diperoleh, sehingga pengujian LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai hedonik rasa
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 12) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai
hedonik rasa. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap organoleptik rasa pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai hedonik rasa
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L1 = 0 hari 4,511 a A
2 0,271 0,367 L2 = 3 hari 3,489 b B
3 0,285 0,384 L3 = 6 hari 2,207 c C
4 0,294 0,394 L4 = 9 hari 1,444 d D
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 26 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terhadap nilai hedonik rasa. Hubungan lama penyimpanan dengan nilai hedonik rasa dapat
Gambar 24. Hubungan lama penyimpanan dengan nilai hedonik rasa
Gambar 24 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka nilai hedonik rasa pada buah strawberry semakin menurun. Menurut Helmiyesi, dkk
(2008) bahwa selama penyimpanan terjadi perubahan rasa ini dikarenakan terjadinya proses respirasi dan transpirasi sehingga mengakibatkan perubahan
pada produk.
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap nilai hedonik rasa
Berdasarkan daftar analisis sidik ragam (Lampiran 12) dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa pada buah strawberry yang diperoleh, sehingga pengujian LSR tidak dilanjutkan
Nilai Hedonik Aroma
Pengaruh konsentrasi pati terhadap nilai hedonik aroma
nilai hedonik aroma pada buah strawberry yang diperoleh, sehingga pengujian
LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai hedonik aroma
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 13) dapat dilihat bahwa lama
penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik aroma pada buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan
terhadap nilai hedonik aroma pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai hedonik aroma
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - L1 = 0 hari 4,326 a A
2 0,271 0,367 L2 = 3 hari 3,422 b B
3 0,285 0,383 L3 = 6 hari 2,370 c C
4 0,293 0,393 L
4 = 9 hari 1,378 d D
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 27 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terhadap nilai hedonik aroma. Hubungan lama penyimpanan dengan nilai hedonik aroma yang dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka hedonik aromanya semakin menurun. Hal ini terjadi karena selama penyimpanan
terjadi perubahan pada karakteristik sensori buah sesuai dengan pernyataan Helmiyesi, dkk (2008) bahwa selama penyimpanan buah, terjadi proses perubahan aroma karena masih terjadinya proses respirasi dan trasnpirasi sehingga
Gambar 25. Hubungan lama penyimpanan dengan nilai hedonik aroma
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap hedonik aroma
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 13) dapat dilihat bahwa
interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma pada buah strawberry yang
diperoleh, sehingga pengujian LSR tidak dilanjutkan.
Skor Tekstur
Pengaruh konsentrasi pati terhadap skor tekstur
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 14) dapat dilihat bahwa konsentrasi pati memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap skor tekstur pada buah strawberry yang diperoleh, sehingga pengujian LSR tidak
Pengaruh lama penyimpanan terhadap skor tekstur
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 14) dapat dilihat bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap skor
tekstur pada buah strawberry. Hasil uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai skor tekstur pada buah strawberry dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Uji LSR pengaruh lama penyimpanan terhadap skor tekstur
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
Keterangan : Notasi huruf menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
Tabel 28 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terhadap skor tekstur. Hubungan lama penyimpanan dengan skor tekstur yang dilihat pada
Gambar 26.
Gambar 26. Hubungan lama penyimpanan dengan skor tekstur
Gambar 26 menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka skor
teksturnya semakin menurun. Semakin lama penyimpanan tekstur pada bahan yang sudah dilapisi mengakibatkan buah menjadi lunak. Menurut Ahmad (2013)
pemecahan asam organik, penurunan jumlah pektin dan hidrolisis pati yang menyebabkan buah menjadi lunak.
Pengaruh interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan terhadap skor tekstur
Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 14) dapat dilihat bahwa
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi pati dan
lama penyimpanan terhadap parameter yang diamati yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Konsentrasi pati ubi jalar merah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap susut bobot, totalsoluble solid, kadar vitamin C total asam, total mikroba, ketebalan lapisan dan nilai warna sedangkan yang memberikan
pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna, aroma, rasa dan dan skor tekstur. Dimana semakin tinggi konsentrasi pati maka total soluble
solid, kadar vitamin C, total asam, total mikroba, ketebalan lapisan semakin meningkat dan pada susut bobot serta nilai warna semakinmenurun.
2. Lama Penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap susut bobot, total soluble solid, kadar vitamin C, total asam, total mikroba, ketebalan lapisan, nilai warna dan nilai hedonik warna, aroma, rasa
dan skor tekstur. Semakin lama penyimpanan maka susut bobot, total soluble solid, total mikrobanya semakin meningkat sedangkan pada kadar vitamin C,
total asam, ketebalan lapisan, nilai warna dan organoleptik pada warna, aroma, rasa dan tekstur semakin menurun.
3. Interaksi konsentrasi pati dan lama penyimpanan memberikan pengaruh
Saran
1. Pelapis edibel yang menghasilkan mutu buah strawberry yang terbaik adalah pelapis edibel yang dibuat dari pati ubi jalar merah dengan konsentrasi 2,5%
dan lama penyimpanan 3 hari.
TINJAUAN PUSTAKA
Strawberry
Strawberry (Fragaria sp.) merupakan tanaman buah yang di temukan
pertama kali di Chili yaitu spesies Fragaria chiloensis L, yang menyebar di berbagai negara Amerika, Eropa, Asia. Spesies Fragaria vesca L, yang berasal
dari Amerika Utara lebih menyebar luas dan jenis strawberry inilah yang pertama kali masuk ke Indonesia. Buah strawberry termasuk buah non klimakterik dan dipanen dengan ciri-ciri berwarna merah (Kesumawati, dkk., 2012).
Strawberry juga merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi yang paling tinggi. Beberapa manfaat buah strawberry yang telah
diketahui adalah untuk menyusutkan kadar kolesterol, mengandung zat anti alergi dan radang, kaya akan vitamin C dan hanya sedikit mengandung gula yang cocok bagi penderita diabetes (Kesumawati, dkk., 2012). Nilai gizi dan komposisi kimia
buah strawberry yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai gizi dan komposisi strawberry setiap 100 g bahan
Nilai gizi dan komposisi Jumlah
Perubahan Mutu Buah Strawberry Selama Penyimpanan
Perubahan warna pada buah- buahan tersebut merupakan proses sintesis dari suatu pigmen tertentu, seperti karotenoid dan flavonoid. Selain itu juga terjadi
perombakan klorofil. Warna pada buah segar dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu: klorofil, antosianin, flavonoid dan karotenoid. Pigmen
berwarna merah pada buah strawberry berasal dari antosianin. Pada kondisi pH rendah antosianin akan memberikan warna merah, pada pH netral warnanya akan
menjadi biru sedangkan pada pH tinggi warna buah akan memucat. Pembentukan pigmen pada buah dipengaruhi oleh suhu, cahaya, dan kandungan karbohidrat pada buah stroberi, komponen warna lightness atau kecerahan secara keseluruhan
cenderung mengalami penurunan selama masa penyimpanannya. Perubahan warna merupakan salah satu perubahan yang sangat menonjol pada proses
pematangan buah (Ashari, 2006).
Perubahan tekstur terjadi akibat adanya perubahan-perubahan sifat fisik selama pemasakan buah (Pantastico, 1989). Perubahan terjadi karena adanya
perubahan komposisi senyawa-senyawa penyusun dinding sel, serta adanya perombakan protopektin yang tidak larut menjadi pektin yang larut. Selama
pematangan buah kandungan pektat yang larut akan meningkat sehingga kekerasan buah akan berkurang (Matto, 1989). Perubahan komposisi pada buah juga akan berubah pada masa pasca panen seperti pati berubah menjadi gula,
kerusakan pektin dan asam organik (Muchtadi, 1992).
Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika