• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEKS PANTUN HEMPANG PINTU PADA ACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT MELAYU DESA UJUNG KUBU KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATUBARA: KAJIAN SEMIOTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TEKS PANTUN HEMPANG PINTU PADA ACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT MELAYU DESA UJUNG KUBU KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATUBARA: KAJIAN SEMIOTIK."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TEKS PANTUN HEMPANG PINTU PADA ACARA

PERNIKAHAN MASYARAKAT MELAYU DESA UJUNG

KUBU KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN

BATUBARA: KAJIAN SEMIOTIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

MARIATUN

NIM 2122210005

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Mariatun. NIM 2122210005. Analisis Teks Pantun Hempang Pintu pada Acara Pernikahan Masyarakat Melayu Desa Ujung Kubu Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Kajian Semiotik. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teks pantun hempang pintu pada pernikahan masyarakat Melayu di Desa Ujung Kubu Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara dengan menggunakan teori semiotik yang membahas tentang makna denotasi, konotasi dan mitos (pesan). Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah penggunaan pantun dalam acara hempang pintu pada pernikahan masyarakat Melayu, makna denotasi dan konotasi yang terdapat pada teks pantun hempang pintu, dan mitos (pesan) yang terkadung teks hempang pintu.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Analisis yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menguraikan makna-makna yang terdapat pada teks pantun hempang pintu. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara. Observasi langsung dilakukan di sebuah acara pernikahan yang dilaksanakan pada tanggal 16 april 2016. Narasumber dalam penelitian ini yaitu Bapak Muhammad Sofyan, Bapak Ali Banan, dan Ibu Zainab. Ketiga narasumber tersebut berprofesi sebagai pemantun pada acara-acara pernikahan.

Temuan akhir dalam penelitian ini adalah terdapat makna-makna denotasi dan konotasi pada setiap bait pantun. Dari makna konotasi tersebut, terdapat beberapa mitos (pesan) yang ditujukan kepada kedua pengantin, dan keluarga dari keduanya.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Analisis Teks Pantun Hempang Pintu pada Acara Pernikahan Masyarakat Melayu Desa Ujung Kubu Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Kajian Semiotik”, selesai dilaksanakan dengan baik.

Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur yang tidak terkira pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan. (2) Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

(3) Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, dan seluruh Staf dan Pegawai Tata Usaha Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

(4) Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan selaku Dosen Pengarah I yang telah memberikan masukan kepada penulis.

(8)

iii

(6) Hendra K. Pulungan, S.sos, M.I.Kom. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.

(7) Fitriani Lubis, S.Pd, M,Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

(8) Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya melalui perkuliahan dan Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

(9) Kedua orang tua yang turut membantu dalam pengumpulan data penelitian.

(10) Ketiga informan yang bersedia memberikan informasi berupa data yang bersangkutan dalam penelitian.

Medan, Juli 2016 Penulis,

(9)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

AKATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoretis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN 8 A. Kerangka Teoretis ... 8

1. Pantun ... 8

a. Struktur teks pantun ... 9

b. Kaidah teks pantun ... 11

(10)

v

d. Ciri-ciri, Klasifikasi dan Fungsi Pantun ... 12

2. Adat dalam Masyarakat Melayu ... 15

a. Upacara-upacara ... 18

b. Upacara adat pernikahan masyarkat Melayu Batubara ... 19

3. Semiotik ... 23

a. Definisi semiotik ... 23

b. Semiotik Roland Barthes ... 25

c. Denotasi dan konotasi ... 27

d. Mitos ... 29

e. Ciri-ciri mitos Roland Barthes ... 31

f. Membaca dan mendeteksi motis ... 32

4. Fungsi Sastra Lisan ... 35

B. Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Metodologi Penelitian ... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C. Sumber Data ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Observasi ... 41

2. Wawancara ... 41

(11)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 44

1. Penggunaan Pantun Hempang Pintu pada Pernikahan Masyarakat Melayu ... 44

2. Makna Denotasi dan Konotasi yang Terdapat pada Pantun Hempang Pintu ... 48

3. Mitos (pesan) Pantun Hempang Pintu ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suku Melayu kaya akan upacara-upacara tradisional. Adat kebiasaan

yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu

hingga sekarang walaupun tidak secara keseluruhan. Kehidupan masyarakat

Melayu masih kental dengan adat-istiadat dan kesenian. Kesenian tersebut

dapat dilihat dari tarian, syair-syair dan pantun-pantun Melayu. Sedangkan

adat istiadat masyarakat Melayu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mulai

dari adat perkawinan, kelahiran, khitanan, turun tanah bagi bayi yang baru

dilahirkan, dan pemotongan rambut.

Adat tidaklah sempurna apabila tidak diiringi dengan kesenian yang akan

membuat sebuah acara jadi lebih menarik terutama pada upacara pernikahan.

Setiap upacara biasanya diiringi dengan syair, dan pantun yang berisi

petuah-petuah orang terdahulu. Syair dan pantun-pantun yang digunakan pada upacara

pernikahan mengandung pesan-pesan baik yang ditujukan kepada kedua

pengantin.

Sejak tahun 1985 hingga 2016 adat berbalas pantun pada acara

pernikahan masyarakat Melayu di Desa Ujung Kubu Kecamatan Tanjung

Tiram Kabupaten Batubara tidak banyak lagi digunakan. Masuknya budaya

(15)

2

lain seperti kibot dan band di lingkungan masyarakat menyebabkan adat

berbalas pantun semakin terkikis.

Beberapa tahap acara pernikahan adat Melayu yang menggunakan

pantun sebagai sarana berkomunikasi yaitu:

(1)berbisik

(2)merisik

(3)meminang

(4)hempang batang

(5)hempang pintu

(6)hempang kipas

(7)tempung tawar

(8)makan nasi hadap-hadapan

(9)mandi berhias

Upacara pernikahan adat Melayu tidak lepas dari pantun maupun bebalas

pantun, seperti yang dikatakan bahwa :

(16)

3

Oleh karena itu, berpantun merupakan ciri khas masyarakat Melayu

khususnya Melayu di Desa Ujung Kubu Kabupaten Batubara. Pantun yang

diucapkan pada acara pernikahan dilakukan dengan cara berbalas-balasan

antara pihak pengantin laki-laki dan pihak pengantin perempuan. Salah

satunya yaitu pada acara hempang pintu.

Acara hempang pintu adalah acara yang dilaksanakan ketika pengantin

laki-laki di arak menuju menuju rumah pengantin perempuan. Sebelum

pengantin laki-laki sampai ke rumah pengantin perempuan, pihak pengantin

perempuan harus menutup pintu rumah dengan sehelai kain panjang

melintang. Kain tersebut dapat di buka setelah dilakukan acara berbalas

pantun dan menyerahkan sejumlah uang yang digunakan sebagai syarat adat.

Contoh pantun yang diucapkan pada acara hempang pintu yaitu:

Pihak mempelai laki-laki

Hari gelap cuaca mendung Hujan pun reda cuaca terang Kami yang datang menjadi bingung Kenapa dipintu kami di halang?

Pihak mempelai wanita

Hempang pintu resam Melayu Kain panjang di pegang erat Begitulah resam dahulu

Pintu di hempang menurut adat

Pihak mempelai laki-laki

Kalau tuan ke Tanjung Balai

(17)

4

Pengantin nak masuk mengapa ditahan?

Pihak mempelai wanita

Pengawal pintu tegak berdiri Lengkap pula dengan senjata Jika nak masuk sediakan kunci Barulah pintu adat dibuka

Pantun di atas memiliki makna dan pesan yang terdapat pada acara

hempang pintu. Secara umum makna yang terdapat pada acara hempang pintu

ialah bentuk izin untuk memasuki rumah pengantin perempuan dan adab sopan

santun pengantin laki-laki memasuki kehidupan pengantin perempuan. Pesan

yang terdapat pada acara hempang pintu ialah proses mendapatkan seorang

gadis untuk dijadikan istri tidaklah mudah, begitu juga kehidupan rumah

tangga yang akan dijalani.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik meneliti makna yang terdapat

dalam teks pantun hempang pintu yang digunakan pada upacara pernikahan

masyarakat Melayu di Desa Ujung Kubu Kecamatan Tanjung Tiram

Kabupaten Batubara dengan salah satu ilmu bahasa yaitu semiotik.

Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda dalam kehidupan

manusia. Semua yang hadir dalam kehidupan manusia dilihat sebagai tanda

yang bisa dimaknai. Tanda-tanda atau simbol yang terdapat dalam teks pantun

pada acara pernikahan saling berkaitan, tidak terlepas dari makna. Makna yang

terdapat pada pantun-pantun tersebut memiliki maksud dan fungsi yang

ditujukan kepada masyarakat Melayu. berdasarkan uaraian diatas, penulis

(18)

5

Hempang Pintu pada Acara Pernikahan Masyarakat Melayu Desa Ujung

Kubu Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Kajian Semiotik”

Teori yang digunakan yaitu teori semiotik Roland Barthes yang

mempelajari tentang makna denotasi, konotasi dan mitos (pesan) yang

terdapat pada buku Petualangan Semiologi. Adapun metodologi yang

digunakan dalam penelitiannya yaitu dengan menggunakan metodologi

deskriptif kualitatif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat dua identifikasi masalah yaitu:

(1)Masyarakat Melayu kurang memahami makna yang terkandung di

dalam teks pantun.

(2)Penggunaan pantun pada upacara pernikahan masyarakat Melayu sudah

semakin berkurang.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus pada satu kajian dan tidak terjadi

kesimpangsiuran, maka penelitian ini dibatasi dengan “Analisis makna

denotasi dan konotasi yang terpadat dalam teks pantun hempang pintu pada

acara pernikahan masyarakat Melayu Desa Ujung Kubu Kabupaten Batubara”.

Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk mengarahkan penulis pada

(19)

6

D. Rumusan Masalah

(1)Bagaimanakan penggunaan pantun dalam acara hempang pintu pada

pernikahan masyarakat Melayu Desa Ujung Kubu Kecamatan Tiram

Kabupaten Batubara?

(2)Makna denotasi dan konotasi apakah yang terdapat dalam teks pantun

hempang pintu pada acara pernikahan masyarakat Melayu Desa Ujung

Kubu Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Barubara?

(3)Apakah mitos (pesan) yang terdapat dalam teks pantun hempang pintu

pada acara pernikahan masyarakat Melayu Desa Ujung Kubu

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Barubara?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

(1)mengetahui tentang penggunaan pantun hempang pintu yang

terdapat pada acara pernikahan masyarakat melayu

(2)mengetahui makna denotasi dan konotasi yang terdapat dalam teks

pantun hempang pintu pada acara pernikahan masyarakat Melayu

(3)mengetahui mitos (pesan) yang terkadung dalam teks pantun

hempang pintu pada acara pernikahan masyarakat Melayu.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini meliputi manfaat praktis dan manfaat

(20)

7

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat mengatahui tentang adat istiadat

dalam upacara pernikahan masyarakat Melayu pada umumnya, dan dapat

memahami isi pesan yang terkandung dalam acara pernikahan tersebut.

Dengan tercapainya tujuan penelitian tersebut diharapkan hasil penelitian

ini memiliki manfaat yaitu:

(a) memberikan wawasan luas dan ilmu pengetahuan tentang

upacara pernikahan adat Melayu Desa Ujung Kubu Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batubara,

(b)sebagai bahan tambahan terhadap perkembangan sastra itu

sendiri di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran

tentang makna-makna serta pesan yang terdapat dalam teks pantun

hempang pintu pada acara pernikahan masyarakat Melayu Desa Ujung

(21)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terdapat dua jenis ujaran yang digunakan pada acara hempang pintu.

Ujaran pertama berbentuk syair dan kedua ujaran berbentuk pantun. Pada

penelitian ini terdapat 3 ujaran berbentuk syair dan 8 ujaran berbentuk pantun,

4 pantun yang diucapkan oleh utusan pengantin laki-laki dan 4 pantun lainnya

diucapkan oleh utusan pengantin perempuan. Syair digunakan sebagai

pembuka kata dan pantun digunakan untuk menyampaikan maksud dan tujuan

kedatangan pengantin laki-laki ke rumah pengantin perempuan.

Pantun hempang pintu digunakan sebagai sarana berkomunikasi bagi

utusan pengantin laki-laki dan utusan pengantin perempuan. Di dalam pantun

tersebut terdapat makna-makna (denotasi dan konotasi) serta mitos (pesan)

yang ditujukan kepada pengantin laki-laki dan pengantin perempuan.

Mitos (pesan) yang terdapat pada acara hempang pintu yaitu:

1. Utusan pengantin laki-laki meminta penjelasan kepada utusan pengantin perempuan mengenai ketidakterimaan utusan pengantin perempuan terhadap maksud baik pengantin laki-laki.

2. Utusan pengantin perempuan menjelaskan tentang adat budaya Melayu yang harus dipatuhi sebelum memasuki rumah keluarga perempuan.

(22)

67

3. Pihak pengantin perempuan mengharuskan pengantin laki-laki memahami adat istiadat yang telah dipatuhi oleh masyatakat Melayu sejak dahulu.

4. Pengantin laki-laki bermaksud untuk melanjutkan prosesi pernikahan yaitu pada acara bersanding.

5. Pengantin laki-laki datang menepati janji yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Utusan pengantin perempuan memastikan benarkah laki-laki yang dimaksud adalah suami dari penantin perempuan

6. Pengantin laki-laki sudah melakukan semua tahap sebelum

pelaksanaan pernikahan dan pengantin laki-laki ingin disandingkan. 7. Pihak laki-laki harus memuhi syarat yang diinginkan oleh pihak

perempuan dengan membayar sejumlah uang kepada hulubalang dari pihak pengantin perempuan.

8. Pihak pengantin perempuan telah merima dan memberi izin kepada

pihak pengantin laki-laki untuk memasuki rumah pengantin

perempuan.

Secara keseluruhan, Mitos (pesan) yang terdapat pada pantun hempang

pintu ialah proses mendapatkan seorang gadis untuk dijadikan istri tidaklah

mudah begitu juga kehidupan dalam rumah tangga yang akan dijalani, pasti

ada hambatan-hambatan yang datang menghamiri. Kedua mempelai harus

(23)

68

rumah rangga akan bahagia. Mitos (pesan) tersebut dapat dilihat dari bagian

acara mengarayak pengantin yaitu pada tahap hempang pintu.

B. Saran

Saran-saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian pantun dalam adat pernikahan masyarakat Melayu di Desa

Ujung Kubu Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara dapat

ditingkatkan kembali dengan bentuk, tujuan maupun jenis pantun yang

lain dan lebih bervariasi

2. Aspek yang dikaji dalam menelitian tentang pantun hempang pintu

pada acara pernikahan masyarakat adat Melayu dapat dilanjutkan

dengan kajian yang berbeda dan lebih mendalam agar hasil penelitian

akan lebih berkembang.

3. Kepada masyarakat Melayu Batubara khususnya pemuka adat, setiap

acara adat pernikahan dilaksanakan hendaknya makna-makna dan

mitos (pesan) yang terkandung di dalamnya dijelaskan kepada kedua

(24)

69

DAFTAR PUSTAKA

Andri. 2011. Jurnal Analisis Puisi “Jika pada Akhirnya” Karya Husni

Djamaluddin dengan Pendekatan Semiotika. Balai Bahasa Ujung

Pandang. Makasar.

Arifin, Zainal. 2012. Kumpulan Pantun Melayu. Mitra Medan

Astika, Made dan Nyoman Yasa. 2014. Sastra Lisan Teori dan Penerapan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Asshiddiqie, Jimly. 2009. Peranan Adat Melayu dalam Membangun Identitas Budaya dan Dalam Upaya Pembinaan Karakter Bangsa. Universitas

Sumatera Utara.

Barthes, Roland. 2007. Petualangan Semiologi. Pustaka Pelajar. Yokyakarta.

Chaer. Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta.

Damanik, Ramlan. 2002. Jurnal Fungsi dan Peranan Upacara Adat

Perkawainan Masyarakat Melayu Deli. Universitas Sumatera Utara.

Dja’far, Fadlin bin Muhammad. 2005. Jurnal Budaya Sumatera Utara dan

Enkulturasinya. Universitas Sumatera Utara.

Eldi, Uray Firmansyah. 2010. Jurnal Medan Makna Peralatan Prosesi Adat

Perkawinan Melayu Sambas. FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.

Endraswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Filklor: Konsep, Teori dan

Aplikasi. Media Pressindo. Yogyakarta.

Iswary, Ery. 2013. Jurnal Analisis Kultural Pantun Bahasa

Indonesia-Makasar: dari Bilingualisme ke Multikulturalisme. Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Hasanuddin.

(25)

70

Kaelan. 2012. Metode Kualitatif Interdisipliner. Paradigma. Yogyakarta.

Laitami, 1998. Kumpulan Pantun Pernikahan Adat Melayu Nibung Hangus. (Tidak diterbitkan).

Ganie, Tajuddin Noor. 2015. Buku Induk Bahasa Indonesia: Pantun, Puisi,

Syair, Peribahasa, Gurindam dan Majas. Araska. Yokyakarta.

Pateda, Mansoer. 1986. Semantik Leksikal. Nusa indah.

Rusmana, Dadan. 2005. Tokoh dan Pemikiran Semiotik. Tazkiya Press.

Sembiring, Dermawan. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Unimed Press Medan.

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Rosdakarya. Bandung.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan

terapannya dalam penelitian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Taufik, Muhammad Ishak, dan Mohammad Mochsen. 2005. Jurnal

Pembacaan Kode Semiotika Roland Barthes Terhadap Bangunan Arsitektur Katedral Evry di Prancis Karya Mario Botta. Vol 2 No.1.

Rona Jurnal Arsitektur FT-Unhas

Gambar

Gambar 2.1 Peta tanda Roland Barthes  ....................................................

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh modelpembelajaran Discovery Learning berbantuan Geogebra terhadap pemahaman konsep

Penelitian ini dilatar belakangi marketing perusahaan merupakan ujung tombak perusahaan dalam mencari calon anggota yang sesuai dengan rencana kerja

EFEKTIVITAS KONSELING SPIRITUAL TEISTIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL MAHASISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa STKIP Singkawang Tahun Akademik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada industri tekstil dan produk tekstil berbagai provinsi di Pulau Jawa mengalami permasalahan deindustrialisasi yang terdiri atas

1). Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Meningkatkan motivasi siswa akan terdorong untuk

Memikirkan hal-hal seperti kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak inilah yang membuat tekanan darah saya naik dan kalau sudah punya masalah seperti ini, saya dan suami

Penilaian Proses :Mengamati respon, dan aktivitas selama kegiatan layanan berlangsung serta antusias siswa dalam mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok dengan topik

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan cinta kasih-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar